15
Tino Widyawan, 2013, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Manajer Proyek Terhadap Kinerja Karyawan Pada proyek Konstruksi, Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Manager dalam proyek konstruksi merupakan bagian yang penting karena perannya dalam berbagai hal guna mencapai kesuksesan proyek konstruksi. Dalam mencapai kesuksesan tersebut tentunya manager proyek dibantu oleh karyawan-karyawannya. Sebagai pemimpin pasti mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda dari tiap orangnya. Dalam sebuah organisasi atau kelompok gaya pemimpin dalam memimpin organisasi atau kelompok tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau yang dipimpinnya dalam kelompok atau organisasi tersebut. Oleh karena itu gaya kepemimpinan dari manager proyek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari karyawannya pada proyek konstruksi. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah bagaimana pengaruh lima jenis gaya kepemimpinan manager proyek yaitu gaya kepemipinan autokratis, partisipatif, kendali bebas, transaksional, dan transformasional terhadap kinerja dari karyawannya pada proyek konstruksi. Dan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Dari hasil analisis rata-rata dan standar deviasi pada kelima jenis gaya kepemimpinan manager proyek didapat gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang dominan dari manager proyek. b. Dari hasil analisis regresi linier berganda dan juga uji T dari kelima gaya kepemimpinan manager proyek yang meningkatkan kinerja karyawannya ada empat gaya kepemimpinan yaitu autokratis, partisipatif, transaksional, transformasional sedangkan yang mengurangi kinerja karyawannya adalah gaya kepemimpinan kendali bebas. Wieke Yuni Christina, Ludfi Djakfar, Armanu Thoyib, 2012, Pengaruh Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi , JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 – 2012 ISSN 1978 – 5658 Proyek adalah sekumpulan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai hasil akhir tertentu yang cukup penting bagi kepentingan

Annotated Bibliography

Embed Size (px)

DESCRIPTION

annotated bibliography from 15 jurnal about project management.

Citation preview

Page 1: Annotated Bibliography

Tino Widyawan, 2013, Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Manajer Proyek Terhadap Kinerja Karyawan Pada proyek Konstruksi, Tugas Akhir Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.

Manager dalam proyek konstruksi merupakan bagian yang penting karena perannya dalam berbagai hal guna mencapai kesuksesan proyek konstruksi. Dalam mencapai kesuksesan tersebut tentunya manager proyek dibantu oleh karyawan-karyawannya. Sebagai pemimpin pasti mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda dari tiap orangnya. Dalam sebuah organisasi atau kelompok gaya pemimpin dalam memimpin organisasi atau kelompok tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan atau yang dipimpinnya dalam kelompok atau organisasi tersebut. Oleh karena itu gaya kepemimpinan dari manager proyek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari karyawannya pada proyek konstruksi. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah bagaimana pengaruh lima jenis gaya kepemimpinan manager proyek yaitu gaya kepemipinan autokratis, partisipatif, kendali bebas, transaksional, dan transformasional terhadap kinerja dari karyawannya pada proyek konstruksi. Dan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Dari hasil analisis rata-rata dan standar deviasi pada kelima jenis gaya kepemimpinan manager proyek didapat gaya kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang dominan dari manager proyek.

b. Dari hasil analisis regresi linier berganda dan juga uji T dari kelima gaya kepemimpinan manager proyek yang meningkatkan kinerja karyawannya ada empat gaya kepemimpinan yaitu autokratis, partisipatif, transaksional, transformasional sedangkan yang mengurangi kinerja karyawannya adalah gaya kepemimpinan kendali bebas.

