101
ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA MASYARAKAT KAWASAN MINAPOLITAN, KECAMATAN WAJAK, KABUPATEN MALANG, JAWA TIMUR SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: PENI ERNAWATI NIM. 135080400111006 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA MASYARAKAT KAWASAN MINAPOLITAN, KECAMATAN WAJAK, KABUPATEN MALANG, JAWA

TIMUR

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh:

PENI ERNAWATI NIM. 135080400111006

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

ii

ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA MASYARAKAT KAWASAN MINAPOLITAN, KECAMATAN WAJAK, KABUPATEN MALANG, JAWA

TIMUR

SKRIPSI PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

PENI ERNAWATI NIM. 135080400111006

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

2017

Page 3: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

iii

Page 4: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

iv

PERNYATAAN ORSINALITAS

Dengan ini saya bertanggung jawab dan menyatakan bahwa dalam

skripsi Analisis Tingkat Konsumsi Ikan Pada Masyarakat

Minapolitan, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur

benar-benar hasil karya dan pemikiran saya sendiri. Sepanjang penulisan skripsi

ini sepengatahuan saya tidak terdapat tulisan, pendapat atau karya orang lain

yang pernah diterbitkan oleh instansi atau orang lain kecuali yang tertulis dalam

laporan ini yang tercantum dalam Daftar Pustaka.

Apabila dikemudian hari atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini

merupakan hasil plagiasi, maka saya siap dan bersedia menerima segala

konsekuensi dan sanksi atas perbuatan tersebut yang sesuai dengan hukum

yang berlaku di Indonesia.

Malang, April 2017

Penulis

Peni Ernawati NIM. 135080400111006

Page 5: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah S.W.T, karena atas berkah dan limpahan rahmat-Nya laporan ini dapat

terselesaikan dengan tepat waktu.

2. Bapak Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS selaku pembimbing I dan Ibu Tiwi

Nurjannati Utami, S.Pi, MM selaku pembimbing II yang telah banyak

memberikan saran, informasi , arahan dan nasehat serta waktu yang yang

telah beliau korbankan untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

3. Ibu ku tersayang, Ibu Mesti, mas Eko Wahyudi, mas Muhammad Kholeq

pengorbanan, ketulusanannya memberikan dukungan baik secara moril

maupun materil selama proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP dan Bapak Dr. Ir. Mimit Primyastanto, MP

selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan nasehat guna

kesempurnaan penulisan laporan skripsi ini.

5. Bapak Wiwin, Bapak Sumantri, Mas Eko Hendrik, Bapak Huda yang telah

meluangkan waktu beliau untuk membantu memberikan informasi lapang

mengenai penelitian ini

6. Sahabat seperjuangan sekaligus saudaraku Maria Catur Natalia dan mbak

Catur Siwi terima kasih atas dukungan moril yang begitu luar biasa.

7. Sahabatku Ulvi Prahasti, Hamidah Ardiani, Rini Sulasih, Dea, Yuli R. Hidayat

8. Teman-teman SEPK yang telah membantu dan memberikan dukungan

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Page 6: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

vi

RINGKASAN

Peni Ernawati.Analisis Tingkat Konsumsi Ikan Masyarakat Kawasan Minapolitan di Kecamatan Wajak Kabupaten Malang, Jawa Timur (di bawah Bimbingan Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS dan Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi, MM )

Ikan merupakan salah satu jenis protein hewani yang memiliki kandungan

gizi yang tinggi. Konsumsi ikan dapat memenuhi kebutuhan asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kecamatan Wajak sebagai kawasan minapolitan memiliki potensi perikanan yang melimpah. kegiatan perikanan yang dilaksanakan di Kecamatan Wajak adalah perikanan budidaya kolam, pembenihan, mina padi dan mina mendong. Potensi perikanan yang dimiliki Kecamatan Wajak berlimpah. Potensi perikanan yang berlimpah belum tentu menjadi tolak ukur tinggi nya konsumsi ikan pada masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jumlah konsumsi ikan perkapita pada masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak, (2) mengetahui pengaruh jumlah pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, selera, persepsi harga ikan dan persepsi harga subtitusi ikan terhadap konsumsi ikan pada masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak, (3) mengetahui perbandingan konsumsi ikan masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak dengan konsumsi ikan perkapita nasional, (4) mengetahui faktor dominan diantara variabel yang mempengaruhi konsumsi ikan pada masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Objek pada penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Desa Wajak dan Desa Blayu sebagai desa kawasan minapolitan yang paling berkembang diantara desa lain yang berada di Kecamatan Wajak dengan jumlah penduduk tercatat sebanyak 23.588 jiwa dan populasi yang digunakan adalah rumah tangga di Desa Wajak dan Desa Blayu yaitu sebanyak 6447 KK dan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan Slovin yaitu 44 orang responden dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi sedangkan metode analisis data yang digunaka adalah deskriptif kuantitatif.

Gambaran konsumsi ikan di Kecamatan Wajak yaitu jenis ikan yang paling digemari adalah ikan air laut. Alasan responden dalam mengkonsumsi ikan karena kandungan gizi pada ikan dan rasa enak dari daging ikan itu sendiri. Kendala yang dihadapi responden dalam mengkonsumsi ikan adalah rasa bosan apabila harus mengkonsumsi ikan setiap hari. Sedangkan responden lebih memilih untuk mengkonsumsi tahu tempe atau telur sebagai subtitusi pengganti ikan.

Jumlah konsumsi ikan perkapita pertahun dari 44 responden ysang terdiri dari keseluruhan anggota keluarga sebanyak 178 orang di sebesar 27,43 kg/ kapita/ tahun. Nilai tersebut lebih tinggi apablia dibandingkan dengan nilai konsumsi ikan perkapita kabupaten yaitu sebesar 25,23 kg/ kapita/ tahun, namun masih jauh berada dibawah konsumsi ikan perkapita nasional yang mencapai 41,11 kg/ kapita/ tahun.

Page 7: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

vii

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 diperoleh hasil dari model regresi sebagai berikut: Y= -1,978 - 0,184X1 + 1.519X2 + 0,428X3 + 3,086X4 - 0,564X5 +0,770X6 + e

Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi ikan adalah (1) tingkat pendidikan mempengaruhi konsumsi ikan secara tidak signifikan karena tingkat pendidikan responden kurang optimal dalam memahami kandungan gizi pada ikan, (2) tingkat pendapatan keluarga mempengaruhi konsumsi ikan secara signifikan karena pendapatan merupakan alat ukur kemampuan konsumen dalam membeli guna memenuhi kebutuhan, (3) jumlah anggota keluarga mempengaruhi konsumsi ikan secara tidak signifikan karena semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin besar dan beragam kebutuhan yang harus dipenuhi diluar konsumsi ikan, (4) selera mempengaruhi konsumsi ikan secara signifikan karena selera mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi secara berulang-ulang sehingga semakin sering seseorang mengkonsumsi ikan semakin besar pula jumlah ikan yang dikonsumsi, (5) persepsi harga ikan mempengaruhi konsumsi ikan secara tidak signifikan karena meskipun terjadi kenaikan harga ikan responden tetap mengkonsumsi ikan dengan mengganti jenis ikan yang memiliki harga lebih murah, (6) persepsi harga subtitusi ikan mempengaruhi konsumsi ikan secara tidak signifikan karena subtitusi ikan seperti telur dan tahu tempe merupakan kebutuhan yang akan tetap dikonsumsi walaupun mengalami kenaikan harga.

Faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi ikan masyarakat kawasan minapolitan Kecamatan Wajak adalah selera dimana selera seseorang akan mendorong seseorang untuk mengkonsumsi secara berulang-ulang, semakin sering seseorang mengkonsumsi ikan semakin besar pula jumlah ikan yang dikonsumsi. Selain itu selera juga terwujud dari besarnya pendapatan sebagai tolak ukur kemampuan membeli konsumen guna memenuhi kebutuhannya.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian menunjukkan jumlah konsumsi ikan masyarakat kawasan minapolitan Kecamatan Wajak yaitu sebesar 27,43 kg/ kapita/ tahun lebih tinggi dibanding nilai konsumsi ikan perkapita kabupaten sebesar 25,23 kg/ kapita/ tahun, namun nilai tersebut jauh dibawah nilai konsumsi ikan perkapita nasional yaitu sebesar 41,11 kg/ kapita/ tahun. Saran yang dapat disampaikan yaitu sebaiknya masyarakat terutama ibu rumah tangga diberikan pendidikan lebih lanjut guna mengoptimalkan pengetahuan tentang gizi ikan dan bagi ibu rumah tangga yang tidak bekerja dapat diberdayakan melalui kegiatan industri kerajinan mina mendong yang dapat membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Selain itu guna meningkatkan frekuensi konsumsi serta menghindari rasa bosan dalam mengkonsumsi ikan maka sebaiknya ibu rumah tangga dibekali dengan pengetahuan diversifikasi pengolahan ikan.

Page 8: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuham Yang Maha Esa atas

segala nikmat, rahmat dan hidayahnyalah sehingga skripsi yang berjudul

Penulis sangat mengharapkan penyajian laporan skripsi ini dapat

memberikan pengetahuan tambahan bagi para pembaca. Namun penulis juga

menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas maka dari itu kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk dijadikan

pelajaran dalam penulisan-penulisan selanjutnya.

Malang, April 2017

Penulis

Page 9: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

ix

DAFTAR ISI PERNYATAAN ORSINALITAS ................................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................................ v RINGKASAN ............................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xv 1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 6 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6 1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................................ 7

2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 8 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 8 2.2 Teori Perilaku Konsumen ............................................................................... 10 2.3 Ikan ................................................................................................................ 14 2.4 Kandungan Gizi Pada Ikan ............................................................................. 14 2.5 Konsumsi Ikan ............................................................................................... 16 2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Ikan ........................................ 18 2.7 Program GEMARIKAN (Gerakan Mayarakat Makan Ikan) ............................. 21 2.8 Kawasan Minapolitan ..................................................................................... 22 2.9 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................................... 23

3. METODE PENELITIAN .......................................................................................... 25 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ................................................................... 25 3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 25 3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 26 3.2.1 Populasi Penelitian ..................................................................................... 26 3.3.2 Sampel Penelitian ....................................................................................... 26 3.3 Jenis dan sumber data ................................................................................... 27 3.3.1 Jenis Data .................................................................................................. 27 3.3.2 Sumber Data ............................................................................................... 28 3.4 Teknik pengambilan data ............................................................................... 29 3.5 Analisis data ................................................................................................... 30 3.5.1 Definisi Operasional .................................................................................... 31 3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 33 3.5.3 Uji Statistik .................................................................................................. 35

4. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 37 4.1 Topografi dan Geografis Kecamatan Wajak ................................................... 37 4.2 Keadaan Penduduk ........................................................................................ 40 4.3 Kondisi Usaha Perikanan Di Kecamatan Wajak ............................................. 44

5. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................. 48 5.1 Karakteristik Responden ................................................................................ 48 5.1.1 Usia ............................................................................................................. 48 5.1.2 Jenis Pekerjaan........................................................................................... 49 5.2 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian........................ 49

Page 10: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

x

5.2.1 Tingkat Pendidikan ..................................................................................... 49 5.2.2 Pendapatan ................................................................................................ 50 5.2.3 Jumlah Anggota Keluarga ........................................................................... 51 5.2.4 Selera ......................................................................................................... 52 5.2.5 Persepsi Harga Ikan ................................................................................... 53 5.2.5 Harga Subtitusi Ikan .................................................................................... 54 5.3 Gambaran Konsumsi Ikan Pada Masyarakat Kawasan Minapolitan di

Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang. ........................................................ 55 5.3.1 Jenis Ikan Yang Dikonsumsi ....................................................................... 55 5.3.2 Kesukaan Dalam Mengkonsumsi Ikan ........................................................ 56 5.3.3 Konsumsi Ikan Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................ 57 5.3.4 Alasan Mengkonsumsi Ikan ........................................................................ 57 5.3.5 Kendala Dalam Mengkonsumsi Ikan ........................................................... 58 5.3.6 Subtitusi Pengganti Ikan ............................................................................. 59 5.4 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Ikan ..................................... 63 5.4.1 Uji Asumsi Klasik (BLUE) ............................................................................ 63 5.4.2 Analisis Regresi Berganda .......................................................................... 67 5.4.3 Uji Statistik .................................................................................................. 70 5.5 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................................ 76

6. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................. 80 6.1 Kesimpulan .................................................................................................... 80 6.2 Saran ............................................................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 83 LAMPIRAN ................................................................................................................. 87

Page 11: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perbandingan Produksi Ikan Dengan Produk Subtitusi Ikan Sebagai Sumber

Protein Hewani ( 1000 Ton)/ Tahun ................................................................. 3

2. Ketersediaan Dan Tingkat Konsumsi Ikan/Kapita/Tahun Dari Tahun 2010- 2014 ................................................................................................................ 3

3. Konsumsi Ikan Provinsi Jawa Timur Pada Tahun 2010-2014 .......................... 4

4. Konsumsi Ikan/Kapita/ Tahun (Kg/Kapita) ...................................................... 16

5. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya .................................................... 37

6. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya .................................................... 39

7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan ........................................... 42

8. Luas Pemanfaatan Lahan Perikanan dan Jumlah RTP pada Kecamatan

Wajak ............................................................................................................ 45

9. Produksi Perikanan Pembesaran Kecamatan Wajak Periode Oktober, November, Desember 2016 .......................................................................... 46

10. Produksi Perikanan Pembenihan Kecamatan Wajak Periode Oktober,

November, Desember 2016 ........................................................................ 47

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ................................................. 48

12. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................... 49

13. Tingkat Pendidikan Responden ................................................................... 50

14. Tingkat Pendaatan Responden .................................................................... 51

15. Jumlah Anggota Keluarga Responden ......................................................... 52

16. Frekunesi Mengkonsumsi Ikan Responden ................................................. 53

17. Persepsi Responden Terhadap Harga Ikan ................................................. 53

18. Persepsi Responden Terhadap Kenaikan Harga Subtitusi Ikan ................... 54

19. Uji Normalitas One Sample Kolmogrov-Smirnov Test .................................. 63

20. Tabel Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics ........................................... 64

21. Uji Autokorelasi Durbin-Watson ................................................................... 66

Page 12: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

xii

22. Hasil Regresi Berganda ............................................................................... 67

23. Uji R2 (Koefisien Determinasi) ..................................................................... 70

24. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) .................................................................... 71

Page 13: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Pada Tahun 1971-2010 .................... 2

2. Grafik Marginal Utility ..................................................................................... 12

3. Grafik Indifference Curve ............................................................................... 13

4. Kerangka Berfikir Penelitian ........................................................................... 24

5. Peta Desa Wajak .......................................................................................... 38

6. Peta Desa Blayu ............................................................................................ 39

7. Diagram Perbandingan Jumlah Penduduk Desa Wajak dan Desa Blayu Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................... 40

8. Perbandingan Jumlah KK Desa Wajak dan Desa Blayu ................................ 41

9. Prosentase Perbandingan Jumlah Penduduk Desa Wajak dan Desa Blayu

Berdasarkan Usia .......................................................................................... 41

10. Perbandingan Jumlah Penduduk Berdasarkan Kualitas Angkatan Kerja di Desa Wajak dan Blayu ................................................................................ 44

11. Produksi Perikanan Budidaya Pembesaran Kecamatan Wajak Per Desa

Periode Oktober - November 2016. ............................................................ 45

12. Produksi Perikanan Budidaya Pembenihan Kecamatan Wajak Per Desa Periode Oktober - Desember 2016 ............................................................. 47

13. Grafik Jenis Ikan Yang Sering Dikonsumsi Responden ............................... 55

14. Grafik Tingkat Kesukaan Dalam Mengkonsumsi Ikan Responden ............... 56

15. Grafik Konsumsi Ikan Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Beserta

Keluarga ..................................................................................................... 57

16. Grafik Alasan Responden Dalam Mengkonsumsi Ikan ................................. 58 17. Grafik Kendala Yang Dihadapi Responden Dalam Mengkonsumsi Ikan ...... 59

18. Grafik Subtitusi Pengganti Ikan Yang Sering Dikonsumsi Oleh Responden . 59

19. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Daging Sapi/ Minggu

Sebagai Pengganti Ikan .............................................................................. 60

Page 14: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

xiv

20. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Daging Ayam/ Minggu Sebagai Pengganti Ikan .............................................................................. 61

21. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Telur/ Minggu Sebagai

Pengganti Ikan ............................................................................................ 62

22. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Tahu Tempe/ Minggu Sebagai Pengganti Ikan .............................................................................. 62

23. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................... 65

Page 15: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 87

2. Jumlah Konsumsi Ikan Perkapita Pertahun .................................................... 88

90 4. Dokumentasi Kegiatan Penelitian .................................................................. 90

5. Hasil Uji Asumsi Klasik dan Uji Statistik dengan Menggunakan SPSS 16.0.95

Page 16: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan. Luas wilayah laut Indonesia

sebesar 70% apabila dibandingkan dengan luas wilayah daratan dengan garis

pantai sepanjang 99.093 km2, laut territorial seluas 282.583 km2, perairan

kepulauan seluas 3.092.085 km2 dan 2.936.345 km2 ZEE (Zona Ekonomi

Eksklusif) (Badan Informasi Geospasial, 2015). Pada tahun 2015 produksi

perikanan Indonesia mencapai 14,79 ton yang terdiri dari produksi perikanan

tangkap di laut sebesar 4,72 ton, perikanan tangkap di perairan umum sebesar

325 ribu ton dan perikanan budidaya yang mencapai 20,07 ton (Kementerian

Kelautan dan Perikanan, 2015).

Indonesia memiliki potensi kelautan yang diperkirakan nilai potensi

kelautan tersebut oleh Siregar (2015) mencapai 1,2 trilliun USD. Poten kelautan

tersebut dapat berdampak pada penyerapan tenaga kerja sebesar 40 juta jiwa.

Potensi yang tidak tereksploitasi hilang sebanyak Rp.300 trilliun akibat adanya

illegal fishing. Peristiwa tersebut sangat merugikan bagi negara bahkan hal

tersebut berupa kerugian yang sangat besar bagi negara.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

cukup besar dan terus bertambah seiring berjalannya waktu. Pernyataan tersebut

didukung oleh data dari Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) tahun 2013 dimana pada tahun 2010 saja penduduk

Indonesia berjumlah 237 juta jiwa. Jumlah penduduk tersebut jauh lebih besar 2x

lipat dibandingkan jumlah penduduk yang hanya mencapai 118 juta jiwa hanya

dalam kurun waktu 40 tahun peningkatan jumlah penduduk tersebut sangatlah

besar yaitu mengalamai peningkatan sebesar 200% dibandingkan dengan data

Page 17: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

2

penduduk pada tahun 1971. Pada buku profil kepundudukan dan pembangunan

di Indosesia pada tahun 2013 yang oleh BKKBN, penduduk Indonesia

mengalami pertumbuan sebesar 1,49% selama tahun 2000-2010 yang

ditampilkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia Pada Tahun 1971-2010 (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional, 2013).

