ANDAL Kebun Sawit-Bab2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rencana Usaha dan atau Kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit

Citation preview

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 1

    RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    2.1 IDENTITAS PEMRAKARSA DAN PENYUSUN AMDAL

    Identitas Pemrakarsa dan Penyusun Dokumen ANDAL Rencana Kegiatan

    Pembangunan Perkebunan dan Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit seluas 24.000 Ha

    kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR sebagai berikut:

    A. Identitas Pemrakarsa

    1. Nama Perusahaan : PT. KARUNIA ALAM MAKMUR 2. Alamat Kantor : Mayapada Tower Lt. 11, Jl. Jend. Sudirman Kav. 28,

    Jakarta Selatan 12920. 3. Jenis Kegiatan : Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit.

    4. Lokasi Kegiatan : 121o4012.8 s/d 121o5542.9 Bujur Timur, dan 01o2555.8 s/d 01o3755.6 Lintang Selatan. Di Wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara, Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah.

    5. Luas Areal Perkebunan : 24.000 Ha. (SK. Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011, tanggal 19 Juli 2011, tentang Persetujuan Izin Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit seluas 24.000 Ha kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR)

    6. Direktur Utama : AGUSTINUS T. SENAK (Direktur PT. KARUNIA ALAM MAKMUR).

    B. Identitas Penyusun Studi AMDAL

    Pelaksanaan studi ANDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik

    Pengolahan Kelapa Sawit sesuai Pemberian Izin Lokasi Perkebunan seluas 24.000 Ha

    kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (SK Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-

    DKP/G.3/VII/2011, tertanggal 19 Juli 2011) di Kecamatan Mamosalato dan Bungku

    Utara Kabupaten Morowali, disusun oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) selaku Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Pabrik

    Pengolahan Kelapa Sawit. Dalam rangka penyusunan Dokumen ANDAL ini telah

    dibentuk Tim Penyusun AMDAL yang berpengalaman dan memenuhi kualifikasi dan

    memiliki kompetensi sebagai tenaga ahli penyusunan AMDAL sesuai pedoman dan

    ketentuan yang berlaku, seperti tersaji pada Tabel 2-1.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 2

    Tabel 2-1. Tim Penyusun Studi ANDAL Rencana Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kab. Morowali.

    A. PEMRAKARSA&PENANGGUNGJAWABKEGIATANPEMBANGUNANPERKEBUNAN&PABRIKKELAPASAWITSELUAS24.000HaDIKEC.MAMOSALATO&BUNGKUUTARA

    NamaPerusahaan/Pemrakarsa

    PT.KARUNIAALAMMAKMUR(PT.KAM)

    AlamatKantor MayapadaTowerLt.11,Jl.Jend.SudirmanKav.28,JakartaSelatan12920.Email:[email protected]

    Direktur/PenanggungJawab

    DirekturPT.KARUNIAALAMMAKMUR(PT.KAM)

    NamaDirektur/PenanggungJawab

    AGUSTINUS T. SENAK

    B. TIMPENYUSUNANDAL

    JABATANDALAMTIM NAMA BIDANGKEAHLIAN

    1. KetuaTim PipietHariyadi,S.Si. AhliKimiaLingkungan(BersertifikatKompetensiKTPAdariIntakindo/KLH)

    2. WakilKetuaTim Ir.Abd.Wahid,M.Si AhliAMDAL&Biodiversity(BersertifikatAMDALAPlusdanERA)

    3. AnggotaTim YudhaAkhmadPermana,S.Pi

    AhliBiologi(BersertifikatKompetensiATPAdariIntakindo/KLH)

    4. AnggotaTim Ir.H.HusainUmar,M.P AhliKehutanan&KonservasiSDA(BersertifikatAMDALA,B&C)

    5. AnggotaTim Isrun,SP.M.P AhliFisikKimiaTanah

    6. AnggotaTim Moh.Fahmi,SP. AhliPertanian(ProteksiTanaman)7. AnggotaTim RusdaniSosiawan,S.Pi AhliSosekbud(Bersertifikat

    KompetensiATPAdariIntakindo/KLH)

    8. AnggotaTim SardianaJunus,SKM AhliKesehatanMasyarakat9. AnggotaTim Sofyan,S.Si Pemetaan(GIS)

    2.2 URAIAN RENCANA USAHA dan/atau KEGIATAN

    Rencana usaha Pembangunan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM), di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara Kabupaten

    Morowali Provinsi Sulawesi Tengah adalah membangun areal perkebunan/pertanian Kelapa

    Sawit dan industri pengolahannya, baik untuk olahan setengah jadi maupun produk/hasil

    olahan yang siap dipasarkan. Berdasarkan rencana perusahaan tersebut, penanggung

    jawab perkebunan/pertanian Kelapa Sawit dan pengolahannya tetap dilaksanakan oleh PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM). Pelaksanaan rencana usaha tersebut melalui tahapan

    pra konstruksi, konstruksi, operasi, dan pasca operasi.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 3

    2.2.1 Status Studi AMDAL

    Sebelum melakukan studi AMDAL Rencana Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit

    dan Unit Pengolahannya di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara, Kabupaten

    Morowali, telah dilakukan sosialisasi, studi kelayakan teknis dan ekonomis oleh PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) terhadap penduduk sekitarnya, dan sebagian

    pencatatan kemitraan sebagai petani plasma. Dengan demikian status studi AMDAL

    ini tidak dilakukan secara terintegrasi dengan studi kelayakan teknis dan ekonomi. Studi

    AMDAL ini dilakukan setelah sejumlah kajian baik teknis maupun ekonomi telah selesai

    dilakukan.

    2.2.2 Kesesuaian Lokasi Rencana Usaha dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali

    Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    (PT. KAM) terletak di beberapa Desa di Kec. Mamosalato (desa lingkar dampak; yaitu

    Desa Lijo, Sea, Winangabino, Tambale) dan di Kec. Bungku Utara (desa lingkar dampak;

    yaitu Desa Salubiro dan Lemo) Kabupaten Morowali, sesuai Surat Keputusan Bupati

    Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011, tanggal 19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin

    Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit seluas 24.000 Ha kepada PT. KARUNIA

    ALAM MAKMUR (PT. KAM). Luas lahan sudah termasuk untuk pembangunan berbagai

    fasilitas pendukungnya.

    Didasarkan pada Peta Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sulawesi

    Tengah Tahun 1999, serta Peta Perkembangan Tata Batas Kawasan Hutan Kabupaten

    Morowali Provinsi Sulawesi Tengah oleh Dirjen Palonologi Kehutanan Balai Pemantapan

    Kawasan Hutan Wilayah XIV Palu Tahun 2010; terdapat sebagian lokasi izin Usaha

    Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR berada pada kawasan hutan yaitu kawasan

    hutan produksi terbatas (HPT). Detil status kawasan dalam lokasi izin Usaha Perkebunan

    PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, disajikan pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Keberadan Lokasi Izin Usaha Perkebunan (IUP) PT. KARUNIA ALAM MAKMUR Berdasarkan Fungsi Kawasan dan Perairan, tahun 1999; & Peta Tata Batas.

    No FUNGSIKAWASAN LUAS(Ha) Persentase(%)

    1. HutanLindung(HL)

    2. HutanProduksiTetap(HP)

    3. HutanProduksiTerbatas(HPT) 8,905.06 37.10

    4. HutanProduksiKonversi(HPK)

    5. ArealPenggunaanLain(APL) 15,094.94 62.90

    6. ArealPantai/PerairanLautTelukTolo

    Jumlah 24,000.00 100.00Sumber : 1)PetaLampiranSKMenteriKehutanandanPerkebunanNo.757/Kptsll/1999 3)PetaPerkembanganTataBatasKawasanHutanKab.MorowaliProv.SulawesiTengahSkala1:250.000

    4)LampiranPetaLokasiIzinUsahaPerkebunan(SKBupatiMorowaliNo.193/SAPRASDKP/G.3/VII/2011)5)HasilPengukuranPlanimetrisTimAMDAL,Tahun2011.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 4

    Sampai saat ini rencana Tata ruang Wilayah Kabupaten Morowali yang terbaru (Revisi)

    masih dalam proses pengesahan/persetujuan. Dari Rencana tata Ruang Wilayah

    Kabupaten Morowali tahun 2010-2030, lokasi rencana kegiatan Perkebunan Kelapa

    Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR keseluruhannya terletak pada kawasan budidaya,

    sehingga tidak terdapat areal dalam lokasi izin Usaha Perkebunan terletak pada

    kawasan lindung (non budidaya), sehingga rencana kegiatan perkebunan kelapa sawit

    telah sesuai dalam peruntukan wilayah berdasarkan rencana tata ruang wilayah

    Kabupaten Morowali (Gambar 2-3).

    Berdasarkan Undang Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dan Peraturan

    Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan (KH produksi

    terbatas) untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan termasuk

    kegiatan Perkebunan Kelapa Sawit dengan metode budidaya perkebunan yang

    disyaratkan, serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.18/Menhut-II/2011 tentang

    Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan, kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit pada

    kawasan hutan diperbolehkan dengan melalui Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan

    Hutan dari Menteri Kehutanan.

    Pada saat Dokumen AMDAL ini disusun, PT. KARUNIA ALAM MAKMUR tengah mengurus

    Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari Menteri Kehutanan. Penyusunan

    Dokumen AMDAL PT. KARUNIA ALAM MAKMUR merupakan salah satu prasyarat yang

    harus dipenuhi untuk mendapatkan Persetujuan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari

    Menteri Kehutanan untuk areal seluas 8,905.06 Ha (37,10%), yang merupakan areal

    kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT).

    Tabel 2-3. Rencana Penataan Areal Izin Usaha Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    NO FUNGSIKAWASANLUAS

    KETERANGAN(Ha) (%)

    1. HutanLindung DikeluarkandariarealIUP(Enclave)

    2. ArealKerjaPerkebunan(IUP) 24,000,00 100,00

    a.ArealPenggunaanLain(APL) 15,094.94 62.90 DikelolapadatahunkeIs/dVIkegiatan

    b.HutanProduksiKonversi(HPK) 8,905.06 37.10DikelolasetelahadaSKPinjamPakaiKawasan,atauPengesahanRTRWPTahun20102030.

    c.HutanProduksiTetap(HP) DikelolasetelahadaSKPinjamPakaiKawasan d.PerairanLautTelukTolo Dikelolauntukfasilitaspenunjangdll

    Jumlah 24.000,00 100,00 Sumber : 1)PetaLampiranSKMenteriKehutanandanPerkebunanNo.757/Kptsll/1999

    3)PetaPerkembanganTataBatasKawasanHutanKab.MorowaliProv.SulawesiTengahSkala1:250.0004)LampiranPetaLokasiIzinUsahaPerkebunan(SKBupatiMorowaliNo.193/SAPRASDKP/G.3/VII/2011)5)HasilPengukuranPlanimetrisTimAMDAL,Tahun2011.

