30
 Laporan Akhir Praktikum Rekayasa Material Modul F ANALISIS STRUKTUR MIKRO LOGAM ( MICROSTRUCTURE ANALYSIS OF METAL) oleh :  Nama : Saniy Shabrina  NIM : 13111060 Kelompok : 7 Anggota (NIM) : Yusuf Galuh (13112014) Mario Ghazali (13112049) Vera Miranda Batubara (13112064) Fadil Hidayat (13112082) Galang Erlangga (13112108) Tanggal Praktikum : 5 November 2014 Tanggal Penyeraha n Laporan : 10 November 2014  Nama As isten (NIM) : Fathimah ( 137 10029) Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material Keelompok Keahlian Ilmu dan Teknik Material Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung 2014

Analisis Struktur Mikro

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Rekayasa Material

Citation preview

  • Laporan Akhir

    Praktikum Rekayasa Material

    Modul F ANALISIS STRUKTUR MIKRO LOGAM

    ( MICROSTRUCTURE ANALYSIS OF METAL)

    oleh :

    Nama : Saniy Shabrina

    NIM : 13111060

    Kelompok : 7

    Anggota (NIM) : Yusuf Galuh (13112014)

    Mario Ghazali (13112049)

    Vera Miranda Batubara (13112064)

    Fadil Hidayat (13112082)

    Galang Erlangga (13112108)

    Tanggal Praktikum : 5 November 2014

    Tanggal Penyerahan Laporan : 10 November 2014

    Nama Asisten (NIM) : Fathimah ( 13710029)

    Laboratorium Metalurgi dan Teknik Material

    Keelompok Keahlian Ilmu dan Teknik Material

    Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara

    Institut Teknologi Bandung

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

    Dewasa ini perkembangan zaman semakin marak dan cepat mengakibatkan

    perkembangan teknologi yang semakin maju. Seiring perkembangan teknologi yang

    semakin pesat, maka dibutuhkan komponen-komponen yang mendukung perkembangan

    teknologi yang pesat tersebut, seperti halnya peyediaan logam, disadari atau tidak unsur

    logam ini sangatlah penting dalam proses pengembangan teknologi bahkan hampir

    menambah semua aspek kehidupan manusia.

    Material-material tersebut seharusnya memiliki sifat-sifat material yang

    memenuhi suatu standar yang ditentukan, salah satu sifat yang seharusnya memenuhi

    standar adalah sifat fisik suatu material, untuk menentukan sifat fisik suatu material maka

    kita memerlukan data dan analisis struktur mikro material tersebut agar material tersebut

    bisa dengan mudah kita tentukan sifat atau karakteristiknya.

    Secara umum terdapat beberapa hal yan bisa kita pelajari dari pengamatan

    struktur mikro. Diantaranya adalah gambaran distribusi fasa, pengotor, dan butir dari

    material. Selain itu kita juga dapat mengetahui bahwa setiap material memiliki struktur

    mikro yang berbeda-beda. Dengan pengetahuan yang kita miliki tentang struktur mikro

    maka dapat mempermudah kita dalam menganalisis suatu material

    Tujuan Praktikum

    1. Membandingkan struktur mikro pada spesimen uji dengan literatur yang sudah

    ada.

    2. Menentukan fenomena-fenomena yang terjadi pada struktur mikro spesimen uji.

    3. Membandingkan struktur mikro pada baja dengan kandungan karbon yang

    berbeda-beda.

    4. Membandingkan struktur mikro satu spesimen uji dengan perbesaran yang

    berbeda-beda.

  • BAB II

    TEORI DASAR

    Struktur mikro pada material sangat erat kaitannya dengan sifat pada logam tersebut.

    Pengubahan struktur mikro pada logam khususnya bisa melalui pengaturan laju

    pendinginan yang akan mengubah sifat baja dikenal dengan istilat Heat Treatment.

    Macam-macam Heat Treatment ini adalah Annealing, Quenching, Normalizing dan

    Tempering.

    Annealing

    Annealing adalah suatu proses perlakuan panas (heat treatment) yang sering

    dilakukan terhadap logam atau paduan dalam proses pembuatan suatu produk.

