ANDHINY REZKIA ENHAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ANDHINY REZKIA ENHAS

Citation preview

  • PERBEDAAN INDEKS GLIKEMIK BEBERAPA

    MENU MAKANAN BERBAHAN DASAR NASI

    Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

    OLEH:

    Andhiny Rezkia Enhas NIM: 1111103000093

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1435 H/2014 M

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan pada kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

    nikmat yang tiada hentinya diberikan kepada penulis. Kesehatan, semangat dan

    kekuatan senantiasa diberikan oleh-Nya hingga penulisan laporan penelitian ini

    selesai. Kepada Nabi Muhammad SAW atas tauladannya. Penulis menyadari,

    tanpa bimbingan dan segenap bantuan dari berbagai pihak maka penelitian ini

    tidak akan pernah selesai. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih

    kepada:

    1. Prof. Dr (hc). dr. M.K Tadjudin, SpAnd, selaku Dekan FKIK UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta dan dr. M. Djauhari Widjajakusumah, DR. Arif

    Sumantri, S.KM, M.Kes, dan Dr. Dra. Delina Hasan, Apt, M.Kes selaku

    Pembantu Dekan FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta untuk segenap waktu,

    tenaga, pikiran dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama menjadi

    pembimbing 1. Atas bimbingannya yang sangat bermanfaat dalam proses

    penyelesaian penelitian ini.

    3. dr. Risahmawati, Ph.D selaku pembimbing 2 atas masukan-masukan yang

    sangat membangun dan semangat yang tak habis diberikan kepada penulis

    hingga penulisan laporan penelitian ini selesai.

    4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D yang mengajarkan dan memfasilitasi penulis untuk

    menyelesaikan penelitian. Selaku penanggungjawab modul riset PSPD 2011.

    5. Bapak dan Mama tercinta atas limpahan kasih sayang, doa dan air mata yang

    tiada pernah berakhir untuk penulis walaupun jarak memisahkan. Segala

    perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan demi pendidikan penulis.

    Tercurah doa selalu untukmu Bapak dan Mama.

    6. Mami, Adik Angga, Adik Caca, Adik Lala, Ibu Ida, Ayah Siola atas doa dan

    motivasi yang selalu diberikan kepada penulis dan kebahagiaan yang tak ada

    habisnya.

    7. Para adik-adik responden, Charifa, Ina, Najo, Sofi, Babar, Dekcu, Mila, Zaima,

    Kono, Tiar, Iqbal dan Syauqi. Terima kasih atas kerja sama kalian dalam

    penelitian ini. Sukses selalu untuk kalian.

  • vi

    8. Ibu warteg dan Mbak Iin atas kerja samanya dalam penyediaan nasi goreng dan

    nasi putih dengan berbagai lauk.

    9. Teman-teman sekelompok penelitian, Tiara anak GL nasi, Evan anak GL roti, Eca

    anak IG susu, Jafar anak IG biskuit. Terima kasih atas segala kebersamaan dan

    motivasi dari awal hinggapenyelesaian laporan penelitian ini. Semoga perjuangan

    kita selama ini akan berbuah manis.

    10. Kepada teman-teman seperjuangan dari Sulawesi Selatan Ayu, Ayat, Aci,

    Tari, Nursam, Kak Ayu Firda atas dukungan dan hiburannya ditengah-tengah

    kesibukan kuliah. Eko atas bantuan dan ilmunya yang sangat bermanfaat

    dalam proses penyelesaian penelitian ini.

    11. Kiki dan Mbak Nurma, terima kasih atas motivasi dan kebersamaan yang telah

    diberikan kepada penulis. Sukses selalu untuk kalian berdua.

    12. Kak Ifa dan Kak Muti atas sharing pengalaman dan masukan yang bermanfaat

    kepada penulis.

    13. Teman teman seperjuangan PSPD 2011, untuk kebersamaan selama tiga tahun ini.

    Atas dukungan dan motivasi yang terus mengalir tiada henti. Semoga perjuangan

    yang telah kita lakukan bersama selama tiga tahun ini akan berbuah hasil yang

    memuaskan dan dilancarkan coAss dan internshipnya.

    Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari bentuk yang sempurna.

    Segala kritik dan saran dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Demikian

    laporan ini penulis susun, semoga bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, agama,

    dunia dan setelahnya nanti. Amien.

    Ciputat, 01 September 2014

    Andhiny Rezkia Enhas

  • vii

    ABSTRAK

    Andhiny Rezkia Enhas. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan

    Indeks Glikemik Beberapa Menu Makanan Berbahan Dasar Nasi. 2014

    Risiko terjadinya penyakit kronis erat kaitannya dengan pola makan. Risiko

    tersebut meningkat pada orang yang rutin mengonsumsi makanan dengan indeks

    glikemik tinggi dan sebaliknya terjadi penurunan risiko penyakit kronis pada

    orang yang rutin mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah. Tujuan

    penelitian adalah mengetahui indeks glikemik beberapa jenis makanan berbahan

    dasar nasi. Responden dalam penelitian ini berjumlah sepuluh orang sehat dengan

    IMT normal dan tidak memiliki gangguan metabolisme glukosa. Pemeriksaan

    glukosa darah dilakukan sebelum diberikan makanan uji dan selama dua jam

    sesudahnya. Setelah pengolahan dan penghitungan data didapatkan rerata indeks

    glikemik. Urutan nasi dengan indeks glikemik dari yang tertinggi adalah nasi

    putih dengan lauk ayam goreng dan tempe (97,46%) dan nasi goreng dengan telur

    dadar dan tempe (93,92%). Kedua makanan berbahan dasar nasi yang diuji

    termasuk dalam makanan IG tinggi. Berdasarkan uji statistik dengan Paired T-

    Test menunjukkan p value >0,05 (0,359). Hasil penelitian ini menyimpulkan tidak

    terdapat perbedaan bermakna antara indeks glikemik makanan yang diuji.

    Kata kunci : indeks glikemik, glukosa darah, nasi putih, nasi goreng

    ABSTRACT

    Andhiny Rezkia Enhas. Medical Education Study Program. The Difference

    Between Glycemic Index of Some of the Rice-Based Food. 2014

    The risk of chronic disease associated with dietary style. Diet with a high

    glycemic index increased the risk of chronic disease and decreased with a low

    glycemic index. The aim of this study is to examine glycemic index of some of the

    rice-based diet. This study took ten healthy respondents with normal BMI without

    any problems of glucose metabolism. The blood glucose is examined before giving

    tested food and during two hours after that. The calculation and processing of

    data gains average of glycemic index. The GI value defined as the incremental

    area under the glycemic response curve (AUC) elicited by a portion of food

    containing 50 g available carbohydrate expressed as a percentage of the AUC

    elicited by 50 g glucose in the same subject. The highest glycemic index

    successively is white rice with fried chicken, fermented soybean cake and fried

    string beans (97,46%) and fried rice with omelette and fermented soybean cake

    (93,92%). All foods in this study classified as high index glycemic food. The

    statistical analysis with Paired T-Test showed p value >0.05 (0.383). There was

    no signifficant difference between the glycemic index of tested foods.

    Keywords: glycemic index, blood glucose, white rice, fried rice

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR JUDUL .................................................................................... i

    LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .............................................................................. v

    ABSTRAK ................................................................................................ vii

    DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL..................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

    1.3.1 Tujuan Umum .................................................................. 3

    1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................. 3 1.4 Manfaat Peneliti ............................................................................ 3

    1.4.1 Bagi Peneliti ..................................................................... 3

    1.4.2 Bagi Institusi .................................................................... 3 1.4.3 Bagi Masyarakat .............................................................. 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori .............................................................................. 4

    2.1.1 Karbohidrat ......................................................................... 4

    2.1.2 Nasi ..................................................................................... 6

    2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat ......................... 7

    2.1.4 Kontrol Glukosa Darah ....................................................... 8

    2.1.5 Indeks Glikemik .................................................................. 10

    2.1.6 Pemeriksaan Indeks Glikemik ............................................ 11

    2.2 Kerangka Konsep .......................................................................... 14

    2.3 Definisi Operasional ..................................................................... 15

    BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 16

    3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ...................................................... 16

    3.3 Alat Dan Bahan Penelitian ............................................................ 16

    3.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi ........................................................ 16

