Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
ANALISIS TINGKAT BRAND LOYALTY DAN TINGKAT BRAND
AWARENESS PADA PRODUK MI INSTAN MEREK INDOMIE
Studi pada Konsumen Indomie di suatu Supermarket
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Abraham Christian Mac. Arthur Lameng
NIM: 142214170
PROGRAM STUDI MANAJEMEN, JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
Kesuksesan hanya berpihak pada
mereka yang terus belajar dan berani mengambil risiko
(Penulis)
Kesuksesan adalah perjuangan dari kegagalan demi kegagalan
tanpa kehilangan antusias
(Winston Churchill)
Hidup adalah suatu jalan besar dengan adanya banyak pertanda.
Jadi ketika anda menjalani rutinitas, jangan mempersulit pikiran anda.
Larilah terlepas dari kebencian, kejahatan dan kecemburuan.
Jangan mengubur pikiran anda, jadikan visi anda menjadi kenyataan.
Bangun dan hiduplah!
(Bob Marley)
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
Tuhan Yesus atas kekuatan dan berkat yang diberikan-Nya
Clara, Adam, Bapak, Mama, dan semua anggota keluarga
atas pengorbanan, dukungan dan doa yang tiada henti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
Saya yang bertandatangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa skripsi
dengan judul:
ANALISIS TINGKAT BRAND LOYALTY DAN TINGKAT BRAND
AWARENESS PADA PRODUK MI INSTAN MEREK INDOMIE
Studi pada Konsumen Indomie di suatu Supermarket dan diajukan untuk
diuji pada tanggal 17 Januari 2019 adalah hasil karya saya. Saya juga
menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan
orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau
pemikiran dari penulis lain yang seolah-olah tulisan saya sendiri, dan atau tidak
terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya
ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam
referensi) pada penulis aslinya.
Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu Skripsi ini digugurkan dan
gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta diproses sesuai
dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003,
pasal 25 dan pasal 70).
Yogyakarta, 31 Januari 2019
Yang membuat pernyataan,
Abraham Christian Mac. Arthur Lameng
NIM: 142214170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Nama : Abraham Christian Mac. Arthur Lameng
NIM : 142214170
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya dengan judul:
ANALISIS TINGKAT BRAND LOYALTY DAN TINGKAT BRAND
AWARENESS PADA PRODUK MI INSTAN MEREK INDOMIE
Studi pada Konsumen Indomie di suatu Supermarket
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya
memberikan kepada Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pengkajian data, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti
kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya tulis dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Januari 2019
Yang menyatakan pernyataan
Abraham Christian Mac. Arthur Lameng
NIM: 142214170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus karena atas karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis
Tingkat Brand Loyalty Dan Tingkat Brand Awareness Pada Produk Mi Instan
Merek Indomie: Studi pada Konsumen Indomie di suatu Supermarket”. Skripsi ini
ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di
Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini juga dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan
berbagai pihak. Untuk itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M. Si., selaku kepala Program Studi
Manajemen dan dosen pembimbing I yang dengan sabar dan sepenuh hati
telah mendampingi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Ima Kristina Yulita, S.E., M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang
juga dengan sabar dan sepenuh hati telah mendampingi penulis dalam
menyempurnakan skripsi ini.
4. Bapak dr. F. X. Lameng, M.M., dan Ibu drg. Yosephine. S. S., selaku
orangtua yang telah dengan penuh kesabaran dan perjuangan memberikan
dukungan, motivasi dan doa bagi penulis.
5. Bapak Yusuf Tella Palayukan, Ibu Dr. Dina Gasong, M.Pd., dan Florencia
Valentine Tandirerung, S.Pd., selaku mertua dan saudari yang telah
memberikan dukungan dan doa bagi penulis.
6. Aletha Clara Tandirerung dan Rafael Adam Lameng yang menjadi
penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Teman-teman seperjuangan Program Studi Manajemen, Daewo, Bertus,
Dito, Aden, Simpli, Yogas, Nando, Michael, Wisnu, Didi, Hendra dan
masih banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang
telah mengorbankan waktu dan tenaganya untuk menemani, membantu,
berbagi pengalaman dan ilmu kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
karena keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan bisa menjadi
referensi bagi mahasiswa yang sedang melakukan penelitian dengan topik serupa.
Yogyakarta, 31 Januari 2019
Penulis
Abraham Christian Mac. Arthur Lameng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KARYA TULIS ................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ..................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................. vii
HALAMAN DAFTAR ISI ................................................................................ ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ....................................................................... xii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR .................................................................. xiii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xiv
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 10
A. Landasan Teori ...................................................................................... 10
1. Teori Manajemen Pemasaran .......................................................... 10
2. Teori Brand ..................................................................................... 12
3. Teori Brand Equity .......................................................................... 13
4. Teori Brand Loyalty ........................................................................ 18
5. Teori Brand Awareness ................................................................... 26
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................................... 32
C. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 37
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 37
B. Objek dan Subjek Penelitian ................................................................. 37
C. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 37
D. Variabel Penelitian ................................................................................ 38
E. Definisi Operasional.............................................................................. 39
1. Pengukuran Brand Loyalty .............................................................. 39
2. Pengukuran Brand Awareness ........................................................ 41
F. Populasi dan Sampel ............................................................................. 43
G. Teknik Pengambilan Sampel................................................................. 44
H. Sumber Data .......................................................................................... 44
I. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 45
J. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................. 46
1. Uji Validitas .................................................................................... 46
2. Uji Reliabilitas ................................................................................ 47
K. Teknik Analisis Data ............................................................................. 48
1. Analisis Deskriptif Responden ........................................................ 48
2. Analisis Deskriptif Variabel ............................................................ 48
3. Analisis Tingkat Brand Loyalty ...................................................... 49
4. Analisis Tingkat Brand Awareness ................................................. 52
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................... 53
A. Sejarah Perusahaan ................................................................................ 53
B. Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................... 54
C. Berbagai Produk Perusahaan ................................................................ 55
D. Produk Indomie ..................................................................................... 57
1. Sejarah Produk ................................................................................ 57
2. Jenis dan Varian Rasa Produk ......................................................... 58
3. Cara Pembuatan Produk .................................................................. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 63
A. Pengujian Instrumen.............................................................................. 63
1. Uji Validitas .................................................................................... 63
2. Uji Reliabilitas ................................................................................ 65
B. Analisis Deskriptif Responden .............................................................. 66
1. Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................. 66
2. Berdasarkan Usia ............................................................................ 66
3. Berdasarkan Tingkat Konsumsi Indomie ........................................ 67
C. Analisis Deskriptif Variabel .................................................................. 68
1. Variabel Brand Loyalty ................................................................... 68
2. Variabel Brand Awareness .............................................................. 69
D. Analisis Tingkat Brand Loyalty ............................................................ 70
1. Analisis dan Pembahasan Switcher Buyer ...................................... 70
2. Analisis dan Pembahasan Habitual Buyer ...................................... 72
3. Analisis dan Pembahasan Satisfied Buyer....................................... 75
4. Analisis dan Pembahasan Liking of The Brand buyer .................... 77
5. Analisis dan Pembahasan Committed Buyer ................................... 79
E. Analisis Tingkat Brand Awareness ....................................................... 82
1. Analisis dan Pembahasan Top of Mind ........................................... 82
2. Analisis dan Pembahasan Brand Recall .......................................... 83
3. Analisis dan Pembahasan Brand Recognition................................. 85
4. Analisis dan Pembahasan Unaware of Brand ................................. 86
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN .................... 87
A. Kesimpulan ............................................................................................ 87
B. Saran ...................................................................................................... 88
C. Keterbatasan .......................................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 90
LAMPIRAN ...................................................................................................... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
I.1 TBI Mi Instan Dalam Kemasan Bag ..................................................... 3
III.1 Alternatif Jawaban dan Bobot Penilaiannya ....................................... 45
IV.1 Jenis dan Varian Rasa Indomie ........................................................... 58
V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Loyalty ........................................ 64
V.2 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness ................................... 65
V.3 Hasil Uji Reliabilitas Brand Loyalty dan Brand Awareness ............... 65
V.4 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................. 66
V.5 Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ............................................ 66
V.6 Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Konsumsi ...................... 67
V.7 Deskriptif Variabel Brand Loyalty ...................................................... 68
V.8 Deskriptif Variabel Brand Awareness ................................................ 69
V.9 Frekuensi Jawaban Nomor 1 dan Nomor 2 ......................................... 70
V.10 Rata-rata dan Standar Deviasi Switcher Buyer ................................... 71
V.11 Frekuensi Jawaban Nomor 3 dan Nomor 4 ......................................... 73
V.12 Rata-rata dan Standar Deviasi Habitual Buyer ................................... 73
V.13 Frekuensi Jawaban Nomor 5 dan Nomor 6 ......................................... 75
V.14 Rata-rata dan Standar Deviasi Satisfied Buyer .................................... 76
V.15 Frekuensi Jawaban Nomor 7 dan Nomor 8 ......................................... 77
V.16 Rata-rata dan Standar Deviasi Liking of The Brand Buyer ................. 78
V.17 Frekuensi Jawaban Nomor 9 dan Nomor 10 ....................................... 80
V.18 Rata-rata dan Standar Deviasi Committed Buyer ................................ 80
V.19 Frekuensi dan Persentase Jawaban Nomor 1 ...................................... 82
V.20 Frekuensi dan Persentase Jawaban Nomor 2 ...................................... 84
V.21 Frekuensi dan Persentase Jawaban Nomor 3 ...................................... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
II.1 Tingkatan Piramida Brand Loyalty ................................................ 23
II.2 Tingkatan Piramida Brand Awareness ........................................... 29
II.3 Kerangka Konseptual Penelitian .................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................. 93
Lampiran 2 Tabulasi Jawaban Responden ............................................... 98
Lampiran 3 Uji Statistik ......................................................................... 105
A. Uji Validitas Brand Loyalty ......................................... 106
B. Uji Validitas Brand Awareness ................................... 107
C. Uji Reliabilitas Brand Loyalty ..................................... 108
D. Uji Reliabilitas Brand Awareness ................................ 109
E. Analisis Brand Loyalty ................................................ 110
F. Analisis Brand Awareness ........................................... 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT BRAND LOYALTY DAN TINGKAT BRAND
AWARENESS PADA PRODUK MI INSTAN MEREK INDOMIE
Studi pada Konsumen Indomie di suatu Supermarket
Abraham Christian Mac Arthur Lameng
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat brand loyalty dan
tingkat brand awareness pada produk mi instan merek Indomie. Penelitian ini
dilakukan pada bulan September 2018 hingga bulan Oktober 2018 di suatu
supermarket. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh konsumen Indomie di suatu supermarket dan sampel
dalam penelitian ini adalah 100 orang dari populasi yang dipilih dengan teknik
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Uji instrumen penelitian yang digunakan adalah uji validitas dan uji
reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: tingkat brand loyalty Indomie
yaitu (1) switcher buyer sebesar 20,5%, (2) habitual buyer sebesar 44%, (3)
satisfied buyer sebesar 68,5%, (4) liking of the brand buyer sebesar 85%, (5)
committed buyer sebesar 52,5%, dan tingkat brand awareness Indomie yaitu (1)
top of mind sebesar 79%, (2) brand recall sebesar 8%, (3) brand recognition
sebesar 13%, (4) unaware of brand sebesar 0%.
Kata kunci: brand loyalty, brand awareness, merek Indomie.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
THE ANALYSIS ON THE LEVEL OF BRAND LOYALTY AND BRAND
AWARENESS ON INDOMIE INSTANT NOODLE PRODUCT
A Study on Indomie Consumers in a Supermarket
Abraham Christian Mac Arthur Lameng
Sanata Dharma University
Yogyakarta, 2019
The aim of research is to discover the level of brand loyalty and the brand
awareness on Indomie instant noodle products. This research was conducted from
September 2018 to October 2018 in a supermarket. This research type is the
descriptive one. The population of this research is all Indomie consumers in a
supermarket, and the samples of this research are 100 people of the population
selected by the purposive sampling technique. The data collection is performed by
using a questionnaire. The research instrument tests used here are the validity test
and the reliability test. The data analysis techniques used on this research are the
average calculation, deviation standard, and percentage.
The result of this research shows that: the brand loyalty level of Indomie
are (1) the switcher buyer 20.5%, (2) the habitual buyer 44%, (3) the satisfied
buyer 68.5%, (4) the liking of brand buyer 85%, and (5) the committed buyer
52.5%; and the brand awareness levels of Indomie are (1) the top of mind 79%,
(2) the brand recall 8%, (3) the brand recognition 13%, and (4) the unaware of
brand 0%.
Keywords: brand loyalty, brand awareness, Indomie brand.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin pesat
memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk di dalam
dunia bisnis. Adanya kesempatan dan kemudahan yang sama bagi semua orang
dalam berbagi informasi, mendorong tingginya persaingan bisnis khususnya di
dalam bidang pemasaran. Persaingan bisnis terjadi pada berbagai merek produk
yang ditawarkan secara luas di pasar termasuk merek produk mi instan. Mi instan
adalah makanan cepat saji yang mengandung karbohidrat sama seperti yang
terkandung di dalam nasi. Sehingga bukan sebuah hal baru jika banyak orang
yang memilih mengatasi rasa laparnya dengan mengonsumsi mi instan. Sedikitnya
terdapat 5 merek mi instan yang ada di Indonesia yaitu merek Indomie, merek
Sarimi, merek Supermi, merek Mi ABC dan merek Mi Sedaap. Semua merek ini
bersaing menawarkan cita rasa yang bervariasi dengan harapan agar dapat
diterima oleh masyarakat. Produk mi instan dengan merek tertentu berpotensi
memiliki konsumen yang cenderung tidak mudah berpindah merek, hal itu
dikarenakan adanya kecocokan antara cita rasa yang ditawarkan dengan selera
rasa yang disukai konsumen.
Di Indonesia mi instan digemari hampir di semua kalangan masyarakat
mulai dari anak muda sampai orang dewasa baik yang berada di kota maupun di
pedesaan. Banyak orang berpendapat bahwa mi instan adalah makanan pengganti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
nasi dengan cara pembuatannya yang mudah dan harganya yang terjangkau.
Sehingga tidak heran jika tingkat konsumsi mi instan di Indonesia tergolong
tinggi. Tingginya tingkat konsumsi mi instan di Indonesia dapat dilihat dari hasil
survei yang telah dilakukan oleh world instant noodles association atau asosiasi
mi instan dunia. Menurut survei tersebut yang dilansir melalui situs web
www.katadata.co.id pada tahun 2017 menyatakan bahwa total konsumsi mi instan
di Indonesia mencapai 14,8 miliar bungkus pada tahun 2016. Angka tersebut
meningkat dari total konsumsi mi instan tahun sebelumnya yaitu 13,2 miliar
bungkus pada tahun 2015. Kemudian pada tahun 2017 total konsumsi mi instan
kembali mengalami peningkatan menjadi 16 miliar bungkus. Selama 3 tahun
berturut-turut total konsumsi mi instan di Indonesia terus meningkat. Hasil survei
ini juga semakin memperkuat pendapat banyak orang bahwa mi instan sudah
merupakan makanan sehari-hari di Indonesia.
Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia yang diproduksi
oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Harga produk Indomie yang
terjangkau dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera masyarakat
Indonesia membuat merek ini menjadi salah satu merek mi instan yang digemari.
Bahkan tidak jarang jika warga Indonesia membawa produk Indomie ketika
melakukan perjalanan ke luar negeri dengan tujuan untuk mengatasi masalah
ketersediaan makanan yang praktis. Indomie memiliki berbagai kandungan gizi
seperti karbohidrat, protein, asam folat, natrium, vitamin A dan lain-lain. Merek
Indomie juga berhasil menduduki peringkat pertama top brand award atau survei
berskala nasional yang menyusun merek-merek terbaik untuk kategori mi instan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam kemasan bag. Merek yang masuk ke dalam survei top brand award
merupakan merek yang dipilih konsumennya di sebelas kota besar di Indonesia
dengan melihat tiga parameter yaitu top of mind share, top of market share dan
top of commitment share. Merek yang terpilih adalah merek yang memperoleh top
brand index minimal sebesar 10% dan berada di dalam posisi tiga besar.
