35
LBM 1 PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR STEP 1 Echymosis periorbital bilateral : kemerahan pada bawah mata di kedua sisi mata (Racoon sign, panda sign) Battle’s sign : echymosis pada daerah proc. masthoideus GCS : Glasgow Coma Scale, skala penilaian yg digunakan untuk menilai kesadaran berdasakan respon pembukaan mata, verbal, motorik STEP 2 Mengapa pasien PINGSAN setelah kecelakaan lalulintas?? Mengapa epitaksis?? Mengapa Echymosis periorbital bilateral?? Mengapa Batlle sign (+), tandanya (+) apa?? Mengapa keluar darah di kedua telinga?? Mengapa temperature meningkat?? DD????????? CEDERA KEPALA (Trauma Capitis) STEP 3 Mengapa pasien PINGSAN setelah kecelakaan lalulintas?? - Trauma pecahnya pembuluh darah darah menggumpal penyumbatan aliran darah ke otak suplay O2 ke otak menurun penurunan kesadaran - Trauma kepala akselerasi lesi konstusio Blockade saraf afferent penurunan kesadaran

Annisa_LBM 1 Modul 15 SGD 12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

modul 15

Citation preview

LBM 1PINGSAN SETELAH KEPALA TERBENTUR

STEP 1Echymosis periorbital bilateral : kemerahan pada bawah mata di kedua sisi mata (Racoon sign, panda sign)Battles sign : echymosis pada daerah proc. masthoideusGCS : Glasgow Coma Scale, skala penilaian yg digunakan untuk menilai kesadaran berdasakan respon pembukaan mata, verbal, motorikSTEP 2Mengapa pasien PINGSAN setelah kecelakaan lalulintas??Mengapa epitaksis??Mengapa Echymosis periorbital bilateral??Mengapa Batlle sign (+), tandanya (+) apa??Mengapa keluar darah di kedua telinga??Mengapa temperature meningkat??DD?????????CEDERA KEPALA (Trauma Capitis)

STEP 3Mengapa pasien PINGSAN setelah kecelakaan lalulintas?? Trauma pecahnya pembuluh darah darah menggumpal penyumbatan aliran darah ke otak suplay O2 ke otak menurun penurunan kesadaran Trauma kepala akselerasi lesi konstusio Blockade saraf afferent penurunan kesadaranMengapa epitaksis?? Trauma di area mukapecahnya pembuluh darah epitaksisMengapa Echymosis periorbital bilateral?? Trauma Perdarahan fossa cranii media masuk jaringan periorbital membeku warna kehitaman di periorbitalMengapa Batlle sign (+), tandanya (+) apa?? Trauma perdarahan fossa cranii posterior atau media?? masuk cavum timpani membeku warna kehitaman di postauricular Jika cavum timpani pecah otorhoeMengapa keluar darah di kedua telinga?? Trauma tekanan intracranial meningkat kompensasi : tekanan sistemik menurun suplay oksigen otak menurun gangguan metabol Trauma tekanan intracranial meningkat kompensasi : darah mencari jalan keluar alternativeMengapa temperature meningkat?? Trauma gangguan termoregulasi DD?????????Anatomi + GAMBAR!!CEDERA KEPALA (Trauma Capitis)Definisi : Trauma pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak dan jaringan otak itu sendiriEtiologi :Trauma :1. Primer :a. Langsung : trauma langsung menembus otakb. Tidak langsung : trauma hanya pada cranial

Akselerasi : Deakselerasi :2. Sekunder : akibat trauma saraf yg meluas melalui akson atau hipertensi intracranial, hypoxia, hipotensi sistemikKlasifikasi :Berdasarkan mekanik1. Trauma tertutup/Tumpul : trauma dengan benda tumpul2. Trauma terbuka/Tembus : trauma dengan luka tembak , luka bacokBerdasarkan berat sesuai GCS :1. Minimal : 15: tidak pingsan, tidak ada deficit neurologis2. RIngan : 13-14: pingsan 6 jam, disertai deficit neurologis

a. Spontaneous: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) spontanb. To voice/speach: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) saat dirangsang oleh suarac. To pain: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) saat dirangsang oleh nyerid. None: tidak ada responBerdasarkan morfologi1. Fraktur Tengkorak :2. Fraktur Calvaria :3. Fraktur Dasar tengkorak :Berdasarkan lesi1. Fokal : epidural, subdural, intracerebral2. Difus : hypoxia atau iskemikBerdasarkan patofisiologi1. Comotio cerebri : tidak ada kerusakan di jaringan otak, hanya kehilangan fungsi otak sesaat (gegar otak : hanya terguncang)2. Contutio cerebri : ada kerusakan jaringan otak (memar otak)3. Laserasi cerebri : kerusakan otak luas, jaringan parenkim otak robekManifestasi Klinis : Penurunan kesadaran Epiktasis Mual muntah Hematom Vertigo PusingDiagnosis :Aloanamnesis : Riwayat trauma Lama pingsanPF :Vital signGCSBattle signPemeriksaan status neurologikTanda traumaPenunjang :CT-scanX-rayPenatalaksanaan :Airways Breathing CirculationMenghentikan pendarahan aktifPemberian antibiotic jika terjadi pendarahan aktif atau keluarnya cairan di hidung atau telinga agar tidak terjadi infeksi sekuderPrognosis :

Sebutkan lapisan jaringan pelindung otak terhadap trauma external!!Jelaskan mekanisme dan pathogenesis cidera otak pada trauma kapitisJelaskan mekanisme peningkatan TIK akibat cedera kepalaJelakan hukum moonro KellyBagaimana membedakan epidural dan subdural brdasarkan gmbrn klinisPx klinis cedera kepalaJenis px penunjang diagnosticIndikasi cedera kepalaApa yg dmaksud dg trauma kepala primer dan skenderBgmn menidentifikasi tanda2 lucid interfalBgmn menidentifikasi tanda2 Fraktur basis kraniiPrinsip dasar pnanganan cedera kepalaKomplikasi yg sering muncul akibat cedera kepala (post kontusif syndrome)

