197
“JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB NAṢĪHAT AL-MUSLIMĪN WA AL-TAŻKIRATU AL-MU’MINĪN FĪ FAḌĀ’IL AL-JIHĀDI FĪ SABĪLILLĀH WA KARĀMATU AL-MUJĀHIDĪN FĪ SABĪLILLĀH Tesis Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Megister Agama (M. Ag.) Oleh Baharudin NIM: 2113034000015 JURUSAN TAFSIR HADIS PROGRAM MEGISTER (S2) FAKULTAS USHULUDDIN UIN SYARIF HIDAYATULAH JAKARTA 2016

“JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

  • Upload
    others

  • View
    34

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

“JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB

NAṢĪHAT AL-MUSLIMĪN WA AL-TAŻKIRATU AL-MU’MINĪN FĪ

FAḌĀ’IL AL-JIHĀDI FĪ SABĪLILLĀH WA KARĀMATU AL-MUJĀHIDĪN

FĪ SABĪLILLĀH

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Megister Agama (M. Ag.)

Oleh

Baharudin

NIM: 2113034000015

JURUSAN TAFSIR HADIS

PROGRAM MEGISTER (S2)

FAKULTAS USHULUDDIN

UIN SYARIF HIDAYATULAH

JAKARTA

2016

Page 2: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti
Page 3: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti
Page 4: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

v

ABSTRAK

Judul : “Jihad: Studi Kualitas Sanad Hadis Jihad dalam Kitab

Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī

Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī

Sabīlillāh”.

Penulis : Baharudin

Diajukan Kepada : Program Megister Fakultas Ushuluddin

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2016

Tesis ini, penulis akan fokus mengkaji masalah jihad, bagaimana konsep

jihad yang dipaparkan oleh Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī (w. 1203

H) dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-

Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh dan bagaimana

kualitas sanad hadis-hadis tentang keutamaan jihad dalam kitab tersebut.

Metode yang digunakan adalah metode analisis isi (content analysis) untuk

melihat pandangan jihad Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dalam kitab

tersebut, dengan pendekatan deskriptif analitis. Sebagai sumber primer tesis ini

adalah kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-

Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh. Di samping itu

diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti kitab al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ

al-Ḥadis al-Nabawī dan Miftāh Kunuz al-Sunnah karya A.J. Wensinck, kitab-kitab

tentang Rijāl al-Ḥadīs.

Berdasarkan data-data itu disimpulkan bahwa hadis-hadis dalam pasal

keutamaan jihad di jalan Allah dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu

al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī

Sabīlillāh diriwayatkan oleh al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāwud, al-Turmużī, dan

al-Nasā’ī. Dari segi penyandaran, hadis-hadis dalam pasal keutamaan jihad di

jalan Allah dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī

Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh ada yang

marfū‘ dan ada juga yang mauqūf. Yang ada marfū‘ ada 14 hadis dan yang

mauqūf ada 1 hadis. Dan dari segi kualitas, hadis-hadis keutamaan jihad dalam

kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī

Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh dua belas (80%) di antaranya

ṣaḥīḥ dan tiga (20%) ḍa‘īf. Hadis-hadis tersebut ḍa‘īf disebabkan mastur al-hal

(tidak diketahui hal-ihwalnya perawi).

Untuk melengkapi data dalam penelitian kualitas hadis ini, disarankan

untuk melanjutkan penelitian ini dari aspek matannya, dan masih banyak hadis-

hadis dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-

Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh yang belum terkupas

tuntas kualitasnya. Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa

al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-

Mujāhidīn fī Sabīlillāh yang berkualitas ṣaḥīḥ dapat dijadikan pedoman bagi kita

untuk mengamalkannya di tengah-tengah masyarakat.

Page 5: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158/1987 dan 0543 b/U/1987, Tanggal

22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

alif tidak dilambangkan ا

ba‟ b be ب

ta‟ t te ت

sa‟ ṡ es (dengan titik di atas) ث

jim j je ج

ha‟ ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

kha‟ kh ka dan ha خ

dal d de د

zal ż zet (dengan titik di atas) ذ

ra‟ r er ر

zai z zet ز

sin s es س

syin sy es dan ye ش

sad ṣ es (dengan titik di bawah) ص

dad ḍ de (dengan titik di bawah) ض

ta‟ ṭ te (dengan titik di bawah) ط

za‟ ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ

ain „ koma terbalik di atas„ ع

gain g ge غ

fa f ef ف

qaf q qi ق

kaf k ka ك

lam l el ل

mim m em م

nun n en ن

wawu w we و

ha‟ h ha ه

hamzah ‟ apostrof ء

ya y ye ي

Page 6: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

vii

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap

ditulis muta‘aqqidin متعقدين

ditulis ‘iddah عدة

C. Ta’ Marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

ditulis hibbah هبة

ditulis jizyah جزية

(Ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya,

kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

ditulis karāmah al-auliyā كرامة األولياء

2. Bila ta‟ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan ḍammah,

ditulis t

ditulis zakātul fitri زكاة الفطر

D. Vokal Pendek

kasrah ditulis i

__ fathah ditulis a

ḍammah ditulis u __ۥ___

E. Vokal Panjang

fathah + alif ditulis ā

ditulis jāhiliyah جا هلية

fathah + ya‟ mati ditulis ā

ditulis yas` ā يسعى

kasrah + ya‟ mati ditulis ī

ditulis karīm كريم

ḍammah + wawu mati ditulis ū

Page 7: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

viii

F. Vokal Rangkap

fathah + ya‟ mati ditulis ai

ditulis bainakum بينكم

fathah + wawu mati ditulis au

ditulis qaulun قول

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

ditulis a’antum أأنتم

ditulis u‘iddat أعد ت

ditulis la’in syakartum لئن شكرمت

H. Kata Sandang Alif + Lam

a. Bila diikuti huruf Qamariyyah

ditulis al-Qur’ān القرأن

ditulis al-qiyās القياس

b. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggandakan huruf

Syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l (el)-nya

’ditulis as-samā السماء

ditulis asy-syams الشمس

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut bunyi pengucapannya dan menulis penulisannya

ditulis żawī al-furūd ذوي الفوض

ditulis ahl as-sunnah أهل السنة

Page 8: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Segala puji kepada Allah Swt. atas rahmat yang telah dilimpahkan-Nya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dan dapat diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat penyelesaian jenjang Strata 2 (S2) pada

Program Megister di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Tesis ini tidak lepas dari kekurang-kekurangan, walaupun

penulis telah berusaha mencurahkan semua tenaga dan pikiran untuk dapat

dipersembahkan dengan penuh kualitas.

Selesainya tesis ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, baik secara

moral maupun material kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak

yang telah membantu menyelesaikan tesis ini, khususnya disampaikan kepada:

Tesis ini tidak hadir begitu saja, namun telah banyak pihak ikut

berkonteribusi baik secara moral maupun material dalam penulisan ini, maka

perlu kiranya penulis menyampaikan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada

semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini. Semoga segala

kebaikan yang telah diberikan amal tersendiri dan diterima Allah Swt. Terima

kasih khususnya disampaikan kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyad, MA Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Masri Mansoer, M. Ag Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 9: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

x

3. Dr. Atiyatul Ulya, MA Ketua Program Megister Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Maulana, MA Sekretaris Program Megister Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Isa HA. Salam, MA selaku pembimbingan yang telah bersedia

meluangkan waktu dan dengan sabar memberi bimbingan, pendidikan dan

dorongan. Kepada beliau penulis haturkan Jazakumullah Khairan Katsira.

6. Seluruh Jajaran Pegawai, Staff dan dosen di lingkungan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

support.

7. Para pengelola UPT Perpustakaan Utama dan Fakultas Ushuluddin UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pelayanan sebaik

mungkin dalam rangka tersedianya buku-buku rujukan yang diperlukan;

8. Ayah dan bunda tercinta H. Mufrin dan Hj. Rukmah yang tidak bosan-

bosannya mendo’akan penulis.

9. Saudara Suhaili (kakak), John Afdol (kakak), Ayu Ita (kakak Ipar) dan

Amiruddin (adik) yang selalu menghibur saya dikala jenuh dan galau.

10. Ibunda Nely yang telah menyemangati dan mendoakan ananda.

11. Para penulis atau pengkaji buku-buku yang dijadikan referensi oleh

penulis. Semoga amal ibadahnya dilipat gandakan pahalanya.

12. Sahabat-sahabat Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di

antaranya; Ach. Baiquni, Ahmad Rizal, Amirullah, Noor Albar, Qohar

Awaluddin, Teguh, Ahmad Fudail, Suliyono, Helrahmi, Rizqa Amelia,

Dwita (tata), A. Ramdhan (Adon), Untung Afandi, dan Zainal Muttaqin.

Page 10: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

xi

13. Sahabat-sahabat yang aktif di pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Komisariat Ushuluddin, Moh. Samsul Anwar, Robitul Umam, Kholik.

14. Saudara/i saya di antaranya Aprido, Eprawadi, Andri, Rio Fahlevi,

Ahmad Sholihin, Muhda Muhtadie, Rahmadi Sukron Zazilah, Qodri

Syahnaidi (Qo’i), Lia Rustalia, Ahmad Rizki, Nafi Maulana, Istiqomah,

UmayAbdillah Sairan.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik dari kalangan

keluarga, teman sejawat, maupun handai taulan lainnya yang telah

memberikan motivasi, masukan, dan bantuan dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan keterbatasan-keterbatasan

yang ada pada penulis, maka banyak kekurangan-kekurangan dalam tesis ini.

Untuk itu, penulis menerima dengan dada yang lapang dan hati yang suci segala

masukan, kritik, dan saran yang konstruktif untuk kesempurnaan tesis ini. Untuk

itu, penulis berharap mudah-mudahan penelitian lanjutan yang dapat

menyempurnakannya. Akhirnya, semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca,

khususnya bagi penulis, dan mudah-mudahan diridai oleh Allah swt. Amin.

Jakarta, 14 Mei 2016

Penulis,

Baharudin

Page 11: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PANITIA UJIAN . ......................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

PEDOMAN TRANSLITERASI ........................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................... 11

1. Identifikasi Masalah ............................................................. 11

2. Pembatasan Masalah ............................................................ 12

3. Perumusan Masalah ............................................................. 13

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 14

D. Kegunaan Penelitian .................................................................... 14

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 15

F. Bangunan/Kerangka Teori .......................................................... 16

G. Metodologi Penelitian ................................................................. 18

1. Sumber Data ......................................................................... 18

2. Jenis Penelitian ..................................................................... 18

Page 12: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

xiii

3. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 19

H. Sistematika Pembahasan ............................................................. 19

BAB II SYEIKH ‘ABD AL-ṢAMAD AL-JĀWĪ AL-PALIMBĀNĪ DAN

NAṢĪHAT AL-MUSLIMĪN WA AL-TAŻKIRATU AL-

MU’MINĪN FĪ FAḌA’IL AL-JIHĀDI FĪ SABĪLILLĀH WA

KARĀMATU AL-MUJĀHIDĪN FĪ SABĪLILLĀH ..................... 21

A. Kehidupan, Karya dan Pengaruh Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī

al-Palimbānī ................................................................................. 21

1. Sketsa Biografi Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī Al-Palimbānī

............................................................................................... 21

2. Masa Kecil dan Pendidikan Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī

Al-Palimbānī ........................................................................ 26

3. Kondisi Palembang Pada Masa Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-

Jāwī Al-Palimbānī ................................................................ 31

4. Karya-karya Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī Al-Palimbānī . 38

5. Pengaruh Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī Al-Palimbānī ...... 49

B. Sekilas Tentang Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-

Mujāhidīn fī Sabīlillāh ................................................................ 58

1. Sosial Historis dan Motivasi Penulisan Kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī

Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh ............. 58

Page 13: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

xiv

2. Sistematika Penulisan Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-

Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh ................................... 61

3. Posisi pentingnya kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-

Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh .................................... 60

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG JIHAD ........................................ 64

A. Pengertian Jihad ........................................................................... 64

B. Pengungkapan Jihad Dalam al-Qur’an dan Hadis ....................... 68

C. Melacak Maka Jihad Dalam Sejarah ........................................... 73

1. Perkembangan Makna Jihad Pada Periode Mekah .............. 73

2. Perkembangan Makna Jihad Pada Periode Madinah ........... 77

3. Jihad Pada Zaman Modern: Historisitas Jihad di Indonesia 82

D. Tujuan dan Fungsi Jihad .... …………………………………… 90

BAB IV KUALITAS SANAD HADIS-HADIS KEUTAMAAN JIHAD

DALAM KITAB NAṢĪHAT AL-MUSLIMĪN WA AL-

TAŻKIRATU AL-MU’MINĪN FĪ FAḌA’IL AL-JIHĀDI FĪ

SABĪLILLĀH WA KARĀMATU AL-MUJĀHIDĪN FĪ

SABĪLILLĀH KARYA SYEIKH ‘ABD AL-ṢAMAD AL-JĀWĪ

AL-PALIMBĀNĪ .............................................................................. 95

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 173

A. Simpulan ................................................................................... 173

B. Saran .......................................................................................... 174

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 175

Page 14: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

xv

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 180

RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................................... 180

Page 15: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di antara perintah Allah yang dengan tegas dinyatakan dalam al-Qur'an

dan hadis di samping syahadat, shalat, shaum, zakat dan haji adalah perintah

jihad. Jihad dalam al-Qur‟an dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia

yaitu menegakkan agama Allah agar tetap tegak, dengan cara sesuai dengan garis

perjuangan yang termaktub dalam al-Qur‟an dan Hadis. Banyak sekali ayat-ayat

dalam al-Qur‟an maupun hadis yang mengandung maksud perjuangan (jihad).

Misalnya firman Allah Swt,

[25فل تطع الكافرين وجاهدهم به جهادا كبريا ]الفرقان/

Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah

terhadap mereka dengan al-Qur‟an dengan jihad yang besar. (QS. Al-

Furqan [25]: 52)1

Para ahli tafsir berbeda pendapat mengenai dengan apa berjihad? Menurut

Ibn „Abbas, konotasi makna jihad dalam ayat itu adalah dengan “al-Qur‟an”,

menurut Ibn Zayd dengan “Islam”, dan ada juga yang berpendapat dengan

“pedang”. Namun al-Qurthubi menolak keras pendapat terakhir “jihad dengan

pedang”, karena ayat ini turun di Makkah, sebelum turun perintah perang.

Sedangkan makna “jihad yang besar, menurut al-Zamakhsyari mencakup segala

bentuk perjuangan (jāmiʻan likulli mujāhadah).2

Dalam ayat lain, Allah Swt. berfirman

1 Tim Penyusun, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara

Penterjemah, 2012), hlm. 509. 2 Moh. Guntur Romli dan A Fawaid Sjadzili, Dari Jihad Menuju Ijtihad, (Jakarta: LSIP,

2004), hlm. 9

Page 16: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

2

فور ث إن ربك للذين هاجروا من ب عد ما فتنوا ث جاهدوا وصب روا إن ربك من ب عدها لغ [111رحيم ]النحل/

Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang

berhijrah sesudah menderita cobaan, Kemudian mereka berjihad dan

sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha

Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Nahl [16]: 110)3

Sedangkan dalam hadis banyak sekali Nabi menganjurkan untuk berjihad.

Bahkan disebutkan dalam sebuah hadis bahwa jihad merupakan amalan yang yang

paling utama.

ث نا إب راهيم بن سعد عن الزه ث نا عبد العزيز بن عبد الله حد ري عن سعيد بن حد المسيب عن أب هري رة رضي الله عنه قال

ما ا سئل النب صلى الله عليه وسلم أي العمال أفضل قال إميان بالله ورسوله قيل ث رور قال جهاد ف سبيل الله 4قيل ث ما ا قال حج مب

Telah menceritakan kepadaku Sulaiman telah menceritakan kepada kami

Syu‟bah dari al-Walid (dalam jalur lain disebutkan) telah menceritakan

kepadaku Abbad bin Ya‟qub al-Asadi telah mengabarkan kepada kami

Abbad bin al-„Awwam dari al-Syaibani dari al-Walid bin „Aizar dari Abu

„Amru dan al-Syaibani dari Ibnu Mas‟id radliallahu „anhu, bahwa

seseorang laki-laki pernah bertanya kepada Nabi Shallallahu „Alaihi

Wasallam, amalan apa yang paling utama? Nabi menjawab: “Shalat tepat

waktu, berbakti kepada kedua orang tua, dan jihad fi sabilillah.”

Selain itu juga dikatakan dalam hadis Nabi bahwa jihad merupakan puncak

dari pada amal seseorang,

ث نا أبو سلمة عن أب د بن عمرو حد ث نا عبدة بن سليمان عن مم ث نا أبو كريب حد حد هري رة قال

3 Tim Penyusun, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, hlm. 380.

4 Muhammad bin Ismail al-Bukhārī, Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, (Lebanon: Dar al-Kutub al-

Ilmiyah, 2009), hlm. 514.

Page 17: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

3

ر قال إميان سئل رسول الله صلى الله عليه وسل م أي العمال أفضل أو أي العمال خي قال بالله ورسوله قيل ث أي شيء قال الهاد سنام العمل قيل ث أي شيء يا رسول الله

رور ث حج مب حديث حسن صحيح قد روي من غري وجه عن أب هري رة عن النب قال أبو عيسى هذا

5صلى الله عليه وسلم

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuaraib berkata, menceritakan

kepada kami Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin „Amru berkata,

telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Abu Hurairah ia

berkata, Rasulullah Shallahu „Alaihi Wasallam pernah ditanya, “amal apa

yang paling utama?”, atau ia mengatakan, “amal apa yang paling baik?”

beliau menjawab; “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Dikatakan,

“lalu apa lagi?” beliau menjawab; “Jihad, ia adalah puncak sebuah amal.”

Dikatakan, “Wahai Rasulullah, lalu apa lagi?” beliau menjawab: “Haji

mabrur.” Abu Isa berkata, “Hadis ini derajatnya hasan shahih. Hadis ini

telah diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Shalllahu „Alaihi

Wasallam dengan banyak jalur.”

Jihad melawan orang-orang yang menyekutukan Allah (musyrik) dengan

harta, tangan dan lisan. Sebagaimana Sabda Nabi Saw. berikut ini:

د الله عبد بن هارون أخب رنا ث نا قال إب راهيم بن إسعيل بن ومم حاد أن بأنا قال يزيد حد المشركي جاهدوا قال وسلم عليه الله صلى النب عن أنس عن حيد عن سلمة بن

6وألسنتكم وأيديكم بأموالكم

Telah mengabarkan kepada kami Harun bin Abdillah serta Muhammad bin

Isma‟il bin Ibrahim mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada

kami Yazid, ia berkata; telah memberitakan kepada kami Hammad bin

Salamah dari Humaid dari Annas dari Nabi Saw. beliau bersabda:

“Perangilah orang-orang musyrik dengan harta, tangan dan lisan kalian.”

Bentuk jihad yang lainnya adalah berbakti kepada orang tua. Islam

mengajarkan kepada pemeluknya untuk menghormati dan berbakti kepada orang

5 Muhammad bin Isa al-Turmūżi, Sunan al-Turmūżi, Jilid IV, (Beirut: Dar Ihya al-Turas

al-„Arabi), hlm. 185. 6 Abu „Abdurrahman Ahmad Syu‟aib bin Ali al-Nasa‟i, Sunan al-Nasa‟i, Jilid X, (Bairut:

Dar al-Ma‟rifat, 1419 H), hlm. 137.

Page 18: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

4

tua, tidak hanya ketika masih hidup tetapi juga sampai kedua orang tua wafat.

Seorang anak tetap harus menghormati orang tuanya , meskipun seorang anak

tidak wajib taat terhadap orang tua yang memaksanya berbuat syirik (QS. Luqman

[31]: 14). Salah satu wujud pengabdian manusia adalah berbakti kepada orang tua.

Karena itu, jihad dapat dipahami sebagai bentuk pengabdian kepadanya.

Sebagaimana hadis Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh al-Bukhārī berikut ini:

ث نا ث نا آدم حد ث نا شعبة حد عت قال ثابت أب بن حبيب حد اعر العباس أبا س وكان الشهم ل عت قال حديثه ف ي ت هما الله رضي عمرو بن الله عبد س إل رجل جاء ي قول عن

ففيهما قال ن عم قال الداك و أحي ف قال الهاد ف فاستأ نه وسلم عليه الله صلى النب 7فجاهد

Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami

Syu‟bah, telah menceritakan kepada kami Habib bin Abi Tsabit, ia

berkata; aku telah mendengar Abu „Abbas al-Sya‟ir, dia adalah orang yang

tidak buruk dalam hadis-hadis yang diriwayatkannya, ia berkata; aku telah

mendengar „Abdullah bin „Amru radiallahu „anhuma, ia berkata; “Telah

datang seorang laki-laki kepada Nabi Shallahu „alaihi wa sallam, lalu ia

meminta izin untuk ikut berjihad. Maka Nabi bertanya: “Apakah kedua

orang tuamu masih hidup?” Laki-laki itu menjawab” „Iya”. Maka Nabi

berkata: “Kepada keduanya kamu berjihad (berbakti).”

Selain itu, jihad yang lain adalah membantu para janda dan orang miskin,

peduli kepada sesama manusia. Bantuan dapat diberikan baik dalam bentuk materi

ataupun perhatian dan perlindungan. Sebagaimana sabda Nabi Saw,

ث نا ث نا ق زعة بن ي ي حد قال هري رة أب عن الغيث أب عن زيد بن ث ور عن مالك حد

اعي وسلم عليه الله صلى النب قال الله سبيل ف كالمجاهد والمسكي الرملة على السائم الليل م القائ أو 8الن هار الص

7 Muhammad bin Ismail al-Bukhārī, Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, hlm. 550-551.

8 Muhammad bin Ismail al-Bukhārī, Ṣaḥiḥ al-Bukhārī, hlm. 1005.

Page 19: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

5

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Qoza‟ah, telah menceritakan

kepada kami Malik dari Tsaur bin Zaid dari Abi al-Ghaits dari Abi

Hurairah, ia berkata; Nabi Shallahu „alaihi wa sallam bersabda: “Orang

yang membantu para janda dan orang-orang miskin seperti orang yang

berjihad di jalan Allah atau seperti orang yang selalu qiyamul lail dan

berpuasa di siang hari nya.”

Hadis-hadis tersebut di atas menunjukkan adanya variasi-variasi bentuk

jihad yang diakui dalam Islam sesuai dengan sabda-sabda Nabi. Jihad tidak

identik dengan peperangan dan pertempuran yang tegah menggemuruh pada saat

Rasulullah Saw. di Madinah. Rasulullah Saw. tetap memberi ruang lain untuk

memaknai jihad. Masih banyak lagi hadis-hadis lain yang menggambarkan

berbagai macam bentuk (variasi) jihad dalam Islam.

Jihad adalah kata yang sensitif dan kontroversial dalam Islam. Pada

awalnya, kata ini memiliki multimakna. Namun akhirnya, selalu mengarah pada

satu makna; perlawanan fisik dan peperangan. Ketika kata jihad diucapkan, maka

akan terbayang; pedang yang terhunus, agresi militer, pertempuran, dan aksi-aksi

kekerasan lainnya. Jika demikian maknanya, Islam yang mengakui doktrin jihad

akan identik dengan ajaran kekerasan, Islam dan kekerasan.

Bagi orang Islam, jihad adalah ajaran fundamental, dan implementasi

ajaran ini dalam bentuk yang dikenal –perang dan pertempuran- dianggap suci.

Bahkan, mati karena ajaran ini merupakan kematian yang suci dan disebut mati

syahid. Seseorang yang mati syahid akan masuk surga bi ghair hisāb (tanpa

diadili). Tak heran, jika umat Islam berlomba-lomba menjalankan ajaran ini.

Sedangkan bagi non-muslim, jihad adalah ancaman sekaligus teror. Karena jihad

ditujukan bagi mereka yang tidak memeluk agama Islam, melenyapkan kekafiran,

dan mengajak (memaksa) memeluk agama Islam.

Page 20: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

6

Dalam sejarah, perkembangan Islam dikembangkan dengan proses dialektis

dengan dua term yaitu Islam normatif dan Islam historis, yang disebut pertama, Islam

mendoktrin pemeluknya agar menyebarkan misi Islam dengan perdamaian tanpa

intimidasi.9 dan disebut kedua, fakta empirik seringkali membawa umat Islam

kepada suatu keadaan yang mengharuskannya menempuh jalan yang bertolak-

belakang dengan doktrin perdamaian, yaitu menyingkirkan rintangan dengan upaya

fisik demi tegaknya misi Islam.10 Pada konsep kedua inilah stigma orang Barat

memahami jihad sebagai salah satu ajaran Islam sangat negatif dan bahkan

menganggap Islam merupakan simbol kekerasan, kekejaman dan terorisme.

Namun istilah jihad sebagai ajaran Islam yang suci telah mengalami

pergeseran makna dan sering disalahpahami atau dipersempit artinya. Adanya

sebagian kelompok dalam Islam yang menyalahgunakan jihad sebagai dalil untuk

melakukan tidakan kekerasan, pembunuhan orang yang tidak berdosa serta

seringkali menjadi korban adalah warga sipil.

Hal itu jika kita melihat dalam Wikipedia dijelaskan bahwa terorisme

biasanya diartikan sebagai bentuk serangan terkoordinasi yang bertujuan

membangkitkan perasaaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda

dengan peperangan (jihād fī sabīlillāh), aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara

seperti waktu pelaksanaannya yang selalu tiba-tiba dengan target korban jiwa

yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.

9 Rauf Salabi, al-Jihad fi al-Islam Manhaj wa Tatbiq, Juz. I, (Beirut: Mansyurat al-Maktabat

al-Asriyah, 1980), hlm. 4. Lihat juga Abu Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, Mu‟jam Maqayīs al-

Lughah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1979), hlm. 90-91. Lihat pula: Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas

atau Historisitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. 61-76. 10

Said Hawiy, Jund Allah saqafat wa Akhlaqan, (Beirut: Dal al-Kutub al-Ilmiyyah, 1979),

hlm. 11.

Page 21: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

7

Diantara definisi tentang terorisme tercantum dalam pasal 14 ayat 1 The

Prevetion of Terrorism (temporary Provisions) act, 1984, sebagai berikut:

“Terrorism means the use of violence for political ends and includes any use of

viiolence for the purpose putting the public or any section of the public in fear.”

Kegiatan terorisme mempunyai tujuan untuk membuat orang lain merasa

ketakutan sehingga dengan demikian dapat menarik perhatian orang, kelompok

atau suatu bangsa. Biasanya perbuatan teror digunakan apabila tidak ada jalan lain

yang dapat ditempuh untuk melaksanakan kehendaknya. Terorisme digunakan

sebagai senjata psikologis untuk menciptakan suasana panik, tidak menentu serta

menciptakan ketidakpercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan

memaksa masyarakat atau kelompok tertentu untuk mentaati kehendak pelaku

teror. Terorisme tidak ditujukan langsung kepada lawan, akan tetapi perbuatan

teror justru dilakukan dimana saja dan terhadap siapa saja. Dan yang lebih utama,

maksud yang ingin disampaikan oleh pelaku teror adalah agar perbuatan teror

tersebut mendapat perhatian yang khusus atau dapat dikatakan lebih sebagai phy-

war.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa antara terorisme dan jihad

sangat berbeda jauh, baik dari segi tujuan, motif maupun modusnya. Tujuan jihad

adalah kemaslahatan dan hilangnya kezhaliman serta motif untuk menegakkan

nilai-nilai luhur agama dan modus yang tidak melanggar hak orang lain.

Sedangkan terorisme mempunyai tujuan memperjuangkan kepentinagn sempit

pribadi maupun kelompok, dan motifnya ingin membuat sensasi (menarik

perhatian publik dengan aksinya) serta modusnya dengan membuat kerusakan

yang melanggar hak-hak orang lain, termasuk hak hidup.

Page 22: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

8

Jihad adalah upaya untuk merealisasikan kehendak Allah yang

diungkapkan melalui agamanya sebagai salah satu rukun Islam yang harus

ditegakkan dengan kata lain bahwa rukun Islam harus dibumikan, padahal

pemahaman itu tidak perlu terjadi, jika seseorang harus mengimplementasikan

jihad dalam makna yang esensial.11

Jika dicermati dalam sejarah kehidupan Nabi saw, maka beliau tidak

pernah memaksa seseorang untuk memeluk agama Islam. Nabi Saw. memerangi

orang yang memeranginya, dan tidak pernah memerangi orang yang selalu

berdamai, dan tidak melanggar janji. Kewajiban Jihad adalah kewajiban sarana

(al-wasā‟il), bukan tujuan (al-maqāshid). Maksud dari perang ialah

memberikan hidayah dan syahada (kesaksian), sedangkan membunuh orang kafir

bukanlah tujuan, jika hidayah bisa diberikan dengan cara memberikan dalil tanpa

jihad (perang), hal ini lebih utama dari pada jihad.12

Jika persepsi di atas (jihad adalah simbol kekerasan), dibiarkan terus

bergulir, akibatnya akan akan terus timbul aksi-aksi kekerasan di tengah

komunitas umat manusia. Dan masih merupakan dampak dari itu, hingga muncul

generalisasi terhadap Islam sebagai agama kekerasan, teroris dan lain sebagainya.

Apalagi beberapa dekade terakhir ini, perjuangan melalui jihad sangat efektif

dipergunakan oleh kelompok-kelompok ekstrim untuk melegalkan bom bunuh diri

sebagai simbol perlawanan. Hal ini jelas bertolak belakang dengan Islam sendiri

sebagai rahmat bagi alam dan jihad yang diperintahkan oleh al-Qur‟an maupun

hadis tidak identik dengan teroris. Demikian ayat-ayat al-Qur‟an maupun hadis

11

Sayyid Husain Nasr, a Young Muslim Guide to the Modern World, Penerjemah Hasti

Tarekat “Dunia Modern”, (Bandung: Mizan 1994), hlm. 20. 12

Yusuf Qardhawi, Fiqih Jihad; Sebuah Karya Monumental Terlengkap Tentang Jihad

Munurut al-Qur‟an dan Sunnah, Penerjemah Irfan Maulana Hakim dkk.,(Bandung: Mizan

Pustaka, 2010), hlm. XIV.

Page 23: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

9

yang memerint ahkan untuk berjihad di jalan Allah tidak dapat dijadikan sebagai

motivasi untuk melakukan aksi teror, karena semangat jihad dalam konsep al-

Qur‟an dan hadis sungguh bertentangan dengan tindakan terorisme yang terjadi

selama ini.

Tesis ini, penulis akan fokus mengkaji masalah jihad, bagaimana konsep

jihad yang dipaparkan oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī (w. 1203

H)13

dalam kitabnya Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il

al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh dan bagaimana

kualitas hadis-hadis tentang jihad dalam kitab tersebut.

Kajian ini penting dan menarik dengan alasan: Pertama, jihad adalah

salah satu perintah Allah Swt. yang tegas dinyatakan dalam al-Qur'an dan

hadis di samping Shalat, Shaum, Zakat dan Haji. Jihad merupakan puncak dari

segala amal seseorang. Jihad adalah amalan yang sangat disukai atau disenangi

Allah Swt. Kedua, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī adalah seorang

ulama Nusantara yang sangat populer Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī disebut-sebut sebagai sufi paling ensiklopedis sepanjang sejarah

Melayu-Nusantara. Ulama yang memiliki peran penting dalam perkembangan

Islam di wilayah Nusantara. Bahkan, ia dikenal sebagai “penerjemah dan

penafsir” di Nusantara yang paling otoritatif terhadap pemikiran-pemikiran Imam

al-Ghazālī. Perannya begitu besar dalam peradaban Islam Melayu-Nusantara

sepanjang abad ke-18. Ia berhasil mengawinkan tasawuf akhlaqi al-Ghazālī dan

13

Nama lengkapnya adalah „Abd al-Ṣamad bin Abdullah Al-Jawi Al-Palimbani, tetapi

sumber-sumber Arab menamakannya Sayid „Abd al-Shamad bin „Abd al-Rahman al-Jawi.

Umumnya dikenal dengan sebutan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dengan karyanya

Hidayat al-Salikin. Lihat Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Hidayatus Salikin fi Suluk

Maslakil Muttaqin, (T.tp.: Maktabah wa Matba‟ah Muhammad al-Nahdi wa Awladuh, t.t.). Bisa

juga dilihat H.M. Iwan Gayo, Buku Pintar Seri Junior, (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 93; atau

M. Shaleh Putuhena, Historiografi Haji Indonesia, (Yogyakarta: LKiS, 2007), hlm. 124

Page 24: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

10

tasawuf falsafi Ibn Arabi dengan sempuma sekali. Selain itu Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī adalah sosok yang memiliki kepedulian terhadap

perkembangan sosio-religius dan politik di Nusantara. Kepedulian itu, antara lain,

terlihat dalam beberapa karyanya yang bukan hanya menyebarkan ajaran neo-

sufisme, melainkan juga mengimbau kaum Muslim untuk melancarkan aksi jihad

melawan penjajahan bangsa Eropa, terutama Belanda yang terus menggiatkan

usaha mereka menundukkan entitas politik Muslim di Nusantara.

Ketiga, kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il

al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh ini sering disebut

sebagai masterpiece Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tentang jihad,14

dan sangat mungkin merupakan karya pertama tentang jihad yang di kenal di

Indonesia yang memberikan inspirasi bagi lahirnya semangat jihad di Aceh.

Hikayat Perang Sabil, yang menjadi sumber penyebaran semangat jihad kepada

rakyat Aceh melawan kolonialisme di Nusantara.15

Ia juga menyurati raja-raja

Nusantara untuk mengobarkan jihad sabilillah terhadap penjajah. Keempat,

hadis-hadis yang terdapat dalam kitab tidak disebutkan sanadnya secara lengkap

serta kualitasnya. Di sinilah penulis melihat pentingnya penelitian ini untuk

dilakukan.

14

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII; Akar Pembaruan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), hlm.

315; Uka Tjandrasasmita, Arkeologi Islam Nusantara, (Jakarta, Gramedia, 2009), hlm. 88; Lihat

juga Wan Mohd. Shaghir Abdullah, “Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani Wafat Sebagai

Syuhada”, http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2007&dt=1126&pub=Utusan_Malaysia

&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm, Diakses 1 Mei, 2015; Oman Fathurrahman, “Penulis dan

Penerjemah Ulama Palembang: Menghubungkan Dua Dunia”. Dalam

http://www.adicita.com/artikel/detail/id/165/Penulis-dan-Penerjemah-Ulama-Palembang-

Menghubungkan-Dua-Dunia, Diakses 1 Mei 2015.; atau Taufik Irawan, “Syeikh Abdus Shamad

Al-Falimbani Ulama Sufi dan Syuhada”, dalam https://taufikirawan.wordpress.com

/2011/11/03/syeikh-abdul-samad-al-falimbani-ulama-sufi-dan-syuhada/, Diakses 2 Mei 2015. 15

Jajat Burhanudin, Ulama Kekuasaan; Pergumulan Elite Muslim dalam Sejarah

Indonesia, (Jakarta: Mizan,2012) hlm. 148

Page 25: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

11

Bertolak dari uraian di atas, penulis akan membuat sebuah penilitian hadis

yang bertemakan “Jihad: Studi Kualitas Sanad Hadis Jihad dalam Kitab

Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī

Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh”.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka

melakukan identifikasi masalah merupakan kegiatan yang sangat penting.

Diharapkan dengan melakukan kegiatan tersebut, akan semakin jelas masalah-

masalah mana yang akan menjadi fokus perhatian dan penelitian. Berdasarkan

uraian tersebut, berikut ini akan dikemukakan masalah-masalah yang dianggap

penting, yaitu:

Pertama, kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī

Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh ini sering

disebut sebagai masterpiece Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang

membahas tentang jihad dari berbagai aspeknya.

Kedua, kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il

al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh merupakan karya

pertama tentang jihad yang di kenal di Indonesia yang memberikan inspirasi

bagi lahirnya semangat jihad di Aceh. Hikayat Perang Sabil, yang menjadi

sumber penyebaran semangat jihad kepada rakyat Aceh melawan kolonialisme di

Nusantara.

Page 26: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

12

Ketiga, dalam karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī ini,

uraiannya diperkuat oleh dalil yang berasal dari al-Qur‟an dan hadis-hadis Nabi

Saw. Namun hadis-hadis yang terdapat di dalamnya tidak disebutkan sanad dan

rawi, maupun kualitas hadisnya. Berdasarkan hal itulah penulis sangat terpanggil

untuk mengkaji dan meneliti hadis-hadis yang terdapat dalam kita Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka penulis akan

membatasi diri pada satu pokok permasalahan yaitu jihad dan kualitas hadis-hadis

tentang jihad saja. Mengingat hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh tidak hanya termuat dalam satu pasal saja,

sedangkan jumlah pasal dalam kitab tersebut ada 7 pasal, yang di antara lain: [1].

Keutamaan Jihad di Jalan Allah; [2]. Keutamaan Ribat (Siap siaga di Jalan Allah);

[3]. Keutamaan Infaq di Jalan Allah dan Persiapan Perang; [4]. Keutamaan

Mempersiapkan Peralatan Perang dan Perintah Belajar Memanah. [5]. Keutamaan

Mati Syahid. Maka batasan penelitian yang akan dilakukan adalah pertama, hadis

yang diteliti adalah hadis yang terdapat dalam pasal keutamaan jihad di jalan

Allah baik yang dikategorikan hadis marfū‟ maupun mauqūf. Karena selain hadis-

hadis yang terdapat di dalam pasal keutamaan jihad di jalan Allah itu tidak

disebutkan sanad dan rawi, maupun kualitas hadisnya. Hadis-hadis keutamaan

jihad seringkali di jadikan dalil oleh sekelompok orang untuk melakukan tindakan

Page 27: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

13

kekerasan, aksi teror dan bom bunuh diri dan seringkali yang menjadi korban

adalah warga sipil. Jika demikian maka Islam yang mengakui doktrin jihad akan

identik dengan ajaran kekerasan.

Kedua, jika hadis-hadis dalam pasal tersebut diriwayatkan juga oleh al-

Bukhārī dan Muslim, maka penulis tidak akan dibahas lagi, baik kaitannya dengan

sanad maupun matannya. Pilihan ini berdasarkan kepada asumsi bahwa ṣaḥiḥ

Bukhārī dan ṣaḥiḥ Muslim dinyatakan sebagai kitab hadis khusus yang

menghimpun hadis-hadis ṣaḥiḥ.16

Pendapat ini juga sejalan dengan pendapat

Maḥmūd Ṭaḥḥān. Menurut Maḥmūd Ṭaḥḥān kitab-kitab yang tidak tidak perlu

dibahas lagi adalah kitab ṣaḥiḥ Bukhārī dan ṣaḥiḥ Muslim.17

Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka ada lima belas (15) hadis

yang akan diteliti yang terdapat dalam pasal Keutamaan Jihad di Jalan Allah

dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi

fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh.

3. Perumusan Masalah

Dengan memperhatikan dan mencermati latar belakang masalah di atas,

maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian dalam tesis ini adalah hadis-

hadis yang terdapat dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī. Agar permasalahan yang akan

diteliti ini lebih jelas dan terarah, maka permasalahan-permasalahan tersebut akan

16

Muhammad „Ajjaj al-Khatīb, Uṣūl al-ḥadis „Ulumuhu wa Musṭalahuh, (Beirut: Dār al-

Fikr, 1391 H/1971 M), hlm. 309. 17

Maḥmūd Ṭaḥḥān, Uṣūl al-Takhrīj Wadirāsah al-Asānid, (Riyad: Maktabah al-Ma‟arif,

1991 M/1412 H), hlm. 191

Page 28: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

14

dirumuskan yaitu : Bagaimanakah kualitas sanad hadis-hadis keutamaan jihad di

jalan Allah dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī

Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh karya

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui konsep jihad konsep jihad menurut Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dan apa implikasi kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh

wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh terhadap perjuangan rakyat

Indonesia.

2. Untuk mengetahui kualitas sanad hadis-hadis keutamaan jihad di jalan

Allah yang terdapat dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu

al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-

Mujāhidīn fī Sabīlillāh, yang untuk sementara ini belum diketahui

kualitas sanad hadis-hadisnya.

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan hasil penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Dari segi teoretis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan konstribusi sebagai acuan pengembangan wawasan

keilmuan yang berkaitan dengan motede pemahaman hadis.

Page 29: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

15

2. Sebagai ajang latihan untuk melatih daya nalar dan mengasah

intelektualitas penulis. Juga sebagai bukti dan implimentasi dari

ilmu yang diterima di bangku kuliah, sekaligus untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Magister.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun Tesis ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh penulis

dan ternyata ada beberapa yang menulis tentang tema ini di antaranya:

Azyumardi Azra, dalam bukunya yang bertema “Jarinagn Ulama Timur

Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII”.18

Buku ini banyak

menguraikan biografi dan perjalanan rihlah Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī dan Ulama Palembang lainnya.

Chatib Quzwain, dalam bukunya “Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenai

Ajaran Tasawuh Syaikh Abdus Samad al-Palimbani”. Buku ini memuat mengenai

pokok-pokok pikiran ajaran tasawuf Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

dalam hubungannya dengan aliran-aliran tasawuf yang telah berkembang di

Sumatera sampai abad ke-18 Masehi, sebagai usaha untuk menjelaskan Sejarah

Perkembangan Pemikiran Islam pada abad ke-18 Masehi itu, khususnya ajaran al-

Ghazāli dan ajaran Ibnu „Arabi.19

Mal An Abdullah, “Jejak Sejarah Abdus Somad al-Palimbani”. Buku ini

merupakan laporan penelitian mengenai Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

18

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII; Akar Pembaruan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), hlm.

315. 19

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenai Ajaran Tasawuf Syaikh

„Abdus Samad al-Palimbani Ulama Palembang Abad ke-18 Masehi, (Jakarta: PT Bulan Bintang

1985)

Page 30: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

16

Palimbānī. Buku ini memuat tentang naskah Manāqib Abdus Samad yang

berjudul Faydh al-Ihsānī wa Midādā li al-Rabbāni, Sekilas kelahiran dan garis

nasab Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, masa kecil, pendidikannya dan

karir keilmuannya.20

Adapun penelitian yang penulis lakukan lebih terfokus kepada

menginterpretasi hadis-hadis yang berkaitan dengan jihad dalam kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī.

F. Bangunan/Kerangka Teori

Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, penulis akan meneliti hadis-

hadis keutamaan jihad dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī. Di samping itu diperlukan

kitab-kitab syarah dan kitab-kitab hasil takhrīj (penelitian ulama tentang kualitas

hadis) sebagai upaya untuk menganalisis kualitas sanadnya.

Dalam meneliti kualitas sanad hadis-hadis, yang terdapat dalam kitab

Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh

wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh karya al-palimbani ini, penulis

menggunakan metode: 1) Takhrij Ḥadis; 2). Kritik Sanad. Digunakan metode

Takhrij Ḥadis, karena metode tersebut dianggap masih relevan dan sesuai dengan

penelitian yang akan dilakukan. Di samping itu metode tersebut juga telah

20

Mal An Abdullah, Jejak Sejarah Abdus Samad al-Palimbani, (Palembang: Syariah

IAIN Raden Fatah Press 2012)

Page 31: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

17

disepakati oleh ulama hadis. Adapun metode Takhrij Ḥadis meliputi: pertama,

metode Takhrij menurut lafaz pertama hadis (awal matan) metode ini disebut juga

dengan metode aṭrāf; kedua, metode Takhrij menurut lafaz-lafaz yang terdapat

dalam hadis; ketiga, metode Takhrij Ḥadis menurut perawi terakhir; keempat,

metode Takhrij Ḥadis menurut tema hadis; dan kelima, metode Takhrij Ḥadis

menurut klasifikasi jenis hadis.

Dalam menghukumi kualitas hadis diperlukan standar uji ke-ṣahīḥ-an

sanad selain ke-ṣahīḥ-an matan hadis. Untuk mengetahui standar kualitas sanad

hadis (para perawi yang terkait) diperlukan kitab-kitab tentang Rijāl al-Ḥadīs.

Dari kitab-kitab tersebut banyak informasi tentang keadaan setiap perawi yaitu

diantaranya, nama lengkap, nama panggilan (kunyah), kategori, tempat tinggal,

tahun lahir, tahun wafat, guru, murid dan komentar ulama tentang kredibilitas

moralnya.

Dalam menilai sanad hadis akan menggunakan metode Jarh wa Ta‟dil

yang kemudian dikomparasikan antara ulama mutasyaddidin dengan ulama

mutawasitin dan juga dengan ulama mutasāhilūn. Sementara itu dalam

menentukan hadis ṣaḥiḥ harus memenuhi lima syarat; pertama, muttasil sanad-

nya; kedua, perawi-perawinya adil; ketiga, perawi-perawinya ḍabit; keempat,

yang diriwayatkan tidak syadz; kelima, yang diriwayatkan terhindar dari „illat

qaḍiḥah.

Page 32: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

18

G. Metodologi Penelitian

1. Sumber Data

Dalam penelitian tesis ini, penulis menfokuskan pada penelitian

kepustakaan (library risearch). Oleh karena itu, sumber datanya diperbolehkan

dari berbagai kitab yang telah ditelaah, sehingga dengan melakukan hal itu

diharapkan akan memberikan informasi yang lebih akurat dan valid.

Sumber penelitian ini terdiri dari dua sumber, yaitu sumber primer dan

sumber sekunder. Adapun yang menjadi sumber primer adalah kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī.

