24
ANATOMI MUSCULUS MASTICATORI 1. Muskulus Temporalis Musculus temporalis merupakan otot berempal dua dengan origo berbentuk kipas dan tendon yang sangat besar, kuat. Serta berinsersio ke dalam prosesus koronoideus, Krista temporalis profunda dan batas anterior ramus mandibula. Besar dan panjang serabut lebih kecil daripada yang telah diuraikan secara klasik, tetapi lebih panjang daripada serabut-serabut pterygoideus dan masseter. Meskipun itu adalah otot mandibula yang paling besar namun biasanya tidak sebagai salah satu otot kuat yang melekat pada mandibula. · Origo : Os. Temporale di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis. · Insersio : Apex dan permukaan medial proc. Coronoideus mandibulae. 2. Muskulus Masseter Musculus masseter adalah suatu massa otot yang tebal, berbentuk empat persegi panjang di sebelah pinggir wajah. Melekat di antara permukaan lateral dari ramus mandibula dan arcus zygomaticus, persis di bawah kulit. Empat persegi panjang itu letaknya diagonal dengan satu sudut yang sangat membulat untuk menyesuaikan dengan garis bentuk yang membulat dari sudut mandibula. · Origo : Pars superficialis pada dua pertiga anterior margo inferior arcus zygomaticus (tendo), sedangkan Pars profunda pada sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus. · Insersio :

Anatomi Musculus Masticatori

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anatomi

Citation preview

ANATOMI MUSCULUS MASTICATORI1.Muskulus TemporalisMusculus temporalis merupakan otot berempal dua dengan origo berbentuk kipas dan tendon yang sangat besar, kuat. Serta berinsersio ke dalam prosesus koronoideus, Krista temporalis profunda dan batas anterior ramus mandibula. Besar dan panjang serabut lebih kecil daripada yang telah diuraikan secara klasik, tetapi lebih panjang daripada serabut-serabut pterygoideus dan masseter. Meskipun itu adalah otot mandibula yang paling besar namun biasanya tidak sebagai salah satu otot kuat yang melekat pada mandibula.Origo :Os. Temporale di bawah linea temporalis inferior, lapisan dalam fascia temporalis.Insersio :Apex dan permukaan medial proc. Coronoideus mandibulae.

2.Muskulus MasseterMusculus masseter adalah suatu massa otot yang tebal, berbentuk empat persegi panjang di sebelah pinggir wajah. Melekat di antara permukaan lateral dari ramus mandibula dan arcus zygomaticus, persis di bawah kulit. Empat persegi panjang itu letaknya diagonal dengan satu sudut yang sangat membulat untuk menyesuaikan dengan garis bentuk yang membulat dari sudut mandibula.Origo :Pars superficialis pada dua pertiga anterior margo inferior arcus zygomaticus (tendo), sedangkan Pars profunda pada sepertiga posterior permukaan dalam arcus zygomaticus.Insersio :Pars superficialis pada angulus mandibulae (tuberositas masseterica), sedangkan Pars profunda pada margo inferior mandibulae.

3.Muskulus Pterygoideus MedialisPterygoideus medialis adalah suatu massa jaringan otot yang kuat, tebal, empat persegi panjang, terletak pada sisi medial dari ramus mandibula. Otot ini tidak selebar dan setebal masseter. Batas posteriornya tersusun serupa dengan batas posterior dari masseter pada proyeksi lateral, tetapi batas anteriornya terletak lebih kearah dorsal. Pada potongan horizontal, separuh atas dari pterygoideus medialis berbentuk baji dengan pinggir yang tipis manghadap kea rah belakang, setengah bawahnya berbentuk oval.Origo :Fossa pterygoidea, permukaan medial lamina lateralis proc. Pterygoidei, proc. Pyramidalis ossi palatine.Insersio :Margo inferior mandibulae, tuberositas pterygoidea.

4. Muskulus Pterygoideus LateralisOtot pterygoideus lateralis menempati suatu posisi yang dalam dan tersembunyi, yaitu terletak dalam pada ramus mandibula dan otot temporalispada dinding samping nasofaring. Otot ini terletak persis di bawah dasar tengkorak , posterior terhadap maksila dan anterior terhadap batas posterior dari ramus mandibula.Origo :Caput superius pada permukaan luar lamina lateralis proc. Pterygoidei (tuber maxillae), sedangkan caput inferius pada facies temporalis alae majoris ossis sphenoidalis.Insersio :Caput superius pada discus et capsula articulationis temporomandibularis, sedangkan Caput inferius pada fovea pterygoidea proc. Condylaris mandibulae.

