Upload
kayleighseraphina
View
47
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
referat anemia
Citation preview
ANEMIA
Penyusun: Ramon
Lielis Goenarsih
Pembimbing: dr.Erik Rohmando Purba,Sp PD
DEFINISI
Berkurangnya zat pembawa oksigenBerupa:1. Eritrosit2. Hb3. Ht
KRITERIA ANEMIA MENURUT WHO
Kelompok Kriteria anemia (Hb)
Laki-laki dewasa < 13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil < 12 g/dl
Wanita hamil < 11 g/dl
PATOFISIOLOGI
Umur eritrosit: 120 hari Produksi dan Penghancuran seimbang Keseimbangan terganggu bila:
Produksi menurun Penghancuran bertambah Kehilangan darah
JENIS ANEMIA
Morfologis
• Anemia Mikrositik Hipokrom
• Anemia Normositik Normokrom
• Anemia Makrositik Normokrom
• Non-megaloblastik• Megaloblastik :
pernicious and non-pernicious
• Awal anemia kurang besi• sferositosis herediter• peradangan-peradangan
akut dan kronik• malnutrisi, kurang
protein
GEJALA ANEMIA
Gejala Umum / sindrom anemia:
• Lemah, Lesu, cepat lelah, tinitus, berkunang-kunang, kaki terasa dingin, sesak napas, dispepsia
• Pucat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, jaringan di bawah kuku
• Hb <7g/dl
Gejala khas
Gejala penyakit dasar
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Besi kurang Cadangan besi kosong Pembentukan Hb menurun
Absorpsi besi:
1. Fase luminal
2. Fase mukosal
3. Fase korporeal
ETIOLOGI ANEMIA DEF FE
Kehilangan besi akibat perdarahan menahun dapat berasal dari : saluran cerna ( tukak peptik,pemakaian salisilat,kanker, hemoroid dan infeksi parasit), saluran genitalia perempuan ( menorrhagia atau metroragia), saluran kemih, hematuri
Faktor nutrisi : akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan, atau kualitas besi
Kebutuhan besi meningkat : pada prematuritas, pertumbuhan anak, atau kehamilan
Gangguan absorbsi besi : gastrektomi,koligtis kronik
PATOGENESIS DEF FE
iron deficiency anemia
Iron deficient erythropoesis
Iron Depleted State
GEJALA ANEMIA DEF FE
Sindrom
AnemiaGejal
a khas:
•Koilonychia•Atrofi papil lidah•Stomatitis angularis•Disfagia•Atrofi mukosa gaster•Pica•Sindrom plummer vinsom
STADIUM GEJALA ANEMIA DEF FE
Stadium 1 •Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar feritin (protein yang menampung zat besi) dalam darah berkurang secara progresif.
Stadium 2 •Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya sedikit.
Stadium 3 •Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal, tetapi jumlahnya sedikit. Kadar hemoglobin dan hemotokrit menurun.
Stadium 4 •Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang sangat kecil (mikrostik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
Stadium 5 •Dengan semakin memburuk zat besi dan anemia, maka timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia semakin memburuk.
DIAGNOSIS3 tahap: adanya anemia, anemia def Fe dan identifikasi penyebabAnemia hipokromik mikrositer pada hapusan darah tepi, atau MCV < 80 fl, dan MCHC < 31% dengan salah satu kriteria berikut: Dua dari Tiga parameter dibawah ini:
Besi serum < 50 mg/dl TIBC > 350 mg/dl Saturasi transferin < 15% , atau
Feritin serum < 20 mg/l, atau Pengecatan sumsum tulang dengan prussian blue menunjukkan
cadangan besi (butir-butir hemosiderin) negatif, atau Dengan pemberian sulfas ferosus 3 x 200 mg/hari (atau
preparat besi lain yang setara) selama 4 minggu disertai kenaikan kadar hemoglobin lebih dari 2 g/dl.
