Upload
alafdal-permana-milanisti
View
3.430
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
UTS Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan
Analisis Dampak Sosial dan Dampak LingkunganPembangunan Jalan Layang Kelok Sambilan
Al Afdal Permana
0810842026
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Andalas
2010
Analsis Dampak Sosial dan Dampak Lingkungan
Pembangunan Jalan Layang Kelok Sambilan
I. Latar Belakang
Jalan “kelok sambilan” sebagai hasil karya kolonial Belanda yang berada di ruas
jalan yang menghubungi Sumatera Barat - Pekanbaru keberadaannya sangat berarti
hingga saat ini bahkan merupakan jalan strategis dan vital penghubung kedua provinsi
tesebut. Setiap kendaraan yang menempuh rute Pekanbaru – Padang akan melewati
Kelok Sambilan karena jalur ini merupakan jalur yang paling dekat untuk
menghubungi kedua kota ini yang berjarak lebih kurang 350 km.
Sebagai jalan vital penghubung dua provinsi ini, ruas jalan Kelok Sambilan ini
cukup ditakuti oleh para sopir yang melewati jalur tersebut karena dinilai bahaya. Ruas
jalan Kelok Sembilan sempit dengan lebar jalan lebih kurang enam meter serta
mempunyai kemiringan dan tanjakan yang cukup tajam, hal ini dinilai sangat
berbahaya bagi kendaraan yang melewati jalur ini. Resiko sangat fatal yaitu kendaraan
bisa masuk jurang dan terjatuh ke belokan berikutnya di jalan beraspal yang
kedalamannya mencapai 40 m. Makanya setiap kendaraan yang melewati ruas jalan ini
tidak bisa melaju begitu saja tapi harus pelan-pelan dan harus ekstra hati-hari terutama
setiap berada di belokan yang menanjak tajam. Ruas jalan yang sempit, membuat para
sopir harus waspada ketika berpapasan dengan kendaraan dari arah yang berlainan,
kendaraan yang datang dari atas harus berhenti untuk memberikan kesempatan
kendaraan yang menanjak untuk melewatinya.
Meskipun kondisi jalan Kelok Sambilan cukup beresiko untuk dilewati kendaraan
namun kuantitas kendaraan yang hilir mudik melewati ruas jalan ini cukup ramai. Hal
ini terjadi karena ruas jalan Kelok Sambilan merupakan jalur alternatif utama bagi
setiap kendaraan dalam rute Sumatera Barat – Pekanbaru. Makanya tidak heran setiap
harinya tidak kurang 7.000 unit kendaraan yang melewatinya. Apalagi pada hari libur
jumlahnya bisa menjadi dua kali lipat atau lebih. Kondisi jalan yang sempit dan
berkelok-kelok berpotensi akan sering menimbulkan kemacetan apalagi banyaknya
kendaraan yang lewat. Maka tidak heran pada saat-saat tertentu seperti musim mudik
lebaran pasti akan terjadi kemacetan lalu lintas di sekitar ruas jalan kelok sambilan
hingga membuat kendaraan bertahan berjam-jam.
Untuk mengatasi masalah itu serta posisi Kelok Sambilan yang berfungsi sebagai
faktor penentu mulusnya hubungan lalu lintas darat Sumatera Barat–Riau maka
Pemerintah Sumatera Barat memandang perlu untuk membangun sebuah jembatan
layang terutama mengatasi masalah kemacetan. Pembangunan jalan tol tersebut
dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri PU No. 631/KPTS/M/2009 tanggal 31
Desember 2009. Surat keputusan tersebut diterima Dinas Kimpraswil dan Tarkim.
Jalan layang ini merupakan urat nadi antara kedua provinsi yang saling
membutuhkan. Selain itu, keberadaan jalan layang ini nantinya akan memperlancar
arus di sekitar itu. Pembangunan jalan dan jembatan layang Kelok Sambilan
menghubungkan perbatasan Provinsi Sumatra Barat dan Riau menghabiskan dana
Rp252,99 miliar. Jalan layang yang dibangun sepanjang 4,5 kilometer itu bakal bisa
dilewati dengan kecepatan 80 kilometer per jam. Jadi kendaraan tidak perlu lagi
beringsut-ingsut di ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit tersebut.
Namun, meskipun telah dibangun jalan layang, bukan berarti fungsi Kelok
Sembilan akan dihilangkan. Ruas jalan Kelok sembilan tetap dihidupkan, terutama
bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan
tidak bisa diabaikan begitu saja. Makanya kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok
Sembilan akan tinggal nama, tidak akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang
tersebut, kelestarian Kelok Sembilan akan bisa terus terjadi. Sebab nantinya Kelok
Sembilan tidak lagi terlalu berat menerima beban yang makin meningkatkan akibat
semakin padatnya arus lalu lintas.
II. Unit-Unit Sosial Pendampak
II.1. Dampak Individu
II.1.1. Psikis
Individu/Rumah Tangga
Organisasi/Kelompok
Masyarakat
Lembaga dan Sistem Sosial
RESIPROKALITAS DAMPAK KEBIJAKAN
Untuk menganalisa hal ini, penulis melihat dampak psikis yang dialami individu yang
mengendarai kendaraan yang melewati ruas jalan ini. Awalnya persepsi yang tertanam
dalam pemikiran individu yang melewati jalan Kelok Sambilan ini merupakan jalan
dengan resiko kecelakaan tinggi seperti masuk jurang ataupun jatuh ke pengelokan
dibawahnya dan secara psikologis cukup ditakuti oleh para sopir yang melewati jalur ini.
Jalan yang sempit serta mempunyai kemiringan dan tanjakan yang cukup tajam telah
menggeronggoti psikis sopir yang melewati ruas jalan Kelok Sambilan.
Jalan yang disebut-sebut sebagai urat nadi antara Sumatera Barat-Riau tentunya akan
ramai dilewati oleh kendaraan yang hilir-mudik terutama rute Padang-Pakanbaru sehingga
dengan kondisi jalan sempit dan miring ditambah lagi intensitas kendaraan yang tinggi
akan membuat jalur ini sering macet. Kemacetan akan membuat psikis baik sopir ataupun
penumpang menjadi bosan, menimbulkan emosi yang meledak-ledak karena
ketidaksabaran atau bahkan menimbulkan stress karena terjebak berjam-jam dalam
kemacetan apalagi adanya keperluan-keperluan penting.
Pemikiran dan psikis ketakutan individu yang melewati ruas jalan Kelok Sambilan
akan terobati dengan pembangunan jalan layang Kelok Sambilan yang lebih memiliki
safety yang bagus dan resiko kecelakaan seperti masuk jurang akan dapat diminimalisir.
