20
ANTENA SERANGGA Oleh : Nama : Widyasmara Phasa Adhanani NIM : B1J012178 Rombongan ` : II Kelompok : 2 Asisten : Ezza Jidaztya LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

Antenna Serangga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

123

Citation preview

Page 1: Antenna Serangga

ANTENA SERANGGA

Oleh :

Nama : Widyasmara Phasa Adhanani

NIM : B1J012178

Rombongan ` : II

Kelompok : 2

Asisten : Ezza Jidaztya

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGIUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO

2015

Page 2: Antenna Serangga

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Entomologi telah berakar di berbagai kultur sejak zaman prasejarah untuk

tujuanpertanian.Saat ini, banyak ilmuwan yang tertarik mempelajari bidang

keanekaragaman hayati spesies dalam ekosistem kita. keragaman spesies dalam

ekosistem kita. Dari 10,3 juta spesies yang dikenal di bumi ini, serangga adalah

hewan lebih banyak ditemukan (Siti, dkk., 2014).

Serangga termasuk filum Arthropoda yaitu kelompok hewan yang

mempunyai kaki beruas-ruas, tubuh bilateral simetris dan dilapisi oleh kutikula yang

keras (exosceleton). Serangga digolongkan dalam kelasinsecta (hexapoda), karena

memiliki 6 buah (3 pasang) kaki yang terdapat di daerah dada (thorax). Kehidupan

serangga sudah dimulai sejak 400 juta tahun (zaman devonian). Kira-kira 2 - 3 juta

spesies serangga telah terindentifikasi. Diperkirakan, jumlah serangga sebanyak 30-

80 juta spesies yang meliputi sekitar 50% dari keanekaragaman spesies di muka

bumi. (Angga, 2009 ).Kata Arthropoda dari bahasa Yunani yaitu Arthros berarti

sendi (ruas) dan Podos berarti kaki. Arthropoda adalah hewan yang mempunyai kaki

bersendi-sendi (beruas-ruas). Hewan ini banyak ditemukan di darat, air tawar, dan

laut, serta didalam tanah. Hewan ini juga merupakan hewan yang paling banyak jenis

atau macam spesiesnya, lebih kurang 75% dari jumlah keseluruhan spesies hewan di

dunia yang telah diketahui (Setiati, 2012).

Serangga adalah makhluk hidup yang sangat beruntung karena dikaruniai

beragam peralatan penunjang hidupnya yang penuh bahaya, salah satunya yang

penting adalah antena. Antena serangga yang berjumlah sepasang ini tumbuh pada

bagian dorso-frontal kepala, di atas atau di antara mata majemuknya. Secara umum,

antena serangga terdiri dari tiga ruas utama, yaitu skape (bagian pangkal dan melekat

pada rongga kepala), pedisel dan flagelum yang terletak paling ujung dan terdiri dari

beberapa subruas. Bentuk antena serangga sangat beragam, dan sering digunakan

sebagai penciri dalam identifikasi kelompok serangga. Misalnya, ordo Orthoptera

dibagi menjadi dua subordo berdasarkan ukuran panjang antena, yaitu Ensifera

(berantena panjang) dan Caelifera (berantena pendek) (Brotowidjoyo, 1994).

Page 3: Antenna Serangga

B. Tujuan

Tujuan praktikum antena serangga adalah menjelaskan tipe-tipe antena pada

serangga dan menjelaskan bagian-bagian antena pada serangga.

Page 4: Antenna Serangga

II. TINJAUAN PUSTAKA

Serangga tergolong dalam Filum Arthrophoda, Sub Filum Mandibulata,

Kelas Insecta. Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian yaitu,

kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen). Sesungguhnya serangga terdiri

dari tidak kurang dari 20 segmen. Enam Ruas terkonsolidasi membentuk kepala, tiga

ruas membentuk thoraks, dan 11 ruas membentuk abdomen. Seranggadapat

dibedakan dari anggota Arthropoda lainnya karena adanya 3 pasang kaki (sepasang

pada setiap segmen thoraks) (Brotowidjoyo, 1994).