Seiring dengan pertumbuhan laju penduduk yang mengalami peningkatan

dari tahun 1990-2010, maka besar kemungkinan tingkat konsumsi akan

meningkat pula. Dimana pangan merupakan salah satu kebutuhan utama yang

harus dipenuhi manusia. Salah satunya yaitu terhadap tingkat konsumsi ikan

sebagai salah satu bahan makanan yang memiliki nilai gizi cukup tinggi. Merujuk

pada pernyataan Sulastri (2004), dalam daging ikan mengandung lemak, protein,

mineral dan vitamin. Lemak yang terkandung dalam tubuh ikan sebagian besar

merupakan lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Sedangkan

daging ikan mengandung protein sebesar 15-25% dari berat total ikan serta

daging ikan mengandung vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh.

Page 18: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

3

Tingkat konsumsi berdampak pada nilai permintaan terhadap suatu

produk yang akan dikonsumsi. Adanya permintaan mengakibatkan produsen

akan meningkatkan produksinya. Sedangkan produksi ikan setiap tahunnya

selalu meningkat dari tahun ke tahun dibandingkan dengan produk subtitusi ikan

sebagai tersaji pada Tabel 1 (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2015).

Tabel 1. Perbandingan Produksi Ikan Dengan Produk Subtitusi Ikan Sebagai Sumber Protein Hewani ( 1000 Ton)/ Tahun

Komoditas Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Daging 55,331 2,070 2,170 2,093 1,164 1,163 1,198 Susu sapi 341 577 636 574 679 927 925

Telur 1.148 1.133 1.297 1.390 1.404 1.378 1.432 Ikan 6.870 7.489 8.238 8.858 9.817 11.662 12.386

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015).

Tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia terus meningkat setiap

tahunnya. Permintaan akan ikan yang terus meningkat tersebut juga diimbangi

dengan penyediaan ikan yang disediakan untuk permintaan konsumen ikut

mengalami kenaikan sebagaimana tersaji dalam Tabel 2 (Kementerian Kelautan

dan Perikanan, 2015).

Tabel 2. Ketersediaan Dan Tingkat Konsumsi Ikan/Kapita/Tahun Dari Tahun 2010-2014

Rincian Item Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Penyediaan Ikan

Total (Juta Ton) 9,9119 10,282 11,588 11,882 13,072 Per Kapita

(Kg/kapita/tahun) 38,39 42,49 47,22 47,77 51,80

Konsumsi Ikan

Per Kapita (Kg/kapita/tahun) 30,48 32,35 33,89 35,21 38,14

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015).

Tabel 2 menunjukkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan

semakin baik dan program-program pemerintah yang galakkan untuk

meningkatkan konsumsi ikan juga menuai hasil yang ingin dicapai selama ini.

Namun walaupun tingkat konsumsi ikan perkapita nasional Indonesia meningkat

Page 19: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

4

setiap tahunnya serta target Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun

2014 keberhasilan target pemerintah mencapai 100,24% dari target konsumsi

ikan yang ditetapkan 37,80 kg/kapita/tahun dan menghasilkan realisasi capaian

sebesar 37,89 kg/kapita/tahun. Walaupun demikian tingkat konsums

ikan/kapita/tahun penduduk Indonesia khususnya pada tahun 2011 yang

mencapai 31,5 kg/kapita/tahun, capaian tersebut jauh lebih rendah apabila

dibandingkan dengan negara tetangga pada tahun yang sama yaitu Malaysia

yang mencapai 55,4 kg/kapita/tahun dan Singapura yang mencapai 37,5

kg/kapita/tahun (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014).

Tingkat konsumsi ikan pada provinsi Jawa Timur sendiri selalu

mengalami peningkatan setiap tahunnya selaras dengan adanya peningkatan

tingkat konsumsi ikan/kapita nasional. Adapun perkembangan tingkat konsumsi

ikan dari tahun 2010 hingga tahun 2014 tersaji dalam Tabel 3.

Tabel 3. Konsumsi Ikan Provinsi Jawa Timur Pada Tahun 2010-2014 Tahun Tingkat konsumsi (kg/kapita/tahun) 2010 19,01 2011 21,41 2012 23,35 2013 24,46 2014 27,89

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015).

Page 20: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

5

Page 21: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

6

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Berapa besar jumlah konsumsi ikan per kapita pada masyarakat kawasan

minapolitan Kecamatan Wajak?

2. Bagaimana pengaruh jumlah pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah

anggota keluarga, selera, harga ikan dan harga subtitusi ikan terhadap

tingkat konsumsi ikan masyarakat kawasan minapolitan Kecamatan Wajak?

3. Berapa besar perbandingan konsumsi ikan masyarakat Wajak dengan

konsumsi ikan per kapita Kabupaten Malang dan per kapita nasional per

tahun?

4. Apa faktor dominan dalam mempengaruhi tingkat konsumsi ikan pada

masyarakat kawasan minapolitan Kecamatan Wajak?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini antara lain adalah untuk mengetahui dan

menganalisis:

1. Jumlah konsumsi ikan per kapita pada masyarakat kawasan minapolitan di

Kecamatan Wajak.

2. Pengaruh jumlah pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga,

selera, harga ikan dan harga subtitusi ikan terhadap konsumsi ikan

masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak.

3. Perbandingan konsumsi ikan masyarakat kawasan minapolitan di

Kecamatan Wajak dengan konsumsi ikan per kapita Kabupaten Malang dan

perkapita nasional per tahun.

4. Faktor dominan dalam mempengaruhi tingkat konsumsi ikan pada

masyarakat kawasan minapolitan Kecamatan Wajak.

Page 22: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

7

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat atau berguna dalam

memberikan informasi :

a) Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan untuk memperdalam pengetahuan yang

diperoleh baik selama dimasa kuliah maupun dilapangan serta

memperdalam pengetahuan mengenai kesadaran masyarakat dalam

mengkonsumsi ikan.

b) Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan tentang

bagaimana pentingnya mengkonsumsi ikan dan manfaat dalam

mengkonsumsi ikan, sehingga masyarakat lebih memperhatikan gizi yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan tubuh manusia.

c) Pemerintah

Sebagai sumber informasi, sehingga membantu dalam mengambil

kebijakan-kebijakan terlebih dalam upaya mencapai target konsumsi ikan

perkapita kabupaten dan nasional

Page 23: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

8

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Merujuk pada penelitian Herlambang (2016), yang bertujuan untuk

menganalisis konsumsi ikan, jumlah konsumsi ikan per kapita per tahun, jumlah

pendapatan keluarga, tingkat pendidikan, jumlah keluarga, selera, persepsi

harga ikan dan harga subtitusi ikan berpengaruh terhadap jumlah konsumsi ikan

dan untuk menganalisis faktor yang dominan di Kelurahan Rogrotunan. Metode

penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan teknik pengambilan

sample menggunakan teknik purposive sampling dan untuk menentukan jumlah

sample nya menggunakan rumus slovin. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai R2

sebesar 0,434 yang artinya input variabel independen berupa tingkat

pendapatan, harga ikan, harga subtitusi ikan, pendidikan, jumlah keluarga

mempengaruhi konsumsi ikan sebesar 43,3% sedangkan 56,6% dipengaruhi

oleh variabel lain diluar variabel tersebut. Didapatkan Fhitung > Ftabel sebesar 8,219

> 2,33 artinya semua variabel independen mempengaruhi konsumsi ikan secara

simultan dengan selang kepercayaan 95%. Uji t didapatkan nilai variabel

persepsi harga ikan -2,62 > ttabel -1,68195 artinya apabila harga ikan naik maka

konsumen akan mengurangi konsumsi ikan secara parsial dengan anggapan

variabel lain bersifat tetap, variabel persepsi harga subtitusi ikan 5,819 > ttabel

1,68195 artinya persepsi harga ikan mempengaruhi konsumsi ikan secara parsial

dengan anggapan variabel lain bersifat tetap, variabel jumlah keluarga 0,031 <

ttabel 1,68195 artinya jumlah keluarga tidak mempengaruhi konsumsi ikan dengan

anggapan variabel lain bersifat tetap, variabel pendidikan 1,727 > ttabel 1,68195

artinya pendidikan mempengaruhi konsumsi ikan secara parsial dengan

anggapan variabel lain bersifat tetapJumlah konsumsi ikan perkapita pertahun

Page 24: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

9

dari 48 sampel yang diambil yaitu sebesar 26,79 kg perkapita pertahun. Nilai ini

masih dibawah standart nasional yaitu sebesar 41,11 perkapita pertahun namun

diatas nilai konsumsi perkapita kabupaten yaitu sebesar 23,38 perkapita

pertahun.

Merujuk pada hasil penelitian Kusdianto (2004), bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar elastisitas harga, elastisitas silang dan elastisitas

pendapatan mempengaruhi konsumsi ikan di kota Surakarta dengan beberapa

variabel yaitu: harga ikan, harga telur, harga tahu atau tempe dan pendapatan

keluarga. Penelitian menggunakan metode penelitian Accidental Sampling yaitu

pengambilan sampel dari dari populasi secara tiba-tiba yang secara kebetulan

ditemui peneliti. Pengambilan sampel ini dilakukan di 3 kecamatan di kota

Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa elastisitas

harga ikan terhadap jumlah konsumsi ikan bernilai negatif sebesar -0,798 yang

berarti semakin tinggi harga ikan maka jumlah konsumsi ikan semakin berkurang,

elastisitas silang telur bertanda positif sebesar 0,842 yang berarti telur adalah

barang subtitusi bagi ikan. Elasisitas silang tahu atau tempe memiliki nilai positif

sebesar 0,912 yang berarti tahu atau tempe juga merupakan barang subtitusi

bagi ikan dan variabel harga ikan, harga telur, harga tahu atay harga tempe juga

pendapatan keluarga berpengaruh secara simultan terhadap jumlah konsumsi

ikan keluarga ikan sebesar 74,3%.

Sedangkan penelitian lain yang dilakukan Bambang (2004), bertujuan

untuk menganalisis tingkat konsumsi ikan dan pendapatan keluarga masyarakat

terutama di Kecamatan Pakualaman Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode penelitian studi kasus, yaitu meneliti secara mendalam

terhadap pendapatan keluarga dan seberapa besar pengaruhnya terhadap

konsumsi ikan. Sampel dalam penelitian ini adalah rumah tangga keluarga

Page 25: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

10

dengan banyaknya jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus

slovin. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini dengan observasi dan

wawancara menggunakan kuesioner kepada 65 responden terpilih. Analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linear sederhana. Hasil

yang didapatkan dari penelitian ini yaitu didapatkan nilai t hitung sebesar 15,16

lebih besar dari nilai t tabel yaitu sebesar 2,67, yang berarti bahwa pendapatan

konsumen mempunyai korelasi nyata dengan jumlah konsumsi ikan. Nilai

koefisien korelasi yaitu sebesar 0,89 yang berarti antara nilai pendapatan dan

konsumsi mempunyai hubungan yang kuat. Dengan demikian dapat diartikan

apabila pendapatan konsumen naik maka nilai konsumsi ikan konsumen juga

akan mengalami kenaikan dan begitu pula sebaliknya.

2.2 Teori Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan suatu kondisi dimana konsumen ikut serta

dan terlibat secara langsung dalam proses mendapatkan, mengkonsumsi dan

menghabiskan produk atau jasa dan dilandasi keputusan terlebih dahulu

(Primyastanto, 2011). Sementara itu merujuk pada Simamora (2008), perilaku

konsemen merupakan suatu proses pengambilan keputusan sebelum adanya

pembelian meliputi tindakan sebagai upaya mendapatkan produk, memakai dan

mengkonsumsi serta menghabiskan produk atau jasa tersebut. Artian konsumen

disini baik individu maupun rumah tangga. Keputasan yang akan diambil

konsumen berdasarkan oleh 2 perihal, yang pertama perilaku yang dapat diamati

seperti apa yang akan di beli, kapan, oleh siapa, dimana, dengan siapa dan

bagaimana. Kedua yaitu variabel-variabel yang tidak dapat diamati seperti

kebutuhan pribadi, persepsi, kemampuan konsumen dalam membeli dan

perasaan konsumen tentang kepemilikan dan penggunaan produk atau jasa

yang beraneka ragam.

Page 26: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

11

Setiap konsumen merupakan pribadi yang berbeda-beda antara

konsumen yang satu dengan yang lain. Akan tetapi semua konsumen berusaha

memaksimalkan kepuasan dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa. Setiap

kali konsumen menginginkan suatu barang atau jasa maka akan melakukan

suatu permintaan. Merujuk pada Pracoyo dan Pracoyo (2016), permintaan

adalah berbagai jumlah barang yang diminta oleh konsumen pada berbagai

tingkat harga dalam periode waktu tertentu. Hukum permintaan menjelaskan

apabila harga suatu barang naik maka jumlah barang yang diminta oleh

konsumen akan turun dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu hubungan

antara harga barang dan jumlah barang yang diminta berbanding terbalik.

Teori perilkau konsumsen dapat dibedakan menjadi dua pendekatan

(Gilarso, 2007), yakni sebagai berikut:

a. Pendekatan Marginal Utility

Analisis konsumen yang didasarkan pada cara mengukur kepuasan

konsumen terhadap barang atau jasa yang dipakainya menggunakan satuan

harga, kuantias dan kualitas dinamakan pendekatan kardinal atau pendekatan

marginal utility. Konsumen yang mengkonsumsi jumlah barang yang lebih besar

merasa tingkat kepuasannya jauh lebih besar. Tingkat kepuasan juga

bergantung pada pendapatan yang dimiliki konsumen guna kemampuan dalam

memenuhi suatu produk atau jasa yang hendak dipakai

Manusia merupakan makhluk ekonomi yang tidak pernah merasa puas

dan selalu berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya selama kemampuan

finansiilnya memungkinkan. Konsumen akan selalu bertindak rasional dalam

usaha mencapai kepuasan. Selain itu konsumen juga telah memiliki alternatif

produk dengan tujuan mencapai kepuasan. Selama marginal utility yang

Page 27: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

12

diperoleh dari pembelian produk masih lebih besar atau sama dengan biaya

produk (Simamora, 2008).

Hukum Goosen (the law of diminishing marginal utility) berlaku yaitu

apabila konsumen mengkonsumsi suatu barang secara terus menerus maka

tambahan nilai guna (marginal utility) yang diperoleh dari mengkonsumsi barang

tersebut akan semakin sedikit hingga pada akhirnya nilai guna (marginal utility)

akan bernilai negatif (Laily dan Pristyadi, 2013). Pada dasarnya setiap konsumen

selalu berusaha mencapai kepuasan (marginal utility) dari setiap produk yang

dikonsumsinya. Upaya konsumen dalam mencapai marginal utility dibatasi

dengan besarnya pendapatan yang dihasilkan untuk memperoleh atau membeli

berbagai jenis barang yang memiliki nilai guna (marginal utility) yang sama. Laily

dan Pristyadi (2013), mengemukakan uraian tersebut dapat digambarkan secara

mastemastis sebagai berikut:

Grafik dari marginal utility dan total utility dari konsumsi suatu barang dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Marginal Utility (Laily dan Pristyadi, 2013)

Page 28: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

13

b. Pendekatan Indefference Curve

Kurva Indiferensi (Indefference Curve) merupakan suatu kurva yang

menggambarkan 2 jenis produk atau barang yang berbeda namun dapat

memberikan tingkat kepuasan yang sama. Konsumen dapat merasakan

kepuasan tanpa memandang kuantitas produk yang dikonsumsi (Pracoyo dan

Pracoyo, 2006). Konsumen cenderung ingin memenuhi semua kebutuhannya

walaupun tetap terbatasi oleh penghasilkan, konsumen akan membagi

penghasilan tersebut untuk dapat dikorbankan guna memperoleh hasil berupa

pemenuhan kebutuhan (Gilarso, 2007). Grafik kurva indifferensi dapat dijelaskan

pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Indifference Curve (Pracoyo dan Pracoyo, 2016)

Kurva indifferensi (IC) menunjukkan beragam kombinasi produk yang

digunakan konsumen memiliki tingkat kepuasan yang sama. Seorang konsumen

yang mengkonsumsi produk X sebesar 0X1 dan produk 0Y1 akan sama merasa

puas apabila konsumen tersebut mengkonsumsi barang 0X2 dan barang Y

sebesar 0Y2 dan seterusnya sebagaimana yang digambarkan pada titik A,B,C,D

yang menunjukkan masing-masing kombinasi konsumsi produk X dan Y. Sudut

miring yang semakin datar menunjukkan bahwa konsumsi konsumen

Page 29: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

14

memperoleh semakin banyak barang X dan barang Y semakin sedikit serta

berkurangnya keinginan untuk mengorbankan lebih banyak barang Y untuk

mendapatkan lebih banyak barang X.

2.3 Ikan

Ikan merupakan salah satu jenis lauk pauk yang sejak dulu telah

dikonsumsi. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun2009

tentang menyebutkan bahwa ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh

atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan. Yang

dimaksud dengan jenis ikan adalah:

a. ikan bersirip (pisces);

b. udang, rajungan, kepiting, dan sebangsanya (crustacea);

c. kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput, dan sebangsanya (mollusca);

d. ubur-ubur dan sebangsanya (coelenterata);

e. tripang, bulu babi, dan sebangsanya (echinodermata);

f. kodok dan sebangsanya (amphibia);

g. buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air, dan sebangsanya (reptilia);

h. paus, lumba-lumba, pesut, duyung, dan sebangsanya(mammalia);

i. rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya di dalam air (algae);

dan

j. biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenisjenis tersebut di atas;

k. semuanya termasuk bagian-bagiannya dan ikan yang dilindungi.

2.4 Kandungan Gizi Pada Ikan

Komposisi utama yang terkandung dalam ikan (Sulastri, 2004) adalah:

Page 30: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

15

a. Protein

Ikan sudah dikenal masyarakat awam sebagai sumber bahan pangan

yang kaya akan protein. Ikan mengandung protein berkisar antar 15 25%

dari total bobot ikan. Ikan mengandung jumlah protein yang sangat tinggi

sebab protein ikan dapat banyak mengandung asam amino dan dapat

memenuhi kurang lebih 2/3 protein hewani yang dibutuhkan manusia.

b. Lemak

Sebagian besar lemak yang terkandung dalam daging ikan mengandung

asam lemak tidak jenuh atau lemak esensial seperti linoleate, linolenat dan

arachidonat. Selain itu ikan mengandung omega 3 yang berasal dari jasad

renik yang telah dikonsumsi oleh ikan

c. Vitamin dan Mineral

Ikan memiliki kandungan mineral walaupun kandungan tersebut tidak

begitu besar. Mineral yang terkandung dalam daging ikan yaitu garam fosfat,

senyawa kalsium, besi, tembaga dan yodium. Selain itu dalam daging ikan

mengandung vitamin baik berupa vitamin yang larut dalam air (vitamin B

kompleks) dan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E).

Manfaat mengkonsumsi ikan sebagai mana yang dikemukakan Sulastri

(2004), protein yang terkandung dalam daging ikan sangat berguna bagi

kelangsungan pertumbuhan tulang terutama pada anak-anak yang dalam masah

pertumbuhan. Selain itu protein juga berperan dalam penyembuhan luka pada

tubuh manusia terutama setelah melakukan operasi bedah. Lemak yang

terkandung dalam daging ikan merupakan sumber energi yang sangat

dibutuhkan tubuh manusia untuk menjalani aktifitas, serta kandungan vitamin

dalam daging ikan dibutuhkan tubuh sebagai penyeimbangan kesehatan.

