ANSIETAS

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kecemasan atau ansietas adalah rasa khawatir, takut yang tidak jelas sebabnya. Pengaruh kecemasan terhadap pencapaian kedewasaan, merupakan masalah penting dalam perkembangan kepribadian. Kecemasan juga merupakan ketakutan yang besar dalam menggerakkan tingkah laku. Baik tingkah laku normal maupun tingkah laku yang menyimpangan, yang terganggu, kedua-duanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan terhadap kecemasan itu. Tidak sorang pun bebas dari kecemasan. Semua orang pasti merasakan kecemasan dalam derajad tertentu. Bahkan kecemasan yang ringan dapat berguna yakni dalam memberikan rangsangan terhadap seseorang. Rangsangan untuk mengatas i kecemasan dan membuang sumber kecemasan. Kecemasan yang dapat membuat seseorang putus asa dan tidak berdaya sehingga mempengaruhi seluruh kepribadiannya adalah kecemasan yang negative.Rasa takut yang ditimbulkan oleh adanya ancaman, sehingga seseorang akan menghindari diri dari sebagainya. Kecemasan atau ansietas dapat ditimbulkan oleh bahaya dari luar, mungkin juga bahaya dari dalam diri seseorang, dan pada umumnya ancaman itu samar-samar. Bahaya dari dalam ditimbulkan bila ada sesuatu hal yang yang tidak dapat diterimanya, misalnya pikiran, perasaan,keinginan dan dorongan. Pada umumnya pada orang tua memakai kecemasan berhubungan dengan penolakan dan tidak menyayangianakuntuk mengajarkan beberapa pola tingkah laku kepada anaknya. Penolakan terus menerus oleh orang-orang yang berarti bagi seseorang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan yang berat seumur hidup.Pada saat ini banyak sekali benyak sekali kecemasan yang timbulsehubungan dengan moderisasi dan perkembangan teknologi yang mempersempit langkah kerja. Hampir setiap orang mengalami keraguan, ketidakpastian dalam menghadapi masa kini yang kompleks. Walaupun kecemasan dapat bersifat konstruktif dan destruktif namundemikian kecemasan iniharus dipakai sebagai alat untuk mencapai perbaikan dankemajuan.Ansietas adalah masalah penting pada pelayanan kesehatan baik primer maupun spesialis, karena rata-rata prevalensi seumur hidup untuk gangguan ini sekitar 25% dari semua pasien gangguan medis umum. Stresor psikologis dan fisikdari gangguan medis sering memicu ansietas, terutama pada individu yang rentan.Kecemasan (ansietas) itu sendiri merupakan respon psikologik terhadap stres yang mengandung komponen fisiologik dan psikologik. Reaksi fisiologis terhadap ansietas merupakan reaksi yang pertama timbul pada sistemsaraf otonom,meliputi peningkatan frekuensi nadidan respirasi,pergeserantekanan darahdansuhu, relaksasi otot polos pada kandung kemih dan usus, kulit dingin dan lembabManifestasi yang khas pada ansietas tergantung pada masing-masing individu dan dapat meliputi menarik diri, membisu, mengumpat, mengeluh, dan menangis.Kecemasan bersifat kompleks dan abstrak seperti yang telah ditulis oleh Freudbertahun-tahun yang lalu.Ansietas adalah keadaan suasana perasaan (mood) yang ditandai oleh gejala-gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan (Barlow, 2002). Kecemasan (ansietas) pasien pre operasidisebabkan berbagai faktor,salah satunya adalah dari faktorpengetahuan dan sikap perawat dalam mengaplikasikan pencegahan ansietas pada pasien pre operasielektif di Ruang. Ansietaspasien ada yang berhubungan dengan menghadapi pembiusan, nyeri, keganasan, kematian dan ketidaktahuan tentangprosedur operasi,cara latihan napas dalam, batuk dan relaksasi serta strategikognitif, dan sebagainya.Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberi gambaran penting tentang ansietas yag berlebihan, disertai respon perilaku, emosional dan fisiologis. Individu yang mengalami gangguan ansietas dapat memperlihatkan perilaku yang tidak lazim seperti panik tanpa alasan, takut yang tidak beralasan terhadap objek dan kondisi kehidupan, melakukan tindakan berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan, mengalami kembali peristiwa yang traumatic, atau rasakkhawatir yang tidak dapat dijelaskan atau berlebihan. Pada kesempatan yang jarangterjadi,banyakorangmemperlihatkansalahsatudariperilakuyangtidaklazim tersebut sebagai respon normal terhadap ansietas. Perbedaan antara responansietas yang tidak lazim inidengan gangguan ansietas ialah bahwa respon ansietas cukup berat sehingga bisa mengganggu kinerja individu, kehidupan keluarga, dan lingkungan sosial.Banyak individu yang mengalami gangguan ansietas merasa takut mereka akan menjadi gila karena mereka yang tidak lazim atau mereka mengalami serangan jantung karena respon fisiologis seperti palpitasi, berkeringat, dankesulitan bernapas. Mereka merasa bahwa mereka tidak memiliki kendali atas respon yang tidak lazim tersebut dan sangat menginginkan respon itu berhenti.Individu yang mengalami gangguan ansietas tidak psikotik pada kenyataannya,mereka melakukan fungsi dalam batas-batas realitas dan menyadari penuh bahwa episode aneh yang mereka alami itu tidak normal. Sebaliknya, individu yang psikoti, seperti skizofrenia, tidak menyadari bahwa perilaku mereka yang tidaklazim ituberbeda dari perilaku yang normal.Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancan tersebut terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasikan sebagai stimulus ansietas (comer, 1992). Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu.Takut sebenarnya tidak dapat dibedakan dengan ansietas karena individu yang merasa takut atau ansietas mengalami pola respons perilaku, gisiolagis dan emosional dalam rentang yang sama.Satu-satunya perbedaan antara keduanya ialah bahwa rasa takut yang ditimbulkan sebagai respon terhadap objek mengancam yang dapat diidentifikasikan dan spesifik. Takut adalah mengetahui adanya suatu ancaman; ansietas adalah emosi yang ditimbulkan oleh rasa takut. Ancaman yang menstimulasi rasa dapat nyata atau dipersepsikan, misalnya rasa takut yang nyatadialami ketika seseorang berhadapan dengan penyerang yang membawa senjata atau rasa takut yang dipersepsikan ketika dipanggila untuk menemui penyelia.Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek sehat dan aspek membahayakan,yang bergantung pada tingkat ansietas,lama ansietas dialami seberapa baikindividu melakukan koping terhadap ansietas. Ansietas dapat dlilihat dalam ringan,sedang, berat sampai panik. Setiap tingkat menyebabkan perubahan fisiologi dan emosional pada individu.Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulus sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir,bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Misalnya, ansietas ringanmmembantu mahasiswa berfokus pada informasi baru yang diberikan dikelas atau klinik.Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda individu menjadi gugup atau agitas. Misalnya, seorang wanita mengunjungi ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan merasa ada sesuatu yang sangat berbeda. Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak tanpa ia berupaya menurunkannya.Ansietas dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman ia memperlihatkan respons takut dan distres. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panic berat, semua pemikiran rasional berheti dan individu tersebut mengalami responfight,flightatau freeze yakni kebutuhan untuksecepatnya, tetap di tempat dan berjuang, atau menjadi beku dan tidak dapat melakukan sesuatu.Sisi negatif ansietas atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan masalah yang nyata dan potensial. Hal ini menghabiskan tenaga,menimbulkan rasa takut, dan menghambat individu melakukan fungsi dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial.Diagnosa gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsisebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga menyebabkan maladapif dan disabilitas emosional.Misalnya, diagnosa ansietas umum ditegakkan ketika individu selalu khawatir tentang sesuatu atau semua hal tanpa alasan yang nyata, merasa gelisah,lelah, dan tegang, serta sulitberkonsentrasi sekurang-kurangnya enam bulan terakhir.

