83
ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KEMENDAGRI TUNDA BATALKAN PERDA MIRAS PADA HARIAN REPUBLIKA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Sigit Lincah Hadmadi NIM: 109051100082 KONSENTRASI JURNALISTIK PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2016 M

ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KEMENDAGRI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34870/1/SIGIT... · Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang ... sorotan yang

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS WACANA PEMBERITAAN KEMENDAGRI

    TUNDA BATALKAN PERDA MIRAS PADA HARIAN

    REPUBLIKA

    Skripsi

    Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

    Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

    Oleh

    Sigit Lincah Hadmadi

    NIM: 109051100082

    KONSENTRASI JURNALISTIK

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H/ 2016 M

  • LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

    atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

    menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Ciputat, 5 Agustus 2016

    Sigit Lincah Hadmadi

  • i

    ABSTRAK

    Sigit Lincah Hadmadi

    109051100082

    Analisis Wacana Pemberitaan Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras Pada

    Harian Republika.

    Republika sebagai salah satu media yang memiliki citra islam di dalamnya

    merupakan salah satu media nasional yang kuat di Indonesia. Sebagai media,

    tentu sudah tugasnya untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Namun

    karena citra islam yang menempel, beberapa pemberitaan tentu akan mendapat

    sorotan yang lebih tajam daripada isu-siu yang lain. Salah satu isu yang dimaksud

    adalah tentang minuman keras. Minuman beralkohol merupakan salah satu

    komoditi impor yang menguntungkan negara karena nilai pajaknya yang besar.

    Namun sebagai wilayah dengan mayoritas warga muslim, tentu

    pengkonsumsiannya pun terbatas bahkan peredarannya juga diatur secara ketat

    baik oleh pusat maupun daerah. Peraturan daerah yang berfungsi mengatur segala

    hal yang bersifat regional tentu terasa lebih efektif, karena pengawasannya bisa

    dipusatkan sesuai dengan daerah masing-masing. Namun bagaimana jika

    peraturan daerah tersebut ternyata berseberangan dengan peraturan yang ada di

    pusat? Apalagi peraturan yang bersifat lebih mengikat seperti undang-undang

    masih dalam tahap perencanaan sehingga tidak ada yang dapat menggantikan

    peran peraturan daerah tersebut.

    Berdasarkan latar belakang di atas, pertanyaan yang muncul adalah,

    bagaimanakah struktur teks ditinjau dari analisis wacana (struktur makro,

    superstruktur, dan struktur mikro) pada pemberitaan, Kemendagri Tunda Batalkan

    Perda Miras? Bagaimana kognisi sosial yang melatarbelakangi wacana yang

    dibentuk pada pemberitaan tersebut? Serta, bagaimana konteks sosial yang

    melatarbelakangi wacana yang dibentuk pada berita itu?

    Paradigma yang digunakan adalah kritis. Teknik analisis wacana yang

    digunakan adalah analisis wacana Teun A van Dijk, yaitu dengan menganalisis

    struktur teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Hal ini dilakukan untuk

    mengetahui bagaimana Republika mengkonstruksi sebuah wacana.

    Persoalan tentang Pencabutan perda menimbulkan berbagai keluhan dari

    segala pihak terutama yang menganggap bahsa miras merupakan komoditi yang

    berbahaya dan berefek negatif terhadap masyarakat tapi disetiap hal yang dirasa

    negatif terkadang ada poin positif yang diabaikan sehingga terlupakan.

    Pemberitaan suatu media terhadap berita tertentu tidak hanya untuk

    kepentingan informasi bagi masyarakat, melainkan juga kepentingan dari media

    itu sendiri. Perbedaan ideologi menjadi salah satu faktor bagaimana sebuah media

    mengemas wacana sebuah berita sehingga apa yang pembaca lihat dalam sebuah

    berita merupakan realitas yang telah dikonstruksi oleh media.

    Keywords:Media, Minuman keras, Peraturan daerah, Kemendagri, RUU Minol

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

    memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul Analisis Wacana Kemendagri Tunda Batalkan Perda

    Miras Pada Harian Republika. Seperti diketahui bahwa penyusunan skripsi ini

    merupakan tugas akhir penulis sebagai persyaratan dalam menyelesaikan program

    studi Strata Satu (S1) di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak

    dukungan dan perhatian yang penulis dapatkan dari berbagai pihak sehingga

    segala kesulitan dan hambatan dalam menyusun skipsi ini akhirnya dapat dilalui.

    Penulis mengucapkan banyak terima kasih atas segala dukungan baik moril

    maupun materil selama proses menyeselesaikan studi kepada:

    1. Dr. Arief Subhan, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi. Dr. Suparto, M.Ed., Ph.D. selaku Wadek Bid. Akademik. Dr.

    Roudhonah, M.Ag. selaku Wadek Bid. Adkum. Dr. Suhaimi, M.Si. selaku

    Wadek Bid. Kemahasiswaan.

    2. Kholis Ridho, M. Si. selaku Ketua Konsentrasi Jurnalistik dan pembimbing

    peneliti dalam mengejarkan skripsi ini serta Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,

    MA. selaku Sekretaris Konsentrasi Jurnalistik yang selalu mendukung dan

    memberi banyak kemudahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    3. Kedua orang tua yakni ayah, Kukuh Hatmono dan ibu, Tugiyati serta adik

    saya, Ayu Andhini, untuk semua doa dan motivasi yang diberikan. Semoga

  • iii

    penulis bisa mewujudkan harapan-harapannya untuk menjadi seseorang

    yang bermanfaat.

    4. Seluruh dosen, serta para staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

    Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memudahkan penulis

    dalam pembuatan surat-surat keperluan penelitian ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

    karena itu, penulis secara terbuka menerima kritik dan saran sehingga penulis

    bisa memperbaiki serta belajar dari setiap kesalahan. Penulis berharap agar

    skripsi ini dapat memberikan manfaat sebagai pengetahuan serta bahan

    perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

    Jakarta, 5 Agustus 2016

    Sigit Lincah Hadmadi

  • iv

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ................................................................................................. i

    KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

    DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................. 4

    a. Tujuan Penelitian................................................................. 4 b. Manfaat Penelitian............................................................... 4

    D. Metodologi Penelitian .............................................................. 5 1. Paradigma Penelitian .......................................................... 5 2. Pendekatan Penelitian......................................................... 5 3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 6 4. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 6 5. Teknik Pengumpulan Data................................................... 6 6. Teknik Analisis Data .......................................................... 7

    E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 8 F. Sistematika Penulisan ............................................................... 9

    BAB II TINJAUAN TEORITIS

    A. Pemahaman Tentang Media ................................................... 10 B. Teori Wacana Kritis ................................................................ 11 C. Analisis Wacana Teun A van Dijk.......................................... 13

    1. Teks..................................................................................... 14 2. Kognisi Sosial..................................................................... 21 3. Konteks Sosial............................................................... .... 22

    BAB III GAMBARAN UMUM HARIAN Republika

    A. Sejarah Singkat Harian Republika ........................................ 23 B. Visi dan Misi Harian Republika ............................................ 25 C. Struktur Organisasi Harian Kompas...................................... 27

    BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    A. Analisis Teks Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras ...... 29 B. Analisis Teks RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini ............. 45 C. Analisis Kognisi Sosial........ .................................................. 55

  • v

    D. Analisis Konteks Sosial........................................................... 58

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .............................................................................. 60 B. Saran ........................................................................................ 61

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ viii

    LAMPIRAN ............................................................................................... ix

  • vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Elemen Wacana van Djik ............................................................... 15

    Tabel 2 Lead Berita Kemendagri ................................................................ 29

    Tabel 3 Alur Berita Kemendagri ................................................................. 31

    Tabel 4 Latar Berita Kemendagri ................................................................ 35

    Tabel 5 Detil Berita Kemendagri ................................................................ 37

    Tabel 6 Maksud Berita Kemendagri ........................................................... 39

    Tabel 7 Koherensi Berita Kemendagri ........................................................ 40

    Tabel 8 Leksikon Berita Kemendagri ......................................................... 41

    Tabel 9 Grafis Berita Kemendagri .............................................................. 43

    Tabel 10 Metafora Berita Kemendagri ....................................................... 44

    Tabel 11 Lead Berita RUU Minol ............................................................... 45

    Tabel 12 Alur Berita RUU Minol ............................................................... 46

    Tabel 13 Latar Berita RUU Minol .............................................................. 47

    Tabel 14 Detil Berita RUU Minol .............................................................. 49

    Tabel 15 Maksud Berita RUU Minol .......................................................... 51

    Tabel 16 Koherensi Berita RUU Minol ...................................................... 52

    Tabel 17 Leksikon Verita RUU Minol........................................................ 53

    Tabel 18 Metafora Berita RUU Minol ........................................................ 54

  • vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 Model Analisis van Dijk ............................................................ 14

    Gambar 2 Struktur Teks Van Dijk ............................................................. 15

    Gambar 3 Alur Proses kerja Republika ....................................................... 27

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Peredaran minuman keras yang mudah didapat membuahkan banyak hasil

    negatif dalam kehidupan. Banyak yang menganggap tingkat kriminalitas serta

    kejahatan seksual naik karena pengaruh minuman keras tersebut. belum lagi

    dampak kesehatan bagi para peminumnya yang ceroboh, meninggal karena

    minuman keras oplosan. Karena itulah pemerintah sedang menggodok Rencana

    Undang Undang Minuman Beralkohol (RUU Minol).1

    Sebenarnya peraturan tentang minuman keras sudah lebih dahulu muncul

    dalam skala daerah. Beberapa daerah sudah mengeluarkan peraturan daerah

    (Perda) yang mengatur tentang minuman keras. Ada yang menerapkan pelarangan

    total, penyebarannya dibatasi dan penangkapan dilakukan kepada oknum yang

    menjual minuman keras di tempat yang tidak sesuai dengan perda tersebut.2

    Berbagai reaksi muncul dari masyarakat, ada yang setuju dan ada pula yang

    tidak setuju dengan peraturan daerah ini. Pihak yang pro menganggap bahwa

    peraturan ini dapat meningkatkan taraf kesehatan dan keamanan masyarakat,

    khususnya bagi kaum wanita dan anak-anak. Sedangkan pihak yang kontra

    1 Koran Sindo, Artikel diakses pada 27 Juli 2016 dari http://www.koran-

    sindo.com/news.php?r=0&n=10&date=2016-05-11 2 Liputan 6, Artikel diakses pada 27 Juli 2016 dari

    http://news.liputan6.com/read/2513653/dpd-ri-dorong-perda-miras-diberlakukan-di-semua-daerah

  • 2

    menyebutkan bahwa peraturan ini tidak pada tempatnya karena tumpang tindih

    dengan peraturan pemerintah yang lain.3

    Belum lagi banyak terjadi perdebatan karena beberapa pihak (organisasi Islam

    seperti MUI) meminta untuk melarang total peredaran minuman keras, sedangkan

    sisanya hanya berharap minuman keras dapat ditekan peredarannya dengan

    regulasi dan pengaturan yang ketat. Hal tersebut tentunya akan menarik banyak

    tanggapan dari masyarakat, dan hal tersebut tentu akan memancing berbagai

    media massa untuk memberitakan hal ini. Media massa baik cetak maupun

    elektronik mempunyai fungsi yang sama, yaitu sebagai kanal informasi bagi

    masyarakat. Mereka menyediakan informasi yang dirasa penting dan

    mempengaruhi hajat hidup orang banyak.