    3.4.1 Kriteria Inklusi .................................................................... 16

    3.4.2 Kriteria Eksklusi ................................................................. 16

    3.5 Besar Dan Cara Pengambilan Responden ..................................... 17

    3.6 Alur Penelitian .............................................................................. 18

    3.7 Cara Kerja Penelitian .................................................................... 18

    3.8 Rencana Pengolahan Dan Analisa Data ........................................ 19

  • ix

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Keadaan Responden ...................................................................... 21 4.2 Kadar Glukosa Darah .................................................................... 21 4.3 Indeks Glikemik ............................................................................ 23 4.4 Keunggulan Penelitian .................................................................. 25 4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 25

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ................................................................................... 26 5.2 Saran ............................................................................................. 26

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 27

    LAMPIRAN .............................................................................................. 29

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Klasifikasi dan Jenis Karbohidrat ......................................................... 5

    Tabel 2.2 Ringkasan Reaksi dalam Metabolisme Bahan Bakar ........................... 8

    Tabel 2.3 Ringkasan Kontrol Hormon pada Metabolisme Bahan Bakar .............. 9

    Tabel 2.4 Kategori Indeks Glikemik ..................................................................... 10

    Tabel 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Indeks Glikemik Makanan . 13

    Tabel 3.1 Makanan Uji dengan Kandungan Karbohidrat 50 gram ....................... 19

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden ....................................................................... 21

    Tabel 4.2 Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%) .................... 23

    Tabel 4.3 Indeks Glikemik Makanan Uji .............................................................. 24

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 4.1 Grafik Kenaikan dan Penurunan Glukosa Darah .............................. 22

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Lembar Surat Persetujuan Responden ............................................. 29

    Lampiran 2 Lembar Status Kesehatan Responden.............................................. 30

    Lampiran 3 Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden..................................... 31

    Lampiran 4 Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik....................................... 32

    Lampiran 5 Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji

    Sebanyak 50 Gram Karbohidrat ...................................................... 33

    Lampiran 6 Contoh Peritungan Luas Area di Bawah Kurva .............................. 35

    Lampiran 7 Hasil Perhitungan Luas Area di bawah Kurva dan

    Indeks Glikemik Nasi ...................................................................... 37

    Lampiran 8 Hasil Uji Statistik............................................................................. 38

    Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup ...................................................................... 42

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dewasa ini penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, penyakit

    kardiovaskuler, stroke dan kanker berkontribusi dalam menyebabkan >60%

    kematian di dunia dan diprediksi akan meningkat menjadi 75% pada tahun 2020.

    Kejadian penyakit-penyakit kronis tersebut erat kaitannya dengan gaya hidup,

    khususnya pola makan.1

    Pola makan sehat dapat dicapai dengan makan teratur dan makanan yang

    dikonsumsi mengandung komposisi zat gizi yang seimbang. Konsumsi makanan

    yang baik harus mengandung makronutrien seperti, lemak, karbohidrat dan

    protein serta mikronutrien seperti, vitamin, kalsium dan zat

    besi dalam jumlah yang seimbang sesuai kebutuhan masing-masing individu.2

    Karbohidrat merupakan komponen utama makanan yang berperan penting

    terhadap sekresi insulin dan glukosa darah setelah makan. Jumlah dan jenis

    karbohidrat yang dikonsumsi juga mempengaruhi sekresi insulin dan glukosa

    darah.1

    Indeks glikemik merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan suatu

    makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar glukosa

    darah. Konsep Indeks Glikemik pertama kali dikenalkan oleh Jenkins et al sebagai

    alat untuk mengukur respon glukosa darah terhadap karbohidrat pada jenis

    makanan yang dikonsumsi. Indeks glikemik dihitung dengan membandingkan

    luas area bawah kurva respon glukosa darah makanan uji dengan luas area bawah

    kurva respon glukosa darah makanan standar.1

    Metaanalisis dari beberapa penelitian observasional menunjukkan

    peningkatan risiko terjadinya penyakit kronis pada orang yang rutin mengonsumsi

    makanan indeks glikemik tinggi dan sebaliknya terjadi penurunan risiko

    terjadinya penyakit kronis pada orang yang rutin mengonsumsi makanan indeks

    glikemik rendah.1

    Studi yang dilakukan oleh Buyken A bahwa konsumsi makanan dengan

    indeks glikemik rendah dapat mengontrol kadar glukosa darah penderita diabetes,

  • 2

    meningkatkan sensitivitas insulin, menurunkan asupan makanan dan berat badan

    serta menurunkan kolesterol serum.3

    Di Indonesia, nasi merupakan makanan sumber karbohidrat utama. Nasi

    yang dikonsumsi oleh masyarakat biasanya bersama lauk pauk untuk melengkapi

    nilai kecukupan gizi. Ada kalanya, nasi diolah kembali menjadi menu makanan

    lain.

    Salah satu jenis makanan dengan bahan dasar nasi yang populer di

    Indonesia adalah nasi goreng. Nasi goreng merupakan olahan nasi yang digoreng

    menggunakan minyak dan ditambahkan beberapa bumbu masakan. Biasanya nasi

    goreng disajikan dengan lauk tempe atau telur dan dikonsumsi saat sarapan.

    Selain nasi goreng, masyarakat Indonesia juga lebih sering mengonsumsi nasi

    putih dengan berbagai macam lauk dan sayuran.

    Di Indonesia, telah dilakukan penelitian mengenai indeks glikemik beberapa

    jenis beras yaitu beras hitam 19,04 %, beras merah 43,3% dan beras putih

    97,48%.10

    Masih kurangnya penelitian mengenai indeks glikemik menu makanan

    Indonesia khususnya nasi goreng dan nasi putih dengan lauk tertentu mendorong

    penulis untuk melakukan penelitian ini.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah

    penelitian sebagai berikut: Adakah perbedaan indeks glikemik berbagai menu

    makanan berbahan dasar nasi?

    1.3 Tujuan

    1.3.1 Tujuan Umum

    Mengetahui perbedaan indeks glikemik beberapa menu makanan

    berbahan dasar nasi.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Mengklasifikasikan beberapa menu makanan berbahan dasar

    nasi dalam makanan indeks glikemik rendah, sedang atau tinggi.

    2. Mengidentifikasi perbedaan indeks glikemik beberapa menu

    makanan berbahan dasar nasi

  • 3

    1.4 Manfaat

    1.4.1 Bagi Peneliti

    1. Mendapatkan pengalaman serta pengetahuan dalam melakukan

    penelitian terutama di bidang nutrisi dan kesehatan.

    2. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran

    di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    1.4.2 Bagi Institusi

    1. Memberikan data indeks glikemik nasi goreng dan nasi putih

    dengan lauk tertentu sehingga dapat dindeks glikemikunakan

    sebagai panduan pemilihan makanan bagi penderita obesitas,

    diabetes melitus, dan penyakit kardiovaskular.

    2. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    sebagai bahan untuk melakukan penelitian lebih dalam bagi

    peneliti yang lain.

    1.4.3 Bagi Masyarakat

    1. Memberikan informasi indeks glikemik beberapa menu makanan

    berbahan dasar nasi sehingga dapat digunakan sebagai panduan

    pemilihan makanan.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Landasan Teori

    2.1.1 Karbohidrat

    Karbohidrat merupakan sumber kalori terbesar yang terdapat dalam suatu

    makanan. Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan dan hewan. Senyawa ini

    memiliki peran struktural dan metabolik yang penting.4

    Istilah karbohidrat secara bahasa berarti hydrated carbon atau karbon

    yang terhidrasi. Suatu senyawa disebut terhidrasi bila mengandung air (air = H2O

    yang terdiri dari hidrogen dan oksigen). Dalam literatur lain, penamaan

    karbohidrat didasarkan pada unsur kimianya. Senyawa karbohidrat terdiri dari

    Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O).5

    Dalam diet normal manusia ada tiga sumber utama karbohidrat, yaitu 1)

    sukrosa atau gula tebu, 2) laktosa dan 3) pati, suatu polisakarida yang terdapat

    pada hampir semua bahan makanan.6

    Karbohidrat atau sakarida berasal dari bahasa latin Sacharum yang berarti

    gula. Berdasarkan jumlah sakarida dalam strukturnya, karbohidrat diklasifikasikan

    dalam tiga kategori.4

  • 5

    Tabel 2.1 Klasifikasi dan Jenis Karbohidrat

    Klasifikasi Jenis Keterangan

    Monosakarida

    (satu unit sakarida)

    Glukosa

    Fruktosa

    Galaktosa

    Bahan bakar metabolik

    utama untuk jaringan.

    Merupakan hasil hidrolisis

    pati, gula tebu atau bit,

    maltosa dan laktosa.