Secara psiskis, jalan layang Kelok Sambilan akan memberikan perasaan aman bagi
individu yang melewatinya baik sopir atapun penumpang. Selain itu rasa bosan, emosi
yang meledak-ledak bahkan stress karena macet yang berjam-jam ataupun waktu yang
lama melewati jalur ini akan dapat terobati, karena jalan layang Kelok Sambilan ini akan
memberikan kemudahaan bagi pengendara, serta mempelancar aktivitas transportasi, yang
biasanya kendaraan tidak bisa melaju alias “marangkak”, dengan adanya jalan layang ini
kendaraan akan dapat melewatinya dengan kecepatan 80 km/jam.
II.1.2. Lingkungan Individu
Pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan membuka lahan baru
sehingga menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah tersebut,
terutama pembukaan hutan ataupun penggusuran terhadap lahan-lahan milik individu
Pembukaan hutan akan mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan
Lindung (HL) disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang karena
kegiatan pembangunan jalan layang Kelok Sambilan ini sehingga dapat menggangu
kenyamanan dan kesejukan bagi individu yang berdiam di daerah tersebut (tidak terlalu
berpengaruh). Untuk penggusuran rumah penduduk ataupun ganti rugi lahan milik warga
dirasa tidak ada karena wilayah pembangunan jalan layang Kelok Sambilan merupakan
kawasan Hutan Konservasi dan Hutan Lindung. Dampak yang ditimbulkan mungkin
sebaliknya, individu/ penduduk akan membuka permukiman baru di daerah sekitar jalan
layang Kelok Sambilan sebagai suatu akses keramaian.
II.1.3. Ekonomi
Sumatera Barat dikenal sebagai daerah pemasok hasil-hasil pertanian, perkebunan dan
agroindustri. Perkembangan komoditi ini di Sumatera Barat saat ini cukup berkembang
pesat dan menjanjikan. Riau ataupun daerah sumatera timur adalah daerah strategis
pemasaran hasil-hasil pertanian, hasil perkebunan, dan agroindustri Sumatera Barat.
Selama ini jalan Kelok Sambilan merupakan jalur utama akses pemasaran dan
perdagangan menuju daerah Riau. Sebagai akses utama pemasaran dari Sumatera Barat,
kondisi fisik jalan Kelok Sambilan kurang dapat mendukung kelancaran transportasi
dalam mengangkut hasil-hasil pertanian tersebut. Hal ini berakibat terbatasnya jumlah
produk yang dapat diangkut atau secara umum berdampak sulitnya pendistribusian
pemasaran hasil-hasil pertanian, perkebunan dan agroindustri.
Solusi dari masalah ini maka dibangunlah jalan layang Kelok Sambilan yang
diharapkan dapat mendukung ataupun kemudahan akses transportasi pemasaran hasil-hasil
produksi Sumatera Barat. Sehingga akan dapat meningkatkan pemasaran hasil-hasil
produksi pertanian yang berdampak akan meningkatkan pendapatan petani dan pelaku-
pelaku agroindustri. Lancarnya pemasaran akan membuat lancarnya penjualan hasil
produksi tersebut yang berimbas pada peningkatan produktivitas petani. Ini tak terlepas
dari kemudahan konsumen di Riau terutama daerah Pakanbaru dalam memperoleh hasil-
hasil produksi dari Sumbar.
II.2. Dampak Organisasional
• Dampak langsung
Pembangunan jalan layang Kelok Sambilan sebagai mega proyek strategis merupakan
solusi yang paling tepat untuk mengatasi kemacetan di jalur vital Sumatera Barat-Riau. Ini
merupakan solusi yang diberikan Departemen Kimpraswil dalam memberikan pelayanan
akses jalan yang baik. Tentunya akan membantu Dinas Perhubungan dan transportasi
dalam mengatasi kemacetan sehingga aktivitas transportasi darat menjadi lancar.
Jalan layang Kelok Sambilan, tidak sekedar memperlancar akses transportasi Sumatera
Barat-Riau tetapi juga memberikan kontribusi yang besar bagi Pemda Sumatera Barat
ataupun pemkab/kota dalam pencapaian visi misi daerah. Kemudahan akses akan dapat
menggerakkan kegiatan ekonomi baik sektor pertanian, pariwisata, maupun jasa. Sehingga
dapat menyinergikan pembangunan daerah Sumbar dengan pertumbuhan yang pesat di
daerah timur Sumatera. Tujuan Pemda untuk memajukan dan memacu kegiatan ekonomi
akan dapat terwujud. Pesatnya pertumbuhan dan pembangunan di Riau yang memiliki
cadangan sumber daya minyak-gas akan membuat pelaku ekonomi Sumatera Barat
menjadikan daerah tersebut target pasar utama. Terutama pemasaran hasil pertanian
Sumatera Barat yang merupakan komoditas yang diperlukan masyarakat Riau. Sumatera
Barat sebagai sentra pertanian dan agroindustri, produksinya banyak dibutuhkan provinsi
tetangga. Maka akan terjadinya realokasi kegiatan perekonomian di wilayah bagian tengah
Sumatera dengan Provinsi Riau sebagai titik sentral. Tentunya hal ini akan dapat
menggerakkan produktivitas kelompok tani, meningkatkan perdagangan sehingga tujuan-
tujuan Pemerintah Daerah seperti pemberdayaan masyarakat akan dapat terbantu.
Jalan layang ini akan mempercepat perkembangan sektor perekonomian/ peningkatan
pertumbuhan ekonomi kedua daerah, terkhusus antara Kota Bukittinggi dan Pekanbaru
Pekanbaru merupakan pusat pertumbuhan provinsi Riau, sedangkan Bukittinggi juga
merupakan salah satu pusat pertumbuhan di Sumatra Barat. Diharapkan antara Kota
Pekanbaru dan Kota Bukittinggi bisa memanfaatkan fasilitas jalan jembatan layang
tersebut untuk memacu pertumbuhan perekonomian daerah masing-masing.
• Dampak tidak langsung
Sumatera Barat sebagai sentra pertanian, agroindustri, yang produksi dan
komoditasnya banyak dibutuhkan provisi tetangga. Pembangunan jalan layang Kelok
Sambilan ini akan memberikan akses kemudahan bagi pelaku-pelaku ekonomi ataupun
kelompok-kelompok tani untuk memasarkan hasil-hasil pertanian. Secara tidak langsung
akan membuat perekonomian sumatera barat mengeliat, sentra-sentra ekonomi dengan
komoditas pertanian dan agroindustri akan lebih bergairah dan hidup sebab Riau
merupakan pasar potensial dan mudah dijangkau. Subjek yang secara tidak langsung
mendapatkan dampak positif adalah kelompok-kelompok tani dan pelaku-pelaku usaha
industri.