STEP 4CONCEPT MAPPINGSTEP 5LEARNING ISSUEMengapa pasien PINGSAN setelah kecelakaan lalulintas?? Trauma pecahnya pembuluh darah darah menggumpal penyumbatan aliran darah ke otak suplay O2 ke otak menurun penurunan kesadaran Trauma kepala akselerasi lesi konstusio Blockade saraf afferent penurunan kesadaranMengapa epitaksis?? Trauma di area mukapecahnya pembuluh darah epitaksisMengapa Echymosis periorbital bilateral?? Trauma Perdarahan fossa cranii media masuk jaringan periorbital membeku warna kehitaman di periorbitalMengapa Batlle sign (+), tandanya (+) apa?? Trauma perdarahan fossa cranii posterior atau media?? masuk cavum timpani membeku warna kehitaman di postauricular Jika cavum timpani pecah otorhoeMengapa keluar darah di kedua telinga?? Trauma tekanan intracranial meningkat kompensasi : tekanan sistemik menurun suplay oksigen otak menurun gangguan metabol Trauma tekanan intracranial meningkat kompensasi : darah mencari jalan keluar alternativeMengapa temperature meningkat?? Trauma gangguan termoregulasi DD?????????Anatomi + GAMBAR!!CEDERA KEPALA (Trauma Capitis)Definisi : Trauma pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak dan jaringan otak itu sendiriEtiologi :Trauma :3. Primer :c. Langsung : trauma langsung menembus otakd. Tidak langsung : trauma hanya pada cranial

Akselerasi : Deakselerasi :4. Sekunder : akibat trauma saraf yg meluas melalui akson atau hipertensi intracranial, hypoxia, hipotensi sistemikKlasifikasi :Berdasarkan mekanik3. Trauma tertutup/Tumpul : trauma dengan benda tumpul4. Trauma terbuka/Tembus : trauma dengan luka tembak , luka bacokBerdasarkan berat sesuai GCS :5. Minimal : 15: tidak pingsan, tidak ada deficit neurologis6. RIngan : 13-14: pingsan 6 jam, disertai deficit neurologis

e. Spontaneous: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) spontanf. To voice/speach: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) saat dirangsang oleh suarag. To pain: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) saat dirangsang oleh nyerih. None: tidak ada responBerdasarkan morfologi4. Fraktur Tengkorak :5. Fraktur Calvaria :6. Fraktur Dasar tengkorak :Berdasarkan lesi3. Fokal : epidural, subdural, intracerebral4. Difus : hypoxia atau iskemikBerdasarkan patofisiologi4. Comotio cerebri : tidak ada kerusakan di jaringan otak, hanya kehilangan fungsi otak sesaat (gegar otak : hanya terguncang)5. Contutio cerebri : ada kerusakan jaringan otak (memar otak)6. Laserasi cerebri : kerusakan otak luas, jaringan parenkim otak robekManifestasi Klinis : Penurunan kesadaran Epiktasis Mual muntah Hematom Vertigo PusingDiagnosis :Aloanamnesis : Riwayat trauma Lama pingsanPF :Vital signGCSBattle signPemeriksaan status neurologikTanda traumaPenunjang :CT-scanX-rayPenatalaksanaan :Airways Breathing CirculationMenghentikan pendarahan aktifPemberian antibiotic jika terjadi pendarahan aktif atau keluarnya cairan di hidung atau telinga agar tidak terjadi infeksi sekuderPrognosis :

STEP 6BELAJAR MANDIRISTEP 7HASIL BELAJARMengapa pasien PINGSAN setelah kecelakaan lalulintas?? Trauma pecahnya pembuluh darah darah menggumpal penyumbatan aliran darah ke otak suplay O2 ke otak menurun penurunan kesadaran Trauma kepala akselerasi lesi konstusio Blockade saraf afferent penurunan kesadaranMengapa epitaksis?? Trauma di area mukapecahnya pembuluh darah epitaksis

Rinorhoe : durameter dan arachnoid robek karena fraktur pada lamina kribrosa. Trauma pada fosa anterio cranial LCS keluar lewat lamina kribosa. Otorhoe : robeknya lapisan pembungkus disekitar parstemporal karena fraktur pada parstemporal. Fraktur os. Temporal LCS keluar lewat tuba eustsius (menghubungkan telinga tengah dengan hidung) Amnesia retrograde : penyebab belum diketahui tetapi cedera pada batang otak dapat membuat hilangnya ingatan. Adanya gangguan di lobus occipital, temporal, dan parietal.

Mengapa Echymosis periorbital bilateral?? Trauma Perdarahan fossa cranii media masuk jaringan periorbital membeku warna kehitaman di periorbitalMengapa Batlle sign (+), tandanya (+) apa?? Trauma perdarahan fossa cranii posterior atau media?? masuk cavum timpani membeku warna kehitaman di postauricular Jika cavum timpani pecah otorhoeMengapa keluar darah di kedua telinga?? Trauma tekanan intracranial meningkat kompensasi : tekanan sistemik menurun suplay oksigen otak menurun gangguan metabol Trauma tekanan intracranial meningkat kompensasi : darah mencari jalan keluar alternativeMengapa temperature meningkat?? Trauma gangguan termoregulasi DD?????????Anatomi + GAMBAR!!

