20
http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010 [email protected] 1 ANEMIA A. Pengertian Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. B. Patofisiologi Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila

Anemia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/

5 feb 2010

[email protected] 1

ANEMIA

A. Pengertian

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan

kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan

penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat

gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan

jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.

B. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel

darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi

akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat

penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan

atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak

sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah

merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam

system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini

adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel

darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma

(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada

sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan

hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila

Page 2: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

2

konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat

untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi

dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh

penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi

biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.

derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara

pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya

hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat

payah jantung

Page 3: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

3

C. Etiologi:

1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)

2. Perdarahan

3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)

4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,

piridoksin, vitamin C dan copper

D. Klasifikasi anemia:

Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:

1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah

disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:

a. Anemia aplastik

Penyebab:

- agen neoplastik/sitoplastik

- terapi radiasi

- antibiotic tertentu

- obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason

- benzene

- infeksi virus (khususnya hepatitis)

Page 4: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

4

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang

Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

Hambatan humoral/seluler

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia

Anemia aplastik

Gejala-gejala:

- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)

- Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran

cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.

- Morfologis: anemia normositik normokromik

b. Anemia pada penyakit ginjal

Gejala-gejala:

- Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl

- Hematokrit turun 20-30%

- Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

- Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah

maupun defisiensi eritopoitin

c. Anemia pada penyakit kronis

Page 5: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

5

Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia jenis

normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang

normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses paru, osteomilitis,

tuberkolosis dan berbagai keganasan

d. Anemia defisiensi besi

Penyebab:

- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,

menstruasi

- Gangguan absorbsi (post gastrektomi)

- Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises

oesophagus, hemoroid, dll.)

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi

Gejala-gejalanya:

- Atropi papilla lidah

- Lidah pucat, merah, meradang

- Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut

- Morfologi: anemia mikrositik hipokromik

e. Anemia megaloblastik

Page 6: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

6

Penyebab:

- Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat

- Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st

gastrektomi) infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen

kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi,

pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan

oleh destruksi sel darah merah:

- Pengaruh obat-obatan tertentu

- Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia limfositik

kronik

- Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase

- Proses autoimun

- Reaksi transfusi

- Malaria

Page 7: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

7

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

E. Tanda dan Gejala

o Lemah, letih, lesu dan lelah

o Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

o Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi

pucat.

F. Kemungkinan Komplikasi yang muncul

Komplikasi umum akibat anemia adalah:

o gagal jantung,

o parestisia dan

o kejang.

Page 8: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

8

G. Pemeriksaan Khusus dan Penunjang

o Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar

Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit,

waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

o Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum

o Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta

sumber kehilangan darah kronis.

H. Terapi yang Dilakukan

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah

yang hilang:

1. Anemia aplastik:

o Transplantasi sumsum tulang

o Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal

o Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat

o Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3. Anemia pada penyakit kronis

o Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan

penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang

mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,

sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi

o Dicari penyebab defisiensi besi

Page 9: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

9

o Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat

ferosus.

5. Anemia megaloblastik

o Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila

difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor

intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.

o Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan

selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi

yang tidak dapat dikoreksi.

o Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan

asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN MASALAH KOLABORASI YANG

MUNGKIN MUNCUL

1. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake

makanan.

3. Kurang pengatahuan tentang anemia berhubungan dengan kurang informasi.

4. Resiko Infeksi. Faktor resiko pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)

5. perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan

konsentrasi Hb dalam darah.

6. Deficite self care b.d kelemahan

7. Resiko jatuh

8. PK anemia

Page 10: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/

5 feb 2010

[email protected] 10

PERENCANAAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasional

1 Intoleransi aktifitas b.d

ketidakseimbangan suplai

dan kebutuhan oksigen

Klien dapat mentoleransi aktivitas &

melakukan ADL dgn baik

Berpartisipasi dalam aktivitas fisik

dgn TD, HR, RR yang sesuai

Menyatakan gejala memburuknya

efek dari OR & menyatakan

onsetnya segera

Warna kulit normal,hangat&kering

Memverbalisasikan pentingnya

aktivitassecara bertahap

Mengekspresikan pengertian

pentingnya keseimbangan

latihan&istirahat

Toleransi aktivitas

1. Menentukan penyebab intoleransi

aktivitas&menentukan apakah

penyebab dari fisik, psikis/motivasi

2. Kaji kesesuaian aktivitas &

istirahat klien sehari-hari

3. Tingkatkan aktivitas secara

bertahap, biarkan klien

berpartisipasi dapat perubahan

posisi, berpindah & perawatan diri

4. Pastikan klien mengubah posisi

secara bertahap.