    Dalam perencanaan dan penataan areal kerja IUP PT. KARUNIA ALAM MAKMUR,

    Manajemen PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan mengeluarkan areal IUP Perkebunan

    yang termasuk dalam kawasan Hutan Lindung (bila ada), yang berdasarkan hasil

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 5

    pengukuran Planimetris Tim AMDAL menunjukan bahwa areal kerja Izin Lokasi Usaha

    Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR tidak berada dalam kawasan hutan lindung

    (HL), sehingga luas areal kerja Perkebunan yang akan dikelola oleh Manajemen PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR luasannya tetap yaitu 24.000 Ha. Rencana penataan areal

    kerja Izin Lokasi Perkebunan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR selengkapnya dapat disimak

    pada sajian Tabel 2-3.

    2.2.3 Batas Lahan Yang Digunakan Untuk Rencana Kegiatan.

    Berdasarkan peta kawasan hutan dan survey lapangan, diketahui bahwa wilayah yang

    direncanakan masih didominasi oleh tutupan vegetasi hutan sekunder berupa

    pepohonan, semak belukar, lahan terbuka, dan lahan pertanian, sedangkan

    pemukiman penduduk letaknya cukup berdekatan dengan kawasan APL. Dari

    gambaran penggunaan dan tutupan lahan seperti ini, maka dapat diketahui cukup

    banyak lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya kelapa sawit dalam areal

    yang direncanakan. Pemukiman masih terkonsentrasi di sepanjang jalan utama. Selain

    pemukiman penduduk dalam bentuk kampung atau dusun, di sekitar lokasi juga

    terdapat pemukiman transmigrasi.

    Sehubungan dengan pemanfaatan ruang wilayah atau kawasan, UU No 26 tahun 2007

    tentang penataan ruang mengarahkan agar setiap wilayah atau kawasan memiliki pola

    ruang yang baku dan menjadi acuan bagi Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam

    membangun wilayahnya. Dalam pembagian pola ruang, maka dikenal klasifikasi fungsi

    kawasan sebagai berikut (i) Kawasan Lindung (non Budidaya); dan (ii) Kawasan

    Budidaya. Kawasan budidaya terbagi ke dalam : (a) kawasan hutan produksi; (b)

    kawasan pertanian; (c) kawasan pertambangan; (d) kawasan perindustrian; (e)

    kawasan pariwisata; dan (f) kawasan pemukiman.

    Bentuk penggunaan lahan di tapak proyek adalah Kawasan Hutan Produksi Terbatas

    (HPT) dan Areal Penggunaan Lain (APL). Dari hasil pengamatan visual di lapangan

    terhadap pola penggunaan lahan kecenderungan terjadi alih fungsi lahan walaupun

    masih dalam luasan terbatas atau intensitasnya kecil.

    Di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan terdapat aktifitas perkebunan

    (diantaranya kelapa sawit dan kakao) dan sebagian pemukiman penduduk sehingga

    berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Morowali, dan ditinjau dari

    kesesuaian lahan terhadap aktivitas perkebunan yang telah berlangsung tersebut,

    maka kegiatan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    (PT. KAM) dipandang sesuai untuk peruntukan pengembangan usaha perkebunan dan

    pertanian.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 6

    Berdasarkan administratif Pemerintahan, Lokasi Rencana Usaha dan/atau kegiatan

    untuk areal rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM

    MAKMUR (PT. KAM) terletak di Kecamatan Mamosalato & Bungku Utara, dengan batas-

    batas administrasi sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP) dan hutan produksi terbatas (HPT), DAS/Sungai Bongka, dan pemukiman masyarakat suku wana.

    Sebelah Selatan : Kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi konversi (HPK), hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT), kawasan areal penggunaan lain (APL), dan beberapa sungai (DAS) diantaranya S. Tirongan, S. Andolia, S. Wine/Momo, Areal Perkebunan Sawit Plasma PT. Kurnia Luwuk Sejati serta permukiman masyarakat.

    Sebelah Timur : Kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT), sebagian kawasan areal penggunaan lain (APL), dan Kecamatan Toili Barat Kab. Banggai.

    Sebelah Barat : Kawasan CA Morowali dan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP), DAS/Sungai Salubiro, dan Wil. Kecamatan Bungku Utara.

    Di sekitar lokasi rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM

    MAKMUR terdapat perkebunan kakao, kelapa dan pemukiman penduduk local (suku

    wana/Taa) dan transmigrasi, kawasan hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP),

    hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi konversi (HPK), serta areal/wilayah Izin

    Usaha Perkebunan Kelapa Sawit PT. Kurnia Luwuk Sejati (PT. KLS), dan beberapa sungai

    (Sungai Bongka, S. Salubiro, S. Andolia, S. Wine/Momo, dan S. Tirongan), serta anak

    sungai yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari berada di

    sekitar areal rencana perkebunan Kelapa Sawit.

    Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    (PT. KAM), sangat memperhatikan kesesuaian lahan untuk kelayakan perkebunan

    Kelapa Sawit, dan faktor pembatasnya. Hal itu demi tujuan kelestarian lingkungan yang

    berkesinambungan. Oleh karena itu, kajian kesesuaian lahan untuk kesesuaian tanaman

    Kelapa Sawit perlu di lakukan dan diprediksi dalam ANDAL.

    2.2.4 Aksesibilitas Menuju Lokasi Kegiatan

    Aksesibilitas yang menghubungkan lokasi rencana kegiatan Perkebunan dan

    Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM) dalam hubungannya

    dengan jarak kesampaian daerah dapat diuraikan sebagai berikut (lihat Peta

    Aksesibilitas Gambar 2.1) :

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 7

    Gambar 2-1. Peta Jalur Akses dari Kota Palu ke Lokasi Proyek (Kec. Mamosalato & Bungku Utara)

    1) Dari Kota Palu (Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah) dapat ditempuh dengan perjalanan

    darat melalui jalan lintas Sulawesi menuju Kota Luwuk sebagai ibukota Kabupaten

    Banggai yang dapat ditempuh sekitar 16-18 jam, dari Kota Luwuk lanjut dengan

    perjalanan darat melewati daerah Toili hingga memasuki wilayah Mamosalato Kab.

    Morowali ditempuh sekitar 6-8 jam.

    2) Dari ibukota Kendari dapat ditempuh dengan perjalanan darat melalui jalan lintas

    Sulawesi menuju kota Kolonedale yang dapat ditempuh sekitar 14-16 jam.

    Selanjutnya menuju ke Bungku Utara melalui laut (pelabuhan Kolonedale) ditempuh

    sekitar 3-4 jam.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 8

    3) Sedangkan dari Sorowako menuju Kota Kolonedale dapat ditempuh dalam waktu 5-

    6 jam melalui jalan lintas Sulawesi. Selanjutnya menuju ke Bungku Utara melalui jalur

    laut (pelabuhan Kolonedale) ditempuh sekitar 3-4 jam.

    4) Untuk memenuhi kebutuhan sumber air kebutuhan karyawan dan proses produksi

    akan diambil dari sumber air terdekat dengan menggunakan pompa penyalur yang

    diperkirakan jaraknya beberapa km dari pusat kegiatan Perkebunan dan

    Pengolahan Kelapa Sawit.

    2.2.5 Tata letak Rencana dan/atau Kegiatan Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

    Rencana Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT.

    KAM) terletak di beberapa Desa di Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten

    Morowali, sesuai Surat Keputusan Bupati Morowali No. 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011,

    tanggal 19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin Lokasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

    seluas 24.000 Ha kepada PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM).

    Lokasi Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM

    MAKMUR secara geografis terletak antara koordinat 121o4012.8 s/d 121o5542.9 BT dan

    01o2555.8 s/d 01o3755.6 LS, sesuai dengan peta Izin Lokasi Usaha Perkebunan Kelapa

    Sawit di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara, Kabupaten Morowali.

    Untuk lebih jelasnya, letak dan luas areal permohonan Perkebunan dan Pengolahan

    Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR disajikan Tabel 2.4, sedangkan Peta

    Lokasi/Situasi disajikan pada Gambar 2.2.

    Tabel 2.4. Letak, Luas & Kondisi Areal Kerja Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR (PT. KAM)

    No Uraian Keterangan

    1. Luas Areal Kebun 24.000 Ha.

    2. Batas Geografis 121o 40 12.8 s/d 121o 55 42.9 BT dan 01o 25 55.8 s/d 01o 37 55.6 LS

    3. Kelompok DAS/Sungai DAS/Sungai Bongka DAS/Sungai Tirongan Sungai Andolia Sungai Wine/Momo.

    4. Batas Areal Kerja :

    Sebelah Utara

    Kawasan HL, HP & HPT, DAS/Sungai Bongka, dan pemukiman komunitas suku wana.

    Sebelah Selatan

    Kawasan HL, HP, HPT, HPK & sebagian APL, beberapa sungai (DAS) diantaranya S. Tirongan, S. Andolia, S. Wine/Momo, Areal Perkebunan Sawit Plasma PT. Kurnia Luwuk Sejati (KLS) serta permukiman masy.

    Sebelah Timur Kawasan HL, HP & HPT, sebagian kawasan areal penggunaan lain (APL), dan wilayah Kec. Toili Barat Kab. Banggai.

    Sebelah Barat Kawasan CA Morowali kawasan HL & HP, DAS/Sungai Salubiro, dan Wil. Kecamatan Bungku Utara.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 9

    No Uraian Keterangan 5. Ketinggian Tempat (dpl):

    100300m 270.05 Ha (1.13%) 300500m 6,940.60 Ha (28.92%) 500700m 11,607.98Ha (48.37%) 700900m 4,324.42 Ha (18.02%) 9001100m 836.69 Ha (3.49%) 11001300m 20.26 Ha (0.08%)

    6. Luas Kelas Lereng : 08% (datar) 2,078.30 Ha (8.66%) 815% (landai) 3,084.48 Ha (12.85%) 15 25%(agakcuram) 6,228.12 Ha (25.95%) 2540%(curam) 6,497.07 Ha (27.07%) >40% (sangatcuram) 6,112.02 Ha (25.47%)

    7. Administrasi Pemerintahan

    - Kec. Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah

    8. Administrasi Pemangkuan Hutan

    - Dinas Kehutanan & Perkebunan Kabupaten Morowali, - Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah

    Sumber: Hasil Analisis Data Tahun 2011 (Profil PT. KARUNIA ALAM MAKMUR)

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 10

    Gambar 2.2. Peta Orientasi Lokasi Izin Usaha Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 11

    Gambar 2.3. Peta Arahan Penggunaan Lahan Wilayah Berdasar RTRW Kab. Morowali

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 12

    Gambar 2.4. Peta Kesesuaian Tanah Wilayah Berdasar RTRW Kab. Morowali

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 13

    1. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Penyebab Dampak

    Aspek yang akan dianalisa dampaknya dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang

    mempunyai kriteria sebagai berikut:

    Kegiatan pokok yang berpotensi menimbulkan dampak penting sesuai dengan issu utama dalam rencana Pembangunan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit;

    Kegiatan yang memiliki resiko yang besar secara umum pada kasus-kasus serupa ditempat lain (analogi) dapat menimbulkan dampak penting.