    Tahapan dari proses annealing ini dimulai dengan memanaskan logam (paduan)

    sampai temperatur tertentu, menahan pada temperatur tertentu tadi selama

    beberapa waktu tertentu agar tercapai perubahan yang diinginkan lalu

    mendinginkan logam atau paduan tadi dengan laju pendinginan yang cukup

    lambat. Jenis annealing itu beraneka ragam, tergantung pada jenis atau kondisi

    benda kerja, temperatur pemanasan, lamanya waktu penahanan, laju pendinginan

    (cooling rate), dll.

    Pemanasan produk setengah jadi pada suhu 850-9500C dalam waktu yang

    tertentu, lalu didinginkan secara perlahan. Proses ini berlangsung didapur

    (furnace). Butiran yang dihasilkan umumnya besar/kasar.

    Quenching

    Sistem pendinginan produk baja secara cepat dengan cara penyemprotan air pada

    pencelupan serta perendaman produk yang masih panas kedalam media air atau

    oli.

    Normalizing

    Merupakan proses perlakuan panas yang menghasilkan perlite halus,

    pendinginannya dengan menggunakan media udara, lebih keras dan kuat dari

    hasil anneal.

    Atau bisa dikatakan sebagai proses memanaskan baja sehingga seluruh fasa

    menjadi austenite dan didinginkan pada temperature suhu kamar, sehingga

    dihasilkan struktur normal dari perlit dan ferit.

  • Tempering

    Tempering dimaksudkan untuk membuat baja yang telah dikeraskan agar lebih

    menjadi liat, yaitu dengan cara memanaskan kembali baja yang telah diquench

    pada temperature antara 300F sampai dengan 1200F selama 30 sampai 60

    menit, kemudian didinginkan dengan temperatur kamar. Proses ini dapat

    menyebabkan kekerasan menjadi sedikit menurun tetapi kekuatan logam akan

    menjadi lebih kuat.

    Dalam pengamatan struktur mikro, dapat terlihat fasa-fasa dalam suatu material. Fasa

    adalah suatu daerah dimana pada rentang dan komposisi tertentu mempunyai sifat yang

    sama. Antara fasa satu dengan fasa yang lain akan dibatasi oleh batas fasa. Di dalam

    struktur mikro terdapat istilah butir, butir adalah kumpulan sel satuan yang mempunyai

    arah dan orientasi gerak yang sama yang dilihat dari arah dua dimensi. Batas butir adalah

    daerah perbatasan antara butir yang satu dengan butir yang lainnya, dimana pada daerah

    batas butir ini adalah daerah yang tidak stabil.

    Diagram Fasa Fe-C

    Gambar 2.1 Diagram Fasa Fe-C

  • Dapat dilihat bahwa pada diagram fasa di atas ada beberapa jenis fasa yaitu,

    Perlit, Bainit, Ferit, Austenit, dan Martensit. Perbedaan dari Perlit, Bainit, dan Martensit

    disebabkan karena ada variasi laju pendinginan. Laju pendinginan yang sangat cepat akan

    menghasilkan Martensit, laju pendinginan yang cukup cepat tetapi tidak mampu

    menghasilkan Martensit akan membentuk Bainit, sedangkan laju pendinginan yang

    lambat akan membentuk Perlit. Tabel di bawah ini menunjukkan struktur mikro dari

    beberapa fasa yang telah disebukan di atas :

    Martensit

    Perlit

    Bainit

    Austenit

    Ferit

  • Untuk dapat melihat struktur mikro dari suatu material khususnya logam kita bisa

    menggunakan teknik Metallography. Metallography adalah ilmu yang mempelajari

    karakteristik, struktur dari suatu logam atau paduan. Teknik Metallography ini ada

    beberapa tahapan, yaitu :

    Sectioning

    Spesimen uji dipotong dengan ukuran tertentu

    Mounting

    Pemberian resin pada spesimen uji disekelilingnya agar material tersebut bisa

    dipegang.

    Grinding, Polishing & Etching

    Menghaluskan permukaan material dengan menggunakan grinding dan polishing,

    grinding yaitu dengan menggunakan amplas sedangkan polishing dengan

    menggunakan kain beludru, pasta gigi yang mengandung alumina atau silica.

    Etching adalah proses pencelupan material pada zat kimia tertentu biasanya

    adalah larutan etsa, yang berfungsi untuk membentuk kontur pada permukaan

    material.

    Observing

    Mengamati struktur mikro pada spesimen uji dengan menggunakan mikroskop

    optik.

