Anatomi Kepala Leher Taqwa

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    1/34

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi dapat

    dipelajari melalui tiga cara pendekatan :

    1.

    Anatomi sistematis :

    Ilmu anatomi yang mempelajari tubuh sebagai rangkaian berbagai sistem

    organ

    2.

    Anatomi regional :

    Ilmu anatomi yang mempelajari mengenai daerah tubuh, disebut juga dengananatomi topografik.

    Memperhatikan aspek struktur dan fungsi tubuh yang penting dalam praktek

    kedokteran dan ilmu kesehatan yang terkait.

    Pada makalah ini dikhususkan pada bidang kepala dan leher. Tujuan dari

    makalah ini adalaha agar para pembaca :

    - Mengetahui strukturstruktur yang ada pada kepala dan leher

    - Mengetahui variasi dalam ukuran, bentuk dan jenis perlekatan otot

    -

    Mengetahui percabangan dari saraf yang terdapat pada daerah kepala dan

    leher

    - Mengetahui percabangan dari pembuluhpembuluh darah yang terdapat

    pada daerah kepala dan leher

    - Mengetahui kemungkinankemungkinan terjadinya penyimpangan

    penyimpangan yang terjadi pada daerah kepala dan leher

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    2/34

    2

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. ANATOMI KEPALA

    Dalam kepala terdapat cranium, otak, saraf-saraf otak (nervi craniales),

    selaput otak (meninges), dan organ indra khusus.

    CRANIUM

    Cranium meliputi otak dan meninges (selaput otak), bagian proksimal

    saraf-saraf otak, dan pembuluh darah.

    Terdiri dari:

    Cranial vault

    Cranial base

    anterior, middle, & posterior

    cranial fossae.

    Cranial cavity

    Orbits

    Sinuses

    8 cranial bones

    2parietal

    2 temporal

    Frontal

    Occipital

    Sphenoid

    Ethmoid

    Tulang pada kepala

    Tengkorak berupa mozaik dari banyak tulang yang membentuk rongga

    tengkorak untuk melindungi otak (neurocranium) dan beberapa rongga seperti

    cavitas nasidan oris.

    Neurocanium terdiri dari lempeng-lempeng tulang lebar yang terbentuklangsung dari lembaran jaringan ikat disekitarnya (desmocranium).

    Tulang dasar tengkorak (basis cranii) dibentuk dari jaringan tulang rawan

    (chondrocranium).

    Splanchnocranium/viscerocranium terdiri dari tulang pengunyah dan alat

    pendengaran (maxilla, mandibula, tulang-tulang pendengaran, os hyoideum).

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    3/34

    3

    Gambar 1. Tulang pada kepala

    Gambar 2. Batasan (landmark) kepala dan leher.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    4/34

    4

    Tulang pada kepala dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu:

    Neurocranium(tulang yang melindungi wajah)

    Splanchnocranium/viscerocranium(tulang yang membentuk wajah)

    Tulang tulang padaNeurocranium(Tulang yang melindungi otak):

    Os.occipitale

    Os.temporale

    Os.sphenoidale

    Os.ethmoidale

    Os.parietale

    Os.frontale

    Tulang-tulang Splanchnocranium/ viscerocranium (Tulang yang mem-

    bentuk wajah):

    Maxila

    Mandibula

    Os.Zygomaticum

    Concha nasalis

    Os.nasale

    Os.lacrimalis

    Os.vomer

    Os. Palatina: terletak di antaraNeurocraniumdan Splanchnocranium

    Otot-otot pada kepala

    Otot-otot daerah kepala dibagi menjadi dua: Otot wajah

    Otot pengunyahan

    1. Otot wajah

    Otot wajah terdiri dari:

    Origo:Fascia

    Insersi: Kulit N.VII/Nervus facialis

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    5/34

    5

    Pembagian:

    1. Otot Scalp (Epicranius): Menutup puncak/samping kepala (Galea

    Aponeurotica)

    Terdiri dari:

    M.Occipitale frontalis

    M.Frontalis

    o Origo: Galea Aponeurotica, Inseriso: Kulit diatas alis mata

    M.occipitalis

    o Origo: Linea Nuchae Sup & Pars mastoideos Temp., Insersio:

    Galea Aponeurotica

    2. Otot Ekstrinsik Telinga:

    M.Auricularis ant

    o Origo: Pars ant fascia temporalis, Insersio: bagian depan helix

    M.Auricularis Sup

    o Origo : Pars sup fascia temporalis, Insersio : bagian atas

    permukaan cranialisdari auricula

    M.Auricularis Post

    o origo:Pars mastoidea Os.temporalis, Insersio : bagian bawah

    permukaan cranialisdari concha

    3. Otot daerah mata:

    M.Orbicularis occuli: mengelilingi sela mata terdiri dari:

    a. Pars orbitalis: mengelilingi kelopak mata

    Origo & insersio:Lig.Palpalpebrale mediale

    b.

