Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    1/45

    ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BPR

    (Studi pada PT. Eka Dana Utama Malang, Periode Maret 2014  – Juni 2015 )

    Memenuhi Mata Kuliah :

    Seminar Perbankan

    Dosen Pembimbing :

    Tyas Danarti Hascaryani, ME

    Disusun Oleh :

    Yuslim Arli Nadiarsyah

    135020400111019

    Keuangan dan Perbankan

    Jurusan Ilmu Ekonomi

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Brawijaya

    Malang

    2015

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    2/45

     

    DAFTAR ISI 

    BAB I Pendahuluan

    1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3

    1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 3

    BAB II Tinjauan Pustaka

    2.1 Kesehatan Bank ........................................................................................................ 5

    2.1.1 Laporan Keuangan BPR ...................................................................................... 6

    2.1.2 Metode RGEC ...................................................................................................... 102.2 Penelitian Yang Relevan .......................................................................................... 12

    2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................................. 14

    BAB III Metode Penelitian

    3.1 Definisi Operasional Variable Penelitian ................................................................... 15

    3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................................ 17

    3.3 Subjek dan Objek Penelitian .................................................................................... 17

    3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................................ 17

    3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 18

    3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................................. 18

    BAB IV Hasil Penelitian & Pembahasan

    4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................................ 22

    4.2 Pembahasan ............................................................................................................ 27

    BAB V Kesimpulan dan Saran

    5.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 345.2 Saran ....................................................................................................................... 34

    DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 36

    LAMPIRAN .................................................................................................................... 37

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    3/45

      1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan dalam

    bidang perekonomian suatu negara (khususnya dibidang pembiayaan perekonomian).

    Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup

    kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

    usahanya. Bank merupakan sarana yang memudahkan aktivitas masyarakat untuk

    menyimpan uang, dalam hal perniagaan, maupun untuk investasi masa depan. Dana

    yang merupakan sarana vital bagi proses pertumbuhan perekonomian akan menjadi lebih

    produktif melalui perbankan. Bank menjadi industri jasa yang dipercaya sebagai perantara

    antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dan

    memerlukan dana.

    Dilihat dari segi fungsinya, dibagi menjadi dua yaitu yang pertama adalah Bank

    Umum yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

    berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

    pembayaran. Yang kedua adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu bank yang

    melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah,

    tetapi tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BPR merupakan lembaga

    perbankan resmi yang diatur berdasarkan Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang

    Perbankan dan sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang No. 10 tahun 1998.

    Keberadaan BPR sangat membantu usaha mikro, kecil dan menengah karena

    kegiatan usaha BPR terutama ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan

    masyarakat di pedesaan. Tapi dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat,

    tugas BPR tidak hanya ditujukan bagi masyarakat pedesaan saja tetapi juga mencakup

    pemberian jasa perbankan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah di daerah

    perkotaan (Malayu: 2006). Perkembangan BPR di Indonesia selama kurun waktu tahun

    Desember 2008 sampai dengan Januari 2013 dapat terlihat dalam tabel berikut:

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    4/45

    2

    Jumlah Bank dan Kegiatan Usaha BPR di Indonesia 

    bulan Desember 2008 – Desember 2013

    Sumber: Statistik Perbankan Indonesia,Desember 2013

    Jumlah BPR terus mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Per Desember 2012,

     jumlah BPR menjadi 1.653 unit atau berkurang menjadi 1.635 pada Desember 2013. Terus

    berkurangnya jumlah BPR menunjukan industri ini dihuni BPR-BPR yang tak sehat.

    Bank Pekreditan Rakyat (BPR) yang merupakan bagian dari sistem Perbankan harus

    sehat dan dapat dipercaya oleh masyarakat supaya bisa berkontribusi maksimal dalam

    menggerakan perekonomian secara keseluruhan. Perkembangan usaha BPR yang terus

    menunjukkan kinerja yang positif, didorong oleh tiga faktor utama yaitu kebijakan pemerintah

    yang memberikan peluang pendirian BPR, deregulasi perbankan yang memperbesar ruang

    gerak BPR dan besarnya kebutuhan masyarakat terutama di daerah pinggiran kota dan

    pedesaan terhadap jasa pelayanan perbankan. Kontribusi BPR akan semakin nyata jika

    BPR dalam kondisi sehat dan kuat. Penilaian kesehatan BPR telah menjadi indikator penting

    dalam upaya peningkatan kinerja bank.

    Kesehatan bank merupakan hasil dari penilaian kualitas atas berbagai aspek yang

    berpengaruh terhadap kondisi kinerja suatu bank. Upaya untuk mengembalikan

    kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan diperlukan suatu penilaian tingkat

    kesehatan bank, penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan untuk mengetahui kredibilitas

    suatu bank dan salah satu indikator penilaian kinerja manajemen perbankan. Selain itu juga

    penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan dalam upaya menetapkan strategi yang bagus

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    5/45

    3

    dalam menyikapi kebijakan API. Pada PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP

    tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indikator adalah RGEC yang terdiri dari Risk atau

    resiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dan penilaian

    menggunakan skala 1 sampai 5 semakin kecil poin yang diterima itu menandakan

    kesehatan bank semakin baik.

     Atas dasar latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian untuk

    menganalisis kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan metode RGEC yang terdiri dari Risk

    atau resiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dengan judul

    “ANALISIS PENILAIAN TINGKAT  KESEHATAN BPR EKA DANA UTAMA DENGAN

    METODE RGEC (PERIODE Maret 2014 – Juni 2015)” 

    1.2 Rumusan Masalah

    Sehubungan dengan latar belakang diatas, penelitian ini akan menilai tingkat

    kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan metode RGEC. Masalah yang diteliti,

    selanjutnya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: “Apakah tingkat

    kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan menggunakan metode RGEC selama periode

    maret 2014 –  juni 2015 berada dalam kondisi sehat?” 

    1.3 Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan BPR Eka Dana Utama

    selama periode Maret 2014 – Juni 2015 dengan menggunakan metode RGEC.

    1.4 Manfaat Penelitian

     Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

    1. Bagi perusahaan

    Sebagai tolok ukur bagi manajemen BPR Eka Dana Utama untuk menilai apakah

    pengelolaan bank sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan peraturan yang

    telah ditetapkan dan sebagai acuan untuk menentukan strategi usaha dan kebijakan

    dimasa akan datang.