  • BAB III

    DATA PERCOBAAN

    3.1 Prosedur Praktikum

    3.2 Tabel Hasil percobaan

    No Nama

    Spesimen Struktur Mikro

    Literatur

    1 Alumuni

    um 2024

    2

    Alumuni

    um

    Murni

    Mengamati struktur mikro suatu logam dengan cara mengatur-ngatur perbesaran pada mikroskop dan mengatur fokus serta pencahayannya

    Mempersiapkan mikroskop optik yang terhubung dengan komputer yang mempunyai aplikasi dino capture untuk melihat struktur mikro suatu logam

    Mempersiapkan spesimen yang ingin dilihat struktur mikronya

  • 3

    Alumuni

    um

    dengan

    Produk

    Ekstrusi

    (Al Mg

    Si)

    4

    Baja

    Karbon

    Rendah

    5

    Baja

    Karbon

    Tinggi

    6

    Baja

    Karbon

    Medium

  • 7

    Baja

    yang

    Dilapisi

    Cr

    8

    Baja

    yang

    Dilapisi

    Zn

    9

    Baja

    yang

    Dilapisi

    Mangan

    10

    Baja

    Tahan

    Karat

    Austeniti

    k (304)

  • 11

    Baja

    Tahan

    Karat

    Austeniti

    k

    (Duflex)

    12

    Baja

    Tahan

    Karat

    Austeniti

    k atau

    Duplex

    13 Besi Cor

    Kelabu

    14 Besi Cor

    Mellable

  • 15 Besi Cor

    Nodular

    16 Besi Cor

    Putih

    17

    Billet

    Alumuni

    um

    18

    Inconel

    Ni Super

    Alloy

    19

    Kuningan

    atau

    Brass

  • 20

    Struktur

    Baja

    Lasan

    SMAW

    (daerah

    HAZ

    Columnar

    )

    21

    Struktur

    Baja

    Lasan

    Friction

    Weld

    22

    Struktur

    Lasan

    Baja

    SMAW

    23

    Struktur

    Lasan

    Baja

    Austeniti

    k (304)

    24 Tembaga

  • BAB IV

    ANALISIS DATA

    Pada data dan hasil pengolahan data, terdapat 24 jenis spesimen yang dilihat struktur

    mikronya. Masing-masing spesimen mempunyai struktur mikro yang berbeda-beda yang

    akan dibahas perkelompok pada tabel di bawah ini :

    Baja Karbon

    Baja Karbon Rendah (40X) Baja Karbon Medium (40X) Baja Karbon Tinggi (40X)

    Batas butir sangat jelas

    terlihat, fasa didominasi

    oleh austenit dan sedikit

    bainit.

    Kandungan karbonnya

    adalah 0-0.25%

    Pada hasil mikroskop optic

    terlihat bahwa ferit adalah

    yang berwarna putih dan

    pearlite yang berwarna

    gelap. Paduan baja karbon

    rendah relatif lunak tetapi

    memiliki keuletan dan

    ketangguhan yang tinggi.

    Terlihat bercak hitam yang

    menandakan keberadaan

    ferrit pada struktur mikro

    tersebut

    Kandungan karbonnya

    adalah 0.25-0.6%

    Pada gambar makin terlihat

    perlit yang berwarna hitam.

    Terdapat juga fasa 1 yang

    sempat menginti dan

    tumbuh. Baja karbon

    medium memiliki mampu

    keras yang rendah.

    Biasanya digunakan untuk

    profil.

    Batas butir menjadi sulit

    terlihat, fasa didominasi

    oleh pearlite dan sedikit

    cementite. Kandungan

    karbonnya adalah 0.6-1.4%

    Struktur perlit terlihat

    semakin banyak dan jelas.

    Karena kadar karbonnya

    tinggi, kekerasan baja

    karbon tinggi melebihi baja

    karbon lainnya

    (diasumsikan laju

    pendinginan berlangsung

    lambat). Biasanya

    digunakan untuk baja

    perkakas rel kereta api.

  • Jika dibandingkan dengan literatur yang terdapat pada bab 3 di atas, maka baja karbon

    yang paling mendekati literatur adalah baja karbon tinggi, sebenarnya jika dilihat secara

    sekilas ketiga struktur mikro tersebut tidak berbeda jauh dengan literatur, tetapi karena

    pencahayaan yang kurang, dan pemosisian yang tidak sama maka struktur mikro menjadi

    tidak sama, dan perbedaan perbesaran yang terdapat pada literatur dan pada hasil

    menggunakan mikroskop optik juga berbeda.