    Areal permohonan perkebunan kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR seluas 24.000

    Ha dengan rencana alokasi penggunaan lahan untuk tanaman perkebunan kelapa

    sawit sebagai berikut:

    Luas areal total : 24.000 Ha

    Jalan : 800 Ha Base camp + kantor + Barak karyawan : 45 Ha Persemaian : 50 Ha Daerah Buffer Zone dll : 6.000 Ha

    Sisa areal efektif tanaman : 17,105 Ha

    Perkebunan Inti (PT. KAM) 80% : 13.684 Ha Kebun Plasma/Masyarakat 20% : 3.421 Ha

    Proses dan tahapan pelaksanaan kegiatan Pembangunan Perkebunan dan

    Pengolahan Kelapa Sawit oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan dilaksanakan dalam 4

    (empat) tahap kegiatan, yaitu: 1) Tahap Prakonstruksi, 2) Tahap Konstruksi, 3) Tahap

    Operasi, dan 4) Tahap Pasca Operasi.

    Tahap Prakonstruksi. Komponen rencana usaha atau kegiatan yang akan dilakukan

    pada Tahap Prakonstruksi, meliputi: a) Perizinan; b) Sosialisasi Rencana Kegiatan; c)

    Pembebasan Lahan; dan d) Pembentukan Kemitraan.

    Tahap Konstruksi. Komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap

    Konstruksi, meliputi: a) Mobilisasi Tenaga Kerja; b) Mobilisasi Peralatan & Material; c)

    Pembukaan & Pematangan lahan; d) Pembangunan Sarana & Pra Sarana Penunjang;

    Pembangunan Kebun; dan e) Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan IPAL.

    Tahap Operasi. Komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap

    Operasi, meliputi: a) Mobilisasi Tenaga Kerja; b) Pemeliharaan Tanaman; c)

    Operasional Kebun; d) Operasinal Fasilitas Pengolahan Sawit; e) Pengangkutan Hasil

    Produksi; dan f) Replanting Tanaman Tua.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 14

    Tahap Pasca Operasi. Komponen rencana kegiatan yang akan dilakukan pada Tahap

    Pasca Operasi, meliputi: a) Demobilisasi Peralatan Kerja; b) Pembongkaran Fasilitas; c)

    Rasionalisasi Tenaga Kerja; dan d) Rehabilitasi Lahan.

    Sebagaimana tersaji pada Tabel 2.5 di bawah ini bahwa kegiatan produksi atau

    operasional perkebunan sawit oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR akan dilaksanakan

    dalam waktu 25-30 tahun. Penentuan rencana waktu pelaksanaan kegiatan

    perkebunan sawit tersebut didasarkan pada umur produksi dari tanaman kelapa sawit.

    Rencana kegiatan tahap Prakonstruksi; kegiatan pembangunan perkebunan dan

    pengolahan kelapa sawit akan dimulai tahun 2012, yang akan dilanjutkan dengan

    tahap konstruksi pada kuartal kedua tahun 2013, sedangkan tahap operasi produksi

    diharapkan sudah dapat dimulai pada akhir tahun 2018. Keseluruhan rencana usaha

    perkebunan dan pengolahan kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR seperti tertera

    pada Tabel 2.5 berikut:

    Tabel 2.5. Tahapan Kegiatan Usaha Pembangunan Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    NO. URAIANKEGIATANTAHUNKEGIATAN

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 .. 31 32 33I. TAHAPPRAKONSTRUKSI 1) Persiapan,PerizinandanKoordinasi 2) SosialisasidanKonsultasiPublik 3) Pembebasanlahan 4) PembentukanKemitraan II. TAHAPKONSTRUKSI 1) MobilisasiTenagaKerja 2) Mobilisasi&DemobilisasiAlat&Material 3) Pembukaan&PematanganLahan(land

    clearing)

    4) PembangunanSaranaPrasaranaPenunjang 5) PembangunanKebun 6) PembangunanFasilitasPengolahan&IPAL III. TAHAPPRODUKSI

    1) MobilisasiTenagaKerja 2) PemeliharaanTanaman 3) Pemanenan&PengangkutanTBS 4) PengolahanTBSmenjadiCPO 5) PengangkutanHasilProduksi 6) ReplantingTanamanTua 7) PengembanganMasyarakat(ComDev)

    IV. TAHAPPASCAOPERASI 1) RasionalisasiTenagaKerja 2) DemobilisasiPeralatanKerja 3) PembongkaranFasilitas 4) RehabilitasiLahan

    Sumber:DokumenFS.PT.KARUNIAALAMMAKMUR,Tahun2011.

    Rencana Usaha Perkebunan dan Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    terletak di wilayah Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali,

  • Ba

    DOKUM

    da

    po

    da

    ak

    at

    ko

    da

    A. TA

    Ke

    1.

    2.

    ab 2

    MEN ANDAL Perk

    an diperkira

    ositif dan ne

    ampak yan

    ktivitas kegia

    tau penyeb

    omponen be

    an Pasca Op

    AHAP PRA

    egiatan-keg

    Persiapan

    Tahap per

    pada skem

    Perizinan

    Rencana

    MAKMUR

    kebunan & Peng

    kan akan m

    egatif akiba

    g akan terj

    atannya, seh

    ab dampak

    esar yaitu: K

    perasi. Kegia

    KONSTRUK

    iatan pada

    rsiapan keg

    ma Gambar

    G

    Perkebunan

    yang terlet

    olahan Kelapa S

    merubah kon

    at kegiatan

    adi. Oleh k

    hingga dap

    k yang perlu

    Kegiatan tah

    atankegiata

    KSI

    tahapan pr

    giatan melip

    2.5.

    ambar 2.5.

    n Kelapa Sa

    ak di wilay

    REN

    Sawit PT KARUN

    ndisi lingkung

    perusahaan

    karena itu, p

    pat diminima

    u ditelaah d

    hap pra-kon

    an tersebut

    akonstruksi y

    puti bebera

    Tahap Persia

    awit dan Pe

    yah Kecam

    NCANA USA

    NIA ALAMMAKM

    gan secara

    n dan berpe

    perlu diiden

    alisir dampak

    dapat dikelo

    nstruksi, taha

    adalah seba

    yang dilakuk

    pa aspek s

    apan Proyek

    engolahanny

    atan Mamo

    AHA DAN/AT

    MUR

    mendasar

    engaruh terh

    tifikasi lebih

    k yang akan

    ompokkan d

    ap konstruksi

    agai berikut:

    kan meliputi

    sebagaiman

    k

    ya oleh PT.

    osalato dan

    TAU KEGIAT

    berupa dam

    hadap inten

    jauh meng

    n terjadi. Sum

    dalam 4 (em

    , tahap Ope

    :

    :

    na digamba

    KARUNIA A

    n Bungku U

    TAN

    mpak

    nsitas

    genai

    mber

    mpat)

    erasi,

    arkan

    ALAM

    Utara

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 16

    Kabupaten Morowali hingga saat ini telah menyelesaikan beberapa proses perizinan

    dan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait :

    a) Surat Keputusan Bupati Morowali Nomor : 193/SAPRAS-DKP/G.3/VII/2011, tanggal

    19 Juli 2011, tentang Pemberian Izin Lokasi untuk Usaha Perkebunan Kelapa Sawit

    seluas 24.000 Ha.

    b) Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah Kabupaten Morowali

    Nomor : 163.2/PlanHut-DKP/4.1/VI/2011, tanggal 25 Juni 2011 perihal Telaahan

    Teknis atas Permohonan Izin Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM

    MAKMUR di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara.

    3. Sosialisasi Rencana Kegiatan

    Sesuai Keputusan Kepala Bapedal Nomor 08 Tahun 2000 tentang Keterlibatan

    Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam Proses AMDAL, sebelum melakukan

    kegiatan pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM

    MAKMUR diwajibkan melakukan sosialisasi rencana kegiatan kepada masyarakat

    sekitar dan para pihak (Stakeholder) terkait. Sosialisasi rencana kegiatan diperlukan

    untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan para pihak terkait

    mengenai bentuk-bentuk kegiatan penambangan nikel, tujuan dan manfaat

    kegiatan serta prakiraan dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan hidup

    sekitarnya.

    Kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik pelaksanaannya dipusatkan di Balai

    Pertemuan Kantor Camat Mamosalato di Tana Sumpu pada tanggal 29 Oktober 2011.

    Dalam acara tersebut dihadiri oleh Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten

    Morowali, unsur tripika Kecamatan, Kepala Desa beberapa Desa lingkar dampak,

    Badan Perwakilan Desa, LKMD, LSM, beberapa tokoh masyarakat dari beberapa

    desa/dusun yang terkena dampak secara langsung maupun secara tidak langsung

    dari rencana kegiatan penambangan tersebut.

    Berdasarkan pengamatan terhadap saran, pendapat dan tanggapan dari

    masyarakat dan pemerintah serta pihak-pihak yang terkait atas rencana kegiatan

    pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    terdapat beberapa topik yang perlu mendapat perhatian untuk dimuat dalam

    Dokumen ANDAL ini, meliputi:

    1. Pada prinsipnya masyarakat menyambut baik rencana kegiatan pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    2. Perusahaan tidak akan melakukan kegiatan perkebunan di lokasi sumber mata air, lokasi yang dikeramatkan oleh masyarakat, dan lokasi konservasi fauna (seperti lokasi sarang burung walet, dsb.)

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 17

    3. Komitmen perusahaan untuk menyelesaikan hak-hak masyarakat yang terkena lokasi perkebunan & bersedia membuat kesepakatan/MOU yang diketahui oleh PemDes, Kecamatan dan Pemda Kabupaten Morowali.

    4. Mobilisasi dan Penggunaan Tenaga Kerja Lokal menjadi prioritas utama oleh pihak perusahaan. Penerimaan Tenaga Kerja agar dilakukan secara transparan dan legal.

    5. Sebelum semua ijin perkebunan dikeluarkan oleh instansi terkait, perusahaan tidak dibenarkan melakukan aktifitas perkebunan, kecuali untuk kegiatan sampling dan studi kelayakan.

    6. Pengalokasian dan besaran dana CD (ComDev) yang disiapkan oleh pihak perusahaan kepada masyarakat difasilitasi oleh tripika kecamatan dan PemDes membuat MOU (Kesepakatan).

    7. Perusahaan bertanggung jawab bila terjadi bencana akibat aktifitas Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    Kegiatan sosialisasi rencana kegiatan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit

    bertujuan untuk membangun komunikasi yang konstruktif antara PT. KARUNIA ALAM

    MAKMUR dengan masyarakat setempat dan para pihak terkait (multistakeholder),

    sehingga diperoleh kesepahaman dan kerjasama dalam proses pengelolaan usaha

    Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit yang berwawasan lingkungan.

    Secara informal, kegiatan sosialisasi pada masyarakat sekitar telah dimulai oleh PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR saat mengawali pelaksanaan kegiatan survey lokasi dan

    kelayakan (Fesibility Study), dimana Tim Survey telah mengadakan pertemuan

    dengan warga Desa lingkar dampak (terutama Desa Lijo, Sea, dan Winangabino)

    untuk mengkomunikasikan maksud, tujuan dan rencana kegiatan perusahaan, serta

    mendengar langsung harapan dan aspirasi masyarakat terhadap rencana

    perusahaan yang akan membuka usaha Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit di

    wilayah desanya. Selanjutnya kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik juga telah

    dilakukan secara bersama antara Pihak Konsultan AMDAL PKMK-UNTAD dengan

    pihak Perusahaan PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    Pada saat kegiatan sosialisasi dan Konsultasi Publik dilaksanakan, semua saran,

    rekomendasi dan gagasan tersebut akan dipertimbangkan dalam desain proyek

    perusahaan dan apabila tidak bertentangan akan dimasukkan ke dalam naskah

    Dokumen ANDAL. Selain itu telah dilakukan publikasi tentang rencana Pembangunan

    Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit melalui koran lokal yaitu Koran Harian Umum

    Media Alkhairaat tanggal 22 Oktober 2011 (Terlampir).