    2. Bagi Pemerintah

    Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam pembuatankebijakan perbankan selanjutnya.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    6/45

    4

    3. Bagi Masyarakat

    Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para pemilik dana untuk

    menyimpan uangnya pada bank yang memiliki kondisi sehat, karena akan

    memberikan jaminan bahwa dalam kurun waktu tertentu dana yang disimpan dalam

    keadaan aman. Dan bagi bankbank lain, penelitian ini dapat dijadikan masukan

    dalam melakukan hubungan koresponden yang akan memudahkan bank tersebut

    untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    7/45

    5

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 KESEHATAN BANK

    Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan

    UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya

    sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,

    rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan

    wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Menurut Surat

    Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, penilaian tingkat

    kesehatan bank merupakan penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh

    terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian aspek permodalan, kualitas

    aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas terhadap risiko pasar. Bagi

    perbankan, hasil akhir penilaian kondisi bank tersebut dapat digunakan sebagai salah

    satu sebagai sarana penetapan dan implementasi strategi pengawasan bank oleh Bank

    Indonesia. Penggolongan tingkat kesehatan bank dibagi dalam empat kategori yaitu:

    sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat.

    Tabel 1. Nilai Kredit Penggolongan Tingkat Kesehatan Bank

    Nilai Kredit Predikat

    81-100 Sehat

    66 - < 81 Cukup sehat

    51 - < 66 Kurang sehat

    0 < 51 Tidak sehat

    Sumber : Lukman Dendawijaya (2005:256)

    Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini

    bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat, cukup sehat,

    kurang sehat, dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas dan Pembina

    bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank tersebut harus

    dijalankan atau bahkan dihentikan operasinya. Dengan semakin meningkatnya

    kompleksitas usaha dan profil risiko, bank perlu mengidentifikasi permasalahan yang

    mungkin timbul dari operasional bank. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun

    untuk mengatahui apakah ada peningkatan atau penurunan.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    8/45

    6

    2.1.1 Laporan Keuangan BPR 

    Laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bertujuan untuk menyediakan

    informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan.

    Selain itu laporan keuangan BPR juga bertujuan untuk membantu pengambilankeputusan (Pedoman Akuntansi Bank Perkreditan Rakyat: 2010). Komponen laporan

    keuangan BPR untuk tujuan umum terdiri dari:

    A. Neraca

    Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan pada akhir

    periode akuntansi yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut adalah syarat

    minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban perusahaan melaporkan

    transaksi keuangan bukan berdasarkan kebutuhan. Dalam laporan neraca terdiri atas dua

    sisi yaitu aktiva di sebelah kiri dan passiva ditambah modal di sebelah kanan.

    a. Aktiva

     Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai BPR sebagai akibat dari peristiwa masa

    lalu dan diharapkan menjadi sumber perolehan manfaat ekonomi di masa depan.

    Pos-pos aktiva yang umum dimiliki oleh BPR adalah sebagai berikut:

     Kas;

     Kas dalam valuta asing;

     Sertifikat Bank Indonesia;

     Pendapatan bunga yang akan diterima;

     Penempatan pada bank lain (giro, tabungan, deposito dan sertifikat deposito);

     Restrukturisasi Kredit;

     Agunan yang diambil alih;

     Aset tetap dan inventaris;

     Aset tidak berwujud;

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    9/45

    7

     Aset lain-lain.

    b. Passiva

    Passiva (kewajiban) adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa masa

    lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber

    daya milik BPR yang mengandung manfaat ekonomi. Pos-pos kewajiban yang

    umum dimiliki oleh BPR adalah sebagai berikut:

     Kewajiban segera;

     Utang bunga;

     Utang pajak;

     Simpanan;

     Simpanan dari bank lain;

     Pinjaman diterima;

     Dana setoran modal – kewajiban;

     Kewajiban imbalan kerja;

     Pinjaman subordinasi;

     Modal pinjaman;

     Kewajiban lain-lain.

    c. Modal

    Modal atau ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi

    semua kewajiban. Unsur ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam neraca menjadi

    pos-pos ekuitas, misalnya modal disetor, tambahan modal disetor, saldo laba,

    cadangan umum, dan cadangan tujuan yang disajikan dalam pospos terpisah.

    Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk pengambilan keputusan

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    10/45

    8

    pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan

    pembatasan hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan perseroan

    untuk membagikan atau menggunakan ekuitas.

    B. Laporan Laba Rugi

    Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh penghasilan dan

    beban BPR dalam suatu periode. Penghasilan terdiri dari pendapatan operasional dan

    pendapatan nonoperasional. Beban terdiri dari beban operasional dan beban

    nonoperasional. Pos-pos yang terdapat dalam laporan laba rugi BPR adalah sebagai

    berikut:

    a. Pendapatan operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan

    utama BPR. Pendapatan operasional terdiri dari pendapatan bunga dan

    pendapatan operasional lainnya.

    b. Beban operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas kegiatan yang

    lazim sebagai usaha BPR.

    c. Pendapatan non-operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari

    kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR.

    d. Beban non-operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan yang

    bukan merupakan kegiatan utama BPR.

    e. Beban pajak penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini yang

    diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode.

    C. Laporan Perubahan Ekuitas

    Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukan perubahan ekuitas

    BPR yang menggambarkan peningkatan atau penurunan aset neto atau kekayaan BPR

    selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang

    berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran

    dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan

    BPR selama periode pelaporan. Laporan perubahan ekuitas BPR antara lain meliputi:

    a. Modal saham, misalnya penambahan modal saham

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    11/45

    9

    b. Laba/rugi yang belum direalisasi dalam Sertifikat Bank Indonesia

    c. Surplus revaluasi aset tetap

    d. Dana setoran modal – ekuitas

    e. Saldo laba (laba ditahan).

    D. Laporan Arus Kas

    Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan penerimaan dan

    pengeluaran kas BPR selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas

    operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi (operating ) adalah aktivitas penghasil

    utama pendapatan BPR ( principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang

    bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Aktivitas investasi ( investing )

    adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak

    termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing ) adalah aktivitas yang

    mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BPR. Kas

    adalah saldo kas dan rekening giro di Bank Umum. Setara kas adalah penempatan dana

    dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan dan sangat likuid yang dimiliki untuk

    memenuhi komitmen kas jangka pendek.

    E. Catatan Atas Laporan Keuangan

    Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan

    keuangan BPR. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran

    umum BPR, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan keuangan dan

    informasi penting lainnya. Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara

    sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan

    laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan

    keuangan.