ANATOMI SSP (Susunan saraf pusat terdiri) dari: a) Otak (otak besar dan otak kecil)Otak besar (serebrum), terdiri atas: Korteks serebri, adalah substansia grisea yang terletak pada permukaan hemisfer serebri. Tiap hemisfer serebri terdiri atas lobus frontalis, lobusparietalis, lobus temporalis dan lobus oksipitalis Medula serbri, adalah bagian sentral dari hemisfer serebri yang letaknya dibawah korteks serebri. Medula serebri terdiri atas substansia alba,ventrikulus lateralis, dan kelompok nuklei Otak kecil (serebelum), terdiri atas Vermis, terletak disebelah medial dari serebelum dan merupakan bagian yang kecil dari serebelum Hemisfer serebeli, terletak disebelah lateral serebelum dan merupakan bagian yang besar.

b) Batang otak (terdiri atas mesensefalon, pons dan medula oblongata) c) Medula spinalis

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut: 1.Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak. 2.Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di dalamnya terdapat cairanserebrospinal is; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik. 3.Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme. Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu: 1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat

CEDERA KEPALA (Trauma Capitis)DEFINISI : Trauma pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak dan jaringan otak itu sendiri

Traumatic Brain Injury atau yg lebih sering disebut trauma cerebral ialah merupakan kelaina non degenaratif dan non congenital yang terjadi pada otak,sebagai akibat adanya kekuatan mekanik dari luar yang beresiko menyebabkan gangguan kontemporer dalam fungsi kognitif,fisik dan fungsi psikososial dengan disertai penurunan atau kehilangan kesadaran.(Cedera Kepala,Eka J,FK.kedokteran Univ.Pelita harapan,2005)Trauma mekanik terhaadap kepala baik scr langsung / tdk langsung sehingga menyebabkan gangguan fungsi neurologis (gangguan fisik, kognitif, fungsi psikososial) baik temporer maupun permanen. Cedera traumatik kepala sering menyebabkan:a. Hematom epiduralb. Hematom subduralc. Cedera parenkimBuku Ajar Patologi Edisi 7,Volume 2 Robbin KumarETIOLOGI :Trauma :5. Primer :e. Langsung : trauma langsung menembus otakf. Tidak langsung : trauma hanya pada cranialAkselerasi : Deakselerasi :6. Sekunder : akibat trauma saraf yg meluas melalui akson atau hipertensi intracranial, hypoxia, hipotensi sistemikMenurut Hudak dan Gallo (1996 : 108) mendiskripsikan bahwa Penyebab cedera kepala adalah karena adanya trauma rudapaksa yang dibedakan menjadi 2 faktor yaitu:1.Trauma primerTerjadi karena benturan langsung atau tidak langsung (akselerasi dan deselerasi)2.Trauma sekunderTerjadi akibat dari trauma saraf (melalui akson) yang meluas, hipertensi intrakranial, hipoksia, hiperkapnea, atau hipotensi sistemik.

Buku Ajar Patologi Edisi 7,Volume 2 RobbinsKLASIFIKASI :Berdasarkan mekanik5. Trauma tertutup/Tumpul : trauma dengan benda tumpul6. Trauma terbuka/Tembus : trauma dengan luka tembak , luka bacokBerdasarkan berat sesuai GCS :9. Minimal : 15: tidak pingsan, tidak ada deficit neurologis10. RIngan : 13-14: pingsan 6 jam, disertai deficit neurologisi. Spontaneous: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) spontanj. To voice/speach: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) saat dirangsang oleh suarak. To pain: respon (membuka mata, gerakan motorik, respon suara) saat dirangsang oleh nyeril. None: tidak ada responBerdasarkan morfologi7. Fraktur Tengkorak :8. Fraktur Calvaria :9. Fraktur Dasar tengkorak :Berdasarkan lesi5. Fokal : epidural, subdural, intracerebral6. Difus : hypoxia atau iskemikBerdasarkan patofisiologi7. Comotio cerebri : tidak ada kerusakan di jaringan otak, hanya kehilangan fungsi otak sesaat (gegar otak : hanya terguncang)8. Contutio cerebri : ada kerusakan jaringan otak (memar otak)9. Laserasi cerebri : kerusakan otak luas, jaringan parenkim otak robek

Berdasarkan Patologi - komotio serebri Penurunan kesadaran dan paralisis luas yang transien,cedera transien pada reticular activating system,kadang disertai dengan kejang,diikuti pemulihan dalam waktu beberpa jam hingga hari,pasien pulih tanpa sekuele,kecuali hilangnya ingatan tentang kejadian di seputar cedera. - kontusio serebri Perdarahan di parenkim otak superfisial akibat trauma tumpul,kelainan ini dapat terjadi pada bagian mana saja tempat otak berkontak dengan tengkorak atau refleksi dura yang kakua. Coup contusionb. Contrecoup contusion - laserasio serebri-cedera akson difus-Perdarahan intraserebral trumatik-Pembengkakan otak generalisataBuku Ajar Patologi Edisi 7,Volume 2 Robbins

2. Berdasarkan lokasi lesi - lesi diffus - lesi kerusakan vaskuler otak - lesi fokal : kontusio & laserasio serebri - lesi kerusakan vaskuler otak : hematoma intrakranial (ekstradural, subdural, intraparenkhimal)3.Berdasar Derajat KesadaranAda tiga aspek yang dinilai, yaitu reaksi membuka mata (eye opening), reaksi berbicara (verbal respons), dan reaksi gerakan lengan serta tungkai (motor respons)

