38
NAMA: RANAP HADIYANTO GULTOM, S.Ked FAKULTAS KEDOKTERAN USU BAB I PENDAHULUAN Glaukoma sudut tertutup adalah aposisi dari iris perifer ke dalam trabekular meshwork yang menghasilkan penurunan drainase dari aqueous humor melalui sudut kamera okuli anterior. Hal ini menyumbat aliran akueous humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan penglihatan. 1 Dari perkiraan 67 juta pasien dengan glaukoma di dunia ini, telah ditentukan bahwa setengahnya adalah glaukoma sudut tertutup (Angle-Closure Glaucoma). Glaukoma sudut tertutup primer (Primary Angle-Closure Glaucoma, PACG) dikatakan merupakan bentuk glaukoma yang paling sering terjadi di dunia, dan penyebab kebutaan bilateral. Kejadiannya lebih sedikit di dunia barat, dan paling sering di Asia Timur. PACG menjadi 91% penyebab kebutaan bilateral di Cina dan menyerang lebih dari 1,5 juta orang. 1 Glaukoma sudut tertutup terbagi atas glaukoma sudut tertutup primer dan sekunder. Gejala klinis dari glaukoma sudut tertutup meliputi gejala prodromal seperti penampakan warna halo sekeliling cahaya. Gejala selanjutnya mual-muntah, penurunan ketajaman penglihatan. Diagnosis banding dari penyakit ini adalah iritis akut, dan konjungtivitis akut. Klinisi harus mengidentifikasi perubahan anatomik yang telah 1

Angle Closure Glaucoma

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Angle Closure Glaucoma

NAMA: RANAP HADIYANTO GULTOM, S.Ked

FAKULTAS KEDOKTERAN USU

BAB I

PENDAHULUAN

Glaukoma sudut tertutup adalah aposisi dari iris perifer ke dalam trabekular meshwork yang

menghasilkan penurunan drainase dari aqueous humor melalui sudut kamera okuli anterior.

Hal ini menyumbat aliran akueous humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat,

menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan penglihatan.1

Dari perkiraan 67 juta pasien dengan glaukoma di dunia ini, telah ditentukan bahwa

setengahnya adalah glaukoma sudut tertutup (Angle-Closure Glaucoma). Glaukoma sudut

tertutup primer (Primary Angle-Closure Glaucoma, PACG) dikatakan merupakan bentuk

glaukoma yang paling sering terjadi di dunia, dan penyebab kebutaan bilateral. Kejadiannya

lebih sedikit di dunia barat, dan paling sering di Asia Timur. PACG menjadi 91% penyebab

kebutaan bilateral di Cina dan menyerang lebih dari 1,5 juta orang.1

Glaukoma sudut tertutup terbagi atas glaukoma sudut tertutup primer dan sekunder.

Gejala klinis dari glaukoma sudut tertutup meliputi gejala prodromal seperti penampakan

warna halo sekeliling cahaya. Gejala selanjutnya mual-muntah, penurunan ketajaman

penglihatan. Diagnosis banding dari penyakit ini adalah iritis akut, dan konjungtivitis akut.

Klinisi harus mengidentifikasi perubahan anatomik yang telah terjadi dan patofisiologi yang

mendasari dan yang berperan terhadap perubahan tersebut sehingga dapat melakukan terapi

awal yang tepat untuk masing-masing jenis dari glaukoma sudut tertutup.8

Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan

efektivitasnya dinilai dengan melakukan pengukuran tekanan intraokular (tonometri),

inspeksi diskus optikus, dan pengukuran lapangan pandang secara teratur.2Penatalaksanaan

dari glaukoma sudut tertutup ini adalah dengan pemberiaan obat-obatan, pembedahan,

maupun tindakan laser.8

Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi yang

sesegera mungkin. Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut

tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutuhan permanen dalam 2 – 3 hari.9

1

Page 2: Angle Closure Glaucoma

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Glaukoma sudut tertutup adalah aposisi dari iris perifer ke dalam trabekular meshwork yang

menghasilkan penurunan drainase dari aqueous humor ke sudut kamera okuli anterior.1Hal ini

menyumbat aliran akueous humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat,

menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan penglihatan.2

Berbagai diskusi tentang glaukoma sudut tertutup menghasilkan berbagai terminologi

terhadap penyakit ini, khususnya glaukoma sudut tertutup primer. Secara tradisional,

glaukoma sudut tertutup dibagi ke dalam 2 kategori yaitu glaukoma sudut tertutup primer dan

sekunder. Masing-masing kategori lebih lanjut dibagi berdasarkan simtomatologi, etiologi,

dan durasi dari tiap-tiap penyakit. Seringnya, masing-masing berakhir dalam glaukoma,

walaupun dalam beberapa kasus kehilangan lapangan pandang glaukomatous atau neuropati

optik glaukomatous tidak terjadi. Belakangan, kecenderungan untuk membedakan berbagai

jenis glaukoma sudut tertutup tergantung kepada apakah kerusakan saraf optikus

glaukomatous ada atau tidak. Kecenderungan ini khususnya terlihat pada glaukoma sudut

tertutup primer, dimana peneliti telah berusaha untuk membuat terminologinya lebih mirip

kepada penggunaan penyakit glaukoma sudut terbuka primer.1

2.2. Epidemiologi

Dari perkiraan 67 juta pasien dengan glaukoma di dunia ini, telah ditentukan bahwa

setengahnya adalah glaukoma sudut tertutup (Angle-Closure Glaucoma). Glaukoma sudut

tertutup primer (Primary Angle-Closure Glaucoma, PACG) dikatakan merupakan bentuk

glaukoma yang paling sering terjadi di dunia, dan penyebab kebutaan bilateral. Kejadiannya

lebih sedikit di dunia barat, dan paling sering di Asia Timur. PACG menjadi 91% penyebab

kebutaan bilateral di Cina dan menyerang lebih dari 1,5 juta orang.1

Sejarah modern dari PACG dimulai sejak hampir 150 tahun yang lalu. Pada tahun

1856, Von Graefe memperkenalkan sebuah iridektomi pada mata staphilomatous dan

mendemonstrasikan pengobatan pertama untuk akut “inflammatory glaukoma”. Namun,

patofisiologi PACG dan bagaimana iridectomy menjadi terapi untuk hal tersebut masih

menyisahkan pertanyaan pada abad berikutnya. Pada tahun 1873, Leber menuliskan bahwa

aqueous disekresikan dari prosesus silier, diangkut melalui pupil, dan sampai ke ruang

anterior (kamera okuli anterior). Dia memperkirakan bahwa pergerakan iris ke depan dapat