1.MEMBUKA MULUT1.1Otot-otot yang berperan pada saat membuka mulutM.pterigoideus lateralisO: lateral spenoidalis, lateral pterigoidI : kondilus mandibula, anterior diskusN: pterigoid dari n.mandibulaKelompok m.suprahioid ( m.digastrikus, m.mylohyoid, m.geniohyoid, m.stilohyoid)1.2Mekanisme membuka mulutM.pterygoideus lateralis menarik processus condilaris ke depan menuju eminentia articularis. Pada saat bersamaan serabut posterior M. Temporalis harus relaks dan keadaan ini diikuti dengan relaksasi M. Masseter, serabut anterior M. Temporalis dan M. Pterygoideus Medialis yang berlangsung cepat dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal sehingga proseccus condilaris akan bergerak ke depan sedang angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan terdepresi, keadaan ini dibantu dengan gerak membuka yang kuat oleh M. Digastricus, M. Geniohyoideus, dan M. Mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os. Hyoid.

2.MENUTUP MULUT2.1 Otot-otot yang berperan pada saat menutup mulutM.maseterO: arkus ZigomatikusI : angulus mandibula lateralN: n.maseter dari n.mandibula /n.vM.temporalisO: fosa temporalisI: prossesus koronoid mandibulaN: n.mandibulaM.pterigoideus medialisO: medial pterigoid prossesus piramidal palatinaI:medial angulus mandibulaN: n.pterigoid medialis dari n.mandibula

2.2 Mekanisme menutup mulut Otot-otot penggerak utama dalam proses menutup mulut yaitu M. Masseter, M. Temporalis, M. Pterygoideus Medialis. Rahang dapat menutup pada berbagai posisi. Mulai dari menutup pada posisi protusi penuh sampai menutup pada keadaan Processus Condylaris berada pada posisi paling posterior dalam fossa Mandibula. Pada posisi protusi memerlukan kontraksi M. Pterygoideus Lateralis yang dibantu M. Pterygoideus Medialis. Caput Mandibula akan tetap pada posisi ke depan Eminentia Articularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior M. Temporalis akan bekerjasama dengan M. Masseter untuk mengembalikan Processus Conylaris ke dalam Fossa Mandibula, sehingga gigi geligi dapat saling kontak pada oklusi normal. Pada gerak menutup Cavum Oris, kekuatan yang dikeluarkan otot penguyahan akan diteruskan terutama melalui gigi geligi ke rangka wajah bagian atas M. Pterygoideus Lateralis dan serabut posterior M. Temporalis cenderung menghilangkan tekanan dari caput mandibula saat otot-otot ini berkontraksi. Keadaan ini berhubungan dengan fakta bahwa sumbu rotasi mandibula akan melintas di sekitar ramus.

3.PERGERAKAN MANDIBULA3.1 Protrusi mandibulaKedua kondilus bergerak ke depan mengikuti lereng eminentia artikularisSliding contact gigi-gigiKontraksi m. pterygoideus lateralis & medialisKontraksi m. masseter & serabut anterior m. temporalisRelaksasi serabut posterior m. temporalis

3.2 Retrusi mandibulaKedua kondilus bergerak ke belakang ke bagian posterior fossa glenoidSliding contact gigi-gigiKontraksi serabut posterior m. temporalisRelaksasi m. pterygoideus

3.3 Pergerakan lateralKondilus pada sisi arah pergerakan tetap terletak pada fossa glenoid oleh karena kontraksi otot-otot pada sisi tersebut-Kondilus berotasi pada sumbu vertikal-Berotasi dan sliding kecil ke arah lateral, depan dan bawah menyusuri eminentia artikularis (movement of Bennett)Pada sisi lain, kondilus tertarik ke depan oleh kontraksi m. ptrygoideus lateralis, sedangkan serabut posterior m. temporalis relax

4.PROSES MENELANProses menelan merupakan suatu proses yang kompleks, yang memerlukan setiap organ yang berperan harus bekerja secara terintegrasi dan berkesinambungan. Dalam proses menelan ini diperlukan kerjasama yang baik dari6 syaraf cranial,4 syaraf servikaldan lebih dari30 pasang otot menelan.Pada proses menelan terjadi pemindahan bolus makanan dari rongga mulut ke dalam lambung. Secara klinis terjadinya gangguan pada deglutasi disebutdisfagiayaitu terjadi kegagalan memindahkan bolus makanan dari rongga mulut sampai ke lambung.NEUROFISIOLOGI MENELANProses menelan dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal dan fase esophageal.FASE ORALPada fase oral ini akan terjadi proses pembentukan bolus makanan yang dilaksanakan oleh gigi geligi, lidah, palatum mole, otot-otot pipi dan saliva untuk menggiling dan membentuk bolus dengan konsistensi dan ukuran yang siap untuk ditelan. Proses ini berlangsung secara di sadari.Peranan saraf kranial pada pembentukan bolus fase oral.ORGANAFFEREN (sensorik)EFFEREN (motorik)