Dengan Glasgow Coma Scale (GCS), cedera kepala dapat diklasifikasikan menjadi: Cedera kepala ringan, bila GCS 13 15 Cedera kepala sedang, bila GCS 9 12 Cedera kepala berat, bila GCS 3 8 Glasgow Coma Scale Reaksi membuka mata 4 Buka mata spontan 3 Buka mata bila dipanggil/rangsangan suara 2 Buka mata bila dirangsang nyeri 1 Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun Reaksi berbicara 5 Komunikasi verbal baik, jawaban tepat 4 Bingung, disorientasi waktu, tempat, dan orang 3 Dengan rangsangan, reaksi hanya kata, tak berbentuk kalimat 2 Dengan rangsangan, reaksi hanya suara, tak terbentuk kata 1 Tak ada reaksi dengan rangsangan apapun Reaksi gerakan lengan/tungkai 6 Mengikuti perintah 5 Dengan rangsangan nyeri, dapat mengetahui tempat rangsangan 4 Dengan rangsangan nyeri, menarik anggota badan 3 Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi fleksi abnormal 2 Dengan rangsangan nyeri, timbul reaksi ekstensi abnormal 1 Dengan rangsangan nyeri, tidak ada reaksi Penderita yang sadar baik (composmentis) dengan reaksi membuka mata spontan, mematuhi perintah, dan berorientasi baik, mempunyai nilai GCS total sebesar 15. Sedang pada keadaan koma yang dalam, dengan keseluruhan otot-otot ekstremitas flaksid dan tidak ada respons membuka mata sama sekali, nilai GCS-nya adalah 3PatofisiologiPatofisiologi menurut Markum (1999 : 24). trauma pada kepala menyebabkan tengkorak beserta isinya bergetar, kerusakan yang terjadi tergantung pada besarnya getaran makin besar getaran makin besar kerusakan yang timbul, getaran dari benturan akan diteruskan menuju Galia aponeurotika sehingga banyak energi yang diserap oleh perlindungan otak, hal itu menyebabkan pembuluh darah robek sehingga akan menyebabkan haematoma epidural, subdural, maupun intracranial, perdarahan tersebut juga akan mempengaruhi pada sirkulasi darah ke otak menurun sehingga suplay oksigen berkurang dan terjadi hipoksia jaringan akan menyebabkan odema cerebral.

Akibat dari haematoma diatas akan menyebabkan distorsi pada otak, karena isi otak terdorong ke arah yang berlawanan yang berakibat pada kenaikan T.I.K (Tekanan Intra Kranial) merangsang kelenjar pituitari dan steroid adrenal sehingga sekresi asam lambung meningkat akibatnya timbul rasa mual dan muntah dan anaroksia sehingga masukan nutrisi kurang (Satya negara 1998 : 122).

MANIFESTASI KLINIS : Penurunan kesadaran Epiktasis Mual muntah Hematom Vertigo Pusing

Benturan pada kepala dapat terjadi pada 3 jenis keadaan:1. Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerak.Biasanya yang terjadi hanyalah luka benturan karena kepala akan bergerak mengikuti arah gaya benturan.2. Kepala yang bergerak membentur benda yang diam.Kekuatan benturan akan bekerja penuh pada kepala. Dalam hal ini dapat terjadi berbagai macam lesi sbb: Getaran otak Deformasi tengkorak Pergeseran otak Rotasi otak Lesi kontra benturan (contre coup lesion)3. Kepala yang tidak dapat bergerak karena menyender pada benda lain oleh benda yang bergerak (kepala tergencet). Yang mula-mula terjadi adalah retak atau hancurnya tulang tengkorak. Bila gencetannya hebat tentu saja otakpun akan hancur.

Tekanan Darah rendah,nadi lambat,gangguan pernafasanautoregulasi pembuluh darah serebral terganggu,sehingga terjadi vasoparalisis Neurologi Klinis Dasar,Prof.Dr.Mahar Mardjono,Prof.DR.Priguna Sidharta,Dian RakyatTanda dan gejala cedera kepala dapat dikelompokkan dalam 3 kategori utama( Hoffman, dkk, 1996):1. Tanda dan gejala fisik/somatik: nyeri kepala, dizziness, nausea, vomitus2. Tanda dan gejala kognitif: gangguan memori, gangguan perhatian dan berfikir kompleks3. Tanda dan gejala emosional/kepribadian: kecemasan, iritabilitas Gambaran klinis secara umum pada trauma kapitis : Pada kontusio segera terjadi kehilangan kesadaran. Pola pernafasan secara progresif menjadi abnormal. Respon pupil mungkn lenyap. Nyeri kepala dapat muncul segera/bertahap seiring dengan peningkatan TIK. Dapat timbul mual-muntah akibat peningkatan tekanan intrakranial. Perubahan perilaku kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motorik dapat timbul segera atau secara lambat.

DIAGNOSIS :Aloanamnesis : Riwayat trauma Lama pingsanPF :Vital signGCSBattle signPemeriksaan status neurologikTanda traumaPenunjang :CT-scanX-ray

