22
PENULISAN KARYA ILMIAH “ AKTIVITAS PETI (PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN) MENGORBANKAN KEBUTUHAN DASAR DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA HARUS KOMPREHENSIF “ DOSEN PENGAMPU : DR. JOHANNES, SE, M.Si DI SUSUN OLEH : PROGRAM REGULER MANDIRI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI MANAJEMEN 2B UNIVERSITAS JAMBI NAMA ANGGOTA KELOMPOK V : KELAS M2B 1. (13) WINDA WULANDARI (RRC1B014024) 2. (22) DIANA (RRC1B014042)

Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

PENULISAN KARYA ILMIAH

“ AKTIVITAS PETI (PENAMBANGAN EMAS TANPA IZIN) MENGORBANKAN KEBUTUHAN DASAR DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA HARUS KOMPREHENSIF “

DOSEN PENGAMPU :

DR. JOHANNES, SE, M.Si

DI SUSUN OLEH :

PROGRAM REGULER MANDIRIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISPROGRAM STUDI MANAJEMEN 2B

UNIVERSITAS JAMBITAHUN 2015

NAMA ANGGOTA KELOMPOK V :KELAS M2B

1. (13) WINDA WULANDARI (RRC1B014024)2. (22) DIANA (RRC1B014042)3. (30) JUMIANIS YANTI (RRC1B014058)

Page 2: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ aktivitas PETI (penambangan emas tanpa izin) mengorbankan kebutuhan dasar dan upaya penanggulangannya harus komprehensif “meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada BapakDR. Johannes,SE,M.Si selaku Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dariaktifitas PETI, dan juga mengetahui bagaimana cara untuk mengatasinya . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jambi , 28 Mei 2015

Penyusun

i

Page 3: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………..……………………………..…………….iDaftar Isi…………………………………………………………………………..ii

Bab 1 Pendahuluan…………………….………………………………………….1

1.1 Latar belakang Penelitian…………....………….………….…………1

1.2 Perumusan Masalah ……………….………………………………….2

1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………….2

Bab 2 Hasil Penelitian dan Diskusi………………………………………………..3

2.1 Pengertian Aktivitas PETI……………………………………………3

2.2Dampak Aktivitas PETI………………………………………..………4

2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi PETI ………..………...…………6

2.4Upaya Penanggulangan PETI……………….………………..………..7

Bab 3 Kesimpulan dan Saran ………………………………………...…………..9

3.1 Kesimpulan ……..…….…….…………………………...……………9

3.2 Saran ……………….………..……..…………………..………..........9

Daftar Pustaka

ii

M900-P131R, 06/17/15,
Mana abstraknya?
Page 4: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penelitian

Peti kini telah menjadi kompleks karena menyangkut berbagai aspek dan menjadi sulit diberantas.Upaya yang dilakukan Tim Penanganan Petidibentuk berdasarkan Keppres 25/2001dengan menutup paksa belum mampu mengurangi jumlah penambang liar. Dan memang metode seperti ini tidak akan berhasil. Pengalaman China dengan menutup paksa 30.000 penambang ilegal pada 1998 – 2000 tidak berdampak signifikan pada penurunan tingkat kerusakan lingkungan dan kecelakaan kerja, bahkan semakin memperparah kondisi.

Persoalan penambangan liar tidak hanya di Indonesia, namun juga di beberapa negara penghasil tambang. Tahun 2002, organisasi International Mining, Mineral and Sustainable Development (MMSD) menerbitkan laporan Breaking New Ground, berisikan standar, pedoman, dan rekomendasi bagi industri pertambangan untuk melakukan penambangan berkelanjutan. Salah satu bagian laporan ini adalah masalah penanganan pertambangan ilegal berdasarkan hasil studi di 18 negara.

Menurut laporan itu, objektif utama program penanganan Peti bukan memberantas kegiatan ini secara total tapi lebih jauh lagi, yakni: untuk mengurangi kemiskinan, membuka aktivitas ekonomi lain, serta mengurangi dampak lingkungan dan konservasi sumber daya. Pendekatan yang direkomendasikan adalah ekonomi, sosial, dan teknologi dengan dukungan koordinasi dan kerja sama seluruh aktor: pemerintah pusat dan lokal, industri pertambangan, LSM dan lembaga riset dan perguruan tinggi. Tiap aktor tersebut mempunyai peran yang saling melengkapi.