    Pars palpebralis: menutup mata (N.VII/nervus facialis)Origo :Lig.Palpebrale med, Insersio :Lig.palpebrale lat

    c. Pars sacci lacrimalis(M.hornerri)

    Origo : Crista lacrimale&saccus lacrimalis, Insersio :Pars

    palpebralis

    M. Levator palpebrae sup: bentuknya segitiga

    Origo: permukaan bawah ala parva Os.sphenoidalis

    Insersio : berbentuk aponeorosis terbagi 3, yaitu:

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    6/34

    6

    - Lamela superficcialis

    - Lamela medialis

    - Lamela profunda

    M.corrugator(M.C supercilii)

    Origo :Arcus superciliaris

    Insersio :Arcus Orbitalis

    4. Otot-otot hidung terdiri dari :

    M.procerus: (M.pyramidalis nasi)

    Origo : Os.nasale

    Insersio : kulot dahi bagian bawah antara kedua alis mata

    M.nasalia: (M.compressor naris) mengempiskan cuping hidung

    o Pars transversa

    o Pars alaris

    M. Depresor septi(M . depresor alanasi)

    Origo :fassa incisiva max

    Insersio :septim & alanasi post

    M.dilator naris post

    Origo :Incisura nasalis max & cartilago alaris minor

    Insersio: kulit dekat pinggir lubang hidung

    M.dillatoris naris ant:

    Origo : Cartilago alaris mayor

    Insersio : kulit dekat pinggir lobang hidung

    5. Otot-otot sekitar mulut terdiri dari :a. Bagian atas:

    M.levator labii superioris ( M.qudratuss labii superior caput infra

    orbitalis)

    Origo : margo inf

    Insersi: otot bibir antara M.levator anguli orisdengan M.labii superioris

    alaeque nasi

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    7/34

    7

    M.levator labii superioris alaque nasi

    Origo :Proc.frontalis Os. Max

    Insersio : cartilago alaris mayorserta kulit hidung dan bibir atas dengan

    M.levator labii sup

    M.levator anguli oris(M.caninus)

    Origo:fossa caninus

    Insersio : angulus oris

    M.Zygomaticus minor

    Origo :facies Os.zygomaticii

    Insersio :M.levator labii sup&M.zygomaticus mayor

    M.zygomaticus major

    Origo : Os.zygomaticus

    Insersi : angulus oris

    b. Bagian bawah:

    M.risorius

    Origo : fascia menutupM.masseter

    Insersio : kulit disudut mulut

    M.depresor labii sup

    Origo : linea oblique mandibula

    Insersio : kulit bibir bawah/labium inferior

    M.depressor anguli oris(M.triangularis)

    Origo :Linea oblique mandibula

    Insersio: sudut mulut

    M. Mentalis(M.levator menti)

    Origo :Fossa incisiva mandibulaInsersio : kulit daerah dagu

    M.tranversus mentii

    Origo :M.triangularis

    Insersi : angulus oris

    M.Orbicularis oris

    M.buccinator

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    8/34

    8

    6. Platysma(M.platysma)

    Origo : mandibula kemudian turun kebawah menutupi leher bagian lateral

    Insersio : kulit daerah dada melewati clavicula

    Innervasi :N.facialispusatnya di nukleusfasialis

    Gambar 3. Otot-otot pada kepala, leher dan wajah.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    9/34

    9

    Gambar 4. Otot-otot pada kepala, leher dan wajah.

    II. Otot-otot pengunyahanOtot pengunyahan terdiri dari:

    1. M.masseter:

    Pars.superficialis

    o origo:proc.zygomaticus max

    o insersi: angulus mandibula

    o fisiologi: menutup rahang

    Pars profunda:

    o origo: Os.zygomaticum, proc zygomaticus, Os.temporalis

    o insersi : angulus mandibula

    2.

    M.pterygoideus externus:

    Caput cranial

    o origo : crista infratemporalis

    o insersi :fovea pterygoidei

    o fisiologi: membuka rahang. protectio mandibula, menggerakan

    mandibula dari satu sisi ke sisi lain.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    10/34

    10

    Caput caudal

    o origo : lamina lateralis,procesi pterygoidei

    o insersi : capsula dan discus aricularis sendi rahang ( art.temporo

    mandibularis)

    3. M. pterygoideus Internus

    origo:Fossa pterygoidea, tuber maxillare

    insersio : angulus mandibulae

    fisiologi: menutup rahang

    4.

    M.temporalis

    origo : seluruhfossa temporalis,permukaan dalam fase temporalis,

    innervasi : N.mandibularis, N.V3 portio minor .

    Ar ticulatio Temporomandibular is

    Yaitu Merupakan persendian antara basis craniidan mandibula.

    Caput art:Proc.condyloideus

    Fossa art:fossa mandibularis& tubercullum articulatio

    Pada keadaan mulut tertutup, keadaan discus articulatio pada fossa

    mandibularisadalah tipis karena tertekan, terdapat antara caput articularis dengan

    tubercullum articularis, terletak di bawah/belakang tubercullum articularis.

    Discus akan bergerak kebelakang bila bergeser kedepan sehingga

    terganggu untuk meratakan persendian, sebagai bantalan.

    Bangunan yang memperkuatArticulatio temporomandibularis:

    1. Capsula articularis

    2. Lig.temporomandibular

    3.

    Lig.sphenomandibular4. Lig.stylomandibulare

    5. Raphe pterygomandibula

    Gerakan padaArticulatio temporomandibularis:

    1. Occlusionormal

    Deretan gigi atas dan bawah akan bertemu dan saling menekan

    2.

    Protatio(menggeser mandibula ke ventral/depan)

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    11/34

    11

    Otot-otot yang bekerja:Pterygoideus medialis& lateralis, dihambat

    M.temporalis, bagian dorsaldari capsula articularis

    3.

    Depressi(membuka mulut)

    Otot-otot yang bekerja:M.pterygoideus lateralis /ext, dibantuMm.

    suprahyoid , Mm infrahyoid, gravitasi

    4.