    Di tengah pro dan kontra yang muncul mengenai peraturan minuman

    beralkohol (minol) ini, harian Republika yang dikenal bernuansa Islami

    mengangkat tema tersebut sebagai bahan pemberitaan. Tentu hal ini menarik dan

    menjadikan topik tentang peraturan minuman keras ini menghiasai halaman depan

    harian tersebut. Dengan karakteristik Islam yang menempel pada harian

    Republika ini, tentunya beberapa berita harus hadir dengan bobot yang seimbang

    apalagi jika berita tersebut berhubungan dengan Islam.

    Analisis wacana adalah salah satu alternatif dari analisis isi selain analisis isi

    kuantitatif yang sering digunakan. Jika analisis kuantitatif lebih menekankan pada

    pertanyaan what, analisis wacana lebih melihat ke aspek how dari pesan

    yang disampaikan. Melalui analisis wacana, bukan hanya mengetahui bagaimana

    3 Tirto.id, Artikel diakses pada 27 Juli 2016 dari https://tirto.id/20160317-40/bermuka-dua-

    soal-minuman-beralkohol-41922

  • 3

    isi teks berita, tetapi juga bagaimana pesan itu disampaikan. Lewat kata, frase,

    kalimat, metafora macam apa suatu berita disampaikan. Dengan melihat

    bagaimana striktur kebahasaan tersebut, analisis wacana lebih bisa melihat makna

    yang tersembunyi dari suatu teks.4

    Dari penjelasan tersebut, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian

    dengan judul, Analisis Wacana Pemberitaan Kemendagri Tunda Batalkan Perda

    Miras Pada Harian Republika.

    B. Batasan dan Rumusan Masalah

    Sesuai dengan latar belakang yang disampaikan, peneliti membatasi penelitian

    ini pada berita yang mengangkat tema tentang peraturan minuman keras pada

    harian Republika pada edisi 24 Mei 2016 dengan tajuk Kemendagri Tunda

    Batalkan Perda Miras.

    Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

    1. Bagaimanakah teks yang dikonstruksi Republika pada pemberitaan

    Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras?

    2. Bagaimana kognisi sosial yang dikonstruksi Republika pada pemberitaan

    Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras?

    3. Bagaimana konteks sosial yang dikonstruksi Republika pada pemberitaan

    Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras?

    4 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik

    dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Cetakan keempat April 2006) h. 61.

  • 4

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    a. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan batasan dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini

    mempunyai tujuan sebagai berikut:

    1. Untuk Mengetahui bagaimana konstruksi teks pemberitaan Kemendagri

    Tunda Batalkan Perda Miras di Republika.

    2. Untuk Mengetahui bagaimana kognisi sosial pemberitaan Kemendagri

    Tunda Batalkan Perda Miras di Republika.

    3. Untuk Mengetahui bagaimana konteks sosial pemberitaan Kemendagri

    Tunda Batalkan Perda Miras di Republika.

    b. Manfaat Penelitian

    1) Manfaat Akademis

    Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi

    pengembangan keilmuan tentang wacana, khususnya di bidang jurnalistik.

    Selain itu penelitian ini juga diharapkan dapat membantu mahasiswa lain

    dalam pengaplikasian teori komunikasi dan metode kualitatif dalam

    wacana kritis.

    2) Manfaat Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi

    akademisi, praktisi, khususnya mahasiswa jurnalistik dan kepada pembaca

    pada umumnya. Serta dapat bermanfaat bagi seluruh peneliti dan pembaca

    untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

  • 5

    D. Metodologi Penelitian

    1. Paradigma Penelitian

    Paradigma adalah salah satu cara berpikir yang digunakan oleh peneliti dalam

    melakukan sebuah penelitian dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan tidak

    keluar dari jalur penelitiannya. Lebih lengkapnya, Bogdan dan Bilken mengatakan

    bahwa paradigma adalah kumpulan proposisi yang mengarahkan cara berpikir

    dalam penelitian.5

    Ada beberapa jenis paradigma yang biasa diaplikasikan dalam penelitian

    seperti, positivisme-empiris, konstruktivisme, dan kritis. Untuk penelitian ini,

    peneliti memakai paradigma kritis. Dalam paradigma ini, media dipandang

    sebagai salah satu komoditas kekuatan yang bisa dikuasai oleh seseorang untuk

    memperluas pengaruh yang dimilikinya dan Memposisikan pengaruh media dan

    wartawan yang bersangkutan dalam proses pembuatan berita. Paradigma ini juga

    lebih jauh dalam meneliti aspek sosial, sejarah, dan budaya dari sebuah wacana.6

    Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui makna sesungguhnya dari

    pemberitaan Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras pada harian Republika.

    2. Pendekatan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan jenis kualitatif.

    Kualitatif merupakan mekanisme penelitian yang menghasilkan data berupa kata-

    5 Lexy J. Moleong, Metodoogi Penelitian Kualitatif (Bandung: remaja Rosda Kara, Cetakan

    kedelapan 1997 h. 30.) 6 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik

    dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya, Cetakan keempat April 2006) h. 31-32.

  • 6

    kata baik dalam bentuk tulisan maupun lisan yang bersifat desktiptif.7 Peneliti

    menggunakan pendekataan ini untuk memberikan gambaran bagaimana

    Republika membentuk sebuah konstruksi mengenai isu peraturan pelarangan

    minuman keras.

    3. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian berlangsung tanggal 1 hingga 2 Agustus 2016, bertempat di kantor

    harian Republika yang berada di Jl. Warung Buncit No 37, Jakarta Selatan,

    Indonesia, 12510. Peneliti melakukan studi literasi dan mewancarai narasumber

    pada rentan waktu tersebut.

    4. Subjek dan Objek Penelitian

    Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah Republika. Sedangkan

    objeknya adalah teks pemberitaan harian Republika mengenai Kemendagri Tunda

    Batalkan Perda Miras.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:

    1) Observasi

    Cara ini peneliti lakukan dengan meneliti setiap teks yang terdapat

    dalam pemberitaan Republika mengenai Kemendagri Tunda Batalkan

    Perda Miras dengan mengaplikasikan wacana Van Djik.

    7 Antonius Birowo, Metodologi Penelitian Komunikasi (Yogyakarta: Gintanyali, 2004) h. 2.

  • 7

    2) Wawancara

    Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data langsung dari

    narasumber yang bersangkutan,8 dalam hal ini wartawan atau editor

    yang menulis pemberitaan tersebut. Hasil wawancara tersebut akan

    menjadi salah satu instrumen yang digunakan untuk menelaah masalah

    yang dikemukakan oleh peneliti.

    3) Dokumentasi

    Peneliti mengumpulkan data dan literatur yang berkaitan dengan tema

    penelitian sebagai bahan pendukung temuan peneliti.

    6. Teknik Analisis Data

    Setelah data terkumpul, peneliti mengolah data tersebut menggunakan teknik

    analisis wacana milik Teun A. Van Dijk. Van Dijk membangun teorinya dalam

    tiga dimensi yang terdiri atas, teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Ketiga

    bangunan tersebut digabungkan dalam satu analisis. Ketiga bangun tersebut

    memiliki tugas yang berbeda-beda tentunya. Dalam bagan teks, struktur teks dan

    strategi sebuah wacana menegaskan sebuah tema tertentu. Dalam bagan kognisi

    sosial, dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari

    wartawan. Dan bagan konteks sosial mempelajari tentang bangunan wacana yang

    berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah.9

    8 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitati; Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan

    Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006) h. 35. 9 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 4.

  • 8

    E. Tinjauan Pustaka

    Dalam menentukan judul skripsi ini peneliti mengadakan tinjauan pustaka ke

    perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ternyata peneliti

    belum menemukan skripsi mahasiswa yang meneliti tentang judul ini. Hanya saja

    ada beberapa skripsi yang hampir serupa, diantaranya yaitu:

    1. Analisis Wacana Pemberitaan Harian Republika Tentang Makanan Calon

    Haji Berformalin yang ditulis oleh Yusuf Gandang Pamuncak

    (109051100060) jurusan jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan

    Komunikasi

    2. Analisis Wacana Teun A Van Dijk Dalam Pemberitaan Laporan Utama

    Majalah Gatra Tentang Seruan Boikot Israel Dari New York yang ditulis

    oleh Fauziah Mursid (109051100055) jurusan jurnalistik Fakultas Ilmu

    Dakwah dan Komunikasi

    3. Wacana Mundurnya Luthfi Hasan Ishaaq Pada Pemberitaan Harian

    Kompas yang ditulis oleh Marisha Arianti Agustin (109051100052)

    jurusan jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

    Dari hasil tinjauan yang telah dilakukan, penelitian ini mempunyai beberapa

    perbedaan dengan penelitian-penelitian di atas, baik dari segi, subjek penelitian,

    maupun data penelitian yang digunakan. Pada penelitian ini subjek yang

    digunakan adalah Republika, berbeda dengan ketiga judul yang ada di atas,

    metode dan teknik analisa yang digunakan beberapa hampir sama namun output

    yang didapat ada yang berbeda.