2

Page 3: Angle Closure Glaucoma

meyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (IOP) dan glaukoma sudut tertutup. Pada abad

19 berikutnya, hipotesa Weber dan Priestly Smith menyatakan bahwa sudut tertutup terjadi

sebagai hasil dari pembengkakan dari prosesus silier, yang mendesak iris ke depan melewati

trabekular meshwork. Pada tahun 1920, Edward Curran memperkenalkan the mechanism of

papillary block and the importance of an iridectomy in breaking this impeded aqueous flow.

Teori dan observasi pertamanya pada PACG akhirnya diterima pada tahun 1951, mengikut

presentasi dari Joseph Haas, Harold Scheie, dan Paul Chandler, mengkonfirmasi the principle

of “relative papillary block”. Peningkatan akan gonioskopi terjadi pada tahun 1940, oleh

Barkan, Trantus, Koeppe, Salzmann, dan Troncoso selanjutnya membantu mendefenisikan

dan membedakan glaukoma sudut tertutup.1

Hampir 80.000 penduduk Amerika Serikat buta akibat glaukoma, sehingga penyakit

ini menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat. Glaukoma

akut (sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus pada orang Kaukasus. Persentasi ini lebih

tinggi pada orang Asia, terutama di antara orang Burma dan Vietnam di Asia Tenggara.2

2.3. Fisiologi Humor Akueus

Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata.

Humor akueus diproduksi oleh korpus siliare. Setelah masuk ke kamera posterior, humor

akueus mengalir melalui pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera

anterior. Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan

darah di iris. Jalinan/jala trabekular terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik

yang dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-

pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui

insersinya ke dalam jaringan trabekuler memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut

sehingga kecepatan drainase humor akueus juga meningkat. Aliran humor akueus ke dalam

kanalis schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transelular siklik di lapisan

endotel. Dari kanalis schlemm humor akueus akan mengalir ke vena episklera.2,3

3

Page 4: Angle Closure Glaucoma

Gambar 1. Fisiologi/pembentukan humor akueous4

Gambar 2. Fisiologi humor akueous7

2.4. Faktor risiko

4

Page 5: Angle Closure Glaucoma

Faktor risiko dari glaukoma sudut tertutup dapat dibagi ke dalam faktor anatomik dan faktor

general, diantaranya:

2.4.1. Faktor anatomik5

Mata hipermetropi dengan kamera okuli anterior yang dangkal

Mata dimana diafragma iris-lensa berada pada daerah anterior

Mata dengan sudut kamera okuli anterior yang sempit, yang mungkin disebabkan

oleh: bola mata yang kecil, ukuran lensa yang relatif besar, dan diameter kornea yang

kecil atau ukuran badan silier yang besar

Bentuk atau susunan iris yang plateau

2.4.2. Faktor general5

Umur. PACG umumnya terjadi pada umur 50 tahun

Jenis kelamin. Perempuan lebih sering terkena PACG dibandingkan dengan pria (4:1)

Tipe personaliti. Lebih sering terjadi pada individu yang sering kawatir dengan sistem

vasomotor yang tidak stabil

Musim. Insidensi memuncak dilaporkan pada musim hujan.

Riwayat keluarga. PACG berpotensial diturunkan.

Ras. Pada ras kaukasian, jumlah PACG kira-kira 6% dari seluruh penderita glaukoma

dan pada dekade ke enam dan tujuh. Umumnya terjadi pada Asia Timur-Selatan,

Cina, dan Eskimo, namun jarang pada kulit hitam. Pada orang Asia terjadi pada

dekade ke 5 dan 6 dan jumlahnya 50% penderita glaukoma dewasa.

Tabel 1. Faktor risiko glaukoma sudut tertutup7

2.5. Patogenesis

5

Page 6: Angle Closure Glaucoma

Glaukoma sudut tertutup adalah aposisi dari iris perifer ke dalam trabekular meshwork yang

menghasilkan penurunan drainase dari aqueous humor melalui sudut kamera okuli anterior.

Di dalam mempertimbangkan patogenesis yang mendasari sudut tertutup, sangat penting

untuk menilai posisi dan ukuran relatif dan absolut dari setiap struktur segmen anterior dan

perbedaan tekanan antara kamera okuli anterior dan kamera okuli posterior. Secara

konseptual, mekanisme sudut tertutup dibagi ke dalam dua kategori diantaranya:1

Mekanisme yang mendorong iris ke depan dari belakang

Mekanisme yang menarik iris ke depan hingga berhubungan dengan trabekular

meshwork

Gambar 3. Mekanisme Sudut Tertutup5

2.5.1. Sumbatan Pupil (Pupillary Block)

Sumbatan pupil merupakan penyebab tersering sudut tertutup dan merupakan penyebab dasar

dari sebagian besar kasus dari sudut tertutup primer. Aliran akueous humor dari kamera okuli

posterior ke dalam pupil terhalang, dan sumbatan ini menciptakan perbedaan tekanan antara

kamera okuli anterior dengan kamera okuli posterior, menyebabkan iris perifer bergerak ke

depan terhadap trabekular meshwork. Sumbatan pupil absolut terjadi pada saat tidak ada

pergerakan akueous humor ke pupil sebagai hasil dari 360° sinekia posterior. Sinekia

posterior ini dapat terbentuk di antara iris dan lensa kristalin, lensa intraokular kapsul

remnans, dan atau vitreous face. Sumbatan pupil relatif terjadi pada saat adanya restriksi