Mandibula

Bibir

Mulut & pipi

Lidahn. V.2 (maksilaris)

n. V.2 (maksilaris)

n.V.2 (maksilaris)

n.V.3 (lingualis)N.V : m. Temporalis, m. maseter, m. pterigoid

n. VII : m.orbikularis oris, m. zigomatikum, m.levator labius oris, m.depresor labius oris, m. levator anguli oris, m. depressor anguli oris

n.VII: m. mentalis, m. risorius, m.businator

n.XII : m. hioglosus, m. mioglosus

Pada fase oral ini perpindahan bolus dari ronggal mulut ke faring segera terjadi, setelah otot-otot bibir dan pipi berkontraksi meletekkan bolus diatas lidah. Otot intrinsik lidah berkontraksi menyebabkan lidah terangkat mulai dari bagian anterior ke posterior. Bagian anterior lidah menekan palatum durum sehingga bolus terdorong ke faring.Bolus menyentuh bagian arkus faring anterior, uvula dan dinding posterior faring sehingga menimbulkanrefleks faring. Arkus faring terangkat ke atas akibat kontraksi m. palato faringeus (n. IX, n.X dan n.XII)Peranan saraf kranial fase oralORGANAFFEREN (sensorik)EFFEREN (motorik)

Bibir

Mulut & pipi

LidahUvulan. V.2 (mandibularis), n.V.3 (lingualis)n. V.2 (mandibularis)

n.V.3 (lingualis)n.V.2 (mandibularis)n. VII : m.orbikularis oris, m.levator labius oris, m. depressor labius, m.mentalisn.VII: m.zigomatikus,levator anguli oris, m.depressor anguli oris, m.risorius. m.businatorn.IX,X,XI : m.palatoglosusn.IX,X,XI : m.uvulae,m.palatofaring

Jadi pada fase oral ini secara garis besar bekerja saraf karanial n.V2 dan nV.3 sebagai serabut afferen (sensorik) dan n.V, nVII, n.IX, n.X, n.XI, n.XII sebagai serabut efferen (motorik).

FASE FARINGEALFase ini dimulai ketika bolus makanan menyentuh arkus faring anterior (arkus palatoglosus) danrefleks menelansegera timbul. Pada fase faringeal ini terjadi :1. m. Tensor veli palatini (n.V) dan m. Levator veli palatini (n.IX, n.X dan n.XI) berkontraksi menyebabkan palatum mole terangkat, kemudianuvula tertarik keatasdan ke posterior sehingga menutup daerah nasofaring.2. m.genioglosus (n.XII, servikal 1), m ariepiglotika (n.IX,nX) m.krikoaritenoid lateralis (n.IX,n.X) berkontraksi menyebabkanaduksi pita suarasehingga laring tertutup.3. Laring dan tulang hioid terangkat keatas ke arah dasar lidah karena kontraksi m.stilohioid, (n.VII), m. Geniohioid, m.tirohioid (n.XII dan n.servikal I).4. Kontraksi m.konstriktor faring superior (n.IX, n.X, n.XI), m. Konstriktor faring inermedius (n.IX, n.X, n.XI) dan m.konstriktor faring inferior (n.X, n.XI) menyebabkanfaring tertekan kebawahyang diikuti oleh relaksasi m. Kriko faring (n.X)5. Pergerakan laring ke atas dan ke depan, relaksasi dari introitus esofagus dan dorongan otot-otot faring ke inferior menyebabkanbolus makanan turunke bawah dan masuk ke dalam servikal esofagus. Proses ini hanya berlangsung sekitar satu detik untuk menelan cairan dan lebih lama bila menelan makanan padat.Peranan saraf kranial pada fase faringealOrganAfferenEfferen

Lidah

Palatum

Hyoid

Nasofaring

Faring

Laring

Esofagusn.V.3

n.V.2, n.V.3

n.Laringeus superior cab internus (n.X)

n.X

n.X

n.rekuren (n.X)

n.Xn.V :m.milohyoid, m.digastrikusn.VII : m.stilohyoidn.XII,nC1 :m.geniohyoid, m.tirohyoidn.XII :m.stiloglosus

n.IX, n.X, n.XI :m.levator veli palatinin.V :m.tensor veli palatini

n.V : m.milohyoid, m. Digastrikusn.VII : m. Stilohioidn.XII, n.C.1 :m.geniohioid, m.tirohioid

n.IX, n.X, n.XI : n.salfingofaringeus

n.IX, n.X, n.XI : m. Palatofaring, m.konstriktor faring sup, m.konstriktor ffaring med.n.X,n.XI : m.konstriktor faring inf.