Pemerintah berperan dengan menyusun kebijakan yang tegas, konsisten dan transparan dalam mengatur usaha pertambangan, terutama hal perizinan, pembinaan, kewajiban dan sanksi.Pemerintah dapat mengakui Peti dengan memberi legalisasi bagi penambang yang memenuhi kriteria yang disyaratkan, seperti laporan rencana penambangan, produksi, dan penanganan lingkungan.Penambang jenis ini diberi insentif, misalnya pemberian pelatihan, pembinaan, sedangkan yang tidak memenuhi kriteria harus ditindak tegas (ditutup). Kerja sama lintas departemen dan aparat hukum mutlak diperlukan

1

M900-P131R, 06/17/15,
Tidak perlu ada kata penelitian
Page 5: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

karena Peti tidak semata persoalan pertambangan, namun juga ekonomi (kemiskinan dan peluang kerja), lingkungan dan sosial.

Industri pertambangan harus mengubah pola hubungannya dengan Peti dari rasa curiga dan represif menjadi hubungan bersifat kolaboratif. Sebagai contoh, perusahaan Placer Dome berhasil mengatasi persoalan Peti di tambangnya di Venezuela dengan menerapkan strategi ini secara bertahap, yakni: passive accomodation, constructive engagement, dan akhirnya colaborative relations.

LSM perlu dilibatkan untuk berperan sebagai mediator dalam membangun hubungan lebih konstruktif antara penambang resmi, Peti, dan pemerintah. Bahkan beberapa organisasi seperti Commununities and Small Scale Mining (CASM), Departement for International Development (UK) atau World Bank dapat memberikan bantuan teknik atau finansial untuk menangani persoalan Peti.

Lembaga riset dan perguruan tinggi berperan untuk mengkaji pemanfaatan teknologi murah dan tepat guna untuk dapat digunakan Peti agar dapat memitigasi dampak negatif yang ditimbulkan.Lembaga ini dapat pula membantu menguatkan kapabilitas dan kapasitas aparat daerah dalam hal pengetahuan pengelolaan kegiatan pertambangan dalam bentuk pelatihan.

1.2 Rumusan Masalah

Apa yang dimaksud dengan akitivitas PETI ? Apa saja dampak yang ditimbulkan dari PETI ? Apa saja faktor-faktor yang mendorong terjadinya PETI? Bagaimana upaya penanggulangan pemerintah terhadap PETI?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui aktivitas PETI Untuk mengetahui berbagai dampak dari PETI Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong terjadinya PETI Dan untuk mengetahui cara penanggulangan PETI

2

M900-P131R, 06/17/15,
Usahakan bahwa di bagian pendahuluan ada citasi
Page 6: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

BAB IIHASIL PENELITIAN DAN DISKUSI

2.1 Pengertian Aktivitas PETI

PETI adalah usaha pertambangan yang dilakukan oleh perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan/yayasan berbadan hukum yang dalam operasinya tidak memilki izin dari instansi pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan demikian, izin, rekomendasi , atau bentuk apapun yang diberikan kepada perseorangan, sekelompok orang, atau perusahaan/yayasan oleh instansi pemerintah di luar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dapat dikategorikan sebagai PETI.

Mengingat kegiatan PETI yang tidak menerapkan kaidah pertambangan secara benar (good mining practice) dan hampir-¬hampir tidak tersentuh hukum, sementara di sisi lain bahan galian bersifat tak terbarukan (non renewable resources) dan dalam pengusahaannya berpotensi merusak lingkungan (potential polluter), maka yang terjadi kemudian adalah berbagai dampak negatif yang tidak saja merugikan Pernerintah, tetapi juga masyarakat luas dan generasi mendatang. Kerusakan lingkungan, pemborosan sumber daya mineral, dan kemerosotan moral merupakan contoh dari dampak negatif yang merugikan Pemerintah, masyarakat luas dan generasi mendatang.Khusus bagi Pemerintah, dampak negatif itu ditambah pula dengan kerugian akibat kehilangan pendapatan dari pajak dan pungutan iainnya, biaya untuk memperbaiki lingkungan, pelecehan terhadap kewibawaan, dan kehilangan kepercayaan dari investor asing yang nota bene menjadi tulang punggung pertumbuhan sektor pertambangan nasional. Akhirnya Indonesia kehilangan salah satu andalan untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi, serta kehilangan kesempatan untuk menurunkan angka pengangguran.

