Upload
sukeatie
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anemia kehamilan
Citation preview
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
1
PENDAHULUAN1
Yang dimaksud anemia adalah kondisi di mana kadar Hb/hemoglobin darah seseorang
rendah. Padahal Hb adalah bagian penting penyusun sel darah merah yang berfungsi mengikat
oksigen dan membawanya ke seluruh sel-sel tubuh, termasuk ke janin.Menurut World Health
Organization (WHO), seseorang dikatakan menderita anemia apabila kadar Hb-nya lebih
rendah dari 12 gr/dl pada wanita dewasa, kurang dari 11 gr/dl pada wanita hamil, dan kurang
dari 13 gr/dl pada pria dewasa.Jika Hb-nya antara 9-12, termasuk anemia ringan. Kalau antara
6-8, dinamakan anemia sedang. Sedangkan di bawah 6, termasuk kategori anemia berat.
Penyakit anemia memang paling sering dialami ibu hamil. Masalahnya,saat hamil
kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah. Darah dan sumsum tulang pun
berubah.Umumnya, ibu hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Seperti kita tahu, semasa
hamil dan menyusui kebutuhan zat besi meningkat tajam. Kebutuhan zat besi akan bertambah
sejalan dengan perkembangan janin, plasenta, dan peningkatan sel darah merah si ibu. Selain
ibu hamil, yang memiliki risiko tinggi anemia adalah wanita yang sedang menstruasi dan ibu
hamil yang vegetarian.
Secara umum, anemia dalam kehamilan dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu anemia
defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik. Anemia
defisiensi besi paling banyak diderita wanita hamil. Penyebabnya karena kekurangan zat
besi.Kekurangan ini disebabkan minimumnya pemasukan unsur besi dari makanan ke tubuh.
Bisa jadi makanan tersebut memang kurang unsur zat besinya atau karena adanya gangguan
percernaan, sehingga unsur zat besi tidak bisa diserap tubuh. Penyebab lain,terlalu banyak zat
besi yang keluar dari badan. Misalnya, karena perdarahan, seperti penyakit wasir yang kronis
ANAMNESIS2
Pada anamnesis, ditanyakan tentang butir-butir peribadi pasien. Antaranya seperti nama,
umur, pekerjaan, riwayat kehamilan dan sebagainya. Selain itu, ditanyakan juga mengenai
riwayat penyakit sekarang dan terdahulu. Ditanya riwayat gizi, lingkungan fisik sekitar,
apakah ada paparan pada bahan kimia atau fisik dan riwayat pemakaian obat. Riwayat
penyakit sekarang meliputi keluhan yang membawa pasien berjumpa dengan dokter. Pada
pasien anemia, ditanyakan apakah terdapat keluhan seperti cepat letih, pusing dan pingsan
pada tekanan darah yang normal. Selain itu juga, ditanyakan juga tentang mual muntah karena
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
2
pada pasien anemia yang hamil, keluhan mual muntah lebih hebat daripada kehamiln biasa.
Boleh juga ditanyakan , berapa jarak kehamilan sebelumnya dan adakah keluhan yang sama
terjadi pada kehamilan sebelumnya.
PEMERIKSAAN3
1 .Hemoglobin ( Hb )
Hemoglobin adalah parameter status besi yang memberikan suatu ukuran kwantitatif tentang
beratnya kekurangan zat besi setelah anemia berkembang. Metode pemeriksaan Hb adalah
mudah, sederhana dan penting bila prevalensi kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan.
Keterbatasan pemeriksaan Hb adalah spesifisitasnya kurang. Untuk mengidentifikasi anemia
defisiensi besi, pemeriksaan Hb, dan hematokrit biasanya sekaligus diukur serta harus diukur
bersama -sama dengan pengujian status besi lain yang lebih selektif, pemeriksaan Hb
sensitifitasnya 80-90 % dan spesifisitasnya 65-99%.
2. Penentuan indek eritrosit.
Mean Corpuscular Volume ( MCV ), Mean Corpuscular Hemoglobin ( MCH ), Mean
Corpuscular Hemoglobin Concentration ( MCHC ), Penentuan indeks eritrosit secara tidak
langsung dengan Flowcytometri atau menggunakan rumus.
