94
ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN JIWA (Studi Kasus Pengadilan Agama Sengeti Nomor 152/Pdt.G/2017 /PA.Sgt) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Hukum Keluarga Islam Pada Fakultas Syariah Oleh: EKA TIARA LESTARI SHK.141603 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN JIWA

(Studi Kasus Pengadilan Agama Sengeti Nomor 152/Pdt.G/2017 /PA.Sgt)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)

Dalam Hukum Keluarga Islam

Pada Fakultas Syariah

Oleh:

EKA TIARA LESTARI

SHK.141603

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2018

Page 2: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

i

Page 3: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

ii

Page 4: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

iii

Page 5: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

iv

Page 6: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

v

MOTTO

Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,

banyak memakan yang haram. jika mereka (orang Yahudi) datang

kepadamu (untuk meminta putusan), Maka putuskanlah (perkara itu)

diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling

dari mereka Maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu

sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka

putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS. Al-Maidah Ayat 42).1

1 Al-Qur’an Tejermahan, (Jakarta: Magfirah Pustaka, 2008), hlm . 58

Page 7: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

vi

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap putusan hakim dalam menetapkan kasus

perceraian terhadap salah seorang suami atau isteri karena sakit jiwa di Pengadilan

Agama Sengeti. Skripsi ini merupakan jenis penelitian yuridis empiris dengan

metode kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan

kesimpulan sebagai berikut: (1) Proses permohonan perceraian terhadap salah

seorang suami atau isteri karena sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti,

diantaranya; Mengajukan dan Mendaftarkan Permohonan, di mana pemohon

melengkapi semua persyaratan dan mengajukan ke bagian pendaftaran perkara,

Mempelajarai Perkara dan Menyiapkan Panitera Sidang, di mana dengan menelaah

persayarat yang telah diajukan dan Penetapan Mejelis Hakim dan Memberi

Putusan, di mana pembentukan tim siding dan juga pemberian keputusan

berdasarkan perkara yang ada. (2) Pertimbangan hakim dalam memutuskan

perceraian adalah dengan melihat perkara pemohon tersebut serta membuktiakan

kebenaran dari perkara tersebut yang disebabkan salah satu pasangan mengalami

sakit jiwa, yang dengan itu berakibat tidak adanya ketentraman, keharmonisan, dan

kebahagiaan dalam membangun rumah tangga. Sehingga tujuan membentuk

keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa tidak

tercapai. Adapun dasar hukum yang digunakan hakim dalam menyelesaikan

gugatan perceraian tersebut adalah pasal 116 hurup (e) dan (f) jo. Pasal 19 hurup

(e) dan (f) jo. Pasal 22 ayat (2), Peraturan Pemerintah No 9 Tahun 1975

menjelaskan gugatan tersebut ayat (1) dapat diterima apabila telah cukup jelas bagi

pengadilan mengenai sebab-sebab tidak terjadinya keselarasan dalam rumah

tangga dan setelah mendengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan

suami isteri itu.

Page 8: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

vii

PERSEMBAHAN

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih, Lagi Maha Penyayang…

“dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada yang

berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir.” Qs. Yusuf : 87

“dan Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan

kesanggupannya.”

Qs. Al-Baqarah : 286

Yang Utama Dari Segalanya…

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.

Taburan cinta dan kasih sayang Mu telah memberikan ku kekuatan

Membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkan dengan cinta

Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan, Akhirnya tugas akhir ini dapat

terselesaikan. Tak lupa sholowat dan salam kita ucapkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW.

Ayahanda dan Ibunda Tersayang…

Tampak garis kelopak mata yang dah mulai bekerut

Tersadar bahwa dia selalu memperhatikan ku dari kecil hinga kini

Tampak rambutnya yang hitam dah mulai memutih

Dan aku sadar dia selalu memikirkan keadaan ku lagi waktu aku kecil hinga kini

Ya Allah…Ku bersyukur kepadamu

Engkau menciptakan orang tua sebagai pembimbing jiwa ini

Ya Allah…Ku bersyukur kepadamu

Engkau menciptakan orang tua sebagai tempat utama

Berbagi hati ini dikala sedih sepi…

Ku ingin membahagiakannya hingga akhir menutup mata

Ku ingin membahagiakannya hinga senyum dan nasehat terakhirnya

Teruntuk yang terkasih Ayahnda dan Ibunda.

Maafkan bila ananda banyak bersalah…

Semoga ananda bisa membahagiakan ayah dan ibunda

Terima kasih beribu terima kasih anannda ucapkan mungkin ini tak seberapa

Tapi inilah yang ananda bisa kasih

Terima kasih atas segalanya yang telah diberikan…

Terima kasih untuk saudara ku yang tersayang.

Terima kasih untuk semua adik-adik dan kawan-kawan tercinta Kalian semua

telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini

Page 9: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang

telah melimpahkan karunia, taufiq dan hidayah-Nya. Semoga shalawat serta salam

selalu terlimpahkan kepada Rasulullah SAW, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Vonis Hakim atas Kasus Cerai

Akibat Gangguan Jiwa (Studi Kasus Pengadilan Agama Sengeti Nomor

152/Pdt.G/2017 /PA.Sgt)”.

Meskipun skripsi ini penulis susun dengan segenap kemampuan yang ada,

namun penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti.

Dan berkat adanya bantuan dari para pihak, terutama bantuan dan bimbingan yang

diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan

baik. Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali

kepada yang Terhormat:

1. Bapak Dr. Hadri Hasan, MA, selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

2. Bapak Dr. H. Su’aidi Asyari, MA., Ph.D, selaku Wakil Rektor I Bidang

Akademik dan Pengembangan Lembaga UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd., selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi

Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 10: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

ix

4. Ibu Dr. Hj. Fadhillah, M.Pd, selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama di Lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik.

7. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan.

8. Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., M.HI, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama di Lingkungan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Ibu Siti Marlina, S. Ag., M. HI selaku Ketua Jurusan dan Ibu Dian Mustika S.

HI., MA, selaku Sekretaris Prodi Hukum Keluarga Islam.

10. Ibu Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI, selaku Pembimbing I dan Ibu Dian Mustika,

SHI, MA. selaku Pembimbing II.

11. Bapak dan Ibu dosen, Asisten dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.

12. Semua pihak yang terlibat dalam Penyusunan skripsi ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Disamping itu penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan layaknya sebuah karya tulis ilmiah, oleh karena itu diharapkan pada

semua pihak untuk dapat memberikan saran dan kritik yang bersifat membangun

dan positif guna kesempurnaan skripsi ini. Kepada Allah SWT penulis memohon

ampunan atas semua kesalahan yang terdapat dalam skripsi ini dan kepada sesama

Page 11: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

x

manusia penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi kita semua dan semoga apa yang kita lakukan hari ini menjadi

nilai positif dan amalan di masa yang akan datang untuk melakukan perubahan

yang lebih baik untuk Nusa, Bangsa dan Agama, dengan mengharap ridho Allah

SWT. Dialah tempat memohon dan sebaik-baiknya pembimbing dan penolong.

Jambi, 1 November 2018

Penulis

Eka Tiara Lestari

NIM: SHK 141603

Page 12: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN ...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN .......................................................... iv

MOTTO ...................................................................................................... v

ABSTRAK .................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 6

C. Batasan Masalah .................................................................. 6

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................ 7

E. Kerangka Teori .................................................................... 8

F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 19

BAB II METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 22

B. Jenis Penelitian .................................................................... 22

C. Pendekatan Penelitian ......................................................... 23

D. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 24

E. Unit Analisis ........................................................................ 25

F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................. 26

G. Teknik Analisis Data ........................................................... 27

H. Sistematika Penulisan .......................................................... 29

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti ..................................... 31

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sengeti ........................... 34

C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti .................. 40

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Proses Permohonan Perceraian Terhadap Salah Seorang

Suami Atau Isteri Karena Sakit Jiwa

di Pengadilan Agama Sengeti .............................................. 45

B. Akibat Perceraian Karena Suami Sakit Jiwa ........................ 55

C. Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perceraian

Karena Salah Satu Pihak Suami Atau Isteri Sakit Jiwa........ 58

Page 13: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………….……... 69

B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 70

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 14: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

KHI :Kompilasi Hukum Islam

PA : Pengadilan Agama

RT : Rukun Tetangga

STS : Sulthan Thaha Saifuddin

SWT : Subhanahu Wata’ala

SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam

UIN : Universitas Islam Negeri

UUP : Undang-Undang Perkawinan

Page 15: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai

suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Esensi yang terkandung dalam

syariat perkawinan adalah mentaati perintah Allah serta sunnah Rasulnya, yaitu

menciptakan suatu kehidupan rumah tangga yang mendatangkan kemaslahatan,

baik bagi pelaku perkawinan itu sendiri, anak bersifat kebutuhan internal yang

bersangkutan, tetapi mempunyai kaitan eksternal yang melibatkan banyak pihak.2

Sebagai suatu perikatan yang kokoh, perkawinan dituntut untuk menghasilkan

suatu kemaslahatan yang kompleks, bukan sekedar penyaluran kebutuhan biologis

semata. Adapun tujuan mensyari’atkan perkawinan menurut Agama Islam yang

telah tergambar dalam Al-Qur’an surat Al-Ru>m ayat 21:

Artinya: dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan

merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih

dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat

tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.3

2 Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, (Yogyakarta: Pustaka

Bru Press, 2016), hlm. 141. 3 QS. Al-Ru>m (30): 21

Page 16: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

2

Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa tujuan perkawinan tersebut adalah

tujuan yang menyatu dan terpadu (integral dan induktif), artinya semua tujuan

tersebut harus diletakkan menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling berkait.

Kenyataan menunjukan bahwa hubungan suami istri tidak selamanya dapat

dipelihara secara harmonis, kadang-kadang suami istri gagal mewujudkan

kedamaian dalam rumah tangga. Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya

dalam hubungan suami istri di antaranya salah satu pihak tidak sanggup untuk

menjalankan kewajibannya, dengan kata lain dari perkawinan tersebut apabila

dipertahankan malah akan menimbulkan masalah atau mad{arat, maka

perkawinan ini dapat diputuskan dengan upaya cerai-gugat.4 Hasil dari upaya

cerai-gugat tersebut adalah umumnya jatuhnya khulu’atau fasakh yang diputuskan

oleh Hakim.

Hukum Islam memandang hak cerai sebenarnya terletak pada suami, dan

istilah yang digunakan umumnya talak. Namun apabila seorang Istri memiliki

keinginan untuk diceraikan dengan alasan-alasan tertentu yang dibenarkan agama

dan undang-undang, maka istilah yang digunakan adalah cerai-gugat atau khulu’/

fasakh. Perceraian adalah sesuatu yang menyakitkan bagi kedua belah pihak,

apakah itu suami atau istri.5 Hal ini disebabkan karena pada hakekatnya

perkawinan itu memiliki tujuan yang mulia.6 Dengan kata lain harapan akhir dari

4 Rati Widyaningsi Latif, “(Study Kasus Putusan Nomor 74/Pdt.G/2012/PA.Mks)”,

Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2013, hlm. 7 5 Margaretta Erawati, “Cerai Talak Karena Murtad (Studi Terhadap Putusan Pengadilan

Agama Purwokerto Nomor 1566/Pdt.G/2012/PA.Pwt)”, Skripsi: Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Hukum Purwokerto 2013, hlm. 31 6 Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, (Jakarta Timur: Sinar Grafika, 2013),

hlm. 7.

Page 17: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

3

suatu perkawinan adalah kebahagian sampai hari tua, dimana maut memisahkan

pasangan tersebut, dan bukanlah perceraian.

Menurut istilah (syara’) perceraian merupakan sebutan untuk melepaskan

ikatan pernikahan. Sebutan tersebut adalah lafadz yang sudah dipergunakan pada

masa jahiliyah yang kemudian digunakan oleh syara’. Dalam istilah Fiqh

perceraian dikenal dengan istilah “Talak” atau “Furqah”. Talak berarti membuka

ikatan atau membatalkan perjanjian.7 Sedangkan Furqah berarti bercerai yang

merupakan lawan kata dari berkumpul. Perkataan Talak dan Furqah mempunyai

pengertian umum dan khusus.8 Dalam arti umum berarti segala macam bentuk

perceraian yang dijatuhkan oleh suami, yang ditetapkan oleh hakim. Sedangkan

dalam arti khusus ialah perceraian yang dijatuhkan oleh pihak suami.9 Itu artnya

talak yang di ikrarkan oleh suami menyebabkan ikatan perkawinan menjadi putus

sehingga isteri tidak halal bagi suami

Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 116 huruf (e) Kompilasi Hukum

Islam jo Pasal 19 huruf (e) PP No. 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974, bahwa alasan perceraian yaitu “salah

satu pihak mendapat cacad badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat

menjalankan kewajibannnya sebagai suami atau istri. Ketentuan cacad badan

atau penyakit dalam pasal tersebut di atas tidak disebutkan secara terperinci. Di

kalangan fuqaha juga memperbolehkan hakim memutuskan perkara perceraian

7 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, (Jakarta: Perpustakaan Nasional KDT, 1999), hlm. 235.

8 Rindang Resita Rizki, “Peran Kearifan Dalam Pengambilan Keputusan Untuk Istri Yang

Mengajukan Cerai Gugat Di Pengadilan Agama”, Jurnal Psikologi, 2011, hlm. 4. 9 Ibid., hlm. 190

Page 18: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

4

karena suami atau isteri sakit jiwa.10

Di antaranya pendapat mazhab Maliki

mengenai cacad atau penyakit yang dapat dijadikan alasan perceraian antara

lain gila, kusta, sopak, dan impoten

Dari observasi awal yang penulis lakukan di Pengadilan Agama Sengeti

dapat diketahui bahwa keberadaan Pengadilan Agama Sengeti sangat membantu

masyarakat pencari keadilan dalam menyelesaikan masalah rumah tangga dengan

memberikan pelayanan secara cepat, tepat dan jujur. Menciptakan aparat peradilan

yang professional, berakhlak serta bermartabat dengan menjungjung tinggi

akuntabilitas dan transparansi biaya perkara.11

Berdasarkan data yang peneliti

temukan di Pengadilan Agama Sengeti, dari beberapa perkara perceraian yang

ada di Pengadilan Agama Sengeti ditemukan kasus cerai cerai gugat yang

diajukan istri dikarenakan suami mengalami gangguan yaitu perkara Nomor

152/Pdt.G/2017 /PA.Sgt.