Bahkan, pembangunan jalan layang Kelok Sambilan juga mempunyai dampak budaya,
bagaimana memperkuat kembali hubungan budaya yang sudah ada sejak zaman Belanda
antara Sumatera Barat (Sumbar) dan Riau, yang dulu pernah bersatu sebagai masyarakat
Sumatera Tengah.
II.3. Dampak terhadap masyarakat
Jalan layang Kelok Sambilan merupakan bentuk manifestasi dari tuntutan, permintaan
atau mungkin bisa dikatakan sebagai impian masyarakat Sumbar dan Riau. Pembangunan
ini merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi jalan Kelok Sambilan yang
sempit, terjal dan miring, dan ramai dilewati pengendara dari Sumbar dan Riau. Jalan
kelok sambilan sebagai jalan strategis penghubung kedua provinsi ini. Dengan
dibangunnya jalan layang Kelok Sambilan ini tentunya akan meningkatkan aktivitas kedua
provinsi ini seperti aktivitas ekonomi dan aktivitas pariwisata. Dalam aktivitas ekonomi
Provinsi Riau merupakan target pemasaran strategis komoditas hasil pertanian,
agroindustri pelaku-pelaku ekonomi Sumatera Barat. Sehingga dengan dibangunnya jalan
layang Kelok Sambilan akan dapat meningkatkan geliat aktivitas masyarakat yang
kemudian berimbas pada peningkatan pendapatan dan produktivitas masyarakat . Struktur
aktivitas akan semakin padat, karena adanya kemudahan akses antar provinsi ini. Output
yang dihasilkan adalah meningkatnya kualitas hidup masyarakat sebagai muara dari
peningkatan pendapatan.
II.4. Dampak terhadap Lembaga dan Sistem Sosial
II.4.1. Persediaan Sumber Daya
Sebagai sebuah mega proyek dan sebuah pembangunan infrasturktur, pembangunan
jalan layang akan membutuhkan dana yang besar berdampak pada pengurasan anggaran
pendapatan daerah. Pembangunan ini dibiayai dari APBD Sumatera Barat yang menelan
Input:Resource/ Assets
Demand/ Liabilities
Proses:Struktur aktivitas
Output:Kualitas HidupPara anggota
Umpan Balik
dana proyek sebesar Rp252,99 miliar. Persediaan sumber daya dari segi Financial telah
mampu mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan selama proyek berlangsung.
II.4.2. Legitimasi:
Pembangunan jalan layang Kelok Sambilan berdampak adanya legitimasi/ dukungan
dari lembaga-lembaga dan sistem sosial kemsyarakatant, karena mega proyek ini
merupakan jawaban dari keinginan dan impian masyarakat, solusi terbaik dalam
mendapatkan kemudahan akses transportasi darat antara dua provinsi Suamatera Barat dan
Riau.
II.4.3. Kepercayaan
Masalah-masalah yang selama ini dirasakan masyarakat pengguna seperti kenyamanan
berkendaraan rute Sumbar-Riau ataupun kesulitan akses jalan dalam pemasaran hasil-hasil
pertanian, perkebunan dan agroindustri akan segera dapat terpecahkan dengan
pembangunan jalan layang Kelok Sambilan ini. Hal ini akan membuat timbulnya rasa
simpatik dari masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang dirasa benar-
benar menjawab kebutuhan masyarakat. Tentunya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah akan meningkat.
III. Respon terhadap Dampak
Respon terhadap dampak pambangunan jalan layang Kelok Sambilan umumnya
memberikan citra positif karena jika dinilai akan dapat memberikan perkembangan pesat
dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat ataupun memajukan perekonomian dan
berkembangnya pariwisata. Namun, pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya
akan mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung (HL) di
daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang karena aktivitas pembangunan
jalan layang Kelok Sambilan ini. Jika dinilai maka dampak positif dan pengembangannya
lebih dominan dari dampak negatifnya, kawasan Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan
Lindung (HL) yang rusak masih dalam batas kewajaran dan bukan perusakan secara besar-
besaran. Tapi tentunya akan ada orang-orang yang akan mempertanyakan akibat
pembangunan jalan layang Kelok Sambilan dapat merusak ekosistem hutan. Respon ini
bisa disalurkan dengan memanfaatkan media massa. Respon keras seperti tindakan
hukum, demostrasi ataupun propoganda tampaknya tidak akan ada karena pembangunan
jalan layang ini lebih banyak memberikan manfaat dari pada mudaratnya
IV. Langkah –Langkah Analisis Dampak Sosial
LANGKAH 1: Mengembangkan File Input Analisis Dampak Sosial
1. Kebijakan yang akan dianalisis
a. Teknologi yang Dipakai:
Pembangunan jalan nasional kelok sembilan yang menghubungkan antara
Padang – Pekanbaru. Total dana yang dibutuhkan untuk proyek itu saat ini
adalah Rp256 miliar. Jalan Layang Kelok Sembilan dalam pembangunannya
terdiri dari enam jembatan dengan panjang jembatan secara keseluruhan 711
meter. Sedangkan jalan penghubung panjangnya mencapai 1.350 meter,
jembatan layang yang dirancang itu keloknya juga sembilan.
2. Analisis Dampak Fisik dan Ekonomi
a. Dampak Ekonomi
Terbukanya akses untuk pemasaran komoditas hasil-hasil pertanian,
peternakan, perikanan, perkebunan dan agroindustri ke daerah timur sumatera
terutama Riau sebagai pasar yang potensial
Aktivitas perekonomian Sumatera Barat akan meningkat, sentra-sentra
ekonomi Sumatera Barat dengan komoditas pertanian, perkebunan, peternakan,
perikanan dan agroindustri akan berkembang pesat.
Meningkatkan produktivitas petani dalam memproduksi hasil-hasil pertanian,
perkebunan, peternakan, perikanan dan agroindustri
Perdagangan antara Sumatera Barat dan Riau akan menggeliat.
Meningkatnya pendapatan masyarakat Sumatera Barat baik dari pemasaran
hasil-hasil pertanian, perkebunan, dan agroindustri maupun pariwisata yang
kemudian berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan penduduk.
b. Dampak Lingkungan
Terjadinya perubahan-perubahan lignkungan di sekitar areal Kelok Sambilan
Polusi terhadap lingkungan karena kendaraan yang lewat
Pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan membuka lahan baru
sehingga menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah
tersebut, terutama pembukaan hutan dalam rangka pembangunannya. Hal ini
akan mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung
(HL) disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang
karena kegiatan pembangunan jalan layang Kelok Sambilan ini.