    Elevasi(menutup mulut)

    Otot-otot yang bekerja: M.temporalis, M.masseter, M.pterygoideus

    medialis

    5.

    Retraksi(menggeser mandibulake belakang)

    Otot-otot yg bekerja: M.temporalis, M.pterygoideus sisi yang berlawanan,

    M.masseter, M.digasstricus sisi yg sama

    6. Luxatio Mandibula: bila mulut dibuka terlalu lebar dapat mengakibatkan

    mulut itu tidak dapat menutup kembali.

    KULIT KEPALA (SCALP)

    S = skin (ditumbuhi rambut kelenjar lunak)

    C = connection tissue(jar.ikat antara skin&aponeurosis)

    A = Aponeurosis (Galea aponeurotica) otot pada ujung otak frontal & occipi

    L = Loose conective tissue (jaringan ikat jarang)

    P = Periosteum

    Persarafan kulit kepala :

    a. N.V (trigeminus)

    1. N.V-1 (opthalmicus)

    Mempersarafi seluruh daerah frontal, palpebra sup, dorsum nasi sampaiapex nasi. Cabang-cabangnya: N.supratrhoclearis, N.supraorbitalis,

    N.infrathroclearis, N.nasalis

    2. N.V-2 (maxilaris)

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    12/34

    12

    Mempersarafi labium supra, ala nasi, palpebra inf, maxila, pipi, daerah

    temporal. Cabang-cabangnya: N.infraorbitalis, R.malaris, N.temporalis,

    R.temporalis, N.temporomalaxis

    3.

    N.V-3 (mandibulla)

    Mempersarafi labium infersius , balahan caudal, (mandibula), pipi sampai

    belah telinga. Cabang-cabangnya: N.buccalis, N.mentalis, N. Auriculo-

    temporali

    b. Plexus Cervicali s

    Mempersarafi Angulus mandibular. Cabang-cabangnya: Nn. cranialis II dan

    III, N.Occipitalis minor, N.occipitalis major.

    B. ANATOMI LEHER

    Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara

    thoraks dan caput. Batas di sebelah cranial adalah basis mandibula dan suatu garis

    yang ditarik dari angulus mandibula menuju ke processus mastoideus, linea

    nuchae suprema sampai ke protuberantia occipitalis eksterna. Batas kaudal dari

    ventral ke dorsal dibentuk oleh incisura jugularis sterni, klavicula, acromion dan

    suatu garis lurus yang menghubungkan kedua acromia.

    Jaringan leher dibungkus oleh tiga fascia. Fascia koli superficialis

    membungkus musculus Sternokleidomastoideus dan berlanjut ke garis tengah di

    leher untuk bertemu dengan fascia sisi lain. Fascia koli media membungkus otot-

    otot pratrakeal dan bertemu pula dengan fascia sisi lain di garis tengah yang juga

    merupakan pertemuan dengan fascia coli superficial. Ke dorsal fascia koli media

    membungkus arteri karotis komunis, vena jugularis interna dan nervus vagus jadisatu. Fascia koli profunda membungkus musculus prevertebralis dan bertemu ke

    lateral dengan fascia koli media.

    Bentuk umum leher adalah sebagai conus dengan basis yang menghadap

    ke arah kaudal.

    Ditentukan oleh processus spinosus vertebra cervicalis, otot-otot

    panniculus adiposus, os. hyoideum, trachea dan glandula thyroidea. Turut

    menentukan adalah posisi kepala dan columna vertebralis, pada posisi antefleksi

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    13/34

    13

    kepala dan leher maka processus spinosus dari vertebra prominens sangat

    menonjol, kulit disebelah ventral melipat-lipat. Pada posisi retrofleksi kepala dan

    leher maka kulit disebelah dorsal melipat-lipat sedangkan disebelah ventral akan

    kelihatan dengan jelas laring, trachea dan glandula thyroidea (terutama pada

    wanita).

    Leher dibagi oleh muskulus sternokleidomastoideus menjadi trigonum

    anterior atau

    medial dan trigonum posterior atau lateral.

    Gambar 5.Trigonum anterior

    TRIGONUM ANTERIOR

    a. T. suprahyoid:T. submandibular batas-batasnya:

    Cranial : margo inf.mandibula

    Med.vent : venter ant m.digastrici

    Med dors : Venter post m.digastrici

    T. submentale:

    Lateral : venter ant,m.digastrici,isi v.jugularis ant

    Med: Linea media

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    14/34

    14

    Caudal : Os hyodeum

    b. T.infrahyoid:

    T.caroticum sup isi :A carotis comunis ,V jugulare, N vagus

    Cranio dorsal : vent post m.digastrici

    Caudo vent : vent sup m. Omohyoid

    Lateral :M. Sternocleidomastoideus

    T.caroticum inf (musculare)

    Med.vent: linea mediana

    Lat cranii : ventbsup m.omohyoid

    Lat.caud :M.sternocleimastoid

    Gambar 6.Trigonum posterior

    TRIGONUM POSTERIOR

    1. T. occipitale (omotrapezideum)

    Ventro med : pinggir dorsalM.strenokidormastoid

    Dorso lat : pinggir ventralM.trapezius

    Caudal : venter inf. M.omohyoid

    2. T. omoclaviculare (sub calvian triangle)

    Craniolateral :vent .inf m.omohyoid

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    15/34

    15

    Craniomedial :M.sternoeleidomastoideus

    Caudal : clavicula

    SYSTEMA MUSCULORUM

    Otot leher dibagi dua golongan:

    1. golongan yang terletak disebelah ventral

    2. golongan yang terletak disebal dorsal

    Otot leher bagian ventral:

    Platysma: terletak tepat dibawah kulit, serabut-serabutnya, sejajar dari

    pinggir mandibula sampai clavicula dan dari medial kelateral. Persarafan:

    N.facialis VII

    M.strenocleidomastoideus

    Origo: portio sternalis, portio clavicularis, insersio antara proc.

    mostoideus, pars lat linea nuchae sup , innervasi N, accesorius N XI

    Mm.suprahyoid: Berhubungan dengan lidah

    1. M. digastricus (M. biventer mandibula)

    Origo: vent ant fossa m.biventris mandibula, vent post ine mastoidea

    insersio Os hyoid diapit serabut M. stylohyoid, innervasi vent antara N V-

    3 (mylohyoid), vent post N VII (facialis)

    2. M. stylohyoid

    Origo: bag lat proc stylodeus os temporalis, insersio basis cornu os hyoid,innervasi N VII facialis

    3. M. mylohyoid

    Menghubungkan os.hyoid dgn mandibula.

    origo: linea mylohyoid mand sin & dextra,insersio serabut yg terletak di

    dorsal melekat pada corpus os hyoid ,I nnervasi N.mylohyoideus V-III.

    Disebut juga M.diaghfragma ortis karna membentuk dasar rongga mulut

    4.

    M.genioglossus

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    16/34

    16

    Origo: Spina mentalis , insersio bagian depan corpus os.hyoid innervasi

    cab. Nn.cervicalis I & II

    Mm.infrahyoid yang terletak di caudal os.hyoid

    1. M.sternohyodeus

    Origo: permukaan dorsal manubrium sterni, insersio corpus os hyoid,

    innervasi ansa hipoglossi

    2. M.omohyoideus

    3.

    M .sternohyroideus

    4. M.Thyreoideus

    Origo: cartilago tyroidea, insersio os.hyodeum,

    Otot-otot dengan letak agak dalam:

    1. M. scalenus ventralis: origo tubercula ant, proc. transversi III-IV, insersio

    costa I,tubula scaleni, innervasi nervus spinalis servikal V-VII

    2.

    M.scalenus intermedius: origo proc. transversus, insersio, dorsal sulcus,

    innervasi N. sp servikal IV-VIII

    3. M.scalenus dorsalis:origo tub post ,proc trans,insersio costa II,innervasi

    N. sp servikal VII-VIII.

    Otot-otot yangletaknya paling dalam:

    1. M.longus cervisis:N.spinalis c II-IV

    2. M.longus capitis: origo tub anterir proc transversal VC III-VI ,insersi Os,

    basil kiri dan kanan, tubuli pharyngeum,innervasi N.spi C I-V

    Otot leher bagian dorsal : M.Trapezius

    Origo: Protuberantia occipitalis ext, linea nuchae sup, septum nuchae, proc

    spinasi vertebrae C VII - TH XII

    Insersio: Pars aeromialis, lateral spina scapulae, medial spina scapulae,

    innervasi N. Accesorius IX, N. sp C II-IV

    M.splenius capitis

    Origo: Proc.spinosi VC IV-th II

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    17/34

    17

    Insersio: dorsal proc mastoideus & linea nuchae superior

    M,splenius servicis

    Origo: proc th III-VI

    Insersio: tub post proc tranversi verteb C IV-VII

    Innervasi: N sp C I-IV

    M.levator scapulae

    Origo: Tuberculae post,proc transversi C I-IV

    Insersio: Angulus sup & margo vertebralis scapulae

    Innervasi: N.dorsalis scapulae

    SISTEM LIMFATIK KEPALA DAN LEHER

    Sekitar 75 buah kelenjar limfe terdapat pada setiap sisi leher, kebanyakan

    berada pada rangkaian jugularis interna dan spinalis assesorius. Kelenjar limfe

    yang selalu terlibat dalam metastasis tumor adalah kelenjar limfe pada rangkaian

    jugularis interna.

    Kelenjar limfe servical dibagi ke dalam gugusan superficial dan gugusan

    profunda. Kelenjar limfe superficial menembus lapisan pertama fascia servical

    masuk kedalam gugusan kelenjar limfe profunda. Meskipun kelenjar limfe nodus

    kelompok superficial lebih sering terlibat dengan metastasis, keistimewaan yang

    dimiliki kelenjar kelompok ini adalah sepanjang stadium akhir tumor, kelenjar

    limfe nodus kelompok ini masih signifikan terhadap terapi pembedahan.

    Kelenjar limfe profunda sangat penting sejak kelenjar-kelenjar kelompok

    ini menerima aliran limfe dari membran mukosa mulut, faring, laring, glandula

    saliva dan glandula thyroidea sama halnya pada kepala dan leher.Hampir semua bentuk radang dan keganasan kepala dan leher akan

    melibatkan kelenjar getah bening leher bila ditemukan pembesaran kelenjar getah

    bening di leher, perhatikan ukurannya, apakah nyeri atau tidak, bagaimana

    konsistensinya, apakah lunak kenyal atau keras, apakah melekat pada dasar atau

    kulit. Menurut Sloan Kattering Memorial Cancer Center Classification, kelenjar

    getah bening leher dibagi atas 5 daerah penyebaran.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    18/34

    18

    Gambar 7. Sistem limfatik kepala dan leher.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    19/34

    19

    BAB III

    KEPENTINGAN KLINIS

    3. 1 Fraktur Cranial

    Koveksitas dari calvaria mendistribusikan terdistribusi dengan cara

    meminimalisir efek dari suatu trauma. Namun, trauma berat yang disebabkan dari

    pukulan yang mengenai kepala pada daerah yang tipis cenderung menghasilkan

    patah tulang depress dimana fragmen tulang tertekan kedalam sehingga

    mengkompresi dan/atau dapat melukai otak.