Dalam perkara tersebut, diceritakan oleh penggugat bahwa penggugat dan

Tergugat adalah suami istri sah, menikah pada tanggal 12 Juli 2011, setelah

menikah, penggugat dan tergugat tinggal bersama di rumah orang tua tergugat di

Desa Ramin, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi sampai terjadi

pisah. Selama pernikahan tersebut, penggugat dengan tergugat telah melakukan

hubungan suami istri (ba’da dukhul), dan dikaruniai 1 orang anak bernama. Pada

awalnya rumah tangga penggugat dan tergugat harmonis, namun sejak bulan Maret

2016 rumah tangga sudah tidak harmonis lagi akibat sering terjadi perselisihan dan

10

Imanda Putri Andini Rangkuti, “Studi Komparatif Perceraian Akibat Pindah Agama

Menurut Fikih Islam Dan Undang-Undang Perkawinan (Analisis Putusan No. 0879/Pdt.

G/2013/PA.Pdg)”, Jurnal De Lega Lata, Volume 2, Nomor 2, Juli-Desember 2017 11

Observasi penulis di di Pengadilan Agama Sengeti pada 20 Januari 2018

Page 19: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

5

pertengkaran yang disebabkan tergugat mempunyai penyakit (gangguan jiwa) yang

akibatnya tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami.

Puncak ketidakharmonisan terjadi pada bulan Januari 2017, akibatnya

antara penggugat dan tergugat telah pisah rumah, penggugat pergi meninggalkan

rumah kediaman bersama dan pulang ke rumah orang tua penggugat. Selama itu

sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin dan tergugat sudah tidak

lagi memberi nafkah kepada penggugat. Penggugat menikah pada 20 Juli 2011 dan

rumah tangga penggugat berjalan baik-baik saja layaknya rumah tangga yang

harmonis. Jelang 1 hari setelah pernikahannya terdapat hal yang aneh yakni suami

penggugat mulai sakit/gangguan jiwa (gila) yang mengakibatkan perselisihan dan

pertengkaran antara penggugat dan tergugat. Bahwa puncak dari perselisihan dan

pertengkaran tersebut terjadi pada Mei 2016 yang akibatnya, tergugat pulang

kerumah orangtua. Adanya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus

tersebut mengakibatkan rumah tangga penggugat dan tergugat tidak ada

kebahagiaan lahir dan batin dan tidak ada harapan untuk kembali membina rumah

tangga meskipun keluarga sudah berusaha mendamaikan.

Perkara Nomor 152/Pdt.G/2017 /PA.Sgt, hakim telah memberikan putusan

dengan melihat perkara penggugat tersebut serta membuktikan kebenaran dari

perkara tersebut yang disebabkan salah satu pasangan mengalami sakit jiwa, yang

dengan itu berakibat tidak adanya ketentraman, keharmonisan, dan kebahagiaan

dalam membangun rumah tangga. Harta yang diperoleh bersama dibagi

berdasarkan hukum Islam dan hak anak dilimpahkan kepada penggugat karena

tergugat sudah tidak mampu lagi mengurus anak tersebut. Untuk mewujudkan

Page 20: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

6

sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah sebagaimana

dimaksud di dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo pasal 3

Kompilasi Hukum Islam tidak mungkin dapat tercapai. Maka gugatan Penggugat

untuk bercerai dengan Tergugat telah beralasan dan sesuai dengan hukum

sebagaimana diatur di dalam pasal 19 huruf (e) Peraturan Pemerintah Nomor 9

Tahun 1975 Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan jo Pasal 116 huruf (e) Kompilasi Hukum Islam.

Meninjau dari perkaradi atas, penulis tergugah untuk meneliti tentang

tentang perceraian akibat suami atau istri sakit jiwa maka penulis akan mencoba

menerangkan dalam bentuk sebuah tulisan ilmiah dengan judul: “Analisis Vonis

Hakim atas Kasus Cerai Akibat Gangguan Jiwa (Studi Kasus Pengadilan

Agama Sengeti Nomor 152/Pdt.G/2017 /PA.Sgt)”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana proses permohonan perceraian karena suami sakit jiwa di

Pengadian Agama Sengeti?

2. Bagaimana akibat perceraian terhadap anak dan harta karena suami sakit jiwa?

3. Bagaimana pertimbangan Hakim dalam memutuskan perceraian karena suami

sakit jiwa?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus kepada permasalahan yang akan dibahas dan

mencegah terjadinya kesimpangsiuran penyelesaian masalah, serta keterbatasan

Page 21: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

7

waktu kemampuan. Maka penulis membatasinya dengan menganalisis putusan

hakim dalam menetapkan kasus perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan

Agama Sengeti perkara Nomor 152/Pdt.G/2017 /PA.Sgt.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah dilakukan penelitian yaitu

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana proses permohonan perceraian karena suami

sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti.

b. Untuk mengetahui akibat perceraian terhadap anak dan harta karena suami

sakit jiwa.

c. Untuk mengetahui bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan kasus

perceraian karena suami sakit jiwa.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman dan

wawasan bagi penulis sendiri terhadap perkara perceraian salah seorang suami

atau istri yang terkena sakit jiwa.

b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu

(S1) di Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Siafuddin

Jambi.

c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari’ah

khususnya jurusan Hukum Keluarga dan dosen-dosen Fakultas Syari’ah

lainnya.

Page 22: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

8

d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan untuk mengembangkan

penelitian ini lebih lanjut guna kepentingan ilmu pengetahuan khususnya studi

hukum keluarga Islam.

e. Sebagai sumber referenci dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan

praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan

bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

E. Landasan Teori

1. Pengertian Perkawinan

Perkawinan menurut istilah hukum islam sama dengan kata nikah dan kata

zawaj. Nikah menurut bahasa mempunyai arti sebenarnya (haqiqat) yakni dham

yang berarti menghimpit, menindih atau berkumpul.12

Nikah mempunyai arti

kiasan yakni wathaa yang berarti setubuh atau aqad yang berarti mengadakan

perjanjian pernikahan. Dengan begitu perkawinan adalah aqad antara calon suami

istri untuk memenuhi hajad jenisnya menurut yang diatur oleh syariat. Itu artinya

perkawinan adalah suatu persekutuan antara seorang pria dengan seorang wanits

yang diakui oleh negara untuk bersama /bersekutu yang kekal.13

Pasal 1 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

memberikan batasan pengertian perkawinan, yaitu sebagai berikut : “ Perkawinan

adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga ( rumah tangga ) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Sebagai kesimpulan bahwa perkawinan

12

Muhammad Syaifuddin, Pluralitas Hukum Perceraian, (Bandung: Tunggal Mandiri

Publishing, 2012), hlm. 4 13

Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, hlm. 184

Page 23: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

9

adalah suatu aqad (perjanjian) antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan

dalam memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya sebagai manusia . Selain itu

juga merupakan suatu anjuran dari agama agar kebutuhan jasmani dan rohaninya

itu tersalur dengan jalan yang halal dan suci, sehingga menghasilkan keturunan

yang baik disamping mendapat tempat yang terpandang dalam masyarakat dengan

berlandaskan kepada ketentuan syara‟ dan ketentuan- ketentuan umum yang

berlaku.

2. Pengertian Cerai Gugat

Gugat cerai khulu’ terdiri dari lafazd kha-la-‘a yang berasal dari bahasa

arab, secara etimologi berarti menanggalkan atau membuka pakaian.14

Dihubungkan kata khulu’ dengan perkawinan karena dalam Al-Qur’an disebutkan

suami itu sebagai pakaian bagi istrinya dan istrinya merupakan pakaian bagi

suaminya. Gugatan cerai yang dilakukan istri kepada suaminya disebut dengan

khulu’. Khulu’ ialah perceraian yang dilakukan pihak istri kepada suami, dengan

iwadh/ fidyah (uang pengganti/ tebusan) kepada suami, dalam hal ini tetap

diucapkan oleh suami dan keputusannya tetap berada ditangan laki-laki (suami).15

Khulu’ menurut bahasa berarti tebusan.16

Dari beberapa definisi dapat ditarik

kesimpulan bahwa khulu’ ialah permintaan cerai oleh pihak istri kepada suami

dengan mernberi kembali mahar yang telah diberikan suami.

14

Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, hlm. 134. 15

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta Timur: Sinar Garafika,

2015), hlm. 230. 16

Mustafha Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i, (Jakarta Selatan: PT Mizan

Publike, 2009), hlm. 204.

Page 24: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

10

3. Hukum Cerai gugat (khulu’)

Cerai gugat khulu’ merupakan salah satu jalan bagi istri untuk menentukan

arah dan tujuan hidupnya, apakah perkawinannya mau dilanjutkan atau diputuskan,

cerai gugat khulu’ adalah kehendak istri. Dasar kebolehan khulu’. Jika pasangan

suami istri saling berselisih, dan membenci karena keburukan akhlak, ketaatannya

terhadap agama, atau karena kesombongan yang menyebabkan istri khawatir tidak

dapat rnenunaikan hak-hak Allah SWT, maka diperbolehkan baginya mengkhulu’

dengan cara memberikan ganti berupa tebusan untuk menebus dirinya dari

suaminya.17

Menurul imam Syafi’i khulu’ dibolehkan pada waktu terjadi

perselisihan dan pada saat rukun dengan cara yang lebih baik dan tepat. Adapun

hukum dari khulu’ adalah mubah (boleh).18

Sesuai dengan firman Allah dalarn

surat Al-Bagarah ayat 229:

Artinya: … jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat

menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya

tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah

hukum-hukum Allah, Maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa

yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-orang yang

zalim.19

Dengan adanya khulu’ maka si istri akan terhindar dari kesulitan yang ia

rasakan, tanpa merugikan pihak si suami karena kebun yang dijadikan mahar telah

dikembalikan kepada suami. Apabila seorang istri menggugat cerai tanpa suatu

17

Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, hlm. 146. 18

Mustafha Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i, hlm. 205. 19

QS. Al-Baqarah, (2): 229

Page 25: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

11

alasan, lalu ia meminta tebusan dari suaminya.20

Banyak ulama salaf dan para

imam khalaf yang menyatakan, bahwa tidak boleh khulu’ kecuali jika teijadi

perselisihan dari pihak istri. Maka pada saat itu, bagi suami diperbolehkan untuk

menerima fidyah (tebusan). Berdasarkan dalil-dalil Al-Qur’an di atas cukuplah

menjadi fakta kekuatan pengadilan dalam menangani kasus khulu’ sehingga untuk

melindungi hak wanita dalam perkawinan, pemberian hak khulu’ kepada wanita

sangat diperlukan guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

4. Rukun-Rukun dan Syarat-Syarat cerai gugat

Adapun alasan-alasan dalam perceraian sebagaimana terdapat dalam

Kompilasi Hukum Islam Pasal 116 adalah sebagai berikut:21

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar

kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak yang lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri.

20

Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, hlm. 138. 21

Undang-Undang RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Kompilasi Hukum Islam

Page 26: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

12

f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

g. Suami melanggar taklik talak.

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan

dalam rumah tangga.

5. Penyebab Perceraian

Ikatan perkawinan sebenarnya dapat putus dan tata caranya telah diatur di

dalam fikih maupun di dalam Undang-Undang Perkawinan (UUP). Meskipun

perkawinan tersebut dipandang mutlak atau tidak boleh dianggap tidak dapat di

putuskan. Perkawinan Islam tidak boleh dipandang sebagai sebuah sakramen

seperti yang terdapat di dalam Agama Hindu dan Kristen, sehingga tidak dapat

diputuskan. Ikatan perkawinan harus dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, bisa

bertahan dengan bahagia dan bisa juga putus di tengah jalan.22

Para Ulama klasik juga telah membahas masalah putusnya perkawinan ini di

dalam lembaran kitab-kitab fikih. Menurut Imam Malik sebab-sebab putusnya

perkawinan adalah thalak, khulu’, khiyar atau fasakh, syiqoq, nusyuz, ila’ dan

zihar. Imam syafi’i menuliskan sebab-sebab putusnya perkawinan adalah thalak,

khulu’ khiyar atau fasakh, syiqaq, nusyuz, ila’ dan zihar. Islam mendorong

terwujudnya perkawinan yang bahagia dan kekal dan menghindarkan terjadinya

perceraian (talak). Dapatlah dikatakan, pada hal-hal yang darurat.23

Ada empat

22

Nurhasana dan Rozalinda, “Persepsi Perempuan Terhadap Perceraian:Studi Analisis

Terhadap Meningkatnya Angka Gugatan Cerai di Pengadilan Agama Padang”, Jurnal Ilmiah

Kajian, Gender Vol. 4 No. 2 Tahun 2014, hlm. 183. 23

Mustafha Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i, hlm. 209.

Page 27: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

13

kemungkinan yang dapat terjadi dalam kehidupan rumah tangga yang dapat

memicu terjadinaya perceraian, yaitu.

a. Terjadinya Nusyuz dari Pihak Istri

Nusyuz bermakna kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap

suaminya. Hal ini bisa terjadi dalam bentuk pelanggaran perintah, penyelewengan

dan hal-hal yang dapat menggangu keharmonisan rumah tangga. Berdasarkan

firman Allah SWT memberi opsi sebagai berikut:

1) Istri diberi nasihat dengan cara ma’ruf agar ia segera sadar terhadap kekeliruan

yang diperbuatnya.

2) Pisah ranjang, cara ini bermakna sebagai hukuman psikologis bagi istri dan

dalam kesendirianya tersebut ia dapat melakukan koreksi terhadap

kekeliruanya.

3) Apabila dengan cara ini tidak berhasil, langkah berikutnya adalah memberi

hukuman fisik dengan cara memukulnya, penting untuk dicatat yang boleh

dipukul adalah bagian yang tidak membahayakan si istri, seperti betisnya.

b. Nusyuz Suami Terhadap Istri

Kemungkinan nusyuz ternyata tidak hanya datang dari istri tetapi dapat juga

datang dari seorang suami. Selama ini sering disalah pahami bahwa nusyuz datang

dari seorang istri saja, padahal Al-Quran juga menyebutkan adanya nusyuz dari

suami sebagaimana yang tercantum pada firman Allah SWT An-nisa ayat 128.