Penanggulangan masalah PETI selau saja dihadapkan kepada persoalan dilematis. Hal ini disebabkan PETI identik dengan kehidupan masyarakat bawah yang tidak memiliki akses kepada sumber daya ekonomi lain karena keterbatasan pendidikan, keahlian, dan ketrampilan yang dimilikinya. Penutupan kegiatan usaha berarti menambah panjang daftar angka pengangguran dan kemiskinan, sementara membiarkan mereka tetap beroperasi berarti menginjak-injak peraturan perundang-undangan yang berlaku.Meski memberikan dampak yang berbeda, keduanya membawa resiko bagi Pemerintah.

3

Page 7: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

Di sisi lain, upaya untuk mewadahi masyarakat miskin (rakyat kecil) melalui pola Pertambangan Rakyat dan Pertambangan Skala Kecil belum memberikan hasil optimal. Disamping dihadapkan masalah internal, kekurangberhasilan kedua pola ini juga diakibatkan oleh keberadaan cukong di tengah-tengah masyarakat miskin yang terus meracuni kehidupan mereka.Para cukong tersebut, mampu berperan sebagai dewa penyelamat dengan iming-iming uang, meski dalam prakteknya menerapkan sistem ijon, sehingga masyarakat miskin terjerat dan tidak dapat lagi melepaskan diri dari cengkeraman cukong. Bertitik tolak dari kenyataan tersebut, maka perlu pendekatan baru dalam menanggulangi masalah PETI, yaitu bersifat manusiawi, arif, adil dan mengedepankan pendekatan sosial kemasyarakatan dengan tetap memberikan kesempatan kepada rakyat untuk berperan langsung secara proporsional pada kegiatan usaha pertambangan, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip pertambangan yang baik dan benar.

Berikut ini merupakan salah satu fakta mengenai perkembangan aktifitas PETI , yang telah terjadi di Provinsi Jambi :

4

M900-P131R, 06/17/15,
Data seperti ini hendaknya ditulis ulang lantas disebut sumbernya dari mana.
Page 8: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

2.2 Dampak Aktivitas PETI

1. Kehilangan Penerimaan Negara Dengan status yang tanpa izin, maka otomatis PETI tidak terkena

kewajiban untuk membayar pajak dan pungutan lainnya kepada Negara. Menurut perhitungan, kerugian Negara atas tidak terpungutnya pajak dari PETI diperkirakan mencapai Rp. 315,1 milyar/tahun. Jumlah ini dipastikan akan membengkak jika memperhitungkan penerimaan negara dari sektor lain yang mendukung kegiatan PETI (multiplier effect) dan tidak dapat dipungut oleh Negara.

2. Kerusakan Lingkungan Hidup Pada perusahaan tambang resmi/berizin, yang notabene dibebani

kewajiban untuk melaksanakan program pengelolaan lingkungan melalui AMDAL, faktor lingkungan hidup tetap menjadi masalah krusial yang perlu mendapat pengawasan intensif.

Dengan kegiatan PETI yang nyaris tanpa pengawasan, dapat dibayangkan kerusakan lingkungan hidup yang terjadiseperti :

Pencemaran terhadap air, baik berupa erosi maupun larutnya unsur-unsur logam berat (leaching) karena sistim penirisan yang tidak baik,

Pencemaran udara berupa debu dan kebisingan oleh kendaraan pengangkut,

Perubahan kontur, Perubahan alur sungai, akibat penambangan pasir sungai, Longsor dikarenakan pembuatan jenjang yang terlalu curam, dan Subcidence, terjadi pada penambangan yang dilakukan secara bawah tanah

.

Terlebih lagi, para pelaku PETI praktis tidak mengerti sama sekali tentang pentingnya pengelolaan lingkungan hidup, sehingga lahan suburpun berubah menjadi hamparan padang pasir yang tidak dapat ditanami akibat tertimbun limbah penambangan dan pengolahan.