    Hasil kegiatan sosialisasi rencana kegiatan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit

    secara detil dan transparan diprakirakan akan menimbulkan dampak penerimaan

    masyarakat sekitar dan para pihak terkait terhadap pelaksanaan kegiatan

    pembangunan Perkebunan & Pengolahan Kelapa Sawit yang berwawasan

    lingkungan.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 18

    4. Pembebasan Lahan dan Tanam Tumbuh

    Walaupun izin lokasi yang diberikan sebenarnya dominan merupakan tanah milik

    negara, namun didalamnya kemungkinan juga terdapat tanah milik masyarakat.

    Kepemilikan tanah milik masyarakat pada umumnya karena penerapan hukum adat

    tentang tanah yang pernah dan/atau sedang diusahakan oleh masyarakat sekitar

    untuk kegiatan pertanian atau perladangan.

    Prosedur pembebasan lahan dimulai dengan melakukan inventarisasi kepemilikan

    tanah masyarakat (termasuk tanaman ekonomis yang tumbuh di atas tanah

    tersebut) yang dibuktikan dengan adanya surat kepemilikan tanah yang sah

    ataupun surat penetapan penguasaan tanah dari instansi yang berwenang, ataupun

    berdasarkan keterangan tertulis dari aparat tingkat RT/RW/Desa dan saksi-saksi tokoh

    masyarakat setempat. Tahap selanjutnya dilakukan pengukuran lapangan bersama-

    sama dengan pemilik tanah, aparat dari instansi terkait tingkat Desa, Kelurahan,

    Kecamatan, Kabupaten, dan juga melibatkan saksi-saksi dari RT/RW, dan tokoh

    masyarakat yang ada. Kesepakatan yang dicapai pada proses inventarisasi dan

    pengukuran lapangan, selanjutnya dituangkan dalam berita acara, yang digunakan

    sebagai dasar pelaksanaan pembayaran ganti rugi dengan harga yang telah

    disepakati bersama.

    5. Pembentukan Kemitraan

    Pengalihan kebun masyarakat menjadi kebun mitra. Hal ini akan menimbulkan

    dampak terhadap keresahan penduduk sekitar yang tidak dapat ikut dalam

    kemitraan. Model kemitraan yang dapat diterapkan pada perkebunan kelapa sawit

    PT. KARUNIA ALAM MAKMUR sebagaimana diagram pada Gambar 2.6.

    Gambar 2.6. Model Kemitraan

    Dasar pelaksanaan mengacu pada P era turan Menteri Pertan ianNomor : 26 /P ermentan/OT.140 /2007

    Tentang Pedoman Perizinan Usaha P erkebunan

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 19

    B. TAHAP KONSTRUKSI

    Kegiatan pada Tahap Konstruksi yang diprakirakan menimbukan dampak penting

    terhadap lingkungan meliputi:

    Tahap Konstruksi Kebun:

    1. Perekrutan Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang direkrut pada tahap konstruksi ini adalah untuk menunjang

    kegiatan perkebunan kelapa sawit seperti: kegiatan pembukaan lahan,

    pembangunan sarana dan prasarana penunjang, pembibitan, dan penanaman

    bibit. Tenaga kerja yang dibutuhkan meliputi tenaga kerja tidak tetap dengan

    kualifikasi tenaga kerja terampil, tenaga terdidik, dan tenaga kasar. Perekrutan

    tenaga kerja dilakukan sesuai dengan tahapan pekerjaan. Prioritas tenaga kerja

    adalah yang berasal dari masyarakat lokal dengan standar kualitas yang sesuai

    dengan kebutuhan. Perbandingan komposisi jumlah tenaga kerja adalah 75%

    merupakan tenaga kerja lokal dan 25% tenaga kerja dari luar daerah. Kegiatan ini

    akan meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha serta pendapatan masyarakat

    yang akan meningkatkan perputaran ekonomi. Tetapi dengan didatangkannya

    pegawai dari luar, kegiatan ini juga akan menimbulkan Keresahan di masyarakat

    sekitar serta timbulnya konflik dengan tenaga kerja lokal.

    Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pengolahan perkebunan kelapa sawit oleh PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR tersebut dikategorikan dalam tenaga kerja/karyawan tetap

    dan tenaga kerja lepas/buruh. Spesifikasi dan jumlah tenaga kerja/karyawan tetap

    maupun tidak tetap yang diperlukan oleh perusahaan untuk mengelola perkebunan

    kelapa sawit tersebut disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap tahapan

    pekerjaan. Jumlah dan spesifikasi tenaga kerja, khususnya untuk karyawan tetap

    yang diperlukan disajikan pada Tabel 2.6 berikut :

    Tabel 2.6. Jumlah dan Spesifikasi Karyawan Tetap Dalam Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit

    No. U r a i a n Jumlah (orang) Spesifikasi dan Pengalaman minimal

    1. Manager 2 SarjanaPertanian/5tahun

    2. AssistenManager 4 Sarjana,SLTAPertanian,SLTATeknik/5Tahun

    3. KepalaUrusan 8 SarjanaPertanian,SLTAPertanian/3Tahun

    4. Mandor 10 SLTP/SLTA

    5. Staf 20 SLTAUmum

    6. Pesuruh 4 SD/SLTP

    JUMLAH 48

    Sumber : PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 20

    Tenaga kerja dominan yang dibutuhkan untuk kegiatan kontruksi kebun dan konstruksi

    pabrik adalah tenaga kerja dengan kategori ahli atau terampil, namun tenaga kerja

    kategori buruh juga diperlukan untuk jenis-jenis pekerjaan yang tidak memerlukan

    keahlian atau ketrampilan khusus, meliputi tenaga administratur, tata usaha, karyawan

    kebun, karyawan pabrik dan karyawan bengkel. Untuk tenaga kerja tidak tetap/buruh

    kebun yang diperlukan dihitung berdasarkan ratio kebutuhan tenaga kerja yaitu

    sebesar 0,5 HOK/Ha. Oleh karena itu untuk mengelola kebun kelapa sawit seluas

    17.105 Ha idealnya dibutuhkan sebanyak 7.504 orang tenaga kerja meliputi tenaga

    administratur, tata usaha, Karyawan kebun, karyawan pabrik dan karyawan bengkel.

    Tabel 2.7. Kebutuhan Tenaga Kerja Kegiatan Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    No. Jenis Pekerjaan Jumlah

    1 Administratur 2

    2 Tata Usaha 2

    3 Karyawan Kebun 7.200

    4 Karyawan Pabrik 260

    5 Karyawan Bengkel 40

    Jumlah 7.504 Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    2. Mobilisasi Peralatan dan Material

    Kebutuhan peralatan berupa alat-alat berat seperti bulldozer, excavator, grader,

    skidder, compactor, digunakan untuk kegiatan pembukaan lahan, penataan divisi,

    pembuatan jalan, saluran drainase, jembatan dan gorong-gorong.

    Material berupa tanah urug, pasir, batu bata, batu kali, dan bahan bangunan

    lainnya didatangkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan sarana dan

    prasarana penunjang berupa bangunan gedung kantor, mess pekerja, bengkel, dan

    lainnya. Sebagian besar peralatan dan material didatangkan dari Kota Palu,

    Makassar, Bungku dan sekitarnya, dengan menggunakan jalur darat jalan negara

    Route Makassar Palu - Poso Kolonedalo atau Luwuk Banggai. Mobilisasi material

    hanya menggunakan truk-truk skala kecil dan menengah. Intensitas mobilisasi

    peralatan dan material tidak tinggi karena jadwal pelaksanaannya dilakukan secara

    bertahap. Selengkapnya terlihat pada Tabel 2.8.

    Mobilisasi alat berat diprakirakan akan menimbulkan dampak terhadap kerusakan

    badan jalan, dan seterusnya akan mengganggu aksesibilitas dan menimbulkan

    persepsi negatif terhadap masyarakat. Di samping itu kegiatan ini juga berdampak

    terhadap penurunan kualitas udara yang berdampak sekunder pada penurunan

    kesehatan masyarakat.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 21

    Tabel 2.8. Rencana Kebutuhan Alat Berat dan Kendaraan dalam Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit PT Karunia Alam Makmur

    No. Jenis peralatan Jumlah Satuan A. AlatalatBerat

    Buldozer 20 Unit Excavator/Shovel 8 Unit MotorGrader 3 Unit Truck 10 UnitB. TracktordanPerlengkapanTracktor FarmTracktor 13 Unit DiscPlough 7 Unit DiscHarrow 7 Unit PostHoleDigger 3 Unit BladeGrader 3 Unit TippingTrailer 14 Unit

    TankSemprot 5 Unit

    c. AlatAngkutandanPerhubungan SpeedBoat 2 Unit JeepSCHDTP 10 Unit PickupHiline 10 Unit KijangMinibus 10 Unit DumpTruck 10 Unit TruckTank 3 Unit SepedaMotor 10 Unit

    D. PeralatanKebun Genset 15 Unit PompaAir 50 Unit PowerSprayer 20 Unit PotongRumput 5 Unit Chainsaw 13 Unit

    Sumber : PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, 2011.

    3. Pembukaan dan Pematangan Lahan (land clearing)

    Land Clearing dilakukan pada lahan yang secara yuridis dan defacto telah menjadi

    hak usaha perkebunan, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku, seperti

    tidak menebang/land clearing pada areal sempadan sungai (yaitu 100 m ditepi

    kanan dan kiri yang memiliki lebar sungai > 50 m), sempadan pantai (yaitu 100 m dari

    tepi pantai pada saat air pasang tertinggi), cagar budaya, daerah mata air (yaitu

    radius 200 m) dan sebagainya.

    Kegiatan pembukaan lahan yang dilakukan oleh PT. KARUNIA ALAM MAKMUR

    dilakukan dengan mekanisme tanpa pembakaran, yang mengacu pada Keputusan

    Ditjenbun No. 38/KB.110/SK/Dj.Bun/05.95 tentang Pembukaan Lahan Tanpa Bakar.

    Kegiatan dengan cara full mekanis diterapkan pada kondisi lahan darat, sedangkan

    untuk lahan low land akan diterapkan dengan sistem semi mekanik. Adapun tahap-

    tahap pembukaan lahan adalah sebagai berikut :

    Tahap I

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 22

    Tiga bulan sebelum pembukaan hutan dilakukan pembuatan rintisan dengan

    disertai pengukuran dan bloking dan disusul dengan pembuatan jalan utama dan

    jalan blok. Pembagian tersebut sangat berguna untuk menentukan ancak

    penebangan hutan dan pengawasan pekerjaan. Pelaksanaan pembukaan hutan

    harus atau sebaliknya dilakukan pada musim kering.

    Tahap II Setelah jalan blok selesai diukur dan dibuat, maka langkah selanjutnya melakukan

    pengimasan untuk memudahkan pekerjaan selanjutnya. Pohon-pohon kayu yang

    berdiameter lebih besar dari 10 cm ditebas, sedangkan yang berdiameter lebih

    besar dari 10 cm ditebang dengan kapak atau gergaji rantai bermesin (chain

    saw).

