Angina Pektoris USU

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANGINA PECTORIS

    Pengertian

    Angina pectoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu

    seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada

    tersebut biasanya timbul pada saat melakukan aktivitas dan segera hilang bila aktivitas

    dihentikan. Merupakan kompleks gejala tanpa kelainan morfologik permanen miokardium

    yang disebabkan oleh insufisiensi relatif yang sementara di pembuluh darah koroner.

    Patofisiologi

    Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatansuplai oksigen ke

    sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan penyempitan lumen arteri

    koroner (ateriosklerosis koroner). Tidak diketahuisecara pasti apa penyebab ateriosklerosis,

    namun jelas bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggungjawab atas perkembangan

    ateriosklerosis.

    Ateriosklerosis merupakan penyakit arteri koroner yang paling seringditemukan. Sewaktu

    beban kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhanoksigen juga meningkat. Apabila kebutuhan meningkat

    pada jantung yang sehatmaka arteri koroner berdilatasi dan megalirkan lebih banyak darah dan

    oksigen keotot jantung. Namun apabila arteri koroner mengalami kekauan atau

    menyempitakibat ateriosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai respon

    terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka terjadi iskemik (kekurangan

    suplaidarah) miokardium.

    Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi NO (nitratOksid) yang

    berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat

    menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat penyempitan

    lumen karena suplai oksigen ke miokard berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan

    gejala yang begitunampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta

    dipicudengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang.

    Sel-selmiokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energimereka.

    Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH miokardium dan

    menimbulkan nyeri. Apabila kebutuhan energi sel-sel jantung berkurang, maka suplai

    oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembalifosforilasi oksidatif untuk membentuk

    energi. Proses ini tidak menghasilkan asamlaktat. Dengan hilangnya penimbunan asam laktat,

    maka nyeri angina pektorismereda. Dengan demikian, angina pektoris merupakan suatu

    keadaan yang berlangsung singkat.

  • Faktor-faktor Risiko

    Yang tidak dapat diubah

    1. Usia

    2. Jenis kelamin

    3. Riwayat keluarga

    4. Ras

    5. Yang dapat diubah

    Mayor :

    1. Peningkatan lipid serum

    2. Hipertensi

    3. Merokok

    4. Gangguan toleransi glukosa

    5. Diet tinggi lemak jenuh,kolesterol dan kalor

    Minor

    1. Gaya hidup yang kurang bergerak

    2. Stress psikologik

    3. Tipe kepribadian

    Ateroma bisa menonjol ke dalam arteri dan menyebabkan arteri menjadisempit. Jika ateroma

    terus membesar, bagian dari ateroma bisa pecah dan masuk ke dalam aliran darah atau bisa

    terbentuk bekuan darah di permukaan ateromatersebut. Supaya bisa berkontraksi dan

    memompa secara normal, otot jantung (miokardium) memerlukan pasokan darah yang kaya

    akan oksigen dari arterikoroner. Jika penyumbatan arteri koroner semakin memburuk, bisa

    terjadi iskemi (berkurangnya pasokan darah) pada otot jantung sehingga

    menyebabkankerusakan jantung. Penyebab utama dari iskemi miokardial adalah penyakit

    arterikoroner.Komplikasi utama dari penyakit arteri koroner adalah angina dan serangan jantung

    (infark miokardial)

    Jenis Angina

    1. Stable Angina Pectoris

    Kebutuhan metabolik otot jantung dan energi tak dapat dipenuhi karena terdapat

    stenosis menetap arteri koroner yang disebabkan oleh proses aterosklerosis. Keluhan nyeri

  • dada timbul bila melakukan suatu pekerjaan. sesuai dengan berat ringannya pencetus dibagi

    atas beberapa tingkatan :

    1. Selalu timbul sesudah latihan berat.

    2. Timbul sesudah latihan sedang ( jalan cepat 1/2 km)

    3. Timbul waktu latihan ringan (jalan 100 m)

    4. Angina timbul jika gerak badan ringan (jalan biasa) .

    Terapi

    1. Menghilangkan faktor pemberat

    2. Mengurangi faktor resiko

    3. Sewaktu serangan dapat dipakai

    4. Penghambat Beta

    5. Antagonis kalsium

    6. Kombinasi

    2. Unstable Angina Pectoris

    Disebabkam primer oleh kontraksi otot poles pembuluh koroner sehingga

    mengakibatkan iskeia miokard. patogenesis spasme tersebut hingga kini belum diketahui,

    kemungkinan tonus alphaadrenergik yang berlebihan (Histamin, Katekolamin

    Prostagglandin). Selain dari spame pembuluh koroner juga disebut peranan dari agregasi

    trobosit. penderita ini mengalami nyeri dada terutama waktu istirahat, sehingga terbangun

    pada waktu menjelang subuh. Manifestasi paling sering dari spasme pembuluh koroner ialah

    variant (prinzmental).