Page 28: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

14

Artinya: dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari

suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian

yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)

walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. dan jika kamu bergaul

dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan

sikap tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa

yang kamu kerjakan.24

Adapun nusyuznya suami dapat terjadi dalam bentuk kelalaian dari pihak

suami untuk memenuhi kewajibannya terhadap istri, baik nafkah lahir ataupun

bathin.

c. Terjadinya Syiqoq

Jika kedua kemungkinan di atas disebutkan di muka menggambarkan satu

pihak yang melakukan nusyuz sedangkan pihak yang lain dalam kondisi normal,

maka kemungkinan yang ketiga ini terjadi karena kedua-duanya terlibat dalam

Syiqoq (percekcokan), misalnya disebabkan karena faktor ekonomi, sehingga

keduanya sering bertengkar. Tampaknya alasan untuk terjadinya perceraian lebih

disebabkan oleh alasan Syiqoq. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama dinyatakan bahwa Syiqoq adalah

perselisihan yang tajam dan terus menerus antara suami istri. Untuk sampai

kesimpulan bahwa istri tidak dapat lagi di damaikan harus di lalui beberapa proses.

Sebagaimana firman Allah SWT Q.S. An-nisa: 35.

24

QS. Annisa, (4): 128.

Page 29: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

15

Artinya: dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka

kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari

keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud

Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-

isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.25

d. Salah Satu Pihak Melakukan Perbuatan Zina yang Menimbulkan Saling Tuduh

Menuduh Antar Keduanya.

Cara menyelesaikan adalah dengan cara membuktikan tuduhan yang di

dakwakan dengan cara li’an seperti telah di singgung di muka. Li’an sesungguhnya

telah memasuki “gerbang putusnya” perkawinan, dan bahkan untuk selama

lamanya. Karena akibat li’an adalah terjadinya talak ba’in kubro.26

Jika diamati

aturan-aturan fiqh yang berkenaan dengan talak, terkesan seolah-olah fikih

memberi aturan yang sangat longgar bahkan dalam tingkat tetentu memberikan

kekuasaan yang terlalu besar pada laki-laki. Seolah-olah talak menjadi hak laki-

laki sehingga bisa saja seorang suami bertindak otoriter. Misalnya, mencerai istri

secara sepihak. Jika fikih terkesan mempermudah terjadinya perceraian, maka,

UUP dan aturan-aturan lainya terkesan mempersulit terjadinya perceraian ini untuk

dapat terwujudnya sebuah perceraian harus ada alasan-alasan tertentu yang

dibenarkan Undang-undang dan ajaran agama. Jadi semata-mata diserahkan

kepada aturan-aturan agama.

25

QS. An-nis, (4): 35. 26

Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, hlm. 153.

Page 30: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

16

6. Gangguan Jiwa

Saat ini gangguan jiwa didefinisikan dan ditangani sebagai masalah medis.

Gangguan jiwa menurut Depkes RI adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang

menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan

pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Gangguan jiwa atau

mental illenes adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang karena

hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan

dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri.27

Sedangkan menurut Nadira Lubis gangguan jiwa adalah gangguan alam:

cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan

(psychomotor). Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang

tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.

Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa

(Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam

gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan

murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria,

rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.28

Gangguan Jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan

baik kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu

orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri. Itu artinya gangguan Jiwa

sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah lainnya, hanya saja gangguan

27

Suhaimi, “Gangguan Jiwa Dalam Perspektif Kesehatan Mental Islam”, Jurnal

RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015, hlm. 194 28

Nadira Lubis, “Pemahaman Masyarakat Mengenai Gangguan Jiwa Dan

Keterbelakangan Mental”, Jurnal psikologi, Vol. 5, No. 1, Desember 2015, hlm. 3

Page 31: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

17

jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti rasa cemas, takut

hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau lebih kita kenal sebagai gila.

7. Faktor Penyebab Gangguan Jiwa

Gejala utama atau gejala yang paling menonjol pada gangguan jiwa

terdapat pada unsur kejiwaan, tetapi penyebab utamanya mungkin dibadan

(somatogenik), di lingkungan sosial (sosiogenik), ataupun psikis (psikogenik).29

Biasanya tidak terdapat penyebab tunggal, akan tetapi beberapa penyebab

sekaligus dari berbagai unsur itu yang saling mempengaruhi atau kebetulan terjadi

bersamaan, lalu timbullah gangguan badan ataupun gangguan jiwa. Menurut Fajar

Rinawati dan Moh Alimansur penyebab gangguan jiwa dapat dibedakan atas :

a. Faktor Biologis/Jasmaniah

1. Keturunan

Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas dalam

mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal tersebut sangat

ditunjang dengan faktor lingkungan kejiwaan yang tidak sehat.

2. Jasmaniah

Beberapa peneliti berpendapat bentuk tubuh seseorang berhubungan

dengan ganggua jiwa tertentu. Misalnya yang bertubuh gemuk/endoform

cenderung menderita psikosa manik depresif, sedang yang kurus/ectoform

cenderung menjadi skizofrenia.

29

Gilang Purnama, “Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa Di Rw

09 Desa Cileles Sumedang”, Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, Vol.2 No. 1 Juli 2016,

hlm. 6

Page 32: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

18

3. Temperamen

Orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai masalah kejiwaan

dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami gangguan jiwa.

4. Penyakit dan cedera tubuh

Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker, dan

sebagainya mungkin dapat menyebabkan merasa murung dan sedih. Demikian pula

cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah diri

b. Ansietas dan Ketakutan

Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan yang tidak

menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu merasa terancam, ketakutan

hingga terkadang mempersepsikan dirinya terancam. 30

c. Faktor Psikologis

Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami

akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya. Pemberian kasih sayang orang tua

yang dingin, acuh tak acuh, kaku dan keras akan menimbulkan rasa cemas dan

tekanan serta memiliki kepribadian yang bersifat menolak dan menentang terhadap

lingkungan.

d. Faktor Presipitasi

Faktor stressor presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan seseorang.

Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu mempersepsikan dirinya melawan

tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk koping. Masalah khusus tentang konsep

diri disebabkan oleh setiap situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan.

30

Fajar Rinawati dan Moh Alimansur, “Analisa Faktor-Faktor Penyebab Gangguan Jiwa

Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Stres Stuart”, Jurnal Ilmu Kesehatan, Vol. 5 No. 1

Nopember 2016, hlm. 33

Page 33: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

19

Lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya. Lingkungan dan

stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya bagian badan,

tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,

proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan serta pengobatan.31

F. Tinjauan Pustaka

Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

peneliti lakukan, yaitu;

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mu’amalludin mahasiswa Jurusan

Ahwal Syakhsiyah Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,

ditulis pada tahun 2018, dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap

Putusan Pengadilan Agama Nganjuk No. 0270/Pdt.G/2017/PA. Ngj Tentang

Cerai Talak Orang Gila”.32

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hukum seorang

ayah menceraikan anaknya adalah tidak sah. Hal ini dikarenakan orang gila tidak

memenuhi sebagaimana persyaratan melakukan perceraian, sebab orang gila tidak

mempunyai angan-angan untuk mewalikan menceraikan istrinya. Padahal dia

sendiri belum tentu sadar mempunyai istri atau tidak. Jadi apabila dipaksakan

untuk meneruskan perwalian cerai talak ini sangatlah bertentangan dengan syarat

ketiga yakni cerai harus dilakukan atas dasar kesadaran dan kehendak seorang

suami sendiri. Apabila suami atau istrinya yang gila maka kedua belah pihak

memiliki hak fasakh yang sama. Sehingga dalam menyelesaikan kasus ini adalah

dengan cara Pemohon mengajukan fasakh nikah untuk anaknya atau pihak

31

Ibid, hlm. 34 32

Mu’amalludin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama Nganjuk

No. 0270/Pdt.G/2017/PA. Ngj Tentang Cerai Talak Orang Gila”, Skripsi: Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015, hlm. 3

Page 34: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

20

termohon mengajukan cerai gugat. Jadi hukum seorang ayah menceraikan anaknya

yang gila adalah tidak sah karena tidak memenuhi syarat talak dan lebih tepatnya

melalui jalur fasakh.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hardika Mishar,

mahasiswa Jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta, ditulis

pada tahun 2013, dengan judul “Gugatan Perceraian Akibat Suami Menderita

Gangguan Jiwa (Suatu Penelitian Di wilayah Mahkamah Syar’iyah

Lhoksukon Aceh Utara)”.33

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, 1) bahwa

proses persidangan perceraian akibat suami menderita gangguan jiwa dilakukan

oleh isteri dengan mengajukan surat cerai kepada Mahkamah syar’iyah

Lhoksukon, keterangan saksi-saksi membenar tergugat mengalami gangguan jiwa,

Hakim memakai persangkaan Hakim yang meyakini bahwa benar tergugat sakit

jiwa dengan itu Hakim mengabulkan gugatan isteri. 2) Kendala yang dihadapi

adalah ketidak hadiran tergugat dalam persidangan, dan minimnya alat bukti yang

menyulitkan Hakim untuk mengambil keputusan.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatimah, mahasiswa

Universitas Islam Sultan Agung Fakultas Agama Islam Jurusan Syari’ah

Progam Studi Ahwal Asy-Syakhshiyah Semarang, ditulis pada tahun 2013

dengan judul “Gugat Cerai Dikarenakan Suami Gangguan Jiwa/ Gila(Studi Kasus

Di Pengadilan Agama Demak Tahun 2012” 34

Hasil penelitian menunjukkan

33

Muhammad Hardika Mishar, “Gugatan Perceraian Akibat Suami Menderita Gangguan

Jiwa (Suatu Penelitian Di wilayah Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon Aceh Utara), Jurnal Ilmu

Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta, hlm. 4 34

Siti Fatimah, “Gugat Cerai Dikarenakan Suami Gangguan Jiwa/ Gila(Studi Kasus Di

Pengadilan Agama Demak Tahun 2012”, Skripsi: Universitas Islam Sultan Agung Fakultas Agama

Islam Jurusan Syari’ah Progam Studi Ahwal Asy-Syakhshiyah Semarang 2013, hlm. 3

Page 35: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

21

bahwa pertimbangan hakim dalam memutus atau menyelesaikan perkara tersebut

dikembalikan pada akibat suami yang mengalami gangguan jiwa/gila yaitu, yang

berakibat tidak adanya ketentraman, keharmonisan dan kebahagiaan dalam

membangun bahtera rumah tangga, sehingga tujuan perkawinan membentuk

keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang

Maha Esa tidak pernah tercapai, maka selanjutnya hakim memutus perkara

perceraian dengan mengabulkan gugatan penggugat berdasarkan hukum yang telah

ditetapkan sekarang ini.

Penelitian tentang tuntutan cerai seorang istri sudah pernah dilakukan baik

di dalam negeri pada umumnya. Adapun persamaan dalam penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya pada putusan hakim dalam memberikan putusan cerai

gugat. Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian

sebelumnya adalah penulis menfokuskan pada putusan hakim dalam menetapkan

kasus perceraian terhadap salah seorang suami atau istri karena sakit jiwa di

Pengadilan Agama Sengeti.

Page 36: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

22

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini tentang putusan hakim dalam menetapkan kasus perceraian

terhadap salah seorang suami atau istri karena sakit jiwa di Pengadilan Agama

Sengeti. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian, yaitu bulan

April 2018. Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini.

Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1. Kantor Pengadilan Agama Sengeti telah memutuskan cerai gugat istri karena

suami gila sehingga penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana putusan

hakim dalam menetapkan kasus perceraian terhadap salah seorang suami atau

istri karena sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti.

2. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

B. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu

untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.35

Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam

rangka mengetahui putusan hakim dalam mengabulkan tuntutan cerai seorang istri

karena suami gila. Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian

kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi

35

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2011), hlm. 22.

Page 37: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

23

objek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai instrument kunci”.36

Kualitatif adalah suatu rencana dan cara yang akan

digunakan peneliti untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai

lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi.

C. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah yuridis empiris yang dengan

kata lain adalah jenis penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut pula dengan

penelitian lapangan, yaitu mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang

terjadi dalam kenyataannya di masyarakat. 37

Atau dengan kata lain yaitu suatu

penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang

terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta-

fakta dan data yang dibutuhkan, setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian

menuju kepada identifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian

masalah Penelitian ini termasuk kedalam penelitian Empiris, karena hendak

mengetahui putusan hakim dalam menetapkan kasus perceraian terhadap salah

seorang suami atau istri karena sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti.

36

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2009), hlm. 5. 37

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 9.

Page 38: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

24

D. Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah wawancara mengenai data-

data yang berkaitan dengan ketetapan hakim dalam perceraian akibat sakit jiwa di

Pengadilan Agama sengeti. Sumber data yang diproleh oleh peneliti terbagi

menjadi 2, yaitu

1. Data Primer

Adalah data pokok yang di perlukan dalam penulis yang di peroleh secara

langsung dari sumbernya.38

Data primer dari penelitian ini adalah informan

pertama yaitu data asli. Data primer dalam penelitian ini adalah SK Hakim

Pengadilan Agama Sengeti Nomor 152/Pdt.G/2017/PA.Sgt dan hasil wawancara

dengan hakim yang bersangkutan (3 kali pertemuan).

2. Data Sekunder

Adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh secara tidak langsung

melalui sumber perantaraan. Data ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber

lain sehingga tidak bersifat authentik karena sudah diperoleh tangan kedua, ketiga

dan seterusnya, yang diperoleh melalui buku- buku rujukan seperti, Perundang-

Undangan, juga dalam sebuah skiripsi dan terdapat juga data yang diperoleh dari

internet dan sumber sumber lain yang memiliki hubungan terhadap masalah yang

diteliti.39

38

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, hlm. 30 39

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS

Jambi, (2012), hlm. 34

Page 39: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

25

E. Unit Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.

Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun

organisasi swasta atau sekelompok orang.40

Unit analisis juga menjelaskan kapan

waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan, jika judul penelitian

tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu tersebut. Dalam skripsi

ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul: “Putusan Hakim

Dalam Menetapkan Kasus Perceraian Terhadap Salah Seorang Suami Atau

Istri Karena Sakit Jiwa di Pengadilan Agama Sengeti”. Penelitian ini, unit

analisisnya adalah putusan hakim dalam menetapkan kasus perceraian terhadap

salah seorang suami atau istri karena sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti.