Mean corpusculer volume = MCV (Volume sel rata-rata).MCV adalah volume rata-
rata eritrosit, MCV akan menurun apabila kekurangan zat besi semakin parah, dan
pada saat anemia mulai berkembang. MCV merupakan indikator kekurangan zat besi
yang spesiflk setelah thalasemia dan anemia penyakit kronis disingkirkan. Dihitung
dengan membagi hematokrit dengan angka sel darah merah. Nilai normal 82-92 fl,
mikrositik < 82 fl dan makrositik > 92 fl.
Mean corpuscle heamoglobin = MCH.MCH adalah berat hemoglobin rata-rata dalam
1 eritrosit. Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan angka sel darah merah.
Nilai normal 27-31 pg, mikrositik hipokrom < 27 pg dan makrositik > 31 pg.
Mean corpuscular hemoglobin concentration = MCHC.MCHC adalah konsentrasi
hemoglobin eritrosit rat-rata. Dihitung dengan membagi hemoglobin dengan
hematokrit. Nilai normal 30-35% dan hipokrom < 30%.
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
3
3. Pemeriksaan hapusan darah perifer.
Pemeriksaan hapusan darah perifer dilakukan secara manual. Pemeriksaan menggunakan
pembesaran 100 kali dengan memperhatikan ukuran, bentuk inti, sitoplasma sel darah merah.
Dengan menggunakan lowcytometry hapusan darah dapat dilihat pada kolom morfology flag.
4.Serum iron = SI (Besi serum)
Besi serum peka terhadap kekurangan zat besi ringan, serta menurun setelah cadangan besi
habis sebelum tingkat hemoglobin jatuh. Keterbatasan besi serum karena variasi diurnal yang
luas dan spesitifitasnya yang kurang. Besi serum yang rendah ditemukan setelah kehilangan
darah maupun donor, pada kehamilan, infeksi kronis, syok, pireksia, rhematoid artritis, dan
malignansi. Variasi diurnal ditemukan berbeda 100% selama interval 24 jam pada orang
sehat. Besi serum dipakai kombinasi dengan parameter lain, dan bukan ukuran mutlak status
besi yang spesifik.
5. Serum transferin ( Tf)
Transferin adalah protein tranport besi, dan diukur bersama -sama dengan besi serum.
Transferin serum bisa diperkirakan dengan memakai tehnik otomatik dimana kemampuan
mengikat besi total ( TffiC ) yakni jumlah besi yang bisa diikat secara khusus oleh plasma.
Serum transferin dapat meningkat pada kekurangan besi dan dapat menurun secara keliru
pada peradangan akut, infeksi kronis, penyakit ginjal dan keganasan.
6. Transferrin saturation = TS (jenuh Transferin )
Jenuh transferin adalah rasio besi serum dengan kemampuan mengikat besi, merupakan
indikator yang paling akurat dari suplai besi kesumsum tulang. Penurunan jenuh transferin
dibawah 10% merupakan indek kekurangan suplai besi yang meyakinkan terhadap
perkembangan eritrosit. TS dapat menurun pada penyakit peradangan. Jenuh transferin
umumnya dipakai pada studi populasi yang disertai dengan indikator status besi lainnya.
Tingkat jenuh transferin yang menurun dan serum feritin sering dipakai untuk mengartikan
kekurangan zat besi.
7. Serum feritin.
Serum feritin adalah suatu parameter yang terpercaya dan sensitif untuk menentukan
cadangan besi orang sehat. Serum feritin secara luas dipakai dalam praktek klinik dan
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
4
pengamatan populasi. Serum feritin < 12 ug/l sangat spesifik untuk kekurangan zat besi, yang
berarti kehabisan semua cadangan besi, sehingga dapat dianggap sebagai diagnostik untuk
kekurangan zat besi. Rendahnya serum feritin menunjukan serangan awal kekurangan zat
besi, tetapi tidak menunjukkan beratnya kekurangan zat besi karena variabilitasnya sangat
tinggi. Penafsiran yang benar dari serum feritin terletak pada pemakaian range referensi yang
tepat dan spesifik untuk usia dan jenis kelamin. Konsentrasi serum feritin cenderung lebih
rendah pada wanita dari pria, yang menunjukan cadangan besi lebih rendah pada wanita.
