Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANALISIS WILAYAH KESESUAIAN TANAMAN CENGKEH DI
KABUPATEN BULELENG, PROVINSI BALI, INDONESIA
Departemen Geografi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
2014
Disusun oleh:
Nama : Azzahra
NPM : 1206216115
Kelas : Sistem Informasi Geografis (B)
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………........i
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………......iii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………..iv
DAFTAR PETA…………………………………………………………………………………..v
Abstrak……………………………………………………………………………………………1
BAB I – PENDAHULUAN……………………………………………………………………...2
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………2
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………….3
1.4 Batasan…………………………………………………………………………………....3
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………….....4
2.1 Konsep Lahan dan Wilayah Kesesuaian Lahan…………………………………………4
2.2 Tanaman Cengkeh……………………………………………………………………….4
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cengkeh……………………………………………………..5
2.3.1 Iklim……………………………………………………………………………..5
2.3.2 Ketinggian Tempat………………………………………………………………5
2.3.3 Kemiringan Lereng………………………………………………………………6
BAB III – METODOLOGI………………………………………………………………………7
3.1 Data yang Digunakan……………………………………………………………………7
3.2 Metode Penelitian…………………………………………………………………….....7
3.2.1 Alur Pikir………………………………………………………………………...7
3.2.2 Kajian Literatur………………………………………………………………….8
3.2.3 Wilayah Penelitian………………………………………………………………8
3.2.4 Variabel Penelitian………………………………………………………………8
3.2.5 Pengolahan Data dan Peta……………………………………………………….8
3.2.6 Metode Analisis…………………………………………………………………9
3.2.7 Matriks Kesesuaian……………………………………………………………..10
3.2.8 Query…………………………………………………………………………….10
3.2.9 Analisis Data…………………………………………………………………….12
3
BAB IV – GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN………………………………...13
4.1 Kondisi Fisik…………………………………………………………………………….13
4.2 Kondisi Administratif……………………………………………………………………14
4.3 Kondisi Demografi………………………………………………………………………14
4.4 Kondisi Perekonomian………………………………………………………………….14
BAB V – HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………….16
BAB VI – KESIMPULAN………………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………18
LAMPIRAN……………………………………………………………………………………20
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1 – Matriks Kesesuaian Lahan Tanaman Cengkeh………………………………………11
Tabel 2 – Data Luas Wilayah Kesesuaian Lahan Tanaman Cengkeh di Kabupaten Buleleng,
Provinsi Bali……………………………………………………………………………………..16
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 – Grafik Produksi Komoditi Cengkeh di Provinsi Bali……………………………....2
Gambar 2 - Modelling GIS………………………………………………………………………11
Gambar 3 – Model Builder GIS…………………………………………………………………12
6
DAFTAR PETA
Peta 1 – Peta Administrasi Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali…………………………………14
Peta 2 – Peta Curah Hujan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali…………………………………19
Peta 3 – Peta Ketinggian Wilayah Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali…………………………20
Peta 4 – Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali…………………………..21
Peta 5 – Peta Wilayah Kesesuaian Tanaman Cengkeh di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali…22
7
Abstrak
Cengkeh merupakan salah satu komoditas penting dalam sector pertanian di Indonesia.
Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang sangat potensial bagi pengembangan
komoditas cengkeh di Provinsi Bali. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui wilayah
mana di Kabupaten Buleleng yang paling potensial untuk tumbuh kembang tanaman
cengkeh. Potensi lahan ini pada dasarnya dipengaruhi oleh sifat fisik dan lingkungan
wilayah, seperti curah hujan, kemiringan lereng dan ketinggian tempat. Tingkat kesesuaian
lahan ini kemudian digolongkan menjadi sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai
marginal (S3), dan tidak sesuai (N). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
kemudian akan diolah dan dianalisis menggunakan software ArcGIS (software berbasis
Sistem Informasi Geografis).
Keywords: Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali; Potensi Lahan; Cengkeh; Curah Hujan;
Ketinggian Tempat; Sistem Informasi Geografis.
