Upload
rika-susanti
View
45
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
anemia sideroblastik
Citation preview
TINJAUAN PUSTAKA
ANEMIA SIDEROBLASTIK 1
Ini adalah anemia refrakter dengan sel hipokrom dalam darah tepi dan besi sumsum
tulang yang meningkat, anemia ini dipastikan dengan adanya banyak sideroblas cincin (ring
sideroblast) yang patologis dalam sumsum tulang. Sideroblas cincin ini adalah eritroblas
abnormal yang mengandung banyak granula besi yang tersusun dalam suatu bentuk cincin atau
kerah yang melingkar inti, bukan beberapa granula besi yang tersebar secara acak yang tampak
bila eritroblas normal diwarnai dengan pewarnaan besi. Anemia sideroblastik di diagnosis bila
15 % atau lebih eritroblas dalam sumsum tulang adalah sideroblas cincin, tetapi sideroblas ini
dapat ditemukan dalam jumlah yang lebih sedikit pada berbagai kondisi hematologik.
Anemia sideroblastik digolongkan menjadi beberapa jenis dan persamaannya suatu defek
dalam sintesis heme. Pada bentuk herediter, anemia dicirikan oleh suatu gambaran darah yang
sangat hipokrom dan mikrositik. Mutasi tersering adalah pada gen asam delta aminolevulinat
sintase (ALA-S) yang terdapat pada kromosom X. Piridoksal-6-fospat adalah suatu koenzim
untuk ALA-S. Jenis lain yang jarang dijumpai meliputi defek mitokondria, responsif tiamin, dan
defek autosom lain. Bentuk didapat primer yang lebih sering ditemukan adalah salah satu subtipe
mielodisplasia. Bentuk ini juga dinamakan “anemia refrakter dengan sideroblas cincin”.
Klasifikasi anemia sideroblastik
HerediterBiasanya terjadi pada pria, dibawa oleh wanita, dan juga jarang terjadi pada wanita.
Didapat
PrimerMielodisplasia (anemia refrakter dengan sideroblas cincin)
SekunderPembentukan siderobalast cincin juga dapat terjadi di sumsum tulang pada: penyakit keganasan sumsum tulang lain, minsalnya. jenis mielodisplasia, mielofibrosis, leukemia myeloid, mieloma.Obat, minsalnya obat antituberkulosis (isoniazid, sikloserin), alkohol, timbal kondisi jinak lain, minsalnya anemia hemolitik, anemia megaloblastik, malabsorpsi, artritis rematoid.
Pada beberapa pasien, khususnya yang menderita jenis herediter, terdapat suatu respons
terhadap pemberian terapi piridoksin. Defisiensi folat dapat terjadi dan dapat dicoba pemberian
terapi asam folat. Walaupun demikian, pada banyak kasus berat, transfusi darah berulang adalah
satu-satunya cara untuk mempertahankan kadar hemoglobin yang cukup dan penimbunan besi
akibat transfusi menjadi suatu masalah utama. Pengobatan lain yang telah dicoba pada
mielodisplasia dapat dicoba pada bentuk didapat primer.
Patofisiologi 2
Perubahan patofisiologi pada anemia sideroblastik pada dasarnya terjadi kegagalan inkorporasi
besi ke dalam senyawa hem pada mitokondria yang mengakibatkan besi mengendap pada
mitokondria sehingga jika di cat dengan cat besi akan kelihatan sebagai bintik-bintik yang
mengelilingi inti yang disebut sebagai sideroblas cincin. Hal ini yang menyebabkan kegagalan
pembentukan hemoglobin yang disertai eritropoesis inefektif dan menimbulkan anemia
hipokromik mikrositer.
Gangguan ikorporasi besi ke dalam protoprfirin
(Pembentukan heme)
Besi menumpuk dalam mitokondria Gangguan pembentukan hemoglobin
Ring sideroblast hipokromik mikrositer
Eritropoesis inefektif ANEMIA
Gambar: Skema patofisiologi anemia sideroblastik
Bentuk Klinik
Anemia sideroblastik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu:
1. Bentuk herediter
a. Jarang dijumpai, herediter dan sex linked (X-linked). Sebagian menunjukkan defek
enzim ALA synthetase.
2. Idiopathic acquired sideroblastic anemia
a. Mutasi somatik pada progenitor eritroid
b. Tergolong sebagai sindrom mielodisplastik
c. Menurut klasifikasi FAB disebut sebagai refractory anemia with ring
sideroblast( RARS)
3. Anemia sideroblastik sekunder
a. Akibat alkohpol, obat anti TBC: INH dan keracunan Pb
4. Anemia yang responsif pada terapi piridoksi (pyridoxine responsive anemia)
Gambaran klinik
Gambaran klinik anemia sideroblastik sangat bervariasi di mana pada bentuk yang didapat
dijumpai anemia refrakter terhadap pengobatan
Gambaran laboratorium
Pada anemia sideroblastik dijumpai antara lain:
1. Anemia bervariasi dari ringan sampai berat
2. Anemia bersifat hipokromik mikrositer dengan gambaran populasi ganda (double
population) dimana dijumpai eritrosit hipokromik mikrositer berdampingan dengan
eritrosit normokromik normositer.
3. Pada bentuk didapat (RARS) dijumpai tanda displastik terutama pada eritrosit, kadang-
kadang juga pada leukosit dan trombosit.
4. Besi serum dan feritin serum normal atau meningkat.
5. Pada pengecatan besi sumsum tulang dengan cara Perl (memakai biru prusia) dijumpai
sideroblas cincin lebih dari 15% dari sel eritroblas.
Terapi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengobatan anemia sideroblastik adalah:
1. Terapi untuk anemia sideroblastik herediter bersifat simtomatik dengan transfuse darah
2. Pemberian vitamin B6 dapat dicoba karena sebagian kecil penderita responsif terhadap
peridoksin
Daftar pustaka:
1. Hoffbrand.AV, Pett.JE, Moss,PAH. Kapita Selekta Hematologi: 4 th (ed). Jakarta:
EGC ;2012. p.35-6.
2. Bakta IM. Hematologi Klinik Ringkas. Denpasar:EGC;2006. p.42-4.