Analisis Tahap Perkembangan Objek Wisata Unggulan Di Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Kuliah Lapang 3

Citation preview

  • Analisis Tahap Perkembangan Objek Wisata Pantai Unggulan di

    Kecamatan Pujut, Lombok Tengah

    Qorina Putri Tsani 1

    1 Mahasiswi Departemen Geografi, Universitas Indonesia,

    2012; NPM 1206242704; [email protected]

    Abstrak. Kecamatan Pujut memiliki berbagai potensi wisata mulai dari wisata alam, wisata

    budaya, maupun wisata ekonomi kreatif. Objek wisata yang berada di Kecamatan Pujut lebih

    didominasi oleh wisata pantai sehingga dalam publikasi Identifikasi dan Kajian Pengelolaan

    Objek Wisata Unggulan yang diterbitkan oleh Bidang Pembangunan Dinas Pariwisata

    Kabupaten Lombok Tengah ditetapkan beberapa wisata pantai unggulan di Kecamatan Pujut

    yang meliputi Pantai Kuta, Pantai Tanjung Aan, Pantai Mawun, dan Pantai Gerupuk. Penelitian

    ini dilakukan melalui observasi lapang dan wawancara yang dilanjutkan dengan

    pengelompokan tahap perkembangan objek wisata menurut teori Burton. Kemudian

    dilakukan analisis keruangan dengan metode komparatif antar objek wisata. Hasil analisis

    menunjukkan bahwa tahap perkembangan objek wisata pantai unggulan di Kecamatan Pujut

    berada pada tahap 3 atau tahap development. Dimana pada tahap ini jumlah pengunjung

    yang datang ke objek wisata mulai melonjak dengan skala besar dan tersedianya akses yang

    memadai menuju objek wisata sehingga investasi dari luar sudah mulai masuk.

    Kata Kunci : pariwisata, perkembangan objek wisata, wisata pantai, teori Burton, analisis keruangan

    1. Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang

    Sektor pariwisata memainkan peran yang sangat penting dalam

    pembangunan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap PDB dan

    lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Sektor pariwisata

    memberikan kontribusi 11,8% terhadap PDB Indonesia dan 14,66% terhadap total

    lapangan kerja (Kompas News 2012). Berbagai macam jenis wisata ditampilkan di

    Indonesia seperti, objek wisata alam, wisata bahari, agrowisata, wisata seni dan

    budaya, serta jenis wisata lainnya yang bisa dinikmati.

    Salah satu daerah yang memiliki prospek perkembangan pariwisata di

    Indonesia yaitu Lombok-Nusa Tenggara Barat (NTB). Pada tahun 2010, jumlah

    wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok sampai bulan November mencapai

    angka 662.717 orang dan sebanyak 91,5 persen dari jumlah tersebut mengatakan

    akan kembali ke Lombok. Dari jumlah tersebut dapat dilihat bahwa sektor

    pariwisata telah berhasil membantu perekonomian daerah Lombok

    (lomboknews.com/2010). Jumlah kunjungan wisatawan pada lima tahun terakhir

    memberikan dampak terhadap perkembangan pariwisata di Pulau Lombok.

    Pesatnya pertumbuhan pariwisata Lombok dengan daya tarik wisata yang

  • beragam, membuat jumlah kunjungan wisatawan di Lombok terus mengalami

    peningkatan tiap tahunnya.

    Kecamatan Pujut merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok

    Tengah yang mengalami pertumbuhan cukup pesat, hal ini dikarenakan

    Kaecamatan Pujut memiliki berbagai macam pilihan pariwisata yang beragam

    dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Beberapa pariwisata yang ditawarkan di

    Kecamatan Pujut diantaranya Wisata Bahari, Wisata Alam, Wisata Budaya, dan

    Wisata Industri. Jenis-jenis wisata tersebut tersebar di seluruh desa yang ada di

    Kecamatan Pujut. Namun sektor unggulan yang menyumbang peranan besar

    dalam pendapatan daerah di Kecamatan Pujut adalah wisata pantai. Untuk

    mempertahankan dan menambah jumlah kunjungan wisatawan pada tahun

    berikutnya, diperlukan adanya perencanaan pariwisata. Perancanaan pariwisata

    ini sangat dipengaruhi oleh tahap perkembangan dari objek wisata di suatu

    tempat. Oleh karena itu, mengetahui tahap perkembangan dari tiap objek wisata

    dan mengetahui seberapa jauh perkembangan fasilitas-fasilias yang dipengaruhi

    oleh suatu objek wisata sangat penting, karena dalam menangani objek wisata di

    suatu tempat tidak bisa disamakan dengan tempat lainnya.Dengan mengetahui

    tahap perkembangan dari suatu objek wisata dan pengaruh pariwisata terhadap

    perkembangan fasilitas-fasilitas di lingkungan sekitar objek wisata, perencanaan

    pariwisata dapat disusun dengan lebih terarah.

    Penelitian mengenai tahap perkembangan objek wisata ini dilakukan di

    Kecamatan Pujut, Lombok Tengah dan objek wisata yang akan diteliti adalah objek

    wisata pantai unggulan Kecamatan Pujut, yaitu Pantai Kuta, Pantai Tanjung Aan,

    dan Pantai Gerupuk.

    1.2 Rumusan Masalah

    Setiap objek wisata memiliki karakteristik yang berbeda yang disebabkan

    oleh perbedaan faktor fisik dan faktor non fisik dari lokasi objek tersebut. Hal ini

    akan berpengaruh pada fasilitas-fasilitas yang diberikan dan tentunya akan

    berpengaruh pula terhadap perkembangan objek wisata. Tahap perkembangan

    yang berbeda ini harus dianalisa lebih dalam segingga objek wisata tersebut dapat

    lebih dikembangkan dengan perencanaan pariwisata yang lebih terarah. Oleh

    karena itu muncul pertanyaan :

    - Sudah sampai tahap mana perkembangan objek wisata pantai unggulan di

    Kecamatan Pujut, Lombok Tengah?

    - Sejauh mana fasilitas-fasilitas pariwisata berkembang akibat objek wisata

    tersebut?

  • 1.3 Tujuan

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap perkembangan objek

    wisata pantai unggulan di Kecamatan Pujut, Lombok Tengah dan mengetahui

    seberapa jauh fasilitas pariwisata yang berkembang akibat objek wisata tersebut.