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cengkeh merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi
tinggi1. Di Indonesia, cengkeh memiliki nilai ekonomi yang sangat penting karena komoditas
ini merupakan bahan campuran pembuatan rokok kretek yang banyak menghasilkan
pendapatan negara melalui cukainya. Selain sebagai bahan dasar pembuatan rokok kretek,
cengkeh juga dapat berguna sebagai rempah-rempah yang dibutuhkan dalam bidang
pengobatan dan dapat juga dipakai sebagai bahan pembuatan minyak atsiri. Cengkeh
merupakan komoditas yang menguntungkan di Indonesia. oleh karena itu, banyak petani yang
berminat membudidayakanya.
Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi penghasil cengkeh Bahkan cengkeh
menjadi salah satu komoditas utama di Provinsi Bali2. Tanaman cengkeh di Bali mulai
dikembangkan secara besar-besaran di sekitar tahun 1970, hingga saat ini. Dalam enam tahun
terakhir, produksi komoditi cengkeh di Provinsi Bali terus meningkat, walaupun terjadi
penurunan yang signifikan di tahun 2011. Pada tahun 2008, cengkeh berhasil diproduksi
sebanyak 3.768 ton; tahun 2009 sebanyak 4.317 ton, tahun 2010 sebanyak 4.311 ton; tahun
2011 hanya sebesar 773 ton; dan melonjak tajam di tahun 2012 sebesar 6.158,97 ton.
Gambar 1 – Grafik Produksi Komoditi Cengkeh di Provinsi Bali
1 Suryana, Achmad. Badan Litbang Pertanian [2007]. 2 Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bali [2010].
9
Sumber: Indonesia Investment Coordinating Board, 2013
Di Bali, area penyebaran lahan penanaman cengkeh berada di delapan kabupaten, yaitu
Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana Karangasem, Klungkung, dan Tabanan3.
Terdapat tiga kabupaten yang sangat potensial untuk produksi cengkeh, yaitu Kabupaten
Buleleng, Jembrana, dan Tabanan. Namun berdasarkan data statistik, terlihat sebaran cengkeh
terluas berada di Kabupaten Buleleng yakni 2.114 hektar di tahun 2008 dan meningkat menjadi
7.552 hektar di tahun 2012. Dengan produksi cengkeh yang terus meningkat yaitu sebanyak
2.114 ton pada tahun 2008; 2.928 ton pada tahun 2009; 3.504 ton pada tahun 2010; 483 ton
pada tahun 2011; dan 3.799 ton pada tahun 2012.
Pempov Bali dan Pemkab Buleleng terus mengupayakan penanaman cengkeh secara
besar-besaran hingga saat ini, guna meningkatkan sumber pendapatan daerah. Tetapi jika
tanaman cengkeh tersebut tidak ditanam pada lokasi-lokasi yang sesuai dengan syarat
tumbuhnya, tentu akan merugikan para petani cengkeh. Dengan bantuan aplikasi SIG, kita
dapat melakukan analisis wilayah mana saja yang sesuai terhadap syarat atau kriteria tumbuh
untuk tanaman cengkeh. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas
cengkeh di Provinsi Bali, khususnya di Kabupaten Buleleng.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang, didapat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Wilayah mana di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang merupakan wilayah kesesuaian
lahan pengembangan tanaman cengkeh?
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk:
• Mengkaji wilayah kesesuaian lahan pengembangan tanaman cengkeh di Kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali
1.4 Batasan
3 Indonesia Investment Coordinating Board, 2013.
10
Geomer untuk analisis penelitian kali ini adalah Kabupaten Buleleng yang berada di
utara Provinsi Bali dan berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Lahan dan Wilayah Kesesuaian Lahan
Menurut Purwowidodo (1983), lahan adalah suatu lingkungan fisik yang mencakup
iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan
mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan4. Sedangkan kesesuaian lahan adalah tingkat
kecocokan suatu bidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu5. Menurut penilaian secara
kondisinya, kesesuaian lahan dibagi menjadi dua, yaitu kesesuaian lahan saat ini (actual), dan
kesesuaian lahan potensial (setelah dilakukan usaha perbaikan).