1. Pengumpulan data klien baik subyektif atau obyektif pada gangguan sistem persarafansehubungan dengan cedera kepala tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri danadanya komplikasi pada organ vital lainnya. Data yang perlu didapati adalah sebagaiberikut :2. Identitas klien dan keluarga (penanggung jawab): nama, umur, jenis kelamin, agama,suku bangsa, status perkawinan, alamat, golongan darah, pengahasilan, hubungan kliendengan penanggung jawab.3. Riwayat kesehatan : Tingkat kesadaran / GCS ( < 15 ) Confulsi Muntah Dispnea / takipnea Sakit kepala Wajah simetris / tidak Lemah Luka di kepala Paralise Akumulasi sekret pada saluran napas Adanya liquor dari hidung dan telinga KejangRiwayat penyakit dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan dengan sistempersarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya. demikian pula riwayat penyakitkeluarga terutama yang mempunyai penyakit menular.Riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari klien atau keluarga sebagai datasubyektif. Data-data ini sangat berarti karena dapat mempengaruhi prognosa klien.4. Pemeriksaan FisikAspek neurologis yang dikaji adalah tingkat kesadaran, biasanya GCS < 15,disorientasi orang, tempat dan waktu. Adanya refleks babinski yang positif, perubahan nilaitanda-tanda vital kaku kuduk, hemiparese.Nervus cranialis dapat terganggu bila cedera kepala meluas sampai batang otak karena udema otak atau perdarahan otak juga mengkaji nervus I, II, III, V, VII, IX, XII.1. CT Scan:mengidentifikasi adanya lesi, hemoragi menentukan ukuran ventrikel pergeseran cairan otak.2. MRI:sama dengan CT Scan dengan atau tanpa kontraks.3. Angiografi Serebral:menunjukkan kelainan sirkulasi serebral seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan dan trauma.4. EEG:memperlihatkan keberadaan/ perkembangan gelombang.5. Sinar X:mendeteksi adanya perubahan struktur tulang (faktur pergeseran struktur dan garis tengah (karena perdarahan edema dan adanya frakmen tulang).6. BAER (Brain Eauditory Evoked):menentukan fungsi dari kortek dan batang otak..7. PET (Pesikon Emission Tomografi) :menunjukkan aktivitas metabolisme pada otak.8. Pungsi Lumbal CSS :dapat menduga adanya perdarahan subaractinoid.9. Kimia/elektrolit darah:mengetahui ketidakseimbangan yang berpengaruh dalam peningkatan TIK.10. GDA (Gas Darah Arteri) : mengetahui adanya masalah ventilasi atau oksigenasi yang akan dapat meningkatkan TIK.11. Pemeriksaan toksitologi : mendeteksi obat yang mungkin bertanggung jawab terhadap penurunan kesadaran.12. Kadar antikonvulsan darah : dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat terapi yang cukup efektif untuk mengatasi kejang.Px Penunjanga) Foto polos tengkorak.Pemeriksaan ini sebagai suatu penunjang rutin yang bertujuan untuk mengevaluasi penderita-penderita cedera kepala ringan. Pada cedera kepala perlu dibuatkan foto rontgen kepala dan kolumna vertebralis servikalis. Dengan proyeksi rutin AP (anterior-posterior) dan lateral, diharapkan dapat diperoleh informasi tentang lokasi dan tipe fraktur, baik bentuk linier, stelata atau depresi; dan kadang juga terlihat pergeseran kelenjar pineal. Tekanan intrakranial yang tinggi mungkin menimbulkan impressiones digitae. Foto kolumna vertebralis servikalis dibuat sedikitnya AP dan lateral untuk melihat adanya fraktur atau dislokasi.b) Pemeriksaan Sken Komputer Tomografi Otak (CT Scan). Pemeriksaan ini merupakan metode diagnostik standar terpilih bagi kasus-kasus cedera kepala mengingat selain prosedur ini tidak invasif, juga memiliki kehandalan yang tinggi. Dalam hal ini dapat ditampilkan secara jelas lokasi dan adanya perdarahan intrakranial, edema, kontusio, benda asing, udara serta pergeseran struktur tengkorak.Penilaian GCS (Glasgow Coma Scale).Menurut Hudak and Gallow 1996:226 ) Penilaian kesadaran GCS ( glassgow coma scale ) 1.Eye openingScore : 4 : Dapat membuka mata sendiri secara spontan3 : Membuka mata hanya bila diajak bicara2 : Membuka mata bila dirangsang nyeri1 : Tidak membuka mata dengan rangsangan apapun.2.Motor responScore : 6 : Dapat melakukan gerakan sesuai perintah5 : Adanya getaran untuk menyingkirkan rangsangan4 : Flexi yang cepat saja dibarengi abduksi bahu3 : Flexi yang ringan dan adduksi bahu seperti pada dekortikasi2 : Ekstensi lengan disertai adduksi endorotasi bahu,pronasi lengan1 : Bawah seperti pada decerebresi rigidity. 3.Verbal responScore : 5 : Sadar Orentasi waktu tempat dan orang tetap utuh4 : Dapat diajak bicara tapi kacau jawabannya3 : Tidak dapat diajak bicara mengeluarkan kata kata yang tidak mengandung arti (masih berteriak).2 : Mengeluarkan kata kata mengerang / merintih1 : Tidak bersuara sama sekaliCidera kepala ringan sesuai dengan penilaian GCS (Glassgow Coma Scale) : 13 15, cidera kepala ringan kehilangan kesadaran kurang dari 30 menit, tidak terdapat fraktur tengkorak dan haematoma.

Pengkajian FokusBerdasarkan Doenges (2000) pengkajian fokus meliputi :1.Aktifitas atau istirahatGejala : Merasa lemah, lelah, lesu, hilang keseimbanganTanda : Perubahan kesadaran, latergi, ataksia atau cara berjalan tidak tegap, cidera orthopedi, kehilangan tonus otot.2.SirkulasiGejala : Perubahan tekanan darah atau normal perubahan frekwensi jantung3.Integritas egoGejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadianTanda : Cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi.4.EleminasiGejala : Inkotenensia kandung kemih / usus mengalami gangguan fungsi.5.Makanan atau cairanTanda : Muntah (mungkin proyektif ) gangguan menelan.Gejala : Mual / muntah dan mengalami perubahan selera.6.Neuro sensoriGejala : Kehilangan kesadaran, amnesia, vertigo, syncope, tinitus, kehilangan pendengaran, perubahan penglihatan, gangguan pengecapan .Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status mental, perubahan pupil, kehilangan pengindraan, kejang, kehilangan sensasi sebagian tubuh.7.Nyeri atau kenyamananGejala : Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda.Tanda : Wajah menyeringi, respon menarik pada rangsang, nyeri yang hebat, gelisah.8.PernapasanTanda : Perubahan pola napas, nafas bunyi ronchi9.KeamananGejala : Trauma baru karena kecelakaanTanda : Fraktur atau dislokasi, gangguan penglihatan, gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, gangguan dalam regulasi suhu tubuh.10.Interaksi sosialTanda : Afasia motoris atau sensoris, bicaraa tanpa arti disartria anomia.