6

Page 7: Angle Closure Glaucoma

pergerakan dari akueous ke pupil karena iris berhubungan dengan lensa, lensa intraokular,

kapsul remnans, hialoid anterior, atau vitreous space-occupying substance (udara, minyak

silikon). Sumbatan pupil relatif dan absolut dapat dilakukan iridektomi perifer anobstruksi.1

Gambar 4. Sumbatan pupil sebelum iridektomi laser6

2.5.2. Sudut tertutup tanpa sumbatan pupil

Glaukoma sudut tertutup dapat terjadi tanpa sumbatan pupil. Aposisi iridotrabekular, atau

sinekia, dapat dihasilkan dari iris dan atau lensa yang terdorong, mengalami rotasi, dan atau

tertarik ke depan untuk beberapa alasan. Masing-masing dari mekanisme yang mendasari ini

biasanya dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan yang komprehensif, termasuk gonioskopi.1

2.5.3. Glaukoma sudut tertutup yang diinduksi lensa

Intumesens atau dislokasi lensa (dehisens zonula komplit) dapat meningkatkan sumbatan

pupil dan menyebabkan sudut tertutup. Sudut tertutup dari besar yang tidak biasanya atau

lensa intumesens sering disamakan dengan glaukoma pakomorfik. Dengan lensa subluksasi

(dehisens zonula parsial), sebagaimana dalam sindrom Marfan atau hemosistinuria, sumbatan

pupil dari lensa atau vitreous dapat terjadi. Sumbatan lensa (Mobile Lens Syndrome) baru-

baru ini digunakan sebagai frasa dalam mekanisme yang mendasari dari glaukoma sudut

tertutup primer, dimana lensa memiliki kecenderungan untuk berotasi kedepan, khususnya

dalam prone position, gangguan sumbatan pupil relatif dan sudut tertutup.1

2.5.4. Glaukoma sudut tertutup yang diinduksi iris

7

Page 8: Angle Closure Glaucoma

Glaukoma sudut tertutup yang diinduksi iris terjadi ketika iris perifer disebabkan oleh aposisi

iridotrabekular. Hal ini dapat terjadi dengan insersi iris anterior ke dalam spur sklera; iris

perifer yang tebal, yang mengalami dilatasi ke dalam trabekular meshwork; dan atau prosesus

siliaris yang berpindah ke anterior, dimana iris perifer berotasi ke depan (iris plateau). Dan

lagi, sudut tertutup terdapat pada aniridia.1

2.6. Klasifikasi

2.6.1. Sudut Tertutup Primer (Primary Angle Closure/PAC)

Sudut tertutup primer adalah suatu penyakit kompleks yang merupakan penyebab glaukoma

di dunia ini. Sumbatan pupil relatif merupakan penyebab lebih dari 90% kasus sudut tertutup

primer, walaupun baru-baru ini iris plateau dan sumbatan lensa (pergerakan lensa anterior)

telah berimplikasi sebagai penyebab atau penyebab parsial dari sudut tertutup kronik,

khususnya terlihat di Asia Timur.1

Faktor risiko perkembangan sudut tertutup primer1

a. Ras. Prevalensi PACG pada pasien umur lebih dari 40 tahun sangat bervariasi

tergantung pada ras: 0,1%-0,6% pada kulit putih, 0,1%-0,2% pada orang Afrika, 2,1-

5,0% pada Inuits, 0,4%-1,4% pada Asia Timur, 0,3% pada orang Jepang, dan 2,3%

pada etnis campuran di Afrika Selatan.

b. Biometri okuler. Pasien dengan glaukoma sudut tertutup memiliki segmen anterior

penuh (crowded) yang kecil dan panjang aksial yang pendek. Faktor predisposisi yang

sangat penting untuk sudut tertutup adalah kamera okuli anterior yang dangkal, lensa

yang tebal dan kurvatura anterior dari lensa yang meningkat, panjang aksial yang

pendek, jari-jari kurvatura dan diameter kornea yang kecil. Dalam dari kamera okuli

anterior kurang dari 2,5 mm merupakan predisposisi pasien untuk mengalami sudut

tertutup primer, mengingat kebanyakan pasien dengan sudut tertutup primer memiliki

kedalaman kamera okuli anterior kurang dari 2,1 mm.

c. Umur. Sudut tertutup primer jarang pada pasien kurang dari 40 tahun; prevalensinya

meningkat pada dekade setelah 40 tahun. Peningkatan insidensi dengan umur ini telah

dijelaskan dengan semakin meningkatnya ketebalan dari lensa, lensa akan bergerak ke

depan seiring dengan pertambahan umur, dan hasilnya terjadi peningkatan kontak

iridolentikular.

d. Gender. Sudut tertutup primer terjadi 2 sampai 4 kali lebih sering pada wanita

dibandingkan dengan pria, terlepas dari ras. Pada studi penilaian dari biometri okular,

wanita memiliki panjang aksial dan segmen anterior yang kecil dibandingkan dengan

8

Page 9: Angle Closure Glaucoma

pria. Namun, perbedaan ini tidak cukup besar untuk menjelaskan predileksi dari

gender.

e. Riwayat keluarga. Insidensi sudut tertutup primer meningkat pada relatif first-degree.