n.IX :m.stilofaring

n.X : m.krikofaring

Pada fase faringeal ini saraf yang bekerja saraf karanial n.V.2, n.V.3 dan n.X sebagai serabut afferen dan n.V, n.VII, n.IX, n.X, n.XI dan n.XII sebagai serabut efferen.Bolus dengan viskositas yang tinggi akan memperlambat fase faringeal, meningkatkan waktu gelombang peristaltik dan memperpanjang waktu pembukaan sfingter esofagus bagian atas. Bertambahnya volume bolus menyebabkan lebih cepatnya waktu pergerakan pangkal lidah, pergerakan palatum mole dan pergerakan laring serta pembukaan sfingter esofagus bagian atas. WaktuPharyngeal transitjuga bertambah sesuai dengan umur.Kecepatan gelombang peristaltik faring rata-rata 12 cm/detik. Mc.Connel dalam penelitiannya melihat adanya 2 sistem pompa yang bekerja yaitu :1. Oropharyngeal propulsion pomp (OOP) adalah tekanan yang ditimbulkan tenaga lidah 2/3 depan yang mendorong bolus ke orofaring yang disertai tenaga kontraksi dari m.konstriktor faring.2. Hypopharyngeal suction pomp (HSP) adalah merupakan tekanan negatif akibat terangkatnya laring ke atas menjauhi dinding posterior faring, sehingga bolus terisap ke arah sfingter esofagus bagian atas. Sfingter esofagus bagian atas dibentuk oleh m.konstriktor faring inferior, m.krikofaring dan serabut otot longitudinal esofagus bagian superior.

FASE ESOFAGEALPada fase esofageal proses menelan berlangsung tanpa disadari. Bolus makanan turun lebih lambat dari fase faringeal yaitu 3-4 cm/ detik.Fase ini terdiri dari beberapa tahapan :1.dimulai dengan terjadinya relaksasi m.kriko faring.Gelombang peristaltik primerterjadi akibat kontraksi otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus bagian proksimal. Gelombang peristaltik pertama ini akan diikuti olehgelombang peristaltik keduayang merupakan respons akibat regangan dinding esofagus.2.Gerakanperistaltik tengah esofagusdipengaruhi oleh serabut saraf pleksus mienterikus yang terletak diantara otot longitudinal dan otot sirkuler dinding esofagus dan gelombang ini bergerak seterusnya secara teratur menuju ke distal esofagus.Cairan biasanya turun akibat gaya berat dan makanan padat turun karena gerak peristaltik dan berlangsung selama 8-20 detik.Esophagal transit timebertambah pada lansia akibat dari berkurangnya tonus otot-otot rongga mulut untuk merangsang gelombang peristaltik primer.

PERANAN SISTEM SARAF DALAM PROSES MENELANProses menelan diatur oleh sistem saraf yang dibagi dalam 3 tahap :1. Tahap afferen/sensoris dimana begitu ada makanan masuk ke dalam orofaring langsung akan berespons dan menyampaikan perintah.2. Perintah diterima oleh pusat penelanan di Medula oblongata/batang otak (kedua sisi) pada trunkus solitarius di bag. Dorsal (berfungsi utuk mengatur fungsi motorik proses menelan) dan nukleus ambigius yg berfungsi mengatur distribusi impuls motorik ke motor neuron otot yg berhubungan dgn proses menelan.3. Tahap efferen/motorik yang menjalankan perintah

VASKULARISASI DAN INERVASI

1.Otot masticatorii1.1VaskularisasiArteri utama: arteri temporalis superfisialis dan arteri maksilarisArteri maksilarisArteri ini mempunyai distribusi yang luas pada region wajah dan keluar sebagaisalah sebuah cabang terminal a.carotis externadalam substansi glandula parotydea. Dari origo ini, arteri menembus selubung fascia dari kompartemen parotidea,berjalan ke depan jauh ke dalam collum mandibulaedanberhubungan dengan tepi bawah m.pterygoideus lateralis. Arteri kemudian berjalan balikke dalam maupun ke permukaan supericialis caput inferior m. pterygoideus lateralis. Bila arteri masuk jauh ke dalam otot, arteri akan muncul kembali di antara kedua caput di dekat daerah origonya. Arteri berlanjut pada permukaan lateral (luar) lamina lateralis proc.pterygoidei,masuk ke fossa pterygopalatina dan mengeluarkan cabang terminalnya.Arteri alveolaris inferiorVena temporalis superfisialisPlexus maxillaryPlexus pterygoideus

