Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
NAMA dan UMUM
Pasal 1
Nama
Dalam Anggaran Rumah Tangga ini nama Perkumpulan adalah IA SMA
NEGERI LIMA BANDUNG untuk selanjutnya disebut IA LIMA.
Pasal 2
Umum
Anggaran Rumah Tangga IA LIMA ini merupakan penjabaran dan
penjelasan atas hal-hal yang telah dan belum diatur dalam
Anggaran Dasar IA LIMA tersebut
BAB II
KEANGGOTAAN
Pasal 3
Kewajiban & Hak Anggota
Anggota dimaksud terdiri dari Anggota Biasa dan Anggota Luar
Biasa
Kewajiban :
1. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik IA LIMA 2. Mematuhi dan mentaati segala ketentuan yang diatur di dalam
Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Keputusan-
Keputusan dan Peraturan-Peraturan yang dibuat IA LIMA
3. Berperan aktif dalam usaha-usaha dan kegiatan mencapai tujuan IA LIMA
4. Menjalin hubungan baik dan kekeluargaan dengan sesama Anggota IA LIMA
5. Dalam hal pada suatu kegiatan anggota tidak mendapat tugas tertentu, untuk berpartisipasi aktif maupun tidak aktif
dengan memantau jalannya kegiatan, serta memberikan masukan
untuk suksesnya kegiatan
6. Masing masing anggota memberikan kontribusi tenaga / waktu / pikiran ataupun material untuk keberhasilan sesuai dengan
kesepakatan/kemampuan masing masing
7. Menerima dan melaksanakan keputusan atas kesalahan dan sanksi berkaitan dengan pelanggaran terhadap AD-ART,
Keputusan-Keputusan dan Peraturan-Peraturan yang dibuat IA
LIMA
2
Hak :
1. Hak suara dan hak bicara di dalam forum musyawarah IA LIMA 2. Hak menyampaikan saran dan pendapat yang ditujukan kepada
Dewan Pengurus, dalam kaitannya dengan pelaksanaan program
kerja IA LIMA
3. Hak yang berlaku khusus bagi Anggota Biasa untuk memilih dan dipilih atau ditunjuk menjadi Pelaksana Kegiatan, Dewan
Pengurus, Dewan Pengawas, maupun Dewan Pembina
4. Hak mendapat informasi lengkap atas kegiatan, baik secara lisan ataupun tertulis tentang jalannya kegiatan maupun
berjalannya IA LIMA
5. Hak pembelaan diri, berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukannya terhadap peraturan-peraturan IA LIMA
Pasal 4
Anggota Kehormatan
1. Anggota kehormatan terdiri dari:
a. Tokoh diluar anggota yang dinilai layak untuk menjadi
anggota kehormatan IA LIMA
b. Tokoh dari anggota yang mempunyai kontribusi dan
partisipasi tinggi dan sudah tidak menjabat di
kepengurusan atau jabatan lainnya di IA LIMA
c. Kepala Sekolah SMA Negeri 5 dan Ketua Komite Sekolah
karena jabatannya menjadi Anggota Kehormatan
2. Pengangkatan Anggota Kehormatan diusulkan dan ditetapkan
melalui Rapat Pleno IA LIMA
3. Kewajiban sebagai Anggota Kehormatan:
a. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik IA LIMA b. Mematuhi dan mentaati segala ketentuan yang diatur di
dalam AD, ART, Keputusan-Keputusan dan Peraturan-
Peraturan IA LIMA
c. Memberikan kontribusi positif bagi kelangsungan dan kemajuan IA LIMA
4. Hak sebagai Anggota Kehormatan:
a. Hak menyampaikan saran dan pendapat yang ditujukan kepada Dewan Pengawas untuk kelangsungan dan kemajuan IA LIMA
b. Memiliki hak sebagai Peninjau dan memiliki Hak Bicara di dalam forum musyawarah anggota tetapi tidak memiliki hak
Suara untuk memilih dan dipilih, kecuali bagi Anggota
Kehormatan berasal dari anggota IA LIMA berlaku Hak yang