Pada kulit putih, insidensi sudut tertutup primer pada relatif first-degree telah

dilaporkan menjadi di antara 1% dan 12%, sedangkan pada survei populasi di Cina,

risiko 6 kali lebih besar pada pasien dengan riwayat keluarga yang menderita sudut

tertutup primer.

f. Refraksi. Sudut tertutup primer umumnya terjadi pada pasien dengan hiperopia

terlepas dari ras. Peningkatan insidensi myopia, khususnya di Asia, mungkin

berpeluang dalam peningkatan prevalensi dari penyakit ini.

2.6.1.1. Sudut Tertutup Primer Akut

Sudut tertutup primer akut terjadi ketika tekanan intraokular meningkat secara cepat sebagai

hasil dari sumbatan relatif yang tiba-tiba dari trabekular meshwork oleh iris. Manifestasi

tipikal dari penyakit ini adalah nyeri okular, nyeri kepala, pandangan kabur, halo warna

pelangi sekeliling cahaya, mual, dan muntah. Peningkatan tekanan intraokular yang relatif

tinggi menyebabkan edema epitel kornea, yang bertanggung jawab untuk gejala visual.

Tanda-tanda dari sudut tertutup akut adalah:1

Tekanan intraokular yang tinggi

Middilatasi, lembam, dan pupil ireguler

Edema epitel kornea

Kongesti pembuluh darah konjungtiva dan episklera

Kamera okuli anterior yang dangkal

Jumlah yang sedikit dari sel-sel aqueous

Gambar 5. Glaukoma akut5 Gambar 6. Glaukoma sudut tertutup akut6

9

Page 10: Angle Closure Glaucoma

2.6.1.2. Sudut Tertutup Primer Subakut atau Intermiten

Subakut (intermitten atau prodromal) sudut tertutup merupakan suatu kondisi dengan

karakteristik episode pandangan kabur, halo, dan nyeri ringan yang disebabkan oleh

peningkatan tekanan intraokular. Gejala ini sembuh secara spontan, khususnya selama tidur

yang diinduksi miosis, dan tekanan intraokular biasanya normal di antara episode, yang

terjadi secara periodik selama beberapa hari atau minggu. Episode ini dapat membingungkan

dengan sakit kepala atau migren. Diagnosis yang tepat dapat diperoleh hanya dengan indeks

kecurigaan yang tinggi dan gonioskopi. Iridektomi laser merupakan pengobatan untuk sudut

tertutup subakut. Kondisi ini dapat menjadi sudut tertutup kronis atau serangan akut yang

tidak sembuh secara spontan.1

2.6.1.3. Sudut Tertutup Primer Kronik

Sudut tertutup kronik dapat berkembang setelah sudut tertutup akut dimana terdapat sinekia

atau ketika sudut ruang tertutup secara bertahap dan tekanan intraokular meningkat dengan

lambat.1

2.6.1.4. Sudut Kamera Anterior Sempit

Hanya sedikit persentase pasien dengan kamera okuli anterior dangkal yang berkembang

menjadi glaukoma sudut tertutup. Banyak klinisi mencoba untuk memprediksi pasien

asimtomatik dengan tekanan intraokuler normal akan berkembang menjadi sudut tertutup

dengan melakukan berbagai tes provokasi. Tes ini didisain untuk mempresipitasi sedikit

bentuk dari sudut tertutup, yang dapat dideteksi dengan gonioskopi dan pengukuran tekanan

intraokuler. Metode yang umumnya digunakan termasuk dilatasi pupil dan tes prone-

darkroom. Tekanan intraokuler meningkat 8 mmHg atau lebih dianggap positif. Tekanan

asimetrik yang meningkat di antara 2 mata yang sesuai dengan sudut tertutup juga

dipertimbangkan tanda positip.1

2.6.1.5. Iris Plateau

Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman kamera anterior sentral

normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena insersi iris secara kongenital terlalu

tinggi. Mata dengan kelainan ini jarang mengalami sumbatan pupil, tetapi dilatasi akan

menyebabkan merapatnya iris perifer, sehingga menutup sudut (pendesakan sudut) sekalipun

telah dilakukan iridektomi perifer. Para pengidap kelainan ini datang dengan glaukoma sudut

tertutup akut pada usia muda, dan kambuh setelah tindakan iridektomi perifer. Diperlukan

terapi miotik jangka panjang atau iridoplasti laser. Pada pasien iris plateau, dilatasi pupil

untuk pemeriksaan fundus cenderung menimbulkan penutupan akut sudut dan mencetuskan

10

Page 11: Angle Closure Glaucoma

kejadian serupa pada mata lain yang dengan kamera anteriornya dalam- diakibatkan oleh

pendesakan sudut, bukan oleh mekanisme penyumbatan pupil yang terjadi pada mata dengan

kamera anterior dangkal.1,2

2.6.2. Sudut Tertutup Sekunder (Secondary Angle Closure/ SAC)

2.6.2.1. Sudut Tertutup Sekunder Dengan Sumbatan Pupil

2.6.2.1.1. Sudut tertutup yang diinduksi lensa

2.6.2.1.1.1. Glaukoma pakomorfik

Seperti sudut tertutup primer, ukuran lensa dan sumbatan pupil relatif memainkan perananan

yang penting dalam kondisi ini. Perbedaan utama adalah bahwa sudut tertutup primer

cenderung terjadi dengan lambat pada pasien dengan hiperopia yang mengalami

pendangkalan progresif dari kamera okuli anterior sebagai hasil dari peningkatan diameter

lensa anterior-posterior. Proses dalam glaukoma pakomorfik jauh lebih cepat dan

dipresipitasi oleh pembengkakan lensa (intumesens) sebagai akibat dari pembentukan katarak

dan perkembangan dari sumbatan pupil pada mata yang secara anatomi tidak cenderung