Serangga memiliki skeleton yang berada pada bagian luar tubuhnya

(eksoskeleton). Rangka luarini tebal dan sangat keras sehingga dapat menjadi

pelindung tubuh, yang sama halnya dengan kulit kita sebagai pelindung luar. Pada

dasarnya, eksoskeleton serangga tidak tumbuh secara terus-menerus. Pada tahapan

pertumbuhan serangga eksoskeleton tersebut harus ditanggalkan untuk

menumbuhkan yang lebih baru dan lebih besar lagi (Voshel, 2003).

Serangga dan nimfa pada umumnya memiliki sepasang antenna yang

terletak pada bagian anterior kepala, dekat dengan mata majemuk, namun demikian

pada saat serangga masih dalam bentuk larva, antenna sangat tereduksi. Fungsi

utama antenna pada serangga adalah sebagai alat indera (sensory), sedangkan fungsi

lain dari antenna pada serangga adalah sebagai penerima rangsangan fisik, bau, suhu,

kelembaban, suara, dan terkadan memainkan perananan penting dalam proses

perkawinan serangga. Antenna pada serangga jantan pada umumnya lebih kompleks

dan rumit dibandingkan dengan antenna serangga betina (Jumar, 2000).

Pada Pterygota dan Thysanura antena digerakkan oleh otot-otot levator dan

depresor muncul dari lengan tentorial anterior dan melekat pada scape, dan oleh otot

fleksor dan ekstensor muncul pada scape dan melekat pada pedicel. Pada Collembola

dan Diplura otot pada dasar antena sama dengan Pterygota, tetapi ada tambahan, ada

otot-otot intrinsik pada tiap-tiap unik flagelum, dan selanjutnya unit-unit tersebut

dianggap segmen yang sebenarnya. Lima otot berjalan dari dasar tiap-tiap segmen

sampai dasar segmen berikutnya dan menghasilkan berbagai gerakan, tetapi pada

segmen yang lebih distal otot-otot reduksi seluruhnya, tetapi salah satu darinya

mungkin tidak ada. Tipe antena ini disebut tersegmen (Evans, 1984).

Pada kebanyakan insekta hemimetabolous dan ametabolous jumlah annuli

dalam flagellum antena meningkat selama kehidupan postembrionik. Misalnya pada

Page 5: Antenna Serangga

larva instar pertama Dociostaurus (Orthoptera) memiliki 13 annuli, sedangkan pada

saat dewasa memiliki 25. Cara penambahan annuli baru bervariasi, yaitu:

1. Tumbuh dari apikal, jadi segmen baru muncul dari segmen yang paling distal

2. Tumbuh dari basal karena pembelahan annulus yang paling proksimal dari flagel

(meriston).

Pada beberapa insekta Orthopteroid dan Odonata annuli bersebelahan dengan

meriston dan diturunkannya mungkin dari pembelahan meriston, sehingga disebut

annuli meristal. Pada tiap-tiap molting Periplaneta (Dictyoptera) meriston membelah

sampai menghasilkan 4-14 annuli baru dan tiap-tiap anulus meristal dapat membelah

sekali lagi. Pada beberapa lipas dan coro hilang annuli distal juga terjadi, khususnya

waktu molting ketika antena rapuh (Jumar, 2000).

Pada umumnya antena serangga terbagi menjadi 3 ruas utama yaitu scape

yang merupakan ruas pertama melekat pada kepala, ruas kedua disebut dengan

pedisel, dan dan ruas ketiga disebut dengan flagellum.  Bentuk dan ukuran antena

pada setiap jenis serangga berbeda beda. Berdasarkan bentuknya antena serangga

dapat dibedakan menjadi 14 tipe yaitu:

1.Filiform: menyerupai benag, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya

sama, misalnya antena pada Valanga sp. (Orthoptera).