    Berdasarkan Pasal 29 UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan

    UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, bank wajib memelihara tingkat kesehatannya

    sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas,rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan dengan usaha bank dan

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    12/45

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    13/45

    11

    B. Good Corporate Governance

    a) Teori Keagenan ( Agency Theory )

    Menurut Brigham & Houston (2006) para manajer diberi kekuasaan oleh pemilik

    perusahaan yaitu pemegang saham untuk membuat keputusan dimana hal inimenciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency

    theory ). Hubungan keagenan (agency relationship) terjadi ketka satu atau lebih individu

    yang disebut sebagai principal menyewa indvisu atau organisasi lain yang disebut

    sebagai agen untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk

    membuat keputusan kepada agen tersebut.

    b) Stewardship Theory  Teori

    Stewardship menurut Brigham & Houston (2006) mengasumsikan hubungan yang

    kiat antara kesuksesan organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi

    dan memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga dengan

    demikian fungsi utilitas akan maksimal. Asumsi penting dari stewardship adalah manajer

    meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan pemilik.

    c) Stakeholder Theory  

    Menurut Brigham & Houston (2006) Stakeholder adalah semua pihak baik internal

    maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun

    dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Batasan

    stakeholder tersebut di atas mengisyaratkan bahwa perusahaan hendaknya

    memperhatikan stakeholder , karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan

    dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas serta kebijakan

    yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan

    stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi

    stakeholder .

    d) Pengertian dan Konsep Dasar GCGDalam Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/1/PBI/2011 Pasal 7 ayat 2 penilaian

    terhadap faktor GCG sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 huruf b merupakan penilaian

    terhadap manajemen bank atas prinsip-prinsip GCG. Adapun prinsip-prinsip GCG

    tersebut diantaranya: keterbukaan, akuntabilitas, tanggungjawab, indepedensi serta

    kewajaran. Forum for Corporate Governance (FCGI) dalam publikasi yang pertamanya

    (dalam Jurnal Nominal/Volume 1 Nomor 1/Tahun 2012) menggunakan definisi Cadbury

    Committee yaitu “seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang

    saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta

    para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    14/45

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    15/45

    13

    pada periode 2011-2013 secara keseluruhan sehat. Faktor Risk Profile yang dinilai

    melalui NPL, IRR, LDR, LAR dan Cash Ratio secara keseluruhan menggambarkan

    pengelolaan risiko yang telah dilaksanakan dengan baik. Faktor Good Corporate

    Governance BRI sudah memiliki dan menerapkan tata kelola perusahaan dengan

    sangat baik. Faktor 29 Earnings atau Rentabilitas yang penilaiannya terdiri dari ROA

    dan NIM mengalami kenaikan dan hal ini menandakan bertambahnya jumlah aset

    yang dimiliki BRI diikuti dengan bertambahnya keuntungan yang didapat oleh BRI.

    Dengan menggunakan indikator CAR, peneliti membuktikan bahwa BRI memiliki

    faktor Capital yang baik, yaitu diatas ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terdapat pada tujuan

    penelitian yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan bank.

    Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah terdapat

    pada metode pendekatan yang digunakan yaitu metode RGEC. Persamaan yang

    lain yaitu penelitiannya sama-sama di PT Bank Rakyat Indonesia. Selain itu

    persamaan yang lain yaitu periode yang digunakan pada periode 2011-2013.

    Sedangkan untuk perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada

    Risk Profile, di penelitian terdahulu menggunakan NPL, IRR, LDR, LAR dan Cash 

    Ratio, sedangkan penelitian ini menggunakan NPL dan LDR.

    B. “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (RiskProfile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). (Studi pada PT.Bank

    Central Asia, Tbk Periode 2010-2012)”. Disusun oleh Khisti Minarrohmah,

    Fransisca Yaningwati, dan Nila Firdausi Nuzula (2014). Berdasarkan hasil

    penelitian yang telah dilakukan pada PT Bank Central Asia dengan menggunakan

    metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank pada periode 2011-2013

    secara keseluruhan sangat sehat, berdasarkan dari kriteria penetapan peringkat

    nilai NPL, BCA memiliki rasio

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    16/45

    14

    Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu pada tujuan

    penelitiannya mengetahui tingkat kesehatan bank. Selain itu persamaan terdapat

    pada metode yang digunakan yaitu RGEC. Perbedaan penelitian terdahulu

    dengan penelitian ini yaitu pada bank nya yaitu penelitian terdahulu melakukan

    penelitian di PT. Bank Central Asia, sedangkan penelitian ini di PT. Bank Rakyat

    Indonesia. Selain itu penelitian juga terletak pada periode yang digunakan,

    penelitian terdahulu menggunakan periode 2010-2012, sedangkan penelitian ini

    menggunakan periode 2011-2013.

    2.3 KERANGKA PEMIKIRAN

    Tingkat Kesehatan BPR

    Risk ProfileGood Corporate

    GovermentEarning Capital

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    17/45

    15

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3. 1 DEFINISI OPERSIONAL VARIABLE PENELITIAN

    Penilaian kesehatan bank merupakan penilaian terhadap kemampuan bank dalam

    menjalankan kegaiatan operasional perbankan secara normal dan kemampuan bank

    dalam kewajibannya. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank sangat penting untuk

    mempertahankan kepercayaan dari masyarakat dan hanya bank –bank yang benar  –benar

    sehat saja yang dapat melayani masyarakat. Peraturan tentang penilaian kesehatan bank

    terdapat pada Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP

    tanggal 25 Oktober 2011 yang menjadi indicator adalah RGEC yang terdiri dari Risk atau

    risiko (R), Good Corporate Governance (G), Earnings (E) dan Capital (C) dan penilaiaan

    menggunakan skala 1 sampai 5 semakin kecil poin yang diterima itu menandakan

    kesehatan bank semakin baik. RGEC sebagai indikator yang terdiri dari :

    1. Risk profile

    Penilaian terhadap resiko terbagi menjadi 8 bagian yaitu:

    a. Risiko kredit

    Risiko pinjaman tidak kembali sesuai dengan kontrak, seperti penundaan,

    pengurangan pembayaran suku bunga dan pinjaman pokonya, atau tidak

    membayar pinjamannya sama sekali.

    b. Risiko pasar

    Suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena

    pergerakan pada faktor  –faktor pasar.

    c. Risiko likuiditas

    Risiko kekurangan likuiditas terjadi karena adanya rush –  penarikan dana

    secara serentak yang dapat mengakibatkan kebangkrutan bank.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    18/45

    16

    d. Risiko opersional

    Risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegagalan atau tidak

    memadainya proses internal, manusia dan sistem, atau sebagai akibat dari

    kejadian eksternal.

    e. Risiko hukum

    Risiko dari ketidakpastian tindakan atau tuntutan atau ketidakpastian dari

    pelaksanaan atau interpretasi dari kontrak, hukum atau peraturan.

    f. Risiko stratejik

    Risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi

    bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang

    responsifnya bank terhadap perubahan eksternal.

    g. Risiko kepatuhan

    Risiko yang disebabkan oleh ketidakpatuhan suatu bank untuk

    melaksanakan perundang –undangan dan ketentuan lain yang berlaku, dan

    h. Risiko reputasi

    Risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang

    bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

    Masing –masing bagian dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu tingkat risiko inheren

    dan kualitas penerapan manajemen risiko. Sehingga penilaian untuk resiko terdapat 16

    penilaian. Meninjau tingkat risiko terbagi atas 5 tingkat. Semakin kecil poin yang diterima

    maka kesehatan bank dari sisi risiko tersebut semakin baik.