untuk menutup.1

Gambar 7. Glaukoma pakomorfik5

2.6.2.1.1.2. Lentis Ektopia (Ectopia Lentis)

Lentis ektopia adalah pemindahan lensa dari posisi anatominya yang normal. Pemindahan

anterior lensa dapat menghasilkan sumbatan pupil olehnya sendiri atau kombinasi dengan

vitreous. Penyebab umum dari lentis ektopia adalah:1

Trauma

Sindrom Marfan

11

Page 12: Angle Closure Glaucoma

Homosistinuria

Mikrosperopakia

Sindrom Weill-Marchesani

Gambar 8. Glaukoma dengan lensa kamera okuli anterior6

2.6.2.1.1.3. Apakia atau Pseudopakia glaukoma Sudut Tertutup

Sumbatan pupil dapat terjadi pada mata apakia dan pseudopakia. Permukaan vitreous yang

utuh dapat menyumbat pupil dan atau iridektomi pada mata apakia atau pseudopakia atau

pada mata pakik dengan dislokasi lensa.

Gambar 9. Glaukoma apakia6

2.6.2.2. Sudut Tertutup Sekunder Tanpa Sumbatan Pupil

2.6.2.2.1. Glaukoma Neovaskular

Neovaskularisasi iris dan sudut kamera anterior paling sering disebabkan oleh iskemia retina

yang luas seperti yang terjadi pada sumbatan vena retina stadium lanjut pada diabetes.

Glaukoma timbul mula-mula disebabkan oleh sumbatan sudut oleh membrane fibrovaskular

12

Page 13: Angle Closure Glaucoma

tetapi kontraksi membran berikutnya menyebabkan penutupan sudut. Terapi glaukoma

neovaskular yang telah terbentuk sulit berhasil dan sering tidak memuaskan.2

Gambar 10. Glaukoma neovaskuler6

2.6.2.2.2. Sindrom Iridokorneoendotel (ICE)

Sindrom ICE adalah suatu kelompok kelainan dengan karakteristik endotel kornea abnormal

yang menyebabkan beberapa gangguan seperti atropi iris, glaukoma sudut tertutup sekunder,

dan edema kornea. Tiga variasi klinis dari sindrom ini, diantaranya:1

Sindrom Chandler

Atropi iris Esensial/Progresif

Sindrom Cogan-Reese/ Nevus Iris

13

Page 14: Angle Closure Glaucoma

Gambar 11. Sindrom ICE 6

Kelainan idiopatik pada dewasa muda yang jarang ini biasanya unilateral dan bermanifestasi

sebagai dekompensasi kornea, glaukoma, dan kelainan iris.

2.6.2.2.3. Tumor

Melanoma traktus uvealis dapat menimbulkan glaukoma akibat pergeseran korpus silier ke

anterior yang menyebabkan penutupan sudut sekunder, keterlibatan langsung sudut kamera

anterior, penyumbatan sudut filtrasi oleh dispersi pigmen, dan neovaskularisasi sudut sangat

mungkin diperlukan tindakan enukleasi.1

2.6.2.2.4. Inflamasi

Inflamasi okular dapat menyebabkan glaukoma sudut tertutup sekunder. Pada uveitis, tekanan

intraokular biasanya lebih rendah daripada normal karena korpus siliaris yang meradang

kurang berfungsi dengan baik. Namun, juga dapat terjadi peningkatan tekanan intraokular

melalui beberapa mekanisme. Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel radang dari

kamera anterior, disertai edema sekunder, atau kadang-kadang terlibat dalam proses

peradangan yang secara spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis). Uveitis kronik

atau rekuren menyebabkan gangguan permanen fungsi trabekula, sinekia anterior perifer, dan

kadang-kadang neovaskularisasi sudut, yang semuanya meningkatkan kemungkinan

glaukoma sekunder.1,2

2.6.2.2.5. Trauma

Cedera kontusio bola mata dapat disertai peningkatan dini tekanan intraokular akibat

perdarahan ke kamera anterior (hifema). Darah bebas menyumbat jalinan trabekular, yang

juga mengalami edema akibat cedera. Terapi awal biasanya terapi medis, tetapi mungkin

diperlukan tindakan bedah apabila tekanan tetap tinggi. Efek lambat cedera kontusio pada

tekanan intraokular disebabkan oleh kerusakan langsung sudut.1,2

Beberapa hal lain yang dapat menyebabkan glaukoma sudut tertutup sekunder:1

Misdireksi akueous

Efusi uveal dan nonrhegmatogenous retinal detachment

Pertumbuhan terhambat epitel dan fibrosa

Bedah retina dan penyakit vaskular retina

Nanophthalmos

Kamera anterior yang datar

Glaukoma sudut tertutup yang diinduksi obat-obatan

Retinopathy of Prematurity/Persistent Hyperplastic Primary Vitreous

14

Page 15: Angle Closure Glaucoma

2.7. Gejala Dan Tanda (Sign And Symptom)

Sebelum penderita mendapat serangan akut ia mengalami prodroma-prodroma walau ini tidak

selalu terjadi. Di bawah ini beberapa gejala yang sering terjadi adalah:7

Onset akut dari nyeri yang hebat. Peningkatan tekanan intraokuler memainkan

peranan dalam nervus kornea (nervus optalmikus atau cabang pertama dari nervus

trigeminus) untuk menyebabkan nyeri tumpul. Nyeri ini dapat menyebar ke pelipis,

belakang kepala, dan rahang via ketiga cabang dari nervus trigeminus, yang dapat

menutupi dasar okular mata.

Mual dan muntah karena iritasi nervus vagus dan dapat merangsang kelainan

abdomen. Gejala yang umum diantaranya sakit kepala, muntah, dan mual dapat terjadi

pada penyakit ini.