Serum feritin pria meningkat pada dekade kedua, dan tetap stabil atau naik secara lambat
sampai usia 65 tahun. Pada wanita tetap saja rendah sampai usia 45 tahun, dan mulai
meningkat sampai sama seperti pria yang berusia 60 -70 tahun, keadaan ini mencerminkan
penghentian mensturasi dan melahirkan anak. Pada wanita hamil serum feritin jatuh secara
dramatis dibawah 20 ug/l selama trimester II dan III bahkan pada wanita yang mendapatkan
suplemen zat besi. Serum feritin diukur dengan mudah memakai essay immonoradiometris
( IRMA), Radioimmonoassay (RIA), atau Essay immonoabsorben ( Elisa ).
WORKING DIAGNOSIS4,5
Anemia difisiensi besi
Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi diperlukan metode pemeriksaan yang
akurat dan kriteria diagnosis yang tegas. Para peneliti telah menyetujui bahwa diagnosis
anemia defisiensi besi ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang
yaitu pemeriksaan darah dan sumsum tulang. Untuk memudahkan dan keseragaman.
Diagnosa Anemia defisiensi Besi, WHO menetapkan kriteria sebagai berikut:
NO ANEMIA
DEFISIENSI BESI
NORMAL
1.
2.
3.
4.
Hemoglobin
laki-laki dewasa
wanita dewasa(tidak hamil)
wanita dewasa(hamil)
MCHC
Serum Iron(SI)
TIBC
<13 gr/dl
<12 gr/dl
<11 gr/dl
<31 %
<50 ugr%
>400 ugr%
15 gr/dl
13-14 gr/dl
12 gr/dl
32-35 %
80-160 ugr%
250-400 ugr %
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
5
5.
6.
Jenuh Transferin
Feritin Serum
<15 %
<12 ugr/l
30-35 %
12-200 ugr/l
WHO juga membuat derajat keparahan anemia pada kehamilan yaitu:
KRITERIA ANEMIA KADAR HEMOGLOBIN
Anemia ringan
Anemia sedang
Anemia berat
10-11 gr/dl
7-10 gr/dl
7 gr/dl
The Centers for Disease Control and Prevention ( CDC ) sedikit berbeda dengan WHO,
menurut CDC kriteria anemia pada kehamilan adalah Hb kurang dari 11 gr / dl untuk
trimester I dan III, serta Hb kurang dari 10,5 gr / dl untuk trimester II. Anemia defisiensi besi
disebut bila ditemu kan adanya defisiensi besi disertai dengan penurunan kadar hemoglobin.
ETIOLOGI4
hipervolemia, menyebabkan terjadinya pegenceran darah
pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma
kurangnya besi dalam makanan
kebutuhan zat besi meningkat
gangguan pencernaan dan absorbsi
PATOFISIOLOGI4,6
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi
yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma
meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke IIkehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan
ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali
normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen
plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron. Volume sel darah merah total
dan massa hemoglobin meningkat sekitar 20-30 %, dimulai pada bulan ke 6 dan mencapai
puncak pada aterem, kembali normal 6 bulan setelah partus. Stimulasi peningkatan 300-350
ml massa sel merah ini dapat disebabkan oleh hubungan antara hormon maternal dan
peningkatan eritropoitin selama kehamilan. Peningkatan massa sel darah merah tidak cukup
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
6
memadai untuk mengimbangi peningkatan volume plasma yang sangat menyolok.