  • 9

    F. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terarah maka penulis membagi

    pembahasannya ke dalam lima bab yang dibagi dalam sub bab sebagai berikut:

    BAB I: PENDAHULUAN

    Pendahuluan ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan dan

    pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

    tinjauan pustaka, serta sistematika penulisan.

    BAB II: LANDASAN TEORI

    Bab ini menerangkan tentang pemahaman media serta menjelaskan tentang

    analisis wacana model Teun A. Van Dijk

    BAB III: GAMBARAN UMUM

    Bab ini membahas tentang sejarah singkat, visi dan misi Harian Republika.

    BAB IV: HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    Dalam bab ini membahas tentang temuan dan Analisis Wacana pemberitaan

    harian Republika Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras.

    BAB V: PENUTUP

    Dalam bab terakhir ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang

    diteliti. Serta memberikan saran dan lampiran yang didapat peneliti.

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    A. Pemahaman tentang media

    Media merupakan salah satu alat untuk menyampaikan pesan berupa

    gambaran umum atau penilaian tentang banyak hal. Antonio Gramsci berpendapat

    bahwa media merupakan arena bertarung bagi antar ideologi yang ada. Baginya

    media mampu memberikan pengaruh ideologi kepada khayalak, baik dari sisi

    yang berkuasa maupun sebaliknya.10

    Pertarungan ideologi itulah yang membuat paradigma kritis mempertanyakan

    posisi wartawan dan media dalam mengolah sebuah berita. Posisi tersebut akan

    mempengaruhi berita dan tidak mencerminkan realitas yang sesungguhnya.11

    Berbeda dengan pandangan pluralis yang percaya bahwa wartawan dan media

    adalah entitas yang mandiri dan berita yang dihasilkan harus mencerminkan

    realitas yang terjadi. Tonny Bennet berpendapat bahwa, media dianggap sebagai

    agen konstruksi sosial yang didefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya.12

    Dalam kerangka pembentukan opini publik, media melakukan tiga kegiatan.

    Pertama, penggunaan simbol politik. Kedua, melaksanakan strategi pengemasan

    pesan. Ketiga, melakukan fungsi agenda media. Dalam melaksanakan ketiga

    kegiatan tersebut, media dipengaruhi berbagai faktor internal seperti, kebijakan

    10

    Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006), h. 30.

    11 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 30-31. 12

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 36.

  • 11

    redaksional, kepentingan politik pemilik media, dan afiliasi media dengan

    kekuatan politik tertentu. Faktor eksternal juga berperan dalam proses

    pembentukan ini, tekanan pasar, pembaca, dan sistem politik yang berlaku.

    Dengan faktor internal dan eksternal tersebut, bisa jadi opini publik akan berbeda-

    beda pada satu peristiwa politik yang sama bisa, semua tergantung dari cara media

    melaksanakan tiga tindakan tersebut.13

    Dengan demikian, jelas bahwa paradigma kritis memandang media bukanlah

    sebuah saluran yang netral. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi tujuan

    sebuah media dalam menuliskan sebuah berita. Dan media bukan merupakan

    cerminan realitas yang ada karena adanya pertarungan ideologi di berbagai lapisan

    media, baik secara horisontal maupun vertikal. Sehingga campur tangan dalam

    pembentukan sebuah berita demi mengatur opini publik menjadi salah satu tujuan

    media. Berita sudah bukan hanya tentang informasi, tapi sudah merambah kepada

    kepentingan pribadi, bisnis, dan ideologi.

    B. Teori Wacana Kritis

    Wacana merupakan kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut

    urutan-urutan yang teratur dan semestinya.14

    Dalam kamus Besar Indonesia

    Kontemporer dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, wacana memiliki tiga makna.

    Makna yang pertama; percakapan, ucapan, dan tutur. Makna yang kedua;

    keseluruhan tutur atau cakapan yang merupakan suatu kesatuan. Makna yang

    ketiga; satuan bahasa terbesar, terlengkap yang realisasinya pada bentuk karangan

    13

    Ibnu Hamad, Konstruksi Realita Politik dalam Media Massa, (Jakarta: Granit, 2004) h. 2. 14

    Ismail Muhaimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta, Pusataka Jaya, 1994) h. 26.

  • 12

    yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.15

    Kata wacana itu sendiri merupakan

    terjemahan dari bahasa Inggris discourse. Kata tersebut berasal dari bahasa latin

    diskursus dan memiliki makna lari kian kemari (dis: dari, dalam arah berbeda;

    curere: lari).16

    Ada tiga pandangan mengenai bahasa dalam analisis wacana. Pertama

    diwakili oleh positifisme-empiris, dalam pandangan ini orang tidak perlu

    mengetahui makna subjektif dengan cara memisahkan antara pemikiran dan

    realitas. Analisis wacana dimaksudkan untuk menggambarkan susunan bahasa

    dan makna semata dengan menggunakan sintaksis dan semantik sebagai

    pertimbangan kebenaran datau ketidakbenaran.17

    Pandangan kedua yaitu konstruktivisme. Pandangan ini menolak teori dari

    positif-empiris yang memisahkan subjek dan objek dalam bahasa. Menurut

    pandangan ini, bahasa diatur dan dihidupkan oleh pernyataan-pernyataan yang

    bertujuan. Setiap pernyataan pada dasarnya adalah tindakan penciptaan makan,

    tindakan pembentukan diri serta pengungkapan jati diri sang pembicara/penulis.

    Pandangan ketiga adalah Kritis. Pandangan ini mengoreksi pandangan yang

    dimiliki konstruktivisme. Menurut pandangan ini, analisis wacana menekankan

    pada konstelansi kekuatan yang terjadi pada proses produksi dan reporoduksi

    makna. Individu bukanlah subjek netral yang bisa menafsirkan bebas sesuai

    dengan pikirannya karena dipengaruhi oleh kekuatan sosial di dalam masyarakat.

    15

    Peter Y Salim, Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 2002) h. 1709.

    16 Alex Sobur, Analisis Teks Media; Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

    Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosda Karya , cet. Keempat April 2006), h. 9. 17

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 4.

  • 13

    Analisis wacana kritis (AWK) menyediakan teori dan metode empiris untuk

    mempelajari hubungan antara wacana, keadaan sosial, dan perkembangan budaya

    dalam ranah sosial yang berbeda. Dalam AWK, wacana tidak dipahami sebagai

    studi bahasa. Bahasa dianalisis tidak hanya dari aspek kebahasaan, tapi juga

    menghubungkannya dengan konteks, salah satunya adalah praktik kekuasaan.

    Fairclough dan Wodak berpendapat bahwa AWK melihat wacana sebagai bentuk

    dari praktik sosial. Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabkan

    sebuah hubungan antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi dan

    struktur sosial yang membentuknya. Praktik wacana juga dapat menampilkan efek

    ideologi, dapat memproduksi dan mereproduksi hubungan kekuasaan yang tidak

    seimbang antar kelas sosial, gender, minoritas dan mayoritas.18

    C. Analisis Wacana Teun A. van Dijk

    Analisis wacana van Dijk tidak hanya meneliti berdasarkan analisis teks saja,

    tapi dilihat juga bagaimana suatu teks diproduksi. Analisis ini juga melihat faktor

    struktur sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada di dalam masyarakat

    dan bagaimana kognisi serta kesadaran berpengaruh terhadap teks tertentu.

    Analisis ini memiliki tiga dimensi yaitu, teks, kognisi sosial, dan konteks sosial.19

    Dimensi teks meneliti bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang

    dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu. Kognisi sosial berfokus pada

    proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu dari wartawan.

    18

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 6.

    19 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 224.

  • 14

    Sedangkan konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam

    masyarakat akan suatu masalah.20

    Model dari analisis van Dijk dapat digambarkan sebagai berikut

    Gambar 1

    Teks

    Kognisi sosial

    Konteks

    Sumber : Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media

    A. Teks

    Van Dijk melihat suatu teks terdiri atas beberapa struktur yang masing-masing

    bagiannya saling mendukung. Dibagi ke dalam tiga tingkatan, pertama struktur

    makro. Ini merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati

    dengan melihat topik atau tema yang dikedepankan dalam suatu berita. Kedua,

    superstruktur. Ini merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka

    suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun dalam berita secara utuh.

    Ketiga, struktur mikro. Adalah makna wacana yang dapat diamati dari bagian

    20

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 224-225.

  • 15

    kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, parafarase, dan

    gambar.21

    Gambar 2

    Struktur Makro

    Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari

    topik/tema yang diangkat oleh suatu teks.

    Superstruktur

    Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup,

    dan kesimpulan.

    Struktur Mikro

    Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan

    kata, kalimat, dan gaya yang dipakai oleh suatu teks.

    Sumber : Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media

    Struktur/elemen wacana yang dikemukakan van Dijk dapat digambarkan

    sebagai berikut.

    Tabel 1

    STRUKTUR

    WACANA

    HAL YANG DIAMATI ELEMEN

    Struktur Makro Tematik, apa yang dikatakan Topik

    21

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h.225-226.

  • 16

    Superstruktur Skematik, bagaimana pendapat

    disusun dan dirangkai

    Skema

    Struktur Mikro Semantik, makna yang ingin

    ditekankan dalam teks berita

    Latar, Detil, Maksud, Pra-

    anggapan, Nominalisasi

    Struktur Mikro Sintaksis, bagaimana pendapat

    disampaikan

    Bentuk Kalimat, Koherensi,

    Kata Ganti

    Struktur Mikro Stilistik, pilihan kata apa yang

    dipakai

    Leksikon

    Struktur Mikro Retoris, bagaimana dan dengan

    cara apa penekanan dilakukan

    Grafis, Metafora, Ekspresi

    1. Tematik

    Tematik menunjuk pada gambaran umum dari suatu teks. Sering disebut

    sebagai gagasan inti, ringkasan atau yang utama dari suatu teks. Topik

    menggambarkan apa yang ingin diungkapkan oleh wartawan dalam

    pemberitaannya. Topik menunjuk konsep dominan, sentral, dan paling banyak

    dari isi suatu berita.22

    Van Dijk menyebut topik sebagai bagian dari arti atau isi teks. Topik sangat

    penting dalam pemahaman lokal di tingkat mikro. Topik dalam teks memang

    memainkan peran sentral. Tanpanya, tidak mungkin untuk memahami teks secara

    22

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 229-230

  • 17

    global atau menyeluruh, hanya mampu memahami dalam lingkup lokal tanpa ada

    pemahaman tentang hubungan secara keseluruhan.23

    Topik ini akan didukung oleh subtopik satu dan subtopik yang saling

    mendukung terbentuknya topik umum. Subtopik ini juga didukung oleh

    serangkaian fakta yang ditampilkan yang menunjuk dan menggambarkan

    subtopik, sehingga dengan subbagian yang saling mendukung antara satu bagian

    dengan bagian yang lain, teks secara keseluruhan membentuk teks yang koheren

    dan utuh.24

    2. Skematik

    Teks umumnya mempunyai skema dari pendahuluan sampai akhir. Alur

    tersebut menunjukan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun sehingga

    membentuk kesatuan arti. Menurut van Dijk, berita mempunyai dua kategori

    skema besar yaitu summary yang umumnya ditandai dengan headline dan lead.