Penurunan ketajaman penglihatan. Pasien mengeluhkan pandangan yang kabur dan

warna halo sekeliling cahaya pada mata yang bermasalah. Gejala ini disebabkan oleh

edema epitel kornea yang dipresipitasi oleh peningkatan tekanan yang besar.

Gejala prodromal. Pasien melaporkan episode transitori pandangan kabur atau

penampakan warna halo mengelilingi cahaya pada mata yang bermasalah. Gejala

prodromal ini dapat dilupakan pasien sebagai hal yang tidak penting pada episode

ringan dimana mata dapat kembali ke normal. Identifikasi awal dari pasien dengan

risiko kamera okuli anterior yang dangkal dan temuan gonioskopi dengan kerusakan

struktur sudut dapat sangat baik sebelum gejala klinis muncul.

2.8. Diagnosis

Untuk mendiagnosis diperlukan beberapa hal, diantaranya:

Gejala klinis8

Pemeriksaan khusus untuk glaukoma, diantaranya:

Pemeriksaan tajam penglihatan. Cara pemeriksaan ini bukan merupakan cara

yang khusus untuk glaukoma. Seorang penderita glaukoma dengan tajam

penglihatan goyang tangan atau hitung jari misalnya, sudah jelas prognosisnya

tidak baik. Sebaliknya tajam penglihatan 6/6, jangan ditarik kesimpulan bahwa

tidak ada glaukoma. Keterangannya adalah bahwa kerusakan saraf optik pada

glaukoma kronik dimulai dari tepi lapang pandangan dan lambat laun meluas

ke tengah. Dengan demikian penglihatan sentral (fungsi makula) bertahan

15

Page 16: Angle Closure Glaucoma

lama, walaupun penglihatan perifer sudah tidak ada. Keadaan ini seperti kalau

kita berada dalam terowongan.8

Tonometri. Tonometri diperlukan untuk mengukur tekanan bola mata. Dikenal

tiga macam tonometri, yaitu:

1. Cara digital dengan jari telunjuk. Cara ini adalah yang paling mudah,

tetapi juga yang paling tidak cermat, sebab cara mengukurnya dengan

perasaan jari telunjuk kita. Caranya adalah dengan kedua jari telunjuk

diletakkan di atas bola mata sambil penderita disuruh melihat ke

bawah. Ia tidak boleh menutup mata, sebab menutup mata

mengakibatkan tarsus kelopak mata yang keras pindah ke depan bola

mata, hingga apa yang kita palpasi adalah tarsus dan ini selalu member

kesan perasaan keras. Tinggi rendah tekanan dicatat sebagai berikut:

Tn: normal; Tn + 1 : agak tinggi; Tn – 1; agak rendah, dan

sebagainya.8

2. Cara mekanik dengan tonometer Schiotz. Alat ini populer sekali,

harganya terjangkau oleh tiap rumah sakit, praktis, karena dapat

dibawa ke mana-mana dan dapat dimasukkan ke dalam saku.

Kelemahannya adalah bahwa apabila hasil pembacaan menjadi terlalu

rendah, misalnya pada miopia tinggi. Walaupun ketelitiannya dalam

beberapa hal kurang dapat diandalkan, karena faktor-faktor yang

menguntungkan seperti tersebut di atas, alat ini masih berguna sekali

dan masih dapat diterima penggunaannya. Tekanan bola mata yang

normal berkisar antara 15 dan 20 mmHg. Umumnya tekanan 24,4

mmHg masih dianggap sebagai batas tertinggi. Tekanan 22 mmHg

dianggap “high normal” dan kita sudah harus waspada.8

3. Cara aplanasi dengan tonometer aplanasi Goldmann. Alat ini harganya

cukup mahal, sekitar sepuluh kali harga tonometer Schiotz; disamping

itu dalam penggunaannya memerlukan Slitlamp, hingga semuanya

menjadi mahal. Negara-negara yang sudah maju secara luas

menggunakan alat ini dan dalam komunikasi internasional secara tidak

resmi hanya percaya tonometri aplanasi. Keuntungan daripada

tonometri aplanasi adalah bahwa faktor kekakuan (rigidity) sklera

dapat diabaikan, hingga membuat hasil pengukuran lebih cermat.8

16

Page 17: Angle Closure Glaucoma

Gonioskopi. Gonioskopi adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata

depan dengan menggunakan suatu lensa kontak khusus. Dalam hal glaukoma

gonioskopi diperlukan untuk menilai lebar sempitnya sudut bilik mata depan.

Dengan gonioskopi dapat dibedakan antara glaukoma jenis sudut terbuka

dengan jenis sudut tertutup. Begitu pula dapat diperiksa apakah ada perlekatan

iris di bagian perifer (sinekia anterior perifer). Gonioskopi tentu sangat

berguna untuk dapat meramalkan apakah suatu sudut mata akan mudah

tertutup di kemudian hari. Dengan cara yang sederhana sekali, seorang dokter

dapat mengira-ngira tentang lebar sempitnya suatu sudut bilik mata depan,

yaitu dengan menyinari bilik mata depan dari samping dengan sentolop. Iris

yang datar akan disinari secara merata. Ini berarti sudut bilik mata depan

terbuka. Apabila iris tersinari hanya sebagian, yaitu terang di bagian lampu

senter tetapi membentuk bayangan di bagian lain, kemungkinan adalah bahwa

sudut bilik mata depan sempit atau tertutup.8

Gambar 12. Gonioskopi4

Oftalmoskopi. Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk memperhatikan

keadaan papil saraf optik, sangat penting dalam pengelolaan glaukoma yang

kronik yang dinilai adalah warna papil saraf optik, lebarnya ekskavasi. Apakah

suatu pengobatan berhasil atau tidak dapat dilihat dari ekskavasi yang luasnya

tetap atau terus membesar.8

17

Page 18: Angle Closure Glaucoma

Gambar 13. Tonometri Schiotz7

18

Page 19: Angle Closure Glaucoma

Gambar 14. Tonometri Aplanasi Goldmann7

2.9. Diagnosa Banding

19

Page 20: Angle Closure Glaucoma

Walaupun glaukoma akut begitu jelas tanda-tandanya, kadang-kadang timbul keragu-raguan