sama dengan Anggota Biasa
Pasal 5
Berakhirnya Keanggotaan
1. Meninggal dunia atau menderita penyakit kejiwaan yang berkepanjangan
2. Mengundurkan diri atas permohonan sendiri dan dalam keadaan sadar tanpa tekanan
3. Melakukan hal atau tindakan yang bertentangan dengan nilai luhur kemanusiaan dan kemasyarakatan secara universal dan
umum
3
4. Melanggar atau melakukan tindakan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan-
peraturan lainnya yang ditetapkan IA LIMA
5. Terlibat perkara pidana dan telah mempunyai ketetapan pengadilan yang syah atau melakukan hal lainnya secara
langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materil
yang merugikan IA LIMA
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 6
Nama Kepengurusan
Kepengurusan terdiri dari unsur unsur:
1. Dewan Pengurus 2. Dewan Pengawas 3. Dewan Pembina
Kepengurusan IA LIMA dikelola oleh Dewan Pengurus bersama
Dewan Pengawas yang Ketuanya dipilih dan ditetapkan dalam
suatu Musyawarah Besar Anggota, Dewan Pengawas dan Dewan
Pengurus bertanggung jawab kepada Musyawarah Besar Anggota
Dalam Kepengurusan tidak diperbolehkan untuk rangkap Jabatan
baik Jajaran Dewan maupun Ketua Bidang dan jajarannya
Pasal 7
Kekosongan Kepengurusan
1. Kekosongan pimpinan pada Kepengurusan dapat terjadi karena berhalangan tetap, yaitu meninggal dunia atau mengundurkan
diri atau diberhentikan
2. Apabila terjadi kekosongan jabatan Ketua Dewan Pengawas, dapat dilakukan dengan menunjuk salah satu anggota Dewan
Pengawas yang dinilai mampu untuk menduduki jabatan Ketua
Dewan Pengawas, ditetapkan di dalam forum rapat pleno
3. Apabila terjadi kekosongan jabatan Ketua Umum Dewan Pengurus, dapat dilakukan dengan menunjuk salah seorang anggota Wakil
Ketua Dewan Pengurus dan seterusnya bilamana kekosongan lebih
dari satu sebagai Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) yang bertugas
sampai dengan diadakannya Musyawarah Besar Anggota untuk
memilih dan menetapkan Ketua Umum yang definitif
4. Apabila terjadi kekosongan jabatan Ketua Dewan Pembina, dapat dilakukan dengan menunjuk salah satu anggota Dewan Pembina
yang dinilai mampu untuk menduduki jabatan Ketua Dewan
Pembina, ditetapkan di dalam forum rapat pleno.
4
BAB IV
DEWAN PENGURUS
Pasal 8
Masa Bakti dan Susunan
1. Masa bakti Dewan Pengurus adalah 3 (tiga) tahun sejak tanggal berdasarkan ketetapan Musyawarah Besar Anggota
2. Dewan Pengurus IA LIMA dipimpin oleh Ketua Umum bersama Wakil Ketua I dan Wakil Ketua II
3. Susunan Dewan Pengurus IA LIMA terdiri dari: a. Ketua Umum, Wakil Ketua I, dan Wakil Ketua II. Ketiganya
selanjutnya dapat disebut Ketua
b. Sekertaris Umum, Wakil Sekertaris I, dan Wakil Sekertaris II. Ketiganya selanjutnya dapat disebut Sekretaris
c. Bendahara Umum, Wakil Bendahara I, dan Wakil Bendahara II. Ketiganya selanjutnya dapat disebut Bendahara
d. Bidang-bidang atau Seksi-seksi dengan susunan sesuai keperluan Dewan Pengurus
Pasal 9
Ketua Umum dan Wakil
1. Ketua Dewan Pengurus disebut Ketua Umum dipilih melalui Musyawarah Besar Anggota
2. Ketua Umum terpilih paling lambat 15 (lima belas) hari memilih dan menunjuk Wakil dan jajaran Dewan Pengurus
lainnya
3. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi Ketua Umum dan Wakil adalah