    1.4 Batasan Wilayah

    Tahap perkembangan objek wisata adalah tahapan pertumbuhan suatu objek

    wisata yang diukur melalui jumlah pengunjung, fasilitas, dan pengelola objek

    wisata

    Site attraction merupakan kondisi alam yang dimiliki suatu tempat yang

    menjadi daya tarik untuk kegiatan wisata

    Event attraction adalah kegiatan yang diagendakan oleh pengelola objek

    wisata secara berkala atau setiap hari dengan tujuan menarik perhatian

    wisatawan

    Jumlah pengunjung atau jumlah wisatawan adalah jumlah keseluruhan orang

    yang datang ke objek wisata unggulan di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok

    Tengah pada tahun 2014

    Aksesibilitas adalah saran dan prasaran yang memudahkan wisatawan untuk

    mencapai suatu objek wisata. Sarananya adalah ketersediaan angkutan umum

    menuju lokasi wisata dan prasarananya adalah kelas jalan.

    Fasilitas Sekunder adalah bangunan yang bukan merupakan daya tarik utama

    wisata, akan tetapi digunkan untuk memenuhi kebutuhan utama wisatawan

    seperti makan, menginap dan membeli cinderamata (Jansen dalam Burton,

    1995)

    Fasilitas kondisional adalah bangunan dan kelengkapan fasilitas yang

    digunakan oleh pengunjung untuk memenuhi kebutuhan tambahan dalam

    melakukan kegiatan wisata

    Kelembagaan merupakan pihak pengelola objek wisata di Kecamatan Pujut,

    Kabupaten Lombok Tengah. Kelembagaan ini dapat berupa lembaga yang

    dijalankan oleh instansi pemerintah, swasta, atau masyarakat yang bertempat

    tinggal di sekitar lokasi objek wisata di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok

    Tengah

    2. Tinjauan Pustaka

    a. Pariwisata

    Istilah Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua

    suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali, berputar-putar,

    sedangkan wisata berarti perjalanan ataubepergian yang dalam hal ini sinonim

  • dengan kata travel dalambahasa Inggris (Oka. A Yoeti, 1982: 103). Pariwisata

    merupakankegiatan yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan kenikmatan

    atau kepuasan (Sujali : 1989: 21).

    Menurut Soekadijo pariwisata adalah segala kegiatan dalam masyarakat

    yang berhubungan dengan wisatawan. Semuakegiatan pembangunan hotel,

    pemugaran cagar budaya, pembuatanpusat rekreasi, penyelenggaraan pekan

    pariwisata, penyediaanangkutan dan sebagainya semua itu dapat disebut

    kegiatan pariwisatasepanjang dengan kegiatan-kegiatan itu semua dapat

    diharapkan parawisatawan akan datang (Soekadijo, 1997: 2).

    UU Kepariwisataan No.10 Tahun 2009 menyebutkan,Pariwisata adalah

    berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan

    yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

    daerah.. Pariwisata sering dipersepsikan sebagai wahana untuk meningkatkan

    pendapatan, terutama meningkatkan pendapatan pemerintah, khusunya

    perolehan devisa, sehingga pembangunan lebih bersifat ekonomi sentris dan

    berorientasi terhadap pertumbuhan. Karena jumlah perolehan devisa ditentukan

    oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama kunjungan wisatawan

    mancanegara maupun lokal.

    Kegiatan pariwisata tidak lepas dengan produk wisata. Produk wisata

    adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan dirasakan atau dinikmati

    semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya sampai ke daerah tujuan wisata

    yang dipilihnya dan sampai kembali ke rumah dimana ia berangkat semula

    (Suswantoro, 2007:75).

    b. Produk Pariwisata

    Produk wisata merupakan salah satu obyek penawaran dalam pemasaran

    pariwisata. Produk pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri 3 bagian

    (Oka A. Yoeti, 2002:211) :

    1. Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang

    dibayangkan oleh wisatawan

    2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha

    pengolahan makanan, parkir, trasportasi, rekreasi dan lain-lain.

    3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.

    Mason (2000:46) dan Poerwanto (1998:53) telah membuat rumusan tentang

    komponen-komponen produk wisata yaitu :

    A. Atraksi

    Atraksi atau objek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong

    kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata. Menurut Undang-

  • Undang nomor 9 tahun 1990 pasal 1, objek dan daya tarik wisata adalah

    segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

    B. Aksesbilitas

    Aksesibilitas adalah kemudahan bergerak dari suatu tempay ke tempat lain

    dalam suatu wilayah. Aksesibilitas dapat mempengaruhi biaya, kelancaran

    dan kenyamanan seorang wisatawan dalam menempuh suatu araksi. Dalam

    pariwisata, aksesibilitas dapat diukur melalui :

    1. Infrastruktur

    2. Kondisi dan kelas jalan

    3. Jangkauan dari sarana transportasi umum

    4. Waktu tempuh dari pusat kota ke suatu atraksi

    C. Amenities/Fasilitas

    Jumlah dan jenis fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Fasilitas

    memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam menikmati kegiatan wisata

    yang dilakukan. Dalam pariwisata, fasilitas dapat berupa :

    1. Akomodasi meliputi hotel, homestay, villa, dan sebagainya

    2. Tempat makan, dapat berupa restoran atau makanan cepat saji

    3. Transportasi di suatu atraksi, dapat berupa penyewaan kendaraan atau

    transportasi umum di sekitar atraksi

    4. Retail outlet, dapat berupa toko, agen perjalanan, atau toko souvenir

    5. Kantor informasi wisata

    6. Fasilitas keamanan

    7. Fasilitas kesehatan

    c. Geografi Pariwisata

    Dalam perspektif spasial, pariwisata merupakan sesuatu yang berhubungan

    dengan fenomena yang terdapat di atas permukaan bumi, yaitu perjalanan

    (bersifat dinamis) dan lokasi tujuan perjalanan dan yang bukan tempat tinggal

    wisatawan (bersifat statis). Dua fenomena yang terdapat di atas permukaan

    bumi tersebut dapat ditampilkan dalam suatu model atau wujud ruang

    permukaan bumi yang disederhanaka, dan menggambarkan suatu sistem

    kegiatan perjalanan wisata (sistem spasial wisata) seperti yang ditunjukkan

    gambar di bawah ini :

  • Environments : Human, Social, Cultural, Economic, Environmental, etc.

    d. Tahap Perkembangan Objek Wisata

    Menurut Butler 1980 (dalam Novriani 2013) terdapat lima tahapan

    perkembangan pariwisata, dan kelimanya dipengaruhi oleh keberadaan atraksi,

    fasilitas, dan aksesibilitas. Lima tahapan tersebut adalah :

    1. Tahap Exploration

    Sebagai tahapan awal exploration (penemuan), daerah tujuan wisata baru

    ditemukan oleh wisatawan petualang dan dikunjungi secara terbatas.