    Tahap III Setelah pengimasan selesai selanjutnya dilakukan pekerjaan penebangan.

    Pekerjaan ini dilakukan dengan chain saw, tetapi untuk dapat mempercepat

    pekerjaan penebangan dapat dilakukan dengan memakai alat-alat berat

    (buldozer) pada areal yang memungkinkan dimasuki oleh alat berat. Selanjutnya

    batang primer dipotong dengan chain saw. Adapun tinggi penebangan pohon

    adalah sebagai berikut:

    Diameter 10 cm, dipotong rata dengan permukaan tanah Diameter 11-12 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 30 cm Diameter 2130 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 60 cm Diameter 3175 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 90 cm Diameter 76150 cm, dipotong dengan ketinggian maksimum 150 cm. Setelah selesai penebangan batang, maka dahan dan ranting dipotong dengan

    panjang maksimum 5 m, kemudian ditumpuk menurut barisan yang teratur. Kayu

    gelondongan yang berguna bisa dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan

    seperti pembuatan gorong-gorong, bahan baku perumahan karyawan dan

    sebagainya.

    Tahap IV Sisa gelondongan kayu yang tidak terpakai selanjutnya ditumpuk dan diatur

    memanjang dari utara ke selatan agar mudah dikontrol. Jarak antara tumpukan

    antara 32-33 meter atau antara 15-16 meter, sehingga dalam satu hektar diproleh

    3-6 tumpukan. Diharapkan tumpukan kering dapat dirambati LCC dan tinggi

    tumpukan tidak lebih dari 100 cm.

    Tahap V Tahap akhir dari penyiapan lahan adalah penghancuran sisa-sisa cabang dan

    ranting dengan memakai traktor yang dilengkapi dengan garu dan rotary blade,

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 23

    apabila tidak mungkin dengan traktor dapat mempergunakan dozer atau

    exavator, sedangkan sisa kayu yang tidak dapat hancur ditumpuk.

    4. Pembangunan Sarana-Prasarana Penunjang

    Pada tahap konstruksi pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM

    MAKMUR, meliputi kegiatan pembangunan fisik bagi semua sarana dan prasarana

    yang diperlukan dalam operasional kebun dan selanjutnya diteruskan dengan

    pembangunan kebun kelapa sawit itu sendiri.

    Sarana dan prasarana penunjang yang dibangun terdiri atas: emplasement (kantor,

    gudang, garasi, perumahan karyawan, barak pekerja, dan bengkel), fasifitas umum

    (sarana kesehatan, sarana olahraga, sarana pendidikan, sarana peribadatan),

    instalasi air bersih dan listrik, tempat pembuangan sampah, jaringan jalan, dan

    jembatan atau gorong-gorong.

    Jembatan dan gorong-gorong yang terdapat dalam areal perkebunan dibuat

    dengan memanfaatkan balok-balok kayu sisa kegiatan pembukaan dan

    pembersihan lahan, dan untuk menggantikan jenis kayu yang tidak memenuhi

    persyaratan, atau bila kebutuhan lebar jembatan lebih dari 4 meter dan panjang

    jembatan lebih dari 6 meter, maka dibangun jembatan dengan konstruksi beton

    bertulang.

    Pembangunan sarana dan prasarana meliputi kegiatan pembangunan jalan dan

    jembatan yang berfungsi untuk melancarkan mobilitas alat-alat berat yang

    diperlukan untuk pembangunan kebun dan sarana penunjangnya serta dirancang

    pula jalan untuk transportasi yang akan digunakan selama perawatan dan

    pemanenan tanaman kelapa sawit.

    a) Pembangunan Jalan dan Jembatan

    Jaringan jalan dan jembatan sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran

    kegiatan pembangunan kebun. Perencanaan yang baik dalam melakukan

    kegiatan pembangunan jaringan jalan sangat diperlukan yaitu harus

    memperhatikan dan menyesuaikan kepada pembagaian afdeling dan blok, serta

    bentuk daerah dan topografinya. Jaringan jalan yang akan dibangun oleh PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR adalah sebagai berkut:

    Jalan Panen Jalan panen berfungsi sebagai jalan/lintas bagi para pemanen dalam

    melaksanakan pekerjaan panen, pemeliharaan tanaman dan jalan untuk

    mengangkut buah sawit yang telah dipanen menuju tempat pengumpulan

    hasil (TPH). Lebar jalan panen sekitar 1,0 1,2 meter searah barisan tanaman

    (Utara Selatan) dengan interval satu setiap dua gawangan.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 24

    Jalan Koleksi Jalan koleksi merupakan jalan pengumpul dari jalan panen (TPH) untuk

    melayani angkutan hasil kebun menuju jalan utama. Jalan ini dibangun dengan

    interval 400 m dan panjangnya 1 km per blok. Konstruksi jalan yang digunakan

    adalah tanah yang telah dipadatkan dan mempunyai lebar 5 meter.

    Jalan Utama Jalan utama berfungsi sebagai lalu lintas angkutan hasil produksi kebun menuju

    pabrik. Jalan utama ini dirancang untuk dapat dilalui kendaraan baik pada

    musim kemarau maupun musim hujan. Konstruksi jalan yang digunakan adalah

    tanah yang telah dipadatkan dan mempunyai lebar 7 meter.

    Jalan Penghubung Jalan penghubung berfungsi menghubungkan pusat kegiatan proyek/pabrik

    dengan jalan Raya Kabupaten atau Provinsi. Konstruksi jalan yang digunakan

    adalah perkerasan batu/sirtu dan mempunyai lebar 9 meter.

    Jembatan dan Gorong-Gorong Jalan-Jalan yang melewati parit dilengkapi dengan jembatan dan gorong-

    gorong. Konstruksi jembatan dibuat dari jembatan kayu yang sebagian

    memanfaatkan kayu tebangan di sekitar wilayah studi.

    Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara dan

    kesehatan masyarakat. Di samping itu juga akan menimbulkan dampak terhadap

    peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan kualitas air serta gangguan

    terhadap biota perairan.

    b) Pembuatan Saluran Drainase.

    Pembuatan saluran drainase/parit dilakukan terutama pada areal-areal yang

    rendah (tergenang). Hal ini dimaksudkan untuk mengalirkan air keluar kebun

    terutama pada musim hujan dengan tujuan untuk menghindaris penggenangan

    air pada tanaman kelapa sawit. Saluran yang dibuat terdiri dari saluran primer,

    sekunder dan tersier dengan ukuran masing-masing sebagai berikut:

    Saluran primer, ukuran 4 x 4 x 2,5 m Saluran sekunder, ukuran 2 x 2 x 2 m Saluran tersier, ukuran 1 x 1 x 1 m

    Apabila pembangunan saluran drainase berfungsi mengalirkan air keluar kebun

    terutama pada musim hujan, maka sebaliknya untuk menghadapi kekurangan air

    (kekeringan) yang kemungkinan dapat terjadi pada musim kemarau perlu

    dibangun embung-embung. Fungsi lain dari embung-embung ini selain untuk

    mengantisipasi kekeringan dapat pula dimanfaatkan sebagai sumber cadangan

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 25

    air yang dapat digunakan untuk memadamkan api apabila terjadi kebakaran di

    kebun.

    5. Pembangunan Kebun

    Pembangunan kebun meliputi pembangunan area kebun termasuk pembibitan dan

    penanaman serta operasi dan pemeliharaan. Tahapan pembangunan kebun seperti

    pada skema di bawah ini :

    Gambar 2.7. Tahap Pembangunan Kebun

    Pembibitan

    Pembibitan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap pre-nursery yang berlangsung

    selama 2-3 bulan dan tahap main-nursery yang berlangsung selama 9-12 bulan.

    Kegiatan-kegiatan pembibitan meliputi penyiraman, penyiangan, pengurangan

    naungan, seleksi bibit, pemupukan, serta pemberantasan hama dan penyakit.

    Penanaman Tanaman Penutup Tanah

    Kegiatan konservasi lahan dilakukan setelah pekerjaan pembukaan lahan selesai,

    dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penurunan kualitas sumberdaya tanah

    dan air.

    Pembuatan Lubang Tanam

    Sebelum pembuatan lubang tanam dilakukan, terlebih dahulu dipasang ajir-ajir yang

    berjarak 9 x 9 x 9 m (segitiga sama sisi). Lubang tanam dibuat tepat di tempat ajir,

    dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Pada waktu pembuatan lubang tanam, tanah dari

    lapisan atas dipisahkan dari tanah lapisan bawah. Pembuatan lubang tanam

    dilakukan 2 minggu sebelum waktu tanam.

    TAHAP PEMBANGUNAN

    KEBUN

    8 Pembibitan8 LandClearing8 Pembuatan Infrastruktur8 Tanam LCC8 Pancang8 Tanam Palma

    8 Pemeliharaan infrastruktur8 Pengendalian gulma,hama dan

    penyakit8 Pemupukan

    PEMBANGUNANPIC.TimAreaOperasional Inti

    OPERASI&PEMELIHARAAN

    PIC.Operasional Inti

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 26

    Penanaman

    PT. KARUNIA ALAM MAKMUR memperoleh izin lokasi untuk usaha perkebunan kelapa

    sawit seluas 24.000 Ha. Dari total luasan tersebut tidak semuanya layak untuk dibuka

    dan ditanami kelapa sawit, hal ini didasarkan atas pertimbangan kelestarian

    lingkungan. Sebagian wilayah akan difungsikan sebagai daerah buffer zone (daerah

    perlindungan/penyanggah) terutama areal yang berada pada kemiringan lereng di

    atas 40%. Oleh karena itu total lahan yang akan dibuka termasuk untuk

    pembangunan sarana & prasarana (Base camp, jalan, dll) pada dua wilayah

    Kecamatan berkisar 18.000 Ha, yang terdiri atas 13.684 Ha untuk kebun inti, 3.421 Ha

    untuk kebun plasma, dan 895 Ha untuk sarana & prasarana kebun sawit. Diharapkan

    mulai tahun 2013 sudah dapat dilaksanakan kegiatan pembibitan kelapa sawit

    dengan target tanam kebun inti 3.000 ha dan seterusnya yang akan disesuaikan

    dengan kondisi di lapangan. Jadwal pelaksanaan kegiatan penanaman tertera

    pada Tabel 2.9.

    Tabel 2.9. Jadwal Penanaman Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR di Kecamatan Mamosalato dan Bungku Utara Kabupaten Morowali.

    Penanaman dilakukan dan diselesaikan sebelum musim hujan, sehingga pada musim

    kemarau berikutnya tanaman telah tumbuh kuat. Jarak tanam yang digunakan

    adalah 8,16 m x 9 equel distance (segitiga sama sisi). Penanaman dilakukan 2 minggu

    setelah lubang tanam dibuat. Bibit yang ditanam adalah bibit yang siap salur yang

    telah diseleksi sejak di main nursery. Kriteria bibit yang siap tanam adalah pada umur

    12 bulan rata-rata memiliki daun 12 helai dengan tinggi sekitar 120 cm dan diameter

    batang 10 cm. Satu hari sebelum penanaman, lubang tanam ditaburi pupuk Fosfat

    500 g/lubang.