PENATALAKSANAAN :Airways Breathing CirculationMenghentikan pendarahan aktifPemberian antibiotic jika terjadi pendarahan aktif atau keluarnya cairan di hidung atau telinga agar tidak terjadi infeksi sekuder

a. Tahap awal,singkirkan penyebab koma ekstrakranial,terutama pada pasien trauma gandab. Lakukan segera foto kepala,walau pada anak,kerusakan otak dapat terjadi tanpa fraktur tulang tengkorakc. Pertahankan jalan nafAs tetap terbuka,karena ini berperan untuk menurunkan mortalitasAda 3 faktor pembunuh utama (major killing factor) pada trauma kepala berat:i. Hematoma intrakranialii. Hipoksia serebraliii. Peningkatan massa otakd. Perlu pemeriksaan brain scanning untuk mengetahui dini bekuan intrakranial dan memungkinkan segera tindakan bedahe. Pemantauan tekanan intrakranial dengan memasang kateter intraventikuler atau transduser ekstradural,terutama penting pada pasien dengan ventilasi terkendali dan pemakaian osmotik diuretik untuk menurunkan tekanan intrakranialPenatalaksanaan Pasien di Intensive Care Unit,FKUIPenanganan awal cedera kepala pada dasarnya mempunyai tujuan: (1) Memantau sedini mungkin dan mencegah cedera otak sekunder; (2) Memperbaiki keadaan umum seoptimal mungkin sehingga dapat membantu penyembuhan sel-sel otak yang sakit. Dua puluh persen penderita cedera kepala mati karena kurang perawatan sebelum sampai di rumah sakit. Penyebab kematian yang tersering adalah syok, hipoksemia, dan hiperkarbia. Dengan demikian, prinsip penanganan ABC (airway, breathing, dan circulation) dengan tidak melakukan manipulasi yang berlebihan dapat memberatkan cedera tubuh yang lain, seperti leher, tulang punggung, dada, dan pelvis

Pada penderita dengan cedera kepala, tekanan darah sistolik sebaiknya dipertahankan di atas 100 mmHg untuk mempertahankan perfusi ke otak yang adekuat. Denyut nadi dapat digunakan secara kasar untuk memperkirakan tekanan sistolik. Bila denyut arteri radialis dapat teraba maka tekanan sistolik lebih dari 90 mmHg. Bila denyut arteri femoralis yang dapat teraba maka tekanan sistolik lebih dari 70 mmHg. Sedangkan bila denyut nadi hanya teraba pada arteri karotis maka tekanan sistolik hanya berkisar 50 mmHg. Bila ada perdarahan eksterna, segera hentikan dengan penekanan pada luka. Cairan resusitasi yang dipakai adalah Ringer Laktat atau NaCl 0,9%, sebaiknya dengan dua jalur intra vena. Pemberian cairan jangan ragu-ragu, karena cedera sekunder akibat hipotensi lebih berbahaya terhadap cedera otak dibandingkan keadaan edema otak akibat pemberian cairan yang berlebihan. Posisi tidur yang baik adalah kepala dalam posisi datar, cegah head down (kepala lebih rendah dari leher) karena dapat menyebabkan bendungan vena di kepala dan menaikkan tekanan intrakranial

Indikasi Operasi Penderita Trauma Kapitis:Setelah ABC stabil, segera siapkan transport ke rumah sakit rujukan untuk mendapatkan penanganan selanjutnya EDH (Epidural Hematom) SDH (Subdural Hematom) ICH (Intra Cerebral Hematom) Fraktur impresi melebihi 1 diploe Fraktur kranii denganlaserasio serebri Fraktur kranii terbuka (mencegah infeksi intrakranial) Edema serebri berat yang disertai tanda peningkatan TIK, dipertimbangkan operasi dekompresi.

1. Sequele 1. konkusi otak (komosio serebri) : berkaian dengan hilangnya kesadaran utk sementara yg terjd pd saat benturan biasanya berhubungan dengan perioda amnesia yg singkat2. hematoma epidural biasanya disebabkan oleh robeknya arteri meningea media3. hematoma subdural biasanya berasal dr sumber vena dengan pengumpulan darah dlm rongga antara duramater dan membran subarakhnoidkontusio parenkim dan hematoma kontusio serebri disebabkan oleh gesekan atw goresan otak ketika otak bergerak melalui permukaan dlm kranium yg kasar kontusio sering berkembang menjd lesi yg lebih besar antara 12-24 jam dan pada kasus yang jarang, kontusio dpt berkembang dlm 1 hari atw lbh setelah cederaa (hematoma spat).PROGNOSIS : prognosis setelah cedera kepala sering mendapat perhatian besar terutama pd pasien dengan cedera berat. Skor GCS wkt msk rmh skt memiliki nilai prognostik yg besar : skor pasien 3-4 memiliki kemungkinan meninggal 85% atw tetap dlam kondisi vegetatif, sedangkan ,pd pasien dengan GCS 12 atw lbh kemungkinan meninggal atw vegetatif hanya 5-10%.

Sindroma pascakonkusi berhbungan dgn sindrom kronis nyeri kepala, keletihan, pusing, ketdkmampuan berkonsentrasi, iritabilitas dan perubahan kepribadian yg bekembang pd byk psien setelah cedera kepala.

Sering kali bertumpang tindih dengan gejala depresi.

KOMPLIKASI kebocoran cairan serebrospinal : disebabkan oleh rusaknya leptomeningen dan terjd pd 2-6% pasien dengan cedera kepala tertutup kebocoran ini berhenti spontan dengan elevasi kepala setelah beberapa hari pd 85% pasien.

fistel karotis-kavernosus ditandai oleh trias gejala : eksoftalmus, kemosis, dan briut orbita dpt timbul segera atw beberapa hari setelah cedera.

diabetes insipidus : disebabkan oleh kerusakan traumatik pada tangkai hipofisis menyebabkan penghentian sekresi hormon antidiuretiK

kejang pascatrauma dpt terjadi segera (dlm 24 jam pertama), dini (minggu pertama) atw lanjut (setelah 1 minggu) kejan segera tdk merupakan predisposisi utk kejang lanjut; kejang dini menunjukkan risiko yg meningkat utk kejang lanjut, dan pasien ini hrs dipertahankan dengan antikonvulsan.