    Wisatawan tertarik pada daerah yang belum tercemar dan sepi. Wisatawan

    dibatasi oleh aksesibilitas serta fasilitas yang tersedia. Tahap ini memiliki ciri-

    ciri jumlah kunjungan relatif masih rendah, volume pasar berkembang

    lambat, produk yang ditawarkan masih sangat murah, dan promosi masih

    sangat rendah.

    2. Tahap Involvement

    Tahap ini menunjukkan meningkatnya jumlah wisatawan dan munculnya

    fasilitas-fasilitas sekunder. Pada taham involvement, kontak antara

    wisatawan dengan masyarakat sudah cukup tinggi dan masyarakat sudah

    mulai mengubah pola-pola sosial yang ada untuk merespon perubahan

    ekonomi yang terjadi. Di tahap inilah suatu daerah mulai menjadi destinasi

    wisara yang ditandai dengan mulai adanya promosi.

    3. Tahap Development

    Pada tahap development, jumlah pengunjung yang datang mulai dalam skala

    besar, hal ini dikarenakan sudah tersedianya akses yang memadai. Tahap ini

    ditandai dengan melonjaknya jumlah wisatawan ke daerah tujuan wisata

    dengan cepat, karena produk yang telah diminta dan diterima oleh pasar.

    Investasi dari luar sudah mulai masuk, selain itu fasilitas lokal tergantikan

    dengan adanya peningkatan standar fasilitas.

    4. Tahap Consolidation

    Generating

    Region

    Departing

    Transit Region

    Returning

    Destination

    Region

  • Pada tahap consolidation, jumlah kunjungan wisatawan masih meningkat,

    namun dengan pertumbuhan yang semakin menurun. Sebagian besar pasar

    telah dijangkau, karena daerah tujuan wisata telah dikunjungi oleh mayoritas

    wisatawan. Situasi ini menyebabkan daerah tujuan wisata mulai

    memperbaharui produknya agar dapat mempertahankan jumlah kunjungan

    wisatawaanya.

    5. Tahap Stagnation

    Tahap stagnation ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam jumlah

    kunjungan wisatawan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam

    siklus hidup produk daerah tujuan wisata. Hal ini disebabkan pada tahap ini

    inti kebutuhan oleh daerah tujuan wisata yang bersangkutan tetap ada.

    Berbagai terobosan dilakukan oleh pelaku pariwisara serta adanya

    diversifikasi dan modifikasi fasilitas. Strategi pemasaran kreatif digunakan

    pada tahap ini dengan tujuan memperpanjang daur hidup suatu daerah

    tujuan wisata.

    6. Decline atau Rejuvenation

    Pada tahap decline, suatu daerah wisata mengalami penurunan jumlah

    pengunjung dan beralih ke destinasi pesaing. Tahap ini juga ditandai dengan

    mulai tidak terawatnya dan penurunan kualitas dari fasilitas-fasilitas

    penunjang objek wisata.

    3. Metodologi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan cara analisis deskriptif menggunakan data

    sekunder yang dikumpulkan dari berbagai instansi dan literature penunjang yang

    berkaitan dengan topik penelitian. Untuk menunjang analisis yang dilakukan, penelitian

    ini akan diperkuat dengan melakukan observasi lapangan di Kecamatan Pujut, Lombok

    Tengah.

    a. Variabel Penelitian

    Jumlah Pengunjung, merupakan data jumlah wisatawan yang datang di tiap objek

    wisata. Data jumlah wisarawan yang digunakan ini merupakan data time series

    dari tahun 2010 sampai tahun 2014

    Fasilitas Primer, meliputi jenis (site attraction dan event attraction) dan jumlah

    atraksi tersebut di tiap objek wisata

    Fasilitas Sekunder, meliputi rumah makan, penginapan dan toko souvenir

    Fasilitas Kondisional, meliputi lahan parkir, toilet umum, dan aksesibilitas (kondisi

    dan kelas jalan)

    Kelembagaan, merupakan kelompok yang mengelola objek wisata

  • b. Alur Pikir

    Kecamatan Pujut

    Objek Wisata

    Pantai Unggulan

    Jumlah Pengunjung Fasilistas Pengelola

    Primer Sekunder Kondisional

    Site

    Attraction

    Event

    Attraction

    1. Rumah

    Makan

    2. Penginapan

    3. Toko

    Souvenir

    1. Toilet

    Umum

    2. Kondisi dan

    Kelas Jalan

    3. Lahan Parkir

    Tahap Perkembangan Wisata &

    Pengaruhnya Terhadap

    Perkembangan Fasilitas-

    Fasilitas Wisata di Sekitar

    Objek Wisata

  • c. Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

    Data primer didapatkan dari survey lapangan sedangkan dara sekunder didapatkan

    dari instansi terkait

    d. Pengolahan Data

    Keseluruhan data yang diperoleh kemudian dibuat databasenya dan disusun

    berdasarkan sistem informasi geografis dengan bantuan software Microsoft Excel

    dan ArcGIS 10. Pengolahan data dilakukan dalam dua tahap yaitu data sekunder dan

    data primer.

    Pengolahan data sekunder dilakukan sebelum survey lapang, dengan

    melakukan pembuatan peta administrasi yang telah didapat dari Badan Informasi

    Geospasial serta melakukan digitasi titik objek wisata Pantai Kuta, Pantai Tanjung

    Aan, dan Pantai Grupuk serta digitasi bagunan yang diduga merupakan fasilitas-

    fasilitas sekunder di sekitar objek wisata dengan menggunakan acuan dari data

    Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah dan citra Google Earth untuk kemudian

    diolah menjadi peta dasar.

    Pengolahan data primer dilakukan setelah survey lapang dengan cara

    menginput data hasil pengamatan di lapangan mengenai ketersediaan berbagai

    fasilitas wisata seperti site attraction, evemt attraction, penginapan, rumah makan,

    toko souvenir, toilet umum, lahan parkir dan aksesibilitas. Selanjutnya dilakukan

    klasifikasi penentuan tahap perkembangan yang dicapai oleh tiap objek wisata yang

    diteliti. Klasifikasi yang digunakan sebagai parameter adalah klasifikasi teori Burton,

    1995.