RUMUSAN MASALAH1.1 Apayangdimaksuddenganansietas?1.2 Bagaimana proses penatalaksanaan pada pasien dengan ansietas?

TUJUAN1.1 Tujuan 1.2.1. Tujuan umumSetelah menyelesaikan tinjauan pustaka ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti, memahami dan menjelaskan mengenai meningioma. 1.2.2. Tujuan khususSetelah mempelajari tinjauan pustaka ini, diharapkan mahasiswa mampu :1. Memahami dan menjelaskan definisi meningioma.2. Memahami dan menjelaskan etiologo meningioma.3. Memahami dan menjelaskan patofisiologi meningioma.4. Memahami dan menjelaskan faktor resiko dari meningioma.5. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan dari meningioma.

1.2 Manfaat

1.1.1. Bagi penulis.Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan karya tulis ilmiah ini adalah untuk menambah pengetahuan bagi penulis tentang penyakit meningioma terutama mengenai penegakan diagnosa dan penatalaksanaan penyakit tersebut.

1.1.2. Bagi pembaca.1. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang meningioma.2. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang penegakan diagnosa dan penatalaksanaan meningioma bagi teman sejawat.3. Membantu memberikan informasi tambahan pada pembaca mengenai meningioma.

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. PENGERTIAN

I.Definisi

Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan denganperasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.Ansietas dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secaar interpersonal. (Stuart & Laraia2005).

Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian intelektual terhadap bahaya.(Stuart & Laraia 2005).

Ansietas adalah suatu keadaan emosional yang tidak menyenangkan yang ditandai olehrasa ketakutan serta gejala fisik yang menegangkan serta tidak diinginkan.(Teifion Davies 2009).

Kecemasan memiliki nilai yang positif. Menurut Stuart dan Laraia (2005) aspek positifdari individu berkembang dengan adanya konfrontasi, gerak maju perkembangan danpengalaman mengatasi kecemasan. Tetapi pada keadaan lanjut perasaan cemas dapatmengganggu kehidupan seseorang.

II. Etiologi

Kecemasan adalah respon psikologik terhadap stress yang mengandung komponenfisiologik dan psikologik. Perasaan takut atau tidak tenang yang sumbernya tidak dikenali.

Kecemasan terjadi ketika seseorang merasa terancam baik secara phisikis atau psykhologik(seperti harga diri, gambaran diri, atau identitas diri).

Selain itu, penyebab dari Ansietas yaitu dari faktor Neurobiologik dan fisikologik.

1. Faktor Neurobiologik

Kimia otak dan faktor perkembangan penelitian menunjukkan bahwa sistem sarafotonom atau nonadregenic yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasanlebih besar tingkatannya dari orang lain. Abnormalitas regulasi substansi kimiaotak seperti Serotonin dan GABA (gama-aminobutyric acid) berperan dalamperkembangan cemas. Amygdala sebagai pusat komunikasi antara bagian otakyang memproses input sensori dan bagian otak yang yang menginterpretasikaninput (amygdala mengidentifikasikan informasi sensori yang masuk sebagai

ancaman

dan

kemudian

menimbulkan

perasaan

cemas

atau

takut)

Amygdala berperan dalam phobia, mengkoordinasikan rasa takut, memori, danemosi, dan semua respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan stresor LocusCeruleus, adalah satu area otak yang mengawali respon terhadap suatu bahayadan mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa individu sehinggamenyebabkan seseoranng mudah mengalami cemas (khususnya PTSD {Posttraumatic sindrom disorder}). Hippocampus bertanggung jawab terhadapstimuli yang mengancam dan berperan dalam pengkodean informasi ke dalammemori Striatum, berperan dalam kontrol motorik yang terlibat dalam OCD

(Obsessive Compulsive Disorder). Penyakit fisik Exposure Ofpaparan bahaya atau trauma fisik dan psikologis.

2. Faktor Psikologik

Substance

-

-

-

-

Marah

Harga diri rendah

Pemalu pada masa kanak-kanak

Orang tua yang pemarah

-

-

-

-

Terlalu banyak kritik

Ketidak nyamanan dengan Agresi

Seksual Abuse

Mengalami peristiwa yang menakutkan

3. Faktor Kognitif

Cemas sebagai manisfestasi bdari penyimpangan berpikir dan membuatpersepsi/kebiasaan/prilaku individu memandang secara berlebihan terhadap suatubahaya.

III. PatofisiologiKimia otak dan faktor perkembangan penelitian menunjukkan bahwa sistem saraf otonomatau nonadregenic yang menyebabkan seseorang mengalami kecemasan lebih besar tingkatannyadari orang lain. Abnormalitas regulasi substansi kimia otak seperti Serotonin dan GABA (gama-aminobutyric acid) berperan dalam perkembangan cemas. Amygdala sebagai pusat komunikasi

antara

bagian

otak

yang

memproses

input

sensori

dan

bagian

otak

yang

yang

menginterpretasikan input (amygdala mengidentifikasikan informasi sensori yang masuk sebagai

ancaman

dan

kemudian

menimbulkan

perasaan

cemas

atau

takut)

Amygdala berperan dalam phobia, mengkoordinasikan rasa takut, memori, dan emosi, dansemua respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan stresor Locus Ceruleus, adalah satu areaotak yang mengawali respon terhadap suatu bahaya dan mungkin respon tersebut berlebihanpada beberapa individu sehingga menyebabkan seseoranng mudah mengalami cemas(khususnya PTSD {Post traumatic sindrom disorder}). Hippocampus bertanggung jawabterhadap stimuli yang mengancam dan berperan dalam pengkodean informasi ke dalam memoriStriatum, berperan dalam kontrol motorik yang terlibat dalam OCD (Obsessive Compulsive Disorder).