a. Anggota biasa dan aktif dalam kegiatan perkumpulan b. Dinilai mampu untuk memimpin dan bekerjasama c. Mempunyai waktu yang cukup untuk menjalankan tugas dan
fungsi sebagai Ketua
d. Mempunyai reputasi baik e. Mendapat atau mempunyai dukungan
Pasal 10
Tugas dan wewenang Dewan Pengurus
1. Sebagai Perkumpulan yang independen, non pemerintah, kekeluargaan, sosial dan nirlaba maka dalam pelaksanaan tata
kelola keorganisasian antara Ketua Umum, Wakil Ketua I dan
II dan Sekretaris Umum dan Wakil Sekretaris Umum I dan II
bersifat kolektif dan saling mengisi dalam menjaga roda
organisasi tetap berjalan----------------------------------
2. Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, Dewan Pengurus bertanggung jawab kepada Musyawarah Besar Anggota----------
3. Menetapkan kebijakan sebagai pelaksanaan dari Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,Peraturan-peraturan, Keputusan
atau Ketetapan Musyawarah Besar Anggota dan Rapat-rapat
Pleno
5
4. Melakukan hubungan konsultasi dan koordinasi rutin dan aktif dengan Dewan Pengawas
5. Melakukan hubungan dan konsultasi dengan Dewan Pembina secara berkala
6. Membentuk bidang-bidang dan menunjuk Ketua Bidang, Tim/Kelompok Kerja dan atau alat kelengkapan lainnya yang
dianggap perlu
7. Menyusun dan menetapkan Tata Kerja Dewan Pengurus secara umum
8. Menyusun Program Umum dan Program Kerja Tahunan 9. Mewujudkan forum komunikasi dan silaturahmi anggota secara
berkala
10. Melaksanakan tugas secara aktif dan kreatif guna tercapainya tujuan perkumpulan
11. Dengan koordinasi bersama Dewan Pengawas dapat memberikan sangsi kepada anggota atas tindakan pelanggaran terhadap
AD/ART dan ketentuan-ketentuan lainnya
12. Membuat laporan tahunan tentang pelaksanaan program yang telah dilakukan, disampaikan kepada Dewan Pengawas
13. Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas, yang disampaikan kepada forum Musyawarah Besar Anggota pada saat
periode kepengurusan berakhir
14. Menyelenggarakan Musyawarah Anggota dan rapat-rapat sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga
BAB V
DEWAN PENGAWAS
Pasal 11
Masa Bakti dan Susunan
1. Masa bakti Dewan Pengawas adalah 3 (tiga) tahun sejak
tanggal berdasarkan ketetapan Musyawarah Besar Anggota
2. Ketua Dewan Pengawas dipilih melalui Musyawarah Besar
Anggota
3. Ketua Dewan Pengawas terpilih paling lambat 7 (tujuh) hari
memilih dan menunjuk satu orang sebagai Sekertaris Dewan
Pengawas dan Anggota Dewan Pengawas minimal 1 (satu) orang
dengan jumlah ganjil dan maksimal 5 (lima) orang
4. Membuat laporan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas, yang
disampaikan kepada forum Musyawarah Besar Anggota pada saat
periode kepengurusan berakhir
Pasal 12
Tugas dan Wewenang
1. Dewan Pengawas bertugas mengawasi kinerja Dewan Pengurus
dan berhak meminta penjelasan dari Dewan Pengurus mengenai
berbagai hal khusus maupun umum secara keorganisasian
2. Membina, memberikan arah kebijakan, masukan dan
pertimbangan yang diperlukan guna keberhasilan pencapaian
tujuan Perkumpulan
6
3. Dewan Pengawas dapat mengeluarkan Resolusi dan Memorandum
yang dapat diakses oleh Anggota secara luas, dalam
menjalankan tugasnya mengawasi kinerja Dewan Pengurus