    No Jenis Data Jenis Data Cara Memperoleh Data

    1 Lokasi Objek Wisata Sekunder &

    Primer Primer : Survey lapang

    Sekunder : Citra Google Earth

    2 Data Jumlah Pengunjung Sekunder Diperoleh dari Dinas Budaya dan

    Pariwisata & Pengelola Objek Wisata

    3 Data Kelas dan Status Jalan Sekunder Dinas Pekerjaan Umum

    4 Fasilitas Sekunder Primer & Sekunder

    Primer : Survey lapang Sekunder : Citra Google Earth

    5 Fasilitas Kondisional Primer Survey lapang

  • Variabel Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6

    Jumlah Pengunjung

    (orang/bulan)

    51-500 orang (naik turun tiap tahunnya)

    500 - 950 orang

    (meningkat tiap

    tahunnya)

    951-1400 orang

    (meningkat drastis tiap tahunnya)

    1401-18500 orang (relatif stabil)

    18500-25000 orang (naik turun tidak signifikan)

    >25000 orang (turun

    signifikan tiap

    tahunnya)

    Atraksi & Event

    1 atraksi & tidak ada

    event

    >1 atraksi & tidak ada

    event

    >1 atraksi & event tingkat

    daerah

    >1 atraksi & event

    tingkat nasional

    atraksi beragam &

    event tingkat internasional

    Atraksi beragam &

    event tingkat internasional

    Fasilitas Sekunder

    Tidak ada fasilitas

    1-4 rumah makan, 1 tempat

    menginap, ada toko souvenir

    Ada, 6-10 rumah makan,

    4 tempat menginap, ada toko souvenir

    Ada, 11-15 rumah

    makan, 6 tempat

    menginap, ada toko souvenir

    Ada, >15 rumah

    makan, >6 tempat

    menginap, >2 toko souvenir

    Ada, >15 rumah

    makan, >6 tempat

    menginap, >5 toko souvenir

    Fasilitas Kondisional

    Tidak ada

    Terdapat 1 toilet umum

    kondisi rusak, tempat parkir

    untuk kendaraan roda dua

    Terdapat 2 toilet umum, kondisi baik

    namun kotor, tempat parkir

    untuk kendaraan

    roda dua dan mobil pribadi

    Terdapat 3 toilet umum kondisi baik,

    tempat parkir untuk kendaraan

    roda 2, mobil

    pribadi, dan pariwisata

    Terdapat 4 toilet umum kondisi tidak baik, tempat parkir untuk kendaraan

    roda 2, mobil

    pribadi, dan pariwisata

    serta tersedianya

    angkutan umum

    Terdapat 4 toilet umum kondisi baik,

    tempat parkir untuk kendaraan

    roda 2, mobil

    pribadi, dan pariwisata

    serta tersedianya

    angkutan umum

    Kelembagaan Tidak ada Dikelola

    masyarakat / kaum adat

    Dikelola Dinas Pariwisata

    Dikelola Dinas

    Pariwisata dan Swasta

    Dikelola oleh Dinas

    Pariwisata, Swasta,

    Serta Pihak Kabupaten

    Dikelola oleh Dinas

    Pariwisata, Swasta,

    Serta Pihak Kabupaten

  • Kemudian data yang telah diklasifikasi diolah lagi menggunakan aplikasi ArcGIS

    10 untuk menghasilkan :

    1. Peta lokasi absolut objek wisata pantai.

    2. Peta kuantitatif fasilitas wisata primer, sekunder, dan kondisional

    3. Peta tahap perkembangan objek wisata pantai.

    4. Peta perkembangan fasilitas akibat dari pengaruh objek wisata pantai.

    e. Analisis Data

    Unit analisisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah objek wisata

    pantai unggulan di Kabupaten Lombok Tengah, yaitu Pantai Kuta, Pantai Tanjung

    Aan, dan Pantai Gerupuk. Penelitian ini dianalisis berdasarkan klasifikasi tahap

    perkembangan teori Burton. Kemudian dilakukan analisis keruangan dengan

    metode analisis spasial deskriptif untuk membandingkan objek wisata pantai

    unggulan di Kecamatan pujut, Lombok Tengah. Analisis dilakukan dengan

    bantuan peta yang telah dibuat dan berdasarkan tahap perkembangan objek

    wisata serta kaitaanya dengan variabel yang berhubungan, yaitu fasilitas primer,

    sekunder, dan kondisional serta aksesibilitas menuju wisata pantai. Setelah itu

    akan dilihat pula seberapa jauh objek wisata tersebut mempengaruhi

    perkembangan fasilitas-fasilitas wisata.

    4. Gambaran Umum Wilyah

    4.1 Administratif Kecamatan Pujut

    Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Pujut

  • Pujut merupakan salah satu daerah dari 12 kecamatan yang ada di

    Kabupaten Lombok Tengah. Letak geografis Kecamatan Pujut berada di antara

    116o23.500-116o2400 BT dan 8o5600 8o5700 LS. Kecamatan Pujut

    merupakan kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah dengan luas wilayah paling

    luas yaitu sekitar 23.355 ha atau menempati sekitar 19,33 persen dari luas wilayah

    Kabupaten Lombok Tengah. Batas-batas wilayah Kecamatan Pujut adalah :

    Sebelah Utara : Kecamatan Praya Tengah

    Sebelah Timur : Kecamatan Praya Timur

    Sebelah Barat : Kecamatan Praya Barat

    Sebelah Selatan : Samudera Hindia

    Kecamatan Pujut dibagi menjadi 15 desa, yaitu Desa Pengembur, Desa

    Mertak, Desa Kuta, Desa Pengengat, Desa Rembitan, Desa Gapura, Desa Sengkol,

    Desa Tumpak, Desa Truwai, Desa Segale Anyar, Desa Kawo 14. Desa Sukadana, Desa

    Ketara, Desa Prabu, dan Desa Tanak Awu.

    4.2 Kondisi Fisik

    Sebagai daerah yang beriklim tropis, kecamatan Pujut memiliki 2 (dua)

    musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan pada tahun 2010

    dimulai pada bulan Desember sampai dengan bulan Agustus. Hari hujan terbanyak

    terjadi pada bulan Januari diikuti bulan Februari, Maret dan April dengan hari hujan

    masing-masing 21 hari, 19 hari 16 hari dan 9 hari. Sementara hari hujan paling

    sedikit terjadi pada bulan Agustus yaitu 1 hari.

    Seperti halnya hari hujan demikian pula dengan curah hujan, dimana curah

    hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari yang mencapai angka 171 mm,

    kemudian pada bulan Januari dengan curah hujan mencapai 135 mm. Curah hujan

    paling kecil terjadi pada bulan Agustus sebesar 7 mm.

    4.3 Kondisi Jalan dan Transportasi

    Jalan sebagai bagian dari sarana transportasi juga memiliki peran penting.

    Panjang jalan yang ada di Kecamatan Pujut tercatat sepanjang 794 km. Panjang jalan

    yang ada tersebut dianggap masih belum memadai dibandingkan dengan luasnya

    wilayah. Dari sisi kualitas jalan terutama menurut jenis permukaan, panjang jalan

    tanah lebih dominan dibandingkan jalan aspal dan diperkeras. Menurut data BPS

    tahun 2013, di Kecamatan Pujut terdapat jalan beraspal sepanjang 119 km atau

    sekitar 15 persen dari total panjang jalan yang ada. Jalan yang diperkeras hanya

    sepanjang 92 km atau sekitar 12 persen. Yang menempati jenis jalan terpanjang

  • adalah jalan tanah dengan persentase sebesar 73 persen dari total jalan yang ada di

    Kecamatan Pujut atau sepanjang 583 km.

