Upload
arrester97
View
343
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS UFR AKIBAT GANGGUAN FEEDER
DI SISTEM KENDARIRicky Cahya Andrian
Abstrak
Gangguan UFR yang terjadi di sistem Kendari disebabkan dua hal yaitu akibat lepasnya mesin dari sistem dengan gangguan feeder yang mentripkan feeder lain dengan indikasi UFR. Hal ini terjadi disebabkan swing gangguan yang besar dan waktu trip gangguan feeder yang lebih besar dari waktu trip setting UFR dengan scheme definite. Sehingga yang harus dilakukan adalah dengan menaikkan setting waktu UFR menjadi 0.7 s untuk ketiga tahapan UFR dan menseeting waktu trip PMT dan GH di bawah 0.7s dimana pada ujung feeder disarankan menggunakan scheme instantaneous sehingga waktu trip di pangkal feeder disetting maksimal 0.6s atau di bawah 0.7s
Kata Kunci : UFR, swing gangguan, definite, instantaneous
1. LATAR BELAKANG MASALAH1.1. Sampling Data Gangguan Bulan Maret 2008
Tanggal 1 Maret 2008 pukul 20.35
Feeder Konda trip indikasi OCR beban 137A, feeder Mowila 94A dan Pohara 103A trip indikasi UFR (Tahap 2), Estimasi penyebab di atas VCB Konda
Tanggal 16 Maret 2008 pukul 06.46
Feeder Konda trip indikasi GFR beban 78A, feeder Pohara 67A. Pukul 06.54 saat VCB Konda diperpanjang sampai Recloser Punggaluku,pangkal Konda trip indikasi OCR dan menyebabkan Pohara 22A dan teluk 54A ikut trip indikasi UFR sehingga estimasi penyebab antara VCB Konda dampai Recloser Punggaluku
Tanggal 26 Maret 2008 pukul 16.58
Feeder Konda trip indikasi GFR beban 70A, feeder Mowila, Pohara dan Teluk trip indikasi UFR (Tahap 3), Estimasi kejadian di atas VCB Konda
1.2. SISTEM KENDARI
Dari permasalahan di atas, ada 2 feeder yang paling banyak menjadi penyebab gagalnya koordinasi rele proteksi yaitu Feeder Konda dan Feeder Mowila.
FEEDER SERING TRIP AKIBAT IKUTAN FEEDER LAIN YG GANGGUAN DENGAN INDIKASI UFR
FEEDER KONDA
Tabel 1. Tahapan UFR di Sistem Kendari
Tahap UFR Feeder Frek. Setting (Hz) t (sec) KeteranganTahap I Lapuko 49.00 0.7 Definite
Mowila 49.00 0.7 DefiniteTahap II Andonohu 48.70 0.7 Definite
Pohara 48.70 0.5 DefiniteTahap III Teluk 48.50 0.3 Definite
Dari data di atas, terlihat bahwa waktu untuk mentripkan feeder dgn indikasi UFR adalah 0.3 sampai 0.7s. Artinya, dari data gangguan terlihat jika terjadi gangguan di feeder Konda, bisa mentripkan Mowila, Pohara dan Teluk dengan indikasi UFR. Artinya besar gangguan di feeder konda mentripkan ketiga feeder ini dengan waktu 0.7s atau lebih cepat dari waktu untuk mentripkan pangkal feeder Konda atau VCB Konda. Sehingga yang harus diselidiki adalah berapa setting waktu di pangkal Konda dan VCB Konda!
RAWAN GANGGUAN
FEEDER MOWILA
Tabel 2. Setting proteksi Feeder Konda dan Mowila
Feeder CT OCR GFR KeteranganI (A) TMS T (s) I (A) TMS T(s)
Konda 200/1 200 1 20 0.8 DefiniteVCB Konda 200/5 96 0.1 20 0.1 Standard InverseMowila 200/5 200 0.1 19 0.3 Normal InverseVCB Mowila
300/5 90 0.1 7 0.1 Standard Inverse
MAK1,2,3 100/5 100 0.1 20 0.45 Normal Inverse
Dari data setting di atas, secara gamblang dapat kita simpulkan bahwa setting definite di pangkal feeder Konda harus diganti karena jika terjadi gangguan OCR, maka pangkal Konda akan trip dalam waktu 1 detik sedangkan setting waktu untuk tahapan UFR lebih kecil dari 1 detik. Begitu juga dengan setting GFR-nya dengan waktu trip 0.8s lebih besar jika dibandingkan dengan setting waktu tahapan UFR.
RAWAN GANGGUAN
2. ISI DAN PEMBAHASAN2.1. Perhitungan besar hubung singkat dari ETAP
Tabel 3. Feeder Konda
Lokasi 1 fasa-tanah (A) 3 fasa (balanced fault) (A)Torobulu 175 A 280 ARecloser Palangga 175 A 280 AVCB Konda 467 A 612 APangkal Konda 3500 A 4300 A
Tabel 4. Feeder Mowila
Lokasi 1 fasa-tanah (A) 3 fasa (balanced fault) (A)VCB Mowila 226 A 363 ARecloser Ambaipua 229 A 368 APangkal Mowila 3700 A 4700 A
Gambar 1. Feeder Mowila trip indikasi OCR, yang terbaca di Mowila adalah indikasi UFR dan Lapuko ikutan trip dengan indikasi UFR juga.