1.2InervasiNervus auriculotemporalisSaraf ini mengeluarkan cabang:a.Nn. Auriculares merupakan nervus sensorius pada meatus acusticus externus dan permukaan lateral membrane tympanib.Cabang articularis mensuplai bagian belakang articulatio temporomandibularisc.Serabut secretory dari ganglion oticum berjalan ke nervus facialis yang menyebarkan serabut sensorius ke glandula parotidead.Rami temporales terus berjalan ke superior dahi untuk mensuplai kulit dan permukaan lateral kulit kepalae.Ganglion oticum adalah darah tonjolan kecil berdiameter 3mm. melekat pada permukaan medial corpus n. mandibularis ketika berjalan melalui foramen ovaleNervus masseterSaraf ini umumnya merupakan saraf pertama yang keluar dari bagain anterior, dan berjalan antara atap dan caput superior m. pterygoideus lateralis. Kemudian berjalan melalui incisura mandibulae, masuk ke caput profundus m. masseter.Nervus temporalisDua atau tiga cabang anterior, medial dan posterior berjalan antara caput superior m. pterygoideus lateralis dan atap fossa infratemporalis. Cabang berjalan ke atas di bawah m.temporalis, memasukinya dan mensuplainya.

M. MasseterCabang M.masseter dari saraf kranialis kelima (N.mandibularis) memasok persarafan. Pasokan arteri berasal dari cabang-cabang arteri masseterika.M. Pterygoideus MedialisM. pterigoideus medialis dipersarafi oleh cabang pterigoideus medialis divisi mandibularis dari saraf kranialis kelima. Pasokan darahnya berasal dari cabang-cabang m.pterigoidea medialis dari arteri maksillaris.M. TemporalisCabang M. temporalis dari divisi mandibularis saraf kranialis kelima memberikan persarafan pada otot temporalis. Pasokan darahnya berasal dari cabang-cabang temporalis arteri aurikulo-temporalis.M. Pterigoideus LateralisPasokan darah untuk m.pterigoideus lateralis berasal dari arteri maksilaris yang berhubungan erat dan pleksus venosus yang ada hubungan dengannya. Otot ini dipersarafi oleh cabang-cabang m. pterigoideus lateralis dari divisi mandibularis saraf kranialis kelima.2.Gigi-geligiSuplai arterial tulang rahang dan gigi datang dari maxillary arteri internal, yang merupakan sebuah cabang dari arteri carotid eksternal. Cabang-cabang dari maxillary arteri internal yang memberikan makan pada gigi secara langsung adalah :1)Inferior alveolar arteryInferior alveolar arteri bercabang dari maxillary arteri internal medial menuju ramus dari mandibula. Inverior alveolar arteri tersebut memberi cabang mylohyoid. Setelah pemberian cabang mylohyoid, kemudian masuk menuju foramen mandibular dan terus menurun dan berlanjut melalui mandibular canal, memberikan cabang pada gigi premolar dan molar. Di daerah sekitar foramen mentale kemudian terbagi dalam sebuah cabang mental dan cabang incisive. Cabang mental bersambung pada mental foramen untuk mensuplai jaringan dagu, Cabang incisive berlanjut menuju bagian tulang untuk mensuplai gigi anterior dan tulang. Cabang lain memasuki interdental septa yang mensuplai tulang dan membrane periodontal yang bersebelahan serta berakhir dalam gingivae.2)Superior alveolar arteri.Cabang posterior superior alveolar arterydari internal maxillary pada posterior maxillary tuberosity seiring dengan alveolar nerves dan mensuplai gigi maxillary, tulang alveolar dan membrane sinus. Cabang dari ukuran yang berubah-ubah akan berjalan menuru periosteum pada sendi alveolar process dan badan maxillary mensuplai gingival, alveolar mucosa dan pipi. Manakala cabang tersebut besar maka mungkin menggantikan bagian buccal arteri.Suplai SarafSensor syaraf memberikan suplai pada rahang dan gigi yang diturunkan dari cabangmandibular dan maxillarydaricranial kelima,atautrigeminal,syaraf.a)Syaraf maxillary,melintas menuju dinding cavernous sinus dan meninggalkan tengkorak melalui foramen rotundum. Syaraf maxillary juga memiliki sebuah cabang posterior superior alveolar dari porsi pterygopalatinenya. Syaraf ini terbagi, memasuki foramina pada permukaan posterior dari maxilla dan membentuk sebuah plexus, terdistribusi menuju gigi molar dan jaringan penyangga.b)Syaraf mandibularmeninggalkan tengkorak melalui foramen ovale dan memecahkan beberapa cabang-cabangnya. Cabang-cabang pendek paling bawah adalah syarafinferior alveolar,yang pertama kali bergerak secara langsung turun melintasi permukaan medial dari pterygoid external. Syaraf inferior alveolar berlanjut menuju mandibular canal di bawah akar gigi molar dan menuju tingkat foramen mental. Selama bagian ini berada pada lintasannya, meninggalkan cabang-cabang menuju gigi molar dan premolar dan tulang penyangganya serta pembuluh halus. Syaraf menuju gigi tidak muncul sebagai cabang-cabang tunggal namun sebagai dua atau tiga cabang lebih besar yang membentuk sebuah plexus dari cabanginferior dentalmemasuki akar gigi tunggal dan cabang-cabanginterdentalmensuplai tulang alveolar, membrane periodontal dan gingivae. Pada foramen mental, syaraf akan terbagi, dan sejumlah kecil cabang incisive berlanjut guna mensuplai gigi anterior dan tulang serta cabang mental yang lebih besar yang muncul melalui foramen guna mensuplai kulit pada bagian bawah bibir dan dagu.