Penetapan unit analisis tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak

menggunakan populasi dan sampel, namun hanya menggunakan dokumen-

dokumen dari Kantor Pengadilan Agama Sengeti. dan informasi-informasi yang

berasal dari karyawan atau pegawai di sana saja. Maka yang menjadi informannya

adalah: 2 (dua) Hakim dan 2 (dua) pegawai Kantor Pengadilan Agama Sengeti,

jadi keseluruhan informannya berjumlah 4 orang.

40

Ibid., hlm. 62.

Page 40: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

26

F. Instrumen Pengumpulan Data

Berikut merupakan beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan

data dalam penelitian ini:

1. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang

dinamakan interview guide (panduan wawancara).41

Walaupun wawancara adalah

proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka, wawancara

adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian guna mendapatkan

informasi dan data-data yang berhubungan dengan penelitian.42

Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,

laptop, tape recorder dan camera karena penulis menggunakan wawancara catatan

lapangan. Hal ini bermanfaat untuk mencatat dan mendokumentasikan semua

percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya telah digunakan setelah

mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang digunakan adalah semi

terstruktur. Dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode wawancara yang

dilakukan kepada subyek dengan menggunakan dokumntasi catatan lapangan.

Adapun pedoman wawancara yang telah disusun sebagai berikut:

a. Latar belakang, lingkungan dan aktivitas dalam putusan hakim dalam

menetapkan kasus perceraian terhadap salah seorang suami atau istri karena

sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti.

41

Djam’an Satori Dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:

Alfabeta, 2013), hlm. 130 42

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 170

Page 41: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

27

b. Kegiatan dan aktivitas putusan hakim dalam mengabulkan tuntutan cerai

seorang istri karena suami gila di Kantor Pengadilan Agama Sengeti.

c. Hasil pencapaian dan harapan.

2. Dokumentasi

Sebagai suatu cara pengumpulan data atau merupakan rekaman kejadian

masa lalu yang ditulis atau dicetak yang berupa dari dokumen-dokumen yang ada

atau catatan-catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkrip, buku, surat

kabar, dan lain sebagainya. Dokumentasi merupakan penyusunan memperoleh

data-data dari arsip atau berkas-berkas permohonan dispensasi kawin yang ada di

Pengadilan Agama Sengeti kemudian mempelajarinya dan mengkaji dokumen atau

berkas-berkas tersebut.43

Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data

mengenai sejarah, visi-misi, profil, serta bukti-bukti putusan hakim dalam

mengabulkan tuntutan cerai seorang istri karena gila di Kantor Pengadilan Agama

Sengeti.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya

ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan

kepada orang lain. Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan

mengambil kesimpulan lalu diverifikasi.

43

Djam’an Satori Dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 147

Page 42: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

28

1. Reduksi Data

Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan

tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan

membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis

memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak

relevan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Adapun data yang direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Dalam

penelitian ini, data diperoleh melalui catatan lapangan dan wawancara, kemudian

data tersebut dirangkum, dan diseleksi sehingga akan memberikan gambaran yang

jelas kepada penulis.

2. Penyajian Data

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau

menyajikan data. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan. Penyajian

data juga dapat dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan antara kategori dan

sejenisnya. Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang

paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini

peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan

mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang telah

Page 43: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

29

didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber pustaka.

Dalam penelitian ini

3. Kesimpulan/Verifikasi

Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.44

Kesimpulan dalam

penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.

Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya

kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti. Dari ketiga metode analisis

data di atas penulis menyimpulkan bahwa, ketiga metode ini yang meliputi reduksi

data, penyajian data dan kesimpulan akan penulis lakukan setelah semua data telah

diperoleh melalui wawancara catatan lapangan, dan juga memudahkan penulis di

dalam mengetahui dan menarik kesimpulan terhadap putusan hakim dalam

menetapkan kasus perceraian terhadap salah seorang suami atau istri karena sakit

jiwa di Pengadilan Agama Sengeti.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam

penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya

menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran

tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan

44

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.

Page 44: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

30

Masalah, Batsan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,

Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.

BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan

Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan

Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.

BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah

Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana.

BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

pembahasan dan hasil penelitian.

BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan

Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

Page 45: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

31

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Sengeti

Eksistensi PA Sengeti didasarkan pada Keputusan Presiden Indonesia

Nomor 62 Tahun 2002 tanggal 28 Agustus 2002 . PA Sengeti sebelumnya

merupakan bagian dari PA Muara Bulian. PASengeti diresmikan oleh Direktur

Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji rs. H. Taufiq

Kamil pada tanggal 23 April 2003 di Kantor Bupati Muaro Jambi. Pada periode

awal Kantor PA Sengeti menempati rumah penduduk Desa Sengeti yang bernama

Drs. Thohri Yasin dan Endrawati. Pada tahun 2004 Kantor PA pindah dan

memakai gedung Dinas Perkebunan Kabupaten Muaro Jambi.45

Pada tahun 2005

mulailah dibangun Gedung PA Sengeti yang permanen dan selesai pada tahun itu.

Gedung PA Sengeti terletak di komplek perkatoran Bukit Cinto Kenang

Pemerintahan Daerah Kabupaten Muaro Jambi yang diresmikan pada hari Senin

tanggal 20 Februari 2006 M bertepatan dengan tanggal 21 Muharram 1427 H oleh

Wakil Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Bidang Non Yudisial dan

ditanda tangani oleh Drs. H. Syamsuhadi Irsyad, SH.,MH. Pada saat yang sama

diresmikan pula Gedung PA Tebo dan Sabak yang juga masuk Wilayah Pengadilan

Tinggi Agama Jambi.

Ketua PA Sengeti yang pertama dijabat oleh Drs. Usman Karim dan

wakilnya adalah Drs. H. Wachid Ridwan. Panitera/Sekretaris dijabat oleh Drs.

45

Profil Pengadilan Agama Sengeti, di Pengadilan Agama Sengeti 28 Maret 2018,

dokumetasi catatan lapangan.

Page 46: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

32

Thohri Yasin. Setelah Ketua memasuki masa purnabakti tahun 2004, jabatan Ketua

dilaksanakan oleh wakil ketua sebagai PLH Ketua PA Sengeti. Sejak tanggal 1

Desember 2005 hingga sekarang PA Sengeti dipimpin oleh Drs. S. Syekhan Al

Jufri selaku Ketua PA Sengeti. Sedangkan untuk jabatan wakil ketua telah

mengaami tiga kali pergantian, yaitu: Drs. H. Wachid Ridwan, Drs. Nuryahya

MH., dan sekarang dijabat oleh Drs. Faizal Kamil, SH., MH. Terhitung sejak 28

Oktober 2010 tongkat kepemimpinan PA Sengeti beralih dari Drs. HS Syekhan Al

jufri kepada Drs. Azwar, SH., M.Ei. Sebelum menjabat sebagai Ketua PA Sengeti,

Drs. Azwar, SH., M.Ei adalah Ketua PA Muara Tebo. Sedangkan Drs. H. S.

Syekhan Al jufri saat ini menjabat sebagai Ketua PA Jambi. Untuk jabatan

Panitera/Sekretaris yang pertama dijabat oleh Drs. Thohri Yasin sampai dengan 31

Desember 2007. Kemudian digantikan oleh Drs. Pitir Ramli terhitung mulai

tanggal 03 Januari 2008 . Jabatan Panitera Sekretaris saat ini dipegang oleh Drs.

Zubir Ishak (sebelumnya Panitera/Sekretaris PA Sarolangun).

Akses menuju PA Sengeti melalui Angkutan Kota (angkot): Dari Pasar

Angso Duo Jambi naik angkot jurusan Sengeti, turun di Pasar Sengeti dengan

ongkos sekitar Rp 10.000,-. Dari Pasar Sengeti naik ojek ke Kantor PA Sengeti

dengan biaya sekitar Rp 5.000, Naik taksi: Dari Bandara Sultan Thaha Jambi atau

tempat lain di kota Jambi naik taksi (taksi sedan atau taksi kijang plat hitam) tujuan

Kantor PA Sengeti dengan biaya sekitar Rp. 150.000. Jarak Kota Jambi ke Sengeti

sekitar 35 KM. 46

Jam kerja: hari senin s/d kamis : 08. 00 wib s/d 12.00 wib :

pelayanan 12.00 wib s/d 13.00 wib : istirahat/sholat/makan 13.00 wib s/d 16.30

wib : pelayanan hari jum'at : 07. 30 wib s/d 12.00 wib : pelayanan 12.00 wib s/d

46

Ibid

Page 47: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

33

13.30 wib : istirahat/sholat/makan 13.30 wib s/d 16.30 wib : pelayanan contact pa

sengeti: call centre: 0852.6711.0843. Yurisdiksi Pengadilan Agama Sengeti

meliputi wilayah Kabupaten Muaro Jambi yang terdiri dari 8 kecamatan sebagai

berikut:

Sumber: Pengadilan Agama Sengeti 2018

1. Kecamatan Sekernan

2. Kecamatan Jambi Luar Kota

3. Kecamatan Maro Sebo

4. Kecamatan Mestong

5. Kecamatan Kumpeh

6. Kecamatan Kumpeh Ulu

7. Kecamatan Sungai Gelam

8. Kecamatan Sungai Bahar

9. Kecamatan Bahar Utara

10. Kecamatan Bahar Selatan

11 Kecamatan Taman Rajo

Page 48: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

34

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Sengeti

1. Visi pengadilan Agama Sengeti

Terwujudnya Pengadilan Agama Sengeti yang Agung.

2. Misi Pengadilan Agama Sengeti

1. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat dan jujur.

2. Menciptakan aparat peradilan yang professional, berakhlak serta bermartabat.

3. Menjungjung tinggi akuntabilitas dan transparansi biaya perkara kepada pihak-

pihak yang menceri keadilan yustiabelen.

4. Menciptakan aparat pengadilan yang memiliki disiplin, loyalitas dan dedikasi

dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas kedinasan.

5. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada semua pencari

keadilan. 47

3. Fungsi dan Tugas Pokok Pengadilan Agama Sengeti

Pengadilan Agama Sengeti melaksanakan tugasnya sesuai dengan

ketentuan Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama adalah

memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara tertentu antara orang-orang yang

beragama Islam di bidang: 48

a. Perkawinan

b. Waris

c. Wasiat

d. Hibah

47

Ibid 48

Ibid

Page 49: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

35

e. Wakaf

f. Zakat

g. Infaq

h. Shadaqah

i. Ekonomi syari'ah.

Penjelasan:

Yang dimaksud dengan "perkawinan" adalah hal -hal yang diatur dalam

atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan yang berlaku yang

dilakukan menurut syari'ah, antara lain:

1) izin beristri lebih dari seorang;

2) Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua puluh

satu) tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis lurus ada

perbedaan pendapat;

3) dispensasi kawin;

4) pencegahan perkawinan;

5) penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;

6) pembatalan perkawinan;

7) gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri;

8) perceraian karena talak;

9) gugatan perceraian;

10) penyelesaian harta bersama;

11) penguasaan anak-anak;

Page 50: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

36

12) ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana bapak

yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;

13) penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada bekas

istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;

14) putusan tentang sah tidaknya seorang anak;

15) putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

16) pencabutan kekuasaan wali;

17) penunjukan orang lain sebagai wall oleh pengadilan dalam hal kekuasaan

seorang wall dicabut;

18) penunjukan seorang wall dalam hal seorang anak yang belum cult-up umur 18

(delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;

19) pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di

bawah kekuasaannya;

20) penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan hukum Islam;

21) putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan campuran;

22) pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum Undang- Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut peraturan

yang lain. 49

a) Yang dimaksud dengan “waris” adalah penentuan siapa yang menjadi ahli

waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan bagian masing-

masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta peninggalap tersebut,

49

Ibid

Page 51: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

37

serta penetapan pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan

siapa yang menjadi ahli waris, penentuan bagian masing- masing ahli waris.

b) Yang dimaksud dengan “wasiat” adalah perbuatan seseorang memberikan

suatu benda atau manfaat kepada orang lain atau lembaga/badan hukum, yang

berlaku setelah yang memberi tersebut meninggal dunia.

c) Yang dimaksud dengan “hibah” adalah pembe gan suatu benda secara sukarela

dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau

badan hukum untuk dimiliki.

d) Yang dimaksud dengan “wakaf'”adalah perbuatan seseorang atau sekelompok

orang (wakif) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harts benda

miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu

sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan

umum menurut syari'ah.

e) Yang dimaksud dengan “zakat” adalah harta yang wajib disisihkan oleh

seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai

dengan ketentuan syari'ah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

f) Yang dimaksud dengan “infaq” adalah perbuatan seseorang memberikan

sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik berupa makanan,

minuman, mendermakan, memberikan rezeki (karunia), atau menafkahkan

sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan karena Allah Subhanahu

Wata'ala.

g) Yang dimaksud dengan “shadaqah” adalah perbuatar seseorang memberikan

sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara spontan dan

Page 52: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

38

sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap

ridho Allah Subhanahu Wata'ala dan pahala semata.

h) Yang dimaksud dengan “ekonomi syari'ah” adalah perbuatan atau kegiatan

usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari'ah, antara lain meliputi:

bank syari'ah; 50

(1) lembaga keuangan mikro syari'ah.

(2) asuransi syari'ah

(3) reasuransi syari'ah

(4) reksa dana syari'ah

(5) obligasi syari'ah dan surat berharga berjangka menengah syari'ah;

(6) sekuritas syari'ah;

(7) pembiayaan syari'ah;

(8) pegadaian syari'ah;

(9) dana pensiun lembaga keuangan syari'ah; dan k. bisnis syari'ah. 51

Di samping tugas pokok dimaksud di atas, Pengadilan Agama mempunyai

fungsi, antara lain sebagai berikut :

(a) Fungsi mengadili (judicial power), yakni menerima, memeriksa, mengadili dan

menyelesaikan perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama

dalam tingkat pertama (vide : Pasal 49 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006).