Wieke Yuni Christina, Ludfi Djakfar, Armanu Thoyib, 2012, Pengaruh Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek Konstruksi, JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No. 1 – 2012 ISSN 1978 – 5658

Proyek adalah sekumpulan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai hasil akhir tertentu yang cukup penting bagi kepentingan pihak manajemen. Proyek tersebut salah satunya meliputi proyek konstruksi. Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya. Salah satu fokus perusahaan kontraktor adalah menciptakan kondisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang baik di proyek. Sedangkan budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

Budaya keselamatan dan kesehatan kerja dapat terbentuk dari beberapa faktor dominan, yaitu sebagai berikut:1. Komitmen top management2. Peraturan dan prosedur K33. Komunikasi4. Kompetensi pekerja5. Keterlibatan pekerja6. Lingkungan kerja

Berdasarkan penelitian terhadap para pekerja bahwa aspek yang paling berpengaruh adalah perusahaan memberikan perlengkapan K3, dimana para pekerja akan merasa aman dan

Page 2: Annotated Bibliography

nyaman melakukan pekerjaan konstruksi ketika dilindungi dengan adanya perlengkapan K3. Aspek lain adalah pengawasan terhadap K3 para pekerja, dimana antara pihak manajemen dan para pekerja terjadi hubungan yang saling memperhatikan pentingnya K3 pada proyek konstruksi. Kinerja perusahaan jasa konstruksi dapat ditingkatkan dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja serta menganalisa seberapa besar pengaruh faktor tersebut terhadap kinerja perusahaan, dalam hal ini budaya keselamatan dan kesehatan kerja. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa budaya keselamatan kerja harus dimulai dari top management terhadap masalah keselamatan kerja, selanjutnya pelaksanaan konstruksi prosedur keselamatan kerja memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja proyek konstruksi. Karena semakin tinggi budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan oleh top management, maka akan semakin tinggi pula kinerja suatu proyek konstruksi.

Dewi Paramita, Rancang Bangun Sistem Informasi Kolaboratif Berbasis Web Untuk Manajemen Proyek Teknologi Informasi, 2015, Jurnal Buana Informatika, Volume 6, Nomor 3, Juli 2015: 195-202

Dalam dunia kerja, perusahaan dituntut untuk menerapkan teknologi informasi dalam berbagai proses bisnisnya agar dapat bersaing dengan kompetitornya, sehingga seringkali perusahaan membutuhkan jasa dari konsultan TI. Perusahaan terkadang mengalami kesulitan untuk memilih konsultan TI dan untuk mengontrol perkembangan proyek teknologi informasinya. Dalam pelaksanaannya, konsultan TI sering mengalami kesulitan dalam melakukan manajemen proyek. Tujuan dibangunnya sistem ini adalah untuk membantu perusahaan memilih konsultan TI untuk mengerjakan proyeknya, membantu konsultan TI melakukan manajemen proyek yang terkait dengan proses perancangan, serta pelaksanaan suatu proyek teknologi informasi, dan juga membantu perusahaan untuk melakukan pengawasan perkembangan proyek teknologi informasinya.

Beberapa contoh sistem informasi manajemen proyek yang banyak digunakan adalah Microsoft Project, dan Teamwork. Masing-masing sistem informasi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan tersebut, serta penelitian-penelitian tentang manajemen proyek yang telah dilakukan, maka akan dibangun Sistem Informasi Kolaboratif Berbasis Web Untuk Manajemen Proyek Teknologi Informasi.

Pengguna utama sistem ini nantinya adalah konsultan TI, perusahaan kliennya, dan pengunjung website. Konsultan TI dapat mengikuti tender pada suatu proyek, melakukan pengelolaan proyek, pengelolaan task, pengelolaan milestone, melakukan sharing file, pengelolaan role/jabatan dalam proyek, pengelolaan tim proyek, pengelolaan topik diskusi, pengelolaan komentar, serta melihat laporan dan gantt charts. Sedangkan perusahaan klien dapat memberikan penawaran proyek, memberikan proyek ke salah satu konsultan TI, melihat perkembangan proyeknya, melihat laporan dan gantt charts dari proyek, dan berkomunikasi dengan konsultan TI melalui fasilitas diskusi. Pengunjung website dapat mendaftar sebagai user dari sistem ini, melihat data pengguna website, dan data penawaran proyek.