    Mudah dimetabolisme

    melalui glukosa atau secara

    langsung.

    Dapat ditemukan di sari

    buah, madu, hasil hidrolisis

    gula tebu dan inulin.

    Mudah dimetabolisme

    menjadi glukosa.

    Disintesis di kelenjar

    payudara untuk membentuk

    laktosa.

    Disakarida (dua unit

    sakarida)

    Maltosa

    (Glukosa+Glukosa)

    Laktosa

    (Glukosa+Galaktosa)

    Sukrosa

    (Glukosa+Fruktosa)

    Hasil hidrolisis pati, dapat

    ditemukan pada gandum

    dan sereal.

    Dapat ditemukan pada susu

    dan sediaan farmasi sebagai

    pengisi obat.

    Dapat ditemukan pada gula

    tebu dan bit, shorgum serta

    beberapa buah dan sayuran.

    Polisakarida (>10

    unit sakarida)

    Pati (kanji, starch)

    Glikogen (pati hewani)

    Merupakan homopolimer

    glukosa.

    Sumber utama karbohidrat

    dalam makanan, yaitu

    sereal, kentang, kacang-

    kacangan dan sayuran.

    Merupakan simpanan

    polisakarida pada hewan. Sumber: Robert K. Murray et al, 2009

    Glukosa adalah karbohidrat terpenting. Sebagian besar karbohidrat dalam

    makanan diserap ke dalam aliran darah dalam bentuk glukosa, sedangkan

    monosakarida lain diubah menjadi glukosa di hati. Glukosa merupakan bahan

    bakar metabolik utama pada mamalia dan juga sebagai prekursor untuk sintesis

    semua karbohidrat lain dalam tubuh.5

  • 6

    2.1.2 Nasi

    Nasi merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang penting

    bagi masyarakat dunia sebagai sumber kalori sehari-hari. Nasi yang paling banyak

    dikonsumsi adalah nasi putih.

    Nasi diolah dari beras yaitu biji tanaman padi. Berdasarkan warnanya beras

    dibedakan menjadi tiga jenis yaitu beras putih (Oryza sativa), beras merah (Oryza

    nivara), dan beras hitam (Oryza sativa L. indica). Perbedaan warna ini

    dipengaruhi oleh ada tidaknya antosianin dan tinggi rendahnya kadar antosianin

    tersebut.7

    Beras putih (Oryza sativa) lebih banyak dikonsumsi masyarakat umum.

    Tapi bagi penderita diabetes beras putih dibatasi karena kandungan indeks

    glikemiknya yang dikenal tinggi. Beras merah (Oryza nivara) mulai dijadikan

    pilihan karena indeks glikemiknya lebih rendah bila dibandingakn dengan beras

    putih. Indeks glikemik adalah respon glukosa darah tubuh terhadap makanan

    dibandingkan dengan dengan respon glukosa darah dengan glukosa murni.8

    Beras merah mengandung banyak nutrien, kaya serat dan mineral.

    Sebaliknya, nasi putih memiliki sedikit serat, zat besi dan banyak vitamin B.9

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa nilai

    indeks glikemik beras hitam lebih rendah bila dibandingkan dengan nilai indeks

    glikemik beras merah dan beras putih. Nilai indeks glikemik beras hitam 19,04,

    beras merah 43,3 dan beras putih 97,48. Beras putih memiliki puncak kenaikan

    glukosa darah tertinggi dibandingkan dengan beras hitam dan beras merah.10

    Nasi mengandung nilai gizi cukup tinggi yaitu kandungan karbohidrat

    sebesar 360 kalori, protein sebesar 6,8 gr, dan kandungan mineral seperti kalsium

    dan zat besi masing-masing 6 dan 0,8 mg. Nasi putih juga merupakan sumber

    asam folat yang baik. Akan tetapi sebaiknya dikonsumsi dengan sayuran, daging,

    dan sumber makanan lainnya untuk menyeimbangkan nilai gizi.11

    Nasi putih memiliki indeks glikemik tinggi yang dapat meningkatkan kadar

    glukosa darah postprandial. Konsumsi nasi putih setiap hari dapat meningkatkan

    risiko terjadinya kerusakan jaringan vaskular dan organ-organ lainnya. Selain itu,

    konsumsi nasi secara rutin juga meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus

    tipe 2.12

  • 7

    2.1.3 Pencernaan dan Metabolisme Karbohidrat

    Ketika makanan dikunyah, makanan bercampur dengan saliva, yang

    mengandung enzim pencernaan ptialin (suatu -amilase) yang terutama

    disekresikan oleh kelenjar parotis. Enzim ini menghidrolisis polisakarida menjadi

    disakarida maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya yang mengandung tiga

    sampai sembilan molekul glukosa. Makanan berada di dalam mulut hanya untuk

    waktu yang singkat, hanya kurang dari 5% karbohidrat telah dihidrolisis pada

    saat makanan ditelan.6

    Pencernaan karbohidrat berlanjut di dalam korpus dan fundus lambung

    selama satu jam sebelum makanan bercampur dengan sekresi lambung. Kemudian

    aktivitas amilase saliva dihambat oleh asam yang disekresikan oleh lambung.

    Hasil pencernaan oleh lambung disebut kimus.13

    Di duodenum kimus bercampur dengan getah pankreas (amilase pankreas)

    menghasilkan maltosa, disakarida dan polimer-polimer glukosa. Enterosit yang

    terletak pada usus halus mengandung enzim disakaridase, yaitu 1) laktase yang

    memecah laktosa menjadi satu molekul galaktosa dan glukosa, 2) sukrase yang

    memecah sukrosa menjadi satu molekul fruktosa dan glukosa, dan 3) maltase

    yang memecah maltosa menjadi molekul-molekul glukosa. Produk akhir

    pencernaan karbohidrat semuanya adalah monosakarida yang larut-air.6

    Setelah mengalami proses pencernaan, molekul glukosa dan galaktosa

    terserap ke dalam sel epitel usus halus dan akhirnya masuk ke darah melalui

    transpor aktif. Sedangkan fruktosa diserap ke dalam darah dengan difusi

    terfasilitasi pasif.13

    Proses pencernaan dan absorpsi glukosa ke dalam darah dipengaruhi juga

    oleh faktor-faktor berikut ini 1) ketahanan starch/pati terhadap aktivitas kerja

    enzim, 2) derajat aktivitas enzim-enzim pencernaan, terutama laktase pada

    dinding mukosa usus, dan 3) adanya zat gizi lain dalam makanan yang

    mempengaruhi proses pencernaan, seperti lemak yang memperlambat absorpsi,

    serat, pektin, dan lain-lain yang dapat mengurangi efek kerja enzim.14

    Glukosa yang diabsorpsi didistribusikan melalui pembuluh darah ke seluruh

    tubuh, sebagian disimpan untuk cadangan energi, sebagian lagi digunakan untuk

    sel-sel tubuh sebagai sumber energi. Transpor glukosa ke dalam sel sebagian

  • 8

    besar dilakukan melalui difusi terfasilitasi. Kecepatan transpor glukosa

    ditingkatkan oleh kerja insulin, transpor dapat meningkat 10 kali lebih cepat

    dengan bantuan aktivitas insulin.6

    Segera setelah masuk ke dalam sel, glukosa akan mengalami rangkaian

    kejadian berikut: fosforilasi glukosa, glikolisis, hingga siklus krebs atau siklus

    asam sitrat. Proses-proses tersebut bertujuan untuk menghasilkan adenosin

    trifosfat (ATP) yang akan digunakan sel sebagai energi tinggi untuk

    melaksanakan dan menjalankan fungsi.13

    2.1.4 Kontrol Glukosa Darah

    Saat keadaan absorptif/setelah makan glukosa tersedia berlimpah dalam

    darah, maka terjadi proses yang bertujuan untuk menurunkan kadar glukosa darah.

    Sedangkan pada keadaan puasa terjadi hal sebaliknya.13

    Beberapa reaksi dalam

    metabolisme bahan bakar yang terkait dengan kontrol kadar glukosa darah

    dijelaskan pada tabel 2.2 berikut:

    Tabel 2.2 Ringkasan Reaksi dalam Metabolisme Bahan Bakar

    Proses Metabolik Reaksi Konsekuensi

    Glikogenesis

    (Anabolisme) Glukosa glikogen Glukosa darah

    Glikogenolisis

    (Katabolisme) Glikogen glukosa Glukosa darah

    Glukoneogenesis

    (Anabolisme) Asam amino glukosa Glukosa darah

    Glikolisis (Anabolisme) Glukosa ATP Glukosa darah Sumber: Sherwood Lauralee, 2010

    Respon tubuh terhadap regulasi proses metabolisme diatur oleh berbagai

    hormon. Insulin dan glukagon yang disekresi pankreas, merupakan hormon

    dominan yang meregulasi jalur-jalur metabolisme, selain itu ada pula epinefrin,

    kortisol serta hormon pertumbuhan yang mengatur proses katabolik dan anabolik

    sesuai dengan kebutuhan.13

    Efek hormon-hormon tersebut terhadap metabolisme

    teringkas dalam tabel 2.3.