4. Suara Dewan Pengawas adalah suara kolektif dan bukan suara
individu. Namun demikian, dalam tugas pengawasannya,
seorang Dewan Pengawas berhak bertindak sebagai individu
ketika memeriksa pembukuan, tindakan, dan keputusan atau
lainnya pada Dewan Pengurus dan harus segera melaporkan
tindakannya dalam Rapat Dewan Pengawas
5. Bilamana ditemukan hal hal yang menyimpang atau tidak patut
dilakukan secara aturan umum dan universal atau pelanggaran
AD-ART dan peraturan peraturan lain yang berlaku di dalam
IA LIMA maka Dewan Pengawas berhak menegur Dewan Pengurus
atau jajarannya bila diperlukan, bila teguran belum
ditanggapi maka dilakukan secara tertulis melalui
Memorandum Pertama, bila tidak ditanggapi dalam waktu 7
(tujuh) hari, maka Dewan Pengawas dapat mengirimkan
Memorandum Kedua
6. Bilamana untuk Memorandum Kedua dalam 7 (tujuh) hari masih
belum ditanggapi, Dewan Pengawas dapat memanggil Rapat Umum
Luar Biasa Anggota untuk penyelesaian sesuai peraturan
peraturan yang berlaku dan sesuai dengan AD/ART IA LIMA
7. Dewan Pengawas berhak mengadakan Musyawarah Besar Luar
Biasa Anggota bila hal yang terdapat pada Bab III Pasal 6
ayat 6 ART ini, belum mendapatkan jalan keluar atau solusi
8. Dewan Pengawas dapat meminta dalam Musyawarah Besar Luar
Biasa Anggota untuk menon-aktifkan atau memberhentikan
Dewan Pengurus atau jajarannya yang dianggap melanggar
ketentuan AD/ART serta peraturan peraturan lainnya di IA
LIMA atau peraturan dan norma yang berlaku secara umum
dalam masyarakat dan Negara. Manakala terjadi kekosongan
Kepengurusan maka berlaku Bab II Pasal 8 ayat 1,2 dan 3
pada Anggaran Rumah Tangga ini
9. Membuat laporan pertanggung jawaban Dewan Pengawas dan
disampaikan ke forum Musyawarah Besar Anggota pada akhir
periode kepengurusan
BAB V
DEWAN PEMBINA
Pasal 13
Masa Bakti dan Susunan
1. Masa bakti Dewan Pembina adalah 3 (tiga) tahun sejak
tanggal berdasarkan ketetapan Musyawarah Besar Anggota
2. Ketua Dewan Pembina ditunjuk dan disepakati oleh Rapat
Pleno Dewan Pengurus yang diadakan khusus untuk itu
3. Anggota Dewan Pembina dipilih dan ditetapkan oleh Rapat
Pleno Dewan Pengurus yang khusus diadakan untuk itu,
minimal 2 (dua) orang atau lebih tetapi tidak lebih dari 7
(tujuh) orang jumlah seluruh Dewan Pembina
4. Jajaran Dewan Pembina terdiri dari para Anggota IA LIMA
7
Pasal 14
Tugas dan Wewenang
1. Ketua Dewan Pembina bertindak atas nama Dewan Pembina
2. Dewan Pembina berkewajiban mengayomi Perkumpulan sesuai
dengan Visi dan Misi yang ditetapkan dalam Musyawarah Besar
Anggota
3. Melakukan pembinaan pada perkumpulan agar Program dan
kegiatan Perkumpulan sesuai dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga dan peraturan peraturan lainnya yang
berlaku
4. Memberikan arahan agar perkumpulan mempunyai wawasan
kedepan sesuai dengan kebutuhan dan tantangan di masa yang
akan datang
5. Berkordinasi dan konsultasi dengan Dewan Pengurus dalam
menjalankan roda organisasi perkumpulan
BAB VI
KEDUDUKAN
Pasal 15
Kedudukan Perkumpulan
1. IA LIMA adalah Lembaga – Perkumpulan - Organisasi Tingkat
Provinsi yang sejalan dan harmonis dengan unsur unsur
lainnya pada tingkatan tersebut, sehingga tidak menjadi
terpisah atau bersifat eksklusif 2. IA LIMA adalah perkumpulan yang mewadahi seluruh alumni SMA