2.Moniliform: seperti manik-manik, ruas-ruas antena berukuran sama dan berbentuk

bulat, misalnya Rhysodidae.

3.Setaseous: seperti rambut kaku (Seta), makin ke ujung ruas-ruas antena maakin

ramping, misalnya Isoptera.

4.Clavate: seperti moniliform tapi agak membesar kebagian ujungnya, misalnya

Coccinellidae.

5.Capitate: seperti clavate tetapi perbesaran ruas-ruas terakhir tiba-tiba membesar,

misalnya Nitidulidae.

6.Serate: tiap-tiap segmennya berbentuk seperti gigi, misalnya Elateridae.

7. Geniculate: segmen pertama berukuran panjang diikuti oleh satu segmen yang

lebih kecil yang membentuk sudut dengan segmen pertama, misalnya Formicidae.

8.Pectinate: setiap segmen memanjang ke arah samping seperti sisir, misalnya

Pyrochoroidae.

9.Bipectinate: setiap segmen memiliki satu pasang rambut.

10.  Stylate: segmen terakhir runcing dan agak panjang, misalnya Asilidae.

11.Aristate: seakan-akan dari segmen antena keluar lagi antena, misalnya Muscidae.

Page 6: Antenna Serangga

12.Plumose: setiap segmen berambut lebat dan panjang, misalnya nyamuk jantan.

13. Lamellate: segmen paling ujung membesar dan menjadi lempengan, misalnya

Scarabaidae.

14. Flabellate: semua segmen setelah pedicel bentuknya seperti lempengan, misalnya

Rhipiceridae(Jumar, 2000).

Page 7: Antenna Serangga

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum antenna serangga adalah mikroskop

stereo, bak preparat, pinset, dan cawan petri.

1.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah belalang (Valanga

nigricornis), kupu-kupu (Saturnia povaria), lalat rumah (Musca domestica), nyamuk

( Anopheles sp.), kumbang tanduk (Xylotrupes gideon), lebah madu (Apis melifera),

kloroform, dan alkohol 70%.

B. Metode

Alat dan bahan dipersiapkan

Serangga dimatikan dengan cara memasukkan serangga ke dalam botol

yang berisi campuran kloroform : formalin (1:1)

Ambil serangga yang telah mati dengan menggunakan pinset,

kemudian celupkan ke dalam alcohol 70%, lalu angkat

Letakkan serangga di mikroskop stereo

Amati antenna serangga dan amati bagian-bagian antenna

serangga dengan menggunakan mikroskop stereo

Page 8: Antenna Serangga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

gambar 3. Antena tipe clavata

Gambar 4. Antena tipe gemiculata

Gambar 2. Antena tipe aristata

Page 9: Antenna Serangga

B. Pembahasan

Antena atau sungut adalah pasangan embelan – embelan yang beruas

terletak pada kepala. Pada banyak insekta muda antena tereduksi, antena tersebut

umumnya besar pada insekta dewasa. Umumnya insekta memiliki sepasang antenna,

tetapi mungkin sebagian besar mengalami reduksi, khususnya pada saat larva. Ini

juga terjadi pada Colembola dan Diplura dan tidak untuk Protura. Fungsi utama

antena adalah perasa dan bertindak sebagai organ-organ pengecap, organ untuk

membau, dan pada beberapa hal organ untuk mendengar. Periplaneta jantan memiliki

sensilium kira-kira 250.000 pada tiap-tiap antenanya. Ostrinia (lepidoptera) memiliki

8000. Struktur antena terdiri Scape basal, sebuah pedicel, dan sebuah flagellum.

Segmen basal terdiri scape dan pedicel, digerakkan oleh otot langsung. Scape

melekat pada wilayah membran dinding kepala dan sumbu di atas titik marginal

tunggal, yaitu antennifer, sehingga antena bebas bergerak ke seluruh arah. Flagellum

terdiri dari sejumlah annulli yang dihubungkan oleh membran sehingga seluruhnya

bersifat fleksibel (Pechenik, 2005).