LANGKAH 2: Desain Dampak Sosial
Rumah tangga/ Individu
Ekonomi
Politik
Sosial
BudayaSistem Moral
Produksi hasil tani, kebun, dan agroindustri individu pelaku produksi
Pemasaran hasil produksi
Pendapatan dan produktivitas individu (pelaku-pelaku ekonomi)
Pendapatan dari objek wisata
Peluang kerja/ usaha , dan investasi
Dukungan/ legitimasi individu terhadap pembangunan
Pemenuhan program pembangunan pemerintah daerah
Kondisi Fisik &
Kenyamanan pengendara
Kondusifnya psikis pengendara (stabilitas psikis)
Hubungan Sosial Hubungan kekeluargaan, kenalan, sahabat antara individu di Sumatera Barat dan Riau
Stabilitas politik di Prov. Sumatera Barat
Hubungan kebudayaan dengan daerah lain terutama Sumbar & Riau, memungkinkan adanya elaborasi kebudayaan, pengaruh-pengaruh sistem nilai budaya lain pada individu
Masyarakat
Ekonomi
Politik
Sosial
Kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat
Pemasaran hasil produksi pertanian, perkebunan masyarakat Sumbar, mobilitas arus barang dan jasa
Pendapatan masyrakat(pelaku-pelaku ekonomi)
Pertumbuhan ekonomi masyarakatPemenuhan kebutuhan masyarakat (Riau/ Sumatera Tengah) terpenuhi
Dukungan/ legitimasi masyarakat terhadap pembangunan
Pelayanan transportasi kepada publik
Mengakomodasi kegiatan-kegiatan masyarakat seperti akses kegiatan dari Sumbar-Riau, rekreasi
Solusi dari keluhan masyarakat
Bentuk pelayanan publik (kepuasan masyarakat)
LANGKAH 3: Respon dari Individu dan Kelompok Pendampak
1. Sikap terhadap program:
a. Individu pendampak
Banyak dampak positif yang didapat individu dengan pembangunan jalan
layang Kelok Sambilan. Dari sektor ekonomi akan dapat meningkatkan
produktivitas dan pendapatan individu terutama para petani, pelaku usaha dan
industri di Sumatera Barat, jalan ini membuat akses pemasaran produksinya
menjadi lancar. Tentunya respon yang diberikan oleh individu pendampak
adalah peningkatan legitimasi/ dukungan kepada pemerintah untuk segera
menyelesaikan proyek pembangunan ini.
Lingkungan
Perubahan lingkungan di daerah Kelok Sambilan, berkurangnya hutan konservasi dan hutan lindung (Kerusakan Hutan)
Peningkatan daerah permukiman di sekitar Jalan Layang Kelok Sambilan
Lalu lintas semakin lancar, menghilangkan kemacetan
Polusi udara, air
Organisasi dan Kelompok
Ekonomi
Politik
Sosial
Peredaran uang
Pemasaran hasil produksi pertanian kelompok-kelompok tani
Pendapatan kelompok tani dan Perusahaan
Komersialisasi dalam artian Pemasukan bagi Pemda
Dukungan/ legitimasi kelompok/ LSM
Pelaksanaan program-program pemerintah melalui instansi/ departemen
Mengakomodasi kegiatan-kegiatan kelompok/ organisasi dalam akses transportasi
Kepercayaan publik
Lembaga dan Sistem Sosial
Ekonomi
Politik
Sosial
Produksi, distribusi, pemasaran, produktivitas, keuangan, akses antar daerah, peluang kerja, pemenuhan kebutuhan, komersial, pendapatan, pertumbuhan ekonomi Sumbar, investasi, sektor real.
Agenda politik, jualan politik waktu pemilu, legitimasi/ dukungan, kepercayaan, pelakasanaan program, pelayanan publik
Mengakomodasi kegiatan-kegiatan lembaga, peningkatan integrasi sistem sosial
Individu yang terkena dampak dari pembangunan jalan layang adalah para
pengguna jalan yang melewati Kelok Sambilan. Para pengendara harus ekstra
hati-hati kalau melewati jalur ini yang terkenal sempit dan berbelok-belok,
waktu perjalanan yang lama, kemacetan. Keluhan-keluhan ini akan dapat
terselesaikan dengan pembangunan jalan layang. Pengguna jalan akan
merespon positif dan memberikan dukungan untuk mega proyek jalan layang
Kelok Sambilan.
b. Masyarakat & masyarakat pengguna
Pembangunan jalan layang Kelok Sambilan merupakan impian dari
masyarakat Sumatera Barat-Riau, masyarakat pengguna jalan Kelok Samnbilan
merindukan akses jalan yang aman dan bebas kemacetan. Respon yang
diberikan masyrakat terutama masyrakat adalah dukungan/ legitimasi kepada
pemerintah untuk menyelesaikan mega proyek jalan layang Kelok Sambilan
ini secepatnya dan berharap dalam pelaksanaan proyeknya tidak dicampuri
muatan-muatan penyelewengan proyek.
c. Instansi pemerintahan (birokrasi)
Pembangunan jalan layang Kelok Sambilan sebagai mega proyek strategis
merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi kemacetan di jalur vital
Sumatera Barat-Riau. Ini merupakan solusi yang diberikan Departemen
Kimpraswil dalam memberikan pelayanan akses jalan yang baik. Tentunya
akan membantu Dinas Perhubungan dan transportasi dalam mengatasi
kemacetan sehingga aktivitas transportasi darat menjadi lancar.
Jalan layang Kelok Sambilan, tidak sekedar memperlancar akses
transportasi Sumatera Barat-Riau tetapi juga memberikan kontribusi yang besar
bagi Pemda Sumatera Barat ataupun pemkab/kota dalam pencapaian visi misi
daerah. Kemudahan akses akan dapat menggerakkan kegiatan ekonomi baik
sektor pertanian, pariwisata, maupun jasa Sehingga pemerintah daerah Sumbar
ataupun pemda kab/ kota menyambut baik dan memberikan dukungan dalam
penyelesaian mega proyek ini karena akan membuka akses dalam peningkatan
pendapatan daerah.
V. Kerangka Konseptual ADS terhadap Masyarakat (Input, Karakteristik Struktur,
Aktivitas dan Output)
INPUT
I. Sumber Daya
A. Sumber daya manusia: Input sumber daya manusia dalam pelaksanaan proyek
adalah para pekerja proyek termasuk perancang konstruksi proyek (arsitek),
dan pekerja lapangan. Sebagai bentuk proyek pemerintah, pelaksanaan
pembangunannya dapat bekerja sama dengan sektor swasta baik dalam
pembangunan ataupun pemeliharaan hasil proyek.