Menentukan penyebab dapat

membnatu menentukan intoleransi

Terlalu lama bedrest dapat memberi

kontribusi pada intoleransi aktivitas

Peningkatan aktivitas membantu

mempertahankan kekuatan otot,

tonus

Bedrest dalam posisi supinasi

Page 11: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

11

toleransi aktivitas meningkat

5. Monitor gejala intoleransi aktivitas

ketika membantu klien berdiri,

observasi gejala intoleransi spt

mual, pucat, pusing, gangguan

kesadaran&tanda vital

6. Lakukan latihan ROM jika klien

tidak dapat menoleransi aktivitas

menyebabkan volume

plasma→hipotensi postural &

syncope

TV & HR respon terhadap ortostatis

sangat beragam

Ketidakaktifan berkontribusi

terhadap kekuatan otot&struktur

sendi

2 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh b.d

Status nutrisi

Pemasukan yang adekuat

Tidak ada tanda-tanda malnutrisi

Therapi gizi

1. Monitor masukan cairan dan

makanan dan hitung kalori

Mengantisipasi kekurangan gizi

Page 12: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

12

inadekuat intake

makanan.

Membran konjungtiva dan mukosa

tidak pucat

Nilai Lab.:

Protein total: 6-8 gr%

Albumin: 3.5-5,3 gr %

Globulin 1,8-3,6 gr %

HB tidak kurang dari 10 gr %

makanan dengan tepat

2. berikan PenKes tentang pentingnya

gizi

3. Kolaborasi dengan ahli gizi

4. Pastikan diet gizi serat dan buah-

buahan yang cukup

5. *pantau lab jika perlu

6. *evaluasi tanda-tanda kekurangan

gizi

Meningkatkan pengetahuan ps dan

keluarga

Menentukan jumlah kalori dan jenis

makanan yang diperlukan ps untuk

memenuhi persyaratan gizi

Mencegah konstipasi atau sembelit,

Mencegah penurunan nafsu makan

Penanda pemenuhan keb.gizi

Mencegah terjadinya gizi buruk

3 Kurang pengatahuan Pengetahuan tentang penyakit, Pengetahuan penyakit

Page 13: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

13

tentang anemia

berhubungan dengan

kurang informasi.

Ps mampu Menjelaskan kembali

tentang proses penyakit, mengenal

kebutuhan perawatan dan

pengobatan tanpa cemas

1. Jelaskan tentang proses penyakit

2. Jelaskan tentang program

pengobatan dan alternatif

pengobantan

3. Jelaskan tindakan untuk mencegah

komplikasi

4. Tanyakan kembali pengetahuan ps

tentang penyakit, prosedur prwtn

dan pengobatan

Meningkatan pengetahuan dan

mengurangi cemas

Mempermudah intervensi

Mencegah keparahan penyakit

Mereviw

4 Kontrol infeksi dan kontrol resiko

Bebas dari tanda-tanda infeksi

Angka leukosit normal

Ps mengatakan tahu tentang tanda-

tanda infeksi

manajemen infeksi

1. Amati tanda2 infeksi dan

peradangan, spt demam,

kemerahan, adanya pus pada luka,

sputum purulen, urine wrna keruh

Ps mungkin masuk dg infeksi yg

bisanya telah mencetuskan keadaan

ketoasidosis atau dapat mengalami

infeksi nasokomial

Page 14: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

14

Tidak ada ulkus/luka atau berkabut.

2. Tingkatkan uapaya pencegahan

(cuci tangan semua orang yg b.d Ps

termasuk pasiennya sendiri setiap

kali akan melakukan aktifitas

untuk membantu ps

3. Pencegahan tehnik aseptic untuk

semua prosedur invasive

4. Auskultasi bunyi nafas

5. Lakukan perubahan posisi dan

anjurkan ps untuk batuk

mencegah INOS

kadar glukosa yang tinggi dalam

darah akan menjadi media terbaik

bagi pertumbuhan kuman

Ronki mengidentifikasi adanya

akumulasisi secret yang mungkin b.d

pnemonia/bronchitis (mungkin

sebagai pencetus KDA).