    1.Nucleus(Inti)Description 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Total

    Nursery 3,420 3,420 3,420 3,420 13,680LandClearing 3,420 3,420 3,420 3,420 13,680LCC 3,420 3,420 3,420 3,420 13,680Penanaman 3,420 3,420 3,420 3,420 13,680TBM1 3,420 3,420 3,420 3,420 13,680TBM2 3,420 3,420 3,420 3,420 13,680TBM3 3,420 3,420 3,420 3,420 13,680

    2.PlasmaDescription 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Total

    Nursery 855 855 855 855 3,420LandClearing 855 855 855 855 3,420LCC 855 855 855 855 3,420Penanaman 855 855 855 855 3,420TBM1 855 855 855 855 3,420TBM2 855 855 855 855 3,420TBM3 855 855 855 855 3,420

    PeriodePenanaman

    PeriodePenanaman

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 27

    Pembangunan kebun akan menurunkan kualitas udara yang seterusnya dapat

    menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Karena adanya pengolahan tanah,

    diduga akan meningkatkan erosi dan sedimentasi, yang jika masuk ke badan air

    akan menurunkan kualitas air serta gangguan terhadap biota perairan.

    Tahap Konstruksi Pabrik:

    6. Pembangunan Pabrik dan IPAL

    Rencana pabrik yang akan dibangun sebanyak 2 (dua) unit pabrik yang berkapasitas

    45 ton TBS/Jam. Pabrik tersebut rencananya akan ditempatkan di Desa Tambale

    Kecamatan Mamosalato. Persiapan yang dilakukan pada awal sebelum

    dilakukannya pembangunan di lokasi proyek adalah pembuatan direksi keet, base

    camp pekerja, serta pembangunan gudang penyimpanan peralatan dan material

    proyek.

    a. Mobilisasi Peralatan dan Material

    Setelah kegiatan persiapan selesai dilakukan, maka kegiatan selanjutnya adalah

    mobilisasi peralatan dan material yang diperlukan dalam pelaksanaan proyek. Jenis

    peralatan yang diperlukan meliputi :

    Peralatan berat untuk penyiapan dan pematangan lahan (bulldozer, excavator, grader);

    Peralatan untuk pemindahan barang dan material (crane, traktor, loading truck, dump truck);

    Peralatan lain pendukung kegiatan konstruksi (mesin genset, pompa air, mesin las listrik, bor listrik, hammer pile);

    Peralatan dan mesin pabrik (sterilizer, thresher, screw press, boiler, vibratory screen, rippler mill, sludge centrifuge, oil purifier, digester, diesel alternator, steam

    turbo alternator, spreader, raw water pump, sludge separator and purifier,

    vacuum dryer, decanter, solid dryer, over head crane, nut cracker, turbin

    generator, diesel genset, bulk kernel silo, kompresor udara).

    Jenis material yang diperlukan terdiri atas material mentah (material yang berasal

    dari sumber daya alam) dan material jadi (material yang merupakan hasil

    olahan/produksi). Jenis-jenis material yang diperlukan meliputi :

    9 material untuk konstruksi jalan dan saluran 9 material untuk konstruksi pondasi,dinding dan atap 9 material untuk pintu, jendela dan lantai 9 material untuk sanitasi 9 material untuk perpipaan,serta 9 material untuk mekanikal dan elektrikal;

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 28

    Kegiatan konstruksi dilaksanakan oleh kontraktor rekanan yang ditunjuk manajemen

    PT. KARUNIA ALAM MAKMUR sehingga mobilisasi peralatan dan material dilakukan

    oleh kontraktor tersebut.

    Kegiatan ini akan menyebabkan dampak terhadap penurunan kualitas udara,

    peningkatan kebisingan dan getaran disekitar lokasi tapak proyek akibat kegiatan

    keluar masuk kenderaan pengangkut tanah galian, alat dan bahan material

    konstruksi.

    b. Penyiapan dan Pematangan Lahan

    Pekerjaan penyiapan dan pematangan lahan meliputi kegiatan penggalian,

    penimbunan, dan pemadatan tanah untuk memperkuat landasan konstruksi

    bangunan pabrik dan bangunan lain yang direncanakan. Selain itu juga dilakukan

    pembangunan jalan menuju ke lokasi pabrik, serta pembuatan parit drainase untuk

    mengantisipasi terjadinya banjir ataupun genangan air.

    Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas udara dan

    kesehatan masyarakat. Di samping itu juga akan menimbulkan dampak terhadap

    peningkatan erosi dan sedimentasi, penurunan kualitas air serta gangguan terhadap

    biota perairan.

    c. Bangunan Pengolah Air Baku

    Air untuk keperluan proses pabrik dan keperluan domestik karyawan diperoleh dari

    Sungai terdekat lokasi pembangunan pabrik. Air baku untuk memenuhi kebutuhan

    proses pabrik dan kebutuhan domestik karyawan diperoleh dari air sungai Andolia

    dan/atau Sungai Wine/Momo. Air dari sungai Karaopa dan/atau Sungai Wine/Momo

    dialirkan ke dalam sebuah waduk buatan berkapasitas 180.000 m3. Air baku untuk

    memenuhi kebutuhan proses pabrik dan domestic karyawan diolah terlebih dahulu

    pada unit-unit bangunan pengolah air baku. Proses pengolahan air baku

    selengkapnya disajikan sebagaimana gambar berikut:

    Gambar 2.8. Diagram Pengolahan Air Baku

    Jumlah kebutuhan air baku ditentukan berdasarkan asumsi sebagai berikut :

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 29

    Kebutuhan air baku untuk proses pabrik :

    Boiler : 65% kapasitas PKS

    Dilution : 21% kapasitas PKS

    Cleaning : 5% kapasitas PKS

    Kebutuhan air baku untuk domestik karyawan : 80 liter/hari per karyawan.

    Kegiatan ini akan menimbulkan dampak terhadap Penurunan kuantitas air tanah di

    sekitar lokasi akibat pemakaian air baku.

    Gambar 2.9. Diagram Kebutuhan Air untuk Pabrik dan Domestik

    d. Pembangunan Bangunan Utama:

    Pabrik Bangunan Perumahan Staf dan Karyawan Bangunan Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL)

    Bangunan pabrik terdiri atas loading ramp, unit boiler dan stasiun perebusan, unit-unit

    pengolahan, unit genset, unit workshop dan panel kontrol. Konstruksi pondasi

    menggunakan struktur tiang pancang, konstruksi bangunan menggunakan struktur

    rangka baja H, konstruksi lantai menggunakan struktur pelat beton bertulang, atap

    bangunan menggunakan spandeks aluminium.

    Bangunan lain di dalam lokasi pabrik adalah gedung kantor dan laboratorium.

    Konstruksi gedung-gedung tersebut menggunakan pondasi batu kali, rangka

    bangunan menggunakan beton bertulang, dinding menggunakan bata plester dan

    sebagian akan dibuat partisi, lantai memakai keramik, dan atap menggunakan

    asbes gelombang atau genteng beton.

    Bangunan perumahan staf dan karyawan pabrik dibuat terpisah dengan perumahan

    staf dan karyawan kebun. Konstruksi bangunan dibuat permanen dengan

    menggunakan struktur rangka beton bertulang, pondasi batu kali, dinding bata

    diplester, atap genteng beton, lantai keramik, kusen kayu, serta pintu dan plafon

    menggunakan plywood.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 30

    Instalasi Pengolah Air Limbah menggunakan sistem pengolahan secara anaerobik

    dengan unit berupa kolam-kolam air limbah (Anaerobic Ponds Process). Model

    reaktor Anaerobik Pond dipakai karena dinilai cukup efektif untuk mengolah air

    limbah hasil pengolahan kelapa sawit yang memiliki karakteristik beban organik dan

    kandungan solid dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Di samping itu dari sisi

    operasional, model reaktor ini cukup mudah dioperasikan dengan biaya yang cukup

    rendah serta hanya memerlukan tindakan pemeliharaan yang sederhana.

    Bentuk reaktor berupa kolam/galian tanah berbentuk persegi empat dengan ukuran

    dimensi yang cukup besar dan dibuat kemiringan dinding talud 1 : 2 untuk menjaga

    kekuatan konstruksi dinding kolam tanah tersebut. Karena kolam berada di areal

    terbuka, maka untuk mengantisipasi tambahan beban volume air akibat hujan akan

    ditambahkan free board (batas dinding yang tidak terendam air) serta pemberian

    saluran over flow untuk menjaga ketinggian free board tersebut. Permukaan tanah

    pada sekitar tepi kolam ditanami rumput untuk mencegah laju erosi tanah yang

    dapat menyebabkan masuknya partikel tanah terkikis ke dalam kolam. Pada

    sekeliling lokasi IPAL ditanami pepohonan dalam kerapatan dan ketinggian yang

    cukup untuk menahan atau mengurangi aliran angin, sehingga potensi penyebaran

    bau air limbah dapat dikurangi.

    Dampak yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan tersebut adalah penurunan kualitas

    udara, peningkatan erosi, sedimentasi, gangguan biota perairan, dan penurunan

    kesehatan masyarakat.

    7. Demobilisasi Peralatan dan Pembersihan Material Sisa Pembangunan Konstruksi

    Setelah pelaksanaan kegiatan konstruksi selesai dilakukan, maka semua peralatan

    akan diangkut keluar dari areal kebun dan pabrik pengolahan Kelapa Sawit,

    demikian juga semua material sisa dibersihkan.

    C. TAHAP OPERASI

    1. Perekrutan Tenaga Kerja

    Tenaga kerja yang direkrut pada tahap operasional kebun dan pabrik adalah

    tenaga kerja ahli atau terampil khususnya untuk operasional pabrik, selain itu juga

    diperlukan tenaga kerja buruh untuk jenis pekerjaan yang tidak memerlukan keahlian

    khusus. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan/diterima

    selama tahap konstruksi dan operasional perkebunan sebanyak 1.500 pekerja

    (orang). Perekrutan tenaga kerja dilakukan sesuai dengan tahapan pekerjaan.

    Prioritas tenaga kerja adalah yang berasal dari masyarakat local dengan standar

    kualitas yang sesuai dengan kebutuhan. Perbandingan komposisi jumlah tenaga

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 31

    kerja adalah 75% merupakan tenaga kerja local dan 25% tenaga kerja dari luar

    daerah. Adanya kegiatan ini akan meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha

    serta pendapatan masyarakat yang akan meningkatkan perputaran ekonomi.

    Namun dengan didatangkannya tenaga kerja dari luar, dapat menimbulkan

    keresahan di masyarakat sekitar serta timbulnya konflik dengan tenaga kerja lokal.

    Untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan perkebunan dan pabrik pengolahan

    kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR, diperlukan adanya perangkat organisasi

    dan managemen usaha yang disesuaikan dengan bidang dan volume pekerjaan

    yang akan ditangani. Kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan kelapa sawit PT.

    KARUNIA ALAM MAKMUR dipimpin oleh seorang Direktur, operasional kebun dipimpin

    oleh seorang Site Manager, yang dalam kegiatan sehari-hari dibantu oleh Manager

    penanaman/pembibitan, Manager perawatan/pengendalian mutu, sedangkan

    bagian Administrasi terdiri atas Kepala Perpajakan, Kepegawaian, dan Keuangan.