    Gambar 8. Gambaran fraktur tulang kepala dari sisi medial dan lateral

    Pada fraktur comminuted, tulang di pecah menjadi beberapa bagian.

    Fraktur Linear Calvaria merupakan jenis fraktur yang paling sering, biasanya

    terjadi pada bagian yang mengalami benturan, tetapi garis fraktur linear sendiri

    terbentuk menjadi 2 arah atau lebih. Jika pada daerah calvaria yang memiliki

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    20/34

    20

    tulang yang tebal mengalami trauma, biasanya tulang mebentuk cekungan

    kedalam tanpa menimbulkan fraktur.nnamun, fraktur dapat terjadi agak jauh dari

    lokasi trauma langsung. Pada fraktur counter coup (counter blow), biasanya

    terjadi pada sisi berlawanan dari calvaria kepala dari pada terjadi pada daerah

    yang mengalami trauma langsung.

    Fraktur basiler merupakan fraktur yang terjadi dengan melibatkan basis

    cranial ( sebagai contoh ; tulang occipital dengan foramen magnum, temporal dan

    tulang sphenoid, dan bagian permukaan dari orbita). Sebagai hasil dari kebocoran

    dari cairan cerebrospinal yang terhubung dengan hidung (CSF, Rhinnorhea) dan

    telinga (CSF otorrhea), menyebabkan gangguan dari nervus cranial dan cedera

    pembuluh darah yang bisa di dapat. Tergantung dari daerah yang terkena fraktur.

    Fraktur pada pterion dapat bersifat mengancam nyawa dikarenan letaknya

    terbentang pada cabang daerah frontal (anterior) dari pembuluh darah meningeal

    media. Yang mana terletak di dalam dari dinding lateral dari tulang calvaria.

    Benturan yang keras pada daerah kepala dapat menyebabkan fraktur pada daerah

    tulang yang tipis dan menyebkan pterion, yakni rupturnya cabang frontal dari

    arteri meningea media yang menyilang pada daerah pterion. Sebagai hasil,

    hematoma yang terbentuk menyebabkan tekanan pada daerah dasar korteks

    serebral. Perdarahan arteri meningea media yang tidak teratasi dapat

    menyebabkan kematian dalam waktu beberapa jam.

    3.2 Infeksi dan Cedera pada SCALP

    Lapisan jaringan ikat longgar merupakan area yang berbahaya dari

    SCALP dikarenakan Pus atau darah yang dapat menyebar dengan mudah. Infeksi

    yang terjadi pada lapisan ini dapat juga melewati cavitas cranial lewat vena

    emissary, dimana vena ini melewati dari calvaria hingga mencapai structurintracranial seperti meningens. Suatu infeksi tidak dapat mencapai leher

    dikarenakan permukaan occipital dari otot occipitofrontalis melekat pada tulang

    occipital dan sebagian tulang mastoid dan tulang temporal. Infeksi dapat

    menyebar keluar melewati archus zygomatic karena aponeurosis dari epicranial

    dengan temporal fascia yang melekat pada archus zygomatic. Suatu infeksi atau

    cairan (contoh ; pus atau darah) dapat masuk kedalam kelopak mata dan saluran

    pada hidung dikarenakan bagian permukaan frontal dari otot occipitofrontalis

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    21/34

    21

    masuk melewati kulit dan jaringan subkutan dan tidak melekat pada tulang.

    Biasanya, Black Eyes didapat dari cedera SCALP atau dahi. Echhymosis

    berkembang dari hasil dari ekstravasasi dari darah yang masuk kedalam jaringan

    subkutan dan kulit pada kelopak mata dan daerah sekitarnya.

    3.3 Oklusi Vena Cerebral dan Sinus Vena Dural

    Oklusi dari vena cerebral dan sinus vena dural dapat terjaid akibat trombus

    (clots), thrombophlebitis (inflamasi vena), atau tumor. Vena pada wajah

    membentuk hubungan klinis yang penting dengan sinus cavernosus melewati vena

    opthalmica superior (gambar 9). Darah dari angulus media pada mata, hidung, da

    bibir biasanya mengalir menuju vena wajah inferior. Namun, karena vena pada

    wajah tidak memiliki katup, darah dapat lewat kearah superior menuju vena

    opthalmica superior dan memasuki sinus cavernosus. Pada orang yang mengalami

    thrombophlebitis vena wajah, bagian trombus yang mengalami infeksi dapat

    meluas hingga sinus cavernosus.

    Gambar 9. Meningen cranial

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    22/34

    22

    3.4 Metastasis cel tumor pada sinus dural

    Sinus basiler dan sinus occipital terhubung melalui foramen magnum

    dengan plexus venous vertebral internal (gambar 9). Karena pada saluran vena ini

    terdapat katup, kompresi pada thorax, abdomen, atau pelvis, yang terjadi pada saat

    mengalami batuk berat dan tegang, dapat memaksa darah vena dari regio ini

    berpindah menuju sistem vena internal vertebra dan selanjutnya masuk kedalam

    sinus vena dural. Sebagai hasil, pus pada abses dan sel tumor pada regio ni dapat

    menyebar ke regio vertebra dan otak.