(b) Fungsi pembinaan, yakni memberikan pengarahan, bimbingan, dan petunjuk

kepada pejabat struktural dan fungsional di bawah jajarannya, baik

menyangkut teknis yudisial, administrasi peradilan, maupun administrasi

50

Ibid 51

Ibid

Page 53: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

39

umum/ perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan. (vide : Pasal

53 ayat (3) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006 jo. KMA Nomor

KMA/080/VIII/2006).

(c) Fungsi pengawasan, yakni mengadakan pengawasan melekat atas pelaksanaan

tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti, dan

Jurusita/ Jurusita Pengganti di bawah jajarannya agar peradilan

diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya (vide : Pasal 53 ayat (1) dan

(2) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006) dan terhadap pelaksanaan

administrasi umum kesekretariatan serta pembangunan. (vide: KMA Nomor

KMA/080/VIII/2006).

(d) Fungsi nasehat, yakni memberikan pertimbangan dan nasehat tentang hukum

Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. (vide :

Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor No. 3 Tahun 2006).

(e) Fungsi administratif, yakni menyelenggarakan administrasi peradilan (teknis

dan persidangan), dan administrasi umum (kepegawaian, keuangan, dan

umum/perlengakapan) (vide : KMA Nomor KMA/080/ VIII/2006). 52

52

Ibid

Page 54: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

40

C. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Sengeti

STRUKTUR ORGANISASI

PENGADILAN AGAMA SENGETI KELAS 1 B53

53

Ibid

Ketua Pengadilan

Drs. Abbdan Khubban, SH., MH

Hakim

1. Yunizar Hidayati, SH

2. Rahmatullah, S. D., SH

3. Dra. Emaneli, MH

Sekretaris Youstra Adi

Pinto, SH

Panitera Drs. Idwal

Maris, SH

Wakil Panitera

Dakardi, S. Ag., M. Sy

Panitera Muda Gudatan

Siti Amriah, SH

Panitera Muda Permohonan

Sandi Hasan, SH

Panitera Muda Hukum

Enda Herian, MH

Hakim

1. Mohaman Syafii, SH., MH

2. Apip Fsrid, MH

Wakil Ketua Pengadilan

Rizlan Hasanudin, Lc

Kasubbag Kepegawaian

M. Solihi, S.Sos., MH

Kasubbag Umum

Jangga Setiyawan, SH.,

MH

Page 55: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

41

Dengan mengetahui struktur organisasi Pengadilan Agama Sengeti

tersebut, langkah selanjutnya melakukan penyesuaian dan menetapkan prosedur

kerja secara proporsional sesuai dengan urutan kedudukan/jabatan yang ada. Oleh

karena itu dalam memanfaatkan struktur organisasi sebagai alat untuk menetapkan

pembagian tugas atau job description dari suatu jabatan. Hal ini dapat dilihat dari

tugas pokok dan fungsinya pejabat di Pengadilan Agama Sengeti seperti pada

bagan struktur di atas yaitu: 54

1. Ketua Pengadilan, tugas pokok dan fungsinya adalah memimpin pelaksanaan

tugas Pengadilan Agama Jambi dalam melaksanakan, mengawasi dan

melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan dan menurut peraturan

Perundang- Undangan yang berlaku.

2. Wakil Ketua, tugas pokok dan fungsinya adalah mewakili Ketua Pengadilan

Agama Sengeti dalam hal merencanakan dan melaksanakan tugas-tugas pokok

dan fungsi sebagai wakil Ketua Pengadilan Agama Sengeti serta

mengkoordinir dan melaporkan pelaksanaan tugas kepada ketua Pengadilan

Agama Sengeti.

3. Hakim, tugas pokok dan fungsinya adalah menerima, dan meneliti berkas

perkara serta bertanggung jawab atas perkara yang diterima yang menjadi

wewenangnya baik dalam proses penyelesaiannya sampai dengan minutasi,

bekerja sama dengan pejabat terkait dalam penyusunan program kerja

Pengadilan Agama Sengeti.

4. Panitera, tugas pokok dan fungsinya adalah berkoordinasi dengan Ketua

Pengadilan Agama Sengeti dalam merencanakan dan melaksanakan pelayanan

54

Ibid

Page 56: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

42

tekhnis di bidang administrasi perkara, yang berkaitan dengan penyiapan

konsep rumusan kebijakan dalam menggerakkan pelaksanaan tugas kegiatan

Kepaniteraan dalam menyusun program kerja jangka panjang, jangka

menengah dan jangka pendek serta bertanggung jawab kepada Ketua

Pengadilan Agama Sengeti. 55

5. Sekretaris, tugas pokok dan fungsinya adalah berkoordinasi dengan Ketua

Pengadilan Agama Sengeti dalam melaksanakan tugas dan memimpin

pelaksanaan tugas pada bagian Kesekretariatan dan bertanggung jawab sebagai

Pejabat Pembuat Komitmen/Penanggung Jawab Kegiatan yang menggerakkan

dan menyiapkan konsep serta memecahkan masalah yang muncul di bidang

Kesekretariatan dan menyusun program kerja jangka panjang, jangka

menengah dan jangka pendek ; serta bertanggung jawab kepada Ketua

Pengadilan Agama Sengeti.

6. Panitera Muda Gugatan, tugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan

mengkoordinir serta menggerakkan seluruh akhtivitas pada kepaniteraan

gugatan serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan

mengevaluasi dan membut laporan / bertanggung jawab kepada Panitera.

7. Panitera Muda Permohonan, tugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan

mengkoordinir serta menggerakkan seluruh akhtivitas pada kepaniteraan

permohonan serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan

mengevaluasi dan membut laporan/bertanggung jawab kepada panitera.

8. Panitera Muda Hukum, tugas pokok dan fungsinya adalah memimpin dan

mengkoordinir serta menggerakkan seluruh akhtivitas pada kepaniteraan

55

Ibid

Page 57: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

43

Hukum serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan dalam pelaksanaan

mengevaluasi dan membut laporan / bertanggung jawab kepada Panitera.

9. Kasubbag Kepegawaian dan Ortala, tugas pokok dan fungsinya adalah

memimpin dan mengkoordinir serta menggerakkan seluruh aktifitas pada

urusan kepegawaian dan Ortala serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan

dalam pelaksanaan mengevaluasi dan membut laporan/ bertanggung jawab

kepada Sekretaris.

10. Kasubbag Umum dan Keuangan, tugas pokok dan fungsinya adalah memimpin

dan mengkoordinir serta menggerakkan seluruh akhtivitas pada urusan umum

(rumah tangga) dan Keuangan serta menyiapkan konsep rumusan kebijakan

dalam pelaksanaan mengevaluasi dan membut laporan/ bertanggung jawab

kepada Sekretaris.56

D. Faktor Penyebab Terjadinya Perceraian di Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1 B

No Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya

Perceraian

Jumlah

1 Zina -

2 Mabuk -

3 Madat -

4 Judi -

5 Meninggalkan Salah Satu Pihak -

6 Dihukum Penjara 1

7 Poligami -

8 KDRT 1

56

Ibid

Page 58: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

44

9 Cacat Badan 1

10 Perselisihan dan Pertengkaran Terus

Menerus

22

11 Kawin Paksa -

12 Murtad -

13 Ekonomi 5

Jumlah 30

Sumber: Pengadilan Agama Sengeti Kelas 1 B

Page 59: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Permohonan Perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan

Agama Sengeti

Berdasarkan Bentuk perkara di pengadilan ada 2 (dua) macam, yaitu perkara

gugatan (kontentius) dan perkara permohonan (voluntair). Prosedur pengajuan

perkara permohonan sama dengan prosedur mengajukan gugatan. Berdasarkan

hasil pengamatan dan wawancara di lapangan dan berdasarkan perkara Nomor

152/Pdt.G/2017/PA.Sgt penulis menemukan bahwa mekanisme proses

permohonan perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti,

sebagai berikut:

1. Mengajukan dan Mendaftarkan Permohonan

Mengakhiri sebuah pernikahan tentu bukanlah hal yang mudah. Ada begitu

banyak aspek yang perlu diperhatikan. Namun, yang terpenting adalah kesiapan

dan kemantapan seseorang saat mengambil keputusan untuk bercerai. Tak jarang,

keputusan cerai diambil dengan tergesa-gesa dan penuh emosi. Rasa menyesal pun

hadir belakangan. Sebagaimana yang disampaikan Bapak Amran selaku Jurusita di

Pengadilan Agama Sengeti, sebagai berikut:

Untuk mengajukan cerai gugat, maka perlu dilakukan pemenuhan

persyaratan yang telah ditentukan di sini. Walaupun persyaratanya agak

rumit, biasanya penggugat tetap mengajukan permohonan tersebut guna

terpenuhi keinginannya dalam perceraian. Jadi kami terus berupaya dalam

memberikan pemahaman dan perlengkapan administrasi yang harus

Page 60: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

46

ditempuh. Kalau ada yang tidak meu mengurus tapi melimpahkan kepada

pengacara juga bisa.57

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa banyak sekali pasangan

yang mengurus sendiri perceraian mereka. Meskipun prosesnya sedikit lebih rumit,

namun hal ini tidak mustahil dilakukan. Kuncinya, bekali diri dengan pengetahuan

yang cukup dan jangan malu bertanya. Jika memutuskan tidak menggunakan

bantuan dari pengacara maupun (Lembaga Bantuan Hukum) LBH di pengadilan,

penggugat tetap dapat berkonsultasi kepada pegawai tentang tata cara perceraian.

Peran konsultan hukum juga akan sangat membantu, kalau penggugat memutuskan

mewakili diri sendiri di depan hakim. Cara yang paling mudah adalah mendatangi

pengadilan agama atau pengadilan negeri di wilayah penggugat, dan tanyakan tata

cara mengurus perceraian kepada petugas yang berjaga. Ibu Rohaini selaku

pegawai administrasi di Pengadilan Agama Sengeti menambahkan, sebagai

berikut:

Dalam pemenuhan surat cerai maka penggugat tentu harus memenuhi

persyaratannya, dengan permohonan untuk bercerai, pengasuhan anak atau

juga mengenai harta gono-gini yang telah didapatkan selama hidup

berkeluarga. Setelah semua persyaratan telah terpenuhi maka akan kita

lanjutkan untuk memnuhi, dari identitas penggugat dan bukti-bukti

pernikahan.58

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa umumnya ada tiga poin

yang biasa digugat, yaitu status untuk bercerai, hak pemeliharaan anak, dan hak

mendapatkan harta gono-gini. Sebagai contoh, surat gugatan cerai biasanya berisi:.

Identitas para pihak (Penggugat dan Tergugat) Terdiri atas nama suami dan istri

57

Wawancara bersama Bapak Amran selaku Jurusitas di Pengadilan Agama Sengeti, pada

21 Maret 2018. 58

Wawancara bersama Ibu Rohaini selaku pegawai administrasi di Pengadilan Agama

Sengeti, pada 21 Maret 2018.

Page 61: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

47

(beserta bin/binti), umur dan tempat tinggal. Identitas para pihak juga disertai

dengan informasi tentang agama, pekerjaan, dan status kewarganegaraan. Hal ini

diatur dalam pasal 67 (a) Undang-Undang Nomor. 7/1989. Posita (dasar atau

alasan gugat) Atau istilah hukumnya adalah Fundamentum Petendi, berisi

keterangan berupa kronologis sejak mulai perkawinan Anda dengan suami,

peristiwa hukum yang ada (misal, lahirnya anak-anak), hingga munculnya

ketidakcocokan antara pasangan yang mendorong terjadinya perceraian. Alasan-

alasan yang diajukan dan uraiannya kemudian menjadi dasar tuntutan (petitum).

Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Bapak Darwansyah

selaku pegawai administrasi di Pengadilan Agama Sengeti menambahkan, sebagai

berikut:

Permohonan biasanya mengajukan petitum ke sini dengan melengkapi

persyaratannya, banyak sekali yang bisa kita berikan guna mencari solusi

tebaik dalam sebuah permasalahan. Penggugat tentu berharap majelis

hakim dapat mengabulkan permohonannya, tentu semua itu harus melewati

proses yang panjang dan pembuktian yang menyatakan bahwa keputusan

yang diambil nanti dapat memberikan putusan yang baik.59

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa petitum (tuntutan hukum)

Yaitu tuntutan yang diminta oleh istri sebagai Penggugat agar dikabulkan oleh

hakim. Bentuk tuntutan itu misalnya: Berdasarkan fakta tersebut di atas, maka

dengan ini Penggugat memohon kepada Majelis Hakim berkenan memutus sebagai

berikut: 1. Menerima dan mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya. 2.

Menyatakan perkawinan antara penggugat dan tergugat sah putus karena

perceraian. 3. Menyatakan pihak Penggugat berhak atas hak pemeliharaan anak

dan berhak nafkah dari tergugat 4. Mewajibkan pihak Tergugat membayar biaya

59

Wawancara bersama Bapak Darwansyah selaku pegawai administrasi di Pengadilan

Agama Sengeti, pada 21 Maret 2018.

Page 62: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

48

pemeliharaan anak (jika anak belum dewasa) 5. Menyatakan bahwa harta berupa

yang merupakan harta bersama (gono-gini) menjadi hak Penggugat. Setelah

gugatan cerai selesai dibuat, fotokopi berkas tersebut sebanyak lima buah.

Keenam berkas tersebut akan dibagikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam pengadilan nanti. Satu berkas akan dikirim oleh pengadilan

kepada si suami (Tergugat), tiga berkas untuk para hakim, satu berkas untuk

panitera pengadilan (pegawai yang bertugas mencatat jalannya sidang), dan satu

berkas yang tersisa menjadi pegangan milik penggugat. Pendaftaran gugatan

dilakukan di ruang administrasi oleh pegawai pengadilan yang bertugas untuk

menerima gugatan. Petugas akan memberikan cap atau pengesahan kepada keenam

berkas yang diserahkan. Dengan begitu, surat gugatan sudah sah didaftarkan.