Sedangkan yang menjadi sumber sekunder adalah buku, kitab, jurnal dan

karya-karya lain yang berkaitan dengan obyek penelitian sebagai data penunjang

dan lain-lain yang membantu pemahaman terhadap obyek penelitian. misalnya

kitab al-Mu‟jam al-Mufahras li Alfāz al-Ḥadīs al-Nabawī, Miftāh Kunuz al-

Sunnah karya A.J. Wensinck, dan lain-lain.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Library Research (Penelitian Pustaka). Penelitian

ini juga bersifat diskriptif-comparatif-analitif21

dan berupaya konseptualistik

yakni dengan mempertimbangkan kondisi historis-empiris pada saat suatu hadis

itu disampaikan oleh Nabi Saw.

21

Diskriptif dimaksudkan masalah yang dibahas dijelaskan/dipaparkan apa adanya.

Kemudian bahasan dibandingkan dengan pendapat-pendapat ulama dan pada akhirnya dianalisis

kelebihan dan kekurangan dari pendapat-pendapat itu dan diupayakan lahirnya kesimpulan.

Page 33: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

19

3. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis penelitiannya, teknik pengumpulan data dilakukan di

ruang-ruang perpustakaan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pustaka

umum maupun pustaka pribadi, termasuk google books dan situs-situs lain yang

menyediakan tulisan dan buku-buku Pdf. Data-data yang telah ada dikumpulkan

dipilah berdasarkan tema-tema relevan. Tema itu kemudian diklasifikasi

berdasarkan mutu, jenis dan relevansinya dengan topik penelitian ini untuk

diteliti, dianalisis dan dimasukkan dalam topik pembahasan.

Adapun teknik dalam penulisan berpedoman pada buku Pedoman Akademik

Program Migister 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan

pedoman transliterasi Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri

Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor: 158/1987 dan

0543 b/U/1987, Tanggal 22 Januari 1988.

H. Sistematika Pembahasan

Sisitematika penulisan Tesis ini dibagi menjadi lima bab, masing-masing

sub bab, dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah hasil yang utuh dan

sistematis dengan perincian sebagai berikut:

Bab pertama terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan MasaIah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kerangka Penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sistematika Pembahasan.

Adapun bab kedua Tinjauan Umum Tentang Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī Dan Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī

Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh terdiri dari

Page 34: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

20

Skesta biografi, masa kecil, kondisi Palembang pada masa Syeikh „Abd al-Ṣamad

al-Jāwī al-Palimbānī, karya dan pengaruhnya. Sekilas Tentang Kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh. Sosial Historis dan Motivasi Penulisan

Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī

Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh. Posisi pentingnya kitab

Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh

wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh Sistematika Penulisan Kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh. Kemudian bahasan dilanjutkan pada Bab

ketiga Tinjauan Umum Tentang Jihad terdiri dari Pengertian Jihad,

pengungkapan jihad dalam al-Qur‟an dan hadis, Melacak Makna Jihad Dalam

Sejarah, Tujuan dan Fungsi Jihad, Konsep Jihad Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī

al-Palimbānī.

Adapun bab keempat kualitas sanad hadis-hadis keutamaan jihad dalam

kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu‟minīn fī Faḍā‟il al-Jihādi fī

Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh.

Sementara pada bab Kelima penulis akan menyimpulkan dari seluruh

bahasan dan masalah yang menjadi Tesis ini dan saran-saran disertai daftar

pustaka sebagai sumber referensi.

Page 35: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

21

BAB II

SYEIKH ‘ABD AL-ṢAMAD AL-JĀWĪ AL-PALIMBĀNĪ DAN NAṢĪHAT

AL-MUSLIMĪN WA AL-TAŻKIRATU AL-MU’MINĪN FĪ FAḌĀ’IL AL-

JIHĀDI FĪ SABĪLILLĀH WA KARĀMATU AL-MUJĀHIDĪN FĪ

SABĪLILLĀH

A. Kehidupan, Kondisi Palembang pada masa Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī, Karya dan Pengaruhnya.

1. Sketsa Biografi Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

Riwayat Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī memang tidak begitu

banyak dapat diketahui, baik menurut sejarawan Indonesia maupun menurut

sejarawan asing. Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang mempunyai

nama lengkap „Abd al-Ṣamad bin Abdullah al-Jāwī al-Palimbānī1 tetapi sumber-

sumber Arab menamakannya Sayid Abd al-Samad bin Abd al-Rahman al-Jawi2.

Umumnya dikenal dengan sebutan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

dengan karya Hidayat al-Salikin. Al-Jawi adalah dinisbahkan kepada orang Jawa,

karena pada waktu itu orang Arab belum mengenal dengan suku atau daerah

lainnya di Indonesia selain dari Jawa, setelah itu baru muncul istilah lainnya

seperti as-Sumatrani, al-Makassari, al-Banjari, al-Palimbani, al-Minangkabawi,

al-Banteni, dan lain-lainnya. Ia merupakan ulama yang memiliki peran penting

dalam perkembangan Islam di wilayah Nusantara. Ia kemungkinan besar berasal

1 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Hikayat Salikin fi Suluk Maslakin

Muttaqin, (T.tp.,: Maktabah wa Matba‟ah Muhammad al-Nahdi wa Awladuh, t.t.). bisa juga dilihat

H. M. Iwan Gayo, Buku Pintar Seri Junior, (Jakarta: Grasindo, 2008), hlm. 93; atau M. Shaleh

Putuhena, Historiografi Haji Indonesia, (Yogyakarta: LkiS, 2007), hlm. 124. 2 Abd ar-Razaq al-Baytar, Hilyah al-Basyar fi Tarikh al-Qarn al-Salis ‘Asyar, Juz I,

(Damaskus: Matba‟at al-Majma‟ al-„Ilmi al-„Arabi, 1963 M/1382 H), hlm. 851-852.

Page 36: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

22

dari keturunan campuran Arab dan Palembang. Ayahnya adalah salah seorang

keturunan bangsa Arab yang menyandang predikat Sayyid dan ibunya adalah

orang Palembang. Ayahnya bernama Syeikh Abdul Jalil bin Syeikh Abdul Wahid

bin Syeikh Ahmad al-Mahdani3 (w. 1782) seorang Mufti Kedah

4 1710-1782,

berasal dari Sana‟a, Yaman.5 “Al Mahdani” merupakan guru agama di Palembang

yang ditemui oleh Muhammad Jiwa, putra mahkota Kedah 1704, yang sengaja

menyembunyikan identitas darah birunya dalam pengembaraannya. Setengah

tahun kemudian, al-Mahdani melanjutkan safari dakwahnya ke Jawa, India

sampai Kedah didampingi oleh muridnya Muhammad Jiwa Hapisap (ada dugaan

namanya Hafizh Sab).6

Sebelum menikah di Palembang, Syeikh Abdul Jalil telah menikah di

Kedah dengan wan Zainab Putri Datok Sri Maharaja Dewa. Dari pernikahan

tersebut, ia kemudian dikaruniai dua orang anak yang bernama Wan Abdul Qadir

3 Syeikh Abdul Jalil bin Syeikh Abdul Wahid bin Syeikh Ahmad al-Mahdani adalah salah

seorang ulama yang datang dan mengajar di Palembang. Ia dikenal sebagai ulama sufi. Ketika itu,

pada tahun 1704 salah seorang muridnya Muhammad Jiwa, putra mahkota Kedah, yang sengaja

menyembunyikan identitas darah birunya. Kira-kira setengah tahun setelah Muhammad Jiwa

belajar, Syeikh Abdul Jalil bin Syeikh Abdul Wahid bin Syeikh Ahmad al-Mahdani melanjutkan

safari dakwahnya ke Jawa. Muhammad Jiwa, yang ingin terus belajar padanya, ikut menyertai

perjalanannya. Setengah tahun kemudian Syeikh Abdul Jalil bin Syeikh Abdul Wahaid bin Syeikh

Ahmad al-Mahdani dan Muhammad Jiwa meneruskan perjalanan ke India. Di sini Syeikh Abdul

Jalil bin Syeikh Abdul Wahid bin Syeikh Ahmad al-Mahdani mendapat murid lain bernama

Hapisah (ada dugaan namanya Hafizh Sab) yang juga setia menyertainya. Ia mengajar dibeberapa

tempat selama lima tahun. Setelah itu Muhammad Jiwa mengusulkan kepada Syeikh Abdul Jalil

bin Syeikh Abdul Wahid bin Syeikh Ahmad al-Mahdani agar mereka berkunjung ke Kedah dan

Syeikh Abdul Jalil bin Syeikh Abdul Wahid bin Syeikh Ahmad al-Mahdani setuju. Di Kedah

sendiri pada waktu itu terjadi kekosongan kekuasaan. Sultan Abdullah, ayah Muhammad Jiwa,

tealh wafat (1706 M). Penggantinya Sultan Ahmad Tajuddin, saudara Muhammad Jiwa. Setibanya

di Kedah (1710 M) Muhammad Jiwa dinobatkan sebagai sultan (disebut Sultan Muhammad Zainal

Abidin II, memerintah sampai 1778 M). Ia kemudian mengangkat gurunya Syeikh Abdul Jalil bin

Syeikh Abdul Wahid bin Syeikh Ahmad al-Mahdani sebagai Mufti, dan Hapisap sebagai Qodi.

Lihat Mal An Abdullah, Jejak Sejarah Abdus Samad al-Palimbani, (Palembang: Syariah IAIN

Raden Patah Press, 2012), hlm. 17. 4 Kedah adalah sebuah daerah yang terletak sebelah utara di kawasan semenanjung

Malayu, yang termasuk ke dalam wilayahMalaysia sekarang. 5 Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1985), hlm. 9. 6 Mal An Abdullah, Jejak Sejarah Abdus Samad al-Palimbani, hlm.16. lihat juga Luzmy

Ningsih, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani: Pemikiran Dakwah dan Karyanya, (Skripsi:

Universitas Indonesia Fakultas Sastra, Depok 1998).

Page 37: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

23

dan Abdulah. Tetapi Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī lebih tua dari

mereka berdua, karena kedua saudaranya tersebut lahir setelah Syeikh Abdul Jalil

pulang dari tiga tahun kepergiannya ke palembang, dimana ia menikah lagi dan

mendapat seorang putra yang bernama Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī.7

Dari berbagai sumber-sumber yang membahas Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī seperti karya Chatib Quzwain juga kesulitan dalam melacak

Salasih keturunan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī. Chatib Quzwain

mencatat bahwa Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī lahir di Palembang

pada 116 H/1704 M. Sekitar empat tahun setelah 1112 H/1700 M setelah

penobatan Syeikh Abdul Jalil sebagai Mufti.8 Hal ini berdasrkan catatan Tarikh

Salasilah Negeri Kedah.9

Sejalan dengan bacaan Chatib Quzwain, Azra mencatat pasti tahun

kelahiran Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī pada 1116 H/1704 M. Azra

menyatakan “Dari seluruh sumber yang ada hanya Tarikh Salasilah Negeri Kedah

yang memberikan angka tahun kelahiran serta kematian Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī. Menurut sumber ini Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī lahir 1116 H/1704 M dan ayahnya seorang Sayyid sedangkan ibunya

seorang wanita Palembang.” Karena itu Azra menyimpulkan tahun 1116/1704

7 Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 9. 8 Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 10. 9 Tarikh Silsilah Negeri Kedah ditulis oleh Muhammad Hasan Datok Kerani Muhammad

Arshad Rahsia Almarhum Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah yang Muha Mulia bin Tuan

Syeikh Abu Bakar Kadhi bin Tuan Syeikh Abdul Kadir Mufti bin Tuan Syeikh Abdul Jalil Mufti

bin Tuan Syeikh Abdul Wahid bin Tuan Syeikh Abdul Ahmad al-Mahdani. Lihat Mal An

Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan, (Yogyakarta:

Pustaka Pesantren, 2015), hlm. 14.

Page 38: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

24

itulah yang merupakan tahun kelahiran Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī.10

Berbeda dengan keduanya diatas, Abdullah11

beranggapan telah terjadi

kekeliruan bahwa antara catatan Chatib Quzwain yang mengatakan Syeikh „Abd

al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī lahir pada tahun 1116 H/1704 M. Sekitar empat

tahun setelah 1112 H/1700 M dari penobatan Syeikh Abdul Jalil sebagai Mufti.

Padahal di dalam Tarikh Salasilah Negeri Kedah, Chatib Quzwain harusnya

memperkirakan kelahiran Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī terjadi pada

tahun 1126 H/1714 M empat tahun setelah penobatan Syeikh Abdul Jalil sebagai

Mufti bukan tahun 1116 H/1704 M tahun kelahirannya.12

Mengenai apa yang dikemukakan Azra, Abdullah mengingatkan bahwa

Tarikh Salasilah Negeri Kedah tidak pernah sekalipun menyebutkan tahun

kelahiran Abdus Samad seperti yang dikatakan Azra. Karena itu Abdullah

menduga Azra memetik atau mengutip begitu saja perkataan Chatib Quzwain

yang keliru tadi.13

Berdasarkan hasil telaahnya yang demikian itu tentu saja

Abdullah lebih cenderung pada perkiraan tahun 1126 H/1714 M sebagai tahun

kelahiran Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī.

Terhadap ketidak pastian tersebut, ternyata tidak seperti perkiraan selama

ini, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dilahirkan bukanlah pada tahun

10

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013),

hlm. 315. 11

Nama lengkapnya adalah Wan. Mohd. Shaghir Abdullah. Salah seorang yang memiliki

dedikasi tinggi untuk memelihara dan mempromosikan naskah-naskah Melayu Klasik. Kabarnya,

sejak umur 12 tahun ia sudah bekerja mengumpulkan informasi dan karya-karya tulis para ulama

Melayu dari abad ke-16 ke atas. Abdullah wafat 12 April 2007. Lihat Mal An Abdullah, Syeikh

Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2015), hlm. 15. 12

Mal An Abdullah, Jejak Sejarah Abdus Samad al-Palimbani, hlm. 19. 13

Mal An Abdullah, Jejak Sejarah Abdus Samad al-Palimbani, hlm. 19.

Page 39: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

25

1704/1714/1719 M. Menurut catatan Faydh al-Ihsani, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī dilahirkan pada tahun 1150 H/1737 M di Palembang. Ayahnya

bernama Abdur Rahman, bukan Abdul Jalil. Syeikh Abdul Jalil bin Abdul

Wahhab bin Ahmad al-Mahdali, Mufti Kedah 1710-1782 M, adalah kakek Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī; ia menikah dengan Raden Ranti, anak

perempuan dari Pangeran Purbaya yang merupakan putra tertua dari Sultan

Muhammad Mansur (yang memerintah 1706-1714 M). Abdur Rahman, ayah dari

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, adalah anak Syeikh Abdul Jalil yang

lahir dari pernikahan terseut. Maka jika diurutkan, susunan nama dan nasabnya

yang lengkap ialah „Abd Ṣamad bin Abdur Rahman bin Abdul Jalil bin Abdul

Wahhab bin Ahmad al-Mahdali.14

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī meninggal setelah tahun 1203

H/1789 M, yaitu tahun dimana ia telah selesai menulis karya yang berjudul Sair

as-Salikin ila ‘Ibadah Rabb al-‘Alamin.15

Hal ini didasarkan atas beberapa hal,

diantaranya adalah setelah karyanya itu tidak ditemukan indikasi adanya karya-

karya yang lain dan juga pada ketika itu ia diperkirakan sudah berusia 84 tahun,

usia yang dianggap sudah cukup tua. Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

meninggal dalam suatu peperangan antara Kesultanan Kedah dengan Kerajaan

Siam yang terjadi jauh sesudah tahun 1203 H/1789 M.

Namun tidak ada keterangan pasti di mana Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī

al-Palimbānī. Chatib Quzwain menyebut bahwa kubur Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī di Palembang, sedangkan Azyumardi Azra pula menyebut,

14

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 115-116. 15

Al-Palimbani, Syair Salikin, Juz IV, hlm. 267.

Page 40: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

26

“ada kesan kuat dia meninggal di Arabiah”, kedua-dua pendapat tersebut

bertentangan dengan Tarikh Salasilah Negeri Kedah.

Letak kuburnya ditemukan di sebuah perkampungan karet di Ban Trap,

kini berada dekat laluan jalan raya menuju Chana, provinsi Songkhla, di selatan

Thailand. Dengan demikian masa hayat Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī berlangsung dari tahun 1150 H/1737 M sampai dengan tahun 1247

H/1832 atau sampai tahun 1254 H/1839 M.16

2. Masa Kecil dan Pendidikan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

Melihat tahun lahir Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, 1150

H/1737 M, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī menjalani masa kecilnya

pada saat kesultann Palembang berada dibawah pemerintahan Sultan Mahmud

Badaruddi I (1727-1756 M). Ini adalah masa ketika Palembang dicatat telah

berkembang menjadi pusat belajar Islam yang penting di wilayah Melayu-

Nusantara, yang mampu menarik ulama-ulama dari Jazirah Arabiah untuk datang,

bermukim, mengajar dan melakukan aktivitas keilmuan di sini, dan pada

gilirannya melahirkan sejumlah ulama penting dan produktif di zamannya, yang

secara bersama-sama berhasil membentuk sebuah tradisi keilmuan Islam yang

akan kita sebut sebagai “tradisi keilmuan Palembani”.

Mengenai masa kecil Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Faydh

al-Ihsani memberikan gambaran yang cukup bermakna untuk dianalisa. Ia tidak

lama merasakan asuhan ibunya yang harus pergi meninggalkannya selamanya

(meninggal dunia). Dikala itu Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī baru

16

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 117.

Page 41: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

27

berumur setengah tahun. Tidak disebutkan siapa nama ibunya tersebut. Tetapi dari

penelusuran ditemukan bahwa ibu Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

bernama Syarifah, sebuah nama (Masayu) yang juga mengidentifikasikan dirinya

sebagai perempuan asli Palembang dan berasal dari kalangan kraton (bangsawan)

Palembang.17

Sepeninggal ibunya, menurut catatan Faydn al-Ihsan Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī harus pula dibesarkan tidak bersama ayahnya. Dikala

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī baru berusia kira-kira sembilan tahun

ayahnya pergi mengelana. Tidak ditemukan juga informasi mengenai negeri

tempat ayahnya mengelana. Hanya disebutkan dalam Faydn al-Ihsani ayahnya

berpindah (mengelana) ke “negeri yang sejahtera”.

Namun ketidakhadiran ayah dan ketidaan ibu tidaklah menghalangi Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī untuk mendapatkan pendidikan dan

kesempatan belajar dengan baik dalam ilmu-ilmu agama (Islam) di negerinya

sendiri. Guru yang selalu dikenangnya dari masa pendidikan di Palembang ialah

Sayyid Hasan bin Umar Idrus.18

Sayyid Hasan memperhatikan, mengawasi dan

berupaya membentuk pola kesehariannya. Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī banyak menimba ilmu agama, tajwid dan ilmu al-Qur‟an. Didikan sang

guru meninggalkan kesan sedemikian mendalam.

Selain belajar al-Qur‟an dan ilmu-ilmu agama dari jalur keluarganya

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī berhasil mewarisi tradisi silat beladiri

kraton Palembang. Seni silat Palembang ini kemudian dikembangkan oleh

17

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 21-22. Lihat juga Mal An Abdullah, Jejak Sejarah Abdus Samad al-Palimbani, hlm. 28. 18

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 23-24.

Page 42: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

28

cucunya Abdus Samad (Tuan Wok) di wilayah Pahang dan Terengganu, sehingga

mewujud menjadi seni silat Sekebun yang menempatkan Syeikh „Abd al-Ṣamad

al-Jāwī al-Palimbānī sebagai mahaguru mereka yang pertama. Pangeran

Purbaraya (kakek ka atas dari jalur nasabnya di Palembang) memang termasyhur

sebagai “ahli pendidikan ilmu silat dan urusan peperangan”.

Selain itu, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī pernah belajar

tasawuf. Ia mempelajari kitab At-Tuhfah al-Mursalah, karya Syeikh Abd ar-

Rahman bin Abd al-„Aziz al-Maghribi dan pada ketika sebelum berangkat ke

Mekkah, ia telah mempelajari kitab-kitab tasawuf, seperti kitab tasawuf yang

dikarang oleh Syeikh Abd ar-Rauf al-Jawi as-Singkili dan kitab tasawuf yang

dikarang oleh Syamsuddin as-Sumatrani, keduanya adalah tokoh sufi Aceh.19

Setelah mendapat pendidikan di Palembang, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī pergi ke Mekkah20

dan meneruskan pelajaran di Haramayn.

Tidak disebutlan kapan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī berangkat ke

Mekkah. Di Mekkah, ia diperkirakan belajar di Masjidil-Haram.21

Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī memutuskan untuk hidup, menuntut ilmu dan

bermukim di sana. Dia tentu memasuki komunitas Jawi yang ada, dan ini adalah

langkah permulaan menuju karir keilmuannya. Dalam komunitas Jawi masa itu,

19

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, E.i. 4, hlm 78. Hal itu diakui sendiri oleh al-

Palimbani sebagaimana yang diutarakan di dalam kitabnya Syair al-Sālikīn ilā ‘Ibādah Rabb al-

‘Ālamīn, Juz III, (Semarang; Toha Putra, t.th.), hlm. 183. 20

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 315. 21

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Snouck Hurgrenje, pada akhir abad ke-19

Masjidil Haram Mekkah adalah salah satunya lembaga pendidikan yang berfungsi sebagai

perguruan tinggi. Di Masjidil Haram pada waktu itu, apabila setelah selesai mengerjakan shalat

lima waktu, para jama‟ah membuat kelompok masing-masing berbentuk lingkaran (halaqah), pada

setiap kelompok itu ada guru besarnya masing-masing yang bertindak sebagai pemberi kuliah

(dosen). Adapun bahasa yang dipergunakan sebagai bahasa pengantar adalah bahasa Arab. C.

Snouck Hurgranje, Mekkah in the Latter Part of teh Nineteen Century, Penterjemah J. H.

Monathan, (London: Gibb Memorial Series, 1931), hlm. 172-173.

Page 43: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

29

seorang yang lebih dahulu berada di sana ialah Muhammad Arsyad al-Banjari,

yang kemudian dicatat sebagai salah satu sahabatnya yang terdekat. Di Mekkah,

dia belajar ilmu-ilmu syari‟at pada sejumlah ulama terkemuka.

Di antara guru-guru Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī pada

masa ini, ada enam yang disebutkan dalam Faydh al-Ihsani. Di antaranya

Muhammad Sa‟id bin Muhammad Sunbul (al-Syafi‟i al-Makki) salah seorang

ulama fikih dan Muhaddits terkemuka di zamannya. Karena tempat berdiamnya di

Marwah, ia terkenal sebagai Faqih Marwah, dan termashur keahliannya sebagai

seorang Syafi‟i Kecil. Selain itu juga memiliki reputasi imam dari para Muhaddits

di negeri Mekkah dan Hijaz, yang di datangi oleh para penuntut ilmu dari

berbagai negeri. Ia tampaknya termasuk guru Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī paling awal di Haramayn.22

Lima diantara guru-guru Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang

disebutkan di Faydh al-Ihsani selain Muhammad Sa‟id bin Muhammad Sunbul

(al-Syafi‟i al-Makki), ialah „Abd al-Gni bin Muhammad al-Hilal, Ibrahim bin

Muhammad Zamzami al-Ra‟is (Abu al-Fawz Ibrahim bin Muhammad Ra‟is al-

Zamzami al-Makki), Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi (al-Syafi‟i), Sulaiman bin

Umar bin Manshur „Ujaili (yang terkenal dengan sebutan Jamaluddin), „Athallah

bin Ahmad (al-Azhari al-Mashri al-Makki).23

Selain guru-guru yang namanya dituliskan dalam Faydh al-Ihsani, Tentu

saja masih banyak guru lain yang tidak tercantum. Salah satunya ialah Ahmad bin

„Abd al-Mun‟im al-Maliki al-Damanhuri (1101/1690-1192/1778), ulama besar

22

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 27. 23

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 27-30.

Page 44: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

30

yang berdiam di Kairo yang pada tahun 1768-1778 menepati kedudukan sebagai

Syikh al-Azhar. Ia sering kali berpergian ke Haramayn. Dan mengajar di Masjidil

Haram. Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī selalu mengikuti kuliah-

kuliah al-Damanhuri, dan atas catatan yang dibuatnya ia menulis salah satu

karyanya paling awal, Zahrat al-Murid fi Bayan Kalimat al-Tawhid (1178/1765).

Dua nama guru Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang lain

muncul dalam kamus biografi al-Nafas al-Yamani, yang disusun oleh salah satu

muridnya di Zabid, „Abd al-Rahman al-Ahdal. Guru tersebut ialah Muhammad

Mirdad dan Muhammad al-Jawhari. Muhammad Mirdad terkenal terutama karena

keahliannya di bidang fikih.

Muhammad al-Jawhari adalah Muhammad bin Ahmad al-Jawhari al-

Mashri, anak laki-laki seorang Muhaddits Mesir terkenal, Ahmad bin al-Hasan bin

„Abd al-Karim bin Yusuf al-Karim al-Khalidi al-Jawhari al-Azhari. Seperti

ayahnya, Muhammad al-Jawhari (91132/1720-1186/1772) dikenal terutama

sebagai ahli hadis. Meski hidup di Mesir, ia sering mengadakan perjalanan ke

Haramayn untuk melaksanakan ibadah haji dan juga mengajar. Muhammda al-

Jawhari merupakan salah satu isnad yang paling dicari, memiliki jaringan yang

sangat luas melalui telaah-telaah hadis yang terus berlanjut dari waktu ke waktu

hingga masa-masa akhir ini.24

Selain belajar di Masjidil Haram Mekkah, ia juga pernah belajar di kota

Madinah. Di Mekkah dan Madinah inilah ia banyak mempelajari berbagai disiplin

ilmu kepada ulama-ulama besar pada masa itu. Meskipun pendidikannya sangat

tuntas mengingat banyak ulama tempat ia belajar, akan tetapi kecenderungannya

24

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 311.

Page 45: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

31

kepada tasawuf sangat kuat. Hal itu terlihat betapa banyaknya ia belajar tasawuf di

Mekkah dan Madinah, di samping itu ia juga mencari guru lain dan membaca

kitab-kitab tasawuf yang tidak ia pelajari atau tidak diterima ketika di Mekkah dan

madinah.25

3. Kondisi Palembang Pada Masa Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī

Sebelum kedatangan Islam penduduk Nusantara telah memeluk agama

Hindu-Buddha. Agama Hindu-Buddha merupakan agama yang dibawa oleh

pedagang India. Para pedagang tersebut mampu menyebarkan agama Hindu-

Buddha di kepulauan Nusantara sehingga berdiri kerajaan Buddha terbesar di Asia

Tenggara, yaitu kerajaan Sriwijaya di Sumatera Selatan yang wilayah

kekuasaannya meliputi Jawa, Sumatera dan Melayu.26

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara

setelah kerajaan Majapahit dan kerajaan Mataram. Pada masa kejayaannya,

wilayah kekuasaan kerajan Sriwijaya tersebar mulai dari sebagian besar pulau

Jawa dan Sumatera hinggga ke Semenanjung Malaya. Selama beberapa abad

Sriwijaya sebagai pelabuhan, pusat perdagangan, dan pusat kekuasaan, menguasai

pelayaran dan perdagangan di bagian barat Indonesia. Sebagian dari semenanjung

Malaya, Sumatera Utara, Selat Malaka, Selat Sunda kesemuanya masuk

lingkungan kekuasaan Sriwijaya.27

Kerajaan Sriwijaya telah dikenal pula oleh

25

http://allahadatanpatempat.blogspot.com/2009/12/sekilas-perkembangan-tarekat-dan.

html. 26

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia

(Bandung: Mizan, 2001), hlm. 3. 27

Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium

Sampai Imperium, Jilid I, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 2.

Page 46: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

32

kalangan masyarakat dunia. Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai kerajaan

maritim yang kokoh, sebagai pusat kegiatan perdagangan internasional, kegiatan

penelitian keagamaan. Pada akhir abad ke-8 Sriwijaya dikenal karena

perkembangan ilmu agama Buddhanya Meskipun kegiatan intelektual dan

spiritual diperkirakan telah berlangsung sebelum abad itu, karena menurut catatan

musafir Cina I Ching, ia telah singgah di Sriwijaya untuk mempelajari bahasa

Sanskerta dan menekuni agama Buddha pada abad ke-7.28

Kerena pada masa

kerajaan Sriwijaya inilah terdapat Universitas Nalanda yang terkenal memiliki

reputasi dunia dalam Budhisme yang selalu ramai dikunjungi cekdikiawan dan

mahasiswa dari Asia.29

Menurut Hasan Muarif Ambary, pada permulaan abad ke-7 M di

Palembang sudah ada masyarakat muslim yang oleh penguasa kerajaan Sriwijaya

telah diterima dengan baik dan dapat menjalankan ibadah menurut agama Islam.30

Hal ini merupakan konsenkuensi dari interaksi antara penduduk Sriwijaya dengan

kaum Muslimin Timur Tengah yang sudah berlangsung sejak masa awal kelahiran

Islam. Meskipun Sriwijaya merupakan pusat keilmuan Buddha terkemuka di

Nusantara, ia merupakan kerajaan yang kosmopolitan. Panduduk muslim tetap di

hargai hak-haknya sebagai warga kerajaan sehingga sebagian dari mereka tidak

hanya berperan dalam bidang perdagangan tetapi juga dalam hubungan

diplomatik dan politik kerajaan. Sejumlah warga Muslim telah dikirim oleh

28

Titik Pudjiastuti, Memandang Palembang Dari Khazanah Naskahnya, hlm. 1. 29

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

3. 30

Soekma Karya (et.al), Ensiklopedi Mini; Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta:

Logos Wacana Ilmu, 1998), hlm. 182.

Page 47: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

33

Pemerintah Sriwijaya sebagai duta kerajaan, baik ke Negeri Cina maupun ke

Arabia.31

Pada abad ke-10 para pedagang Muslim dari Timur Tengah, terutama Arab

dan Persia, sudah datang ke Palembang. Dalam beberapa kesempatan, mereka

dimanfaatkan para penguasa Sriwijaya sebagai utusan dalam misi diplomatik Luar

Negeri. Palembang sudah lama dikenal sebagai jembatan penghubung jaringan

perdagangan pusat-pusat perniagaan. Yang ketika masa Hindia Belanda mendapat

julukan “de grootste handelstad van Sumatra” (kota komersial terbesar di

Sumatra).32

Sejak serangan dari Cola dalam abad ke-11 dan kemudian terdesak oleh

kekuasaan di Jawa Timur pada akhir abad ke-13, Sriwijaya merosot sebagai pusat

perdagangan dan akhirnya dikuasai oleh Bajak Laut. Lokasinya kemudian pindah

ke daerah Jambi.33

Setelah Sriwijaya jatuh, Palembang menjadi daerah taklukan

dari Kerajaan Jawa, seperti kerajaan Hindu Majapahit, Kesultanan Demak,

Pajang, dan Mataram.

Sejarah mengenai Kesultanan Palembang Darussalam pada abad ke-17,

dapat dimulai pada pertengahan abad ke-15. Menurut Chatib yang mengutip dari

kesimpulan Hamka, Islam telah masuk ke negeri Palembang dari Demak tahun

1440 Masehi; ketika ibu Raden Patah di kirim ke sana dari Majapahit, Adipati

Majapahit yang bernama Aryo Damar telah memeluk Islam secara diam-diam.34

31

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 24-26. 32

Dedi Irwanto Dkk, Iliran dan Uluran; Dinamika dan Dikotomi Sejarah Kultural

Palembang, (Yogyakarta: Eja Publisher, 2010), hlm. 27. 33

Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium

Sampai Imperium, Jilid I, hlm. 3. 34

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 7.

Page 48: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

34

Dalam sejarah tutur Palembang dikisahkan bahwa setelah kerajaan

Sriwijaya lemah dan dikalahkan Majapahit, maka daerah Palembang berada di

bawah kekuasaan Majapahit yang berkuasa di Palembang adalah Ario Damar

yang dikenal pula oleh masyarakat Palembang dengan nama Ario Dillah.35

Di

samping dari Demak, Pelembang sering pula di datangi missi Islam dari Malaka,

sehingga pada tahun 1511 yang ketika itu Malaka jatuh ke tangan Portugis,

Palembang termasuk di antara negeri-negeri yang telah menerima Islam.36

Ario Damar adalah seorang putra dari raja Majapahit terakhir yaitu Prabu

Brawijaya Sri Kertawijaya. Ia dikirim Prabu Brawijaya V untuk menjadi adipati

Palembang, mewakili kerajaan Majapahit bergelar Ario Damar yang berkuasa

antara tahun 1455-1486 M di Palembang. Menurut cerita tutur Jawa, Sultan

Trenggono yang merupakan Raja Demak beristrikan anak perempuan tokoh

legenda Ario Damar dari Palembang sehingga ia mendapatkan gelar Ki Mas

Palembang. Cerita ini memberi petunjuk masih eratnya hubungan Palembang

dengan Demak. Hubungan ini menyebabkan penguasa-penguasa Islam di

Palembang pada paruh pertama abad ke-16 M merasa dirinya keturunan Ario

Damar dan berhubungan keluarga dengan Raja Demak.

Pada tahun 1528 M kerajaan Demak mengirim Pangeran Sido ing Lautan

sebagai wakil Kesultanan Demak, untuk menggantikan Ari Dillah. Pangeran Sido

Ing Lautan adalah seorang keturunan Raden Patah yang ditunjuk untuk menjadi

penguasa Demak di Palembang. Pangeran Sido Ing Lautan berkuasa di Palembang

dari tahun 1547 M sampai 1552 M dan wafat di laut Jawa ketika dalam pelayaran

35

Husni Rahim, Sistem Otoritas 7 Administrasi Islam; Studi Tentang Pejabat Agama

masa Kesultanan dan Kolonial Di Palembang, (Jakarta: PT LogosWacana Ilmu, 1998), hlm. 41. 36

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 7.

Page 49: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

35

pulang ke Palembang sesudah mengantarkan upeti ke Demak.37

Menurut Husni

dalam bukunya menjelaskan bahwa Pangeran Pangeran Sido Ing Lautan

merupakan seorang priyayi yang masuk ke Palembang tatkala kericuhan politik

terjadi di Demak. De Graff menjelaskan bahwa ia bernama Ki Gendeng Sura yang

disebut oleh masyarakat Palembang adalah Ki Gede Ing Sura Tua. Ki Gede Ing

Sura Tua menurut cerita tutur Palembang dianggap sebagai raja pertama. Hal ini

dihubungkan dengan kepergian Ki Gede Ing Suro ke Palembang dalam suasana

pengambilalihan kekuasaan Demak oleh Pajang. Pendirian kerajaan Palembang

itu dimaksudkan untuk menunjukkan kesetiaan terhadap Demak yang dikalahkan

oleh Pajang.38

Ketika Palembang masih berada dibawah pertuanan Demak, hubungan

dengan pusat pemerintahan berjalan baik, seperti tercermin masih berlangsungnya

penyampaian upeti ke pusat pemerintahan di Demak. Hubungan tersebut menjadi

kurang baik setelah pusat kerajaan dialihkan ke Mataram dan Palembang dicurigai

mendekati Kompeni. Pemimpin Palembang pada saat itu, Pangeran Sido Ing

Kenayan mengirim upeti ke Mataram ditolak oleh Sultan Amangkurat I. Keadaan

yang sama juga dialami oleh Ki Mas Endi Pangeran Ario Kesumo Abdurrahman

yang menggantikan kakaknya Pangeran Sido Ing Rajak.39

Awal Palembang merdeka dan berdaulat masa Kesultanan Ki Mas Endi

karena memproklamasikan putusnya hubungan dengan Mataram pasa 1659 M.

Perlakuan dan sikap Sultan Mataram tersebut menyebabkan Ki Mas Endi

37

Husni Rahim, Sistem Otoritas 7 Administrasi Islam; Studi Tentang Pejabat Agama

masa Kesultanan dan Kolonial Di Palembang, hlm. 43. 38

Husni Rahim, Sistem Otoritas 7 Administrasi Islam; Studi Tentang Pejabat Agama

masa Kesultanan dan Kolonial Di Palembang, hlm. 43. 39

Husni Rahim, Sistem Otoritas 7 Administrasi Islam; Studi Tentang Pejabat Agama

masa Kesultanan dan Kolonial Di Palembang, hlm. 45-46.

Page 50: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

36

melepaskan ikatan dengan Mataram dan menyatakan Palembang sebagai

kesultanan yang berdiri sendiri. Hal yang menarik dari proses perilahan status

kekuasaan di Palembang baik peralihan dari perlindungan Majapahit ke Demak,

Panjang ke Mataram dan juga pelepasan perlindungan dari Mataram berlangsung

secara damai tanpa adanya upacara dan berjalan secara diam-diam.

Islam di Palembang baru berkembang secara mendalam pada masa

pemerintahan Kyai Mas Endi yang juga dikenal dengan Pangeran Ario Kusuma

Abdurrahim. Chatib menjelaskan bahwa pada masa Sultan Abdurrahman inilah

Islam sudah baru mulai berurat-berakar. Sebelum itu, agama Islam mungkin sudah

berkembang juga di sana – sehingga pada masa Sultan tersebut sudah mulai kuat-

tetapi, belum meluas dan belum merupakan agama resmi kerajaan.40

Setelah Kesultanan Palembang berdiri sendiri dan kompeni telah berkuasa

di Batavia, maka proses peralihan kekuasaan dari satu sultan kepada sultan lain

sering menimbulkan konflik dan pertikaian antar keluarga. Keadaan ini

sebenarnya didorong dan ditumbuhsuburkan oleh pihak Belanda sebagai satu

upaya menanamkan pengaruh dan kekuasaanya.41

Pada abad ke-18 M Islam di Kesultanan Palembang telah menunjukkan

kemajuan-kemajuan yang menonjol. Sultan Najamuddin yang berkuasa pada

tahun 1706-1774 M dan putranya Sultan Bahauddin yang berkuasa pada tahun

1774-1804 M kelihatan memberikan perhatian yang besar untuk pembinaan Islam

di sana. Pada masa Sultan Najmuddin telah berdiri Masjid Agung Palembang

40

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 7-8. 41

Husni Rahim, Sistem Otoritas 7 Administrasi Islam; Studi Tentang Pejabat Agama

masa Kesultanan dan Kolonial Di Palembang, hlm. 46.

Page 51: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

37

yang sangat megah.42

Pada abad ke-18 inilah Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī dilahirkan dan dibesarkan.

Kesultanan Palembang mengalami kemunduran dimulai ketika Sultan

Bahauddin meninggal dunia kemudian digantikan oleh anaknya Sultan Mahmud

Badaruddin. Sejak tahun 1811 M kesutanan Palembang telah terusik oleh

imperialisme Barat. Sejak itulah kesultanan Palembang secara terus menerus

melakukan perlawanan melawan imperialisme Barat.43

Krisis ekonomi yang

dialami oleh VOC dan kemudian Pemerintah Belanda mempercepat peralihan

kekuasaan ketangan Inggris. Akhirnya pada tanggal 24 April 1812 M Palembang

jatuh ke tangan Inggris di bawah Gillespie.44

Usaha Belanda dalam mengakhiri

kedaulatan politik kaum elite di Palembang menyebabkan Belanda mengirimkan

ekspedisi pertama pada bulan Juni 1819 M ke Palembang, tetapi dipukul mundur.

Pada bulan Juni 1821 M dipersiapkan lagi ekspedisi militer yang lebih

besar yang dipimpin oleh Mayor Jendral H.M. de Kock yang betujuan untuk

menaklukan Kesultan Palembang. Akhirnya ekspedisi ini berhasil merebut

keraton Palembang dan membawa Sultan Badaruddin sebagai tawanan ke Batavia.

Kejadian ini lantas tidak membuat riwayat kesultanan Palembang tamat. Sebagai

pengganti Badaruddin, Belanda mengangkat Pangeran Prabu Anom putra Sultan

42

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 18. 43

Konflik antara Kesultanan Palembang dengan negara Hindia Belanda dimulai sejak

tahun 1811. Pada tahun itu, Sultan Ahmad Badaruddin, atas anjuran agen Inggris, Reflles,

menyerang loji Belanda di Palembang. Pada kesempatan itu, penjaga benteng disergap dengan

tiba-tiba dan kemudian dibunuh. Dengan cara ini, keraton Palembang berharap dapat bersikap

merdeka menghadapi kekuasaan kolonial Inggris dan Belanda. Harapan itu cepat musnah, ketika

Reflles mengirimkan satuan ke Palembang pada tahun 1812 yang memaksa keraton mengakui

kedaulatan Inggris atas Palembang. Hal ini menyebabkan Mahmud Badaruddin melarikan diri ke

pedalaman. Sesudah itu menyusul kekacauan politik antara Mahmud Badaruddin dan saudaranya

Ahmad Najmuddin saling bergantian menduduki tahta, menurut siapa yang menerima dukungan

pihak Inggris maupun Belanda. Lihat Jeroen Peeters, Kaum Tuo Kaum Mudo: Perubahan Religius

di Palembang 1821-1942, (Jakarta: INIS, 1977), hlm. 8. 44

Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari Emporium

Sampai Imperium, Jilid I, hlm. 272-273.

Page 52: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

38

Ahmad Najmuddin II sebagai raja Palembang dengan Susuhan Husin Dia‟uddin.

Pada bulan November 1824 M, Sultan dan pengikutnya melakukan

pemberontakan yang disebabkan oleh Belanda yang menyodorkan kontrak baru

guna menyerahkan kedaulatan kerajaannya kepada Belanda. Serangan ini gagal

dan menyebabkan kedua raja Palembang ditawan dan dikirim ke Batavia. Sejak

saat itulah sistem kesultanan dihapus oleh Belanda45

. Maka, berakhirlah

Kesultanan Palembang yang telah berkuasa selama berabad-abad itu.

4. Karya-Karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

Memalui pencarian yang tekun, Chatib Quzwain yang mengutip dari

Drewes mengatakan bahwa, karya tulis Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī berjumlah tujuh buah; dua sudah dicetak, empat buah masih berbentuk

naskah dan sebuah baru dikenal namanya saja. Chatib juga menjelaskan Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī juga menyebutkan pula sebuah tulisan yang

lain, sehingga semua karya tulisannya berjumlah delapan buah.46

Namun

Abdullah berhasil menemukan lima belas karya tertulis dari Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī. Naskah Faydh al-Ihsani juga menyebutkan jumlah

karya tulis, tiga diantaranya tidak termasuk dalam daftar Abdullah, yaitu Suwathi’

al-Anwar, Irsyad Afdhal al-Jihad, dan Risalah fi al-Awrad wa al-Adzkar. Di pihak

lain Kemas Andi Syaifuddin memilik naskah Wahda al-Wujud. Sementara

sumber-sumber Arab menyebut sebuah tulisan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī yang lain, Fadhail al-Ihya’ li al-Ghazali. Ada juga manuskrip berjudul

45

Jeroen Peeters, Kaum Tuo Kaum Mudo: Perubahan Religius di Palembang 1821-1942,

hlm. 8-9. 46

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 22.

Page 53: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

39

Risalah fi Bayan Hukm al-Syar’i dan Nasihah al-Muslimin wa Tazkiyah al-

Mukminin dalam koleksi Perpustakaan Negara Malaysia. Tiga pucuk surat Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī (dua di antaranya memuat pesan yang sama)

telah pula ditemukan dan di pelajari oleh Drewes (1976). Sementara Hidayat al-

Salikin mencatat adanya risalah al-Urwat al-Wutsqa berbahasa Arab yang isinya

lebih luas dari versi berbahasa jawi yang kita jumpai sekarang. Ada pula manusrip

Kitab al-Bay’I dalam koleksi perpustakaan Universitas Umm al-Qura yang juga

diidentifikasi oleh Wan Mamat (2010) sebagai karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī. Sebuah risalah yang beredar luas, Tuhfat al-Raghibin, masih

terus diperdebatkan siapa penulisnya, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

ataukah al-Banjari. Maka sedikitnya sudah teridentifikasi dua puluh tuju (27)

karya tertulis yang diwariskan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī47

,

seperti berikut:

1. Zuhra Al-Murid fi Bayan Kalimah Al-Taudid, sebuah kitab dalam

bahasa Melayu yang ia tulis di Mekkah pada tahun 1178 H/1764 M.

Kitab ini berasal dari satu kuliah yang diberikan oleh salah seorang

ulama Mesir yang kemudian menjadi guru di Al-Azhar, yaitu Ahmad

al-Damanhuri. Isi kitab ini menjelaskan tentang Mantiq dan

ushuluddin.48

Naskah ini berada di Perpustakaan Nasional Jakarta

yang ditulis pada tahun 1181 H/1767 M dan di Universitas

47

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 85-94. 48

Liaw Yock Fang, Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik Jilid 2, (Jakarta: Erlangga,

1993), hlm. 77.

Page 54: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

40

Bibliotheek Leiden, terdapat pula sebuah naskah asli yang berasal

dari Aceh.49

2. Risalah fi Bayan Asbab Muharram li al-Nikah, wa Ma Yudzkar

Ma’ah min Dhabth al-Radha’ wa Ghayrih (Risalah pada

menyatakan akan segala sebab yang diharamkan bagi nikah dan

barang yang disebutkan sertanya daripada kenyataan dabth al-radha’

dan lainnya). Karya ini selesai ditulis pada malam Rabu setelah

sembahyang Isya‟ 11 Rabi‟ul awwal 1179 (27 Agustus 1765). Dalam

bentuk manuskrip, risalah ini terdapat dalam koleksi Perpustakaan

Negara Malaysia, Nomor MMS 2824 (A).