B. Sumber daya alam: Pembangunan jalan layang diharapkan menggerakkan
pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, yaitu dengan peningkatan produksi
sumber daya alam dari hasil-hasil pertanian, perkebunan, dan agroindustri yang
kemudian dengan kelancaran akses transportasi darat akan mempermudah
pemasaran ke daerah timur sumatera atau Prov. Riau yang dianggap sebagai
target pemasaran yang strategis.
C. Fasilitas ekonomi: Penyediaan anggaran pembangunan, pembangunan jalan
layang menghabiskan dana sebesar Rp252,99 miliar, yang dialokasikan dari
dana APBD Pemerintah Daerah Sumatera Barat yang kemudian diharapkan
akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata karena
kemudahan akses transportasi Sumbar-Riau.
D. Identifikasi psikologi dengan masyarakat: Kecemasan masyarakat pengguna
jalan Kelok Sambilan karena jalan Kelok Sambilan ini merupakan jalan dengan
resiko kecelakaan tinggi seperti masuk jurang ataupun jatuh ke pengelokan
dibawahnya dan secara psikologis cukup ditakuti oleh para sopir yang
melewati jalur ini. Jalan yang sempit serta mempunyai kemiringan dan
tanjakan yang cukup tajam telah menggeronggoti psikis masyarakat pengguna
yang melewati ruas jalan Kelok Sambilan.
II. Kebutuhan terhadap sumber daya masyarakat
A. Penduduk (terutama penduduk yang tergantung): Permintaan atau mungkin
bisa dikatakan sebagai impian masyarakat Sumbar dan Riau. Pembangunan ini
merupakan solusi yang paling tepat untuk mengatasi jalan Kelok Sambilan
yang sempit, terjal dan miring, dan ramai dilewati pengendara dari Sumbar dan
Riau. Jalan kelok sambilan sebagai jalan strategis penghubung kedua provinsi
ini. Dengan dibangunnya jalan layang Kelok Sambilan ini tentunya akan
meningkatkan aktivitas kedua provinsi ini seperti aktivitas ekonomi dan
aktivitas pariwisata
B. Kerusakan lingkungan: Pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya
akan membuka lahan baru sehingga menyebabkan perubahan-perubahan
lingkungan di sekitar daerah tersebut, terutama pembukaan hutan dalam rangka
pembangunannya. Hal ini akan mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi
(HSAW) dan Hutan Lindung (HL) disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak
dan terancam berkurang karena kegiatan pembangunan jalan layang Kelok
Sambilan ini.
KARAKTERISTIK STRUKTUR
I. Struktur global masyarakat
A. Tingkat sentralisasi pemerintah (pengelolaan masyarakat): Sebagai proyek
pemerintah daerah Sumatera Barat, maka pengelolaan jalan merupakan
tanggung jawab pemerintah melalui dinas PU, serta masyarakat sekitar dapat
memanfaatkan infrastukrut publik ini dalam pemenuhan kebutuhan pribadi.
B. Tingkat partisipasi masyrakat dalam penetapan kebijakan: Penetapan
pembangunan jalan layang Kelok Sambilan merupakan bentuk penafsiran dari
keinginan-keinginan dan partisipasi masyarakat dalam memecahkan solusi
yang selama ini terjadi di ruas jalan Kelok Sambilan.
C. Pluralistik dan monolistiknya kepemimpinan dan struktur kekuasaan: Yang
memonopoli pembangunan ini adalah Pemda Sumaatera Barat sebagai
perencana dan pihak pelaksana, namu pemda Kab/ Kota dapat memanfaat
potensi-potensi yang timbul dari pembangunan ini.
D. Tingkat pemerataan pendapatan, kemakmuran, kesempatan dan kemudahan:
Menilai aktivitas dari struktur kemudahan akan membuat akses keluar masuk
antar daerah menjadi mudah dan lancar, tidak seperti biasanya selalu
mengalami kemacetan. Selain itu, pembangunan jalan layang Kelok Sambilan
akan dapat meningkatkan pendapatan yang berdampak pada kemakmuran bagi
masyarakat seperti pemasaran hasil-hasil produksi Sumbar ke Rian yang
dianggap sebagai pasar strategis.
E. Tingkat keragaman basis ekonomi: Jalan layang Kelok Sambilan jika dilihat
dari ekonomi sangat berpengaruh dalam pemasaran produksi antar daerah. Dari
tingkat keragaman basis ekonomi, cukup beragam seperti pendapatan dari
pariwisata, keuntungan dari pemasaran/ penjualan hasil pertanian, perkebunan
dan industry.
II. Fungsi-fungsi nyata dari struktur dan/ atau lembaga
A. Pemerintah-administrasi, pembuat kebijakan: Pembuat kebijakan/ pemerintah
melalui proyek jalan layang Kelok Sambilan berharap akan dapat
menggerakkan kegiatan ekonomi baik sektor pertanian, pariwisata, maupun
jasa. Sehingga dapat menyinergikan pembangunan daerah Sumbar dengan
pertumbuhan yang pesat di daerah timur Sumatera. Tujuan Pemda untuk
memajukan dan memacu kegiatan ekonomi akan dapat terwujud. Pesatnya
pertumbuhan dan pembangunan di Riau yang memiliki cadangan sumber daya
minyak-gas akan membuat pelaku ekonomi Sumatera Barat menjadikan daerah
tersebut target pasar utama. Terutama pemasaran hasil pertanian Sumatera
Barat yang merupakan komoditas yang diperlukan masyarakat Riau. Sumatera
Barat sebagai sentra pertanian dan agroindustri, produksinya banyak
dibutuhkan provinsi tetangga. Maka akan terjadinya realokasi kegiatan
perekonomian di wilayah bagian tengah Sumatera dengan Provinsi Riau
sebagai titik sentral. Tentunya hal ini akan dapat menggerakkan produktivitas
masyarakat sehingga tujuan-tujuan Pemerintah Daerah seperti pemberdayaan
masyarakat akan dapat terbantu.
B. Sistem transportasi: Posisi Kelok Sambilan yang berfungsi sebagai faktor
penentu mulusnya hubungan lalu lintas darat atau urat nadinya Sumatera
Barat–Riau maka Pemerintah Sumatera Barat memandang perlu untuk
membangun sebuah jembatan layang terutama mengatasi masalah kemacetan
yang ditimbulkan karena ruas jalan Kelok Sembilan yang sempit dengan lebar
jalan lebih kurang enam meter serta mempunyai kemiringan dan tanjakan yang
cukup tajam, hal ini dinilai sangat berbahaya bagi kendaraan yang melewati
jalur ini. Tujuan yang diinginkan adalah kelancaran akses transportasi darat
antar daerah.