Perkara Nomor 152/Pdt.G/2017/PA.Sgt atas Nama Sri Wulandari Binti

Maja Pramana Umur 24 Tahun, Agama Islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan

ibu rumah tangga, tempat tinggal di RT, Desa, Kecamatan Kumpeh Ulu,

Kabupaten Muaro Jambi, Selanjutnya disebut sebagai Penggugat. Telah

mengajukan permohonan dengan identitas yang jelas. Nama Heriyanto Bin Darka

Umur 33 Tahun, Agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan tani, tempat

tinggal di, Desa Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Selanjutnya

disebut sebagai Tergugat. Setelah berkas terdaftarkan maka pengadilan agama

akan mempelajari surat-surat yang berkaitan dengan perkara ini, telah mendengar

keterangan penggugat dan saksi-saksi di muka sidang. Sebagaimana yang

disampaikan Ibu Baihna Selaku Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti,

sebagai berikut:

Page 63: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

49

Benar adanya Perkara Nomor 152/Pdt.G/2017/PA.Sgt yang telah

diputuskan, semuanya melalui proses yang benar dan juga pertimbangan

yang matang, karena inikan permasalahannya adalah suami mengalami gila

dikarenakan bisa jadi stress selama hidup bersama. Dan setelah melalui

proses panjang maka keputusan itu telah diberikan60

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa Perkara Nomor

152/Pdt.G/2017/PA.Sgt telah diputuskan melui proses panjang berdasarkan

ketentuan yang berlaku, dengan memanggil penggugat dan tergugat guna dimintai

keterangannya, dan juga beberapa saksi pun dipanggila agar membuktikan

kebenaran dari perkara di atas.

2. Mempelajari Perkara dan Menyiapkan Panitera Sidang

Setiap perkara yang hendak diselesaikan, maka Pengadilan Agama Sengeti

melihat dalil-dalil gugatan yang digunakan sebagai acuan dalam membarikan

putusan, dengan mengetahui bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri

sah, dan telah tercatat di Kantor Urusan Agama. Sebagaimana dapat dilihat dari

hasil wawancara bersama Ibu Rohaini selaku pegawai administrasi di Pengadilan

Agama Sengeti menambahkan, sebagai berikut:

Benar memang saudari Sri Wulandari mengajukan gugat cerai kepada

suaminya Heriyanto yang dengan itu menunjukkan surat sah menikah yang

dicatat di kantor urusan agama kecamatan kumpeh ulu, beliau menggugat

dikarenakan suami mengalami gangguan jiwa, maslah ekonomi dan

pekerjaan menjadi faktor utamanya.61

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa tergugat memang benar

telah mengalami gangguan jiwa yang menyebabkan kehidupan rumah tangga tidak

bisa berjalan dengan baik sebagaimana mestinya. Dengan berbagai permasalahan

60

Wawancara bersama Ibu Baihna Selaku Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti,

pada 21 Maret 2018. 61

Wawancara bersama Ibu Rohaini selaku pegawai administrasi di Pengadilan Agama

Sengeti, pada 21 Maret 2018.

Page 64: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

50

yang dihadapi untuk itu penggugat mengajukan permohonan perceraian dengan

tergugat. Kedua, bahwa setelah menikah, Penggugat dan Tergugat tinggal bersama

di rumah orang tua Penggugat di Desa Ramin, Kecamatan Kumpeh Ulu,

Kabupaten Muaro Jambi sampai terjadi pisah. Ketiga, bahwa selama pernikahan

tersebut, Penggugat dengan Tergugat telah melakukan hubungan layaknya suami

istri (ba’da dukhul), dan dikaruniai 1 orang anak bernama, umur 5 tahun dan saat

ini anak tersebut diasuh oleh Penggugat. Ketiga, bahwa pada awalnya rumah

tangga Penggugat dan Tergugat harmonis, namun sejak bulan Maret 2016 rumah

tangga sudah tidak harmonis lagi akibat sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran yang disebabkan Tergugat mempunyai penyakit (gangguan jiwa)

yang akibatnya tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai seorang suami.

Sebagaimana yang diucapkan. Sebagaimana yang disampaikan Ibu Baihna Selaku

Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti, sebagai berikut:

Penggugat merasa tidak nyaman karena tergugat telah mengalami

gangguan jiwa, sehingga sudah tidak bisa lagi menafkajhi keluarga lahir

dan batin. Namun jauh sebelum itu terjadi permasalahan dalam keluarga

sudah sering terjadi dari cekcok anda juga pulang ke rumah keluarga

masing-masing.62

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa terjadinya perselisihan

sehingga menyebabkan harus pulang kerumah keluarga masing-masing menjadi

semakin besarnya konflik dalam kelaurga penggugat, tak berlangsung lama

ternyata tergugat mengalami gangguan jiwa yang menyebabkan keluarga tidak lagi

harmonis.

62

Wawancara bersama Ibu Baihna Selaku Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti,

pada 24 Maret 2018.

Page 65: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

51

Keempat, bahwa puncak ketidakharmonisan terjadi pada bulan Januari

2017, akibatnya antara Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah, Penggugat

pergi meninggalkan rumah kediaman bersama dan pulang ke rumah orang tua

Penggugat dengan alamat sebagaimana tersebut di atas selama 3 bulan hingga

sekarang. Selama itu sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin dan

tergugat sudah tidak lagi memberi nafkah kepada Penggugat serta tidak

meninggalkan sesuatu apapun yang dapat digunakan sebagai pengganti nafkah.

Bahwa pihak keluarga belum pernah mendamaikan Penggugat dan Tergugat,

namun tidak berhasil dan Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul

akibat perkara ini.

3. Penetapan Mejelis Hakim dan Memberi Putusan

Penetapan Mejelis Hakim PMH disebut sebagai pelaksana dalam

pengambilan keputusan yang telah ditetapkan membuat Penetapan Hari Sidang

PHS. Memanggil para pihak melalui juru sita dan menyidangkan perkara, dengan

menerima berkas dari majelis hakim, memberitahukan isi putusan kepada pihak-

pihak lewat jurusita memberitahukan ke meja II dan kasir yang berkaitan dengan

tugas mereka, menetapkan kekuatan hakim, menyerahkan salinan putusan kepada

penggugat dan instansi terkait, menyerahkan berkas kepada panitera muda.

Panitera muda, mendata perkara, melaporkan dan mengarsipkan.

Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas Penggugat bermohon

kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Sengeti. Majelis Hakim untuk membuka

sidang guna memeriksa dan mengadili perkara ini dengan menjatuhkan putusan

sebagai berikut dengan mengabulkan gugatan Penggugat, menceraikan perkawinan

Page 66: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

52

Penggugat (Sri Wulandari Binti Maja Pramana), dengan Tergugat (Heriyanto Bin

Dakar) dan membebankan biaya perkara kepada Penggugat. Bahwa pada hari

persidangan yang telah ditetapkan, Penggugat datang menghadap sendiri di

persidangan sedangkan tergugat/ Wali Pengampu Tergugat tidak datang dan tidak

pula mengutus orang lain sebagai Wakil atau kuasanya yang sah untuk datang

menghadap di persidangan meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut oleh

Jurusita Pengadilan Agama Sengeti sesuai dengan relas panggilan Nomor

152/Pdt.G/2017/PA.Sgt, tanggal 10 April 2017, tanggal 20 April 2017, dan tanggal

27 April 2017 serta tidak terbukti ketidakhadirannya itu disebabkan oleh suatu

alasan yang sah. Sebagaimana dapat dilihat dari hasil wawancara bersama Ibu

Rohaini selaku pegawai administrasi di Pengadilan Agama Sengeti menambahkan,

sebagai berikut:

Pihak pengadilan di sini telah mengeluarkan surat pemberitahuan pada

tergugat untuk berkenan hadir atau dengan diwakili, tertera telah

diberitahukan selam tiga kali untuk menghadiri persidangan. Namun

dengan suatu alsan maka persidangan terus melanjutkan.63

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa majelis Hakim telah

memberi nasehat kepada Penggugat agar rukun kembali dengan Tergugat, namun

usaha tersebut tidak berhasil karena Penggugat tetap pada dalil-dalil gugatannya

untuk bercerai dengan Tergugat. Sebagaimana yang disampaikan Ibu Baihna

Selaku Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti, sebagai berikut:

Tentu kita sudah memberikan saran kepada penggugat untuk rukun kembali

dala keluarga, namun rupanya tekat penggugat telah bulat ingin berpisah,

63

Wawancara bersama Ibu Rohaini selaku pegawai administrasi di Pengadilan Agama

Sengeti, pada 21 Maret 2018.

Page 67: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

53

dengan begitu kami tidak berhasil dalam membuat keluarga Ibu Sri rukun

kembali, karena dia tetap dengan pilihannya.64

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa perkara ini tidak dapat

dimediasi karena Tergugat/ Wali pengampu tidak pernah datang menghadap

meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut, selanjutnya dimulai pemeriksaan

dengan membacakan surat gugatan Penggugat tertanggal 29 Maret 2017, yang

pada prinsipnya tetap dipertahankan oleh Penggugat tanpa ada perubahan.

Dalam menguatkan dalil-dalil gugatannya, Penggugat telah mengajukan

alat bukti di persidangan, diantaranya, Surat, di mana terapat Fotokopi Kutipan

Akta Nikah atas nama Penggugat dengan Tergugat, Nomor 279/25/VII/2011

tanggal 13 Juli 2011, yang aslinya dikeluarkan oleh Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, telah

dinazegelen, setelah dicocokkan dengan aslinya ternyata sesuai, sebagaimana bukti

(P);

Saksi pertama umur 51 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, tempat

kediaman di, Desa, kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, dibawah

sumpahnya telah memberikan keterangan diantaranya; bahwa saksi kenal dengan

Penggugat dan Tergugat karena saksi ayah kandung Penggugat, bahwa Penggugat

dengan Tergugat adalah suami istri yang menikah bulan Juli tahun 2011, bahwa

setelah menikah Penggugat dengan Tergugat tinggal bersama di rumah orang tua

Tergugat di Desa Ramin sampai terjadi pisah, bahwa Penggugat dengan Tergugat

telah dikaruniai satu orang anak, bahwa awalnya rumah tangga Penggugat dan

Tergugat rukun dan harmonis, namun semenjak bulan Maret 2016 tidak harmonis

64

Wawancara bersama Ibu Baihna Selaku Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti,

pada 29 Maret 2018.

Page 68: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

54

lagi disebabkan Tergugat karena gangguan jiwa (stres), bahwa saksi melihat

sendiri, jika saksi datang ke rumah Tergugat, Tergugat pergi ke kamar dan tidak

mau keluar lagi, tidak mau bicara serta mengurung diri dikamar, bahwa Penggugat

dan pihak keluarga telah berusaha membawa Tergugat berobat bahkan ke Rumah

Sakit Jiwa, namun tidak membuahkan hasil, bahwa antara Penggugat dengan

Tergugat telah berpisah tempat tinggal selama 3 bulan karena Penggugat pulang ke

rumah saksi sejak bulan Januari 2017, bahwa pihak keluarga sudah berusaha untuk

mendamaikan Penggugat dengan Tergugat namun tidak berhasil.

Saksi kedua umur 65 tahun, agama Islam, pekerjaan tani, tempat kediaman

di RT, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, di bawah sumpahnya

memberikan keterangan yang pada pokoknya di antaranya; bahwa saksi kenal

dengan Penggugat dan Tergugat karena saksi bertetangga dengan Penggugat,

bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang menikah sekitar 4 (empat)

tahun yang lalu, bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat tinggal bersama

di rumah orang tua Tergugat, sampai terjadi pisah, bahwa Penggugat dan Tergugat

telah dikaruniai satu orang anak, bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat

sudah berpisah tempat tinggal selama 3 (tiga) bulan, Bahwa penyebabnya Tergugat

karena gangguan jiwa sehingga sehingga tidak bisa melaksanakan hak dan

kewajibannya sebagai suami, saksi melihat Tergugat sering menyendiri di kamar

dan takut dengan orang lain, bahwa pihak keluarga telah berusaha untuk membawa

Tergugat berobat, namun tidak berhasil sehingga pihak keluarga Tergugat

menyarankan Penggugat pulang ke rumah orang tuanya dan berpisah sampai

sekarang, bahwa, selanjutnya Penggugat tidak mengajukan alat bukti lain dan

Page 69: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

55

mencukupkan kepada alat bukti yang telah diajukannya tersebut, bahwa,

Penggugat dalam kesimpulannya secara lisan menyatakan tetap dengan gugatannya

dan mohon putusan, bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan ini ditunjuk

segala hal yang tercantum dalam berita acara sidang perkara ini yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari putusan in.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa proses permohonan

perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti, diantaranya;

Mengajukan dan Mendaftarkan Permohonan, di mana penggugat melengkapi

semua persyaratan dan mengajukan ke bagian pendaftaran perkara, Mempelajari

Perkara dan Menyiapkan Panitera Sidang, di mana dengan menelaah persayaratan

yang telah diajukan dan Penetapan Mejelis Hakim dan Memberi Putusan, di mana

pembentukan tim siding dan juga pemberian keputusan berdasarkan perkara yang

ada.

B. Akibat Perceraian Karena Suami Sakit Jiwa

1. Akibat Perceraian Karena Suami Sakit Jiwa Terhadap Anak

Berdasarkan pasal 42 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan merumuskan bahwa: “Anak yang sah adalah anak yang lahir dari

atau sebagai akibat perkawinan yang sah”. Ada responden yang dalam

melakukan pernikahan sudah mempunyai anak. Sehingga status anak yang

dilahirkan tersebut dianggap sah menurut Undang-Undang yang berlaku yang

mengakibatkan anaak tersebut bisa memperoleh kepastian hukum karena

mempunyai alat bukti yang berupa akta kelahiran.