Sistem ini telah diujikan kepada 20 responden, yang terdiri dari 10 orang pegawai software house/konsultan TI dan 10 orang klien yang pernah menggunakan jasa dari konsultan

Page 3: Annotated Bibliography

TI. Dari hasil pengujian dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa system informasi kolaboratif berbasis web telah berhasil dibangun, serta dapat membantu konsultan TI dan perusahaan kliennya dalam melaksanakan manajemen proyek teknologi informasi. Adanya system informasi kolaboratif berbasis web terbukti dapat meningkatkan kolaborasi antara konsultan TI dan perusahaan kliennya dalam melakukan manajemen proyek teknologi informasi.

Adnan Fadjar , 2008 , Aplikasi Simulasi Monte Carlo Dalam Estimasi Biaya Proyek, Jurnal SMARTek, Vol. 6, No. 4, Nopember 2008: 222 – 227

Simulasi Monte Carlo adalah metode yang digunakan dalam memodel dan menganalisa sistem yang mengandung resiko dan ketidak-pastian. Pada bidang manajemen proyek, simulasi Monte Carlo dapat mengkuantifikasi akibat-akibat dari resiko dan ketidak-pastian yang umum terjadi dalam jadwal dan biaya sebuah proyek. Tulisan ini mengaplikasikan metode Monte Carlo dalam mengsimulasikan pembiayaan sebuah proyek dengan menggunakan program Microsoft Excel. Akurasi hasil simulasi Monte Carlo pada tulisan ini ditunjukkan oleh tingkat kesalahan yang hanya sebesar 0,56%. Tulisan ini menunjukkan bahwa dengan berbekal pengetahuan di bidang manajemen resiko, statistik, dan Microsoft Excel manajer proyek dapat menggunakan metode Monte Carlo untuk memprediksi biaya total sebuah proyek berdasarkan probabilitas yang diinginkan. Meskipun simulasi Monte Carlo adalah sebuah metode yang sangat bermanfaat untuk diaplikasikan dalam bidang manajemen proyek, dalam praktiknya metode ini belum banyak digunakan oleh para manajer proyek kecuali disyaratkan oleh organisasi atau perusahaannya. alasan utama simulasi Monte Carlo jarang digunakan oleh kebanyakan manajer proyek adalah: kurangnya pemahaman terhadap metode Monte Carlo dan statistik; alih-alih sebagai manfaat, manajer proyek umumnya menganggap penggunaan metode ini lebih sebagai beban terhadap organisasi atau perusahaannya. Perlu dicatat simulasi Monte Carlo bukanlah sebuah penyedia solusi, metode ini hanya membantu kita dalam memprediksi perilaku sebuah sistem dengan memperhitungkan unsur-unsur yang mengandung resiko dan ketidak-pastian. Solusi sebenarnya tetap berada di tangan para manajer dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk aspek kualitatif yang ada dalam sebuah proyek.

Mastura Labomban, 2011, MANAJEMEN RiSIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari 2011: 39 – 46

Page 4: Annotated Bibliography

Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman terhadap properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Manajemen risiko merupakan Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko suatu proyek, kemudian mempertimbangkan apa yang akan dilakukan terhadap dampak yang ditimbulkan dan kemungkinan pengalihan risiko kepada pihak lain atau mengurangi risiko yang terjadi. Risiko-risiko yang terdapat pada proyek konstruksi sangat banyak, namun tidak semua risiko-risiko tersebut perlu diprediksi dan diperhatikan untuk memulai suatu proyek karena hal itu akan memakan waktu yang lama. Oleh karena itu pihak-pihak didalam proyek kontruksi perlu untuk memberi prioritas pada risiko-risiko yang penting yang akan memberikan pengaruh terhadap keuntungan proyek. Risiko pada proyek konstruksi bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak kepihak lainnya. Bila risiko terjadi, akan berdampak pada terganggunya kinerja proyek secara keseluruhan sehingga dapat menimbulkan kerugian terhadap biaya, waktu dan kualitas pekerjaan.

Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk mengenali risiko dalam sebuah proyek dan mengembangkan strategi untuk mengurangi atau bahkan menghindarinya, dilain sisi juga harus dicari cara untuk memaksimalkan peluang yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen risiko sangat penting dilakukan bagi setiap proyek konstruksi untuk menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal penyelesaian proyek. Melakukan tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi (respon risiko) dengan cara : menahan risiko (risk retention), mengurangi risiko (risk reduction), mengalihkan risiko (risk transfer), menghindari risiko (risk avoidance).

A. A. Diah Parami Dewi, 2010, IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PROFESIONALISME MANAJER PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 14, No. 1, Januari 2010

Kegiatan proyek konstruksi melibatkan banyak sumber daya manusia. Lingkup kerja proyek yang besar dan kompleks, yang menuntut kemampuan sesorang untuk mengelolanya dengan baik. Konsep manajemen proyek menginginkan adanya penanggung jawab tunggal yaitu seorang manajer proyek yang berfungsi sebagai pusat sumber informasi yang berkaitan dengan proyek, integerator dan koordinator semua kegiatan dan peserta sesuai dengan kepentingan dan prioritas proyek. Seorang manajer proyek mempunyai tanggung jawab yang utama dalam memastikan bahwa suatu proyek diterapkan menurut rencana proyek. Seorang manajer proyek harus serbaguna, tegas, dan efektif dalam penanganan permasalahan yang dikembangkan sepanjang pelaksanaan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek memerlukan pertimbangan yang hati-hati sebab pemilihan manajer proyek adalah salah satu hal yang krusial dari fungsi proyek.

Page 5: Annotated Bibliography

Profesionalisme manajer proyek adalah salah satu kunci kesuksesan suatu proyek. Ini berarti bahwa sebagai individu, setiap anggota tim selayaknya memiliki profesionalisme yang dapat diandalkan untuk memahami proyek yang dikerjakan. Berdasarkan teori dari berbagai sumber maka dapat diidentifikasi faktor-faktor profesionalisme manajer proyek pada proyek konstruksi yaitu perencanaan, pengorganisasian, susunan kepegawaian, pengkoordinasian, kepemimpinan, pengendalian, pengembangan dan peningkatan, pengarahan, manajemen diri dan penetapan kebijakan.

Victor Michael Tyson Lempoy , 2013, PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA TAHAP PELAKSANAAN (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN STAR SQUARE), Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.3, Februari 2013 (215-218)

Penggunaan jasa konsultan manajemen konstruksi biasanya hanya pada proyek berskala besar, dimana konsultan manajemen konstruksi berperan untuk mengelola manajemen proyek. Meskipun demikian, penggunaan jasa konsultasi ini tidak menjamin suatu proyek pembangunan bisa berjalan lancar. Berbagai permasalahan pada tahap pelaksanaan pembangunan sering terjadi. Faktor-faktor penyebabnya antara lain: organisasi proyek yang tidak tertata rapi, sumber daya manusia yang tidak profesional ataupun kendala alam. Oleh karena itu, perlu ditinjau apa saja peranan konsultan manajemen konstruksi dan bagaimana implementasi peranan tersebut dilapangan.

Setelah melakukan penelitian melalui survei lapangan dan wawancara di dapat hasil peranan konsultan manajemen konstruksi terhadap pelaksanaan pembangunan Star Square antara lain : Mengkoordinir dan memberi pengarah-an pada pihak-pihak yang terlibat, Mengawasi pengadaan dan kualitas tenaga kerja, material dan peralatan dari para kontraktor. dan Mengendalikan jadwal pelaksanaan berdasarkan jadwal induk.