3. Risalah Mi’raj. Ditulis di Mekkah, selasai pada Jum‟at 11 Rajab

1181 (2 Desember 1767). Karya ini berisi tentang Isra‟ dan Mi‟raj

yang dilalui Rasulullah Saw. dan pengajaran yang diperoleh melalui

kejadian tersebut.

4. Zad Al-Muttaqin fi Tauhid Rabb Al-‘Alamin, terbilang karya Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang hilang. Kitab ini disebut

dalam Sayr Al-Salikin pada dua tempat, pertama pada akhir fasal 2,

bab II, bagian ketiga. Kedua, dalam bab X, bagian ketiga diakhir

penjelasannya mengenai kitab-kitab tasawuf yang menurutnya hanya

boleh dibaca oleh orang yang sudah mencapai tempat penghabisan

49

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 22.

Page 55: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

41

(al-muntabi).50

Kitab ini tampaknya merupakan ringkasan pendapat

gurunya, Syeikh Al-Samman tentang tauhid.51

5. Dua pucuk surat Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang

ditulis dengan bahasa Arab, ditujukan kepada: [1] Sultan Mataram

Hamengkubuwono I (sebelumnya dikenal dengan Pangeran

Mangkubimi), dan [2] Susuhunan Prabu Jaka (atau Pangeran

Sinfasari, putra Amangkurat IV). Dua surat ini memuat kandungan

yang sama dan telah dipelajari oleh Drewes (1976), kemudian oleh

Azra dan Jamaluddin.

6. Surat Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang ditujukan

kepada Pangeran Paku Negara (Mangkunegara). Surat ini juga ditulis

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dalam bahasa Arab.

Terdapat juga terjemahannya dalam bahasa Belanda.

7. Tuhfa al-Raghibin fi Bayan Haqiqah Iman al-Mu’minin wa ma

Yufsiduh fi Riddah al-Murtadin, sebuah kitab yang berbahasa

Melayu yang ditulis pada tahun 1188 H/1774 M. Kitab ini ditulis

atas permintaan Sultan Palembang. Menurut Chatib yang mengutip

penjelasan Drewes, pada awal tulisan kitab tersebut, Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī mengatakan bahwa ia diminta oleh salah

seorang pembesar pada masa itu. Barangkali memang demikianlah

yang sebenarnya, karena adalah suatu hal yang aneh jika Sultan

Palembang pada masa itu tidak mengenal Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

50

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 30. 51

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

72.

Page 56: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

42

Jāwī al-Palimbānī, atau tidak tergerak untuk meminta fatwanya.52

Tujuan penulisan kitab ini untuk membendung pengaruh tasawuf

yang menyimpang, yaitu para pengikut Hamzah Fansuri yang

difatwakan oleh Al-Raniri untuk dihukum mati.53

Di dalam kitab itu,

dijelaskan mengenai perbuatan “menyanggar”.54

Selain itu juga

mengenai kaum “kaum yang bersufi-sufi diri”, yang antara lain

adalah kaum wujudiyah yang mulhid55

(wahdatul wujud yang sesat)

seperti yang dijelaskan oleh Al-Raniri dalam abad sebelumnya di

Aceh.56

8. Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-

Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, ditulis

dengan menggunakan bahasa Arab. kitab ini merupakan risalah

tentang perang suci yang mengilhami seorang penyair Aceh untuk

menulis seubah syair dan kemudian dibacakan secara luas dalam

perjuangan melawan Belanda pada seperempat terakhir abad ke-

52

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

24. 53

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

71. 54

Kata sanggar digunakan untuk sesajen sirik: dalam bahasa Melayu Kuno memang

mempunyai arti demikian, tetapi tidak demikian artinya dalam bahasa Jawa. Sekitar tahun 1774

praktek sirik tercela itu mungin terdapat di daerah pedalaman Palembang. Lihat Chatib Quzwain,

Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus Samad al-Palimbani, hlm.

23. 55

Seperti al-Raniri, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī membagi doktrin

wujudiyah ke dalam dua jenis: wijudiyah mulhid (kesatuan wujud ateistik) dan wijudiyah

muwahhid (kesatuan wujud uniterisme). Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī memasukkan

para pengikut wujudiyah mulhid ke dalam kelompok yang ia namakan sebagai sufi-gadungan.

Kelompok sufi-gadungan lainnya, menurut Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, adalah

para pengikut huluwiyyah (doktrin inkarnasi Tuhan). Dia menyatakan, kesalahan mereka, karena

mereka berkeyakinan Tuhan mengingkarnasikan diri-Nya ke dalam wujud manusia dan ciptaan

lainnya. Lihat Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad

XVII dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 277. 56

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 24.

Page 57: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

43

19.57

Kitab ini berisikan keutamaan berjihad di jalan Allah. Di

Perpustakaan Nasional Jakarta terdapat dua buah naskahnya, tetapi

keduanya tidak menyebutkan tanggal dan tempat penulisannya. Di

lihat dari segi isinya, mungkin kitab ini ditulis dalam waktu yang

berdekatan dengan pengiriman dua pucuk suratnya ke Jawa Tengah

sekitar tahun 1186 H/1772 M.58

Selain di Perpustakaan Nasional,

saya juga menemukan kitab ini di Perpustakaan Sunan Amper yang

telah ditulis ulang oleh Ahmad Lutfi.

9. Al-‘Urwah Al-Wutsqah wa Silsilah al-Waliy al-Atqa, sebuah kitab

dari bahasa Arab mengenai wirid-wirid yang harus dibaca pada

waktu-waktu tertentu yang diperoleh dari al-Samman. Manuskrip

karya ini terdapat di Palembang.59

10. Al-‘Urwah Al-Wutsqah yang ditulis dalam bahasa Arab. Versi ini

lebih luas daripada yang berbahasa Jawi. Karya ini menjelaskan

tentang zikir untuk memperoleh kematian yang husn al-khatimah.

11. Al-Rasalah fi Kayyiyat al-Ratib Laylat al-Jumu’ah. Risalah

berbentuk manuskrip tersimpan dalam koleksi Kemas Andi

Syaifuddin pada kumpulan yang sama Al-‘Urwah Al-Wutsqah.

12. Hidayah Al-Salikin fi Suluk Maslak Al-Muttaqin, sebuah kitab

Melayu yang selesai ditulis pada tahun 1192 H/1778 M. Kitab ini

telah dicetak di Mekkah pada tahun 1870 M dan dicetak lagi pada

57

Khamami Zaa dkk, Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2006), hlm. 142. 58

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 23. 59

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

71. Lihat juga Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh

Abdus Samad al-Palimbani, hlm. 24-25. Lihat juga Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-

Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan, hlm. 88-89.

Page 58: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

44

tahun 1885 M. Pada tahun 1895 di cetak di Bombay, di Kairo pada

tahun 1922 M. Selanjutnya kitab ini di cetak di cetak di Singapura

(tanpa tahun) dan di Surabaya pada tahun 1933-1934 M.60

Di

Indonesia dan Singapura buku ini telah mengalami cetak ulang

beberapa kali dan tersebar luas.61

Kitab ini menurut Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī merupakan terjamah dari kitab Bidayah

Al-Hidayah karya Al-Ghazali. Meski demikian, karya yang mulai

ditulis pada tahun 1778 M ini bukan buku terjemahan dalam arti

yang sesungguhnya.62

Menurut Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī, dalam Hidayah Al-Salikin, ia membahas beberapa

masalah dengan menggunakan bahasa Jawi dan menambahkan

beberapa masalah yang baik-baik yang tidak terdapat dalam kitab

Bidayah Al-Hidayah. Susunan bab dan fasal yang terdapat di

dalamnya berbeda dengan yang ada di dalam Bidayah Al-Hidayah.63

Selain itu Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī juga

menambahkan komentar dan keterangannya dari ungkapan dan

pernyataan dalam karya-karya Al-Ghazali lainnya, seperti Ihya’

‘Ulumuddin, Minhaj al-‘Abidin, dan kitab Al-Arba’in fi Ushul Al-

Din.64

Di samping itu, di dalam kitab tersebut Syeikh „Abd al-Ṣamad

60

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 25. 61

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

71. 62

Khamami Zada dkk, Intelektualisme Pesantren, hlm. 142. 63

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 26. 64

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

72. Lihat juga Khamami Zada dkk, Intelektualisme Pesantren, hlm. 143-144.

Page 59: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

45

al-Jāwī al-Palimbānī menjelaskan pula tingkatan-tingkatan

(maqamat) yang harus dilalui oleh para seorang calon sufi.65

13. Risalah fi Bayan Hukm al-Syar’i wa Bayan Hukm man Yukhalifuhu

fi al-I’tiqad aw fi al-Hukm aw fi al-‘Amal. Risalah ini selesai ditulis

di Mekkah pada Ahad 10 Rajab 1201 H (28 April 1787 M). Terdapat

dalam bentuk manuskrip koleksi Perpustakaan Negara Malaysia,

Nomor 2308.

14. Syar Al-Sālikīn ila Rabb Al-Alamīn, kitab yang terdiri dari empat juz,

mulai ditulis pada tahun 1193 H/1779 M dan selesai pada tahun 1203

H/1788 M.66

Bagian pertama selesai di Mekkah tahun 1194 H/1780

M; begian kedua selesai di Ta‟if tanggal 19 Ramadhan 1195 H/1781

M; bagian ketiga selesai di Mekkah tanggal 19 Shafar 1197 H/1783

M dan bagian keempat selesai di Ta‟if tanggal 20 Ramadhan 1203

H/1788 M.67

Dalam sejarahnya, penerjemahan kitab ini bersifat

bebas, disingkat pada beberapa bagian, tetapi ditabah dan dilengkapi

pada bagian-bagian lain. Di antara tambahan itu, terdapat suatu

daftar tentang karya-karya sufi yang kebanyakan berbahasa Arab.68

Dalam kitab ini, menurut Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī, ia memasukkan masalah-masalah yang diambilnya dari

kitab-kitab seperti Ihya ‘Ulumuddin, Minhaj al-‘Abidin, Al-Arba’in fi

65

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 26. 66

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

72. 67

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 27. 68

Khamami Zada dkk, Intelektualisme Pesantren, hlm. 144.

Page 60: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

46

Ushul Al-Din, Bidayah Al-Hidayah,69

An-Nafahul Ilahiyyah,70

beberapa kitab karangan Abdul Qadil Al-„Aidarus,71

beberapa kitab

Mustafa Al-Bakri,72

beberapa kitab karangan Abdullah Al-Haddad,73

As-Sairu wa as-Suluk,74

dan beberapa kitab yang ia sebutkan di

dalam kitab ini sebelumnya.75

Selain menggunakan referensi dari

beberapa karya Al-Gahazali, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī juga memuat ungkapan-ungkapan beberapa sufi

terkemuka, seperti Abu Thalib Al-Makki, Al-Qusyairi, dan Ibnu

„Athai‟illah Al-Sakandari, di samping sufi aliran filsafat seperti

Syeikh Fadhullah Al-Burhanfuri, pengarang Al-Tuhfah Al-Mursalah

yang merupakan kesinambungan pemikiran Ibnu Arabi.76

Kitab Syar

al-Salikin karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī ini

berusaha memadukan inti ajaran wahdat al-wujud Ibnu „Arabi77

69

Ketiganya merupakan kitab karya al-Ghazālī. 70

Kitab ini merupakan kitab karangan Muhammad as-Samman 71

Dalam menerangkan literatur tasawuf yang dianjurkannya untuk dibaca oleh orang

yang baru belajar tasawuf Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī menyebutkan tiga buah

kitab karangan al-„Aidarus, yaitu: al-Darus Samin, al-Zubrul Basim, dan al-Futūhatul Qudsiyyah.

Lihat Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 28. 72

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī menyebutkan tujuh kitab tapi yang

disebutkannya untuk dibaca hanya enam, yaitu: al-Wasiyatul Jaliyyah, Hidāyatul Abbad, Risālatus

Subbab, Bulūghul Maram fi Khalwati Abhis-Syam, Nazmul Qiladab, al-Manbalul ‘Azib. Lihat

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus Samad al-

Palimbani, hlm. 28. 73

Kitab-kitab Abdullah bin Alawi al-Hadad disebutkan oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī lima buah, yaitu: al-Nasā’ihud Diniyyah, Itbāfus Sa’id, al-Fusūlul Ilmiyyah,

Risālatul Mu’awanah, dan al-Da’watut Tammah. Lihat Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu

Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus Samad al-Palimbani, hlm. 28. 74

Kitab ini merupakan karya Syeikh „Abd al-Qadir al-Jailani. 75

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 27-28. 76

Alwi Shihab, Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia, hlm.

72. 77

Nama lengkapnya adalah Ibnu „Ali Muhyidin al-Hatimi al-Tha‟I al-Andalusi. Ia

dilahirkan di Murcia, Spanyol pada 11 Ramadhan 560 H bertepatan dengan 28 Juli 1165 M. lihat

Noer Iskandar, Tasawuf, Tarekat, dan Para Sufi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.

153.

Page 61: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

47

dengan prinsip-prinsip ajaran Al-Ghazali. Kedua ajaran tokoh sufi

tersebut tidak dipandang sebagai dua aliran tasawuf yang berbeda

dan tidak mungkin disesuaikan, tetapi sebagai ajaran yang dapat

saling melengkapi.78

Kitab ini berada di Universitas Bibliotheek,

Leiden sebanyak tiga naskha. Di Perpustakaan Nasional terdapat tiga

naskah pula. Salah satu dari tiga naskah Jakarta terdiri dari 2796

halaman dalam delapan jilid dengan tulisan yang sangat terang dan

rapi, sehingga seluruhnya dapat dibaca.79

15. Nasihat li al-Muslimin wa Tadzkirat li al-Mu’minin fi Fadhl al-

Mujtahidin fi Sabilillah wa Ahkam al-Jihad fi Sabilillah Rabb al-

‘Alamin. Ridalah ini adalah saduran Nasihat al-Muslimin dalam

bahasa Melayu (Jawi) yang ditulis sendiri oleh Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī. Ditulis di Mekkah, selesai pada hari

senin 7 Rabi‟il Awwal 1226/1811. Naskah terdapat di Perpustakaan

Negara Malaysia Nomor MSS 3770.

16. Ratib „Abd Al-Samad al-Falimbani, sebuah kitab kitab kecil yang

berbahasa Arab yang memuat bacaan-bacaan zikir, doa-doa, dan

pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW. bacaan zikir tersebut

dilaksanakan setelah sholat Isya‟. Pada bagian permulaannya, kitab

ini menyebutkan ayat-ayat Al-Quran yang harus dibaca di samping

menyerukan beberapa nama Allah dan Rasul-Nya, yang akhirnya

disudahi oleh doa-doa. Isi kitab ini, pada dasarnya sama dengan apa

78

Husni Rahim, Sistem Otoritas 7 Administrasi Islam; Studi Tentang Pejabat Agama

masa Kesultanan dan Kolonial Di Palembang, hlm. 95. 79

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 29.

Page 62: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

48

yang terdapat dalam Ratib Samman. Dua buah kitab ini berada di

Perpustakaan Nasional Jakarta. Kitab ini tidak menyebutkan kapan

tahun penulisannya, tetapi jika dilihat dari isinya, kitab ini bertulis

berdekatan dengan penulisan Hidayat Al-Salikin.80

17. Mulhaq fi Bayan al-Fawa’id al-Nafi’ah fi Jihad fi Sabilillah. Risalah

ini mengenai faedah jihad, memuat empat jihad. Karya ini seperti

sebuah suplemen atas Nasihat al-Muslimin.

18. Ilm Tasawwuf. Risalah ini ditulis dalam bahasa Arab dengan

tambahan gantungan makna dalam bahasa Jawi. Karya ini berada di

Perpustakaan Negara Malasyia, Nomor MSFB (A) 1004.

19. Al-Mulakhkhash al_tuhbat al-Mafdhat min al-Rahmat al-Muhdat

‘Alayhi al-Shalat wa al-Salam min Allah. Buku ini merupakan

sandara dari Tuhfat al-Mursalah ila al-Nabiy Shallahu ‘alaihi wa

Sallam karangan Muhammad bin Fadhl Allah al-Burhanpuri (w.

1619). Naskah ini berada di Perpustakaan Negara Malasyia, Nomor

MSFB 9A) 1004.

20. Anis al-Muttaqin, risalah ini menguraikan tema-tema akhlak yang

utama menurut perspektif tasawuf. Manuskripnya tersimpan dalam

koleksi ini berada di Perpustakaan Nasional Jakarta.

21. Kitab al-Bay’i. Karya ini ditulis dalam bahasa Jawi, masih tersimpan

dalam bentuk manuskrip (166 halaman) dianini berada di

Perpustakaan Universitas Umm al-Quran di Arafah, Nomor 5461.

80

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 27.

Page 63: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

49

22. Wahdat al-Wujud. Karya ini sekarang terdapat dalam koleksi Kemas

Andi Syarifuddin dalam bentuk salinan yang ditulis dengan huruf

latin.

23. Sawathi’ al-Anwar. Judul ini dinilai penting dalam Faydh al-Ihsani.

Karya ini memuat Syarah (penjelasan) dari karya al-Ghazali,

Misykat al-Anwar.

24. Irsyad Afdhal al-Jihad, Judul ini juga disebutkan dalam Faydh al-

Ihsani. Karya ini berkaitan dengan anjuran perang di jalan Allah.

25. Risalah fi al-Awrad wa Adzkar. Risalah ini berisi tentang wirid-wirid

dan zikir-zikir.

26. Puisi Kemenangan Kedah. Puisi ini tertulis dalam bahasa Arab di

atas kain sutera berwarna Jingga, bertarikh 1254/1838, tersimpan di

museum Negeri Kedah dalam bentuk panji perperangan.

27. Fadha’il al-Ihya’ li al-Ghazali. Karya ini selalu disebut dalam

sumber-sumber Arab dan sejauh ini menjadi tulisan Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang paling terkenal di Timur Tengah.

5. Pengaruh

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī sebagai seorang penganut

sufi, sebagaimana sufi Nusantara yang lainnya, ia juga mengikuti/menganut dan

mengembangkan aliran tarekat. Adapun tarekat yang dianut dan dikembangkan

oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī adalah Tarekat Sammanyiah,

yang diterimanya dari Syekh „Abdul Karim Sammān Madani di Madinah, Saudi

Arabia. Melalui Tarekat Sammaniyah tersebut ia menyebar paham, ide, dan

Page 64: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

50

pengaruhnya di Nusantara, khususnya di kawasan Palembang, Jambi, dan

sekitarnya, utamanya dalam bentuk tulisan-tulisan (buku-buku/kitab-kitab) dan

surat, di samping juga melalui lisan yang dikirim atau disampaikan lewat

pengikutnya yang pergi menunaikan ibadah haji ke Mekah.

Dalam penelitian yang pernah dilakukan oleh Chatib Quzwain, bahwa di

Provinsi Jambi ditemukannya tiga orang guru tarekat Samaniyah, yang masing-

masingnya mengajarkan dua buah kitab karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī, yaitu Hidāyat as-Sālikīn fī Sulūk Maslak al-Muttaqīn dan Sair as-

Sālikīn ilā ‘Ibādah Rabb al-ʽĀlamīn kepada murid-muridnya. Ketiga orang guru

tersebut berasal dari daerah yang berbeda-beda. Pertama, Guru „Abd al-Qadir

yang berada di Desa Terusan, Kabupaten Batang Hari, adalah asli orang Batang

Hari. Kedua, Haji Muhammad yang berada di Jambi, yang berasal dari

Kalimantan. Ketiga Imam „Abd ar-Rahman yang tinggal di perkampungan

transmigrasi spontan Desa Tangkit, Kabupaten Muaro Jambi (dulu berada dalam

wilayah Kabupaten Batang Hari), yang berasal dari Sulawesi. Masing-masing

mereka mengambil tarekat dari daerah asalnya masing-masing.81

Tidak hanya dari kalangan tasawuf dan tarekat saja yang terpengaruh

dengan paham sufi dan jalan sulūk yang dianut dan dikembangkan oleh Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, akan tetapi juga dari kalangan lain, termasuk

dari kalangan ilmuwan, pemikir, pengamat, pendidik, peneliti, dan lain

sebagainya, baik dari kalangan orang Indonesia maupun dari luar Indonesia.

Muhammad Uthman el-Muhammadi, salah seorang tokoh pendidik,

pemikir, pengamat, dan dosen dari salah satu perguruan tinggi ternama di

81

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 137.

Page 65: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

51

Malaysia, yang mengadakan penelitian tentang Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī dengan fokus kajiannya adalah: “The Islamic Concept of Education

According to Ṣaykh „Abdus-Samad of Palembang and Its Significance in Relation

to the Issue of Personality Integration” (1972),82

yang berupaya melihat tujuan

pendidikan dan cara pencapaiannya menurut Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī, yang disimpulkannya tujuan pendidikan dan pencapaiannya adalah

dengan ma‘rifah, yaitu mengetahui semua benda melalui Tuhan dengan jalan

membersihkan jiwa (nafs) dan menghiasinya dengan sifat-sifat keutamaan

rohaniah atau sifat-sifat yang terpuji (maḥmūdah).

Chatib Quzwain, salah seorang pemikir, ulama, dosen, dan pernah menjadi

Rektor Institut Agama Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (IAIN STS) Jambi

selama dua periode, pernah menjadi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan

(Balitbang) RI dan terakhir menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) Departemen

Agama RI (sekarang Kementerian Agama RI) dengan judul penelitiannya adalah:

“Mengenal Allah: Suatu Studi Mengenai Ajaran Tasawuf Syaikh „Abdus-Samad

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī”,83

yang ingin melihat tasawuf yang

dianut dan dikembangkan oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī,

apakah tasawuf Sunni atau tasawuf falsafi, yang pada akhirnya didapati bahwa

tasawuf yang dianut dan dikembangkan oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī adalah gabungan antara tasawuf Sunni dan tasawuf falsafi.

Pirhat Abbas, salah seorang dosen Fakultas Ushuluddin Institut Agama

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin (IAIN STS) Jambi dengan penelitiannya

82

Judul tulisannya adalah The Islamic Concept of Education According to Syaikh Abduṣ-

Ṣamad of Palembang and Its Significance in Relaation to the Issue of Personality Integration

Akademika (Kuala Lumpur: Juli 1972), hlm. 59-83. 83

Chatib Quzwain, Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenal Ajaran Tasawuf Syeikh Abdus

Samad al-Palimbani, hlm. 137.

Page 66: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

52

yang berjudul: “Eksistensi Zikir: Suatu Analisis terhadap Ajaran Tarekat Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī”,84

yaitu berupaya melihat zikir yang dianut,

diamalkan, dan dikembangkan oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī,

apakah sebagai latihan rohani yang berbentuk ibadah sebagai jalan yang ditempuh

untuk sampai kepada Tuhan atau sebagai salah satu metode membersihkan diri

untuk bisa sampai ke hadirat Tuhan, yang disimpulkan bahwa zikir adalah sebagai

sarana untuk membersihkan diri (hati) dari kotoran-kotoran (maksiat) batin,

sehingga bisa mencapai Tuhan.

Wan Jamaluddin, salah seorang pemikir dan dosen dari Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung dengan judul penelitiannya adalah

Pemikiran Neo-Sufisme Abd aṣ-Ṣamad al-Palimbani yang dikaji melalui kitabnya

Tuhfah ar-Ragibīn fī Bayan Haqīqah al-Īmān wa Mā Yufsiduh fī Riddah al-

Murtaddīn, yang berupaya melihat peran Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī dalam peta Islamisasi di Nusantara, yang akhirnya disimpulkan bahwa

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī adalah sebagai seorang sufi-teolog,

yang juga sebagai inspirator-politik yang luas di tanah air sehingga membuka

akses langsung baginya untuk berhubungan dengan elite penguasa di Nusantara,

yaitu dalam bentuk beberapa pucuk surat politik yang tidak saja mengungkapkan

kecenderungan kuatnya untuk menggelorakan semangat jihad, tetapi juga

merefleksikan upayanya dalam memengaruhi situasi dan posisi raja.85

Hasni Noor, salah seorang pemikir, pengamat, dan dosen IAIN (DPK)

Universitas Islam Kalimantan Selatan Banjarmasin Fakultas Agama Islam,

84

Pirhat Abbas, Eksistensi Zikir (Suatu Analisis terhadap Ajaran Tarekat al-Palimbani),

(Tesis: PPs IAIN Imam Bonjol Padang, 2000). 85

Wan Jamaluddin, Pemikiran Neo-Sufisme Abd aṣ-Ṣamad al-Palimbani, (Jakarta:

Pustaka Irfani, 2005).

Page 67: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

53

dengan judul penelitiannya: “Ajaran Suluk Syekh Abd aṣ-Ṣamad al-Palimbani

(Telaah Terhadap Kitab Sair as-Sālikīn ilā ‘Ibādah Rabb al-‘Ālamīn)”86

yang

berupaya melihat apa ajaran suluk yang dikembangkan oleh Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, yang disimpulkannya untuk mencapai insan kamil,

manusia harus mampu menaklukkan hawa nafsunya, sehingga jiwa terbebas dan

dapat berada sedekat mungkin dengan Allah, untuk itu manusia harus dapat

menaklukkan tujuh hawa nafsu yang ada di dalam dirinya, yaitu nafs al-ammarah,

nafs al-lawwamah, nafs al-mulhamah, nafs al-muṭma’innah, nafs ar-raḍiyyah,

nafs al-marḍiyyah dan nafs al-kamīlah, di samping menaklukkan hawa nafsu

untuk mencapai ma‘rifah tertinggi itu, sālik harus membersihkan jiwa dari noda-

noda dosa, dengan menempuh maqāmāt, sebagai stasiun-stasiun ruhani, yang

menandai perjalanan sālik menuju Tuhannya.

Afnidanengsih, salah seorang pemikir, pemerhati, dan dosen Fakultas

Adab IAIN Imam Bonjol Padang dengan judul penelitiannya adalah Tasawuf

Akhlaqi Abd aṣ-Ṣamad al-Palimbani, yang ingin melihat apa tasawuf akhlaki

yang dikembangkan oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, yang

disimpulkannya tasawuf akhlaki yang ditampilkan oleh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī lebih cenderung kepada tasawuf al-Ghazali, dan berupaya

memadukan antara tasawuf Sunni al-Ghazali dengan tasawuf filosofis yang

dikembangkan oleh Ibnu „Arabi dan al-Jilli.87

M. Kursani Ahmad, salah seorang pemikir, pemerhati dan, dosen Fakultas

Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin dengan judul tulisannya “Abd aṣ-Ṣamad

al-Palimbani Pelopor Tarekat al-Sammaniyah di Indonesia”, yang ingin melihat

86

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-hasninoor-582-ajarans-).pdf. 87

http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/05/tasauf-akhlaqi-abd-al-samad-al.html.

Page 68: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

54

apa dan bagaimana peranan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dalam

penyebaran Tarekat Sammaniyah di Indonesia, yang disimpulkannya Syeikh „Abd

al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī adalah salah seorang murid yang pernah belajar

tasawuf dan tarekat secara langsung dengan Syekh Muhammad Abd. al-Karim as-

Samman al-Madani. Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī adalah tokoh dan

aktor sejarah yang memainkan peranan penting dalam perkembangan Islam di

Nusantara dengan mempraktikkan moral-moral ketasawufan melalui ajaran

Tarekat Sammaniyah yang diakui sebagai salah satu tarekat muktabarah di

Indonesia, yang dipercaya termasuk dalam ajaran tasawuf Sunni, yakni aliran

tasawuf yang terutama berada di bawah pengaruh Imam al-Ghazali dan sufi-sufi

moderat lainnya. Melalui Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānīlah Tarekat

Sammaniyah mendapatkan lahan subur bukan hanya di Palembang, tetapi juga di

berbagai daerah di Nusantara. Adapun pendekatan tasawuf yang dikembangkan

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī lebih spesifik pada pengamalan Rātib

as-Samman di masyarakat, yang berisikan pendekatan ritual-ritual vertikal kepada

Allah, tetapi juga mengandung pengaruh horizontal dalam memerangi kekufuran

dan ketidakadilan yang ditampikan oleh kaum kolonial pada saat itu. Adapun

untuk saat ini, Rātib as-Samman masih tetap dibacakan di berbagai daerah di

Nusantara ini, yang bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.,

walaupun telah mengalami berbagai modifikasi dalam pembacaannya.88

Dalam riwayat yang dikemukakan oleh al-Bayṭar, dikatakan bahwa pada

tahun 1201 H/1787 M, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī pernah

mengadakan perjalanan ke Zabid. Di sini ia mengajar murid-murid terutama dari

88

M. Kursani Ahmad, Abd. aṣ-Ṣamad al-Palimbani Pelopor Tarekat As-Sammaniyah di

Indonesia, dalam Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan, Vol. 8, No.13, April 2010.

Page 69: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

55

keluarga Ahdal dan al-Mizjaji.89

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī ke

Zabid, disamping mengajar juga mengadakan pertemuan dengan para ulama dan

murid-murid setempat.90

Di antara muridnya di Zabid itu adalah Wajh al-Din

„Abd al-Rahman bin Sulayman bin Yahya bin „Umar al-Ahdal (1179-1255 H/

1765-1839 M), seorang muhaddiṡ yang pernah menjadi Mufti di Zabid.

Wajh ad-Din al-Ahdal menempatkan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī sebagai guru yang paling penting, di mana ia memasukkan riwayat

hidup Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī ke dalam kamus biografinya

yang berjudul An-Nafs al-Yamānī wa ar-Rūh ar-Rayhanī. Dalam kamus itu,

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī menempati posisi kategori ketiga (aṭ-

ṭabaqāt al-Ṡāliṡah), adalah kategori para ulama utama yang berkunjung ke Zabid

dan menghabiskan waktu di sana utamanya untuk mengajar. Melalui Wajh ad-

Din al-Ahdal, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī terhubung dengan

jaringan ulama yang lebih luas lagi.91

Pengaruh Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī sebenarnya sudah

tampak ketika ia menulis kitab Zuhrah al-Murīd fī Bayān Kalimah at-Tawhīd,

yang merupakan kumpulan bahan-bahan kuliah yang diterimanya dari Ahmad bin

Abd al-Mun„im ad-Damanhuri, salah seorang ulama besar Mesir yang pernah

mengajar di Mekah pada tahun 1764 M, untuk memenuhi permintaan kolega-

koleganya seperantauan. Sejak itu, ia mulai terkenal di lingkungan orang-orang

Melayu di Arabia. Nama besarnya mulai merambah dan dikenal pada kawasan

Nusantara. Oleh karena itu, sekitar 10 tahun kemudian ia diminta oleh Sultan

89

„Abd ar-Razaq al-Bayṭar, Hilyah, hlm. 831. 90

Muhd. Ṣagir Abdullah, Syekh Abduṣ-Ṣamad al-Palimbani (Pontianak: al-Faṭanah,

1983), hlm. 39 91

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII

dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 313.

Page 70: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

56

Palembang untuk menulis kitab yang menguraikan tentang hakikat iman dan hal-

hal yang dapat merusakkannya, yaitu kitab Tuhfah ar-Rāgibīn fī Bayān Haqīqah

al-Īmān al-Mu’minīn wa Ma Yufsiduhu fī Riddah al-Murtaddīn.92

Sebelum itu, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī juga pernah

menulis sebuah kitab yang berjudul Nasīhah al-Muslimīn wa Tażkirah al-

Mu’minīn fī Faḍāil al-Jihad fī Sabīl Allāh wa Karamah al-Mujahidīn fī Sabīl

Allah, yang menurut Sri Mulyati kitab ini mengilhami dan membangkitkan

semangat perjuangan orang-orang Aceh untuk melawan Belanda.93

Menurut versi

Bibit Suprapto, kitab ini memberikan inspirasi kepada para pejuang untuk

melakukan Perang Sabil di Aceh melawan si Kafee Uland (si Kafir Belanda)

seratus tahun kemudian. Perang Sabil itu dipimpin oleh Ulama Aceh Tengku Cik

Di Tiro dan Muhammad Saman, yang bertarekat Sammaniyah seperti Syeikh

„Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī.94

Karya-karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tidak hanya

memberikan pengaruh terhadap pola pikir, pola tindak, dan pola sikap orang-

orang yang sesudahnya, akan tetapi juga memberikan pengaruh terhadap penulis

atau pengarang syair Nusantara. Hal itu terbukti di mana Tengku Cik Di Tiro

salah seorang penyair Aceh yang menulis syairnya dengan judul Hikayat Perang

Sabil mengutip dari kitab Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Nasīhah

92

Drewea, Further, hlm. 274-275. 93

Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara; Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka, (Jakarta :

Kencana, 2006), hlm. 107. Lihat juga M. Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 107-108. 94

H. M. Bibit Suprapto, Ensiklopedi Ulama Nusantara: Riwayat Hidup, Karya, dan

Sejarah Perjuangan 157 Ulama Nusantara (Jakarta: Gelegar Media Indonesia, 2009), hlm. 130.

Page 71: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

57

al-Muslimīn wa Tażkirah al-Mu’minīn fī Faḍāil al-Jihād fī Sabīl Allāh wa

Karamah al-Mujahidīn fī Sabīl Allāh.95

Pada masa Kerajaan Buton sampai dengan abad ke-19, ajaran tasawuf

tetap dipertahankan dan dikembangkan oleh raja-raja. Untuk mengembangkan

ajaran tasawuf itu diadakan pengajian-pengajian, utamanya di lingkungan istana

kerajaan dengan mendatangkan pakar atau ahli tasawuf yang ada pada waktu itu

sebagai pemandu dan pembaca kitab. Adapun kitab-kitab yang digunakan dalam

pengajian tasawuf itu adalah kitab-kitab tasawuf yang sudah banyak beredar dan

berkembang di Nusantara, seperti kitab Ihya’ „Ulum ad-Dīn, Bidāyah al-Hidāyah,

Minhāj al-„Ābidīn, Kitāb al-‘Arbain dan Kitāb al-Lubāb karya Imam al-Ghazali,

at-Tuhfah al-Mursalah ilā Ruh an-Nabī karya Muhammad bin Fadlullāh al-

Burhānpūrī, Asrār al-‘Ārifīn dan Syarb al-‘Āsyiqīn karya Hamzah Fansuri, Māʽ

al-Ḥayāt li Ahl al-Mamāt dan Jawāhir al-‘Ulūm fī Kasyf al-Ma‘lūm karya

Nūrrudīn ar-Raniri, Zubdah al-Asrār karya Yusuf al-Makassari, dan yang lain-

lainnya, tetapi yang tidak kalah pentingnya juga diajarkan di sana dua buah kitab

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, yaitu Hidāyat as-Sālikīn fī

Sulūk Maslak al-Muttaqīn dan Zad al-Muttaqīn fī Tauhīd Rabb al-‘Ālamīn. Hal ini

juga membuktikan bahwa Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

mempunyai pengaruh di Buton, setidak-tidaknya melalui dua karyanya tersebut.96

95

Ibid., hlm. 109. 96

Abd. Rahim Yunus, Posisi Tasawuf dalam Sistem Kekuasaan di Kesultanan Buton

pada Abad Ke-19 (Jakarta: INIS, 1995), hlm. 51-63.

Page 72: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

58

B. Sekilas Tentang Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn

fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

1. Sosial Historis dan Motivasi Penulisan Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-

Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-

Mujāhidīn fī Sabīlillāh

Dalam perjalanan kesultanan Palembang sejak pemerintahan Sultan

Mahmud Badaruddin II, mendapat serangan dan pasukan Hindia Belanda Juli

1819 yang antara lain dikenal sebagai Perang Menteng (diambil dari kata

Muntinghe nama komandan pasukan Belanda), 97

serangan besar-besaran oleh

pasukan Belanda yang armadanya dipimpin J. C. Wolterboek pada bulan Oktober

1819 juga dapat dipukul mundur oleh prajurit-prajurit kesultanan Palembang.

Akan teapi, pihak Belanda pada bulan Juni 1821 mencoba lagi melakukan

penyerangan dengan banyak armadanya di bawah pimpinan panglima Jenderal De

Kock. Sultan mahmud Badaruddin II ditangkap kemudian dibuang ke Ternate.

Kesultanan Palembang sejak 7 Oktober 1823 dihapuskan dan langsung di bawah

pemerintah Hindia Belanda dengan Penempatan Residen Jon Cornelis Reijnst

yang tidak diterima Sultan Ahmad Najaruddin Prabu Anom yang karena

memberontak akhirnya ia ditangkap kemudian diasingkan ke Banda, seterusnya

ke Manado.98

Kondisi inilah, membuat Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tidak

bisa diam di Palembang. Akhirnya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

memutuskan untuk meninggalkan Palembang dan kembali ke Mekkah dengan

97

Nur Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 313 98

Martawi Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, Sejarah Nasional

Indonesia III, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 46-47.

Page 73: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

59

beberapa orang muridnya. Selain itu juga alasan Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-

Palimbānī meninggalkan tempat kelahirannya adalah karena permintaan Syeikh

al-Samman agar Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī kembali ke Mekkah.

Atas izin Sultan Palembang Ahmad Najamuddin, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī

al-Palimbānī kemudian kembali ke Mekkah tanpa didampingi oleh istrinya

Masayu Syarifah.99

Selama di Mekkah inilah ia bergiat dalam pengajaran dan

penulisan kitab-kitab dalam beberapa bidang keislaman, terutamanya tentang

tasawuf, fikih, ushuluddin, dan lain-lain

Meskipun Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī lama menetap di

Mekkah, beliau senantiasa mengikuti perkembangan di Tanah Jawi (dunia

Melayu) dengan menanyakan kepada pendatang-pendatang dari Patani,

semenanjung Tanah Melayu, dan negeri-negeri Nusantara yang di bawah

penjajahan Belanda (pada waktu itu masih disebut Hindia Belanda). Untuk

menunjukkan sikap antinya kepada penjajah, dikarangnya sebuah buku tentang

jihad. Buku yang penting itu berjudul Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī

Sabīlillāh.

Syair Perang Menteng100

merupakan satu bukti catatan sejarah yang

merekam perlawanan orang Palembang terhadap pasukan Belanda yang dikirim

untuk menaklukkan kota Palembang. Menurut martin, yang dimaksud “haji”

dalam bait syair tersebut adalah para anggota tarekat yang melakukan perlawanan

99

Mal An Abdullah, Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan,

hlm. 47-48. 100

Martin Van Bruinessen, Syair Perang Menteng, (T.tp.: M. O Woelders, t.t) dalam

bukunya Het Sultanaat Palembang 1811-1825, lihat juga Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning

Pesantren dan Tarekat; Tradisi-tradisi Islam di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1999), hlm. 331.

Page 74: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

60

terhadap Belanda.101

Dan Martin dengan yakin menyatakan bahwa tarekat yang

dimaksud adalah tarekat Samaniyah. Dan tarekat ini, dibawa oleh murid-murid

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dari tanah suci Mekkah pada

penghujung abad 18.

Selain Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-

Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī juga telah menulis tiga buah surat yang berisi seruan

kepada rakyat Melayu-Indonesia untuk melaksanakan jihad melawan Belanda.

Surat-surat itu ditujukan kepada elit penguasa Jawa dari Kerajaan Mataram.102

Selain menguraikan nilai-nilai jihad, seperti dilakukan dalam Naṣīhat al-Muslimīn

wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-

Mujāhidīn fī Sabīlillāh, ketiga surat itu ditulis dengan tujuan menanamkan gelora

jihad kepada para penguasa jawa untuk melancarkan jihad melawan orang-orang

Eropa, terutama Belanda yang terus menggiatkan usaha-usaha mereka

menundukkan entitas-entitas politik Muslim di Nusantara.103

2. Sistematika Penulisan Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī

Sabīlillāh.

Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-

Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh ditulis dalam bahasa

101

Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat; Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia, hlm. 331. 102

Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan; Pergulatan Elite Muslim dalam Sejarah

Indonesia, (Jakarta, Mizan, 2012), hlm. 148. 103

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad

XVII dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 314.

Page 75: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

61

Arab. Kitab ini menjelaskan landasan normatif jihad dan kebajikan-kebajikan

yang diberikan kepada orang berjihad. Kitab ini terdiri dari tujuh pasal, diawali

dengan Muqaddimah yang menguraikan kewajiban jihad melawan orang kafir dan

hukumnya berjihad melawan orang kafir. Pasal pertama mengenai keutamaan

jihad menurut al-Qur‟an. Pasal kedua keutamaan jihad perspektif hadis. Pasal

ketiga Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī mengupas tentang keutamaan

Ribath (siap siaga) berada dan menetap di medan perang.

Pasal keempat menjelaskan tentang keutamaan berinfak ketika perang.

Pasal kelima mengurai tentang keutamaan mempersiapkan alat perang. Pasal

keenam menguraikan tentang keutamaan mati syahid, dan pasal ketujuh tentang

hukum jihad. Kemudian Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī mengakhiri

kitab ini dengan bagian penutup (khatimah dan tatimah) dan lampirannya

(mulhaq) yang antara lain berisi zikir, do‟a-do‟a Nabi Saw. ketika berperang dan

ajimat untuk penjagaan diri, guna menolak semua upaya musuh yang ingin

mencelakakan pejuang jihad.

3. Posisi Pentingnya Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn

fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh.

Karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī yang memuat soal

jihad, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī

Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh sangat mungkin merupakan

karya pertama tentang jihad yang dikenal di Indonesia.104

Karya ini sering disebut

104

Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan; Pergulatan Elite Muslim dalam Sejarah

Indonesia, hlm. 148.

Page 76: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

62

sebagai masterpiece Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tentang jihad.105

Kitab ini telah mengilhami kemunculan semangat jihad di Aceh. Hikayat Perang

Sabil, yang menjadi sumber penyebaran semangat jihad kepada rakyat Aceh.106

Semangat jihad Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī sangat

mempengaruhi para muridnya yang ahli tarekat dan juga siap untuk berjihad

secara fisik.107

Menurut versi Bibit Suprapto, kitab ini memberikan inspirasi kepada para

pejuang untuk melakukan Perang Sabil di Aceh melawan si Kafee Uland (si kafir

Belanda) seratus tahun kemudian. Perang Sabil itu dipimpin oleh ulama Aceh

Tengku Cik Di Tiro dan Muhammad Saman, yang bertarekat Samaniyah seperti

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī.108

Karya-karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tidak hanya

memberikan pengaruh terhadap pola pikir, pola tindak, dan pola sikap orang-

orang yang sesudahnya, akan tetapi juga memberikan pengaruh terhadap penulis

atau pengarang syair Nusantara. Hal itu terbukti di mana Tengku Cik Di Tiro

salah seorang penyair Aceh yang menulis syairnya dengan judul Hikayat Perang

Sabil mengutip dari kitab Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Nasīhah

105

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad

XVII dan XVIII; Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 314. 106

Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan; Pergulatan Elite Muslim dalam Sejarah

Indonesia, hlm. 148. Atau lihat Sri Mulyati, Tasawuf Nusantara; Rangkaian Mutiara Sufi

Terkemuka, hlm. 107. Lihat juga M. Solihin, Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara, hlm. 107-

108. 107

Nur Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, hlm. 313.

Lihat juga Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat; Tradisi-tradisi Islam di

Indonesia, hlm. 332. 108

H. M. Bibit Suprapto, Ensiklopedi Ulama Nusantara; Riwayat Hidup, Karya, dan

Sejarah Perjuangan 157 Ulama Nusantara, hlm. 130.

Page 77: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

63

al-Muslimīn wa Tażkirah al-Mu’minīn fī Faḍāil al-Jihād fī Sabīl Allāh wa

Karamah al-Mujahidīn fī Sabīl Allāh.109

Peranannya sebagai inspirator jihad bukan hanya dirasakan oleh rakyat

Aceh dan Kedah tetapi juga tempat-tempat lain di Sumatera, Semenanjung

Malaka dan Pulau Jawa. Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī dijuluki

sebagai Spesialisasi Perang Sabil oleh Voorenhove karena perhatiannya yang

besar terhadap hal tersebut.110

Meskipun usaha Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī untuk

menyakini para penguasa Jawa untuk berjihad mengalami kegagalan karena

suratnya ditahan pemerintah Belanda di Batavia. Meski demikian, semangat jihad

tetap hidup dan menjadi isu intelektual utama bagi ulama. Seruan Syeikh „Abd al-

Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī untuk berjihad juga menjadi perhatian ulama lain

pada awal abad ke-19, Syeikh Dawud al-Fatani, ayah bagi para ulama Patani di

Thailand Selatan.111

109

H. M. Bibit Suprapto, Ensiklopedi Ulama Nusantara; Riwayat Hidup, Karya, dan

Sejarah Perjuangan 157 Ulama Nusantara, hlm. 109. 110

Zubair, Jihad dan Kemerdekaan; Studi atas Naskah Nasihatul Muslimin wa

Tadzkiratul Mu’minin, (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan Litbang dan Diklat

Kementerian Agama RI, 2011) 111

Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan; Pergulatan Elite Muslim dalam Sejarah

Indonesia, hlm. 148.

Page 78: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

64

BAB III

TUJUAN UMUM TENTANG JIHAD

A. Pengertian Jihad

Kesan “sangar” terhadap Islam dan jihad tetap saja melekat, meskipun

sudah muncul berbagai upaya untuk memberikan pemaknaan baru atas konsep

jihad. Jihad masih dipandang seperti “hantu” gentayangan yang menebarkan

ketakutan kepada masyarakat (Barat). Tidak jelas, mengapa bisa demikian.