  • 9

    Tabel 2.3. Ringkasan Kontrol Hormon pada Metabolisme Bahan Bakar

    Hormon Efek pada Glukosa

    Darah

    Rangsangan Utama

    untuk Sekresi

    Peran Utama

    dalam

    Metabolisme

    Insulin Ambilan glukosa Glikogenesis Glikogenolisis Glukoneogenesis

    Glukosa darah Asam amino darah

    Regulator utama

    siklus absorptif

    dan pasca-absorptif

    Glukagon Glikogenolisis Glukoneogenesis Glikogenesis

    Glukosa darah Asam amino darah

    Regulasi siklus

    absorptif dan

    pasca-absorptif

    bersama dengan

    insulin, proteksi

    terhadap

    hipoglikemia

    Epinefrin Glikogenolisis Glukoneogenesis Sekresi insulin Sekresi glukagon

    Stimulasi simpatis

    saat stres dan

    olahraga

    Menyediakan

    energi untuk

    keadaan darurat

    dan olahraga

    Kortisol Glukoneogenesis Absorpsi glukosa oleh jaringan

    Stres Mobilisasi bahan

    bakar metabolik

    dan bahan baku

    selama adaptasi

    terhadap stres

    Hormon

    Pertumbuha

    n

    Absorpsi glukosa oleh otot

    Tidur lelap, stres,

    olahraga,

    hipoglikemia

    Mendorong

    pertumbuhan,

    dalam keadaan

    normal berperan

    kecil pada

    metabolisme,

    mobilisasi bahan

    bakar dan

    menghemat

    glukosa dalam

    meringankan

    kondisi-kondisi

    tersebut. Sumber: Sherwood Lauralee, 2010

    Kadar glukosa darah setelah makan meningkat dari kadar puasa 80-100

    mg/dL (~5mM) menjadi 120-140 mg/dL (~8mM) dalam waktu 30 menit sampai 1

    jam. Kadar glukosa dalam darah kemudian mulai menurun, kembali ke rentang

    puasa dalam waktu sekitar 2 jam setelah makan.5

  • 10

    2.1.5 Indeks Glikemik

    Indeks glikemik adalah sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui

    kemampuan sejumlah karbohidrat makanan dalam meningkatkan kadar glukosa

    darah. Indeks glikemik didapatkan dengan cara membandingkan luas area di

    bawah kurva respon glukosa darah makanan uji dengan luas area bawah kurva

    respon glukosa darah makanan standar, di mana setiap porsi makanan yang

    disajikan harus mengandung 50 gram karbohidrat. Semakin besar luas area bawah

    kurva respon glukosa darah, semakin tinggi nilai indeks glikemik.15

    Indeks glikemik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu, indeks

    glikemik tinggi, sedang dan rendah seperti pada tabel 2.4 berikut.

    Tabel 2.4. Kategori Indeks Glikemik

    Kategori Indeks Glikemik Nilai Indeks Glikemik (%)

    Tinggi >70%

    Sedang 50-70%

    Rendah

  • 11

    subyek yang melakukan diet indeks glikemik rendah, dan kadar fruktosamin yang

    lebih rendah 0.19 mmol/l dibanding pada subyek yang melakukan diet indeks

    glikemik tinggi.18

    Penelitian oleh Wolever menemukan adanya penurunan kolesterol total

    serum sebanyak 7% pada orang dewasa dengan diabetes melitus tipe 2 yang rutin

    mengkonsumsi makanan indeks glikemik rendah. Penelitian yang dilakukan oleh

    Jarvi pada orang dewasa dengan diabetes melitus tipe 2 menemukan penurunan

    kadar LDL dan palsminogen activator inhibitor (PAI)-1 yang berperan dalam

    terjadinya penyakit kardiovaskular setelah pasien rutin mengkonsumsi makanan

    indeks glikemik rendah.19

    2.1.6 Pemeriksaan Indeks Glikemik

    Pemeriksaan indeks glikemik dapat dilakukan dengan pengambilan darah

    vena maupun darah kapiler pada ujung jari atau telinga. Responden terdiri dari 10-

    14 orang dengan kriteria sehat, laki-laki atau perempuan, tidak hamil, tidak

    menyusui, usia 18-75 tahun, dan tidak memiliki riwayat diabetes.2

    Sebelum dilakukan pemeriksaan, responden harus berpuasa sepanjang

    malam sekitar 10-14 jam. Pemberian makanan standar dan makanan uji dilakukan

    di hari yang berbeda. Pemberian tiap jenis makanan uji juga dilakukan pada hari

    yang berbeda. Makanan standar yang digunakan dapat berupa sejumlah roti tawar

    putih yang mengandung 50 g karbohidrat.20

    Setelah pengambilan kadar glukosa darah puasa, responden diberi makanan

    uji dan dilakukan pengambilan darah pada menit ke 15, 30, 45, 60, 90, dan 120

    menit setelah mulai makan. Pengambilan darah responden dapat dilakukan dari

    kapiler dengan metode finger-prick atau diambil dari darah vena.20

    Makanan uji harus mengandung karbohidrat sebanyak 50 gram. Untuk

    setiap makanan uji yang diperiksa dapat disertai dengan 250 sampai 500 mL air

    atau teh, atau 50 mL susu bila responden menghendaki. Responden boleh memilih

    jumlah dan jenis minuman, namun minuman yang telah dipilih harus sama untuk

    semua makanan uji yang akan dikonsumsi. Makanan uji harus dihabiskan dalam

    waktu 10 menit dengan penghitungan waktu untuk pemeriksaan kadar glukosa

    darah dimulai dari gigitan pertama konsumsi makanan uji.20

  • 12

    Setelah itu, kadar glukosa darah dimasukkan dalam kurva dengan waktu di

    sumbu x dan kadar glukosa darah di sumbu y. Indeks glikemik makanan uji,

    dihitung dengan cara membandingan luas area bawah kurva respon glukosa darah

    terhadap pemberian makanan uji dengan makanan standar.21

    Secara garis besar terdapat dua hal yang dapat memepengaruhi indeks

    glikemik makanan, yaitu faktor individu dan faktor makanan. Faktor individu

    yang menentukan respon glikemik seseorang terhadap makanan ialah sensitivitas

    insulin, fungsi sel beta pankreas, motilitas saluran gastrointestinal, metabolisme

    makanan sebelumnya, variasi metabolik parameter harian dan lain-lain. Kapasitas

    regulatori metabolisme glukosa dapat bervariasi pada masing masing orang.19

    Faktor makanan yang mempengaruhi indeks glikemik suatu makanan diringkas

    dalam tabel 2.5.

  • 13

    Tabel 2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Indeks Glikemik Makanan

    Faktor Mekanisme Contoh Makanan

    Tingkat gelatinisasi

    pati

    Semakin sedikit pati yang

    tergelatinasi, semakin lambat

    proses pencernaannya.

    Spagetti, oatmeal

    Bentuk fisik

    makanan

    Lapisan fibrosa pada buncis

    dan biji-bijian serta yang

    menempel pada dinding sel

    tanaman bekerja sebagai

    barier, memperlambat enzim

    untuk masuk dan memulai

    pencernaan pati

    Roti gandum utuh,

    polong-polongan,

    Rasio amilosa dan

    amilopektin

    Semakin banyak suatu

    makanan mengandung

    amilosa, semakin lambat

    kecepatan pencernaan

    gulanya. Hal ini kebalikannya

    terhadap amilopektin

    Polong-polongan, nasi

    basmati, maizena

    Kadar serat pangan

    Serat larut dapat

    meningkatkan viskositas isi

    intestinal (karena dapat

    mengikat air) dan

    memperlambat interaksi

    antara pati dan enzim

    pencernanya. Hal ini

    menyebabkan semakin

    lambatnya proses absorpsi

    Buncis, apel, roti putih,

    beberapa jenis sereal

    sarapan

    Kadar gula sukrosa

    Sukrosa, yang disusun oleh

    glukosa dan frukotosa,

    memproduksi hanya setengah

    dari banyaknya molekul

    glukosa dari pati dengan

    jumlah yang sama.