    Yang kedua adalah story, isi berita secara keseluruhan. Secara sederhana, Arti

    penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk mendukung topik tertetu

    yang ingin disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dengan urutan tertentu.

    Skematik memberikan tekanan mana yang didahulukan, dan bagian mana yang

    bisa kemudian digunakan sebagai strategi untuk menyembunyikan informasi

    penting.25

    3. Semantik

    Semantik terdiri dari latar, detil, maksud, dan pra anggapan. Latar merupakan

    bagian berita yang mempengaruhi arti yang ingin ditampilkan. Latar yang dipilih

    23

    Teun A Van Dijk, News as Discourse, (Amsterdam: University of Amsterdam, 1988) h. 31. 24

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 230.

    25 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 234.

  • 18

    menentukan ke arah mana pandangan masyarakat ingin dibawa. Latar umumnya

    ditampilkan di awal sebelum pendapat wartawan yang sebenarnya muncul dengan

    maksud mempengaruhi dan memberi kesan bahwa pendapat wartawan sangat

    beralasan. Oleh karena itu, latar membantu menyelidiki bagaimana seorang

    memberi pemaknaan atas suatu peristiwa.26

    Detil berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan seseorang.

    Elemen detil merupakan strategi bagaimana wartawan mengekspresikan sikapnya

    dengan cara yang implisit. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh wartawan

    kadangkala tidak perlu disampaikan secara terbuka. Tetapi dari detil bagian mana

    yang dikembangkan dan mana yang diberitakan dengan detil besar, akan

    menggambarkan bagaimana wacana yang dikembangkan oleh media.27

    Elemen wacana maksud, hampir sama dengan elemen detil. Bedanya dalam

    detil, informasi yang menguntungkan komunikator akan diuraikan dengan detil

    yang panjang. Elemen maksud melihat informasi yang menguntungkan

    komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya, informasi yang

    merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi. Tujuan

    akhirnya adalah publik hanya disajikan informasi yang menguntungkan

    komunikator.28

    Praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna

    suatu teks. Kalau latar berati upaya mendukung dengan jalan memberi latar

    26

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 235.

    27 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 238. 28

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 240.

  • 19

    belakang, maka praanggapan adalah upaya mendukung pendapat dengan

    memberikan premis yang dipercaya kebenarannya. Praanggapan hadir dengan

    pernyataan yang dipandang terpercaya sehingga tidak perlu dipertanyakan.29

    4. Sintaksis

    Sama seperti semantik, sintaksis juga memiliki beberapa elemen yaitu,

    koherensi, bentuk kalimat, dan kata ganti. Koherensi adalah pertalian atau jalinan

    antarkata, atau kalimat dalam teks. Dua kalimat yang menggambarkan fakta yang

    berbeda dapat dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga fakta yang tidak

    berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seorang

    menghubungkannya. Koherensi merupakan elemen wacana untuk melihat

    bagaimana seorang secara strategis menggunakan wacana untuk menjelaskan

    suatu fakta atau peristiwa. Apakah peristiwa dipandang saling terpisah,

    berhubungan, atau malah sebab akibat. Pilihan-pilihan mana yang diambil

    ditentukan oleh sejauh mana kepentingan komunikator terhadap peristiwa

    tersebut.30

    Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir

    logis, yaitu prinsip kausalitas. Di mana ia menanyakan apakah A yang

    menjelaskan B, ataukah B yang menjelaskan A. Logika kausalitas ini jika

    diterjemahkan ke dalam bahasa menjadi susunan subjek dan predikat

    (menerangkan-diterangkan). Bentuk kalimat ini bukan hanya persoalan teknis

    kebenaran tata bahasa, tetapi menentukan makna yang dibentuk oleh susunan

    29

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 242.

    30 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 240.

  • 20

    kalimat. Dalam kalimat yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari

    pernyataan, sedangkan dalam kalimat pasif seseorang menjadi objek dari

    pernyataan.31

    Kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi bahasa dengan

    menciptakan suatu komunikator untuk menunjukan di mana posisi seseorang

    dalam wacana. Dalam mengungkapkan sikapnya, seseorang dapat menggunakan

    kata ganti saya atau kami yang menggambarkan bahwa sikap tersebut

    merupakan sikap resmi komunikator semata-mata. Akan tetapi, ketika memakai

    kata ganti kita menjadikan sikap tersebut sebagai representasi dari sikap

    bersama dalam suatu komunitas tertentu. Batas antara komunikator dengan

    khalayak sengaja dihilangkan untuk menunjukan apa yang menjadi sikap

    komunikator juga menjadi sikap komunitas secara keseluruhan. Pemakaian kata

    ganti yang jamak seperti kita atau kami mempunyai implikasi menumbuhkan

    solidaritas, aliansi serta mengurangi kritik dan oposisi.32

    5. Stilistik

    Elemen ini menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas

    berbagai kemungkinan kata yang tersedia. Pemilihan kata tersebut bukan

    dilakukan secara kebetulan, tetapi juga secara ideologis menunjukan bagaimana

    pemaknaan seseorang terhadap fakta/realitas. Pemilihan kata-kata yang dipakai

    31

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 251.

    32 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 253-254.

  • 21

    menunjukan sikap dan ideologi tertentu. Peristiwa sama dapat digambarkan

    dengan pilihan kata yang berbeda-beda.33

    6. Retoris

    Retoris terdiri dari dua elemen yaitu, grafis dan metafora. Grafis merupakan

    bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan (yang dianggap

    penting) oleh seseorang yang dapat diamati dari teks. Dalam wacana berita, grafis

    ini muncul lewat bagian tulisan yang dibuat lain dibandingkan tulisan lain.

    Bagian-bagian yang ditonjolkan ini menekankan kepada khalayak pentingnya

    bagian tersebut. bagian yang dicetak berbeda adalah bagian yang dipandang

    penting oleh komunikator, di sana ia menginginkan khalayak menaruh perhatian

    lebih pada bagian tersebut.34

    Dalam suatu wacana, seorang wartawan tidak hanya menyampaikan pesan

    pokok melalui teks, tetapi juga kiasan/metafora. Pemakaian metafora tertentu bisa

    menjadi petunjuk utama untuk mengerti makna suatu teks. Metafora tertentu

    dipakai sebagai landasan berpikir, alasan pembenaran atas pendapat atau gagasan

    tertentu kepada publik.35

    B. Kognisi Sosial

    Anallisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks,

    tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Van Dijk menyebut sebagai kognisi

    33

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 255.

    34 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan

    kesembilan, Juni 2011) h. 257. 35

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 259.

  • 22

    sosial. Untuk mengetahui bagaimana makna tersembunyi dari teks, diperlukan

    analisis kognisi dan konteks sosial. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi

    bahwa teks tidak mempnyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai

    bahasa, atau lebih tepatnya proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Oleh

    karena itu, dibutuhkan suatu penelitian atas representasi kognisi dan strategi

    wartawan dalam memproduksi suatu berita.36

    C. Konteks Sosial

    Dimensi ketiga dari analisis van Dijk adalah analisis sosial. Wacana adalah

    bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk meneliti

    teks perlu dilakukan analisis intertekstual denan meneliti bagaimana wacana

    tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Menurut van

    Dijk, dalam analisis mengenai masyarakat ini ada dua poin yang penting,

    kekuasaan (power), dan akses (acces).

    1. Praktek Kekuasaan

    Van Dijk mendefinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan yang

    dimiliki oleh suatu kelompok (atau anggotanya), satu kelompok untuk mengontrol

    kelompok (atau anggota) dari kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya didasarkan

    pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang, status, dan

    pengetahuan. Selain berupa control yang bersifat langsung dan fisik, kekuasaan

    itu dipahami oleh van Dijk, juga berbentuk persuasif, tindakan seseorang untuk

    36

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 259

  • 23

    secara tidak langsung mengontrol dengan jalan mempengaruhi kondisi mental,

    seperti kepercayaan, sikap, dan pengetahuan.

    2. Akses mempengaruhi Wacana

    Analisis wacana van Dijk memberi perhatian yang besar kepada akses,

    bagaimana akses di antara masing-masing kelompok dalam masyarakat.

    Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok

    yang tidak berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang lebih berkuasa mempunyai

    kesempatan lebih besar untuk mempengaruhi keadaan khalayak. Akses yang lebih

    besar bukan hanya memberi kesempatan untuk mengontrol kesadaran khalayak

    lebih besar, tetapi juga menentukan topik apa dan isi wacana apa yang dapat

    disebarkan dan didiskusikan kepada khalayak.37

    37

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS, Cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 273.

  • 24

    24

    BAB III

    GAMBARAN UMUM HARIAN REPUBLIKA

    A. Sejarah Singkat Harian Republika

    Harian Republika diterbitkan berdasarkan kehendak mewujudkan media

    massa yang mampu mendorong bangsa menjadi kritis dan memiliki kualitas, dan

    mampu sederajat dengan bangsa maju lain di dunia dengan memegang nilai-nilai

    spiritualitas sebagai perwujudan pancasila sebagai ideologi bangsa, serta memiliki

    arah gerak seperti digariskan UUD 1945

    Untuk melahirkan masyarakat yang demikian, Ikatan Cendikiawan Muslim

    Indonesia (ICMI) yang dibentuk pada 5 Desember 1990 memiliki program agar

    bisa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui program 5K yaitu, Kualitas Iman,

    Kualitas Hidup, Kualitas Kerja, Kualitas Karya, dan Kualitas Pikir.38

    Dalam

    mewujudkan cita-cita dan prodram yang dibuat oleh ICMI maka pada 17 agustus

    1992, dibentuklah yayasan Abdi Bangsa dengan tiga program utamanya yaitu;

    Pengembangan Islamic center, pengembangan Center for Information and

    Development Studies (CIDES), dan penerbitan Harian Umum Republika.