    Dibandingkan dengan spesimen baja yang tidak dietsa :

    Tembaga

    Tembaga Tembaga Hasil Annealing Fenomena Twinning

    Tembaga yang belum

    dilakukan proses Annealing

    memiliki batas butir yang

    lebih jelas bila dibndingkan

    dengan tembaga hasil

    proses Annealing.

    Fenomena twinning terlihat

    lebih jelas bila

    dibandingkan dengan

    tembaga yang telah

    dilakukan proses annealing.

    Tembaga ada fasa bainit

    dan perlit.

    Tembaga yang telah

    dilakukan proses Annealing

    memiliki batas butir yang

    tidak sejelas tembaga yang

    belum dilakukan proses

    Annealing. Fenomena

    twinning juga menjadi lebih

    tidak jelas bila

    dibandingkan dengan

    tembaga yang belum

    dilakukan proses Annealing.

    Bagian yang dilingkari di

    atas menunjukkan

    fenomena twinning.

    Twinning adalah 2 garis

    sejajar yang membentuk

    cermin.

  • Paduan Alumunium

    Alumunium 2024 (40X) Alumunium Murni (40X) Alumunium Produk

    Ekstrusi (Al Mg Si) (40X)

    Daerah terang merupakan

    larutan padat Aluminium.

    Daerah gelapnya

    merupakan unsur paduan

    lainnya. Pada Alumunium

    2024 terdapat fenomena

    cladding, cladding adalah

    ikatan antara logam logam

    yang berbeda.

    Aluminium murni 100%

    tidak memiliki kandungan

    unsur apapun selain

    aluminium itu sendiri.

    Alumunium Produk

    Esktrusi (Al Mg Si)

    mempunyai struktur mikro

    yang berbeda bila

    dibandingkan dengan

    Alumunium 2024 dan

    alumunium murni,

    Besi Cor

    Besi Cor Kelabu Besi Cor Mellable Besi Cor Nodular Besi Cor Putih

    Permukaan patahan

    pada besi cor kelabu

    berwarna kelabu.

    Besi cor kelabu

    memiliki grafit

    berbentuk serpih,

    sehingga memiliki

    konsentrasi

    tegangan pada

    Besi cor malleable

    adalah besi cor

    putih yang telah

    mengalami

    perlakuan panas

    dengan suhu

    berkisar antara 800-

    900 C,

    menyebabkan

    Bentuk nodular ini

    (bulat) akan

    menyebabkan

    struktur mikro jenis

    ini menjadi ulet. Hal

    ini bisa disebabkan

    karena bentuk

    nodular yang bulat.

    Matriksnya bisa

    Besi cor putih

    memiliki kekerasan

    yang tinggi

    dibandingkan besi

    cor lainnya.

    Terdapat fasa

    pearlite dan fasa

    Fe3C.

    White cast iron

  • ujung-ujung

    grafitnya yang

    mengakibatkan

    internal strength

    naik kekerasan

    dan kekuatan

    meningkat. Dapat

    terlihat struktur

    grafit yang

    berwarna hitam

    dengan matriks

    ferit.

    penguraian sementit

    menjadi grafit. Pada

    gambar dari literatur

    ataupun hasil

    pengamatan, terlihat

    jelas struktur

    grafitnya yang

    berwarna hitam.

    Pada gambar juga

    terlihat bahwa

    matriksnya adalah

    ferit.

    berupa perlit atau

    ferit, tetapi pada

    gambar terlihat

    bahwa matriksnya

    adalah ferit. Butit-

    butir terlihat lebih

    jelas pada besi cor

    nodular

    dibandingkan

    dengan besi cor

    jenis lainnya.

    memiliki sifat yang

    sangat keras, dan

    getas. Besi cor jenis

    ini memiliki wear

    resistance yang

    cukup tinggi.

    Baja Tahan Karat Austenitik

    Baja Tahan Karat

    Austenitik (304)

    Baja Tahan Karat

    Austenitik (Duflex)

    Baja Tahan Karat

    Austenitik atau Duplex

    Baja Tahan Karat

    Austenitik rentan terhadap

    cracking ketika dilakukan

    pengelasan dalam

    temperatur yang tinggi.