Praktikum antena serangga ini menggunakan beberapa preparat, yaitu :

1. Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon)

Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon)adalah golongan serangga yang

termasuk kedalam ordo Coleoptera.  Secara umum gambaran serangga yang

tergolong kedalam ordo ini di deskripiskan sebagai berikut ; memiliki sayap  depan

yang keras menanduk, sayap belakangnya membraneus dan melipat saat tidak

digunakan. Bentuk tubuh bulat, oval, oval memanjang, ramping memanjang, atau

pipih. Beberapa kadang memiliki moncong yang berguna dalam mencari makanan

dan proses meletakan telur. Mulutnya bertipe penggigit dan pengunyah, tarsi selalu

3-5 ruas (Suhadirman 1996).

Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon) memiliki tipe antena clavata yaitu

pada ruas-ruas flagelum bagian arah proksimalnya membesar sehingga membentuk

seperti gada. Klasifikasi Kumbang Tanduk (Xylotrupes gideon) adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Coleoptera

Page 10: Antenna Serangga

Famili : Scarabaeidae

Genus : Xylotrupes

Spesies : Xylotrupes gideon (Suhadirman 1996).

2. Lalat rumah (Musca domestica)

Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (Di- =

dua dan ptera = sayap). Mata biasanya berukuran besar. Antena memiliki  jumlah

segmen yang bervariasi dari 3 – 40 buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang

tidak berkaki (Sa‟adah, 2013).

Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam

keabu-abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat

betina mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas

3 ruas, ruas terakhir paling besar, memiliki tipe aristata yaitu flagelumnya besar

berbentuk silinder dan memiliki bulu pada  bagian atas dan bawah Bagian mulut atau

probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap

makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas

sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan saluran halus disebut

pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Klasifikasi lalat rumah (Musca

domestica) adalah :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Ordo : Diptera

Famili : Muscidae

Genus : Musca

Spesiess : Musca domestica

3. Nyamuk (Anopheles sp.)

Nyamukadalahseranggatergolongdalam order Diptera; genera

termasuk Anopheles,

Culex,Psorophora,Ochlerotatus,Aedes,Sabethes,Wyeomyia,Culiseta, da

nHaemagoggus untukjumlahkeseluruhansekitar 35 genera yang merangkum 2700

spesies. Nyamukmempunyaiduasayapbersisik, tubuh yang langsing, danenam kaki

panjang; antarspesiesberbeda-bedatetapijarangsekalimelebihi 15 mm (Chapman,

1985).

Page 11: Antenna Serangga

Nyamuk mempunyai kepala yang terdapat probosis halus dan panjang yang

melebihi  panjang kepala. Pada nyamuk betina probosis dipakai pada alat tusuk dan

pengisap darah, sedang pada yang jantang dipakai pada pengisap cairan tumbuh-

tumbuhan,buah-buahan dan keringat.Dikiri dan kanan probosis terdapat palpus yang

terdiri dari 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri dari 15 segmen.Antena pada

nyamuk jantang  berambut lebat  disebut plumose dan pada betina rambutnya jarang

disebut pilose. Klasifikasi nyamuk (Anopheles sp.) adalah sebagai berikut:

Kingdom        : Animal

Phylum          : Arthropoda

Kelas              : Insecta

Ordo               : Diphtera

Family            : Culicidae

Genus             : Anopheles

Spesies          : Anopheles sp. (Anonim, 2009).