2.2 Tanaman Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris
disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae6.
Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di
negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Pohon cengkeh
merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun
berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya
berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika
sudah mencapai panjang 1,5 - 2 cm.
Pada mulanya, cengkeh hanya dipergunakan untuk obat-obatan, namun dalam
perkembangannya pemanfaatan cengkeh menjadi lebih luas, yaitu sebagai rempah-rempah,
bahan baku industry farmasi, kosmetika, parfum, sumber eugenol dan yang terbesar sebagai
bahan baku industry rokok kretek7. Cengkeh yang telah kering sebagian besar untuk
mencukupi kebutuhan pembuatan rokok kretek. Kuntum bunganya dapat dijual dalam bentuk
4 Notohadiprawiro, T., 2006. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 5 Kamus Penataan Ruang (2009). 6 Dinas Perkebunan Provinsi Bali. 2013. Cengkeh. 7 Institut Pertanian Bogor, 2012.
11
kering utuh, serbuk oleoresin, atau minyak. Minyak dari hasil sulingan serbuk kuntum cngkih
kering dapat digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, penyedap masakan, dan wangi-
wangian. Selain bunganya, daun cengkih dapat dimanfaatkan sebagai minyak. Di pasar
Internasional minyak daun cengkih adalah penghasil eugenol yang relatif murah untuk
membuat vanili sintetik.
Provinsi Bali terbagi atas 9 kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Badung, Kabupaten
Buleleng, Kab. Bangli, Kab. Gianyar, Kab. Jembrana, Kab. Karangasem, Kab. Klungkung,
Kab. Tabanan, dan Kota Denpasar. Provinsi Bali merupakan salah satu provinsi penghasil
cengkeh. Bahkan cengkeh menjadi salah satu komoditas utama di Provinsi Bali. Dari sembilan
kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali, Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten yang
tingkat produktivitas tanaman cengkehnya cukup tinggi dibandingkan kabupaten lainnya. Hal
ini dapat di lihat dari 15.579 ha luas perkebunan cengkeh di Bali, kira-kira 43,25 % berada di
kabupaten Buleleng. Dari luas areal 6.739 ha yang dimiliki, Kabupaten Buleleng menyumbang
produksi cengkeh sebesar 2.449 Ton atau sekitar 48,07 % dari total produksi Bali yang
besarnya 5.094 Ton.8
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Cengkeh
Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman cengkeh memerlukan
persyaratan lingkungan tumbuh yang spesifik. Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
tanaman cengkeh antara lain adalah iklim, ketinggian tempat, dan kemiringan lereng.
2.3.1 Iklim
Tanaman cengkeh adalah tanaman tropis. Unsur iklim yang cukup menentukan
terhadap tingginya produktivitas tanaman cengkeh adalah curah hujan. Curah hujan
yang optimal untuk perkembangan tanaman cengkeh adalah 1500 - 2500 mm/tahun
atau 2500 - 3000 mm/tahun9.
2.3.2 Ketinggian Tempat
8 Bali Dalam Angka 2012. BPS Provinsi Bali [2012]. 9 Kementrian Pertanian, 2012.
12
Tanaman cengkeh dapat dibudidayakan di dataran rendah sampai dataran
tinggi, namun akan lebih produktif apabila di tanam di dataran rendah. Tanaman ini
masih dapat berproduksi pada ketinggian tempat 0-900 m di atas permukaan laut
(dpl)10. Namun ketinggian tempat yang optimal untuk pembungaan tanaman cengkeh
berkisar 200-600 m dpl.
2.3.3 Kemiringan Lereng
Tanaman cengkeh tumbuh optimal pada wilayah yang memiliki kemiringan
lereng < 8 %, namun masih dapat tumbuh pada wilayah dengan kemiringan lereng
antara 8-15 %11.