    Baja Tahan Karat

    Austenitik (Duflex)

    mempunyai fasa austenite

    dan fasa ini hampir

    menyerupai dengan

    austenisasi pada temperatur

    1000 C. Gambar

    austenisasi pada

    temperature 1000 C bisa

    dilihat pada Bab II, Teori

    Dasar.

    Baja Tahan Karat

    Austenitik atau Duplex

    mengandung fasa Austenit

    dan sedikit fasa Bainit,

    batas butir terlihat lebih

    jelas bila dibandingkan

    dengan baja tahan karat

    Austenitik (Duflex).

  • Baja yang Dilapisi

    Baja Karbon yang

    Dilapisi Cr

    Baja Karbon yang

    Dilapisin Zn

    Baja Paduan Mangan

    (Mn)

    Pada struktur mikro baja

    yang dilapisi dengan Cr,

    seharusnya diletakkan pada

    bagian sisi tepinya, yaitu

    sisi dimana pertemuan

    antara baja dan Cr, hal yang

    diteliti di atas adalah

    struktur mikro pada daerah

    yang telah di gerinda

    sehingga tidak tampak

    perbedannya, seharusnya

    bisa terlihat fasa-fasa pada

    daerah penempelan antara

    baja dan Cr.

    Pada struktur mikro baja

    yang dilapisi Zn terlihat Zn

    hanya menempati bagian

    permukaan dari base metal.

    Perbedaan antara hasil

    mikroskop dengan literatur

    diakibatkan oleh perbedaan

    pembesaran pada

    mikroskop. Pada literatur

    terlihat lebih jelas struktur

    struktur mikro disekitar

    permukaan base metal yang

    dilapisi Zn.

    Karena kesalahan

    penempatan spesimen,

    maka tidak terlihat proses

    pelapisannya.

    Struktur mikro ini terletak

    pada daerah paduan manhan

    dan baja. Terlihat jelas

    bahwa ada bagian yang

    terpisahkan antara baja dan

    logam paduannya pada

    gambar di atas.

    Disebut baja paduan jika

    elemen pemadu yang

    terkandung didalamnya

    mencapai 0.8 %.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    KESIMPULAN

    1. Hasil perbandingan dari spesimen uji dengan literatur adalah sebagai berikut :

    Alumunium 2024

    Spesimen Uji Literatur

    Hasil perbandingan antara spesimen uji dan literature berbeda karena perbesaran

    yang dilakukan pada literature dengan spesimen uji berbeda, pada literatur

    perbesaran tidak dilakukan sebesar perbesaran yang dilakukan pada spesimen uji

    yaitu mencapai 40X.

    Alumunium dengan Produk Ekstrusi (Al Mg Si)

    Spesimen Uji Literatur

    Hasil perbandingan antara spesimen uji dan literature berbeda, pada literature

    yang didapatkan dapat terlihat bahwa fasa-fasa yang terlihat tidak begitu fokus

    sehingga sulit dibandingkan dengan spesimen uji.

  • Baja Karbon Rendah

    Spesimen Uji Literatur

    Baja karbon rendah bila dibandingkan dengan literatur telah sama, pada baja

    karbon rendah ini mengandung fasa austenit dan sedikit bainit.

    Baja Karbon Medium

    Spesimen Uji Literatur

    Baja karbon medium bila dibandingkan dengan literature telah sama, hanya saja

    dalam pencahayannya masih kurang.

    Baja Karbon Tinggi

    Spesimen Uji Literatur

    Pada baja karbon tinggi, hasil mikroskop hampir sama walaupun terlihat ada

    perbedaan dengan setting kontras antara mikroskop dengan literatur. Struktur

    perlit terlihat semakin banyak dan jelas. Karena kadar karbonnya tinggi,

    kekerasan baja karbon tinggi melebihi baja karbon lainnya (diasumsikan laju

  • pendinginan berlangsung lambat). Biasanya digunakan untuk baja perkakas rel

    kereta api.

    Baja yang Dilapisi Zn

    Spesimen Uji Literatur

    Pada baja yang dilapisi dengan Zn, pada hasil foto dengan menggunakan

    mikroskop optik seharusnya posisi lebih ke arah pelapisannya, sedangkan yang

    dilakukan pada saat praktikum adalah hasil foto pada daerah tengah sehingga

    perbedaannya tidak begitu terlihat.

