Upload
idram-m-ladji
View
237
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
ANGGARAN SEBAGAI PERALATAN
1. Anggaran Sebagai Sistem Perencanaan Terpadu
Anggaran atau Business Budget adalah : Salah satu bentuk dari berbagai rencana yang susun, meskipun tidak setiap rencana disebut anggaran.
Ex : Hasil dari Perencanaan.
Ketika akan mengadakan wisata /perjalanan jauh agar perjalanan itu murah, aman, dan menyenangkan. Membutuhkan perencanaan tentang alat transpot, route perjalanan, kartu-kartu pengenal, pemesanan hotel untuk bermalam, dana untuk pembiayaan perjalanan.
Business budget, sering diterjemahkan menjadi anggaran perusahaan
Anggaran perusahaan adalah : Rencana tentang kegiatan perusahaan. Rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Dengan adanya anggaran perusahaan ini diharapkan tercapainya tingkat efisiensi tertentu dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan perusahaan, untuk itu perusahaan melaksanakan kegiatan-kegiatan fungsional bidang pemasaran, produksi, tertib keuangan dan tertib administrasi.
Masing-masing bidang ini merupakan kegiatan yang menuntut spesialisasi tersendiri dengan programnya masing-masing. Bilamana masing-masing bidang membuat dan menentukan programnya sendiri terlepas dari program dan kegiatan yang lain, maka besar sekali kemungkinannya program-program ini bukannya saling membantu dalam mencapai sasaran bersama yakni keuntungan, melainkan malah saling bertentangan atau tidak saling mendukung satu sama lain.
2. Anggaran Pendekatan Sistem
Anggaran dapat dianggap sebagai suatu sistem yang memiliki kekhususan tersendiri atau sebagai suatu sub-sistem yang memerlukan hubungan dengan subsistem yang lain yang ada dalam perusahaan itu.
Anggaran dapat dianggap sebagai sistem yang otonom karena mempunyai sasaran serta cara-cara kerja tersendiri yang merupakan satu kebulatan dan berbeda dengan sasaran serta cara kerja sistem lain yang ada dalam perusahaan , tetapi sekaligus juga dapat dianggap sebagai suatu subsistem, yakni bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Anggaran bukan satu-satunya alat perencanaan dan pengendali yang diperlukan perusahaan untuk dapat berfungsi secara mantap.
Sistem adalah : Kumpulan komponen yang saling berinteraksi atau saling bergantung, yang dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kebulatan, dan diorganisir untuk mencapai tujuan tertentu.
Subsistem adalah : Bagian dari sistem yang melaksanakan satu atau lebih fungsi yang diperlukan dalam sistem itu.
Skema Anggaran Sebagai Sistem
I. INTI SISTEM
Perencanaan dan Pengawasan Keuntungan
Pemasaran Produksi Keuangan Administrasi
II. SUBSISTEM PENUNJANG
Struktur tertib Analisis data Data & Angka
Organisasi Adm Statistik Analisis angka
Internal Akuntansi standar
III. SUBSISTEM LINGKUNGAN
Data & Data & Data & Struktur
Analisa Analisa Analisa Harga &
Ekonomi Industri Produk Persaingan
Sebagai satu sistem anggaran terdiri dari tiga lapisan, yakni inti dari sistem, subsistem penunjang, dan subsistem lingkungan.
Inti Sistem Mencerminkan baik sasaran, dalam hal ini adalah keuntungan yang menjadi obyek penyusunan anggaran, maupun komponen-komponennya dalam hal ini fungsi-fungsi pemasaran, produksi, keuangan, administrasi yang mencerminkan pihak-pihak yang paling berkepentingan di dalam upaya merealisasikan sasaran yang ditentukan.
Sub Sistem Penunjang :
Mencerminkan berbagai hal sebagai subsistem yang fungsinya diperlukan untuk membantu kelancaran bekerjanya inti sistem. (merupakan variabel tentang perusahaan itu sendiri, sehingga sedikit banyak terkendali)
Sub Sistem Lingkungan :
Merupakan variabel yang terletak di luar perusahaan, oleh karenanya tidak dapat dikendalikan, namun perusahaan tidak mungkin menghindar daripadanya. Oleh karenanya perusahaan perlu membuat forecast tentang variabel ini dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. Dengan demikian perusahaan dapat memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan yang diciptakan oleh lingkungannya.
3. Anggaran dan Penganggaran
Definisi Business budget adalah Suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi, dan pengawasan
Dari definisi diatas dapat diambil intinya :
- Bahwa Business budget harus bersifat formal
- Bahwa Business budget harus bersifat sistematis
Business budget merupakan suatu hasil pengambilan keputusan yang berdasar beberapa asumsi tertentu, dimana keputusan yang diambil merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi, dan pengawasan
Perbedaan Anggaran dengan Penganggaran :
} Anggaran merupakan hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan tugas perencanaan
} Penganggaran menunjukkan proses, sejak dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana itu sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil melaksanakan rencana itu
Syarat dalam menyusun suatu anggaran :
1 .Realistis, tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis
2. Luwes, tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah
3. Kontinyu, artinya membutuhkan perhatian secara terus menerus dan tidak merupakan usaha yang isidentiil,
4. Ketika perusahaan menyusun anggaran harus yakin bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk mengendalikan relevant variables dalam mencapai tujuan, mempunyai kemampuan untuk melaksanakan sistem manajemen lmiah, mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, mempunyai kemampuan untuk memberi motivasi kepada anggota-anggotanya, dan mempunyai kemampuan untuk mendorong adanya partisipasi.
4. Anggaran Komprehensif dan Anggaran Parsiil
Anggaran Komprehensif, ruang lingkupnya menyeluruh, karena jenis kegiatan yang dicakupnya meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan tertib administrasi.
Anggaran Parsiil, ruang lingkupnya terbatas, perusahaan memilih alternatif ini karena berbagai pertimbangan praktis,
Ex : Perusahaan hanya menyusun perencanaan produksi saja, karena tidak ada masalah baik di dalam memasarkan hasil produksi maupun didalam pembiayaannya.
Anggaran dan Fungsi Manajer
Harold Koonzt dan Cyriil O’Donnel, membagi peranan business manajer yang bersifat manajerial menjadi fungsi-fungsi planning, organizing, staffing, directing, dan control
- Planning, Perusahaan hendaknya selalu mencari sumber potensial yang menghasilkan keuntungan dan merencanakan cara bagaimana untuk merealisirnya.
- Organizing, bahwa manajer harus menyusun suatu struktur organisasi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dan menunjuk orang-orang yang tepat untuk mengisi masing-masing jabatan dengan mengadakan pembagian kerja.
- Staffing, bahwa manajer hendaknya menunjuk orang-orang yang tepat, yang qualified dengan memberikan motivasi berupa intensive yang sesuai
- Directing, bahwa manajer hendaknya dapat memperlihatkan kepemimpinan yang mantap dan dinamis secara tegas dan terbuka
- Control, Manajer harus selalu mengadakan pengawasan yang bersifat dinamis dan selalu mengusahakan adanya feedback dari bawahan
Anggaran Fixed dan Anggaran Continous
Berdasarkan fleksibilitasnya, budget dapat dikelompokkan menjadi 2 macam :
1. Fixed Budget (Anggaran fixed) adalah Anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expenses. Di dalam anggaran fixed tidak diadakan revisi secara periodik
2. Continous Budget ( Anggaran kontinyu) Penyusunan anggaran dengan cara ini mempunyai karakteristik :
a .Disusun untuk periode tertentu, volume tertentu, dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya Revenue, Cost, dan Expenses
b. Untuk mengetahui apakah asumsi-asumsi dasar masih dapat dipakai atau tidak , maka secara periodik dilakukan penilaian kembali. Penilaian kembali dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara kuartal (triwulan
c. Ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya dengan menggunakan data-data yang paling akhir dimiliki.