    Dalam mewujudkan program menerbitkan sebuah koran harian, pada 28

    November 1992 Yayasan Abdi Bangsa mendirikan PT. Abdi Bangsa. Dengan

    proses tersebut Yayasan Abdi Bangsa mendapatkan Surat Izin Usaha Penerbitan

    38

    Profil perusahaan Republika

  • 25

    Pers (SIUPP) dari Departemen Penerangan Republik Indonesia. SIUPP itu

    bernomor 283/SK/MENPEN/SIUPP/A.7/1992 tertanggal 19 Desember 1992.39

    Nama Republika merupakan ide dari presiden Republik Indonesia saat itu,

    Soeharto, yang disampaikan saat beberapa pengurus ICMI pusat menghadap

    untuk menyampaikan peluncuran harian ini. sebelumnya harian ini akan diberi

    nama Republik.

    Republika merupakan koran nasional yang lahir dari kalangan komunitas

    muslim untuk publik di Indonesia. BJ Habbibie selaku ketua Ikatan Cendikiawan

    Muslim Indonesia (ICMI) saat itu, dapat menembus peraturan ketat pemerintah

    untuk mendapatkan izin penerbitan. Republika akhirnya terbit di tanggal 4 Januari

    1993, dan Republika menempatkan diri sebagai koran komunitas muslim yang

    menempatkan nilai-nilai Islam selain dasar-dasar jurnalisme.40

    Motto Republika Mencerdaskan Kehidupan Bangsa menunjukan bahwa

    Republika memiliki semangat untuk mempersiapkan masyarakat memasuki era

    baru yang pada saat itu tengah memasuki masa perubahan yang cepat, baik dari

    aspek kehidupan, politik ekonomi, Iptek, sosial, dan budaya.

    Republika juga menjadi media pertama yang melakukan Cetak Jarak Jauh

    pada tanggal 17 Mei 1997, di Solo. Bidang teknologi Republika terbukti menjadi

    media pertama di Indonesia yang mengembangkan media online yakni pada 17

    Agustus 1995.

    39

    Profil perusahaan Republika 40

    Profil perusahaan Republika

  • 26

    Penghargaan yang pernah di raih Harian Republika antara lain;

    1993, juara pertama lomba perwajahan media cetak

    2005, koran terbaik 2004 dari Dewan Pers, yang menilai dari sisi

    penerapan kaidah jurnalistik

    2006, koran terbaik dari Dewan Pers

    2007, koran nasional terbaik 2006 dari Majalah Cakram, sebuah

    majalah komunikasi, kehumasan, dan periklanan

    Beberapa kali meraih penghargaan dari Pusat Pembinaan dan

    pengembangan bahasa sebagai koran berbahasa Indonesia terbaik.

    B. Visi dan Misi Harian Republika

    1. Visi

    Sikap umum yang diambil oleh Republika sebagai landasan penerbitannya

    adalah Penegakkan amar maruf nahimunkar yang menjadi visi terpenting yang

    diemban Reppublika. Kemudian yang kedua adalah membela, melindungi, dan

    melayani kepentingan umat dalam hal ini masyarakat Indonesia. Visi republika

    yang ketiga adalah mengkritisi tanpa menyakiti, pemberitaan yang kritis sangat

    dianjurka namun penyajiannya sebisa mungkin tidak menyakiti individu atau

    kelompok tertentu dengan kata lain tetap seimbang. Keempat, Republika ingin

    mencerdaskan, menyelidiki, dan mencerahkan semua masyarakat pada umumnya.

    Visi Republika yang terakhir adalah berwawasan kebangsaan. Dengan kelima visi

  • 27

    tersebut, Republika terus berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada

    khalayak dalam hal penyediaan informasi.

    2. Misi

    Republika memiliki misi di beberapa bidang, antara lain:

    Bidang politik, dalam bidang ini Republika mendorong demokrasi, dan

    optimalisasi lembaga-lembaga Negara, partisipasi politik semua lapisan

    masyarakat, dan mengutamakan kejujuran dan moralitas dalam politik.

    Bidang Ekonomi, dalam bidang ekonomi Republika mendukung keterbukaan

    dan demokrasi ekonomi, mempromosikan profesionalisme yang mengindahkan

    nilai-nilai kemanusiaan dalam manajemen, menekankan perlunya pemerataan

    sumber-sumber daya ekonomi, dan mempromosikan prinsi-prinsip etika dan

    moralitas dalam bisnis

    Dalam bidang budaya republika mendukung sikap yang terbuka dan

    mengapresiasi segala bentuk kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

    kemanusiaan, mempromosikan bentuk dan hiburan yang sehat, mencerdaskan ,

    menghaluskan perasaan, dan mempertajam kepekaan nurani, serta bersikap kritis

    terhadap bentuk kebudayaan yang cenderung mereduksi manusia dan

    mendangkalkan nilai kemanusaiaan.

    Dalam bidang Agama Republika memiliki misi dengan mendorong sikap

    beragama yang terbuka, kristis terhadap realitas sosial-ekonomi kontemporer,

  • 28

    mempromosikan semangat toleransi yang tulus, mengembangkan penafsiran

    ajaran-ajaran ideal agama dalam rangka mendapatkan pemahaman yang segar dan

    tajam, dan mendorong pencarian titik temu diantara agama-agama.

    Di bidang Hukum Republika mendorong terwujudnya masyarakat yang sadar

    hukum, menjunjung tinggi supremasi hukum, mengembangkan mekanisme check

    and balances pemerintah-masyarakat, menjunjung tinggi HAM, dan mendorong

    pemberantasan KKN secara tuntas.

    C. Struktur Organisasi Harian Republika

    1. Diagram Alur Proses Kerja Redaksi Hingga Pembaca

    Gambar 3

    Pada diagram di atas dapat diketahui bahwa alur proses kerja Redaksi selalu

    dimulai dari rapat redaksi untuk menentukan isu apa yang akan ditamilkan.

    Setelah melalui rapat dan menentukan serta mengumpulkan informasi tentang isu

    tersebut. Data yang didapat diolah menjadi teks berita yang kemudian dilanjutkan

    kepada bagian desain. Pada bagian desain tata letak serta grafik yang berhubungan

    Pembaca

    Proses Kerja

    Distribusi

    Proses Kerja

    Redaksi

    Proses Kerja

    Desain

    Proses Kerja

    Cetak

    Proses Kerja

    Pracetak

  • 29

    dengan isu tersebut diatur sehingga tampilannya menjadi runut dan mudah

    dimengerti pembaca. Setelah desain selesai, dilanjutkan kepada proses pracetak,

    meneliti kembali hasil yang sudah diselesaikan dan mencari kesalahan yang

    mungkin timbul sebelum berita dicetak dan didistribusikan. Proses yang terakhir

    terdiri dari dua proses, yaitu cetak dan distribusi. Setelah mencetak, harian segera

    didistribusikan kepada pembaca melalui agen di setiap daerah. Barulah dari situ

    pembaca akan menerima harian Republika.

  • 30

    BAB IV

    HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

    Analisis wacana Teun van Dijk menggunakan tiga dimensi yaitu, teks, kognisi

    sosial dan konteks sosial untuk menganalisa sebuah teks dan menelaah makna

    yang ada. Pada pemberitaan Republika tentang Kemendagri Tunda Batalkan

    Perda Miras, peneliti juga menyertakan satu berita yang masuk dalam bagian in

    depth yang masih ada di dalam edisi yang sama, 24 Mei 2016. Judul yang peneliti

    temukan adalah, RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini.

    A. Analisis Struktur Teks Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    1. Tematik

    Tema merupakan masalah utama yang diangkat dalam berita dan

    merupakan bagian dari struktur makro pada analisis teks. Gagasan yang

    menggambarkan apa yang ingin diungkapkan dalam sebuah berita.

    Tema utama yang ada pada pemberitaan Kemendagri Tunda Batalkan

    Perda Miras adalah pembenaran kabar bahwa Perda tentang miras tidak akan

    dicabut hingga RUU Minol selesai dirumuskan.

    Tabel 2

    Lead Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Makro Topik/Tema Perda tak akan dibatalkan hingga

    pembahasan RUU Minol pungkas.

  • 31

    2. Skematik

    Rangkaian peristiwa yang ditulis oleh wartawan dalam susunan yang

    membentuk kesatuan cerita yang utuh dan saling berhubungan. Alur dari

    skematik memiliki bentuk yang beragam, namun pada umumnya terbagi

    menjadi dua skema besar yaitu, summary yang terdiri dari judul dan lead,

    yang kedua adalah story atau isi berita secara menyeluruh.

    Skema berita ini dimulai dengan pernyataan bahwa kemendagri

    mengurungkan niatannya untuk mencabut perda tentang miras. Republika

    menguatkan pernyataan tersebut dengan mengutip keterangan yang diberikan

    oleh Kepala Pusat Penerangan (kapuspen) Mendagri, Dodi Riyadmadji,

    keterangan tersebut ada pada paragraf kedua.

    Selanjutnya Republika mencoba menjelaskan sebab munculnya wacana

    pencabutan perda tentang minuman keras. Bermula dari agenda Presiden

    Jokowi yang akan mencabut 3.000 perda yang dianggap menghambat

    investasi, kemendagri mengartikan instruksi tersebut sebagai proses bersih-

    bersih untuk perda yang isinya tumpang tindih atau bertentangan dengan

    regulasi pusat, termasuk di dalamnya perda tentang pengaturan atau

    pelarangan minuman keras.

    Untuk mensosialisasikan rencana tersebut, kemendagri melakukan

    pembahasan dengan biro hukum berbagai daerah. Pembahasan yang

    bertemakan penghapusan perda yang sudah tidak berlaku atau yang sudah

    dibatalkan Mahkama Konstitusi tersebut disalahartikan oleh beberapa daerah.

  • 32

    Beberapa daerah menganggap bahwa yang diinginkan pemerintah adalah

    penghapusan perda tenntang pengaturan minuman keras.