    Keberadaan sukrosa dalam

    makanan juga merestriksi

    tingkat gelatinisasi dari

    molekul pati dengan mengikat

    air selama proses produksi

    Beberapa jenis cookies,

    dan sereal sarapan

    Keasaman

    Asam pada makanan

    memperlambat proses

    pengosongan lambung

    Jeruk

    Sumber: Maria Kalergis et al, 2005

    Selain faktor-faktor di atas, kandungan protein dan lemak juga berperan

    terhadap kada indeks glikemik suatu makanan. Protein dapat meningkatkan

  • 14

    sekresi insulin tanpa meningkatkan kadar glukosa darah. Semakin banyak protein

    dalam suatu makanan, respon insulin akan semakin meningkat, sedangkan kada

    glukosa setelah makan tidak banyak berubah. Demikian pula, menambahkan

    lemak pada makanan juga meningkatkan sekresi insulin meskipun glukosa plasma

    respon sebenarnya menurun. Oleh karena itu, protein dan lemak dapat

    menurunkan indeks glikemik suatu makanan.15

    2.2 Kerangka Konsep

    Faktor

    ekstrinsik/makanan:

    Bentuk fisik

    Kadar serat pangan

    Kadar gula sukrosa

    Kadar lemak

    Kadar protein

    Responden sehat

    Makanan uji

    Laju kenaikan

    kadar glukosa darah

    Indeks Glikemik

    Faktor

    intrinsik/individu:

    Motilitas saluran cerna

    Metabolisme makanan

    sebelumnya

    Variasi metabolik

    Nasi goreng dengan

    lauk tempe orek

    dan telur dadar

    Nasi putih dengan lauk ayam

    goreng, tempe orek dan sayur

    kacang panjang

    Diabsorpsi lebih

    lambat

  • 15

    2.3 Definisi Operasional

    No. Variabel Definisi Pengukur Alat

    Ukur Cara Ukur

    Skala

    Ukur

    Hasil

    Ukur

    1 Indeks

    glikemik

    Respon

    kenaikan

    kadar glukosa

    darah terhadap

    sejumlah

    karbohidrat

    dalam

    makanan

    Peneliti -

    Membanding

    kan luas area

    bawah kurva

    respon

    glukosa

    darah setiap

    makanan uji

    dengan

    makanan

    standar

    % Numer

    ik

    2 Glukosa

    darah

    Hasil absorpsi

    karbohidrat

    saluran

    pencernaan

    yang

    bersirkulasi

    dalam darah

    dan dihitung

    kadarnya

    dengan

    pemeriksaan

    darah

    Peneliti

    Blood

    glucos

    e meter

    merek

    Easy

    Touch

    Pengambilan

    darah kapiler

    kemudian

    diuji dengan

    test strip

    blood

    glucose

    meter

    mg/dL Numer

    ik

  • 16

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk mengetahui indeks

    glikemik nasi goreng dan nasi putih dengan lauk tertentu.

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai Mei 2014 di Kampus

    Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3.3 Alat dan Bahan Penelitian

    1. Alat pengukur glukosa darah bermerk Easy Touch

    2. Sampel darah vena responden yang diambil dengan metode finger-prick

    3. Makanan standar: Roti tawar putih

    4. Makanan uji pertama yaitu nasi goreng dengan lauk telur dadar, tempe

    orek dan makanan uji kedua yaitu nasi putih dengan ayam goreng,

    tempe orek dan sayur.

    3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

    3.4.1 Kriteria Inklusi

    a. Orang dewasa sehat dengan populasi mahasiswa pendidikan

    dokter (18-25 tahun).

    b. Memiliki indeks massa tubuh normal kriteria Asia-Pasifik.

    c. Tidak memiliki riwayat gangguan metabolisme glukosa.

    d. Dalam keadaan sehat.

    e. Tidak menjalani program diet dalam 3 bulan terakhir.

    3.4.2 Kriteria Eksklusi

    a. Responden yang memiliki riwayat gangguan pembekuan darah

    atau riwayat perdarahan sulit berhenti.

    b. Responden memiliki riwayat alergi terhadap makanan standar dan

    makanan uji.

  • 17

    3.5 Besar dan Cara Pengambilan Responden

    Responden yang akan diikutkan pada penelitian ini berjumlah 10 orang

    yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pemilihan responden dilakukan

    dengan metode consecutive sampling.

    Proses penentuan responden diawali dengan anamnesis mengenai identitas

    dan riwayat penyakit, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik meliputi tanda vital,

    berat badan dan tinggi badan. Dilakukan penapisan gangguan metabolisme

    glukosa dengan pemeriksaan GDP dan dibandingkan dengan kriteria normal

    menurut PERKENI.22

    Responden yang memenuhi kriteria inklusi dan bersedia

    mengikuti penelitian diberikan informed consent.

  • 18

    3.6 Alur Penelitian

    *Setiap pemeriksaan berselang 1 minggu

    3.7 Cara Kerja Penelitian

    a. Responden sebelumnya telah diminta untuk menjauhi latihan berat dan

    makan seperti biasa selama 48 jam sebelum hari test.

    b. Responden menjalani puasa kurang lebih 10 jam.

    c. Responden mengonsumsi makanan standar dalam waktu

  • 19

    d. Satu minggu setelahnya, responden mengulang langkah a dan b

    kemudian diberikan makanan uji pertama yang dikonsumsi dalam waktu

  • 20

    Luas area di bawah kurva dihitung menggunakan metode trapezoid secara

    manual dan menggunakan program Microsoft Excel. Metode trapezoid dilakukan

    dengan cara menghitung luas semua bangunan trapesium dalam kurva kenaikan

    glukosa darah yang selanjutnya dijumlahkan. Luas bangunan trapesium dihitung

    dengan rumus: 23

    Dalam penelitian ini dilakukan analisis data statistik menggunakan

    Microsoft excel 2010 dan SPSS 22.0. Uji normalitas data menggunakan uji

    Shapiro-Wilk karena jumlah responden kurang dari 50 orang. Selanjutnya penulis

    menggunakan Uji Paired T-Test untuk data terdistribusi normal dan Uji Friedman

    untuk data yang tidak terdistribusi normal.24

  • 21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Karakteristik Responden

    Responden dalam penelitian ini berjumlah 10 orang, terdiri dari 4 orang

    laki-laki dan 6 orang perempuan. Karaktersitik responden dapat dilihat pada tabel

    4.1 berikut.

    Tabel 4.1 Karakteristik Responden

    Kode Jenis Usia

    Berat Tinggi IMT Gula Darah

    Responden Kelamin Badan (kg) Badan (m) (kg/m) Puasa (mg/dl)

    CHA P 19 50 1.55 20.8 98

    ICH L 20 65 1.72 22.0 85

    IQB L 19 63 1.66 22.9 79

    LAT P 19 56 1.57 22.7 99

    NIH P 20 56 1.63 21.1 75

    SLF P 17 40 1.425 19.7 97

    SHO P 18 44 1.55 18.3 79

    ROH L 19 65 1.73 21.7 87

    SYA L 18 48 1.63 18.1 78

    ZAI P 19 55 1.56 22.6 89

    Rerata

    18.8 54.2 1.6025 21.0 86.6

    SD

    0,9

    2,0 8,9

    Rata-rata IMT responden pada penelitian ini tergolong kategori normal

    menurut kriteria Asia-Pasifik (lampiran 4). Responden tidak memiliki gangguan

    metabolisme glukosa yang dapat dilihat dari hasil pemeriksaan GDP yang normal

    dengan rata-rata 86,6 (SD8,9).

    4.2 Kadar Glukosa Darah

    Hasil pemeriksaan glukosa darah setiap 15 menit selama satu jam pertama

    dan setiap 30 menit selama satu jam kedua setelah pemberian setiap makanan uji

    dapat dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut.

  • 22

    Gambar 4.1. Grafik Kenaikan dan Penurunan Glukosa Darah

    Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa setelah pemberian roti tawar putih,

    puncak kenaikan glukosa darah terjadi pada menit ke 15 sama dengan nasi putih

    dengan lauk yang juga mencapai puncak kenaikan glukosa darah menit ke 15.