Negeri 5 Bandung dan dalam melaksanakan program kegiatannya
didukung oleh organ-organ yang bersifat internal atau
merupakan bagian perkumpulan, berupa: komunitas atau
himpunan alumni Angkatan dan komunitas atau perkumpulan
lain yang diinisiasi oleh Alumni SMA Negeri 5 Bandung
BAB VII
HUBUNGAN KERJA SAMA
Pasal 16
Bentuk dan Sifat Hubungan
1. Hubungan IA LIMA baik secara internal dengan organ lainnya
(yang dijelaskan pada pasal 15 ayat 2) maupun secara
eksternal dengan Pemerintah, Lembaga Swasta ataupun
organisasi, komunitas, perkumpulan, ataupun lainnya,
bersifat koordinatif, fungsional, dan komplementer atau
saling melengkapi dan mendukung
2. Hubungan kerja sama ini dapat dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga IA LIMA dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3. Hubungan kerja sama eksternal dengan para pihak Pemerintah,
Lembaga, BUMN maupun Swasta dan lainnya dapat dilakukan
8
oleh IA LIMA dalam usaha optimalisasi pelaksanaan program
kegiatan perkumpulan, dengan membuat kesepakatan-
kesepakatan yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding), Surat Perjanjian atau Surat
Kesepakatan Bersama yang ditanda tangan oleh kedua belah
pihak
BAB VIII
MUSYAWARAH BESAR ANGGOTA DAN MUSYAWARAH BESAR LUAR BIASA
dan RAPAT-RAPAT
Pasal 17
Musyawarah Besar Angota
Musyawarah Anggota pada tingkat IA LIMA dinamakan Musyawarah
Besar Anggota mengingat Musyawarah Besar Anggota adalah
sebagai pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan tertinggi
di dalam perkumpulan
1. Musyawarah Besar Anggota diselenggarakan oleh Dewan Pengurus dengan membentuk Steering Commitee (SC) dan Organizing
Commitee (OC) dengan Surat Keputusan Dewan Pengurus
2. Untuk susunan SC dan OC diperkenankan diambil dari unsur kepengurusan selama memenuhi persyaratan melalui Rapat Pleno
Dewan Pengurus
3. Musyawarah Besar Anggota dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) tahun
4. Peserta Musyawarah Besar Anggota terdiri dari: a. Dewan Pengawas IA LIMA b. Dewan Pembina IA LIMA c. Dewan Pengurus IA LIMA d. Perwakilan masing-masing himpunan Alumni Angkatan SMA
Negeri 5 Bandung
e. Perwakilan dari Perkumpulan dan Komunitas yang diinisiasi oleh Alumni SMA Negeri 5 Bandung
f. Anggota Kehormatan, status sebagai peninjau g. Anggota atau pihak luar dari IA LIMA yang punya kompetensi
sesuai keperluan Musyawarah sebagai Nara Sumber
5. Peserta dan undangan yang dapat mengikuti Musyawarah Besar Anggota IA LIMA diatur dan ditentukan oleh Organizing
Commitee (OC)
6. Setiap peserta Musyawarah Besar Anggota memiliki hak bicara dan menyampaikan pendapat
7. Setiap peserta Musyawarah Besar Anggota, dari Anggota Biasa memiliki hak memilih dan dipilih
8. Nara Sumber yang kompeten bisa diundang dalam Musyawarah
Besar Anggota dan bisa dari unsur Anggota Biasa, Anggota
Luar Biasa, Anggota Kehormatan atau unsur luar yang relevan
9
Pasal 18
Wewenang Musyawarah Besar
1. Membahas, menyusun dan menetapkan Tata Tertib Musyawarah Besar Anggota
2. Memilih dan menetapkan para pimpinan Musyawarah Besar Anggota beserta kelengkapannya, yang selanjutnya bertugas
untuk memimpin sidang Musyawarah Besar Anggota
3. Membahas dan menetapkan bilamana ada perubahan Anggaran Dasar dan/atau Anggaran Rumah Tangga atau peraturan