3.LidahMerupakan kantung mucosa yang berisi otot, memiliki dasar atau radix yang cekat dan corpus yang bergerak serta ujung yang dapat memiliki bentuk dan posisi bermacam-macam. Pada keadaan istirahat, menempati sebagian besar cavum oris. Lidah atau lingua merupakan organ penting yang memiliki berbagai fungsi yaitu: bicara, manipulasi dan posisi makanan (antagonis dari m. Orbicularis oris dan bucinator), rasa, menelan, membersihkan cavum oris (setelah makan, lingua bergerak dari cervix ke cervix, mencari dan membersihkan sisa-sisa makanan dalam cavum oris).

4.Mukosa rongga mulutPertumbuhan dan Perkembangan Mukosa OralPertumbuhan dan perkembangan mukosa oral berlangsung berkesinambungan. Pertmubuhan merupakan hasil proses biologis berubah menjadi lebih besar. Perkembangan merupakan sel tunggal sampai dengan unit multifungsional yang diakhiri dengan kematian. Perkembangan jaringan lunak rongga mulut dimulai pada minggu ke 4 sampai minggu ke 9.Fungsi Mukosa Oral:a)Membasahi permukaan Rongga Mulutb)Membantu proses pengunyahan dan penelananc)Fungsi digestif (kelenjar saliva) terdapat amilase yang menghidrolisa makanan jadi maltosad)Informasi rasa (taste bud)e)Respon terhadap suhu, sakit, raba (reseptor)f)Melindungi jaringan yang lebih dalamPembagian Mukosa Orala.Masticatory MucosaGingiva, mengelilingi gigi, menerima tekanan dalam proses pengunyahan, dibatasi mucogingival junction (memisahkan gingiva dengan mukosa alveolar), berwarna coral pink disertai keabu-abuan.Palatum Keras (Palatum Durum), melekat erat dengan periosteal dan tidak dapat bergerak, berwarna pink seperti gingiva, bagian-bagian palatum keras: Daerah Gingiva berbatasan dengan gigi, Raphe Palatina garis tengah palatum dari papila insisiv sampai posterior, Daerah anterolateral antara raphe palatina dan gingiva (berisi jaringan lemak), Daerah Posterolateral antara raphe palatina dan gingiva (berisi gland mukosa minor).b.Lining MukosaBibir dan Pipi (Mukosa Bukal), Epitel startified dan skuamos tidak berkeratin, Kerutan kecil selama kontraksi otot (melindungi dari tekanan pengunyahan), Glandula campuran pada bibir antara berkas otot bucinator pada daerah pipi dan daerah tengah horizontal pada pipi.Vestibulum dan Mukosa Alveolar, bersatunya mukosa bibir dan pipi untuk menutupi rahang, mukosa pipi melekat pada otot bucinator, mukosa bibir pada otot orbicularis oris, mukosa tidak melekat dengan struktur dibawahnya ( memungkinkan pergerakan bibir dan pipi), Gingiva dan mukosa alveolar dipisahkan oleh mucogingival Junction.Mukosa Dasar Mulut, membran mukosa dasar mulut tipis dan tidak melekat dengan struktur dibawahnya (bergerak bebas), Mukosa sublingual bergabung dengan gingiva Lingual (mukogingival), Batas dalam sulkus sublingual berbentuk tapal kuda (mukosa sublingual bergabung dengan permukaan paling bawah lidah sebagai mukosa ventral lidah).Palatum Lunak (Palatum Mole), Vaskularisasi, dan warna kemerah-merahan (palatum keras Pucat), Papila sedikit dan pendek, Pertemuan antara palatum lunak dan palatum keras hampir tak terlihat, Submukosa palatum lunak berisi banyak glandula saliva minor.c.Specialized Mucosa1)Mukosa Lidah, Mukosa pengunyahan dengan struktur khusus, papila lidah pada 2/3 permukaan dorsal anterior.Papila Filiformis, paling banyak dan tersebar, berbentuk kerucut dan runcingPapila Fungiformis, Seperti jamur, jumlah 150-400, tersebar di ujung dan tepi lateral lidah, lamina propia papila primer, papila sekunder terdapat pada taste bud di permukaan.Papila Sirkumvalata, Jumlah 7-12, sepanjang sulkus terminalis, terbenam dan dikelilingi parit, terdapat taste bud, dasar parit terdapat kelenjar Von Ebner (serus) untuk membersihkan debris.Papila Foliata, berupa lembaran menonjol, daerah dorsol lateral, terdapat taste bud di dinding papila.2)Taste Bud (kuncup pengecap), mempunyai taste pore, terdapat dua tipe sel yaitu sel pengecap (terlihat terang) dan sel penyangga (gelap), sensasi rasa manis (ujung), asam (lateral), asin (tersebar/ujung), pahit (belakang).

