8
ANTIDEPRESAN I. Pendahuluan Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam sejumlah indikasi termasuk ; - Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stress. - Meringankan insomnia. - Untuk mengurangi kejang atau serangan dalan perawatan epilepsi. - Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot. - Untuk menurunkan tekan darah dan atau denyut jantung. - Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan (Mutchler, 1991). Jenis antidepresan - Antidepresan trisiklik (ATS). - Inhibitor monoamine oksidase (MAOI). - Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI). Trisiklik adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan sejak tahun 1950-an. Dinamakan

Anti Depresi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan antidepresi

Citation preview

Page 1: Anti Depresi

ANTIDEPRESAN

I. Pendahuluan

Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan

depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang

dibawa sejak lahir. Antidepresan digunakan untuk tujuan klinis dalam

sejumlah indikasi termasuk ;

- Untuk mengurangi perasaan gelisah, panik, dan stress.

- Meringankan insomnia.

- Untuk mengurangi kejang atau serangan dalan perawatan epilepsi.

- Menyebabkan relaksasi otot pada kondisi ketegangan otot.

- Untuk menurunkan tekan darah dan atau denyut jantung.

- Untuk meningkatkan mood dan atau meningkatkan kesupelan (Mutchler,

1991).

Jenis antidepresan

- Antidepresan trisiklik (ATS).

- Inhibitor monoamine oksidase (MAOI).

- Inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI).

Trisiklik adalah sejenis obat yang digunakan sebagai antidepresan

sejak tahun 1950-an. Dinamakan trisiklik karena struktur molekulnya

mengandung 3 cincin atom. Mekanisme kerja ATS tampaknya mengatur

penggunanaan neurotransmitter norepinefrin dan serotonin pada otak. Manfaat

klinis dengan riwayat jantung yang dapat diterima dan gambaran EKG dalam

batas normal, terutama bagi individu di atas usisa 40 tahun, ATS aman dan

efektif dalam pengobatan penyakit antidepresi akut dan jangka panjang. Obat

golongan ini dapat menyebabkan sedasi dan efek samping antikolinergik,

seperti mulut kering, pandangan kabur, konstipasi, retensi urine, hipotensi

ortostatik, kebingungan sementara, takikardia, dan fotosensitivitas.

Kebanyakan kondisi ini adalah efek samping jangka pendek dan biasa terjadi

serta dapat meminimalkan dengan menurunkan dosis obat. Efek samping

Page 2: Anti Depresi

toksik termasuk kebingungan, konsentrasi buruk, halusinasi, delirium, kejang,

depresi pernafasan, takikardia, bradikardia, dan koma (Mutchler, 1991).

Diduga SSRI meningkatkan 5-HT di celah sinaps, pada awalnya akan

meningkatkan aktivitas autoreseptor yang justrul menghambat pelepasan 5-

HT sehingga kadarnya turun dibanding sebelumnya. Tetapi pada pemberian

terus menerus autoreseptor akan mengalami desensitisasi sehingga hasilnya 5-

HT akan meningkat dicelah sinaps di area forebrain yang menimbulkan efek

terapeutik (Mutchler, 1991).

Dulu MAOI secara nonselektif mengblok MAO A dan B isoenzym

dan memiliki efek antidepresan yang mirip dengan antidepresan trisiklik.

Namun, MAIO bukan obat pertama terapi antidepresan karena pasien yang

menerima harus disertai dengan diet rendah tiramin untuk mencegah krisis

hipertensi karena MAOI membawa resiko interaksi obat dengan obat lain.

MAOI tidak bersifat spesifik dan akan menurunkan metabolisme barbiturat,

analgesik opioid dan alkohol. Meclobamid menghambat MAO A secara

selektif dan reversible, relatif aman dengan efek samping utama pusing,

insomnia, dan mual (Mutchler, 1991).

Macam – macam antidepresi

Obat – obat antidepresi

- Sertralin

- Duloksetin

- Fluoxetine HCl

- Venlafaksin HCl

- Maprotilin HCl

- Fluvoxamine maleate

- Mirtazapin

- Tianeptin

- Imipramin HCl

- Agomelatine

- Buspiron

Page 3: Anti Depresi

Faktor Penyebab Depresi

Mekanisme Amitriptilin

II. Tujuan Percobaan

- Mempunyai keterampilan dalam melakukan pengujian aktivitas antidepresi

- Menjelaskan mekanisme kerja berbagai golongan obat antidepresi

III. Alat, Bahan, dan Hewan Percobaan

Alat

- Alat suntik 1 ml

- Sonde oral mencit

- Stopwatch

- Timbangan mencit

- Bejana untuk berenang mencit

Bahan

- Amitriptilin

- CMC Na

Hewan Percobaan

Mencit

IV. Prosedur

Page 4: Anti Depresi

V. Hasil Pengamatan

VI. Pembahasan

Antidepresan merupakan obat-obat yang efektif pada pengobatan

depresi, meringankan gejala gangguan depresi, termasuk penyakit psikis yang

dibawa sejak lahir. Pada percobaan ini digunakan obat amitriptilin.