Page 31: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

16

2.5 Konsumsi Ikan

Konsumsi merupakan suatu proses pembelanjaan atau penggunaan

barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Output produksi berupa

barang digunakan konsumen sebagai barang konsumsi sedangkan output

berupa jasa digunakan konsumen guna membantu meringankan kegiatan sehari-

hari dari konsumennya. Suatu rumah tangga memiliki kebutuhan yang semakin

komplek karena semakin banyak jumlah anggota keluarga maka semakin

beragam pula kebutuhan yang harus terpenuhi (Adiana dan Karmini, 2013).

Konsumsi ikan per kapita adalah besarnya konsumsi rata-rata di suatu wilayah

baik nasional maupun regional. Konsumsi per kapita didapatkan dari jumlah total

konsumsi suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu dibandingkan jumlah

penduduk wilayah tersebut (Tadete et al., 2016).

Indonesia merupakan negara kepulauan serta memiliki potensi perikanan

yang melimpah. Ketersediaan ikan yang melimpah disertai dengan

pendistribusian yang merata memudahkan konsumen dalam memperoleh ikan

untuk dikonsumsi. Merujuk pada Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

konsumsi ikan masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan sejak 5 tahun

terakhir yaitu dari tahun 2010-2014 dengan rincian terdapat pada Tabel 4.

Tabel 4. Konsumsi Ikan/Kapita/ Tahun (Kg/Kapita)

Indikator Tahun Pertumbuhan (%)

2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014

2013-2014

Konsumsi ikan per kapita

(Kg/kapita) 30,48 32,25 33,89 35,21 38,14 5,60 7,61

Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015).

Pada tahun 2015, target konsumsi ikan nasional ditetapkan sebesar 40,9

kg/kapita, capaian sementara angka konsumsi ikan nasional adalah sebesar

Page 32: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

17

41,11 kg/kapita atau mencapai 100,51% dari target yang ditentukan. Pencapaian

pada tahun 2015 ini meningkat sebesar 7,79% apabila dibandingkan dengan

konsumsi ikan nasional pada tahun 2014 yakni sebesar 38,14 kg/ kapita. Pada

tahun ini pula seluru provinsi di Indonesia angka konsumsi ikan mencapai diatas

20 kg/kapita. Pulau Jawa , Nusa Tenggara Timur dan Bandah Aceh tingkat

konsumsi ikan termasuk dalam kategori sedang yaitu berkisar antara 20-31

kg/kapita, sedangkan sisahnya seluruh provinsi di Indonesia termasuk dalam

kategori tinggi yaitu dengan kisaran > 31,4 kg/kapita (Kementerian Kelautan dan

Perikanan, 2016).

Tingkat konsumsi ikan nasional terus mengalami peningkatan pada tahun

2010-2015 sehingga konsumsi ikan masyarakatnya pun terus mengalami

peningkatan. Walaupun demikian tingkat konsumsi ikan per kapita nasional

Indonesia khususnya pada tahun 2011 yang mencapai 31,5 kg/kapita/tahun jauh

lebih rendah apabila dibandingkan dengan negara tetangga pada tahun yang

sama yaitu Malaysia yang mencapai 55,4 kg/kapita/tahun dan Singapura yang

mencapai 37,5 kg/kapita/tahun (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014).

Namun pencapaian peningkatan konsumsi ikan ini tidak terlepas dari

keberhasilan program-program yang digalakkan oleh Kementerian Kelautan dan

Perikanan (2016) antara lain sebagai berikut:

a. Menggalakkan GEMARIKAN yang didukung oleh forum peningkatan

konsumsi ikan (FORIKAN)

b. Membangun sistem logistik ikan nasional (SLIN) yang diharapkan yang

diharapkan dapat menjamin ketersediaan ikan sepanjang tahun

c. Terbitnya Perpres Nomor 71 tahun 2015 tentang Penentuan dan

Penyimpanan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dimana ikan

Page 33: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

18

tuna, tongkol dan cakalang (TTC), kembung dan bandeng termasuk dalam

kebutuhan pokok

d. Membangun lima sentra kuliner dan penyelenggaraan bazar.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Ikan

Seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk dipengaruhi oleh

beberapa faktor guna memenuhi kebutuhannya. Merujuk pada pernyataan

Bambang (2004), tingkat konsumsi ikan seseorang dipengaruhi oleh besarnya

pendapatan, pendidikan, selera dan jumlah keluarga. Sedangkan Kusdiyanto

(2014) menyatakan harga ikan dan harga subtitusi ikan mempengaruhi

seseorang dalam mengkonsumsi ikan.

a. Pendapatan

Pendapatan keluarga atau rumah tangga adalah jumlah seluruh gaji, upah,

laba dan penghasilan dari usaha yang ditemia oleh suatu keluarga dalam periode

waktu tertentu (Case dan Fair, 2007). Pendapatan atau penerimaan keluarga

dalam 1 bulan erat kaitannya dengan tingkat konsumsi dan apa yang dikonsumsi

suatu keluarga dalam 1 bulan. Merujuk pada Pontoh (2011), mengemukakan

bahwa besarnya tingkat konsumsi yang berarti tingkat konsumsi seseorang

mengikut tingkat pendapatn yang diterima. Faktor pendapatan memiliki peranan

besar dalam persoalan gizi dan kebiasaan makan seseorang yaitu tergantung

pada kemampuan keluarga untuk membeli pangan yang dibutuhkan oleh

seseorang tersebut. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang

menyebabkan sesorang tidak mampu membeli, memilih pangan yang bermutu

gizi baik dan beragam.

Rendahnya pendapatan merupakan salah satu sebab rendahnya konsumsi

pangan serta buruknya status gizi. Kurang gizi akan mengurangi daya tahan

tubuh, rentan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas kerja dan

Page 34: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

19

menurunkan pendapatan. Tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi pola

makannya. Mengingat tingkat pendapatan merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap tingkah laku masyarakat dalam melakukan konsumsi

maka perlu diperhatikan bagaiman pengaruh tingkat pendidikan terhadap jumlah

konsumsi ikan.

b. Pendidikan

Pengetahuan dapat menimbulkan beberapa efek pada pemakaian kriteria

evaluasi oleh konsumen, konsumen yang memiliki pengetahuan banyak akan

memiliki informasi yang akan disimpan, informasi tersebut akan digunakan untuk

membandingkan alternatif pilihan terhadap suatu barang. Tingkat pengetahuan

seseorang juga akan mempengaruhi cara berpikir, cara pandang dan presepsi

seseorang terhadap suatu masalah. Sebagaiman yang disampaikan

Soediaotama (1996), tingkat pendidikan yang lebih tinggi berkaitan dengan

pengetahuan gizi yang lebih tinggi, hal ini memungkinkan seseorang memiliki

informasi tentang gizi dan kesehatan yang lebih baik dan terdorong

terbentuknya perilaku makan yang baik pula. Tingkat pendidikan seseorang

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, dimana semakin tinggi

pendidikan akan semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya.

c. Selera

Selera sangat erat hubngannya dengan perasaan sensasional yang

menimbulkan kesenangan dan dilakukan secara berulang-ulang, dengan kata

lain selera menggambarkan tingkat kesukaan konsumen dalam mengkonsumsi

suatu produk (Alamsyah, 2008). Meningkatkan selera seseorang terhadap suatu

produk barang tertentu pada umumnya berakibat naiknya jumlah permintaan,

begitu pula sebaliknya menurunya selera konsumen terhadap suatu barang

akan berakibat berkurangnya jumlah permintaan. Apabila selera konsumen

Page 35: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

20

terhadap suatu barang tinggi maka keputusan konsumen dalam membeli barang

tersebut juga tinggi. Selera merupakan kegiatan untuk membeli suatu barang

dan jasa, selera konsumen biasanya berubah-ubah dari waktu ke waktu

tergantung faktor-faktor (Suantara et. al, 2014).

d. Jumlah Keluarga

Keluarga adalah individu atau kelompok yang melakukan pembelian produk

pada pasar diantara anggota-anggota keluarga, ibu rumah tangga adalah

konsumen utama bagi keluarga karena ibu rumah tangga merupakan yang

memegang keuangan dan mengatur pengeluaran yang efektif dan efisien.

Sebagaimana yang dikemukakan Suryani (2008), keluarga mempunyai peran

penting dalam perilaku konsumen. Konsumen sebagai anggota keluarga yang

sering berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, perilakunya secara tidak

langsung dipengaruhi oleh hasil interaksi tersebut. Keluarga mempengaruhi

proses pembelajaran, sikap, persepsi dan perilaku orang-orang yang ada

didalamnya. Oleh karena itu perilaku konsumen secara langsung atau tidak

langsung sangat dipengaruhi oleh keluarga.

e. Harga Ikan

Merujuk pada Suantara et al., (2014), harga suatu barang berpendapat

penting dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian suatu

produk, melihat kemampuan konsumen dalam membeli produk maka dapat

menentukan kebijakan harga yang sesuai dengan tingkat pendapatan. Harga

ikan akan sangat mempengaruhi jumlah permintaan atas produk ikan di pasar,

jika harga ikan naik maka permintaan atas produk ikan akan turun, begitu pula

sebaliknya.

Page 36: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

21

f. Harga Subtitusi Ikan

Apabila harga subtitusi ikan atau harga semua jenis produk yang dapat

menggantikan ikan seperti telur atau ayam di pasar lebih murah dibanding

dengan harga ikan itu sendiri, maka konsumen akan cenderung lebih memilih

untuk mengkonsumsi barang subtitusi ikan itu sendiri. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Reksoprayitno (2011), apabila barang Y merupakan barang Z

maka menurutnya akan mengakibatkan menurunya harga barang Y. Jikan harga

ikan meningkatkan dipasaran, ada kemungkinan konsumen akan mengganti

ikan dengan atau daging ayam yang lebih murah.

2.7 Program GEMARIKAN (Gerakan Mayarakat Makan Ikan)

Pasal 50 ayat 3 Undang-undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan

mengamanatkan bahwa pemerintah dan atau pemerintah daerah perlu

melakukan promosi penggunaan pangan lokal untuk mendukung terwujudnya

kedaulatan, kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Berkenaan

dengan hal itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai instansi teknis.

Pemerintah Pusat yang menangani pangan berbasis ikan turut berpartisipasi

dalam kegiatan promosi peningkatan konsumsi ikan masyarakat melalui program

Gerakan Masyarakat Makan Ikan (GEMARIKAN).

Masyarakat awan belum semua mengerti akan kandungan gizi yang

terdapat pada tubuh ikan dan manfaat yang didapatkan dari mengkonsumsi ikan.

Sebagian masyarakat enggan mengkonsumsi ikan akibat takut terserang alergi

atau bahkan sebagain masyarakat enggan mengkonsumsi ikan akibat bau amis

yang terdapat dalam daging ikan. Departemen Kesehatan menyebutkan bahwa

program GEMARIKAN merupakan program yang timbul akibat kerjasama antara

Kementerian kesehatan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai

upaya dalam menyadarkan masyarakat untuk lebih mengenal gizi yang

Page 37: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

22

terkandung dalam daging ikan sehingga dari penanaman pengetahuan tersebut

diharapkan masyarakat gemar dalam mengkonsumsi ikan. Pelaksanaan program

GEMARIKAN salah satunya oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Bantul (2013), yaitu dengan melaksanakan sosialisasi program tersebut terutama

kepada anak usia dini melalui lembaga pendidikan seperti sekolah dasar, taman

bermain, taman kanak-kanan dan play group.

2.8 Kawasan Minapolitan

Minapolitan merupakan gabungan dari kata mina (ikan) dan polis/politan

(kota), sehingga minapolitan merupakan kota perikanan yang berbasis pada

pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan dengan manajemen kawasan

yang efisien, terintegrasi dan berkualitas (Kementerian Pekerjaan Umum

Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2012). Sedangkan dalam Keputusan Menteri

Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor KEP.18/MEN/2011 tentang

Pedoman Umum Minapolitan, menyatakan bahwa Minapolitan adalah konsepsi

pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan

prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. Sedangkan

Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi

utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran

komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

Karakteristik kawasan minapolitan sebagaimana yang disebutkan dalam

Keputusan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor

KEP.18/MEN/2011 tentang Pedoman Umum Minapolitan yaitu sebagai berikut

ini.

a. Suatu kawasan ekonomi yang terdiri atas sentra produksi, pengolahan,

dan/atau pemasaran dan kegiatan usaha lainnya, seperti jasa dan

perdagangan;

Page 38: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

23

b. Mempunyai sarana dan prasarana sebagai pendukung aktivitas ekonomi;

c. Menampung dan mempekerjakan sumberdaya manusia di dalam kawasan

dan daerah sekitarnya; dan

d. Mempunyai dampak positif terhadap perekonomian di daerah sekitarnya.

2.9 Kerangka Berpikir Penelitian

Kecamatan Wajak merupakan kawasan minapolitan, sehingga dapat

dipastikan ketersediaan ikan pada daerah tersebut memadai. Namun

ketersediaan belum dapat dijadikan sebuah kepastian tingkat konsumsi ikan

masyarakatnya pun tinggi. Selain ketersediaan, tingkat konsumsi ikan baik

individu maupun rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat

luas yaitu pendapatan, harga ikan, selera, pendidikan, jumlah keluarga dan

harga subtitusi ikan. Pada penelitian ini dilakukan guna mengetahui jumlah

konsumsi ikan per kapita dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

mengkonsumsi ikan. Hasil yang diperoleh dari adanya penelitian ini yaitu

implikasi bagi masyarakat dalam mengkonsumsi ikan. Secara garis besar

kerangka pemikiran analisis tingkat konsumsi ikan pada masyarakat minapolitan

Kecamatan Wajak Kabupaten Malang Jawa Timur dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 39: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

24

Gambar 4. Kerangka Berfikir Penelitian

Analisis Deskriptif Analisis Regresi Linear Berganda

Kawasan Minapolitan Kecamatan Wajak

Ketersediaan Ikan Masyarakat

Tingkat Konsumsi Ikan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi:

Pendapatan Tingkat Pendidikan Jumlah Keluarga Selera Harga Ikan Harga Subtitusi Ikan

Implikasi

Page 40: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

25

3. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

dilaksanakan di Desa Wajak dan Desa Blayu sebagai desa kawasan minapolitan

yang paling berkembang diantara desa kawasan minapolitan yang lain yang

terdapat di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang Jawa Timur. Sedangkan waktu

pelaksanaannya pada bulan Maret 2017.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian den

jenis penelitian deskriptif. Merujuk pada pernyataan Surakhmad (1998),

penelitian deskritif merupakan prosedur penelitian dengan menjelaskan

fenomena yang sedang diteliti serta memusatkan diri pada pemecahan masalah

yang ada masa sekarang. Teknik yang digunakan pada penelitian deskriptif

diantaranya meliputi teknik interview, teknik survey, obesrvasi, angket dengan

teknik test berupa studi komperatif, studi kasus, studi kooperatif atau operasional

dan analisa kuantitatif serta kualitatif. Pelaksanaan metode deskriptif yaitu

dengan mengumpulkan data, menyusun, menganalisis dan menginterpretasikan

data yang dihasilkan.

Page 41: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

26

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terbentuk dari seluruh

karakteristik/ sifat tertentu dari obyek ataupun subyek yang digunakan oleh

peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulan dari dalamnya (Sugiyono, 2011).

Populasi dalam penelitian ini diambil dari jumlah rumah tangga keluarga

yang ada di Desa Wajak dan Desa Blayu, Kecamatan Wajak sebagai kawasan

minapolitan yang paling berkembang dibandinkan desa kawasan minapolitan lain

di Kecamatan Wajak. Desa Wajak dan Desa Blayu memiliki jumlah penduduk

masing-masing tercatat sebanyak 16.910 jiwa dan 6.678 jiwa. Populasi pada

penelitian ini akan diambil dari jumlah rumah tangga keluarga pada kedua desa

tersebut sebanyak 6447 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri atas 28 RW dan 115

RT.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagaian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sampel yang dipelajari dapat menggambarkan populasi

itu sendiri. Sampel yang akan diambil haruslah representatif atau benar-benar

mewakili kaakteristik populasi (Sugiyono, 2011). Dalam populasi sebaiknya

menggunakan cara-cara yang dapat dipertanggungkan secara ilmiah.

Penentuan besarnya jumlah responden atau sampel pada penelitian ini,

peneliti menggunakan rumus slovin dalam Padua dan Santos (1998) penentuan

jumlah sampel berdasarkan rumus slovin. yaitu sebagai berikut:

Page 42: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

27

Keterangan:

n = Jumlah sampel

e2 = Batasan ketelitian yang diinginkan 15% atau 0,15

N = Jumlah populasi (jumlah KK desa Wajak dan desa Blayu)

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive

sampling. Merujuk pada pendapat Sugiyono (2011), purposive sampling

merupakan penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu.

Sampel sumber data teknik ini yaitu pihak yang ahli mengenai variabel yang akan

diteliti. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian

yang melakukan generalisasi. Berdasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk

mengetahui pengaruh faktor pendapatan, persepsi harga ikan, tingkat

pendidikan, dan jumlah keluarga terhadap tingkat konsumsi ikan di Kecamatan

Wajak sebagai kawasan minapolitan maka responden yang digunakan adalah

ibu rumah tangga yang dianggap lebih mengerti tentang pendapatan dan

pengeluaran untuk kebutuhan keluarga serta kebutuhan akan pangan keluarga.

Sampel yang diambil pada penelitian ini sebanyak 44 KK dari 28 RW dimana

pada masing-masing RW diambil sampel sebanyak 1-2 responden.

3.3 Jenis dan sumber data

3.3.1 Jenis Data

a) Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat,

kata maupun gambar. Seiring berkembangnya ilmu statistik, data kualitatif dapat

dikuantitatifkan kedalam bentuk nominal dan ordinal (Gani dan Amalia, 2015).

Data kualitatif pada penelitian ini berupa motif responden untuk mengkonsumsi

ikan, jenis ikan yang dikonsumsi, selera responden dalam mengkonsumsi ikan,

Page 43: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

28

jenis subtitusi ikan yang sering dikonsumsi responden dan persepsi responden

saat terjadi kenaikan harga pada ikan dan subtitusi ikan.

b) Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka ataupun dapat berupa

data kualitatif yang dapat diangkakan. Data kuantitatif dapat dkategorikan

kedalam data kategori dan data numerik. Data kategori pada umumnya

berbentuk data nominal, sedangkan data nominal adalah data yang digolongkan

secara terpisah (Gani dan Amalia, 2015). Data kuantitatif pada penelitian ini

adalah jumlah pendapatan keluarga dalam 1 bulan, jumlah anggota keluarga,

tingkat pendidikan responden, jumlah konsumsi ikan reponden dan keluarga

dalam 1 minggu, frekunesi mengkonsumsi ikan dalam 1 minggu dan frekuensi

mengkonsumsi subtitusi ikan dalam 1 minggu.