C. Rekreasi dan hiburan: Daerah disekitar Kelok Sambilan merupakan daerah
yang berhawa sejuk sehingga dapat dijadikan sebagai daerah rekreasi selain itu
ruas jalan Kelok Sambilan yang berbelok-belok tetap dihidupkan terutama bagi
para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan keelokkan Kelok Sembilan
tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini akan menjadi daya tarik bagi
masyarakat untuk berwisata ke daerah ini.
AKTIVITAS
I. Aktivitas ekonomi
A. Jasa dan kegiatan ekonomi: Akan membuat pesatnya aktivitas ekonomi anatara
Sumbar dan Riau. Di satu sisi Sumbar merupakan daerah penghasil hasil
pertanian, perkebunan, dan agroindustri, ini merupakan komoditas-komoditas
yang diperlukan Riau. Di lain sisi, Riau merupakan daerah yang pertumbuhan
dan pembangunannya berkembang pesat dibanding Sumbar dan Riau memiliki
cadangan sumber daya minyak-gas yang akan membuat pelaku ekonomi
Sumatera Barat menjadikan daerah tersebut target pasar utama. Terutama
aktivitas pemasaran hasil pertanian Sumatera Barat yang merupakan komoditas
yang diperlukan masyarakat Riau. Sumatera Barat sebagai sentra pertanian dan
agroindustri, produksinya banyak dibutuhkan provinsi tetangga. Maka akan
terjadinya realokasi kegiatan perekonomian di wilayah bagian tengah Sumatera
dengan Provinsi Riau sebagai titik sentral
B. Konsumsi barang dan jasa: Aktivitas ekonomi dalam konsumsi barang dan jasa
adalah konsumsi produksi hasil-hasil pertanian, perkebunan, dan agroindustri
dari Sumatera Barat oleh masyarakat Riau.
II. Pelayanan pemerintah
A. Pelayanan transportasi: Pembangunan jalan layang Kelok Sambilan membuat
aktivitas transportasi Sumbar-Riau menjadi lancar. Serta tidak membutuhkan
waktu yang lama dalam rute jalan Sumbar-Riau
III. Kegiatan politik
A. Partisipasi masyarakat: Penetapan pembangunan jalan layang Kelok Sambilan
merupakan bentuk penafsiran dari keinginan-keinginan dan partisipasi
masyarakat dalam memecahkan solusi yang selama ini terjadi di ruas jalan
Kelok Sambilan.
B. Keterbukaan berita: Proses pembangunan jalan layang dapat diamati dan
diakses dari berbagai media yang menginformasikan tentang proses
pemabangunan jalan layang tersebut.
IV. Kegiatan sosial dan budaya
A. Rekreasi, hiburan & perjalanan wisata: Daerah disekitar Kelok Sambilan
merupakan daerah yang berhawa sejuk sehingga dapat dijadikan sebagai daerah
rekreasi selain itu ruas jalan Kelok Sambilan yang berbelok-belok tetap
dihidupkan terutama bagi para wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan
keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa diabaikan begitu saja. Hal ini akan
menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk berwisata ke daerah ini. Makanya
kekhawatiran sebagian orang bahwa Kelok Sembilan akan tinggal nama, tidak
akan terjadi. Malahan dengan adanya jalan layang tersebut, kelestarian Kelok
Sembilan akan bisa terus terjadi.
B. Kemasyarakatan: Memperkuat kembali hubungan budaya yang sudah ada sejak
zaman Belanda antara Sumatera Barat (Sumbar) dan Riau, yang dulu pernah
bersatu sebagai masyarakat Sumatera Tengah.
C. Kriminal dan kejahatan: Daerah Kelok Sambilan yang terletak di kawasan
perbukitan dan kawasan hutan dan sepi dari keramaian tentunya akan rawan
dari aktivitas kejahatan dan criminal seperti perampokan.
OUTPUT
Indikator Output
Ada Tdk Naik Turun Keterangan
EKONOMI
1 Pendapatan, standar hidup dan
kemakmuran:
√ - √ - Adanya peningkatan pendapatan, standar
hidup dan kemakmuran karena
meningkatnya aktivitas perekonomian kedua
daerah. Terutama aktivitas pemasaran hasil
pertanian Sumatera Barat yang merupakan
komoditas yang diperlukan masyarakat Riau.
Sumatera Barat sebagai sentra pertanian dan
agroindustri, produksinya banyak dibutuhkan
provinsi tetangga. Maka akan terjadinya
realokasi kegiatan perekonomian di wilayah
bagian tengah Sumatera dengan Provinsi
Riau sebagai titik sentral
2 Angkatan kerja dan kesempatan kerja √ - √ - Pesatnya pertumbuhan ekonomi akan
membuka lapangan kerja baru atau mungkin
diperlukannya kebutuhan pekerja dalam
peningkatan produksi sebagai akibat
lancarnya pemasaran.
3 Perumahan √ √ Dengan dibukanya hutan dalam
pembangunan jalan dimungkinkan akan
terjadi peningkatan permukiman penduduk di
sekitar jalan.
4 Transportasi √ - √ - Pelayanan trasnportasi menjadi lancar,
merupakan sebuah bentuk peningkatan
pelayanan, biasanya melewati ruas jalan
Kelok Sambilan sering macet dan
membutuhkan waktu perjalanan yang lama,
dengan jalan layang masalah tersebut dapat
diatasi.
5 Ketersediaan barang dan jasa √ - √ - Ketersediaan produk hasil pertanian,
perkebunan, dan agroindustri sebagai
komoditas yang dibutuhkan masyarakat Riau
dapat terpenuhi dan meningkat karena
kemudahan akses pemasaran
6 Kepuasan kerja √ - √ - Mega proyek yang banyak didukung dan
banyak memberikan dampak positif dalam
pencapaian tujuan pemerintah seperti
memajukan perekonomian daerah akan
memberikan kepuasan kerja bagi pemerintah
daerah.
POLITIK
1 Partisipasi politik √ - - - Penetapan pembangunan jalan layang Kelok
Sambilan merupakan bentuk penafsiran dari
keinginan-keinginan dan partisipasi
masyarakat dalam memecahkan solusi yang
selama ini terjadi di ruas jalan Kelok
Sambilan.