10 Kementrian Pertanian, 2012. 11 Kementrian Pertanian, 2012.
13
BAB III
METODOLOGI
3.1 Data yang Digunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Peta administrasi Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali skala 1:25.000 dari BIG;
2. Data kontur dari BIG;
3. Data curah hujan dari BMKG;
4. Data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
3.2 Metode
3.2.1 Alur Pikir
Provinsi Bali sebagai salah satu penghasil komoditi utama cengkeh
Kabupaten Buleleng merupakan kabupaten dengan produksi cengkeh
terbesar di Provinsi Bali
Meningkatkan produktivitas cengkeh di Kabupaten Buleleng
Hasil Wilayah kesesuaian lahan tanaman cengkeh di Kabupaten Buleleng
Pengumpulan data
Proses
Latar
Belakang
Klasifikasi
Overlay
Query
Matriks Kesesuaiaan
Pengolahan Data
14
3.2.2 Kajian Literatur
Untuk mengetahui wilayah yang sesuai atau wilayah yang berpotensi tinggi
untuk pengembangan tanaman cengkeh adalah dengan melakukan identifikasi variabel
yang digunakan untuk kesesuaian lahan tanaman cengkeh. Variabel tersebut kemudian
digambarkan dalam suatu peta dan di overlay yang kemudian akan menghasilkan peta
wilayah kesesuaian lahan tanaman cengkeh di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
3.2.3 Wilayah Penelitian
Wilayah penelitian yang dijadikan tempat untuk mengetahui kesesuaian lahan
tanaman cengkeh di Provinsi Bali adalah di Kabupaten Buleleng.
3.2.4 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:
1. Curah Hujan
2. Ketinggian Tempat
3. Kemiringan Lereng
3.2.5 Pengolahan Data dan Peta
Semua data yang diperoleh akan disusun dan diolah dengan menggunakan
perangkat lunak berbasis Sistem Informasi Geografis, yaitu ArcGIS 10.1, dimana data
tersebut akan menjadi visualisasi peta yang mengandung database spasial.
a. Pembuatan Peta Tematik
1. Peta administrasi Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang bersumber dari BIG,
dan didigitasi batas administrasi, jaringan jalan serta sungai.
2. Peta ketinggian wilayah yang dibuat dengan mengolah data kontur Kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali.
3. Peta kemiringan lereng yang dibuat dengan mengolah data SRTM Kabupaten
Buleleng, Provinsi Bali; dan diolah melalui analisis 3D pada ArcMap 10.1.
15
4. Peta sebaran curah hujan di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali yang diolah
dengan digitasi ArcMap dari data curah hujan BMKG.
b. Klasifikasi Data
1. Klasifikasi Data Ketinggian Wilayah
Data ketinggian yang diperoleh dari kontur kemudian diklasifikasi menjadi
empat kelas, yaitu:
• 200 – 600 mdpl
• 600 – 800 mdpl
• 800 – 900 mdpl
• > 900 mdpl
2. Klasifikasi Data Wilayah Curah Hujan
Data curah hujan yang diperoleh dari BMKG kemudian diklasifikasi
menjadi lima kelas, yaitu:
• < 1.250 mm
• 1.250 – 1.500 mm
• 1.500 – 2.500 mm
• 2.500 – 3.000 mm
• 3.000 – 4000 mm
3. Klasifikasi Data Kemiringan Lereng
Data kemiringan lereng yang diolah dari SRTM kemudian diklasifikasi
menjadi empat kelas, yaitu:
• 0 – 8 %
• 8 – 16 %
• 16 – 30 %
• > 30 %
3.2.6 Metode Analisis
Analisis kesesuaian dilakukan dengan cara mencocokan antara persyaratan
tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan. Analisis kesesuaian lahan dilakukan
untuk mendapatkan alternatif komoditas tanaman yang sesuai dengan kondisi sumber
16
daya lahan yang ditentukan oleh curah hujan, ketinggian wilayah, dan kemiringan
lereng,.
