Upload
bang-ogi-jongol
View
25
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINJAUAN FARMAKOLOGI
ANTIOKSIDAN
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakuakn untuk menguji aktivitas antioksidan secara in vitro dari ekstrak dan
fraksi etanol, etil asetat, dan n-heksan kulit buah rambutan. Penelitian ini meliputi penyiapan
bahan, ekstrasi, skrining fitokimia, fraksinasi dan ekstrak kulit bah rambutan, pengujian
karateristik simplisia serta pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.
Proses penyaiapan bahan, meliputi pengumpulan bahan baku dan pengolahan bahan.
Pengumpulan bahan khsusnya untuk bahan alam diambil dari penangkaran tanaman obat
Manoko-Lembang dan pengolahannya meliputi sortasi basah, pencucian, pengerinagn, sortasi
kering dan perajanagn.
Ekstrasi dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol, etil asetat
dan n-heksan
a. EKSTRASI DAN MASERASI
Proses ekstrasi dilakuakn terhadap simplisia yang telah dirajang kecil-kecil menggunakan
metode ekstrasi cara dingin yaitu metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang
digunakan. Pelarut yang digunkan dengan beda kepolarannya yaitu etanol 96% merupakan
pelarut polar, etil asetat merupakan pelarut semi poal, dan n-heksan merupakan pelarut non
polar. Proses ekstrasi dilakukan sebanyak 3 kali terhadap masing-masing pelarut dimaksudkan
untuk mendapatkan hasil ekstrasi yang maksimal. Maserasi merupakan cara penyarian sederahan
yang dilakukan dengan cara merendam simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Ekstrak yang btelah didapat dari hasil maserasi
berupa ekstrak cair, kemudaian diuapkan menggunakan evavorator untuk mendapatkan ekstrak
kenatal. Ekstrak etanol kental didapat 53, 3819 gram, ekstrak kental etil asetat sebesar 4,695
gram, ekstrak kental n-heksan didapat sebesar 0,7724 gram.
Dari hasil ekstrak etanol kental yang didapat, diekstrasi cair-cair (ECC) dengan menggunkan
pelarut metanol-air, etil asetat, dan n-heksan. Hal tersebut brtujuan untuk memisahkan senyawa
bedasarkan kepolarannya. Sebanyak 25gram ekstrak etanol pekat di ECC dan fraksi yang didapat
antara lain fraksi metanol air sebanyak 14,039 gram, fraksi etiil asetat sebanyak 4,139 gram, dan
fraksi n-heksan sebanyak 3, 282gram.
A. PENGUJIAN AKTIFITAS SECARA KUALITATIF DENGAN METODE DPPH
Pemantaun KLT ekstrak dan fraksi dilakukan secara kualitatif dengan metode DPPH yang
dilakukan setelah elusi selesai, lempeng dikeringkan dan disemprot dengan larutan 0,05 Mm
DPPH dalam metanol dengan menggunakan vitamin c sebagai pembanding. Uji fositif yang
bersifat antioksidan akan memberikan warna kuning dengan latar belakang ungu dari DPPH
Penentuan KLT dilakukan dengan menggunakan fase diam plat silka gel GF254 dan fase
gerak (a) butanol-asam asetat-air(4:1:5). (b) metanol:klorofom (3:7) dan (c) metanol:klorofom
(3:17)
Dari hasil pengujian aktifitas antioksidan secara kualitatif dengan metode DPPH dari
ekstrak dan fraksi kulit buah rambutan menunjukan bahwa fraksi etil asetat memilki aktifitas
antioksidan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari ditunjukan bercak kuning berlatar belakang
ungu dalm waktu yang lebih cepat.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan profil KLT dari fraksi etil asetat yang lebih baik,
dilakukan pengujian dengan pengembang metanol:klorofom (3:17)
B. PENGUJIAN AKTIFITAS ANTIOKSIDAN SECARA KUANTITATF DENGAN
METODE DPPH
Pengujian DPPH adalah salah satu metode kolorimetri yang cepat dan efektif untuk
menentukan aktifitas anti radikal. Uji kimia ini telah digunakan secara luas pada
penelitianfitokimia untuk menguji adanya aktifitas penangkap radikal dari ekstrak atau
senyawa murni. DPPH adala satu radikal yang stabil yang mengandung nitrogen organik,
berwarna ungu gelap dengan absorbansi yang kuat pada lamda maksimal 517 nm. Setelah
bereaksi dengan antioksidan warna larutan akan berkurang dan berubah menjadi kuning.
Selanjutnya kontrol kualitas yang kedua secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan
spektrofotometri uv-sinar tampak melalui pencampuran larutan DPPH dengan larutan sampel
1:1 absorban diukur pada panjang gelombang 517 nm setelah inkubasi 30 menit pada suhu
ruangan.
Uji aktifitas antioksidan padaekstrak etanol menggunakan metode DPPH pada kosentrasi
2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ppm diperoleh IC 50 sebesar 8,68 ppm
Maka dari hasil pengujian aktifitas antioksidan secara kuantitatif dengan metode DPPH
nilai IC50 dari ekstrak etanol yang memiliki aktifitas antioksidaan yang paling baik yaitu
sebesar 8,68 ppm. Dan fraksi yang memilki aktifitas antioksidan yang baik yaitu fraksi
metanol-air dengan IC50 sebesar 6,847ppm. Sedangkan aktifitas antioksidan dari vit C yang
memilki nilai IC50 sebesar 7,713 ppm. Maka aktifitas antioksidan yang terdapat didalam
kulit rambutan dalam fraksi metanol-air jauh lebih baik dari pada aktifitas antioksidan pada
vitamin c
KESIMPULAN
1. Hasil skrining fitokimia dan pnentuan profil KLT menunjukan bahwa kandungan
senyawa kulit buah eambutan yang dimaksud bermanfaat sebagai antioksidan. Dalam
simplisia kulit buah rambutan yaitu golongan senyawa flavonoid pada fraksi etil
asetat pada ekstrak etanol yang menunjukan bercak kuning dengan latar belakang
ungu pada plat slika GF254 yang telah disemprot dengan penampak bercak DPPH
2. Ekstrak etanol memilki aktifitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai IC50
sebesar 8,68ppm, sedangkan ekstrak etil asetat memilki nilai IC50 sebesar 19,349ppm
dan ekstrak n-heksan memiliki nilai IC50 sebesar 545,54ppm
3. Fraksi metanol air dari ekstrak etanol memilki sktivitas antioksidan yang paling kuat
dengan nilaiIC50 sebesar 6,847ppm sedangkan fraksi etil asetat dari ekstrak etanol
memilki nilai IC50 sebesar 7,073ppm, fraksi n-heksan dari ekstrak etanol memilki
IC50 sebesar 345,67ppm
4. Kandungan senyawa kulit buah rambutan yang diperkirakan memiliki aktivitas
antioksidan adalah flavonoid, polifenol dan antosianin