3.3.2 Sumber Data

a) Data primer

Data primer merupakan sekumpulan data yang didapatkan oleh peneliti

sendiri dari sumber secara langsung untuk menjawab masalah terkait risetnya

secara khusus (Istijanto, 2005). Jenis data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendapatan keluarga dalam 1 bulan, pendidikan terakhir dari

responden, usia responden, jumlah anggota keluarga, frekuensi dalam

mengkonsumsi ikan, harga ikan dan harga subtitusi ikan.

b) Data skunder

Data skunder merupakan sekumpulan data yang sudah ada dan

didapatkan bukan dari peneliti sendiri melain pihak lain. Data yang sudah ada

tersebut dimanfaatkan oleh peneliti untuk keperluan penelitiannya (Istijanto,

2005). Data sekunder dalam penelitian ini keadaan umum lokasi penelitian, letak

geografis dan topografi daerah, data kependudukan serta peta desa.

Page 44: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

29

3.4 Teknik pengambilan data

Dalam mengumpulkan data teknik yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Observasi

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati tidak hanya terbatas pada subyek atau orang tetapi juga obyek-

obyek alam yang lain (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini penulis melakukan

observasi yang mencangkup lokasi penelitian dan keadaan lokasi penelitian.

b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dimana responden akan

diberikan sekumpulan pertanyaan atau peryataan dalam bentuk tertulis untuk

dijawab oleh responden. Kuesioner dapat diberikan kepada responden secara

langsung maupun dapat diberikan melalui kantor pos/ internet (Sugiyono, 2011)

Kuesioner dalam penelitian ini dibagi dalam beberapa bagian pertama

mengenai identitas responden secara umum yaitu nama, usia dan pekerjaan.

Kedua mengenai beberapa pertanyaan terkait variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian ini dasajikan dalam bentuk pertanyaan terbuka.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mengumpulkan data secara langsung dengan

mengambil foto dari kegiatan-kegiatan yang berlangsung di lapang. Dalam

penelitian ini peneliti mengambil gambar yang dapat memberikan penjelasan

tentang kegiatan yang ada di lapang meliputi proses pengisian kuesioner oleh

responden dan lokasi penelitian.

d. Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab antara peniliti dengan

respondennya dan dilakukan secara langsung guna mendapatkan informasi lebih

Page 45: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

30

mendalam mengenai permasalahan yang terdapat dalam penelitian. Teknik

pengumpulan data ini hanya dapat digunakan apabila jumlah responden sedikit

(Juliandi et al., 2014). Dalam penelitian ini wawancara yang akan dilaksakan

meliputi kondisi lingkungan sekitar penelitian dan pengetahuan responden dalam

mengkonsumsi ikan.

3.5 Analisis data

Analisis data merupakan salah satu tahapan dari sebah penelitian.

Merujuk pada pernyataan Qomari (2009), analisis data merupakan suatu

tahapan yang sangat penting dalam suatu penelitian, dimana data yang

dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data seperti

angket, interview, observasi maupun teknik pengumpulan data yang lain

selanjutnya akan diolah dan disajikan guna membantu peneliti untuk m,enjawab

permasalahan yang sedang diteliti.

Dalam hal ini metode analisis data yang digunakan untuk mencapai

tujuan yakni mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor pendapatan, harga

ikan, harga subtitusi ikan, tingkat pendidikan, jumlah keluarga, dan selera oleh

konsumen dalam mengkonsumsi ikan serta menganalisis faktor yang dominan

mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi ikan. Data yang diperoleh akan

dianalisis menggunakan regresi linear berganda,variabel dependen berupa

jumlah konsumsi ikan (Y) sedangkan variabel independen pada penelitian ini

adalah jumlah pendapatan keluarga (X1), tingkat pendidikan (X2), jumlah keluarga

(X3), selerah (X4), persepsi harga ikan (P1), persepsi harga subtitusi ikan (P2).

Model regresi berganda adalah sebagi berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Keterangan:

Y : Jumlah konsumsi ikan

Page 46: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

31

a : Konstanta

b1=bn : Koefisien

X1 : Jumlah pendapatan keluarga

X2 : Tingkat pendidikan

X3 : Jumlah anggota keluarga

X4 : Selera

X5 : Persepsi harga ikan

X6 : Persepsi harga subtitusi ikan

3.5.1 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bentuk batasan pengertian yang dijadikan

pedoman untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan seperti penelitian.

Definisi ini disusun berdasarkan keinginan orang yang akan melakukan

pekerjaan. Definisis operasional memiliki ciri-ciri yaitu mengacu pada target

penelitian, berisi pembatasan konsep dan mencerminkan tindakan dari

pelaksanaan suatu kegiatan (Widjono, 2007).

1. Jumlah konsumsi ikan (Y)

Konsumsi adalah menggunakan atau memakai suatu barang atau jasa yang

memiliki nilai guna (utility) untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Gilarso,

2007). (Jumlah konsumsi ikan yang dilakukan oleh rumah tangga masyarakat

minapolitan di Kecamatan Wajak diukuran dengan menggunakan satuan

kilogram ikan yang dikonsumsi dalam satu bulan pada setiap Kartu Keluarga

(KK) atau kg/KK.

2. Jumlah pendapatan keluarga (X1)

Pendapatan keluarga atau rumah tangga adalah jumlah seluruh gaji, upah,

laba dan penghasilan dari usaha yang ditemia oleh suatu keluarga dalam periode

waktu tertentu (Case dan Fair, 2007). Pendapatan keluarga dalam satu bulan

Page 47: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

32

nantinya akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan selama satu bulan pula,

sehingga pendapatan akan berpengaruh terhadap kualitas, kuantitas produk

yang dikonsumsi serta waktu dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Variabel

pendapatan diukur dengan satuan rupiah (Rp.).

3. Tingkat pendidikan (X2)

Pendidikan erat kaitannya dengan penghasilan. Seseorang dengan tingkat

pendidikan yang tinggi memiliki penghasilan yang jauh lebih tingi dibandingkan

dengan seseorang yang berpendidikan rendah atau tidak mengenyam

pendidikan. Selain itu tingkat pendidkan mempengaruhi kualitas sumberdaya

manusia dalam segi ekonomi dan sosialnya (Adiana dan Karmin, 2013). Tingkat

pendidikan adalah jenjang pendidikan yang terakhir ditempuh oleh responden

dan diukur dengan kategori lama studi yaitu dari setiap jenjang misalnya saja

dalam lama studi pada umumnyatingkat SD ditempuh selama 6 tahun, tingkat

SMP ditempuh dengan 9 tahun (SD 6 tahun dan SMP 3 tahun), tingkat SMA

ditempuh selama 12 tahun dan seterusnya.

4. Jumlah anggota keluarga (X3)

Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap perilaku konsumsi

dalam menentukan seberapa besar jumlah produk yang akan di konsumsi dalam

satu keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin besar

pula kebutuhan yang harus dipenuhi sedangkan keluarga dengan jumlah

anggota sedikit memiliki tingkat kebutuhan yang lebih sedikit untuk dipenuhi

(Adiana dan Karmini, 2013). Variabel ini diukur dengan menghitung jumlah

anggota yang terdapat dalam satu keluarga dengan satuan orang.

5. Selera (X4)

Selera sangat erat hubngannya dengan perasaan sensasional yang

menimbulkan kesenangan dan dilakukan secara berulang-ulang, dengan kata

Page 48: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

33

lain selera menggambarkan tingkat kesukaan konsumen dalam mengkonsumsi

suatu produk (Alamsyah, 2008). Variabel selera konsumen akan diukur dengan

frekuensi mengkonsumsi ikan responden dalam per minggunya.

6. Persepsi Harga ikan (P1)

Harga suatu barang adalah nilai tukar dari suatu barang yang diukur dengan

nilai uang (Gilarso, 2007). Harga ikan berpengaruh terhdapa perilaku konsumsi

konsumen. Apabila harga ikan naik maka konsumen cenderung lebih memilih

mengkonsumsi subtitusi ikan seperti telur. Variabel ini diukur dengan cara

dikategorikan dengan menggunakan pengukuran 1-3 (1= Tidak mengkonsumsi

ikan, 2= Mengurangi konsumai ikan, 3= Tetap mengkonsumsi ikan)

7. Persepsi Harga subtitusi ikan (P2)

Barang subtitusi merupakan barang atau produk yang dapat menggantikan

kegunaan barang lain. Ketika harga barang naik maka permintaan akan barang

subtitusi mengalami peningkatan, namun apabila harga barang turun maka

permintaan akan barang subtitusi juga akan mengalami penurunan (Case dan

Fair, 2007). Harga subtitusi ikan (daging ayam, daging sapi dan telur)

berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli ikan. Apabila harga

subtitusi ikan naik maka konsumen cenderung lebih memilih mengkonsumsi ikan

dengan harga yang relatif lebih murah. Variabel ini diukur dengan cara

dikategorikan dengan menggunakan pengukuran 1-2 (1= Tidak berpengaruh

dalam keputusan pembelian ikan, 2= berpengaruh terhadap keputusan

pembelian ikan).

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Metode Ordinary Least Sqare (OLS) merupaka salah satu syarat yang

harus dipenuhi dalam regresi linear berganda. Dalam metode OLS terdapat

variabel dependent dan variabel independent. Metode OLS harus terpenuhi

Page 49: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

34

untuk memenuhi uji BLUE (Best Linear Unbiased Estimate) dapat digunakan

untuk melakukan peramalan secara tepat (Ansofino et al., 2016). Uji tersebut

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat residual yang diteliti berdistribusi

normal ataukah tidak. Distribusi yang tidak normal diakibatkan pada saat

memasukkan data merupakan nilai ekstrim atau nilai tersebut sangat jauh

berbedah dari nilai pada data lainnya (Siswanto, 2015).

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan dalam mengetahui hubungan korelasi atau

hubungan yang sangat berkaitan satu sama lain antara variabel independen

yang satu dengan variabel independen yang lain dalam persamaan regresi.

Multikolinearitas dapat menyebabkan koefisien regresi yang seharusnya

bertanda positif menjadi bertanda negatif atau sebaliknya. Multikolinearitas

dapat dihilangkan dengan cara memperbanyak jumlah sampel dengan lebih

banyak mengumpulkan jumlah data yang diambil (Pratisto, 2005).

c. Uji autokorelasi

Merujuk pada pernyataan Sudarmanto (2013), autokorelasi didefinisikan

sebagai adanya korelasi atau hubungan antar satu observasi dengan

observasi lainnya pada seluruh data (variabel independen) yang dihasilkan

baik berupa data time series maupun cross section. Adanya autokorelasi

dapat mengakibatkan uji t dan uji F yang digunakan menjadi tidak valid

sehingga penaksiran yang dihasilkan akan memiliki gambaran yang

menyimpang dari kondisi populasi yang sebenarnya. Metode yang

digunakan untuk mendeteksi autokorelasi salah satunya yaitu dengan

menggukanan uji Durbin Watson (DW test). Dalam uji ini terdapat dua titik

Page 50: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

35

kritis yang digunakan yaitu upper critical value (dU) dan lower critical value

(4-dL) maka terdapat autokorelasi.

Namun jikan nilai DW terletak antara dU dan (4- -dU)

berarti tidak terdapat autokorelasi; dengan mempertimbangkan ketentuan

sebagai berikut:

Jumlah sampel (n)

Tingkat signifikasi (alpha) yang dipilih

Banyaknya variabel yang menjelaskan dikurangi 1 (k-1)

d. Uji heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan dalam menguji apakah terdapat data

yang sama diantara data variabel yang digunakan (Santoso, 2010).

Heteroskesdastisitas dapat terjadi apabila residual tidak memiliki varia yang

konstan. Heterokesdastisitas sering terjadi pada data time series dan data

cross section. Ganggaun heteroskedastisitas dapat mengakibatkan uji

statistik yang dihasilkan tidak tepat yang mengakibatkan keyakinan untuk

estimasi parameter kurang tepat pula (Pratisto, 2005).

3.5.3 Uji Statistik

Uji statistik dilakukan setelah uji asumsi klasik terpenuhi. Uji statistik

digunakan untuk menguji hipotisis dimana uji tersebut berguna dalam

memeriksa koefisien regresi yang dihasilkan apakah sudah signifikan ataukah

belum ( Zaenuddin, 2015). Uji statistik yaitu sebagai berikut:

a. Uji R2 (Uji koefisien determinasi)

Koefisien determinasi menunjukkan pengaruh seluruh variabel

independend terhadap variabel dependen (Nawari, 2010). Dengan kata lain

koefisien determinasi menunjukkan pengaruh variabel bebas terhadap varian

Page 51: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

36

variabel terikat. Merujuk pada pernyataan Siagian dan Sugiarto (2006),

koefisien determinasi digunakan untuk mengukur ketepatan regresi yang

dihasilkan. Nilai R2 yang semakin besar maka semakin tepat hasil regresi

tersebut dalam mewakili data. Selain itu koefisien determinasi berguna

dalam mengukur besarnya pengaruh variabel independend atau variabel

dependen. Batas dari nilai koefisien determinasi adalah lebih besar dari 0

dan kurang dari 1. Semakin dekat nilai koefisien determinasi mendekatai

angka 1 maka semakin tepat pula dalam membentuk peramalan.

b. Uji F (Uji regresi secara bersama)

Uji F digunakan dalam menghitung seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama atau

simultan. Uji f dilakukan dengan cara membandinfkan nilai Fhitung dengan nilai

Ftabel. Apabila Fhitung > Ftabel maka artinya semua variabel independen

mempengaruhi variabel dependen. Apabila nilai signifikansi dari uji F < 0,05

maka variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel

dependen secara nyata (Herjanto, 2008).

c. Uji t (Uji regresi secara parsial)

Uji t digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen

dalam mempengaruhi variabel dependen secara sendiri-sendiri dan

menganggap bahwa variabel dependen yang lain bersifat konstan. Kriteria

uji t yaitu apabila thitung < ttabel maka variabel bebas tidak berpengaruh

terhadap variabel terikat, sedangkan apabila thitung > ttabel maka variabel

bebas mempengaruhi variabel terikat. Nilai ttabel diperoleh dengan

menggunakan rumus df= n (jumlah sampel) k (jumlah variabel bebas).

Apabila nilai signifikansi (sig) < 0,05 (selang kepercayaan 95%) maka

variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara nyata (Buhang, 2015).

Page 52: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

37

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Topografi dan Geografis Kecamatan Wajak

Kecamatan wajak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Malang dengan luas wilayah sekitar 9.785,33 Ha. Kecamatan wajak secara

i kecamatan wajak adalah

sebagai berikut:

a) Sebelah Barat : Kecamatan Poncokusumo

b) Sebelah Timur : Kecamatan Tirtoyudo

c) Sebelah Utara : Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Bululawang

d) Sebelah Selatan : Kecamatan Turen dan Kecamatan Dampit

Desa Wajak dan desa Blayu merupakan desa yang termasuk kedalam

wilayah Kecamatan Wajak. Desa Wajak terletak pada ketinggian 495 meter

diatas permukaan laut. Desa Wajak terdiri atas 20 RW dan 84 RT. Luas wilayah

Desa Wajak sekitar 778 Ha dengan rincian yang terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase (%) 1 Pemukiman 214 27,50 2 Persawahan 429 55,15 3 Perkebunan 0 0 4 Pemakaman 7 0,90 5 Pekarangan 10 1,29 6 Taman 0 0 7 Perkantoran 23 2,96 8 Prasarana Umum 95 12,2 Total 778 100

Sumber: Kantor Desa Wajak (2017).

Topografi Desa Wajak berupa dataran rendah seluas 1.022 Ha. Suhu rata-

Jarak ke ibu kota kabupaten/kota

sepanjang 25 Km dengan lama jarak tempuh dengan kendaraan bermotor

Page 53: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

38

kurang lebih selama 1 jam sedangkan kendaraan non bermotor kurang lebih

selama 3 jam. Batas-batas wilayah Desa Blayu adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Barat : Desa Sukolilo, Kecamatan Wajak

b) Sebelah Timur : Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak

c) Sebelah Utara : Desa Wajak, Kecamatan Wajak

d) Sebelah Selatan : Desa Codo, Kecamatan Wajak

Denah Desa Blayu dapat dilihat pada Gambar 5 berikut:

Desa Blayu terletak pada ketinggian 550 meter diatas permukaan laut.

Desa Blayu terdiri atas 8 RW dan 31 RT. Luas wilayah Desa Blayu sekitar 418,75

Ha dengan rincian yang terdapat pada Tabel 6.

Gambar 5. Denah Desa Wajak (Kantor Desa Wajak, 2017)

Page 54: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

39

Tabel 6. Luas Lahan Berdasarkan Penggunaannya

No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Prosentase (%) 1 Pemukiman 107 25,55 2 Persawahan 157,5 37,61 3 Ladang 145 34,63 4 Perkebunan 0 0 5 Padang rumput 0 0 6 Hutan 0 0 7 Banguan 7 1,67 8 Rekreasi dan olahraga 0,75 0,18 8 Perikanan darat/ air tawar 1,5 0,36 Total 418,75 100

Sumber: Kantor Desa Blayu (2017).

Topografi Desa Blayu terdiri atas dataran rendah seluas 131,1 Ha dan

perbukitan atau pegunungan seluas 87,4 Ha. Jarak Desa Blayu ke ibu kota

kabupaten/kota sepanjang 27 Km dengan lama jarak tempuh dengan

menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih selama 1,4 jam. Batas-batas

wilayah Desa Blayu adalah sebagai berikut:

a) Sebelah Barat : Desa Ngembal, Kecamatan Wajak

b) Sebelah Timur : Desa Blayu, Sukolilo dan Sukoanyar Kecamatan Wajak

c) Sebelah Utara : Desa Dawuhan, Kecamatan Poncokusumo

d) Sebelah Selatan : Desa Sukoanya,r Kecamatan Wajak

Denah Desa Blayu dapat dilihat pada Gambar 6 berikut:

Gambar 6. Denah Desa Blayu (Kantor Desa Blayu, 2017)

Page 55: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

40

4.2 Keadaan Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Desa Wajak dan Kantor

Desa Blayu, jumlah penduduk desa wajak tercatat sebanyak sebanyak 16.910

jiwa sedangkan jumlah penduduk desa Blayu tercatat sebanyak 6.678 jiwa,

sehingga dapat diketaui bahwa jumlah penduduk desa wajak jauh lebih besar

jika dibandingkan dengan desa Blayu. Perbandingkan jumlah penduduk Desa

Wajak dan Desa Blayu berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 7

berikut.

Gambar 7. Jumlah Penduduk Desa Wajak dan Desa Blayu Berdasarkan Jenis Kelamin (Kantor Desa Blayu dan Kantor Desa Wajak, 2017).

Pada Gambar 7 menjelaskan bahwa jumlah Jumlah penduduk laki-laki

dan perempuan desa wajak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Desa Blayu.

Mayoritas penduduk pada Desa Wajak berjenis kelamin laki-laki dengan selisih

264 jiwa apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan di desa

tersebut. Sedangkan mayoritas penduduk Desa Blayu adalah perempuan

dengan selisih 20 jiwa apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki

Desa Blayu.

8587 8323

3329 3349

0100020003000400050006000700080009000

10000

Laki-Laki Perempuan

Jum

lah

Pend

uduk

Jenis Kelamin

Wajak

Blayu

Page 56: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

41

Berdasarkan jumlah Kepala Keluarga (KK), jumlah KK Desa Wajak

tercatat sebanyak 4889 KK sedangkan Desa Blayu tercatat sebanyak 2228 KK.