    2. Good Corporate Governance

    Good Corpotrate Governance (GCG) ditinjau dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip

    GCG. GCG mencerminkan bagian manajemen dari CAMELS namun telah

    disempurnakan. Bank memperhitungkan dampak GCG perusahaan pada kinerja GCG

    bank dengan mempertimbangkan signifikan dan materialitas perusahaan anak dan atau

    signifikasi kelemahan GCG perusahaan anak.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    19/45

    17

    3. Earning

    Earning adalah salah satu penilaian kesehatan bank dari sisi rentabilitas. Indikator

    penilaian rentabilitas adalah ROA (Return On Assets), NIM (Net Interest Margin),

    komponen laba actual terhadap proyeksi anggaran dan kemampuan komponen labadalam meningkatkan permodalan. Karaktristik bank dari sisi rentabilitas adalah kinerja

    bank dalam menghasilkan laba, kestabilan komponen-komponen yang mendukung core

    earning, dan kemampuan laba dalam meningkatkan permodalan dan prospek laba di

    masa depan.

    4. Capital

    Capital atau permodalan memiliki indikator antara lain rasio kecukupan modal dan

    kecukupan modal bank untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko yang

    disertai dengan pengelolaan permodalan yang sangat kuat sesuai dengan karakteristik,

    skala usaha dan kompleksitas usaha bank.

    3. 2 JENIS PENELITIAN

    Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif

    adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif

    yang diangkakan. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembankan dan menggunakan

    model-model sistematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena

    alam.

    3. 3 SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN

    Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah BPR Eka Dana Utama. Objekpenelitian ini adalah laporan keuangan publikasi BPR Eka Dana Utama selama periode

    Maret 2014 – Juni 2015.

    3.4 JENIS DAN SUMBER DATA 

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

    sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti seacara tidak langsung

    melalui media perantara. Sumber data adalah laporan keuangan BPR Eka Dana Utama

    selama periode Maret 2014 – Juni 2015 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    20/45

    18

    3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

    dokumentasi. Dokumentasi adalah mengumpulkan data sekunder dengan cara melihat

    atau menyalin catatan kertas kerja yang dianggap berhubungan dengan penelitian.

    3.6 TEKNIK ANALISIS DATA

    Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis laporan keuangan

    dengan menggunakan pendekatan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/1/PBI/2011

    tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan

    sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank berbasis risiko menggantikan penilaian

    CAMELS. Penilaian terhadap faktor-faktor RGEC terdiri dari:

    1. Profil Risiko (Risk Profile)

    Penilaian terhadap risiko terbagi menjadi 8 bagian yaitu risiko kredit, risiko

    pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko

    kepatuhan dan risiko reputasi. Dalam penelitian ini mengukur faktor risk profile 

    dengan menggunakan 2 indikator yaitu faktor risiko kredit dengan

    menggunakan rumus NPL dan risiko likuiditas dengan rumus LDR, LAR, dan

    Cash Ratio.

    a. Risiko Kredit

    Dengan menghitung rasio Non Performing Loan:

    Tabel1.Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Kredit

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    21/45

    19

    b. Risiko Likuiditas

    Dengan menghitung rasio-rasio sebagai berikut:

    1) Loan to Deposit Ratio (LDR)

    Tabel 2. Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Risiko Likuiditas

    2. Good Corporate Governance 

    Good Corpotrate Governance (GCG) ditinjau dari sisi pemenuhan

    prinsip-prinsip GCG. GCG mencerminkan bagian manajemen dari CAMELSnamun telah disempurnakan. Bank memperhitungkan dampak GCG

    perusahaan pada kinerja GCG bank dengan mempertimbangkan signifikan

    dan materialitas perusahaan anak dan atau signifikasi kelemahan GCG

    perusahaan anak.

    3. Earnings (Rentabilitas)

    Penilaian terhadap faktor earnings didasarkan pada dua rasio yaitu:a. Return on Assets (ROA)

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    22/45

    20

    Table 4. Matriks Kriteria Penetapan Peringkat Komponen Rentabilitas

    (ROA)

    b. Beban Operasional dengan Pendapatan Operasional (BOPO)

    Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (Surat Edaran Bank Indonesia

    No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004) :

    Table 5. Kriteria Pengukuran Rasio BOPO

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    23/45

    21

    4. Capital  

    Capital atau permodalan yaitu metode penilaian bank berdasarkan

    permodalan yang dimiliki bank dengan menggunakan rasio Capital Adequacy

    Ratio (CAR).

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    24/45

    22

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Peneltian

    1. Penilaian Kesehatan Bank 

    Penilaian kesehatan bank merupakan penilaian terhadap kemampuan

    bank dalam menjalankan kegiatan operasional perbankan secara normal dan

    kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya. Penilaian kesehatan bank

    sangat penting untuk mempertahankan kepercayaan dari masyarakat dan hanya

    bank –bank yang benar  –benar sehat saja yang dapat melayani masyarakat.

    Penilaian kesehatan bank dilakukan dengan menilai beberapa faktor yang

    indikator sehat atau tidaknya suatu bank. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

    No. 13/1/PBI/2011 dan SE No. 13/ 24/ DPNP tanggal 25 Oktober 2011 tentang

    Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, Penilaian kesehatan bank

    meliputi faktor  –faktor sebagai berikut :

    a. Risiko (Risk) 

    Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai tingkat kesehatan bank

    ditinjau dari aspek risk profile masing-masing dibahas dalam perhitungan

    sebagai berikut :

    1) Risiko Kredit

    Pada penelitian ini untuk mengetahui risiko kredit dihitung

    menggunakan rasio NPL (Non  Performing Loan).Rasio keuangan ini

    menerangkan bahwa NPL (Non Performing Loan) diperoleh dari kredit

    bermasalah yaitu kredit kepada pihak ketiga bukan bank yang tergolong

    kurang lancar, diragukan dan macet dibagi dengan total kredit kepada

    pihak ketiga bukan bank.