Kesimpulan dari penelitian ialah pada tahap pelaksanaan pembangunan Star Square ,konsultan manajemen konstruksi cukup berperan dengan baik dalam koordinasi, walaupun ada beberapa tugas yang tidak/belum dilaksanakan. Permasalahan yang di temui adalah terjadinya keterlambatan dalam pengiriman material serta kurangnya peran dari konsultan dalam mengatasi masalah ini. Namun, walau ada sedikit keterlambatan, pelaksanaan proyek ini berjalan sesuai jadwal yang direncanakan. Dengan melihat pelaksanaan proyek Star Square, peneliti memberikan saran agar supaya konsultan manajemen konstruksi lebih memberikan perhatian terhadap masalah-masalah yang timbul terutama masalah keterlambatan pengiriman material, serta mewujudkan kerja sama yang lebih baik antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek sehingga akan memberikan landasan kuat bagi pelaksanaan proyek.

Page 6: Annotated Bibliography

Arifal Hidayat , 2013, ANALISIS KINERJA TIM PROYEK TERHADAP KEBERHASILAN PROYEK, JURNAL APTEK Vol. 5 No. 1 Januari 2013

Keberhasilan suatu tim dalam menyelesaikan pekerjaan tidak hanya tergantung kepada manajer atau pimpinan perusahaan, melainkan atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut. Tim proyek adalah salah satu substansi industri konstruksi untuk melaksanakan proyek. Tim Proyek memiliki karakter yang unik. Struktur organisasi tim proyek digunakan dalam proyek dengan waktu yang singkat. Tim proyek terdiri dari orang-orang yang memiliki kompeten dalam pengetahuan dan hubungan kerja. Efektif dan efisiensi proyek kerja tim adalah persyaratan keberhasilan proyek dalam lingkungan yang berbeda. Terdapat faktor-faktor yang akan mempengaruhi kinerja tim proyek. Hasil analisis melalui Koefisien Konkordansi Kendall menunjukkan bahwa ada lima faktor dominan yang mempengaruhi kinerja tim proyek yaitu membuat komunikasi yang baik antara anggota tim, tim proyek berhasil menyelasaikan proyek tepat pada waktunya, tim proyek berhasil menyelesaikan pekerjaan sesuai mutu yang disepakati , tim proyek berhasil menyelesaikan pekerjaan berdasarkan alokasi biaya, dan kemampuan pimpinan untuk memotivasi anggota tim proyek. Sementara hasil analisis menggunakan korelasi Pearson menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tim proyek dengan keberhasilan proyek. Faktor-faktor tersebut adalah kemampuan anggota memecahkan masalah, saling percaya antara anggota tim, semangat dan komitmen anggota tim, keberhasilan proyek yang pernah dikerjakan oleh anggota tim, tim berhasil menyelesaikan pekerjaan sesuai mutu, tepat waktu, budaya perusahaan, kemampuan perusahaan menganalisis resiko suatu proyek, dan manajemen perusahaan.

Findy Kamaruzzaman, 2012, STUDI KETERLAMBATAN PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI (STUDY OF DELAY IN THE COMPLETION OF CONSTRUCTION PROJECTS), JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 12 NOMOR 2 – DESEMBER 2012

Pada pekerjaan proyek konstruksi biasanya terjadi kendala pada pengerjaan proyek tersebut, baik kendala yang memang sudah diperhitungkan maupun kendala yang di luar perhitungan perencana. Kendala tersebut menjadi penyebab terlambatnya penyelesaian proyek, sehingga proyek tersebut tidak berlangsung sesuai dengan rencana. Keterlambatan pekerjaan konstruksi akan menyebabkan kerugian baik moril maupun material. Pihak yang terkena dampak kerugian tersebut adalah pihak yang berhubungan langsung dengan proyek yaitu kontraktor. Kontraktor akan mengalami kerugian waktu dan biaya, karena keuntungan yang diharapkan oleh kontraktor berkurang, dan tidak mencapai target yang diharapkan bahkan tidak mendapat keuntungan sama sekali. Bagi owner, keterlambatan penyelesaian pekerjaan proyek akan menyebabkan kerugian terhadap waktu operasi hasil proyek, sehingga penggunaan hasil

Page 7: Annotated Bibliography

pembangunan proyek menjadi mundur atau terlambat. Dari kasus tersebut di atas maka penyusunan jurnal ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat pengerjaan proyek di daerah Kota Pontianak.