PENATALAKSANAAN ANEMIA DEF FE
•Indikasi: gejala anemia nyata, ketidakstabilan kardiovaskuler dengan payah jantung, membutuhkan Hb berlebih
Transfusi Eritrosit
•Sulfas ferosus•3 x 200mg / 6 bulan•ES: mual, muntah, konstipasi
Tablet zat Besi
•Indikasi•Iron dextran kompleks•Kebutuhan besi (mg) = (15-Hb sekarang ) x BB x 2,4 + 500 atau 1000 mg
Preparat besi parenteral
PENILAIAN TERAPI
Terapi berhasil:
Respon terapi tidak maksimal:
PENCEGAHAN
Pendidikan kesehatan
Pemberantasan infeksi cacing tambang
Suplementasi besi pada yang rentan
Fortifikasi makanan
ANEMIA SIDEROBLASTIK Anemia karena gangguan sintesa Hb sehingga besi tidak
dapat dipergunakan dan tertimbun dalam plasma dan jaringan
Herediter – anemia sideroblastik Didapat : pada keracunan Pb, alcoholism, penyakit
kolagen, pemberian INH, cyclosporine, thiacetazone Gambaran darah tepi : anemia hipokrom, anisositosis
pada yang herediter. Yang didapat lebih sering ditemukan normokrom normositer atau sedikit hipokrom.
Serum : SI ↑ , UIBC ↓ Sumsum tulang : hiperplasia seri eritrosit, banyak
sideroblast, vakuolisasi pada seri eritrosit. Kadang-kadang ada sel besar-besar (megaloblastoid)
ANEMIA PADA PENYAKIT KRONIS
Etiologi:•Proses infeksi•Proses inflamasi, misalnya rheumatoid/arthritis•Neoplasma, misalnya limfoma malignum
Manifestasi klinis
•Berat ringan anemia berbanding lurus dengan aktivitas penyakit•Ht = 25 – 30%•anemia hipokrom mikrositer•Serum : TIBC ↓ , SI ↓•BMP : hemosiderin banyak, sideroblast sedikit
Penatalaksanaan
•Tergantung penyebabnya•Transfusi
THALASSEMIA
• 1 locus → Silent Carrier• 2 loci → α Thalassemia Trait• 3 loci → Hb H disease• 4 loci → Hb Barts Hydrops fetalis
Alfa thalassemia
• Heterozigot → β Thalassemia Minor
• Homozigot → β Thalassemia Mayor / anemia Cooley
Beta thalassemia
• Thalasemia ringan tidak memerlukan terapi
• Transfusi teratur dan suplementasi folat
• Splenektomi• Deferoksamin• Transplantasi sumsum tulang
alogenik
Terapi
ANEMIA APLASTIK Klasifikasi menurut kausa :
Idiopatik : bila kausanya tidak diketahui; ditemukan pada kira-kira 50% kasus.
Sekunder : bila kausanya diketahui. Konstitusional : adanya kelainan DNA yang dapat diturunkan,
misalnya anemia fanconi.Klasifikasi Kriteria
Anemia aplastik berat•Selularitas sumsum tulang•Sitopenia sedikitnya dua dari tiga seri sel darah
< 25%• Hitung neutrofil <500/μL• Hitung trombosit <20.000/μL• Hitung retikulasit absolut <60.000/μL
Anemia aplastik sangat berat Sama seperti di atas kecuali hitung neutrofil <200/μL
Anemia aplastik tidak berat Sumsum tulang hiposelular namun sitopenia tidak memenuhi kriteria berat
PATOGENESIS ANEMIA APLASTIK
Defisiensi absolut stem cell sumsum tulang atau accessory-helper cells
Hambatan pada diferensiasi Supresi imun Kelainan struma Kelainan growth factor Kegagalan hematopoietik Destruksi imun
MANIFESTASI KLINIS ANEMIA APLASTIK
Gejala eritropenia
Sindrom anemia
PEMERIKSAAN FISIK
Pucat Perdarahan Demam Hepatomegali Tanpa splenomegali
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah tepi LED meningkat Waktu perdarahan memanjang dan retraksi
bekuan buruk Biopsi STL hasil hiporeaktif Virus Tes HAM Kromosom Def imun
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Nuclear Magnetic Resonance Imaging Radionuclide Bone Marrow Imaging
(Bone Marrow Scanning)
DIAGNOSIS ANEMIA APLASTIK
Pansitopenia berupa kadar hemoglobin kurang dari 13 g % (pada pria) atau kurang dari 12 g % (pada wanita), jumlah neutrofil absolute kurang dari 1500/mm3 (biasanya jumlah leukosit kurang dari 4000/mm3), dan jumlah trombosit kurang dari 150.000/mm3.
Aplasia atau hipoplasia sumsum tulang. Adanya hipoplasia berat dan peningkatan sel-sel lemak merupakan kriteria diagnosis.