    Table. 6 Bobot PK Komponen NPL (Non Performing Loan)

    NPL

    Bulan Jumlah (%) Peringkat Keterangan

    Juni 2015 5 3 cukup sehat

    Maret 2015 6 4 kurang sehat

    Desember 2014 7 4 kurang sehat

    September 2014 7 4 kurang sehat

    Juni 2014 8 4 kurang sehat

    Maret 2014 7 4 kurang sehatSumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    25/45

    23

    2) Risiko Likuiditas

    a) LDR (Loan to Deposit Ratio)

    Rasio keuangan ini menerangkan bahwa LDR digunakan untuk

    menilai likuiditas suatu bank dengan cara membandingkan antara jumlah

    kredit yang diberikan oleh bank dan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman

    yang diterima, tidak termasuk pinjaman sub ordinari. Kredit yang diberikan

    tidak termasuk kredit kepada bank lain. Dana pihak ketiga adalah giro,

    tabungan, simpanan berkala, dan sertifikat deposito.

    Table 7. Bobot PK Komopnen LDR ( Loan to Deposite Ratio)

    LDR

    Bulan Jumlah (%) Peringkat Keterangan

    Juni 2015 92 3 Cukup Sehat

    Maret 2015 90 3 Cukup Sehat

    Desember 2014 88 3 Cukup Sehat

    September 2014 91 3 Cukup Sehat

    Juni 2014 93 3 Cukup Sehat

    Maret 2014 93 3 Cukup Sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Tingkat kesehatan bank ditinjau dari aspek risk profile pada BPR.

    Eka Dana Utama pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juni 2015 cukup

    sehat walaupun terdapat kelemahan yang terlalu signifikan. Hal ini

    mencerminkan bahwa bank stabil dalam menjalankan perannya dalam

    menghadapi 8 risk profile yang dijelaskan sebagai berikut :

    1) Risiko Kredit

    Bank Rakyat Indonesia mampu menghadapi risikokredit dengan cara mengatasi risiko akibat kegagalan

    debitur dan pihak lain dalam memenuhi kewajiban

    kepada bank. Risiko kredit pada umumnya terdapat pada

    seluruh aktivitas bank yang kinerjanya bergantung pada

    kinerja pihak lawan (counterparty ), penerbit (issuer ), atau

    kinerja peminjam dana (borrower ).

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    26/45

    24

    2) Risiko Pasar

    Dalam menghadapi risiko pasar, Bank Rakyat

    Indonesia mampu menempatkan risiko pada posisi

    neraca dan rekening administratif termasuk transaksi

    derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar, termasuk

    risiko perubahan haga option secara baik.

    3) Risiko Likuiditas

    Dalam menghadapi risiko likuiditas, Bank Rakyat

    Indonesia sedikit kurang mampu untuk memenuhi

    kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan

    arus kas, dan dari aset likuid berkualitas tinggi yang

    dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan

    kondisi keuangan bank, tetapi hal ini tidak signifikan

    mempengaruhi lebih lanjut.

    4) Risiko Operasional

    Dalam menghadapi risiko operasional, Bank Rakyat

    Indonesia mampu dalam menangani risiko akibat

    ketidakcukupan dan tidak berfungsinya proses internal

    kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan adanya

    kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional

    bank. Sumber risiko operasional ini dapat disebabkan

    antara lain oleh sumber daya manusia, proses, sitem,

    dan juga kejadian eksternal yang mungkin dialami oleh

    bank dalam menjalankan kegiatan usahanya.

    5) Risiko Hukum

    Dalam menghadapi risiko hukum, Bank Rakyat Indonesia

    mampu mengatasi risiko yang timbul akibat tuntutan

    hukum dan kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga

    dapat timbul antara lain karena ketiadaan peraturan

    perundang-undangan yang mendasari atau kelemahan

    perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya

    kontrak atau agunan yang tidak memadai.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    27/45

    25

    6) Risiko Stratejik

    Dalam menghadapi risiko stratejik, Bank Rakyat

    Indonesia mampu mengatasi ketidaktepatan dalam

    mengambil keputusan atau pelaksanaan suatu

    keputusan stratejik serta kegagalan dalam

    mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis karena

    bank memiliki 9 Perilaku Budaya Perusahaan dalam

    menjalankan tugasnya melayani nasabah serta

    mencapai tujuan perusahaan.

    7) Risiko Kepatuhan

    Dalam menghadapi risiko kepatuhan, Bank Rakyat

    Indonesia mampu mengatasi risiko yang timbul akibat

    bank tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan

    perundangundangan dan ketentuan yang berlaku.

    8) Risiko Reputasi

    Dalam menghadapi risiko reputasi, Bank Rakyat

    Indonesia mampu tetap menjaga tingkat kepercayaan

    stakeholder terhadap bank dari persepsi negatif yang

    mampu menjatuhkan reputasi bank.

    b. Good Corporate Governance 

    Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap

    manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana

    diatur dalam Peraturan Bank Indonesia GCG didasarkan pada 3 aspek

    utama yaitu Governance Structure,  Governance Process, danGovernance Outcomes. Governance  Structure mencakup pelaksanaan

    tugas dan tanggungjawab Komisaris dan Direksi serta kelengkapan dan

    pelaksanaan tugas komite. Governance Process mencakup penerapan

    fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan

    fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko termasuk

    sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak terkait dan

    dana besar, serta sistem rencana strategis bank. Governance Outcomes

    mencakup transparasi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan

    pelaksanaa GCG dan pelaporan internal. Penerapan GCG yang memadai

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    28/45

    26

    sangat diperlukan dalam pengelolaan perbankan mengingat SDM yang

    menjalankan bisnis perbankan merupakan faktor kunci yang harus

    memiliki integritas dan kompetensi yang baik.

    c. Rentabilitas (Earning )

    Faktor rentabilitas terdiri atas 4 komponen penilaian, yaitu

    rasio Return On Asset (ROA), rasio Return On Equity (ROE), rasio Net

    Interest Margin (NIM), dan rasio Beban Operasional terhadap

    Pendapatan Operasional (BOPO). Tetapi disini saya hanya

    menghitungan untuk rasio ROA dan NIM saja.Rasio pertama adalah rasio

    Return On Asset (ROA). Rasio ini dihitung untuk mengukur keberhasilan

    manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin kecil rasio ini berarti

    manajemen bank kurang mampu dalam mengelola aset untuk

    meningkatkan pendapatan dan menekan biaya.