    Glukosa darah setelah pemberian roti putih mengalami penurunan pada menit ke-

    90 sampai menit ke-120, sedangkan nasi putih dengan lauk mengalami penurunan

    glukosa darah dari menit ke-60 sampai menit ke-120. Glukosa darah setelah

    pemberian nasi goreng mencapai puncak kenaikan pada menit ke-45, lalu

    mengalami penurunan dari menit ke-90 sampai menit ke-120. Hal tersebut

    dikarenakan kandungan lemak dalam nasi goreng dibandingkan dengan

    kandungan lemak yang ada di roti putih dan nasi putih dengan lauk. Adanya

    lemak tersebut menyebabkan pencernaan dan absorpsi karbohidrat semakin

    lambat.

    Selain itu, dapat juga dilihat kadar glukosa darah setelah dua jam tiap

    makanan dibandingkan dengan kadar glukosa darah menit ke-0. Kadar glukosa

    darah setelah dua jam roti tawar putih adalah 95 mg/dL dan pada menit ke-0 90

    mg/dL. Hal ini menunjukkan kadar glukosa darah kembali mendekati menit ke-0

    dalam waktu cepat sehingga rasa lapar juga muncul dengan cepat. Hal serupa juga

    terdapat pada respon glukosa darah nasi goreng. Pada dua jam setelah pemberian

    nasi goreng kadar glukosa darah yaitu 98 mg/dL, tidak berbeda jauh dengan menit

    7580859095

    100105110115120125130135140145150

    0 15 30 45 60 75 90 105 120

    kad

    ar

    glu

    kosa

    dara

    h

    (mg/d

    L)

    waktu (menit)

    Respon Glukosa Darah

    Makanan Standar

    Nasi Goreng

    Nasi Putih+Lauk

  • 23

    ke-0 yaitu 88 mg/dL. Sedangkan pada nasi putih, kadar glukosa darah dua jam

    setelah pemberian adalah 110,4 mg/dL, berbeda jauh dengan kadar glukosa darah

    pada menit ke-0, yaitu 80 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa glukosa yang telah

    diserap berada di dalam aliran darah lebih lama. Sehingga, rasa kenyang yang

    dirasakan juga semakin lama.

    Tabel 4.2 Persentase kenaikan/penurunan kadar glukosa darah (%)

    Makanan 15 30 45 60 90 120

    Roti tawar putih 45.14 -2.28 -3.19 -15.21 -9.51 -27.68

    Nasi goreng 16.91 20.00 2.27 -15.19 -16.30 -21.76

    Nasi putih dengan lauk 56.70 -1.92 -12.22 -5.51 -11.82 -11.82

    Makanan uji yang meningkatkan kadar glukosa darah puasa dengan cepat

    setelah dikonsumsi dari menit ke-0 hingga menit ke-15 berturut-turut adalah nasi

    putih dengan lauk 56,70% dan nasi goreng 16,91%.

    Nasi goreng tidak dapat diabsorpsi dengan cepat oleh saluran

    gastrointestinal karena kandungan lemak yang dimiliki lebih tinggi dibandingkan

    nasi putih dengan lauk. Semakin cepat penyerapan, maka akan didapatkan

    peningkatan yang lebih tinggi dari kadar glukosa darah.

    4.3 Indeks Glikemik

    Indeks glikemik dihitung dengan mencari perbandingan luas area bawah

    kurva respon glukosa darah makanan standar dengan makanan uji. Perhitungan

    luas area bawah kurva dihitung menggunakan perhitungan trapezoid. Setelah

    dirata-ratakan, didapatkan kadar indeks glikemik makanan standar dan makanan

    uji yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut.

  • 24

    Tabel 4.3 Indeks Glikemik Makanan Uji

    Makanan Indeks Glikemik (100%) P value*

    Nasi goreng 93,92

    0,383 Nasi putih dengan lauk 97,46

    *berdasakan uji statistik Paired T-Test

    Secara keseluruhan dari tabel diatas, indeks glikemik tertinggi adalah nasi

    putih dengan lauk yaitu 97,46%, nasi goreng memiliki indeks glikemik lebih

    rendah yaitu 93,92%. Makanan berbahan dasar nasi yang dijadikan makanan uji

    dalam penelitian ini termasuk dalam makanan yang berindeks glikemik tinggi

    (>70%) berdasarkan kategori pangan menurut Jenny Miiler. Hal ini sesuai dengan

    penelitian yang dilakukan oleh Setyo Harini et al bahwa indeks glikemik nasi

    putih adalah 97,48% serta penelitian yang dilakukan oleh Chia M menunjukkan

    indeks glikemik nasi goreng adalah 997%.25

    Nasi putih dengan lauk menjadi makanan dengan indeks glikemik lebih

    tinggi, karena cara pengolahan dan kandungan makanan mempengaruhi absorpsi

    saluran pencernaan yang secara otomatis mempengaruhi kadar glukosa darah.

    Semakin lambat suatu makanan diabsorpsi, maka indeks glikemik semakin

    rendah. Kandungan lemak yang lebih banyak pada nasi goreng mengakibatkan

    absorpsi nasi goreng menjadi lambat. Makanan berlemak dapat memperlambat

    pengosongan lambung dengan mekanisme penghambatan sekresi HCl. Dengan

    demikian kandungan lemak menyebabkan respon glukosa darah menjadi lebih

    lambat dan berpengaruh terhadap lebih rendahnya kadar indeks glikemik.

    Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan hasil penelitian menunjukkan

    semua makanan berbahan dasar nasi ini termasuk dalam kategori indeks glikemik

    tinggi. Uji statistik menunjukkan p value 0,383, dengan demikian tidak terdapat

    perbedaan indeks glikemik yang bermakna di antara makanan uji (lampiran 9).

    4.4 Keunggulan Penelitian

    Peneliti tidak menemukan penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya di

    Indonesia. Sehingga ini adalah peneltian pertama yang memberikan informasi

    mengenai indeks glikemik nasi goreng dan nasi putih dengan lauk. Oleh karena

  • 25

    itu, peneliti berharap hal ini bermanfaat bagi institusi dan masyarakat sebagai

    referensi indeks glikemik menu makanan berbahan dasar nasi di Indonesia.

    4.5 Keterbatasan Penelitian

    Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa keterbatasan bagi peneliti

    sehingga mempengaruhi proses dan hasil penelitian, yaitu tidak dilakukannya

    analisis zat gizi terhadap makanan uji.

    Selain itu pemeriksaan respon glukosa darah makanan standar hanya

    dilakukan satu kali, menyulitkan perhitungan indeks glikemik yang lebih akurat.

    Disebutkan dalam penelitian Thomas MS Wolever et al, pemeriksaan makanan

    standar perlu dilakukan 2-3 kali.

    Pengawasan dan pemantaun terhadap responden sulit dilakukan, terutama

    untuk membatasi aktivitas fisik selama penelitian, serta tidak dapat dipastikannya

    responden berpuasa 10-14 jam dan makan dalam porsi makan biasa 48 jam

    sebelum pemeriksaan kadar glukosa darah.

  • 26

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    1. Hasil penelitan ini menunjukkan indeks glikemik makanan berbahan

    dasar nasi yaitu nasi putih dengan lauk (97,46%) dan nasi goreng

    (93,92%). Kedua makanan berbahan dasar nasi yang diuji tergolong

    makanan dengan indeks glikemik tinggi.

    2. Tidak terdapat perbedaan indeks glikemik yang bermakna di antara nasi

    goreng dan nasi putih dengan lauk.

    5.2 Saran

    1. Mengingat variasi makanan berbahan dasar nasi yang beragam, maka

    perlu lebih banyak penelitian indeks glikemik makanan berbahan dasar

    nasi yang berbeda, sehingga dapat dijadikan referensi yang lebih

    lengkap.

    2. Bagi peneliti yang ingin melalukan penelitian indeks glikemik, perlu

    dilakukan penelitian indeks glikemik makanan berbahan dasar nasi yang

    berasal dari jenis beras yang berbeda dan untuk membuat hasil

    perhitungan IG yang lebih akurat, pemeriksaan respon glukosa darah

    makanan standar sebaiknya dilakukan lebih dari satu kali.

    3. Peneliti menganjurkan untuk pasien diabetes melitus atau yang memiliki

    resiko tinggi penyakit ini, untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi

    makanan berbahan dasar nasi. Makanan dengan indeks glikemik rendah

    relatif lebih baik menjadi pilihan makanan untuk pasien diabetes

    melitus. Untuk menurunkan indeks glikemik makanan yang dikonsumsi,

    sebaiknya menambahkan serat/sayuran.

