3
Angka kejadian premenstrual syndrom Berdasarkan penelitian badan kesehatan dunia (WHO) diperoleh hasil bahwa gejala PMS dialami oleh 23% wanita Indonesia (Essel, 2007) Berdasarkan studi PMS yang meneliti pada berbagai 14 kultur di 10 negara ditemukan prevalensi tinggi di negara-negara barat (71-73%) dan jauh lebih rendah di negara-negara non- barat (23-34%) (WHO, 2007). Sedangkan prevalensi PMS menurut Dean (2006) pada orang barat, yaitu sebanyak 85%. Di Egypt prevalensi PMS mencapai 69,9% (El-Defrawi, 1990) dan di Saudi Arabia mencapai 96,6% (Rasheed, 2003). Insidensi atau angka kejadian dari sindrom pre menstruasi sekitar 80 persen. Studi epidemiologi menunjukkan kurang lebih 20 persen dari wanita usia reproduksi mengalami gejala PMS sedang sampai berat (Freeman, 2007). Sekitar 3-8 persen memiliki gejala hingga parah yang disebut dysphoric disorder (PMDD, Premenstrual Dysphoric Disorder ). Sementara di Indonesia angka prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasi wanita usia reproduksi, (Suparman dan Ivan, 2011) yang terdiri dari 60-75 % mengalami PMS sedang dan berat. (Andrews, G., 2009). Angka kejadian PMS pada mts Al Muhsin setelah studi pendahuluan di dapati dari 200 siswi terdapat 178 siswi yang mengalami pms dengan persentase 86 %.

Angka Kejadian Premenstrual Syndrom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

g

Citation preview

Angka kejadian premenstrual syndrom Berdasarkan penelitian badan kesehatan dunia (WHO) diperoleh hasil bahwa gejala PMS dialami oleh 23% wanita Indonesia (Essel, 2007) Berdasarkan studi PMS yang meneliti pada berbagai 14 kultur di 10 negara ditemukan prevalensi tinggi di negara-negara barat (71-73%) dan jauh lebih rendah di negara-negara non-barat (23-34%) (WHO, 2007). Sedangkan prevalensi PMS menurut Dean (2006) pada orang barat, yaitu sebanyak 85%. Di Egypt prevalensi PMS mencapai 69,9% (El-Defrawi, 1990) dan di Saudi Arabia mencapai 96,6% (Rasheed, 2003). Insidensi atau angka kejadian dari sindrom premenstruasisekitar 80 persen. Studi epidemiologi menunjukkan kurang lebih 20 persen dariwanitausiareproduksimengalamigejalaPMS sedang sampai berat (Freeman, 2007). Sekitar 3-8 persen memilikigejalahingga parah yang disebut dysphoric disorder (PMDD,Premenstrual Dysphoric Disorder).Sementara di Indonesia angka prevalensi ini dapat mencapai 85% dari seluruh populasiwanita usia reproduksi, (Suparman dan Ivan, 2011) yang terdiri dari 60-75 % mengalamiPMS sedang dan berat. (Andrews, G., 2009).Angka kejadian PMS pada mts Al Muhsin setelah studi pendahuluan di dapati dari 200 siswi terdapat 178 siswi yang mengalami pms dengan persentase 86 %.

Buku Panduan :Andrews, G., 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGCNotoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.Waluyo dan Saryono, 2009. Sindrom Premenstruasi.Yogyakarta : Nuha MedikaSuparman,Edy, 2013. Premenstrual Syndrom. Jakarta : EGCHidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Pene-litian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.Saryono. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika.Prawirohardjo. 2011. Ilmu Kandungan . Jakarta. PT Bina Pustaka.