Prosentasi perbandingan jumlah KK Desa Wajak dan Desa Blayu dapat dilihat

pada Gambar 8. Sedangkan Penggolongan penduduk di Desa Wajak dan Desa

Blayu berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 9 berikut.

Gambar 8. Jumlah KK Desa Wajak dan Desa Blayu (Kantor Desa Wajak dan Desa Blayu, 2017)

Gambar 9. Jumlah Penduduk Desa Wajak dan Desa Blayu Berdasarkan Usia (Kantor Desa Wajak dan Kantor Desa Blayu, 2017).

Usia seseorang dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu usia balita (0-14

tahun), usia produktif (15-

69%

31%

Wajak

Blayu

2471 2317 2304 2209 2078

1505

2370

1180 1080 1077 1043 1070 841

392

0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-58 > 59

Wajak Blayu

Page 57: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

42

kategori lanjut usia (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,

2013). Mayoritas usia penduduk Desa Wajak dan Desa Blayu berdasarkan

Gambar 9 termasuk kedalam kategori usia produktif.,Selanjutnya penduduk

dalam kategori usia balita menjadi penduduk Desa Blayu dan Desa Wajak

terbesar kedua. Sedangkan penduduk dengan kategori lanjut usia memiliki

jumlah yang paling sedikit.

Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan, penduduk di Desa Wajak

sebagian besar bermata pencaharian sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 2.448

orang. Sedangkan mayoritas penduduk Desa Wajak belum bekerja sebanyak

2.863 orang dikarenakan banyaknya jumlah penduduk usia balita di Desa Wajak

dan kurangnya tingkat pendidikan yang memadai dimana mayoritas penduduk di

Desa Wajak hanya mengeyam bangku SD sehingga tingkat kesulitan dalam

memperoleh pekerjaan semakin besar. Sedangkan minoritas pekerjaan

penduduk Desa Blayu adalah petani dengan jumlah 860 orang, pekerjaan

disektor jasa atau perdagangan sebanyak 240 orang dan pekerja disektor

industry berjumlah 124 orang. Jenis pekerjaan pada sektor perikanan di Desa

Wajak dan Blayu sebagai petani mina mendong dan mina padi dimasukkan

kedalam jenis pekerjaan petani yang masing-masing sebanyak 1866 orang dan

860 orang. Selain itu di Desa Wajak juga terdapat penduduk yang berprofesi

sebagai nelayan terdiri dari 6 orang dan 1 orang yang berprofesi sebagai

pelaut.Rincian jumlah penduduk berdasarkan pekerjaannya dapat dilihat pada

Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan

Jumlah Jenis Pekerjaan

Jumlah Wajak Blayu Wajak Blayu

Belum bekerja 2863 - Montir 15 - Pelajar 2645 - Tenaga medis 14 2

Page 58: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

43

Jenis Pekerjaan Jumlah Jenis Pekerjaan Jumlah Wajak Blayu Wajak Blayu

Wiraswasta 2448 6 Tukang cukur dan rias 12 1 IRT 2044 - Konsultan 7 - Petani 1866 860 Nelayan 6 - Karyawan Swasta 1318 - Tukang las 6 - Buruh harian lepas 866 - POLRI 5 - Buruh Tani 777 - Pemilik UMKM 4 - Warung 632 23 Dosen 4 - Perdagangan 628 310 Paranormal 4 - Guru 105 24 Industri 3 124 Tidak memiliki pekerjaan tetap 95 - Pemuka agama 3 -

PNS 91 37 Juru masak 3 - Sopir 78 - Pelaut 1 - Tukang jahit 73 12 Seniman 1 - Purnawirawan 67 4 Wartawan 1 - Asisten rumah tangga 61 - anggota legislatif 1 -

Jasa transportasi 39 7 kepala daerah 1 - Tukang batu 35 26 Peneliti 1 - TNI 31 - ABRI - 6 Tukang kayu 26 21 Asuransi - 1 Peternak 20 - Konstruksi - 4 Perangkat Desa 11 11 lain-lain - 11

Sumbe: Kantor Desa Wajak dan Kantor Desa Blayu, 2017.

Angkatan kerja yang ada di Desa Wajak didominasi oleh lulusan SMP/

Sederajat sebanyak 4053 jiwa. Sedangkan angkatan kerja yang tamat SMA/

Sederajat berjumlah 1895 jiwa. Angkatan kerja tamat SMP/ Sederajat tersebut

memiliki jumlah selisih angkatan kerja yang sangat jauh apabila dibandingkan

dengan kualitas angkatan kerja yang lain. Sedangkan angkatan kerja yang ada di

Desa Blayu sebagaian besar adalah tamatan SMA/ Sederajat yaitu sebanyak

859 jiwa atau sebesar 42,8%. Dengan demikian angkatan kerja di Desa Blayu

dapat dikatakan memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik apabila

dibandingkan dengan Desa Wajak. Rincian jumlah penduduk berdasarkan

kualitas angkatan kerja data dilihat pada Gambar 10.

Page 59: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

44

Gambar 10. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kualitas Angkatan Kerja di Desa Wajak dan Blayu (Kantor Desa Wajak dan Kantor Desa Blayu, 2017).

4.3 Kondisi Usaha Perikanan Di Kecamatan Wajak

Kecamatan Wajak di kenal sebagai kawasan minapolitan yang digalakkan

pemerintah dibawah bimbingan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Malang dengan memanfaatkan lahan pertanian sawah yang dimanfaatkan

sebagai kegiatan budidaya mina mendong dan mina padi. Program minapolitan

di Kecamatan Wajak diusung sejak tahun 2009. Pemanfaatan lahan perikanan

yang digalakkan di Kecamatan Wajak yaitu mina padi, mina mendong dan

budidaya kolam semi permanen dengan memanfaatkan pakan alami dengan 3

jenis komoditas yang dibudidayakan yaitu ikan hias (ikan koi), nila dan lele.

Seluruh desa berpartisipasi dalam kegiatan ini kecuali 3 desa yaitu Desa Sumber

Putih, Wonoayu, Ngembal dan Bambang. Hal ini dikarenakan kurangnya minat

petani setempat terhadap program minapolitan.

Mayoritas Rumah Tangga Perikanan (RTP) terdapat pada Desa Blayu

dengan lahan budidaya seluas 21.550 m2 sedangkan pada posisi kedua adalah

Desa Wajak dengan jumlah RTP sebanyak 32 orang dengan luas lahan

34

4053

1895 1545

191 349 767 859

8 20 0

50010001500200025003000350040004500

Tamat SD TamatSMP

TamatSMA

TamatDiploma

TamatPerguruan

Tinggi

Jum

lah

Angk

atan

Ker

ja

Kualitas Angkatan Kerja

DESA WAJAK

DESA BLAYU

Page 60: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

45

budidaya seluas 30.533 m2 dengan rincian pada masing-masing desa dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas Pemanfaatan Lahan Perikanan dan Jumlah RTP pada Kecamatan Wajak

Desa

Luas Lahan (m2) Jumlah Luas

Lahan RTP

Kolam Sawah Khusus

Ikan Hias

Wajak 3,637 24,896 2,000 30,533 32 Blayu 5,300 15,050 1,500 21,850 68 Patokpicis 19,200 0 100 19,300 29 Dadapan 0 9,196 0 9,196 20 Bringin 2,848 0 36 2,884 22 Sukoanyar 2,070 0 0 2,070 20 Kidangbang 928 0 0 928 25 Codo 772 0 0 772 13 Sukolilo 614 0 0 614 17 Sumberputih 0 0 0 0 0 Wonoayu 0 0 0 0 0 Bambang 0 0 0 0 0 Ngembal 0 0 0 0 0

Total 35,369 49,142 3,636 88,147 246 Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian, Kecamatan Wajak (2017)

Gambar 11. Produksi Perikanan Budidaya Pembesaran Kecamatan Wajak Per Desa Periode Oktober - November 2016 (Balai Penyuluhan Pertanian,

2017).

Pada Gambar 11 menunjukkan bahwa produksi pembesaran perikanan

pada periode Oktober, November, Desember 2016, produksi pembesaran ikan

0500

100015002000250030003500

1290

3057

895 NILA (Kg)

LELE (Kg)

KOI (Ekor)

Page 61: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

46

lele tertinggi terdapat pada Desa Kidangbang yaitu sebanyak 3.057 kg. Produksi

pembesaran ikan nila tertinggi terdapat pada Desa Wajak sebesar 1.290 kg.

Produksi pembesaran ikan koi tertinggi terdapat pada Desa Blayu sebanyak 895

ekor. Ikan lele menjadi mayoritas produksi dibandingkan ikan nila dan koi pada

Desa Codo, Kidangbang, Ngembal, Patokpicis, Sukoanyar, Sukolilo, Wajak.

Sedangkan ikan koi hanya terdapat pada Desa Blayu dan Desa Wajak. Rincian

produksi pembesaran perikanan di Kecamatan Wajak dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Produksi Perikanan Pembesaran Kecamatan Wajak Periode Oktober, November, Desember 2016

Desa Pembesaran

Nila (Kg) Lele (Kg) Koi (Ekor) Jumlah Blayu 800 460 895 2155

Bringin 825 660 0 1485 Codo 420 2135 0 2555

Dadapan 460 0 0 460 Kidangbang 0 3057 0 3057

Ngembal 0 790 0 790 Patokpicis 800 1020 0 1820 Sukoanyar 270 1740 0 2010

Sukolilo 385 680 0 1065 Wajak 1290 2120 227 3637 TOTAL 5250 12662 1122 19034

Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Wajak (2017).

Page 62: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

47

Gambar 12. Produksi Perikanan Budidaya Pembenihan Kecamatan Wajak Per

Desa Periode Oktober - Desember 2016 (Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Wajak, 2017)

Pada Gambar 12 menunjukkan bahwa produksi pembenihan perikanan

Kecamatan Wajak periode Oktober, November, Desember 2016, produksi

pembenihan ikan koi tertinggi pada Desa Blayu sebanyak 35.000 ekor. Produksi

pembenihan ikan lele tertinggi pada Desa Codo sebanyak 25.000 ekor. Produksi

pembenihan ikan nila tertinggi pada Desa Blayu sebanyak 23.000 ekor. Rincian

produksi pembenihan di Kecamatan Wajak dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Produksi Perikanan Pembenihan Kecamatan Wajak Periode Oktober, November, Desember 2016

Desa Pembibitan (Ekor)

Nila Lele Koi Jumlah Blayu 22000 22000 35000 79000 Bringin 0 0 0 0 Codo 0 25000 0 25000 Dadapan 0 0 0 0 Kidangbang 0 0 0 0 Ngembal 0 0 0 0 Patokpicis 12000 15000 12000 39000 Sukoanyar 0 0 0 0 Sukolilo 0 0 0 0 Wajak 23000 0 15000 38000

TOTAL 57000 62000 62000 181000 Sumber: Balai Penyuluhan Pertanian, Kecamatan Wajak (2017).

05000

100001500020000250003000035000

23000 25000

35000

NILA

LELE

KOI

Page 63: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

48

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diambil pada penelitian ini adalah ibu-ibu

masyarakat Kecamatan Wajak tepatnya pada Desa Wajak dan Desa Blayu.

Penentuan responden tersebut didasarkan pada anggapan bahwa ibu-ibu paling

mengerti akan pemasukan dan pengeluaran keluarga terutama dalam

pembelanjaan dan memasak untuk konsumsi seluruh anggota keluarga.

5.1.1 Usia

Data yang diperoleh pada hasil penelitian ini menunjukkan cukup

beragam usia dari responden dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Karakteristik Responden Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 20 - 29 tahun 7 15,9 2 30 39 tahun 17 38,6 3 40 49 tahun 13 29,5 4 7 15,9

Jumlah 44 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan pada pengolahan data sebagaimana yang tertera pada

Tabel 11, mayoritas responden berusia antara 30-39 tahun sebanyak 17 orang

dengan presentase sebesar 38,6%. Selanjutnya pada posisi kedua adalah

responden dengan kisaran usia 40-49 tahun sebanyak 13 orang dengan

presentase 29,5%. Sedangkan responden pada kisaran usia 20-29 tahun dan

responden dengan usia >50 tahun masing-masing terdiri dari jumlah responden

yang sama yatu 7 responden dengan presentase sebanyak 15,9%.

Page 64: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

49

5.1.2 Jenis Pekerjaan

Data yang diperoleh pada hasil penelitian ini menunjukkan cukup

beragam jenis pekerjaan dari responden dengan rincian dapat dilihat pada Tabel

12.

Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

No. Karakteristik Responden Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 Ibu Rumah Tangga 22 50 2 Tani 8 18,2 3 Pedagang 3 6,8 4 Buruh Tani 1 2,3 5 Swasta 8 18,2 6 Wiraswasta 2 4,5

Jumlah 44 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Berdasarkan pada Tabel 12 mayoritas responden adalah ibu rumah

tangga sebanyak 22 responden dengan presentase sebesar 50%, selanjutnya

disusul dengan profesi tani dan swasta masing-masing sebanyak 8 responden

dengan presentase 18,2%. Pada posisi ketiga yaitu responden yang berprofesi

sebagai pedagang sebanyak 3 responden dengan presentase 6,8%. Terdapat 2

responden yang bekerja sebagai wiraswasta dengan presentase sebesar 4,5%.

Presentase terendah sebesar 2.3% adalah profesi buruh tani sebanyak 1

responden. Jenis pekerjaan akan mempengaruhi konsumsi seseorang.

Pekerjaan menentukan pendapatan yang diperoleh seseorang. Semakin besar

pendapatan semakin banyak pula barang yang dikonsumsi.

5.2 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Variabel Penelitian

5.2.1 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan erat kaitannya dengan pola pikir dan sikap seseorang,

dimanan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula

tingkat pengetahuannya. Perbedaan tingkat pendidikan ini akan berpengaruh

Page 65: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

50

terhadap keputusan pembeliaan suatu produk, apakah produk tersebut baik

untuk diri sendiri dan keluarga ataukah sebaliknya. Hasil dari penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Tingkat Pendidikan Responden

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 Tidak Tamat SD 4 9,1 2 SD 14 31,8 3 SMP 13 29,5 4 SMA/SMK 13 29,5

Jumlah 44 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Tingkat pendidikan umumnya dikategorikan kedalam 3 tingkatan yaitu

tingkat pendidikan rendah (tamat SD dan SMP), tingkat pendidikan menengah

(tamat SMA/SMK) dan tingkat pendidikan tinggi (tamat perguruan tinggi)

(Suriyono, 2015). Dari data yang diperoleh sebagaimana tertera pada Tabel 13,

tingkat pendidikan responden di Desa Wajak dan Desa Blayu mayoritas

responden tergolong kedalam tingkat pendidikan rendah sebanyak 61,3%.

Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan menengah sebanyak 29,5%.

Sedangkan responden yang tidak tamat SD sebanyak 4 orang dengan

presentase sebesar 9,1%. Pendidikan erat kaitannya dengan pola pikir

seseorang dalam memenuhi kebutuhannya apa yang akan dikonsumsi dan

bagaimana kualitas dari produk yang akan dikonsumsi baik untuk diri sendiri dan

keluarga.

5.2.2 Pendapatan

Besarnya pendapatan dapat menentukan apa, berapa, kapan dan

bagaimana kualitas dari produk yang dapat dikonsumsi seseorang. Hal serupa

juga berlaku bagi konsumen keluarga. Sehingga dapat dikatakan bahwa

pendapatan besar kaitannya dengan konsumsi baik individu maupun keluarga.

Page 66: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

51

Pendapatan keluarga dari setiap responden di Desa Wajak dan Desa Blayu

sangat beragam sebagaimana yang tertera pada Tabel 14.

Tabel 14. Tingkat Pendapatan Responden

No. Pendapatan (Rp.) Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 < 1.500.000 12 27,3 2 1.500.000 3.000.000 23 52,3 3 3.100.000 6.000.000 8 18,2 4 > 6.000.000 1 2,3

Jumlah 44 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Mayoritas responden sebanyak 23 responden dengan presentase

sebesar 52,3% berpendapatan keluarga sebesar Rp.1.500.000-Rp.3.000.000.

Sedangkan 12 responden dengan presentase sebesar 27,3% memiliki

pendapatan keluarga sebesar kurang dari Rp.1.500.000. Selanjutnya sebanyak 8

responden dengan presentase sebesar 18,2% memiliki pendapatan keluarga

sebesar Rp.3.100.000-Rp.6.000.000 dan hanya 1 responden dengan presentase

2,3% yang memiliki pendapatan keluarga lebih besar dari Rp.6.000.000. Pada

umumnya responden adalah seorang ibu rumah tangga dan tidak memiliki

pekerjaan yang cukup. Sedangkan banyaknya anggota keluarga dan jenis

pekerjaan dari anggota keluarga responden beragam sehingga antara responden

satu dengan responden yang lain yang juga sebagai ibu rumah tangga memiliki

jumlah pendapatan keluarga yang berbeda dimana pendapatan responden

dalam penelitian ini berasal dari pendapatan rumah tangga yaitu jumlah total dari

pendapatan seluruh anggota keluarga.

5.2.3 Jumlah Anggota Keluarga

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga pada

masyarakat kawasan minapolitan Kecamatan Wajak di Desa Wajak dan Desa

Blayu yang menjadi responden dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 15.

Page 67: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

52

Tabel 15. Jumlah Anggota Keluarga Responden

No. Jumlah Anggota Keluarga Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 2 Orang 3 6,8 2 3 4 Orang 28 63,3 3 5 6 Orang 10 22,7 4 > 6 Orang 3 6,8 Jumlah 44 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Mayoritas responden memiliki jumlah anggota keluarga yang terdiri atas

3-4 orang sebanyak 28 responden dengan presentase sebesar 63,3%

sedangkan 10 responden dengan presentase sebesar 22,7% memiliki keluarga

yang terdiri dari 5-6 anggota keluarga. Selanjutnya keluarga yang terdiri atas 2

orang dan lebih besar dari 6 orang anggota keluarga masing-masing sebanyak 3

responden dengan presentase masing-masing sebesar 6,8%. Jumlah keluarga

erat kaitannya dengan seberapa besar konsumsi keluarga. Semakin banyak

anggota keluarga semakin banyak pula jenis kebutuhan dan semakin beragam

pula kebutuhan yang harus dipenuhi.

5.2.4 Selera

Selera sangat erat hubungannya dengan perasaan sensasional yang

menimbulkan kesenangan dan dilakukan seseorang secara berulang-ulang

(Alamsyah, 2008). Selera yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu frekuensi

mengkonsumsi ikan dari responden dan keluarga. Frekuensi dalam

mengkonsumsi ikan menggambarkan tingkat kesukaan responden dan keluarga

dalam mengkonsumsi ikan yang dilakukan secara berulang-ulang. Frekuensi

dalam mengkonsumsi ikan dari responden dan keluarga dapat dilihat pada Tabel

16.

Page 68: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

53

Tabel 16. Frekunesi Mengkonsumsi Ikan Responden

No. Frekuensi dalam mengkonsumsi Ikan Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 1-2 kali seminggu 18 40,9 2 3-4 kali seminggu 19 43,2 3 5-6 kali seminggu 5 11,4 4 Setiap hari 2 4,5

Jumlah 44 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Responden beserta keluarga responden yang mengkonsumsi ikan

sebanyak 1-2 kali dalam seminggu sebanyak 18 responden dengan presentase

sebesar 40,9%. Selanjutnya sebanyak 19 responden dengan presentase

sebesar 43,2% mengkonsumsi ikan sebanyak 3-4 kali dalam seminggu. Selain

itu terdapat 5 responden dengan presentase sebesar 11,4% memiliki kebiasan

mengkonsumsi ikan sebanyak 5-6 kali dalam seminggu. Sedangkan hanya 1

responden dengan presentase sebesar 4,5% yang mengkonsumsi ikan setiap

harinya.