Bermacam-macam masalah penyebab keterlambatan proyek, antara lain masalah bahan, tenaga kerja, peralatan, keuangan, lingkungan, dan masalah manajemen yang kurang baik. Dari hasil penelitian terdapat berbagai macam faktor yang menjadi penyebab utama yang mempengaruhi keterlambatan penyelesaian proyek jalan beton di Kota Pontianak adalah faktor sosial dan budaya, faktor bahan dan faktor cuaca. Faktor bahan terdiri dari kenaikan harga bahan, kelangkaan material dan kekurangan bahan. Dari berbagai factor penghambat terdapat berbagai solusi dalam menghadapinya meliputi:

a. Solusi dalam menghadapi faktor sosial dan budaya adalah melakukan sosialisasi dari tujuan dan manfaat kegiatan proyek kepada penduduk dengan melibatkan aparat pemerintah yang meliputi Dinas Pekerjaan Umum, Aset Daerah, Kecamatan, Kelurahan, RT/RW dan masyarakat.

b. Solusi dalam menghadapi faktor bahan adalah melakukan pemesanan lebih awal dan melakukan perjanjian atau kontrak antara pelaksana dan penyedia bahan.

c. Solusi dalam menghadapi faktor cuaca saat pelaksanaan adalah menyiapkan penutup plastik beton untuk mengatasi jika terjadi hujan agar mutu beton tetap terjamin.

Noerlina , 2008, PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI ONLINE BISNIS, Jurnal Piranti Warta Vol.11 No.3 Agustus 2008: 440-450

Dalam menghadapi persaingan pada zaman perkembangan teknologi sekarang ini, perusahaan harus melakukan kegiatan operasional menggunakan teknologi informasi agar dapat terus bersaing. Salah satu teknologi informasi yang harus dikembangkan adalah perangkat lunak. Perangkat lunak digunakan untuk memudahkan pelanggan dalam melakukan transaksi ke perusahaan. Dengan demikian, perusahaan perlu mengembangkan dan membuat perangkat lunak yang dapat mendukung kegiatan operasional agar kegiatan operasional dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Salah satu cara agar perkembangan perangkat lunak dapat berjalan dengan baik dan lancar, yaitu menggunakan teknik manajemen proyek sistem informasi.

Dalam membuat suatu proyek sistem informasi, keberhasilan suatu proyek harus dimulai dengan perencanaan dan penyusunan tahap yang benar serta tahap yang sistematis. Manajemen proyek yang baik turut menentukan keberhasilan perusahaan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengakhiri proyek.

Dalam pengembangan proyek Online bisnis yang akan dilaksanakan, perusahaan harus menentukan posisi Project Leader yang umumnya ditempati oleh manajer departemen IT perusahaan. Pra-perencanaan dan pengumpulan data proyek yang diperlukan, dilakukan mulai dari perusahaan beralih kepemimpinan. Setelah pra-

Page 8: Annotated Bibliography

perencanaan dan pengumpulan data proyek telah selesai, dilakukan perencanaan oleh Project Leader kemudian langsung membentuk tim proyek yang dibagi menjadi empat bagian, yaitu bagian server side, client side, database/network, dan analysis/design. Setelah membentuk tim proyek, Project Leader langsung melakukan pembagian tugas kepada masing-masing bagian dalam tim proyek.