    Besi Cor

    Spesimen Uji

    Literatur

    Besi Cor Kelabu Besi Cor Melleable Besi Cor Nodular Besi Cor Putih

    Besi cor kelabu bila dibandingkan dengan literatur lebih banyak terlihat struktur

    martensitnya bila dibandingkan dengan spesimen uji. Pada besi cor malleable

    hasil spesimen uji dan literatur hampir sama. Pada besi cor nodular, karena

    perbesaran pada literatur lebih kecil bila dibandingkan dengan spesimen uji,

  • maka graphite nodular yang terlihat akan lebih banyak pada literatur. Sedangkan

    pada besi cor putih struktur mikronya hampir mendekati dengan literatur.

    2. Fenomena-fenomena yang terjadi dapat terlihat jelas pada tembaga dan

    Alumunium 2024. Yaitu pada tembaga adanya fenomena twinning dan pada

    Alumunium 2024 adanya fenomena cladding.

    Twinning adalah 2 garis sejajar yang membentuk cermin.

    Cladding adalah ikatan antara dua jenis logam yang berbeda.

    3. Membandingkan struktur mikro pada baja dengan kandungan karbon yang

    berbeda-beda.

    Baja Karbon Rendah Baja Karbon Medium Baja Karbon Tinggi

    Batas butir sangat jelas

    terlihat, fasa didominasi

    oleh austenit dan sedikit

    bainit.

    Kandungan karbonnya

    adalah 0-0.25%

    Pada hasil mikroskop

    optic terlihat bahwa ferit

    adalah yang berwarna

    putih dan pearlite yang

    berwarna gelap. Paduan

    baja karbon rendah

    relatif lunak tetapi

    memiliki keuletan dan

    ketangguhan yang tinggi.

    Terlihat bercak hitam

    yang menandakan

    keberadaan ferrit pada

    struktur mikro tersebut

    Kandungan karbonnya

    adalah 0.25-0.6%

    Pada gambar makin

    terlihat perlit yang

    berwarna hitam. Terdapat

    juga fasa 1 yang sempat

    menginti dan tumbuh.

    Baja karbon medium

    memiliki mampu keras

    yang rendah. Biasanya

    digunakan untuk profil.

    Batas butir menjadi sulit

    terlihat, fasa didominasi

    oleh pearlite dan sedikit

    cementite. Kandungan

    karbonnya adalah 0.6-

    1.4%

    Struktur perlit terlihat

    semakin banyak dan

    jelas. Karena kadar

    karbonnya tinggi,

    kekerasan baja karbon

    tinggi melebihi baja

    karbon lainnya

    (diasumsikan laju

    pendinginan berlangsung

    lambat).

  • 4. Membandingkan struktur mikro satu spesimen uji dengan perbesaran yang

    berbeda-beda.

    Perbesaran yang berbeda-beda dilakukan pada baja karbon rendah :

    5X 10X 20X 40X 100X

    Semakin besar perbesaran yang dilakukan maka akan semakin terlihat jelas batas

    butir yang terjadi pada baja karbon rendah sehingga kita bisa memandingkan

    dengan lebih jelas ukuran butirnya dengan parameter posisi yang digunakan.

    SARAN

    1. Sebaiknya proses metallografi dilakukan dari awal agar praktikan memahami

    proses-proses metallografi dengan baik.

    2. Sebaiknya literature diberikan oleh asisten agar semua memicu pada literatur

    yang sama.

  • DAFTAR PUSTAKA

    1. Dieter,G.E., Mechanical metallurgy,Second Ed, Mc Graw Hill,New York,

    1986.

    2. http://idrusme.blogspot.com/2011/11/metalografi.html

    3. Callister Jr., William D., Materials Science and Engineering, An Introduction,

    7th Ed, John Willey & Sons Inc., New York, 2007

    4. http://ardra.biz/wp-content/uploads/2012/06/Pengaruh-Deformasi-Terhadap-

    Struktur-Mikro-Baja.jpg

    5. http://hapli.wordpress.com/forum-ferro/besi-cor/

    6. http://www.academia.edu/6844467/PENGARUH_PERLAKUAN_PANAS_TER

    HADAP_STRUKTUR_MIKRO_LOGAM_ST_60

  • LAMPIRAN

    Rangkuman

    1. Struktur mikro sangat erat kaitannya dengan sifat dan karakteristik suatu

    material, struktur mikro dapat berubah-ubah dengan adanya proses perlakuan

    panas atau Heat Treatment antara lain adalah Annealing, Tempering, Normalizing

    dan Quenching.