Karena secara konseptual sebenarnya sebagaimana dijelaskan para ilmuan dan

ahli tafsir, kata jihad baik dalam al-Qur‟an maupun hadis mempunyai makna yang

beragam, tidak hanya dalam arti fisik tapi juga nonfisik.1

Secara etimologi (bahasa), kata jihad berasal dari bahasa Arab yang

tersusun dari akar kata dari tiga huruf hijaiyah jim (ج) ha (ه) dan dal (د) pada

awalnya mengandung arti kesulitan, kesukaran atau yang mirip dengannya.2 ada

juga yang berpendapat bahwa jihad berasal dari akar kata juhd yang berarti

kemampuan. Ini karena jihad menuntut kemampuan, dan harus dilakukan sebesar

kemampuan. Dari kata yang sama tersusun ucapan jahida bir-rajul yang artinya

seseorang sedang mengalami ujian. Terlihat bahwa kata ini mengandung makna

ujian dan cobaan, hal ini wajar karena jihad memang merupakan ujian dan cobaan

bagi kualitas seseorang.3

1 Rumandi, Renungan Santri: Dari Jihad Hingga Kritik Wacana Agama, (Jakarta:

Erlangga, 2007), hlm. 75. 2 Abu al Husain Ahmad ibn Faris ibn Zakariya, Mu’jam Muqayīs al-Lughah, Juz. 1

(Bairut: Dar al Fikr, 1994), hlm. 487. Lihat Louis Mahfud, al-Munjid fi al- Lughah, (Cet. XVIII,

Bairut: Dar al- Maghrib, 1984), hlm. 106. Lihat juga S. Askar, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta,

Senayan Publishung, 2009), hlm. 76. 3 M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudu’i Atas Belbagai Persoalan

Umat, Cet. I, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 284.

Page 79: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

65

Syaikh Musthafa as-Suyuthi berkata, “al-jihadu merupakan masdhar (kata

benda) dari kata jahada-jihadan wa mujahadatan maknanya bersungguh-sungguh

(mencurahkan kemampuan) dalam memerangi musuh.”4 Menurut al-Raghib al-

Ashfahani, kata al-jihad dan mujahadah berarti mencurah kemampuan dalam

menghadapi musuh.5 Sedangkan menurut Imam An-Naisaburi sebagaimana

dikutib oleh Kahar Masyhur menjelaskan arti kata jihad menurut bahasa, yaitu

mencurahkan segenap tenaga untuk memperoleh maksud tertentu.6

Sutan Mansur menyatakan bahwa jihad adalah bekerja sepenuh hati.7 Hans

Wehr dalam A Dictionary of Modern Written Arabic mengartikan jihad sebagai

„Fight, battle, holy war (against the infidles as a relegious duty)‟,8 yang berarti

perjuangan, pertempuran, perang suci (melawan musuh-musuh sebagai kewajiban

agama). Dalam kamus besar Indonesia, jihad memiliki tiga makna yaitu: 1) Usaha

dengan upaya untuk mencapai kebaikan. 2) Usaha sungguh-sungguh membela

agama Allah (Islam) dengan mengorbankan harta benda, jiwa dan raga. 3) Perang

suci melawan kekafiran untuk mempertahankan agama Islam.9

Menurut Jhon. L. Esposito dalam Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam

Modern, Jihad mempunyai dasar berikhtiar keras untuk mencapai tujuan yang

terpuji. Dalam konteks Islam, kata jihad memuat banyak makna, kata ini bisa

berarti perjuangan melawan kecenderungan jahat atau pengarahan daya upaya

4 Syaikh Yusuf al-Uyairi, Muslim Berjihad; Peran Wanita Dalam Medan Perang, (Solo:

Media Islamika, 2007), hlm. 13-14. 5 al-Raghib al-Ashfahani, Mu’jam Mufradat Alfaz al-Qur’an, (Beirut: Dar al-Fikr, t.th.),

hlm. 208. 6 Kahar Masyhur, Bulugul Maram, Jilid II, (Jakarta: Melton Putra, 1992), hlm. 234.

7 Sutan Mansur, Jihad, (Jakarta: Panji Masyarakat, 1982), hlm. 9.

8 Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, J. Milton Cowan (ed.), New York:

Spoken Language Services Inc., 1976, hlm. 142. 9 Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat

Bahasa, 2008), hlm. 362.

Page 80: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

66

untuk atau demi kepentingan ummah, misalnya, jihad dalam bentuk dakwan dan

pendidikan.10

Sedangkan secara terminologi (istilah) jihad adalah berusaha sekuat tenaga

untuk menumpas orang-orang tertutup hatinya untuk menerima ajara Allah swt

atau pendurhakan-Nya. Dan jihad juga berarti bersungguh-sungguh mencurahkan

segenap pikiran, kekuatan dan kemampuan untuk mencapai suatu maksud atau

melawan suatu objek yang tercela, seperti musuh yang kelihatan, ataupun yang

tidak kelihatan seperti setan atau hawa nafsu.11

Pendapat yang dikemukakan di atas selaras juga dengan pendapat yang

dikemukakan oleh ulama fiqh klasik yang lebih mengartikan jihad sebagai

peperangan melawan non-Muslim yang secara eksplisit memusuhi Islam. Oleh

sebab itu, Penggunaan term jihad selalu terkait dengan al-qital, al-harb, al-ghazw

dan an-nafr. Ketentuan-ketentuan jihad dalam literatur fiqh merupakan

sistematisasi fiqh yang diambil dari solusi-solusi Rasulullah Saw. yang pernah

terjadi dalam sejarah peperangan dalam Islam.12

Ibn Hajar al-Asqalani komentator hadis-hadis al-Bukhari, mendefenisikan

jihad sebagai badzl al-Juhd fi qital al-kuffar (mengarahkan kesungguhan dalam

memerangi orang-orang kafir). Sedangkan defenisi jihad lain, hanya sebagai

pelengkap yaitu, jihad terhadap diri, syeitan, dan kefasikan (mujahdah al-nafs wa

syaitan wa al-fisq).13

10

Jhon. L. Esposito (ed), Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern, (Bandung: Penerbit

Mizan, 2001), hlm. 63 11

Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2005), hlm. 138. Lihat

juga Abdullah Azzam, Tarbiyah Jihadiyah, Juz II, Terj, (Solo : Pustaka al-„Alaq, 1993), hlm. 54. 12

Rohimin, Jihad Makna & Hikmah, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 7. 13

Moh. Guntur Romli dan A. Fawaid Sjadzili, Dari Jihad Menuju Ijtihad, (Jakarta: LSIP,

2004), hlm. 36. Lihat juga Ahmad bin Ali bin Hajar al-„Asqalani, Fathul Bari, Juz. IV, (Bairut:

Dar al-Fikr, 2000), hlm. 77.

Page 81: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

67

Sedangkan Muhammad bin Ismail al-Kahlani, pengarang kitab Subul al-

Salam yang berkomentar (syarh) atas kitab Bulugh al-Maram karya Ibn Hajar,

mendefenisikan jihad sebagai badzl al-juhd fi qital al-kuffar aw al-bughat

(mengarahkan kesungguhan dalam memerangi orang-orang kafir dan

pemberontak).14

Pendapat dua pentolan ulama hadis di atas dapat bisa mewakili

dominasi makna jihad dalam arti perang dan pertempuran dari perspektif kajian

hadis.

Madzhab Syafi‟i mengartikan jihad dengan memerangi orang kafir untuk

kejayaan Islam.15

Sedangkan jihad menurut madzhab Hanafi adalah ajakan kepada

seseorang atau komunitas untuk menganut agama yang hak (Islam), bila mereka

tidak menerima atau merespon ajakan tersebut, maka harus diperangi dengan harta

dan jiwa.16

Adapun jihad menurut mazhab Malikiy ialah memerangi orang kafir

yang tidak terikat perjanjian demi meninggikan kalimatullah atau

menghadirkannya, atau menaklukkan negeri demi memenangkan agama-Nya.

Sedangkan dalam mazhab Hambali, al-jihad adalah memerangi kaum kafir atau

menegakkan kalimat Allah Swt.17

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa makna jihad

adalah tidak hanya perjuangan fisik melawan musuh-musuh yang tampak seperti

melawan orang-orang kafir, melawan orang-orang munafik atau melawan orang-

orang yang telah berbuat zalim, tetapi lebih jauh dari makna itu, seperti

melakukan perlawanan terhadap musuh-musuh yang tidak tampak, misalnya

14

Muhammad ibn Ismail al-Kahlani, Subul al-Salam, Vol.II, (Bandung: Dahlan, t.t.),

hlm. 41. Lihat juga Moh. Guntur Romli dan A. Fawaid Sjadzili, Dari Jihad Menuju Ijtihad, hlm.

36. 15

Muhammad Syarbini, Al-Iqnak, Juz II, (Beirut: Dar al-Fikr, 1425), hlm. 556. 16

Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa ‘adillatuhu, Juz VI, (Bairut: Dar al-Fikr, 1989),

hlm. 413. 17

Abdullah Azzam, Perang Jihad di Jaman Modern, (Jakarta: Gema Insani Press, 1994),

hlm. 12.

Page 82: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

68

melawan hawa nafsu yang selalu mengajak kepada hal-hal yang merusak martabat

kemanusiadan melawan kebodohan yang dapat menghambat perkembangan

intelektual.

B. Pengungkapan Jihad Dalam al-Qur’an dan Hadis

Di dalam al-Qur‟an kata jihad terulang sebanyak empat puluh kali dengan

berbagai macam bentuknya dari kata al-Juhd hanya dijumpai sekali dalam al-

Qur‟an yaitu pada al-Qur‟an surat al-Taubat ayat 79, sedangkan dari kata al-Jahd

ditemukan lima kali, masing-masing dalam al-Qur‟an surat al-Maidah ayat 53, al-

An‟am ayat 109, al-Nahl ayat 38, al-Nur ayat 53 dan Fathir ayat 42. Kesemuanya

berbicara dalam konteks sumpah yang baik dan sumpah yang benar maupun

sumpah yang bohong. Akan tetapi, ayat-ayat tersebut memberikan petunjuk

tentang kesungguhan pelakunya di dalam bersumpah walaupun belum tentu

benar.18

Muhammad Chirzin dalam bukunya Kontoversi Jihad di Indonesia;

Modernis Versus Fundamentalis mengatakan, ayat-ayat jihad yang mengandung

maksud perjuangan sebanyak 28 ayat, terletak dalam surat-surat sebagai berikut:

al-Furqan [24]: 52, al-Nahl [16]: 110, al-Ankabut [29]: 6, 69, al-Baqarah [2]: 218,

al-Anfal [8]: 72, 74, 75, Ali Imran [3]: 142, al-Mumtahanah [60]; 1, al-Nisa‟ [4]:

95, Muhammad [47]: 31, al-Hajj [22]: 78, al-Hujurat [49]: 15, al-Tamrin [66]: 9,

al-Shaff [61]: 11, al-Maidah [5]: 35, 54, al-Taubah [9]: 16, 19, 20, 24, 41, 44, 73,

18

M. Quraish Shihab dkk, Ensiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosa Kata, (Jakarta: Lentera

Hati, 2007), hlm. 395-396.

Page 83: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

69

81, 86, 88. Ayat-ayat jihad tersebut sebagai turun pada pada periode Mekkah dan

sebagian turun pada periode Madinah.19

Sedangkan menurut Muhammad Sholokhin, jihad dengan sebagai

perkembangannya disebutkan sebanyak 41 kali dalam al-Qur‟an dengan berbagai

variasi makna yang cukup menggambarkan wajah ajaran dan tata nilai yang

inklusif, humanis dan universal. Jihad bukanlah radikalisme, apalagi terorisme

yang mengatasnamakan Tuhan dan agama. Dari 41 kali penyebutan dalam al-

Qur‟an, secara garis besar Sholikhin mebangunya menjadi dua kelompok.

Pertama, kelompok penyebutan setingkat kata, terdapat dalam 5 ayat, ditambah

dengan 1 ayat yang berawal dan berakiran. Dari keenam ayat tersebut dapat

diperoleh makna jihad antara lain. Sikap bersungguh-sungguh mewujudkan

kehidupan bersama mukmin lainnya (QS. Al-Maidah ayat 53), kesungguhan

bersumpah dengan nama Allah (QS. Al-An‟am ayat 109 dan an-Nahl ayat 38),

penguatan sumpah mentaati Rasulullah (QS. Al-Fatir ayat 42), kesanggupan untuk

beramal secara induvidual (QS. Al-Taubah ayat 79), sumpah untuk berjuang

dengan perang, dalam keadaan tertentu (QS. An-Nur ayat 53). Kelima koponen

tersebut dapat disimpulkan bahwa jihad adalah bersungguh-sungguh

mengimplementasikan keimanan serta ketundukan kepada Allah dan Rasul-Nya.20

Kedua, penyebutan jihad dengan berbagai macam bentuk kata, secara

keseluruhan terdapat 9 makna jihad yang berisi perintah beperang dalam kondisi-

kondisi tertentu. Di antaranya yaitu, keteguhan hati dan bersabar menghadapi

ujian Allah (QS. Ali Imran ayat 142 dan Muhammad ayat 31), membela

Rasulullah secara argumentatif dari kesalahan opini publik (QS. Al-Mumtahanah

19

Muhammad Chirzin, Kontroversi Jihad di Indonesia; Modernis Versus Fundamentalis,

(Yogyakarta: Pilar Media, 2006), hlm. 47. 20

Muhammad Sholikhin, The Power of Sabar, (Solo: Tiga Serangkai, 2009), hlm. 93.

Page 84: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

70

ayat 1), memperjuangkan agama secara optimal dengan harta dan jiwa sebagai

bukti keimanan (QS. Al-Nisa‟ ayat 95, al-Taubah ayat 41, 44, 81, 86, 88. Al-

Shaff ayat 11 dan al-Hujurat ayat 15), bersungguh-sungguh mencari ridho Allah

(QS. Al-Taubah ayat 16. Al-Ankabut ayat 6 dan 69), kesungguhan diri untuk

menghukum dengan al-Qur‟an (QS. Al-Furqan ayat 52), menempuh jalan Allah

(QS. Al-Nisa‟ ayat 35, 54. Al-Taubah 19, 24 dan al-Hajj ayat 78), pemantapan

hati dalam tauhid sebagai proses dari hijrah (QS. Al-Baqarah ayat 218. Al-Anfal

ayat 72, 74, 75. Al-Taubah 20 dan An-Nahl ayat 110), berperang melawan orang

kafir, musyrik dan munafik yang secara terang-terangan memerangi orang muslim

(QS. Al-Taubah 73. Al-Tahrim ayat 9) dan terakhir melawan pihak lain yang

melakukan pemaksaan untuk menyengutukan Allah (S. Al-Ankabut ayat 8 dan

Lukman ayat 15).21

Choiruddin Hadhiri dalam Klasifikasi Kandungan al-Qur’an jilid II

Menyatakan bahwa jihad dalam al-Qur‟an dikelompokan menjadi dua. Pertama,

jihad merupakan usaha bersungguh-sungguh dalam mencurahkan segala

kemampuan (QS. Al-Furqan ayat 52). Kedua, jihad adalah perang dijalan Allah,

mendakwahi orang kafir baik lisan maupun perbuatan dan memerangi jika

menolak (QS. Al-Hajj ayat 78).22

Sedangkan dalam hadis banyak sekali hadis-hadis yang menunjukkan

adanya variasi-variasi bentuk jihad yang diakui dalam Islam dengan sabda-sabda

Nabi. Variasi jihad tersebut menunjukkan bahwa jihad tidak hanya memiliki satu

variasi saja, tetapi banyak variasi. Seperti berjihad dengan memerangi kebodohan,

kemiskinan, kezaliman, melakukan umrah dan haji, dan berjihad melakukan

21

Muhammad Sholikhin, The Power of Sabar, (Solo: Tiga Serangkai, 2009), hlm. 94-95. 22

Choiruddin Hadhiri, Klasifikasi Kandungan al-Qur’an jilid II, (Jakarta: Gema Insani

Press, 1993), hlm. 156.

Page 85: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

71

perbuatan baik serta memelihara orang tua. Bahkan disebutkan dalam sebuah

hadis bahwa berjihad merupakan amalan yang sangat disukai atau disenangi oleh

Allah swt, Rasulullah bersabda:

زارأخب رنحد ث ناشعبةقالالوليدبنالعي عتث ناأبوالوليدىشامبنعبدالملكقالحد قالساروأشارإلدارعبدالل وقا ث ناصاحبىذهالد سألتالن ب صل ىلأباعمروالش يبان ي قولحد

إلالل وقالالص لةعلىوقتهاقالث أيقالث العملأحب الوالدينقالالل وعليووسل مأي برثنبن 23ولواست زدتولزادنث أيقالالهادفسبيلالل وقالحد

“Telah menceritakan kepada kami bahwa Abu Al Walid Hisyam bin

„Abdul Malik berkata, telah menceritakan kepada kami Syu‟bah berkata,

telah mengambarkan kepadaku Al Walid bin Al „Aizar berkata, Aku

mendengar Abu „Amru Asy Syabaini berkata, ”Pemilik rumah ini

menceritakan kepada kami -seraya menunjuk rumah „Abdullah – ia

berkata, “Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu „alaihi wasallam,”

Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?” Beliau menjawab:

“Kemudian berbakti kepada kedua orang tua.” „Abdullah bertanya lagi,

“kemudian berbakti kepada orang tua.” „Abdullah bertanya lagi,

“Kemudian apalagi?” beliau menjawab; “jihad fi sabilillah,” „Abdullah

berkata, “Beliau sampaikan semua itu, sekirannya aku minta tambah,

niscaya beliau akan menambahkannya untukku.”

ث نازب انعنسهلبنمعاذعنأبيو ث ناابنليعةحد ث ناحسنحد حد أكث رعنرس قال أجراا أعظم الهاد ف قالأي سألو رجلا أن وسل م عليو صل ىالل و الل و لل وول ىم

وت عا ت بارك لل و أكث رىم قال أجراا الص ائمنيأعظم فأي قال وت عالذكراا لنات بارك ث ذكر لذكرااوسل مي قولأكث عليو ذلكرسولالل وصل ىالل و والص دقةكل والج والز كاة ت باركالص لة رىملل و

لع عنو ت عال الل و رضي بكر أبو ف قال ذكراا حفصذىبوت عال أبا يا عنو ت عال الل و رضي مراكرونبكلخيف قالرسولالل وصل ىالل وعليووسل مأجل 24الذ

Telah menceritakan kepada kami Hasan telah menceritakan kepada kami

Ibnu Lahi‟ah telah menceritakan kepada kami Zabban dari Sahl bin

Mu‟adz dari Bapaknya dari Rasulullah Shaallallah‟alaihiwasallam ada

seorang bertanya kepada beliau, jihad apakah yang paling besar

pahalanya? Beliau menjawab, orang yang paling banyak berdzikir kepada

Allah Tabaraka Wa Ta‟ala. Dia bertanya lagi, „Puasa apakah yang paling

23

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, (Beirut, Dar al-Kutub al-

Ilmiyah, 1971), hlm. 514. 24

Imam Ahmad Ibn Hanbal, Musnād al-Imam Ahmad bin Hanbāl, Jilid XXXI, (Beirut:

„Alim al-Kutub, 1419 H/1998 M, hlm. 213

Page 86: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

72

banyak pahalanya? Beliau menjawab, „Orang yang paling banyak

berdzikir kepada Allah Tabaraka Wa Ta‟alla.‟ Lalu beliau menyebutkan

Shalat, zakat, haji dan sedekah kepada kami. Kesemuanya Rasulullah

Shallallahu‟alaihiwasallam bersabda: “orang yang paling banyak kepada

berdzikir Allah Tabaraka Wa Ta‟alla”. Abu Bakar Radliyallahu‟anhu

berkata kepada Umar Radliyallahu‟anhu, „Wahai Abu Hafs, orang yang

berdzikir membawa semua kebaikan? Rasulullah Shallallahu „alaihi

wasallam bersabda: “YA”.

ث نامالك ث ناعبدالل وبنمسلمةقالحد أخب رناعمروبنمنصورقالحد يلي عنث وربنزيدالد عنأبالغيثعنأبىري رةقال

قالرسولالل وصل ىالل وعليووسل مالس اعيعلىالرملةوالمسكنيكالمجاىدفسبي لالل وعز 25وجل

Telah mengabarkan kepada kami „Abu Manshur dia berkata; Telah

menceritakan kepada kami „Abdullah bin Maslamah dia berkata; telah

menceritakan kepada kami Malik dari Tsaur bin Zaid Ad Dili dari Abu Al

Ghaits dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu „alaihi

wasallam bersabda: “orang yang membantu para janda dan orang-orang

miskin seperti orang berjihad di jalan Allah.”

عنالر ب عنأبجعفرالر ازي ث ناخالدبنيزيدالعتكي قالحد ث نانصربنعلي عنحد بنأن يبنمالكقال أن

قالرسولالل وصل ىالل وعلي ي رج ووسل ممنخرجفطلبالعلمكانفسبيلالل وحت 26قالأبوعيسىىذاحديثحسنغريبورواهب عضهمف لمي رف عو

Telah bercerita kepada kami Nashr bin Ali dia berkata, telah bercerita

kepada kami Khalid bin Yazid Al Ataki dari Abu Ja‟far Ar Razi dari Ar

Rabi‟ bin Anas bin Malik dia berkata; Rasulullah shaallahu „alaihi

wasallam bersabda: “Siapa yang keluar dalam rangka menuntut ilmu maka

dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” Abu Isa berkata; „Hadits ini

hasan gharib, sebagai perawi telah meriwayatkannya namun tidak

merafa‟kannya.‟

Banyak lagi hadis nabi yang mengungkapkan makna jihad, tetapi tidak

ditemukan dalam hadis nabi yang menjelaskan secara eksplisit perintah berjihad

25

Abu „Abdurrahman Ahmad Syu‟aib bin Ali al-Nasa‟i, Sunan al-Nasa’i, Jilid VIII,

(Bairut: Dar al-Ma‟rifat, 1419 H), hlm. 366. 26

Muhammad bin Isa al-Tirmidzi, Jami s-Shoheh Sunan at-Tirmidzi, Jilid IX, (Beirut:

Dar Ihya al-Turas al-„Arabi), hlm. 244.

Page 87: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

73

dengan menggunakan senjata melawan orang kafir, atau musuh-musuh Islam.

Maka dapat disimpulkan bahwa jihad adalah berjuang dan berusaha keras untuk

memperbaiki diri sendiri,lingkungan hidup yang rusak, melawan hawa nafsu diri

maupun melawan godaan setan yang nyata dan mengatakan kebenaran walaupun

banyak orang yang menentangnya dengan keras contohnya menyatakan kebenaran

kepada orang yang berbuat maksiat kepada Allah.

C. Melacak Makna Jihad Dalam Sejarah

1. Perkembangan Makna Jihad Pada Periode Mekah

Muhammad diangkat menjadi Rasul pada usia empat puluh tahun, tepatnya

pada usia empat puluh tahun lebih enam bulan dua belas hari, menurut

perhitungan kalender Hijriyah atau tiga puluh Sembilan tahun lebih tiga bulan dua

puluh hari menurut kalender Syamsiah.27

Menurut sebagian besar sejarahwan ayat

yang pertama kali turun adalah surat al-Alaq ayat 1-528

Dengan wahyu pertama itu maka Muhammad telah diangkat menjadi Nabi,

namun ia belum disuruh untuk menyeru kepada umat nya.29

Setelah turun wahyu

yang kedua yaitu surat al-Muddassir ayat 1-7, Nabi Muhammad diangkat menjadi

27

Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsun fi al Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, Diterjemahkan oleh Kathur Suhardi

kedalam bahasa Indonesia menjadi Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2010), hlm. 58. 28

Mengenai ayat yang pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad terdapat perbedaan

pendapat diantara para ulama, pendapat pertama sebagaimana yang penulis kutip yaitu surat al-

Alaq ayat 1-5, pendapat ini didasarkan pada hadist dari Aisyah ra. Kedua, yang mengatakan bahwa

ayat yang pertama kali turun adalah Ya ayyuhal muddasir, pendapat ini didasarkan pada hadist

yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah. Ketiga, pendapat yang mengatakan bahwa ayat yang

pertama kali turun adalah al-Fatihah, menurut al-Qattan, mungkin yang dimaksud adalah surat

yang pertama kali turun secara lengkap. Pendapat terakhir yaitu yang mengatakan bahwa ayat

yang pertama kali turun yaitu bismillahirrahmanirrahim, karena ia mendahului setiap surat. Kedua

pendapat terakhir ini didasarkan pada hadist-hadits mursal. Menurut Qattan, pendapat yang

pertamalah yang paling kuat dan mashur. 29

Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Arab. Edisi Revisi (Surabaya: Anika Bahagia, 2010),

hlm. 16.

Page 88: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

74

Rasul yang harus berdakwah.30

Dengan turunnya ayat tersebut Nabi Muhammad

selalu bangkit untuk berdakwah kepada Allah, Ia tidak mengeluh dalam

melaksanakan amanat besar ini, memikul beban seluruh manusia, beban akidah,

perjuangan serta jihad di berbagai medan31

Sejarahwan membagi jihad pada masa Nabi Muhammad menjadi dua.

Pertama, periode Makkah, dilakukan kurang lebih selama tiga belas tahun. Kedua,

periode Madinah, berjalan selama sepuluh tahun penuh.32

Awalnya Nabi

Muhammad menyampaikan ajaran Islam secara sembunyi-sembunyi. Ia memulai

berdakwah kepada kerabat-kerabat terdekatnya dan berhasil meng-Islam-kan

mereka, diantaranya yaitu Khadijah, istri Nabi, pembantu Nabi, Zaid bin Haritsah,

sepupu Nabi, Ali bin Abi Thalib yang masih anak-anak dan sahabat karib Nabi,

Abu bakar Ash-Shiddiq, mereka masuk Islam pada hari pertama dimulainya

dakwah.33

ummu Aiman, pengasuh Nabi Muhammad, sejak Siti Aminah masih

hidup, juga termasuk orang yang pertama masuk Islam. Dalam dakwah sembunyi-

sembunyi ini, Abu Bakar juga berhasil mengIslamkan beberapa teman dekatnya,

seperti Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa‟ad bin

Abi Waqqash dan Thalhah bin Zubair.34

Dan masih banyak lagi sahabat lainnya

yang masuk Islam.

30

Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 65. 31

Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 67. 32

Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 69. 33

Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 72. 34

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006), 19.

Page 89: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

75

Setelah tiga tahun dakwah secara sembunyi-sembunyi, turunlah perintah

agar Nabi Muhammad berdakwah secara terang-terangan,35

baik dari golongan

bangsawan maupun hamba sahaya. Dengan dilakukannya dakwah secara terang-

terangan ini jumlah pengikut Nabi Muhammad pun meningkat,terutama dari kaum

wanita, budak pekerja dan orang-orang yang tidak punya.36

Akan tetapi kelompok

aristokrat dari suku Qurais menjadi menentang utamanya, seperti Abu Sofyan

yang berasal dari keluarga Umayyah, salah satu keluarga berpengaruh di suku

Qurais.37

Bahkan pamannya, Abu Lahab yang berasal dari Bani Hasyim

mencemooh Nabi Muhammad hingga Allah menurunkan surat al-Lahab yang

isinnya merupakan kutukan bagi Abu Lahab karena telah mencomooh dan

menghalangi dakwah Nabi.

Berbagai tekanan dan ancaman dari kafir Qurais terhadap umat Islam tidak

ada henti-hentinya, baik berupa penyikasaan, penghinaan, pemboikotan dan

segala macam cara dilakukannya untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad

bahkan mereka berencana untuk membunuhnya. Keadaaan ini membuat umat

Islam semakin terjepit, kondisi inilah diantranya yang mendorong Nabi

Muhammad untuk Hijrah ke Madinah (Yastrib).38

Jadi, jihad Nabi Muhammad pada periode Makkah merupakan perintah

untuk menegakkan kebajikan, kebaikan, akhlak yang mulia, menjauhi keburukan

35

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan

(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik” (QS. Al-Hijr [15]: 94) 36

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, hlm. 20. 37

Philip K. Hitti, History of The Arabs: From The Earliest Times to The Present,

Diterjemahkan oleh R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta: Serambi, 2010),

hlm. 142. 38

Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 181.

Page 90: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

76

dan kehinaan.39

Menurut Rohimin keadaan umat Islam di Makkah dalam Al-

Qur‟an dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Bersikap apa adanya sebagai penerima amanat yang harus

disampaikan.

2) Memberi maaf dan bersikap tidak peduli.

3) Melakukan bantahan setelah dilakukan cara hikmah dan mau’izah.

4) Mengucapkan kata-kata baik.

5) Menolak dengan cara yang sopan.

6) Menghindar dengan cara yang baik.

7) Tidak bersikap sebagai penguasa.40

Uraian di atas, menunjukan bahwa ayat-ayat jihad yang diturunkan pada

periode Makkah tidak menggambarkan konfrontasi fisik dengan musuh. Subtansi

ajaran jihad yang digambarkan pada ayat-ayat Makkiyah lebih bersifat vertikal,

yaitu perjuangan pengorbanan manusia kepada Allah.41

Hal ini dibuktikan dengan ayat-ayat Makkiyah, seperti : Surat al-Nahl ayat

82, al-Nur ayat 54, Yasin ayat 17, asy-Syura‟ ayat 48, al-Maidah ayat 13 al-Nagl

ayat 125, al-Furqan ayat 63, Fushshilat ayat 34, al-Muzammil ayat 10, al-

Ghasyiyah ayat 22 dan lain-lain. Ayat-ayat yang diturunkan pada periode ini

masih terfokus pada pembinaan mental spiritual umat Islam dalam berbagai

dimensi.42

Diantaranya pembinaan yang semata-mata memberikan dukungan

moral dan spiritual kepada umat Islam untuk konsisten mendakwahkan dan

39

Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 198. 40

Disarikan dari ayat-ayat Makiyah antara lain: surat al-Nahl: 82, al-Nur: 54, Yasin: 17,

asy-Syura‟: 48, al-Maidah: 13, al-Nahl: 125, al-furqan: 63, Fushshilat: 34, al-Muzammil: 10, al-

Ghasyiyah: 22. Rohimin, jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 35. 41

Rohimin, jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 35. 42

Kasjim Salendra, Jihad dan Terorisme Dalam Perspektif Hukum Islam. 149.

Page 91: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

77

mensosialisasikan Islam kepada masyarakat Makkah yang mayoritas masih kafir

dan musrik.43

Baik dari kalangan bangsawan maupun hamba sahaya, mengajar

mereka untuk setia dalam suatu perjanjian, menguji kesabaran dan ketabahan serta

berjuang sekuat tenaga dalam mempertahankan keimanan mereka.

Pelakasanaan jihad pada periode Makkah ini lebih ditekankan pada

pengendalian diri agar tidak terpancing oleh tindakan-tindakan yang mengusik

emosi dan harus bersikap sabar menghadapi dalam menghadapi semua cobaan,44

menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Berjihad mendakwahkan agama

Islam di Makkah belum mungkin dilakukan dengan fisik melalui perang, hal ini

dikarenakan umat Islam yang jumlahnya masih sedikit, maka dimungkinkan

belum sanggup menghadapi ancaman orang-orang kafir dan musyrik Makkah.

2. Perkembangan Makna Jihad Pada Periode Madinah

Nabi Muhammad tiba di Madinah pada hari Senin, 27 September 62245

Penduduk Madinah sangat tidak sabar menunggu kedatangannya, sebelum sampai

Madinah, Nabi Muhammad singgah di Quba‟ selama tiga hari, Ia mendirikan

masjid yang pertama kali dibangun dalam Islam, yang kemudian dikenal dengan

masjid Quba‟. Di Madinah, Nabi Muhammad tinggal di tanah milik kedua anak

43

“Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka

dengan Al Quran dengan jihad yang besar” (QS. al-Furqan [25]:52) 44

“Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah

menderita cobaan, kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesduah itu

benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Nahal [16]: 110). Sebagaimana

ayat tersebut, tindakan umat Islam periode Makkah saat mendapat tekanan dari orang kafir yaitu:

pertama, sebelum mereka melakukan jihad terlebih dahulu mereka berhijrah. Kedua, setelah

mereka melakukan hijrah mereka melakukan jihad. Ketiga, setelah melakukan jihad mereka

menahan diri dalam kesabaran. Lihat. Rohimin, jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 36. 45

Martin Lings, Muhammad: His Life Based on the Earliest Source, Penerjemah

Qomaruddun SF menjadi Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Jakarta:

Serambi, 2007), hlm. 227. Bertepatan dengan hari jum‟at 12 Rabi‟ul Awal 1 Hijriah. Syaikh

Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-Nabawiyah ala

Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 205.

Page 92: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

78

yatim piyatu yaitu Sahl dan Suhail yang telah dibeli oleh Nabi,46

berdekatan

dengan rumah Abu Ayyub Khalid.

Langkah pertama yang dilakukan Nabi Muhammad saat di Madinah

adalah membangun masjid sekaligus sebagai sentral kota yang tidak hanya

digunakan untuk ibadah yang bersifat vertikal namun juga kegiatan-kegiatan

sosial dan pemerintahan yang bersifat horizontal. Sesuai dengan pernyataan Koes

Adiwidjajanto bahwa Madinah merupakan kota yang didasarkan pada nilai-nilai

tauhid dan nilai-nilai sosial.47

Hijrah umat Islam ke Madinah merupakan titik

balik dari penderitaannya ketika di Makkah, Nabi Muhammad juga berhasil

menjadikan kota Madinah menjadi kota yang jauh lebih bagus sekaligus Ia

menjadikan seorang pemimpin yang sangat dihormati.

Setelah umat Islam memperoleh perlindungan serta jumlahnya bertambah,

orang-orang kafir Makkah semakin marah, berbagai ancaman dan pengiriman

pasukan dilakukan untuk memerangi umat Islam di Madinah, orang kafir Qurais

menyatakan: “janganlah kalian bangga terlebih dahulu karena kalian bisa

meninggalkan kami ke Yasrib, kami akan mendatangi kalian, lalu merenggut dan

membenamkan kalian di depan rumah kalian”.48

Dalam situasi yang rawan ini, kemudian Allah mengizinkan umat muslim

untuk berperang, namun belum bersifat wajib.49

Setelah turunnya wahyu tersebut

46

Ketika mau dibeli Nabi Muhammad, awalnya Sahl dan Suhail justru ingin memberikan

tanahnya tersebut, namun Nabi Muhammad tidak ingin mengambilnya sebagai hadiah, maka

beliau pun membeli tanah tersebut. Lihat. Martin Lings, Muhammad: His Life Based on the

Earliest Source, hlm. 230. 47

Koes Adiwidjadjanto, Sejarah Kota-Kota Islam: Pengantar Perkuliahan, (Surabaya:

Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, 2010), hlm. 6. 48

Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 216. 49

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya

mereka telah dianiaya. Dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”

(QS. al-Hajj [22]: 39).

Page 93: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

79

Umat Islam pun tidak tergesa-gesa untuk melakukan peperangan, mereka terlebih

dahulu melakukan diplomasi50

sehingga orang Islam terbebas dari ancama orang-

orang kafir Makkah.

Wahyu di atas, menandai mulai diizinkan jihad dalam pengertian perang,

namun masih terbatas sasaran kaum kafir dan musyrik Makkah yang telah

memerangi dan menganiaya umat Islam terlebih dahulu dengan cara mengusir

mereka dari Makkah tanpa alasan yang jelas. Menurut Ibn Abbas ayat tersebut

merupakan ayat pertama yang menyatakan izin untuk berjihad dalam arti perang.51

Golongan kafir Quraisy merupakan kabilah yang kaya di Makkah,

sebagaimana diketahui mereka selalu melakukan berkeinginan untuk

menghentikan dakwah Nabi Muhammad, bahkan mereka berencana untuk

menghancurkan kaum muslimin, sedangkan ketika mereka ingin berdagang ke

Syam, jalur perdagangan mereka adalah Madinah, maka hal ini sangat

dikawatirkan bahwa mereka mengintai kaum muslim agar mudah dihancurkan

oleh mereka. Kejadian ini, mengharuskan umat Islam harus waspada terhadap

ancaman orang kafir Makkah, pada bulan Sya‟ban tahun 2 hijriah, Allah telah

mewajibkan jihad berperang kepada umat Islam.52

Ada beberapa ayat yang

berkaitan dengan masalah ini, diantaranya firman Allah:

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kaum, (tetapi)

janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang melampaui batas. Dan bunuhlah mereka dimana saja kamu

50

Salah satu bentuk diplomasi yang dilakukan Nabi Muhammad adalah ketika orang-

orang kafir Makkah mengambil rute dari Makkah ke Syam yang merupakan kekuasaan Umat

Islam. Lihat Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-

Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 218. 51

Rohimin, jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 43. 52

Rohimin, jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 23.

Page 94: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

80

jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu

(Makkah); dan fitnah itu lebih besar bahanya dari pembunuhan, dan janganlah

kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali mereka memerangi kamu di

tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka.

Demikianlah Balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian jika mereka berhenti

(dari memusihi kamu), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang. Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak fitnah lagi dan (sehingga)

ketaatan itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi

kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang

zalim.53

Maka pada bulam Rajab 2 hijriah, bertepatan dengan januari 624 Masehi,

Nabi Muhammad mengirimkan Abdullah bin Jahsy al-Asadi ke Nahlan bersama

dua belas muahjirin untuk menyelidiki rombongan dagang kuffar Quraisy. Setelah

sampai nakhlah ia memergoki rombongan dagang Quraisy yang memabawa

kismis, kulit dan berbagai macam dagangan. Abdullah bin Jahsy menghadang

mereka setelah berdiskusi dengan kedua belas sahabat Muhajirin tersebut. Dalam

perang kecil ini, Amar bin al-Hadrami, dari golongan Quraisy meninggal karena

terkena panah, Ustman dan al-Hakam ditawan serta seluruh barang dagangan

mereka dibawa ke Madinah sebagai rampasan perang.54

Setelah mereka sampai Madinah, Nabi tidak sependapat dengan mereka

lakukan. Beliau Bersabda: “aku tidak memerintahkan kalian untuk berperang pada

bulan suci”. Nabi Muhammad tidak mau menerima barang dagangan dan dua

53

QS. Al-Baqarah [2]: 190-193. 54

Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-Nabawiyah

ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 221-222.

Page 95: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

81

tawanan tersebut,55

hingga Allah memberi wahyu bahwa orang-orang musyriklah

yang lebih berdosa dari orang-orang Islam yang melakukan perang pada bulan

suci, karena mereka telah kafir kepada Allah, menghalangi umat Islam hidup di

jalan Allah, menghalangi masuk Makkah (Masjid al-Haram) serta mengusir umat

Islam dari Makkah.56

Setelah adanya perang kecil antara rombongan dagang Quraisy dengan

orang Islam yang dipimpin oleh Abdullah bin Jahsy ini, orang-orang kafir

Makkah mulai ketakutan, karena jalur perdagangan mereka ke Syam melalui

wilayah kekuasaan umat Islam, mereka menganggap bahwa umat Islam adalah

ancaman yang berkelanjutan. Akhirnya para pembesar dan pemimpin mereka

bertekat untuk mengancam umat Islam dan menghabisi mereka di tempat

tinggalnya msaing-masing. Tekat inilah kemudian yang mengilhami mereka untuk

berperang Badr,57

yang kemudian populer dengan perang Badr.

Berdasarkan historisitas jihad periode Madianah di atas, pengertian jihad

lebih cenderung pada peperangan, hal ini terbukti dengan banyaknya peperangan

umat Islam dengan orang-orang kafir Makkah yang telah menganiaya dan

mengusirnya dari kampung halaman mereka. Sebagaimana catatan Syaikh

Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri setidaknya terdapat tiga belas peperangan besar

55

Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-Nabawiyah

ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 222. 56

Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:

“Berperanglah dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi(manusia) dari jalan Allah,

kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil haram dan mengusir penduduknya dan

sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah.dan bebuat fitnah lebih besar (dosannya) daripada

membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan

kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di

antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, Maka mereka itulah yang sia-sia

amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.

(QS. al-Baqarah [2]: 217. 57

Shafiyyurahman al-Mubarakfuri, Ar-Rahiqul Makhtum, Bahtsum fi Sirah al-Nabawiyah

ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam, hlm. 223.

Page 96: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

82

yang terjadi ketika umat Islam berada di Madinah. Daud al-Aththar menambahkan

bahwa ayat-ayat yang diturunkan pada periode Madianah pun banyak

menyebutkan ajaran tentang jihad, memberi izin perang dan menjelaskan hukum-

hukumnya.58

3. Jihad Pada Zaman Modern: Historisitas Jihad di Indonesia

Istilah jihad dalam sejarah umat Islam Indonesia sudah dimulai sejak akhir

abad ke-17, ketika kerajaan Banten dan Mataram jatuh ke tangan Belanda.59

Menurut Maria Vekle, sebenarnya konsep ini sudah sejak lama dikenal oleh umat

Islam Indonesia, namun sebelumya tidak jelas apa makna jihad dan bagaimana

penerapannya, baru setelah mereka berhadapan dengan musuh secara nyata

dengan kafir londo arti jihad menjadi jelas, sebagaimana pernyataan Vekle:

Kejatuhan Mataram, lebih-lebih Banten, telah menyebabkan reaksi besar

dalam dunia muslim Indonesia. Orang mulai berbicara tentang jihad melawan

orang kafir. Laut Jawa dibuat tidak aman oleh sekelompok perompak Melayu

Minangkabau yang menyebut diri Ibn Iskander (keturunan Alexander Agung) dan

seorang Nabi Islam.60

Wacana jihad ini dengan segera mengorbankan semangat juga penduduk

pribumi, umat Islam merasa tidak puas dengan politik Belanda dengan cepat

mereka terpancing untuk terlibat dengan gerakan-gerakan jihad. Belanda harus

bekerja keras untuk membasmi gerakan jihad ini dan berusaha menangkap para

pemimpinnya. Salah satu tokohnya adalah Syeikh Yusuf, seorang ulama asal

58

Rohimin, jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 37. 59

Lutfhi Assyaukanie, Pengantar dalam Bernard Hubertus Maria Vlekke, Nusantara:

Sejarah Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2008), hlm. xx. 60

Lutfhi Assyaukanie, Pengantar dalam Bernard Hubertus Maria Vlekke, Nusantara:

Sejarah Indonesia, hlm. xxi.

Page 97: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

83

Makasar yang memiliki banyak pengikut di Banten. Pada akhirnya ia ditangkap

dan kemudian diasingkan ke Afrika Selatan.61

Di Mataram, jihad dimulai sejak

awal ke-18, ketika kontril Belanda terhadap keraton semakin kuat, namun

pelaksanaan jihad baru diawali oleh Pangeran Diponegoro melakukan

pemberontakan pada 1825 yang dikalangan kaum Muslim popular dengan perang

Diponegoro.

Pembrontakan ini dinilai paling berbahaya dan paling massif yang pernah

dihadapi Belanda di Indonesia (Nusantara waktu itu), bahkan Ricklefs

berpendapat bahwa Belanda tidak mampu bertindak secara menentukan, akhirnya

ia mendapat bantuan.62

Diponegoro yang bergelar Sultan Abdulhamid Herucakra

Amirul Mukminin Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa63

itu melakukan

jihad selama lima tahun secara terang-terangan dan gerilnya dengan menewaskan

serdadu Belanda sebanyak delapan ribu jiwa dan menghabiskan biaya sebanyak

dua puluh juta gulden sedangkan dipihak Diponegoro kehilangan serdadu

sebanyak tujuh ribu jiwa.64

Perang jawa (Diponegoro) dan jihad membuat trauma yang mendalam

kepada belanda sehingga pada 1880-an mereka mengundang Christian Snouck

Horgronje, seorang profesor studi Islam di Universitas Leiden, untuk melakukan

61

Bernard Hubertus Maria Vlekke, Nusantara: Sejarah Indonesia, hlm. xxi. 62

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta, 2008), hlm. 312. 63

Gelar tersebut dinobatkan kepada Diponegoro pada saat kawula dasih dan pemimpin-

pemimpin mendesaknya untuk membentuk negara dan pemerintahan. Akhirnya ia dinobatkan

menjadi sultan, bersamaan dengan penobatan ini, beberapa orang pemimpin lainya diangkat

menjadi pegawa Negara dengan pangkat dan kewajiban tertentu. Penobatan ini dilakukan secara

agama dan adat-pusaka dalam waktu perang. M Nasruddin Anshoriy, Bangsa Inlander: Potret

Kolonialisme di Bumi Nusantara, (Yogyakarta: LkiS, 2008), hlm. 119. Diponegoro juga Muslim

yang taat agama yang membenci kebiasaan kafir londo yang suka mabuk-mabikan. Lihat, Ahmad

Mansur Suryanegara, Api Sejarah I, (Bandung: Salamadani Pustaka Semesta, 2010), hlm. 195. 64

M. Hembling Wijayakusuma, Pembantaian Massal 1740: Tragedi Berdarah Angke,

(Jakarta: Pustaka populer Obor, 2005, hlm. 117.