    Selanjutnya Direktur Pemasaran dan Hubungan Nasional/Internasional dibantu oleh

    seorang Manager Pengembangan dan seorang Manager hubungan

    Nasional/Internasional.

    Untuk jelasnya, pada Gambar berikut ditunjukan Struktur Organisasi Pengembangan

    Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    Gambar 2.10. Struktur Organisasi Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 32

    2. Pemeliharaan Tanaman

    Kegiatan pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

    kegiatan operasional kebun. Kegiatan pemeliharaan tanaman dibedakan atas

    kegiatan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan kegiatan

    pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM). Adapun kegiatan pemeliharaan

    tanaman yang dilakukan meliputi :

    Penyulaman dan Penyisipan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman dan Gulma Pemupukan Pembuatan Piringan dan Jalan Panen Kastrasi Penunasan

    Jika tanaman kelapa sawit dipelihara dengan baik, maka pada umumnya dapat

    dipanen saat tanaman berumur 4 tahun. Pemanenan dilakukan dengan

    menggunakan pisau dodos untuk tanaman yang masih rendah ( 5 meter).

    Buah hasil panen dikumpulkan dan diangkut dengan gerobak ke tempat

    pengumpulan di tepi jalan pengumpul. Dari tepi jalan pengumpul yang sudah

    disediakan dengan sistem ancak tertentu, kemudian Tandan Buah Segar (TBS)

    dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) dan selanjutnya diangkut ke pabrik

    penerima dengan menggunakan dump truck berkapasitas 5 ton TBS/trip.

    Kegiatan pengolahan tanah akan meningkatkan sedimentasi, yang jika masuk ke

    badan air akan menurunkan kualitas air serta gangguan terhadap biota perairan.

    Demikian juga kegiatan pemupukan, akan menimbulkan dampak terhadap

    meningkatnya sedimentasi, yang jika masuk ke badan air akan meunrunkan kualitas

    air serta gangguan terhadap biota perairan. Kegiatan pengendalian hama dan

    penyakit tanaman akan menurunkan tingkat kesehatan masyarakat. Kegiatan

    pemangkasan akan meningkatkan sedimentasi, penurunan kualitas air dan

    gangguan terhadap biota perairan.

    1) Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM).

    Kegiatan pemeliharaan tanaman merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

    kegiatan operasional kebun. Kegiatan pemeliharaan tanaman dibedakan atas

    kegiatan pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan kegiatan

    pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM). Adapun kegiatan pemeliharaan

    tanaman yang dilakukan meliputi:

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 33

    Penyiangan

    Setelah rerumputan diberantas dengan Paracol dan alang-alang dengan Rounduup, kemudian dilakukan penanaman kacangan sebanyak 3 jalur per gawang kelapa sawit. Penyiangan selanjutnya dilaksanakan secara manual.

    Pemupukan

    Program pemupukan dibagi menjadi dua bagian, yaitu tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan (TBM dan TM), seperti diuraikan dalam bagian pemeliharaan berikut berdasarkan umur tanaman.

    Tabel 2.10. Dosis Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Belum Menghasilkan (TBM)

    UmurTanaman(Tahun)

    Jenisdandosis(Kg/Ha)NPK

    Compound15:15:6:4

    NPKCompound12:12:17:2

    MOP/KCL SP36 BGFB

    1 250 300 5 500 10 800 15 1.100 6020 1.200 20 1.300 600 6030 1.400 1.000

    Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    Penyulaman dan Penyisipan

    Kegiatan penyulaman dan penyisipan dilakukan terhadap Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Penyulaman adalah penggantian terhadap tanaman yang mati atau yang kurang baik pertumbuhannya dengan tanaman baru. Sedangkan penyisipan dimaksudkan untuk menanami tempat-tempat lubang tanam tertentu yang belum tertanami pada saat penanaman pertama. Kegiatan penyulaman dan penyisipan dilakukan selama 6 bulan sekali agar umur tanaman yang disulam/disisip tetap seragam.

    Pengendalian Hama Penyakit Tanaman dan Gulma

    Jenis gulma yang ditemukan antara lain ilalang dan beberapa jenis rumput liar. Gulma tersebut perlu diberantas agar tidak menggganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan tanaman penutup tanah (LCC). Pengendalian/ Pemberantasan gulma dilakukan secara bergilir atau rotasi setiap jangka waktu 3 atau 4 minggu sekali. Khusus untuk pemberantasan ilalang diberantas hingga ke akar-akarnya sehingga tidak cepat menyebar kembali. Pemberantasan gulma dilakukan secara kombinasi, yaitu secara fisik-mekanis (dicangkul), secara bioteknologi (penanaman tanaman penutup tanah), dan secara kimiawi (penyemprotan herbisida). Untuk pencegahan dan pengendalian serangan hama seperti ulat api, ulat kantong, belalang, dan kumbang dilakukan dengan penyemprotan insektisida (dengan alat turbomist). Untuk hama tikus digunakan bahan rodentisida dengan menggunakan umpan yang sudah dicampur, diletakkan dalam pelepah daun

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 34

    kelapa sawit. Penggunaan bahan-bahan ini tergantung dari tingkat serangan hama. Selain serangan hama, terdapat juga serangan penyakit pada akar dan buah yang disebabkan oleh jamur. Biasanya menyerang pada tanaman yang berusia 3-10 tahun, pengendaliannya dilakukan dengan penyemprotan fungisida/ herbisida. Berikut ini disajikan jenis dan dosis pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman kelapa sawit.

    Tabel 2.11. Jenis dan Dosis Pestisida untuk Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit.

    No Jenis Hama/Gulma Jenis Pestisida/Herbisida Dosis Satuan

    Insektisida

    1 Ulat(Storanitens,Darnatrima,dll)

    Dipterex,Bayrusil

    0,61,0 kg/ha

    2 Kumbang(Apongiasp,Adoratussp,dll)

    Dipterex,Thiodan

    1,01,5 kg/ha

    3 Ngengat(Thirtabamundella,) Thiodan,Akodan 0,51,0 l/tandan Fungisida

    4 Jamur(Glomerellasingulata,Phytiumsp) DithaneM45 disesuaikan l/ha Herbisida

    5 Gulma(alang2,paitan,teki2an,krisan) RoundUp,Paracol

    disesuaikan l/ha

    Rodentisida

    6 Tikus(Rattustiomanicus,Rattussp,) KleratRMB,Racumin

    disesuaikan l/ha

    Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    Penanggulangan hama dan penyakit yang sangat dianjurkan adalah melalui

    konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang mengacu pada Peraturan

    Pemerintah No. 6 tahun 1995 tentang perlindungan tanaman yang dilakukan

    melalui PHT. Penerapan PHT ini pada prisnsipnya melakukan tindakan system

    pengamatan dini Early Warning System. Informasi yang diperoleh dari system

    peringatan dini adalah menetapkan tindakan pemberantasan pada saat yang

    paling tepat, namun sebelumnya diupayakan melalui pencegahan. Tindakan

    pencegahan/pemberantasan dapat dilakukan melalui cara-cara sebagai berikut:

    Cara Eradiksi Beberapa usaha yang dapat dilakukan seperti pengumpulan ulat daun, pembongkaran tanaman rusak atau pemotongan bagian daun yang sakit, mengumpulkan dan membakarnya. Membunuh babi secara langsung melalui perburuan. Demikian juga pembersihan kebun dan lingkungannya untuk mengendalikan tanaman inang dari hama maupun penyakit.

    Cara Biologis Dengan menggunakan binatang/organisme predator sebagai musuh alami dari hama. Seperti burung hantu sebagai pengendali populasi tikus, karena burung hantu dapat memangsa 5 ekor tikus dalam satu malam. Untuk mengontrol setiap 500 ha cukup dipelihara sepasang burung hantu.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 35

    Cara Chemis/Kimia Usaha pemberantasan dengan cara chemis yaitu mempergunakan insektisida,

    fungisida, bakterisida, nematisida dan sebagainya dilakukan apabila cara-cara

    pencegahan lainnya sudah tidak bisa lagi dilakukan. Namun dalam

    pelaksanaannya perlu kehati-hatian dalam penggunaan bahan kimia agar tidak ada efek samping, baik kepada manusia maupun kepada lingkungan.

    Penyakit tanaman kelapa sawit yang sering menyerang adalah penyakit Crawn

    Disease, spear rot, busuk tandan (Maramsmius palmivorus) dan busuk pangkal

    batang (Ganoderma boninensis). Cara memberantasnya menggunakan

    fungisida. Sedangkan penyakit Crawn disease terutama menyerang pada areal

    yang baru ditanam yang diakibatkan penyesuaian tanaman dengan lingkungan

    lapang. Penyakit fisiologis ini akan hilang apabila tanaman sudah menginjak umur

    satu sampai dua tahun. Pengendalian dilakukan melalui pemupukan berimbang.

    Pemangkasan Pelepah Tua

    Pemangkasan pelepah tua dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan panen,

    mengurangi perintangan penyerbukan, merangsang pertumbuhan tandan buah,

    mempermudah penyinaran dan sirkulasi udara serta mempermudah distribusi hara

    ke bagian yang produktif. Pemangkasan tanaman dilakukan pada tanaman yang

    mulai berbunga sebagai pemangkasan pendahuluan, selanjutnya dilakukan

    periodic apabila tandan masak di bagian bawah 65 cm dari permukaan tanah.

    Rotasi pemangkasan dilakukan setiap enam bulan sekali dengan alat dodos.

    Pemeliharaan Piringan dan Jalan Panen

    Seringkali piringan tempat pupuk disebarkan, dipenuhi oleh gulma dan cover

    crops. Untuk itu perlu pemeliharaan dan pembersihan secara berkala dengan

    tenaga manual.

    Kastrasi

    Kastrasi dilakukan pada tanaman kelapa sawit muda yang baru berbunga,

    terutama pada tanaman yang telah berumur 14 bulan sampai 23 bulan. Kastrasi

    dilakukan pada semua bunga pertama, hal ini dilakukan untuk memperpanjang

    masa vegetatif. Cara yang digunakan adalah dengan memotong semua bunga

    dengan alat pisau dodos.

    Penunasan

    Untuk merangsang pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman, maka

    pelepah-pelepah daun tanaman yang letaknya mempengaruhi pembungaan

    dan pembuahan dipangkas. Kegiatan penunasan dimulai sejak tanaman berumur

    3 tahun dengan interval waktu 6 8 bulan sekali.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 36

    2) Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

    Pada prinsipnya pemeliharaan tanaman menghasilkan tidak jauh berbeda

    dengan pemeliharaan TBM. Penekanan pemeliharaan ditujukan pada sistem

    pemupukan, penanggulangan gulma, hama dan penyakit serta pemeliharaan

    jalan dan saluran drainase/parit.

    Pemupukan

    Pemupukan yang dilakukan pada tanaman menghasilkan disesuaikan dengan

    kondisi wilayah dan rekomendasi setempat serta berdasarkan hasil penelitian.

    Pedoman pemupukan pada tanaman kelapa sawit untuk tanaman menghasilkan

    yaitu sebagai berikut:

    Urea : 1 Kg/pokok/tahun NPK 12:12:17:2 : 1 Kg/pokok/tahun HGF Borate : 0,005 kg/pokok/tahun SP36 : 1 Kg/pokok/tahun.