5.2.5 Persepsi Harga Ikan

Persepsi harga ikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah respon

dari responden terhadap keputusan dalam mengkonsumsi ikan apabila harga

ikan mengalami kenaikan harga apakah responden akan tetap mengkonsumsi

ikan, mengurangi konsumsi ikan ataukah tidak mengkonsumsi ikan. Respon dari

responden apabila terjadi kenaikan harga ikan disajikan pada Tabel 17.

Tabel 17. Persepsi Responden Terhadap Harga Ikan

No. Persepsi Harga Ikan Jumlah (Orang) Presentase (%) 1 Tetap mengkonsumsi ikan 11 25 2 Mengurangi konsumsi ikan 23 52,3 3 Tidak mengkonsumsi ikan 10 22,7 Jumlah 44 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Page 69: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

54

Tabel 17 menunjukkan apabila terjadi kenaikan harga ikan, sebanyak 23

responden dengan presentase sebesar 52,3% memilih untuk mengurangi

konsumsi ikan. Sedangkan 11 responden dengan presentase sebesar 25% lebih

memilih untuk tetap mengkonsumsi ikan dengan alasan dari responden bahwa

mengkonsumsi ikan sudah menjadi kebutuhan sebab kandungan gizi pada

daging ikan baik bagi pertumbuhan anak-anak dan sebagian responden lebih

memilih tetap mengkonsumsi ikan dikarenakan ikan merupakan makanan

kesukaan dari anggota keluarga terutama anak-anak. Sisanya yaitu sebanyak 10

responden dengan presentase sebesar 22,7% lebih memilih untuk tidak

mengkonsumsi ikan apabila harga ikan mengalami kenaikan.

5.2.5 Harga Subtitusi Ikan

Persepsi harga ikan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu respon dari

responden apabila terjadi kenaikan harga subtitusi ikan (daging sapi, daging

ayam, daging bebek dan telur) apakah mempengaruhi keputusan responden

untuk beralih mengkonsumsi ikan ataukah tidak berpengaruh. Dari hasil

penelitian didapatkan jawaban respon dari responden sebagaimana tersaji dalam

Tabel 18.

Tabel 18. Persepsi Responden Terhadap Kenaikan Harga Subtitusi Ikan

No. Persepsi Harga Subtitusi Ikan Jumlah (Orang) Presentase (%)

1 Tidak berpengaruh 20 45,5 2 Berpengaruh 24 54,5 Jumlah 44 100 Sumber: Data primer yang diolah, 2017

Apabila harga subtitusi ikan (daging sapi, daging sayam, daging bebek

dan telur) mengalami kebaikan harga, sebanyak 24 responden dengan

presentase sebesar 55,5% menjawab kenaikan harga tersebut akan

mempengaruhi keputusan para responden dalam pembelian ikan. Responden

Page 70: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

55

akan beralih mengkonsumsi ikan apabila harga subtitusi ikan lebih mahal

dibandingkan ikan. Sedangkan sebanyak 20 responden lainnya dengan

presentase sebesar 44,5% menjawab kenaikan dari harga subtitusi ikan tidak

berpengaruh dalam pembelian ikan responden karena responden akan tetap

mengkonsumsi subtitusi ikan seperti daging ayam dan telur, selain itu ada

beberapa responden yang tidak berpengaruh terhdapat pembelian ikan sebab

responden juga tidak dapat membeli ikan terlalu banyak atau tidak pula dapat

sering mengkonsumsi subtitusi ikan karena keterbatasan pendapatan dan

banyaknya jumlah anggota keluarga sehingga semakin banyak dan beragam

pula kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi.

5.3 Gambaran Konsumsi Ikan Pada Masyarakat Kawasan Minapolitan di

Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang.

Gambaran konsumsi ikan pada masyarakat kawasan minapolitan di

Kecamatan Wajak terutama pada masyarakat di Desa Wajak dan Desa Blayu

didapatkan dari kuesioner dan wawancara, hasil yang didapatkan cukup

beragam antara lain adalah sebagai berikut:

5.3.1 Jenis Ikan Yang Dikonsumsi

Jenis ikan yang sering dikonsumsi responden berbeda-beda. Jenis ikan

yang dikonsumsi oleh responden dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Grafik Jenis Ikan Yang Sering Dikonsumsi Responden

0

10

20

30

Air Tawar Air Payau Air Laut

22

10

28

Ora

ng

Jenis Ikan

Responden YangMengkonsumsi

Page 71: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

56

Gambar 13 menunjukkan bahwa sebanyak 28 responden dari 44

responden dengan presentase sebesar 50% sering mengkonsumsi jenis ikan air

laut seperti tongkol, pindang (lemuru). Selanjutnya sebanyak 22 responden dari

44 responden dengan presentase sebesar 63,6% sering mengkonsumsi ikan air

tawar seperti lele, mujair, gurami. Sedangkan sebanyak 10 responden dari 44

responden dengan presentase 22,7 responden sering mengkonsumsi ikan air

payau seperti bandeng. Mayoritas responden jarang menyukai ikan bandeng

kecuali bandeng presto. Hal ini disebabkan karena banyak duri yang terdapat

didalam daging ikan bandeng segar.

5.3.2 Kesukaan Dalam Mengkonsumsi Ikan

Mayoritas responden suka mngkonsumsi ikan sebanyak 35 responden

dengan presentase sebesar 79,5%. Sedangkan 8 responden dengan presentase

18.2% sangat suka mengkonsumsi ikan dan hanya terdapat 1 responden dengan

presentase sebesar 2,3% tidak suka mengkonsumsi ikan selain ikan asin. 1

responden yang mengaku tidak menyukai ikan masih dapat dikategorikan

menjadi responden dikarenakan responden masih mengkonsumsi salah satu

jenis olahan ikan yaitu ikan asin. Rincian data untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Gambar 14.

Gambar 14. Grafik Tingkat Kesukaan Dalam Mengkonsumsi Ikan Responden

010203040

SangatTidakSuka

Tidaksuka

Suka SangatSuka

0 1

35

8

Ora

ng

Tingkat Kesukaan

Responden

Page 72: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

57

5.3.3 Konsumsi Ikan Berdasarkan Jenis Kelamin

Konsumsi ikan berdasarkan jenis kelamin dari anggota keluarga

responden dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Grafik Konsumsi Ikan Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Beserta Keluarga

Berdasarkan dari hasil penelitian didapatkan bahwa responden dan

anggota keluarga dari responden baik perempuan maupun laki-laki semua

mengkonsumsi ikan terkecuali hanya terdapat 1 orang dari salah satu anggota

responden yang tidak mengkonsumsi ikan sama sekali. Alasan dari anggota

keluarga responden tersebut karena sangat tidak menyukai bau amis ikan dan

merasa mual saat mencium bau ikan, sehingga tidak mengkonsumsi ikan sama

sekali. Namun responden beserta anggota keluarga yang lain tetap

mengkonsumsi ikan pada umumnya.

5.3.4 Alasan Mengkonsumsi Ikan

Seluruh responden memberikan alasan dalam mengkonsumsi ikan.

Sebanyak 15 responden dengan presentase sebesar 34,1% mengkonsumsi ikan

ikan karena ikan merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki gizi tinggi

sedangkan 15 responden yang lain mengkonsumsi ikan karena ikan memiliki

rasa yang enak. Sebanyak 7 responden dengan presentase sebanyak 15,9%

020406080

100

Mengkonsumsi Tidak Mengkonsumsi

77

0

98

1

Ora

ng

Konsumsi Ikan

Laki-laki

Perempuan

Page 73: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

58

mengkonsumsi ikan karena harga ikan yang terbilang terjangkau sedangkan

sisanya sebanyak 7 responden pula memilih mengkonsumsi ikan karena ikan

merupakan kebutuhan pokok bagi reponden. Rincian untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Grafik Alasan Responden Dalam Mengkonsumsi Ikan

5.3.5 Kendala Dalam Mengkonsumsi Ikan

Mayoritas kendala yang dihadapi dalam mengkonsumsi ikan pada

masyarakat Desa Wajak dan Desa Blayu adalah bosan sebanyak 26 responden

dengan presentase sebesar 59,1%. Apabila responden mengkonsumsi ikan

secara terus menerus maka tambahan nilai guna yang diperoleh dari

mengkonsumsi ikan akan semakin sedikit sehingga menimbulkan rasa bosan

dalam mengkonsumsi ikan. Sedangkan 7 responden dengan presentase sebesar

15,9% responden alergi terhadap jenis udang dan ikan tongkol. Sedangkan

terdapat 4 reponden dengan presentase sebesar 9.1% yang tidak menjawab

pertanyaan karena merasa tida ada kendala yang dirasakan dalam

mengkonsumsi ikan. Rincian untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 17.

15 15

7 7

05

101520

Bergizi Enak HargaTerjangkau

KebutuhanPokok

Ora

ng

Alasan

Responden

Page 74: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

59

Gambar 17. Grafik Kendala Yang Dihadapi Responden Dalam Mengkonsumsi Ikan

5.3.6 Subtitusi Pengganti Ikan

Mayoritas responden lebih memilih mengkonsumsi tahu tempe sebagai

pengganti konsumsi ikan sebanyak 25 responden dengan presentase sebesar

56,8%. Tahu tempe merupakan jenis subtitusi yang berbeda dari jenis subtitusi

yang lain karena tahu tempe merupakan subtitusi berjenis protein nabati namun

tahu tempe dapat dikategorikan sebagai barang subtitusi sebagaimana hasil

penelitian yang dikemukakan Kusdiyanto (2014), menyatakan bahwa

tahu/tempe merupakan barang subtitusi kuat. Selanjutnya 15 responden dengan

presentase 34,1% lebih memilih mengkonsumsi telur sebagai pengganti ikan.

Sedangkan 4 responden dengan presentase 9,1% lebih memilih mengkonsumsi

daging ayam sebagai pengganti mengkonsumsi daging ikan. Rincian untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 18.

0

10

20

30

Alergi Bau Amis Bosan HargaMahal

TidakTerdapatKendala

7 4

26

3 4 Jumlah Responden

05

10152025

DagingAyam

Tahu tempe Telur

4

25

15

Ora

ng

Subtitusi

Jumlah Responden

Gambar 18. Grafik Subtitusi Pengganti Ikan Yang Sering Dikonsumsi Oleh Responden

Page 75: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

60

5.3.7 Frekuensi Mengkonsumsi Subtitusi Ikan

Frekuensi subtitusi pengganti ikan yang dibahas dalam penelitian ini

adalah daging sapi, daging ayam, telur dan tahu tempe. Frekuensi

mengkonsumsi daging sapi dalam satu minggu masyarakat di Desa Wajak dan

Desa Blayu dapat dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Daging Sapi/ Minggu Sebagai Pengganti Ikan

Gambar 19 menunjukkan frekuensi konsumsi daging sapi pada

masyarakat Desa Wajak dan Desa Blayu yaitu sebanyak 38 responden dengan

presentase sebesar 86,4% tidak mengkonsumsi daging sapi sama sekali atau

juga belom pasti mengkonsumsi daging sapi. Menurut keterangan responden

daging sapi belom tentu dapat dikonsumsi sebulan sekali, pada umumnya daging

sapi hanya dikonsumsi responden ketika mendapatkan dari acara hajatan

tetangga sedangkan untuk mengolah daging sapi dalam satu tahun dapat

dihitung dengan jari. Sedangkan sebanyak 6 orang responden dengan

presentase sebesar 13,6% mengkonsumsi daging sapi sebanyak 1 minggu sekali

walaupun tidak dalam jumlah yang banyak. Rendahnya konsumsi daging sapi

disebabkan oleh harganya yang sangat mahal sehingga hanya dapat dikonsumsi

oleh sebagaian orang saja untuk keseharian atau hanya dikonsumsi pada saat

momen tertentu saja.

0

20

40

0 1

38

6

Ora

ng

Frekeunsi / Minggu

Responden

Page 76: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

61

Gambar 20. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Daging Ayam/ Minggu Sebagai Pengganti Ikan

Gambar 20 menunjukkan frekuensi konsumsi daging ayam pada

masyarakat Desa Wajak dan Desa Blayu yaitu sebanyak 16 responden dengan

presentase sebesar 36,4% tidak mengkonsumsi atau belom pasti mengkonsumsi

daging ayam dalam setiap minggu nya. Sedangkan sebanyak 18 responden

dengan presentase sebesar 40,9% mengkonsumsi daging ayam sebanyak

seminggu sekali. Responden yang mengkonsumsi daging ayam 1-2 kali dalam

seminggu sebanyak 1 responden dengan presentase 2,3%. Sedangkan

frekuensi dalam mengkonsumsi ikan sebanyak 2 kali dalam seminggu dan 3 kali

dalam seminggu masing-masing sebanyak 7 dan 2 responden dengan

presentase masing-masing sebanyak 15,9% dan 4,5%. Frekuensi responden

dalam mengkonsumsi ayam jauh lebih beragam dari pada mengkonsumsi daging

sapi yang disebabkan oleh salah satunya yaitu faktor harga daging ayam jauh

lebih terjangkau oleh responden dari pada daging sapi.

Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki harga

terjangkau untuk dikonsumsi semua kalangan masyarakat. Mayoritas responden

mengkonsumsi telur sebanyak 1-2 kali dalam seminggu sebanyak 14 responden

dengan presentase sebesar 31,8% dan disusul pada posisi kedua sebanyak 11

responden dengan presentase sebesar 25% yang mengkonsumsi telur sebanyak

3-4 kali dalam seminggu. Sedangkan frekuensi mengkonsumsi telur sebanyak 5-

6 kali dalam seminggu dan 7 kali dalam seminggu masing-masing terdiri dari

0

10

20

0 1 1-2 2 3

16 18

1 7

2 Ora

ng

Frekuensi / Minggu

Responden

Page 77: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

62

jumlah responden yang sama yaitu sebanyak 7 responden dengan presentase

sebesar 15,9%. Sedangkan responden yang tidak mengkonsumsi telur sama

sekali sebanyak 1 responden dengan presentase sebesar 2,3%. Rincian

frekuensi mengkonsumsi telur responden dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Telur/ Minggu Sebagai Pengganti Ikan

Mayoritas responden setiap hari mengkonsumsi tahu tempe sebanyak 20

responden dengan presentase sebesar 45,4% selanjutnya 11 responden dengan

presentase sebesar 25% mengkonsumsi tahu tempe sebanyak 5-6 kali dalam

seminggu. 8 responden dengan presentase sebesar 18,2% mengkonsumsi tahu

tempe 3-4 kali dalam seminggu. Rincian responden dalam mengkonsumsi ikan

dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Grafik Frekuensi Responden Dalam Mengkonsumsi Tahu Tempe/ Minggu Sebagai Pengganti Ikan

02468

101214

0 1-2 2-3 2-4 3-4 5-6 5-7 7

1

14

2 1

11

7

1

7

Ora

ng

Frekuensi/ Minggu

Responden

0

5

10

15

20

1-2 3-4 4-6 5-6 6-7 7

3

8

1

11

1

20

Ora

ng

Frekuensi / Minggu

Responden

Page 78: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

63

5.4 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Ikan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah anggota keluarga, selera, persepsi harga

ikan dan persepsi harga subtitusi ikan mempengaruhi konsumsi ikan secara

nyata ataukah tidak maka dilakukan pengujian dengan menggunakan software

statistic yaitu SPSS 16.0. Pengujian ini menggunakan model regresi berganda

dengan Ordinary Least Square (OLS) dan membutuhkan uji asumsi klasik BLUE

(Best Linear Unbiased Estimate). Serangkaian uji dapat dilakukan agar

persamaan regresi yang terbentuk dapat memenuhi persyaratan BLUE yaitu

dengan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji

heteroskedastisitas serta uji statistik.

5.4.1 Uji Asumsi Klasik (BLUE)

a. Uji Normalitas

Suatu penelitian yang menggunakan uji F dan uji t sebagai pengujian

hipotesis, populasi dari penelitian harus berdistribusi secara normal dengan

dilakukannya uji normalitas. Pengujian normalitas distribusi data sampel dapat

dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov-Smirnov yaitu dengan

melihat nilai Asymp.Sig.(2-tailed). Apabila nilai Asymp.Sig.(2-tailed) lebih besar

dari 0,05 maka dapat dikatakan dari populasi penelitian tersebut berdistribusi

secara normal (Sudarmanto, 2013). Hasil uji normalitas menggunakann

Kolmogorov-Smirnov Test pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Uji Normalitas One Sample Kolmogrov-Smirnov Test

Unstandartdiz er Residual N Normal Parameter Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute

44 .0000000

3.35761816 .134

Page 79: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

64

Unstandartdiz er Residual Positive Negative Kolmogrov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

.134 -.115 .887 .410

a. Test distribution is Normal

Berdasarkan uji normalitas yang telah dilakukan didapatkan nilai Asymp.

Sig. (2-talled) pada uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

sebesar 0,410. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga distribusi data dapat

dikatakan normal atau data yang berasal dari populasi pada penelitian ini

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearita

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji atau membuktikan ada

tidaknya hubungan yang linear antar variabel independen (variabel bebas). Salah

satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan atau

korelasi antar variabel independen yaitu memanfaatkan statistik korelasi

Variance Inflaction Factor (VIF) dengan cara melihat nilai koefisien VIF. Apabila

nilai VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan nilai VIF > 10 maka

variabel tersebut diindikasi memiliki gejala multikulinearitas (Sudarmanto, 2013).

Hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 20.

Tabel 20. Tabel Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics

Model

t

Sig.

Collinearity Statistics

Tolerance VIF 1 (Constant) Tingkat Pendidikan (X1) Tingkat Pendapatan (X2) Jumlah Anggota Keluarga (X3) Selera (X4) Persepsi Harga Ikan (X5) Persepsi H. Subtitusi Ikan (X6)

-.607 -1.047 2.316 .905

2.501 .466 .599

.547

.302 .026* .371

.017* .644 .553

.795 .287 .772 .295 .427 .725

1.258 3.480 1.295 3.389 2.345 1.380

Page 80: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

65

Berdasarkan pada output hasil analisis menggunakan Variance Inflation

Factor (VIF) pada Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai VIF pada masing-masing

variabel kurang dari 10 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat

hubungan antar variabel-variabel independent atau dengan kata lain tidak terjadi

multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah varian

residual data dari model regresi bersifat konstan ataukah tidak.

Heteroskesdastisitas dapat terjadi apabila residual data atau error tidak memiliki

varian yang konstan (Sudarmanto, 2013). Pengujian nilai heteroskedastisitas

dapat dilakukan dengan cara mencermati nilai residual estimator pada gambar

scatter plot. Apabila nilai residual estimator data cukup menyebar dan tidak

menggumpal pada satu tempat maka dapat disimpulkan tidak terjadi

heteroskedastisitas (Zulkarnain, 2013). Hasil uji heteroskedastisitas pada

penelitian ini dijelaskan pada Gambar 23.