3. Kecelakaan Tambang Dari aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kegiatan PETI telah

menimbulkan kecelakaan tambang yang memakan korban luka-luka dan meninggal dunia, serta berbagai penyakit.Memang tidak ada laporan resmi tentang

5

M900-P131R, 06/17/15,
Kalau penampilan alinea seperti ini kecenderungannya mengambil dari tulisan orang lain dan memindahkannya begitu saja tanpa mengalami perubhan danitu tidak boleh.
Page 9: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

jumlah korban, baik yang luka, cacat, maupun meninggal dunia, namun diperkirakan cukup banyak.Hai ini dapat diprediksi dari berita di berbagai media cetak, baik lokal maupun nasional, yang mem¬beritakan kecelakaan tambang.

4. Iklim Investasi Tidak Kondusif Tertarik tidaknya investor untuk menanamkan modalnya disektor

pertambangan, bukan semata-mata, dilihat dari sisi geologis, namun dipengaruhi juga dari stabilitas politik dan ekonomi yang mampu memberikan jaminan kepastian hukum.Dua faktor terakhir inilah yang kini tengah mengalami batu ujian di Indonesia menyusul maraknya PETI di berbagai wilayah, sebab telah mengakibatkan iklim investasi menjadi tidak kondusif dan menimbulkan ketidakpastian hukum.Menurut hasil beberapa studi, sebelum terjadi krisis ekonomi dan politik, sudah diidentifikasi bahwa dalam segi kepastian hukum dan keamanan investasi, Indonesia dinilai lebih rendah dibanding kompetitor terdekatnya (Cina).Dengan terjadinya krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan, serta disusul oleh penjarahan PETI terhadap wilayah pertambangan berizin, maka dapat dipastikan Indonesia berada pada peringkat bawah sebagal negara berisiko tinggi untuk berinvestasi (high country risk).

5. Pemborosan Sumber Daya Mineral Teknologi penambangan dan pengolahan yang dilakukan oleh PETI secara

umum sangat sederhana, sehingga perolehannya (recovery) sangat kecil (sekitar 40%), Baik sisa cadangan yang masih tertinggal di dalam tanah maupun limbah hasil pengolahan (tailing), yang masing-masing sebesar 60%, sangat sulit untuk ditambang atau diolah kembali karena kondisinya sudah rusak (idle resources). Disamping itu, karena PETI hanya menambang cadangan berkadar tinggi, maka cadangan berkadar rendah menjadi tidak ekonomis untuk ditambang. Padahal jika penambangan dilakukan secara benar (good mining practice), cadangan berkadar rendah sebenarnya ekonomis untuk ditambang apabila dicampur (mixing) dengan cadangan berkadar tinggi sepanjang sesuai cut off grade yang telah ditentukan.

6. Pelecehan Hukum Kegiatan PETI telah menimbulkan pandangan buruk bagi upaya

penegakan dan supremasi hukum di Indonesia. Hukum memang sulit atau mustahil diberlakukan di wilayah-wilayah PETI, sebab aparat penegak hukum sendiri seringkali harus berhadapan dengan kelompok masyarakat yang 'tidak mengerti hukum', karena berbagai alasan. Dampak negatif lebih buruk yang muncul kemudian adalah keengganan pengusaha untuk berusaha sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga menutup peluang bagi Pemerintah untuk menumbuhkan sektor perekonomian secara menyeluruh.

6

Page 10: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

7. Kerawanan SosialDi hampir semua lokasi kegiatan PETI, gejolak sosial merupakan penstiwa

yang kerap terjadi, baik antara perusahaan resmi dengan pelaku PETI, antara masyarakat setempat dengan pelaku PETI (pendatang), maupun diantara sesama pelaku PETI sendiri dalam upaya mempertahankan/melindungi kepentingan masing-masing. Masyarakat bawah, yang seringkali menjadi korban dari penyandang dana (penadah) dan oknum aparat, mengakibatkan kehidupan mereka sangat rawan terhadap rnuncuinya gejolak sosial.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya aktivitas PETI

1. Faktor Sosial , yaitu :a. Keberadaan penambang tradisional oleh masyarakat setempat yang

telah berlangsung secara turun - temurun.b. Hubungan yang kurang harmonis antara pertambangan

resmi/berizin dengan masyarakat setempat.c. Penafsiran keliru tentang reformasi yang diartikan sebagai

kebebasan tanpa batas.

2. Faktor Hukum, yaitu :a. Ketidaktahuan masyarakat terhadap peraturan perundang-

undangan yang berlaku dibidang pertambangan. b. Kelemahan peraturan perundang-undangan di bidang

pertambangan, yang antara lain tercermin dalam kekurang berpihakan kepada kepentingan masyarakat luas dan tidak adanya teguran terhadap pertambangan resmi/berizin yang tidak memanfaatkan wilayah usahanya (lahan tidur).

c. Kelemahan dalam penegakan hukum dan pengawasan.