Kuartal Kuartal Kuartal Kuartal
II III IV I
1982 1983
Pemanfaatan anggaran continous mensyaratkan hal-hal –hal berikut ini :
a. Memerlukan perekaman data ekstern secara terus menerus.Hal ini diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan.
b. Memerlukan sistem dan personalia akuntansi yang cepat dan merekam, menganalisa serta melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dalam realisasi
Anggaran Dalam Dimensi Waktu
Pada dasarnya dimensi waktu dalam anggaran dapat dibagi menjadi tiga :
- Menyangkut masa lalu
- Menyangkut masa sekarang
- Menyangkut masa yang akan datang
Ketiga dimensi waktu ini saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Biasanya pada suatu waktu dalam perusahaan tidak hanya dilaksanakan satu macam kegiatan, melainkan beberapa kegiatan. Masing-masing kegiatan tersebut mulai dan berakhirnya tidak bersamaan
Proyek
(kegiatan)
X – 2
1982
X – 1
1983
X
1984
x + 1
1985
X + 2
1986
X + 3
1987
X + 4
1988
I
II
III
IV
} Anggaran yang berjalan hanya menyangkut proyek I dan II, yang disebut proyek efektif, sedangkan proyek III dan IV disebut proyek tentatif atau proyek menurut rencana yang sudah dimiliki.
} Dengan melihat periode waktu seperti contoh di atas maka anggaran dpt dikelompokkan menjadi:
- Jenis anggaran jangka pendek:
1984 ( tahun yang sedang berjalan) & 1985 (terdiri dari proyek I, II, dan III)
- Jenis anggaran jangka panjang:
meliputi keempat proyek tersebut secara keseluruhan (1982 sampai dengan 1988
Dengan melihat futuristic daripada anggaran , maka pada dasarnya dapat dikelompokkan sebagai project planning dan periodic planning
Project planning menentukan jenis-jenis proyek selama periode anggaran yang bersangkutan
Periodic planning menentukan pentahapan dari pelaksanaan masing-masing proyek.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijaksanaan Manajer Dalam Perencanaan, antara lain :
1). Produk
2). Pasar
3). Kebijaksanaan Distribusi
4). Rencana Produksi
5). Rencana Penelitian dan Pengembangan
6). Organisasi
7). Finansial
1). Produk
Kebijaksanaan manajemen dalam perencanaan, harus memperhatikan hal-hal yang dihasilkan seperti :
- Trend penjualan
- Harga produk
- Diversifikasi produk
- Kualitas produk
- Desain produk
- Style produk
- Identitas produk seperti : brand name, trade mark, bungkus, dan lain-lain
2). Pasar
Berhasil suatu produk dipasarkan tergantung pada sifat produk itu sendiri, harga produk, dan kebijaksanaan dalam pemilihan metode penjualan dan distribusi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Data tentang konsumen (siapa pembeli, lokasi, dan lain-lain)
- Potensi pasar
- Kebiasaan membeli dari konsumen
- Sifat persaingan yang dihadapi
3). Program Distribusi
Setelah memperhitungkan faktor produk dan pasar, business manager juga perlu memperhitungkan pasar tersebut seperti :
- Memilih dan melatih para salesman
- Memilih saluran distribusi yang paling tepat dan metode penjualannya
- Memilih media promosi dan advertensi
- menentukan kebijaksanaan harga dan lain-lain
4). Program Produksi
Faktor yang berhubungan dengan produksi seperti
- Bahan mentah dan bahan pembantu
- Buruh
- lokasi pabrik
- Layout pabrik
- Kapasitas pabrik
- Proses produksi
- dll
5). Program Penelitian dan Pengembangan
Program penelitian dan pengembangan suatu perusahaan ikut mempengaruhi rencana yang disusun oleh business manager seperti :
- Besarnya biaya yang diperlukan untuk program penelitian dan pengembangan
- Ada tidaknya korelasi antara kegiatan penelitian dengan tingkat penjualan
- Manfaat yang akan dipengaruhi dari program tersebut dan sebagainya
6). Organisasi
Hal-hal yang berhubungan dengan organisasi yang perlu diperhatikan antara lain :
- Organisasi chart ( struktur organisasi)
- Penempatan individu-individu yang tepat pada masing-masing jabatan
- Koordinasi antara masing-masing fungsi dalam organisasi
7). Financial
Faktor ini dapat dikatakan sebagai faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap perencanaan yang disusun oleh business manager, seperti :
- Sumber modal kerja
- Return yang dikehendaki dari investasi
- Tingkat perputaran yang dikehendaki
MANFAAT ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN
DAN PENGAWASAN
Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaat yang ingin diperoleh dari penggunaan sistem itu di dalam pelaksanaannya.Semakin banyak dan rumit manfaat yang dituju, semakin banyak persyaratan yang dituntut di dalam persiapan dan penyusunannya
Persyaratan yang dimaksud meliputi :
Jenis dan mutu data yang dapat disediakan
Sistem akuntansi keuangan dan akntansi biaya yang digunakan (ekstra atau intra komtabel)
Sikap manajemen di dalam menanggapi adanya pengubahan biaya dan harga-harga
Tingkat kewenangan yang diberikan pimpinan pada bawahannya untuk mengubah anggaran
Manfaat dan Ciri-Ciri Anggaran
Manfaat Yang Ingin Diperoleh
Ciri Akuntansi
Ciri-Ciri Anggaran
1. Anggaran sebagai “alat penaksir”
2. Anggaran sebagai “plafon” dan sekaligus “alat pengatur otoritasi” pengeluaran dana atau kas
Ektra Komtabel
a. Ekstra komtabel
b. Intra komtabel
1.1 Anggaran bersifat statis
1.2 Tidak ada rekening selisish biaya
1.3 Analisa penyimpangan biaya dilakukan di luar sistem akuntansi
2.a.1 Anggaran bersifat statis
2.a.2 Diberi peluang kemungkinan pengalihan pos biaya
2.a.3 Perlu alat monitor untuk mengetahui pengeluaran dana yang sudah terjadi
2.a.4 Analisa penyimpanan biaya dilakukan di luar sistem akuntansi
2.b.1 Anggaran bersifat dinamis
2.b.2 Biaya perlu berkorelasi dengan penghasilan penjualan / tingkat produksi
2.b.3 Adanya rekening selisih biaya sebagai dasar analisa variance
3. Anggaran sebagai “pengukur efisiensi”
Intra Komtabel
2.b.3 Adanya rekening selisih biaya sebagai dasar analisa variance
2.b.4 Perlu adanya monitoring pengeluaran dana / kas
3.1 Anggaran bersifat dinamais
3.2 Perhitungan anggaran atas dasar angka standar
3.3 Biaya berkorelasi dengan penghasilan penjualan /produksi
3.4 Adanya rekening selisih biaya sebagai dasar analisa variance
3.5 Perlunya monitoring pengeluaran kas/dana
3.6 Dapat dilakukan analisa variance secara valid
} Pemilihan manfaat anggaran harus mempertimbangkan ciri-ciri industri dan persaingan yang dihadapi perusahaan serta pengaruh ciri-ciri tersebut terhadap sifat anggarannya, ciri-ciri yang dimaksud antara lain :
Sifat persaingan
Sifat penjualan produk perusahaan
Sifat proses produksinya
Tingkat pemanfaatan kapasitas yang ada
Ciri-ciri industri serta persaingan di atas akan sangat berpengaruh terhadap
Pemilihan segmen pasar dan jenis pembeli yang menjadi sasaran pemasaran hasil produksi
Kebijaksanaan terhadap mutu produk, harga serta pelayanan pada pembeli
Pilihan kebijaksanaan product mix
Pemeliharaan kondisi mesin sehingga selalu siap berproduksi sepanjang tahun
Program-program penelitian dan pengembangan yang diperlukan untuk memelihara kemampuan bersaing.
Ilustrasi cara pemilihan manfaat anggaran
Contoh1: Perusahaan Tegel “Diamond” (Produsen tegel berbagai jenis)
Faktor relevan yang perlu dipertimbangkan :
Perusahaan ini menghasilkan beberapa jenis tegel dengan warna abu-abu, tegel berwarna dan tegel teraso, dengan ukuran 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, dan 40 x 40 cm.
Produksinya 50 % atas dasar pesanan dan 50 % untuk pasar (dalam bentuk persediaan siap jual)
Memiliki data pemakaian standar untuk bahan baku dan bahan penolong masing-masing jenis tegel yang dibuat.
Harga jual tertentu untuk setiap jenis produk dengan kemungkinan pemberian potongan karena perbedaan jumlah pembelian ataupun cara pembayaran.