Peningkatanvolume plasma menyebabkan terjadinya hidremia kehamilan atau hemodilusi,
yang menyebabkan terjadinya penurunan hematokrit ( 20-30%), sehingga hemoglobin dari
hematokrit lebih rendah secara nyata dari pada keadaan tidak hamil. Hemoglobin dari
hematokrit mulai menurun pada bulan ke 3 -5 kehamilan, dan mencapai nilai terendah pada
bulan ke 5-8 dan selanjutnya sedikit meningkat pada aterem serta kembali normal pada 6
minggu setelah partus. Besi serum menurun namun tetap berada dalam batas normal selama
kehamilan, TIBC meningkat 15 % pada wanita hamil. Cadangan besi wanita dewasa
mengandung 2 gram, sekitar 60-70 % berada dalam sel darah merah yang bersirkulasi, dan
10-30 % adalah besi cadangan yang terutama terletak didalam hati, empedu, dan sumsum
tulang. Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk mencukupi
kebutuhan yang terdiri dari :
Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat besi dan
mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.
Pertumbuhan Plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg.
4. Sekitar 190 mg hilang selama melahirkan.
Selama periode setelah melahirkan 0,5-1 mg besi perhari dibutuhkan untuk laktasi, dengan
demikian jika cadangan pada awalnya direduksi, maka pasien hamil dengan mudah bisa
mengalami kekurangan besi, dimana janin bisa mengakumulasi besibahkan dari ibu yang
kekurangan besi. Kebutuhan besi yang meningkat tersebut tidak terpenuhi oleh kebiasaan diet
normal, walaupun ada penyerapan besi yang meningkat selama kehamilan yaitu 1,3-2,6 mg
perhari. Setiap wanita hamil membutuhkan sampai 2 tahun makan normal untuk mengisi
kembali cadangan besi yang telah hilang selama hamil. Adapun perubahan pertama yang
terjadi selama perkembangan kekurangan besi adalah deplesi cadangan zat besi pada hati,
empedu dan sumsum tulang, diikuti dengan menurunnya besi serum dan peningkatan TIBC,
sehingga anemia berkembang. Sel darah merah secara klasik digambarkan sebagai
hipokromikmikrositer, tetapi perubahan morfologi karakteristik ini tidak terjadi sampai nitro
hematokrit jatuh dibawah nilai normal. Mikrositik mendahului hipokromik, dan angka
retikulosit rendah pada anemia defisiensi besi. Anemia defisiensi besi merupakan manifestasi
dari gangguan keseimbangan zat besi yang negatif, Jumlah zat besi yang diabsorbsi tidak
mencukupi kebutuhan tubuh. Pertama -tama keseimbangan yang negatip ini oleh tubuh
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
7
diusahakan untuk mengatasinya dengan cara mengunakan cadangan besi dalarn jaringan
depot. Pada saat cadangan besi itu habis baru anemia defisiensi besi menjadi manifes.
Perjalanan keadaan kekurangan zat besi mulai dari terjadinya anemia sampai dengan
timbulnya gejala-gejala yang klasik melalui beberapa tahapan yaitu :
Cadangan besi habis diikuti oleh serum feritin menurun tapi belum ada anemia.
Serum transferin meningkat.
Besi serum menurun.
Perkembangan normositik, diikuti oleh anemia normokromik.
Perkembangan mikrositik dan anemia hipokromik.
GEJALA KLINIS.4
Wintrobe menge mukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi sangat
bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya yang menonjol,
ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala penyakit dasarnya.
Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-kunang, perubahan jaringan
epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia dan pembesaran
kelenjar limpa.
Berkurangnya hemoglobin menyebabkan gejala-gejala urnum seperti keletihan,
palpitasi, pucat, tinitus, dan mata berkunang-kunang disamping itu juga dijurnpai gejala
tambahan yang diduga disebabkan oleh kekurangan enzim sitokrom, sitikrom C oksidase dan
hemeritin dalam jaringan-jaringan, yang bersifat khas seperti pusing kepala, parastesia, ujung
jari dingin, atropi papil lidah. Pada umumnya sudah disepakati bahwa bila kadar hemoglobin
< 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.
KOMPLIKASI7,8
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin,
sedangkan pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan
congenital, abortus / keguguran.
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
8
Bahaya Pada Trimester II
Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan
ante partum rahim kurang baik untuk kontraksi, gangguan pertumbuhan janin dalam
rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan mudah terkena infeksi, dan
dekompensasi kordis hingga kematian ibu.