2 Kebebasan dan hak-hak sipil - √ - - --------------
3 Ketersediaan dan kualitas pelayanan
publik
√ - √ - Peningkatan kualitas pelayanan publik
terutama dalam pelayanan transportasi
4 Persamaan dan keadilan √ - √ - -Dengan terbukanya akses transportasi akan
dapat menimbulkan pemerataan (persamaan)
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
5 Informasi - √ - - -----------
6 Hukuman dan aturan - √ - - -----------
7 Tanggung jawab pemerintah √ - - - Bentuk tanggung jawab pemerintah dalam
pemberian pelayanan kepada publik
SOSIAL DAN BUDAYA
1 Hubungan sosial-keluarga dan teman
√ - √ -
Peningkatan hubungan kekeluargaan,
kenalan, sahabat antara individu di Sumatera
Barat dan Riau karena kemudahan akses
2 Pendidikan - √ - - -----------
3 Kesehatan, keamanan dan nutrisi - √ - - ------------
4 Rekreasi dan hiburan
√ - √ -
Jalan layang Kelok Sambilan dapat
mengakomodasi kegiatan-kegiatan
masyarakat seperti akses kegiatan rekreasi
dan hiburan
5 Kesehatan mental dan well being - √ - ------------
6 Kesempatan berbudaya dan - √ - - ------------
beragama
7 Harmoni antar kelompok - √ - - ------------
KUALITAS LINGKUNGAN
1 Udara √ - - √ Penurunan kualitas udara disebabkan karena
aktivitas pembangunan, dan ramainya
kendaraan yang melewati daerah tersebut.
2 Air √ - - √ Penurunan kualitas air disebabkan karena
aktivitas pembangunan jalan layang dengan
membuka kawasan hutan.
3 Suara - √ - - ------
4 Daerah wisata alam √ - √ - Daerah disekitar Kelok Sambilan merupakan
daerah yang berhawa sejuk sehingga dapat
dijadikan sebagai daerah rekreasi selain itu
ruas jalan Kelok Sambilan yang berbelok-
belok tetap dihidupkan terutama bagi para
wisatawan. Sebab bagaimanapun historis dan
keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa
diabaikan begitu saja. Hal ini akan menjadi
daya tarik bagi masyarakat untuk berwisata
ke daerah ini.
VI. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
VI.1. Penapisan
Pembangunan jalan layang Kelok Sambilan memerlukan AMDAL karena
pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan membuka lahan baru sehingga
menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah tersebut, terutama
pembukaan hutan ataupun penggusuran terhadap lahan-lahan milik individu Pembukaan
hutan akan mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung (HL)
disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang karena kegiatan
pembangunan jalan layang Kelok Sambilan ini.
VI. 2. Pelingkupan
1. Ruang lingkup (Identifikasi isu-isu, air, tanah dan sumber daya)
Perubahan kondisi hutan yaitu kawasan hutan lindung dan hutan konservasi.
Kualitas Udara
Kualitas Air
Kebisingan
Habitat Fauna dan Ekosistem Flora
Limbah sampah
Erosi dan Longsoran
2. Dampak lingkungan biologis
Pencemaran udara akibat dari aktivitas transportasi
Pencemaran air karena kegiatan pembangunan
Kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung (HL) disekitar daerah
Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang.
Kawasan hilir mengalami banjir di musim hujan dan kekurangan air pada
musim kemarau
Memungkinkan terjadinya longsor dan erosi
Terganggunya habitat fauna yang hidup dikawasan areal jalan layang sebagai
akibat kebisingan aktivitas transportasi dan pembukaan hutan
Migrasi Fauna
Pencemaran lingkungan oleh sampah/ Limbah sampah, sebagai akibat
mobilitas manusia yang melewati jalan layang.
3. Dampak penting dan dampak yang tidak penting
Dampak Penting Dampak Tidak Penting
1. Pencemaran udara akibat dari aktivitas
transportasi
2. Pencemaran air karena kegiatan
pembangunan
3. Rusaknya Hutan Konservasi (HSAW)
dan Hutan Lindung (HL)
4. Terganggunya habitat fauna
5. Terjadinya longsor dan erosi
6. Limbah sampah
1. Kebisingan akibat aktivitas transportasi
2. Migrasi Fauna
VI. 3. Kerangka Acuan (Dasar dalam pelaksanaan AMDAL)
1. Pembangunan jalan layang kelok sambilan yang melewati kawasan hutan akan
mengakibatkan kondisi hutan (Hutan Konservasi dan Hutan Lindung) disekitar
daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang yang kemudian
berimpliksi pada terganggunya habitat fauna kerusakan ekosistem flora dan
memungkinkan terjadinya erosi ataupun longsor.
2. Aktivitas pembangunan jalan layang akan dapat serta mobilitas aktivitas
trasnportasi akan dapat membuat penurunan kualitas udara dan penurunan kualitas
air.
VI. 4. Analisis Dampak (perkiraan penduduk yang terkena dampak)
Jumlah penduduk Sumbar tahun 2005 menurut BPS sebanyak 4.556.126 orang.
Pemerintah Sumbar membangun proyek jalan Layang Kelok sambilan untuk peningkatan
aktivitas perekonomian guna peningkatan kesejahteraan masyarakat Sumatera Barat.
Penduduk Prov Riau yang memanfaatkan proyek jalan Layang Kelok sambilan untuk
mencari penghidupan sebanyak 98.000 orang. Dampak dihitung pada tahun 2010 dengan
tingkat laju pertumbuhan penduduk Indonesia 2005 - 2010 yaitu 1,30 %, Berapa perkiraan
jumlah penduduk yang terkena dampak tahun 2010??
r = 1,30 %
t = 5
Pt = Po ( 1 + r ) t
= 4.556.126 (1 + 0,013)5
= 4.556.126 (1,013)5
= 4.556.126 (1,067)
= 4.860.075
Pe = Po ( 1 + r ) t >>>> Jumlah penduduk terkena dampak secara ekonomi
= 98.000 (1 + 0,013)5
= 98.000 (1,013)5
= 98.000 (1,067)
= 104.538
Jumlah penduduk yang terkena dampak = 4.860.075 + 104.538
= 4.964.613
VI. 5. Rencana Pengelolaan lingkungan dan Pemantauan Lingkungan
1. Kerusakan Hutan Lindung dan Hutan Konservasi, serta Habitat Fauna
Pengembangan jaringan jalan yang melintasi kawasan hutan, terutama kawasan
hutan lindung dan hutan konservasi, perlu disertai dengan suatu mekanisme pengendalian
pemanfaatan jaringan jalan untuk mencegah terjadinya eksploitasi sumberdaya hutan,
antara lain dengan cara:
Pengendalian secara fisik, misalnya pembuatan jalan layang dan pemagaran pada
lokasi yang memenuhi syarat finansial dan tidak mengganggu jalan satwa hutan.
Untuk hal yang terakhir ini diperlukan kajian tentang rute/koridor satwa lokal.