3. Faktor Ekonomi, yaitu :a. Keterbatasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang sesuai

dengan tingkat keahlian/ ketrampilan masyarakat bawah. b. Kemiskinan dalam berbagai hal, miskin secara ekonomi,

pengetahuan, dan ketrampilan. c. Keberadaan pihak ketiga yang memanfaatkan kemiskinanuntuk

tujuan tertentu, yaitu penyandang dana (cukong), backing (oknum aparat) dan LSM.

d. Krisis ekonomi berkepanjangan yang melahirkan pengangguran terutama dari kalangan masyarakat bawah.Penemuan cadangan baru oleh perusahaan tambang resmi/ berizin.

7

Page 11: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

2.4 Upaya Penanggulangan PETI

Dalam menyelesaikan masalah PETI ,perlu dilibatkannya stakeholder yang bertanggung jawab yakni :1. Pemerintah, sebagai leading sector-nya adalah DESDM di tingkat pusat dan Dinas Pertambangan pada tingkat daerah.2. Pengusaha pertambangan, baik perorangan maupun kelompok.3. Masyarakat, terutama masyarakat di sekitar kegiatan pertambangan dilakukan, mempunyai fungsi pengawasan, baik melaui lembaga swadaya masyarakat (LSM) maupun melalui kelompok-kelompok lain.

Berbagai hambatan yang dialami oleh pemerintah dalam mengatasi PETI yaitu sebagai berikut :

1. Masih banyaknya oknum aparat pemerintah, baik sipil maupun militer, yang terlibat atau melibatkan diri pada kegiatan PETI.

2. Perangkat hukum di berbagai sektor yang terkait dengan kegiatan pertambangan, mulai dari tahapan eksplorasi, eksploitasi, pengangkutan, sampah kepada pengawasan komoditi tambang, menunjuk¬kan belum adanya visi yang sama/seragam, sehingga sering menimbulkan biaya tinggi dan lolosnya komoditi tambang illegal berikut pelakunya dari jeratan hukum. Sementara itu, sanksi bagi pelaku PETI sesuai Undang-undang No.11 tahun 1967, masih relatif ringan dan belum memenuhi rasa keadilan masyarakat luas.

3. Pemerintah pusat dan daerah belum bekerja secara fungsional dan terpadu, sehingga penertiban oleh berbagai instansi belum berjalan optimal.

4. Walaupun sudah diterbitkan Inpres No.3 Tahun 2000, belum seluruh Pemda memberikan respon terhadap kegiatan penanggulangan masalah PETI. Padahal Pemda merupakan ujung tombak dari kegiatan ini.

8

Page 12: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

Solusi dalam menyelesaikan masalah PETI harus dilakukan bersama-sama antar beberapa stakeholder yang terdiri dari :

1. Pemerintah melakukan langkah-langkah sebagai berikut : Mempermudah proses perijian pertambangan melaui sistim satu atap,

sehingga waktu setra biaya yang dibutuhkan dalam memproses perijinan lebih sedkit dan singkat.

Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan pertambangan. Memberikan penyuluhan pada masyarakat dan pengusaha pertambangan

tentang kesadaran lingkungan. Melakukan pembinaan dan bimbingan teknis terhadap pengusaha

pertambangan. Membuat zonasi wilayah pertambangan sehingga tidak terjadi tumpang

tindih dengan sektor lain dan penyebaran kerusakan lingkungan dapat dicegah.

Memberikan alternatif usaha lain terhadap pengusaha dan buruh tambang dengan cara memberikan tambahan keterampilan bagi pengusaha dan buruh tambang.

Memberikan sanksi kepada pihak yang melanggar secara tegas dan bisa membuat efek jera kepada pihak tersebut

2. Masyarakat dan LSM

Bekerjasama dengan pemerintah memberikan penyuluhan terhadap buruh dan pengusaha tentang kesadaran lingkungan.

Mendorong dibentuknya kelompok-kelompok baik buruh maupun pengusaha tambang yang difasilitasi oleh pemerintah.