Page 98: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

84

studi menyeluruh tentang Islam di Indonesia.65

Awalnya pemerintah Belanda

mengagap bahwa dengan terbukanya akses haji ke Makkah bagi umat Islam

Indonesia ternyata menimbulkan sikap ambigu di kalangan penguasa Belanda

karena adanya asumsi yang mengatakan bahwa orang yang baru pulang haji akan

menjadi kelompok tandingan atau agent of social change dalam masyarakat.66

Namun Snouck Horgronje memberikan pandangan yang berbeda terhadap

pemerintahan Belanda bahwa tidak sepatutnya mencurigai umat Islam yang

menunaikan ibada haji, karena mereka terdiri dari masyarakat awaw yang berasal

dari kelompok petani sukses. Menurutnya, yang perlu diperhatikan justru

kalangan umat Islam yang terlibat politik dan berkeinginan menunaikan haji,

karena kelompok ini berpotensi besar untuk mengubah masyarakat melalui

pengetahuan dan kekuasaannya.67

Pada 1888, gerakan supi Tarekat Qadariyah Nasabandiyah melakukan

pembrontakan di Banten yang dipimpin oleh Haji Wasjid. Kemarahan petani

Muslim tidak tertahankan setelah mengalami penindasan dan tanam paksa selama

sekitar lima puluh delapan tahun.68

Kemiskinan rakyat pribumi tidak terhindarkan,

bahkan Ahmad Mansur mencatat empat puluh ribu rakyat kecil meninggal akibat

terkena penyakit, seratus lima puluh desa rusak total dan seratus tigapuluh dua

rusak berat.

Menurut Karel A. Streenbrink sebagaimana dikutip oleh Ahmad Mansur,

berdasarkan keterangan dari Haji Wasjid kepada Haji Tb. Ismail perang jihad ini

disebabkan antara lain: pertama, pajak yang ditetapkan oleh Belanda kepada

65

Bernard Hubertus Maria Vlekke, Nusantara: Sejarah Indonesia, hlm. xxii. 66

M. Shaleh Putuhena, Historiografi Haji Indonesia, (Yogyakarta: LkiS, 2007), hlm. vii. 67

M. Shaleh Putuhena, Historiografi Haji Indonesia, vii. 68

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah I, hlm. 216.

Page 99: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

85

masyarakat terlalu tinggi. Kedua, para pegawai pemerintah Belanda menghina

kian dan agama Islam. Ketiga, larangan berdo‟a dengan keras, serta dilarang

mendirikan menara masjid yang tinggi.69

Perang atas nama jihad selalu

mengilhami perlawanan terhadap pemerintah Belanda. Pada tahun 1872-1906

terjadi perang di Batak, bersamaan dengan perang tersebut di Aceh juga

melakukan genjatan senjata pada tahun 18873-1914, selain peperangan tersebut

perlawanan di kota-kota lain juga tidak terhindarkan, perang Padri (1821-1837)

yang dipimpin Imam Bonjol, perang Lampung (1832-1833) dipimpin oleh Imba

Koesoema dan perang Banjarmasin. Berbagai perlawanan rakyat pribumi ini

menambah trauma mendalam bagi pemerintahan Belanda. Akhirnya, atas saran

Snouck Horgronje Belanda mengeluarkan kebijakan ruth less operation (operasi

tanpa belas kasih). Menurut Snouck, tidak ada satupun yang dapat dilakukan

untuk merendam perlawanan para ulama, kecuali ditumpas sampai habis.70

Selain menjadi pemimpin dalam perlawanan terhadap Belanda, fatwa dan

karrya para ulama saat itu juga sangat berperan dalam peperangan, Snouck

Horgronje menyatakan bahwa karya al-Palimbani71

fadhail al-jihad merupakan

sumber ulama jihad dalam perang Aceh yang panjang melawan Belanda.72

Sebagaimana dikutip oleh Azra WR. Roff menyatakan bahwa kary-karya ulama

tersebut menunjang semangat juang Aceh sepanjang perang yang berlarut-larut

antara 1873 sampai awal abad ke-20. Menurutnya, perlawanan Aceh terhadap

69

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah I, hlm. 216. 70

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah I, hlm. 217. 71

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara XVII-

XVIII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenata Media, 2004), hlm. 307-

309. 72

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara XVII-

XVIII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 359.

Page 100: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

86

Belanda dari awal menunjukan karakter jihad yang dipimpin oleh ulama

independen yang paling cocok mengorganisasi dan melaksanakan perang suci.73

Seruan jihad al-Palimbani kepada umat Islam Indonesia tidak hanya

terbatas pada penulisan kitab fadhāil al-jihād. Ia juga menulis surat-surat yang

berisi desakan jihad pada penguasa Jawa, tiga diantaranya berhasil disita

Belanda.74

Salah satunya adalah surat yang dikirimkan kepada Sultan Mataram,

Hamengkubuana I pada 22 Mei 1772. Setelah mengucapkan pujian-pujian yang

cukup panjang kepada Allah, Al-Palimbani menulis:

... suatu contoh dari kebaikan Tuhan bahwa Dia menggerakan hati penulis

(al-Palimbani) untuk mengirim surat dari Makkah.... Tuhan telah

menjanjikan bahwa para Sultan akan masuk (surga) karena keluruhan budi,

kebijakan dan keberanian mereka yang tiada tara melawan musuh dari

agama lain. Diantara mereka ini adalah raja Jawa, yang mempertahankan

agama Islam dan berjaya atas semua raja lain dan menonjol dalam amal

dalam peperangan melawan orang-orang agama lain. Tuhan menyakinkan

kembali orang-orang yang bertindak dijalan ini dengan berfirman: “jangan

mengira bahwa mereka yang mati dalam perang suci itu benar-benar

mati, jelas tidak, mereka sesungguhnya masih hidup”. (al-Qur‟an al-

Baqarah ayat 154 dan Ali Imran ayat 169). Nabi Muhammdad bersabda:

“Aku diperintahkan membunuh setiap orang kecuali mereka yang

mengenal Tuhan dan diriku, Nabi-Nya”. Orang-orang yang terbunuh

73

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara XVII-

XVIII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 360. 74

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara XVII-

XVIII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm. 360.

Page 101: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

87

dalam perang suci diliputi oleh keharuman kudus yang tak tertuliskan, jadi

ini merupakan peringatan untuk seluruh pengikut Muhammad...75

Penganjur jihad terkemuka lainya dari kalangan ulama abad ke-18 adalah

al-Fatani, bahkan menurut Abdullah sebagaimana yang dikutip oleh Azra al-

Fatani pernah menjadi pemimpi jihad melawan Thai sebelom akhirnya kembali

dan menetap di Haramayn.76

Ajaran al-Fatani tentang jihad sepertinya mempunyai

hubungan dengan gagasan mengenai negara Islam. Menurutnya Negara Islam

harus didasarkan pada Alquran dan hadis, jika tidak maka ia akan dinamakan

negara kafir, ia menyatakan bahwa jihad melawan orang kafir hukumnya adalah

fardu a’in dan jika suatu negara dijajah oleh orang kafir maka umat islam wajib

memerangi sehingga memperoleh kemerdekaan kembali. Sedangkan jihad

merupakan sarana untuk memperluas wilayah Islam yang berati menundukkan

orang kafir hanyalah fardh kifayah.77

Sudah dapat dipastikan,seruan jihad oleh para ulama mempuyai pengaruh

besar dalam perjuangan masyarakat Islam saat itu, selain seruan jihad perang

melawan Belanda, para ulama ini juga mengajarkan ilmu-ilmu yang telah

didapatkan dari Harmain seperti ilmu hadis, tafsir, Fara’idh Fikih dan Tasawuf.

Kebayakan dari para ulama yang pulang dari Harmain adalah ulama tasawuf yang

oleh Belanda disebut sebagi para guru independen. Mereka mengajar para

muridnya disurau-surau yang telah mereka dirikan, begitupula Murid-murid

mereka, setelah mereka pulang ke desa masing-masing mereka mencurahkan

75

Menurut Drewes, awalnya surat ini ditulis dengan bahasa Arab kemudian

diterjemahkan dalam bahasa Jawa dan selanjutnya kedalam bahasa Belanda. Lihat. Azyumardi

Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara XVII-XVIII: Akar Pembaharuan

Islam Indonesia, hlm. 360-361. 76

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan kepulauan Nusantara XVII-

XVII,hlm. 364 77

Azyumardi Azra, jaringan Ulama timur Tengah dan kepulauan Nusantara XVII-XVIII,

hlm.366

Page 102: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

88

tenaganya untuk mengajar di surau-surau atau masyrakat pada umumnya dengan

menekatkan pentingnya fikih dan tasawuf. Fenomena ini lah yang akan menjadi

salah satu ciri menonjol keberadaan ulama pada abad-abad selanjutnya.

Sebagai peneliti berpendapat bahwa jihad perang melawan Belanda

diilhami maraknya Wahabisme di Makkah, pendapat ini diyakini oleh Jajat

Burhanuddin. Pernyataannya ini, ia kuatkan dengan fakta kembalinya Haji Miskin

Haji Sumantik dan Haji Piobang yang membawa pemahaman radikal tentang

Islam.78

Bersama Tuanku Nan Renceh, mereka memalumkan jihad melawan

kaum muslim yang tidak mau mengikuti ajaran-ajaran mereka. Akibatnya

terjadilah perang saudara antara masyaryarat Minangkabau. Surau-surau yang

mereka anggap bidah diserang dan dibakar hingga rata tanah termasuk surau

Tuanku Nan Tuo, guru dari Tuanku Nan renceh79

.

Namun pendapat ini tidak sepenuhnya bisa dibenarkan, karena

pemahaman jihad dalam pengertian perang sudah marak dikalangan umat Islam

awal, bahkan pemahaman ini sejak dimulai abad pertama hijriah oleh golongan

Khawarij pada peristiwa perang Siffin, dengan mengartikan surat al- Maidah ayat

44 secara tekstual, menurut penulis kembalinya Haji Miskin, Haji Sumantik dan

Haji Piobang dari Makkah tersebut lebih tepat disebut sebagai awal masuknya

pengaruh Wahabisme di Indonesia, pemaknaan jihad dengan perang oleh para

ulama bedasarkan pada penindasan dan upaya kristenisasi oleh Belanda. Hal ini

dibuktikan dengan masih kuatnya pengaruh-pengaruh budaya lokal pada

masyarakat Indonesia saat itu, bahkan pada tahun-tahun setelahnya masih ditemui

78

Jajat Burhanuddin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite dalam Sejarah Indonesia

(Bandung: Mizan, 2012), 141. 79

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara XVII-

XVIII: Akar Pembaharuan Islam Indonesia, hlm.371.

Page 103: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

89

pratik-pratik Ibadah dan kegiatan yang mereka anggap bidʻah seperti ziarah,

mauludan, ruwahan, genduren, slametan dan sebagainya.

Pada periode ke-20, sistem politik jajahan Belanda mulai berubah.

Pemerintah mendapat kecaman-kecamandari ilmuan Belanda sendiri, salah satu

kritik yang dilontarkan melalui novel Max Havelaar pada 1860, selain itu C. Th.

Van Deventer pada 1899 menulis artikel dalam de Gids, sebuah jurnal Belanda

dengan judul Een eereschuld (suatu hutang kehormatan). Dia menyatakan bahwa

Belanda berutang kepada bangsa Indonesia karena semua kekayaan yang telah

diperas dari mereka. Menurutnya, hutang itu dibayarkan dengan cara memberi

prioritas utama pada kepentingan rakyat Indonesia di dalam kebijakan colonial.80

Akhirnya, pada1901 Ratu Wilhelmina meresmikan kebijakan ini yang dinamakan

dengan Etische Politiek (politik Etis) dengan berdasar pada tiga prinsip kebijakan

baru tersebut yaitu Educatie, Irigatie dan Emigratie (pendidikan, pengairan dan

perpindahan penduduk).81

Politik etis tersebut, membawa arah perubahan bagi masyarakat pribumi,

hal ini terbukti dengan menjamurnya perkumpulan-perkumpulan, lembaga

pendidikan bahkan media massa yang telah diterbitkan sendiri oleh masyarakat

pribumi seperti, SDI (Serikat Dagang Islam), muhammadiyah, Perhimpunan

Sumatra Thawalib, Nahdlatul Wathan, Tasywirul Afkar, Nahdlatul Ulama,

sekolah Adabiyah, sekolah Diniyah di Padang Panjang, sekolah Diniyah Batu

Sangkar dan lain-lain. Bahkan Jajat Burhanuddin mencatat Muhammadiyah telah

mendirikan sekitar 316 sekolah di Jawa dan Madura, 207 diantaranya

dikategorikan sistem sekolah Barat, 88 sekolah agama dan 21 sekolh-sekolah

80

M. C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, hlm. 328. 81

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah I, hlm. 306.

Page 104: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

90

lainya.82

Sedangkan Nahdlatul Ulama memusatkan arah pembaharuannya pada

sistem pendidikan tradisional, menurut Sartono Kartodirjo sekitar 300 pesantern

yang terdapat di Jawa pada abad ke 19 an,83

dapat dipastikan semakin tahun

jumlah pesantren tersebut semakin meningkat. Disamping pengajaran melalui

lembaga-lembaga dan perkumpulan, periode ini juga ditandai dengan munculnya

media cetak dan penerbitan buku-buku Islam.84

Uraian di atas, menunjukan bahwa pada periode ini, jihad pada ulama

lebih terfokus pada pembentukan moralitas melalui pendidikan serta pementukan

karakter untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin di tahun selanjutnya. Jihad

dalam pengertian perang baru muncul lagi pada abad selanjutnya, setelah

Indonesia memplokamirkan diri sebagai negara merdeka, yaitu usaha untuk

mempertahankan kemerdekaan tersebut dari Belanda dan tentara NICA yang

mencoba untuk melakukan penjajahan kembali. Hal ini ditandai dengan

banyaknya perlawanan bangsa Indoensia yang mengatas namakan dengan perang

sabil dan fatwa KH. Hasyim Asy‟ari yang mewajibkan masyarakat secara

induvidu (fard ain) untuk melakukan jihad dalam arti perang.

D. Tujuan dan Fungsi Jihad

Jihad itu bertujuan tidak hanya untuk tujuan politis militeristik semata,

tetapi meliputi tujuan keagamaan lain yang lebih utama. Untuk mengetahui

tujuan-tujuan tersebut lebih lanjut, maka antara lain akan dikemukakan sebagai

berikut85

:

82

Jajat Burhanuddin, Ulama dan Kekuasaan, hlm. 303-304. 83

Ahmad Mansur Suryanegara, Api Sejarah I, hlm. 305. 84

Jajat Burhanuddin, Ulama dan Kekuasaan, hlm. 305-314. 85

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 90.

Page 105: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

91

1. Untuk Memperluas Penyebaran Agama.

Ajaran jihad sangat erat sekali dengan upaya awal Rasulullah Saw dalam

menyebarkan ajaran yang diterimanya, terutama ajaran yang berkenaan

dengan akidah sejak periode Mekkah. Perjuangan Rasulullah Saw

menyebarkan ajaran monoteis ke tengah-tengah masyarakat polities

Mekkah pada waktu itu, merupakan suatu perjuangan (jihad) besar bagi

beliau. Dan “senjata” yang dipakai untuk berjihad adalah al-Qur‟an untuk

memperkenalkan ajaran monoteis (QS. Al-Furqan [25]: 52). Tujuan jihad

tidak lain adalah untuk menegakkan kalimat Allah Swt dengan

memperluas penyebaran agama yang dibawa Rasulullah Saw. Dalam

proses penyebarannya, maka diri Rasulullah Saw dan para sahabat perlu

dibekali dengan semangat keagamaan yang tinggi, yaitu jidad fi sabilillah.

2. Untuk Menguji Kesabaran.

Keimanan dan keberagaman manusia tidak hanya cukup hanya dengan

jaminan pengakuan dan rutinitas keagamaan saja. Tetapi, untuk

membuktikan keteguhan dan kesungguhan, Allah Swt akan menguji

mereka dengan berbagai cobaan dan pelaksanaan ajaran agama yang lain.

Dalam rangka mendapatkan iman yang kuat dan menjalani kehidupan

beragama, Allah Swt kadang-kadang memberikan ujian, guna melihat

siapa saja yang benar dan siapa saja yang munafik.

Perintah jihad dan perintah agar bersikap sabar merupakan dua mata ajaran

yang sangat penting dalam upaya meningkatkan keimanan dan kehidupan

beragama. Kedua ajaran ini kenyataan tidak bisa dipisahkan. Karena,

dalam melakukan jihad seseorang harus bersikap sabar. Dan untuk

Page 106: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

92

menjadi orang yangs sabar seseorang juga harus berjihad dan bekerja keras

menahan semua ujian dan cobaan yang terus berdatangan silih berganti.

3. Untuk Mencegah Ancaman Musuh.

Sebagaimana telh diungkapkan di atas jihad menurut pandang Ulama dan

Cendikian Muslim bahwa jihad berarti mencurahkan kemampuan untuk

menghadapi musuh. Musuh yang dimaksud dalam Islam di antaranya

adalah musuh yang terlihat, yaitu orang-orang kafir (QS. Al-Nisa [4]: 11),

musyrik, munafik dan pengacau; musuh yang tidak terlihat, yaitu syeitan

(QS. Al-Isra‟ [17]:53) dan hawa nafsu.86

Hal ini sesuai dengan pendapat

al-aSfahani.87

4. Untuk Mencegah Kedzaliman.

Kezaliman merupakan suatu tindakan yang tidak dibenarkan dalam Islam.

Salah satu sebab jihad (perang) diizikan Allah Swt bagi orang Islam,

karena mereka dizalimi oleh orang-orang kafir. Sebelum perang diizinkan,

kaum muslimin diusir dari kampung halaman mereka tanpa ada alasan

yang jelas, kecuali hanya mengatakan “Tuhan kami hanyalah Allah Swt”.

Orang-orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak

semuanya dizalimi dan merintih memanjatkan do‟a agar dikeluarkan dari

kota Mekkah yang dihuni oleh penduduk yang zalim, mereka meminta

agar diberikan perlindungan dari Allah Swt dan dikirimkan juru penolong

(QS. Al-Hajj [22]: 39-40 dan QS. Al-Nisa [4]:75.88

5. Untuk Menjaga Perjanjian

86

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 98. 87

Al-Asfahani, Mu’jam Mufradat alfazh al-Qur’an, (Bairut: Dar al-Fikr, t. th.), hlm. 99. 88

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 100.

Page 107: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

93

Islam mengajarkan perdamain, salah satu caranya dengan melakukan –

perjanjian perdamian (QS. Al-Abfak [8]: 91). Perjanjian perdamian harus

dipatuhi oleh semua pihak, sebagai tindakan awal yang harus dilakukan

sebelum membuat pernyataan perang. Sebagaimana diketahui, jihad

ditawarkan tidak hanya untuk mempertahankan diri, perintah jihad

dikaitkan dengan sikap-sikap orang-orang kafir (musuh) yang mengingkari

perjanjian yang telah disepakati.89

Sedangkan pungsi jihad dapat dilihat dari berbagai aspek. Sebagaimana

dikatakan M. Quraish Shihab, jihad merupakan aktivistas yang unik, menyeluruh,

dan tidak dapat disamakan dengan aktivitas lainnya. Tidak ada satu amalan

keagamaan yang tidak disertai dengan jihad. Paling tidak jihad deperlukan untuk

menghambat rayuan nafsu yang selalu mengajak kepada kedurhakaan dan

pengabaian tuntutunan agama.90

Di antara fungsi jihad sebagai berikut91

:

a. Aspek Ibadah

Dilihat dari aspek ibadah, ajaran jihad dapat berperan lebih

fungsional dalam meraih kesempurnaan diri dalam setiap induvidu.

Seorang muslim yang melakukan jihad fi sabilillah dengan

sebenarnya dijanjikan akan memperoleh kebaikan (al-khaira) dan

pribadi yang beruntung (al-Muflihun).92

b. Aspek Dakwah

Dilihat dari aspek dakwah, jihad memang dapat dijadikan sebagai

salah satu pendekatan dakwah. Dalam hubungan ini, maka jihad

89

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 104-108. 90

M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudu’i Atas Pelbagai Persoalan

Umat, hlm. 503. 91

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 108-126 92

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 111.

Page 108: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

94

tidak bisa melepaskan fungsinya sebagai kekuatan dakwah yang

turut mendorong dan membangkitkan semangat setiap muslim agar

terus menyampaikan dakwah agamanya kepada semua dan agama

tanpa terkecuali.93

c. Aspek Politik dan Militer

Aspek politik dan militer tidak bisa dipisahkan terutama dalam

kaitannya dengan ajaran fiqh dan politik Islam (siyasah syr’iyyah).

Karena jihad merupakan suatu kekuatan politik dan militer.

Melalui ajaran jihad ini orang Islam dapat bertahan membela diri

mereka, bangsa dan negaranya dari berbagai ancaman musuh. Baik

musuh yang datang dari dalam umat Islam itu sendiri, maupun dari

luar umat Islam.94

d. Aspek Spiritual Keagamaan

Dilihat dari aspek spiritual keagamaan, jihad lebih berpungsi

sebagai upaya penyempurnaan iman seseorang.95

Anjuran agar

seseorang melakukan jihad sebagaimana diungkapkan dalam

sebuah hadis sebelumnya, bahwa jihad pada dasarnya merupakan

puncak dari segala amal dalam memperoleh kesempurnaan.

Jihad sebagai upaya menumbuhkan spiritualitas keagamaan

haruslah dipandang sebagai suatu ibadah penting yang dilakukan

secara terus-menerus. Oleh karena itu, pengakuan dan semangat

melakukannya harus selalu muncul dalam setiap aktivitas

keagamaan.

93

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 112. 94

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 115-116. 95

Rohimin, Jihad: Makna dan Hikmah, hlm. 122.

Page 109: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

95

BAB IV

KUALITAS SANAD HADIS-HADIS KEUTAMAAN JIHAD DALAM

KITAB NAṢĪHAT AL-MUSLIMĪN WA AL-TAŻKIRATU AL-MU’MINĪN FĪ

FAḌĀ’IL AL-JIHĀDI FĪ SABĪLILLĀH WA KARĀMATU AL-MUJĀHIDĪN

FĪ SABĪLILLĀH KARYA SYEIKH ‘ABD AL-ṢAMAD AL-JĀWĪ AL-

PALIMBĀNĪ.

Hadis-hadis yang terdapat dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-

Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-

Mujāhidīn fī Sabīlillāh tidak hanya termuat dalam satu pasal saja, sedangkan

jumlah pasal dalam kitab tersebut ada 7 pasal, yang di antara lain: [1]. Keutamaan

Jihad di Jalan Allah; [2]. Keutamaan Ribat (Siap siaga di Jalan Allah); [3].

Keutamaan Infaq di Jalan Allah dan Persiapan Perang; [4]. Keutamaan

Mempersiapkan Peralatan Perang dan Perintah Belajar Memanah. [5]. Keutamaan

Mati Syahid.

Dalam pasal keutamaan jihad di jalan Allah dalam kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa

Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī

mengemukakan lima belas hadis yang berkaitan dengan keutamaan jihad di jalan

Allah. Adapun teks hadisnya sebagai berikut:

لة على ميقاتا ق لت ث أي قال ث بر الوالدين ق لت ث . ١ أي أي العمل أفضل قال الصن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ولو است زدتو قال الهاد ف سبيل اللو فسكت ع

1لزادن

1 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 36.

Page 110: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

96

ر قال إميان باللو ورسولو قيل ث أي شيء قال . ٢ أي العمال أفضل أو أي العمال خي رور 2الهاد سنام العمل قيل ث أي شيء يا رسول اللو قال ث حج مب

ة .٣ ر من خسني حج 3ساعة ف سبيل اللو خي

ة .٤ ر من خسني حج 4 لسفرة ف سبيل اهلل خي

ف ف سبيل اللو ساعة، أفضل من عبادة ستني سنة . ٧ 5لقيام رجل ف الص

ج المجاىد أن دلن على عمل ي عدل الهاد قال ل أجده قال ىل تستطيع إذا خر . ٦6تدخل مسجدك ف ت قوم ول ت فت ر وتصوم ول ت فطر قال ومن يستطيع ذلك

ل ما ي عدل الهاد قال إنكم ل تستطيعونو ف ردوا عليو مرت ني أو ثلثا كل ذلك ي قول . ٧ائم الذي ل تستطيعونو ف قال ف الثالثة مثل المجاىد ف سب يل اللو مثل القائم الص

7ي فت ر من صلة ول صيام حت ي رجع المجاىد ف سبيل اللو

أي الناس أفضل ف قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم مؤمن ياىد ف سبيل اللو . ٨عاب ي تقي اللو ويدع الناس من بن فسو ومالو قالوا ث من قال مؤمن ف شعب من الش

8شره

2 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 37. 3 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 37. 4 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 38. 5 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 39. 6 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 39. 7 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 39. 8 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 40.

Page 111: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

97

ائم القائم مثل المج . ٩ اىد ف سبيل اللو واللو أعلم بن ياىد ف سبيلو كمثل الصل اللو للمجاىد ف سبيلو بأن ي ت وفاه أن يدخلو النة أو ي رجعو سالما مع أجر أو وت وك

9غنيمة

ن ب وتصديق برسلي أن أرجعو با ان تدب اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو إل إميا .١١ة نال من أجر أو غنيمة أو أدخلو النة ولول أن أشق على أمت ما ق عدت خلف سري

تل تل ف سبيل اللو ث أحيا ث أق تل ولوددت أن أق 10ث أحيا ث أق

ل اللو لمن جاىد ف سبيل . ١١ و ل يرجو من ب يتو إل جهاد ف سبيلو وتصديق تكف كلمتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إل مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو

11غنيمة

ة ل يكلم أحد ف سبيل اللو واللو أعلم بن يكلم ف سبيلو إل جاء ي وم القيام . ١٢12وجرحو ي ث عب اللون لون دم والريح ريح مسك

امن ثل . ١٣ امن على اللو عز وجل رجل خرج غازيا ف سبيل اللو ف هو ثة كلهم ل على اللو حت ي ت وفاه ف يدخلو النة أو ي رده با نال من أجر وغنيمة ورجل راح إ

امن على اللو حت ي ت وفاه ف يدخلو النة أو ي رده با نال من أجر المسجد ف ه و امن على اللو عز وجل 13وغنيمة ورجل دخل ب يتو بسلم ف هو

9 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 40. 10

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 41. 11

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 42. 12

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 42. 13

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 43.

Page 112: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

98

ميان ب والهاد ف سبيلي. ١٤ ان تدب اللو عز وجل لمن يرج ف سبيلو ل يرجو إل الا بقتل أو وفاة أو أرده إل مسكنو الذ أن امن حت أدخلو النة بأيهما كان إم ي و

14خرج منو نال ما نال من أجر أو غنيمة

ن يا وما فيها ولقاب ق وس أحدكم من . ١٧ ر من الد لروحة ف سبيل اللو أو غدوة خي ع قيد ن يا وما فيها ولو أن امرأة من أىل النة النة أو مو ر من الد ي عن سوطو خي

ر ن هما ولملتو رحيا ولنصيفها على رأسها خي اءت ما ب ي اطلعت إل أىل الرض لن يا وما فيها 15من الد

1. Hadis Pertama

لة على ميقاتا ق لت ث أي قال ث بر الوالدين ق لت ث أي أي العمل أفضل قال الصقال الهاد ف سبيل اللو فسكت عن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ولو است زدتو

16لزادن

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz بر .17

. افضم 18

Juga ditemukan beberapa

periwayatan hadis melalui metode Takhrīj al-Mauḍū’ dengan tema “األعال”.19

14

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 44. 15

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 44. 16

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 36. 17

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, (Leiden: E.J.

Brill, 1936 M), Juz I, hlm. 160. 18

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 165. 19

A.J. Wensinck, Miftāh Kunuz al-Sunnah, (Lahore: Idarah Turjuman al-Sunnah, 1978

H/1398 M), hlm. 53.

Page 113: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

99

Berdasarkan penelusuran melalui melalui motede alfāẓ dan mauḍū‟, didapati

riwayat dalam kitab hadis, Ṣahīḥ Bukhārī, Ṣahīḥ Muslim, dan Musnad Ahmad.

ث نا ٤٧٩٦صحيح البخاري (1 د بن سابق حد ث نا مم ث نا السن بن صباح حد : حديبان زار ذكر عن أب عمرو الش عت الوليد بن العي قال مالك بن مغول قال س

ي اللو عنو قال عبد اللو بن مسعود رسألت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ق لت يا رسول اللو أي العمل أفضل قال

لة على ميقاتا ق لت ث أي قال ث بر الوالد ين ق لت ث أي قال الهاد ف الص سبيل اللو فسكت عن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ولو است زدتو لزادن

ز ٧٧٥٥صحيح البخاري (2 ث نا شعبة قال الوليد بن عي ث نا أبو الوليد حد ار : حدار وأومأ بيده يبان ي قول أخب رنا صاحب ىذه الد عت أبا عمرو الش أخب رن قال س

سألت النب صلى اللو عليو وسلم أي العمل أحب إل إل دار عبد اللو قال لة على وقتها قال ث أي قال بر الوالدين قال ث أي قال الهاد ف اللو قال الص

ثن بن ولو است زدتو لزادن سبيل اللو قال حدث ن ٥٤١صحيح مسلم (3 ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد ا علي بن مسهر عن : حد

يبان عن عبد اللو زار عن سعد بن إياس أب عمرو الش يبان عن الوليد بن العي الشل قال سألت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أي العمل أفض بن مسعود قال

لة لوقتها قال ق لت ث أي قال بر الوالدين قال ق لت ث أي قال الهاد ف الص سبيل اللو فما ت ركت أستزيده إل إرعاء عليو

ث نا عب يد اللو بن م ٥٤٤صحيح مسلم (4 ث نا : و حد ث نا أب حد عاذ العنبي حدثن صاحب ىذه يبان قال حد ع أبا عمرو الش زار أنو س شعبة عن الوليد بن العي

ار وأشار إل دار عبد اللو قال الدلة سألت رسول اللو صلى (5 اللو عليو وسلم أي العمال أحب إل اللو قال الص

على وقتها ق لت ث أي قال ث بر الوالدين ق لت ث أي قال ث الهاد ف سبيل ثن بن ولو است زد تو لزادن اللو قال حد

Page 114: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

100

سناد مث لو وزا ث نا شعبة بذا ال د بن جعفر حد ث نا مم ار حد د بن بش ث نا مم د حد وأشار إل دار عبد اللو وما ساه لنا

ان بن مسلم ٥٨٫٧مسند أمحد (6 ث نا عف ث نا شعبة أخب رن الوليد بن : حد حدار ث نا صاحب ىذه الد يبان قال حد عت أبا عمرو الش زار بن حريث قال س العي

و قال وأشار إل دار عبد اللو ول يسملة سألت رسول اللو صلى الل و عليو وسلم أي العمل أحب إل اللو قال الص

على وقتها قال ق لت ث أي قال ث بر الوالدين قال ق لت ث أي قال ث الهاد ف ثن بن ولو ا ست زدتو لزادن سبيل اللو قال فحد

ث نا ٪٥٩٫مسند أمحد (7 ث نا عبد العزيز بن مسلم حد ث نا عبد الصمد قال حد : حد أبو إسحاق المدان عن أب الحوص عن ابن مسعود قال

لة ق لت يا رسول اللو أي العما ل أحب إل اللو عز وجل قال صل الصلمواقيتها ق لت ث أي قال بر الوالدين ق لت ث أي قال ث الهاد ف سبيل اللو

ولو است زدتو لزادن ث نا وكيع ٦١٤٤مسند أمحد (8 عن إسرائيل عن أب إسحاق عن أب عب يدة : حد

عن عبد اللو قال لة لوقتها قال ق لت ث أي قال بر ق لت يا رسول اللو أي العمل أفضل قال الص

هاد ف سبيل اللو عز وجل ولو است زدتو لزادن الوالدين قال ق لت ث أي قال ال ث نا المسعودي عن الوليد ٨٪٦١مسند أمحد (9 ث نا يزيد وأبو النضر قال حد : حد

يبان عن عبد اللو بن زار عن أب عمرو الش مسعود قال بن العي سألت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ف قلت يا رسول اللو أي العمال أفضل لة لميقاتا قال ق لت ث ماذا يا رسول اللو قال بر الوالدين قال ق لت ث قال الص

اذا يا رسول اللو قال الهاد ف سبيل اللو قال فسكت ولو است زدت رسول اللو م صلى اللو عليو وسلم لزادن

b. Kegiatan Penelitian Sanad

Page 115: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

101

د بن سابق ث نا مم ث نا السن بن صباح حد عت الوليد حد ث نا مالك بن مغول قال س حدي اللو عنو يبان قال قال عبد اللو بن مسعود ر زار ذكر عن أب عمرو الش بن العي

لة سألت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ق لت يا ر سول اللو أي العمل أفضل قال الص على ميقاتا ق لت ث أي قال ث بر الوالدين ق لت ث أي قال الهاد ف سبيل اللو

20ست زدتو لزادن فسكت عن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ولو اTelah bercerita kepada kami Al Hasan bin Shobbah telah bercerita kepada

kami Muhammad bin Sabiq telah bercerita kepada kami Malik bin

Mighwal berkata; aku mendengar Al Walid bin Al 'Ayzar menyebutkan

dari Abu 'Amru Asy Syaibaniy berkata 'Abdullah bin Mas'ud radliallahu

'anhu berkata: "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam, aku katakan: "Wahai Rasulullah, amal apakah yang paling

utama?" Beliau menjawab: "Sholat pada waktunya". Kemudian aku

tanyakan lagi: " Kemudian apa?" Beliau menjawab: "Kemudian berbakti

kepada kedua orang tua". Lalu aku tanyakan lagi: "Kemudian apa lagi?"

Beliau menjawab: "Jihad di jalan Allah". Maka aku berhenti menyakannya

lagi kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Seandainya aku

tambah terus pertanyaan, Beliau pasti akan menambah jawabannya

kepadaku."

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Bukhārī, al-Ḥasan bin Ṣabbāḥ,

Muḥammad in Sābiq, Mālik bin Migwal, al-Walīd bin al-„Aizār, Abū „Amru al-

Syaibānī, „Abdullah bin Mas„ūd. Kata-kata yang digunakan para periwayat untuk

taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz penerimaan dan penyampaian riwayat)

tersebut adalah ḥaddaṡanā, sami‘tu, ‘an dan qāla.

Menurut Dr. Maḥmūd Ṭaḥḥān, ada sebagian hadis yang terdapat dalam

beberapa kitab hadis yang tidak perlu dibahas lagi, baik kaitannya dengan sanad

maupun matannya. Hal ini dikarenakan para ulama hadis telah mengkritik dan

membahasnya dengan teliti, akurat dan cermat. Para ulama hadis tersebut

memiliki keterampiran dan telaah yang luas serta menguasai disiplin ilmu hadis

20

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ṣahīḥ al-Bukhari, (Lebanon: Dar al-Kutub al-

Ilmiyah, 2009), hlm. 514.

Page 116: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

102

dan perangkat pendukungnya. Di antara kitab-kitab yang tidak perlu dibahas lagi

adalah kitab Ṣaḥiḥ Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim.21

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah benar dan hadis

yang diteliti di atas adalah ṣaḥīḥ.

2. Hadis Kedua

ر قال إميان باللو ورسولو قيل ث أي شيء قال أي العمال أفضل أو أي العمال خي رور الهاد سنام العمل ق 22يل ث أي شيء يا رسول اللو قال ث حج مب

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz افضم .23

. سناو 24

didapati riwayat dalam

kitab hadis, Ṣahīḥ Bukhārī, Ṣahīḥ Muslim, al-Turmūżī, Sunan al-Nasā’ī, Musnad

Ahmad dan Sunan al-Dārimī.

ث نا أمحد بن يونس وموسى ب ٤٧صحيح البخاري (1 ث نا : حد ن إساعيل قال حدث نا ابن شهاب عن سعيد بن المسيب عن أب ىري رة إب راىيم بن سعد قال حد

أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم سئل أي العمل أفضل ف قال إميان باللو رور ورسولو قيل ث ماذا قال الهاد ف سبيل اللو قيل ث ماذا قال حج مب

21

Maḥmūd Ṭaḥḥān, Uṣūl al-Takhrīj wa Dirasah al-Asānid, (Riyad: Maktabah al-Ma„arif:

1991 M/1412 H), hlm. 191. Lihat juga Muhammad „Ajjaj al-Khatīb, Uṣūl al-ḥadis ‘Ulumuhu wa

Musṭalahuh, (Beirut: Dār al-Fikr, 1391 H/1971 M), hlm. 309. 22

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 37. 23

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 164. 24

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz III, hlm. 1.

Page 117: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

103

ث نا إب راىيم بن سعد ٥٦٤٤صحيح البخاري (2 ث نا عبد العزيز بن عبد اللو حد : حدي اللو عنو قال عن الزىري عن سعيد بن ال مسيب عن أب ىري رة ر

سئل النب صلى اللو عليو وسلم أي العمال أفضل قال إميان باللو ورسولو قيل رور ث ماذا قال جهاد ف سبيل اللو قيل ث ماذا قال حج مب

ث نا إب راىيم بن سعد ح ٪٥٥صحيح مسلم (3 ث نا منصور بن أب مزاحم حد : و حدد بن جعفر بن زياد أخب رنا إب راىيم ي عن ابن سعد عن ابن شهاب ثن مم حد

ب عن أب ىري رة قال عن سعيد بن المسي سئل رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أي العمال أفضل قال إميان باللو قال ث

رور ماذا قال الهاد ف سبيل اللو قال ث ماذا قال حج مب د بن رافع وعبد وف رواية م ثنيو مم د بن جعفر قال إميان باللو ورسولو و حد م

سناد مث لو بن محيد عن عبد الرزاق أخب رنا معمر عن الزىري بذا الث نا ع (4 ث نا أبو كريب حد ث نا أبو سلمة حد د بن عمرو حد بدة بن سليمان عن مم

عن أب ىري رة قال ر سئل رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أي العمال أفضل أو أي العمال خي

و قيل ث أي شيء قال الهاد سنام العمل قيل ث أي شيء قال إميان باللو ورسول رور يا رسول اللو قال ث حج مب

قال أبو عيسى ىذا حديث حسن صحيح قد روي من غي وجو عن أب ىري رة ى اللو عليو وسلم عن النب صل

: أخب رنا إسحق بن إب راىيم قال أن بأنا عبد الرزاق قال ٥١٩٫سنن النسائي (5ث نا معمر عن الزىري عن ابن المسيب عن أب ىري رة قال حد

لى اللو عليو وسلم أي العمال أفضل قال إميان باللو سأل رجل رسول اللو ص رور قال ث ماذا قال الهاد ف سبيل اللو قال ث ماذا قال حج مب

ث ٩٤٩٥مسند أمحد (6 ث نا إب راىيم حد ث نا أبو كامل حد نا ابن شهاب عن : حد سعيد بن المسيب عن أب ىري رة قال

Page 118: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

104

سئل النب صلى اللو عليو وسلم أي العمال أفضل قال إميان باللو ورسولو قال رور ث ماذا قال ث الهاد ف سبيل اللو قيل ث ماذا قال ث حج مب

ثن إب راىيم بن سعد عن ٨٪٤٤سنن الدارمي (7 : أخب رنا عبد اللو بن صالح حدليو ابن شهاب عن ابن المسيب عن أب ىري رة قال سئل رسول اللو صلى اللو ع

وسلم أي العمال أفضل قال إميان باللو ورسولو قال قيل ث ماذا قال ث الهاد رور ف سبيل اللو قيل ث ماذا قال ث حج مب

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ث نا أبو كريب ح ث نا أبو سلمة عن أب حد د بن عمرو حد ث نا عبدة بن سليمان عن مم د ىري رة قال

ر قال إمي ان سئل رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أي العمال أفضل أو أي العمال خي ورسولو قيل ث أي شيء قال الهاد سنام العمل قيل ث أي شيء يا رسول اللو قال باللو

رور ث حج مب ب قال أبو عيسى ىذا حديث حسن صحيح قد روي من غي وجو عن أب ىري رة عن الن

25صلى اللو عليو وسلم

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib berkata, telah menceritakan

kepada kami Abdah bin Sulaiman dari Muhammad bin Amru berkata,

telah menceritakan kepada kami Abu Salamah dari Abu Hurairah ia

berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya, "Amal

apa yang paling utama, atau ia mengatakan, "Amal apa yang paling baik?"

beliau menjawab: "Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Dikatakan,

"Lalu apa lagi?" beliau menjawab: "Jihad, ia adalah puncak sebuah amal."

Dikatakan, "Wahai Rasulullah, lalu apa lagi?" beliau menjawab: "Haji

mabrur." Abu Isa berkata, "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini

telah diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam dengan banyak jalur."

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Turmużī, Abū Kuraib, „Abdah bin

Sulaimān, Muḥammad bin „Amrū, Abū Salamah dan Abū Hurairah. Kata-kata

25

Muhammad bin Isa al-Turmużī, Jami‘ al-Ṣaḥīḥ Sunan al-Turmużī, Jilid IV, (Beirut:

Dar Ihya al-Turas al-„Arabi), hlm. 185.

Page 119: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

105

yang digunakan para periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz

penerimaan dan penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā, ‘an dan qāla.

a) al-Turmużī

Nama : Muḥammad bin „Īsa bin Saurah bin Mūsa bin al-Ḍaḥḥāk al-

Sulamī.26

Kuniyah : Abū „Īsa

Kategori : Orang yang mengikuti tabi‟ al-tabiīn periode akhir.27

Lahir : 210 H.28

Wafat : 279 H. di Tirmidz.29

Guru : Aḥmad bin Manī‟ bin Abdirrahman, Naṣr bin „Alī al-Jahḍamī,

Muḥammad bin al-‘Alā’ bin Kuraib, dll.30

Murid : Abū Bakr Ahmad bin Ismā‟īl bin „Amir al-Samarqandī,

Aḥmad bin „Alī al-Maqra‟ī, dll.31

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar menilai sebagai salah satu pemimpin dalam hadis,32

al-Żahabi menilai sebagai al-ḥāfiẓ.33

26

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 250. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 387. 27

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 250. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 387. 28

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, (Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1405 H/1985 M), Juz. XIII, hlm.271. 29

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 250. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 388. 30

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIII, hlm.271. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb,

Juz. IX, hlm. 387. 31

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 251. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 387. 32

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 387. 33

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIII, hlm. 270

Page 120: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

106

b) Abū Kuraib

Nama : Muḥammad bin al-„Alā‟ bin Kuraib.34

Kuniyah : Abū Kuraib.35

Kategori : Tabi„ut Atba„ kalangan tua.

Tempat Tinggal : Kufah.

Lahir : 161 H.36

Wafat : 247 H.37

Guru : Ibrāhīm bin Ismā„īl, Ibrāhīm bin Yazīd, Ibrāhīm bin Yūsuf,

Isḥāq bin Sulaimān, Isḥāq bin Manṣūr, Ismā„īl bin Ṣabīḥ, al-

Aswad bin Āmir, Bakar bin „Abdurraḥman, Ḥātim bin Isma„īl,

Ḥusain bin „Alī al-Ja„farī, ‘Abdah bin Sulaimān, dll.38

Murid : al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāwud, al-Turmużī, al-Nasā‟ī, Ibn

Mājah, dll.39

Komentar Ulama : Abū Ḥātim: ṣadūq, al-Nasā‟ī: la ba’sa bih, Ibn Ḥibbān

disebutkan dalam al-ṡiqāt. Maslamah bin Qasim: kūfī ṡiqah.40

34

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 243. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 385. 35

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 243. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 385. 36

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XI, hlm. 394. 37

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 248. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 386. 38

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 243-245. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm.

385. 39

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 245-246. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm.

385-386. 40

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 247. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 386.

Page 121: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

107

c) ‘Abdah bin Sulaimān

Nama : „Abdah bin Sulaimān.41

Kuniyah : Abū Muḥammad.42

Kategori : Tabi„ut Tabi„īn kalangan pertengahan.

Tempat Tinggal : Kufah.

Lahir : -

Wafat : 187 H.43

Guru : Ismā„īl bin Abī Khālid, Ḥārisah bin Abī al-Rijāl, Ḥajjāj bin

Dīnār, Sa„īd bin Abī „Arūbah, Safyān al-Ṡaurī, Ṭalḥah bin

Yahya bin Ṭalḥah, „Abdurraḥman bin Ziyād, Abdul „Azīz in

„Umar, Muḥammad bin ‘Amrū bin ‘Alqamah bin Waqāṣ,

dll.44

Murid : Ibrāhīm bin Mūsa, Aḥmad bin Ḥanbal, Isḥāq bin Ibrāhīm bin

Ḥabīb, Isḥāq bin Ismā„īl, al-Ḥasan bin Ismā„īl, Abū Sa„īd

„Abdullah bin Sa„id, „Abdullah bin „Umar bin Abān,

Muḥammad bin al-‘Alā’ bin Kuraib, dll.45

Komentar Ulama : Aḥmad bin Ḥanbal : ṡiqatu ṡiqah, Yahya bin Ma„īn: ṡiqah, al-

„Ajli: al-ṡiqah, Muḥammad bin Sa„ad: ṡiqah.46

41

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 530. 42

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 530. 43

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 533. 44

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 531-532. 45

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 532. 46

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 533.

Page 122: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

108

d) Muḥammad bin ‘Amrū

Nama : Muḥammad bin „Amrū bin „Alqamah bin Waqāṣ.47

Kuniyah : Abū „Abdullah.48

Kategori : Tabi„īn kalangan pertengahan.