Tingkat penjualan terpengaruh oleh musim dari termin anggaran proyek-poyek pemerintah
Jumlah modal kerja yang terbatas
Persaingan cukup kuat, terutama karena perbedaan mutu produksi dan kecepatan pelayanan
Sistem akuntansi masih sangat sederhana, mencatat dan apa adanya.
} Pilihan manfaat anggaran : anggaran sebagai plafon biaya dengan prosedur anggaran fleksibel / continous.
} Anggaran ini disusun dengan mekanisme sebagai berikut :
Ditentukan sasaran penjualan untuk setahun neraca garis besar saja
Anggaran tahunan diperinci dalam anggaran bulanan.
Dipilh prosedur kontinues yang direvisi setiap bulan untuk disesuaikan dengan pesanan yang masuk dan minat pembeli yang dimonitor dari waktu ke waktu.
Anggaran penjualan yang disusun oleh bagian penjualan diserahkan kepada bagian produksi untuk dihitung biaya-biayanya.
Ditentukan plafon biaya untuk setiap bulan sesuai dengan rencana produksinya.
} Contoh 2 : Perusahaan Bumper Mega Steel (Produsen bumper mobil)
} Faktor relevan yang perlu dipertimbangkan :
1. Penjualan 100 % berdasarkan pesanan yang datang dari beberapa perusahaan karoseri langganannya. Setiap bulan disusun rencana penjualan berdasarkan pesanan yang masuk.
2. Penjualan dilakukan secara kredit dengan jangka waktu satu bulan.
3. Bahan baku lempengan besi dibeli dari luar kota, sehingga pembelian harus dilakukan secara cermat agar kelancaran proses produksi tidak terganggu. Pembelian bahan secara kredit untuk jangka waktu tiga bulan.
4. Mengingat jumlah mesin (mesin press dan mesin roil) masing-masing hanya sebuah, maka bagian maintenance harus selalu menjaga agar mesin dalam kondisi baik dan siap dipergunakan.
5. Salah satu faktor penentu untuk hasil produksi adalah untuk verchrome yang belum mampu dikerjakan sendiri. Oleh karena itu pemilihan perusahaan verchrome yang diserahi tugas ini harus dilakukan secara cermat dan diawasi dari waktu ke waktu.
6. Sistem akuntansinya bersifat ekstra konstabel, sudah menggunakan rekening dan sudah ada pengelompokan biaya .
7. Besarnya persediaan komponen-komponen bumper ditentukan untuk jangka kebutuhan satu bulan
8. Penentuan harga jual didasarkan atas metode cost-plus
} Manfaat anggaran yang dipilih : anggaran sebagai plafon biaya yang sifatnya fixed dan alat pengukur otoritas uang keluar.
} Dengan ciri-ciri anggaran sebagai berikut :
Bagian pemasaran memberikan informasi tentang order penjualan yang masuk setiap bulan kepada bagian produksi
Bagian produksi menyusun anggaran secara fisik.
Anggaran secara fisik diserahkan pada bagian akuntansi dan keuangan untuk dihitung biaya-biayanya dan keuntungan yang dapat diharpkan.
Anggaran ini kemudian diserahkan pada pimpinan untuk disyahkan.
} Contoh 3 : Perusahaan Kopi Bubuk Loji Rejo (Produsen kopi bubuk)
} Faktor Relevan yang perlu dipertimbangkan :
1. Pembelian biji kopi berasal dari luar daerah yang hanya tersedia pada saat panen kopi. Karena perusahaan kopi biji harus memadai agar proses produksi tidak terganggu
2. Harga jual ditentukan atas dasar metode cost plus, dalam hal ini perusahaan lebih mengutamakan ongkos hasil produksinya, dan tidak terlalu tergantung pada harga jual produk pesaing.
3. Cara penjualan yang dilakukan sebagian tunai, sebagian lagi kredit, tergantung pada besar kecilnya pembelian serta langganan dan bukan langganan. Harga penjualan sam untuk setiap
4. Saluran distribusi yang digunakan :
- Untuk luar kota : produsen – agen – pengecer – konsumen
- Untuk dalam kota : produsen – pengecer- konsumen
5. Strategi pemasaran menekankan pada mutu kopi yang baik, harga wajar, pelayanan yang cepat.
Melakukan promosi penjualan secara teratur, lewat iklan bioskop dan surat kabar, kalender ,stiker, spanduk, pemberian macam-macam hadiah.
Untuk menjamin kontinuitas produksi serta mutu produksi perusahaan menjaga persediaan biji kopi dalam jumlah yang memadai.
Perusahaan menjual kopi dengan berbagai merek untuk membedakan mutu masing-masing. Setiap merek mempunyai komposisi kopi yang berbeda sesuai mutu yang telah ditentukan sebelumnya
} Manfaat anggaran yang dipilih : anggaran hanya sebagai alat penaksir besarnya penghasilan, biaya dan keuntungan.
} Anggaran yang disusun mempunyai ciri-ciri
Anggaran tahunan yang diperinci ke dalam kegiatan triwulan dan bulanan untuk triwulan yang berjalan.
Anggaran ini merupakan anggaran fixed, yang tidak akan diubah selama setahun
Penyimpangan-penyimpangan hanya akan dianalisa pada akhir tahun dengan membandingkan antara data akuntansi dengan data anggaran.
Contoh 4 : Perusahaan Botol Gelas Indonesia (produsen botol dari gelas untuk berbagai perusahaan lain)
Faktor Relevan yang dihadapi perusahaan :
Menghasilkan botol berbagai ukuran, warna botol dan bentuk botol , khususnya untuk industri makanan dan minuman , industri farmasi, industri kosmetik. Dengan demikian pembeli botol ini adalah pembeli industri.
Sifat penjualan dan produksinya hampir seluruhnya dari kontrak pembelian / pesanan jangka panjang dengan persyaratan-persyaratan yang telah disepakaiti sebelumnya
Menghadapi persaingan yang bersifat ologopolistie, yaitu adanya beberapa perusahaan botol gelas besar yang dominan, disamping beberapa pengusaha lain yang relatif kecil.
Rencana produksi didominir oleh pemesan-pemesan botol dalam jumlah besar dengan persyaratan teknis yang ketat , di samping adanya pembeli keci dengan persyaratan yang lemah. Hal ini berakibat perlunya menjaga mutu hasil produksi secara terus menerus utk dapat memelihara hubungan baik dengan segmen pasar yang dominan.
Kegaiatan produksi yang dijalankan setahun penuh 24 jam sehari, hal ini perlu perencanaan cermat tanpa pengubahan yang mendadak
Kapasitas produksi dan kemampuan pembelanjaan yang terbatas dan dihadapkan pada permintaan pasar yang terus berkembang
7. Telah dimilikinya beberapa angka standar dalam penentuan harga pokok produksi masing-masing jenis botol.
8. Telah dilaksanakannya sistem akuntansi keuangan secara mapan dan baik, meskipun masih bersifat extra komtabel
9. Telah melaksanakan sistem anggaran sebagai alat pengukur otorisasi dan plafon biaya selama beberapa tahun
10. Perusahaan sedang dalam proses untuk :
a. Menyempurnakan sistem akuntansi keuangan yang betul-betul mencerminkan responsibility accounting (akuntansi pertanggung jawaban ) yang bersifat intra komtabel
b. Sedang menyusun sistem akuntansi sehingga mampu menghitung harga pokok produksi msing-masing botol secara tepat
c. Sedang menyusun pedoman cara penganggaran yang lebih baik dan disesuaikan dengan struktur organisasi yang baru saja dirombak.
d. Lebih menyempurnakan lagi perhitungan biaya standar utk berbagai ilmu biaya .
} Manfaat anggaran yang dipilih : Anggaran sebagai alat penilaian efisiensi
} Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Anggaran disusun untuk jangka waktu satu tahun, dibagi dalam triwulan dan bulanan untuk triwulan berjalan,
Dimungkinkan untuk mengubah anggaran bilamana perhitungan standar memang diubah
Dilakukan koordinasi yang sangat erat, bilamana perlu dilakukan kontak harian, antara departemen pemasaran dengan departemen produksi untuk memungkinkan pemanfaatan kapasitas yang ada semaksimal mungkin sesuai dengan tuntutan para pemesan botol dengan kerugian-kerugian teknis sekecil mungkin.