Penilaian kelas kesesuaian lahan secara fisik berdasarkan Atlas Format
Procedure (CSR/FAO, 1983). Wilayah dibagi dalam beberapa kelompok lahan
berdasar pada faktor potensi dan kendala masing-masing kelas.
Kelas-kelas kesesuaian lahan meliputi : kelas sesuai/suitable (S) dan kelas tidak
sesuai/not suitable (N). Kedua kelas tersebut dikelompokan menjadi :
• Kelas S-1 yaitu kelas sangat sesuai (highly suitable), dimana lahan tidak
mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi tingkat pengelolaan
tanah/komoditasnya.
• Kelas S-2 yaitu lahan cukup sesuai (moderately suitable), dimana lahan mempunyai
faktor pembatas ringan yang dapat mempengaruhi tingkat pengelolaan tanah /
komoditasnya dengan masukan biaya ringan.
• Kelas S-3 yaitu lahan sesuai marginal (marginally suitable), dimana lahan
mempunyai faktor pembatas agak berat yang dapat mempengaruhi tingkat
pengelolaan tanah/komoditasnya dengan masukan biaya sedang sampai tinggi.
• Kelas N yaitu lahan tidak sesuai (permanently not suitable).
3.2.7 Matriks Kesesuaian
Tabel 1 – Matriks Kesesuaian Lahan Tanaman Cengkeh
Variabel Kelas Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N
Curah Hujan
(mm)
1.500 – 3.000 3.000 – 4.000 1.250 – 1.500 < 1.250
Kemiringan
Lereng (cm)
0-8 8-16 16-30 >30
Ketinggian
(mdpl)
200-600 600-800 800-900 >900
3.2.8 Query
• Sangat Sesuai (S1)
17
“Curah Hujan” = ‘1.500 – 3.000’ AND “Kemiringan Lereng” = “0-8” AND
"Ketinggian" = ‘200 – 600’
• Cukup Sesuai (S2)
“Curah Hujan” = ‘3.000 – 4.000’ AND “Kemiringan Lereng” = ‘8-16’ AND
"Ketinggian" = ‘600 – 800’
• Sesuai Marginal (S3)
“Curah Hujan” = ‘1.250 – 1.500’ AND “Kemiringan Lereng” = ‘16-30’ AND
"Ketinggian" = ‘800 – 900’
• Tidak Sesuai (N)
“Curah Hujan” = ‘<1.250’ AND “Kemiringan Lereng” = ‘>30’ AND "Ketinggian"
= ‘>900’
3.2.9 Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis overlay
(tumpang tindih). Overlay dilakukan pada peta wilayah ketinggian, peta kemiringan
lereng, dan peta curah hujan yang telah diklasifikasikan terlebih dahulu. Hasil dari
analisis overlay adalah wilayah-wilayah yang saling tumpang tindih. Wilayah-wilayah
yang saling tumpang tindih tersebut dan memenuhi klasifikasi kesesuaian lahan
merupakan wilayah yang paling sesuai untuk pengembangan tanaman cengkeh di
Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.
Peta Wilayah
Curah Hujan
Wilayah Kesesuaian Lahan
Tanaman Cengkeh
Peta
Kemiringan
Lereng
Peta
Ketinggian
Wilayah
Overlay
Query
18
Gambar 2 – Modelling GIS
Gambar 3 – Model Builder GIS
19
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
Peta 1 – Peta Administrasi Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
4.1 Kondisi Fisik
Kabupaten Buleleng terletak di belahan utara Pulau Bali. Kabupaten ini terletak
memanjang dari Barat ke Timur dan memiliki pantai sepanjang 144 km. Secara geografis,
Kabupaten Buleleng terletak pada posisi 8˚ 03' 40" - 8˚ 23' 00" LS dan 114˚ 25' 55" - 115˚ 27'
28" BT. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Kabupaten Jembrana di bagian Barat, Laut
Jawa/Bali di bagian Utara, dengan Kabupaten Karangasem di bagian Timur, dan di sebelah
Selatan berhadapan dengan 4 Kabupaten yaitu Kabupaten Badung, Gianyar, Bangli, dan
Tabanan. Luas Kabupaten Buleleng secara keseluruhan 1.365,88 km² atau 24,25 persen dari
luas Provinsi Bali.