Tempat Tinggal : Madinah

Lahir : -

Wafat : 145 H.49

Guru : Ibrāhīm bin „Abdullah bin Ḥunain, Ibrāhīm bin „Abdurraḥman

bin „Auf, Khālid bin „Abdullah bin Ḥarmalah, Dīnār Ai

Abdullah, Sālim bin „Abdullah, Sa„ad bin Saíd, Sa„id bin al-

Ḥāriṡ, ‘Abdullah bin ‘Abdurraḥman bin ‘Auf, dll.50

Murid : Asbāṭ bin Muḥammad, Ismā„īl bin Ja„far, al-Ḥasan bin Ṡāliḥ,

Ḥammād bin Salamah, Abū al-Aswad Ḥamīd bin al-Aswad,

Khāid bin al-Ḥāriṡ, Khālid bin „Abdullah, Sa„īd bin Āmir,

Safyān al-Ṡaurī, „Ibād bin „Ibād, ‘Abdah bin Sulaimān, dll.51

Komentar Ulama : Abū Ḥātim: ṣāliḥ al-ḥadīṡ, al-Nasā;ī: laisa bihi ba’s, Abū

Aḥmad bin Adi: ṣāliḥ al-ḥadīṡ, Ibn Ḥibbān disebutkan dalam

47

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 212. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 375. 48

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 213. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 375. 49

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 217. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 376. 50

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 213-214. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm.

375. 51

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 214-215. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm.

375-376.

Page 123: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

109

al-ṡiqāt, Yahya bin Ma„īn: ṡiqah, Ibn Mubārak: laisa bihi

ba’s.52

e) Abū Salamah

Nama : Abdullah bin „Abdurraḥman bin „Auf.53

Kuniyah : Abū Salamah.54

Kategori : Tabi„īn kalangan pertengahan.

Tempat Tinggal : Madinah.

Lahir :

Wafat : 94 H.55

Guru : Usamah bin Zaid, Anas bin Mālik, Bisr bin Sa„īd, Jābir bin

„Abdullah, Ja„far bin „Amrū, Ḥassān bin Ṡābit al-Anṣārī, Rāfi„

bin Khadīj, Rabi„ah bin Ka„ab, Zaid bin Ṣābit, Zaid bin Kḥālid,

„Abdullah bin Sallām, ‘Abdurraḥman bin Ṣakhr, dll.56

Murid : Ismā„īl bin Umayah, al-Aswad bin al-„Alā‟, Ja„far bin Rabī„ah,

al-Ḥāris bin „Andurraḥman, al-Ḥasan bin Yazīd Abu Yūnus,

Sa„ad bin Ibrāhīm bin „Abdurraḥman, Sa„īd bin Khālid, Sa„īd

52

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVI,

hlm. 217. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 376. 53

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIII, hlm. 370. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 115. 54

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIII, hlm. 371. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 115. 55

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIII, hlm. 376. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 116. 56

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIII, hlm. 371-372. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz.

XII, hlm. 115.

Page 124: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

110

bin Ziyād, Muḥammad bin ‘Amrū bin ‘Alqamah bin

Waqāṣ, dll.57

Komentar Ulama : Muḥammad bin Sa„ad: ṡiqah, Abū Zur„ah: ṡiqah imam, Ibn

Ḥibbān disebutkan dalam al-ṡiqāt, 58

f) Abū Hurairah

Nama : „Abdurraḥman bin Ṣakhr.59

Kuniyah : Abū Hurairah.60

Kategori : Sahabat

Tempat Tinggal : Madinah

Lahir : -

Wafat : 57 H.61

Guru : Nabi Muḥammad Saw., Ubai bin Ka„ab, Usāmah bin Zaid, bin

Ḥāris, „Umar bin al-Khaṭṭāb, Abū Bakar al-Ṣiddīq, „Āisyah,

Ka„ab bin al-Ahbās, dll.62

57

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIII, hlm. 372-374. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz.

XII, hlm. 115-116. 58

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIII, hlm. 374-375. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz.

XII, hlm. 116-117. 59

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 366. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 262. 60

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 366. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 262. 61

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 378. 62

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 367.

Page 125: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

111

Murid :Ibrāhīm bin Ismā„īl, Ibrāhīm bin „Abdullah bin Ḥunain, Anas

bin Mālik, Ṡābit bin Qais, Jāir bin „Abdullah, Ma„bad bin

„Abdullah bin Hisyām, dll.63

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar “Sahabat”

Dari paparan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis yang diteliti

memenuhi kriteria kesahihan sanad hadis, karena diriwayatkan oleh periwayat

hadis yang ’adil dan ḍābiṭ, muttaṣil (bersambung) sanad terjadi proses guru dan

murid atau sanadnya bersambung dari awal sampai akhir, terhidal dari ‘illat dan

syaż.

3. Hadis Ketiga

ةساعة ف سبيل اللو خ ر من خسني حج 64ي

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, penulis tidak menemukan hadis yang lafaznya sama

dengan lafaz hadis tersebut di atas. Demikian juga dengan menggunakan metode

takhrīj mauḍu’ dengan menggunakan kitab Miftah Kunuz al-Sunnah, penulis juga

tidak menemukan hadis di atas baik secara lafaz maupan yang semakna. Namun

berdasarkan penelusuran menggunakan menggunakan metode takhrīj mauḍu’

dengan menggunakan kitab Kanz al-‘Ummāl, penulis menemukan hadis di atas

63

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 367.-379. 64

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 37.

Page 126: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

112

baik diriwayatkan oleh al-Dailamī dari Ibn „Umar.65

Sedangkan penelusuran

dengan munggunakan bantuan CD al-Maktabah al-Syāmilah, penulis menemukan

hadis tersebut dalam Itḥāf al-Khairat al-Maharrat bi Zawāidi al-Masānid al-

‘Asyarah karya imam al-Ḥāfiẓ al-Buṣīrī (w. 840 H) kitab jihad, bab niat jihad.66

b. Kegiatan Penelitian Sanad

: وث نا إب راىيم بن سعيد الو د بن أب قال أبو ي على الموصلي ، ثنا أبو ت وبة، ثنا مم ىريهما -بكر الليل، عن طاوس ومكحول، عن ابن عمر ي اللو عن -قال رسول اللو -ر

ة".-صلى اللو عليو وسلم ر من خسني حج : ساعة ف سبيل اللو خي

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Dailamī dari jalur Abū Ya„lā dari

Ibrāhīm bin Sa„īd al-Jauharī, Abū Taubah, Muḥāmmad bin Bukair al-Halālī,

Ṭāwus dan Makhūl, Ibn „Umar. Kata-kata yang digunakan para periwayat untuk

taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz penerimaan dan penyampaian riwayat)

tersebut adalah ḥaddaṡanā, ‘an dan qāla.

a. Abū Ya‘lā al-Mauṣilī

Nama : Aḥmad bin „Alī bin al-Muṡannī bin Yahya bin „Īsa bin Hilāl.67

Kuniyah : Abū Ya„lā.68

Kategori : Tabi„ut Atba„ kalangan pertengahan.

Tempat Tinggal : Basyrah, Baghdad, Kufah.

65

„Alā‟uddin „Alī bin Ḥisāmuddīn al-Hindī, Kanz al-‘Ummāl fi Sunan al-Aqwāl wa al-

Af‘āl, (Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1401 H/1981 M), Juz IV, hlm. 318. 66

Al-Ḥāfiẓ al-Buṣīrī, Itḥāf al-Khairat al-Maharrat bi Zawāidi al-Masānid al-‘Asyarah,

(Riyad: Dār al-Watan li al-Nasyar, 1420 H/ 1999 M), Juz. V, hl. 95. 67

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm. 174. 68

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm. 174.

Page 127: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

113

Lahir : 210 H.69

Wafat : 307 H.70

Guru : Aḥmad bin Ḥātim al-Ṭawīl, Aḥmad bin Jamīl, Aḥmad bin Īsa,

Aḥmad bin Ibrāhīm al-Mauṣilī, Aḥmad bin Manī„, Aḥmad bin

Muḥammad bin Ayyūb, Ibrāhīm bin al-Ḥajjāj, Ibrāhīm bin

„Abdullah, Ibrāhīm bin Sa„īd, dll.71

Murid : Abū Ḥatim bin Ḥibbān, Abū „Alī al-Ḥāfiẓ, Yūsuf al-Mayānajī,

Ḥamzah bin Muḥammad, Abū Bakar Aḥmad bin Ibrāhīm, Abū

Aḥmad „Abdullah bin „Adī, Muḥammad bin al-Naḍar, Naṣar

bin Aḥmad, Abū „Amrū bin Ḥamdān, dll.72

Komentar Ulama : al-Ḥākim: ṡiqah ma’mūn, Ibn Ḥibbān disebutkan dalam al-

ṡiqāṭ.73

b. Ibrāhīm bin Sa‘īd al-Jauharī

Nama : Ibrāhīm bin Sa„īd.74

Kuniyah : Abū Isḥāq.75

Kategori : Tabi„ut Atbā„ kalangan tua

Tempat Tinggal : Baghdad

69

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm. 174. 70

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm. 180. 71

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm. 174-177. 72

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm. 177-178. 73

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm. 179. 74

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. II, hlm.

95. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. 1, hlm. 123. 75

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. II, hlm.

95. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. 1, hlm. 123.

Page 128: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

114

Lahir : -

Wafat : 249 H.76

Guru : Aḥmad bin Isḥāq, Azhar bin Sa„ad, Ismā„īl bin Abī Auyas, al-

Aswad bin Āmir Syażani, Ḥajāj bin Muḥammad, Ḥusain bin

Muḥammad, Abū Usāmah Ḥammād bin Usāmah, Khalaf bin

Tamīm, Abū Taubah al-Rabī„ bin Nāfi„, dll.77

Murid : Muslim, Abū Dāwud, al-Turmużī, al-Nasā‟ī, Ibn Mājah, Abū

„Abdul Malik Aḥmad bin Ibrāḥīm, Aḥmad bin „Alī bin

Muslim, Abū al-Ḥasan Aḥmad bin „Umair bin Yūsuf, Aḥmad

bin Muḥammad bin al-Ṣabāḥ, Abū Bakar Aḥmad bin

Muḥammad bin „Umar, Aḥmad bin „Alī bin al-Muṡannī, dll.78

Komentar Ulama : Abū Ḥātim: ṣadūq, al-Nasā‟ī: ṡiqah, al-Khaṭīb: ṡiqah.79

c. Abū Taubah

Nama : al-Rābi„ bin Nafi„.80

Kuniyah : Abū Taubah.81

Kategori : Tabi„ut Atba„ kalangan tua

Tempat Tinggal : Thabariyah

Lahir : -

76

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. II, hlm.

97. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. 1, hlm. 124. 77

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. II, hlm.

95-96. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. 1, hlm. 123. 78

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. II, hlm.

96-97. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. 1, hlm. 123-124. 79

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. II, hlm.

97. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. 1, hlm. 124. 80

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. IX,

hlm. 103. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 251. 81

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. IX,

hlm. 103. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 251.

Page 129: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

115

Wafat : 241 H.82

Guru : Abū Isḥāq Ibrāḥīm bin Muḥammad, Ismā„ī bin „Iyās, Busyair

bin Ṭalḥah, al-Ḥusain bin Ṭalḥah, al-Ḥakam bin Ẓahīr, Abū

Usāmah Ḥammād bin Usāmah, al-Rabī„ bin Badar, Sa„īd bin

„Abdurraḥman, Ibrāḥīm bin Sa„ad, dll.83

Murid : Abū Dāwud, Ibrāhīm bin Ya„qūb, Aḥmad bin Ibrāhīm, Aḥmad

bin Isḥāq, Aḥmad bin Khalīd, Aḥmad bin Muḥammad bin

Ḥanbal, Abū Bakar Aḥmad bin Muḥammad, Ismā„īl bin

Mas„ad, al-Ḥasan bin al-Ṣabāh, Ibrāhīm bin Sa„īd, dll.84

Komentar Ulama : Abū Hatīm: ṡiqah ṣadūq, Ya„qūb bin Syaibah: ṡiqah ṣadūq,

Ibn Ḥibbān: disebutkan dalam al-ṡiqāt.85

d. Muḥāmmad bin Bukair al-Halālī

Nama : -

Kuniyah :-

Kategori : -

Tempat Tinggal :-

Lahir : -

Wafat : -

Guru : -

82

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. IX,

hlm. 106. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 252. 83

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. IX,

hlm. 104-105. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm.

251-252. 84

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. IX,

hlm. 105. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 252. 85

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. IX,

hlm. 106. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 252.

Page 130: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

116

Murid : -

Komentar Ulama : -

Komentar Ulama :

e. Makḥūl

Nama : Makḥūl al-Syāmi.86

Kuniyah : „Abū „Abdullah.87

Kategori : Tabi`ul Atba` kalangan biasa

Tempat Tinggal : Syam

Lahir : -

Wafat : 113 H.88

Guru : Nabi Muḥammad Saw., Anas bin Mālik, Jubair bin Nufair, al-

Ḥāriṡ bin al-Ḥāriṡ, Sa„īd bin al-Musayyab, Sulaimān binYasār,

„Abdurraḥman bin Salāmah, „Irāk bin Mālik, „Amrū bin

Syu„aib, Ubai bin Ka`ab bin Qais, „Abdullah bin „Umar dll.89

86

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. X, hlm. 289. Lihat juga

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVIII, hlm. 464. 87

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. X, hlm. 289. Lihat juga

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVIII, hlm. 464. 88

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. X, hlm. 292. Lihat juga

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVIII, hlm. 473. 89

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. X, hlm. 290. Lihat juga

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVIII, hlm. 465-

466.

Page 131: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

117

Murid : Ibrāhīm bin Abī Ḥanīfah, Usāmah bin Zaid, Ismā„īl bin Abī

Bakar, Ṡābit bin Ṡaubān, Ḥamīd bin Muslim, Ḥamīd bin Ṭawīl,

„Abdurraḥaman bin „Amrū bin Abī `Amrū, dll.90

Komentar Ulama : Al-„Ajli : Ṡiqah, Ibn Khurāsy : Ṣadūq, Abū Ḥātim : orang yang

paling faqih di syam pada masanya, Ibn Ḥibbān : disebutkan

dalam “al-ṡiqāt”, Ibn Yūnus : Faqih „Alim.91

f. Ibn ‘Umar

Nama : „Abdullah bin „Umar bin al-Khaṭṭab bin Nufail92

Kuniyah : Abū „Abdurraḥman.93

Kategori : Sahabat

Tempat Tinggal : Madinah

Lahir :

Wafat : 73 H.94

Guru : Nabi Muḥammad Saw, Bilāl, Rāfi„ bin Khadīj, Zaid bin Ṡābit,

Zaid bin al-Khaṭṭāb, Sa„ad bin Abī Waqās, Āmir bin Rabī„ah,

„Abdullah bin Mas„ūd, „Uṡmān bin Ṭalḥah, dll.95

Murid : Ādam bin „Alī, Ismā„īl bin „Abdurraḥman, Umayah bin

„Abdullah bin Khālid, Anas bin Sairain, Abū „Amrū Basyar

90

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. X, hlm. 290. Lihat juga

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXVIII, hlm. 466-

468. 91

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. X, hlm. 291. 92

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XV,

hlm. 333. 93

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XV,

hlm. 333. 94

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XV,

hlm. 340. 95

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XV,

hlm. 333.

Page 132: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

118

bin Ḥarab, Bakar bin „Abdullah, Bilāl bin „Abdullah bin

„Umar, Ṡābit bin Aslam, Ṡābit bin „Ubaid, Makhūl, dll.96

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar: Ṣahabat, al-Żahabī: Ṣahabat.

Menurut al-Bānī hadis ini ḍa„īf dari jalur Abū Ya„lā dari Ibrāhīm bin

Sa„īd al-Jauharī, Abū Taubah, Muḥāmmad bin Bukair al-Halālī, Ṭāwus dan

Makhūl, Ibn „Umar. Sanad ini dianggap ḍa„īf, karena Muḥāmmad bin Bukair al-

Halālī tidak dikenal. Menurut Muḥammad „Ajaj al-Khaṭīb riwayat perawi yang

tidak diketahui hal-ihwalnya (mastur al-hal) tidak bisa dinilai secara tegas

diterima atau ditolak riwayatnya, tetapi harus ditangguhkan sampai keadaannya

menjadi jelas, ini sebagaimana pendapat Ibn Ḥajar dan merupakan pendapat yang

baik.97

4. Hadis Keempat

ة ر من خسني حج 98 لسفرة ف سبيل اهلل خي

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, penulis tidak menemukan hadis yang lafaznya sama

dengan lafaz hadis tersebut di atas. Demikian juga dengan menggunakan metode

takhrīj mauḍu’ dengan menggunakan kitab Miftah Kunuz al-Sunnah, penulis juga

tidak menemukan hadis di atas baik secara lafaz maupan yang semakna. Namun

berdasarkan penelusuran menggunakan menggunakan metode takhrīj mauḍu’

96

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XV,

hlm. 334-338. 97

Muḥammad „Ajaj al-Khatīb, Ushul al-Ḥadīṡ-Pokok-pokok Ilmu Ḥadīṡ, Penterjemah,

Qodirun Nur dan Ahmad Musyafiq, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1998), hlm. 242. 98

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 38.

Page 133: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

119

dengan menggunakan kitab Kanz al-‘Ummāl, penulis menemukan hadis di atas

baik diriwayatkan oleh Abū al-Ḥusain al-Ṣaiqalī dari Abū al-Maḍā‟i.99

Sedangkan penelusuran dengan munggunakan bantuan CD al-Maktabah

al-Syāmilah, penulis menemukan hadis tersebut dalam Jāmi‘ al-Aḥādīṡ karya

Jalaluddin al-Suyūtī dan diriwayatkan oleh Abū al-Ḥusain al-Ṣaiqalī dari Abū al-

Maḍā‟i.100

Menurut Jalaluddin al-Suyūṭī hadis ini hadis mauqūf.101

Sedangkan

menurut al-Bānī hadis ini da’īf.102

5. Hadis Kelima

ف ف سبيل اللو ساعة، أفضل من عبادة ستني 103 سنة لقيام رجل ف الص

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, penulis tidak menemukan hadis yang lafaznya sama

dengan lafaz hadis tersebut di atas. Demikian juga dengan menggunakan metode

takhrīj mauḍu’ dengan menggunakan kitab Miftah Kunuz al-Sunnah, penulis juga

tidak menemukan hadis di atas baik secara lafaz maupan yang semakna. Namun

berdasarkan penelusuran menggunakan menggunakan metode takhrīj mauḍu’

dengan menggunakan kitab Kanz al-‘Ummāl, penulis menemukan hadis di atas

baik diriwayatkan oleh al-„Uqailī dan al-Khaṭīb dari „Imrān bin Ḥuṣain.104

99

„Alā‟uddin „Alī bin Ḥisāmuddīn al-Hindī, Kanz al-‘Ummāl fi Sunan al-Aqwāl wa al-

Af‘āl, (Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1401 H/1981 M), Juz IV, hlm. 304. 100

Jalaluddin al-Suyūṭī, Jāmi‘ al-Aḥādīṡ, Juz. XVII, hlm. 357. 101

Jalaluddin al-Suyūṭī, Jāmi‘ al-Aḥādīṡ, Juz. XVII, hlm. 357. 102

Naṣiruddin al-Bānī, Ṣaḥīḥ wa ḍa‘īf al-Jāmi‘ al-Ṣaghīr, Juz. XXI, hln. 219. 103

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 39. 104

„Alā‟uddin „Alī bin Ḥisāmuddīn al-Hindī, Kanz al-‘Ummāl fi Sunan al-Aqwāl wa al-

Af‘āl, (Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1401 H/1981 M), Juz IV, hlm. 304.

Page 134: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

120

Sedangkan penelusuran dengan munggunakan bantuan CD al-Maktabah

al-Syāmilah, penulis menemukan hadis tersebut dalam Jāmi‘ al-Aḥādīṡ karya

Jalaluddin al-Suyūtī dan diriwayatkan oleh al-„Uqailī dan al-Khaṭīb dari „Imrān

bin Ḥuṣain.105

Namun setelah diteliti, penulis tidak menemukan sanad yang

lengkap sehingga penelitian terhenti. Menurut Jalaluddin al-Suyūṭī hadis ini da’īf

sebagaimana dikutib dari kitab al-Ḍu‘afā’ al-Kabīr.106

6. Hadis Keenam

دلن على عمل ي عدل الهاد قال ل أجده قال ىل تستطيع إذا خرج المجاىد أن 107تدخل مسجدك ف ت قوم ول ت فت ر وتصوم ول ت فطر قال ومن يستطيع ذلك

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (جهد) انجهاد108

didapati riwayat dalam kitab

hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Sunan al-Nasā’ī dan Musnad Aḥmad.

ث نا إسحا٤٧٩٩صحيح البخاري (1 ث نا هام : حد ان حد ق بن منصور أخب رنا عفثو أن أبا ىري رة د بن جحادة قال أخب رن أبو حصني أن ذكوان حد ث نا مم حد

ثو قال ي اللو عنو حد راللو عليو وسلم ف قال دلن على عمل ي عدل جاء رجل إل رسول اللو صلى

الهاد قال ل أجده قال ىل تستطيع إذا خرج المجاىد أن تدخل مسجدك ف ت قوم ول ت فت ر وتصوم ول ت فطر قال ومن يستطيع ذلك

أبو ىري رة إن ف رس المجاىد ليست ف طولو ف يكتب لو حسنات قال

105 Jalaluddin al-Suyūṭī, Jāmi‘ al-Aḥādīṡ, Juz. XVII, hlm. 454.

106 Jalaluddin al-Suyūṭī, Jāmi‘ al-Aḥādīṡ, Juz. XVII, hlm. 454.

107 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 39. 108

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz I, hlm. 389.

Page 135: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

121

ث نا ٥١٩٩سنن النسائي (2 ان قال حد ث نا عف : أخب رنا عب يد اللو بن سعيد قال حدد بن جحادة ق ث نا مم ثو أن أبا هام قال حد ثن أبو حصني أن ذكوان حد ال حد

ثو قال ىري رة حدجاء رجل إل رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ف قال دلن على عمل ي عدل

خرج المجاىد تدخل مسجدا ف ت قوم ل الهاد قال ل أجده ىل تستطيع إذا ت فت ر وتصوم ل ت فطر قال من يستطيع ذلك

د بن جحادة أن أبا ٦٪٥٪مسند أمحد (3 ث نا مم ث نا هام حد ان حد ث نا عف : حدثو أن ذكوان ثو قال حصني حد ثو أن أبا ىري رة حد حد

جاء رجل إل النب صلى اللو عليو وسلم ف قال يا رسول اللو علمن عمل ي عدل دخل مسجدا الهاد قال ل أجده قال ىل تستطيع إذا خرج المجاىد أن ت

ف ت قوم ل ت فت ر وتصوم ل ت فطر قال ل أستطيع قال قال أبو ىري رة إن ف رس المجاىد يست ف طولو ف يكتب لو حسنات (4

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ث نا إسحاق بن منصور د بن جحادة قال أخب رن حد ث نا مم ث نا هام حد ان حد أخب رنا عفثو قال ي اللو عنو حد ثو أن أبا ىري رة ر أبو حصني أن ذكوان حد

وسلم ف قال دلن على عمل ي عدل الهاد قال جاء رجل إل رسول اللو صلى اللو عليو ل أجده قال ىل تستطيع إذا خرج المجاىد أن تدخل مسجدك ف ت قوم ول ت فت ر وتصوم

ول ت فطر قال ومن يستطيع ذلك 109ة إن ف رس المجاىد ليست ف طولو ف يكتب لو حسنات قال أبو ىري ر

Telah bercerita kepada kami Ishaq bin Manshur telah mengabarkan kepada

kami 'Affan telah bercerita kepada kami Hammam telah bercerita kepada

kami Muhamad bin Juhadah berkata telah bercerita kepadaku Abu Hashin

bahwa Dzakwan bercerita kepadanya bahwa Abu Hurairah radliallahu

'anhu bercerita kepadanya, katanya: "Datang seseorang kepada Rasulullah

shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Tunjukkan kepadaku suatu

amal yang dapat menyamai jihad?" Beliau menjawab: "Aku tidak

109

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ṣaḥīḥ al-Bukhari, hlm. 514.

Page 136: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

122

menemukannya ". Beliau melanjutkan: "Apakah kamu sanggup jika

seorang mujahid keluar berjihad sedangkan kamu masuk ke dalam

masjidmu lalu kamu tegakkan ibadah tanpa henti dan kamu berpuasa tanpa

berbuka?" Orang itu berkata: "Mana ada orang yang sanggup berbuat

begitu". Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata: "Sesunguhnya kuda

seorang mujahid yang dikekang talinya untuk berperang akan ditulis

sebagai kebaikan".

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Bukhārī, Isḥāq bin Manṣūr, Affān,

Hammām, Muḥammad bin Juḥādah, Abū Ḥaṣīn, Żakwān, dan Abū Hurairah.

Kata-kata yang digunakan para periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ

(lafaz-lafaz penerimaan dan penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā,

akhbaranā, akhbaranī dan ḥaddasa.

Sebagaimana sebelumnya, bila suatu hadis terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim atau terdapat pada salah satu dari keduanya, maka

tidak perlu dibahas lagi. Baik kaitannya dengan sanad maupun matan. Hal ini

dikarenakan mayoritas ulama hadis telah menerima riwayat keduanya dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah ṣaḥīḥ.

7. Hadis Ketujuh

ل ما ي عدل الهاد قال إنكم ل تستطيعونو ف ردوا عليو مرت ني أو ثلثا كل ذلك ي قول ائم الذي ل ي فت ر تستطيعونو ف قال ف الثالثة مثل المجاىد ف سبيل اللو م ثل القائم الص

110من صلة ول صيام حت ي رجع المجاىد ف سبيل اللو

110 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 39.

Page 137: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

123

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (عدل) يعدل,111

(فتر) يفتر 112

didapati riwayat

dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan al-Turmużī, dan Musnad Aḥmad..

a) ث نا سعيد بن منصور حد ٥٦٫١صحيح مسلم ث نا خالد بن عبد اللو : حد الواسطي عن سهيل بن أب صالح عن أبيو عن أب ىري رة قال

قيل للنب صلى اللو عليو وسلم ما ي عدل الهاد ف سبيل اللو عز وجل قال ل نو قال فأعادوا عليو مرت ني أو ثلثا كل ذلك ي قول ل تستطيعونو وقال تستطيعو

ائم القائم القانت بآيات اللو ل ف الثالثة مثل المجاىد ف سبيل اللو كمثل الص صلة حت ي رجع المجاىد ف سبيل اللو ت عال ي فت ر من صيام ول

ث نا جرير ر بن حرب حد ثن زىي ث نا أبو عوانة ح و حد ث نا ق ت يبة بن سعيد حد حدث نا أبو معاوي ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد ة كلهم عن سهيل بذا ح و حد

سناد نوه الb) ث نا أبو عوانة عن سهيل بن ٥٧٦٦سنن الرتمذي ث نا ق ت يبة بن سعيد حد : حد

أب صالح عن أبيو عن أب ىري رة قال هاد قال إنكم ل تستطيعونو ف ردوا عليو مرت ني أو قيل يا رسول اللو ما ي عدل ال

ثلثا كل ذلك ي قول ل تستطيعونو ف قال ف الثالثة مثل المجاىد ف سبيل اللو ائم الذي ل ي فت ر من صل ة ول صيام حت ي رجع المجاىد ف مثل القائم الص

سبيل اللو فاء وعبد اللو بن حبشي وأب موسى وأب سعيد وأم مالك وف الباب عن الش

وجو عن أب ىري رة الب هزية وأنس وىذا حديث حسن صحيح وقد روي من غي عن النب صلى اللو عليو وسلم

111

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz IV, hlm. 152. 112

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 56.

Page 138: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

124

c) ث نا سهيل عن أبيو عن أب ىري رة ٫٥٥٨مسند أمحد ث نا أبو معاوية قال حد : حد قال

هاد ف سبيل اللو قال ل تطيقونو مرت ني قالوا يا رسول اللو أخبنا بعمل ي عدل ال أو ثلثا قال قالوا أخبنا ف لعلنا نطيقو قال مثل المجاىد ف سبيل اللو كمثل

ائم القائم القانت بآيات اللو ل ي فت ر من صيام ول صلة حت ي رجع الص المجاىد إل أىلو

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ث نا أبو عوانة عن سهيل بن أب صالح عن أبيو عن أب ىري ث نا ق ت يبة بن سعيد حد رة حد قال

ي عدل الهاد قال إنكم ل تستطيعونو ف ردوا عليو مرت ني أو ثلثا كل قيل يا رسول اللو ما ا ئم ذلك ي قول ل تستطيعونو ف قال ف الثالثة مثل المجاىد ف سبيل اللو مثل القائم الص

ر من صلة ول صيام حت ي رجع المجاىد ف سبيل اللو الذي ل ي فت فاء وعبد اللو بن حبشي وأب موسى وأب سعيد وأم مالك الب هزية وف الباب عن الش

من غي وجو عن أب ىري رة عن النب صلى وأنس وىذا حديث حسن صحيح وقد روي 113اللو عليو وسلم

Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah

menceritakan kepada kami Abu Awanah dari Suhail bin Abu Shalih dari

Bapaknya dari Abu Hurairah ia berkata, "Ditanyakan kepada Rasulullah,

"Wahai Rasulullah, amalan apa yang bisa menyamai jihad?" beliau

menjawab: "Kalian tidak akan mampu." Mereka lalu mengulangi

pertanyaan tersebut hingga dua atau tiga kali. Dan setiap itu pula beliau

menjawab: "Kalian tidak akan mampu." Dan pada kali ketiganya beliau

bersabda: "Permisalan seorang mujahid di jalan Allah seperti seorang yang

berdiri shalat dan puasa, ia tidak pernah berhenti dari shalat dan puasanya

hingga orang yang berjihad di jalan Allah kembali dari medan perang." Ia

berkata, "Dalam bab ini juga ada hadits dari Asy Syifa', Abdullah bin

Hubsyi, Abu Musa, Abu Sa'id, Ummu Malik Al Bahziyah dan Anas. Dan

hadits ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini telah diriwayatkan dari Abu

Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan banyak jalur."

113

Muhammad bin Isa al-Turmużī, Jami‘ al-Ṣaḥīḥ Sunan al-Turmużī, Jilid VI, hlm. 160.

Page 139: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

125

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Turmūżī, Qutaibah bin Sa„īd, Abū

„Awānah, Suhail bin Abī Ṣāliḥ, Abū Ṣāliḥ dan Abū Hurairah. Kata-kata yang

digunakan para periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz

penerimaan dan penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā, ‘an dan qāla.

a) al-Turmūżī

Nama : Muḥammad bin „Īsa bin Saurah bin Mūsa bin al-Ḍaḥḥāk al-

Sulamī.114

Kuniyah : Abū „Īsa

Kategori : Orang yang mengikuti tabi‟ al-tabiīn periode akhir.115

Lahir : 210 H.116

Wafat : 279 H. di Tirmidz.117

Guru : Aḥmad bin Manī‟ bin Abdirrahman, Naṣr bin „Alī al-Jahḍamī,

Qutaibah bin Sa‘īd bin Jamīl bin Ṭarīf, dll.118

Murid : Abū Bakr Ahmad bin Ismā‟īl bin „Amir al-Samarqandī,

Aḥmad bin „Alī al-Maqra‟ī, dll.119

114

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXVI, hlm. 250. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX,

hlm. 387. 115

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXVI, hlm. 250. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX,

hlm. 387. 116

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIII, hlm.271. 117

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXVI, hlm. 250. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX,

hlm. 388. 118

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIII, hlm.271. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb,

Juz. IX, hlm. 387. 119

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXVI, hlm. 251. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX,

hlm. 387.

Page 140: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

126

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar menilai sebagai salah satu pemimpin dalam hadis,120

al-Żahabi menilai sebagai al-ḥāfiẓ.121

b) Qutaibah bin Sa‘īd

Nama : Qutaibah bin Sa„īd bin Jamīl bin Ṭarīf.122

Kuniyah : Abū Rajā‟.123

Kategori : Tabi„ut Atba„ kalangan tua

Tempat Tinggal :Himsh

Lahir :150 H.124

Wafat : 240 H.125

Guru : Ibrāhīm bin Sa„īd, Isḥāq bin „Īsa, Ismā„īl bin Ja„far, Ayyūb bin

Jābir, Jābir bin Marzūq, Jarīr bin „Abdul Ḥamīd, Ja„far bin

Sulaimān, Ḥātim bin Ismā‟īl, al-Waḍḍāḥ bin ‘Abdullah,

dll.126

Murid : al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāwud, al-Turmużī, al-Nasā‟ī,

dll.127

Komentar Ulama : Abū Ḥatīm: ṡiqah, al-Nasā‟ī: ṡiqah, Yahya bin Ma„īn: ṡiqah.128

120

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IX, hlm. 387. 121

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIII, hlm.270 122

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 523. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 358. 123

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 523. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 358. 124

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 537. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 360. 125

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 537. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 360. 126

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 524-527. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm.

358-359. 127

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 527-528. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm.

359.

Page 141: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

127

c) Abū ‘Awānah

Nama : al-Waḍḍāḥ bin „Abdullah.129

Kuniyah : Abū „Awānah.130

Kategori : Tabi„ūt Tabibi„īn kalangan pertengahan.

Tempat Tinggal : Bashrah.

Lahir : -

Wafat : 176 H.131

Guru : Ibrāhīm bin Muḥammad, Ismā„īl bin Sālim, al-Aswad bin Qais,

Jābir bin Yazīd, Abū Basyar Ja„far bin Abī Wahsyiyah, Huṣain

bin „Abdurraḥman, al-Ḥakam bin „Utaibah, Ḥammād bin Abī

Sulaimān, Suhail bin Abī Ṡāliḥ, dll.132

Murid : Ibrāhīm bin al-Ḥajjāj, Aḥmad bin Isḥāq, Ismā„īl Ibn „Alyah,

Ḥāmid bin „Umar, Ḥibbān bin Ḥilāl, Khālid bin Khadasy,

Sa„īd bin Manṣūr, Sahal bin Bakār, Ṣāliḥ bin „Abdullah,

„Abdurraḥman bin al-Mubārak, Qutaibah bin Sa‘īd, dll.133

Komentar Ulama : „Affān bin Muslim: ṡabat, al-„Ajli: ṡiqah, Abū Ḥātim: ṣadūq

ṡiqah, Ya„qūb bin Syaibah: ṡabat ṣāliḥ, Abū Zur„ah: ṡiqah, Ibn

Sa„ad: ṡiqah ṣadūq.134

128

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 529. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 360. 129

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXX,

hlm. 441. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XI, hlm. 116. 130

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXX,

hlm. 441. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XI, hlm. 116. 131

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXX,

hlm. 448. 132

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXX,

hlm. 442-444. 133

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXX,

hlm. 444-445. 134

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXX,

hlm. 446-447.

Page 142: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

128

d) Suhail bin Abī Ṣāliḥ

Nama : Suhail bin Abī Ṡāliḥ.135

Kuniyah : Abū Yazīd.136

Kategori : Tabi„īn (tidak jumpa sahabat)

Tempat Tinggal : Madinah.

Lahir : -

Wafat : 138 H.137

Guru : al-Ḥāriṡ bin Makhlad, Ḥabīb bin Ḥasān, Rabi„ah bin Abī

„Abdirraḥman, Sa„īd bin „Abdirraḥman bin Abī Sa„īd,

Sulaiman al-A„masy, Ṣafwān bin Abī Yazīd, Āmir bin

„Abdillah, „Abdullah bin Dīnār, Abū Ṣāliḥ Żakwān, dll.138

Murid : Abū Isḥāq Ibrāhīm bin Muḥammad, Ismā„īl bin Ja„far, Ismā„īl

bin Zakariya, Jarīr bin Ḥāzim, Jarīr bin „Abdul Ḥamīd,

Ḥammād bin Zaid, Khālid bin „Abdullah, Abū al-Aswad

Ḥamīd bin al-Aswad, Waḍḍaḥ bin ‘Abdullah, dll.139

Komentar Ulama : al-„Ajli: ṡiqah, Abū Ḥātim: ṣadūq ṡiqah, al-Nasā‟ī: laisa bihi

ba’s. Maslamah bin Qasim: ṡiqah. Ibn Ḥibbān disebutkan

dalam al-ṡiqāt.140

135

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XII,

hlm. 223. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 263. 136

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XII,

hlm. 223. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 263. 137

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 264. 138

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XII,

hlm. 223-224. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

263. 139

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XII,

hlm. 224-225. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

263. 140

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XII,

hlm. 227. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 263-

264.

Page 143: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

129

e) Abū Ṣāliḥ

Nama : Żakwān.141

Kuniyah : Abū Ṣāliḥ.142

Kategori : Tabi„īn kalangan pertengahan

Tempat Tinggal : Madinah

Lahir : -

Wafat : 101 H.143

Guru : Jābir bin „Abdullah, Sa„ad bin Abī Waqāṣ, Sa„īd bin Jubair,

„Abdullah bin Ibrāhīm, „Abdullah bin „Abbās, „Abdullah bin

„Umar bin al-Khaṭṭāb, „Aṭā‟ bin Yazīd, Mālik al-Dār, „Aqīl bin

Abī Ṭālib, ‘Abdurraḥman bin Ṣakhr, dll.144

Murid : Ibrāhī bin Abī Maimunah, Isḥāq bin „Abdillah bib Abī Ṭalḥah,

Ismā„īl bin Abī Khālid,Ḥabīb bin Abī Ṡābit, Ḥakīm bin Jubair,

Zaid bin Aslam, Suhail bin Abī Ṣāliḥ, dll.145

Komentar Ulama : Aḥmad bin Ḥanbal : ṡiqatun ṡiqah, Abū Zur„ah: mustaqī al-

Ḥadīṡ, Abū Ḥātim: ṣālih al-Ḥadīṡ, Muḥammad bin Sa„ad:

ṡiqah.146

141

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. VIII,

hlm. 513. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 219. 142

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. VIII,

hlm. 513. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 219. 143

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. VIII,

hlm. 517. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 220. 144

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. VIII,

hlm. 514. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm. 219. 145

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. VIII,

hlm. 514-515. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm.

219. 146

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. VIII,

hlm. 515-516. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. III, hlm.

219.

Page 144: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

130

f) Abū Hurairah

Nama : „Abdurraḥman bin Ṣakhr.147

Kuniyah : Abū Hurairah.148

Kategori : Sahabat

Tempat Tinggal : Madinah

Lahir : -

Wafat : 57 H.149

Guru : Nabi Muḥammad Saw., Ubai bin Ka„ab, Usāmah bin Zaid, bin

Ḥāris, „Umar bin al-Khaṭṭāb, Abū Bakar al-Ṣiddīq, „Āisyah,

Ka„ab bin al-Ahbās, dll.150

Murid :Ibrāhīm bin Ismā„īl, Ibrāhīm bin „Abdullah bin Ḥunain, Anas

bin Mālik, Ṡābit bin Qais, Jāir bin „Abdullah, Ma„bad bin

„Abdullah bin Hisyām, Żakwān Abī Ṣāliḥ,dll.151

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar “Sahabat”

Dari paparan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis yang

diteliti memenuhi kriteria kesahihan sanad hadis, karena diriwayatkan oleh

periwayat hadis yang ’adil dan ḍābiṭ, muttaṣil (bersambung) sanad terjadi proses

guru dan murid atau sanadnya bersambung dari awal sampai akhir, terhidal dari

‘illat dan syaż.

147

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 366. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 262. 148

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 366. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 262. 149

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 378. 150

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 367. 151

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 367.-379.

Page 145: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

131

8. Hadis Kedelapan

سو ف أي الناس أفضل ف قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم مؤمن ياىد ف سبيل اللو بن عاب ي تقي اللو ويدع الناس من شره 152ومالو قالوا ث من قال مؤمن ف شعب من الش

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (جهد) يجاهد.153

Juga ditemukan beberapa

periwayatan hadis melalui metode Takhrīj al-Mauḍū’ dengan tema “انجهاد”.154

Berdasarkan penelusuran melalui melalui motede alfāẓ dan mauḍū‟, didapati

riwayat dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan al-Turmużī,

Sunan al-Nasā’ī, dan Musnad Aḥmad.

ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزىري قال ٪٤٧٩صحيح البخاري (1 : حدثن عطاء بن يزيد الليثي أن أبا سعي ثو قال حد ي اللو عنو حد د الدري ر

قيل يا رسول اللو أي الناس أفضل ف قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم مؤمن عاب ياىد ف سبيل اللو بن فسو ومالو قالوا ث من قال مؤمن ف شعب من الش

ي تقي اللو ويدع الناس من شره ث نا حيي بن محزة عن ٥٧١٥صحيح مسلم (2 ث نا منصور بن أب مزاحم حد : حد

د بن الوليد الزب يدي عن الزىري عن عطاء بن يز يد الليثي عن أب سعيد مم الدري

أن رجل أتى النب صلى اللو عليو وسلم ف قال أي الناس أفضل ف قال رجل ياىد عاب ي عبد اللو ف سبيل اللو بالو ون فسو قال ث من قال مؤمن ف شعب م ن الش

ربو ويدع الناس من شره

152 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 40. 153

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz 1, hlm. 388. 154

A.J. Wensinck, Miftāh Kunuz al-Sunnah, hlm. 132.

Page 146: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

132

ث نا عبد بن محيد أخب رنا عبد الرزاق أخب رنا معمر عن ٥٧١٤صحيح مسلم (3 : حد الزىري عن عطاء بن يزيد الليثي عن أب سعيد قال

قال رجل أي الناس أفضل يا رسول اللو قال مؤمن ياىد بن فسو ومالو ف سبيل عاب ي عبد ربو ويدع الناس اللو قال ث من قال ث رجل معتزل ف شعب من الش

من شره ث ن د بن يوسف عن الوزاعي و حد ارمي أخب رنا مم ا عبد اللو بن عبد الرمحن الد

سناد ف قال ورجل ف شعب ول ي قل ث رجل عن ابن شهاب بذا الار حد ٦٪٥٧سنن الرتمذي (4 ث نا أبو عم ث نا الوليد بن مسلم عن الوزاعي : حد

ث نا الزىري عن عطاء بن يزيد الليثي عن أب سعيد الدري قال حدد ف سبيل سئل رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أي الناس أفضل قال رجل ياى

عاب ي تقي ربو ويدع الناس من اللو قالوا ث من قال ث مؤمن ف شعب من الش شره

قال أبو عيسى ىذا حديث حسن صحيح ث ن ٥١٧٦سنن النسائي (5 ا بقية عن الزب يدي عن : أخب رنا كثي بن عب يد قال حد

الزىري عن عطاء بن يزيد عن أب سعيد الدري أن رجل أتى رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ف قال يا رسول اللو أي الناس

و ومالو ف سبيل اللو قال ث من يا رسول اللو قال ث أفضل قال من جاىد بن فس عاب ي تقي اللو ويدع الناس من شره مؤمن ف شعب من الش

عت الن ع ٥١٩١٥مسند أمحد (6 ث نا أب قال س ث نا وىب بن جرير حد مان : حدث عن الزىري عن عطاء بن يزيد عن أب سعيد الدري قال حيد

ر ف قال مؤمن ماىد قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم وسئل أي الناس خي عاب ي تقي اللو بالو ون فسو ف سبيل اللو ق ال ث من قال مؤمن ف شعب من الش

ويدع الناس من شره

Page 147: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

133

ث نا معمر عن الزىري عن عب يد اللو ٫٦٪٥١مسند أمحد (7 ث نا عبد الرزاق حد : حد يد معمر شك عن أب سعيد الدري قال بن عبد اللو أو عطاء بن يز

قال رجل يا رسول اللو أي الناس أفضل قال مؤمن ماىد بن فسو ومالو ف سبيل عاب ي عبد ربو عز وجل اللو قال ث من قال ث رجل معتزل ف شعب من الش

ويدع الناس من شره ثن ٥٥٦٥٥مسند أمحد (8 ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزىري قال وحد : حد

ثو أبو سعيد الدري أنو عطاء بن يزيد أنو حدل اللو أي الناس أفضل ف قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم مؤمن قيل يا رسو

عاب ياىد ف سبيل اللو بن فسو ومالو ف قالوا ث من قال مؤمن ف شعب من الش شره ي تقي اللو ويدع الناس من

ث نا صالح بن أب الخضر عن ابن ٥٩٥٧٫مسند أمحد (9 ث نا روح قال حد : حدثو أن ب عض أصحاب النب صلى اللو عليو وسلم شهاب أن عطاء بن يزيد حد

ثو أنو حدو صلى اللو عليو وسلم يا رسول اللو أي الناس أفضل ف قال رسول قال لرسول الل

اللو صلى اللو عليو وسلم مؤمن ماىد بن فسو ومالو ف سبيل اللو عز وجل قالوا عاب ي تقي اللو ويدع الناس ث من يا رسول اللو قا ل ث مؤمن ف شعب من الش

من شره

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ثن عطاء بن يزيد الليثي أن أ ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزىري قال حد با حدثو قال سع ي اللو عنو حد يد الدري ر

Page 148: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

134

ف قيل يا رسول اللو أي الناس أفضل ف قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم مؤمن ياىد عاب ي تقي اللو ويدع سبيل اللو بن فسو ومالو قالوا ث من قال مؤمن ف شعب من الش

155الناس من شره Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada

kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku 'Atha' bin

Yazid Al Laitsiy bahwa Abu Sa'id Al Khudriy radliallahu 'anhu bercerita

kepadanya, katanya: "Ditanyakan kepada Rasulullah, siapakh manusia

yang paling utama?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam

bersabda: "Seorang mu'min yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan

hartanya". Mereka bertanya lagi: "Kemudian siapa lagi?" Beliau

menjawab: "Seorang mu'min yang tinggal diantara bukit dari suatu

pegunungan dengan bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan manusia

dari keburukannya."