    Penanggulangan Gulma, Hama dan Penyakit

    Penanggulangan gulma pada piringan dan jalan-jalan koleksi dilakukan secara

    manual dan kima seperti yang dilakukan pada tanaman belum menghasilkan.

    Sedangkan penanggulangan hama dan penyakit dapat dilakukan secara

    terpadu baik manual maupun kimia. Jenis dan dosis yang digunakan seperti

    terlihat pada Tabel 2.12.

    Tabel 2.12. Jenis dan Dosis Pestisida yang Digunakan Pada Tanaman Menghasilkan

    No Jenis Dosis 1 Fungisida 0,5kg/ha/6bulan2 Herbisida 2lt/ha/4bulan 25gr/ha/4bulan3 Insektisida 0,1lt/ha/6bulan 0,5 1lt/ha/6bulan

    Sumber: PT. KARUNIA ALAM MAKMUR.

    Pengeringan/Drainase

    Parit/saluran air umumnya dibedakan daam jenis-jenis sebaai berikut:

    Field drain; parit tertier yang dibuat sejajar dengan barisan tanaman denmgan barisan tanaman (arah timur- barat).

    Celection drain; parit sekunder tegak lurus pada field drain, umumnya berada sejajar/di tepi jalan panen (arah utara selatan).

    Main drain; parit primer/outlet selalu ditepi jalan transfort atau mengikuti saluran air yang ada. Menampung air dari collection drain dan mengalirkan ke kanal/sungai.

    Ring drain; parit paralel dengan benteng anti banjir yang terjadi karena pengorekan tanah untuk pembentukan benteng.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 37

    Untuk penghematan biaya, pembuatan parit sejauh mungkin agar dipadukan

    dengan pembangunan jalan, untuk mana dianggarkan peralatan sebuah

    Excavator Dragline. Excavator juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk

    guludan-guludan dengan jari-jari minimum 2 meter di tanah rendah, agar dapat

    ditanami kelapa sawit dimana masih mungkin dan dipandang masih cukup

    ekonomis.

    3. Pemanenan, dan Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS)

    Jika tanaman kelapa sawit berumur lebih dari 3 tahun setelah tanam, kegiatan

    panen sudah dapat dilaksanakan karena sebagian kebun telah berproduksi. Sistem

    pemanenan dilakukan secara manual, dengan menggunakan peralatan

    pemanenan dengan frekuensi pemanenan sekali seminggu. Kriteria buah yang

    dapat dipanen ditunjukan dari perubahan warna kulit buah, dari warna hijau pada

    saat buah muda berubah menjadi buah berwarna merah jingga ketika buah telah

    matang atau siap panen. Selain itu kriteria lain untuk dapat mulai panen antara lain

    jumlah kerapatan panen lebih dari 60% dan mutu tandan sudah baik (berat rata-rata

    diatas 3 kg). Penentuan matang panen yang umum diterapkan adalah 2 brondolan

    per kg berat tandan lepas secara alami, secara rinci tingkat kematangan panen

    sebagai berikut.

    Tabel 2.13. Tingkat kematangan panen

    No JumlahBrondolan WarnaBuah TingkatKematangan

    00 Tidakada Hitam SangatMentah0 112,5buahluarbrondol Hitam Mentah1 12,525buahluarbrondol Kemerahan KurangMatang2 2550buahluarbrondol Merah Matang3 5075buahluarbrondol Kekuningan Matang4 75100buahluarbrondol Merah LewatMatang

    5buahdalambrondoldanterdapatbuahbusuk

    Kekuningan LewatMatang

    Sumber:PT.KaruniaAlamMakmur,Tahun2011.

    Frekuensi pemanenan kelapa sawit untuk tahun pertama produksi dilakukan setiap

    minggu, namun frekuensi panen memasuki tahun kedua produksi dan seterusnya

    dilakukan 3 kali dalam sebulan. Pemanenan dilakukan pada buah yang telah masak,

    yaitu ditunjukkan dari perubahan warna kulit buah dari warna hijau pada buah muda

    hingga menjadi merah jingga ketika buah telah matang.

    Tandan Buah Segar (TBS) hasil petikan dari pohon pada lahan perkebunan segera

    diangkut menuju pabrik (PKS), guna menghindari meningkatnya kandungan asam

    lemak bebas pada TBS. Dalam pengangkutan TBS dengan menggunakan truck

    dilaksanakan penimbangan untuk selanjutnya dimasukan di Loading Ramp.

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 38

    4. Pengolahan TBS Menjadi CPO

    a. Pengolahan Hasil

    Pada teknologi proses pengolahan buah kelapa sawit pada prinsipnya adalah

    ekstraksi minyak yang terkandung di dalam daging buah sawit (mesocarp) melalui

    pengepaan, hasil yang diadapat masih berupa minyak kasar (raw oil) yang

    kemudian dimurnikan sehingga dihasilkan CPO yang sesuai dengan standar mutu

    yang ditentukan oleh permintaan pasar. Buah yang telah dipanen akan

    mengalami beberapa perlakuan sebelum sampai pada proses pengolahan. Mutu

    minyak sawit sangat ditentukan oleh penanganan sewaktu panen maupun

    sewaktu proses ekstraksi minyak berlangsung. Secara garis besar komponen-

    komponen yang dihasilkan dari Tandan Buah Segar (TBS) pada proses pengolahan

    kelapa sawit seperti disajikan pada Gambar 2.11.

    Gambar : 2.11. Skema Komponen Buah Segar Kelapa Sawit

    b. Stasiun Penerimaan Buah

    Jembatan Timbang

    Pabrik kelapa sawit PT. KARUNIA ALAM MAKMUR direncanakan akan dilengkapi

    dengan alat timbang (Road Wight Bridge) yang berfungsi sebagai alat untuk

    menentukan jumlah buah yang datang dari berbagai kebun, dengan kapasitas

    timbang sebesar 30 ton. Timbangan ini rencanannya akan diletakkan di depan

    pintu keluar masuk pabrik. Sistem kerja pada pintu masuk timbangan akan

    mencatat berat kendaraan yang telah kosong dari TBS.

    Fungsi dari timbangan itu sendiri dapat menentukan jumlah TBS yang diolah,

    disamping juga dapat menentukan besarnya rendaman minyak, rata-rata berat

    tandan dengan suatu persamaan yang dapat dilihat pada persamaan di bawah

    ini.

    Tandan Buah Segar(100%)

    Menguap (10%)

    Buah Sawit (67%)

    Biji (12%)

    Tandan Kosong (23%)

    Minyak Mentah (Raw Oil}(43%) Serabut (12%)

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 39

    A = B/C x 100%

    D = E/F

    Keterangan:

    A = Rendaman B = Ton CPO produksi C = Ton TBS diolah D = Berat tandan rata-rata E = Ton TBS diterima F = Jumlah TBS diterima

    Sortasi

    Pada dasrnya buah yang masuk dari kebun ke pabrik tidaklah mempunyai mutu

    yang sama dikarenakan faktor alam, tempat tumbuh juga faktor panen dan lama

    buah di tempat pengumpulan hasil (TPH). Selama buah di TPH sudah mengalami

    suatu proses pematangan secara alami, yang menyebabkan buah rontok dan

    juga rusak. Sortasi disini dapat melihat keadaan buah yang akan diproses

    sehingga dapat dikelompokkan ke dalam fraksi-fraksi yang nantinya informasi ini

    akan dimanfaatkan sabagai tolok ukur pada proses sterilisasi nantinya.

    Unloading Ramp

    Sebelum diangkut menuju ke tempat proses, buah ditampung atau dikumpulkan

    pada unloading ramp yang mempunyai 12 buah pintu dengan kemiringan 45o

    dan kapasitas 150 ton daya tampung, pintu-pintu alat ini digerakkan dengan

    semacam hendel menggunakan sistem hidrolik dengan dioperasikan oleh seorang

    operator.

    Pada dasarnya unloading ramp terdapat suatu alat angkut yang disebut dengan

    lori yang mempunayi bentuk segi empat dan terbuat dari plat besi yang diberi

    lobang-lobang yang berfungsi agar uap yang diberikan pada saat sterilisasi masuk

    merata mengenai buah, kapasitas muat lori rata-rata 4 ton TBS/lori.

    c. Stasiun Perebusan (Sterilizing Station)

    Ketel Rebusan

    Tandan buah segar (TBS) yang telah dimasukkan ke dalam lori ditarik menuju ketel

    rebusan berbentuk pipa panjang dan terbuat dari besi dengan kapasitas sekali

    rebusan sebanyak sembilan lori. Bagian luar dari lori dilapisi dengan lempengan

    alumunium yang berperan sebagai jaket dengan lama perebusan di dalam ketel

    berkisar 70 90 menit, kondisi ini tergantung tingkat kematangan buah yang

    direbus. Suhu yang digunakan dalam ketel sebesar 120 1400 C dengan tekanan

    2,5 3 kg/cm3.

    Pada prinsipnya proses perebusan adalah untuk menghambat aktivitas enzim-

  • Bab 2 RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN

    DOKUMENANDALPerkebunan&PengolahanKelapa SawitPT.KARUNIAALAMMAKMURDiKec.MamosalatodanBungkuUtaraKab.MorowaliProvinsiSulawesiTengah

    II - 40

    enzim lipolitik yang dapat meurunkan kualitas minyak, menghidrolisa senyawa

    polisakarida yang berfungsi sebagai perekat agar memudahkan pelepasan buah

    dari janjang, melunakkan buah agar pada proses ekstraksi menjadi lebih mudah

    dan memperkecil pecahnya biji dan inti pada saat pengepaan. Pada stasiun ini

    diperlukan uap air yang berasal dari boiler dengan tekanan 2,5 3 kg/cm2, suhu

    sebesar 1200C 1400C dan waktu perebusan 70 -90 menit. Dari proses ini akan

    sihasilkan air kondensat yang bercampur dengan kotoran TBS dan minyak lebih

    kurang 10% dari air proses yang digunakan. Selanjutnya air kondensat ini dialirkan

    ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

    Penebahan

    Hoisting crane adalah suatu alat yang digunakan untuk mengangkut hasil TBS

    yang sudah direbus menuju stasiun penebahan dnegan kapasitas daya angkut

    alat ini sebesar 5 ton. Proses penebahan dilakukan dengan cara dituang sedikit

    demi sedikit secara teratur ke atas mesin penebah untuk memisahkan buah dan

    tandannya. Adapun persyaratan dalam proses penebahan adalah sebagai

    berikut:

    Tandan buah yang ditebah terdahulu tidak bersinggungan dengan tandan yang akan ditebah berikutnya.

    Buah dan kelopak bunga ynag sudah lepas, segera dipisahkan dari tandan kosong

    Buah kelapa sawit diupayakan tidak ada yang terikut dari tandan

    d. Stasiun Penebahan

    Stasiun penebahan ini mempunyai prinsip kerja melepaskan brondolan dari

    tandan sehingga memudahkan proses pengolahan pada waktu ekstrak minyak

    nantinya. Setelah buah dikeluarkan dari stasiun perebusan, selanjutnya buah

    dimasukkan dalam hopper. Hopper mempu