Berdasarkan data hasil survei yang dilansir melalui situs web resminya
www.topbrand-award.com periode 2015, 2016, dan 2017, Indomie menduduki
posisi pertama dengan selisih persentase TBI (top brand index) yang cukup jauh
dengan pesaingnya Mi Sedaap yang berada di posisi kedua dan diikuti dengan
merek-merek mi instan yang lain. Berikut adalah tabel I.1 yang berisi data TBI mi
instan dalam kemasan bag menurut survei top brand award.
Tabel I.1 TBI Mi Instan Dalam Kemasan Bag
Tahun Indomie Mi Sedaap Sarimi Supermi Merek-
merek lain
2017 80,0% 10,8% 3,4% 3,2% 2,6%
2016 78,7% 12,5% 3,6% 3,0% 2,2%
2015 75,9% 15,9% 2,7% 2,2% 3,3%
Berdasarkan tabel I.1 dapat dilihat bahwa Indomie menduduki peringkat pertama
dalam survei top brand award selama 3 tahun berturut-turut. Hasil ini tentunya
merupakan keberhasilan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dalam
menciptakan daya tarik konsumen mi instan terhadap Indomie.
Brand loyalty (loyalitas merek) adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan
kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika
pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga atau
atribut lainnya (Durianto, 2001). Setiap perusahaan tentunya mengharapkan
kesuksesan. Kesuksesan itu bisa ditandai dengan tingginya tingkat pembelian
terhadap suatu merek produk yang ditawarkan di pasar, yang dimana secara
langsung akan memberikan pengaruh positif pada keuntungan didapatkan
perusahaan. Dalam dunia bisnis, loyalitas konsumen terhadap merek merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan dari merek tersebut.
Loyalitas konsumen ditunjukkan dengan tindakan mereka yang melakukan
pembelian berulang kali terhadap suatu merek produk. Loyalitas konsumen yang
telah tercipta juga memberikan kemungkinan bahwa konsumen tersebut dapat
menawarkan merek produk serupa kepada orang-orang terdekatnya untuk
digunakan. Oleh karena itu, secara tidak langsung loyalitas merek yang kuat dapat
menghemat biaya promosi perusahaan karena di samping upaya perusahaan dalam
mempromosikan produk kepada calon konsumen, terdapat kemungkinan bahwa
produk tersebut juga telah dipromosikan oleh konsumennya yang loyal.
Brand loyalty (loyalitas merek) yang dimiliki suatu merek dapat diukur
dengan cara mengelompokkan konsumen merek tersebut ke dalam lima tingkatan
brand loyalty. Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut (Durianto, 2001):
1. Switcher Buyer (pembeli yang berpindah-pindah merek)
Switcher merupakan tingkatan pembeli yang tidak loyal terhadap merek. Ciri
yang paling nampak dari pembeli pada tingkatan ini adalah mereka membeli
suatu produk karena harganya yang murah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli pada tingkatan habitual buyer merupakan pembeli yang dimana
tindakan pembelian mereka didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
3. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pembeli pada tingkatan ini merupakan pembeli yang puas bila mereka
mengonsumsi suatu merek, meskipun demikian mungkin saja mereka juga
mengonsumsi merek lain dengan menanggung biaya peralihan (switching
cost) seperti waktu, uang, atau risiko kinerja.
4. Liking of The Brand Buyer (pembeli yang menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Rasa suka pembeli bisa saja
didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman
dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh
kerabatnya.
5. Committed Buyer (pembeli yang komit)
Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki
suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek tertentu. Pada tingkatan ini,
salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada orang lain.
Brand awareness (kesadaran merek) adalah kesanggupan seorang calon
pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari
suatu kategori produk (Durianto, 2004). Sederhananya untuk mengetahui
tingginya kesadaran merek yang dimiliki dapat dilakukan dengan memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pertanyaan berikut, merek apakah yang pertama kali diingat ketika anda sedang
berbicara mengenai mi instan? Suatu merek yang pertama kali diingat oleh
seseorang ketika sedang berbicara mengenai kategori produk tertentu,
menunjukkan bahwa merek tersebut memiliki kesadaran merek yang tinggi di
dalam benak konsumennya. Meningkatkan brand awareness adalah salah satu
tujuan penting yang harus dicapai perusahaan dalam melakukan pemasaran.
Untuk meningkatkan brand awareness tentunya perusahaan harus melakukan
promosi yang efektif agar merek tersebut dengan mudah dapat melekat pada
ingatan konsumen. Dengan berhasil membangun kesadaran merek yang kuat,
merek tersebut akan mendapatkan kepercayaan di hati konsumen. Hal ini dapat
memicu tingginya tindakan konsumen untuk membeli produk dari merek tersebut.
Tingginya tindakan pembelian terhadap produk tentunya akan memberikan
pertumbuhan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu, brand awareness
(kesadaran merek) memiliki peranan penting dalam kesuksesan sebuah
perusahaan.
Pengukuran brand awareness (kesadaran merek) didasarkan kepada
pengertian-pengertian brand awareness yang mencakup tingkatan brand
awareness adalah sebagai berikut (Durianto, 2001):
1. Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang pertama kali diingat atau
diucapkan ketika konsumen ditanya tentang suatu kategori produk.
2. Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek) adalah tingkatan
pengingatan kembali terhadap suatu merek tanpa bantuan (unaided recall).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkatan pengingatan kembali
terhadap suatu merek dengan bantuan seperti menunjukkan foto yang
menggambarkan ciri-ciri merek tersebut (aided recall).
4. Unaware of Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling rendah
brand awareness dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.
Brand loyalty (loyalitas merek) berperan dalam menentukan tinggi
rendahnya tindakan pembelian terhadap suatu merek produk dan brand awareness
(kesadaran merek) berperan dalam menentukan seberapa kuat sebuah merek
berada dalam ingatan konsumen. Untuk mampu bertahan dan memenangkan
persaingan bisnis, semua merek tentunya berharap memiliki brand loyalty dan
brand awareness yang tinggi. Dengan mempertimbangkan hal tersebut dan
melihat bahwa Indomie merupakan salah satu merek terbaik menurut survei top
brand award, maka peneliti tertarik untuk mengukur tingkat brand loyalty dan
tingkat brand awareness pada produk mi instan merek Indomie.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Seberapa besar tingkat brand loyalty pada produk mi instan merek
Indomie?
2. Seberapa besar tingkat brand awareness pada produk mi instan merek
Indomie?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
C. Pembatasan Masalah
Karena luasnya penelitian tentang dimensi brand equity (ekuitas merek),
maka peneliti membatasi penelitian ini hanya pada analisis tingkat brand loyalty
(loyalitas merek) dan tingkat brand awareness (kesadaran merek) pada produk mi
instan merek Indomie.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui tingkat brand loyalty (loyalitas merek) dan tingkat
brand awareness (kesadaran merek) pada produk mi instan merek Indomie.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan peneliti dalam bidang pemasaran
terlebih pada pemahaman pentingnya peranan dan pengukuran tingkat brand
loyalty (loyalitas merek) dan tingkat brand awareness (kesadaran merek)
suatu merek produk.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk sebagai perusahaan yang memproduksi mi instan
merek Indomie. Melalui penelitian ini akan diketahui seberapa besar tingkat
brand loyalty dan tingkat brand awareness Indomie, sehingga hasil tersebut
kiranya dapat digunakan perusahaan untuk terus melakukan perbaikan demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
meningkatkan atau menjaga loyalitas merek dan kesadaran merek konsumen
terhadap Indomie.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta khususnya bagi mahasiswa yang sedang
menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi, yang dimana dapat dijadikan
sumber referensi atau bahan pembelajaran sekaligus sebagai acuan untuk
mengembangkan penelitian dengan topik serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009) manajemen pemasaran adalah
seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Kotler dan Amstrong
(2008) menyatakan bahwa manajemen pemasaran adalah analisis,
perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang didesain
untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran, untuk mencapai tujuan
perusahaan. Selanjutnya, menurut Fandy Tjiptono (2011) manajemen
pemasaran merupakan sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menetapkan harga, dan mendistribusikan produk, jasa dan
gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka
mencapai tujuan organisasional. Definisi ini menjelaskan bahwa
manajemen pemasaran terdiri dari berbagai kegiatan untuk menghadirkan
produk yang dapat dengan mudah diterima atau memiliki kesesuaian dari
segi harga, desain, dan kinerja produk dengan keinginan calon pengguna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut Alma (2005) manajemen pemasaran adalah menganalisa,
merencanakan, mengimplementasikan, dan mengawasi segala kegiatan,
guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan
pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Definisi ini
menekankan adanya efektifitas dan efisiensi, efektivitas artinya
memaksimalkan hasil yang hendak dicapai yang telah ditetapkan lebih
dahulu. Sedangkan efisiensi adalah meminimalkan pengeluaran atau biaya
yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut. Adapun pengertian
menurut William J. Shultz dalam Alma (2005) yang menyatakan bahwa
manajemen pemasaran adalah merencanakan, pengarahan, dan
pengawasan seluruh kegiatan pemasaran perusahaan maupun bagian dari
perusahaan. Selanjutnya, Kotler dalam Saladin (2003) menyatakan bahwa
manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang, dan
jasa, untuk menghasilkan pertukaran yang memuaskan individu dan
memenuhi tujuan organisasi.
Berdasarkan pengertian para ahli di atas, peneliti menyimpulkan
manajemen pemasaran adalah sekumpulan kegiatan mulai dari
mengidentifikasi, merencanakan, mengimplementasikan, mengawasi dan
melakukan perbaikan (evaluasi) dalam menawarkan produk baik berupa
barang atau jasa agar dapat memberikan nilai yang diterima dan sesuai
dengan harapan konsumen yang menggunakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Brand (Merek)
Menurut Durianto (2001) merek merupakan nama, istilah, simbol
desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk atau
jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Kotler (2004) menyatakan
bahwa merek membedakan penjual, produsen, atau produk dari penjual,
produsen, atau produk yang lain. Merek dapat berupa nama dan simbol.
Sebagai penjual ia diberi hak eksklusif untuk menggunakan mereknya.
Selanjutnya UU Merek No. 15 tahun 2001 pasal 1 ayat 1 menyatakan
bahwa merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan atau
jasa. Definisi tersebut memiliki maksud yang sama dengan definisi
menurut american marketing association dalam Kotler (2000) yang
menyatakan bahwa merek adalah nama, simbol, rancangan, atau
kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang atau sekelompok
penjual dan membedakannya dari produk pesaing.
Menurut Rangkuti (2004) merek merupakan hal yang sangat
penting baik bagi produsen maupun konsumen. Dari sisi konsumen, merek
mempermudah pembelian. Bila tidak ada merek, konsumen harus
mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek setiap kali merek
akan melakukan pembelian. Merek juga membantu meyakinkan konsumen
bahwa mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten setiap kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mereka membeli produk tersebut. Dari sisi produsen, merek dapat
dipromosikan. Merek dapat dengan mudah diketahui ketika diperlihatkan
atau ditempatkan dalam suatu display. Selain itu, merek dapat dipakai
untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingkan produk-produk
sejenis yang berbeda.
Merek mempunyai dua unsur yaitu brand name yang terdiri dari
huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca, serta brand mark yang
berbentuk simbol, desain, atau warna yang spesifik. Kedua unsur dari
sebuah merek selain berguna untuk mempermudah konsumen, juga
berguna untuk menggali dan mengidentifikasi barang atau jasa yang
hendak dibeli (Rangkuti, 2004).
Dari pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa brand
(merek) adalah kombinasi dari nama dan simbol yang dapat membantu
konsumen dalam mengingat suatu produk, membedakan produk dari
merek yang satu dengan merek lain, dan meyakinkan konsumen bahwa
mereka akan mendapat kualitas yang konsisten dari suatu produk yang
dikonsumsi.
3. Brand Equity (Ekuitas Merek)
a. Pengertian Brand Equity
Adapun pengertian menurut Kotler dan Keller (2007) yang
menyatakan ekuitas merek sebagai nilai tambah yang diberikan
kepada produk dan jasa. Nilai ini bisa dicerminkan dalam bentuk cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
seorang konsumen dalam berpikir, merasa, dan bertindak terhadap
merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki
perusahaan. Selanjutnya menurut Durianto (2001) brand equity adalah
seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek,
nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang
diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun
pada pelanggan.
Knapp (2001) mendefinisikan ekuitas merek sebagai totalitas dari
persepsi merek, mencangkup kualitas relatif dari produk dan jasa,
kinerja keuangan, loyalitas pelanggan, kepuasan dan keseluruhan
penghargaan terhadap merek. Ini menjelaskan jika pelanggan tidak
tertarik pada suatu merek dan membeli merek tersebut karena
karateristik harga yang murah dan adanya diskon, kemungkinan
ekuitas dari merek tersebut rendah. Sedangkan jika para pelanggan
cenderung membeli suatu merek walaupun dihadapkan pada para
pesaing yang menawarkan produk yang lebih unggul, misalnya dalam
hal harga dan kepraktisan, maka merek tersebut memiliki nilai ekuitas
yang tinggi.
Dasar pemikiran model ekuitas merek berbasis pelanggan
mengungkapkan bahwa kekuatan suatu merek terletak pada apa yang
telah dilihat, dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan
konsumen tentang merek selama ini (Kotler dan Keller, 2007).
Identifikasi merek berbasis pelanggan dapat didefinisikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perbedaan dampak dari pengetahuan merek terhadap tanggapan
konsumen pada merek tersebut. Suatu merek dapat dikatakan
memiliki ekuitas merek berbasis pelanggan yang positif apabila
konsumen bereaksi lebih menyenangkan terhadap produk tertentu.
Sebaliknya, suatu merek dapat dikatakan memiliki ekuitas merek
berbasis pelanggan yang negatif apabila konsumen bereaksi kurang
menyenangkan terhadap aktivitas pemasaran dalam situasi yang sama.
b. Dimensi Brand Equity
Menurut David A. Aaker dalam Durianto (2001) brand equity dapat
dikelompokkan ke dalam lima dimensi yaitu:
1) Brand awareness
Brand awareness adalah dimensi yang menunjukkan
kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari
kategori produk tertentu.
2) Brand association
Brand association adalah dimensi yang mecerminkan pencitraan
suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya
dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis,
harga, pesaing, dan lain-lain.
3) Perceived quality
Perceived quality adalah dimensi yang mencerminkan persepsi
pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang
diharapkan.
4) Brand loyalty
Brand loyalty adalah dimensi yang mencerminkan tingkat
ketertarikan konsumen dengan suatu produk.
5) Other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya)
Dimensi ini secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari
empat dimensi utama tersebut. Aset-aset merek lainnya ini dapat
memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dengan
memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing. Biasanya
bila dimensi utama dari brand equity yaitu brand awareness,
brand asssociation, perceived quality, dan brand loyalty sudah
sangat kuat, secara otomatis aset brand equity lainnya juga akan
kuat.
c. Nilai Brand Equity
Menurut Durianto (2004) brand equity (ekuitas merek) dapat
memberikan nilai bagi perusahaan. Berikut adalah nilai ekuitas merek
bagi perusahaan:
1) Ekuitas merek yang kuat dapat membantu perusahaan dalam
upaya menarik minat calon konsumen serta upaya untuk menjalin
hubungan yang baik dengan para konsumen dan dapat
menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2) Seluruh dimensi ekuitas merek dapat memengaruhi keputusan
pembelian konsumen karena ekuitas merek yang kuat akan
mengurangi keinginan konsumen untuk berpindah ke merek lain.
3) Konsumen yang memiliki loyalitas tinggi terhadap suatu merek
tidak akan mudah untuk berpindah ke merek pesaing, walaupun
pesaing telah melakukan inovasi produk.
4) Asosiasi merek akan berguna bagi perusahaan untuk melakukan
evaluasi atas keputusan strategi perluasan merek.
5) Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat
menentukan harga premium serta mengurangi ketergantungan
perusahaan terhadap promosi.
6) Perusahaan yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat
menghemat pengeluaran biaya pada saat perusahaan memutuskan
untuk melakukan perluasan merek.
7) Ekuitas merek yang kuat akan menciptakan loyalitas saluran
distribusi yang akan meningkatkan jumlah penjualan perusahaan.