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Bukhārī, Abū al-Yamān, Syu„aib, al-

Zuhrī, „Aṭā‟ bin Yazīd al-Laiṡ, dan Abū Sa„īd al-Khudrī. Kata-kata yang

digunakan para periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz

penerimaan dan penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā, akhbaranā,

‘an, ḥaddasanī dan ḥaddasa.

Sebagaimana sebelumnya, bila suatu hadis terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim atau terdapat pada salah satu dari keduanya, maka

tidak perlu dibahas lagi. Baik kaitannya dengan sanad maupun matan. Hal ini

dikarenakan mayoritas ulama hadis telah menerima riwayat keduanya dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah ṣaḥīḥ.

155

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ṣaḥīḥ al-Bukhari, hlm. 515.

Page 149: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

135

9. Hadis Kesembilan

ائم القائم وت ل مثل المجاىد ف سبيل اللو واللو أعلم بن ياىد ف سبيلو كمثل الص وك 156ة أو ي رجعو سالما مع أجر أو غنيمة اللو للمجاىد ف سبيلو بأن ي ت وفاه أن يدخلو الن

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (جهد) انجاهد.157

Juga ditemukan beberapa

periwayatan hadis melalui metode Takhrīj al-Mauḍū’ dengan tema “انجنه”.158

Berdasarkan penelusuran melalui melalui motede alfāẓ dan mauḍū‟, didapati

riwayat dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan al-Nasā’ī dan

Musnad Aḥmad.

ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزىري قال ٤٧٩٫صحيح البخاري (1 : حد أخب رن سعيد بن المسيب أن أبا ىري رة قال

عت رسول اللو صلى ا للو عليو وسلم ي قول مثل المجاىد ف سبيل اللو واللو سل اللو للمجاىد ف سبيلو بأن ائم القائم وت وك أعلم بن ياىد ف سبيلو كمثل الص

رجعو سالما مع أجر أو غنيمة ي ت وفاه أن يدخلو النة أو ي ث نا خالد بن عبد اللو ٥٦٫١صحيح مسلم (2 ث نا سعيد بن منصور حد : حد

الواسطي عن سهيل بن أب صالح عن أبيو عن أب ىري رة قال و عليو وسلم ما ي عدل الهاد ف سبيل اللو عز وجل قال ل قيل للنب صلى الل

تستطيعونو قال فأعادوا عليو مرت ني أو ثلثا كل ذلك ي قول ل تستطيعونو وقال ائم القائم القانت بآيات اللو ل ف الثالثة مثل المجاىد ف سبي ل اللو كمثل الص

ي فت ر من صيام ول صلة حت ي رجع المجاىد ف سبيل اللو ت عال

156 Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 40. 157

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz 1, h lm. 389. 158

A.J. Wensinck, Miftāh Kunuz al-Sunnah, hlm. 121.

Page 150: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

136

ر ب ثن زىي ث نا أبو عوانة ح و حد ث نا ق ت يبة بن سعيد حد ث نا جرير حد ن حرب حدث نا أبو معاوية كلهم عن سهيل بذا ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد ح و حد

سناد نوه القال : أخب رن عمرو بن عثمان بن سعيد بن كثي بن دينار ٥١٩٥سنن النسائي (3

عت أبا ث نا أب عن شعيب عن الزىري قال أخب رن سعيد بن المسيب قال س حد ىري رة قال

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول مثل المجاىد ف سبيل اللو واللو سل اللو للمجاىد ف سبيلو أ ائم القائم وت وك علم بن ياىد ف سبيل اللو كمثل الص

بأن ي ت وفاه ف يدخلو النة أو ي رجعو سالما با نال من أجر أو غنيمة سناده : وبإ ٫٤٩٥مسند أمحد (4

ائم ف ب يتو الذي ل ي فت ر مثل المجاىد ف سبيل اللو عز وجل مثل القانت الص حت ي رجع با رجع من غنيمة أو ي ت وفاه اللو ف يدخلو النة

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ة ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزىري قال أخب رن سعيد بن المسيب أن أبا ىري ر حد قال

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول مثل المجاىد ف سبيل اللو واللو أع لم بن سل اللو للمجاىد ف سبيلو بأن ي ت وفاه أ ائم القائم وت وك ن يدخلو ياىد ف سبيلو كمثل الص

159النة أو ي رجعو سالما مع أجر أو غنيمة Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada

kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata telah bercerita kepadaku Sa'id bin Al

Musayyab bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Aku mendengar

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan seorang

mujahid di jalan Allah, dan hanya Allah yang paling tahu siapa yang

berjihad di jalan-Nya, seperti seorang yang melaksanakan shoum (puasa)

dan berdiri (shalat) terus menerus. Dan Allah berjanji kepada mujahid di

jalan-Nya, dimana bila Dia mewafatkannya maka akan dimasukkannya ke

159

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ṣaḥīḥ al-Bukhari, hlm. 515.

Page 151: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

137

surga atau bila Dia mengembalikannya dalam keadaan selamat dia akan

pulang dengan membawa pahala atau ghonimah (harta rampasan perang) ".

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Bukhārī, Abū al-Yamān, Syu„aib, al-

Zuhrī, Sa„īd bin al-Musayyab dan Abū Hurairah. Kata-kata yang digunakan para

periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz penerimaan dan

penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā, akhbaranā, ‘an, akhbaranī,

sami‘tu dan qāla.

Sebagaimana sebelumnya, bila suatu hadis terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim atau terdapat pada salah satu dari keduanya, maka

tidak perlu dibahas lagi. Baik kaitannya dengan sanad maupun matan. Hal ini

dikarenakan mayoritas ulama hadis telah menerima riwayat keduanya dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah ṣaḥīḥ.

10. Hadis Kesepuluh

نال ان تدب اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو إل إميان ب وتصديق برسلي أن أرجعو با ف سرية من أجر أو غنيمة أو أدخلو النة ولول أن أشق على أمت ما ق عدت خل

تل تل ث أحيا ث أق تل ف سبيل اللو ث أحيا ث أق 160ولوددت أن أق

160

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 41.

Page 152: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

138

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz خرج,161

,(قتم) اقتم 162

.(غنى) غنية 163

didapati

riwayat dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Sunan al-Nasā’ī, Sunan Ibn Mājah

dan Musnad Aḥmad.

ث نا عبد الواحد قال ٥٧صحيح البخاري (1 ث نا حرمي بن حفص قال حد : حدث نا أبو زرعة بن ث نا عمارة قال حد عت أبا ىري رة حد عمرو بن جرير قال س

عن النب صلى اللو عليو وسلم قال ان تدب اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو إل و غنيمة أو أدخلو النة إميان ب وتصديق برسلي أن أرجعو با نال من أجر أ

تل ف سبيل اللو ولول أن أشق على أمت ما ق عدت خلف سرية ولوددت أن أق تل تل ث أحيا ث أق ث أحيا ث أق

ث نا الليث عن سعيد عن عطاء بن : أخب رنا ق ت يب ٥١٩٤سنن النسائي (2 ة قال حدع أبا ىري رة ي قول ميناء مول ابن أب ذباب س

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول ان تدب اللو عز وجل لمن يرج ف سامن حت أدخلو النة سبيل ميان ب والهاد ف سبيلي أنو و ل يرجو إل ال

ا بقتل أو وفاة أو أرده إل مسكنو الذي خرج منو نال ما نال من بأيهما كان إم أجر أو غنيمة

ث نا الليث عن سعيد عن عطاء بن ٦٫٦٥سنن النسائي (3 : أخب رنا ق ت يبة قال حدع أبا ىري رة ي قول ميناء س

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول ان تدب اللو لمن يرج ف سبيل و ل سامن حت أدخلو النة بأيهما كان ميان ب والهاد ف سبيلي أنو يرجو إل ال

161

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz II, hlm. 18. 162

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, (Leiden: E.J.

Brill, 1955 M), Juz V, hlm. 284. 163

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 10.

Page 153: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

139

ا وفاة أو أن ي رده إل مسكنو الذي خرج منو ي نال ما نال من أجر ا بقتل وإم إم غنيمة أو

ث نا جرير عن عمارة بن ٦٫٦٦سنن النسائي (4 د بن قدامة قال حد : أخب رنا ممي اللو عنو قال القعقاع عن أب زرعة عن أب ىري رة ر

ن اللو عز وجل لمن خرج ف سبيلو ل قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ت ضمامن أن أدخلو النة يرجو إل الهاد ف سبيلي وإميان ب وتصديق برسلي ف هو

ن أجر أو غنيمة أو أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نال ما نال م د بن الفضيل ٤٩٦٥سنن ابن ماجو (5 ث نا مم ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد : حد

عن عمارة بن القعقاع عن أب زرعة عن أب ىري رة قال وسلم أعد اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو إل قال رسول اللو صلى اللو عليو

امن أن أدخلو النة أو جهاد ف سبيلي وإميان ب وتصديق برسلي ف هو علي من أجر أو غنيمة ث قال والذي أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نائل ما نال

ن فسي بيده لول أن أشق على المسلمني ما ق عدت خلف سرية ترج ف سبيل دون سعة ف يتبعون لهم ول ي ول تطيب اللو أبدا ولكن ل أجد سعة فأمح

د بيده لوددت أن أغزو ف سبيل اللو أن فسهم ف يتخلفون ب عدي والذي ن فس ممتل تل ث أغزو فأق تل ث أغزو فأق فأق

ث نا عبد ٨٤١٪مسند أمحد (6 ان حد ث نا عف ث نا : حد الواحد ي عن ابن زياد قال حدع أبا ىري ر ث نا أبو زرعة واسو ىرم بن عمرو بن جرير أنو س ة عمارة بن القعقاع حد

ي قول و لمن خرج ف سبيلو ل يرجو قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ان تدب الل

امن أن أدخلو النة إل جهاد ف سبيل اللو وإميانا ب وتصديقا برسلي أنو علي ر أو غنيمة أو أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نائل ما نال من أج

ثن سعيد عن ٥١١١٦مسند أمحد (7 ث نا ليث قال حد اج قال حد ث نا حج : حدع أبا ىري رة ي قول عطاء بن ميناء مول ابن أب ذباب أنو س

Page 154: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

140

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسل م ي قول ان تدب اللو عز وجل لمن يرج ف سامن حت أدخلو النة ميان ب والهاد ف سبيلي أنو علي سبيلو ل يرجو إل ال

ا بوفاة أو أ ا بقتل وإم رده إل مسكنو الذي خرج منو نال ما نال بإميانو ما كان إم من أجر أو غنيمة

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ث نا أبو زرعة ث نا عمارة قال حد ث نا عبد الواحد قال حد ث نا حرمي بن حفص قال حد حدعت أبا ىري رة بن عم رو بن جرير قال س

ميان ب عن النب صلى اللو عليو وسلم قال ان تدب اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو إل إ نيمة أو أدخلو النة ولول أن أشق على وتصديق برسلي أن أرجعو با نال من أجر أو غ

تل ث أ تل ف سبيل اللو ث أحيا ث أق حيا ث أمت ما ق عدت خلف سرية ولوددت أن أق تل 164أق

Telah menceritakan kepada kami Harami bin Hafsh berkata, telah

menceritakan kepada kami Abdul Wahid berkata, telah menceritakan

kepada kami Umarah berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Zur'ah

bin 'Amru bin Jarir berkata: Aku mendengar Abu Hurairah dari Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Allah menjamin orang yang

keluar (berperang) di jalan-Nya, tidak ada yang mendorongnya keluar

kecuali karena iman kepada-Ku dan membenarkan para rasul-Ku untuk

mengembalikannya dengan memperoleh pahala atau ghonimah atau

memasukkannya ke surga. Kalau seandainya tidak memberatkan umatku

tentu aku tidak akan duduk tinggal diam di belakang sariyyah (pasukan

khusus) dan tentu aku ingin sekali bila aku terbunuh di jalan Allah lalu aku

dihidupkan lagi kemudian terbunuh lagi lalu aku dihidupkan kembali

kemudian terbunuh lagi".

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Bukhārī, Abū al-Yamān, Syu„aib, al-

Zuhrī, Sa„īd bin al-Musayyab dan Abū Hurairah. Kata-kata yang digunakan para

periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz penerimaan dan

penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā, akhbaranā, ‘an, akhbaranī,

sami‘tu dan qāla.

164

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ṣaḥīḥ al-Bukhari, hlm. 22.

Page 155: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

141

Sebagaimana sebelumnya, bila suatu hadis terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim atau terdapat pada salah satu dari keduanya, maka

tidak perlu dibahas lagi. Baik kaitannya dengan sanad maupun matan. Hal ini

dikarenakan mayoritas ulama hadis telah menerima riwayat keduanya dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah ṣaḥīḥ.

11. Hadis Kesebelas

ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل يرجو من ب يتو إل جهاد ف سبيلو وتصديق كلمت و تكف165و غنيمة بأن يدخلو النة أو ي رجعو إل مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أ

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (كفم) تكفم,166

,(جهد) جاهد 167

.(غنى) غنية 168

Juga ditemukan beberapa periwayatan hadis melalui metode Takhrīj al-Mauḍū’

dengan tema “انجهاد”.169

Berdasarkan penelusuran melalui melalui motede alfāẓ

dan mauḍū‟, didapati riwayat dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim,

Sunan al-Nasā’ī, Muwaṭṭā’ dan Sunan al-Dārimī.

165

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 42. 166

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz VI, hlm. 44. 167

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz 1, hlm. 388. 168

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 10. 169

A.J. Wensinck, Miftāh Kunuz al-Sunnah, hlm. 131-132.

Page 156: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

142

ث ٫٥٪٤صحيح البخاري (1 ث نا إساعيل قال حد ن مالك عن أب الزناد عن : حدي اللو عنو العرج عن أب ىري رة ر

ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال تكفديق كلماتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إل يرجو إل الهاد ف سبيلو وتص

مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة ثن مالك عن أب الزناد عن ٨٫١٥صحيح البخاري (2 ث نا إساعيل حد : حد

ب ىري رة العرج عن أ ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال تكفيرجو إل الهاد ف سبيلو وتصديق كلماتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إل

الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة مسكنو ث نا عبد اللو بن يوسف أخب رنا مالك عن أب الزناد ٨٫١٫صحيح البخاري (3 : حد

عن العرج عن أب ىري رة ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وس لم قال تكف

يرجو من ب يتو إل الهاد ف سبيلو وتصديق كلمتو أن يدخلو النة أو ي رده إل مسكنو با نال من أجر أو غنيمة

ث نا حيي بن حيي أخب رنا المغية بن عبد الرمحن ٧٪٥٦صحيح مسلم (4 : و حد الزامي عن أب الزناد عن العرج عن أب ىري رة

ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل يرجو من عن النب صلى اللو عليو وسلم قال تكفب يتو إل جهاد ف سبيلو وتصديق كلمتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إل مسكنو

الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة د بن سلمة والارث بن مسكني قراءة عليو : أخب رنا مم ٥١٩٥سنن النسائي (5

ثن مالك عن أب الزناد عن العرج عن أب وأنا أسع عن ابن القاسم قال حد ىري رة

Page 157: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

143

ل اللو عز وجل لمن جاىد ف أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال تك فل سبيلو ل يرجو إل الهاد ف سبيلو وتصديق كلمتو بأن يدخلو النة أو ي رده إ

مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة ثن عن مالك عن أب الزناد عن العرج عن أب ىري رة ٧١٪وطأ مالك م (6 : و حد

ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال تكفف سبيلو وتصديق كلماتو أن يدخلو النة أو ي رده إل يرجو من ب يتو إل الهاد

مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة اد : أخب رنا عب يد اللو بن موسى عن سفيان عن أب الزن ٦٪٤٤سنن الدارمي (7

ل اللو عن العرج عن أب ىري رة قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم تكفلمن خرج من ب يتو ل يرجو إل جهاد ف سبيل اللو وتصديق كلماتو أن يدخلو

ي رده إل مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة النة أو

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ث نا حيي بن حيي أخب رنا المغية بن عبد الرمحن الزامي عن أب الزناد عن ا ج لعر و حد عن أب ىري رة

ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل يرجو من ب يتو إل عن النب صلى اللو عليو وسلم قال تكفل مسكنو الذي خرج منو جهاد ف سبيلو وتصديق كلمتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إ

170مع ما نال من أجر أو غنيمة

Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan

kepada kami Al Mughirah bin Abdurrahman Al Hizami dari Abu Az

Zinnad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi

wasallam beliau bersabda: "Allah akan menjamin bagi siapa yang berjihad

(berjuang) di jalan-Nya, ia tidak keluar dari rumahnya kecuali untuk

berjuang di jalan-Nya dan menegakkan kalimat-Nya, (maka Saya

menjamin baginya) untuk masuk kedalam surga atau mengembalikannya

pulang ke rumahnya dengan membawa sesuatu yang ia dapat berupa

pahala dan ghanimah."

170

Muslim bin Hajjaj, Ṣaḥīḥ Muslim, (Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2008), hlm.

751.

Page 158: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

144

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh Muslim, Yahya bin Yahya, al-Mugīrah

bin „Abdurraḥman al-Ḥizāmī, Abū al-Zinād, al-A„raj dan Abū Hurairah. Kata-kata

yang digunakan para periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz

penerimaan dan penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā, akhbaranā,

dan ‘an.

Sebagaimana sebelumnya, bila suatu hadis terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim atau terdapat pada salah satu dari keduanya, maka

tidak perlu dibahas lagi. Baik kaitannya dengan sanad maupun matan. Hal ini

dikarenakan mayoritas ulama hadis telah menerima riwayat keduanya dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah ṣaḥīḥ.

12. Hadis Kedua Belas

و رح ل يكلم أحد ف سبيل اللو واللو أعلم بن يكلم ف سبيلو إل جاء ي وم القيامة وج 171ي ث عب اللون لون دم والريح ريح مسك

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (كهى) يكهى,172

,(ثعهب) يثعب 173

.(روح) انريخ 174

171

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 42. 172

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz VI, hlm. 55. 173

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz 1, hlm. 291.

Page 159: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

145

Juga ditemukan beberapa periwayatan hadis melalui metode Takhrīj al-Mauḍū’

dengan tema “ دانجها ”.175

Berdasarkan penelusuran melalui melalui motede alfāẓ

dan mauḍū‟, didapati riwayat dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim,

Sunan al-Nasā’ī, Sunan Ibn Mājah, Musnad Aḥmad dan Muwaṭṭā’.

ث نا عبد اللو بن يوسف أخب رنا مالك عن أب الزناد ٤٧٫٥ح البخاري صحي (1 : حدي اللو عنو عن العرج عن أب ىري رة ر

م أحد ف أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال والذي ن فسي بيده ل يكل م سبيل اللو واللو أعلم بن يكلم ف سبيلو إل جاء ي وم القيامة واللون لون الد

والريح ريح المسك ث نا٨٪٥٦صحيح مسلم (2 ر بن حرب قال حد ث نا عمرو الناقد وزىي سفيان : حد

نة عن أب الزناد عن العرج عن أب ىري رة بن عي ي عن النب صلى اللو عليو وسلم قال ل يكلم أحد ف سبيل اللو واللو أعلم بن

قيامة وجرحو ي ث عب اللون لون دم والريح ريح يكلم ف سبيلو إل جاء ي وم ال مسك

ث نا سفيان ٨٪٥٦صحيح مسلم (3 ر بن حرب قال حد ث نا عمرو الناقد وزىي : حدنة عن أب الزناد عن العرج عن أب ىري رة بن عي ي

النب صلى اللو عليو وسلم قال ل يكلم أحد ف سبيل اللو واللو أعلم بن عن يكلم ف سبيلو إل جاء ي وم القيامة وجرحو ي ث عب اللون لون دم والريح ريح

مسك ث نا سفيان عن أب الزناد ٥١٫٨سنن النسائي (4 د بن منصور قال حد : أخب رنا مم

عن العرج عن أب ىري رة

174

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz II, hlm. 316. 175

A.J. Wensinck, Miftāh Kunuz al-Sunnah, hlm. 135.

Page 160: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

146

عن النب صلى اللو عليو وسلم قال ل يكلم أحد ف سبيل اللو واللو أعلم بن لم ف سبيلو إل جاء ي وم القيامة وجرحو ي ث عب دما اللون لون دم والريح ريح يك

المسك ث نا بشر بن آدم وأمحد بن ثابت الحدري قال ٧٪٤٩سنن ابن ماجو (5 : حد

ث نا صفوان بن عيس د بن عجلن عن القعقاع بن حكيم عن حد ث نا مم ى حد أب صالح عن أب ىري رة قال

قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ما من مروح يرح ف سبيل اللو واللو أعلم سبيلو إل جاء ي وم القيامة وجرحو كهيئتو ي وم جرح اللون لون دم بن يرح ف

والريح ريح مسك ث نا سفيان عن أب الزناد وابن عجلن عن العرج عن ٩١١٥مسند أمحد (6 : حد

أب ىري رة قال ال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ل يكلم أحد ف سبيل اللو واللو أعلم بن ق

يكلم ف سبيلو إل جاء ي وم القيامة والرح ي ث عب دما اللون لون دم والريح ريح مسك

رده سفيان مرة عن أب الزناد وأف ث نا شريك عن العمش عن أب صالح ٩٤٧٪مسند أمحد (7 ث نا أسود حد : حد

عن أب ىري رة للو أعلم بن يكلم عن النب صلى اللو عليو وسلم قال من يكلم ف سبيل اللو وا

ف سبيلو يأت الرح لونو لون دم ورحيو ريح المسك : وقال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ما منكم من أحد ٤٤٪٪مسند أمحد (8

لم بن يرح ف سبيلو إل لقي اللو عز وجل كهيئتو يرح ف سبيل اللو واللو أع ي وم جرح لونو لون دم ورحيو ريح مسك

ث نا أبو إسحاق عن العمش عن أب صالح عن أب ىري رة ث نا معاوية قال حد حد عن النب صلى اللو عليو وسلم نو ىذا الديث

Page 161: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

147

ان قال أخب رنا سفيان عن ٤٨٪٪مسند أمحد (9 ث نا عبد الصمد بن حس : حد العمش عن ذكوان عن أب ىري رة قال

و عليو وسلم ل يكلم عبد ف سبيل اللو واللو أعلم بن قال رسول اللو صلى الل يء جرحو ي وم القيامة لونو لون دم ورحيو ريح مسك يكلم ف سبيلو ي

ث نا صفوان أخب رنا ابن عج ٥١٥٤٥مسند أمحد (11 لن عن القعقاع : حد عن أب صالح عن أب ىري رة قال

قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ما من مروح يرح ف سبيل اللو واللو أعلم والرح كهيئتو ي وم جرح اللون لون دم بن يرح ف سبيلو إل جاء ي وم القيامة

والريح ريح مسك ث نا سفيان عن ٥١٦٧١مسند أمحد (11 ث نا عبد اللو بن الوليد حد : حد

العمش عن ذكوان عن أب ىري رة قال ى اللو عليو وسلم ل يكلم عبد ف سبيل اللو واللو أعلم بن قال رسول اللو صل

يء جرحو ي وم القيامة لونو لون دم ورحيو ريح مسك يكلم ف سبيلو يث نا شر ٥١٧٥٦مسند أمحد (12 ث نا ىاشم حد يك عن العمش عن أب : حد

صالح عن أب ىري رة عن النب صلى اللو عليو وسلم قال من يكلم ف سبيل اللو واللو أعلم بن يكلم

يء ي وم القيامة لون جرحو لون الد م ورحيو ريح المسك ف سبيلو يثن عن مالك عن أب الزناد عن العرج عن ٩٥٪موطأ مالك (13 : و حد

أب ىري رة أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال والذي ن فسي بيده ل يكلم أحد ف

اللو واللو أعلم بن يكلم ف سبيلو إل جاء ي وم القيامة وجرحو ي ث عب دما سبيل اللون لون دم والريح ريح المسك

Page 162: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

148

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ر بن حرب قال ث نا عمرو الناقد وزىي نة عن أب الزناد عن حد ث نا سفيان بن عي ي حد العرج عن أب ىري رة

لم ف عن النب صلى اللو عليو وسلم قال ل يكلم أحد ف سبيل اللو واللو أعلم بن يك 176ي وم القيامة وجرحو ي ث عب اللون لون دم والريح ريح مسك سبيلو إل جاء

Telah menceritakan kepada kami 'Amru An Naqid dan Zuhair bin Harb

keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah

dari Abu Az Zinad dari Al A'raj dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu

'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak ada seorang pun yang terluka

dalam perang fi sabilillah -dan Allah lebih mengetahui bagi siapa yang

terluka di jalan-Nya- kecuali ia akan datang di hari kiamat kelak dengan

luka yang mengucurkan darah berwarna merah dan baunya seperti bau

kesturi."

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh Muslim, „Amrū al-Nāqid dan Zuhair bin

Ḥarb, Safyān bin „Uyainah, Abū al-Zinād, al-A„raj, Abū Ḥurairah. Kata-kata yang

digunakan para periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz

penerimaan dan penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā dan ‘an.

Sebagaimana sebelumnya, bila suatu hadis terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim atau terdapat pada salah satu dari keduanya, maka

tidak perlu dibahas lagi. Baik kaitannya dengan sanad maupun matan. Hal ini

dikarenakan mayoritas ulama hadis telah menerima riwayat keduanya dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah ṣaḥīḥ.

176

Muslim bin Hajjaj, Ṣaḥīḥ Muslim, hlm. 751.

Page 163: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

149

13. Hadis Ketiga Belas

امن على الل امن على اللو عز وجل رجل خرج غازيا ف سبيل اللو ف هو و ثلثة كلهم إل المسجد ف هو حت ي ت وفاه ف يدخلو النة أو ي رده با نال من أجر وغنيمة ورجل راح

امن على اللو حت ي ت وفاه ف يدخلو النة أو ي رده با نال من أجر وغنيمة ورجل دخل امن على اللو عز وجل 177ب يتو بسلم ف هو

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (ضن) ضاين,178

,(غسو) غازيا 179

.(غنى) غنية 180

didapati riwayat dalam kitab hadis, Sunan Abū Dāwud.

b. Kegiatan Penelitian Sanad

لم ث نا عبد الس ث نا إسعيل بن عبد اللو ي عن ابن ساعة حد ث نا أبو مسهر حد بن عتيق حدثن سليمان بن حبيب عن أب أمامة الباىلي ث نا الوزاعي حد حد

امن على اللو عز وجل رجل عن رسول اللو صلى اللو عليو وسل م قال ثلثة كلهم امن على اللو حت ي ت وفاه ف يدخلو النة أو ي رده ب ا نال خرج غازيا ف سبيل اللو ف هو

امن على اللو حت ي ت وفاه ف يدخلو النة من أجر وغنيمة ورجل راح إل ال مسجد ف هو امن على اللو عز أو ي رده با نال من أجر وغنيمة ورجل دخل ب يتو بسلم ف هو

181وجل Telah menceritakan kepada kami Abdussalam bin 'Atiq, telah

menceritakan kepada kami Abu Mushir, telah menceritakan kepada kami

Isma'il bin Abdullah bin Sama'ah, telah menceritakan kepada kami Al

Auza'i, telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Habib, dari Abu

177

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 43. 178

179

180

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 10. 181

Abu Dāwud Sulaiman bin Asy‟ats al-Sijstani, Sunan Abi Dāwud, Jilid II, (Bairut: Dar

al-Kutub al-Arabi, t.th.), hlm. 315

Page 164: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

150

Umamah Al Bahili, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau

berkata: "Tiga golongan, seluruhnya mendapat jaminan dari Allah 'azza

wajalla, yaitu: orang yang keluar untuk berperang di jalan Allah, maka ia

mendapat jaminan dari Allah hingga Allah mematikannya dan

memasukkannya ke dalam Surga, atau memberikan kepadanya apa yang ia

peroleh berupa pahala atau rampasan perang. Dan seorang laki-laki yang

pergi ke masjid, maka ia mendapat jaminan dari Allah hingga Dia

mematikannya dan memasukkannya ke dalam surga atau memberikan

kepadanya apa yang ia peroleh berupa pahala dan ghanimah, serta seorang

laki-laki yang memasuki rumahnya dengan mengucapkan salam maka ia

mendapat jaminan dari Allah 'azza wajalla."

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh Abū Dāwud , Abdus Salam bin „Atiq,

Abū Mushir, Isma‟il bin Abdullah, al-Auza‟i, Sulaiman bin Habib dan Abū

Umamah al-Bahali. Kata-kata yang digunakan para periwayat untuk taḥammul wa

‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz penerimaan dan penyampaian riwayat) tersebut adalah

ḥaddaṡanā, ḥaddaṡanī dan‘an.

a) Abū Dāwud

Nama : Sulaimān bin al-Asy„aṡ bin Isḥāq bin Basyīr bin Syadād .182

Kuniyah : Abū Dāwud.183

Kategori : Orang yang mengikuti tabi‟ al-tabiīn periode pertengahan.

Lahir : 202 H.184

Wafat : 275 H.185

Guru : Aḥmad bin Ibrahīm al-Maushulī, Tamīm bin al-Muntashir,

Musaddad bin Musrahid, Abdus Salam bin „Atiq, dll.186

182

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, (Beirut:

Mu‟assasah al-Risālah, 1400 H/1980 M), Juz. XI, hlm. 356. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar

al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, (India: Matba„ah Dāirah al-Ma„ārif al-Naṭāmiyah, 1326 H), Juz.

IV, hlm. 169. 183

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, , hlm. 356. 184

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 363. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 171. 185

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 367. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 172.

Page 165: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

151

Murid : al-Turmużī, Aḥmad bin Muḥammad bin Yāsīn al-Ḥarawī,

dll.187

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar menilai Ṡiqah Ḥāfiẓ yang memiliki kitab „sunan‟

tergolong ulama besar. al-Żahabī mengomentari Abū Dāwud

sebagai al-Ḥāfiẓ yang mengarang „sunan‟.188

b) ‘Abdus Salām bin ‘Atīq

Nama : „Abdus Salām bin „Atīq bin Ḥabīb189

Kuniyah : Abū Hisyām190

Kategori : Tabi‟ul Atba‟ Kalangan Pertengahan

Tempat Tinggal : Syam

Lahir : -

Wafat : 257 H191

Guru : Aḥmad bin Abī al-Ḥawarī, Ādam bin Abī Iyās, Ṣawān bin

Ṣāliḥ, Abū al-Ḥāris al-„Abbas bin „Abdurrahman, Abū Mushir

‘Abd al-A’lā, Abdurrahman bin Ibrahīm, dll.192

Murid : Abū Dāwud, al-Nasā„ī, dll.193

Komentar Ulama : Abū Ḥātim: Ṣadūq, al-Nasā‟ī: Ṣāliḥ, Ibn Ḥajar: Ṣadūq.194

186

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 356-359. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

169-170. 187

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 360-361. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

170-171. 188

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 364-367. 189

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 89. 190

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 89. 191

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 324. 192

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 324. 193

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 324.

Page 166: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

152

c) Abū Mushir

Nama : Abd al-A‟lā bin Mushir bin Abd al-A‟lā bin Muslim.195

Kuniyah : Abū Mushir.196

Kategori : Tabi‟ul Atba‟ Kalangan Tua

Tempat Tinggal : Syam

Lahir : 140 H.197

Wafat : 218 H.198

Guru : Ibrahīm bin Abī Syaibān, Ismā’il bin Abdullah bin Sama’ah,

Ismā‟il bin Mu‟āwiyah, Baqiyah bin al-Walīd, Khālid bin

Yazīd bin Ṣāliḥ, dll.199

Murid : al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāwud, al-Turmużī, al-Nasā„ī, Ibn

Mājah, Abdus Salam bin ‘Atīq bin Ḥabīb, Aḥmad bin Abdul

Wāhid, Aḥmad bin „Umar bin al-Jalīd, dll. 200

Komentar Ulama : Abū Ḥātim: Ṡiqah, al-„Ajli: ṡiqah, Yahya bin Ma„īn: Ṡiqah.201

d) Ismā‘īl bin ‘Abdullah

Nama : Ismā„īl bin „Abdullah bin Samā‟ah.202

194

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVIII,

hlm. 91. 195

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVI,

hlm. 369. 196

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVI,

hlm. 369. 197

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 100. 198

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVI,

hlm. 377. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 100. 199

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVI,

hlm. 370. 200

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 99. 201

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVI,

hlm. 373. 202

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. III,

hlm. 123.

Page 167: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

153

Kuniyah : Abū Abdullah203

Kategori : Tābi‟ut Tabi‟īn kalangan pertengahan

Tempat Tinggal : Syam

Lahir : -

Wafat : -

Guru : Mūsā bin A‟yun al-Jazarī, ‘Abdurraḥman bin ‘Amrū al-

Auzā‘ī.204

Murid : Abū Mushir Abd al-A’lā, Abdurrahman bin Yahya bin

Ismā‟il, Abdul „Aziz bin al-Walīd bin Sulaimān, Hisyām bin

Ismā‟īl al-„Aṭār, dll.205

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar “Tsiqah”, al-Żahabi “Tsiqah”.206

e) al-Auza’i

Nama : „Abdurraḥman bin „Amrū bin Abī „Amrū.207

Kuniyah : Abū „Amrū.208

Kategori : Tabī‟ut Tabi‟īn kalangan tua

Tempat Tinggal : Syam

Lahir : 88 H.209

203

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. III,

hlm. 123. 204

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. III,

hlm. 123. 205

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. III,

hlm. 123. 206

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. III,

hlm. 123. 207

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVII,

hlm. 307. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 238. 208

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XVII,

hlm. 308. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 238. 209

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 238.

Page 168: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

154

Wafat : 158 H.210

Guru : Ibrāhīm bin Ṭarīf, Ibrāhīm bin Yazīd, Ishāq bin „Abdullah bin

Abī Ṭalḥah, Ismā‟īl bin „Ūbaidillah bin Abī al-Muhājir,

Sulaimān bin Ḥabib, Syadād Abī „Amār, dll.211

Murid : Abū Isḥāq Ibrāhīm bin Muhammad al-Fazārī, Ibrāhīm bin

Yazīd bin Qadīd, Ismā’īl bin Abdullah bin Samā’ah, Sa‟īd

bin Abdul „Azīz, Safyān bin Ḥabib al-Biṣrī, Safyān al-Tsaurī,

dll.212

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar “Tsiqah Jalīl, Faqīh”, al-Żahabi “Syaikhul Islam, al-

Ḥāfiẓ al-Faqīh al-Zāhid”.213

f) Sulaimān bin Ḥabīb

Nama : Sulaimān bin Ḥabīb al-Muḥāribī.214

Kuniyah : Abū „Ayyūb.215

Kategori : Tābi‟īn pertengahan

Tempat Tinggal : Syam

Lahir : -

Wafat : 126 H.216

210

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 238. 211

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 238. 212

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VI, hlm. 238-239. 213

214

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXI,

hlm. 382. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 177. 215

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 382. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 177. 216

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 178.

Page 169: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

155

Guru : Anas bin Mālik, Abū Umāmah Ṣādi bin ‘Ajlān, „Āmir bin

Ludain al-Asy‟arī, „Umar bin Abdul „Azīz, Muāwiyah bin Abī

Safyān, Abū Hurairah, dll.217

Murid : Abū Ka‟ab Ayūb bin Mūsa al-Sa‟dī, Abdullah bin Ziyād bin

Sam‟ān, ‘Abdurrahman bin ‘Amru al-Auzā’ī, dll.218

Komentar Ulama : Yahya bin Main “Tsiqah”, Dzar al-qutni “ Laisa bihi ba‟ts”219

g) Abū Umamah al-Bahalī

Nama : Ṣadī bin „Ajlān bin Wahab.220

Kuniyah : Abū Umāmah.221

Kategori : Sahabat

Tempat Tinggal : Syam

Lahir : -

Wafat : 86 H.222

Guru : Nabi Muhammad Saw., „Utsmān bin „Affān, Alī bin Abī

Ṭālib, „Umār bin Khāṭṭāb, Mu‟āż bin Jabal, dll.223

Murid : Ayūb bin Sulaimān al-Syāmī, Sulaimān bin Ḥabib, Zaid bin

Arṭah, Sālim bin Abī al-Ja‟dī, Abdul Wāhid bin Qais, dll.224

217

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 383. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 178. 218

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 383. 219

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XI,

hlm. 383-384. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

178. 220

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XIII,

hlm. 158. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 420. 221

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XIII,

hlm. 158. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 420. 222

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XIII,

hlm. 133. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 420. 223

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XIII,

hlm. 159. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 420.

Page 170: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

156

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar “Sahābi Masyhūr”, al-Żahabī “Sahabī”.

Dari paparan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis yang

diteliti memenuhi kriteria kesahihan sanad hadis, karena diriwayatkan oleh

periwayat hadis yang ’adil dan ḍābiṭ, muttaṣil (bersambung) sanad terjadi proses

guru dan murid atau sanadnya bersambung dari awal sampai akhir, terhindar dari

‘illat dan syaż.

14. Hadis Keempat Belas

ميان ب والهاد ف سبيلي أنو ان تدب اللو عز وجل لمن يرج ف سبيلو ل يرجو إل الا بقتل أو وفاة أو أرده إل مسكنو الذي امن حت أدخلو النة بأيهما كان إم خرج منو

225ما نال من أجر أو غنيمة نال

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz خرج,226

,قتم 227

.(غنى) غنية 228

didapati

riwayat dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan Abī Dāwud,

Sunan al-Nasā’ī, Sunan Ibn Mājah, Muwaṭṭā’ dan Musnad Aḥmad.

ث نا عبد الواحد قال ٥٧صحيح البخاري (1 ث نا حرمي بن حفص قال حد : حدعت أبا ىري رة ث نا أبو زرعة بن عمرو بن جرير قال س ث نا عمارة قال حد حد

و عليو وسلم قال ان تدب اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو إل عن النب صلى الل إميان ب وتصديق برسلي أن أرجعو با نال من أجر أو غنيمة أو أدخلو النة

224 Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XIII,

hlm. 158. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 420. 225

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 44. 226

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz II, hlm. 18. 227

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 284. 228

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz V, hlm. 10.

Page 171: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

157

تل ف سبيل اللو ولول أن أشق على أمت ما ق عدت خلف سرية ولوددت أن أق تل تل ث أحيا ث أق ث أحيا ث أق

ثن مالك عن أب الزناد عن ٫٥٪٤صحيح البخاري (2 ث نا إساعيل قال حد : حدي اللو عنو العرج عن أب ىر ي رة ر

ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال تكفل يرجو إل الهاد ف سبيلو وتصديق كلماتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إ

مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة ثن مالك عن أب الزناد عن ٨٫١٥صحيح البخاري (3 ث نا إساعيل حد : حد

العرج عن أب ىري رة ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وس لم قال تكف

يرجو إل الهاد ف سبيلو وتصديق كلماتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إل مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة

ث نا عبد اللو بن يوسف أخب رنا مالك عن أب الزناد ٨٫١٫صحيح البخاري (4 : حد عن العرج عن أب ىري رة

ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال تكف رجو من ب يتو إل الهاد ف سبيلو وتصديق كلمتو أن يدخلو النة أو ي رده إل ي

مسكنو با نال من أجر أو غنيمة ث نا جرير عن ع ٦٪٥٦صحيح مسلم (5 ر بن حرب حد ثن زىي مارة وىو : و حد

ابن القعقاع عن أب زرعة عن أب ىري رة قال ن اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم تضم

امن أن أدخلو النة إل جهادا ف سبيلي وإميانا ب وتصديقا برسلي ف هو علي أو أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نائل ما نال من أجر أو غنيمة والذي

د بيده ما من كلم يكلم ف سبيل اللو إل جاء ي وم القيامة كهيئتو حني ن فس ممد بيده لول أن يشق على كلم لونو لون دم ورحيو مسك والذي ن فس مم

Page 172: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

158

المسلمني ما ق عدت خلف سرية ت غزو ف سبيل اللو أبدا ولكن ل أجد سعة د بيده دون سعة ويشق عليهم أن ي تخلفوا عن والذي ن فس مم لهم ول ي فأمح

تل تل ث أغزو فأق تل ث أغزو فأق لوددت أن أغزو ف سبيل اللو فأق ث ناه أبو بكر ب ث نا ابن فضيل عن عمارة و حد ن أب شيبة وأبو كريب قال حد

سناد بذا الث نا حيي بن حيي أخب رنا المغية بن عبد الرمحن ٧٪٥٦صحيح مسلم (6 : و حد

ج عن أب ىري رة الزامي عن أب الزناد عن العر ل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل يرجو من عن النب صلى اللو عليو وسلم قال تكف

ل مسكنو ب يتو إل جهاد ف سبيلو وتصديق كلمتو بأن يدخلو النة أو ي رجعو إ الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة

ث نا الليث عن سعيد عن عطاء بن ٥١٩٤سنن النسائي (7 : أخب رنا ق ت يبة قال حدع أبا ىري رة ي قول ميناء مول ابن أب ذباب س

ع ت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول ان تدب اللو عز وجل لمن يرج ف سامن حت أدخلو النة ميان ب والهاد ف سبيلي أنو سبيلو ل يرجو إل ال

ا بقتل أو وفاة أو أرده إل مسكنو الذي خرج منو نال ما نال من بأيهما كان إم أجر أو غنيمة

ث نا الليث عن سعيد عن عطاء بن ٦٫٦٥سنن النسائي (8 : أخب رنا ق ت يبة قال حدع أبا ىري رة ي قول ميناء س

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول ان تدب اللو لمن يرج ف سبيلو ل سامن حت أدخلو النة بأيهما كان ميان ب والهاد ف سبيلي أنو يرجو إل ال

ا وفاة أو أن ي رده إل مسكنو الذي خرج منو ي نال ما نال من أجر إم ا بقتل وإم أو غنيمة

ث نا جرير عن عمارة بن ٦٫٦٦سنن النسائي (9 د بن قدامة قال حد : أخب رنا ممي اللو عنو قال القعقاع عن أ ب زرعة عن أب ىري رة ر

Page 173: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

159

ن اللو عز وجل لمن خرج ف سبيلو ل قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم تضمامن أن أدخلو النة يرجو إل الهاد ف سبيلي وإميان ب وتصديق بر سلي ف هو

أو أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نال ما نال من أجر أو غنيمة د بن الفضيل ٤٩٦٥سنن ابن ماجو (11 ث نا مم ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد : حد

عمارة بن القعقاع عن أب زرعة عن أب ىري رة قال عن قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أعد اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو إل

امن أن أدخلو النة أو جهاد ف سبيلي وإميان ب وتصديق برسلي ف هو علي أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نائل ما نال من أجر أو غنيمة ث قال والذي

ية ترج ف سبيل ن فسي بيده لول أن أشق على المسلمني ما ق عدت خلف سر دون سعة ف يتبعون ول تطيب لهم ول ي اللو أبدا ولكن ل أجد سعة فأمح

د بيده لوددت أن أغزو ف سبيل اللو أن فسهم ف يتخلفون ب عدي والذي ن فس ممتل تل ث أغزو فأق تل ث أغزو فأق فأق

ث نا ٨٤١٪مسند أمحد (11 ث نا عبد الواحد ي عن ابن زياد قال حد ان حد ث نا عف : حدث نا أبو زرعة واسو ىرم بن عمرو ع أبا ىري رة عمارة بن القعقاع حد بن جرير أنو س

ي قول قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ان تدب اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو

امن أن أدخلو النة إل جهاد ف سبيل اللو وإميانا ب وتصديقا برسلي أنو عل ي أو أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نائل ما نال من أجر أو غنيمة

سناد قال ٤٥٪٪مسند أمحد (12 : وبذا الن اللو لمن خرج ف سبيلو ل يرجو قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم تضم

إل إميانا ب وتصديقا برسلي أن أدخلو النة أو أرجعو إل مسكنو الذي خرج منو نائل ما نال من أجر أو غنيمة

ث نا ح ٥١١١٦مسند أمحد (13 ثن سعيد عن : حد ث نا ليث قال حد اج قال حد جع أبا ىري رة ي قول عطاء بن ميناء مول ابن أب ذباب أنو س

Page 174: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

160

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول ان تدب اللو عز وجل لمن يرج ف سامن حت أدخلو النة ميان ب والهاد ف سبيلي أنو علي سبيلو ل يرجو إل ال

ا بوفاة أو أرده إل مسكنو الذي خرج منو ن ا بقتل وإم ال ما نال بإميانو ما كان إم من أجر أو غنيمة

ثن عن مالك عن أب الزناد عن العرج عن أب ىري رة ٧١٪موطأ مالك (14 : و حدل اللو لمن جاىد ف سبيلو ل أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال تكف

ل يرجو من ب يتو إل الهاد ف سبيلو وتصديق كلماتو أن يدخلو النة أو ي رده إ مسكنو الذي خرج منو مع ما نال من أجر أو غنيمة

b. Kegiatan Penelitian Sanad

ع أبا أخب رنا ق ت يب ث نا الليث عن سعيد عن عطاء بن ميناء مول ابن أب ذباب س ة قال حد ىري رة ي قول

عت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول ان تدب اللو عز وجل لمن يرج ف سبيل و سامن حت أدخلو النة بأيهما كا ميان ب والهاد ف سبيلي أنو ا ل يرجو إل ال ن إم

229بقتل أو وفاة أو أرده إل مسكنو الذي خرج منو نال ما نال من أجر أو غنيمة Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah, ia berkata; telah menceritakan

kepada kami Al Laits dari Sa'id dari 'Atho` bin Mina` sahaya Ibnu Abi

Dzubab, ia telah mendengar Abu Hurairah berkata; saya mendengar

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah 'azza wajalla

menjamin bagi orang yang berangkat di jalan-Nya, tidak ada yang

memberangkatnya kecuali keimanan kepada-Ku, serta berjihad di jalan-Ku

bahwa ia mendapatkan jaminan hingga Aku memasukkannya ke Surga

karena salah satu dari dua tersebut. Baik ia terbunuh atau meninggal, atau

Aku kembalikan dia ke tempat tinggalnya yang ia tinggalkan, dan

mendapatkan pahala atau rampasan perang."