20
Kabupaten Buleleng merupakan daerah berbukit yang membentang di bagian
Selatan, sedangkan di bagian Utara merupakan dataran rendah. Gunung yang tertinggi adalah
Gunung Tapak (1903 mdpl) berada di Kecamatan Sukasada. Selain itu di Kabupaten Buleleng
terdapat dua buah danau yaitu Danau Tamblingan (110 hektar) berada di Kecamatan Banjar,
sedangkan Danau Buyan (360 hektar) terletak di Kecamatan Sukasada. Kabupaten Buleleng
ini memiliki iklim tropis.
4.2 Kondisi Administratif
Pemerintah Kabupaten Buleleng secara administrasi terdiri dari 9 Kecamatan, 129
Desa, 19 Kelurahan, 63 Lingkungan, 535 Dusun/Banjar, dan 168 Desa Adat. Kecamatan yang
ada di kabupaten ini adalah Kecamatan Tejakula, Kecamatan Kubutambahan, Kecamatan
Seririt, Kecamatan Sawan, Kecamatan Buleleng, Kecamatan Busungbiu, Kecamatan
Sukasada, Kecamatan Banjar dan Kecamatan Gerokgak.
4.3 Kondisi Demografi
Jumlah penduduk berdasarkan sensus tahun 2009 berjumlah 786.972 jiwa dari
jumlah 210.739 Kepala Keluarga. Dari jumlah tersebut terdiri dari penduduk perempuan
sebanyak 390.863 jiwa atau 49,67 % dan penduduk laki-laki sebanyak 396.109 jiwa atau
50,33%. Berdasarkan data tahun 2007, perkembangan sex ratio di kabupaten ini adalah
101,34% dengan tingkat kepadatan penduduk 576,16 jiwa/km2, sementara laju pertumbuhan
penduduk sebesar 1,72 %.
4.4 Kondisi Perekonomian
Kabupaten Buleleng secara ekonomi didukung dari berbagai sektor usaha, dan
sektor pertanian tanaman pangan memiliki kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan
PDRB. Komoditi tanaman pangan memberikan kontribusi terhadap sektor pertanian dalam arti
luas sebesar 46,77 persen.
Potensi areal lahan perkebunan tahun 2009 seluas 39.160 Ha atau 28,67 persen dari
luas wilayah Kabupaten Buleleng (136.588 Ha). Komoditi perkebunan yang menjadi produ
andalan adalah : kopi Robusta, kopi Arabika, jambu mete, cengkeh, kakao, kelapa dan
tembakau Virgina. Sementara itu, kawasan hutan di Kabupaten Buleleng sampai dengan tahun
21
2009 seluas 51.436,21 Ha termasuk kawasan perairan Taman Nasional Bali Barat ( TNBB )
seluas 2.566 Ha. Kawasan hutan yang ada meliputi berbagai fungsi dan sebagian besar
didominasi oleh Hutan Lindung dengan luas sebesar 31.936,32 Ha (62,09 persen).
22
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam proses untuk menentukan wilayah kesesuaian lahan tanaman cengkeh, terdapat
beberapa variabel yang berpengaruh, diantaranya adalah curah hujan, kemiringan lereng, dan
ketinggian wilayah. Setelah variabel-variabel diinput dan diklasifikasikan dengan menggunakan
software ArcMap 10.1 maka didapatkan wilayah-wilayah kesesuaian berdasarkan kelas kriteria
kesesuaian yang telah ditentukan.