Dilakukannya evaluasi pelaksanaan anggaran secara bulanan dengan cara membandingkannya dengan laporan akuntansi yang juga disusun secara bulanan.
} Dengan berbagai ilustrasi di atas, dapat kita amati bahwa Anggaran tidak selalu mengambil jangka waktu tahunan, hal itu tergantung pada derajad ketidakpastian yang dihadapi perusahaan .
Manfaat yang maksimal yang dapat diperoleh dari anggaran sebagai alat manajemen ternyata membutuhkan persyaratan yang berat yang tidak selalu dapat dipenuhi oleh setiap perusahaan. Perusahaan dengan jumlah dan mutu informasi yang kurang memadai harus cukup puas dengan anggaran sebagai alat penaksir saja
Pemilihan prosedur anggaran fixed ataupun continues ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh ketepatan informasi yang dapat diperoleh, tetapi juga oleh cara-cara penjualan yang dipergunakan
STRUKTUR ORGANISASI & PENGANGGARAN BIAYA
Anggaran sebagai alat manajemen berfungsi merencanakan dan mengawasi keuntungan. Cara menghitung keuntungan dari segi akuntansi maupun dari segi anggaran tidak berbeda, baik dari segi formal maupun pendekatannya. Namum dari segi anggaran biaya memerlukan perhatian khusus. Hal itu disebabkan karena beberapa hal :
Satu item biaya
Pusat anggaran bertanggung jawab atas berbagai item biaya
Pentingnya struktur organisasi dalam penganggaran biaya
Struktur organisasi mencerminkan :
Pembagian tugas operasional pemasaran, produksi, keuangan dan administrasi ke dalam berbagai jabatan yang dibentuk oleh perusahaan itu
Pembagian wewenang dan tanggung jawab masing-masing pejabat sesuai hirarki-nya
Hubungan komando dan koordinasi antara berbagai jabatan / posisi yang ada dalam organisasi itu
Penganggaran biaya menunjukkan proses tentang bagaimana menentukan siapa yang harus bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu.
Perbedaan Penganggaran Biaya dan Pemanfaatan Biaya :
} Penganggaran biaya lebih dititikberatkan pada penanggung jawab dikeluarkannya sesuatu biaya
} Sedang pemanfaatan biaya merupakan proses akuntansi untuk membebankan biaya dari sesuatu pusat biaya kepada produk biaya kepada produk akhir ataupun dari satu pusat biaya lain yang telah memanfaatkan jasa yang dihasilkan oleh pusat biaya yang pertama
Contoh : pada perusahaan rokok kretek
a. Biaya bahan baku
Bahan baku tembakau dan cengkeh pada perusahaan kretek : seksi pencampuran bertindak sebagai pusat anggaran bahan baku tersebut.
b. Bahan penolong
Rokok cengkeh membutuhkan berbagai jenis bahan penolong. Pusat anggaran seksi percampuran bertanggung jawab atas bahan penolong jenis saus & essence untuk menentukan aroma kretek. Sedang seksi pelintingan bertanggung jawab atas bahan penolong jenis kertas sigaret. Oleh karena itu seksi pencampuran menjadi pusat anggaran dan seksi pelintingan menjadi pusat anggaran kertas.
c. Biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin
Seperti tenaga montir / mekanik mesin, suku cadang yang digunakan dalam perbaikan mesin, minyak pelumas mesin dan sebagainya. Sebagai pusat anggaran untuk jenis biaya ini adalah seksi bengkel. Namun yang memperleh manfaat akhir dari jasa bengkel adalah seksi pencampuran dan perajangan, seksi pelinting, dan seksi pembungkusan.
Dengan demikian ketiga seksi tersebut nantinya harus menanggung beban biaya pemeliharaan dan perbaikan mesin. Jenis biaya ini akan dialokasikan ketiga seksi tsb sesuai penggunaan masing-masing seksi yang bersangkutan
} Dengan contoh di atas jelas bahwa tanggung jawab penganggaran biaya tidak menggunakan aspek pemanfaatan biaya sebagai titik tolaknya.
Contoh Kasus : Perusahaan Kopi Bubuk Lodji Redjo
Hal –hal yang patut diketahui dari perusahaan ini antara lain :
Perusahaan menghasilkan satu macam produk (kopi bubuk) dari berbagai mutu.
Perusahaan berproduksi untuk pasar
Semua tenaga kerja ( pabrik dan non pabrik) diurusi di bawah satu tangan yakni seksi personalia yang mengurusi baik gaji, asuransi tenaga kerja, jaminan kesehatan serta tunjangan semua jenis tenaga kerja.
Semua tenaga kerja adalah tenaga yang digaji
Bagian pemeliharaan juga mengurusi semua urusan pemeliharaan-pemeliharaan perbaikan mesin, kendaraan dan gedung/gudang.
Manajer Administrasi dan kemungkinan juga menghitung semua biaya penyusutan dari seluruh aktiva tetap yang dimiliki
Organisasi perusahaan ini terbagi ke dalam 19 pusat angaran seperti yang terlihat pada bagan organisasi di bawah ini :
Dari struktur organisasi ini dapat dilihat bahwa perusahaan dipimpin oleh seorang Direktur (1) yang juga menjadi pemilik perusahaan. Direktur mempunyai sekretaris (3) dan di dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang Wakil Direktur (2). Kegiatan operasi dibagi dalam tiga Departemen, Departemen Produksi(4), Departemen Pemasaran(5),dan Departemen Administrasi dan Umum (6). Masing-masing Departemen dibagi dalam tiga sampai enam seksi yang seluruhnya ada 13 seksi (no.7 sampai dengan 19). Dengan demikian di dalam Perusahaan Kopi Bubuk Lodjie Redjo ini, seluruhnya terdapat sembilan belas pusat anggaran.
Masing-masing pusat anggaran bertanggung jawab atas jenis biaya tertentu. Jenis biaya ini dikelompokkan dalam delapan kelompok biaya yakni:
Kelompok biaya Bahan Baku
Kelompok biaya Bahan Penolong
Kelompok biaya Tenaga Kerja
Kelompok biaya Bahan Bakar
Kelompok biaya Kesejahteraan Karyawan
Kelompok biaya Pemeliharaan
Kelompok biaya Depresiasi
Kelompok biaya lain-lain
MEKANISME PENYUSUNAN
DAN RELEVANSI ANGGARAN
Fungsi perencanaan adalah untuk menjamin tercapainya tujuan yang telah ditentukan.Tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat digolongkan ke dalam tujuan yang sifatnya umum dan tujuan yang khusus.
Tujuan umum menyangkut :
Ekonomis Finansial
Konsumen
Pemilik modal
Tujuan khusus menyangkut :
Produk
Luas daerah pemasaran yang ingin dicapai, nasional atau regional
Market share yang ingin dimiliki
Return on Investmen tertentu
Mekanisme Penyusunan Anggaran
Dalam garis besarnya mekanisme penyusunan anggaran berjalan pararel dengan pembagian wewenang dan tanggung jawab operasional yang tercermin dalam bagan organisasi perusahaan.
Keanggotaan dari Komisi Anggaran
meliputi :
1. Salah seorang Anggota Direksi
2. Manajer Pemasaran
3. Manajer Produksi
4. Manajer Keuangan
5. Manajer Bagian Umum
Fungsi Anggaran Bagi Perusahaan
Relavansi utama dari business budgeting adalah dapat ditentukannya kegiata-kegiatan yang paling profitable yang akan dilakukan.
Relevansi yang lain adalah membantu manajemen dalam mengelola perusahaan terutama dalam pengambilan keputusan, meliputi :
- Bidang Perencanaan
- Bidang Koordinasi
- Bidang Pengawasan
Bidang Perencanaan :
Mendasarkankegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian.
Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah / kegiatan yang paling menguntungkan.
Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan (policies) perusahaan.
Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.
Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif
Bidang Koordinasi :
1. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan.
2 .Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha.
3. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan.
4. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.
Bidang Pengawasan :
1 Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran.
2.Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan.
Kelemahan-Kelemahan Anggaran
Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantkannya.
Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
ANGGARAN PRODUKSI
Anggaran produksi merupakan alat untuk merencanakan, mengkoordinir, kegiatan-kegiatan produksi dan mengontrol kegiatan-kegiatan tersebut.