    Kabar yang menyebar tersebut menimbulkan kegaduhan dan akhirnya

    Kemendagri angkat bicara. Republika menjelaskan bahwa Kemendagri

    memberikan alasan mengapa mereka mengurungkan niatnya untuk mencabut

    perda tentang miras di sejumlah daerah seperti Papua. Selain karena alasan

    bahwa minuman keras menimbulkan dampak buruk, kekosongan akan terjadi

    jika perda tentang miras dicabut namun Rancangan Undang-Undang Minuman

    Beralkohol (RUU Minol) belum selesi dirumuskan.

    Tabel 3

    Alur Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Superstruktur Skema/Alur Pihak Kementrian Dalam Negeri

    (Kemendagri) mengiyakan sempat ada

    rencana pembatalan dan revisi

    beberapa peraturan daerah (perda)

    terkait minuman keras (miras). Kendati

    demikian, Kemendagri telah

    mengurungkan niatan itu pada senin

    (23/5). (paragraf 1)

    Terkait perda miras, untuk sementara

    waktu tidak akan ada pembatalan, baik

    secara keseluruhan maupun poin-poin

    dalam perda, ujar Kepala Pusat

    Penerangan (Kapuspen) Kemendagri,

    Dodi Riyadmadji kepada Republika,

  • 33

    kemarin. (Paragaraf 2)

    Dodi menuturkan, wacana pembatalan

    perda muncul selepas Presiden Joko

    Widodo mengagendakan pencabutan

    sekitar 3.000 perda yang menghambat

    investasi. Menyusul instruksi tersebut,

    Kemendagri mengidentifikasikan

    perda-perda yang tumpang tindih dan

    yang bertentangan dengan regulasi

    pusat. (paragraf 3)

    Kepala Biro Hukum Setda NTB,

    Rysman, mengungkapkan, instruksi

    soal pembatalan perda sempat dibahas

    Kemendagri dengan biro hukum

    berbagai daerah dalam pertemuan di

    Bali, Jakarta, dan Mataram. Selain

    yang menghambat investasi (pemda)

    diminta menghapuskan peraturan yang

    sudah tak berlaku dan peraturan di

    mana aturan atasnya sudah dibatalkan

    Mahkamah Konstitusi. (Paragraf 8)

    Kesimpulan itu kemudian

    diterjemahkan Pemprov NTB dengan

    mengusulkan pencabutan Perda Nomor

    4 Tahun 1997 tentang Larangan,

    Pengawasan, Pengendalian,

    Penertiban, Peredaran, dan Penjualan

    Minuman Beralkohol ke Kemendagri.

    (Paragraf 9)

    Instruksi Kemendagri juga sebelumnya

    dinilai Pemprov DI Yogyakarta

  • 34

    sebagai ancaman terhadap Perda

    Nomor 12 Tahun 2015 tentang

    Pengendalian dan Pengawasan Minol

    serta Pelarangan Minuman Oplosan.

    Kepala Biro Hukum Setda DIY Dewa

    Isnu Broto Umam Santoso

    menuturkan, soal wacana pencabutan

    perda miras, ia dapatkan dari rekan-

    rekan dari lain daerah yang menghadiri

    rapat koordinasi biro hokum. Kalau

    diajak diskusi, akan kami sampaikan

    filosofinya mengapa Pemda DIY

    mengatur minol, kata dia. (Paragraf

    10)

    Menurut dia, penanggulangan miras

    oplosan yang dikooordinasikan

    pemprov, bisa menyeragamkan

    penanganan di kabupaten/kota.

    Terlebih, sebaran minuman oplosan

    sebagian besar di daerah perbatasan

    Yogyakarta. (Paragraf 11)

    Kendati demikian, menurut Kapuspen,

    Kemendagri juga menyadari bahwa

    miras sudah terlampau banyak

    menimbulkan dampak buruk bagi

    masyarakat. Sebab itu, wacana

    pembatalan kemudian dikurungkan.

    (Paragraf 5)

    Penundaan tersebut, menurut Dodi,

    berjalan seiring dengan pembahasan

    Rancangan Undang-Undang Minuman

  • 35

    Beralkohol (RUU Minol) di DPR.

    Sampai undang-undang itu jadi, tidak

    aka nada pembatalan perda, kata Dodi

    menjanjikan. (Paragaraf 6)

    Perda Pelarangan Miras di Papua, kata

    Dodi, termasuk dalam perda yang

    ditunda pembatalannya. Pemerintah

    pusat akan mengabaikan sementara

    bahwa perda tersebut bertentangan

    dengan substansi Perpres Nomor

    73/2013 dan Pemendag Nomor 6/2015.

    Ia juga mengatakan sudah

    menghubungi kepala-kepala daerah

    yang sebelumnya merasa perda

    mirasnya bakal dicabut untuk

    mengabarkan sikap Kemendagri.

    (paragraf 7)

    Dari skematik yang peneliti paparkan, terlihat bahwa Republika sama

    sekali tidak menunjukan adanya ketidaksetujuan dalam pembatalan

    pencabutan perda tentang miras ini kepada pembaca. Pembaca seperti digiring

    ke arah yang menyatakan bahwa keputusan Kemendagri sudah benar dalam

    menanggapi isu ini, biarpun terjadi miskomunikasi dan pengabaian

    beberapa perda yang bertentangan.

  • 36

    3. Semantik

    a. Latar

    Latar adalah bagian dari berita yang dapat mempengaruhi arti yang ingin

    ditampilkan dan menentukan ke arah mana pandangan khalayak dibawa oleh

    wartawan. Latar juga menggambarkan suatu peristiwa yang menjadi landasan

    utama wartawan dalam menulis berita.

    Pada pemberitaan ini, latar yang ditampilkan adalah, Kemendagri tidak

    akan mencabut perda tentang miras selama RUU Minol belum selesai

    dirumuskan.

    Tabel 4

    Latar Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Semantik) Latar Penundaan tersebut, menurut Dodi,

    berjalan seiring dengan pembahasan

    Rancangan Undang-Undang Minuman

    Beralkohol (RUU Minol) di DPR.

    Sampai undang-undang itu jadi, tidak

    aka nada pembatalan perda, kata Dodi

    menjanjikan. (Paragaraf 6)

    Kendati demikian, menurut Kapuspen,

    Kemendagri juga menyadari bahwa

    miras sudah terlampau banyak

    menimbulkan dampak buruk bagi

    masyarakat. Sebab itu, wacana

    pembatalan kemudian dikurungkan.

  • 37

    (Paragraf 5)

    Pada table di atas, bisa terlihat bahwa Kemendagri yang tadinya sempat

    berencana untuk menghapus perda miras. Namun rencana tersebut pun

    akhirnya diurungkan. Mengapa? Dari latar yang ditampilkan Republika

    terlihat bahwa Kemendagri menggunakan RUU Minol yang belum rampung

    sebagai alasan terkuat mereka ditambah dengan pengaruh buruk miras.

    Sehingga bisa ditarik kesimpulan, latar yang paling ditekankan dalam berita

    ini adalah sikap Kemendagri yang jelas, tidak akan menghapus perda sampai

    RUU Minol selesai.

    b. Detil

    Selain latar, detil juga termasuk dalam semantik. Detil merupakan elemen

    wacana yang berhubungan dengan control informasi yang ditampilkan

    seseorang. Di sini wartawan mampu mengatur jumlah informasi yang akan

    diberikan, apakah banyak atau sedikit sesuai dengan kebutuhan berita.

    Detil pada berita ini adalah tentang beberapa peraturan yang bertabrakan

    dengan perda mengenai minuman keras. Pada bagian ini, Republika

    menjabarkan peraturan apa saja yang bertentangan dan daerah mana yang

    mendapatkan status khusus terhadap persoalan tersebut. tidak lupa juga bagian

    yang menjelaskan kenapa Yogyakarta mendapat sorotan yang lebih dalam

    alasannya menentang wacana penghapusan perda minuman keras.

  • 38

    Tabel 5

    Detil Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Semantik) Detil Perda-perda miras di sejumlah daerah

    kemudian masuk dalam daftar perda-

    perda yang dinilai bertentangan dengan

    regulasi di atasnya. Pertentangan itu, di

    antaranya dengan Peraturan Menteri

    Perdagangan (Permendag) Nomor 6

    Tahun 2015 perubahan kedua;

    Permendag Nomor 20 Tahun 2014

    tentang Pengendalian dan Pengawasan

    terhadap Pengadaan, Pengedaran, dan

    Penjualan Minuman Beralkohol; dan

    Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 73

    Tahun 2013 tentang Pengendalian dan

    Pengawasan Minuman Beralkohol.

    (Paragraf 4)

    Perda Pelarangan Miras di Papua, kata

    Dodi, termasuk dalam perda yang

    ditunda pembatalannya. Pemerintah

    pusat akan mengabaikan sementara

    bahwa perda tersebut bertentangan

    dengan substansi Perpres Nomor

    73/2013 dan Pemendag Nomor 6/2015.

    Ia juga mengatakan sudah

    menghubungi kepala-kepala daerah

    yang sebelumnya merasa perda

    mirasnya bakal dicabut untuk

    mengabarkan sikap Kemendagri.

    (paragraf 7)

  • 39

    Instruksi Kemendagri juga sebelumnya

    dinilai Pemprov DI Yogyakarta

    sebagai ancaman terhadap Perda

    Nomor 12 Tahun 2015 tentang

    Pengendalian dan Pengawasan Minol

    serta Pelarangan Minuman Oplosan.

    Kepala Biro Hukum Setda DIY Dewa

    Isnu Broto Umam Santoso

    menuturkan, soal wacana pencabutan

    perda miras, ia dapatkan dari rekan-

    rekan dari lain daerah yang menghadiri

    rapat koordinasi biro hukum. Kalau

    diajak diskusi, akan kami sampaikan

    filosofinya mengapa Pemda DIY

    mengatur minol, kata dia. (Paragraf

    10)

    Manurut dia, penanggulangan miras

    oplosan yang dikooordinasikan

    pemprov, bisa menyeragamkan

    penanganan di kabupaten/kota.

    Terlebih, sebaran minuman oplosan

    sebagian besar di daerah perbatasan

    Yogyakarta. (Paragraf 11)

    c. Maksud

    Elemen maksud hampir sama dengan detil. Perbedannya adalah dalam

    elemen maksud, informasi yang menguntukan komunikator akan diuraikan

    secara eksplisit dan jelas. Sedangkan informasi yang merugikan akan

    diuraikan secara tersamar, implisit, dan tersembunyi.