  • 27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Barclay AW, Petocz P, McMillan-Price J, Flood VM, Prvan T, Mitchell P.

    Glycemic Index, Glycemic Load, and Chronic Disease Risk-A Metaanalysis of

    Observational Studies. The American Journal of Clinical Nutrition. 2008

    2. Radulian G, Rusu E, Dragomir A, Posea M. Metabolic Effects of Low

    Glycemic Index Diets. Nutrition Journal. 2009

    3. Buyken A, Toeller M, Heitkamp G, et al. Glycemic Index in The Diet of

    European Outpatients with Type 1 Diabetes. The American Journal of Clinical

    Nutrition. 2001;73:574-81

    4. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. 27th ed. Wulandari

    N, Rendy L, Dwijayanthi L, editors. Jakarta: EGC; 2009

    5. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah

    Pendekatan Klinis Jakarta: EGC; 2000

    6. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 11th ed. Jakarta: EGC;

    2007

    7. Indriasari. Nilai Indeks Glikemik Beras Beberapa Varietas Padi. Penelitian

    Pertanian Tanaman Pangan. 2008; 27

    8. Sarwono W. Pengkajian Status Gizi Jakarta: Badan Penerbit Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia; 2003

    9. Thompson SV, Winham DM, Hutchins AM. Bean and Rice Meals Reduce

    Postprandial Glycemic Response In Adults With Type 2 Diabetes: A Cross-

    Over Study. Nutrition Journal. 2012

    10. Harini S, R, Rahmi Y. Perbedaan Nilai Indeks Glikemik Beras Hitam, Beras

    Meraha, dan Beras Putih. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 2010

    11. Batres-Marquez PS, Jensen HH, Upton J. Rice Consumption in The United

    States: Recent Evidence from Food Consumption Surveys. American Diabetic

    Association. 2009

    12. Abbas A, Murtaza S, Aslam F, Khawar A, Rafique S, Naheed S. Effect of

    Processing on Nutritional Value of Rice (Oryza sativa). World Journal of

    Medical Sciences. 2011

  • 28

    13. Lauralee S. Human Physiology: From Cells to Systems. 7th ed. USA:

    Brooks/Cole; 2010

    14. Margie GL. Krause's Food and Nutrition Therapy. 12th ed. Mahan K, editor.

    Missour: Elsevier; 2008

    15. Pi-Sunyer X. Glycemic Index and Disease. The American Journal of Clinical

    Nutrition. 2002

    16. Foster-Powell K, Holt SH, Brand-Miller JC. International Table of Glycemic

    Index and Glycemic Load Values. The American Journal of Clinical Nutrition.

    2002

    17. Jenkins DJ, Kendall CW, Augustin LS, Franceschi S, Hamidi M, Marchie A.

    Glycemic Index: Overview Of Implications in Health and Disease. The

    American Journal of Clinical Nutrition. 2002

    18. Venn B, Green T. Glycemic Index and Glycemic Load: Measurement Issues

    and Their Effect on Diet-Disease Relationships. European Journal of Clinical

    Nutrition. 2007

    19. Kalergis M, De Grandpre E, Andersons C. The Role of The Glycemic Index in

    The Prevention and Management of Diabetes: A Review and Discussion.

    Canadian Journal of Diabetes. 2005

    20. Wolever TM, Brand-Miller JC, Abernethy J, Astrup A, Atkinson F, Axelsen

    M. Measuring the Glycemic Index of Foods: Interlaboratory Study. The

    American Journal of Clinical Nutrition. 2008

    21. Rimbawan SA. Indeks Glikemik Pangan, Cara Mudah Memilih Pangan yang

    Menyehatkan Jakarta: Penebar Swadaya; 2004

    22. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). Konsensus Pengelolaan

    dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. [Online].; 2011 [cited

    2013 September 20. Available from: http://www.perkeni.org

    23. E D, R. Penuntun Praktikum Evaluasi Nilai Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi

    Manusia Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2013

    24. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Deskriptif, Bivariat,

    dan Multivariat Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2009

    25. Chia M. The Glycaemic Index and Glycaemic Load of Snacks Foods

    Consumed by Healthy Adults. Obesity & Weight Loss Therapy. 2012

    LAMPIRAN

  • 29

    Lampiran 1

    Lembar Surat Persetujuan Responden

    Formulir Informed Consent

    INDEKS GLIKEMIK BEBERAPA MENU MAKANAN BERBAHAN

    DASAR NASI

    Setelah memperoleh penjelasan mengenai tujuan, manfaat, prosedur dan

    kemungkinan risiko, serta jawaban atas pertanyaan saya yang diberikan oleh

    peneliti dalam penelitan INDEKS GLIKEMIK BEBERAPA MENU

    MAKANAN BERBAHAN DASAR NASI, maka saya yang bertanda tangan di

    bawah ini:

    Nama :

    Alamat :

    Jurusan :

    Semester :

    Dengan ini menyetakan dengan penuh kesadaran bersedia berpartisipasi dalam

    penelitian tersebut dan bersedia menjalani pemeriksaan darah sesuai dengan

    prosedur yang telah ditetapkan dalam penelitian INDEKS GLIKEMIK

    BEBERAPA MENU MAKANAN BERBAHAN DASAR NASI, dengan catatan

    semua data mengenai diri saya dirahasiakan. Selanjutnya, bila suatu ketika, dalam

    masa penelitian, saya merasa dirugikan karena penelitian ini, saya berhak

    mengundurkan diri dari keterlibatan saya, serta membatalkan persetujuan ini,

    tanpa sanksi apapun dan dari pihak manapun.

    Ciputat, ...................................2014

    Mengetahui,

    Yang membuat pernyataan Peneliti

    (____________________) (______________________)

    Lampiran 2

  • 30

    Lembar Status Kesehatan Responden

    LEMBAR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK

    INDEKS GLIKEMIK BEBERAPA MENU MAKANAN BERBAHAN DASAR

    NASI

    Nama :

    Usia :

    BB :

    TB :

    IMT :

    Tanda Vital:

    TD :

    Nadi :

    RR :

    GDP :

    Riwayat Penyakit

    1. Apakah anda menderita diabetes melitus? Ya/Tidak 2. Apakah anda menderita penyakit ginjal dan hati? Ya/Tidak 3. Apakah anda menderita penyakit saluran perncernaan? Ya/Tidak 4. Apakah terdapat riwayat diabetes melitus di ke;uarga? Ya/Tidak

    Jika Ya, Siapa?

    5. Apakah anda memiliki riwayat alergi makanan? Ya/Tidak Jika Ya, apa?

    6. Apakah anda seorang perokok? Ya/Tidak 7. Apakah anda mengkonsumsi alkohol? Ya/Tidak

    Lampiran 3

  • 31

    Hasil Pemeriksaan Tanda Vital Responden

    No Kode

    Responden

    Tekanan

    Darah

    (mmHg)

    Frekuensi

    Nadi

    (x/menit)

    Frekuensi

    Nafas

    (x/menit)

    1 CHA 110/80 68 16

    2 ICH 110/70 64 20

    3 IQB 110/70 72 20

    4 LAT 120/90 60 24

    5 NIH 110/70 88 24

    6 SLF 110/70 96 16

    7 SHO 100/60 60 20

    8 ROH 110/80 72 23

    9 SYA 110/80 68 20

    10 ZAI 100/70 56 16

    Lampiran 4

  • 32

    Kriteria Status Gizi Menurut Asia-Pasifik

    Untuk menilai status gizi responden harus dilihat dari hasil penghitungan Indeks

    Massa Tubuh (IMT) dengan rumus:

    Kriteria yang digunakan adalah penggolongan status gizi dengan IMT Asia-

    Pasifik, status gizi dikategorikan dalam underweight, normoweight, overweight

    dan obesitas.

    Lampiran 5

  • 33

    Analisis Gizi dan Perhitungan Kebutuhan Makanan Uji Sebanyak 50 Gram

    Karbohidrat

    Makanan Sajian

    (gram)

    Karbohidrat

    (gram)

    Lemak

    (gram)

    Protein

    (gram)

    Serat

    (gram)

    Roti tawar putih 80 34 3,5 7 3

    Nasi 100 40 - 4 0,4

    Tempe 50 7 3 5 0,8

    Sayur kacang panjang 100 68 1,5 17,3 3,2

    Telur ayam dadar 55 - 13 7 -

    Ayam tanpa kulit 40 - 4,5 11,3 -

    Berdasarkan informasi gizi kemasan roti putih dan Daftar Analisis Bahan

    Makanan FKUI 2001 dan Nutrisurvey 2007, maka estimati kebutuhan makanan

    yang digunakan sebanyak 50 gram adalah:

    1. 80 gram roti tawar putih mengandung 34 gram karbohidrat.