Mengusulkan pembentukkan Peraturan Daerah mengenai Pertambangan Rakyat

9

Page 13: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

BAB IIIPENUTUP

Kesimpulan :

Penambangan emas tanpa izin merupakan kegiatan pertambangan tanpa izin yang dilakukan oleh sebagian Masyarakat maupun oknum lainnya.Namun pada saat ini kegiatan tersebut telah banyak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan disekitar tambang tersebut seperti pencemaran air.hal ini tejadi akibat adanya penggunaan senyawa merkuri untuk memisahkan biji emas dengan logam lainnya.Apabila hal ini tidak ditindak lanjuti oleh pemerintah maka masyarakat yang berada di sekitar tambang tersebut akan mengalani berbagai macam penyakit salah satunya penyakit Minamata. Dan pemerintah harus bertindak secara komprehensif terhadap pelaku PETI

Saran :

Dengan mempelajari Dampak beserta teori-teori yang berkaitan di dalamnya, serta diperkuat data lapangan maka dengan ini penulis mengajak pembaca dapat turut ambil bagian dalam mengaplikasikan teori yang telah didapatkan kepada masyarakat luas. Sehingga dengan demikian, dengan pemahaman akan nyatanya keadaan dapat memberikan gambaran secara umum kepada masyarakat luas akan pentingnya keberadaan eksistensi alam dalam menjaga kekayaan alam dan kearipan lokal demi masa depan tentunya.

10

Page 14: Anonim (2015). - Johannessimatupang’s Weblog Web viewKami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai dampak ... Dari

DAFTAR PUSTAKA

Herupitra (2015). 8 0rang tewas akibat aktifitas eti di merangin, http://jambi.tribunnews.com/2015/03/23/sudah-8-orang-tewas-akibat-aktivitas-peti-di-merangin

Bakhry Assydiq (2012). emas tampa izin dampak lingkungan, http://bakhry-assydiq.blogspot.com/2012/11/emas-tanpa-izin-dampak-lingkungan_1529.html

Riki Saputra (2015). peti di merangin merenggut belasan nyawa, http://www.metrojambi.com/v1/daerah/35392-peti-di-merangin-sudah-renggut-belasan-nyawa.html

Anonim (2015) Wahhhhh…. 10 Pelaku PETI Tewas di Merangin, http://www.jambiupdate.com/artikel-wahhhhh%E2%80%A6-10-pelaku-peti-tewas-di-merangin.html

Anonim (2015). Gara-gara Aktivitas PETI, Lubuk Larangan di Merangin Terancam Punah !, http://www.jambiupdate.com/artikel-garagara-aktivitas-peti-lubuk-larangan-di-merangin-terancam-punah---.html

Anonim (2015). Dampak Aktivitas PETI di Kab. Merangin, http://www.menaranews.com/index.php/regionalx/sumatera/10272-dampak-aktivitas-peti-di-kab-merangin

Bangun Santoso (2014). Intruksi bupati dinilai tak digubris terkait aktivitas peti di merangin, http://harianjambi.jds.web.id/berita-intruksi-bupati-dinilai-tak-digubris-terkait-aktivitas-peti-di-merangin.html

Andi Fachrizal (2013). Razia penambangan tampa izin bentrok dua warga tewas, http://www.mongabay.co.id/2013/10/02/razia-penambangan-tanpa-izin-bentrok-dua-warga-tewas/

Irma Tambunan(2015). Demam emas meracuni jambi, http://print.kompas.com/baca/2015/02/26/Demam-Emas-Meracuni-Jambi

Anonim (2014). Kewenangan pemerintah daerah kabupaten dalam pengelolaan pertambangan rakyat berdasarkan undang-undang no 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara, http://fh.unram.ac.id/wp-content/uploads/2014/05/KEWENANGAN-PEMERINTAH-DAERAH-KABUPATEN-DALAM-PENGELOLAAN-PERTAMBANGAN-RAKYAT-BERDASARKAN-UNDANG-UNDANG-NOMOR-4-TAHUN-2009-TENTANG-PERTAMBANGAN-MINERAL-DAN-BATUBARA.pdf

M900-P131R, 06/17/15,
Tempatkan huruf kapital secara benar, tulis ulang sumber yang menggunakan huruf kapital
M900-P131R, 06/17/15,
Daftar pustakanya banyak, tapi dibagian makalah koq tak kelihatan. Silahkan pelajari cara mencitasi yang benar.