  • 40

    Maksud yang ingin disampaikan dalam berita ini adalah Instruksi

    Kemendagri merupakan sebuah langkah yang dianggap mengancam perda

    miras, karena perda tersebut merupakan salah satu komponen penting bagi

    beberapa daerah. Seperti Yogyakarta, yang menjadi salah satu tempat

    penyebaran terbesar minuman oplosan.

    Tabel 6

    Maksud Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Semantik) maksud Instruksi Kemendagri juga sebelumnya

    dinilai Pemprov DI Yogyakarta

    sebagai ancaman terhadap Perda

    Nomor 12 Tahun 2015 tentang

    Pengendalian dan Pengawasan Minol

    serta Pelarangan Minuman Oplosan.

    Kepala Biro Hukum Setda DIY Dewa

    Isnu Broto Umam Santoso

    menuturkan, soal wacana pencabutan

    perda miras, ia dapatkan dari rekan-

    rekan dari lain daerah yang menghadiri

    rapat koordinasi biro hokum. Kalau

    diajak diskusi, akan kami sampaikan

    filosofinya mengapa Pemda DIY

    mengatur minol, kata dia. (Paragraf

    10)

    Manurut dia, penanggulangan miras

    oplosan yang dikooordinasikan

    pemprov, bisa menyeragamkan

    penanganan di kabupaten/kota.

    Terlebih, sebaran minuman oplosan

  • 41

    sebagian besar di daerah perbatasan

    Yogyakarta. (Paragraf 11)

    4. Sintaksis

    a. Koherensi

    Jalinan antarkata, atau kalimat dalam teks yang menggambarkan fakta

    yang berbeda, dihubungkan sehingga tampak koheren. Sehingga, fakta yang

    tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika seorang

    menghubungkannya.

    Koherensi pada berita ini dapat ditemukan pada paragraf pertama.

    Penggunan kata Kendati demikian yang memiliki makna negasi atau

    menjatuhkan fakta yang ada ada kalimat sebelumnya.

    Tabel 7

    Koherensi Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Sintaksis) Koherensi Pihak Kementrian Dalam Negeri

    (Kemendagri) mengiyakan sempat ada

    rencana pembatalan dan revisi

    beberapa peraturan daerah (perda)

    terkait minuman keras (miras).

    Kendati demikian, Kemendagri telah

    mengurungkan niatan itu pada senin

    (23/5). (paragraf 1)

  • 42

    b. Leksikon

    Leksikon adalah elemen yang mengatur pemilihan kata apa yang akan

    digunakan wartawan dalam menjelsakan sebuah peristiwa. Pemilihan kata atau

    bahasa ini juga mengandung unsur ideology wartawan yang bersangkutan.

    Tabel 8

    Leksikon Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Stilistik) Leksikon Pihak Kementrian Dalam Negeri

    (Kemendagri) mengiyakan sempat ada

    rencana pembatalan dan revisi

    beberapa peraturan daerah (perda)

    terkait minuman keras (miras). Kendati

    demikian, Kemendagri telah

    mengurungkan niatan itu pada senin

    (23/5). (paragraf 1)

    Dodi menuturkan, wacana pembatalan

    perda muncul selepas Presiden Joko

    Widodo mengagendakan pencabutan

    sekitar 3.000 perda yang menghambat

    investasi. Menyusul instruksi tersebut,

    Kemendagri mengidentifikasikan

    perda-perda yang tumpang tindih dan

    yang bertentangan dengan regulasi

    pusat. (paragraf 3)

    Perda Pelarangan Miras di Papua, kata

    Dodi, termasuk dalam perda yang

    ditunda pembatalannya. Pemerintah

    pusat akan mengabaikan sementara

  • 43

    bahwa perda tersebut bertentangan

    dengan substansi Perpres Nomor

    73/2013 dan Pemendag Nomor 6/2015.

    Ia juga mengatakan sudah

    menghubungi kepala-kepala daerah

    yang sebelumnya merasa perda

    mirasnya bakal dicabut untuk

    mengabarkan sikap Kemendagri.

    (paragraf 7)

    Penggunaan kata mengurungkan memiliki makna; tidak jadi, batal,

    membuat tidak jadi berlangsung. Implikasi kata mengurungkan lebih lemah

    dibandingkan penggunaan kata sejenis seperti membatalkan. Ini menunjukan

    bahwa Kemendagri masih ragu-ragu dalam persoalan ini.

    Kata mengagendakan memiliki makna; merencanakan atau

    menjadwalkan. Kata ini lebih condong memiliki makna politik, sehingga

    mengimplikasikan bahwa wacana ini mungkin terkait dengan keadaan politik.

    Kata mengabaikan memiliki makna; tidak menganggap penting, tidak

    memperdulikan.

    5. Retoris

    a. Grafis

    Menonjolkan bagian yang dianggap penting dengan menyajikan beberapa

    hal yang bersifat grafik, baik dalam segi penggunaan huruf pada teks, cara

    penulisan, diagram, grafik, gambar, tabel, dan pemakaian angka untuk

    mendukung arti pesan.

  • 44

    Grafis pada berita ini ditunjukan dengan gambar grafik yang ada pada

    bagian kanan. Grafik tersebut menjelaskan penyebaran perda tentang miuman

    keras di seluruh Indonesia, dengan latar belakang botol-boto minuman keras

    ditambah dengan gelas anggur sebagai indicator angka dan peta wilayah Indonesia

    di bawahnya lengkap dengan penjelasan.

    Tabel 9

    Grafis Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Retoris) Grafis Tabel dengan latar botol bir dan gelas

    anggur lengkap dengan indikator angka

    yang menunjukan jumlah Perda

    tentang minuman keras yang ada di

    seluruh Indonesia.

    Pada tabel tersebut, bagian bawah

    terdapa peta wilayah Indonesia dengan

    keterangan mengenai regulasi miras di

    beberapa Provinsi besar di Indonesia.

    b. Metafora

    Pengungkapan pesan melalui kiasan atau ungkapan. Yang memiliki makna

    tertentu. Penggunaan metafora juga berfungsi untuk menambahkan kesan

    dramatis suatu berita.

  • 45

    Tabel 10

    Metafora Berita Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Retoris) Metafora Pihak Kementrian Dalam Negeri

    (Kemendagri) mengiyakan sempat ada

    rencana pembatalan dan revisi

    beberapa peraturan daerah (perda)

    terkait minuman keras (miras). Kendati

    demikian, Kemendagri telah

    mengurungkan niatan itu pada senin

    (23/5). (paragraf 1)

    .Dodi menuturkan, wacana pembatalan

    perda muncul selepas Presiden Joko

    Widodo mengagendakan pencabutan

    sekitar 3.000 perda yang menghambat

    investasi. Menyusul instruksi tersebut,

    Kemendagri mengidentifikasikan

    perda-perda yang tumpang tindih dan

    yang bertentangan dengan regulasi

    pusat. (paragraf 3)

    Penggunaan kata mengurungkan dan mengagendakan

    mengimplikasikan bahwa ada sesuatu yang tersembunyi. Kesan keraguan yang

    dimunculkan kata mengurungkan dan kesan politik yang muncul lewat kata

    mengagendakan kedua kata tersebut memberikan efek dramatis sekaligus

    memberikan makna pada teks berita.

  • 46

    B. Analisis Struktur Teks RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    1. Tematik

    Tema merupakan masalah utama yang diangkat dalam berita dan

    merupakan bagian dari struktur makro pada analisis teks. Gagasan yang

    menggambarkan apa yang ingin diungkapkan dalam sebuah berita.

    Tema utama yang ada pada pemberitaan RUU Minol Mulai Dibahas Pekan

    Ini adalah mengenai Kekosongan hukum yang akan terjadi ketika pembatalan

    perda dilakukan sembelum UU Minol selesai dan kendala penyusunan RUU

    Minol.

    Tabel 11

    Lead Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Makro Topik/Tema Pembatalan perda sebelum UU Minol

    memicu kekosongan hukum.

    2. Skematik

    Skema berita ini dimulai dengan pernyataan bahwa akan diadakan rapat

    internal di DPR untuk menyusun jadwal pembahasan RUU Minol pada

    tanggal 25 Mei 2016.

    Kemudian Republika menjabarkan isu utama yang dikemukakan dalam

    RUU Minol dan ditambah dengan pendapat-pendapat yang berkaitan dengan

    perda larangan minuman keras dan masukan para tokoh yang terlibat secara

    langsung atau tidak dalam perumusan RUU Minol ini.

  • 47

    Tabel 12

    Alur Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Superstruktur Skema/Alur Rancangan undang-Undang Larangan

    Minuman Beralkohol (RUU Minol)

    mulai dibahas pekan ini. Ketua Panitia

    Khusus RUU Minol Arwani Thomafi

    mengatakan, Rabu (25/5) besok pansus

    mulai menggelar rapat internal untuk

    menyusun jadwal pembahasan RUU

    Minol. (Paragraf 1)

    Arwani mengungkapkan, saat ini

    masih ada tiga isu utama dalam

    pembahasan RUU Minol. Pertama, ada

    pandangan soal minuman beralkohol

    yang sepenuhnya dilarang di

    Indonesia. Pandangan kedua adalah

    ada pelarangan produksi sampai

    konsumsi untuk minuman beralkohol,

    tapi disertai pengecualian.

    Pengecualian tersebut, misalnya, untuk

    ritual agama tertentu dan pariwisata

    secara terbatas. (Paragraf 3)

    Lalu, pandangan yang ketiga adalah

    tidak perlu ada larangan terhadap

    minuman beralkohol. Hanya saja, ada

    pengecualian yang dilarang, seperti

    dijualdi public, dilarang dikonsumsi

    oleh anak-anak, sampai dilarang di

    tempat tertentu untuk dikonsumsi.

    Rabu besok, kita baru rapat lagi untuk

  • 48

    membahasnya, ujar Arwani kepada

    Republika. (Paragraf 4)

    3. Semantik

    a. Latar

    Pada pemberitaan ini, latar yang ditampilkan adalah, pemerintah harus

    mempercepat perumusan RUU Minol dan tidak menghapus perda minuman

    keras sebelum RUU selesai dirumuskan.