    Table 8. Bobot PK Komponen ROA

    ROA

    Bulan Jumlah (%) Peringkat Keterangan

    Juni 2015 3 1 sangat sehat

    Maret 2015 2 1 sangat sehat

    Desember 2014 8 1 sangat sehat

    September 2014 6 1 sangat sehatJuni 2014 3 1 sangat sehat

    Maret 2014 2 1 sangat sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Rasio kedua adalah rasio Biaya operasional dihitung berdasarkan

    penjumlahan dari total beban bunga dan total beban operasional lainnya.

    Pendapatan operasional adalah penjumlahan dari total pendapatan

    bunga dan total pendapatan operasional lainnya.

    Tabel 9. Bobot PK Komponen BOPO

    BOPO

    Bulan Jumlah (%) Peringkat Keterangan

    Juni 2015 75 sehat

    Maret 2015 77 sehat

    Desember 2014 74 sehat

    September 2014 72 sehat

    Juni 2014 77 sehat

    Maret 2014 75 sehatSumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    29/45

    27

    d. Permodalan (Capital )

    Penilaian terhadap faktor permodalan (Capital ) meliputi penilaian

    terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.

    Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital   AdequacyRatio (CAR).

    Tabel 10. Bobot PK Komponen CAR

    CAR

    Bulan Jumlah (%) Peringkat Keterangan

    Juni 2015 41 1 sangat sehat

    Maret 2015 34 1 sangat sehat

    Desember 2014 37 1 sangat sehatSeptember 2014 38 1 sangat sehat

    Juni 2014 33 1 sangat sehat

    Maret 2014 35 1 sangat sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    4.2 Pembahasan 

    a. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana

    Utama dengan metode RGEC Periode Maret 2014.

    Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Maret 2014

    Komponenfaktor

    Rasio Rasio(%) Peringkat Kriteria Keterangan

    Profil RisikoNPL 7 4 kurang sehat Kurang

    SehatLDR 93 3 Cukup Sehat

    Rentabilitas ROA 2 1 sangat sehat SehatBOPO 75 sehat

    PermodalanCAR 35 1 sangat sehat

    SangatSehat

    Peringkat Komposit Cukup Sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,

    karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

    kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit

    tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    30/45

    28

    penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil

    Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam

    mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR

    yaitu 7 dan 93. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba

    melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang

    dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio

    sebesar 2 dan 75. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa

    peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan

    dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan

    pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR

    sebesar 35 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank

    tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

    dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang

    secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

    pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

    eksternal lainnya.

    b. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana

    Utama dengan metode RGEC Periode Juni 2014.

    Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Juni 2014

    Komponenfaktor

    Rasio Rasio(%) Peringkat Kriteria Keterangan

    Profil RisikoNPL 8 4 kurang sehat Kurang

    SehatLDR 93 3 Cukup Sehat

    Rentabilitas

    ROA 3 1 sangat sehat

    SehatBOPO 77 sehat

    PermodalanCAR 33 1 sangat sehat

    SangatSehat

    Peringkat Komposit Cukup Sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,

    karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

    kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposittergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    31/45

    29

    penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil

    Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam

    mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR

    yaitu 8 dan 93. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba

    melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang

    dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio

    sebesar 3 dan 77. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa

    peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan

    dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan

    pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR

    sebesar 33%. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank

    tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

    dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang

    secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

    pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

    eksternal lainnya.

    c. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana

    Utama dengan metode RGEC Periode September 2014.

    Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode September

    2014

    Komponenfaktor

    Rasio Rasio(%) Peringkat Kriteria Keterangan

    Profil RisikoNPL 7 4 kurang sehat Kurang

    SehatLDR 91 3 Cukup Sehat

    RentabilitasROA 6 1 sangat sehat

    sehatBOPO 72 Sehat

    PermodalanCAR 38 1 sangat sehat

    SangatSehat

    Peringkat Komposit Cukup Sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,

    karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

    kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    32/45

    30

    tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas

    penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil

    Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam

    mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR

    yaitu 7 dan 91. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba

    melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang

    dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio

    sebesar 6 dan 72. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa

    peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan

    dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan

    pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR

    sebesar 38 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank

    tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

    dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang

    secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

    pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

    eksternal lainnya.

    d. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa DanaUtama dengan metode RGEC Periode Desember 2014.

    Table 1. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Desember

    2014

    Komponenfaktor

    Rasio Rasio(%) Peringkat Kriteria Keterangan

    Profil RisikoNPL 7 4 kurang sehat Kurang

    SehatLDR 88 3 Cukup Sehat

    RentabilitasROA 8 1 sangat sehat

    SehatBOPO 74 Sehat

    PermodalanCAR 37 1 sangat sehat

    SangatSehat

    Peringkat Komposit Cukup Sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,

    karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    33/45

    31

    kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit

    tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas

    penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil

    Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam

    mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR

    yaitu 7 dan 88. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba

    melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang

    dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio

    sebesar 8 dan 74 . Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa

    peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan

    dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan

    pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR

    sebesar 37 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank

    tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

    dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang

    secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

    pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

    eksternal lainnya.

    e. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana

    Utama dengan metode RGEC Periode Maret 2015.

    Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Maret 2015

    Komponenfaktor

    Rasio Rasio(%) Peringkat Kriteria Keterangan

    Profil RisikoNPL 6 4 kurang sehat Kurang

    SehatLDR 90 3 Cukup Sehat

    RentabilitasROA 2 1 sangat sehat

    SehatBOPO 77 Sehat

    Permodalan CAR 34 1 sangat sehat Sehat

    Peringkat Komposit Cukup Sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 4 ,

    karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    34/45

    32

    kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit

    tergolong tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan kualitas

    penerapan manajemen risiko secara komposit kurang sehat. Faktor Profil

    Risiko kurang sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya dalam

    mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan LDR

    yaitu 6 dan 90 . Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba

    melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang

    dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio

    sebesar 2 dan 77. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa

    peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan

    dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan

    pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR

    sebesar 34 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank

    tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

    dengan kesimpulan peringkat komposit 3, mencerminkan kondisi Bank yang

    secara umum cukup sehat sehingga dinilai cukup mampu menghadapi

    pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor

    eksternal lainnya.

    f. Penetapan Peringkat Komposit Penilaian Tingkat Kesehatan BPR. EKa Dana

    Utama dengan metode RGEC Periode Juni 2015.