8) Empat dimensi inti ekuitas merek (brand awareness, brand
association, perceived quality, dan brand loyalty) yang kuat dapat
meningkatkan kekuatan dimensi ekuitas merek lainnya seperti
kepercayaan konsumen, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)
a. Pengertian Brand Loyalty
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran
keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan
beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut
didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut
lain (Durianto, 2001). Menurut Schiffman dan Kanuk (2009) loyalitas
merek adalah preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan
pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau
kategori pelayanan tertentu. Loyalitas merek adalah sebuah komitmen
yang kuat dalam berlangganan atau membeli suatu merek secara
konsisten di masa yang akan datang. Selanjutnya Peter dan Olson
(2003) memberikan definisi, brand loyalty adalah komitmen hakiki
dalam membeli ulang sebuah merek yang istimewa. Konsumen yang
loyal pada suatu merek cenderung akan sulit untuk berganti
mengonsumsi merek lain. Konsumen yang loyal sangat berpotensi
untuk melakukan pembelian ulang pada suatu merek bahkan bisa saja
pembelian tersebut menjadi rutinitas bagi konsumen.
Menurut Freddy Rangkuty (2009) loyalitas merek adalah ukuran
dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Loyalitas merek
merupakan inti dari brand equity yang menjadi gagasan sentral dalam
pemasaran, karena hal ini merupakan satu ukuran keterkaitan seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
pelanggan pada sebuah merek. Apabila loyalitas merek meningkat,
maka kerentaan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor dapat
dikurangi. Hal ini merupakan suatu indikator dari brand equity yang
berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan datang karena
loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan di
masa depan.
b. Fungsi Brand Loyalty
Adapun beberapa fungsi yang dapat diberikan oleh brand loyalty
kepada perusahaan, yaitu reduced marketing costs, trade leverage,
attracting new customers, dan provide time to respond to competitive
threats (Durianto, 2001).
1) Reduced marketing costs (mengurangi biaya pemasaran). Brand
loyalty memiliki keterkaitan dengan biaya pemasaran. Biaya
pemasaran yang dikeluarkan akan lebih kecil terutama dalam
mempertahankan pelanggan dibandingkan dengan biaya yang
harus dikeluarkan untuk mendapatkan pelanggan baru. Sehingga
dapat dikatakan brand loyalty memberikan manfaat pada
perusahaan terutama untuk mengurangi biaya pemasaran.
2) Trade leverage (meningkatkan perdagangan). Loyalitas yang kuat
terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan
perdagangan atau peningkatan penjualan. Semakin sering
konsumen membeli suatu produk, maka semakin tinggi frekuensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembelian konsumen tersebut, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan penjualan.
3) Attracting new customers (menarik pelanggan baru). Banyaknya
pelanggan yang merasa puas dan sering membeli merek tertentu,
maka akan menimbulkan perasaan yakin atau percaya pada calon
pelanggan lain untuk mengonsumsi merek serupa. Di samping itu,
pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek
tersebut kepada teman atau kerabat dekatnya, sehingga akan
membantu perusahaan dalam menambah pelanggan baru.
4) Provide time to respond to competitive threats (memberi waktu
untuk merespon ancaman persaing). Brand loyalty akan
memberikan waktu pada perusahaan untuk merespon inovasi baru
dari produk pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan
produk dengan fitur yang lebih unggul, maka pelanggan yang
loyal akan memberikan waktu pada perusahaan untuk
mengembangkan produk yang sudah ada dengan cara
mengadakan inovasi atau membuat fitur tambahan agar dapat
mengungguli produk pesaing.
c. Tingkatan Brand Loyalty
Dalam kaitannya dengan loyalitas merek terdapat beberapa tingkat
loyalitas. Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan
pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dimanfaatkan. Adapun tingkatan tersebut adalah sebagai berikut
(Durianto, 2001):
1) Switcher Buyer (pembeli yang berpindah-pindah merek)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan
sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar.
Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan
pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain
mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak
loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini
merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan
yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling
nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu
produk karena harganya murah.
2) Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat
dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk
yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami
ketidakpuasan dalam mengonsumsi produk tersebut. Pada
dasarnya tingkatan ini tidak didapati alasan yang cukup untuk
menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain
atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut
memerlukan usaha, biaya, maupun berbagai bentuk pengorbanan
lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembeli pada tingkatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
habitual buyer membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan
mereka selama ini.
3) Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkat ini pembeli masuk dalam kategori puas bila mereka
mengonsumsi merek tertentu, meskipun demikian mungkin saja
mereka juga mengonsumsi merek lain dengan menanggung biaya
peralihan (switching cost) yang terkait dengan waktu, uang, atau
risiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih
merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk
dalam tingkat loyalitas ini maka perusahaan perlu mengatasi atau
mengimbangi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh
pembeli dengan memberikan berbagai manfaat yang cukup besar
sebagai kompensasinya (switching cost loyal).
4) Liking of The Brand Buyer (pembeli yang menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan
pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada
tingkatan ini terdapat adanya perasaan emosional yang terkait
pada merek tersebut. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh
asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam
penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh
kerabatnya ataupun disebabkan oleh kesan kualitas yang tinggi.
Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat
untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.
5) Committed Buyer (pembeli yang komit)
Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka
memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan
bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka
dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi
mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu
aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada
orang lain.
d. Piramida Brand Loyalty
Adapun dua buah piramida yang menjelaskan tingkatan brand
loyalty seperti pada gambar II.1 (Durianto, 2001).
A B
Gambar II.1 Tingkatan Piramida dengan Brand Loyalty Lemah (A) dan
Tingkatan Piramida dengan Brand Loyalty Kuat (B)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Tingkatan brand loyalty pada Gambar II.1A yaitu mulai dari
switcher (tingkat yang paling rendah dengan porsi yang paling besar),
habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand, hingga committed
buyer (tingkat paling tinggi dengan porsi yang paling kecil) adalah
sangat sesuai bagi merek yang belum memiliki brand loyalty yang
kuat. Sebaliknya bagi merek dengan brand loyalty yang kuat, maka
tingkatan piramida dimulai dari switcher (tingkat yang paling rendah
dengan porsi yang paling kecil), habitual buyer, satisfied buyer, liking
of the brand, hingga committed buyer (tingkat paling tinggi dengan
porsi yang paling besar seperti pada Gambar II.1B).
e. Indikator Pengukuran Brand Loyalty
Menurut Durianto (2001) untuk mengukur brand loyalty perlu
dirancang kuesioner agar mengetahui tanggapan konsumen terhadap
berbagai tingkatan brand loyalty yang telah dipaparkan sebelumnya.
Berikut adalah indikator pengukuran brand loyalty:
1) Untuk eksplorasi switcher dapat diajukan pertanyaan dan
alternatif jawaban berikut:
Seberapa sering anda berpindah merek karena faktor harga?
Kemudian responden dapat memilih salah satu jawaban antara
tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, dan selalu.
2) Untuk eksplorasi habitual buyer dapat diajukan pertanyaan dan
alternatif jawaban berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Apakah anda setuju bahwa alasan anda membeli suatu merek
produk hanya karena kebiasaan? Kemudian responden dapat
memilih salah satu jawaban antara sangat tidak setuju, tidak
setuju, ragu-ragu, setuju, dan sangat setuju.
3) Untuk eksplorasi satisfied buyer dapat diajukan pertanyaan dan
alternatif jawaban berikut:
Apakah anda menemukan kepuasan dalam menggunakan merek
produk tersebut? Kemudian responden dapat memilih salah satu
jawaban antara sangat tidak puas, tidak puas, biasa saja, puas, dan
sangat puas.
4) Untuk eksplorasi liking of the brand dapat diajukan pertanyaan
dan alternatif jawaban berikut:
Apakah anda sungguh-sungguh menyukai merek produk tersebut?
Kemudian responden dapat memilih salah satu jawaban antara
sangat tidak suka, tidak suka, biasa saja, suka, dan sangat suka.
5) Untuk eksplorasi committed buyer dapat diajukan pertanyaan dan
alternatif jawaban berikut:
Apakah anda menyarankan dan mempromosikan ke orang lain
untuk membeli produk yang sama? Kemudian responden dapat
memilih salah satu jawaban antara tidak pernah, jarang, kadang-
kadang, sering, dan selalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5. Brand Awareness (Kesadaran Merek)
a. Pengertian Brand Awareness
Menurut Durianto (2001) brand awareness adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu
merek sebagai bagian dari suatu kategori produk. Bagian dari suatu
kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan
yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.
Selanjutnya Peter dan Olson (2000) menyatakan bahwa brand
awareness adalah sebuah tujuan umum komunikasi untuk semua
strategi promosi. Dengan menciptakan brand awareness, pemasar
berharap bahwa kapanpun kebutuhan kategori muncul, merek tersebut
akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan
pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Kesadaran merek menggambarkan keberadaan merek di dalam
pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa
kategori dan biasanya memiliki peranan kunci dalam brand equity.
Kesadaran merek merupakan kunci pembuka untuk masuk ke dalam
elemen lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka bisa
dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah (Durianto, 2004).
Peter dan Olson (2000) juga menyatakan bahwa brand awareness
dapat diukur dengan meminta konsumen menyebutkan nama merek
yang dianggap akrap oleh konsumen dan merek yang pertama kali
disebut merupakan merek yang memiliki brand awareness yang kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b. Peran Brand Awareness
Menurut Durianto (2004) peran brand awareness (kesadaran
merek) dalam membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji
bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Penjelasan dari
nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut:
1) Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain.
Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-
asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek
tersebut menjadi sangat tinggi di benak konsumen. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa jika kesadaran merek rendah,
suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat
pada merek tersebut.
2) Familier atau rasa suka.
Jika kesadaran suatu merek sangat tinggi, maka konsumen akan
sangat akrab dengan merek tersebut dan lama-kelamaan timbul
rasa suka yang tinggi terhadap merek yang dipasarkan.
3) Substansi atau komitmen
Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan
inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Jadi jika
kesadaran atas merek tinggi, kehadiran merek itu akan selalu
dapat kita rasakan. Sebuah merek yang memiliki kesadaran
konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
a) Diiklankan secara luas.
b) Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu.
c) Jangkauan distribusi yang luas.
d) Merek tersebut dikelola dengan baik.
Oleh karena itu jika kualitas dua merek adalah sama, kesadaran
merek akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan
pembelian.
4) Mempertimbangkan merek.
Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah
menyeleksi merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok
untuk dipertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan
dibeli. Merek dengan top of mind tinggi mempunyai nilai
pertimbangan yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan
dalam ingatan, merek tersebut tidak akan dipertimbangkan dalam
benak konsumen. Biasanya merek-merek yang disimpan dalam
ingatan konsumen adalah yang disukai atau dibenci.
c. Tingkatan dan Piramida Brand Awareness
Brand awareness memiliki beberapa tingkatan dari tingkatan yang
paling rendah yaitu unaware of brand (tidak menyadari merek)
sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu top of mind (puncak pikiran)
yang digambarkan dalam sebuah piramida. Piramida brand awareness
dari tingkatan yang paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi
ada pada gambar II.2 berikut (Durianto, 2004):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar II.2 Tingkatan Piramida Brand Awareness (Kesadaran Merek)
Tingkatan brand awareness seperti pada gambar II.2 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1) Top of mind (puncak pikiran) adalah merek yang disebutkan
pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul
dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut
merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam
benak konsumen.
2) Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek) adalah
pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided
recall).
3) Brand recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal
kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi
setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided
recall).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
4) Unaware of brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat paling
rendah dalam piramida brand awareness dimana konsumen tidak
menyadari adanya suatu merek.
d. Cara Mencapai Brand Awareness
Menurut Durianto (2001) pengenalan maupun pengingatan merek
akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan
menghubungkannya ke kategori produk. Agar brand awareness dapat
dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh beberapa cara berikut:
1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda
dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara
merek dengan kategori produknya.
2) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga
membantu konsumen untuk mengingat merek.
3) Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai
dapat dihubungkan dengan mereknya.
4) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak
diingat pelanggan.
5) Kesadaran merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat
yang sesuai kategori produk, merek, atau keduanya.
6) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena
membentuk ingatan lebih sulit dibanding membentuk pengenalan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. Indikator Pengukuran Brand Awareness
Menurut Durianto (2001) pengukuran brand awareness didasarkan
kepada pengertian-pengertian dari brand awareness yang mencakup
tingkatan brand awareness yaitu top of mind, brand recall, brand
recognition, dan unaware of brand. Informasi dapat diperoleh dengan
menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan). Berikut adalah indikator
pengukuran brand awareness:
1) Top of Mind.
Top of mind menggambarkan merek yang pertama kali diingat
responden ketika yang bersangkutan ditanya tentang suatu
kategori produk. Top of mind adalah single respons question yang
artinya satu responden hanya boleh memberikan satu jawaban
untuk pertanyaan ini. Misalnya dalam kategori minuman serbuk
jeruk instan (merek yang diteliti adalah Nutrisari) dapat
dilontarkan pertanyaan, merek minuman jeruk apa yang pertama
kali muncul di benak anda?
2) Brand Recall.
Brand recall merupakan tingkatan kesadaran merek dimana
pengingatan kembali terhadap merek dilakukan tanpa bantuan
(unaided recall). Masih dalam konteks minuman serbuk jeruk
instan (Nutrisari), mengukur brand recall dapat melalui
pertanyaan, merek-merek minuman jeruk apa saja yang anda
ketahui?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3) Brand Recognition.
Brand recognition atau pengenalan brand merupakan pengukuran
brand awareness dimana kesadaran responden diukur dengan
diberikan bantuan. Untuk mengukur brand recognition selain
mengajukan pertanyaan dapat dilakukan dengan menunjukkan
foto yang menggambarkan ciri-ciri merek yang diteliti (Nutrisari)
dan dilanjutkan pertanyaan, apakah anda mengenal merek produk
ini?
4) Unaware of Brand.
Unaware of brand dapat diukur dengan melakukan observasi
terhadap pertanyaan pengenalan brand awareness sebelumnya
dengan melihat jawaban responden yang tidak mengenal sama
sekali atau menjawab tidak tahu ketika ditunjukkan foto
produknya.
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan topik dan
variabel dengan penelitian ini sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi
dan perbandingan bagi peneliti. Beberapa penelitian terdahulu adalah sebagai
berikut:
1. Semuel (2007) melakukan penelitian jurnal yang berjudul “Analisis Tingkat
Brand Loyalty Pada Produk Shampoo Merek Head & Shoulders”. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat brand loyalty pada produk shampoo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
merek Head & Shoulders dan mengetahui susunan piramida loyalitas yang
meliputi switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand,
dan committed buyer pada shampoo merek Head & Shoulders. Hasil
penelitian atas 1200 orang pelanggan menunjukkan bahwa: (1) Shampoo
merek Head & Shoulders mempunyai konsumen yang paling banyak adalah
pada tingkat committed buyer yaitu 91,25%, sehingga hasil tersebut
merupakan hasil yang baik. (2) Persentase switcher buyer, habitual buyer,
satisfied buyer, liking of the brand, dan committed buyer atas shampoo merek
Head & Shoulders berturut-turut adalah 18,50%, 42,08%, 79,67%, 86,60%,
dan 91,25%, sehingga susunan piramida loyalitas adalah seperti piramida
terbalik. Hal ini mengindikasikan bahwa merek Head & Shoulders memiliki
brand equity yang kuat.
2. Pramitadewi (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengukuran
Kesadaran Merek (Brand Awareness) Pada Produk Madurasa PT. Air
Mancur”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah merek Madurasa
telah menjadi top of mind, dan untuk mengetahui cara mengukur kesadaran
merek (brand awareness) yang didasarkan pada tingkatan top of mind, brand
recall, brand recognition, dan unaware of brand. Jenis penelitian ini adalah
penelitian survey, dimana populasi yang digunakan adalah masyarakat Solo
yang dibagi menjadi lima kecamatan yaitu: Kecamatan Jebres, Kecamatan
Banjarsari, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Pasar Kliwon Dan Kecamatan
Serengan. Sampel dari penelitian ini sebanyak 100 orang responden dan
teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probability
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
sampling yaitu convinience sampling. Sumber data yang digunakan adalah
data primer dan sekunder, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Kemudian teknik analisis data yang digunakan
adalah perhitungan presentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
merek Madurasa telah menjadi top of mind dengan persentase sebesar 81%.