Gambar 23. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji hetreroskedastisitas pada scatterplot diatas residual data

menyebar secara merata diatas 0 maupun dibawah 0 pada sumbuh Y dan tidak

Page 81: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

66

membentuk suatu pola sehingga data yang diolah tidak mengalami

heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Semua variabel independen yang akan dianalisis dengan regresi linear

berganda perlu diuji dulu autokorelasinya. Uji autokorelasi digunakan untuk

mengetahui apakah terjadi korelasi diantara data pengamatan ataukah tidak

dengan menggunakan uji Durbin-Watson . Cara mengetahui ada tidaknya

autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan

apabila nilai DW terletak antara dU dan (4-dU) atau dU < DW < (4-dU) berarti

tidak terdapat autokorelasi positif maupun negatif. Sedangkan apabila nilai DW <

dL atau DW > 4-dL maka terjadi autokorelsi (Sudarmanto, 2013). Hasil dari uji

autokorelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Uji Autokorelasi Durbin-Watson

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin Watson

1 .820 .672 .619 3.61963 2.157 a. Predictors: (Constant), persepsi harga subtitusi ikan, jumlah anggota keluarga,

selera, tingkat pendidikan, persepsi harga ikan dan pendapatan

b. Dependent Variable: Konsumsi ikan

Uji autokorelasi menggunakan Durbin-Watson pada Tabel 21

menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 2,157. Diketahui bahwa jumlah

sampel (n) sebanyak 44 responden, jumlah variabel bebas (k) sebanyak 6, nilai

k-1 sebesar 5, taraf signifikan sebesar 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai dL

sebesar 1,277 dan nilai dU sebesar 1,778. Sehingga hasil uji autokorelasi yang

diperoleh dengan menggunakan uji Durbin-Watson diperoleh nilai DW berada

antara nilai dU dan 4-dU yaitu sebesar 1,778 < 2,158 < 2,222, sehingga dapat

Page 82: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

67

disimpulkan bahwa dalam regresi linear tersebut tidak terjadi autokorelasi atau

tidak terjadi korelasi diantara kesalahan pengganggu.

5.4.2 Analisis Regresi Berganda

Hasil analisis regresi berganda dengan menggunakan bantuan program

SPSS 16.0 diperoleh hasil model regresi sebagaimana dijelaskan pada Tabel 22.

Tabel 22. Hasil Regresi Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standart-dized

Coefficients t

Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) Tingkat Pendidikan (X1) Tingkat Pendapatan (X2) Jumlah Anggota Keluarga (X3) Selera (X4) Persepsi Harga Ikan (X5) Persepsi H. Subtitusi Ikan (X6)

.277 -.184

1.519E-6

.428 3.086 -.564

.770

4.446 .176 .000

.473

1.234 1.210

1.287

-.111 .407

.097 .433 .067

.066

-607 -1.047 2.316

.905

2.501 .466

.599

.951

.302 .026*

.371

.017* .644

.553

* signifikan pada selang kepercayaan 5 % ** signifikan pada selang kepercayaan 10%

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Y = 0,277 - 0,184X1 + 1.519X2 + 0,428X3 + 3,086X4 - 0,564X5 +0,770X6 + e

Hasil analisis regresi berganda dapat digunakan untuk melihat seberapa

besar pengaruh variabel tingkat pendidikan, jumlah pendapatan keluarga, jumlah

anggota keluarga, selera, persepsi harga ikan, persepsi harga subtitusi ikan

dalam mempengaruhi jumlah konsumsi ikan (Y). Nilai masing-masing koefisien

variabel bebas yang diperoleh dari model regresi pada penelitian ini yaitu:

a. Nilai konstanta a sebesar 0,277 dapat diartikan bahwa apabila variabel

tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, selera,

persepsi harga ikan, persepsi harga subtitusi ikan tidak ada atau sama

dengan 0 maka jumlah konsumsi ikan di Kecamatan Wajak sebesar 0,277

Page 83: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

68

kg. Merujuk pada pernyataan Gani dan Amalia (2015), konstanta a

menunjukkan bilangan tetap variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X)

bernilai 0. Tanda negatif dan positif menunjukkan hubungan antara X dan Y.

Tanda positif menunjukkan suatu kondisi apablia X naik maka Y juga naik.

Sedangkan tanda negatif menunjukkan kondisi Y naik apabila X turun dan

sebaliknya.

b. Koefisien regresi tingkat pendidikan (X1) sebesar -0,184 artinya apabila

terjadi kenaikan variabel tingkat pendidikan sebanyak 1 tahun maka akan

menurunkan jumlah konsumsi ikan sebesar 0,184 kg. Tingkat pendidikan

pada penelitian ini memiliki tanda negatif sehingga peningkatan tingkat

pendidikan mengakibatkan jumlah konsumsi ikan berkurang. Pada penelitian

ini pengetahuan responden mengenai gizi ikan belum optimal yang

diakibatkan dari pendidikan responden terbilang cukup sehingga pendidikan

responden tidak mempengaruhi jumlah ikan yang dikonsumsi. Merujuk pada

hasil penelitian yang dilakukan Handarsari et al., (2010), pendidikan ibu

rumah tangga yang tinggi memiliki pengetahuan gizi yang lebih baik

dibandingkan dengan ibu rumah tangga yang berpendidikan cukup atau

rendah, namun pendidikan ibu rumah tangga yang tinggi tidak selalu diikuti

dengan pemenuhunan konsumsi gizi anak yang baik pula.

c. Koefisien regresi jumlah pendapatan keluarga (X2) sebesar 1,519 artinya

apabila terjadi kenaikan jumlah pendapatan keluarga sebanyak 1% maka

akan meningkatkan konsumsi ikan sebesar 1,519%. Jumlah pendapatan

keluarga pada penelitian ini memiliki tanda positif sehingga peningkatan

pendapatan keluarga mengakibatkan jumlah konsumsi ikan meningkat.

Merujuk pada pernyataan Bambang (2004), semakin meningkat jumlah

pendapatan yang diterima konsumen maka jumlah ikan yang dikonsumsi

Page 84: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

69

juga mengalami kenaikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dari ikan

yang dikonsumsi.

d. Koefisien regresi jumlah anggota keluarga (X3) sebesar 0,428 artinya apabila

terjadi kenaikan variabel jumlah anggota keluarga sebanyak 1 orang maka

akan menaikkan jumlah konsumsi ikan sebesar 0,428 kg. Jumlah anggota

keluarga pada penelitian ini memiliki tanda positif sehingga bertambahnya

anggota keluarga mengakibatkan jumlah konsumsi ikan meningkat. Merujuk

pada Herlambang (2016), semakin banyak jumlah anggota keluarga semakin

besar pula jumlah ikan yang dikonsumsi.

e. Koefisien regresi selera (X4) sebesar 3,086 artinya apabila terjadi kenaikan

variabel selera sebanyak satu-satuan maka akan menaikkan jumlah

konsumsi sebanyak 3,086 kg. Variabel selera pada penelitian ini memiliki

tanda positif sehingga peningkatan selera mengakibatkan jumlah konsumsi

ikan meningkat. Merujuk pada hasil penelitian Gunawan (2016), semakin

tinggi selera seseorang dalam mengkonsumsi ikan maka semakin tinggi pula

jumlah ikan yang dikonsumsi dan begitu pula sebaliknya semakin rendah

selera seseorang dalam mengkonsumsi ikan maka jumlah ikan yang

dikonsumsi semakin sedikit.

f. Koefisien regresi persepsi harga ikan (X5) sebesar - 0,564 apabila terjadi

kenaikan harga ikan sebanyak 1 rupiah maka akan menurunkan jumlah

konsumsi ikan sebanyak 0,564 kg. Persepsi harga ikan pada penelitian ini

memiliki tanda negatif sehingga kenaikan harga ikan mengakibatkan jumlah

konsumsi ikan menurun. Merujuk pada pernyataan Idris (2016), apabila

harga suatu barang semakin rendah maka permintaan akan barang tersebut

semakin banyak dan begitu pula sebaliknya semakin tinggi harga suatu

barang permintaan akan barang tersebut akan semakin sedikit.

Page 85: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

70

g. Koefisien regresi persepsi harga subtitusi ikan (X5) sebesar 0,770 apabila

terjadi kenaikan harga subtitusi ikan sebanyak 1 rupiah maka akan

menaikkan jumlah konsumsi ikan sebanyak 0,770 kg. Persepsi harga

subtitusi ikan pada penelitian ini memiliki tanda positif sehingga kenaikan

harga subtitusi ikan mengakibatkan jumlah konsumsi ikan meningkat.

Merujuk pada pernyataan Kusdiyanto (2014), perubahan harga berakibat

pada terjadinya efek subtitusi dimana konsumen cenderung mengganti dari

barang-barang yang berharga mahal dengan barang yang memiliki harga

relatif lebih murah.

5.4.3 Uji Statistik

a. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Koefisien determinasi menunjukkan pengaruh seluruh variabel

independend terhadap variabel dependen (Nawari, 2010). Nilai koefisien

determinasi (R2) pada penelitian ini diperoleh dengan bantuan program SPPS

16.0 sebagaimana dijelaskan pada Tabel 22.

Tabel 23. Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin Watson

1 .820 .672 .619 3.61963 2.157 a. Predictors: (Constant), persepsi harga subtitusi ikan, jumlah anggota keluarga,

selera, tingkat pendidikan, persepsi harga ikan dan pendapatan

b. Dependent Variable: Konsumsi ikan

Berdasarkan Tabel 23 diperoleh nilai R2 sebesar 0,619, artinya variabel

bebas (variabel independen) berupa tingkat pendidikan (X1), pendapatan

keluarga (X2), jumlah anggota keluarga (X3), selera (X4), persepsi harga ikan (X5),

persepsi harga subtitusi ikan (X6) menentukan jumlah konsumsi ikan sebanyak

Page 86: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

71

61,9%. Sedangkan 38,1% (100%-61,9%) jumlah konsumsi ikan responden

ditentukan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang tidak diikutkan dalam

model regresi.

b. Uji F

Hasil uji F atau uji signifikansi simultan pada penelitian ini diperoleh

dengan bantuan program SPPS 16.0 sebagaimana dijelaskan pada tabel 24.

Tabel 24. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual Total

994.394 484.765

1479.159

6 37 43

165.732 13.102

12.650 .000

a. Predictors: (Constant), persepsi harga subtitusi ikan, jumlah anggota keluarga,

selera, tingkat pendidikan, persepsi harga ikan dan pendapatan

b. Dependent Variable: Konsumsi ikan

Berdasarkan Tabel 24 diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,650 dengan nilai

Nilai degrees of freedom (df) n1

= 6 dan n2 = 37 sehingga diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,36. Sehingga diperoleh

hasil Fhitung > Ftabel (12,650 > 2,36) artinya semua variabel independen yaitu

pendidikan (X1), pendapatan (X2), jumlah anggota keluarga (X3), selera (X4),

harga ikan (X5) dan harga subtitusi ikan(X6) secara bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen (konsumsi ikan) secara nyata pada selang

kepercayaan 95%.

c. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel independen

dalam mempengaruhi variabel dependen secara sendiri-sendiri dan menganggap

bahwa variabel dependen yang lain bersifat konstan. Kriteria uji t yaitu apabila

nilai signifikansi (sig) < 0,05 (selang kepercayaan 95%) maka variabel bebas

mempengaruhi variabel terikat secara nyata, sedangkan apabila thitung < ttabel

Page 87: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

72

maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat dan apabila

thitung > ttabel maka variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Nilai ttabel

diperoleh dengan menggunakan rumus df= n (jumlah sampel) k (jumlah

variabel bebas) (Buhang, 2015). Pada penelitian ini diperoleh nilai ttabel dengan

rumus df = 44-6 = 32, sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,68595. Hasil uji t

atau uji signifikansi parameter individual/ parsial pada penelitian ini diperoleh

dengan bantuan program SPPS 16.0 sebagaimana dijelaskan pada Tabel 22

pada halaman 66 diatas.

Berdasarkan Tabel 22 diperoleh hasil uji statitistik t pada masing-masing

variabel bebas adalah sebagai berikut:

a) Tingkat Pendidikan (X1)

Nilai thitung variabel pendidikan (X1) sebesar -1,047 < ttabel sebesar 1,68595

dan nilai probabilitas sig 0,302 > 0,05 sehingga variabel tingkat pendidikan

secara parsial mempengaruhi jumlah konsumsi ikan (Y) secara tidak signifikan

pada selang kepercayaan 95%, dengan mengasumsikan variabel jumlah

pendapatan keluarga (X2), jumlah anggota keluarga (X3), selera (X4), persepsi

harga ikan (X5), persepsi harga subtitusi ikan (X6) bersifat tetap. Variabel tingkat

pendidikan yang tidak signifikan dalam penelitian ini disebabkan oleh pendidikan

responden dalam kategori rendah (61,3%) ataupun cukup (29,5%) sehingga

pengetahuan tentang gizi ikan responden belum optimal yang berdampak pada

kurangnya kesadaran responden untuk mengkonsumsi ikan. Merujuk pada

pernyataan Sriyono (2015), tinggih rendahnya tingkat pendidikan seseorang

belum cukup untuk menentukan pola dan perilaku seseorang dalam

mengkonsumsi ikan. Pada kenyataannya banyak ditemukan seseorang dengan

tingkat pendidikan rendah namun memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi

untuk mengkonsumsi ikan dan begitu pula sebaliknya. Kesadaran seseorang

Page 88: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

73

untuk mengkonsumsi ikan dapat terbentuk dari lingkungan sekitar diluar

pendidikan formal yang ditempuh seperti iklan di televisi dapat memberikan

edukasi dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya mengkonsumsi ikan.

b) Pendapatan Keluarga (X2)

Nilai thitung variabel jumlah pendapatan keluarga (X2) sebesar 2,316 > ttabel

sebesar 1,68595 dan nilai probabilitas sig 0,026 < 0,05 sehingga variabel jumlah

pendapatan keluarga secara parsial berpengaruh terhadap jumlah konsumsi ikan

(Y) secara signifikan pada selang kepercayaan 95%, dengan mengasumsikan

variabel tingkat pendidikan (X1), jumlah anggota keluarga (X3), selera (X4),

persepsi harga ikan (X5), persepsi harga subtitusi ikan (X6) bersifat tetap karena

pendapatan keluarga digunakan dalam memenuhi kebutuhan keluarga, apa yang

dapat dikonsumsi, seberapa banyak dan bagaimana kualitas dari produk yang

akan dikonsumsi serta kapan akan mengkonsumsi produk tersebut untuk

memenuhi kebutuhan. Merujuk pada Pontoh (2011), mengemukakan bahwa

tingkat konsumsi seseorang mengikut tingkat pendapatan yang diterima.

Semakin besar konsumsi seseorang semakin besar pula pendapatan yang

diperolehnya. Faktor pendapatan berperan sebagai kemampuan keluarga untuk

membeli suatu produk guna memenuhi kebutuhan keluarganya.

c) Jumlah Anggota Keluarga (X3)

Nilai thitung variabel jumlah anggota keluarga (X3) sebesar 0,905 < ttabel

sebesar 1,68595 dan nilai probabilitas sig 0,371 > 0,05 sehingga variabel jumlah

anggota keluarga secara parsial mempengaruhi jumlah konsumsi ikan (Y) secara

tidak signifikan pada selang kepercayaan 95%, dengan mengasumsikan variabel

jumlah pendidikan (X1), pendapatan keluarga (X2), selera (X4), persepsi harga

ikan (X5), persepsi harga subtitusi ikan (X6) bersifat tetap. Variabel jumlah

anggota keluarga yang tidak signifikan dalam penelitian ini disebabkan seiring

Page 89: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

74

bertambahnya jumlah anggota keluarga responden maka kebutuhan keluarga

yang harus dipenuhi semakin besar dan semakin beragam pula, selain itu para

responden dan keluarga memiliki kebutuhan lain diluar konsumsi ikan yang harus

dipenuhi walaupun tetap dibatasi oleh pendapatan keluarga. Sehingga

responden dengan jumlah anggota keluarga yang semakin banyak dengan

jumlah pendapatan yang sedikit akan cenderung mengorbankan konsumsi ikan

untuk dapat memenuhi kebutuhan lain diluar konsumsi ikan. Merujuk pada

Adiana dan Karmini (2013), suatu rumah tangga memiliki kebutuhan yang

semakin komplek karena semakin banyak jumlah anggota keluarga maka

semakin beragam pula kebutuhan yang harus terpenuhi dan begitu pula

sebaliknya.

d) Selera (X4)

Nilai thitung variabel selera (X4) sebesar 2,516 > ttabel sebesar 1,68595 dan

nilai probabilitas sig 0,017 < 0,05 sehingga variabel selera secara parsial

berpengaruh terhadap jumlah konsumsi ikan (Y) secara nyata pada selang

kepercayaan 95%, dengan mengasumsikan variabel tingkat pendidikan (X1),

pendapatan keluarga (X2, )jumlah anggota keluarga (X3), persepsi harga ikan

(X5), persepsi harga subtitusi ikan (X6) bersifat tetap karena selera responden

dan keluarga berdampak pada frekuensi mengkonsumsi ikan secara berulang

ulang, sehingga semakin sering responden dan keluarga mengkonsumsi ikan

semakin besar pula jumlah ikan yang dikonsumsi. Merujuk pada pernyataan

Alamsyah (2008), selera sangat erat hubungannya dengan perasaan

sensasional yang menimbulkan kesenangan dan dilakukan secara berulang-

ulang, dengan kata lain selera menggambarkan tingkat kesukaan konsumen

dalam mengkonsumsi suatu produk.

e) Persepsi Harga Ikan (X5)

Page 90: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

75

Nilai thitung variabel persepsi harga ikan (X5) sebesar -0,466 < ttabel sebesar

1,68595 dan nilai probabilitas sig 0,644 > 0,05 sehingga variabel selera secara

parsial mempengaruhi jumlah konsumsi ikan (Y) secara tidak signifikan pada

selang kepercayaan 95%, dengan mengasumsikan variabel tingkat pendidikan

(X1), pendapatan keluarga (X2), jumlah anggota keluarga (X3), selera (X4),

persepsi harga subtitusi ikan (X6) bersifat tetap. Variabel persepsi harga ikan

yang tidak signifikan dalam penelitian ini karena apabila terjadi kenaikan harga

ikan, mayoritas responden lebih memilih untuk mengurangi konsumsi ikan

bahkan tetap mengkonsumsi ikan dengan beralih membeli jenis ikan lain yang

memiliki harga lebih murah. Merujuk pada pernyataan Ferdian et al., (2012),

apabila harga ikan naik, konsumen akan mengganti dengan jenis ikan lain yang

memiliki harga lebih murah untuk dikonsumsi, sehingga walaupun terjadi

kenaikan harga konsumen tetap mengkonsumsi ikan. Seperti halnya ikan lele,

walaupun terjadi kenaikan harga, permintaan tidak akan berubah karena ikan

tersebut akan tetap dicari oleh konsumen.

f) Persepsi Harga Subtitusi Ikan (X6)

Nilai thitung variabel persepsi harga subtitusi ikan (X6) sebesar 0,599 < ttabel

sebesar 1,68595 dan nilai probabilitas sig 0,553 > 0,05 sehingga variabel selera

secara parsial mempengaruhi jumlah konsumsi ikan (Y) secara tidak signifikan

pada selang kepercayaan 95%, dengan mengasumsikan variabel tingkat

pendidikan (X1), pendapatan keluarga (X2, )jumlah anggota keluarga (X3), selera

(X4), persepsi harga ikan (X5) bersifat tetap. Variabel persepsi harga subtitusi

ikan yang tidak signifikan dalam penelitian ini dikarenakan kenaikan harga

subtitusi ikan tidak mempengaruhi keputusan pembelian ikan terhadap 45,5%.