    Table 11. Penilaian tingkat kesehatan BPR. Eka Dana Utama periode Juni 2015

    Komponenfaktor

    Rasio Rasio(%) Peringkat Kriteria Keterangan

    Profil RisikoNPL 5 3 cukup sehat Cukup

    SehatLDR 92 3 Cukup Sehat

    RentabilitasROA 3 1 sangat sehat

    SehatBOPO 75 Sehat

    PermodalanCAR 41 1 sangat sehat

    Sangatsehat

    Peringkat Komposit Sehat

    Sumber : Data Sekunder yang diolah peneliti, 2015

    Profil risiko bank BPR Eka Dana Utama termasuk peringkat 3 ,

    karena mempertimbangkan aktivitas bisnis yang dilakukan oleh bank,

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    35/45

    33

    kemungkinan kerugian yang dihadapi bank dari risiko inheren komposit

    tergolong tidak tinggi selama periode waktu tertentu dimasa datang dan

    kualitas penerapan manajemen risiko secara komposit cukup sehat. Faktor

    Profil Risiko cukup sehat, karena laba kurang dari target dan kurangnya

    dalam mendukung permodalan bank yang dinyatakan dengan rasio NPL dan

    LDR yaitu 5 dan 92. Peringkat faktor rentabilitas sangat sehat, karena laba

    melebihi target dan mendukung pertumbuhan permodalan bank yang

    dinyatakan dengan rasio ROA dan BOPO, dengan masing-masing rasio

    sebesar 3 dan 75. Peringkat faktor permodalan menunjukkan bahwa

    peringkat 1 yang artinya yaitu bank memiliki kecukupan dalam permodalan

    dan memadai relatif terhadap profil risikonya, yang disertai dengan

    pengelolaan permodalan yang kuat, uang ditunjukkan dengan rasio CAR

    sebesar 41 %. Nilai rasio RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank

    tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia

    dengan kesimpulan peringkat komposit 2, mencerminkan kondisi Bank yang

    secara umum sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif

    yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    36/45

    34

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut maka

    Penilaian Tingkat Kesehatan BPR Eka Dana Utama dengan menggunakan

    metode RGEC ini menunjukkan predikat kesehatan bank tersebut sesuai dengan standar

    yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, Untuk periode Maret 2014 dapat disimpulkan

    bahwa Bank BRI peringkat komposit “CUKUP SEHAT”, periode  Juni 2014 dengan

    kesimpulan peringkat komposit “CUKUP SEHAT”, untuk periode September 2014 dengan

    kesimpulan peringkat komposit “CUKUP SEHAT”, untuk periode Desember   2014 dengan

    kesimpulan peringkat komposit “CUKUP  SEHAT”  untuk periode Maret 2015 dengan

    kesimpulan peringkat komposit “CUKUP  SEHAT”  dan untuk periode Juni 2015 dengan

    kesimpulan peringkat komposit “SEHAT”.

    Tingkat Kesehatan Bank ditinjau dari aspek risk profile, earnings, good corporate

    governance, dan capital pada BPR Eka Dana Utama periode Maret 2014, Juni 2014,

    September 2014, Desember 2014, Maret 2015 dan Juni 2015 cukup sehat sehingga

    dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan

    kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian

    antara lain profil risiko, rentabilitas, dan permodalan secara umum sangat baik.

    5.2 Saran 

    Kesimpulan di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan saran-

    saran kepada BPR Eka Dana Utama terutama yang berkaitan dengan kesehatan bank,

    saran yang dapat penulis berikan kepada pihak BPR Eka Dana Utama yaitu sebagaiberikut :

    1. Sebagai bank perkreditan rakyat Eka Dana Utama harus mampu

    meningkatkan kesehatan bank pada periode - periode berikutnya. Kesehatan

    bank yang sangat sehat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat,

    nasabah, karyawan pemegang saham, dan juga pihak lainnya.

    2. Meningkatkan kesehatan bank untuk periode  – periode berikutnya tidak hanya

    berfokus pada laporan keuangan, tetapi BPR Eka Dana Utama perlu juga

    untuk mengembangkan usaha dengan pelayanan yang diberikan lebih aman,

    mudah, dan juga cepat. Selain itu, pengaruh negatif yang signifikan dari

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    37/45

    35

    perubahan kondisi bank bisnis dan faktor eksternal lainnya hendaknya

    menjadi tolak ukur dalam menyusun strategi pemasaran produk berikutnya.

    3. Banyaknya faktor eksternal perusahaan yang berpengaruh terhadap kinerja

    keuangan seperti faktor pemerintahan sebaiknya juga lebih diperhatikan untuk

    meningkatkan kinerja keuangan.

    4. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk memperluas cakupan penelitian

    tentang penilaian kesehatan bank dengan menggunakan indikator rasio

    keuangan lainnya pada pengukuran tingkat kesehatan bank dengan metode

    yang terbaru sesuai dengan Surat Edaran dari Otoritas Jasa Keuangan.

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    38/45

    36

    DAFTAR PUSTAKA

    Heidy Arrvida Lasta, Zainul Arifin, dan Nila Firdausi Nuzula. (2014). Analisis Tingkat

    Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, GoodCorporate Governance, Earnings, Capital) (Studi pada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk

    Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 13 No. 2 Agustus 2014. Universitas

    Brawijaya.

    Surat Edaran Bank Indonesia. (2011). Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP

    tanggal 25 Oktober 2011, tentang Matriks Perhitungan Analisis Komponen Faktor Analisis

    RGEC untuk Bank Umum.

    Undang-undang. (1998). Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan 

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    39/45

    37

    LAMPIRAN

    Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan 

    PT. BPR Eka Dana Utama

    JL.MT HARYONO 131 A

    Periode: Maret-2014

    Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya 

    (Ribuan Rp.)

    Keterangan L KL D M Jumlah

    1. Penempatan pada bank lain 219,811 219,811

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    40/45

    38

    2. Kredit yang diberikan - - - - -

    a. Kepada BPR

     b. Kepada Bank Umum

    c. Kepada non bank - pihak terkait

    d. Kepada non bank - pihak tidak terkait 3,670,282 153,000 1,500 212,855 4,037,637

    3. Jumlah aset produktif 3,890,093 153,000 1,500 212,855 4,257,448

    4. Rasio-Rasio (%) - - - - -

    a. NPL net 7

     b. KPMM 35

    c. LDR 93

    d. ROA 2

    e. KAP 5f. PPAP 128

    g. BOPO 75

    h. Cash Ratio 8

    PENGURUS BANK PEMILIK BANK

    Dewan Komisaris:

    HANA IRAWATI KESUMA

    Pemegang Saham:

    FENY MARIA HALIM (40%)

    Direksi:LULUK YANUARIANTINI

    GATUT HENDROWARDONO Pemegang Saham Pengendali:

    Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan 

    PT. BPR Eka Dana Utama

    JL.MT HARYONO 131 A

    Periode: Juni-2014

    Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya 

    (Ribuan Rp.)