    Elektrokardiografi tanpa serangan nyeri dada biasanya normal saja. Pada waktu

    serangan didapati segmen ST elevasi. Jangan dilakukan uji latihan fisik pada penderita ini

    oleh karena dapat mencetuskan aritmia yang berbahaya. Dengan cara pemeriksaan teknik

    nuklir kita dapat melihat adanya iskemia saja ataupun sudah terjadi infark.

    Terapi

    1. Nitrogliserin subligual dosis tinggi.

    2. Untuk frokfikaksis dapat dipakai pasta nitrogliserin, nitrat dosis tinggi ataupun

    antagonis kalsium.

    3. Bila terdapat bersama aterosklerosis berat, maka diberikan kombinasi nitrat, antagonis

    kalsium dan penghambat Beta.

  • 4. Percutanous Transluminal coronary angioplasty (PTCA) atau coronary by Pass Graff

    Surgery (CBGS)

    3. Angina prinzmetal

    Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung dan padakenyataannya sering timbul

    pada waktu beristirahat atau tidur. Pada angina prinzmetal terjadi spasme arteri koroner yang

    menimbulkan iskemi jantung di bagian hilir. Kadang-kadang tempat spasme berkaitan

    dengan arterosklerosis.

    Diagnosis

    Diagnosis seringkali berdasarkan keluhan nyeri dada yang mempunyai cirikhas sebagai

    berikut :

    1. Letak

    Sering pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum atau di bawahsternum (substernal),

    atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar kelengan kiri, dapat menjalar ke

    punggung, rahang, leher, atau ke lengan kanan. Nyeri dada juga dapat timbul di tempat lain

    seperti di daerah epigastrium, leher,rahang, gigi, bahu.

    2. Kualitas

    Pada angina, nyeri dada biasanya seperti tertekan benda berat, atau sepertidi peras atau terasa

    panas, kadang-kadang hanya mengeluh perasaan tidak enak didada karena pasien tidak dapat

    menjelaskan dengan baik, lebih-lebih jika pendidikan pasien kurang.

    3. Hubungan dengan aktivitas

    Nyeri dada pada angina pektoris biasanya timbul pada saat melakukanaktivitas, misalnya

    sedang berjalan cepat, tergesa-gesa, atau sedang berjalanmendaki atau naik tangga. Pada

    kasus yang berat aktivitas ringan seperti mandiatau menggosok gigi, makan terlalu kenyang,

    emosi, sudah dapat menimbulkannyeri dada. Nyeri dada tersebut segera hilang bila pasien

    menghentikan

    aktivitasnya.

    Serangan angina dapat timbul pada waktu istirahat atau pada waktutidur malam.

    4. Lamanya serangan

    Lamanya nyeri dada biasanya berlangsung 1-5 menit, kadang-kadang perasaan tidak enak di

    dada masih terasa setelah nyeri hilang. Bila nyeri dada berlangsung lebih dari 20 menit,

    mungkin pasien mendapat serangan infark miokard akut dan bukan angina pektoris biasa.

  • Pada angina pektoris dapat timbulkeluhan lain seperti sesak napas, perasaan lelah, kadang-

    kadang nyeri dadadisertai keringat dingin.

    Pemeriksaan penunjang

    1. Elektrokardiogram (EKG)

    Gambaran EKG saat istirahat dan bukan pada saat serangan angina seringmasih normal.

    Gambaran EKG dapat menunjukkan bahwa pasien pernahmendapat infark miokard di masa

    lampau. Kadang-kadang menunjukkan pembesaran ventrikel kiri pada pasien hipertensi dan

    angina; dapat pulamenunjukkan perubahan segmen ST dan gelombang T yang tidak khas. Pada

    saatserangan angina, EKG akan menunjukkan depresi segmen ST dan gelombang T dapat

    menjadi negatif.

    2. Foto rontgen dada

    Foto rontgen dada seringmenunjukkan bentuk jantung yang normal; pada pasien hipertensi

    dapat terlihat jantung membesar dan kadang-kadang tampak adanya kalsifikasi arkus aorta.

    Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak begitu penting dalam diagnosis

    angina pektoris. Walaupun demikian untuk menyingkirkan diagnosis infark jantung

    akutsering dilakukan pemeriksaan enzim CPK, SGOT atau LDH. Enzim tersebut

    akanmeningkat kadarnya pada infark jantung akut sedangkan pada angina kadarnyamasih

    normal. Pemeriksaan lipid darah seperti kolesterol, HDL, LDL, trigliseridadan pemeriksaan

    gula darah perlu dilakukan untuk mencari faktor risiko sepertihiperlipidemia dan/atau

    diabetes melitus

    Penatalaksanaan

    1. Terapi non-farmakologis

    Terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan mengontrol emosi, mengurangikerja yang

    berat dimana membutuhkan banyak oksigen dalam aktivitasnya, mengurangikonsumsi

    makanan berlemak, dan istirahat yang cukup. D

    isarankan untuk mengubahgaya hidup antara lain menghentikan konsumsi rokok, menjaga berat badan

    ideal,mengatur pola makan, melakukan olah raga ringan secara teratur; jika memilikiriwayat

    diabetes tetap melakukan pengobatan diabetes secara teratur; danmelakukan kontrol terhadap

    kadar serum lipid.