Dalam pengembangan proyek Online bisnis terdapat beberapa faktor kunci kesuksesan proyek tersebut yang terdiri dari, pertama, Misi Proyek. Kedua, Dukungan dari Manajemen Atas. Ketiga, Perencanaan dan Penjadwalan. Keempat, Personel dan Kemampuan Teknis. Kelima, Pemantauan, Pengendalian, dan Feedback.

Pricilia Asmita Wowor, 2013, PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA PADA PROYEK KONSTRUKSI (STUDI KASUS: PT TRAKINDO UTAMA MANADO), Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah memacu perkembangan industri yang ada di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya proyek yang ada dan dilaksanakan berbagai teknologi dan inovasi baru yang diterapkan. Akan tetapi dengan perkembangan ini banyak juga pelaksanaan suatu proyek tidak dibarengi dengan penggunaan tenaga kerja yang terampil dibidangnya serta perencanaan dan pola pendayagunaanya tidak diterapkan secara baik bahkan tidak direncanakan secara tepat. Pendayagunaan tenaga kerja yang kurang baik dan tidak tepat akan menjadi sumber masalah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan sumber daya tenaga kerja merupakan satu sumber daya yang sangat penting dalam pelaksanaaan suatu proyek. Oleh karena itu dalam pelaksanaan suatu proyek harus ada suatu pola pendayagunaan yang tepat agar sasaran yang di capai dapat terwujud.

Proyek yang diteliti ialah PT. Trakindo Utama, dengan konsultan PT. Deserco dan sebagai kontraktor untuk pekerjaan sipil dan arsitektur adalah PT. Cakra Buana Megah yang membidangi pekerjaan struktur bangunan. Dimana struktur bangunan menggunakan konstruksi baja. Karena aktivitas pekerjaan banyak menggunakan baja maka banyak sumber daya tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga terampil yang didatangkan kontraktor dari Jawa, dengan alasan bahwa tenaga kerja dari Jawalah yang terampil dan mengerti tentang pekerjaan yang di laksanakan. Pada proyek ini tenaga kerja yang ada ditempatkan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan yang ada, Yaitu untuk setiap pekerjaan ditempatkan 1 orang mandor, untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan juga beberapa orang pekerja untuk pelaksanaan tersebut. Sistem pemberian upah pada tenaga kerja selama pengamatan pekerjaan diperhitungkan dengan seberapa besar volume produk yang dihasilkan perhari. Tenaga kerja yang ada dipekerjakan bergiliran dan dibagi giliran. Untuk pembagian kerja pagi atau malam dilakukan bila ada kerja lembur.Untuk mendapatkan tenaga kerja yang efisien dan optimal perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

Page 9: Annotated Bibliography

Disiplin tenaga kerja dalam bekerja perlu ditingkatkan Perlu adanya peningkatan penga-wasan terhadap tenaga kerja, sehingga pekerja lebih

rajin dan ulet lagi. Perencanaan jumlah tenaga kerja dalam setiap pelaksanaan setiap pekerja harus dibuat

sebaiknya dengan suatu pola pendayagunaan yang tepat salah satunya dengan adanya perataan sumber daya tenaga agar tidak akan terjadi kekurangan tenaga dan menghindarkan dari PHK.

Gede Wira Hadinata, 2013, ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PEMBENGKAKAN REALISASI BIAYA TERHADAP RENCANA ANGGARAN PELAKSANAAN PADA PROYEKKONSTRUKSI GEDUNG, Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Volume 2, No. 2, April 2013

Pada pelaksanaan proyek konstruksi, pembiayaan merupakan bahan pertimbangan utama karena biasanya menyangkut jumlah yang besar dan rentan terhadap resiko kegagalan. Pembiayaan suatu proyek konstruksi tidak terlepas dari pengaruh situasi ekonomi. Pada pembiayaan suatu proyek konstruksi terdapat beberapa jenis anggaran proyek yang fungsinya untuk mendapatkan suatu perkiraan biaya atau anggaran. Rencana anggaran biaya (RAB) merupakan besarnya biaya yang diperkirakan akan digunakan dalam pekerjaan suatu proyek konstruksi yang disusun berdasarkan gambar.