    Tabel 13

    Latar Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Semantik) Latar Wakil Ketua Komisi II DPR RI Al

    Muzzamil Yusuf mengatakan,

    penghapusan perda miras justru akan

    menimbulkan masalah lebih besar.

    Jika menghapuskan perda saat ini,

    akan menciptakan kekosongan hukum

    yang justru akan berdampak meluasnya

    penjualan dan penggunan miras, ujar

    Muzzamil kepada Republika. (Paragraf

    8)

    Pada table di atas, terlihat bahwa peraturan tentang minuman keras sangat

    mengikat, maksudnya adalah ketika RUU Minol belum rampung, perda miras

    berfungsi sebagai penahan laju konsumsi dan distribusi minuman keras.

  • 49

    b. Detil

    Detil pada berita ini adalah tentang tiga isu utama dalam pembahasan

    RUU Minol. Detil ini menunjukan bahwa RUU Minol masih belum

    menemukan fungsi sejatinya, apakah sebagai penahan, pengawas atau

    pencegah. Selain tentang tiga isu utama, berita ini juga menaruh detil pada

    bagian tentang perbedaan rezim mengenai perda miras. Kedua rezim tersebut

    menjelaskan tentang prosedur dan posisi pusat dalam mengatur peraturan

    daerah.

  • 50

    Tabel 14

    Detil Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Semantik) Detil Arwani mengungkapkan, saat ini

    masih ada tiga isu utama dalam

    pembahasan RUU Minol. Pertama, ada

    pandangan soal minuman beralkohol

    yang sepenuhnya dilarang di

    Indonesia. Pandangan kedua adalah

    ada pelarangan produksi sampai

    konsumsi untuk minuman beralkohol,

    tapi disertai pengecualian.

    Pengecualian tersebut, misalnya, untuk

    ritual agama tertentu dan pariwisata

    secara terbatas. (Paragraf 3)

    Lalu, pandangan yang ketiga adalah

    tidak perlu ada larangan terhadap

    minuman beralkohol. Hanya saja, ada

    pengecualian yang dilarang, seperti

    dijualdi public, dilarang dikonsumsi

    oleh anak-anak, sampai dilarang di

    tempat tertentu untuk dikonsumsi.

    Rabu besok, kita baru rapat lagi untuk

    membahasnya, ujar Arwani kepada

    Republika. (Paragraf 4)

    DPR mengingatkan pemerintah untuk

    menunggu hasil pembahasan RUU

    Minol antara DPR dan pemerintah.

    Menurut Muzzamil, ada dua rezim soal

    perda miras, pertama yang mengacu

    pada Undang-Undang Pemerintah

  • 51

    Daerah yang membuat pemerintah

    pusat memiliki hak pengawasan pada

    produk DPRD. (paragraf 9)

    Rezim kedua adalah mengacu pada

    Undang-Undang Pembuatan Peraturan

    Perundang-undangan (UU P3) yang

    menyebutkan produk perda hanya

    dapat dibatalkan melalui uji

    Mahkamah Agung (MA). Dalam posisi

    ini, Mendagri sangat mungkin

    menerapkan rezim yang memberikan

    hak bagi pemerintah pusat mengawasi

    produk aturan undang-undang di

    bawahnya. (Paragraf 10)

    c. Maksud

    Maksud yang ingin disampaikan dalam berita ini adalah ketidaksetujuan

    dalam wacana pemerintah untuk mencabut perda minuman keras dan

    keanehan tentang alasan perda miras bertentangan dengan peraturan di

    atasnya.

  • 52

    Tabel 15

    Maksud Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Semantik) maksud Politikus Partai Persatuan

    Pembangunan (PPP) ini menambahkan

    pihaknya menyayangkan pemerintah

    melalui Kementrian Dalam Negeri

    berniat melakukan pnyelarasan pada

    perdaturan daerah (perda) soal miras

    yang dinilai bertentangan dengan

    Peraturan Presiden Republik Indonesia

    Nomor 74 Tahun 2013 tentang

    Pengendalian dan pengawasan

    minuman beralkohol. (Paragraf 5)

    Seharusnya, penyusunan perda tidak

    mungkin bertentangan dengan

    peraturan di atasnya. Sebab,

    pemerintah pusat berwenang untuk

    mengawasi sejak pembuatan perda

    tersebut. Jadi, alasan pemerintah

    bahwa perda miras dapat bertentangan

    dengan aturan yang lebih tinggi sangat

    tidak masuk akal. (Paragraf 6)

    4. Sintaksis

    a. Koherensi

    Peneliti menemukan koherensi dengan menggunakan kata tetapi juga.

    Penggunaan kata tersebut pada kalimat di tabel yang ada di bawah terasa

  • 53

    sangat ganjil karena kalimat pertama yang berbicaa soal kearifan lokal dan

    agama dirasa kurang cukup jika tidak menyentuh keamanan sosial.

    Tabel 16

    Koherensi Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Sintaksis) Koherensi Dia menambahkan, pemerintah pusat

    seharusnya melihat aspek kearifan

    lokal sebagai substansi perda miras tak

    hanya persoalan ajaran agama, tetapi

    juga berkait aspek keamanan sosial.

    Bila saja perda tersebut memang telah

    sesuai dengan tuntutan masyarakat dan

    dinilai dapat menekan tingkat

    kejahatan sehingga keamanan lebih

    kondusif, kenapa harus

    dipermasalahkan, apalagi dihapus?

    papar Mardhani H Maming. (paragraf

    13)

  • 54

    b. Leksikon

    Tabel 17

    Leksikon Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Stilistik) Leksikon DPR mengingatkan pemerintah untuk

    menunggu hasil pembahasan RUU

    Minol antara DPR dan pemerintah.

    Menurut Muzzamil, ada dua rezim

    soal perda miras, pertama yang

    mengacu pada Undang-Undang

    Pemerintah Daerah yang membuat

    pemerintah pusat memiliki hak

    pengawasan pada produk DPRD.

    (paragraf 9)

    Penyelarasan perda miras jika

    dianggap bertentangan dengan aturan

    di atasnya, saya tidak setuju, katanya

    menegaskan. Terlebih, kalau RUU

    Minol selesai dibahas, justru perda

    miras akan lebih memiliki payung

    hukum yang lebih tinggi. (Paragraf 7)

    Penggunaan kata rezim bermakna tata pemerintahan negara dalam arti

    lain pemerintah yang berkuasa.

    Penggunaan kata payung hukum bermakna perlindungan yang diberikan

    istitusi hukum karena memiliki ketahanan hukum yang kuat dalam peraturan yang

    ada.

  • 55

    5. Retoris

    a. grafis

    Peneliti tidak menemukan elemen grafis pada pemberitaan ini. Tidak ada

    signifikansi pada penggunaan font maupun hal lain yang menjadi subtitusi elemen

    grafis. Berbeda dengan temuan peneliti pada berita sebelumnya.

    b. Metafora

    Tabel 18

    Metafora Berita RUU Minol Mulai Dibahas Pekan Ini

    Struktur Elemen Teks

    Mikro (Retoris) Metafora DPR mengingatkan pemerintah untuk

    menunggu hasil pembahasan RUU

    Minol antara DPR dan pemerintah.

    Menurut Muzzamil, ada dua rezim

    soal perda miras, pertama yang

    mengacu pada Undang-Undang

    Pemerintah Daerah yang membuat

    pemerintah pusat memiliki hak

    pengawasan pada produk DPRD.

    (paragraf 9)

    Penyelarasan perda miras jika

    dianggap bertentangan dengan aturan

    di atasnya, saya tidak setuju, katanya

    menegaskan. Terlebih, kalau RUU

    Minol selesai dibahas, justru perda

    miras akan lebih memiliki payung

    hukum yang lebih tinggi. (Paragraf 7)

  • 56

    B. Analisis Kognisi Sosial

    Dalam analisis wacana, selain menganalisa teks, penting juga untuk

    mengamati kognisi sosial teks yaitu bagaimana suatu teks itu dapat diproduksi.

    Karena anggapan seseorang mengenai teks bahwa teks itu memiliki makna itu

    tidak sepenuhnya benar. Suatu teks itu bisa bermakna karena diberikan oleh si

    pemakai bahasa (penulis). Dan makna inilah yang dikonstruksi oleh penulis.

    Selain makna dalam teks juga mengandung pendapat dan ideology penulis

    tersebut.

    Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, dibutuhkan

    penelitian kognitif dan strategi si penulis dalam memproduksi suatu berita. Karena

    setiap teks pada dasarnya dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka,

    atau pengetahuan tertentu atas suatu peristiwa.41

    Teks dalam pemberitaan

    Kemendagri Tunda Batalkan Perda Miras dan RUU Minol Mulai Dibahas

    Pekan Ini juga tidak terlepas dari proses produksi berita yang melibatkan

    kesadaran mental dari penulis dalam hal ini wartawan yang bersangkutan dan atau

    editor.

    Dalam hal ini Republika sebagai salah satu media nasional yang memiliki ciri

    khas Islami tentunya tidak mengherankan jika memuat berita yang menunjukan

    keberpihakannya pada penangguhan perda minuman keras maupun RUU Minol di

    Indonesia. Ciri khas berupa Islami itulah yang mempengaruhi kognisi para

    pewartanya, karena ada ciri khas tersebut maka pewarta harus menunjukannya

    dalam tulisan yang dibuatnya.

    41

    Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LkiS cetakan kesembilan, Juni 2011) h. 260.

  • 57

    Selain pengaruh dari citra yang dibuat oleh Republika, kesadaran pribadi

    reporter juga turut berpengaruh dalam hasil tulisan yang dibuatnya. Dengan

    menugaskan dua reporter dalam satu judul berita, diharapkan akan menghasilkan

    efek cover both side di mana kedua reporter yang ditugaskan memiliki kesadaran

    pribadi yang berbeda dan panadangan pribadi tersebut akan saling menopang

    kekurangan dari tulisan yang dihasilkan.

    Pemberitaan bertemakan minuman keras, baik dari segi peraturan maupun

    efek yang ditimbulkan sudah sering diangkat oleh Republika, hal ini terbukti

    dengan munculnya pemberitaan dengan tema yang sama selama konstan satu

    minggu (periode 20 27 Mei 2016).

    Hal tersebut bukanlah ketidaksengajaan, tema-tema yang