Kemudian berdasarkan analisis brand awareness menunjukkan merek
Madurasa menempati posisi top of mind sebesar 81%, dan produk madu
dengan merek Nusantara menempati posisi pertama pada analisis brand
recall sebesar 57%, pada analisis brand recognition terdapat sebesar 18%
responden perlu diberikan bantuan untuk mengenal merek Madurasa, dan
pada analisis unaware of brand terdapat sebesar 1% responden yang tidak
mengenal merek Madurasa.
3. Saputro (2015) melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Analisis
Pengaruh Brand Awareness, Brand Association, Perceived Quality Dan
Brand Loyalty Terhadap Purchase Intention Laptop Acer Di Ponogoro”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand awareness, brand
association, perceived quality, brand loyalty terhadap purchase intention.
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian explanatory research. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kabupaten Ponorogo yang
menggunakan laptop Acer, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 80
orang dari populasi. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner. Uji
validitas instrumen menggunakan confirmatory factor analysis sedangkan uji
reliabilitas menggunakan alpha cronbach. Selanjutnya data yang terkumpul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dianalisis menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil pengujian
yang didapatkan mengindikasi bahwa brand awareness berpengaruh positif
dan signifikan terhadap purchase intention dengan nilai t hitung 2,067> t
tabel 1,992 dan tingkat signifikansi 0,000, brand association berpengaruh
positif dan signifikan terhadap purchase intention dengan nilai t hitung
2,398> t tabel 1,992 dan tingkat signifikansi 0,019, perceived quality
berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention dengan nilai t
hitung 3,343> t tabel 1,992 dan tingkat signifikansi 0,001, dan brand loyalty
berpengaruh positif dan signifikan terhadap purchase intention dengan nilai t
hitung 2,059> t tabel 1,992 dan tingkat signifikansi 0,001.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Kerangka Konseptual Penelitian
Adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah pada gambar II.3
Gambar II.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Berdasarkan Gambar II.3 dapat dilihat kerangka konseptual dari penelitian ini
yang menganalisis tingkat brand loyalty dan tingkat brand awareness produk
merek Indomie.
Brand
Loyalty
Switcher
Buyer
Habitual
Buyer
Satisfied
Buyer
Liking of the
Brand Buyer
Committed
Buyer
Brand
Awareness
Top of Mind
Brand
Recall
Brand
Recognition
Unaware of
Brand
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah ditetapkan, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Menurut Siregar (2013) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau
penghubungan dengan variabel yang lain.
B. Objek dan Subjek Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah tingkat brand loyalty dan tingkat brand
awareness produk mi instan merek Indomie.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen Indomie di Super Indo Jl. Raya
Seturan, No. 4, Sleman, DIY.
C. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu dilakukannya penelitian ini adalah pada bulan September 2018 hingga
bulan Oktober 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di suatu supermarket yang menjual mi instan merek
Indomie yaitu Super Indo Jl. Raya Seturan, No. 4, Sleman, DIY. Peneliti
memilih Super Indo sebagai lokasi penelitian karena Super Indo merupakan
toko besar yang menjual kebutuhan sehari-hari dan memiliki cakupan
pelanggan yang luas dari segi usia mulai dari anak muda sampai orang
dewasa.
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono dalam Wiratna (2015) variabel penelitian adalah
sesuatu hal yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel-
variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Brand Loyalty (loyalitas merek)
Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan
pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang
lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik
menyangkut harga ataupun atribut lain (Durianto, 2001).
2. Brand Awareness (kesadaran merek)
Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu
kategori produk tertentu (Durianto, 2001).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Definisi Operasional
Menurut Sugiyono (2001) definisi operasional merupakan definisi yang
diberikan kepada suatu variabel dengan memberi arti atau menspesifikkan
kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur
variabel tersebut. Berikut adalah definisi operasional dalam penelitian ini:
1. Brand loyalty adalah suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah
merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
seorang pelanggan beralih ke merek produk lain, terutama jika pada merek
tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga atau atribut
lainnya (Durianto, 2001).
Indikator pengukuran brand loyalty adalah sebagai berikut:
a. Switcher Buyer (berpindah-pindah).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, switcher buyer diukur melalui pertanyaan nomor 1 dan
nomor 2 pada kuesioner bagian brand loyalty yaitu: 1) Seberapa
sering anda membeli mi instan merek lain (selain Indomie) karena
faktor harga? 2) Seberapa sering anda membeli mi instan merek lain
(selain Indomie) karena faktor diskon atau promo pembelian?
Kemudian pengukuran switcher buyer dilakukan berdasarkan
frekuensi jawaban “selalu” dan “sering” yang diberikan responden.
b. Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, habitual buyer diukur melalui pertanyaan nomor 3 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
nomor 4 pada kuesioner bagian brand loyalty yaitu: 1) Apakah anda
setuju bahwa alasan anda mengonsumsi Indomie hanya karena
kebiasaan? 2) Apakah anda setuju bahwa alasan anda mengonsumsi
Indomie hanya karena ada banyak orang yang mengonsumsinya?
Kemudian pengukuran habitual buyer dilakukan berdasarkan
frekuensi jawaban “sangat setuju” dan “setuju” yang diberikan
responden.
c. Satisfied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, satisfied buyer diukur melalui pertanyaan nomor 5 dan
nomor 6 pada kuesioner bagian brand loyalty yaitu: 1) Apakah anda
puas dengan cita rasa yang ditawarkan Indomie? 2) Apakah anda puas
dengan kemampuan Indomie dalam mengatasi rasa lapar? Kemudian
pengukuran satisfied buyer dilakukan berdasarkan frekuensi jawaban
“sangat puas” dan “puas” yang diberikan responden.
d. Liking of The Brand Buyer (menyukai merek).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, liking of the brand buyer diukur melalui pertanyaan nomor
7 dan nomor 8 pada kuesioner bagian brand loyalty yaitu: 1) Apakah
anda sungguh-sungguh menyukai produk Indomie? 2) Apakah anda
menyukai produk Indomie karena kualitas produknya yang baik?
Kemudian pengukuran liking of the brand buyer dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
berdasarkan frekuensi jawaban “sangat setuju” dan “setuju” yang
diberikan responden.
e. Committed Buyer (pembeli yang komit).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, committed buyer diukur melalui pertanyaan nomor 9 dan
nomor 10 pada kuesioner bagian brand loyalty yaitu: 1) Apakah anda
menyarankan orang lain untuk mengonsumsi produk Indomie? 2)
Apakah anda merasa bangga mengonsumsi produk Indomie?
Kemudian pengukuran committed buyer dilakukan berdasarkan
frekuensi jawaban “sangat setuju” dan “setuju” yang diberikan
responden.
2. Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk
mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian dari suatu
kategori produk (Durianto, 2001).
Indikator pengukuran brand awareness adalah sebagai berikut:
a. Top of Mind (puncak pikiran).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, top of mind diukur melalui pertanyaan nomor 1 pada
kuesioner bagian brand awareness yaitu: Apakah Indomie merupakan
merek yang pertama kali muncul di ingatan anda ketika berbicara atau
berpikir mengenai mi instan? Kemudian pengukuran top of mind
dilakukan berdasarkan frekuensi jawaban “sangat setuju” dan “setuju”
yang diberikan responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
b. Brand Recall (pengingatan kembali merek tanpa bantuan).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, brand recall diukur melalui pertanyaan nomor 2 pada
kuesioner bagian brand awareness yaitu: Apakah anda mampu
membayangkan atau mengingat produk merek Indomie? Kemudian
pengukuran brand recall dilakukan berdasarkan frekuensi jawaban
“sangat setuju” dan “setuju” yang diberikan responden.
c. Brand Recognition (pengenalan merek dengan bantuan).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, brand recognition diukur melalui pertanyaan nomor 3 pada
kuesioner bagian brand awareness dengan menampilkan foto yang
merupakan ciri-ciri produk Indomie sebagai bantuan kepada
responden untuk mengingat produk, dan dilanjutkan dengan
pertanyaan: Apakah anda setuju bahwa anda mengenal merek produk
ini? Kemudian pengukuran brand recognition dilakukan berdasarkan
frekuensi jawaban “sangat setuju” dan “setuju” yang diberikan
responden.
d. Unaware of Brand (tidak menyadari merek).
Mengacu pada Durianto (2001) yang disesuaikan dengan objek
penelitian, unaware of brand diukur melalui pertanyaan yang sama
pada pengukuran brand recognition yaitu pertanyaan nomor 3 pada
kuesioner bagian brand awareness yang dimana pada pertanyaan
tersebut disertakan dengan gambar yang merupakan ciri-ciri produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Indomie dan dilanjutkan dengan pertanyaan: Apakah anda setuju
bahwa anda mengenal merek produk ini? Kemudian pengukuran
unaware of brand dilakukan berdasarkan frekuensi jawaban “ragu-
ragu”, “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju” yang diberikan
responden karena melalui jawaban tersebut dapat diketahui bahwa
responden tidak menyadari atau tidak mengenal merek Indomie.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010) populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan konsumen
Indomie di Super Indo Jl. Raya Seturan, No. 4, Sleman, DIY.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan ukuran sampel yang layak
dalam penelitian adalah antara 30 orang sampai 500 orang. Oleh karena itu,
peneliti memilih 100 orang sampel dari keseluruhan konsumen Indomie di
Super Indo Jl. Raya Seturan, No. 4, Sleman, DIY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah metode penetapan responden
untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria tertentu (Siregar, 2013).
Kriteria-kriteria yang ditetapkan yaitu:
1. Laki-laki atau perempuan yang telah mengonsumsi produk Indomie minimal
sekali dalam 3 bulan terakhir.
2. Pernah membeli produk Indomie di Super Indo Jl. Raya Seturan, No. 4,
Sleman, DIY.
H. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Menurut Siregar (2013) data primer adalah data yang dikumpulkan atau
didapatkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Data primer di
dalam penelitian ini adalah jawaban 100 orang responden pada kuesioner
penelitian, berbagai teori para ahli yang dikutip oleh peneliti langsung dari
buku yang diterbitkan, beberapa data hasil survei dan gambaran umum
perusahaan yang didownload langsung dari situs web resmi lembaga terkait.
2. Data Sekunder
Menurut Siregar (2013) data sekunder adalah data yang diterbitkan atau
digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya. Data sekunder di
dalam penelitian ini adalah data hasil survei tingkat konsumsi mi instan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dilakukan oleh world instant noodles association dan kemudian dilansir
melalui situs web www.katadata.co.id.
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan menggunakan
instrumen kuesioner dengan judul “Analisis Tingkat Brand Loyalty dan Tingkat
Brand Awareness pada Produk Mi Instan Merek Indomie”. Skala pengukuran
yang digunakan adalah skala likert. Menurut Durianto (2001) skala likert
merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap
karakteristik suatu produk.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisikan pertanyaan-
pertanyaan dalam bentuk pilihan berganda dan jawabannya terdiri dari lima
alternatif jawaban skala likert. Berikut adalah macam-macam alternatif jawaban
skala likert dalam penelitian ini beserta dengan pemetaan bobot penilaiannya ada
pada tabel III.1
Tabel III.1 Alternatif Jawaban Beserta Bobot Penilaiannya
No Bobot 5 Bobot 4 Bobot 3 Bobot 2 Bobot 1
1 Sangat
Setuju Setuju Ragu-ragu
Tidak
Setuju
Sangat Tidak
Setuju
2 Selalu Sering Kadang-
kadang Jarang Tidak Pernah
3 Sangat Puas Puas Biasa Saja Tidak Puas Sangat Tidak
Puas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
J. Teknik Pengujian Instrumen
Dalam penelitian ini, pengujian instrumen kuesioner dilakukan dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Definisi uji validitas dan uji
reliabilitas adalah sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur
sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi product moment, yang dimana
cara menghitung rhitung dari masing-masing pertanyaan atau pernyataan
dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Siregar, 2013):
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛 (∑ 𝑋𝑌) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√[𝑛(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)2][𝑛(∑ 𝑌2) − (∑ 𝑌)2]
Keterangan:
rhitung = koefisien korelsi
n = jumlah responden
X = skor variabel
Y = skor total dari variabel untuk responden ke-n
Dengan nilai signifikan (α) = 5%, setiap butir pertanyaan dinyatakan valid
apabila rhitung lebih besar dari rtabel. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan
dengan menggunakan bantuan program SPSS 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
2. Uji Reliabilitas
Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur
suatu kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas
suatu test merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan
akurasi.
Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik cronbach alpha, yang dimana cara
menghitung koefisien reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
rumus berikut (Siregar, 2013)
𝑟11 = [𝑘
𝑘 − 1] [1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 ]
Keterangan:
r11 = koefisien reliabilitas instrumen
k = jumlah butir pertanyaan
∑𝜎𝑏2 = jumlah varian butir
σ2t = varian total
Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas
(r11) > 0,6. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas juga dilakukan dengan
bantuan program SPSS 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
K. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Responden
Pada analisis deskriptif responden, 100 orang responden yang merupakan
sampel dalam penelitian ini akan dikelompokkan ke dalam beberapa
karakteristik dengan menggunakan perhitungan persentase (%). Beberapa
karakteristik responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenis kelamin
b. Berdasarkan usia
c. Berdasarkan tingkat konsumsi Indomie dalam 3 bulan terakhir
2. Analisis Deskriptif Variabel
Analisis deskriptif variabel memberikan gambaran tentang variabel beserta
butir pertanyaannya melalui perhitungan rata-rata yang dihitung dengan
bantuan Ms. Excel 2013. Nilai rata-rata tersebut digunakan untuk
mengategorikan variabel beserta butir pertanyaannya ke dalam 5 rentang
skala penilaian. Berikut adalah cara menentukan 5 rentang skala penilaian:
Interval kelas = (skala tertinggi – skala terendah) / jumlah kelas
= (5 - 1) / 5 = 0,8
Rentang skala penilaiannya adalah:
a. 1,00 sampai dengan 1,80 = sangat buruk
b. 1,81 sampai dengan 2,60 = buruk
c. 2,61 sampai dengan 3,40 = cukup
d. 3,41 sampai dengan 4,20 = baik
e. 4,21 sampai dengan 5,00 = sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3. Analisis Tingkat Brand Loyalty
Teknik analisis yang digunakan untuk mengukur brand loyalty adalah sebagai
berikut yang mengacu pada Durianto (2001):
a. Rata-rata (mean)
Perhitungan rata-rata digunakan untuk mengetahui nilai tunggal dari
setiap tingkatan brand loyalty (switcher buyer, habitual buyer,
satisfied buyer, liking of the brand buyer, committed buyer) yang
dimana nilai tersebut digunakan untuk mengategorikan setiap
tingkatan brand loyalty ke dalam 5 rentang skala penilaian (sama
seperti rentang skala penilaian pada analisis deskriptif variabel). Rata-
rata dapat dihitung dengan rumus berikut (Durianto, 2001):
Keterangan:
fi : Frekuensi kelas ke-i
xi : Nilai pengukuran ke-i
n : Banyaknya pengamatan
Berikut adalah 5 rentang skala penilaian yang digunakan untuk
pemetaan tingkatan brand loyalty (switcher buyer, habitual buyer,
satisfied buyer, liking of the brand buyer, committed buyer):
Interval kelas = (skala tertinggi – skala terendah) / jumlah kelas
= (5 - 1) / 5 = 0,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Rentang skala penilaiannya adalah:
1) 1,00 sampai dengan 1,80 = sangat buruk
2) 1,81 sampai dengan 2,60 = buruk
3) 2,61 sampai dengan 3,40 = cukup
4) 3,41 sampai dengan 4,20 = baik
5) 4,21 sampai dengan 5,00 = sangat baik
b. Standar Deviasi
Standar deviasi adalah nilai statistik yang menunjukkan seberapa jauh
variasi data terhadap nilai rata-ratanya. Dalam penelitian ini, standar
deviasi digunakan untuk menunjukkan penyebaran setiap tingkatan
brand loyalty (switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking
of the brand buyer, committed buyer) dengan mengategorikannya ke
dalam 5 rentang skala penilaian yang sama seperti rentang skala
penilaian pada perhitungan rata-rata.