DAFTAR PUSTAKALiebgott, Bernard, D.D.S,M.Sc. D, Ph. D. 1994.Dasar-Dasar Anatomi Kedokteran Gigi. Jakarta: EGCMcDevitt, W. E. 2001.Anatomi Fungsional Dari Sistem Pengunyahan. Jakarta: EGC

Mekanisme MastikasiPergerakan yg terkontrol dari mandibula dipergunakan dalam mengigit, mengunyah, dan menelan makanan dan cairan, serta dalam berbicara. Aktivitas yang terintegrasi dari otot rahang dalam merespon aktivitas dari neuron eferen pada saraf motorik di pergerakan mandibular yang mengontrol hubungan antara gigi rahang atas dan bawah. Pergerakan rahang adalah suatu pergerakan yang terintegrasi dari lidah dan otot lain yang mengontrol area perioral, faring, dan laring.Pergerakan otot rahang, terhubung pada midline. Pengontrolan otot rahang bukan secara resiprokal seperti pergerakan limb, tapi terorganisir secara bilateral. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembukaan dan penutupan rahang selama penguyahan yang secara relatif merupakan pergerakan sederhana dengan pengaturan pada limb sebagai penggerak. Bagaimanapun, pergerakan dalam mastikasi adalah suatu yang kompleks dan tidak hanya berupa mekanisme pergerakan menggerinda simple yang mana merupakan pengurangan ukuran makanan. Selama mastikasi, makanan dikurangi ukurannya dan dicampur dengan saliva sebagai tahap awal dari proses digesti.

I.1 Pergerakan PengunyahanPemahaman mengenai pola pergerakan rahang telah menjadi topic yang menarik dalam hal klinis di kedokteran gigi, terutama dalam bidang orthodonti dan prostodonti. Salah satu tujuan memugar bentuk oklusal adalah untuk memastikan kontak gigi terintegrasi dengan pola pergerakan rahang. Oleh karena itu, beberapa penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan bagian mandibula selama pengunyahan dan untuk mengidentifikasikan posisi mandibula setelahnya. Dokter gigi mencari posisi stabil mandibula untuk menfasilitasi penelitian tentang rahang pada alat yang bernama simulator atau artikulator.Seluruh otot rahang bekerja bersamaan menutup mulut dengan kekuatan di gigi incidor sebesar 55 pounds dan gigi molar sebesar 200 pounds. Gigi dirancang untuk mengunyah, gigi anterior (incisors) berperan untuk memotong dan gigi posterior ( molar) berperan untuk menggiling makanan.Sebagian besar otot mastikasi diinervasi oleh cabang nerevus cranial ke lima dan proses pengunyahan dikontrol saraf di batang otak. Stimulasi dari area spesifik retikular di batang otak pusat rasa akan menyebabkan pergerakan pengunyahan secara ritmik, juga stimulasi area di hipotalamus, amyglada dan di korteks cerebral dekat dengan area dengan area sensori untuk pengecapan dan penciuman dapat menyebabkan pengunyahan.Kebanyakan proses mengunyah dikarenakan oleh refleks mengunyah, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :kehadiran bolus dari makanan di mulut pertama kali menginsiasi refleks penghambat dari otot mastikasi yang membuat rahang bawah turun.penurunan rahang ini selanjutnya menginisiasi reflaks melonggarkan otot rahang memimpin untuk mengembalikan kontraksi.secara otomatis mengangkat rahang untuk menutup gigi, tetapi juga menekan bolus lagi, melawan lining mulut, yang menghambat otot rahang sekali lagi, membuat rahang turun dan mengganjal (rebound) di lain waktu. Hal ini berulang terus menerus.pengunyahan merupakan hal yang penting untuk mencerna semua makanan, khususnya untuk kebanyakan buah dan sayuran berserat karena mereka memiliki membrane selulosa yang tidak tercerna di sekeliling porsi nutrisi mereka yang harus dihancurkan sebelum makanan dapat dicerna.