peraturan lainnya
4. Menilai, mengesahkan atau menolak laporan pertanggung jawaban Dewan Pengurus dan Dewan Pengawas
5. Menyatakan Kepengurusan IA LIMA demisioner 6. Menetapkan kebijaksanaan dan keputusan yang dianggap penting
bagi IA LIMA
7. Melakukan Pemilihan Ketua Dewan Pengurus dan Ketua Dewan Pengawas
8. Pimpinan Musyawarah Besar Anggota melantik Ketua Dewan Pengurus dan Ketua Dewan Pengawas hasil pemilihan
Pasal 19
Quorum
1. Musyawarah Besar Anggota dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah peserta yang telah
mendaftarkan diri untuk mengikuti Musyawarah Besar Anggota
2. Apabila yang hadir tidak mencapai 50%+1 dari jumlah peserta yang telah mendaftar, maka pimpinan musyawarah dapat menunda
selambat-lambatnya selama 15 menit
3. Dalam hal penundaan pertama belum mencapai kehadiran 50%+1 dari jumlah peserta yang telah mendaftar, maka untuk kedua
kalinya pimpinan musyawarah dapat menunda kembali selambat-
lambatnya selama 20 menit
4. Dalam hal penundaan kedua belum juga mencapai 50%+1 dari jumlah peserta yang telah mendaftar, maka pimpinan sidang
berdasarkan pertimbangan waktu dan pentingnya Musyawarah
Besar Anggota ini, dapat menyatakan sidang adalah sah
Pasal 20
KEPUTUSAN
1. Keputusan Musyawarah Besar Anggota ditetapkan atas dasar musyawarah untuk mencapai mufakat
2. Dalam hal mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan dapat dilakukan melalui pemungutan suara, dan keputusan adalah sah
berdasarkan suara terbanyak
Pasal 21
Musyawarah Besar Anggota Luar Biasa
1. Musyawarah Besar Anggota Luar Biasa diselenggarakan sebelum periode/masa bakti tiga tahun berakhir, berdasarkan usulan
10
baik dari Dewan Pengurus dengan rekomendasi Dewan Pengawas
maupun dari sejumlah anggota IA LIMA
2. Dalam hal usulan dari Dewan Pengurus, sebelumnya dibahas terlebih dahulu di tingkat Rapat Pleno Dewan Pengurus yang
diadakan khusus untuk itu
3. Dalam hal usulan dari anggota IA LIMA, dilakukan melalui surat permohonan tertulis dan sekurang-kurangnya diusulkan
dan ditandatangani oleh 100 (seratus) orang Anggota Biasa
(bukan unsur kepengurusan
4. Musyawarah Besar Anggota Luar Biasa diselenggarakan Dewan Pengurus dengan membentuk Steering Commitee (SC) dan
Organizing Commitee (OC) dengan Surat Keputusan Dewan
Pengurus
5. Apabila Dewan Pengurus tidak dapat melaksanakannya, maka Musyawarah Anggota Luar Biasa dapat dilaksanakan oleh Dewan
Pengawas dengan cara yang sama
4. Ketentuan dan Tata tertib Musyawarah Anggota Luar Biasa ditetapkan sebagaimana ketentuan dan tata tertib yang
dilaksanakan pada Musyawarah Besar Anggota
Pasal 22
Rapat Pleno
1. Rapat Pleno, diselenggarakan oleh Dewan Pengurus, dihadiri oleh peserta rapat yang terdiri dari unsur:
a. Dewan Pengawas : Ketua dan anggota b. Dewan Pengurus lengkap : Ketua, Sekretaris, Bendahara,
para Ketua Bidang
c. Rapat Pleno dapat diperluas untuk menghadirkan Dewan Pembina, perwakilan organ internal (yang dijelaskan pada
pasal 15 ayat 2) dan Anggota Kehormatan sebagai peserta,
atau pihak luar dengan kompetensi yang sesuai sebagai
peninjau atau nara sumber dengan pertimbangan sangat
pentingnya materi rapat yang akan dibahas
2. Rapat Pleno dilakukan membahas: a. Membahas kebijaksanaan Umum dan keputusan-keputusan