Bahaya Saat Persalinan
Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his primer, sekunder, janin
lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat
lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.Pada janin, selain
kemungkinan lahir prematur, bisa juga terjadi berat lahir rendah dan kematian
mudigah. Biasanya kematian mudigah terjadi saat kehamilan muda.Bisa juga terjadi
kematian prenatal. Umumnya28 hari setelah kelahiran, bayinya meninggal.Bahkan
bukan tidak mungkin terjadi cacat bawaan. Mungkin akibat kekurangan darah, proses
pembentukan organ-organnya kurang sempurna.
Komplikasi yang dapat terlihat pada Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara
lain:anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena
penyakit infeksi.
PREVENTIF9
Preventif terdiri daripada primer dan sekunder. Preventif primer adalah untuk mencegah
daripada terjadinya anemia difisiensi besi pada ibu hamil.
Pengertian Antenatal Care Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh
suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Pelayanan
antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama
masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal yang
meliputi 5T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan darah,
pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
9
90 tablet selama masa kehamilan. Perencanaan Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan
dari hari pertama haid terakhir) :
sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
28 - 36 minggu : 2 minggu sekali
di atas 36 minggu : 1 minggu sekali Kecuali jika ditemukan kelainan / faktor
risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih
sering dan intensif.
Preventif sekunder adalah untuk merawat masalah yang dialami ibu dan untuk
mencegahterjadinya komplikasi lanjut.
Saat hamil zat besi dibutuhkan lebih banyak daripada saat tidak hamil. Pada kehamilan
memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta, kebutuhan zat besi pada setiap
trimester berbeda. Terutama pada trimester kedua dan ketiga wanita hamil
memerlukan zat besi dalam jumlah banyak, oleh karena itu pada trimester kedua dan
ketiga harus mendapatkan tambahan zat besi.
Oleh karena itu pencegahan anemia terutama di daerah-daerah dengan
frekuensi kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus
atau glukonas ferrosus, cukup 1 tablet sehari,
Selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih banyak protein dan
sayur-sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin.
Terapinya adalah oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar
Hb 1,00 gr% dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral
(pemberian ferrum dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml
gr diberikan secara intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan
Hb relatif lebih cepat yaitu 2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian
parentral zat besi mempunyai indikasi kepada ibu hamil yang terkena anemia
berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus dilakukan test alergi
sebanyak 0,50 cc / IC.
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
10
PENATALAKSANAAN4
Pemberian zat besi oral.
Peparat zat besi oral adalah : Ferrous sulfonat, glukonat dan fumarat. Prinsip pemberian terapi
zat besi oral, Tidak boleh dihentikan setelah hemoglobin mencapai nilai normal, tetapi harus
dilanjutkan selama 2-3 bulan lagi untuk memperbaiki cadangan besi. Misalnya Hemoglobin
sebelumnya adalah 6 gr / dl, maka kekurangan Hemoglobin adalah 12 -6 = 6 gr / dl,
sehingga kebutuhan zat bei adalah: 6 x 200 mg. Kebutuhan besi untuk mengisi cadangan
adalah 500 fig, maka dosis Fe secara keseluruhan adalah 1200+500=1700 mg.
Fero sulfat : 3 tablet / hari, a 300 mg mengandung 60 mg Fe
Fero glukonat : 5 tablet / hari, a 300 mg mengandung 37 mg Fe.
Fero fumarat : 3 tablet / hari, a 200 mg mengandung 67 mg Fe.
Efek samping: Konstipasi, berak hitam, mual dan muntah.
Respon : hasil yang dicapai adalah Hb meningkat 0,3-1 gr per-minggu, Biasanya dalam
4-6 minggu perawatan hematokrit meningkat sampai nilai yang diharapkan, peningkatan
biasanya dimulai pada minggu ke 2. Peningkatan retikulosit 5-10 hari setelah pemberian
terapi besi bisa memberikan bukti awal untuk peningkatan produksi sel darah merah.
Pemberian zat besi par-enteral.