Case 1 : Gangguan GFR di atas torobulu dan Palangga (Feeder Konda)
Kesimpulan : VCB Konda akan trip lebih dulu. Tetapi jika terjadi swing gangguan melebihi setting UFR tahap 3 dengan f=48.5 Hz karena Zf besar,maka Feeder Teluk akan ikut trip dengan indikasi karena t=0.3 s < 0.32 s
Case 2 : Gangguan GFR antara GH Konda dengan Punggaluku (FeedeR Konda)
Kesimpulan : VCB Konda akan trip lebih dulu dengan t=0.22 s < 0.3 s tahap 3 UFR bekerja
Case 3 : Gangguan GFR antara pangkal Konda dengan GH Konda (FeedeR Konda)
Kesimpulan : PMT mesin akan trip lebih dulu karena t=0.57s < 0.8s dan UFR Tahap 3 akan bekerja t=0.3s
Case 1 : Gangguan OCR di atas torobulu dan Palangga (Feeder Konda)
Kesimpulan : VCB Konda akan bekerja lebuh dahulu tetapi jika gangguan Zf besar sehingga mengakibatkan swing besar, tidak tertutup kemungkinan tahap 3 UFR bekerja karena 0.65 s > 0.3 s Tahap 3 UFR mulai bekerja
Case 2 : Gangguan OCR antara GH Konda dengan Punggaluku (FeedeR Konda)
Kesimpulan : PMT mesin akan trip lebih dulu dibandingkan dengan VCB Konda karena waktu tripnya sama t=0.37s. Sehingga UFR akan ikut terjadi akibat mesin lepas dari sistem bukan akibat swing gangguan.
Case 3 : Gangguan OCR antara pangkal Konda dengan GH Konda (FeedeR Konda)
Kesimpulan : PMT mesin akan trip lebih dulu dibandingkan pangkal karena t=0.18s < 0.8 s, sehingga UFR yang terjadi akibat mesin lepas dari sistem bukan swing gangguan
Case 1 : Gangguan GFR di atas VCB Mowila (Feeder Mowila)
Kesimpulan : VCB Mowila akan trip lebih dulu dibandingkan pangkal
Case 2 : Gangguan GFR antara Ambaipua dengan GH Mowila (Feeder Mowila)
Kesimpulan : Mowila akan trip dengan indikasi UFR karena setting waktu UFR tahap 1 t=0.7s > 0.82s yaitu waktu trip pangkal Mowila yang seharusnya indikasi GFR. Jika swing gangguannya menyentuh setting UFR akibat Zf yang besar, maka UFR akan terjadi sampai tahap 3, dimana tahap 2 Pohara trip dengan t=0.5s dan Tahap 3 Teluk trip dengan t=0.3s
Case 3 : Gangguan GFR antara pangkal Mowila dengan Ambaipua (Feeder Mowila)
Kesimpulan : Mowila akan trip dengan indikasi GFR dan jika swing gangguan besar, maka UFR Tahap 3 akan ikut bekerja karena waktu tripnya 0.3s > 0.37 s yaitu Feeder Teluk akan ikut trip
Case 1 : Gangguan OCR di atas VCB Mowila (Feeder Mowila)
Kesimpulan : VCB Mowila akan trip lebih dulu dibandingkan dengan pangkal Mowila
Case 2 : Gangguan OCR antara Ambaipua dengan GH Mowila (Feeder Mowila)
Kesimpulan : Mowila akan trip dengan indikasi UFR karena setting waktu UFR tahap 1 t=0.7s > 0.82s yaitu waktu trip pangkal Mowila yang seharusnya indikasi OCR. Jika swing gangguannya menyentuh setting UFR akibat Zf yang besar, maka UFR akan terjadi sampai tahap 3, dimana tahap 2 Pohara trip dengan t=0.5s dan Tahap 3 Teluk trip dengan t=0.3s
Case 3 : Gangguan OCR antara pangkal Mowila dengan Ambaipua (Feeder Mowila)
Kesimpulan : PMT mesin akan trip lebih dulu dari pangkal Mowila karena t=0.17s < 0.21s sehingga mengakibatkan UFR terjadi karena lepasnya mesin dari sistem
3. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Setting UFR untuk ketiga tahapan di atas dinaikkan menjadi t=0.7s dengan scheme definite. Sehingga trip UFR hanya didasarkan pada setting frekuensi saja bukan dari waktu. Sehingga jika terjadi gangguan feeder, jika swing gangguan menyentuh level setting frekuensi, maka feeder yg masuk dalam tahapan UFR akan trip dengan waktu 0.7s.
2. Khusus untuk Feeder Konda, karena relaynya hanya memiliki scheme definite, sebaiknya relaynya diganti dengan disetting SI dengan waktu trip t <0.7s.
3. Untuk jaringan di ujung feeder atau segmen terakhir sebaiknya disetting instantaneous untuk OCR sehingga selain menghindari terjadinya swing gangguan yang besar yang akan menyebabkan terjadinya UFR, juga akan membuat setting waktu di segmen di depannya di bawah angka 0.7s. Sedangkan untuk GFR, setting instantaneous tetap diblok.
4. REFERENSI
Protective Relays, Theory and Practise, Volume one, AR Van Warrington
Pelatihan Proteksi Sistem Distribusi, PLN Persero Udiklat Makassar
5. PROFILE PENULIS
Ricky Cahya Andrian, NIP : 7905009F, dilahirkan di Jakarta tanggal 3 Mei 1979. Menamatkan S1 di Institut Teknologi Bandung (ITB) subjur Aroes Koeat pada tahun 2002. Bergabung dengan PLN pada tahun 2004 dan ditugaskan di PLN AP2B Sistem Sulsel di Makassar. Kemudian ditugaskan di Tragi Parepare dan Tragi Sidrap pada tahun 2005. Pada tahun 2006 ditugaskan untuk mengepalai subunit Pengatur Beban Kendari di Kendari Sulawesi Tenggara sampai dengan saat ini.