lainnya, hasil Musyawarah Besar Anggota untuk ditindak
lanjuti
b. Menyusun Program Umum Dewan Pengurus c. Evaluasi dan laporan tahunan pelaksanaan program Pengurus d. Membahas hal yang berkaitan kekosongan posisi Ketua Dewan
Pengawas dan Ketua Dewan Pengurus dikarenakan berhalangan
tetap (meninggal dunia, mengundurkan diri atau
diberhentikan)
e. Membahas rencana perubahan AD-ART yang selanjutnya akan di bahas dan diputuskan dalam Musyawarah Besar Anggota
f. Membahas berbagai persoalan yang tidak dapat diselesaikan dan diputuskan pada forum rapat Dewan Pengurus
g. Membahas hal yang berkaitan dengan permohonan untuk diselenggarakannya Musyawarah Besar Anggota Luar Biasa
h. Membentuk Panitia Penyelenggara Musyawarah Besar Anggota
11
i. Membahas hal-hal lain yang dianggap penting untuk diputuskan di dalam Rapat Pleno
3. Rapat Pleno dilaksanakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun
Pasal 23
Rapat Harian
1. Rapat Harian adalah forum rapat yang dilaksanakan oleh Dewan Pengurus sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk pelaksanaan
program kegiatan
2. Rapat harian lebih bersifat teknis, dan dilaksanakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun
BAB IX
KEUANGAN
Pasal 24
Pengelolaan
Tata pengelolaan keuangan diatur dan ditetapkan oleh Dewan
Pengurus IA LIMA dengan berpedoman pada tata kelola keuangan
secara umum dan akuntabel berdasarkan tahun Kalender
Pasal 25
Pemeriksaan Keuangan
1. Dewan Pengawas dapat membentuk sebuah tim khusus yang
terdiri dari Anggota Dewan Pengawas dan/atau tim pemeriksa
(auditor) eksternal yang independen secara profesional
untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan dan
pembukuan sesuai tahun Kalender, yang diselenggarakan oleh
Dewan Pengurus---
2. Pemeriksaan atau tinjauan laporan keuangan tahunan
dilakukan minimal satu tahun sekali
Pasal 26
Tata Kelola Keuangan
1. Kebijakan penggunaan keuangan Perkumpulan ditetapkan oleh
Dewan Pengurus atas persetujuan Dewan Pengawas sesuai
dengan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Belanja Tahunan
2. Pengeluaran rutin untuk tujuan operasional sehari-hari
dilaksanakan oleh Dewan Pengurus, tetapi pengeluaran untuk
investasi dan pengeluaran lain di luar Rencana Anggaran
Belanja Tahunan yang telah ditetapkan harus diketahui dan
disetujui oleh Dewan Pengawas
3. Sekali sebulan pada minggu kedua setelah bulan berakhir,
Dewan Pengurus melalui Bendahara Umum menyampaikan laporan
keuangan bulanan tertulis kepada Dewan Pengawas
12
Pasal 27
Kekayaan Perkumpulan
Pencatatan dan Administrasi harta kekayaan Perkumpulan IA LIMA
diselenggarakan oleh Dewan Pengurus dengan baik sesuai dengan
sistem administrasi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan
BAB X
PENUTUP
Pasal 28
Keterangan
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini,
akan diatur dalam Peraturan Peraturan Pengurus IA LIMA yang
ditetapkan oleh Dewan Kepengurusan, dengan ketentuan tidak
boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga yang berlaku
2. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan
penambahan serta rincian yang diperlukan dari Anggaran
Dasar IA LIMA yang telah diakta notariskan
Bandung 2 Maret 2019