Membantu dalam memventilasikan

Page 15: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

15

efektif/nafas dalam jika ps sadar

dan kooperatif

6. Kaloborasi medis untuk

pemeriksaan kultur sensitifitas

sesuai indikasi

7. Kelola antibiotik sesuai order

Kontrol infeksi

1. Batasi pengunjung

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah

merawat ps

3. Tingkatkan masukan gizi yang

cukup

semua derah paru dan

memobilisasikan secret, mencegah

secret tidak statis dg terjadinya

peningkatan terhadap resiko infeksi

mengidentifikasi organisme sehingga

dapat memilih terapi antibiotik yang

terbaik

Penanganan awal dapat mencegah

timbulnya sepsis

Mencegah infeksi sekunder

Mencegah INOS

Meningkatkan daya tahan tubuh

Page 16: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

16

4. Anjurkan istirahat cukup

5. Pastikan penanganan aseptic

daerah IV

6. Berikan PEN-KES tentang risiko

infeksi

Membantu relaksasi dan membantu

proteksi infeksi

Mencegah tjdnya infeksi

Meningkatkan pengetahuan ps

5 Kurang pengatahuan

tentang anemia

berhubungan dengan

kurang informasi.

Perawatan diri: (mandi, berpakaian),

Tubuh bebas dari bau dan menjaga

keutuhan kulit

Menjelaskan cara mandi dan

berpakaian secara aman

Membantu perawatan diri pasien

1. Tempatkan alat-alat mandi

disamping TT ps

2. Libatkan keluarga dan pasien

3. Berikan bantuan selama pasien

masih mampu mengerjakan sendiri

ADL berpakaian

Mempermudah jangkauan

Melatih kemandirian

Meningkatkan kepercayaan

Page 17: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

17

1. Informasikan pd ps dlm memilih

pakaian selama perawatan

2. Sediakan pakaian di tempat yg

mudah dijangkau

3. Bantu berpakaian yg sesuai

4. Jaga privacy ps

5. Berikan pakaian pribadi yg

digemari dan sesuai

Memudahkan intervensi

Melatih kemandirian

Menghindari nyeri bertambah

Memberikan kenyamanan

Memberikan kepercayaan diri ps

6 PK : Anemi Setelah dilakukan tindakan perawatan

perawat dapat mengatasi atau

mengurangi komplikasi anemia Kriteria

hasil :

1. Hb > 10 g%

2. Konjungtiva tidak anemis

3. TTV dalam batas normal

1. Monitor tanda-tanda vital (RR, P,

BP, T)

2. Monitor perdarahan (jumlah, jenis,

warna)

Nila tanda-tanda vital yang bergeser

dari normal mengindikasikan

ketidaknormalan fungsi homeostasis

tubuh

Dengan mengetahui jumlah. Jenis

dan warna perdarahan dapat

menentukan tindakan penanganan

Page 18: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

18

4. Nutrisi adekuat

5. Tidak letargi

3. Monitor keseimbangan cairan,

pantau intake dan output, pasang

kateter jika perlu

4. Lakukan kolaborasi pemeriksaan

kadar Hb

5. Kolaborasi pemberian tranfusi

darah

6. Kaji keluhan post transfusi

secara tepat

Keseimbangan cairan dalam tubuh

harus dipertahankan untuk mencegah

kondisi klien jatuh ke kondisi shock

Nilai Hb dipantau untuk mengetahui

adanya perdarahan atau kekurangan

darah

Tranfusi darah merupakan

penanganan efektif dalam

meningkatkan Hb

Perawat harus meminimalisasi efek-

efek samping pemberian tranfusi

agar tidak terjadi masalah sekunder

bagi klien

Tanda-tanda shock harus diketahui

Page 19: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/ 5 feb 2010

[email protected]

19

7. Monitor kemungkinan terjadinya

shock karena perdarahan

8. Berikan medikasi sesuai program

9. Anjurkan klien untuk diit adekuat :

tinggi protein

sebagai tindakan waspada dan

preventif

Medikasi diperlukan untuk

mengatasi masalah Anemi klien

Diit tinggi protein mendukung sistem

eritropoetin darah

Page 20: Anemia

http://nursingforuniverse.blogspot.com/

5 feb 2010

[email protected] 20

DAFTAR PUSTAKA

Barbara, CL., 1996, Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan),

Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo

Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa:

Tim PSIK UNPAD Edisi-6, EGC, Jakarta

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan

untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih

bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By

Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia,

USA

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,

Philadelphia, USA