Wilayah dengan tingkat kesesuaian sangat sesuai (S1) berada di Kecamatan Busungbiu
bagian timur laut, dengan luas wilayah sebesar 135 ha. Sedangkan wilayah dengan tingkat
kesesuaian cukup sesuai berada di Kecamatan Busungbiu bagian barat dayadan di Kecamatan
Seririt bagian barat daya; dengan total luas wilayah 1.420 ha. Wilayah dengan tingkat kesesuaian
sesuai marginal (S3) berada di Kecamatan Gerokrak bagian selatan, Kecamatan Banjar bagian
tenggara, Kecamatan Sukasada, Kecamatan Sawan, Kecamatan Kubutambahan, dan Kecamatan
Tejakula; dengan total luas 2.264 ha. Dan wilayah pada tingkat kesesuaian yg tidak sesuai (N)
berada di Kecamatan Tejakula bagian timur, dengan luas sebesar 100 ha.
Table 2 - Data Luas Kesesuaian Lahan Tanaman Cengkeh di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
Tingkat Kesesuaian Luas Wilayah (Ha)
Sangat Sesuai 135
Cukup Sesuai 1.420
Sesuai Marginal 2.264
Tidak Sesuai 100
23
BAB VI
KESIMPULAN
Setelah menggunakan metode analisis overlay dengan konsep SIG, didapat informasi
bahwa hanya sebagian kecil wilayah di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, yang merupakan
wilayah yang potensial untuk tumbuh kembang tanaman cengkeh. Tetapi produktivitas cengkeh
di kabupaten ini cukup besar disbanding dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bali. Wilayah yang
sangat sesuai berada di kecamatan Busungbiu. Secara keseluruhan, didapat bahwa dari seluruh
luas Kabupaten Buleleng yang seluas 136.588 ha, terdapat 2,87 % wilayah yang sesuai untuk
tanaman cengkeh.
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Seriana, I., 2007, Produktivitas Cengkeh. Dikutip dari:
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2007/5/27/s1.html, diakses pada: Sabtu, 12 April 2014
pukul 10.37 WIB.
2. S.I.G., 2013, Cengkeh Komoditas Diminati di Bali; BPTP Bali. Dikutip dari:
http://bali.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=396:ce
ngkeh-komoditas-diminati-di-bali&catid=51:info-aktual&Itemid=81, diakses pada: Sabtu, 12
April 2014 pukul 10.23 WIB.
3. Kabupaten Buleleng; Wikipedia. Dikutip dari:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Buleleng, diakses pada: Sabtu, 12 April 2014 pukul
09.48 WIB.
4. 2014, Gambaran Umum Kabuoaten Buleleng; Buku Putih sanitasi Kabupaten Buleleng Tahun
2010-2014.
5. Arisena, G.M.K., 2009, Struktur dan Perilaku Pasar Komoditas Cengkeh di Kecamatan
Busungbiu Kabupaten Buleleng; UNUD, Denpasar.
6. Madjid, A., 1976, Kesesuaian Lahan FAO 1976. Dikutip dari:
http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/kesesuaian-lahan-fao-1976.html, diakses pada:
Sabtu, 12 April 2014 pukul; 11.25 WIB.
7. Anggoro, N., Persyaratan Tumbuh dan Bahan Tanaman Cengkeh. Dikutip dari:
http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/persyaratan-tumbuh-dan-bahan-tanaman-cengkeh-0,
diakses pada: Sabtu, 12 April 2014 pukul: 11.47 WIB.
8. Saputri, Dwi, 2010, Analisis Kemampuan Lahan dengan Menggunakan Penginderaan Jauh
dan Sistem Informasi Geografis di DAS Grindulu Pacitan Propinsi Jawa Timur; UNS,
Surakarta.
25
LAMPIRAN
Peta 2 – Peta Curah Hujan Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
26
Peta 3 – Peta Ketinggian Wilayah Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
27
Peta 4 – Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
28
Peta 5 – Peta Wilayah Kesesuaian Tanaman Cengkeh di Kabupaten Buleleng, Provinsi
Bali