III. Tingkat Ansietas

Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176), tingkat ansietas sbb :

a. Ansietas ringan;

berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahanpersepsinya. Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhandan kreativitas.

b. Ansietas sedang; memungkinkan seseorang untuk berfokus pada hal yang penting danmengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yangselektif namun dapat berfokus untuk melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c. Ansietas Berat; sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung untukmemusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikirtentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkanpada suatu area lain.

d. Tingkat Panik ; dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Rincianterpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupundengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadipeningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungandengan orang lain, persepsi menyimpang, kehilangan pemikiran rasional.

IV. Respon Ansietas

Macam-macam Respon Ansietas yaitu :

1. Respon Fisiologis

Sistem Tubuh

Kardiovaskular

Pernapasan

Neuromuskular

Respons

Palpitasi

Jantung berdebar

Tekanan darah meningkat

Rasa ingin pingsan

Pingsan

Tekanan darah menurun

Denyut nadi menurun

Napas cepat

Sesak napas

Tekanan pada dada

Napas dangkal

Pembengkakan pada tenggorokan

Sensasi tercekik

Terengah-engah

Refleks meningkat

Reaksi terkejut

Mata berkedip-kedip

Insomnia

Tremor

Rigiditas

Gelisah, mondar-mandir

Wajah tegang

Kelemahan umum

Tungkai lemah

Gastrointestinal

Saluran perkemihan

Kulit

Kehilangan nafsu makan

Menolak makan

Rasa tidak nyaman pada abdomen

Nyeri abdomen

Mual

Nyeri ulu hati

Diare

Tidak dapat menahan kencing

Sering berkemih

Wajah kemerahan

Berkeringat setempat (telapak tangan)

Gatal

Rasa panas dan dingin pada kulit

Wajah pucat

Berkeringat seluruh tubuh

2. Respon Prilaku, Kognitif, dan Afektif

Sistem

Prilaku

Kognitif

Respons

Gelisah

Ketegangan fisik

Reaksi terkejut

Bicara cepat

Kurang koordinasi

Cenderung mengalami cedera

Menarik diri dari hubungan interpersonal

Inhibisi

Melarikan diri dari masalah

Menghindar

Hiperventilasi

Sangat waspada

Perhatian terganggu

Konsentrasi buruk

Preokupasi

Pelupa

Salah dalam memberikan penilaian

Hambatan berpikir

Lapangan persepsi menurun

Kreativitas menurun

Produktivitas menurun

Bingung

Sangat waspada

Kesendaran diri

Kehilangan objektivitas

Takut kehilangan kendali

Afektif

Mudah terganggu

Tidak sabar

Gelisah

Tegang

Gugup

Ketakutan

Waspada

Kengerian

Kekhawatiran

Kecemasan

Mati rasa

Rasa bersalah

Malu

V. Teori-Teori yang Mendasari Ansietas

Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah :

1. Teori psikoanalitik

Menurut Sigmund Freud struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen, yaitu id, ego, dansuperego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif. Superegomencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budayaseseorang, sedangkan ego atau aku digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari iddan superego. Menurut teori psikoanalitik, ansietas merupakan konflik emosional yangterjadi antara id dan superego, yang berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatubahaya yang perlu diatasi.

2. Teori interpersonal

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal ini juga dihubungkandengan trauma masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkanseseorang menjadi tidak berdaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanyasangat mudah untuk mengalami ansietas yang berat.

3. Teori prilaku

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuanseseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Para ahli prilaku menganggap ansietas

merupakan

sesuatu

dorongan

yang

dipelajari

berdasarkan

keinginan

untuk

menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa individu yang pada awalkehidupannya dihadapkan pada rasa takut berlebihan akan menunjukkan kemungkinanansietas berat pada kehidupan masa dewasanya.

4. Kajian keluarga

Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasaditemui dalam suatu keluarga.

5. Kajian biologis

Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untukbenzodiazepin. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Selain itu kesehatanumum seseorang mempunyai predisposisi terhadap ansietas. Ansietas mungkin disertaidengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasistressor.