    3.5 Fraktur Basis Cranii

    Pada fraktur basis cranii, arteri carotis internal dapat robek, sehingga

    menyebabkan fistula arteriovenosa didalam sinus cavernosa. Darah arteri yang

    mengalir menuju sinus cavernosa, memperbesar dan memaksa darah kembali ke

    vena, terutama pada vena ophthalmica. Sebagai hasil, didapatkan mata mengalami

    mata menonjol exopthalmus dan conjuctiva menjadi bengkak (chemosis).

    Penonjolan bola mata berdenyut selaras dengan denyut arteri radial, fenomena ini

    dikenal dengan denyutan exopthalmus. Karena nervus cranial III, IV, V1, V2 dan

    VI terbentang pada dinding lateral dari sinus cavernosa, dan dapat berpengaruh

    pada sinus yang mengalami trauma (gambar 10). Suatu trauma pada kepala dapat

    menyebabkan pelepasan lapiasan dari periosteal dura dari calvaria tanpa adanya

    fraktur dari basis cranial. Akibatnya, fraktur basis cranii biasanya menyebabkan

    lepasnya dura sehingga menyebabkan kebocoran dari CSF (Cerebro Spinal Fluid).

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    23/34

    23

    Gambar .10 sinus dural venosus

    3.6 Nyeri kepala yang berasal dari dural

    Lapisan dura sangan sensitif terhadap nyeri, khususnya saat berkaitan

    dengan sinus venosus dura dan arteri meningeal. Meskipun penyebab dari nyeri

    kepala sangat banyak, distensi dari SCALP atau meningeal (atau keduanya)

    dipercaya merupakan salah satu penyebab dari sakit kepala. Kebanyakan sakit

    kepala berasal dari dura. Seperti sakit kepala setelah pungsi lumbal spinal untuk

    pengambilan dari CSF (Cerebro Spinal Fluid). Nyeri kepala ini merupakan hasil

    stimulasi ujung saraf yang terletak dari dura. Sehingga pasien yang akan

    dilakukan pungsi lumbal diminta untuk menundukkan kepala agar mengurangi

    penarikan dari duramater, guna mengurangi nyeri kepala.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    24/34

    24

    Gambar 11. Gambaran Neurovaskular dari meningens cranial

    3.7 Cedera Kepala dan Perdarahan Intracranial

    Extradural atau epidural hemoragik merupakan perdarahan yang berasal

    dari arteri. Darah yang berasal dari robekan cabang arteri meningeal media yang

    terkumpul diantara lapisan periosteal yang berada diatara dura dengan calvaria,

    biasanya ini terjadi setelah terkena trauma yang berat pada daerah kepala. Hal ini

    menyebabkan terbentuknya hematoma pada epidural atau ekstradural (gambar ).

    Biasanya, terjadi gegar otak secara singkat (kehhilangan kesadaran). Diikuti lucid

    interval beberapa jam berikutnya.kemudian mengantuk dan menjadi koma. Otak

    mengalami tekanan atau kompresi seiring peningkatan massa darah, sehingga

    diperlukan evakuasi darah dan oklusi pembuluh darah. Batasan yang terdapat

    pada hematoma biasa disebut dengan subdural hematoma. Namun istilah ini tidak

    begitu dikenal karena tidak selalu terdapat ruang diantara antara dura dengan

    arachnoid. Hematoma pada batas penghubung biasanya disebabkan oleh

    ekstravasasi dari darah yang membagi batasan dari dural. Darah tidak terkumpul

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    25/34

    25

    pada ruang yang belum terbentuk antara dura dengan arachnoid. Batas perdarahan

    pada dural biasanya diikuti dengan trauma pada kepala yang mencederai otak

    yang terdapat didalam cranium. Dimana pencetus dari trauma dapat tidak

    diperdulikan atau dilupakan, tetapi hematoma dapat berkembang hingga

    berminggu minggu akibat dari perdarahan vena. Batas hemoragik dari dural

    biasanya berasal dari vena dan biasanya hasil dari robekan vena bridging cerebral

    superior yang masuk lewat sinus sagitalis superior.

    Gambar 12. Jenis perdarahan pada daerah kepala

    3.8 kelainan kongenital tortikolis

    Torticolis merupakan suatu kontraksi pada otot cervival yang mengalami

    kelainan yang menyebabkan leher berada dalam posisi miring. Kelainan

    kongenital torticollis yang paling sering yang dimana dibentuk oleh jaringan

    tumor fibrous (L. Fibromatosis Colli) yang terbentuk pada otot Sterno-cleido

    mastoideus saat sebelum atau sesudah kelahiran. Biasanya, otot sterno-cleido

    mastoideus yang mengalami injury/trauma yang didapat saat kepala ditarik

    dengan berlebihan saat melewati jalan lahir , sehingga merobek otot tersebut

    (muscullus torticollis). Robekan ini menyebabkan terjadinya hematoma yang

    berakibat terbentuknya massa fibrous yang terperangkap didalam cabang dari

    saraf accessory (CN XI), sehingga musculus sternocleido mastoideus mengalai

    denervasi. Pelepasan jaringan fibrotik dari otot Sterno Cleido mastoideus dengan

    menggunakan cara pembedahan dilakukan dengan cara melekatkan otot sterno

    cleido mastoidesus bagian distal ke bagian manubrium dan clavicula agar dapat

    membuat anak tersebut dapat memiringkan dan memutar kepala secara normal.