    Keterangan L KL D M Jumlah

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    41/45

    39

    1. Penempatan pada bank lain 324,992 324,992

    2. Kredit yang diberikan - - - - -

    a. Kepada BPR

     b. Kepada Bank Umum

    c. Kepada non bank - pihak terkait

    d. Kepada non bank - pihak tidak terkait 3,982,175 86,885 165,919 201,036 4,436,015

    3. Jumlah aset produktif 4,307,167 86,885 165,919 201,036 4,761,007

    4. Rasio-Rasio (%) - - - - -

    a. NPL net 8

     b. KPMM 33

    c. LDR 93

    d. ROA 3e. KAP 6

    f. PPAP 121

    g. BOPO 77

    h. Cash Ratio 11

    PENGURUS BANK PEMILIK BANK

    Dewan Komisaris:

    KARTIKASARIHANA IRAWATI KESUMA

    Pemegang Saham:FENY MARIA HALIM (40%)

    Direksi:

    GATUT HENDROWARDONO

    LULUK YANUARIANTINI

    Pemegang Saham Pengendali:

    HADI SUTANTO

    Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan 

    PT. BPR Eka Dana Utama

    JL.MT HARYONO 131 A

    Periode: September-2014

    Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya 

    (Ribuan Rp.)

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    42/45

    40

    Keterangan L KL D M Jumlah

    1. Penempatan pada bank lain 403,122 403,122

    2. Kredit yang diberikan - - - - -

    a. Kepada BPR

     b. Kepada Bank Umum

    c. Kepada non bank - pihak terkait

    d. Kepada non bank - pihak tidak terkait 3,650,850 149,154 15,830 220,582 4,036,416

    3. Jumlah aset produktif 4,053,972 149,154 15,830 220,582 4,439,538

    4. Rasio-Rasio (%) - - - - -

    a. NPL net 7

     b. KPMM 38

    c. LDR 91

    d. ROA 6

    e. KAP 5

    f. PPAP 117

    g. BOPO 72

    h. Cash Ratio 14

    PENGURUS BANK PEMILIK BANK

    Dewan Komisaris:

    KARTIKASARI

    HANA IRAWATI KESUMA

    Pemegang Saham:

    FENY MARIA HALIM (40%)

    Direksi:

    LULUK YANUARIANTINI

    GATUT HENDROWARDONO

    Pemegang Saham Pengendali:

    HADI SUTANTO

    Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan 

    PT. BPR Eka Dana Utama

    JL.MT HARYONO 131 A

    Periode: Desember-2014

    Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya 

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    43/45

    41

    (Ribuan Rp.)

    Keterangan L KL D M Jumlah

    1. Penempatan pada bank lain 674,520 674,520

    2. Kredit yang diberikan - - - - -

    a. Kepada BPR

     b. Kepada Bank Umum

    c. Kepada non bank - pihak terkait

    d. Kepada non bank - pihak tidak terkait 3,796,435 50,119 53,175 272,620 4,172,349

    3. Jumlah aset produktif 4,470,955 50,119 53,175 272,620 4,846,869

    4. Rasio-Rasio (%) - - - - -

    a. NPL net 7

     b. KPMM 37

    c. LDR 88

    d. ROA 8

    e. KAP 6

    f. PPAP 120

    g. BOPO 74

    h. Cash Ratio 21

    PENGURUS BANK PEMILIK BANK

    Dewan Komisaris:

    KARTIKASARI

    HANA IRAWATI KESUMA

    Pemegang Saham:

    FENY MARIA HALIM (40%)

    Direksi:

    GATUT HENDROWARDONO

    LULUK YANUARIANTINI

    Pemegang Saham Pengendali:

    HADI SUTANTO

    Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan 

    PT. BPR Eka Dana Utama

    JL.MT HARYONO 131 A

    Periode: Maret-2015

    Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya 

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    44/45

    42

    (Ribuan Rp.)

    Keterangan L KL D M Jumlah

    1. Penempatan pada bank lain 466,818 466,818

    2. Kredit yang diberikan - - - - -

    a. Kepada BPR

     b. Kepada Bank Umum

    c. Kepada non bank - pihak terkait

    d. Kepada non bank - pihak tidak terkait 3,710,437 29,047 90,550 248,316 4,078,350

    3. Jumlah aset produktif 4,177,255 29,047 90,550 248,316 4,545,168

    4. Rasio-Rasio (%) - - - - -

    a. NPL net 6

     b. KPMM 34

    c. LDR 90

    d. ROA 2

    e. KAP 6

    f. PPAP 117

    g. BOPO 77

    h. Cash Ratio 15

    PENGURUS BANK PEMILIK BANK

    Dewan Komisaris:

    HANA IRAWATI KESUMA

    KARTIKASARI

    Pemegang Saham:

    FENY MARIA HALIM (40%)

    Direksi:

    GATUT HENDROWARDONO

    LULUK YANUARIANTINI

    Pemegang Saham Pengendali:

    HADI SUTANTO

    Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan 

    PT. BPR Eka Dana Utama

  • 8/17/2019 Analisis Tingkat Kesehatan Bpr (Uas)

    45/45

    JL.MT HARYONO 131 A

    Periode: Juni-2015

    Kualitas Aktiva Produktif dan Informasi Lainnya 

    (Ribuan Rp.)

    Keterangan L KL D M Jumlah

    1. Penempatan pada bank lain 432,950 432,950

    2. Kredit yang diberikan - - - - -

    a. Kepada BPR

     b. Kepada Bank Umum

    c. Kepada non bank - pihak terkait

    d. Kepada non bank - pihak tidak terkait 4,476,175 42,525 69,735 253,400 4,841,835

    3. Jumlah aset produktif 4,909,125 42,525 69,735 253,400 5,274,785

    4. Rasio-Rasio (%) - - - - -

    a. NPL net 5

     b. KPMM 41

    c. LDR 92

    d. ROA 3

    e. KAP 5

    f. PPAP 121

    g. BOPO 75

    h. Cash Ratio 14

    PENGURUS BANK PEMILIK BANK

    Dewan Komisaris:

    HANA IRAWATI KESUMA

    KARTIKASARI

    Pemegang Saham:

    FENY MARIA HALIM (40%)

    Direksi:GATUT HENDROWARDONO

    LULUK YANUARIANTINI

    Pemegang Saham Pengendali:

    HADI SUTANTO