Pengendalian yang bersifat regulatif, misalnya dalam bentuk Perda tentang
pendirian pos-pos pengawasan (check point) pemanfaatan lahan dan hasil hutan
oleh Dinas Kehutanan dan Dinas Perhubungan. Perda harus dilaksanakan secara
konsisten termasuk sanksi bagi pelanggar peraturan
2. Pencemaran Udara
Untuk mengurangi tingkat pencemaran udara (penurunan emisi CO2) yang
disebabkan oleh aktivitas transportasi, maka selain diperlukan pengelolaan lalu-lintas yang
meningkatkan kelancaran arus lalu-lintas, diperlukan pula upaya pendukung, antara lain
dalam bentuk keringanan harga (insentif) bagi pemakaian kendaraan berbahan bakar tanpa
timbal (unleaded) Insentif yang sama juga diberikan kepada mereka yang menggunakan
kendaraan bermotor yang mengeluarkan emisi CO2 minimal (ramah lingkungan). Salah
satu insentif yang dapat diberikan adalah pengurangan pajak atas kendaraan bermotor
ramah lingkungan.
3. Pengelolaan air
Pengelolaan air ini perlu untuk menjaha kualitas air serta menjadi salah satu aspek
mengatasi erosi. Pengelolaan air dapat dilakukan dengan pembangunan sanitasi air
disepanjang atau disekitar jalan.
VII. Pedoman Penentuan Dampak Penting menurut Peraturan Pemerintah Nomor
51 tahun 1993 pasal III pada Pembangunan Jalan Layang Kelok Sambilan
VII.1. Jumlah manusia yang terkena dampak
Jumlah manusia yang terkena dampak secara kuantitatif tidak dapat dituliskan
secara pasti, namun dapat dijelaskan dari penjelasan kualitatif, jumlah manusia yang
terkena dampak adalah orang-orang yang bermukim di sekitar areal kawasan jalan layang
dan masyarakat Sumbar da Riau khususnya pada kelompok masyarakat Sumbar yang
memasarkan hasil pertanian, perkebunan, agroindustri ke daerah Riau sehingga jalan
layang kelok sambilan dapat meningkatkan pemasaran berdampak meningkatnya
pendapatan.
VII.2. Luas wilayah persebaran dampak
Melihat dari dampak lingkungan biologis maka wilayah yang akan mendapatkan
dampak adalah kawasan areal pembangunan jalan layang. Namun jika dilhat dari
kehidupan sosial, budaya dan ekonomi, daerah yang akan memperoleh dampak adalah
Prov. Sumater Barat dan Prov. Riau, hal ini terjadi karena jalan layang kelok sambilan
merupakan jalan strategis penghubung kedua provinsi tersebut yang mampu meningkatkan
kehidupan sosial, budaya terutama perekonomian kedua daerah.
VII.3. Lamanya dampak berlangsung
Dampak non biologis seperti sosial, budaya dan ekonomi akan terus berlangsung
selama jalan layang Kelok Sambilan masih digunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas.
Untuk dampak pencemaran udara, juga akan terus karena jalan layang Kelok Sambilan
akan ramai oleh aktivitas transportasi.
VII.4. Keterikatan dengan penggunaan SDA yang tak dapat diperbarui:
(tidak ada)
VII.5. Ke khasan lingkungan yg terkena
Kekhasan lingkungan yang terkena yaitu memfokuskan pada ruas jalan Kelok
Sambilan. Meskipun telah dibangun jalan layang, ke khasan ruas jalan Kelok Sambilan
tidak hilang. Sebab bagaimanapun sisi historis dan keelokkan Kelok Sembilan tidak bisa
diabaikan begitu saja. Jalan “Kelok Sambilan” merupakan hasil karya kolonial Belanda
sebagai penghubung Sumbar dan Riau.
VII.6. Tingkat kontroversi dampak
Pembangunan jalan layang kelok sambilan merupakan pembangunan yang tidak
kontroversial tergambar dari respon terhadap dampak pambangunan jalan layang Kelok
Sambilan umumnya memberikan citra positif karena jika dinilai akan dapat memberikan
perkembangan pesat dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat ataupun memajukan
perekonomian dan berkembangnya pariwisata. Adanya kontra pembangunan jalan layang
kelok sambilan hanya sebatas tentang rusaknya Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan
Lindung (HL) di daerah Kelok Sambilan karena aktivitas pembangunan jalan layang
Kelok Sambilan ini. Jika dinilai maka dampak positif dan pengembangannya lebih
dominan dari dampak negatifnya, kawasan Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan
Lindung (HL) yang rusak masih dalam batas kewajaran dan bukan perusakan secara besar-
besaran.
VII.7. Pelanggaran terhadap undang-undang dan peraturan pemerintah
(tidak ada)
VIII. Identifikasi Pihak yang Berkepentingan
1. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
2. Dinas Pekerjaan Umum
3. Dinas Perhubungan dan Transportasi
4. Masyarakat
5. Dinas Kehutanan
IX. Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian mengenai dampak sosial dan dampak lingkungan
pembangunan mega proyek jalan layang Kelok Sambilan, diketahui bahwa pembangunan
jalan layang merupakan solusi yang tepat dan memberikan banyak dampak positif untuk
mengatasi kesulitan akses transportasi dan sebagai jalur strategis dan vital dalam
menghubungkan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Riau.
Berdasarkan hasil kajian analisis mengenai dampak sosial dan lingkungan maka
diperoleh:
1. Lancarnya aktivitas transportasi/ kemudahan akses yang kemudian dapat
menggerakkan perekonomian, pariwisata dan jasa sehingga dapat menyinergikan
pembangunan daerah Sumbar dengan pertumbuhan yang pesat di daerah timur
Sumatera
2. Meningkatkan aktivitas perekonomian Sumatera Barat yaitu didukung oleh
kelancaran pemasaran dan distribusi hasil-hasil pertanian, perkebunan, agroindustri
ke daerah Riau sebagai daerah dengan pertumbuhan dan pembangunan yang pesat,
yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
3. Pembangunan jalan layang kelok sambilan tentunya akan membuka lahan baru
sehingga menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan di sekitar daerah
tersebut, terutama pembukaan hutan dalam rangka pembangunannya. Hal ini akan
mengakibatkan kondisi Hutan Konservasi (HSAW) dan Hutan Lindung (HL)
disekitar daerah Kelok Sambilan akan rusak dan terancam berkurang kemudian
juga berakibat pada terganggunya habitat fauna dan ekosistem flora
4. Pencemara udara karena aktivitas transportsi dan pencamaran air karena aktivitas
pembangunan
5. Untuk pengendalian dampak lingkungan dapat ditempuh dengan pengandalian
yang bersifat fisik dan pengendalian yang bersifat regulatif.