    Cervical dystonia (abnormalitas dari tonus oto cervival), biasanya dikenal

    sebagai spasmodic torticollis, biasanya dimulai saat usia beranjak dewasa. Dapat

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    26/34

    26

    juga melibatkan kombinasi dari otot lateral dari leher, khususnya otot Sterno-

    cleido Mastoideus dan otot trapezius.

    Gambar 13. Kelainan kongenital torticollis

    3.9 lesi pada nervus accessory (CN XI)

    Lesi pada nervus cranial XI (CN XI) sangat jarang terjadi; bagaimanapun

    juga, nervus dapat mengalami kerusakan akibat dari trauma penetrasi, prosedur

    pembedahan, dann fraktrur dari foramen jugular. Lesi yang bersifat unilateral

    biasanya tidak menyebabkan kelainan berupa abnormalitas posisi dari kepala;

    bagaimanapun juga, kelemahan dapat diperoleh dengan cara memutarkan kepala

    kearah yang berlawanan. Lesi pada nervus cranial dapat menyebabakn kelemahan

    dan atroppi dari otot trapezius. Kelemahan bahu merupakan tanda khas dari

    cedera nervus cranial XI. Paralisis unilateral dari musculus trapezius merupakan

    bukti ketidak mampuan dari pasien dalam mengangkat dan retraksi dari bahu dan

    kesulitan dalam mengangkat lengan bagian atas kearah horizontal.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    27/34

    27

    3.10 Pungsi Vena Subclavian

    Vena subclavian kanan atau kiri biasanya merupakan titik pusat dari garis

    sistem vena sentral. Garis sentral merupakan garis tempat masuknya cairan nutrisi

    (vena nutrisi) dan obat dan juga sebagai penentu tekanan vena pusat. Pleura atau

    arteri subclavia dalam keadaan berbahaya saat dilakukan prosedur ini.

    Gambar 14. Prosedural pungsi vena subclavia

    3.11 Zona pada trauma penetrasi

    Ada terdapat 3 zona yang menjadi panduan klinis dari trauma leher yang

    bersifat serius. Zona tersebut memberikan pemahaman baru kepada tenaga medis

    untukk memahami struktur dan resiko pada trauma penetrasi di daerah leher.

    Zona I yang mana pada zona ini meliputi batang leher yang memanjang

    dimulai dari clavicula dan manubrium hingga ke batas inferior dari cartilago

    cricoid. Struktur yang memiliki resiko antara lain pleura cervival, apex paru,

    kelenjar thyroid dan parathyroid, trakea, esophagus, arteri carotis, vena jugular,

    esophagus dan colum vertebral regio cervical.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    28/34

    28

    Zona II memanjang dari cartilago cricoid hingga angulus mandibula.

    Truktur yang beresiko antara lain bagian superior dari glandula thyroid, cartilago

    thyroid dan cricoid, larynx, laryngopharynx, arteri carotis, vena jugular,

    esophagus, dan colum vertebra regio cervical.

    Zona III meliputi superior angulus mandibula. Struktur yang beresiko

    antara lain glandula saliva, cavitas nasal dan oral, oropharynx dan nasopharynx.

    Trauma pada zona I dan zona III dapat menyebabkan obstruksi jalan nafas

    dan memberikan resiko yang besar pada morbiditas (komplikasi setelha tindakan

    operasi dan tindakan lainnya) dan mortalitas (hasil yang fatal) disebabkanoleh

    struktur yang mengalami cedera sangat sulit untuk dilihat dan diperbaiki dan

    kerusakan vaskular sangat sulit dihentikan. Cedera pada zona II merupakan yang

    paling umum terjadi; bagaimanapun juga morbiditas dan mortalitas rendah

    dikarenakan tenaga medis dapat mengendalikan kerusakan vaskular dengan

    penekanan secara langsung dan tindakan pembedahan dapat dilihat dan

    pengobatan terhadap struktur yang mengalami kerusakan lebih mudah daripada

    cedera yang terdapat pada zona I dan zona III.

    Gambar 15. Pembagian zona pada trauma leher

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    29/34

    29

    3.12 Radical Neck Dissections

    Radikal Neck Dissections merupakan tindakan operasi yang dilakukan

    terhadap kanker yang telah menginvasi jaringan limphatics. Selama dilakukan

    prosedur, kelenjar getah bening dan jaringan ikat sekitarnya harus sedapat

    mungkin dibuang. Meskipun terdapat arteri utama, plexus brachialis, nervus

    cranial X, dan nervus phrenicus, sebagian besar cabang cutaneus dari plexus

    cervical juga dibuang. Tujuan dari dilakukan pembedahan ini adalah untuk

    membuang jaringan yang masih terinfeksi dalam keadaan utuh. Kelenjar getah

    bening biasanya terletak di sepanjang arteri cervical transversal, karena dapat

    membantu penyebaran kanker dari thorax dan abdomen. Karena kelenjar getah

    bening mengalami pembesaran dapat menjadi bukti utama bahwasanya terdapat

    kanker pada regio tersebut, dan sering disebut sebagai kelenjar getah bening

    cervical.

    3.13 Adenoiditis

    Inflamasi dari tonsil pharingeal (adenoid) biasa di sebut dengan

    adenoiditis. Kondisi ini dapat menyebabkan sumbatan pada jalan nafas dari

    cavum nassal menuju choanae hingga ke nasopharing, menyebabkan mulut

    digunakan sebagai jalan nafas utama. Infeksi yang berasal dari pembengkakan

    tonsil pharing dapat menyebabkan penutupan dari tabung pharyngotympanis.