Responden tetap membeli subtitusi ikan terutama telur dan daging ayam sebagai

kebutuhan yang harus terpenuhi. Selain itu pada beberapa responden tersebut

Page 91: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

76

tidak dapat membeli ikan terlalu banyak ataupun terlalu sering mengkonsumsi

ikan disebabkan oleh keterbatasan pendapatan keluarga guna memenuhi

kebutuhan lain diluar konsumsi ikan. Pernyataan tersebut diperkuat oleh

Bambang (2004), semakin meningkat jumlah pendapatan yang diterima

konsumen maka jumlah ikan yang dikonsumsi juga mengalami kenaikan baik dari

segi kuantitas maupun kualitas begitu pula sebaliknya semakin rendah tingkat

pendapatan seseorang maka jumlah ikan yang dikonsumsi semakin sedikit.

Selain itu merujuk pada hasil penelitian Lesmono et al., (2014), komoditas

pangan hewani berupa ikan, daging dan telur bersifat inelastik artinya perubahan

jumlah permintaan pada masing-masing komoditas tidak sebesar perubahan

harga pada komoditas tersebut. Komoditas ikan merupakan barang subtitusi bagi

komoditas daging dan telur, namun komoditas daging dan telur merupakan

barang komplementer bagi komoditas ikan. Sehingga meskipun terjadi

perubahan harga pada daging dan telur, konsumen tetap mengkonsumsi

komoditas tersebut sebagai barang pelengkap komoditas ikan selama

pendapatan konsumen relatif mencukupi.

5.5 Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian Tinkat pendidikan responden dalam kategori

rendah (61,3%) dan menengah (29,5%) sehingga pengetahuan tentang gizi ikan

responden belum optimal, akan tetapi frekuensi dalam mengkonsumsi ikan

responden dan keluarga tidak bergantung pada tingkat pendidikan sebagaimana

dijelaskan pada lampiran 3 yang menunjukkan bahwa responden dengan

jenjang pendidikan yang sama memiliki tingkat selera yang berbeda-beda. Faktor

yang mempengaruhi selera responden diluar pengetahuan tentang gizi ikan

adalah dilandasi oleh rasa enak dari daging ikan, harga ikan yang terjangkau

serta anggapan bahwa mengkonsumsi ikan merupakan suatu kebutuhan pokok.

Page 92: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

77

Selera dalam penelitian ini ditunjukkan dari seberapa sering konsumen dalam

mengkonsumsi ikan. Frekunesi responden dalam mengkonsumsi ikan selaras

dengan besar kecilnya jumlah pendapatan keluarga dan berapa banyak jumlah

anggota keluarga. Responden dengan jumlah anggota keluarga yang banyak

dengan jumlah pendapatan semakin rendah cenderung mengkonsumsi ikan lebih

sedikit karena harus membagi pendapatan keluarga yang diperoleh untuk

memenuhi kebutuhan yang beragam diluar kebutuhan mengkonsumsi ikan.

Sedangkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi ikan tidak memiliki

pengaruh terhadap frekuensi mengkonsumsi tahu tempe. Artinya saat terjadi

perubahan harga ikan dalam artian harga ikan turun, responden akan tetap

mengkonsumsi tahu tempe sebagai lauk pendamping karena tahu tempe pada

hasil penelitian ini merupakan barang komplementer bagi ikan.

Berdasarkan hasil penelitian jenis ikan segar yang sering dikonsumsi

pada masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak adalah jenis ikan air

laut walaupun berselisih sedikit dengan responden yang mengkonsumsi ikan air

tawar. Alasan responden dalam mengkonsumsi ikan laut adalah mudah

didapatkan di pasar dan pedagang sayur keliling terutama ikan lemuru dan ikan

tongkol. Sedangkan mayoritas ikan air payau yang dikonsumsi oleh konsumen

adalah ikan bandeng. Tidak semua responden pada kawasan minapolitan di

Kecamatan Wajak menyukai ikan bandeng karena banyak duri yang terdapat

pada daging ikan bandeng itu sendiri. Responden yang mengkonsumsi ikan

bandeng pada penelitian ini adalah jenis ikan olahan berupa bandeng presto.

Alasan responden dalam mengkonsumsi ikan karena daging ikan memiliki

kandungan gizi yang tinggi dan memiliki rasa yang enak. Tingginya minat

konsumen dalam mengkonsumsi jenis ikan air laut dapat menjadi peluang bagi

Page 93: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

78

pengusaha untuk mendirikan atau memperluas usaha penjualan ikan air laut di

Kecamatan Wajak guna memenuhi permintaan konsumen.

Berdasakan hasil penelitian, perempuan lebih selektif pada apa yang

dikonsumsi dan tidak mengkonsumsi ikan dengan alasan bau amis yang ada

pada daging ikan dapat menurunkan selera makan sedangkan pada konsumen

laki-laki tidak ditemukan permasalan dalam mengkonsumsi ikan sehingga

penting bagi pemerintah dalam memperhatikan pendidikan perempuan dan

memberikan penyuluhan dalam mengoptimalkan pengetahuan tentang gizi ikan

pada perempuan terutama ibu rumah tangga.

Jumlah konsumsi ikan perkapita pertahun pada masyarakat kawasan

minapolitan di Kecamatan Wajak sebesar 27,43 kg/kapita/tahun dari 44

responden dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 178 orang. Angka

tersebut diatas nilai konsumsi ikan perkapita Kabupaten Malang yaitu sebesar

25,23 kg/ kapita/ tahun, namun masih berada jauh dibawah konsumsi ikan

nasional sebesar 41,11 kg/kapita/tahun. Sehingga perlu diselenggarakannya

penyuluhan mengenai pentingnya mengkonsumsi ikan sebagai upaya

meningkatkan jumlah konsumsi ikan masyarakat kawasan minapolitan

Kecamatan Wajak sesuai dengan target nasional.

Pendapatan secara parsial berpengaruh terhadap jumlah konsumsi ikan

secara nyata karena pendapatan menjadi alat ukur kemampuan konsumen

dalam membeli guna memenuhi kebutuhan. Namun berdasarkan temuan

dilapang mayoritas responden adalah seorang ibu rumah tangga yang tidak

bekerja sehingga pemerintah setempat dapat memperluas pemberdayakan

perempuan dalam kegiatan industri kerajinan mendong guna membantu

meningkatkan perekonomian keluarga.

Page 94: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

79

Selera secara parsial mempengaruhi konsumsi ikan secara nyata. Selain

itu selera merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi besarnya konsumsi

ikan karena selera konsumen memicu konsumen tersebut untuk mengkonsumsi

secara berulang-ulang sehingga jumlah konsumsi semakin meningkat seiring

semakin seringnya frekuensi mengkonsumsi ikan. Sehingga guna meningkatkan

selera masyarakat dalam mengkonsumsi ikan dan menghindari rasa bosan

dalam mengkonsumsi ikan perlu diadakan penyuluhan terhadap ibu rumah

tangga untuk diacarkan cara pengolahan diversifikasi produk perikanan

sehingga anggota keluarga tidak merasa bosan untuk mengkonsumsi ikan

sesering mungkin.

Page 95: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

80

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Jumlah konsumsi ikan perkapita pertahun masyarakat kawasan minapolitan

di Kecamatan Wajak dari 44 responden yang terdiri dari 178 orang anggota

keluarga mencapai nilai sebesar 27,43 kg perkapita pertahun.

2. Jumlah pendapatan keluarga berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi

ikan, semakin tinggi pendapatan mengakibatkan semakin banyak ikan yang

dikonsumsi. Tingkat pendidikan ibu rumah tangga tidak berpengaruh secara

nyata terhadap konsumsi ikan, hal ini dikarenakan pengetahuan responden

tentang gizi ikan belum optimal. Jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh

secara nyata terhadap konsumsi ikan, semakin banyak anggota keluarga

semakin besar dan beragam kebutuhan lain diluar konsumsi ikan sehingga

konsumsi ikan semakin berkurang. Selera berpengaruh secara nyata

terhadap konsumsi ikan karena selera seseorang mempengaruhi konsumen

untuk mengkonsumsi secara berulang-ulang sehingga semakin sering

konsumen mengkonsumsi ikan semakin besar pula jumlah ikan yang

dikonsumsi. Persepsi harga ikan mempengaruhi konsumsi ikan, apabila

terjadi kenaikan harga ikan konsumen akan cenderung memilih untuk tidak

mengkonsumsi atau mengurangi konsumsi ikan. Sedangkan persepsi harga

subtitusi ikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap konsumsi ikan,

walaupun harga subtitusi ikan mengalami kenaikan responden cenderung

tetap mengkonsumsi subtitusi ikan dengan alasan memenuhi kebutuhan gizi

keluarga.

3. Jumlah konsumsi ikan perkapita pertahun masyarakat kawasan minapolitan

di Kecamatan Wajak adalah sebesar 27,43 kg perkapita pertahun. Nilai ini

Page 96: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

81

berada diatas nilai konsumsi ikan perkapita Kabupaten Malang yaitu sebesar

25,23 kg/ kapita/ tahun, namun masih jauh dibawah nilai konsumsi ikan

perkapita nasional yaitu sebesar 41,11 kg per kapita per tahun.

4. Faktor dominan diantara variabel yang mempengaruhi jumlah konsumsi ikan

pada masyarakat kawasan minapolitan di Kecamatan Wajak adalah selera

responden dan keluarga dalam mengkonsumsi ikan.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka saran yang dapat

diajukan penulis adalah:

1. Bagi masyarakat terutama ibu rumah tangga sebagai anggota keluarga yang

paling berperan dalam menjalankan kegiatan konsumsi keluarga sebaiknya

diberikan pendidikan lebih lanjut guna mengoptimalkan pengetahuan tentang

gizi ikan. Selain itu bagi ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja dapat

diberdayakan melalui kegiatan industri kerajinan mina mendong yang dapat

membantu meningkatkan perekonomian keluarga.

2. Bagi pemerintah sebaiknya memberikan penyuluhan terhadap ibu rumah

tangga untuk diajarkan cara pengolahan ikan menjadi beragam jenis

masakan misalnya saja nugget ikan, rolade ikan, baso ikan, ikan asam

manis dan sebagainya untuk menghindari rasa bosan mengkonsumsi ikan

hanya dalam jenis masakan ikan yang monoton. Cita rasa makanan dari

diversifikasi olahan ikan tersebut dapat meningkatkan selera responden

dalam mengkonsumsi ikan serta sekaligus sebagai bentuk upaya

meningkatkan konsumsi ikan guna mencapai target nasional.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan pengembangan model

penelitian dengan menggunakan variabel lain diluar dari variabel penelitian

Page 97: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

82

ini sehingga dapat memberikan tambahan informasi dan pemahaman lebih

lanjut mengenai kegiatan mengkonsumsi.

Page 98: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

83

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Yuyun. 2008. Bangkitnya Bisnis Kuliner Tradisional Meraih Untung

Dari Bisnis Kuliner Tradisional Kaki Lima Sampai Restauran. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Adiana, Pande Putu Erwin dan Ni Luh Karmini. 2013. Pengaruh Pendapatan,

Jumlah Anggota Keluarga, dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin Di Kecamatan Gianyar. Universitas Udayana. Denpasar.

Ansofino; Jolianis; Yolamalinda; Hagi Arfilindo. 2016. Buku Ajar Ekonometrika.

Deepublish. Yogyakarta. Badan Informasi Geospasial. 2015. Paradigma Geomaritim. Badan Informasi

Geospasial (BIG). Jakarta. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. 2013. Profil

Kependudukan dan Pembangunan Di Indonesia Tahun 2013. Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta.

Bambang, Aziz Nur. 2004. Analisa Tingkat Konsumsi Ikan Dalam Hubungannya

Dengan Tingkat Pendapatan Di Kecamatan Pakualam Yogyakarta. Yogyakarta. (tidak diterbitkan)

Buhang, Amir. 2015. Analisis Konsumsi Rumah Tangga Di Kecamatan Batui

Kabupaten Banggai. Jurnal Aplikasi Managemen 2 (9) Case, Karl E. dan Ray C. Fair. 1999. Principles Of Economics. 8TH Edition.

Pearson Education Inc. Terjemahan oleh Andri Zaimur. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Erlangga. Jakarta.

Dinas Kelautan Dan Perikanan Kabupaten Bantul. 2013. Gerakan Masyarakat

Makan Ikan (GEMARIKAN) Di Kabupaten Bantul Tahun 2013. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul.

Ferdian, Fajar., Ine Maulina., Rosidah. 2012. Analisis Permintaan Ikan

Lele Dumbo(Clarias gariepinus) Konsumsi Di Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu. Jurnal Perikanan dan Kelautan 3 (4).

Gani, Irwan dan Siti Amalia. 2015. Alat Analisis Data: Aplikasi Statistik Untuk

Penelitian Bidang Ekonomi dan Sosial. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Gilarso, T. 2007. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Edisi Revisi Cetakan Ke 5.

Kanisius. Yogyakarta. Gunawan, Albert. 2016. Analisis Tingkat Konsumsi Ikan Segar Terhadap Pembeli

Di Pasar Merjosari dan Supermarket Giant Kelurahan Dinoyo, Kota Malang. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.

Page 99: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

84

Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Grasindo. Jakarta. Herlambang, Yoga Wahyu. 2016. Analisis Ikan Segar dan Ikan Olahan Pada

Masyarakat Kelurahan Rogotrunum Kecamatan Lumajang Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Skripsi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Malang.

-

Idris, Amiruddin. 2016. Ekonomi Publik. Deepublish. Yogyakarta. Indira, Irene Ayu., Sudirman Nasir., Indra Fajarwati Ibnu. 2015. Perilaku

Konsumsi Sayur Buah Anak Prasekolah Di Desa Embatau Kecamatan Tikala Kabupaten Toraja Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Makassar.

Juliandi, A; Irfan; Saprinal M. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis Konsep Dan

Penelitian. UMSU Press. Medan. Kementerian Kelautan Dan Perikanan. 2014. Laporan Kinerja Kementrian

Kelautan dan Perikanan 2014. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kementerian Kelautan Dan Perikanan. 2015. Analisis Data Pokok. Departemen

Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Kementerian Kelautan Dan Perikanan. 2016. Laporan Kinerja Kementrian

Kelautan dan Perikanan 2014. Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya. 2012.

Agropolitan & Minapolitan Konsep Menuju Keharmonian. Direktorat Jenderal Cipta Karya. Jakarta.

Keputusan Menteri Kelautan Perikanan Republik Indonesia Nomor

Kep.18/Men/2011 Tentang Pedoman Umum Minapolitan Kusdiyanto. 2014. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Ikan di

Kota Surakarta. Laily, Nur dan Budiyono Pristyadi. 2013. Teori Ekonomi. Graha Ilmu. Yogyakarta. Lesmono, Wahyu Dwi, Fitria Virgantari dan Hagni Wijayanti. 2014. Analisis

Permintaan Pangan Hewani Indonesia Dengan Generalized Methode Of Moments Pada Model Quadratic Almost Ideal Demand System. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan. Bogor.

Nawari. 2010. Analisis Regresi dengan MS. Excell dan 2007 dan SPSS 17. Elek

Media Kompetindo. Jakarta.

Page 100: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

85

Padua, Roberto N. dan Rosita G. Santos. Fundamentals of Educational Research and Data Analysis ( A Pafte Teksbook Development Projec). Khata Publishing. Quezon.

Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 3 Tahun 2010 Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Malang. Pontoh, Otniel. 2011. Pengaruh Tingkat Pendapatan Terhadap Pola

KonsumsiNelayan Di Kecamatan Tengah Kabupaten Minahasa Selatan Utara. Pasific Journal 1 (6).

Pracoyo, Tri K. dan Pracoyo, Antyo. 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro.

Grasindo. Jakarta. Pratisto, Arief. 2005. Cara Mudah Mengatasi Statistik dan Rancangan Percobaan

Dengan SPSS 12. Elek Media Komputindo. Jakarta. Primyastanto, Mimit. 2011. Manajemen Agribisnis. UB Press. Malang. Qomari, Rohmad. 2009. Teknik Penelusuran Analisis Data Kuantitatif Dalam

Penelitian Kependidikan. Jurnal Insania 14 (3). Reksoprayitno, Soediyono. 2011. Pengantar Ekonomi Mikro. BPFE. Yogyakarta. Santoso, Singgih. 2010. Satistik Multivariat. Elekmedia Kompetindo. Jakarta Siagian, Dergibson dan Sugiarto. 2006. Moteda Statistika Untuk Bisnis dan

Ekonomi. Penerbit Gramedia. Jakarta. Simamora, Bilson. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Cetakan ke 5. PT

Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Siregar, Yrusnhi Ikhwan. 2015. Menggali Potensi Sumber Daya Laut Indonesia.

Bina Widya Panam. Pekan Baru Riau. Siswanto, Victoria Aries. 2015. Belajar Sendiri SPSS 22. Penerbit Andi Offset.

Yogyakarta. Sriyono. 2015. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Pemahaman Masyarakat

Tentang Ikan Berformalin Terhadap Kesehatan Masyarakat. Jurnal Faktor Exacta 8 (1).

Suantara, I Gusti Putu Endra, Made Artana, Kadek Rai Suwena. 2014. Pengaruh

Selera Dan Harga Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Pembelian Sepeda Motor Honda di Kabupaten Buleleng 4 (1).

Sudarmanto, R. Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan

Program IBM SPSS Statistics 19. Mitra Wacana Media. Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan ke 14.

CV Alfabeta. Bandung.

Page 101: ANALISIS TINGKAT KONSUMSI IKAN PADA ...repository.ub.ac.id/526/1/PENI ERNAWATI .pdfmasyarakat kawasan minapolitan di K ecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Objek pada penelitian

86

Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Penerbit Tarsito. Bandung.

Tadete, Muh. Anshar, L.S. Kalangi dan R. Hadju. Pengaruh Pendapatan

Masyarakat Terhadap Konsumsi Daging Sapi di Desa Kotabunan Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolang Mongondow Timur.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Ningsih, Wagiati. 2012. Peta Kabupaten Malang

http://blog.ub.ac.id/wagiati/20120301/kabupaten-malang.html. Diakses pada tanggal 20 November 2016.

Widjono, Hs. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

di Perguruan Tinggi.Gramdeia. Jakarta. Zaenuddin, Muhammad. 2015. Isu, Problematika, dan Dinamika Perekonomian,

dan Kebijakan Publik Kumpulan Essay, Kajian dan Hasil Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Deepublish. Yogyakarta.

Zulkarnain, Iskandar. 2013. Spesifikasi Model Regresi Pengaruh Rasio Hutang,

Pembayaran, Dividen, Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham-Saham IDX 30 Di Indonesia. Jurnal Ilmiah STIE Multi Data Palembang 2 (2)