pada dokter umum yang sehari-hari tidak melihat kasus glaukoma akut. Beberapa penyakit

mata yang mirip adalah:8

Iritis akut

Nyeri mata pada iritis tidak sehebat glaukoma akut

Fotopobi lebih hebat daripada glaukoma akut

Kornea masih mengkilat

Pupil kecil

Kamera okuli anterior tidak terlalu dangkal atau normal

Tekanan bola mata biasa atau rendah

Konjungtivitis akut

Tak ada nyeri atau mungkin hanya sedikit

Tak ada perubahan tajam penglihatan

Ada sekret mata

Hiperemi konjungtiva berat; tidak ada hiperemi perikorneal

Diagnosis banding, terutama dengan iritis akut penting sekali sehubungan dengan

pengobatannya yaitu pada glaukoma akut dan iritis akut bertentangan. Glaukoma diobati

dengan miotikum, pada iritis justru dilarang. Sebaliknya pada iritis pengobatan yang penting

adalah dengan midriatik dan pada glaukoma ini sangat berbahaya.8

2.9. Penatalaksanaan

Pertama-tama harus diingat bahwa glaukoma akut merupakan masalah pembedahan.

Pengobatan dengan obat harus dilaksanakan sebagai tindakan pertolongan darurat atau

sebagai persiapan pembedahan. Untuk dokter umum boleh dikatakan bahwa tugas mereka di

daerah adalah memberi pengobatan secepatnya, kemudian merujuknya ke rumah sakit yang

ada fasilitas untuk pembedahan mata.8

a. Pengobatan dengan obat-obatan8

Miotik: yang paling mudah didapat adalah pilokarpin 2 – 4% tetes mata yang

diteteskan tiap menit 1 tetes selama 5 menit, kemudian disusul 1 tetes tiap jam

sampai 6 jam

Carbonicanhidrase inhibitor: yang biasa dipakai adalah tablet asetazolamid,

250 mg, 2 tablet sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sampai 24 jam

Obat hiperosmotik: yang paling mudah adalah larutan gliserin, 50% yang

diberikan oral. Dosis 1 – 1,5 gram/kg berat badan. Untuk praktisnya dapat

20

Page 21: Angle Closure Glaucoma

dipakai 1 cc per kg berat badan. Gliserin ini harus diminum sekaligus. Tidak

banyak gunanya apabila diminum sedikit demi sedikit. Karena gliserin ini

terlalu manis hingga dapat menyebabkan rasa mual pada penderita, boleh

diteteskan jeruk nipis agar terasa seperti air jeruk. Obat lain yang hiperosmotik

tetapi tidak mudah didapat di daerah pedesaan adalah mannitol 20% yang

diberikan per infus + 60 tetes per menit.

Morfin: suntikan 10 – 15 mg mengurangi rasa sakit dan mengecilkan pupil.

Kasiat pilokarpin adalah miosis dan karenanya melepaskan iris dari jaringan

trabekulum. Sudut bilik mata depan akan terbuka. Daya kerja aceta solamide

adalah mengurangi pembentukan akueous humor. Gliserin dan manitol

mempertinggi daya osmosis plasma.

Tabel 2. Pengobatan topikal glaukoma4

b. Pembedahan

Sebelum pembedahan, tiap glaukoma akut harus diobati terlebih dahulu. Dengan cara

seperti tersebut di atas tekanan bola mata yang tadinya sangat tinggi dapat diturunkan

21

Page 22: Angle Closure Glaucoma

sampai di bawah 25 mmHg. Ini tercapai dalam 24 jam. Apabila mata masih terlalu

merah, dapat ditunggu satu hari sampai mata lebih putih, barulah mata penderita

dibedah.8

Iridektomi perifer. Pembedahan ini digunakan untuk glaukoma dalam fase

prodromal, glaukoma akut yang baru terjadi sehari atau untuk tindakan

pencegahan pada mata sebelahnya yang masih sehat. Pada prinsipnya dibuat

lubang di bagian perifer iris. Maksudnya adalah untuk menghindari “papillary

block”. Iridektomi ini biasanya dibuat di sisi temporal atas.8

Gambar 15. Iridektomi perifer4

Pembedahan filtrasi. Pembedahan ini dilakukan kalau glaukoma akut sudah

berlangsung lama atau penderita sudah masuk stadium glaukoma kongesti

kronik.8

Iridektomi perifer preventif. Serangan glaukoma akut biasanya terjadi

unilateral. Nasib mata sebelahnya yang masih sehat menurut beberapa laporan

terdapat risiko 60% terjadinya glaukoma akut dalam 5 tahun mendatang. Ini

merupakan alasan untuk melakukan iridektomi perifer preventif.8

22

Page 23: Angle Closure Glaucoma

Gambar 16. Bedah Filtrasi7

c. Bedah laser

23

Page 24: Angle Closure Glaucoma

Laser iridektomi. Diindikasikan pada keadaan glaukoma sudut tertutup dengan

blok pupil, iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya blok

pupil pada mata yang berisiko, yang ditetapkan melalui evaluasi gonioskopi.

Iridektomi laser juga dilakukan pada serangan glaukoma akut dan pada mata

kontra-lateral dengan potensial glaukoma akut.