Ampitriptilin merupakan obat antidepresan golongan trisiklik dan banyak

digunakan di masyarakat. Percobaan ini dilakukan pada mencit. Sebelum

diberikan dilakukan penimbangan berat mencit untuk melakukan konversi

dosis sehingga dapat diketahui volume pemberian yang boleh diberikan

terhadap mencit. Dilakukan dengan menggunakan 3 kelompok mencit, kontrol

dengan menggunakan CMC-Na, Ampitriptilin dosis 1 0.5 ml / 20 g bb mencit

dan ampitriptilin dosis 2 1 ml / 20 g bb mencit.

Pertama mencit diberenangkan terlebih dahulu selama 3 menit dan

diamati imobilitasnya. Imobilitas adalah waktu dimana mencit tidak bergerak

atau diam. Diberenangkan terlebih dahulu untuk membuat mencit menjadi

depresi sehingga dapat dilihat efek setelah pemberian antidepresan. Dari tiap-

tiap kelompok diberikan kontrol CMC-Na, ampitriptilin dosis 1 dan

ampitriptilin dosis 2 secara oral. Setelah pemberian didiamkan selama 30

menit. Hal ini dilakukan karena pemberian secara oral membutuhkan waktu

onset yang lebih lama. Setelah 30 menit mencit diberenangkan dan diamati

lagi imobilitasnya untuk mengetahui apakah obat telah mencapai onsetnya.

Pada kelompok kontrol diberikan CMC-Na. Hal ini karena CMC-Na

tidak akan memberikan efek terapeutik sehingga dapat menjadi pembanding

dari kontrol lainnya. Sebelum pemberian pada T0 mencit mengalami imobilitas

sebanyak 4 kali. Setelah pemberian CMC-Na pada T30 mencit mengalami

imobilitas sebanyak 2 kali. Sedangkan pada T60 mencit mengalami imobilitas

sebanyak 4 kali. Jika dilihat dari imobilitas yang ditunjukan oleh mencit

Page 5: Anti Depresi

terjadi penurunan dan peningkatan. Pada kelompok kontrol hal ini masih

dianggap dalam keadaan stabil.

Pada kelompok dosis 1 diberikan amitriptilin 0.5 ml / 20 g bb mencit.

Hasil yang didapatkan pada T0 terjadi 2 kali imobilitas. Pada T30 terjadi 9 kali

imobilitas dan pada T60 terjadi 7 kali imobilitas. Dilihat dari hasil yang

didapatkan setelah pemberian obat dari waktu ke waktu terjadi peningkatan

imobilitasnya.

Pada kelompok dosis 2 diberikan amitriptilin 1 ml / 20 g bb mencit.

Hasil yang didapatkan pada T0 terjadi 1 kali imobilitas, pada T30 terjadi 2 kali

imobilitas dan pada T60 tidak terjadi imobilitas. Dilihat dari hasil yang

didapatkan setelah pemberian obat terjadi peningkatan imobilitas tetapi

setelah didiamkan hingga T60 tidak terjadi imobilitas.

Dari semua hasil pengujian dengan amitriptilin dosis 1 dan 2 terjadi

peningkatan imobilitas. Hal ini menunjukan bahwa amitriptilin memberikan

efek sebagai antidepresan dengan mekanisme kerja…. Imobilitas dari T30 ke

T60 mengalami penurunan bahkan tidak adanya imobilitas untuk dosis 2. Hal

ini bisa terjadi karena pada saat pemberian obat secara oral obat tidak masuk

semua sehingga dosis yang diberikan menjadi berkurang. Hal yang lain

mungkin mempengaruhi yaitu waktu durasi yang diberikan oleh obat

amitriptilin.

Amitriptilin biasanya diberikan pada kondisi-kondisi dalam

pengobatan penyakit antidepresi akut dan jangka panjang