4. Lebah madu (Apis mellifera)

Lebah madu adalah serangga sosial yang termasuk dalam ordo

Hymenoptera yang artinya “sayap bening”.Dalam ordo ini terdapat 100.000 species

serangga, termasuk lebah, tawon, semut dan rayap.Pada kenyataannya, lebah madu

merupakan satu ordo dengan tawon.Lebah madu dapat dibedakan dengan jenis tawon

secara mudah berdasarkan pada anatomi, fisiologi, dan perilakunya dalam

menemukan pakan serta jenis pakannya.Tubuh lebah terdiri atas tiga bagian yaitu

kepala, dada, dan perut (Suputa, 2007).

Bagian kepala terdapat antena yang berfungsi sebagai indera perasa dan

peraba.Antena sangat penting bagi lebah madu sehubungan dengan pencarian pakan

dan komunikasi, khususnya dalam menginterpretasikan tarian lebah yang dilakukan

oleh lebah yang telah mendapat pakan. antena lebah madu memiliki tipe gemikulata

yaitu pada bagian flagelumnya membentuk sudut siku-siku yang menghadap skape

(Suputa, 2007). Klasifikasi lebah madu (Apis mellifera) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Familia : Apidae

Page 12: Antenna Serangga

Genus : Apis

Spesies : Apismellifera

5. Belalang kayu (Valanga nigricornis)

Belalang adalah serangga herbivora dari

subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera . Serangga ini memiliki antena yang hampir

selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang

ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan

menggosokkan femur belakang terhadap sayap depan atau abdomen (disebut

stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya

umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini

umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk

terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan

(Susetya, 1994).

Belalang kayu (Valanga nigricornis) memiliki tipe antena filiform yaitu

menyerupai benang-benang, tiap-tiap segmen yang membentuk antena ukurannya

sama. Belalang kayu ( Valanga nigricornis ) memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Orthoptera

Family : Acridoidea

Genus : Valanga

Spesies : Valanga nigricornis(Susetya, 1994).

Page 13: Antenna Serangga

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa,

1. serangga memiliki 10 tipe antena antara lain yaitu staseus, filiform,

moniliform, serrata, pectinata, clavata, kapitata, gemikulata, plumose, dan

aristata.

2. antena pada serangga dibagi dalam 3 bagian yaitu skape, pedikel, dan

flagelum.

B. SaranPenjelasan materi praktikum oleh asisten mohon lebih diperjelas lagi dan

pelan-pelan jangan terburu buru, agar lebih mudah diserap otak.

Page 14: Antenna Serangga

DAFTAR PUSTAKA

Brotowidjoyo, M.D. 1994. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.

Chapman, R.F., 1985. The Insects, Structure and Function. Third Edition. ELBS. Printed Colorcraft Ltd. Hongkong.

Evans, Howard. E. 1984. Insect Biology A Texbook of Entomology.Corolado Canada. Addison-Wesley Publishing Company.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. hlm. 4, 8, 51.

Pechenik. 2005. Pechenik, J. A., 2005. Biology of the Invertebrates. Mc. Grow Hill. New York.

Sa‟adah. 2013. unci Determinasi Serangga. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. hlm. 73&120.

Setiati. 2012. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta.Penerbit Kanisius. hlm.13&41.

Siti N. A. Hassan, Nadiah S. A. Rahman, Zaw Zaw Htike and Shoon Lei Win. 2014. Advances In Automatic Insect Classification. Electrical and Electronics Engineering: An International Journal (ELELIJ) Vol 3, No 2. Faculty of Engineering, IIUM, Kuala Lumpur, Malaysia.

Suhardiman. 1996. Suhardiman. 1996. Kumbang Kelapa (Oryctes rhinocerosL.). Diunduh dari http://www.kumbang-kelapa-Oryctes-rhinoceros.html.Diakses tanggal 12 Oktober 2015.

Suputa. 2007.Hama Tanaman Pangan dan Perkebunan. Jakarta. Bumi Aksara.hlm. 5-6, 90, 112.

Susetya, Nugroho. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Yogyakarta. Kanisius.

Voshel. 2003. Entomology. New York. Plenum Press.p: 598.

Page 15: Antenna Serangga