kerusakan lobus frontalis

lobus frontalis pada korteks serebri terutama mengendalikan keahlian motorik (misalnya menulis, memainkan alat musik atau mengikat tali sepatu). lobus frontalis juga mengatur ekspresi wajah dan isyarat tangan.

daerah tertentu pada lobus frontalis bertanggungjawab terhadap aktivitas motor tertentu pada sisi tubuh yang berlawanan.

kerusakan luas yang mengarah ke bagian belakang lobus frontalis bisa menyebabkan apati, ceroboh, lalai dan kadang inkontinensia. kerusakan luas yang mengarah ke bagian depan atau samping lobus frontalis menyebabkan perhatian penderita mudah teralihkan, kegembiraan yang berlebihan, suka menentang, kasar dan kejam; penderita mengabaikan akibat yang terjadi akibat perilakunya.

kerusakan lobus parietalis

lobus parietalis pada korteks serebri menggabungkan kesan dari bentuk, tekstur dan berat badan ke dalam persepsi umum. sejumlah kecil kemampuan matematikan dan bahasa berasal dari daerah ini.

lobus parietalis juga membantu mengarahkan posisi pada ruang di sekitarnya dan merasakan posisi dari bagian tubuhnya.

kerusakan kecil di bagian depan lobus parietalis menyebabkan mati rasa pada sisi tubuh yang berlawanan. kerusakan yang agak luas bisa menyebabkan hilangnya kemampuan untuk melakukan serangkaian pekerjaan (keadaan ini disebut apraksia) dan untuk menentukan arah kiri-kanan.

kerusakan yang luas bisa mempengaruhi kemampuan penderita dalam mengenali bagian tubuhnya atau ruang di sekitarnya atau bahkan bisa mempengaruhi ingatan akan bentuk yang sebelumnya dikenal dengan baik (misalnya bentuk kubus atau jam dinding). penderita bisa menjadi linglung atau mengigau dan tidak mampu berpakaian maupun melakukan pekerjaan sehari-hari lainnya.

kerusakan lobus temporalis

lobus temporalis mengolah kejadian yang baru saja terjadi menjadi dan mengingatnya sebagai memori jangka panjang. lobus temporalis juga memahami suara dan gambaran, menyimpan memori dan mengingatnya kembali serta menghasilkan jalur emosional.

kerusakan pada lobus temporalis sebelah kanan menyebabkan terganggunya ingatan akan suara dan bentuk. kerusakan pada lobus temporalis sebelah kiri menyebabkan gangguan pemahaman bahasa yang berasal dari luar maupun dari dalam dan menghambat penderita dalam mengekspresikan bahasanya.

penderita dengan lobus temporalis sebelah kanan yang non-dominan, akan mengalami perubahan kepribadian seperti tidak suka bercanda, tingkat kefanatikan agama yang tidak biasa, obsesif dan kehilangan gairah seksual.

kelainan-kelainan akibat cedera kepala

epilepsi pasca trauma

epilepsi pasca trauma adalah suatu kelainan dimana kejang terjadi beberapa waktu setelah otak mengalami cedera karena benturan di kepala.

kejang merupakan respon terhadap muatan listrik abnormal di dalam otak. kejang terjadi padda sekitar 10% penderita yang mengalami cedera kepala hebat tanpa adanya luka tembus di kepala dan pada sekitar 40% penderita yang memiliki luka tembus di kepala.

kejang bisa saja baru terjadi beberapa tahun kemudian setelah terjadinya cedera.

obat-obat anti-kejang (misalnya fenitoin, karbamazepin atau valproat) biasanya dapat mengatasi kejang pasca trauma. obat-obat tersebut sering diberikan kepada seseorang yang mengalami cedera kepala yang serius, untuk mencegah terjadinya kejang. pengobatan ini seringkali berlanjut selama beberapa tahun atau sampai waktu yang tak terhingga.

afasia

afasia adalah hilangnya kemampuan untuk menggunakan bahasa karena terjadinya cedera pada area bahasa di otak.

penderita tidak mampu memahami atau mengekspresikan kata-kata. bagian otak yang mengendalikan fungsi bahasa adalah lobus temporalis sebelah kiri dan bagian lobus frontalis di sebelahnya. kerusakan pada bagian manapun dari area tersebut karena stroke, tumor, cedera kepala atau infeksi, akan mempengaruhi beberapa aspek dari fungsi bahasa.

gangguan bahasa bisa berupa: - aleksia, hilangnya kemampuan untuk memahami kata-kata yang tertulis - anomia, hilangnya kemampuan untuk mengingat atau mengucapkan nama-nama benda. beberapa penderita anomia tidak dapat mengingat kata-kata yang tepat, sedangkan penderita yang lainnya dapat mengingat kata-kata dalam fikirannya, tetapi tidak mampu mengucapkannya.

disartria merupakan ketidakmampuan untuk mengartikulasikan kata-kata dengan tepat. penyebabnya adalah kerusakan pada bagian otak yang mengendalikan otot-otot yang digunakan untuk menghasilkan suara atau mengatur gerakan dari alat-alat vokal.

afasia wernicke merupakan suatu keadaan yang terjadi setelah adanya kerusakan pada lobus temporalis. penderita tampaknya lancar berbicara, tetapi kalimat yang keluar kacau (disebut juga gado-gado kata).

penderita menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu tetapi masuk akal. pertanyaan : ini gambar apa? (anjing mengonggong) jawaban : a-a-an-j-j-, eh bukan, a-a..aduh..b-b-bin, ya binatang, binatang..b-b..berisik

pada afasia broca (afasi ekspresif), penderita memahami arti kata-kata dan mengetahui bagaimana mereka ingin memberikan jawaban, tetapi mengalami kesulitan dalam mengucapkan kata-kata. kata-kata keluar dengan perlahan dan diucapkan sekuat tenaga, seringkali diselingi oleh ungkapan yang tidak memiliki arti.