Metode sederhana 250 mg besi elemental sebanding dengan 1 gram Hb.Dosis pemberian zat
besi parenteral dapat dihitung dengan mudah dengan memakai rumus : Zat besi yang
diperlukan (mg)= (15-Hb) x BBx 3. Indikasi :
Anemia defisiensi berat .
Mempunyai efek samping pada pemberian oral.
Gangguan absorbsi.
Pemberian : Dapat diberikan secara Intramuskular maupun Intra-vena.
Peparat : Iron dextran ( Imferon), Iron sorbitek ( jectofer ) berisi 50 mg I ml, dosis maksimum
100 mg I hari.
Persiapan: Uji sensitivitas.
Efek samping: Nyeri, Inflamasi, ple bitis, Demam, Atralgia, Hipotensi, dan reaksi anafilaktik
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
11
EPIDEMIOLOGI4
Di seluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar antara10 %
dan 20 %. Karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat pentingdalam
timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa frekuensi itu leibh tinggi lagi dinegeri – negeri
yang sedang berkembang, dibandingkan dengan negeri – negeri yangsudah maju. Menurut
penyelidikan Hoo Swie Tjiong frekuensi anemia dalam kehamilan setinggi 18,5 %,
pseudoanemia 57,9 %, dan wanita hamil dengan Hb 12 g / 100 ml ataulebih sebanyak 23,6 %;
Hb rata – rata 12,3 g / ml dalam trimester I, 11,3 g / 100 ml dalamtrimester II, dan 10,8 g /100
ml dalam trimester III. Hal itu disebabkan karen pengenceran darah menjadi makin nyata
dengan lanjutnya umur kehamilan, sehinggaanemia dalam kehamilan meningkat.
PROGNOSIS10
Prognosis anemia defiesiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak
jika diobati dengan baik. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak
atau komplikasi lain. Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat
menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan
postpartum, dan infeksi.
BLOK25 : SISTEM REPRODUKSIANEMIA DEFISIENSI BESI
12
REFRENSI
1. Anemia selama kehamilan, http://www.anak-ibu.com/panduan/anemia-selama-kehamilan,
diunduh pada 3 Juni 2011.
2. Prof. dr. I.B.G Manuaba, Sp. OG(K), dr. I.A Chandranita Manuaba, Sp.OG, dr. I.B.G
Fajar Manuaba, Sp.OG, Anemia dalam Kehamilan , Pengantar Kuliah Obstetri. Penerbit
buku kedoktoran EGC, cetakan pertama 2007; 559-62
3. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Gangguan Sel Darah Merah, Patofiologi Konsep
Klinis dan Proses-prose Penyakit vol 1 Ed.6. penerbit buku kedoktoran EGC. Cetakan
pertama 2006; 255-267
4. Diagnosis anemia defisiensi besi
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6334/1/penydalam-muhammad
%20riswan.pdf, diunduh pada 3 Juni 2011.
5. Herawati.S,Iskandar.I, Harny.E, Sanarko.L, Regie.S. Penuntun patologi klinik
haematologi: pemeriksaan laboratorium hematologi dasar dan keganasan darah. Bagian
patologi klinik Fakultas Kedokteran UKRIDA; 2007:79-83.
6. Rosline H, Ainul SAZ, Hazlina N, Zaidah W. Anemia and iron status of malay ladies
attending antenatal clinic in Kubang Kerian. (abstrak ).In : Breaching new frontiers in
Hematology. The 4th Malaysian National Hematology scentific meeting. Penang Malaysia
2002: 78.
7. Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan Penatalaksanaan, Jakarta : Trans Info
Media . Wasnidar 2007; 101-134.
8. Komplikasi pada kelahiran anemia,
http://superbidanhapsari.wordpress.com/2010/10/12/anemia-dalam-kehamilan/, diunduh
pada 4 Juni 2011.
9. Kontjoro, T.,2005. Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan Sebagai
Strategi Dalam Peningkatan Mutu Klinis, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Vol.08/No3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi/Rustam Mochtar; Editor, Defli Lutan, Ed 2 – Jakarta : EGC, 1998.
10. Prognosis anemia pada kehamilan, http://www.scribd.com/doc/43307606/Anemia-Pada-
Kehamilan , diunduh pada 5 Juni 2011.