    Untuk transportasi di Kecamatan Pujut, Sepeda Motor lebih mendominasi

    dengan persentase sebesar 63 persen atau sebanyak 4.360 unit (data BPS 2013). Hal

    tersebut dikarenakan sepeda motor sangat sesuai dengan medan atau kondisi jalan

    yang ada di daerah ini. Urutan kedua ditempati oleh sepeda sebanyak1.988 unit.

    Sisanya Colt/Bus/Truk sebanyak 508 unit dan cidomo 141 unit. Jika dipisahkan

    menurut kendaraan yang bermotor dan tidak bermotor maka jumlah kendaraan

    bermotor lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan tidak bermotor.

    4.4 Pariwisata di Kecamatan Pujut

    Pariwisata di Kecamatan Pujut cukup bervariasi mulai dari wisata budaya,

    wisata industri kreatif, wisata bahari, dan agrowisata. Pariwisata di Kecamatan Pujut

    didominasi oleh wisata pantai. Letak Kecamatan Pujut yang berbatasan dengan

    Samudra Indonesia menjadi salah satu alasan banyaknya objek wisata pantai dengan

    keindahan panorama dan keunikan ombak masing-masing objek wisata. Bagian

    selatan Kecamatan Pujut ini merupakan kawasan yang dibentuk oleh Dinas

    Pariwisata Lombok Tengah dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC)

    PT Pembangunan Pariwisata Indonesia, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika

    (KEK Mandalika).

    5. Hasil & Pembahasan

    5.1 Objek Wisata Pantai Unggulan

    Kecamatan Pujut merupakan salah satu wilayah yang ditetapkan menjadi

    wilayah tujuan wisata Kabupaten Lombok Tengah. Hal ini dikarenakan karakteristik

    wilayah kecamatan Pujut yang dikelilingi garis pantai di bagian selataanya.

    Kecamatan Pujut juga memiliki objek wisata yang cukup beragam seperti objek

    wisata bahari, wisata budaya, wisata industri kreatif dan wisata pantai. Objek wisata

    yang berada di Kecamatan Pujut lebih didominasi oleh wisata pantai sehingga dalam

    publikasi Identifikasi dan Kajian Pengelolaan Objek Wisata Unggulan yang

    diterbitkan oleh Bidang Pembangunan Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah

    ditetapkan beberapa wisata pantai unggulan di Kecamatan Pujut yang meliputi

    Pantai Kuta, Pantai Tanjung Aan, Pantai Mawun, dan Pantai Gerupuk.

    5.2 Jumlah Pengunjung

    Dalam tahapan perkembangan objek wisata, salah satu faktor yang menjadi

    kunci dalam tahapan perkembangan adalah jumlah wisatawan yang berkunjung ke

    objek wisata tersebut. Dalam variabel ini, jumlah pengunjung yang didapatkan dari

  • penelitian merupakan perkiraan yang dihitung berdasarkan wawancara dengan

    penjaga parkir di lokasi wisata terkait jumlah motor dan mobil yang datang setiap

    harinya dan wawancara dengan pedagang makanan yang selalu berada di lokasi

    objek wisata. Perkiraan jumlah pengunjung tiap objek wisata pantai unggulan di

    Kecamatan Pujut dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 1. Jumlah Pengunjung

    Sumber : Survey Lapang 2015

    Perbedaan jumlah pengunjung di masing-masing pantai unggulan Kecamatan

    Pujut tidak berbeda secara signifikan, rata-rata dari keempat pantai tersebut

    memiliki jumlah pengunjung yang banyak pada waktu high season, yaitu kisaran

    bulan Juli sampai September. Pantai Kuta memiliki jumlah pengunjung paling tinggi

    baik saat low season maupun high season. Pantai Gerupuk memiliki jumlah

    pengunjung pada urutan kedua setelah Pantai Kuta. Sementara Pantai Tanjung Aan

    dan Pantai Mawun memiliki perkiraan jumlah pengunjung yang relatif sama.

    5.3 Fasilitas Objek Wisata

    a. Fasilitas Primer

    Fasilitas primer pada tiap objek wisata adalah keunikan yang disebabkan

    oleh proses alami secara fisik maupun karena tindakan manusia. Begitu pula

    dengan wisata pantai yang berada di Kecamatan Pujut, masing-masing dari objek

    wisata memiliki kekhasan unsur alam (site attraction) dan kekhasan kegiatan

    yang dilaksanakan di objek wisata tersebut (event attraction).

    1) Pantai Kuta

    Pantai Kuta merupakan salah satu objek wisata dengan penawaran site

    attraction dan event atrraction yang beragam. Pada Pantai Kuta terdapat batu

    karang yang hanya bisa disinggahi mulai sore hari sekitar pukul 16.00 WITA

    pada saat pantai mulai surut. Karang ini berukuran tidak terlalu besar dan

    sering dijadikan spot untuk berfoto wisatawan. Selain itu, bagian timur Pantai

    Objek Wisata Jumlah Pengunjung (orang/hari)

    Low Season High Season

    Pantai Kuta 100 500

    Pantai Tanjung Aan 50 300

    Pantai Gerupuk 50 400

    Pantai Mawun 50 300

  • Kuta memiliki daratan yang landai sehingga sering dimanfaatkan wisatawan

    mancanegara untuk berjemur (sunbathing).

    Ketika memasuki high season, sekitar bulan Juni sampai September,

    akan banyak bermunculan jasa sekolah surfing. Hal ini dikarenakan pada high

    season bertepatan dengan musim liburan dan arus ombak yang sangat sesuai

    untuk surfing sehingga Pantai Kuta akan semakin ramai oleh wisatawan baik

    wisatawan lokal atau mancanegara. Selain itu, terdapat event attraction lain

    di Pantai Kuta yang menarik banyak wisatawan, yaitu festival Bau Nyale.

    Festival Bau Nyale merupakan tradisi dari masyarakat suku Sasak dimana pada

    periode waktu ini masyarakat lokal maupun wisatawan akan turun ke pantai

    untuk mencari cacing yang keluar dari pantai. Festival ini merupakan festival

    berskala nasional yang dilaksanakan setahun sekali setiap bulan Februari.