Untuk mendapatkan nilai penyebarannya maka nilai rata-rata dari
setiap tingkatan brand loyalty akan dikurangkan dan dijumlahkan
dengan nilai standar deviasinya. Dua nilai (hasil pengurangan dan
penjumlahan) yang telah diperoleh kemudian digunakan untuk
menunjukkan penyebaran setiap tingkatan brand loyalty pada rentang
skala penilaian mulai dari kategori paling buruk sampai dengan
kategori paling baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Rumus standar deviasi adalah sebagai berikut (Durianto, 2001):
Keterangan:
fi : Frekuensi kelas ke-i
xi : Nilai pengukuran ke-i
n : Banyaknya pengamatan
c. Persentase (%)
Dalam penelitian ini perhitungan persentase digunakan untuk
menyatakan seberapa besar tingkat brand loyalty yang terdiri dari
switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking of the brand
buyer, dan committed buyer pada merek Indomie dengan
menggunakan rumus berikut:
Persentase switcher buyer = total switcher buyer / 200 x 100%
Keterangan:
Total switcher buyer dibagi dengan 200 karena switcher buyer diukur
melalui 2 pertanyaan yang dijawab oleh 100 orang responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
4. Analisis Tingkat Brand Awareness
Mengacu pada Durianto (2001) untuk menganalisis tingkat brand awareness
dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan responden ke dalam tingkatan
brand awareness yaitu top of mind, brand recall, brand recognition, dan
unaware of brand yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan perhitungan
persentase (%). Dalam penelitian ini perhitungan persentase digunakan untuk
menyatakan seberapa besar tingkat brand awareness (top of mind, brand
recall, brand recognition, unaware of brand) pada merek Indomie dengan
menggunakan rumus berikut:
Persentase top of mind = total top of mind / 100 x 100%
Keterangan:
Total top of mind dibagi dengan 100 karena top of mind diukur melalui 1
pertanyaan yang dijawab oleh 100 orang responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
Pada tahun 1990 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk didirikan dengan
nama PT. Panganjaya Intikusuma yang memulai kegiatan usaha di bidang
makanan ringan melalui perusahaan patungan dengan Fritolay Netherlands
Holding B.V. perusahaan afiliasi Pepsi Co Inc. Setelah 4 tahun berdiri dengan
nama PT. Panganjaya Intikusuma, barulah pada tahun 1994 nama perusahaan
diganti menjadi PT. Indofood CBP Sukses Makmur sekaligus mencatatkan saham
di Bursa Efek Indonesia. Ketika baru setahun berdiri dengan nama PT. Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk, perusahaan tersebut sudah berhasil memulai integrasi
bisnis melalui akuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari dan pada tahun 1997
PT. Indofood juga mengakuisisi grup perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan, agribisnis, dan distribusi. Pada tahun 2005 PT. Indofood memulai
kegiatan usaha di bidang yang baru yaitu bidang perkapalan dengan mengakuisisi
PT. Pelayaran Tahta Bahtera. Dua tahun kemudian PT. Indofood berhasil
mencatatkan saham Grup Agribisnis yaitu Indofood Agri Resources Ltd di Bursa
Efek Singapura. Grup Agribisnis ini memperluas perkebunannya pada tahun 2007
dengan mengakuisisi PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk, sebuah perusahaan
perkebunan yang sahamnya tercatat di BEI. Grup Agribisnis kembali berhasil
memperluas kegiatan usaha ke Brasil dan Filipina khususnya pada produk gula
melalui penyertaan saham pada Companhia Mindira de Açúcar e Álcool
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Participações dan Roxas Holdings Inc pada tahun 2013. Kemudian pada tahun
berikutnya PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk kembali berhasil
mengembangkan kegiatan usaha di bidang yang baru yaitu bidang air minum
dalam kemasan melalui akuisisi AMDK (air minum dalam kemasan) merek Club.
Dalam dua dekade terakhir, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk telah
bertransformasi menjadi sebuah perusahaan total food solutions dengan kegiatan
operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari
produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia
di pasar. Kini PT. Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan
terkemuka di setiap kategori bisnisnya.
B. Visi dan Misi PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
1. Visi : Perusahaan Total Food Solutions
2. Misi :
a. Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan.
b. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan
teknologi kami.
c. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan
secara berkelanjutan.
d. Meningkatkan stakeholders values secara berkesinambungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
C. Produk PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan besar yang
memproduksi banyak produk pada berbagai kategori. Berikut adalah beberapa
produk yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk:
1. Mi Instan.
Divisi mi instan memproduksi dan memasarkan berbagai produk seperti
instant bag noodles, instant cup noodles, mi telur, mug noodles dan snack
noodles, serta merupakan salah satu produsen mi instan terbesar di dunia
dengan kapasitas lebih dari 17 miliar bungkus per tahun. Portofolio merek
yang beragam meliputi merek-merek seperti Indomie, Supermi, Sarimi,
Sakura, Pop Mi, Mi Telur Cap 3 Ayam dan Anak Mas yang melayani semua
segmen pasar. Merek-merek tersebut dikenal karena kualitasnya dan telah
diterima dengan baik oleh para konsumen serta meraih berbagai penghargaan
atas keunggulan dan status mereknya.
2. Makanan Ringan.
Divisi makanan ringan terdiri dari unit usaha makanan ringan dan biskuit.
Unit usaha makanan ringan merupakan perusahaan patungan dengan Fritolay
Netherlands Holding B.V. afiliasi dari Pepsi Co yang memproduksi makanan
ringan moderen dan tradisional seperti keripik kentang, singkong, tempe, ubi,
dan berbagai extruded snack yang dipasarkan dengan merek-merek Chitato,
Lays, Qtela, Cheetos, JetZ dan Chiki yang memiliki posisi yang kuat di pasar.
Unit usaha biskuit dijalankan sendiri oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
dan telah memproduksi berbagai merek biskuit yang ditujukan bagi segmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pasar yang berbeda, seperti Trenz bagi segmen anak muda dan dewasa,
Wonderland bagi segmen keluarga, dan Dueto untuk segmen remaja. Divisi
ini memiliki total kapasitas produksi lebih dari 45 ribu ton per tahun.
3. Penyedap Makanan.
Divisi penyedap makanan memproduksi produk-produk kuliner seperti kecap,
saus sambal, saus tomat dan paste instant seasonings. Divisi ini memiliki
kapasitas produksi mencapai 135 ribu ton per tahun. Divisi ini juga
memproduksi dan memasarkan sirup dengan merek Indofood Freiss dan
bubur instan dengan merek Buburia. Produk-produk kuliner dipasarkan
dengan merek Indofood, Piring Lombok, Indofood Racik dan Maggi.
4. Nutrisi dan Makanan Khusus.
Divisi nutrisi dan makanan khusus memproduksi dan memasarkan makanan
khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi para ibu hamil dan menyusui,
bayi, balita, anak-anak dan keluarga. Divisi ini memiliki kapasitas produksi
sekitar 25 ribu ton per tahun. Aneka ragam produk yang dihasilkan meliputi
bubur, biskuit dan puding bagi bayi dan balita, snack anak sagon sereal,
minuman sereal bagi keluarga, serta produk susu untuk ibu hamil dan
menyusui. Produk makanan dan biskuit bayi dan balita dipasarkan dengan
merek Promina dan SUN. Promina diproduksi dengan banyak pilihan rasa
dan tekstur yang disesuaikan untuk tahap usia bayi membantu memenuhi
nutrisi untuk membentuk kebiasaan makan yang baik. Sedangkan SUN yang
mengerti kebutuhan bayi Indonesia, dengan bahan pilihan Indonesia dan
dilengkapi esenutri untuk mengoptimalkan tahap tumbuh kembang bayi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Produk lainnya termasuk Govit cereal snacks dan GoWell untuk minuman
sereal.
5. Minuman.
Divisi minuman menawarkan berbagai produk minuman seperti produk teh
siap minum, kopi siap minum, air minum dalam kemasan, minuman
berkarbonasi dan minuman rasa buah. Kegiatan usahanya dijalankan melalui
dua perusahaan patungan dengan PT. Asahi Indofood Beverage Makmur
yang menangani kegiatan produksi dan PT Indofood Asahi Sukses Beverage
yang menangani penjualan dan pemasaran. Divisi ini memiliki total kapasitas
mencapai sekitar 3 miliar liter per tahun. Produk-produk ini dipasarkan
dengan merek-merek ternama seperti Ichi Ocha, Tekita, Caféla, Club, Pepsi,
7Up, dan Fruitamin.
D. Produk Indomie
Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya pada bab I bahwa Indomie
adalah merek produk mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Gambaran umum mengenai produk mi instan merek Indomie
adalah sebagai berikut:
1. Sejarah singkat berkembangnya Indomie
Ketika mi instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di
tahun 1969, banyak yang meragukan bahwa mi instan dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi karena mi instan sendiri
harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, mi instan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
berkembang pesat di Indonesia. Produk Indomie sendiri pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1972 dengan Rasa Sari Ayam (sekarang Rasa
Kaldu Ayam) dan Rasa Sari Udang (sekarang Rasa Kaldu Udang). Kemudian
pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang
sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari
Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, produk Indomie kembali semakin
digemari oleh masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie
Mi Goreng.
2. Jenis dan varian rasa produk Indomie
Indomie terdiri dari jenis dan varian rasa yang bermacam-macam. Dilansir
melalui situs web resmi Indomie www.Indomie.com pada tahun 2011,
macam-macam jenis dan varian rasa Indomie ada pada tabel IV.1
Tabel IV.1 Jenis dan Varian Rasa Indomie
No Jenis Indomie Varian Rasa Indomie
1. Indomie Goreng
Mi Goreng Iga Penyet, Mi Goreng Pedas, Mi
Goreng Cabe Ijo, Mi Goreng Soto, Mi Goreng
Rendang, Mi Goreng Ayam Bawang, Mi
Goreng Spesial Plus, dan Mi Goreng Spesial.
2. Indomie Kuah
Mi Rasa Ayam Spesial, Mi Rasa Ayam
Bawang, Mi Rasa Baso Sapi, Mi Rasa Kaldu
Ayam, Mi Rasa Kaldu Udang, Mi Rasa Kari
Ayam Dengan Bawang Goreng, Mi Rasa Kari
Ayam Dengan Bumbu Kari, Mi Rasa Soto Mi,
dan Mi Rasa Soto Spesial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
3. Indomie Jumbo Mi Goreng Jumbo Rasa Ayam Panggang dan
Mi Goreng Spesial Jumbo.
4. Indomie Selera
Nusantara
Mi Rasa Coto Makassar, Mi Goreng Rasa
Rendang Pedas Medan, Mi Rasa Empal
Gentong, Mi Rasa Mi Cakalang, Mi Rasa Kari
Ayam Medan, Mi Rasa Mi Celor, Mi Rasa Mi
Kocok Bandung, Mi Rasa Sop Buntut, Mi Rasa
Banjar Limau Kuit, Mi Rasa Soto Banjar, Mi
Rasa Soto Betawi, dan Mi Rasa Soto Medan.
5. Indomie Keriting
Mi Keriting Goreng Rasa Ayam Cabe Rawit,
Mi Keriting Goreng Rasa Ayam Panggang, dan
Mi Keriting Goreng Special.
6. Indomie Taste of Asia
Mi Kuah Rasa Laksa ala Singapura, Mi Kuah
Rasa Tomyum ala Thailand, dan Mi Goreng
Rasa Bulgogi ala Korea.
7. Indomie Kuliner
Indonesia
Mi Goreng Rasa Dendeng Balado, Mi Kuah
Rasa Soto Lamongan.
8. Indomie My Noodlez
Mi Goreng Rasa Salmon Teriyaki, Mi Goreng
Rasa Rumput Laut, dan Mi Goreng Rasa Pizza
Cheese.
9. Real Meat Real Meat Rasa Rendang dan Real Meat Rasa
Ayam Jamur
10. Bite Mi
Bite Mi Rasa Pizza Barbeque, Bite Mi Rasa
Rasa Udang Tempura, dan Bite Mi Rasa
Seaweed
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
3. Cara pembuatan produk Indomie.
Adapun cara-cara yang dilakukan perusahaan dalam membuat produk mi
instan merek Indomie adalah sebagai berikut:
a. Mixing atau Pencampuran
Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-
material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran
antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga
diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik
adalah yang tidak lembek atau dengan kata lain memiliki kadar air
sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini
berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35 C.
b. Pressing atau Pengepresan
Setelah adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam
mesin pengepres adonan. Adonan akan mengalami peregangan pada
saat di pressing dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press.
Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga
terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus
dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung
dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang
dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
c. Slitting atau Pembentukan Untaian
Ini adalah proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mi
dan kemudian siap dibentuk gelombang mi. Selanjutnya untaian mi
tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang
disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mi yang merata
dan terbagi dalam beberapa jalur.
d. Streaming atau Pengukusan
Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mi yang keluar
dari slitter secara berkelanjutan dengan menggunakan stream box atau
mesin yang memiliki tekanan uap yang cukup tinggi dengan suhu
tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit
dengan suhu pemanasan ± 65 C. Tujuannya adalah memasak mi
mentah menjadi mi dengan sifat fisik padat. Dalam proses streaming
ini akan menyebabkan gelombang mi bersifat tetap dan memiliki
tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak
yang terlalu banyak pada proses penggorengan atau frying.
e. Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan
Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mi
pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang,
kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mi
dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
f. Frying atau Penggorengan
Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mi di dalam
mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media
penghantar panas. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk
mengurangi kadar air dalam mi. Kadar air setelah penggorengan
adalah 4% sehingga mi menjadi matang, kaku dan awet .
g. Cooling atau Pendinginan
Ruangan pendingin mi adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari
sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke barisan mi yang
dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah
untuk mendinginkan mi panas yang keluar dari proses penggorengan
hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas. Dengan diperolehnya
suhu mi yang rendah sebelum dikemas maka mi akan lebih awet untuk
disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari
penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian
dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya
proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.
h. Packing atau Pengemasan
Proses yang terakhir adalah pengemasan atau packing. Pengemasan
mi adalah proses penyatuan dan pembungkusan mi, bumbu, minyak
bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil uji instrumen penelitian, analisis
deskriptif responden, analisis deskriptif variabel, analisis tingkat brand loyalty,
dan analisis tingkat brand awareness. Pengujian instrumen terdiri dari uji validitas
dan uji reliabilitas. Pada analisis deskriptif responden, seluruh responden akan
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, usia, dan tingkat konsumsi Indomie
dalam tiga bulan terakhir. Kemudian pada analisis deskriptif variabel, semua
variabel beserta butir pertanyaannya akan dikategorikan ke dalam 5 rentang skala
penilaian seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya pada bab III.
Dalam memperoleh data, peneliti membuat kuesioner yang kemudian diisi
oleh 100 orang responden. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen
Indomie di Super Indo Jl. Raya Seturan, No. 4, Sleman, DIY. Seluruh jawaban
yang diberikan oleh responden akan ditabulasikan menggunakan program Ms.
Excel 2013 yang kemudian dianalisis secara manual dan juga dengan bantuan
program SPSS 25.
A. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Setiap butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai rhitung lebih besar dari
nilai rtabel. Untuk mengetahui nilai rtabel dilakukan dengan menggunakan
rumus rtabel (α, n-2) berdasarkan tabel product moment. Uji validitas ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
diketahui bahwa n = 100 dan α = 5% maka rtabel (5%, 100-2) = 0,195. Oleh
karena itu, setiap butir pertanyaan dikatakan valid apabila nilai rhitung lebih
besar dari 0,195. Berikut adalah hasil uji validitas variabel brand loyalty yang
telah peneliti dapatkan ada pada tabel V.1
Tabel V.1 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Loyalty
Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0,257 0,195 Valid
Item 2 0,350 0,195 Valid
Item 3 0,631 0,195 Valid
Item 4 0,571 0,195 Valid
Item 5 0,583 0,195 Valid
Item 6 0,627 0,195 Valid
Item 7 0,466 0,195 Valid
Item 8 0,603 0,195 Valid
Item 9 0,534 0,195 Valid
Item 10 0,637 0,195 Valid
Berdasarkan tabel V.1 dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan dinyatakan
valid karena nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel. Selanjutnya peneliti
melakukan uji validitas pada butir-butir pertanyaan variabel brand
awareness. Berikut adalah hasil uji validitas variabel brand awareness yang
peneliti dapatkan ada pada tabel V.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel V.2 Hasil Uji Validitas Variabel Brand Awareness
Butir Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0,842 0,195 Valid
Item 2 0,799 0,195 Valid
Item 3 0,595 0,195 Valid
Berdasarkan tabel V.2 dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan dinyatakan
valid karena nilai rhitung lebih besar dari nilai rtabel.
2. Uji Reliabilitas
Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel apabila nilai koefisien
reliabilitas instrumen (r11) > 0,6. Berikut adalah hasil uji reliabilitas variabel
brand loyalty dan variabel brand awareness yang telah peneliti dapatkan ada
pada tabel V.3
Tabel V.3 Hasil Uji Reliabilitas Brand Loyalty dan Brand awareness
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Brand loyalty 0,694 Reliabel
Brand awareness 0,601 Reliabel
Berdasarkan tabel V.3 hasil uji reliabilitas dapat dilihat bahwa variabel brand
loyalty dan variabel brand awareness dinyatakan reliabel karena nilai
koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha) > 0,6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Analisis Deskriptif Responden
1. Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelaminnya, responden dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua kelompok yaitu ada pada tabel V.4
Tabel V.4 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
1 Laki-laki 62 62%
2 Perempuan 38 38%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel V.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki adalah
sebanyak 62 orang dan jumlah responden perempuan adalah sebanyak 38
orang.
2. Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan usianya, responden dalam penelitian ini dibagi menjadi empat
kelompok yaitu ada pada tabel V.5
Tabel V.5 Deskriptif Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Responden Persentase
1 16 – 20 31 31%
2 21 – 25 47 47%
3 26 – 30 18 18%
4 > 30 4 4%
Total 100 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan tabel V.5 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berada pada
rentang usia 21 – 25 tahun yaitu sebanyak 47 orang, sedangkan minoritas
responden berada pada usia > 30 tahun yaitu sebanyak 4 orang.
3. Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Konsumsi Indomie dalam 3
Bulan Terakhir
Berdasarkan tingkat konsumsi Indomie dalam 3 bulan terakhir, responden
dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu ada pada tabel V.6
Tabel V.6 Deskriptif Responden Berdasarkan Tingkat Konsumsi
Indomie dalam 3 Bulan Terakhir
No Tingkat Konsumsi Jumlah Responden Persentase
1 1 – 3 kali 23 23%
2 4 – 8 kali 47 47%
3 > 8 kali 30 30%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel V.6 dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi Indomie dalam 3
bulan terakhir paling banyak berada pada tingkat 4 – 8 kali yaitu sebanyak 47
orang, sedangkan paling sedikit berada pada tingkat 1 - 3 kali yaitu sebanyak
23 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
C. Analisis Deskriptif Variabel
1. Variabel Brand Loyalty
Berikut adalah nilai rata-rata dari variabel brand loyalty dan butir
pertanyaannya ada pada tabel V.7
Tabel V.7 Deskriptif Variabel Brand Loyalty
Variabel Nilai
rata-rata
Butir
Pertanyaan
Nilai
rata-rata
Kategori
Brand
Loyalty 3,413
1 2,66 Cukup
2 2,53 Buruk
3 3,28 Cukup
4 2,94 Cukup
5 4,18 Baik
6 3,71 Baik
7 4,11 Baik
8 4,0 Baik
9 3,35 Cukup
10 3,37 Cukup
Berdasarkan tabel V.7 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata variabel brand
loyalty adalah 3,413. Angka ini menunjukkan variabel brand loyalty termasuk
dalam kategori baik. Kemudian nilai rata-rata tertinggi terdapat pada butir
pertanyaan nomor 7 dengan nilai 4,11. Disesuaikan dengan bunyi
pertanyaannya, hal tersebut dapat diartikan bahwa mayoritas responden
sungguh-sungguh menyukai produk Indomie. Selanjutnya nilai rata-rata
terendah terdapat pada butir pertanyaan nomor 2 dengan nilai 2,53.
Disesuaikan dengan bunyi pertanyaannya, hal tersebut dapat diartikan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mayoritas responden jarang membeli mi instan merek lain (selain Indomie)
karena faktor diskon atau promo pembelian.
2. Variabel Brand Awareness
Berikut adalah nilai rata-rata dari variabel brand awareness dan butir
pertanyaannya ada pada tabel V.8
Tabel V.8 Deskriptif Variabel Brand Awareness
Variabel Nilai
rata-rata
Butir
Pertanyaan
Nilai
rata-rata
Kategori
Brand
Awareness 4,010
1 4,04 Baik
2 3,82 Baik
3 4,18 Baik
Berdasarkan tabel V.8 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata variabel brand
awareness adalah 4,010. Angka ini menunjukkan variabel brand awareness
termasuk dalam kategori baik. Kemudian nilai rata-rata tertinggi terdapat
pada butir pertanyaan nomor 3 dengan nilai 4,18. Disesuaikan dengan bunyi
pertanyaannya, hal tersebut dapat diartikan bahwa mayoritas responden
mengenal merek Indomie ketika diperlihatkan foto produknya. Selanjutnya
nilai rata-rata terendah terdapat pada butir pertanyaan nomor 2 dengan nilai
3,82 yang dimana nilai tersebut masih termasuk dalam kategori baik.
Disesuaikan dengan bunyi pertanyaannya, hal tersebut dapat diartikan bahwa
mayoritas responden mampu membayangkan atau mengingat produk merek
Indomie tanpa diberikan bantuan untuk mengingat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
D. Analisis Tingkat Brand Loyalty
Dalam menganalisis tingkat brand loyalty, peneliti menggunakan teknik
perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentase dengan bantuan SPSS 25.
1. Analisis dan Pembahasan Switcher Buyer
Switcher buyer adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga,
sehingga pada tingkat loyalitas ditempatkan paling bawah. Switcher buyer
diukur melalui pertanyaan nomor 1 dan nomor 2 pada kuesioner bagian brand
loyalty dan responden yang termasuk switcher buyer dalam penelitian ini
adalah responden yang menjawab “sering” dan “selalu” pada pertanyaan
tersebut. Frekuensi dan persentase untuk jawaban nomor 1 dan nomor 2 pada
kuesioner bagian brand loyalty ada pada tabel V.9
Tabel V.9 Frekuensi Jawaban Nomor 1 dan Nomor 2
Jawaban Frekuensi Persentase
Tidak Pernah 35 17,5%
Jarang 60 30,0%
Kadang-kadang 64 32,0%
Sering 33 16,5%
Selalu 8 4,0%
Total 200 100%
Berdasarkan tabel V.9 dapat diketahui bahwa jawaban responden paling
banyak adalah “kadang-kadang” yaitu sebanyak 32%, sedangkan jawaban
responden yang paling sedikit adalah “selalu” yaitu sebanyak 4%. Berikut
adalah perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentase switcher buyer:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
a. Rata-rata dan Standar Deviasi
Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk pertanyaan nomor 1 dan
nomor 2 ada pada tabel V.10
Tabel V.10 Rata-rata dan Standar Deviasi Switcher Buyer
Perhitungan Hasil
Rata-rata (X) 2,60
Standar Deviasi (S) 1,080
X – S 1,52
X + S 3,68
Berdasarkan tabel V.10 hasil perhitungan SPSS 25 dapat diketahui
bahwa nilai rata-ratanya adalah 2,6 dan nilai standar deviasinya adalah
1,080. Untuk mengetahui nilai penyebaran switcher buyer, maka nilai
rata-rata akan dikurangkan dan dijumlahkan dengan nilai standar
deviasinya sehingga diperoleh nilai 1,52 dan 3,68.
b. Persentase Switcher Buyer
Switcher buyer = 41 / 200 x 100%
= 20,5%
c. Pembahasan
Rentang skala penilaian seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
pada bab III adalah sebagai berikut:
1) 1,00 – 1,80 = sangat buruk
2) 1,81 – 2,60 = buruk
3) 2,61 – 3,40 = cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
4) 3,41 – 4,20 = baik
5) 4,21 – 5,00 = sangat baik
Berdasarkan nilai rata-rata yang adalah sebesar 2,6 maka responden
switcher buyer masuk dalam kategori buruk. Dengan memanfaatkan
nilai penyebarannya, maka switcher buyer dapat dipetakan ke dalam
kategori sangat buruk hingga baik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
responden yang suka berpindah merek karena faktor harga atau promo
pembelian adalah sebesar 20,5%. Dengan demikian, informasi yang
diperoleh memberikan harapan yang baik bagi Indomie karena
persentase konsumen yang suka berpindah merek tergolong rendah.
2. Analisis dan Pembahasan Habitual Buyer
Habitual buyer adalah konsumen yang membeli suatu merek hanya karena
kebiasaan. Habitual buyer diukur melalui pertanyaan nomor 3 dan nomor 4
pada kuesioner bagian brand loyalty dan responden yang termasuk habitual
buyer dalam penelitian ini adalah responden yang menjawab “setuju” dan
“sangat setuju” pada pertanyaan tersebut. Frekuensi dan persentase untuk
jawaban nomor 3 dan nomor 4 pada kuesioner bagian brand loyalty ada pada
tabel V.11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel V.11 Frekuensi Jawaban Nomor 3 dan Nomor 4
Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 15 7,5%
Tidak setuju 68 34,0%
Ragu-ragu 29 14,5%
Setuju 56 28,0%
Sangat setuju 32 16,0%
Total 200 100%
Berdasarkan tabel V.11 dapat diketahui bahwa jawaban responden paling
banyak adalah “tidak setuju” yaitu sebanyak 34%, sedangkan jawaban
responden yang paling sedikit adalah “sangat tidak setuju” yaitu sebanyak
7,5%. Berikut adalah perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentase
habitual buyer:
a. Rata-rata dan Standar Deviasi
Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk pertanyaan nomor 3 dan
nomor 4 ada pada tabel V.12
Tabel V.12 Rata-rata dan Standar Deviasi Habitual Buyer
Perhitungan Hasil
Rata-rata (X) 3,11
Standar Deviasi (S) 1,247
X – S 1,863
X + S 4,357
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan tabel V.12 hasil perhitungan SPSS 25 dapat diketahui
bahwa nilai rata-ratanya adalah 3,11 dan nilai standar deviasinya
adalah 1,247. Untuk mengetahui nilai penyebaran habitual buyer,
maka nilai rata-rata akan dikurangkan dan dijumlahkan dengan nilai
standar deviasinya sehingga diperoleh nilai 1,863 dan 4,357.
b. Persentase Habitual Buyer
Habitual buyer = 88 / 200 x 100%
= 44%
c. Pembahasan
Rentang skala penilaian seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
pada bab III adalah sebagai berikut:
1) 1,00 – 1,80 = sangat buruk
2) 1,81 – 2,60 = buruk
3) 2,61 – 3,40 = cukup
4) 3,41 – 4,20 = baik
5) 4,21 – 5,00 = sangat baik
Berdasarkan nilai rata-rata yang adalah sebesar 3,11 maka responden
habitual buyer masuk dalam kategori cukup. Dengan memanfaatkan
nilai penyebarannya, maka habitual buyer dapat dipetakan ke dalam
kategori buruk hingga sangat baik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
responden yang membeli Indomie hanya karena kebiasaan adalah
sebesar 44%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3. Analisis dan Pembahasan Satisfied Buyer
Satisfied buyer adalah konsumen yang puas atas tindakannya mengonsumsi
suatu merek, meskipun demikian mungkin saja mereka juga mengonsumsi
produk dari merek lain. Satisfied buyer diukur melalui pertanyaan nomor 5
dan nomor 6 pada kuesioner bagian brand loyalty dan responden yang
termasuk satisfied buyer dalam penelitian ini adalah responden yang
menjawab “puas” dan “sangat puas” pada pertanyaan tersebut. Frekuensi dan
persentase untuk jawaban nomor 5 dan nomor 6 pada kuesioner bagian brand
loyalty ada pada tabel V.13
Tabel V.13 Frekuensi Jawaban Nomor 5 dan Nomor 6
Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat tidak puas 1 0,5%
Tidak puas 6 3,0%
Biasa saja 56 28,0%
Puas 77 38,5%
Sangat Puas 60 30,0%
Total 200 100%
Berdasarkan tabel V.13 dapat diketahui bahwa jawaban responden paling
banyak adalah “puas” yaitu sebanyak 38,5%, sedangkan jawaban responden
yang paling sedikit adalah “sangat tidak puas” yaitu sebanyak 0,5%. Berikut
adalah perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentase satisfied buyer:
a. Rata-rata dan Standar Deviasi
Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk pertanyaan nomor 5 dan
nomor 6 ada pada tabel V.14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel V.14 Rata-rata dan Standar Deviasi Satisfied Buyer
Perhitungan Hasil
Rata-rata (X) 3,95
Standar Deviasi (S) 0,864
X – S 3,086
X + S 4,814
Berdasarkan tabel V.14 hasil perhitungan SPSS 25 dapat diketahui
bahwa nilai rata-ratanya adalah 3,95 dan nilai standar deviasinya
adalah 0,864. Untuk mengetahui nilai penyebaran satisfied buyer,
maka nilai rata-rata akan dikurangkan dan dijumlahkan dengan nilai
standar deviasinya sehingga diperoleh nilai 3,086 dan 4,814.
b. Persentase Satisfied Buyer
Satisfied buyer = 137 / 200 x 100%
= 68,5%
c. Pembahasan
Rentang skala penilaian seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
pada bab III adalah sebagai berikut:
1) 1,00 – 1,80 = sangat buruk
2) 1,81 – 2,60 = buruk
3) 2,61 – 3,40 = cukup
4) 3,41 – 4,20 = baik
5) 4,21 – 5,00 = sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Berdasarkan nilai rata-rata yang adalah sebesar 3,95 maka responden
satisfied buyer masuk dalam kategori baik. Dengan memanfaatkan
nilai penyebarannya, maka satisfied buyer dapat dipetakan ke dalam
kategori cukup hingga sangat baik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
responden yang puas dengan cita rasa dan kinerja produk merek
Indomie adalah sebesar 68,5%.
4. Analisis dan Pembahasan Liking of The Brand Buyer
Liking of the brand buyer adalah konsumen yang sungguh-sungguh menyukai
merek tersebut. Liking of the brand buyer diukur melalui pertanyaan nomor 7
dan nomor 8 pada kuesioner bagian brand loyalty dan responden yang
termasuk Liking of the brand buyer dalam penelitian ini adalah responden
yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada pertanyaan tersebut.
Frekuensi dan persentase untuk jawaban nomor 7 dan nomor 8 pada
kuesioner bagian brand loyalty ada pada tabel V.15
Tabel V.15 Frekuensi Jawaban Nomor 7 dan Nomor 8
Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 10 5,0%
Ragu-ragu 20 10,0%
Setuju 119 59,5%
Sangat setuju 51 25,5%
Total 200 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan tabel V.15 dapat diketahui bahwa jawaban responden paling
banyak adalah “setuju” yaitu sebanyak 59,5%, sedangkan jawaban responden
yang paling sedikit adalah “sangat tidak setuju” yaitu sebanyak 0%. Berikut
adalah perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentase liking of the
brand buyer:
a. Rata-rata dan Standar Deviasi
Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk pertanyaan nomor 7 dan
nomor 8 ada pada tabel V.16
Tabel V.16 Rata-rata dan Standar Deviasi Liking of The Brand Buyer
Perhitungan Hasil
Rata-rata (X) 4,06
Standar Deviasi (S) 0,745
X – S 3,315
X + S 4,805
Berdasarkan tabel V.16 hasil perhitungan SPSS 25 dapat diketahui
bahwa nilai rata-ratanya adalah 4,06 dan nilai standar deviasinya
adalah 0,745. Untuk mengetahui nilai penyebaran liking of the brand
buyer, maka nilai rata-rata akan dikurangkan dan dijumlahkan dengan
nilai standar deviasinya sehingga diperoleh nilai 3,315 dan 4,805.
b. Persentase Liking of The Brand Buyer
Liking of the brand buyer = 170 / 200 x 100%
= 85%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
c. Pembahasan
Rentang skala penilaian seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
pada bab III adalah sebagai berikut:
1) 1,00 – 1,80 = sangat buruk
2) 1,81 – 2,60 = buruk
3) 2,61 – 3,40 = cukup
4) 3,41 – 4,20 = baik
5) 4,21 – 5,00 = sangat baik
Berdasarkan nilai rata-rata yang adalah sebesar 4,06 maka responden
liking of the brand buyer masuk dalam kategori baik. Dengan
memanfaatkan nilai penyebarannya, maka liking of the brand buyer
dapat dipetakan ke dalam kategori cukup hingga sangat baik. Hasil ini
juga menunjukkan bahwa responden yang sungguh-sungguh
menyukai merek Indomie tergolong tinggi yaitu sebesar 85%. Dengan
demikian, informasi yang diperoleh memberikan harapan yang baik
bagi Indomie.