Anggaran produksi dalam arti sempit adalah suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume atau tingkat penjualan yang telah direncanakan.
Perencanaan produksi mencakup masalah-masalah yang bersangkutan dengan penentuan :
1. Tingkat produksi
2. Kebutuhan fasilitas-fasilitas produksi
3. Tingkat persediaan barang jadi
Tujuan Penyusunan Anggaran Produksi
1. Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan.
2. Menjaga tingkat persediaan yang memadai, artinya tingkat persediaan yang tidak terlalu besar, tidak pula terlalu kecil. Prinsip manajemen produksi menyatakan bahwa tingkat persediaan yang terlalu besar mengakibatkan meningkatnya biaya-biaya dan resiko-resiko yang menjadi beban perusahaan.
3. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya-biaya produksi barang yang dihasilkan akan seminimal mungkin.
Penyusunan Anggaran Produksi
Langkah – langkah utama yang dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi dan pelaksanaannya :
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.
b. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kapan barang diprodusir
b. Menentukan dimana barang akan diprodusir
c. Menentukan urut-urutan proses produksi
d. Menentukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai efisiensi
e. Menyusun program tentang penggunaan bahan mentah, buruh, service dan peralatan.
f. Menyusun standar biaya produksi
g. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan
Secara garis besar anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus umum sebagai berikut :
Tingkat penjualan (dari anggaran penjualan)…………………………………… XX
Tingkat persediaan akhir ……………………………… ……………………… XX
---------------------------------------------------------------------------------------------- +
Jumlah…………………………………………………… …………………….. XX
Tingkat persediaan awal…………………………………… ………………….. XX
----------------------------------------------------------------------------------------------- -
Tingkat Produksi………………………………………………………… …….. XX
Misalnya :
Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada di tangan perusahaan pada periode nanti. Penjualan selama 1 periode direncanakan 100 unit. Sedangkan persediaan akhir diperkirakang 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memproduksi barang A sebanyak 80 unit, dengan perhitungan sebagai berikut :
Penjualan 100 unit
Persediaan akhir 40 unit
Kebutuhan 140 unit
Persediaan awal 60 unit
Produksi 80 unit
Pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan kapan barang akan diproduksi oleh perusahaan, dalam menentukan kapan suatu barang akan diproduksi, terlebih dahulu diperkirakan ;
1. Lamanya proses produksi, yakni jangka waktu yang diperlukan untuk memproses bahan mentah menjadi barang jadi.
2. Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode, dengan melihat kembali anggaran penjualan.
Dalam menentukann atau memperkirakan jangka waktu produksi dan jumlah barang yang akan dihasilkan, beberapa faktor harus dipertimbangkan, faktor-faktor tersebut meliputi :
- Fasilitas pabrik
- Fasilitas pergudangan
- Stabilitas tenaga kerja
- Stabilitas bahan mentah
- Modal yang digunakan.
Menyusun Anggaran Produksi
a. Mengutamakan Stabilitas Produksi
Contoh :
Rencana penjualan selama 1 tahun (1984) pada PT. “Kahuripan” adalah sebagai berikut :
Bulan
Tingkat penjualan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
1.500 unit
1.600 unit
1.600 unit
1.400 unit
1.200 unit
1.000 unit
700 unit
600 unit
900 unit
1.100 unit
1.200 unit
1.400 unit
14.200 unit
Sedangkan perkiraan tingkat persediaan adalah :
- Persediaan awal tahun = 2.000 unit
- Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
Dari data di atas budget produksi yang mengutamakan stabilitas produksi dapat disusun, dengan urut-urutan sebagai berikut :
- Penjualan 1 tahun = 14.200 unit
- Persediaan akhir tahun = 1.500 unit +
Kebutuhan 1 tahun = 15.700 unit
Persediaan awal tahun = 2000 unit -
Jumlah yang harus diproduksi = 13.700 unit
Pengalokasian tingkat produksi setiap bulan dapat dilakukan dengan dua cara :
1. Membagi tingkat produksi per tahun dengan 12, dimana hasil bagi tersebut langsung dipakai sebagai tingkat produksi per bulannya sehingga :
Produksi selama 1 tahun = 13.700 unit
Produksi per bulan = unit
2. Membagi tingkat produksi per tahun sedemikian rupa sehingga dihasilkan bilangan-bilangan bulat dan mudah untuk dilaksanakan secara tepat. Kelebihan hasil pembagian dialokasikan ke bulan-bulan dimana tingkat penjualannya tinggi, sehingga :
Karena produksi per bulan 1.141,67 unit dibulatkan 1.100 unit, maka kekurangannya adalah 13.700 – (12 x 1.100) = 500 unit.
Kekurangan 500 unit dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkat penjualannya tertinggi, yakni :
- Januari dengan tingkat penjualan 1.500 unit
- Februari dengan tingkat penjualan 1.600 unit
- Maret dengan tingkat penjualan 1.600 unit
- April dengan tingkat penjualan 1.400 unit
- Desember dengan tingkat penjualan 1.400 unit
Sehingga kelima bulan tersebut masing-masing akan mendapatkan tambahan sebanyak :
unit = 100 unit.
Dengan demikian secara keseluruhan adalah :
- 5 bulan masing-masing (1.100 + 100) unit = 6.000 unit
- 7 bulan masing-masing 1.100 unit = 7.700 unit
Jumlah = 13.700 unit
PT. KAHURIPAN
Anggaran Produksi
Tahun 1984
Keterangan
Bulan
Jumlah
(1 tahun)
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
Renc Penj
Ditambah
Persediaan akhir
Jumlah
Dikurangi
Persediaan Awal
Tingkat Produksi
1.500
1.700
1.600
1.300
1.600
900
1400
700
1.200
600
1.000
700
700
1.100
600
1.600
900
1.800
1.100
1.800
1.200
1.700
1.400
1.500
14.200
1.500
3.200
2.000
2.900
1.700
2.500
1.300
2.100
900
1.800
700
1.700
600
1.800
700
2.200
1.100
2.700
1.600
2.900
1.800
2.900
1.800
2.900
1.700
15.700
2.000
1.200
1.200
1.200
1.200
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.100
1.200
13.700
b. Mengutamakan Pengendalian Persediaan
Penyusunan budget produksi yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan terlebih dahulu ditentukan perkiraan besarnya persediaan awal dan akhir tahun untuk mendapatkan tingkat persediaan yang perlu dari bulan ke bulan dapat dilakukan dengan 2 cara yakni :
1. Selisih antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan 12. Kelemahan cara ini juga berupa sering ditemukannya bilangan-bilangan yang tidak bulat sehingga sukar untuk dilaksanakan dengan tepat
Contoh :
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
Selisih 500 unit
Selisih tersebut dibagi dengan 12 sehingga alokasi per bulannya =
unit = 41,67 unit
2. Selisih antara persediaan awal dan akhir tahun dibagi dengan suatu bilangan tertentu sehingga dihasilkan suatu bilangan bulat dan mudah dilaksanakan dengan tepat.
Contoh :
Persediaan awal tahun = 2.000 unit
Persediaan akhir tahun = 1.500 unit
Selisih 500 unit
Agar didapatkan hasil bagi yang bulat dan mudah dilaksanakan maka 500 unit dibagi dengan 5 sehingga :
unit = 100 unit, yang kemudian dialokasikan dari bulan januari sampai bulan mei. Pengalokasian ini pada dasarnya terserah pada kebijaksanaan perusahaan atau pembuatan anggaran
PT. KAHURIPAN
Anggaran Produksi
Tahun 1984
Keterangan
Bulan
Jumlah
(1 tahun)
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
Renc Penj
Ditambah
Persediaan akhir
Jumlah
Dikurangi
Persediaan Awal
Tingkat Produksi
1.500
1.900
1.600
1.800
1.600
1.700
1.400
1.600
1.200
1.500
1.000
1.500
700
1.500
600
1.500
900
1.500
1.100
1.500
1.200
1.500
1.400
1.500
14.200
1.500
3.400
2.000
3.400
1.900
3.300
1.800
3.000
1.700
2.700
1.600
2.500
1.500
2.200
1.500
2.100
1.500
2.400
1.500
2.600
1.500
2.700
1.500
2.900
1.500
15.700
2.000
1.400
1.500
1.500
1.300
1.100
1.000
700
600
900
1.100
1.200
1.400
13.700
c. Cara kombinasi dimana baik tingkat persediaan maupun tingkat produksi sama-sama berfluktuasi pada batas-batas tertentu
Pada cara ini, tingkat produksi maupun tingkat persediaan “dibiarkan” berubah-ubah. Meskipun tetap diusahakan agar terjadi keseimbangan yang optimum antara tingkat penjualan, persediaan, dan produksi.