    Gambar 3. Pantai Kuta

    2) Pantai Tanjung Aan

    Pantai Tanjung Aan memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda

    dengan Pantai Kuta. Keberadaan Pantai Tanjung Aan yang berada dekat

    dengan muara sungai luas dan cukup lebar membuat ombak laut di Pantai

    Tanjung Aan tidak sebesar pantai lain.Pantai Tanjung Aan memiliki dataran

    pantai yang luas dengan variasi pasir yang berbeda yaitu pasir yang

    menyerupai merica pada bagian bibir pantai dan semakin keatas pasir yang

    terdapat di Pantai Tanjung Aan semakin halus menyerupai bubuk tepung.

    Pantai Tanjung Aan memiliki dartaran pantai yang luas dan landai sehingga

    banyak dimanfaatkan wisatawan mancanegara untuk berjemur (sunbathing),

    selain itu Pantai Tanjung Aan juga memiliki spot untuk snorkeling. Spot

    tersebut berada dekat dengan bukit batu payung.

    Seperti Pantai Kuta, Pantai Tanjung Aan juga memiliki event attraction

    berupa festival tahunan yang diadakan setahun sekali setiap bulan Februari,

  • yaitu festival Bau Nyale. Namun festival Bau Nyale yang diselenggarakan di

    Pantai Tanjung Aan tidak seramai festival yang diselenggarakan di Pantai Kuta.

    Gambar 4. Pantai Tanjung Aan Gambar 5. Pantai Tanjung Aan

    3) Pantai Gerupuk

    Pantai Gerupuk merupakan salah satu pantai di sepanjang lombok

    bagian selatan yang memiliki ombak yang konsisten, hal ini menyebabkan

    Pantai Gerupuk memiliki daya tarik tersendiri sebagai lokasi surfing, sehingga

    banyak wisatawan yang menyebut Pantai Gerupuk sebagai Gerupuk Surf.

    Ombak pantai Gerupuk bertipe reef-coral dengan arah ombak kanan.

    Berdasarkan ketinggian ombak, kombinasi ombak dan angin, Pantai Gerupuk

    memiliki 5 spot surfing. Ombak di Pantai Gerupuk memiliki dinding tinggi dan

    panjang. Ombak yang berada di spot-spot surfing di Pantai Gerupuk

    ketinggaanya bisa mencapai hingga 10 kaki, sementara pada bulan Oktober

    hingga April, ketinggian ombak akan mencapai 4-6 kaki.

    Event attraction yang terdapat di Pantai Gerupuk adalah surfing school

    dan perlombaan surfing skala internasional. Berbeda dengan surfing school

    yang berada di Pantai Kuta yang banyak bermunculan di musim tertentu,

    surfing school di Pantai Gerupuk ini merupakan jasa yang bisa dinikmati setiap

    saat. Namun tidak sedikit juga surfing school yang berasal dari Pantai Kuta

    menggunakan Pantai Gerupuk sebagai lokasinya. Sementara perlombaan

    surfing diadakan sekitar bulan agustus untuk peselancar dari Amerika Serikat,

    Australia, dan Eropa. Selain terkenal karena menjadi lokasi tujuan para surfer,

    Pantai Gerupuk juga memiliki spot untuk memancing di Teluk Gerupuk dan

    tempat untuk budidaya rumput laut. Keberadaan budidaya rumput laut di

    Pantai Gerupuk ini bisa dikatakan sebagai salah satu event attraction yang

    menarik wisatawan untuk berkunjung karena tidak hanya bisa melihat

    budidaya rumput lautnya, namun wisatawan juga dapat mencicipi secara

    langsung hasil budidaya rumput laut tersebut.

  • Gambar 6.Pantai gerupuk Gambar 7. Budidaya rumput laut

    4) Pantai Mawun

    Seperti ketiga pantai unggulan lain di Kecamatan Pujut, Pantai Mawun

    juga beralaskan pasir putih yang sangat bersih. Pasir di Pantai Mawun bagian

    tengah bertekstur sangat lembut, sementara di bagian sisi barat, pasir

    pantainya bertekstur agak sedikit kasar dengan pecahan kerang. Gradasi

    warna Pantai Mawun sangat jelas dengan warna hijau di tepian dan semakin

    ke tengah warnanya semakin biru. Pantai Mawun diapit oleh dua bukit hijau

    yang saling berhadapan. Ombak di Pantai Mawun cenderung tenang dan

    tidak terlalu besar, hal ini dikarenakan Pantai Mawun berada di sebuah teluk

    yang membuat ombak besar tak sampai pada tepi pantai sehingga pantainya

    banyak dimanfaatkan wisatawan untuk berenang.

    Gambar 8. Pantai Mawun Gambar 9. Pantai Mawun

    b. Fasilitas Sekunder

    Fasilitas Sekunder adalah bangunan yang bukan merupakan daya tarik

    utama wisata, akan tetapi digunkan untuk memenuhi kebutuhan utama

    wisatawan (Jansen dalam Burton, 1995). Pada tabel di bawah ini akan

    ditunjukkan fasilitas sekunder yang tersedia di setiap objek wisata pantai

    unggulan di Kecamatan Pujut.

  • Tabel 2. Ketersediaan Fasilitas Sekunder

    Objek Wisata Warung Makan

    Penginapan Toko

    Souvenir Jumlah Menu

    Pantai Kuta 24 Lokal dan Western

    16 22

    Pantai Tanjung Aan

    2 Lokal dan Western

    0 0

    Pantai Gerupuk 7 Lokal dan Western

    2 0

    Pantai Mawun 2 Lokal 0 0

    Sumber : Survey Lapang dan Pengolahan Data 2015

    1) Pantai Kuta

    Pantai Kuta merupakan objek wisata yang paling lengkap, sangat

    berbeda jauh dengan pantai-pantai lainnya. Di pinggir pantainya terdapat

    penyewaan alat-alat untuk berjemur dan olahraga air. Untuk memenuhi

    kebutuhan makan dan minum, terdapat pula banyak saung-saung kecil yang

    menyediakan makanan dan minuman. Pada tempat makan yang berada di

    dekat pantai, makanan dan minuman yang ditawarkan adalah makanan dan

    minuman lokal. Sedangkan yang berada di luar kawasan wisata, terdapat

    banyak sekali pilihan tempat makan yang menyediakan menu beragam mulai

    dari makanan lokal sampai western food.

    Dilihat dari fasilitas yang berada di sekitarnya, Pantai Kuta merupakan

    objek wisata yang memili fasilitas terlengkap, terbukti dengan adanya 7

    tempat makan di lokasi objek wisata, sementawa di sekitar kawasan objek

    wisata terdapat 16 penginapan (homestay), 24 rumah makan, dan 22 toko

    souvenir yang beberapa diantaranya juga menyediakan jasa travel. Selain itu

    terdapat juga Pasar Seni di sebelah utara Pantai Kuta yang biasanya

    dimanfaatkan sebagai pameran-pameran dan bazaar pada waktu tertentu.