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Nasā‟ī, Qutaibah, al-Laiṡ, Sa„īd, „Aṭa‟

bin Mīnā‟, Abū Hurairah. Kata-kata yang digunakan para periwayat untuk

229

Abu „Abdurrahman Ahmad Syu‟aib bin Ali al-Nasā‟ī, Sunan al-Nasā’ī, Jilid VI,

(Bairut: Dar al-Ma‟rifat, 1419 H), hlm. 16

Page 175: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

161

taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz penerimaan dan penyampaian riwayat)

tersebut adalah akhbaranā, ḥaddaṡanā, ‘an dan sami‘a.

a) Al-Nasā’ī

Nama : Aḥmad bin Syu„aib bin „Alī bin Sinān bin Baḥr bin Dīnār, Abū

Abdirraḥman al-Nasā‟ī.230

Kuniyah : Abū „Abdurraḥman.231

Kategori : Orang yang mengikuti tabi‟ al-tabiīn periode akhir.

Tempat Tinggal : Khurasan

Lahir : 215 H. di Nasā`232

Wafat : 303 H. di Palestina, ada yang mengatakan di Makkah.233

Guru : Aḥmad bin Nashr al-Naisabuī al-Maqraī, Abī Syu‟aib Ṣāliḥ bin

Ziyād al-Sausī, Ziyād bin Ayyub bin Ziyād al-Ṭausī al-

Baghdādī, Qutaibah bin Sa‘īd bin Jamīl bin Ṭarīf, dll.234

Murid : Abū al-Ḥasan Aḥmad bin Maḥbūb al-Ramalī, Ja‟far bin

Muḥammad bin al-Ḥarits al-Khazā‟ī, dll.235

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar mengomentari al-Nasāī sebagai al-ḥāfiẓ,236

sedang

al-Żahabī: al-imam, al-ḥāfiẓ, ṡabit, syaikh al-Islam.237

230

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. I, hlm.

328. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. I, hlm. 36. 231

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. I, hlm.

328. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. I, hlm 36. 232

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟i al-Rijāl, Juz. I,

hlm. 338. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. I, hlm. 38. 233

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟i al-Rijāl, Juz. I,

hlm. 340. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. I, hlm. 39. 234

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟i al-Rijāl, Juz. I,

hlm. 329. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. I, hlm. 37. 235

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā‟i al-Rijāl, Juz. I,

hlm. 329-333. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. I, hlm. 37. 236

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. I, hlm. 36.

Page 176: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

162

g) Qutaibah bin Sa‘īd

Nama : Qutaibah bin Sa„īd bin Jamīl bin Ṭarīf.238

Kuniyah : Abū Rajā‟.239

Kategori : Tabi„ut Atba„ kalangan tua

Tempat Tinggal :Himsh

Lahir :150 H.240

Wafat : 240 H.241

Guru : Ibrāhīm bin Sa„īd, Isḥāq bin „Īsa, Ismā„īl bin Ja„far, Ayyūb bin

Jābir, Jābir bin Marzūq, Jarīr bin „Abdul Ḥamīd, Ja„far bin

Sulaimān, Ḥātim bin Ismā‟īl, al-Waḍḍāḥ bin „Abdullah, dll.242

Murid : al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāwud, al-Turmużī, al-Nasā’ī, dll.243

Komentar Ulama : Abū Ḥatīm: ṡiqah, al-Nasā‟ī: ṡiqah, Yahya bin Ma„īn: ṡiqah.244

b) al-Laiṡ bin Sa‘ad

Nama : al-Laiṡ bin Sa„ad bin „Abdurraḥman.245

237

Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān al-Żahabī, Siyar Aʻlam al-

Nubalā’, Juz. XIV, hlm.125. 238

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 523. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 358. 239

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 523. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 358. 240

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 537. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 360. 241

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 537. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 360. 242

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 524-527. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm.

358-359. 243

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 527-528. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm.

359. 244

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XXIII,

hlm. 529. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 360. 245

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXIV, hlm. 255. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII,

hlm. 459.

Page 177: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

163

Kuniyah : Abū al-Ḥāriṡ.246

Kategori : Tabi„ut Tabi„īn kalangan tua

Tempat Tinggal : Madinah

Lahir : 94 H.247

Wafat : 175 H.248

Guru : Ibrāhīm bin Abī „Ablah, Isḥāq bin „Abdullah, Ayūb bin Musa,

Ja„far bin Rabī„ah, Ja„far bin „Abdullah bin al-Ḥakim, al-Ḥāriṡ

bin Yazīd, Zuhrah bin Ma„bad bin „Abdullah, Sa‘īd bin Abī

Sa‘īd, dll.249

Murid : „Aḥmad bin „Abdullah bin Yūnus, Ādam bin Abī Iyās, Dāwud

bin Manṣūr, Zaid bin Yahya bin „Ubaid, Sa„id bin al-Ḥakim,

Sa„īd bin Zakaria, „Abdullah bin Wahab bin Muslim,

Qutaibah bin Sa‘īd bin Jamīl bin Ṭarīf, dll.250

Komentar Ulama : Aḥmad bin Ḥanbal: Ṡiqah, Yahya bin Ma„īn: Ṡiqah, Ibn

Madīnī: Ṡabat, al-„Ajlī: Ṡiqah.251

c) Sa‘īd

Nama : Sa„īd bin Abī Sa„īd.252

246

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXIV, hlm. 255. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII,

hlm. 459. 247

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 464. 248

Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VIII, hlm. 464. 249

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXIV, hlm. 256-259. 250

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXIV, hlm. 259-261. 251

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXIV, hlm. 259-261-264. 252

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. X,

hlm. 466. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 38.

Page 178: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

164

Kuniyah :Abū Sa„ad.253

Kategori : Tabi„īn kalangan pertengahan

Tempat Tinggal : Madinah

Lahir : -

Wafat : 123 H.254

Guru : Anas bin Mālik, Jābir bin „Abdullah, Jubair bin Maṭ„am, Sa„ad

bin Abī Waqāṣ, Syarīk bin „Abdullah, Āmir bin „Abdullah,

„Ibād bin Abī Sa„īd, „Abdullah bin Rāfi„, „Abdullah bin „Umar,

„Abdullah bin Abī Qatādah, ‘Aṭā’ bin Mīna’, dll.255

Murid : Abū Isḥāq Ibrāhīm bin al-Faḍl, Usāmah bin Zaid, Ismā„īl bin

Umayah, Ismā„īl bin Rāfi‟, Ayūb bin Mūsa, Ḥumaid bin

Ṣakhar, Dāwud bin Kḥalid, Abū Ḥāzim Salamah bin Dīnār,

Sya„bah bin al-Ḥajjāj, Ṭalḥah bin Abī Sa„īd, „Abdullah bin

Sa„id, al-Laiṡ bin Sa‘ad bin ‘Abdurraḥman, dll.256

Komentar Ulama : Aḥmad bin Ḥanbal: laisa bihi ba’s, Ibn Madīnī: ṡiqah,

Muḥammad bin Sa„ad: ṡiqah, al-„Ajli: ṡiqah, Abū Zur„ah:

ṡiqah, al-Nasā‟ī: ṡiqah, Ibn Kharasy: ṡiqah, Abū Ḥātim:

ṣadūq.257

253

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. X,

hlm. 467. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 38. 254

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. X,

hlm. 472. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm. 39. 255

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. X,

hlm. 467-468. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

38. 256

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. X,

hlm. 468-469. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

38. 257

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. X,

hlm. 469-470. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. IV, hlm.

38.

Page 179: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

165

d) ‘Aṭa’ bin Mīnā’

Nama : „Aṭā‟ bin Mīna‟.258

Kuniyah : Abū Mu„āz.259

Kategori : Tabi„īn kalangan pertengahan.

Tempat Tinggal : Madinah.

Lahir : -

Wafat : -

Guru : Abū Hurairah.260

Murid : Ismā„īl bin Umayah, Ayūb bin Mūsa, al-Ḥāriṡ bin

„Abdurraḥman, „Amrū bin Dīnār, Abū Mu„āz, Sa‘īd, dll.261

Komentar Ulama : Ibn Ḥibbān disebutkan dalam al-ṡiqāt.262

e) Abū Hurairah

Nama : „Abdurraḥman bin Ṣakhr.263

Kuniyah : Abū Hurairah.264

Kategori : Sahabat

Tempat Tinggal : Madinah

258

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XX,

hlm. 199. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VII, hlm. 216. 259

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XX,

hlm. 199. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VII, hlm. 216. 260

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XX,

hlm. 199. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VII, hlm. 216. 261

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XX,

hlm. 120. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VII, hlm. 216. 262

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz. XX,

hlm. 120. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. VII, hlm. 216. 263

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 366. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 262. 264

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 366. Lihat juga Aḥmad bin „Alī Ibn Ḥajar al-„Asqalānī, Tahżīb al-Tahżīb, Juz. XII,

hlm. 262.

Page 180: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

166

Lahir : -

Wafat : 57 H.265

Guru : Nabi Muḥammad Saw., Ubai bin Ka„ab, Usāmah bin Zaid, bin

Ḥāris, „Umar bin al-Khaṭṭāb, Abū Bakar al-Ṣiddīq, „Āisyah,

Ka„ab bin al-Ahbās, dll.266

Murid :Ibrāhīm bin Ismā„īl, Ibrāhīm bin „Abdullah bin Ḥunain, Anas

bin Mālik, Ṡābit bin Qais, Jāir bin „Abdullah, Ma„bad bin

„Abdullah bin Hisyām, dll.267

Komentar Ulama : Ibn Ḥajar “Sahabat”

Dari paparan data di atas, penulis menyimpulkan bahwa hadis yang

diteliti memenuhi kriteria kesahihan sanad hadis, karena diriwayatkan oleh

periwayat hadis yang ’adil dan ḍābiṭ, muttaṣil (bersambung) sanad terjadi proses

guru dan murid atau sanadnya bersambung dari awal sampai akhir, terhindar dari

‘illat dan syaż.

15. Hadis Kelima Belas

ن يا وما فيها ولقاب ق وس أحدكم من النة ر من الد أو لروحة ف سبيل اللو أو غدوة خي ع قيد ي عن سوطو ن يا وما فيها ولو أن امرأة من أىل النة اطلعت إل مو ر من الد خي

ن يا وم ر من الد ن هما ولملتو رحيا ولنصيفها على رأسها خي اءت ما ب ي ا أىل الرض ل268فيها

265

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 378. 266

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 367. 267

Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf al-Mizzī, Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl, Juz.

XXXIV, hlm. 367.-379. 268

Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī, Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh, hlm. 44.

Page 181: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

167

a. Takhrīj Ḥadīṡ

Berdasarkan penelusuran menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahras li

Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī dengan lafaz (روح) رودة,269

,(وضع) يىضع 270

.(سىط) 271

didapati riwayat dalam kitab hadis, Ṣaḥīḥ al-Bukhārī, Ṣaḥīḥ Muslim, Sunan Abī

Dāwud, Sunan al-Nasā’ī, Sunan Ibn Mājah, Muwaṭṭā’ dan Musnad Aḥmad.

ث نا عبد الل ٧٫٥٨صحيح البخاري (1 ث نا عبد العزيز بن أب : حد و بن مسلمة حد حازم عن أبيو عن سهل قال

ن يا ر من الد ع سوط ف النة خي عت النب صلى اللو عليو وسلم ي قول مو سن يا وما فيهاوما فيها ولغدوة ف سبيل الل ر من الد و أو روحة خي

: وقال ٥٪٨١صحيح البخاري (2ن يا وما فيها ولقاب ق وس أحدكم أو ر من الد غدوة ف سبيل اللو أو روحة خي

ن يا وم ر من الد ع قدم من النة خي ا فيها ولو أن امرأة من نساء أىل النة مون هما رحيا ولنصيفها ي عن ن هما ولملت ما ب ي اءت ما ب ي اطلعت إل الرض ل

ن يا وما فيها ر من الد المار خي ث نا ع ٥٦٫٤صحيح مسلم (3 ث نا محاد بن : حد بد اللو بن مسلمة بن ق عنب حد

سلمة عن ثابت عن أنس بن مالك قال ن يا ر من الد قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم لغدوة ف سبيل اللو أو روحة خي

اوما فيه ث نا حيي بن حيي أخب رنا عبد العزيز بن أب حازم عن ٥٦٫٥صحيح مسلم (4 : حد

اعدي أبيو عن سهل بن سعد الس

269

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz II, hlm. 318. 270

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz VII, hlm.

250. 271

A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī, Juz III, hlm. 24.

Page 182: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

168

يل اللو عن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال والغدوة ي غدوىا العبد ف سب ن يا وما فيها ر من الد خي

ر بن حرب قال ٥٦٫٦صحيح مسلم (5 ث نا أبو بكر بن أب شيبة وزىي : و حداعدي ث نا وكيع عن سفيان عن أب حازم عن سهل بن سعد الس حد

ن يا عن النب صل ر من الد ى اللو عليو وسلم قال غدوة أو روحة ف سبيل اللو خي وما فيها

ث نا مروان بن معاوية عن حيي بن سعيد عن ذكوان أب ث نا ابن أب عمر حد حدة قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم لول أن رجال من صالح عن أب ىري ر

ن يا وما ر من الد أمت وساق الديث وقال فيو ولروحة ف سبيل اللو أو غدوة خي فيها

ث نا علي ٥٧٩٧سنن الرتمذي (6 ث نا إساعيل بن جعفر عن : حد بن حجر حد محيد عن أنس

ر من أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال لغدوة ف سبيل اللو أو روحة خي ن يا وما فيها ولقاب ق وس أحدكم أو م ن يا وما الد ر من الد ع يده ف النة خي و

ن هما اءت ما ب ي فيها ولو أن امرأة من نساء أىل النة اطلعت إل الرض لر من الد ن هما رحيا ولنصيفها على رأسها خي ن يا وما فيهاولملت ما ب ي

قال أبو عيسى ىذا حديث صحيح ث نا أبو بكر بن أب شيبة وعبد اللو بن سعيد قال ٤٩٦٧سنن ابن ماجو (7 : حد

ث نا أبو خالد المحر عن ابن عجلن عن أب حازم عن أب ىر ي رة قال حدن يا ر من الد قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم غدوة أو روحة ف سبيل اللو خي

وما فيهاث نا ٤٩٦٨سنن ابن ماجو (8 ث نا زكريا بن منظور حد ار حد ث نا ىشام بن عم : حد

اعدي قال أب و حازم عن سهل بن سعد الس

Page 183: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

169

ن يا ر من الد قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم غدوة أو روحة ف سبيل اللو خي وما فيها

ث نا نصر بن علي الهضمي ٤٩٦٩سنن ابن ماجو (9 د بن المث ن قال : حد وممث نا محيد عن أنس بن مالك اب الث قفي حد ث نا عبد الوى حد

ر من أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال لغدوة أو روحة ف سبيل اللو خي ن يا و ما فيهاالد

: وإن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ب عث إل مؤتة ٤٤١٥مسند أمحد (11فاست عمل زيدا فإن قتل زيد فجعفر فإن قتل جعفر فابن رواحة ف تخلف ابن

ع مع رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ف رآه ف قال ما خلفك قال رواحة فجمن يا وما فيها ر من الد أجع معك قال لغدوة أو روحة خي

اك بن ع ٥١٦٨٥مسند أمحد (11 ث نا الضح ث نا عبد اللو بن الارث حد ثمان : حد عن الكم بن ميناء عن أب ىري رة

ر من أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال غدوة ف سبيل اللو أو روحة خي ن يا وما فيها الد

د بن إساع ٤٪٥١٦مسند أمحد (12 ث نا مم اك عن الكم بن : حد ث نا الضح يل حد ميناء عن أب ىري رة

ر من أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال غدوة ف سبيل اللو أو روحة خي ها ن يا وما علي ن يا وما فيها أو الد الد

ث نا محاد عن ثابت عن ٥٥٫١١مسند أمحد (13 ث نا عبد الرمحن بن مهدي حد : حد أنس قال

ن يا ر من الد قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم لغدوة ف سبيل اللو أو روحة خي وما فيها

د بن طلحة عن محيد عن ٦٪٥٥٫ند أمحد مس (14 ث نا مم ث نا أبو النضر حد : حد أنس

Page 184: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

170

ر من أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال لغدوة ف سبيل اللو أو روحة خي ن يا وما فيها ولقاب ر الد ه ي عن سوطو من النة خي ع قد ق وس أحدكم أو مو

ن يا وما فيها ولو اطلعت امرأة من نساء أىل النة إل الرض لملت ما من الدن هما ولنصيفه ن هما رحيا ولطاب ما ب ي ن يا وما فيهاب ي ر من الد ا على رأسها خي

ي ي عن سليمان عن إساعيل عن محيد عن أنس معناه ث نا الاش حدث نا محاد بن سلمة عن ثابت الب نان ع ٪٥٤١٫مسند أمحد (15 ث نا حسن حد ن : حد

أنس ن يا ر من الد أن النب صلى اللو عليو وسلم قال لغدوة ف سبيل اللو أو روحة خي

ن يا وما فيها ر من الد وما فيها ولقاب ق وس أحدكم ف النة خي ث ن ٥٤٥٦٥مسند أمحد (16 ث نا حيي بن أيوب عن : حد ا حيي بن إسحاق قال حد

عت أنسا ي قول محيد قال سن يا ر من الد قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم غدوة ف سبيل اللو أو روحة خي

وما فيهاث نا ٥٧١٥٫د مسند أمح (17 ث نا عصام بن خالد وأبو النضر قال حد : قال حد

اعدي قال العطاف بن خالد عن أب حازم عن سهل بن سعد السعت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول غزوة ف سب ن يا س ر من الد يل اللو خي

ع سوط ف النة ن يا وما فيها ومو ر من الد وما فيها وروحة ف سبيل اللو خي ن يا وما فيها ر من الد خي

د بن يوسف عن سفيان ٤٤٫٥سنن الدارمي (18 ث نا مم عن أب حازم عن : حدسهل بن سعد قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم لغدوة ف سبيل اللو أو

ن يا وما فيها ر من الد روحة خي

b. Kegiatan Penelitian Sanad

عت أنس بن مالك قال وس

Page 185: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

171

ن يا وما فيها عن ر من الد النب صلى اللو عليو وسلم لروحة ف سبيل اللو أو غدوة خي ن يا وما فيها ولو أ ر من الد ع قيد ي عن سوطو خي ن ولقاب ق وس أحدكم من النة أو مو

ن هما ولملتو رحيا ولنص اءت ما ب ي يفها امرأة من أىل النة اطلعت إل أىل الرض لن يا وما فيها ر من الد 272على رأسها خي

Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya.

Berkata, dan aku mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu dari Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam: "Pergi keluar berperang di jalan Allah pada

awal (pagi) hari atau pergi keluar berperang pada akhir (siang) hari lebih

baik dari pada dunia dan seisinya. Dan sungguh panjang (sehasta) busur

panah seorang dari kalian di surga atau tempat (sarung) cambuknya lebih

baik dari dunia dan seisinya. Dan seandainya seorang perempuan

(bidadari) penduduk surga muncul di tengah penduduk bumi niscaya ia

akan menerangi apa yang ada diantara keduanya (cakrawala langit dan

bumi) dan arama wanginya akan memenuhi cakrawala itu dan sungguh

kerudung yang ada di kepalanya itu lebih baik dari pada dunia dan

seisinya".

Hadis tersebut, diriwayatkan oleh al-Bukhārī, „Abdullah bin Muḥammd

bin „Abdullah, Mu„āwiyah bin „Amrū, Ibrāhīm bin Muḥammad bin al-Ḥātiṡ,

Ḥumaid bin Abī Ḥumaid, Anas bin Mālik bin al-Naḍir. Kata-kata yang digunakan

para periwayat untuk taḥammul wa ‘adā’ al-ḥadiṡ (lafaz-lafaz penerimaan dan

penyampaian riwayat) tersebut adalah ḥaddaṡanā, sami‘tu, dan ‘an.

Sebagaimana sebelumnya, bila suatu hadis terdapat dalam kitab Ṣaḥīḥ al-

Bukhārī dan Ṣaḥīḥ Muslim atau terdapat pada salah satu dari keduanya, maka

tidak perlu dibahas lagi. Baik kaitannya dengan sanad maupun matan. Hal ini

dikarenakan mayoritas ulama hadis telah menerima riwayat keduanya dengan

baik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hadis di atas

sebagaimana yang disebut dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

272

Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Ṣaḥīḥ al-Bukhari, hlm. 516.

Page 186: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

172

Mu’minīn fī Faḍā’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh

karya Syeikh „Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tersebut adalah ṣaḥīḥ.

Page 187: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

173

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat

menyimpulkan bahwa:

1. hadis-hadis dalam pasal keutamaan jihad di jalan Allah dalam kitab

Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi

fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh diriwayatkan oleh

al-Bukhārī, Muslim, Abū Dāwud, al-Turmużī, dan al-Nasā’ī.

2. Dari segi penyandaran, hadis-hadis dalam pasal keutamaan jihad di

jalan Allah dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-

Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn

fī Sabīlillāh ada yang marfū‘ dan ada juga yang mauqūf. Yang ada

marfū‘ ada 14 hadis dan yang mauqūf ada 1 hadis.

3. Dari segi kualitas, hadis-hadis keutamaan jihad dalam kitab Naṣīhat al-

Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh

wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh dua belas (80%) di antaranya

ṣaḥīḥ dan tiga (20%) ḍa‘īf. Hadis-hadis tersebut ḍa‘īf disebabkan

mastur al-hal (tidak diketahui hal-ihwalnya perawi).

B. Saran

Pemahaman Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tentang hadis

jihad dalam kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-

Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-Mujāhidīn fī Sabīlillāh yang penulis uraikan

Page 188: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

174

di atas penting untuk diapresiasi dan dikembangkan. Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-

Jāwī al-Palimbānī memahami sabda Nabi Saw. berupa jihad di jalan Allah

cenderung mengarah pada makna jihad sebagai bentuk perjuangan fisik. Syeikh

‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī tidak memasukkan hadis yang mempunyai

signifikansi intelektual. Hal ini tentunya menjadi pertanyaan tersendiri mengingat

sosok Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī sebagai tokoh sufi dalam

lingkaran tarekat Sammaniyah yang tentunya banyak berkecimpung dalam dunia

spiritual. Penulis menyarankan perlunya penelitian lebih lanjut terhadap

pemahaman Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī terhadap hadis Nabi

Saw. berkaitan dengan jihad. Mengingat Nabi Muhammad Saw. menjadikan jihad

sebagai amal manusia yang paling utama dan paling disukai setelah beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya.

Page 189: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

175

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Pirhat. Eksistensi Zikir (Suatu Analisis terhadap Ajaran Tarekat al-

Palimbani). (Tesis: PPs IAIN Imam Bonjol Padang. 2000).

Abdullah, Amin. Studi Agama Normativitas atau Historisitas (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 1996)

Abdullah, Mal An. Jejak Sejarah Abdus Samad al-Palimbani. (Palembang:

Syariah IAIN Raden Fatah Press 2012)

------------. Syeikh Abdus Samad al-Palimbani; Biografi dan Warisan Keilmuan.

(Yogyakarta: Pustaka Pesantren. 2015)

Abdullah, Muhd. Ṣagir. Syekh Abduṣ-Ṣamad al-Palimbani (Pontianak: al-Faṭanah.

1983)

Abdullah, Wan Mohd. Shaghir. “Syeikh Abdus Shamad al-Falimbani Wafat

Sebagai Syuhada”.

http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2007&dt=1126&pub=Utusa

n_Malaysia &sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm. Diakses 1 Mei. 2015

Adiwidjadjanto, Koes. Sejarah Kota-Kota Islam: Pengantar Perkuliahan.

(Surabaya: Jurusan SPI Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel. 2010)

Ahmad, M. Kursani. Abd. aṣ-Ṣamad al-Palimbani Pelopor Tarekat As-

Sammaniyah di Indonesia. dalam Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI

Kalimantan. Vol. 8. No.13. April 2010.

Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Amzah. 2009)

Anshoriy, M Nasruddin. Bangsa Inlander: Potret Kolonialisme di Bumi

Nusantara. (Yogyakarta: LkiS. 2008)

al-Ashfahani, al-Raghib. Mu’jam Mufradat Alfazh al-Qur’an. (Bairut: Dar al-

Fikr).

Askar, S. Kamus Arab-Indonesia. (Jakarta. Senayan Publishung. 2009)

Azra, Azyumardi. Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abad XVII dan XVIII; Akar Pembaruan Islam Indonesia. (Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group. 2013)

Azzam, Abdullah. Perang Jihad di Jaman Modern. (Jakarta: Gema Insani Press.

1994)

------------. Tarbiyah Jihadiyah. Juz II. Terj. (Solo : Pustaka al-„Alaq. 1993)

Al-Bannaniy. Hasyiyah 'ala Syarh Muhammad ibn Ahmad al-Mahalliy 'ala Matn

Jam' al-Jawami' li aI-Imam Taj al-Din 'Abd al-wahhab ibn al-Subkiy. Juz

II. (T.tp.: Dar Ihya' al-Kutub al­'Arabiyah. t.t.).

Page 190: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

176

al-Baytar, „Abd ar-Razaq. Hilyah al-Basyar fi Tarikh al-Qarn al-Salis ‘Asyar. Juz

I. (Damaskus: Matba‟at al-Majma‟ al-„Ilmi al-„Arabi. 1963 M/1382 H)

Bernard Hubertus Maria Vlekke. Nusantara: sejarah Indonesia. (Jakarta:

Gramedia. 2008)

Bruinessen, Martin Van. Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat; Tradisi-tradisi

Islam di Indonesia. (Bandung: Mizan. 1999)

------------. Syair Perang Menteng. (T.tp.: M. O Woelders. t.t)

al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Ṣaḥīḥ al-Bukhari. (Beirut. Dar al-Kutub al-

Ilmiyah. 1971)

Burhanudin, Jajat. Ulama dan Kekuasaan; Pergulatan Elite Muslim dalam

Sejarah Indonesia. (Jakarta. Mizan. 2012). hlm. 148.

Chirzin, Muhammad. Kontroversi Jihad di Indonesia; Modernis Versus

Fundamentalis. (Yogyakarta: Pilar Media. 2006)

Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam 4 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru

van Hoeve. 1994)

Drewes, G.W.J. Further Data Concerning ‘Abd al-Samad al-Palimbani. dalam

Bijdragen van Het Koninklijk Instituut Voor Taal. Land en Volkkenkunde

(BKI) (Leiden: The Hague. 1976)

Esposito, John L. (ed), Ensiklopedi Oxford: Dunia Islam Modern, (Bandung:

Penerbit Mizan, 2001)

Fang, Liaw Yock. Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik Jilid 2. (Jakarta:

Erlangga, 1993)

Fathurrahman, Oman. “Penulis dan Penerjemah Ulama Palembang:

Menghubungkan Dua Dunia”. Dalam

http://www.adicita.com/artikel/detail/id/165/Penulis-dan-Penerjemah-

Ulama-Palembang-Menghubungkan-Dua-Dunia. Diakses 1 Mei 2015

Gayo, H. M. Iwan. Buku Pintar Seri Junior. (Jakarta: Grasindo. 2008)

Hadhiri, Choiruddin. Klasifikasi Kandungan al-Qur’an jilid II. (Jakarta: Gema

Insani Press. 1993)

Hawiy, Said. Jund Allah saqafat wa Akhlaqan (Beirut: Dal al-Kutub al-Ilmiyyah.

1979)

al-Hindī, „Alā‟uddin „Alī bin Ḥisāmuddīn. Kanz al-‘Ummāl fi Sunan al-Aqwāl wa

al-Af‘āl. (Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1401 H/1981 M)

Hitti, Philip K. History of The Arabs: From The Earliest Times to The Present.

Penerjemah R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi (Jakarta:

Serambi. 2010)

Page 191: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

177

http://allahadatanpatempat.blogspot.com/2009/12/sekilas-perkembangan-tarekat-

dan. html.

http://digilib.sunan-ampel.ac.id/files/disk1/12/hubptai-gdl-hasninoor-582-ajarans-

).pdf.

http://lppbi-fiba.blogspot.com/2009/05/tasauf-akhlaqi-abd-al-samad-al.html.

Huda, Nur. Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia.

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2007)

Hurgranje, C. Snouck. Mekkah in the Latter Part of teh Nineteen Century.

Penterjemah J. H. Monathan. (London: Gibb Memorial Series. 1931)

Ibn Ḥajar al-‟Asqalānī, Aḥmad bin „Alī. Tahżīb al-Tahżīb, (India: Matba„ah

Dāirah al-Ma„ārif al-Naṭāmiyah, 1326 H)

Ibn Hajjaj, Muslim. Ṣaḥīḥ Muslim. (Lebanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah. 2008)

Ibn Hanbal, Imam Ahmad. Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal. (Beirut: „Alim

al-Kutub. 1419 H/1998 M)

Ibn Majah, Abu „Abdullah Muhammad ibn Yazid. Sunan Ibn Majah. (Bairut: Dar

al-Fikr. t.t.). Jilid IV

Ibn Manzur, Muhammad ibn Mukarram. Lisan al-‘Arab. Juz II. (Mesir: Dar

Misriyyah. t.t).

Ibn Qudamah. al-Mughni. (Beirut: Dar al-Fikr. 1997)

Ibn Zakariya, Abu al Husain Ahmad ibn Faris. Mu’jam Muqayīs al-Lughah. Juz. 1

(Bairut: Dar al Fikr. 1994)

Ibn Zakariya, Abu Husain Ahmad ibn Faris. Mu‟jam Maqayīs al-Lughah. (Beirut:

Dar al-Fikr. 1979)

Ibnu Katsīr. Tafsir al-Qur’an al-‘Azim. Jilid IV. (Beirut: Maktabah al-Nur al-

„Ilmiyah. 1992)

Irawan, Taufik. “Syeikh Abdus Shamad Al-Falimbani Ulama Sufi dan Syuhada”.

dalam https://taufikirawan.wordpress.com /2011/11/03/syeikh-abdul-

samad-al-falimbani-ulama-sufi-dan-syuhada/. Diakses 2 Mei 2015.

Irwanto, Dedi Dkk. Iliran dan Uluran; Dinamika dan Dikotomi Sejarah Kultural

Palembang. (Yogyakarta: Eja Publisher. 2010)

Ismail, M. Syuhudi. Hadis Nabi Menurut Para Pembela. Pengingkar dan

Pemalsunya, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani Press. 1995)

------------. Kaidah Kesahihan Sanad Hadis; Telaah Kriti dan Tinjuan dengan

Pendekatan Ilmu Sejarah. (Jakarta: Bulan Bintang. 2005)

Page 192: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

178

Jamaluddin, Wan. Pemikiran Neo-Sufisme Abd aṣ-Ṣamad al-Palimbani. (Jakarta:

Pustaka Irfani. 2005).

al-Kahlani, Muhammad ibn Ismail. Subul al-Salam. Vol.II. (Bandung: Dahlan.

t.t.)

Kartodirjo, Sartono. Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 Dari

Emporium Sampai Imperium. Jilid I. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. 1993)

Karya, Soekma (et.al). Ensiklopedi Mini; Sejarah dan Kebudayaan Islam.

(Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1998)

Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: PT. Sinergi

Pustaka Indonesia, 2012)

al-Khatīb, Muhammad „Ajjaj. Uṣūl al-ḥadis ‘Ulumuhu wa Musṭalahuh. (Beirut:

Dār al-Fikr, 1391 H/1971 M)

Krippendorff, Klauss. Content Analysis: an Introduction to Its Methodology. Vol.

5 (London: Sage Publications. 1982)

Lings, Martin. Muhammad: His Life Based on the Earliest Source Penerjemah

Qomaruddun SF menjadi Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan

Sumber Klasik (Jakarta: Serambi. 2007)

Mahfud, Louis. al- Munjid fi al- Lughah. (Cet. XVIII. Bairut: Dar al- Maghrib.

1984)

Masyhur, Kahar. Bulugul Maram. Jilid II. (Jakarta: Melton Putra. 1992)

al-Mizzī, Jamāludīn Abī Ḥajjāj Yūsuf. Tahdzīb al-Kamāl fī Asmā’i al-Rijāl.

(Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1400 H/1980 M)

al-Mubarakfuri, Syaikh Shafiyyurrahman. Ar-Rahiqul Makhtum. Bahtsun fi al

Sirah al-Nabawiyah ala Shahibiha afdhali al-Shalati Wa al-Salam.

Diterjemahkan oleh Kathur Suhardi kedalam bahasa Indonesia menjadi

Sirah Nabawiyah. (Jakarta: Pustaka al-Kautsar. 2010)

Mufrodi, Ali. Islam di Kawasan Arab. Edisi Revisi (Surabaya: Anika Bahagia.

2010)

el-Muhammady, Muhammad Uthman, “The Islamic Concept of Education

According to Syaikh „Abdus-Samad of Palembang and Its Significance in

Relation to the Issue of Personality Integration”, dalam Akademika, Juli

1972.

Mulyati, Sri. Tasawuf Nusantara; Rangkaian Mutiara Sufi Terkemuka. (Jakarta :

Kencana. 2006)

Muthahari, Murthada. Pengantar Ilmu-Ilmu Islam. (Jakarta: Pustaka Zahra. 2003)

Page 193: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

179

al-Nasā‟ī, Abu „Abdurrahman Ahmad Syu‟aib bin Ali. Sunan al-Nasā’ī. Jilid VI.

(Bairut: Dar al-Ma‟rifat. 1419 H)

Nasr, Sayyid Husain. a Young Muslim Guide to the Modern World. Penerjemah

Hasti Tarekat “Dunia Modern”. (Bandung: Mizan 1994)

Ningsih, Luzmy. Syeikh Abdus Samad al-Palimbani: Pemikiran Dakwah dan

Karyanya. (Skripsi: Universitas Indonesia Fakultas Sastra. Depok 1998).

al-Palimbani, Syeikh „Abd Samad al-Jawi. Hidayatus Salikin fi Suluk Maslakil

Muttaqin. (T.tp.: Maktabah wa Matba‟ah Muhammad al-Nahdi wa

Awladuh. t.t.)

------------. Nasihat al-Muslimin wa Tadzkirat al-Mu’minin fi fada il al-Jihad fi

Sabilillah wa Karamat al-Mujahidin fi Sabilillah. Cet.1. (Jakarta: Wuzarat

al-Syuun al-Diniyyah Lil Jumhuriyyah al-Indunisiyah. 2009)

------------. Syair al-Sālikīn ilā ‘Ibādah Rabb al-‘Ālamīn. Juz III. (Semarang; Toha

Putra. t.t.)

Peeters, Jeroen. Kaum Tuo Kaum Mudo: Perubahan Religius di Palembang 1821-

1942. (Jakarta: INIS. 1977)

Poesponegoro, Martawi Djoened dan Nugroho Notosusanto. Sejarah Nasional

Indonesia III. (Jakarta: Balai Pustaka. 2008)

Pudjiastuti, Titik. Memandang Palembang Dari Khazanah Naskahnya.

Putuhena, M. Shaleh. Historiografi Haji Indonesia. (Yogyakarta: LkiS. 2007)

Qardhawi, Yusuf. Fiqih Jihad; Sebuah Karya Monumental Terlengkap Tentang

Jihad Munurut al-Qur’an dan Sunnah. (Bandung: Mizan Pustaka. 2010)

Quzwain, Chatib. Mengenal Allah; Suatu Studi Mengenai Ajaran Tasawuf Syaikh

‘Abdus Samad al-Palimbani Ulama Palembang Abad ke-18 Masehi.

(Jakarta: PT Bulan Bintang 1985)

Rahim, Husni. Sistem Otoritas 7 Administrasi Islam; Studi Tentang Pejabat

Agama masa Kesultanan dan Kolonial Di Palembang. (Jakarta: PT

LogosWacana Ilmu. 1998)

Ricklefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. (Jakarta: Serambi Ilmu

Semesta. 2008)

Rohimin. Jihad Makna & Hikmah. (Jakarta: Erlangga. 2006)

Romli, Moh. Guntur dan A. Fawaid Sjadzili. Dari Jihad Menuju Ijtihad. (Jakarta:

LSIP. 2004)

Rumandi. Renungan Santri: Dari Jihad Hingga Kritik Wacana Agama. (Jakarta:

Erlangga. 2007)

Salabi, Rauf. al-Jihad fi al-Islam Manhaj wa Tatbiq (Juz I; Beirut: Mansyurat al-

Page 194: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

180

Maktabat al-Asriyah. 1980)

ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. Sejarah dan Pengantar I1mu Hadits.

(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra. 2009)

Shihab, Alwi. Sufistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya Hingga Kini di Indonesia

(Bandung: Mizan. 2001)

Shihab, M. Quraish dkk. Ensiklopedia al-Qur’an; Kajian Kosa Kata. (Jakarta:

Lentera Hati. 2007)

Shihab, M. Quraish. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudu’i Atas Belbagai

Persoalan Umat. Cet. I. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000).

Sholikhin, Muhammad. The Power of Sabar. (Solo: Tiga Serangkai. 2009)

al-Sibaiy, Mustafa. al-Sunnah wa Makanatuhu fi al-Tasyri al-Islamiy, (T.tp.: Dar al-

Qawniyah. t.t.)

al-Sijstani, Abu Dāwud Sulaiman bin Asy‟ats. Sunan Abi Dāwud. Jilid II. (Bairut:

Dar al-Kutub al-Arabi. t.t.)

Solihin, M. Melacak Pemikiran Tasawuf di Nusantara. (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2005)

Sulaiman, M. Noor PL. Antalogi Ilmu Hadits. (Jakarta: Gaung Persada Press.

2008)

Suprapto, H.M. Bibit. Ensiklopedi Ulama Nusantara: Riwayat Hidup. Karya. dan

Sejarah Perjuangan 157 Ulama Nusantara (Jakarta: Gelegar Media

Indonesia. 2009). hlm. 130.

Suryanegara, Ahmad Mansur. Api Sejarah I. (Bandung: Salamadani Pustaka

Semesta. 2010)

al-Syafi'i. al-Umm. Juz VII (T.tp.: Nur al-Saqafat al-Islāmiy, t.t.)

Syarbini, Muhammad. Al-Iqnak. Juz II. (Beirut: Dar al-Fikr. 1425)

Ṭaḥḥān, Maḥmūd. Uṣūl al-Takhrīj wa Dirasah al-Asānid. (Riyad: Maktabah al-

Ma„arif: 1991 M/1412 H)

Tim Redaksi Kamus Bahasa Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:

Pusat Bahasa. 2008)

Tjandrasasmita, Uka. Arkeologi Islam Nusantara. (Jakarta. Gramedia. 2009)

al-Turmużī, Muhammad bin Isa. Jami‘ al-Ṣaḥīḥ Sunan al-Turmużī. (Beirut: Dar

Ihya al-Turas al-„Arabi. t.t.)

al-Uyairi, Syaikh Yusuf. Muslim Berjihad; Peran Wanita Dalam Medan Perang.

(Solo: Media Islamika. 2007)

Page 195: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

181

Wahbah, Taufiq Ali. Jihad dalam Islam. Penerjemah Abu Ridha (Jakarta: Media

Dakwah. 1985)

Walizer, Michael H. dan Paul L. Wienir. Research Methods and Analysis

Searching for Relationsip. terj. Arief Sukadi Sadiman (Jakarta: Erlangga.

1991)

Wehr, Hans. A Dictionary of Modern Written Arabic. J. Milton Cowan (ed.). New

York: Spoken Language Services Inc.. 1976

Wensinck, A.J. Miftāh Kunuz al-Sunnah. (Lahore: Idarah Turjuman al-Sunnah,

1978 H/1398 M)

------------------. al-Mu’jam al-Mufahras li Alfāẓ al-Ḥadis al-Nabawī., (Leiden:

E.J. Brill, 1936 M)

Wijayakusuma, M. Hembling. Pembantaian Massal 1740: Tragedi Berdarah

Angke. (Jakarta: Pustaka populer Obor. 2005)

Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada. 2006)

Yunus, Abd. Rahim. Posisi Tasawuf dalam Sistem Kekuasaan di Kesultanan

Buton pada Abad Ke-19 (Jakarta: INIS. 1995)

Zada, Khamami dkk. Intelektualisme Pesantren. (Jakarta: Diva Pustaka, 2006)

al-Żahabī, Abū „Abdullah Muḥammad bin Aḥmad bin „Uṡmān. Siyar Aʻlam al-

Nubalā’. (Beirut: Mu‟assasah al-Risālah, 1405 H/1985 M)

al-Zahrani, Muhammad. Ensiklopedia Kitab-kitab Rujukan Hadits; Lengkap

dengan Biografi Ulama Hadits dan Sejarah Pembukuannya. (Jakarta:

Darul Haq. 2012)

Zubair. Jihad dan Kemerdekaan; Studi atas Naskah Nasihatul Muslimin wa

Tadzkiratul Mu’minin. (Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan Badan

Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. 2011)

Zuhaili, Wahbah. al-Fiqh al-Islami wa ‘adillatuhu. Juz VI. (Bairut: Dar al-Fikr.

1989)

Page 196: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

170

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Baharudin, M. Ag dilahirkan di Bukit Subur, Muaro Jambi.

Pada tanggal 13 April 1991. Setelah menamatkan Sekolah

Dasar Negeri di Bukit Subur, Muaro Jambi (1998-2003), ia

meneruskan pendidikannya ke Madrasah Tsanawiyah

Pondok Pesantren As’ad (2003-2006). Setelah tamat

Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren As’ad, ia

melanjutkan ke pendidikannya ke Madrasah Aliyah (MA) masih di Pondok

Pesanteran As’ad (2003-2009). Setelah tamat dari Madrasah Aliyah (MA), ia

melanjutkan pendidikannya ke Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk Stara 1 (S1) Program Studi Tafsir Hadis Fakultas

Ushuluddin (2009-2013). Selanjutnya ia meneruskan pendidikannya di Program

Megister Strata 2 (S2) Program Studi Tafsir Hadis Konsentrasi Hadis di Fakultas

Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (tamat

2016). Selain itu juga, ia juga menjadi pendidikan non formal di antaranya

Pelatihan Penelusuran Literatur Klasik Tafsir Hadis (2011), Pelatihan Menulis

Kreatif dan Karya Ilmiah Populer (2013), LEMHANAS RI (2013), Training

Metode Pembelajaran al-Qur’an bil Qalam (2014).

Pengalaman organisasi, penulis penah menjabat sebagai Kadib Dikwah

OSIS MTs As’ad (2005-2006), Sekretaris OSIS MA As’ad (2007-2008), Kabid

Dikwah ISAPPA (2007-2008), Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan

Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta (2010-2011), Redaktur Buletin Lingkar Kajian Studi Tafsir

Hadis (2010-2011), Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2013), Ketua

Umum Forum Mahasiswa Ushuluddin Se-Indonesia (2012-2013), Dewan

Pelindung Lembaga Komunikasi Jambi Emas (2013-2018). Pengurus Pusat Ikatan

Pesantren Indoensia (IPI) (2016-2021).

Di samping itu, penulis juga giat pula dalam membuat karya-karya tulis

dalam bentuk makalah, penelitian, bahan pidato, artikel, baik untuk kepentingan

sendiri atau untuk forum ilmiah lainnya. Salah satu karya tulis adalah “Suap atau

Page 197: “JIHAD: STUDI KUALITAS SANAD HADIS JIHAD DALAM KITAB ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34467/2/TESIS BAHARUDIN-FU.pdf · diperlukan kitab-kitab kamus hadis seperti

171

Riswah Dalam Pandangan Islam”, “Nilai-nilai Kebangsaan Dalam Pancasila”,

“Penafsiran Abū Ḥāmid al-Ghazālī Terhadap QS. Al-Nūr [24]: 35 (Studi Kitap

Misykāt al-Anwār) (Skripsi) dan “Pemahaman Hadis Tentang Jihad Menurut

Syeikh ‘Abd al-Ṣamad al-Jāwī al-Palimbānī (Studi Kitab Naṣīhat al-Muslimīn wa

al-Tażkiratu al-Mu’minīn fī Faḍa’il al-Jihādi fī Sabīlillāh wa Karāmatu al-

Mujāhidīn fī Sabīlillāh) yang sedang anda hadapi ini bersal dari tesis penulis

untuk meraih gelar Megister Agama (M. Ag) di Fakultas Ushuluddin Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.