DIFFERENSIAL DIAGNOSA
MYELODISPLASIA HIPOSELULAR LEUKEMIA LIMFOSITIK GRANULAR
BESAR HEMOGLOBINURIA NOKTURNAL
PAROKSISMAL (PNH)
PENATALAKSANAAN
1. Identifikasi dan eliminasi 2. Pengobatan suportif : terhadap infeksi,
perdarahan dan anemia3. Usaha mempercepat penyembuhan
penyebab pansitopenia melalui imunosupresif, transplantasi sumsum tulang, obat-obatan anabolik dan kortikosteroid.
ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUNAnemia Hemolitik Auto Imun (AIHA)• AIHA tipe hangat
• Idiopatik• Sekunder (karena limfoma, SLE)
• AIHA tipe dingin• Idiopatik• Sekunder (infeksi mycoplasma, mononucleosis, virus, keganasan limforetikuler)Paroxysmal Cold Hemoglobinuria
• Idiopatik• Sekunder (viral, dan sifilis)
AIHA Atipik• AIHA tes antiglobulin negatif• AIHA kombinasi tipe hangat dan dingin
• AIHA induksi obat• AIHA induksi aloantibodi
Reaksi Hemolitik Transfusi
Penyakit Hemolitik pada Bayi Baru Lahir
DIAGNOSIS
Direct Antiglobulin Test (Direct Coomb`s Test) Indirect Antiglobulin Test (Indirect Coomb`s
Test)
ANEMIA HEMOLITIK NON IMUN• Defek enzim/enzimopati
• Defek jalur Embden Meyerhof• Defisiensi piruvat kinase• Defisiensi glukosa fosfat isomerase• Defisiensi fosfogliserat kinase
• Defek jalur heksosa monofosfat• Defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenase (G6PD)• Defisiensi glutation reduktase
• Hemoglobinopati• Thalasemia• Anemia sickle cell• Hemoglobinopati lain
• Defek membran (membranopati) : sferositosis herediter
Anemia Hemolisis Herediter
• Anemia hemolisis imun, misal : idiopatik, keganasan, obat-obatan, kelainan autoimun, infeksi, tranfusi
• Mikroangiopati, misal : Trombotik Trombositopenia Purpura (TTP), Sindrom Uremik Hemolitik (SUH), Koagulasi intravaskular diseminata (KID/DIC), preeklampsia, eklampsia, hipertensi maligna, katup prostetik.
• Infeksi, misal : infeksi malaria, infeksi babesiosis, infeksi clostridium.
Anemia Hemolisis Didapat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Retikulositosis Anemia normositik Peningkatan laktat dehidrogenase (LD)
terutama LDH 2 dan SGOT dapat menjadi bukti adanya percepatan destruksi eritrosit (jika tidak ada kerusakan jaringan organ lain).
Baik hemolisis intravaskular dan ekstravaskular meningkatkan katabolisme heme dan pembentukan bilirubin tidak terkonjugasi
ANEMIA PASCA PERDARAHANPerdarahan akutMungkin timbul renjatan bila pegeluaran darah cukup banyak,
sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
Tanda-tanda klasik perdarahan akut yaitu : lemah, gelisah, pucat, rasa haus, banyak berkeringat, nafsu cepat dan dangkal, nadi cepat dan
lemah, tekanan darah dan tekanan nadi turun.Gejala-gejala berikutnya yaitu rasa dingin pada ektremitas,
nausea, pusing, kehilangan kesadaran sampai shock.
PenatalaksanaanMengatasi perdarahan
Mengatasi renjatan dengan transfusi darah atau pemberian cairan per infus
Perdarahan kronikPengeluaran darah sedikit sedikit. Penyebab :ulkus peptikum, menometroragi,
perdarahan saluran cerna pemakaian analgetik, dan epistaksis.
Pemeriksaan laboratorium:Gambaran anemia sesuai dengan anemia
defisiensi Fe. Tes benzidin pada tinja.
Penatalaksanaan:Mengobati sebab perdarahan
Pemberian preparat Fe
ANEMIA MAKROSITIK MEGALOBLASTIK
• Agak ikterus oleh karena pemecahan hemoglobin berlebihan (eritropoesis inefektif meningkat). Juga karena umur eritrosit memendek.
• Defisiensi vitamin B12 berat disertai nueropati progresif pada saraf-saraf sensorik perifer dan spinalis. Neuropati ini bersifat simetris, lebih mengenai tungkai daripada lengan.