    2) Pantai Tanjung Aan

    Pantai Tanjung Aan memiliki fasilitas yang terbatas. Tempat makan

    yang ada di lokasi objek wisata ini hanya ada 2, tempat makan pertama

    merupakan tempat makan dengan harga yang cukup tinggi dan menu yang

    mayoritas merupakan makanan luar, sementara tempat makan yang lainnya

    merupakan warung kecil yang menyediakan snack dan makanan lokal. Pantai

    Tanjung Aan tidak memiliki toko souvenir, namun dapat ditemukan beberapa

    warga lokal yang menawarkan souvenir khas Lombok.

  • 3) Pantai Gerupuk

    Jika dibandingkan dengan Pantai Tanjung Aan dan Pantai Mawun,

    fasilitas sekunder di Pantai Gerupuk dapat dikatakan lebih unggul. Di sekitar

    lokasi objek wisata terdapat 7 tempat makan, tiga diantaranya merupakan

    kios-kios kecil yang menyediakan makanan ringan, sementara empat lainnya

    merupakan rumah makan yang berupa caf dan menu yang ditawarkan

    cukup beragam mulai dari makanan lokal hingga makanan western. Keempat

    rumah makan ini juga menyediakan alkohol yang biasanya dipesan oleh

    wisatawan mancanegara. Tidak jauh dari lokasi objek wisata ini juga terdapat

    dua buah homestay yang mayoritas dihuni oleh wisatawan mancanegara.

    4) Pantai Mawun

    Dilihat dari fasilitasnya, Pantai Mawun tidak jauh berbeda dengan

    Pantai Tanjung Aan. Fasilitas sekunder yang terdapat di Pantai Mawun hanya

    tempat makan yang berjumlah 2 dan hanya berupa kios-kios yang

    menyediakan makanan ringan dan es kelapa. Di sekitar Pantai Mawun tidak

    terdapat penginapan.

    c. Fasilitas Kondisional

    Fasilitas kondisional adalah bangunan dan kelengkapan fasilitas beserta

    kondisinya yang digunakan oleh pengunjung untuk memenuhi kebutuhan

    tambahan dalam melakukan kegiatan wisata. Pada tabel di bawah ini akan

    ditunjukkan fasilitas kondisional yang tersedia di setiap objek wisata pantai

    unggulan di Kecamatan Pujut.

    Objek wisata pantai unggulan di Kecamatan Pujut umumnya sudah

    memiliki fasilitas kondisional yang cukup memadai. Baik Pantai Kuta, Pantai

    Tanjung Aan, Pantai Gerupuk, dan Pantai Mawun memiliki toilet umum dan

    lahan parkir, yang membedakan hanya jumlah dan kondisinya saja, dimana toilet

    umum di Pantai Kuta lebih banyak dan lahan parkirnya lebih luas dibanding

    ketiga pantai lainnya. Kelas jalan yang berada di sekitar lokasi objek wisata

    Pantai Kuta, Pantai Tanjung Aan, Pantai Gerupuk, dna Pantai Mawun merupakan

    jalan lokal, namun pada pantai Tanjung Aan dan Gerupuk kondisi jalaanya rusak

    dan cenderung lebih sempit.

  • Tabel 3. Ketersediaan Fasilitas Kondisional

    Sumber : BPS Kab Lapang dan Pengolahan Data 2015

    5.4 Kelembagaan Objek Wisata

    Kelembagaan suatu objek wisata dapat dilihat dari pihak yang mengelola

    objek wisata tersebut. Pihak yang mengelola dapat berupa masyarakat setempat,

    swasta, pemerintah daerah, perhutani, dan sebagainya. Objek wisata pantai di

    Kecamatan Lombok Tengah umumnya berada di bawah pengelolaan yang sama,

    yaitu oleh Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan Indonesia Tourism Development

    Corporation (ITDC) PT Pembangunan Pariwisata Indonesia sebagai bagian dari

    Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika (KEK Mandalika).

    Pada Pantai Kuta, yang berada di akses utama jalan, pengelolaan lebih

    beragam, dimana terdapat pihak swasta lain yang ikut mengelola objek wisata ini,

    yaitu . Sementara di Pantai Mawun, walaupun berada dalam pengelolaan Dinas

    Pariwisata, namun terdapat pengelolaan lain yang dilakukan oleh lembaga yang

    dibentuk secara mandiri oleh masyarakat setempat.

    5.5 Tahap Perkembangan Objek Wisata Pantai Unggulan di Kecamatan Pujut

    Tahapan perkembagan objek wisata pantai unggulan di Kecamatan Pujut

    dapat diketahui dari jumlah pengunjung objek wisata, fasilitas primer berupa site

    attraction dan event attraction pada objek wisata, fasilitas sekunder dan fasilitas

    kondisional di sekitar objek wisata, serta lembaga yang mengelola objek wisata.

    Suatu objek wisata dapat dikatakan berkembang jika banyak dikunjungi oleh

    wisatawan. Sebaik dan semenarik apapun objek wisata, jika tidak ada yang

    mengunjungi tentu tidak akan berkembang. Hasil suvey lapang mendapati perkiraan

    jumlah pengunjung dari tiap objek wisata per-harinya, dari data tersebut dapat

    ditentukan jumlah pengunjung per bulannya untuk kemudian diklasifikasikan di

    tahap mana saja masing-masing objek wisata tersebut berada jika dilihat dari jumlah

    pengunjungnya.

    Objek Wisata Toilet /

    Kamar Mandi Tempat Parkir

    Kelas Jalan Kondisi

    Jalan

    Pantai Kuta Ada Ada Jalan lokal Baik

    Pantai Tanjung Aan

    Ada Ada Jalan lokal Rusak

    Pantai Gerupuk Ada Ada Jalan lokal Rusak

    Pantai Mawun Ada Ada Jalan lokal Baik

  • 02000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    PantaiKuta

    PantaiTanjung

    Aan

    PantaiGerupuk

    PantaiMawun

    Low Season

    High Season

    Gambar 10. Jumlah Pengunjung Per Bulan

    Berdasarkan variabel fasilitas primer yang berupa site attraction dan event

    attraction Pantai Gerupuk merupakan objek wisata yang paling maju, yaitu berada

    pada tahap 5, hal ini dikarenakan site attraction di Pantai Gerupuk lebih beragam

    dan terdapat event attraction yang berskala internasional, sementara Pantai Kuta

    dan Pantai Tanjung Aan berada pada tahap 3, dan Pantai Mawun berada di tahap 2.