Pengunyahan juga membantu proses pencernaan makanan dengan alasan sebagai berikut:- enzim pencernaan bekerja hanya di permukaan partikel makanan, sehingga tingkat pencernaan bergantung pada area permukaan keseluruhan yang dibongkar oleh sekresi pencernaan.- Penghalusan makanan dalam konsistensi yang baik mencegah penolakan dari gastrointestinal tract dan meningkatkan kemudahan untuk mengosongkan makanan dari lambung ke usus kecil, kemudian berturut-turut ke dalam semua segmen usus.

I.1.1 PergerakanSelama pengunyahan rahang akan bergerak berirama, membuka dan menutup. Tingkat dan pola pergerakan rahang dan aktivitas otot rahang telah diteliti pada hewan dan juga manusia. Pola pergerakan rahang pada beberapa hewan berbeda tergantung jenisnya. Pengulangan pergerakan pengunyahan berisikan jumlah kunyahan dan penelanan. Selama mastikasi karakteristik pengunyahan seseorang sangat bergantung pada tingkatan penghancuran makanan. Urutan kunyah dapat dibagi menjadi tiga periode. Pada tahap awal, makanan ditransportasikan ke bagian posterior gigi dimana ini merupakan penghancuran dalam periode reduksi. Selanjutnya bolus akan dibentuk selama final periode yaitu sebelum penelanan. Pergerakan rahang pada ketiga periode ini dapat berbeda tergantung pada bentuk makanan dan spesiesnya. Selama periode reduksi terdapat fase opening, fast-opening dan slow-opening. Pada periode sebelum penelanan terdapat tiga fase selama rahang membuka dan dua fase selama rahang menutup.Selama penelanan lidah memainkan peran yang penting di dalam mengontrol pergerakan makanan dan pembentukan menjadi bolus. Untuk makanan yang dihancurkan, diposisikan oleh lidah pada konjugasi dengan otot buccinators pada pipi diantara oklusal permukaan gigi. Makanan yang padat dan cair ditransportasikan di dalam rongga mulut oleh lidah. Selama fase slow-opening pada pengunyahan, lidah bergerak ke depan dan memperluas permukaan makanan. Tulang hyoid dan badan lidah kembali tertarik selama fase fast-opening dan fase-closing, membuat gelombang yang dapat memindahkan makanan ke bagian posterior pada rongga mulut. Ketika makanan sudah mencapai bagian posterior rongga mulut, akan berpindah ke belakang di bawah soft palate oleh aksi menekan dari lidah. Lidah amat penting dalam pengumpulan dan penyortiran makanan yang bias ditelan, sementara mengembalikan lagi makanan yang masih dalam potongan besar ke bagian oklusal untuk pereduksian lebih lanjut. Sedikit yang mengetahui mengenai mekanisme mendasar mengenai pengontrolan lidah selama terjadinya aktivitas ini.

I.1.2 Aktivitas OtotKontraksi otot yang mengontrol rahang selama proses mastikasi terdiri dari aktivitas pola asynchronous dengan variabilitas yang luas pada waktu permulaan, waktu puncak, tingkat dimana mencapai puncak, dan tingkat penurunan aktivitas. Pola aktivitas ditentukan oleh factor-faktor seperti spesies, tipe makanan, tingkat penghancuran makanan, dan faktor individu. Otot penutupan biasanya tidak aktif selama rahang terbuka, ketika otot pembuka rahang sangat aktif. Aktivitas pada penutupan rahang dimulai pada awal rahang menutup. Aktivitas dari otot penutup rahang meningkat secara lambat seiring dengan bertemunya makanan di antara gigi. Otot penutupan pada sebelah sisi dimana makanan akan dihancurkan, lebih aktif daripada otot penutupan rahang kontralateral.