Dalam beberapa situasi, manajemen dapat mengambil kebijaksanaan seperti :
- Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 15 % di atas atau di bawah rata-rata bulanan (seperduabelas dari tingkat produksi per tahun)
- Tingkat persediaan tidak boleh lebih dari 1.600 unit dan tidak boleh kurang dari separonya persediaan maksimal.
- Produksi bulan Juli-Agustus- September boleh dikurangi 30 % dari tingkat produksi normal.
PT. KAHURIPAN
Anggaran Produksi
Tahun 1984
Keterangan
Bulan
Jumlah
(1 tahun)
Jan
Feb
Mar
Aprl
Mei
Juni
Juli
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
Penjualan
Ditambah
Persediaan akhir
Jumlah
Dikurangi
Persediaan Awal
Tingkat Produksi
1.500
1.600
1.600
1.300
1.600
1.000
1400
900
1.200
950
1.000
1.20 0
700
1.305
600
1.510
900
1.415
1.100
1.565
1.200
1.600
1.400
1.500
14.200
1.500
3.100
2.000
2.900
1.600
2.600
1.300
2.300
1.000
2.150
900
2.200
950
2.005
1.200
2.110
1.305
2.315
1.510
2.665
1.415
2.800
1.565
2.900
1.600
15.700
2.000
1.100
1.300
1.300
1.300
1.250
1.250
805
805
805
1.250
1.235
1.300
13.700
-
Contoh :
Penyusunan Anggaran Produksi
(Kasus : Pabrik Rokok “Kencana” Surakarta)
Bagian produksi pada pabrik Rokok kencana ini membawahi beberapa sub bagian , yakni :
1. Gudang bahan mentah dan barang jadi
2. Perajangan tembakau
3. Perajangan cengkeh
4. Pengadukan (Pencampuran)
5. Tukang linting rokok
6. Tukang potong / gunting rokok
7. Tukang longsong rokok
8. Tukang pak rokok
9. Lain-lain
Urut-urutan proses pembuatan roko pada pabrik ini adalah sebagai berikut :
1. Tembakau dan cengkeh dirajang
2. Diaduk sampai rata dan disemprot dengan saus tembakau
3. Digulung (dilinting)
4. Diopen selama 1 hari
5. Dibungkus (pak)
Dalam proses pengepakan/pembungkusan dijabarkan sebagai berikut :
Bungkus
Pres
Bal
12 batang
10 batang
3 batang
20 bungkus = 240 batang
20 bungkus = 200 batang
20 bungkus = 60 batang
10 pres = 2.400 batang
10 pres = 2.000 batang
10 pres = 600 batang
Dalam menyusun Anggaran Produksi, dipakai data sebagai berikut :
a. Tingkat persediaan tahun 1982
Persediaan awal = 3.918 bal
Persediaan akhir = 5.879 bal
b. Volume Penjualan 1982 = 381.648 bal
c. Volume penjualan (dari Budget Penjualan) tahun 1983 = 365.359 bal.
Perusahaan rokok kencana mengambil kebijaksanaan untuk menyesuaikan tingkat persediaan setiap jenis rokok sesuai dengan proporsinya dalam penjualan yakni ;
Rokok @ 12 batang = 6 %
Rokok @ 10 batang = 92 %
Rokok @ 3 batang = 2 %
Penjualan masing-masing jenis rokok setiap kuartal ;
Kuartal I
Rokok isi 12 batang = 4.457 bal
Rokok isi 10 batang = 68.335 bal
Rokok isi 3 batang = 1.485 bal
Kuartal II
Rokok isi 12 batang = 5.686 bal
Rokok isi 10 batang = 87.192 bal
Rokok isi 3 batang = 1.896 bal
Kuartal III
Rokok isi 12 batang = 6.237 bal
Rokok isi 10 batang = 95.629 bal
Rokok isi 3 batang = 2.079 bal
Kuartal IV
Rokok isi 12 batang = 5.542 bal
Rokok isi 10 batang = 84.974 bal
Rokok isi 3 batang = 1.847 bal
Jumlah = 92.363 bal
Berdasarkan data di atas saudara diminta :
a. Menentukan jumlah yang harus diproduksi pada tahun 1984
b. Menyusun anggaran produksi terperinci secara kuartal untuk setiap jenis rokok yang diproduksi.
Jawaban :
Penyesuaian untuk menentukan besarnya persediaan rokok akhir tahun 1983 adalah dengan cara sebagai berikut :
Tingkat persediaan rata-rata tahun 1982 =
Tingkat perputaran barang tahun 1982 =
= 78 kali
Tingkat perputaran barang tahun 1983 dianggap sama dengan tahun 1982, sebesar 78 kali. Sehingga ;
Tingkat persediaan rata-rata tahun 1983 adalah :
Persediaan akhir tahun 1983 (misalnya X) adalah :
X = 3.489
PERUSAHAAN ROKOK KENCANA
Anggaran Produksi
1983
Keterangan
Jumlah (Bal)
Rencana Penjualan 1983
Persediaan akhir
Jumlah
Persediaan awal
Produksi
365.359
3.489 +
368.848
5.879 -
362.969
Sehingga :
Isi
12 batang
Isi
10 batang
Isi
3 batang
Persediaan awal
Persediaan akhir
353 bal
209l
5.409 bal
3.210 bal
117 bal
70 bal
Secara lebih terperinci, anggaran produksi pabrik Rokok Kencana dapat disusun sebagai berikut :
PABRIK ROKOK KENCANA
Anggaran Produksi
1983
Isi
12 batang
(bal)
Isi
10 batang
(bal)
Isi
3 batang
(bal)
Keseluruhan
(bal)
Rencana Penjualan
Persediaan akhir
21.922
209
336.130
3.210
7.307
70
365.359
3.489
Jumlah
Persediaan awal
22.131
353
339.340
5.409
7.377
117
368.848
5.879
Produksi
21.778
333.931
7.260
362.969
Tingkat persediaan barang setiap kuartal dapat dihitung. Pabrik Rokok Kencana menggunakan pendekatan stabilitas tingkat persediaan dalam penyusunan anggaran produksinya.
Perhitungan tingkat persediaan setiap kuartal dapat dilakukan sebagai berikut :
Persediaan akhir 1983 = 3.489 bal
Persediaan awal 1983 = 5.879 bal
Selisih = 2.390 ball
Selisih tingkat persediaan setiap kuartal adalah :
bal
Angka ini dibulatkan dengan mencari bilangan yang terdekat untuk dibagi 4, yakni sehingga :
Karena (597 x 4) = 2.388, maka kelebihan atau selisih sebanyak (2.390 – 2.388) = 2 bal
Dialokasikan ke kuartal yang penjualannya lebih tinggi.
Artinya :
Kuartal dimana tingkat penjualannya tinggi selisih persediaannya sebesar 599 bal, sedang kuartal lainnya sebesar 597 bal.
Anggaran produksi per kuartal sbb :
Kuartal
I
Kuartal
II
Kuartal
III
Kurtal
IV
Jumlah
Penjualan
Persediaan akhir
74.277
5.282
94.774
4.685
103.945
4.086
92.263
3.489
365.359
3.389
Jumlah
Persediaan awal
79.559
5.879
99.459
5.282
108.031
4.685
95.852
4.086
368.848
5.879
Produksi
73.680
94.177
103.346
91.766
362.969
Anggaran produksi yang sempurna mencamtumkan waktu dan jenis barang yang diprodusir. Untuk menyusun anggaran tersebut perlu diestimasikan tingkat persediaan per kuartal jenis rokok. Tingkat persediaan awal tiap kuartal masing-masing jenis rokok adalah (dibulatkan).