    Untuk fasilitas sekunder dan fasilitas kondisional Pantai Kuta berada pada

    tahap yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahap lainnya, yaitu tahap 5, Pantai

    Gerupuk berada pada tahap 3 untuk fasilitas sekunder dan tahap 4 untuk fasilitas

    kondisional, sementara Pantai Tanjung Aan dan Pantai Mawun berada pada tahap

    yang sama yaitu tahap 2 untuk fasilitas sekunder, dan tahap 3 untuk fasilitas

    kondisional.

    Tahap perkembangan untuk variabel kelembagaan pada keempat pantai ini

    sama sama, yaitu pada tahap 4 karena masing-masing dari objek wisata pantai ini

    berada dalam pengelolaan yang sama, yaitu Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan

    Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) PT Pembangunan Pariwisata

    Indonesia.

    Masing-masing variabel memiliki bobot yang berbeda. Variabel fasilitas

    primer (site attraction dan event attraction), fasilitas sekunder, dan jumlah

    pengunjung memiliki bobot penilaian sebesar 25%, fasilitas kondisional memiliki

    bobot 15%, dan kelembagaan memiliki bobot 10%. Setelah dihitung berdasarkan

    masing-masing bobot pada variabel. Pantai Kuta berada pada tahap 4, yaitu

    consolidation, dimana jumlah kunjungan terus meningkat dan objek wisata telah

    menjadi lokasi tujuan wisata oleh mayoritas wisatawan yang berkunjung ke daerah

    tersebut. Sementara Pantai Tanjung Aan, Pantai Gerupuk, dan Pantai Mawun berada

  • pada tahap 3, yaitu tahap development, dimana mulai terjadi jumlah kunjungan

    dalam skala besar dan telah terbuka dan tersedianya akses menuju lokasi objek

    wisata yang memadai.

    Tabel 4. Tahap Perkembangan Objek Wisata

    Variabel Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6

    Jumlah Pengunjung

    (orang/tahun)

    Pantai Kuta, Pantai Tanjung

    Ann, Pantai Gerupuk,

    Pantai Mawun

    Atraksi & Event

    Pantai

    Mawun

    Pantai Tanjung

    Aan, Pantai Kuta

    Pantai

    Gerupuk

    Fasilitas Sekunder

    Pantai Tanjung Aan,

    Pantai Mawun

    Pantai Gerupuk

    Pantai

    Kuta

    Fasilitas Kondisional

    Pantai Tanjung

    Aan, Pantai Mawun

    Pantai Gerupuk

    Pantai Kuta

    Kelembagaan

    Pantai Kuta, Pantai Tanjung

    Aan, Pantai Gerupuk,

    Pantai Mawun

  • Gambar 11. Peta Tahap Perkembangan Objek Wisata Pantai Unggulan Kecamatan Pujut

    6. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa tahapan perkembangan

    objek wisata pantai unggulan di Kecamatan Pujut pada umumnya berada pada tahap 3,

    atau tahap development. Dimana pada tahap ini jumlah pengunjung yang datang ke

    objek wisata mulai melonjak dengan skala besar dan tersedianya akses yang memadai

    menuju objek wisata sehingga investasi dari luar sudah mulai masuk. Selain itu, fasilitas

    lokal tergantikan dengan adanya peningkatan standar fasilitas objek wisata. Pada tahap

    ini objek wisata harus bisa mencari inovasi untuk mengelola dan menarik perhatian

    wisatawan sehingga pengunjung yang datang akan semakin meningkat dan makin

    banyaknya investor yang datang untuk membantu perkembangan dari objek wisata.

    Pada umumnya perkembangan fasilitas objek wisata sangat dipengaruhi oleh

    lokasi dan aksesibilitasnya, objek wisata yang berada di akses jalan utama dan

    mendekati pusat pemerintahan lebih berkembang dibandingkan dengan objek wisata

    yang berada pada daerah-daerah yang sulit diakses dan jauh dari pusat pemerintahan,

    contohnya pada Pantai Kuta. Fasilitas-fasilitas sekunder di sekitar objek wisata sudah

  • sangat memadai. Selain itu, objek wisata dengan tahap yang lebih tinggi memiliki

    kecenderungan site attraction yang beragam dan terdapatnya event attraction.

    Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah mempunyai kecenderungan

    site attraction yang tidak beragam, tidak adanya event attraction, dan ketersediaan

    fasilitas sekunder dan konsisional yang tidak memadai.

    Untuk mencapai objek wisata yang sustainable, pemerintah harus mempertegas

    peran masyarakat sekitar objek wisata sebagai pendamping keberlangsungan pariwisata

    serta pengelola objek wisata dan fasilitas di sekitarnya. Selain itu, daerah tujuan wisata

    harus mencari inovasi untuk mulai memperbaharui produknya, baik dari segi atraksi

    maupun fasilitas pendukung agar dapat mempertahankan jumlah kunjungan

    wisatawaanya.

  • REFERENSI

    Demartoto, Argyo. 2008. Skripsi : Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pedesaan Oleh

    Pelaku Wisata Di Kabupaten Boyolali. Surakarta. Universitas Sebelas Maret

    Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2011. Identifikasi Dan Kajian Pengelolaan Objek Wisata

    Unggulan. Kabupaten Lombok Tengah

    Novriani. 2013. Tahap Perkembangan Objek Wisata di Kabupaten Kerinci. Depok. Jurusan

    Geografi Universitas Indonesia

    Restuti, Ratri Chandra. 2008. Skripsi : Tingkat Daya Tarik Objek Wisata Alam di Kecamatan

    Kebumen. Depok. Jurusan Geografi Universitas Indonesia

    Kurniasti, Niki. 2011. Skripsi : Tahap Perkembangan Objek Wisata di Kabupaten Banyumas,

    Propinsi Jawa Tengah. Depok. Jurusan Geografi Universitas Indonesia

    Dhamayanti, A. 2009. Skripsi : Pola Tourism Business District (Tbd) di Kota Solo. Depok.

    Depok. Jurusan Geografi Universitas Indonesia

    Burton, Rosemary. 1995. Travel Geography. New York. Prentice House

    Yoeti, Oka. 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung. Angkasa

    Badan Pusat Statistik Kab. Lombok Tengah. 2013. Kecamatan Pujut dalam Angka.

    Kabupaten Lombok Tengah

    Hadinoto, K. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Depok : Universitas

    Indonesia Press

    Undang-Undang No.9 Tahun 1990 Tentang Kepariwisataan

    http://www.antarantb.com/berita/28016/pariwisata-lombok-tengah-untuk-indonesia-

    wow

    (diakeses pada tanggal 5 April 2015, pukul 20.08 WIB)

    http://lombok.panduanwisata.id/pesisir-pantai/mawun-keindahan-pantai-terpencil-di-

    lombok-tengah/ (diakses pada tanggal 6 Juni 2015, pukul 16.21 WIB)