5. Analisis dan Pembahasan Committed Buyer
Committed buyer adalah konsumen yang setia terhadap suatu merek dan
aktualisasi kesetiaannya ditunjukkan dengan merekomendasikan merek
tersebut kepada orang-orang terdekatnya. Committed buyer diukur melalui
pertanyaan nomor 9 dan nomor 10 pada kuesioner bagian brand loyalty dan
responden yang termasuk committed buyer dalam penelitian ini adalah
responden yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
tersebut. Frekuensi dan persentase untuk jawaban nomor 9 dan nomor 10
pada kuesioner bagian brand loyalty ada pada tabel V.17
Tabel V.17 Frekuensi Jawaban Nomor 9 dan Nomor 10
Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 22 11,0%
Tidak setuju 23 11,5%
Ragu-ragu 50 25,0%
Setuju 71 35,5%
Sangat setuju 34 17,0%
Total 200 100%
Berdasarkan tabel V.17 dapat diketahui bahwa jawaban responden paling
banyak adalah “setuju” yaitu sebanyak 35,5%, sedangkan jawaban responden
yang paling sedikit adalah “sangat tidak setuju” yaitu sebanyak 11,0%.
Berikut adalah perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan persentase
committed buyer:
a. Rata-rata dan Standar Deviasi
Nilai rata-rata dan standar deviasi untuk pertanyaan nomor 9 dan
nomor 10 ada pada tabel V.18
Tabel V.18 Rata-rata dan Standar Deviasi Committed Buyer
Perhitungan Hasil
Rata-rata (X) 3,36
Standar Deviasi (S) 1,212
X – S 2,148
X + S 4,572
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berdasarkan tabel V.18 hasil perhitungan SPSS 25 dapat diketahui
bahwa nilai rata-ratanya adalah 3,36 dan nilai standar deviasinya
adalah 1,212. Untuk mengetahui nilai penyebaran committed buyer,
maka nilai rata-rata akan dikurangkan dan dijumlahkan dengan nilai
standar deviasinya sehingga diperoleh nilai 2,148 dan 4,572.
b. Persentase Committed Buyer
Committed buyer = 105 / 200 x 100%
= 52,5%
c. Pembahasan
Rentang skala penilaian seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya
pada bab III adalah sebagai berikut:
1) 1,00 – 1,80 = sangat buruk
2) 1,81 – 2,60 = buruk
3) 2,61 – 3,40 = cukup
4) 3,41 – 4,20 = baik
5) 4,21 – 5,00 = sangat baik
Berdasarkan nilai rata-rata yang adalah sebesar 3,36 maka responden
committed buyer masuk dalam kategori cukup. Dengan memanfaatkan
nilai penyebarannya, maka committed buyer dapat dipetakan ke dalam
kategori buruk hingga sangat baik. Hasil ini juga menunjukkan bahwa
responden yang setia terhadap Indomie dan aktualisasi kesetiaannya
ditunjukkan dengan merekomendasikan Indomie kepada orang-orang
terdekatnya adalah sebesar 52,5%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
E. Analisis Tingkat Brand Awareness
Dalam menganalisis tingkat brand awareness, peneliti menggunakan teknik
perhitungan persentase.
1. Analisis dan Pembahasan Top of Mind
Top of mind adalah tingkatan kesadaran merek yang paling tinggi, dimana
suatu merek merupakan merek yang pertama kali diingat ketika seseorang
berbicara atau berpikir mengenai kategori produk dari merek tersebut. Di
dalam penelitian ini, top of mind diukur melalui pertanyaan nomor 1 pada
kuesioner bagian brand awareness dan responden yang tergolong top of mind
adalah responden yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada
pertanyaan tersebut. Berikut adalah frekuensi dan persentase jawaban untuk
mengukur top of mind ada pada tabel V.19
Tabel V.19 Frekuensi dan Persentase Jawaban Nomor 1
Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 2 2%
Ragu-ragu 19 19%
Setuju 52 52%
Sangat setuju 27 27%
Total 100 100%
Berdasarkan tabel V.19 dapat dilihat responden yang menjawab “setuju” dan
“sangat setuju” bahwa Indomie merupakan merek yang pertama kali muncul
di ingatan ketika mereka berbicara mengenai mi instan adalah sebanyak 79
orang. Berikut adalah perhitungan persentase dan pembahasan top of mind:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
a. Persentase Top of Mind
Top of mind = 79 / 100 x 100%
= 79%
b. Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa top of mind merek Indomie adalah
sebesar 79% dari total keseluruhan responden. Oleh karena itu,
peneliti menyimpulkan bahwa Indomie memiliki brand awareness
yang tinggi di benak konsumennya. Kemudian hasil analisis juga
menunjukkan bahwa dari keseluruhan 100 orang responden, terdapat
21 orang responden yang tidak termasuk top of mind yang dimana
akan dianalisis pada tingkatan brand awareness selanjutnya.
2. Analisis dan Pembahasan Brand Recall
Brand recall adalah tingkatan kesadaran merek dimana seseorang mampu
mengingat kembali suatu merek tanpa adanya bantuan. Responden yang akan
dianalisis ke dalam brand recall adalah 21 orang responden yang tidak
tergolong di dalam top of mind. Di dalam penelitian ini, brand recall diukur
melalui pertanyaan nomor 2 pada kuesioner bagian brand awareness dan
responden yang tergolong brand recall adalah responden yang menjawab
“setuju” dan “sangat setuju” pada pertanyaan tersebut. Berikut adalah
frekuensi dan persentase jawaban untuk mengukur brand recall ada pada
tabel V.20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Tabel V.20 Frekuensi dan Persentase Jawaban Nomor 2
Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 2 9,5%
Tidak setuju 6 28,6%
Ragu-ragu 5 23,8%
Setuju 6 28,6%
Sangat setuju 2 9,5%
Total 21 100%
Berdasarkan tabel V.20 dapat dilihat responden yang menjawab “setuju” dan
“sangat setuju” bahwa mereka mampu mengingat merek Indomie (tanpa
adanya bantuan) adalah sebanyak 8 orang. Berikut adalah perhitungan
persentase dan pembahasan brand recall:
a. Persentase Brand Recall
Brand recall = 8 / 100 x 100%
= 8%
b. Pembahasan
Hasil analisis menunjukkan bahwa brand recall merek Indomie adalah
sebesar 8% dari total keseluruhan responden. Kemudian hasil analisis
juga menunjukkan bahwa dari keseluruhan 100 orang responden,
terdapat 13 orang responden yang tidak termasuk top of mind dan
brand recall yang dimana akan dianalisis pada tingkatan brand
awareness selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
3. Analisis dan Pembahasan Brand Recognition
Brand recognition adalah tingkat kesadaran merek dimana seseorang dapat
mengingat suatu merek dengan diberikannya bantuan untuk mengingat seperti
foto produk dari merek tersebut. Responden yang akan dianalisis ke dalam
brand recognition adalah 13 orang responden yang tidak tergolong di dalam
top of mind dan brand recall. Di dalam penelitian ini, brand recognition
diukur melalui pertanyaan nomor 3 pada kuesioner bagian brand awareness
dan responden yang tergolong brand recognition adalah responden yang
menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada pertanyaan tersebut. Berikut
adalah frekuensi dan persentase jawaban untuk mengukur brand recognition
ada pada tabel V.21
Tabel V.21 Frekuensi dan Persentase Jawaban Nomor 3
Jawaban Frekuensi Persentase
Sangat tidak setuju 0 0%
Tidak setuju 0 0%
Ragu-ragu 0 0%
Setuju 10 76,9%
Sangat setuju 3 23,1%
Total 13 100%
Berdasarkan tabel V.21 dapat dilihat responden yang menjawab “setuju” dan
“sangat setuju” bahwa mereka mengenal merek Indomie setelah diberikan
bantuan berupa foto produk Indomie adalah sebanyak 13 orang. Berikut
adalah perhitungan persentase dan pembahasan brand recognition:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
a. Persentase Brand Recognition
Brand recognition = 13 / 100 x 100%
= 13%
b. Hasil analisis menunjukkan bahwa brand recognition merek Indomie
adalah sebesar 13% dari total keseluruhan responden. Kemudian pada
tabel V.21 juga menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang
tidak mengenal merek Indomie. Dengan demikian, hasil analisis yang
diperoleh memberikan harapan baik pada Indomie.
4. Analisis dan Pembahasan Unaware of Brand
Unaware of brand adalah tingkat paling rendah pada tingkatan kesadaran
merek, dimana seseorang tidak menyadari adanya suatu merek. Di dalam
penelitian ini, unaware of brand diukur melalui pertanyaan nomor 3 pada
kuesioner bagian brand awareness dan responden yang tergolong unaware of
brand adalah responden yang menjawab “ragu-ragu”, “tidak setuju” dan
“sangat tidak setuju” pada pertanyaan tersebut.
Berdasarkan analisis pada pertanyaan nomor 3 yang telah peneliti lakukan,
menunjukkan bahwa tidak terdapat responden yang tidak mengenal merek
Indomie. Hasil tersebut tentunya memberikan harapan yang baik pada merek
Indomie.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab V, maka
peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Analisis tingkat brand loyalty Indomie menunjukkan bahwa switcher buyer
sebesar 20,5%, habitual buyer sebesar 44%, satisfied buyer sebesar 68,5%,
liking of the brand buyer sebesar 85%, dan committed buyer sebesar 52,5%.
Tingkat brand loyalty Indomie tertinggi ada pada liking of the brand buyer
yaitu sebesar 85% dan tingkat brand loyalty Indomie terendah ada pada
switcher buyer yaitu 20,5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
konsumen sungguh-sungguh menyukai merek Indomie dan tidak suka
berpindah ke merek lain.
2. Analisis tingkat brand awareness Indomie menunjukkan bahwa top of mind
sebesar 79%, brand recall sebesar 8%, brand recognition sebesar 13%, dan
unaware of brand sebesar 0%.
Tingkat brand awareness tertinggi ada pada top of mind yaitu sebesar 79%.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa Indomie merupakan merek dengan brand
awareness yang tinggi di benak konsumennya karena mayoritas konsumen
setuju bahwa Indomie merupakan merek yang pertama kali diingat ketika
mereka berbicara atau berpikir mengenai mi instan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
B. Saran
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan analisis tingkat brand loyalty yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa persentase tertinggi terdapat pada liking of the brand
buyer yaitu sebesar 85% dan termasuk ke dalam kategori baik. Sedangkan
persentase terendah terdapat pada switcher buyer yaitu sebesar 20,5% dan
termasuk ke dalam kategori buruk. Hasil tersebut dapat diartikan bahwa
mayoritas konsumen sungguh-sungguh menyukai produk Indomie dan tidak
suka berpindah merek. Oleh karena itu, peneliti menyarankan perusahaan
untuk mempertahankan atau menjaga loyalitas konsumen terhadap Indomie.
Mempertahankan atau menjaga loyalitas konsumen terhadap Indomie dapat
dilakukan dengan cara menjaga karakteristik produk, harga produk, dan
kepraktisan dalam menggunakan produk (Durianto, 2001).
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti menyarankan untuk menambah variabel penelitian seperti variabel
brand association dan variabel perceived quality yang masih merupakan
dimensi dari brand equity agar penelitian yang dilakukan selanjutnya menjadi
lebih luas dari segi variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
C. Keterbatasan
Hal yang menjadi keterbatasan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Ketika melakukan penyebaran kuesioner, terdapat beberapa responden yang
terlihat seperti kurang bersungguh-sungguh dalam mengisi kuesioner yang
dimana hal tersebut berpotensi menimbulkan ketidaksesuaian antara jawaban
yang mereka berikan dengan kenyataan yang pernah mereka alami.
2. Dalam mencari buku yang akan dijadikan acuan, peneliti kesulitan untuk
menemukan lebih banyak buku yang membahas secara rinci tentang
pengukuran brand loyalty dan brand awareness.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:
CV Alfabeta.
Award, Top Brand. 2015. “Top Brand Index 2015 Fase 1”. http://www.topbrand-
award.com/top-brand-survey/survey-result/top_brand_index_2015_fase_1.
Diakses pada 5 Juni 2018.
_______________. 2016. “Top Brand Fase 1 2016”. http://www.topbrand-
award.com/top-brand-survey/survey-result/top_brand_index_2016_fase_1.
Diakses pada 5 Juni 2018.
_______________. 2017. “Top Brand Fase 1 2017”. http://www.topbrand-
award.com/top-brand-survey/survey-result/top_brand_index_2017_fase_1.
Diakses pada 5 Juni 2018.
Durianto, Sugiarto dan Sitinjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas Dan Perilaku Merek. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Durianto, Sugiarto dan Budiman. 2004. Brand Equity Ten. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indofood. 2015. “Sejarah Perusahaan”.
http://www.indofood.com/company/indofood-at-a-glance. Diakses pada 20
Agustus 2018.
Indomie. 2011. “Indomie Products”.
http://www.Indomie.com/Product/Category/1. Diakses pada 5 Juni 2018.
Katadata, Databoks. 2017. “2016, Konsumsi Mi Instan di Indonesia 14,8 Miliar
Bungkus”. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/02/01/2016-
konsumsi-mi-instan-di-indonesia-mencapai-148-miliar-bungkus. Diakses
pada 15 Maret 2018.
Knapp, Duane. 2001. The Brand Mindset. Yogyakarta: Andi Offset.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 1. Jakarta:
Prenhalindo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Kotler, Philip., dan Kevin Lane Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12.
Jilid 1. Jakarta: Indeks.
_______________________________. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13.
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip., dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 12.
Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Peter, Paul., dan Jerry C. Olson. 2000. Consumer Behaviour. Jakarta: Erlangga.
_________________________. 2003. Consumer Behaviour and Marketing
Strategy. Edisi 6. Singapore: McGraw Hill.
Pramitadewi, Yuniska Hari. 2009. “Pengukuran Kesadaran Merek (Brand
Awareness) Pada Produk Madurasa PT. Air Mancur”. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Rangkuty, Freddy. 2004. The Power of Brand. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
_______________. 2009. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus
Integrated Marketing Communication. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Saladin, Djaslim. 2003. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengendalian). Bandung: Linda karya.
Saputro, Guntur Mahendro. 2015. “Analisis Pengaruh Brand Awareness, Brand
Association, Perceived Quality Dan Brand Loyalty Terhadap Purchase
Intention Laptop Acer Di Ponogoro”. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Schiffman, Leon., dan Kanuk Leslie. 2009. Customer Behavior. New Jersey:
Prentice–Hall International, Inc.
Semuel, Hatane. 2007. “Analisis Tingkat Brand Loyalty Pada Produk Shampoo
Merek Head & Shoulders”. Jurnal Manajemen Pemasaran.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Fajar
Interpratama Mandiri.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
________. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta
Tjiptono, Fandy. 2011. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN 1
KUESIONER
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
KUESIONER PENELITIAN
Kepada
Yth. Bapak / Ibu / Saudara / Saudari responden
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Abraham Christian Mac. Arthur Lameng
NIM : 142214170
Program Studi : Manajemen - Universitas Sanata Dharma
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS TINGKAT BRAND
LOYALTY DAN TINGKAT BRAND AWARENESS PADA PRODUK MI
INSTAN MEREK INDOMIE”. Saya memohon kesediaan bapak / ibu / saudara /
saudari untuk mengisi kuesioner penelitian ini sesuai dengan kenyataan yang
pernah dialami. Saya sangat menghargai dan berterimakasih atas pertisipasi dan
kejujuran bapak / ibu / saudara / saudari.