    2. Diagram Fasa Fe-C beserta struktur mikro yang terjadi :

    Fasa-fasa yang banyak terjadi adalah dalam bentuk Martensit, Perlit, Ferit, Bainit

    dan Austenit. Ada titik penting di diagram fasa Fe-C yaitu titik eutectoid dan titik

    proetectoid.

    Titik eutectoid adalah titik dimana satu fasa cair berubah menjadi 2 fasa padat,

    sedangkn titik eutectoid adalah titik dimana satu fasa padat berubah menjadi 2

    fasa padat yang lain.

    Fasa perlit merupakan sebuah fasa yang terdiri dari + Fe3C, dan fasa ledeburit

    adalah sebuah fasa yang terdiri dari Fe3C.

    3. Kandungan unsur C pada baja karbon rendah, medium, dan tinggi berbeda-beda,

    yaitu baja karbon rendah (0-0,25%), baja karbon medium (0,25-0.6%) dan baja

    karbon tinggi (0.6-1.4%). Semakin tinggi kandungan unsur C nya maka akan

  • semakin banyak martensit yang terbentuk sehingga material akan semakin keras

    dan getas.

    4. CCT pada baja Eutectoid, Hypoeutectoid, dan Hypereutectoid

    5. Macam-macam jenis besi cor

  • Tugas Setelah Praktikum

    1. Apa yang dimaksud dengan Dendrit (Dendrite), Segregasi (Segregation) dan

    Inklusi (Inclusion)!

    Dendit adalah struktur berbentuk jarum yang terjadi akibat pendinginan di

    permukaan butir lebih cepat dan pertumbuhannya mengikuti laju pendinginan,

    dan dendrit menyebabkan terjadinya segregasi.

    Segregasi adalah ketidak-homogenan komposisi karena adanya keterlambatan

    pembekuan.

    Inklusi adalah unsur-unsur pengotor yang terdapat di dalam material

    2. Apa perbedaan dari Martensit dan Bainit, serta perbedaan Perlit dan Ledeburit!

    Martensit lebih keras dibandingkan bainit. Martenist dihasilkan dengan laju

    pendinginan yang lebih cepat dibandingkan bainit. Dalam pembentukan

    martensit mekanisme yang terjadi adalah mekanisme geser, dan dengan proses

    pendinginan kontinu, dapat dilihat pada diagram CCT. Fasa bainit terbentuk

    dengan mekanisme difusi, dan didapat dengan proses transformasi fasa

    isotermal, dapat dilihat dari diagram TTT.

    Perlit merupakan suatu fasa padat yang dihasilkan dari fasa padat juga, sesuai

    reaksi fasa berikut : + Fe3C

    Ledeburit merupakan suatu fasa padat yang dihasilkan dari fasa liquid, sesuai

    dengan reaksi : L Fe3C

    3. Apakah Proses Cold Working seperti pengerolan, berpengaruh terhadap

    perubahan struktur mikro? Jelaskan!

    Ya,

    Butir mengalami perubahan bentuk karena adanya strainhardening

    Terjadinya distorsi kisi

    Terjadinya twinning

    4. Apa yang dimaksud dengan Carburizing dan bagaimana pengaruhnya terhadap

    struktur mikro dan sifat mekanik baja?

    Carburizing adalah proses untuk menaikkan konsentrasi karbon pada permukaan

    baja dengan cara memanaskan sampai temperatur tertentu di dalam atmosfer

    yang kaya akan gas hidrokarbon, seperti metana (CH4). Tujuannya adalah untuk

    meningkatkan kekerasan pada permukaan baja. Carburizing menyebabkan

  • bertambahnya jumlah cementite pada struktur mikro. Jika diamati dengan

    mikroskop, akan terlihat banyak butir hitam.

    Tugas Tambahan

    1. Apa itu twinning dan cladding?

    Twinning adalah 2 garis sejajar yang membentuk cermin.

    Cladding adalah ikatan antara logam yang berbeda.

    2. Tipe besi cor bisa di dapat dari apa?

    Besi cor merupakan paduan Besi-Karbon dengan kandungan C diatas 2% (pada

    umumnya sampai dengan 4%). Paduan ini memiliki sifat mampu cor yang sangat

    baik Namun memiliki elongasi yang relatif rendah. Oleh karenanya proses

    pengerjaan bahan ini tidak dapat dilakukan melalui proses pembentukan,

    melainkan melalui proses pemotongan (permesinan) maupun pengecoran.