penderita menjawab pertanyaan dengan lancar, tetapi tidak masuk akal. pertanyaan : bagaimana kabarmu hari ini? jawaban : kapan? mudah sekali untuk melakukannya tapi semua tidak terjadi ketika matahari terbenam.

apraksia

apraksia adalah ketidakmampuan untuk melakukan tugas yang memerlukan ingatan atau serangkaian gerakan.

kelainan ini jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh kerusakan pada lobus parietalis atau lobus frontalis. ingatan akan serangkaian gerakan yang diperlukan untuk melakukan tugas yang rumit hilang; lengan atau tungkai tidak memiliki kelainan fisik yang bisa menjelaskan mengapa tugas tersebut tidak dapat dilakukan.

pengobatan ditujukan kepada penyakit yang mendasarinya, yang telah menyebabkan kelainan fungsi otak.

agnosia

agnosia merupakan suatu kelainan dimana penderita dapat melihat dan merasakan sebuah benda tetapi tidak dapat menghubungkannya dengan peran atau fungsi normal dari benda tersebut.

penderita tidak dapat mengenali wajah-wajah yang dulu dikenalnya dengan baik atau benda-benda umum (misalnya sendok atau pensil), meskipun mereka dapat melihat dan menggambarkan benda-benda tersebut.

penyebabnya adalah kelainan fungsi pada lobus parietalis dan temporalis, dimana ingatan akan benda-benda penting dan fungsinya disimpan. agnosia seringkali terjadi segera setelah terjadinya cedera kepala atau stroke.

tidak ada pengobatan khusus, beberapa penderita mengalami perbaikan secara spontan.

amnesia

amnesia adalah hilangnya sebagian atau seluruh kemampuan untuk mengingat peristiwa yang baru saja terjadi atau peristiwa yang sudah lama berlalu.

penyebabnya masih belum dapat sepenuhnya dimengerti. cedera pada otak bisa menyebabkan hilangnya ingatan akan peristiwa yang terjadi sesaat sebelum terjadinya kecelakaan (amnesi retrograd) atau peristiwa yang terjadi segera setelah terjadinya kecelakaan (amnesia pasca trauma). amnesia hanya berlangsung selama beberapa menit sampai beberapa jam (tergantung kepada beratnya cedera) dan akan menghilang dengan sendirinya. pada cedera otak yang hebat, amnesi bisa bersifat menetap.

jenis ingatan yang bisa terkena amnesia: - ingatan segera : ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa detik sebelumnya - ingatan menengah : ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa detik sampai beberapa hari sebelumnya - ingatan jangka panjang : ingatan akan peristiwa di masa lalu.

mekanisme otak untuk menerima informasi dan mengingatnya kembali dari memori terutama terletak di dalam lobus oksipitalis, lobus parietalis dan lobus temporalis.

amnesia menyeluruh sekejap merupakan serangan lupa akan waktu, tempat dan orang, yang terjadi secara mendadak dan berat. serangan bisa hanya terjadi satu kali seumur hidup, atau bisa juga berulang. serangan berlangsung selama 30 menit sampai 12 jam atau lebih. arteri kecil di otak mungkin mengalami penyumbatan sementara sebagai akibat dari aterosklerosis. pada penderita muda, sakit kepala migren (yang untuk sementara waktu menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak) bisa menyebabkan anemia menyeluruh sekejap. peminum alkohol atau pemakai obat penenang dalam jumlah yang berlebihan (misalnya barbiturat dan benzodiazepin), juga bisa mengalami serangan ini. penderita bisa mengalami kehilangan orientasi ruang dan waktu secara total serta ingatan akan peristiwa yang terjadi beberapa tahun sebelumnya. setelah suatu serangan, kebingungan biasanya akan segera menghilang dan penderita sembuh total.

alkoholik dan penderita kekurangan gizi lainnya bisa mengalami amnesia yang disebut sindroma wernicke-korsakoff. sindroma ini terdiri dari kebingungan akut (sejenis ensefalopati) dan amnesia yang berlangsung lama. kedua hal tersebut terjadi karena kelainan fungsi otak akibat kekurang vitamin b1 (tiamin). mengkonsumsi sejumlah besar alkohol tanpa memakan makanan yang mengandung tiamin menyebabkan berkurangnya pasokan vitamin ini ke otak. penderita kekurangan gizi yang mengkonsumsi sejumlah besar cairan lainnya atau sejumlah besar cairan infus setelah pembedahan, juga bisa mengalami ensefalopati wernicke. penderita ensefalopai wernicke akut mengalami kelainan mata (misalnya kelumpuhan pergerakan mata, penglihatan ganda atau nistagmus), tatapan matanya kosong, linglung dan mengantuk. untuk mengatasi masalah ini biasanya diberikan infus tiamin. jika tidak diobati bisa berakibat fatal.

amnesia korsakoff terjadi bersamaan dengan ensefalopati wernicke. jika serangan ensefalopati terjadi berulang dan berat atau jika terjadi gejala putus alkohol, maka amnesia korsakoff bisa bersifat menetap. hilangnya ingatan yang berat disertai dengan agitasi dan delirium. penderita mampu mengadakan interaksi sosial dan mengadakan perbincangan yang masuk akal meskipun tidak mampu mengingat peristiwa yang terjadi beberapa hari, bulan atau tahun, bahkan beberapa menit sebelumnya.

amnesia korsakoff juga bisa terjadi setelah cedera kepala yang hebat, cardiac arrest atau ensefalitis akut. pemberian tiamin kepada alkoholik kadang bisa memperbaiki ensefalopati wernicke, tetapi tidak selalu dapat memperbaiki amnesi korsakoff. jika pemakaian alkohol dihentikan atau penyakit yang mendasarinya diobati, kadang kelainan ini menghilang dengan sendirinya.(medicastore.com)