Hormat saya,
Abraham C. M. A. Lameng
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
A. Identitas Responden
Petunjuk Pengisian
1. Coretlah pada pilihan jenis kelamin yang tidak sesuai.
2. Isilah pada bagian usia responden.
3. berikan tanda √ (checklist) pada salah satu alternatif yang paling sesuai.
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan
Usia : ............ tahun
Berapa kali anda telah mengonsumsi produk Indomie dalam 3 bulan
terakhir?
1 - 3 kali 4 - 8 kali > 8 kali
B. Brand Awareness
Berikan tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan yang paling sesuai
menurut anda.
1. Apakah Indomie merupakan merek yang pertama kali muncul di
ingatan anda ketika berbicara atau berpikir mengenai mi instan?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
2. Apakah anda mampu membayangkan atau mengingat produk merek
Indomie?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
3. Apakah anda setuju bahwa anda mengenal merek produk di bawah ini?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
C. Brand Loyalty
Berikan tanda silang ( X ) pada salah satu pilihan yang paling sesuai
menurut anda.
1. Seberapa sering anda membeli mi instan merek lain (selain Indomie)
karena faktor harga?
a. Selalu c. Kadang-kadang e. Tidak pernah
b. Sering d. Jarang
2. Seberapa sering anda membeli mi instan merek lain (selain Indomie)
karena faktor diskon atau promo pembelian?
a. Selalu c. Kadang-kadang e. Tidak pernah
b. Sering d. Jarang
3. Apakah anda setuju bahwa alasan anda mengonsumsi Indomie hanya
karena kebiasaan?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
4. Apakah anda setuju bahwa alasan anda mengonsumsi Indomie hanya
karena ada banyak orang yang juga mengonsumsinya?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
5. Apakah anda puas dengan cita rasa yang ditawarkan Indomie?
a. Sangat puas c. Biasa saja e. Sangat tidak puas
b. Puas d. Tidak puas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
6. Apakah anda puas dengan kemampuan Indomie dalam mengatasi rasa
lapar?
a. Sangat puas c. Biasa saja e. Sangat tidak puas
b. Puas d. Tidak puas
7. Apakah anda sungguh-sungguh menyukai produk Indomie?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
8. Apakah anda menyukai produk Indomie karena kualitas produknya
yang baik?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
9. Apakah anda menyarankan orang lain untuk mengonsumsi produk
Indomie?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
10. Apakah anda merasa bangga mengonsumsi produk Indomie?
a. Sangat setuju c. Ragu-ragu e. Sangat tidak setuju
b. Setuju d. Tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
LAMPIRAN 2
TABULASI RESPONDEN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
TABULASI JAWABAN RESPONDEN
A. Variabel Brand Loyalty
Responden
Pertanyaan Brand Loyalty
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 3 3 2 3 5 5 4 5 4 3 37
2 2 3 3 5 3 3 4 3 4 1 31
3 2 1 2 4 3 2 4 4 3 1 26
4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 34
5 1 1 1 1 5 5 5 4 5 5 33
6 3 3 5 5 5 4 5 4 3 5 42
7 1 1 2 2 4 4 5 5 5 4 33
8 3 2 2 4 5 3 5 2 4 1 31
9 3 1 2 2 3 3 4 4 4 3 29
10 1 3 3 3 4 4 4 4 3 3 32
11 2 2 3 2 4 4 4 4 3 3 31
12 2 1 4 2 4 3 4 4 3 1 28
13 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 38
14 2 1 4 2 4 3 4 4 4 1 29
15 1 1 4 2 4 3 4 4 3 4 30
16 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 32
17 2 3 4 3 5 5 5 5 4 5 41
18 3 3 5 4 5 4 5 4 5 5 43
19 3 3 2 2 4 4 4 4 4 3 33
20 3 3 2 1 4 3 4 4 4 3 31
21 2 1 1 2 4 2 4 3 3 3 25
22 2 3 1 1 5 3 5 5 4 5 34
23 2 2 4 2 5 4 4 4 5 5 37
24 1 1 2 2 5 5 5 5 4 5 35
25 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4 38
26 1 1 5 5 4 5 4 4 2 2 33
27 2 2 2 2 5 4 5 4 4 3 33
28 2 2 3 3 4 4 4 4 4 2 32
29 4 2 4 4 4 4 4 3 2 3 34
30 3 1 3 2 4 3 2 3 2 1 24
31 1 1 2 2 5 5 5 5 4 5 35
32 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Variabel Brand Loyalty (Lanjutan)
Responden
Pertanyaan Brand Loyalty
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
33 1 1 5 5 5 5 5 5 4 5 41
34 3 2 5 4 5 3 4 4 4 4 38
35 4 3 5 5 5 3 5 5 3 5 43
36 1 2 5 2 5 5 5 4 1 5 35
37 4 3 4 4 3 4 4 3 5 4 38
38 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 41
39 4 3 4 3 5 4 4 5 4 5 41
40 1 1 1 1 5 5 5 5 5 5 34
41 3 3 2 4 2 4 4 4 1 3 30
42 3 3 4 2 5 5 4 4 4 4 38
43 2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 32
44 3 1 2 4 4 2 4 4 3 1 28
45 3 3 4 2 3 3 3 2 1 4 28
46 2 2 2 2 4 3 4 3 1 4 27
47 2 4 2 2 4 2 4 4 4 4 32
48 4 1 3 2 3 4 3 4 3 3 30
49 3 3 2 2 5 3 4 4 4 3 33
50 2 4 5 2 4 3 5 3 1 4 33
51 3 1 4 2 4 3 4 4 5 3 33
52 3 3 1 1 3 3 4 3 2 1 24
53 4 3 2 2 3 4 4 3 4 3 32
54 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 31
55 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 36
56 4 3 2 1 4 4 2 4 2 1 27
57 5 5 3 3 3 3 4 3 1 3 33
58 1 3 2 2 5 4 5 4 4 1 31
59 4 3 2 1 5 5 5 4 1 5 35
60 2 2 3 2 3 3 4 3 3 3 28
61 2 2 5 5 5 5 3 5 5 5 42
62 1 3 2 2 5 3 5 5 5 4 35
63 2 2 4 4 5 4 5 4 5 5 40
64 2 2 4 4 5 4 5 4 4 4 38
65 2 1 2 2 5 3 4 4 2 4 29
66 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 33
67 3 5 5 3 5 3 4 4 2 3 37
68 3 4 3 4 5 4 4 4 4 2 37
69 3 2 4 2 5 4 4 4 4 2 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Variabel Brand Loyalty (Lanjutan)
Responden
Pertanyaan Brand Loyalty
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
70 2 3 2 2 4 3 4 4 3 4 31
71 3 2 4 4 5 3 4 4 4 3 36
72 2 2 3 1 4 3 4 4 1 4 28
73 4 4 3 3 3 3 2 2 1 2 27
74 4 4 2 2 3 3 2 2 2 2 26
75 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 33
76 1 1 5 5 3 3 3 3 2 2 28
77 2 2 2 2 5 3 4 5 3 3 31
78 4 3 5 3 5 5 3 5 4 4 41
79 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 43
80 3 2 2 4 4 3 4 4 1 2 29
81 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 36
82 4 4 4 3 4 3 4 4 2 1 33
83 2 2 4 5 5 4 5 5 5 5 42
84 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 42
85 5 4 5 4 5 5 4 5 3 3 43
86 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 44
87 3 3 4 4 4 5 5 4 3 4 39
88 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 44
89 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 47
90 2 2 2 2 4 4 4 4 2 5 31
91 2 2 5 4 5 4 5 5 5 4 41
92 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 42
93 3 2 4 2 4 4 4 4 3 3 33
94 2 2 4 2 4 3 4 4 3 3 31
95 2 2 5 5 5 4 5 5 4 5 42
96 2 5 2 1 4 2 4 2 2 1 25
97 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 42
98 3 3 2 1 3 3 4 4 4 4 31
99 4 2 2 2 1 3 2 4 3 2 25
100 3 1 5 5 4 4 3 3 2 2 32
Rata-rata 2,66 2,53 3,28 2,94 4,18 3,71 4,11 4,0 3,35 3,37 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
B. Variabel Brand Awareness
Responden Pertanyaan Brand Awareness
Total 1 2 3
1 4 4 4 12
2 4 4 4 12
3 4 4 3 11
4 4 3 4 11
5 3 3 5 11
6 4 4 4 12
7 4 4 4 12
8 4 2 4 10
9 5 4 4 13
10 4 4 4 12
11 4 4 4 12
12 4 4 4 12
13 5 4 3 12
14 4 4 3 11
15 3 4 4 11
16 5 5 5 15
17 3 2 4 9
18 3 2 4 9
19 4 4 4 12
20 3 2 4 9
21 4 3 4 11
22 4 3 4 11
23 4 3 4 11
24 4 4 4 12
25 4 4 4 12
26 3 2 4 9
27 4 2 4 10
28 3 2 4 9
29 3 2 5 10
30 4 3 4 11
31 4 2 5 11
32 3 1 5 9
33 3 4 4 11
34 5 5 4 14
35 3 3 4 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Variabel Brand Awareness (Lanjutan)
Responden Pertanyaan Brand Awareness
Total 1 2 3
36 5 4 5 14
37 5 5 5 15
38 4 4 5 13
39 5 4 5 14
40 4 4 5 13
41 5 5 5 15
42 4 4 5 13
43 5 5 5 15
44 5 5 5 15
45 4 5 4 13
46 5 5 5 15
47 4 4 4 12
48 2 5 4 11
49 4 3 3 10
50 4 4 4 12
51 5 5 5 15
52 4 3 5 12
53 4 5 5 14
54 5 5 5 15
55 5 4 4 13
56 3 3 4 10
57 5 5 5 15
58 3 4 4 11
59 3 3 4 10
60 3 3 4 10
61 5 5 4 14
62 4 4 3 11
63 4 4 3 11
64 4 4 4 12
65 4 4 4 12
66 5 4 5 14
67 4 4 4 12
68 4 5 4 13
69 5 5 5 15
70 4 4 5 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Variabel Brand Awareness (Lanjutan)
Responden Pertanyaan Brand Awareness
Total 1 2 3
71 5 4 5 14
72 4 5 4 13
73 4 4 4 12
74 4 4 4 12
75 3 4 4 11
76 5 4 4 13
77 4 4 4 12
78 3 4 4 11
79 5 4 5 14
80 5 4 5 14
81 5 5 5 15
82 5 4 5 14
83 2 1 4 7
84 3 5 3 11
85 3 4 2 9
86 4 4 4 12
87 4 4 2 10
88 4 4 4 12
89 4 4 2 10
90 4 5 4 13
91 4 4 5 13
92 4 2 4 10
93 5 4 4 13
94 4 4 4 12
95 5 4 5 14
96 4 4 4 12
97 5 5 5 15
98 4 4 4 12
99 4 4 4 12
100 4 3 4 11
Rata-rata 4,04 3,82 4,18 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN 3
UJI STATISTIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
HASIL UJI VALIDITAS
A. Uji Validitas Brand Loyalty
Correlations
skor_total
item_1 Pearson Correlation ,257**
Sig. (2-tailed) ,010
N 100
item_2 Pearson Correlation ,350**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_3 Pearson Correlation ,631**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_4 Pearson Correlation ,571**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_5 Pearson Correlation ,583**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_6 Pearson Correlation ,627**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_7 Pearson Correlation ,466**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_8 Pearson Correlation ,603**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_9 Pearson Correlation ,534**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
item_10 Pearson Correlation ,637**
Sig. (2-tailed) ,000
N 100
skor_total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
B. Uji Validitas Brand Awareness
Correlations
item_1 item_2 item_3 skor_total
item_1 Pearson Correlation 1 ,546** ,364** ,842**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
item_2 Pearson Correlation ,546** 1 ,112 ,799**
Sig. (2-tailed) ,000 ,266 ,000
N 100 100 100 100
item_3 Pearson Correlation ,364** ,112 1 ,595**
Sig. (2-tailed) ,000 ,266 ,000
N 100 100 100 100
skor_total Pearson Correlation ,842** ,799** ,595** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
HASIL UJI RELIABILITAS
A. Uji Reliabilitas Brand Loyalty
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 100 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,694 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 31,47 27,141 ,062 ,721
item_2 31,60 26,000 ,153 ,708
item_3 30,85 22,028 ,457 ,650
item_4 31,19 22,903 ,385 ,666
item_5 29,95 24,412 ,466 ,657
item_6 30,42 24,024 ,518 ,649
item_7 30,02 25,838 ,351 ,675
item_8 30,13 24,559 ,501 ,655
item_9 30,78 23,567 ,350 ,673
item_10 30,76 21,922 ,465 ,649
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
B. Uji Reliabilitas Brand Awareness
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 100 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 100 100,0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,601 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
item_1 8,00 1,515 ,623 ,193
item_2 8,22 1,385 ,407 ,533
item_3 7,86 2,202 ,253 ,692
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
ANALISIS BRAND LOYALTY
A. Rata-rata dan Standar Deviasi Nomor 1 dan Nomor 2
Statistics
no1_no2
N Valid 200
Missing 0
Mean 2,60
Std. Deviation 1,080
no1_no2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 35 17,5 17,5 17,5
2 60 30,0 30,0 47,5
3 64 32,0 32,0 79,5
4 33 16,5 16,5 96,0
5 8 4,0 4,0 100,0
Total 200 100,0 100,0
B. Rata-rata dan Standar Deviasi Nomor 3 dan Nomor 4
Statistics
no3_no4
N Valid 200
Missing 0
Mean 3,11
Std. Deviation 1,247
no3_no4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 15 7,5 7,5 7,5
2 68 34,0 34,0 41,5
3 29 14,5 14,5 56,0
4 56 28,0 28,0 84,0
5 32 16,0 16,0 100,0
Total 200 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
C. Rata-rata dan Standar Deviasi Nomor 5 dan Nomor 6
Statistics
no5_no6
N Valid 200
Missing 0
Mean 3,95
Std. Deviation ,864
no5_no6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 1 ,5 ,5 ,5
2 6 3,0 3,0 3,5
3 56 28,0 28,0 31,5
4 77 38,5 38,5 70,0
5 60 30,0 30,0 100,0
Total 200 100,0 100,0
D. Rata-rata dan Standar Deviasi Nomor 7 dan Nomor 8
Statistics
no7_no8
N Valid 200
Missing 0
Mean 4,06
Std. Deviation ,745
no7_no8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 10 5,0 5,0 5,0
3 20 10,0 10,0 15,0
4 119 59,5 59,5 74,5
5 51 25,5 25,5 100,0
Total 200 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
E. Rata-rata dan Standar Deviasi Nomor 9 dan Nomor 10
Statistics
no9_no10
N Valid 200
Missing 0
Mean 3,36
Std. Deviation 1,212
no9_no10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 22 11,0 11,0 11,0
2 23 11,5 11,5 22,5
3 50 25,0 25,0 47,5
4 71 35,5 35,5 83,0
5 34 17,0 17,0 100,0
Total 200 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
ANALISIS BRAND AWARENESS
A. Persentase Jawaban 100 Responden Untuk Pengukuran Top of Mind
responden_100
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2 2 2,0 2,0 2,0
3 19 19,0 19,0 21,0
4 52 52,0 52,0 73,0
5 27 27,0 27,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
B. Persentase Jawaban 21 Responden Untuk Pengukuran Brand Recall
responden_21
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 2 9,5 9,5 9,5
2 6 28,6 28,6 38,1
3 5 23,8 23,8 61,9
4 6 28,6 28,6 90,5
5 2 9,5 9,5 100,0
Total 21 100,0 100,0
C. Persentase Jawaban 13 Responden Untuk Pengukuran Brand Recognition
dan Unaware of Brand
responden_13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 4 10 76,9 76,9 76,9
5 3 23,1 23,1 100,0
Total 13 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI