5
TINJAUAN FARMAKOLOGI ANTIOKSIDAN METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakuakn untuk menguji aktivitas antioksidan secara in vitro dari ekstrak dan fraksi etanol, etil asetat, dan n-heksan kulit buah rambutan. Penelitian ini meliputi penyiapan bahan, ekstrasi, skrining fitokimia, fraksinasi dan ekstrak kulit bah rambutan, pengujian karateristik simplisia serta pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH. Proses penyaiapan bahan, meliputi pengumpulan bahan baku dan pengolahan bahan. Pengumpulan bahan khsusnya untuk bahan alam diambil dari penangkaran tanaman obat Manoko-Lembang dan pengolahannya meliputi sortasi basah, pencucian, pengerinagn, sortasi kering dan perajanagn. Ekstrasi dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol, etil asetat dan n-heksan a. EKSTRASI DAN MASERASI Proses ekstrasi dilakuakn terhadap simplisia yang telah dirajang kecil-kecil menggunakan metode ekstrasi cara dingin yaitu metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang digunakan. Pelarut yang digunkan dengan beda kepolarannya yaitu etanol 96% merupakan pelarut polar, etil asetat merupakan pelarut semi poal, dan n- heksan merupakan pelarut non polar. Proses ekstrasi dilakukan sebanyak 3 kali terhadap masing-masing pelarut dimaksudkan untuk mendapatkan hasil ekstrasi yang maksimal. Maserasi merupakan cara

antioksidan skripsi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: antioksidan skripsi

TINJAUAN FARMAKOLOGI

ANTIOKSIDAN

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakuakn untuk menguji aktivitas antioksidan secara in vitro dari ekstrak dan

fraksi etanol, etil asetat, dan n-heksan kulit buah rambutan. Penelitian ini meliputi penyiapan

bahan, ekstrasi, skrining fitokimia, fraksinasi dan ekstrak kulit bah rambutan, pengujian

karateristik simplisia serta pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH.

Proses penyaiapan bahan, meliputi pengumpulan bahan baku dan pengolahan bahan.

Pengumpulan bahan khsusnya untuk bahan alam diambil dari penangkaran tanaman obat

Manoko-Lembang dan pengolahannya meliputi sortasi basah, pencucian, pengerinagn, sortasi

kering dan perajanagn.

Ekstrasi dilakukan dengan cara maserasi dengan menggunakan pelarut etanol, etil asetat

dan n-heksan

a. EKSTRASI DAN MASERASI

Proses ekstrasi dilakuakn terhadap simplisia yang telah dirajang kecil-kecil menggunakan

metode ekstrasi cara dingin yaitu metode maserasi dengan menggunakan pelarut yang

digunakan. Pelarut yang digunkan dengan beda kepolarannya yaitu etanol 96% merupakan

pelarut polar, etil asetat merupakan pelarut semi poal, dan n-heksan merupakan pelarut non

polar. Proses ekstrasi dilakukan sebanyak 3 kali terhadap masing-masing pelarut dimaksudkan

untuk mendapatkan hasil ekstrasi yang maksimal. Maserasi merupakan cara penyarian sederahan

yang dilakukan dengan cara merendam simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada

temperatur kamar dan terlindung dari cahaya. Ekstrak yang btelah didapat dari hasil maserasi

berupa ekstrak cair, kemudaian diuapkan menggunakan evavorator untuk mendapatkan ekstrak

kenatal. Ekstrak etanol kental didapat 53, 3819 gram, ekstrak kental etil asetat sebesar 4,695

gram, ekstrak kental n-heksan didapat sebesar 0,7724 gram.

Dari hasil ekstrak etanol kental yang didapat, diekstrasi cair-cair (ECC) dengan menggunkan

pelarut metanol-air, etil asetat, dan n-heksan. Hal tersebut brtujuan untuk memisahkan senyawa

bedasarkan kepolarannya. Sebanyak 25gram ekstrak etanol pekat di ECC dan fraksi yang didapat

antara lain fraksi metanol air sebanyak 14,039 gram, fraksi etiil asetat sebanyak 4,139 gram, dan

fraksi n-heksan sebanyak 3, 282gram.

Page 2: antioksidan skripsi

A. PENGUJIAN AKTIFITAS SECARA KUALITATIF DENGAN METODE DPPH

Pemantaun KLT ekstrak dan fraksi dilakukan secara kualitatif dengan metode DPPH yang

dilakukan setelah elusi selesai, lempeng dikeringkan dan disemprot dengan larutan 0,05 Mm

DPPH dalam metanol dengan menggunakan vitamin c sebagai pembanding. Uji fositif yang

bersifat antioksidan akan memberikan warna kuning dengan latar belakang ungu dari DPPH

Penentuan KLT dilakukan dengan menggunakan fase diam plat silka gel GF254 dan fase

gerak (a) butanol-asam asetat-air(4:1:5). (b) metanol:klorofom (3:7) dan (c) metanol:klorofom

(3:17)

Dari hasil pengujian aktifitas antioksidan secara kualitatif dengan metode DPPH dari

ekstrak dan fraksi kulit buah rambutan menunjukan bahwa fraksi etil asetat memilki aktifitas

antioksidan yang lebih baik. Hal ini terlihat dari ditunjukan bercak kuning berlatar belakang

ungu dalm waktu yang lebih cepat.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan profil KLT dari fraksi etil asetat yang lebih baik,

dilakukan pengujian dengan pengembang metanol:klorofom (3:17)

B. PENGUJIAN AKTIFITAS ANTIOKSIDAN SECARA KUANTITATF DENGAN

METODE DPPH

Pengujian DPPH adalah salah satu metode kolorimetri yang cepat dan efektif untuk

menentukan aktifitas anti radikal. Uji kimia ini telah digunakan secara luas pada

penelitianfitokimia untuk menguji adanya aktifitas penangkap radikal dari ekstrak atau

senyawa murni. DPPH adala satu radikal yang stabil yang mengandung nitrogen organik,

berwarna ungu gelap dengan absorbansi yang kuat pada lamda maksimal 517 nm. Setelah

bereaksi dengan antioksidan warna larutan akan berkurang dan berubah menjadi kuning.

Selanjutnya kontrol kualitas yang kedua secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometri uv-sinar tampak melalui pencampuran larutan DPPH dengan larutan sampel

1:1 absorban diukur pada panjang gelombang 517 nm setelah inkubasi 30 menit pada suhu

ruangan.

Uji aktifitas antioksidan padaekstrak etanol menggunakan metode DPPH pada kosentrasi

2, 4, 6, 8, 10 dan 12 ppm diperoleh IC 50 sebesar 8,68 ppm

Page 3: antioksidan skripsi

Maka dari hasil pengujian aktifitas antioksidan secara kuantitatif dengan metode DPPH

nilai IC50 dari ekstrak etanol yang memiliki aktifitas antioksidaan yang paling baik yaitu

sebesar 8,68 ppm. Dan fraksi yang memilki aktifitas antioksidan yang baik yaitu fraksi

metanol-air dengan IC50 sebesar 6,847ppm. Sedangkan aktifitas antioksidan dari vit C yang

memilki nilai IC50 sebesar 7,713 ppm. Maka aktifitas antioksidan yang terdapat didalam

kulit rambutan dalam fraksi metanol-air jauh lebih baik dari pada aktifitas antioksidan pada

vitamin c

KESIMPULAN

1. Hasil skrining fitokimia dan pnentuan profil KLT menunjukan bahwa kandungan

senyawa kulit buah eambutan yang dimaksud bermanfaat sebagai antioksidan. Dalam

simplisia kulit buah rambutan yaitu golongan senyawa flavonoid pada fraksi etil

asetat pada ekstrak etanol yang menunjukan bercak kuning dengan latar belakang

ungu pada plat slika GF254 yang telah disemprot dengan penampak bercak DPPH

2. Ekstrak etanol memilki aktifitas antioksidan yang paling kuat dengan nilai IC50

sebesar 8,68ppm, sedangkan ekstrak etil asetat memilki nilai IC50 sebesar 19,349ppm

dan ekstrak n-heksan memiliki nilai IC50 sebesar 545,54ppm

3. Fraksi metanol air dari ekstrak etanol memilki sktivitas antioksidan yang paling kuat

dengan nilaiIC50 sebesar 6,847ppm sedangkan fraksi etil asetat dari ekstrak etanol

memilki nilai IC50 sebesar 7,073ppm, fraksi n-heksan dari ekstrak etanol memilki

IC50 sebesar 345,67ppm

4. Kandungan senyawa kulit buah rambutan yang diperkirakan memiliki aktivitas

antioksidan adalah flavonoid, polifenol dan antosianin