Kuartal I
Rokok isi 12 batang = 6 % x 5.879 = 353 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 5.879 = 5.409 bal
Rokok isi 3 batang = 2 % x 5.879 = 117 bal
Jumlah = 5.879 bal
Kuartal II
Rokok isi 12 batang = 6 % x 5.282 = 317 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 5.282 = 4.859 bal
Rokok isi 3 batang = 2 % x 5.282 = 106 bal
Jumlah = 5.282 bal
Kuartal III
Rokok isi 12 batang = 6 % x 4.685 = 281 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 4.685 = 4.310 bal
Rokok isi 3 batang = 2 % x 4.685 = 94 bal
Jumlah = 4.685 bal
Kuartal IV
Rokok isi 12 batang = 6 % x 4.086 = 245 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 4.086 = 3.759 bal
Rokok isi 3 batang = 2 % x 4.086 = 82 bal
Jumlah = 4.086 bal
Sedangkan untuk lebih lengkapnya, perhitungan tingkat persediaan akhir tiap kuartal adalah:
Kuartal I : (Persediaan awal kuartal II)
Rokok isi 12 batang = 317 bal
Rokok isi 10 batang = 4.859 bal
Rokok isi 3 batang = 106 bal
Jumlah = 5.282 bal
Kuartal II (Persediaan awal kuartal III)
Rokok isi 12 batang = 281 bal
Rokok isi 10 batang = 4.310 bal
Rokok isi 3 batang = 94 bal
Jumlah = 4.685 bal
Kuartal III (Persediaan awal kuartal IV)
Rokok isi 12 batang = 245 bal
Rokok isi 10 batang = 3.759 bal
Rokok isi 3 batang = 82 bal
Jumlah = 4.086 bal
Kuartal IV (Persediaan akhir tahun 1983)
Rokok isi 12 batang = 6 % x 3.489 = 209 bal
Rokok isi 10 batang = 92 % x 3.489 = 3.210 bal
Rokok isi 3 batang = 2 % x 3.489 = 70 bal
Jumlah = 3.489 bal
Setelah dihitung secara terperinci tingkat persediaan awal dan akhir setiap kuartal dari masing-masing jenis rokok yang dihasilkan, maka dengan memperhatikan lagi anggaran penjualan dapatlah disusun anggaran produksi secara lebih terperinci sebagai berikut :
PABRIK ROKOK KENCANA
Anggaran Produksi
1983
Penjualan
(bal)
Persediaan
Akhir
(bal)
Jumlah
(bal)
Persediaan
Awal
(bal)
Produksi
(bal)
Isi 12 batang
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
4.457
5.686
6.237
5.542
317
281
245
209
4.774
5.967
6.482
5.751
353
317
281
245
4.421
5.650
6.201
5.506
Jumlah
21.922
209
22.131
353
21.778
Isi 10 batang
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
68.335
87.192
95.629
84.974
4.859
4.310
3.759
3.210
73.194
91.502
99.388
88.184
5.409
4.859
4.310
3.759
67.785
86.643
95.078
84.425
Jumlah
336.130
3.210
339.340
5.409
333.931
Isi 8 batang
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
1.485
1.896
2.079
1.847
106
94
82
70
1.591
1.994
2.161
1.917
117
106
94
82
1.474
1.884
2.067
1.835
Jumlah
7.307
70
7.377
117
7.260
Konsep Anggaran Penjualan
Penyusunan konsep anggaran penjualan mencakup segala kegiatan di bidang Penjualan. Anggaran penjualan, dapat dikatakan sebagai suatu teknik untuk memproyeksikan tingkat permintaan konsumen potensial pada suatu tahun tertentu.
Perencanaan penjualan meliputi perencanaan advertensi dan promosi, perencanaan biaya-biaya penjualan dan rencana pemasaran.
Anggaran penjualan disusun dengan menggunakan berbagai pendekatan, masing-masing cara pendekatan mempunyai konsekuensi yang berbeda-beda, sehingga perlu dipertimbangkan, cara pendekatan mana yang paling menguntungkan.
Dalam melakukannya perlu dipertimbangkan beberapa faktor, seperti :
1. Karakteristik pasar yang dihadapi perusahaan seperti
a. Luas Pasar
- Bersifat lokal
- Bersifat regional
- Bersifat nasional
b. Keadaan Persaingan
- Bersifat monopoli
- Bersifat persaingan bebas
- Bersifat persaingan monopolistic
c. Kemampuan pasar untuk menyerap barang.
d. Keadaan/sifat konsumen, apakah konsumennya merupakan
- Konsumen akhir
- Konsumen industry
2. Kemampuan Financial
- Keamampuan membiayai penelitian pasar yang dilakukan.
- Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan (modal kerja).
- Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan.
3. Keadaan Personalia
- Apakah jumlah tenaga kerja yang tersedia cukup, kurang atau berlebihan.
- Apakah tenaga yang tersedia mampu untuk melakukan tugas-tugasnya agar target yang ditentukan tercapai.
4. Dimensi Waktu
Hal ini perlu diperhatikan sebab apabila membuat rencana terlalu awal, kemungkinan akan terjadi perubahan keadaan, juga perlu dipertimbangkan sampai seberapa lama rencana yang disusun tersebut masih reliable.
Langkah Dalam Menyusun Rencana Penjualan
Dalam menyusun anggaran penjualan, langkah yang perlu dilakukan meliputi ;
1. Penentuan Dasar-Dasar Anggaran
a. Penentuan relevant variable yang mempengaruhi penjualan.
b. Penentuan tujuan umum dan khusus yang diinginkan.
c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai.
2. Penyusunan Rencana Penjualan
a. Analisa ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek Makro seperti :
- Moneter
- Kependudukan
- Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi
- Teknologi
b. Melakukan Analisa Industri
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap produk sejenis yang dihasilkan oleh industry.
c. Melakukan Analisa Prestasi Penjualan Yang Akan Datang
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada masa lalu. Dengan kata lain untuk mengetahui marketshare yang dimiliki perusahaan di masa lampau.
d. Analisa Penentuan Prestasi Penjualan Yang Akan Datang
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan di masa depan, dengan memperhatikan factor-faktor produksi seperti ;
- Bahan mentah
- Tenaga kerja
- Kapasitas produksi
- Keadaan permodalan
e. Menyusun forecast penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan dengan anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang lalu (forecated sales)
f. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (Budget sales)
g. Menghitung rugi/laba yang mungkin diperoleh (Budgeted sales)
h. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak lain yang berkepentingan.
Contoh Penyusunan Anggaran Perusahaan
(Kasus Pabrik Rokok “Kencana” Surakarta)
Sebelum menyusun budget penjualan, terlebih dahulu dilihat data-data tentang penjualan selama 5 tahun terakhir, yakni 1978, 1979, 1980, 1981 dan 1982
Data-data tersebut adalah :
Daerah Penjualan Rokok “Kencana”
a. Jawa Tengah :
Surakarta, Boyolali, Salatiga, Klaten, Yogyakarta, Magelang, Sragen, Kedung Banteng, Pacitan, Tegal, Kudus, Purwodadi.
b. Jawa Timur :
Nganjuk, Kediri, Madiun, Malang, Surabaya, Bojonegoro
c. Jawa Barat / DKI
Bandung, Bogor, Jakarta.
d. Sumatra Utara :
Medan, Pematang Siantar.