Laser iridoplasti. Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intraokular gagal

diturunkan secara intensif dengan terapi medika mentosa. Bila tekanan

intraokularnya tetap sekitar 40 mmHg, visus jelek, kornea edema, dan pupil

tetap dilatasi. Pada laser iridoplasti ini pengaturannya berbeda dengan

pengaturan pada laser iridektomi. Di sini pengaturannya dibuat sesuai untuk

membakar iris agar otot spingter iris berkontraksi, sehingga iris bergeser

kemudian sudutpun terbuka. Agar laser iridoplasti berhasil maka titik

tembakan harus besar, powernya rendah, dan waktunya lama.

Gambar 17. Laser Argon7

24

Page 25: Angle Closure Glaucoma

Bagan 1. Penatalaksanaan Glaukoma7

2.11. Prognosa

Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi yang sesegera

mungkin. Sering diagnosa dibuat pada stadium lanjut, dimana lapangan pandang telah hilang

secara progresif, iris menjadi atrofi dan midriasis pupil telah menetap. Penanganan episode

akut yang terlambat akan menyebabkan sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan

menyebabkan kebutuhan permanen dalam 2 – 3 hari.9

BAB III

25

Page 26: Angle Closure Glaucoma

KESIMPULAN

Glaukoma sudut tertutup adalah aposisi dari iris perifer ke dalam trabekular meshwork yang

menghasilkan penurunan drainase dari aqueous humor melalui sudut kamera okuli anterior.

Hal ini menyumbat aliran akueous humor dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat,

menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan penglihatan.

Glaukoma sudut tertutup terbagi atas glaukoma sudut tertutup primer dan sekunder.

glaukoma sudut tertutup primer terbagi atas glaukoma sudut tertutup primer akut, sub akut

atau intermiten, kronik, sudut kamera anterior sempit, dan iris plateau. Glaukoma sudut

tertutup sekunder terbagi atas sudut tertutup sekunder dengan sumbatan pupil, dan tanpa

sumbatan pupil.

Untuk mendiagnosa glaukoma sudut tertutup diperlukan anamnesis dan gejala klinis,

pemeriksaan khusus glaukoma diantaranya pemeriksaan tajam penglihatan, tonometri (digital

dengan jari telunjuk, cara mekanik dengan tonometer Schiotz, aplanasi Goldmann),

gonioskopi. Diagnosis awal dan pengobatan pada kebanyakan bentuk dari glaukoma sudut

tertutup dapat sangat berarti, sehingga pemahaman dan pengidentifikasian terhadap berbagai

bentuk patofisiologi sangat penting di dalam pengobatan awal yang tepat. Dan juga, skrining

pasien dengan risiko besar glaukoma sudut tertutup dapat bermanfaat di dalam mengurangi

jumlah pasien yang berkembang ke arah penyakit ini dan mengurangi risiko kebutaan.

Diagnosis banding dari penyakit ini adalah iritis akut, dan konjungtivitis akut. Klinisi harus

mengidentifikasi perubahan anatomik yang telah terjadi dan patofisiologi yang mendasari dan

yang berperan terhadap perubahan tersebut sehingga dapat melakukan terapi awal yang tepat

untuk masing-masing jenis dari glaukoma sudut tertutup.

Pada semua pasien glaukoma, perlu tidaknya terapi segera diberikan dan

efektivitasnya dinilai dengan melakukan pengukuran tekanan intraokular (tonometri),

inspeksi diskus optikus, dan pengukuran lapangan pandang secara teratur.2Penatalaksanaan

dari glaukoma sudut tertutup ini adalah dengan pemberiaan obat-obatan, pembedahan,

maupun tindakan laser. Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat

terapi yang sesegera mungkin. Penanganan episode akut yang terlambat akan menyebabkan

sinekia sudut tertutup permanen dan bahkan menyebabkan kebutuhan permanen dalam 2 – 3

hari.

DAFTAR PUSTAKA

26

Page 27: Angle Closure Glaucoma

1. Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB. Angle-Closure Glaucoma. Dalam: Liesegang TJ, Skuta GL, Cantor LB. Basic And Clinical Science Course Glaucoma. Section 10. American Academy Of Ophthalmology: United States Of America. 2005. Last Major Revision 2004 – 2005. h. 119 – 146.

2. Vaughan DG, Eva PR. Glaukoma. Dalam: Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika: Jakarta. 2000. h. 220 – 238.

3. Khaw PT, Shah P, Elkington AR. Glaucoma. Dalam: Khaw PT, Shah P, Elkington AR. ABC Of Eyes. Fourth Edition. BMJ Publishing Group Ltd, BMA House, Tavistock Square: London. 2005. h. 52 – 59.

4. Olver J, Cassidy L. Glaucoma – The Basics. Dalam: Olver J, Cassidy L. Ophthalmology At A Glance. Library of Congress Cataloging-in-Publication Data: Massachusetts 02148-5020,USA. 2005. h. 78 – 79.

5. Khurana AK. Glaucoma. Dalam: Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. Fourth Edition. New Age International: New Delhi. 2007. h. 205 – 241.

6. Lang GK. Glaucoma. Dalam: Lang GK, Amann J, Gareis O, Lang GE, Recker D, Spraul CW, Wagner P. Ophthalmology A Short Textbook. Thieme Stuttgart: New York. 2000. h. 233 – 269.

7. Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J. Glaucoma. Dalam: Schlote T, Rohrbach J, Grueb M, Mielke J. Pocket Atlas Of Ophthalmology. Georg Thieme Verlag Stuttgart: New York. 2006. h. 151 – 166.

8. Radjamin RKT, Akmam SM, Marsetio M, Sarwono D, Oka PN, Aswan EG, Ilyas S. Glaukoma. Dalam: Radjamin RKT, Akmam SM, Marsetio M, Sarwono D, Oka PN, Aswan EG, Ilyas S. Glaukoma. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum Dan Mahasiswa Kedokteran. Airlangga University Press: Surabaya. 1993. h. 137 – 154.

9. Amra AA. Penatalaksanaan Glukoma Akut. USU Repository Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan. 2008.

27