    Untuk mendapatkan 50 gram karbohidrat maka dibutuhkan kurang lebih

    118 gram roti tawar putih. Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga

    sama dengan 6 lembar roti.

    2. 100 gram nasi mengandung 40 gram karbohidrat.

    50 gram tempe mengandung 7 gram karbohidrat.

    1 butir telur ayam dengan berat 55 gram tidak mengandung karbohidrat.

    Untuk mendapatkan nasi goreng dengan estimasi 50 gram karbohidrat

    dibutuhkan 118 gram nasi dan tempe orek 9 gram. Telur ayam tidak

    mengandung karbohidrat oleh karena itu penambahan 1/2 butir telur ayam

    dadar tidak berpengaruh terhadap kandungan karbohidrat nasi goreng.

    3. 100 gram nasi mengandung 40 gram karbohidrat

    50 gram tempe mengandung 7 gram karbohidrat.

    100 gram sayur kacang panjang mengandung 68 karbohidrat.

    40 gram daging ayam tanpa kulit tidak mengandung karbohidrat.

    Untuk mendapatkan nasi putih dengan lauk dengan estimasi 50 gram

    karbohidrat dibutuhkan 100 gram nasi, 10 gram tempe orek dan 12 gram

    sayur kacang panjang. Sedangkan penambahan 40 gram daging ayam

  • 34

    tanpa kulit tidak memengaruhi kandungan karbohidrat nasi putih dengan

    lauk.

    Dikonversikan dalam ukuran rumah tangga sama dengan piring nasi

    putih, 1 sendok makan tempe orek, 1 sendok makan sayur kacang panjang

    dan 1 potong daging ayam tanpa kulit.

  • 35

    Lampiran 6

    Contoh Peritungan Luas Area di Bawah Kurva

    Perhitungan luas area di bawah kurva kenaikan glukosa darah dihitung dengan

    menggunakan metode trapezoid.

    98

    130 137

    151 140 139

    121

    0

    30

    60

    90

    120

    150

    180

    0 30 60 90 120

    kad

    ar g

    luko

    sa d

    arah

    (m

    g/d

    L)

    waktu (menit)

    Makanan Standar

    83

    117 121

    140

    112 106 103

    0

    30

    60

    90

    120

    150

    0 30 60 90 120

    kad

    ar g

    luko

    sa d

    arah

    (m

    g/d

    L)

    waktu (menit)

    Nasi Goreng

    A B C D E F

    A B C D E F

  • 36

    a. Perhitungan Luas Bangun Makanan Standar

    Total luas bangun = 16140

    b. Perhitungan Luas Bangun Nasi Goreng

    Total luas bangun = 13537,5

    c. Perhitungan Indeks Glikemik Pangan

  • 37

    Lampiran 7

    Hasil Perhitungan Luas Area di bawah Kurva dan Indeks Glikemik Nasi

    Kode Makanan

    Standar Nasi Goreng Nasi Putih+Lauk

    Responden LB IG LB IG LB IG

    CHA 14872,5 100 12067,5 81,13969 15525 104,3873

    ICH 12240 100 13207,5 107,9044 12750 104,1667

    IQB 12337,5 100 11610 94,10334 10110 81,94529

    LAT 16140 100 13537,5 83,87546 15922,5 98,65242

    NIH 15315 100 12795 83,54554 12345 80,60725

    SLF 13177,5 100 15382,5 116,7331 13620 103,358

    SHO 15255 100 13552,5 88,83972 14205 93,11701

    ROH 13035 100 11775 90,33372 14032,5 107,6525

    SYA 15240 100 13387,5 87,84449 14242,5 93,45472

    ZAI 12330 100 12937,5 104,927 13222,5 107,2384

    Rerata 13994,25 100 13025,25 93,92465 13597,5 97,45796

  • 38

    Lampiran 8

    Hasil Uji Statistik

    a. Uji Normalitas Data Usia, IMT, GDP

    Descriptives

    Statistic Std. Error

    Usia

    Mean 18,8000 ,29059

    95% Confidence Interval

    for Mean

    Lower Bound 18,1426

    Upper Bound 19,4574

    5% Trimmed Mean 18,8333

    Median 19,0000

    Variance ,844

    Std. Deviation ,91894

    Minimum 17,00

    Maximum 20,00

    Range 3,00

    Interquartile Range 1,25

    Skewness -,601 ,687

    Kurtosis ,396 1,334

    IMT

    Mean 20,8700 ,63439

    95% Confidence Interval

    for Mean

    Lower Bound 19,4349

    Upper Bound 22,3051

    5% Trimmed Mean 20,9778

    Median 21,4000

    Variance 4,025

    Std. Deviation 2,00613

    Minimum 16,90

    Maximum 22,90

    Range 6,00

    Interquartile Range 3,27

    Skewness -1,023 ,687

    Kurtosis ,150 1,334

    GDP

    Mean 86,6000 2,83706

    95% Confidence Interval

    for Mean

    Lower Bound 80,1821

    Upper Bound 93,0179

    5% Trimmed Mean 86,5556

  • 39

    Tests of Normality

    Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    Usia ,286 10 ,020 ,885 10 ,149

    IMT ,157 10 ,200* ,891 10 ,175

    GDP ,202 10 ,200* ,899 10 ,212

    *. This is a lower bound of the true significance.

    a. Lilliefors Significance Correction

    Median 86,0000

    Variance 80,489

    Std. Deviation 8,97156

    Minimum 75,00

    Maximum 99,00

    Range 24,00

    Interquartile Range 18,50

    Skewness ,278 ,687

    Kurtosis -1,559 1,334

  • 40

    b. Uji Normalitas Rata-Rata Indeks Glikemik

    Descriptivesa

    Statistic

    Std.

    Error

    IGNG

    Mean 93,9246 3,77805

    95% Confidence Interval

    for Mean

    Lower Bound 85,3781

    Upper Bound 102,4712

    5% Trimmed Mean 93,3678

    Median 89,5867

    Variance 142,736

    Std. Deviation 11,94724

    Minimum 81,14

    Maximum 116,73

    Range 35,59

    Interquartile Range 21,88

    Skewness ,921 ,687

    Kurtosis -,331 1,334

    IGNP

    Mean 97,4580 3,14166

    95% Confidence Interval

    for Mean

    Lower

    Bound 90,3510

    Upper

    Bound 104,5649

    5% Trimmed Mean 97,8277

    Median 101,0052

    Variance 98,701

    Std. Deviation 9,93481

    Minimum 80,61

    Maximum 107,65

    Range 27,05

    Interquartile Range 14,78

    Skewness -,825 ,687

    Kurtosis -,651 1,334

    a. IGMS is constant. It has been omitted.

  • 41

    Tests of Normalitya

    Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk

    Statistic df Sig. Statistic df Sig.

    IGNG ,218 10 ,195 ,888 10 ,161

    IGNP ,224 10 ,170 ,867 10 ,093

    a. IGMS is constant. It has been omitted.

    b. Lilliefors Significance Correction

    c. Uji Paired T-Test

    Paired Samples Statistics

    Mean N

    Std.

    Deviation

    Std. Error

    Mean

    Pair 1 IGNG 93.9246 10 11.94724 3.77805

    IGNP 97.4580 10 9.93481 3.14166

    Paired Samples Correlations

    N Correlation Sig.

    Pair 1 IGNG &

    IGNP 10 .391 .264

    Paired Samples Test

    Paired Differences

    t df

    Sig. (2-

    tailed)

    Mean

    Std.

    Deviation

    Std. Error

    Mean

    95% Confidence

    Interval of the

    Difference

    Lower Upper

    Pair 1 IGNG -

    IGNP -3.53331 12.19442 3.85621 -12.25668 5.19005 -.916 9 .383

  • 42

    Lampiran 9

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Andhiny Rezkia Enhas

    Tempat, tanggal lahir : Makassar, 01 Mei 1993

    Alamat : Jl. Malunrungi, No. 77 Sumasang II, Sorowako

    Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan

    No. HP : +62 852 159 022 26

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan :

    1. TK Islam Al-Ikhwan (1996-1999)

    2. SDN 256 Dongi (1999-2005)

    3. SMP YPS Singkole (2005-2008)

    4. SMA YPS Sorowako (2008-2011)

    5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-sekarang)