C. Rentang Respons

Gambar 9-1 Rentang Respons Ansietas

RENTANG RESPONS ASIETAS

Respons adaptif

Respons maladaptive

Antisipasi

Ringan

Sedang

Berat

Panik

Ciri- ciri Ansietas yaitu :

a. Ansietas Ringan :

Lebih

waspada,

gerakan

mata,

ketajaman

pendengaran

bertambah, dan kesadaran meningkat.

b. Ansietas Sedang : Berfokus pada dirinya (penyakitnya). Menurunnya perhatianterhadap lingkungan secara terperinci.

c. Ansietas Berat

: Perubahan pola pikir, ketidak selarasan pikiran, tindakan dan

perasaan. Lapangan persepsi menyempit.

d. Panik

:

Persepsi

terhadap

lingkungan

mengalamidistorsi;

ketidakmampuan memahami situasi; respon tidak dapat diduga; aktivitas motorikyang tidak menentu.

a. Faktor Predisposisi

Menurut Stuart dan Laraia (1998: 177-181) terdapat beberapa teori yang dapat

menjelaskan

ansietas,

diantaranya:

(1). Pandangan Psikoanalitis, ansietas adalah konflik emosional yang terjadiantara antara dua elemen kepribadian: id dan superego. Id mewakili doronganinsting dan impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nuraniseseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku,berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan tersebut danfungsi ansietas adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

(2). Pandangan Interpersonal, ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak

adanya

penerimaan/

persetujuan

dan

penolakan

interpersonal.

Ansietas

berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan kehilangan,yang menimbulkan kelemahan tertentu. Orang yang mengalami harga diri rendahterutama mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.

(3). Pandangan Perilaku, ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatuyang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yangdiinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar berdasarkankeinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu yang terbiasadengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan lebih seringmenunjukkan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.

(4). Kajian Keluarga, ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga.Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietasdengan depresi.

(5). Kajian Biologis, Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine.Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA (asam gama-aminobutirat) juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungandengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertaidengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untukmengatasi stressor.

b. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dibedakan menjadi:

(1). Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologisyang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidupsehari-hari.

(2). Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas ,harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

c. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik dapat berasal dari sumber internal dan eksternal. Manifestasiklinis dikelompokkan menjadi dua kategori:

1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akanterjadi atau penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidupsehari-hari.

2. Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri,dan fungsi sosial yang terintegritas pada individu.

d. Mekanisme Koping

Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme kopingsebagai berikut :

1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasipada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnyaperilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhankebutuhan, Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stress, Kompromiuntuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.

2. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,tetapi berlangsung tidak sadar dan melibatkan penipuan diri dan distorsi realitasdan bersifat maladaptif.

e. Sumber Koping

Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dengan menggerakkan sumber kopingdi lingkungan. Sumber koping tersebut yang berupa model ekonomi, kemampuanpenyelesaian masalah, dukungan sosial, dan keyakinan budaya dapat membantuindividu mengintergrasikan pengalaman yang menimbulkan stres dan mengadopsistrategi kopinng yang berhasil.

f. Pohon Masalah

Harga diri Rendah

Gangguan citra tubuh

Ansietas

Koping Individu inefektif

Kurangnya pengetahuan

.

BAB

BAB III

PENUTUP

III.A

Kesimpulan

Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karenaketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (sumber seringkali tidakspesifik atau tidak diketahui oleh individu); suatu perasaan takut akan terjadi sesuatuyang disebabkan oleh antisipasi bahaya. Menurut Stuart dan Sundeen (1998:175-176),tingkat ansietas sbb :

a. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari danmenyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

b. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang pentingdan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yangselektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c. Ansietas Berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrunguntuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikirtentang hal lain.

d. Tingkat Panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ket Teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab ansietas adalah :Teori psikoanalitik, Teori interpersonal, Teori prilaku, Kajian keluarga, Kajian biologis.

III.B

Saran

Setelah diperoleh kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapatdiajukan saran-saran bagi pengembangan pendidikan mahasiswa pada khususnya,mahasiswa dapat mengetahui definisi ansietas serta asuhan keperawatan pada klienansietas.

DAFTAR PUSTAKA

Gail W, Stuart. 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC.

Davies, Teifion. 2009. Kesehatan Mental. Jakarta : EGC.

Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung.

Smelzer, Suzamec. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

www.google.com

EGC.