Upload
siti-maryam
View
211
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Daun johar (Cassia siamea Lamk,)
Uraian :
Tanaman herba tahunan, menjalar. Batang bulat, menjalar, beruas-ruas, berlubang,
gundul, bercabang, panjang lebih kurang 3 meter, warna hijau. Daun tunggal,
berseling, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal rompang, panjang 3-15
cm, lebar 1-9 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga tunggal, bentuk
terompet, di ketiak daun, panjang 3-5 cm, diameter lebih kurang 5 cm, warna
ungu. Buah kotak, bulat telur, gundul, diameter lebih kurang 1 cm, buah muda
berwarna hijau pucat setelah tua berwarna cokelat.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Antipiretik. PENELITIAN Salim Hanggara Purno, 1991. Fakultas
Farmasi, UGM. Pembimbing: Drs. Wahyono, SU. Apt. dan Drs. Imono Argo
Donatus, SU. Apt. Telah melakukan penelitian efek hipoglikemik air rebusan
daun Johar, pada tikus putih jantan, dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil
penelitian tersebut, ternya ta air rebusan daun Johar dosis 2,5, 5,0, dan 10,0 g / kg
bb mampu menurunkan LDDK (Luas daerah di bawah kurva) kadar glukosa darah
terhadap kontrol negatif, pada kelompok tikus normal yang diberi beban glukosa
(DMTTI – UTGO = Diabetes melitus tidak tergantung insulin. Uji toleransi
glukosa oral). Pada kelompok tikus normal yang tidak diberi beban glukosa
(DMTTI), air rebusan daun Johar dosis 10,0 g / kg bb mampu menurunkan LDDK
kadar glukosa darah sebesar 15.06% terhadap kontrol negatif. C. Yudhi
Setyandarta, 1993. Jurusan Farmasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian
pengaruh hepatoprotektif infus daun Johar pada tikus putih yang diberikan karbon
tetraklorida. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar mempunyai
pengaruh hepatoprotektif. Daun Johar mengandung senyawa yang dapat
menghambat peningkatan aktivitas GPT-plasma dan kerusakan jaringan hati
akibat CC14 dan terdapat hubungan antara dosis dan efek. Aan Risma Uli N.,
1994. Jurusan Farrnasi, FMIPA UI. Telah melakukan penelitian pengaruh
antimikroba dari infus daun Johar terhadap beberapa bakteri dan Jamur penyebab
penyakit kulit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Johar
mempunyai pengaruh antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas
aeruginosa, dan Proteus.vulgaris, tetapi tidak menunjukkan aktivitas antijamur
terhadap Candida albicans, Trichophyton mentagrophytes dan Microsporum
canis.
Pemanfaatan :
Bagian yang Digunakan
Daun muda.
Kegunaan
1. Demam.
2. Kencing manis.
3. Malaria.
4. Tonik.
5. Luka (obat luar) .
RAMUAN DAN TAKARAN
Kencing Manis dan Malaria
Ramuan:
Daun Johar segar 1 genggam
Air 220 ml
Cara pembuatan:
Dibuat infus.
Cara pemakaian:
Diminum 2 hari sekali 200 ml.
Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.
Selanjutnya dosis dikurangi, 1 kali sehari 100 ml.
Peringatan
Bagi yang rentan, hati-hati penggunaan simplisia ini. Simplisia mengandung
bahan beracun (alkaloid).
Komposisi :
Daun: Barakol, alkaloid, flavoniod, steroida antrakinon, dan tanin. Kulit akar:
Lupeol, betalin, dan diantrakinon. Biji: Minyak lemak dan sitosterin.
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roxb.) DALAM
MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KOLONI BAKTERI Escherichia coli dan
Bacillus subtilis
Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis merupakan kelompok bakteri
enterobacteriaceae yang hidup di dalam saluran pencernaan manusia sebagai
penghuni usus (enteron) dan bersifat patogen. Bakteri E. coli dapat menyebabkan
gastroenteritis pada manusia, sedangkan B. subtilis dapat menyebabkan kerusakan
pada makanan kaleng yang juga dapat mengakibatkan gastroenteritis pada
manusia yang mengkonsumsinya. Penyakit infeksi hingga saat ini masih menjadi
masalah kesehatan masyarakat, penyakit ini merupakan penyebab kematian
manusia sepanjang sejarah. Tumbuhan memiliki metabolit sekunder yang dapat
bertanggung jawab terhadap ketahanan alami dari tumbuhan, mungkin karena
alasan ini banyak tumbuhan yang digunakan untuk terapi infeksi dan penelitian
untuk eksplorasi senyawa yang potensial sebagai anti mikroba. Salah satu
diantaranya adalah pemanfaatan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada
tanaman Jahe (Zingiber officinale Roxb.).
Tanaman jahe termasuk Suku Zingiberaceae, merupakan salah satu tanaman
rempah- rempahan yang telah lama digunakan sebagai bahan baku obat
tradisional. Kandungan senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman
jahe terutama golongan flavonoid, fenol, terpenoid, dan minyak atsiri (Benjelalai,
1984). Senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan tumbuhan Suku
Zingiberaceae umumnya dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
patogen yang merugikan kehidupan manusia. Ekstrak Lengkuas (Suku
Zingiberaceae) dilaporkan dapat menghambat pertumbuhan mikroba, diantaranya
bakteri Escherichia coli, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, jamur
Neurospora sp, Rhizopus sp dan Penicillium sp. Beberapa jenis tumbuhan Suku
Zingiberaceae lainnya juga dilaporkan mengandung senyawa bioaktif yang
potensial. Tumbuhan Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht (Zingiberaceae)
mengandung senyawa alpinetin, boesenbergin A, cardamonin, boesenbergin B,
chavicinic acid, 1,8-cineol, 2,6-dihydroxy-4 methoxychalcone, inocenbrin,
pinostrobin, essential oil yang mempunyai bioaktifitas sebagai anti jamur.
Tumbuhan Costus speciosus Smith. (Zingiberaceae) mengandung diosgenin,
dioscin, gracillin, asam lemak yang mempunyai bioaktifitas sebagai anti-fertilitas,
estrogenik, dan anti inflamatori (Ponglux et al,1987).
Senyawa metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman suku Zingiberaceae
perlu diteliti pemanfaatannya terutama sebagai bahan biobakterisida nabati dalam
menghambat pertumbuhan bakteri patogen khususnya E. coli dan B. subtilis.