• Anemia bisa ada, ringan atau berat, tetapi gambaran darah tepi dan sumsum tulang selalu abnormal
Gambaran klinik
anemia megaloblasti
k:• Darah tepi :
• Anemia normokrom makrositik, poikilositosis, anisositosis, bintik-bintik basofil, “Howel Jolly Bodies”, dan cincin Cabot dalam eritosit
• MCV > 95 fl• Netropenia dengan sel besar dan hipersegmentasi• Trombositopenia, “giant thrombocytes”
• Sumsum tulang :Hiperplasia megaloblastik seri eritrosit dan granulosit, predominansi prorubrisit dengan sel besar –besar : metamielosit dan sel batang raksasa.
• Schilling Test• Vitamin B12• Theurapeutic Test: diberikan asam folat dosis rendah (1
mg) → jika respon hematologik baik berarti ada defisiensi folat.
Pemeriksaan
Laboratorium
ANEMIA DEF VIT B12Kekurangan asupan dari makanan
• Bahan makanan yang kaya akan vitamin B12 adalah bahan makanan yang berasal dari hewan terutama hati
Kekurangan faktor intrinsik
• Faktor intrinsik adalah suatu mukoprotein yang dibentuk mukosa fundus lambung yang fungsinya membantu penyerapan vitamin B12 di usus halus.• Kekurangan faktor ini bisa :
• Primer: Anemia Pernisiosa• Sekunder, misalnya post gastrektomi, kerusakan mukosa lambung oleh bahan korosif• Fungsinya yang tidak baik
Gangguan absorbsi vitamin B12 di ileum (malabsorbsi) :
• Kompetisi biologik : dengan kuman-kuman usus yang tumbuh berlebihan atau dengan cacing D. latum• Karena penyakit pankreas kronik• Pada Sindroma Zollinger Ellison, di mana pH usus yang rendah mengganggu absorbsi vitamin B12
Diinduksi obat-obatan, misalnya : PAS, kolkisin, neomisin
Penyakit ileum, misalnya : ileitis terminalis, reseksi ileum
Familial selective vit. B12 malabsorption
ANEMIA DEF VIT B12
•diare, dispepsia, lidah yang licin, pucat dan agak ikterik•gangguan neurologis, dimulainya parestesia, lalu gangguan keseimbangan•kasus yang berat terjadi perubahan fungsi serebral, demensia, dan perubahan neoropsikiatrik lainnya
Manifestasi klinik:
•MCV > 100 fmol/I, neutrofil hiperpegmentasi, gambaran sumsum tulang megaloblastik
Pemeriksaan penunjang:
•vitamin B12 1000 mg/hari im selama 5-7 hari, 1 kali tiap bulan
Penatalaksanaan:
ANEMIA DEF AS FOLAT•Bahan makanan yang banyak mengandung folat antara lain sayur-sayuran segar, daging, susu.
Kekurangan asupan dari makanan
•Diinduksi obat, misalnya : antikonvulsan (dilantin, barbiturat), kontrasepsi oral•Pasca reseksi usus halus (jejunum)•Gangguan absorbsi folat kongenital
Gangguan absorbsi asam
folat
Gangguan penggunaan folat dalam tubuh misalnya
karena pemakaian obat-obat sitostatika (methotrexat)
Kebutuhan meningkat,
misalnya pada :
ANEMIA DEF AS FOLAT
Manifestasi klinis Sama dengan def vit B12
Lab: vitamin B12 serum normal dan asam folat
serum rendah, biasanya kurang dari 3 mg/ml kadar folat sel darah merah kurang dari 150
ng/ml Tatalaksana
pemberian/suplementasi asam folat oral 1 mg/hari
ANEMIA MAKROSITIK NON MEGALOBLASTIK
Sumsum tulang tampak normoblastik walaupun darah tepi makrositer, karena deposisi lipid pada membran eritrosit meningkat masa pematangan sel-sel blast berubah
Penyebab: alkohol, penyakit hati, Anemia sideroblastik primer didapat, Myxedema, kehamilan, retikulositosis, kelainan, mieloproliferatif, obat-obat sitotoksik, gagal napas, anemia aplastik
Lab:anemia normokrom makrositik, eritrosit besar-besar bundar, tidak oval, tidak ada hipersegmentasi netrofil
TERIMA KASIH