    Penurunan fungsi pendengaran disebabkan oleh sumbatan dan penutupan dari

    tuba pharingotympani. Infeksi menyebar melalui nasopharing hingga mencapai

    telinga tengah dan menyebabkan otitis media (infeksi telinga tengah) yang mana

    dapat menyebakan kecacatan yang bersifat sementara atau kehilangan fungsi

    pendengaran selamanya.

    3.14 Benda Asing (Corpus Alienum) pada LaryngopharynxBenda asing yang masuk kedalam pharynx dapat tersangkut pada fossa

    pyriformis. Jika benda/objek (tulang ayam) yang tajam, dapat menembus dan

    melukai membran mukosa dan nervus laringeal internal. Nervus laringeal superior

    dan cabang laringeal interrnal juga rentan mengalami cedera saat memindahkan

    benda asing dengan menggunakan instrumen dan tidak sengaja melukai membran

    mukosa. Cedera nervus ini dapat menyebabkan anastesi pada membran mukosa

    laring hingga kebawah dari plica vocalis. Pada anak anak sering mencoba

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    30/34

    30

    menelan berbagai macam benda, dan keseringan benda asing dapat mencapai

    perut dan kemudian melewati saluran cerna tanpa ada masalah. Pada beberapa

    kasus, benda asing dapat tersangkut pada daerah ujung inferior dari laryngofaring,

    merupakan bagian yang paling sering. Gambaran medis seperti radiografi, atau

    CT Scan dapat menggambarkan gambaran radio opaque dari benda asing. Benda

    asing yang terdapat di pharinx sering dapat dibuang jika dapat dilihat secara

    langsung melalui laryngoscope.

    3.15 Tonsilectomy

    Tonsilectomy (pemisahan palatine tonsil) merupakan suatu tindakan

    operative bberupa diseksi tonsil dari sinus tonsilar atau dengan cara memenggal

    dengan menggunakan pisau benang. Setiap prosedur yang menyertai pemisahan

    tonsil dan fascia yang membungkus sinus tonsiler. Karena kaya akan pembuluh

    darah dari tonsil, perdarahan biasanya berasal dari vena besar dari palatum

    external atau biasanya berasak dari arteri tonsiler atau cabang dari arteri lainnya.

    Nervus glossopharingeal terdapat arteri tonsil pada bagian dinding lateral dari

    pharinx dan rentan terhadap trauma dikarenakan dinding tersebut tipis. Arteri

    carotis internal sangat rentan karena terletak di bagian lateral dari tonsil.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    31/34

    31

    Gambar 16. Anatomi tonsil

    3.16 Thyroidectomi

    Dalam melakukan tindakan thyroidectomi (contoh; tindakan eksisi dari

    keganasan kelenjar thyroid) dimana kelenjar parothyroid berada dalam bahaya

    dikarenakan kelenjar parathyroid dapat menjadi rusak atau sengaja di buang.

    Kelenjar ini akan berada dalam keadaan aman bilaman dilakukan tindakan

    subtotal thyroidectomi dikarenakan bagian paling posterior dari kelenjar thyroid

    biasanya disisakan/tinggalkan. Variasi lokasi dari kelenjar parathyroid, khususnya

    yang berada di lokasi inferior, memberikan kelenjar ini posisi yang berbahaya

    dikarenakan kelenjar parathyroid ini dapat terbuang selama dilakukan proses

    pembedahan pada kelenjar thyroid. Jika kelenjar parathyroid secara tidak sengaja

    diangkat saat dilakukan operasi, dapat menyebabkan pasien menderita tetanus,

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    32/34

    32

    suatu gangguan kejang yang berat. Dimana kejang otot yang umum terjadi akibat

    kejang otot yang dikarenakan rendahnya kadar kalsium dalam darah.

    Gambar 17. Anatomi kelenjar tthyroid

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    33/34

    33

    BAB III

    PENUTUP

    Anatomi sangat penting dalam kehidupan, terutama didalam dunia

    kesehatan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan agar dengan makalah ini, kita

    dapat mengetahui tentang anatomi dari kepala dan leher sesuai dengan tujuan awal

    dari pembuatan makalah ini, yakni :

    - Mengetahui strukturstruktur yang ada pada kepala dan leher

    - Mengetahui variasi dalam ukuran, bentuk dan jenis perlekatan otot

    -

    Mengetahui percabangan dari saraf yang terdapat pada daerah kepala dan

    leher

    -

    Mengetahui percabangan dari pembuluhpembuluh darah yang terdapat

    pada daerah kepala dan leher

    - Mengetahui kemungkinankemungkinan terjadinya penyimpangan

    penyimpangan yang terjadi pada daerah kepala dan leher

    Dalam penulisan makalah ini, mungkin masih banyak terdapat kekurangan

    baik dalam segi penulisan maupun dalam penyampaian materi yang disajikan.

    Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar besarnya kepada para pembaca,

    dan penulis mengharapkan para pembaca makalah ini dapat mengambil manfaat

    dari makalah ini.

  • 8/11/2019 Anatomi Kepala Leher Taqwa

    34/34

    DAFTAR PUSTAKA

    Moore KL. 2002.Anatomi Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrates.

    Netter. 2004.Interactive Atlas of Human Anatomy. Hamburg: Novartis