    Untuk pasien dengan gejala angina yang tidak dapat lagi diatasi denganterapi obat, pasien

    dengan stenosis arteri koroner kiri lebih besar dari 50% denganatau tanpa gejala, pasien

    dengan penyakit di tiga pembuluh darah dengandisfungsi ventrikel kiri jantung, pasien

    dengan angina tidak stabil, dan pasiendengan post-infark miokard dengan lanjutan angina

  • atau iskemik lebih parah,dapat dilakukan revaskularisasi, yang dilakukan dengan prosedur

    yang disebut coronary artery bypass grafting (CABG) dan percutaneous transluminal coronary

    angioplasty (PTCA).

    2. Terapi farmakologis meliputi:

    Nitrat Organik

    Obat golongan nitrat merupakan lini (pilihan)pertama dalam pengobatanangina pectoris.

    Mekanisme kerja obat golongan nitrat dimulai ketikametabolisme obat pertama kali melepaskan ion

    nitrit (NO2). Di dalam sel, NO2 diubah menjadi nitrat oksida (NO) yang kemudian

    mengaktivasi guanilat siklase,terjadi peningkatan konsentrasi guanosin monofosfat siklik

    (cGMP) intraseluler pada sel otot polos vaskular sehingga terjadi relaksasi otot polos,

    termasuk arteridan vena. Nitrat organik menurunkan kerja jantung melalui efek dilatasi

    pembuluhdarah sistemik. Venodilatasi menyebabkan penurunan aliran darah balik ke jantung,

    sehingga tekanan akhir diastolik ventrikel (beban hulu) dan volumeventrikel menurun. Beban

    hulu yang menurun juga memperbaiki perfusi subendokard. Vasodilatasi menyebabkan

    penurunan resistensi perifer sehinggategangan dinding ventrikel sewaktu sistole (beban

    hilir )berkurang. Akibatnya,kerja jantung dan konsumsi oksigen menjadi berkurang.

    B bloker

    Memiliki mekanisme kerja mengurangi kebutuhan oksigen jantung dengancara mengurangi

    denyut jantung dan kontraktilitas miokard.

    Calcium antagonist

    Obat antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah denganmenghambat

    masuknya ion kalsium melewati slow channel yang terdapat padamembran sel (sarkolema) pada otot

    polos jantung, dan pembuluh darah koroner dan perifer sehingga terjadinya relaksasi..Obat antagonis

    kalsium menjadi obat terpilih terutama bila :

    1. Beta bloker merupakan kontra indikasi, misalnya pada gagal jantung, sick sinus

    syndrome, blok AV derajat 2 atau lebih (untuk keadaan-keadaan inisebaiknya dipilih

    nifedipin), penyakit paru obstruktif, penyakit vaskular perifer atau diabetes melitus yang

    berat..

    2. Penderita tidak dapat mentoleransi efek samping beta bloker.Pada penangan angina

    tidak stabil, obat antagonis kalsium biasanya digunakanuntuk kombinasi dengan

    golongan nitrat bila hasil pengobatan dengan nitratkurang memuaskan.

  • Antipletelet dan antikoagulan

    Segi lain dari pengobatan angina adalah pemberian antipletelet dan antikoagulan. Cairns dkk

    1985 melakukan penelitian terhadap penderita angina tak stabil selama lebih dari 2 tahun,

    ternyata aspirin dapat menurunkan mortalitas dan insidens infark miokard yang tidak fatal

    pada penderita angina tidak stabil. Pemberian heparin i.v juga efeknya sama dan sering

    diberikan daripada aspirin untuk jangka pendek dengan tujuan menstabilkan keadaan

    penderita sebelum arteriografi. Terdapat obat-obatan pada angina pektoris tak stabil secara

    praktis dapat disimpulkan sebagai berikut:

    Heparin i.v dan aspirin dapat dianjurkan sebagai pengobatan rutin selama fase akut

    maupun sesudahnya

    Pada penderita yang keadaannya cenderung tidak stabil dan belum mendapat

    pengobatan, beta-bloker merupakan pilihan utama bila tidak ada kontra indikasi.

    Tidak ada pemberian kombinasi beta-bloker dengan ca-antagonis diberikan sekaligus

    pada permulaan pengobatan.

    Pada penderita yang tetap tidak stabil dengan pemberian beta-bloker dapat ditambah

    dengan nifedipin.

    Pengobatan tunggal dengan nifedipin tidak dianjurkan

    Djohan, T.B.A. 2004. Patofisiologi Dan Penatalaksanaan Penyakit Jantung Koroner.

    Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Diakses tanggal 27 Februari 2012.

    Katzung, B.G. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi Pertama. Salemba: Jakarta.

    Corwin, E.J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Ahli Bahasa Pendit, B.U. Editor Endah, P.

    Jakarta: EGC.

    Setiawati, A. dan Suyatna. 2005. Obat Anti Angina. Farmakologi dan Terapi Edisi keempat.

    Jakarta: Penerbit Bagian Farmakologi FKUI.