Terdapat beberapa masalah yang sering timbul dalam proyek konstruksi, misalnya masalah perubahan biaya proyek sehingga pengendalian biaya proyek merupakan hal yang sangat penting menentukan keberhasilan kontraktor dalam proyek yang ditanganinya. Dalam hal ini, pihak kontraktor harus dapat mengelola proyek yang dikerjakan agar tidak terjadi pembengkakan realisasi biaya proyek (RBP). Berdasarkan hasil analisis pada penelitian dapat disimpulkan bahwa, Faktor-faktor yang menjadi penyebab pembengkakan realisasi biaya proyek terhadap RAP terdiri dari 32 faktor diantaranya adalah Pemilihan alat berat, biaya sewa peralatan, dan pemilihan material yang digunakan. Pemilihan alat berat merupakan sub factor yang paling dominan penyebab pembengkakan realisasi biaya proyek.

Evan Zulis, STRATEGI PENAWARAN UNTUK MEMENANGKAN TENDER PROYEK KONSTRUKSI, jurnal Teknik Sipil FT Untan

Dalam upaya mendapatkan pekerjaan pada sektor jasa konstruksi hampir selalu melalui proses yang dinamakan pelelangan. Proses ini menjadi sangat penting bagi pengusaha jasa konstruksi, karena kelangsungan hidupnya sangatlah tergantung dari berhasil atau tidaknya proses ini. Penetapan harga pelelangan ditentukan oleh

berbagai pertimbangan dan terkadang hanya berdasarkan naluri bisnis. Permasalahan utama kontraktor dalam mengajukan penawaran adalah menempatkan harga penawaran tidak dapat diajukan terlalu tinggi dengan harapan untuk mendapatkan profit yang besar. sebaliknya tidak dapat mengajukan harga terlalu rendah dengan harapan peluang mendapatkan proyek semakin besar. Dua kondisi yang berlawanan ini berlangsung dalam waktu yang sama, sehingga akan sangat menyulitkan kontraktor untuk menentukan harga penawaran. Dalam penawaran pelelangan

Page 10: Annotated Bibliography

proyek, segala sesuatunya harus nampak jelas dan rasional, sehingga hal ini sangat penting dalam menentukan strategi penawaran yang tepat.

Salah satu strategi penawaran yang ada, adalah model gates yang memiliki kelebihan, yaitu dapat menghasilkan mark up optimum yang lebih besar dibanding model lainnya. mark up adalah selisih harga penawaran dengan biaya Estimasi dibagi dengan biaya estimasi dalambesaran persen. Model Strategi penawaran Gates mengasumsikan bahwa estimasi biaya adalah sama dengan biaya aktual.

Dari hasil analisa didapatkan hasil pembahasan dimana untuk menggunakan model gates yangdipakai dalam suatu penawaran sangat tergantung dari keadaan pesaing, dalam arti apakah pesaing mengerti model, pesaing tidak membutuhkan pekerjaan karena sudah mempunyai banyak pekerjaan, atau pesaing lagi sangat memerlukan pekerjaan.

Dalam menyusun strategi penawaran untuk memenangkan tender, model gates pesaing tidak dikenal dapat digunakan sebagai gambaran dalam meletakkan harga penawaran dengan analisis data tahun-tahun sebelumnya. Pemenang tender adalah penawar yang meletakkan harga terendah tanpa mengabaikan pertangungjawaban mutu dan kualitas pekerjaan. Kebiasaan peserta lelang mendokumentasikan riwayat penawaran pesaingnya akan sangat membantu dalam mendeteksi mark up yang diterapkan oleh pesaingnya.