Page 70: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

56

Hal ini sesuai dengan pasal 55 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan yang menyatakan bahwa: “Asal usul seorang anak

yang hanya dapat dibuktikan dengan akte kelahiran yang otentik yang

dikeluarkan oleh Pejabat yang berwenang”. Adapun mengenai kewajiban orang

tua terhadap anaknya atau sebaliknya diatur dalam Undang-Undang Nomor 1

Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 45 dan 49. Berdasarkan pasal tersebut

dapat diterangkan bahwa kewajiban orangtua terhadap anaknya ialah

memelihara dan mendidik anak merka sebaik-baiknya sampai anak tersebut

menjadi dewasa. Sudah kawin atau dapat mandiri dan kewajiban ini berlaku

terus menerus meskipun perkawinan antara orang tuanya putus (pasal 45).

Dalam hal kekuasaan orang tua terhadap anaknya maka anak yang belum

mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan ada di

bawah kekuasaan orangtuanya selama mereka tidak dicabut kekuasannya.

2. Akibat Perceraian Karena Suami Sakit Jiwa Terhadap Harta Benda

dan Hukum Warisnya.

Perkawinan yang hanya dilakukan berdasarkan pada syariat Islam dan

per Undang-Undangan yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun

1974 tentang Perkawinan maka mengenai pengaturan harta bersama

berdasarkan pada syariat Islam. Menurut hukum Islam harta dalam perkawinan

dibagi menjadi dua yaitu harta bawaan atau gono gini dan harta bersama. Harta

gono gini merupakan harta yang diperoleh sebelum mereka menjadi suami istri.

Harga seperti ini istri berhak memiliki dan menguasai hartanya secara

mandiri dan berhak melakukan perbuatan hukum sendiri atas harta itu.

Sedangkan harta bersama yang diperoleh selama perkawinan berlangsung.

Page 71: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

57

Dalam pemakaiannya harus mendapat persetujuan bersama. Adanya pemisahan

harta dalam perkawinan dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembagian

waris apabila terjadi perceraian atau salah satunya meninggal.

Adapun mengenai hukum waris dalam perkawinan yang disebabkan

suami gila, karena menurut hukum Islam itu sudah sah maka suami atau istri

bisa saling mewairis, artinya jika suami gila maka istri berhak untuk

memperoleh warisan dari harta peninggalan suaminya atau sebaliknya. Sesuai

dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perkawinan yang tidak dicatat

akan berakibat hukum pada suami, istri dan anak serta harta benda dalam

perkawinan.

Dari penejelasan di atas dapat disimpulkan bahwa akibat perceraian

karena suami sakit jiwa maka anak diasuh oleh ibu dalam hal kekuasaan ibu

terhadap anaknya maka ibu merawat anak tersebut mencapai umur 18 tahun

atau setelah menikah dan akibat perceraian karena suami sakit jiwa terhadap

harta benda dan hukum warisnya yand disebut harta gono gini merupakan harta

yang diperoleh sebelum mereka menjadi suami istri. Harga seperti ini istri

berhak memiliki dan menguasai hartanya secara mandiri dan berhak melakukan

perbuatan hukum sendiri atas harta itu. Sedangkan harta bersama yang

diperoleh selama perkawinan berlangsung. Dalam pemakaiannya harus

mendapat persetujuan bersama.

Page 72: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

58

C. Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Perceraian Karena Suami

sakit jiwa

1. Duduk Perkara

Setelah menimbang, bahwa Penggugat telah mengajukan surat gugatannya

tertanggal 29 Maret 2017 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan

Agama Sengeti dalam register Nomor 152/Pdt.G/2017/PA.Sgt, tanggal 29 Maret

2017 dengan dalil-dalil gugatan yang mana:

2. Penggugat dan Tergugat adalah suami istri sah, menikah pada tanggal 12 Juli

2011, dan telah tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Kumpeh Ulu,

Kabupaten Muaro Jambi, sesuai Kutipan Akta Nikah Nomor 279/25/VII/2011,

tanggal 13 Juli 2011. Menimbang, bahwa berdasarkan penilaian terhadap alat-

alat bukti yang telah diajukan penggugat di atas, Majelis Hakim menemukan

fakta hukum sebagai berikut:

3. Bahwa terbukti benar penggugat dangan tergugat adalah suami istri yang

menikah pada tanggal 12 juli 2011 dan sampai sekarang belum pernah bercerai.

4. Bahwa terbukti benar rumah tangga antara penggugat dan tergugat awalnya

rukun, namun sejak setahun yang lalu tidak harmonis lagi karena tergugat kena

gangguan jiwa sehingga tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai suami

dan ayah.

5. Bahwa terbukti benar penggugat sudah mengurus tergugat selama sakit sekitar

satu tahun, dan membawanya berobat bahkan ke Rumah Sakit Jiwa, namun

sampai perkara ini di putus, tergugat tidak mengalami perubahan/sembuh.

6. Bahwa terbukti benar antara penggugat dengan tergugat telah berpisah tempat

tinggal sejak bulan januari 2017 yaitu 3 (tiga) bulan hingga sekarang.

Page 73: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

59

7. Bahwa terbukti benar, pihak keluarga tergugat juga sudah menyarankan agar

penggugat pulang ke rumah orang tuanya, karena tergugat tidak sembuh dari

penyakitnya.

Dari pertimbangan tersebut dapat dicermati bahwa maksud dan tujuan

gugatan Penggugat adalah dewan hakim menerima dan mengabulkan gugatan

penggugat untuk seluruhnya. Pada hari pesidangan yang telah ditetapkan,

Penggugat datang menghadap sendiri (in persion) di pesidangan sedangkan

Tergugat/ Wali pengampu Tergugat tidak datang dan tidak pula mengutus orang

lain sebagai wakil atau kuasanya yang sah untuk datang menghadap di persidangan

serta tidak pula terbukti ketidakhadirannya itu disebabkan oleh suatu alasan yang

dibenarkan oleh hukum (default without reason), meskipun telah dipanggil secara

resmi dan patut sesuai dengan relaas panggilan Nomor 152/Pdt.G/2017/PA.Sgt,

maka berdasarkan ketentuan Pasal 149 Ayat 1 RBg.

Perkara ini dapat diputus tanpa hadirnya Tergugat (verstek), sebagaimana

disebutkan dalam kitab I’anatul Thalibin Juz IV hal. 312 yang berbunyi: Artinya:

“Hakim tidak boleh memutus perkara tanpa kehadiran pihak, kecuali ia

bersembunyi atau membangkang”. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan

tersebut di atas, maka Tergugat yang telah dipanggil secara resmi dan patut tetapi

tidak datang menghadap di persidangan harus dinyatakan tidak hadir dan gugatan

Penggugat tidak melawan hukum serta telah beralasan dan selanjutnya perkara ini

tidak dapat dimediasi sesuai dengan Perda Nomor 1 Tahun 2016 karena Tergugat

tidak pernah hadir.

Page 74: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

60

2. Pertimbangan Hakim

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah memberi nasehat kepada Penggugat

agar rukun kembali dengan Tergugat, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil;

menimbang, bahwa yang menjadi masalah pokok dalam perkara ini adalah gugatan

cerai Penggugat terhadap Tergugat dengan alasan sebagaimana telah diuraikan

dalam duduk perkara di atas; menimbang, bahwa karena Tergugat tidak hadir

dalam persidangan, maka hak jawabnya menjadi gugur dan sekaligus berarti bahwa

sikap tergugat tersebut dianggap mengakui seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat,

hal ini sejalan dengan Hadist Rasulullah yang terdapat dalam Ahkam Al-Qur’an li

Al Jashash, Mauqi’ul Islam, Juz 08 halaman 201, yang diarmbil sebagai pendapat

Majelis Hakim berbunyi: Artinya: “barang siapa dipanggil oleh hakim untuk hadir

dalam persidangan tetapi tidak menghadap, maka ia telah berbuat zalim sehingga

hak jawabnya menjadi gugur”.

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk perkara perdata khusus

yang tunduk kepada hukum acara yang bersifat khusus pula, maka berdasarkan

azas lex specialis derogat lex generalis ketidakhadiran Tergugat dalam perkara ini

tidaklah dapat dianggap sebagai pengakuannya yang memiliki kekuatan

pembuktian sempurna (volledig) dan mengikat (bindende), melainkan hanyalah

menggugurkan hak jawabnya terhadap gugatan Penggugat, karena menurut Pasal

311 R.Bg jo Pasal 1925 KUHperd, pengakuan yang mempunyai nilai pembuktian

yang lengkap hanyalah pengakuan yang dilakukan didepan hakim. Oleh karena itu

masih harus didukung oleh bukti-bukti lain, sehingga Penggugat wajib dibebani

pembuktian;

Page 75: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

61

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat

telah mengajukan alat bukti di persidangan, yaitu berupa alat bukti surat (P) dan

dua orang saksi; menimbang, bahwa terhadap alat bukti surat (P) yang diajukan

Penggugat, Majelis Hakim berpendapat bahwa alat bukti tersebut merupakan

fotokopi dari suatu akta autentik, khusus dibuat sebagai alat bukti, telah dilegalkan,

dengan demikian alat bukti terdisebut telah memenuhi persyaratan formil.

Disamping itu, alat bukti (P) tersebut memenuhi keterangan yang menguatkan dan

relevan dengan gugatan Penggugat sehingga telah memenuhi syarat materiil.

Berdasarkan hal itu, maka alat bukti (P) harus dinyatakan dapat diterima.

Sebagaimana yang disampaikan Ibu Baihna Selaku Hakim Anggota di Pengadilan

Agama Sengeti, sebagai berikut:

Semua telah dipertimbangkan dengan seksama, dengan melibatkan alat

bukti dan juga dua orang saksi yang mengetahui perkara tersebut. Adapun

dua orang saksi tersebut telah meemnuhi sarat yang telah ada, sehingga

dapat memberikan keterangannya terkait perkara ini.65

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwapertimbangan hakim

selanjutna dapat diketahui bhwa berdasarkan bukti (P) yang diajukann Penggugat

tegrbukti bahwa Penggugat dengan Tergugat telah terikat dalam perkawinan yang

sah, sehingga Penggugat dan Tergugat adalah pihak materiil yang berkepentingan

dalam perkara ini; menimbang, bahwa terhadap alat bukti berupa dua orang saksi

yang diajukan Penggugat di persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa kedua

orang saksi Penggugat tersebut telah memenuhi persyaratan formil karena masing-

masing telah hadir, dalam hal ini secara pribadi (in pearson), di depan persidangan

65

Wawancara bersama Ibu Baihna Selaku Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti,

pada 21 Maret 2018.

Page 76: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

62

dan telah memberikan keterangan dibawah sumpahnya serta tidak terhalang secara

hukum untuk didengar kesaksiannya.

Kemudian secara materiil, keterangan saksi Penggugat yang pertama yang

mengetahui rumah tangga antara Penggugat dengan Tergugat tidak harmonis lagi,

disebabkan Tergugat kena gangguan jiwa sehingga tidak bisa lagi memenuhi

kebutuhan rumah tangga baik jasmani dan rohani Penggugat, dan akhirnya

Penggugat pulang ke rumah orang tuanya pada bulan Januari 2017, sejak saat itu

antara Penggugat dengan Tergugat berpisah tempat tinggal, ksaksi kedua juga

menerangkan hal yang sama sehingga kedua saksi tersebut mengetahui antara

Penggugat dan Tergugat telah berpisah tempat tinggal selama 3 (tiga) bulan lebih

sampai sekarang, keterangan mana saling bersesuaian dan saling menguatkan serta

relevan dengan dalil-dalil gugatan Penggugat, oleh karena itu telah sesuai dengan

ketentuan pasal 171-175 RBg, sehingga secara formil dan materiil alat bukti saksi

yang diajukan penggugat dapat diterima;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dihubungkan pula

dengan sikap penggugat di persidangan yang mana penggugat tetap ingin bercearai

dengan tergugat, hal mana menunjukkan antara penggugat dengan tergugat tidak

saling mencintai lagi dikarenakan tergugat kena gangguan jiwa (stres), maka

Majelis Hakim berpendapat bahwa perceraian adalah solusi yang terbaik bagi

penggugat dan tergugat, agar keduanya terlepas dari beban penderitaan lahir dan

batin yang berkepanjangan, kalau dipaksakan juga untuk mempertahankannya,

patut diduga bahwa hal itu akan menimbulkan mafsadah yang lebih besar dari

maslahahnya, padahal menolak mafsadah lebih diutamakan dari mencapai

Page 77: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

63

kemaslahatan, ketentuan tersebut sesuai dengan kaidah fiqih yang berbunyi:

Artinya: “Menolak kemudharatan lebih utama daripada menarik

(mempertahankan) kebaikan”.

Menimbang, bahwa dengan kondisi Tergugat sebagaimana tersebut di atas,

maka telah ternyata bahwa tergugat sebagai suami tidak mampu menunaikan

kewajibannya, baik di dalam memenuhi keperluan hidup penggugat maupun

melindungi penggugat sebagaimana yang ditentukan di dalam pasal 34 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan. Oleh karena itu

keberatan atas sikap dan tindakan tergugat tersebut dapat dibenarkan sesuai dengan

pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.

Menimbang, bahwa dengan demikian tujuan dari perkawinan yaitu untuk

mewujudkan sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan rahmah

sebagaimana dimaksud di dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo

pasal 3 Kompilasi Hukum Islam tidak mungkin dapat tercapai. Menimbang, bahwa

dari pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka gugatan Penggugat untuk

bercerai dengan Tergugat telah beralasan dan sesuai dengan hukum sebagaimana

diatur di dalam pasal 19 huruf (e) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan jo Pasal

116 huruf (e) Kompilasi Hukum Islam

Menimbang, bahwa berdasarkan kaidah fiqih dan ketentuan pasal-pasal

tersebut, dihubungkan dengan apa yang telah dipertimbangkan di atas, maka

Majelis Hakim berpendapat bahwa gugatan Penggugat telah beralasan hukum dan

menimbang, bahwa karena gugatan Penggugat telah beralasan hukum, maka

Page 78: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

64

Majelis Hakim berpendapat gugatan penggugat dapat dikabulkan dan akan

dicantumkan dalam amar putusan ini.

Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud Pasal 84 ayat 1 dan 2 Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, maka diperintahkan

kepada panitera Pengadilan Agama Sengeti secara ex officio untuk mengirimkan

salinan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kepada

Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat

dan Tergugat serta tempat perkawinan dilangsungkan yaitu Pegawai Pencatat

Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi,

untuk mendaftarkan putusan perceraian dalam daftar yang disediakan unntuk itu.

Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang

perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang

Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama dan Pasal 90 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989, Pasal 91 Ayat (3) Undang ang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang

Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 serta Peraturan

Pemerintah Nomor 53 Tahun 2008 Tentang PNBP pada Mahkamah Agung RI,

maka biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat.

Mengingat, segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dalil-

dalil syara’ yang berkaitan dengan perkara ini dengan mengadili tergugat yang

telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap sidang, tidak hadir,

mengabulkan gugatan Penggugat secara verstek, menjatuhkan talak satu bain

Page 79: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

65

shugra Tergugat () terhadap Penggugat (), memerintahkan Panitera Pengadilan

Agama Sengeti untuk mengirimkan salinan putusan ini yang telah berkekuatan

hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, untuk dicatat dalam daftar yang disediakan

untuk itu dan membebankan kepada Penggugat untuk membayar seluruh biaya

perkara sebesar Rp 791.000,00 (tujuh ratus sembilan puluh satu ribu rupiah);

Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis

Hakim Pengadilan Agama Sengeti pada hari Rabu tanggal 03 Mei 2017 M

bertepatan dengan tanggal 06 Sya’ban 1438 H, oleh Drs. Asli Nasution, M.E. Sy.

sebagai ketua Majelis, Hj. Baihna, A.Ag,M.H., dan Korik Agustian, S.Ag.,M.Ag.,

masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan oleh Ketua

Majelis tersebut dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga dengan

didampingi hakim anggota yang sama dan dibantu oleh Drs. Said Hasan A.

Sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat tanpa hadirnya Tergugat.

Dalam pelaksanaanya hakim sebagai pertimbangannya melihat kepada bukti

bukti materilnya maupun keterangan saksi saksi di persidangan, hakim juga

merujuk kepada ketentuan-ketentuan Undang-Undang begitu juga merujuk kepada

hukum Islam dan dalam kasus ini sebagai pertimbangan hakim juga adalah kondisi

penyakit sakit jiwa yang berakibat tidak adanya ketentraman, keharmonisan

maupun kebahagiaan dalam membangun rumah tangga yang bahagia.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pertimbangan hakim dalam

memutuskan perceraian adalah dengan melihat perkara penggugat tersebut serta

membuktikan kebenaran dari perkara tersebut yang disebabkan karena salah satu

Page 80: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

66

pasangan mengalami sakit jiwa, yang dengan yaitu berakibat tidak adanya

ketentraman, keharmonisan, dan kebahagiaan dalam membangun rumah tangga.

Sehingga tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan

ketuhanan yang maha esa tidak tercapai. Adapun dasar hukum yang digunakan

hakim dalam menyelesaikan gugatan perceraian tersebut adalah pasal 116 hurup

(e) dan (f) jo. Pasal 19 hurup (e) dan (f) jo. Pasal 22 ayat (2), Peraturan Pemerintah

No 9 Tahun 1975 menjelaskan gugatan tersebut ayat (1) dapat diterima apabila

telah cukup jelas bagi pengadilan mengenai sebab-sebab tidak terjadinya

keselarasan dalam rumah tangga dan setelah mendengar pihak keluarga serta

orang-orang yang dekat dengan suami isteri itu.

D. Perbedaan Putusan Hakim Terhadap Kasus Perceraian Dikarenakan

Suami Gila

1. Putusan gugatan perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan

Agama Bantul

Putusan gugatan perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan

Agama Bantul tidak didasarkan pada penyakit jiwa suami, akan tetapi lebih

pada akibat dari sakit jiwa tersebut yaitu tidak adanya ketentraman,

keharmonisan dan kebahagiaan dalam rumah tangga, sehingga tujuan

perkawinan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa tidak tercapai. Adapun dasar

hukum yang digunakan hakim dalam menyelesaikan gugatan perceraian

tersebut adalah Pasal 116 huruf (e) dan (f) Kompilasi Hukum Islam jo Pasal

19 huruf (e) dan (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975. Hakim

menentukan bahwa alasan perceraian akibat suami sakit jiwa dimasukkan

Page 81: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

67

sebagai sebab tidak adanya ketentraman, keharmonisan dan kebahagiaan

dalm ikatan rumah tangga.

2. Putusan gugatan perceraian karena suami sakit jiwa di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Sengeti

Putusan gugatan perceraian karena suami sakit jiwa di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Senget berdasarkan fakta-fakta tersebut dihubungkan pula

dengan sikap penggugat di persidangan yang mana penggugat tetap ingin

bercearai dengan tergugat, hal mana menunjukkan antara penggugat dengan

tergugat tidak saling mencintai lagi dikarenakan tergugat kena gangguan jiwa

(stres), maka Majelis Hakim berpendapat bahwa perceraian adalah solusi yang

terbaik bagi penggugat dan tergugat, agar keduanya terlepas dari beban

penderitaan lahir dan batin yang berkepanjangan, kalau dipaksakan juga untuk

mempertahankannya, patut diduga bahwa hal itu akan menimbulkan mafsadah

yang lebih besar dari maslahahnya, padahal menolak mafsadah lebih

diutamakan dari mencapai kemaslahatan, ketentuan tersebut sesuai dengan

kaidah fiqih yang berbunyi: Artinya: “Menolak kemudharatan lebih utama

daripada menarik (mempertahankan) kebaikan”.

Menimbang, bahwa dengan kondisi Tergugat sebagaimana tersebut di

atas, maka telah ternyata bahwa tergugat sebagai suami tidak mampu

menunaikan kewajibannya, baik di dalam memenuhi keperluan hidup

penggugat maupun melindungi penggugat sebagaimana yang ditentukan di

dalam pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang

perkawinan. Oleh karena itu keberatan atas sikap dan tindakan tergugat

Page 82: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

68

tersebut dapat dibenarkan sesuai dengan pasal 34 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974.

Page 83: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang putusan hakim dalam

menetapkan kasus perceraian terhadap salah seorang suami atau istri karena sakit

jiwa di Pengadilan Agama Sengeti sudah berjalan baik, untuk itu secara khusus

dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Proses permohonan perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan Agama

Sengeti, diantaranya; Mengajukan dan Mendaftarkan Permohonan, di mana

penggugat melengkapi semua persyaratan dan mengajukan ke bagian

pendaftaran perkara, Mempelajari Perkara dan Menyiapkan Panitera Sidang, di

mana dengan menelaah persayaratan yang telah diajukan dan Penetapan Mejelis

Hakim dan Memberi Putusan, di mana pembentukan tim siding dan juga

pemberian keputusan berdasarkan perkara yang ada.

2. Akibat perceraian karena suami sakit jiwa maka anak diasuh oleh ibu dalam hal

kekuasaan ibu terhadap anaknya maka ibu merawat anak tersebut mencapai

umur 18 tahun atau setelah menikah dan akibat perceraian karena suami sakit

jiwa terhadap harta benda dan hukum warisnya yand disebut harta gono gini

merupakan harta yang diperoleh sebelum mereka menjadi suami istri. Harga

seperti ini istri berhak memiliki dan menguasai hartanya secara mandiri dan

berhak melakukan perbuatan hukum sendiri atas harta itu. Sedangkan harta

Page 84: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

70

bersama yang diperoleh selama perkawinan berlangsung. Dalam pemakaiannya

harus mendapat persetujuan bersama.

3. Pertimbangan hakim dalam memutuskan perceraian bahwa penggugat dangan

tergugat adalah suami istri yang telah menjalani rumah tangga antara penggugat

dan tergugat awalnya rukun, namun sejak awal tahun 2015 tidak harmonis lagi

karena tergugat terkena gangguan jiwa sehingga tidak bisa menjalankan

kewajibannya sebagai suami. Penggugat sudah mengurus tergugat selama sakit

sekitar satu tahun, dan membawanya berobat bahkan ke Rumah Sakit Jiwa,

namun sampai perkara ini di putus, tergugat tidak mengalami sembuh. Sehingga

tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan

yang maha esa tidak tercapai. Adapun dasar hukum yang digunakan hakim

dalam menyelesaikan gugatan perceraian tersebut adalah pasal 116 hurup (e)

dan (f) jo. Pasal 19 hurup (e) dan (f) jo. Pasal 22 ayat (2), Peraturan Pemerintah

No 9 Tahun 1975 menjelaskan gugatan tersebut ayat (1) dapat diterima apabila

telah cukup jelas bagi pengadilan mengenai sebab-sebab tidak terjadinya

keselarasan dalam rumah tangga dan setelah mendengar pihak keluarga serta

orang-orang yang dekat dengan suami isteri itu.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat disajikan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

1. Pengadilan Agama Sengeti diharapkan melakukan pemeriksaan dengan adil

dan tidak memihak sesuai dengan fakta-fakta dan dengan menerapkan

prinsip-prinsip hukum yang baik dan benar, serta menjadi gambaran bagi

Page 85: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

71

Peradilan Agama lain agar senantiasa menjalankan aturan yang telah

diberikan oleh Instansi Peradilan Tertinggi Negara dalam pemeriksaan

terhadap masyarakat pencari keadilan.

2. Hendaknya para keluarga tidak mengambil jalur perceraian selagi masih

dapat diperdamaikan.

3. Hendaknya pihak keluarga ikut serta mendamaikan agar terhindar dari

dampak perceraian karena suami sakit jiwa di Pengadilan Agama Sengeti.

Page 86: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Departemen Agama, Qur’an Tafwid dan Tejermahan, Jakarta: Magfirah Pustaka,

2008.

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, Jakarta Timur: Sinar

Garafika, 2015.

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, Jakarta: Perpustakaan Nasional KDT, 1999.

Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, Yogyakarta:

Pustaka Bru Press, 2016.

Djam’an Satori Dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta, 2013.

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, Jakarta Timur: Sinar Grafika,

2013.

Muhammad Syaifuddin, Pluralitas Hukum Perceraian, Bandung: Tunggal Mandiri

Publishing, 2012.

Mustafha Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i , Jakarta Selatan: PT

Mizan Publike, 2009.

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS

Jambi, 2012.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,

2009.

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011.

Page 87: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

B. Jurnal

Gilang Purnama, “Gambaran Stigma Masyarakat Terhadap Klien Gangguan Jiwa

Di Rw 09 Desa Cileles Sumedang”, Jurnal Pendidikan Keperawatan

Indonesia Vol.2 No. 1 Juli 2016.

Hendrix, “Cerai Gugat Karena Suami Pengguna Narkoba (Analisis Putusan

Pengadilan Agama Tigaraksa Nomor 0154/Pdt.G/2013/PA), Program Studi

Hukum Keluarga Fakultas Syariah Dan Hukum Universitas Islam

Negerisyarif Hdayatullah Jakarta, 2013.

Imanda Putri Andini Rangkuti, “Studi Komparatif Perceraian Akibat Pindah

Agama Menurut Fikih Islam Dan Undang-Undang Perkawinan (Analisis

Putusan No. 0879/Pdt. G/2013/PA.Pdg)”, Jurnal De Lega Lata, Volume 2,

Nomor 2, Juli-Desember 201

Margaretta Erawati, “Cerai Talak Karena Murtad (Studi Terhadap Putusan

Pengadilan Agama Purwokerto Nomor 1566/Pdt.G/2012/PA.Pwt)”,

Skripsi: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Universitas Jenderal

Soedirman Fakultas Hukum Purwokerto 2013.

Mu’amalludin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Putusan Pengadilan Agama

Nganjuk No. 0270/Pdt.G/2017/PA. Ngj Tentang Cerai Talak Orang Gila”,

Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015.

Muhammad Hardika Mishar, “Gugatan Perceraian Akibat Suami Menderita

Gangguan Jiwa (Suatu Penelitian Di wilayah Mahkamah Syar’iyah

Lhoksukon Aceh Utara), Jurnal Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas

Bung Hatta.

Nurhasana dan Rozalinda, “Persepsi Perempuan Terhadap Perceraian:Studi

Analisis Terhadap Meningkatnya Angka Gugatan Ceraidi Pengadilan

Agama Padang”, Jurnal Ilmiah Kajian Gender, Vol. 4 No. 2 Tahun 2014.

Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Stres Stuart”, Jurnal Ilmu Kesehatan,

Vol. 5 No. 1 Nopember 2016.

Nadira Lubis, “Pemahaman Masyarakat Mengenai Gangguan Jiwa Dan

Keterbelakangan Mental”, Jurnal psikologi, Vol. 5, No. 1, Desember 2015.

Rati Widyaningsi Latif, “(Study Kasus Putusan Nomor 74/Pdt.G/2012/PA.Mks)”,

Skripsi: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar 2013.

Page 88: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

Rindang Resita Rizki, “Peran Kearifan Dalam Pengambilan Keputusan Untuk Istri

Yang Mengajukan Cerai Gugat Di Pengadilan Agama”, Jurnal Psikologi,

2011.

Ryan Ganang Kurnia, “Perceraian Karena Suami Mafqud (Studi Empiris Terhadap

Proses Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Boyolali)”, Skripsi:

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015.

Siti Fatimah, “Gugat Cerai Dikarenakan Suami Gangguan Jiwa/ Gila(Studi Kasus

Di Pengadilan Agama Demak Tahun 2012”, Skripsi: Universitas Islam

Sultan Agung Fakultas Agama Islam Jurusan Syari’ah Progam Studi Ahwal

Asy-Syakhshiyah Semarang 2013, hlm.

Suhaimi, “Gangguan Jiwa Dalam Perspektif Kesehatan Mental Islam”, Jurnal

RISALAH, Vol. 26, No. 4, Desember 2015.

C. Lainnya

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Pelaksanaan Peradilan Agama

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama

Page 89: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

DAFTAR INFORMAN

No Nama Jabatan

1 Bapak Amran Jurusita di Pengadilan Agama Sengeti

2 Ibu Baihna Hakim Anggota di Pengadilan Agama Sengeti

3 Ibu Rohaini Pegawai administrasi di Pengadilan Agama Sengeti

4 Bapak Darwansyah Pegawai administrasi di Pengadilan Agama Sengeti

Page 90: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …

DOKUMENTASI

Page 91: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …
Page 92: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …
Page 93: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …
Page 94: ANALISIS VONIS HAKIM ATAS KASUS CERAI AKIBAT GANGGUAN …