    Besi cor merupakan paduan antara unsur besi (Fe), mangan (Mg), Phospor (P)

    dan Sulfur (S), serta Silicon (Si).

    3. Bandingkan semua baja karbon, besi cor, dll!

    Baja Karbon

    Baja Karbon Rendah Baja Karbon Medium Baja Karbon Tinggi

    Batas butir sangat jelas Terlihat bercak hitam Batas butir menjadi sulit

  • terlihat, fasa didominasi

    oleh ferit dan sedikit

    pearlite.

    Kandungan karbonnya

    adalah 0-0.25%

    Pada hasil mikroskop

    optic terlihat bahwa ferit

    adalah yang berwarna

    putih dan pearlite yang

    berwarna gelap. Paduan

    baja karbon rendah

    relatif lunak tetapi

    memiliki keuletan dan

    ketangguhan yang tinggi.

    yang menandakan

    keberadaan ferrit pada

    struktur mikro tersebut

    Kandungan karbonnya

    adalah 0.25-0.6%

    Pada gambar makin

    terlihat perlit yang

    berwarna hitam.

    Terdapat juga fasa 1

    yang sempat menginti

    dan tumbuh. Baja karbon

    medium memiliki

    mampu keras yang

    rendah. Biasanya

    digunakan untuk profil.

    terlihat, fasa didominasi

    oleh pearlite dan sedikit

    cementite. Kandungan

    karbonnya adalah 0.6-

    1.4%

    Struktur perlit terlihat

    semakin banyak dan

    jelas. Karena kadar

    karbonnya tinggi,

    kekerasan baja karbon

    tinggi melebihi baja

    karbon lainnya

    (diasumsikan laju

    pendinginan berlangsung

    lambat). Biasanya

    digunakan untuk baja

    perkakas rel kereta api.

    Jika dibandingkan dengan literatur yang terdapat pada bab 3 di atas, maka baja

    karbon yang paling mendekati literatur adalah baja karbon tinggi, sebenarnya jika

    dilihat secara sekilas ketiga struktur mikro tersebut tidak berbeda jauh dengan

    literatur, tetapi karena pencahayaan yang kurang, dan pemosisian yang tidak

    sama maka struktur mikro menjadi tidak sama, dan perbedaan perbesaran yang

    terdapat pada literatur dan pada hasil menggunakan mikroskop optik juga

    berbeda.

    Besi Cor

    Besi Cor Kelabu Besi Cor

    Mellable Besi Cor Nodular Besi Cor Putih

    Permukaan Besi cor malleable Bentuk nodular ini Besi cor putih

  • patahan pada besi

    cor kelabu

    berwarna kelabu.

    Besi cor kelabu

    memiliki grafit

    berbentuk serpih,

    sehingga

    memiliki

    konsentrasi

    tegangan pada

    ujung-ujung

    grafitnya yang

    mengakibatkan

    internal strength

    naik kekerasan

    dan kekuatan

    meningkat. Dapat

    terlihat struktur

    grafit yang

    berwarna hitam

    dengan matriks

    ferit.

    adalah besi cor

    putih yang telah

    mengalami

    perlakuan panas

    dengan suhu

    berkisar antara

    800-900 C,

    menyebabkan

    penguraian

    sementit menjadi

    grafit. Pada

    gambar dari

    literatur ataupun

    hasil pengamatan,

    terlihat jelas

    struktur grafitnya

    yang berwarna

    hitam. Pada

    gambar juga

    terlihat bahwa

    matriksnya adalah

    ferit.

    (bulat) akan

    menyebabkan

    struktur mikro

    jenis ini menjadi

    ulet. Hal ini bisa

    disebabkan karena

    bentuk nodular

    yang bulat.

    Matriksnya bisa

    berupa perlit atau

    ferit, tetapi pada

    gambar terlihat

    bahwa matriksnya

    adalah ferit. Butit-

    butir terlihat lebih

    jelas pada besi cor

    nodular

    dibandingkan

    dengan besi cor

    jenis lainnya.

    memiliki

    kekerasan yang

    tinggi

    dibandingkan besi

    cor lainnya.

    Terdapat fasa

    pearlite dan fasa

    Fe3C.

    White cast iron

    memiliki sifat

    yang sangat keras,

    dan getas. Besi

    cor jenis ini

    memiliki wear

    resistance yang

    cukup tinggi.