e. Kalimantan Barat: Pontianak
f. Sulawesi Utara :
Menado, Gorontalo
g. Bali: Denpasar
Volume Penjualan
Perkembangan jumlah penjualan dari tahun 1978-1982 dapat terlihat pada tabel ini ;
Tahun
Penjualan
1978
1979
1980
1981
1982
335.691 bal
346.428 bal
351.965 bal
317.134 bal
381.648 bal
Perbandingan persentase masing-masing jenis rokok
(12 batang, 10 batang dan 3 batang) adalah :
Jenis Rokok
Persentase
@ 12 batang
@ 10 batang
@ 3 batang
6 %
92 %
2 %
Jumlah
100 %
Sedangkan perkiraan harga jual per bal adalah :
Rokok @ 12 batang = Rp. 31.500,00
Rokok @ 10 batang = Rp. 27.500,00
Rokok @ 3 batang = Rp. 12.000,00
Distribusi masing-masing jenis rokok ke tiap-tiap daerah adalah :
Rokok @12 batang: (Diketahui)
1. Jawa Tengah 9.865 bal (45%)
2. Jawa Timur 10.961 bal (50%)
3. Jawa Barat 154 bal (0,7%)
4. Sumatra Utara 197 bal (0,9%)
5. Kalimanatan Barat 438 bal (2%)
6. Sulawesi Utara 132 bal (0,6%)
7. Bali 175 bal (0,8%)
Jumlah 21.922 bal (100%)
Rokok @ 10 batang:
1. Jawa Tengah 151.258 bal (45%)
2. Jawa Timur 168.065 bal (50%)
3. Jawa Barat 2.353 bal (0,7%)
4. Sumatra Utara 3.025 bal (0,9%)
5. Kalimantan Barat 6.723 bal (2%)
6. Sulawesi Utara 2.017 bal (0,6%)
7. Bali 2.689 bal (0,8%)
Jumlah 336.130 bal (100%)
Rokok @ 3 batang :
1. Jawa Tengah 3.288 bal (45%)
2. Jawa Timur 3.654 bal (50%)
3. Jawa Barat 51 bal (0,7%)
4. Sumatra Utara 66 bal (0,9%)
5. Kalimantan Barat 146 bal (2%)
6. Sulawesi Utara 44 bal (0,6%)
7. Bali 58 bal (0,8%)
Jumlah 7.307 bal (100%)
Data penjualan bulanan / kuartalan selama 5 tahun terakhir adalah ;
Penjualan Tahun 1978-1982
(dalam bal)
Tahun
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Jumlah
1978
1979
1980
1981
1982
69.204
91.844
71.870
61.739
57.575
92.221
77.765
85.740
90.949
102.757
93.500
98.200
100.235
86.286
114.755
80.676
78.617
94.120
78.160
106.561
335.691
346.428
351.965
317.134
381.648
Jumlah
352.232
449.432
493.068
438.134
1.732.866
Rata-rata
70.446
89.886
98.614
87.627
Estimasi jumlah penjualan masing-masing jenis rokok setiap kuartal dapat dihitung dengan menggunakan perimbangan masing-masing jenis rokok yakni :
Rokok isi 12 batang = 6 %
Rokok isi 10 batang = 92 %
Rokok isi 3 batang = 2 %
= 100 %
Berdasarkan data-data diatas susunlah suatu anggaran penjualan untuk masing-masing daerah penjualan dan susunlah anggaran penjualan untuk masing-masing kuartal dalam tahun 1983.
Jawaban:
Perkembangan produk yang dihasilkan
Setelah diketahui data tentang volume penjualan selama 5 tahun terakhir, maka dapat diestimasikan volume penjualan yang akan dicapai pada tahun 1983 dengan menggunakan metode moment
Tahun
Penjualan (Y)
X
XY
X2
1978
1979
1980
1981
1982
335.691 bal
346.428
351.965
317.134
381.648
0
1
2
3
4
0
346.428
703.930
951.402
1.526.592
0
1
4
9
16
1.732.866
10
3.528.352
30
Y = a + b X
∑Y = n.a + b.∑X
∑XY =a.∑X + b.∑X2
1.732.866 = 5a + 10b ……………………………………(1)
3.528.352 = 10a + 30b …………………………………….(2)
3.528.352 = 10a + 30b …………………………………….(2)
3.465.732 = 10a + 20b ……………………………………..(1) x2
62.620 = 10b
b = 6262
a = 334.049,2
Persamaan trend Y = 334.049,2 + 6.262 X
Volume penjualan tahun 1983
Y = a + bX
= 334.049,2 + 6.262 (5)
= 365.359,2 bal
Dibulatkan = 365.359 bal
Perbandingan masing-masing jenis rokok (12 batang, 10 batang dan 3 batang) adalah :
Jenis Rokok
Jumlah
Persentase
Harga Jual
@ 12 batang
@ 10 batang
@ 3 batang
21.922 bal
336.130 bal
7.307 bal
6 %
92 %
2 %
31.500
27.500
12.000
Jumlah
365.359 bal
100 %
PABRIK ROKOK “KENCANA”
Anggaran Penjualan
1983
Daerah
Isi 12 batang
Isi 10 batang
Isi 3 batang
Jumlah
Unit
Penjualn
(Bal)
Harga
Per unit
(Rp.)
Jumlah
(Rp)
Unit
Penjualn
(Bal)
Harga
Per unit
(Rp.)
Jumlah
Unit
Penjualn
(Bal)
Harga
Per
Unit
(Rp.)
Jumlah
(Rp)
JawaTengah
Jawa Timur
Jawa Barat
Sumut
Kalbar
Sulut
bali
9.865
10.961
154
197
438
132
175
31.500
310.747.500
345.271.500
4.851.000
6.205.500
13.797.000
4.158.000
5.512.500
151.258
168.065
2.353
3.025
6.723
2.017
2.689
27.500
4.195.595.000
4.621.787.500
64.707.500
83.187.500
184.882.500
55.467.500
73.947.500
3.288
3.654
51
66
146
44
58
12.000
39.456.000
43.848.000
612.000
792.000
1.754.000
528.000
969.000
4.545.798.500
5.010.907.000
70.170.500
90.185.000
200.413.500
60.153.500
80.156.000
Jumlah
21.922
31.500
6.90.543.000
336.130
27.500
9.243.575.000
7.307
12.000
87.684.000
10.021.802.000
Penyebaran penjualan tahunan ke setiap kuartal, sebagai berikut :
Kuartal I =
Kuartal II =
Kuartal III =
Kuartal IV =
Sehingga pada tahun 1983 jumlah rokok yang terjual pada setiap barang adalah :
Kuartal I : 20,33 % x 365.359 = 74.277
Kuartal II : 25,94 % x 365.359 = 94.774
Kuartal III : 28,45 % x 365.359 = 103.945
Kuartal IV : 25,28 % x 365.359 = 92.373
Jumlah 365.359 bal
Dimana masing-masing kuartal adalah :
Kuartal I :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 74.277 = 4.457
Rokok isi 10 batang = 92 % x 74.277 = 68.335
Rokok isi 3 batang = 2 % x 74.277 = 1.485
Jumlah = 74.277 bal
Kuartal II :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 94.774 = 5.686
Rokok isi 10 batang = 92 % x 94.774 = 87.192
Rokok isi 3 batang = 2 % x 94.774 = 1.896
Jumlah = 94.774 bal
Kuartal III :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 103.945 = 6.237
Rokok isi 10 batang = 92 % x 103.945 = 95.692
Rokok isi 3 batang = 2 % x 103.945 = 2.079
Jumlah = 103.945 bal
Kuartal IV :
Rokok isi 12 batang = 6 % x 92.263 = 5.542
Rokok isi 10 batang = 92 % x 92.263 = 84.974
Rokok isi 3 batang = 2 % x 92.263 = 1.874
Jumlah = 92.363 bal
Setelah diperkirakan jumlah penjualan pada masing-masing kuartal dalam tahun 1983, maka dapatlah disusun suatu anggaran penjualan yang lebih lengkap sebagai berikut :
PABRIK ROKOK “KENCANA”
Anggaran Penjualan
1983
Kuartal
Isi 12 batang
Isi 10 batang
Isi 3 batang
Jumlah
Unit
(Bal)
Harga
(Rp.)
Jumlah
Ribuan
(Rp.)
Unit
(Bal)
Harga
(Rp.)
Jumlah
Ribuan
(Rp.)
Unit
(Bal)
Harga
(Rp.)
Jumlah
Ribuan
(Rp.)
Unit
(Bal)
(Ribuan)
(Rp.)
I.
II.
III.
IV.
4.457
5.686
6.237
5.542
31.500
140.395.5
179.109.0
196.465.5
174.573.0
68.335
87.192
95.629
84.974
27.500
1.879.212.5
2.397.780.0
2.629.797.5
2.336.785.0
1.485
1.896
2.079
1.847
12.000
17.820
22.752
24.948
22.164
74.277
94.774
103.945
92.363
2.037.428
2.599.641
2.851.211
2.533.522
Jumlah
21.922
31.500
690.543.0
336.130
27.500
9.243.575.0
7.307
12.000
87.684
365.359
10.021902