Upload
others
View
28
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
“SIHIR DALAM PERSPEKTIF HADIS”
(Studi Tematis Makna Sihir)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Puput Fauziah
NIM: 1113034000203
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
i
KATA PENGANTAR
Dengan Segala Puji dan rasa syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
rahmat dan karunia serta memberikan segala kemudahan kesehatan dan kesabaran sehingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ SIHIR DALAM PERSPEKTIF
HADIS (Studi Tematis Makna Sihir) ”
Penulis disini menyadari bahwa, dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, oleg karena itu penulis membuka lebar-lebar kritik dan saran dalam penulisan ini.
Kemudian dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tidak akan bias terselesaikan
tanpa adanya Doa, dukungan serta bantuan dan semangat dari berbagai pihak, maka dari penulis
sendiri mengucapkan banyak terimakasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Prof. Dede Rosyada Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Prof. Dr. Masri Mansoer. MA., Dekan Fakultas Ushuluddin dan seluruh
jajaranya.
3. Ibu Dr.Lilik Ummi Kultsum MA, dan Ibu Dra. Banun Binaningrum M.Pd. Selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir.
4. Bapak Dr.M.Isa H.A Salam, MA selaku dosen pembimbing penulis, yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dan telah memberikan ilmu serta
motivasinya dengan penuh kesabaran, serta meluangkan banyak waktu selama proses
bimbingan penulisa skripsi ini. Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika selama
proses bimbingan banyak merepotkan. Semoga Allah SWT Membalas segala
kebaikan bapak dan keluarga.
ii
5. Bapak Dr. Masykur Hakim, dosen pembimbing akademik yang telah membimbing
penulisan dari awal semester hingga selesai.
6. Seluruh dosen Fakultas Ushuluddin khususnya dosen program studi Ilmu al-Qur’an
dan Tafsir, terimakasih banyak, atas segala ilmu yang telah diberikan. Semoga Allah
SWT membalas semua kebaikan yang telah dilakukan.
7. Orang tua tercinta Bapak H. Rasan dan Ibu Hj Khotimah yang tidak pernah berhenti
untuk selalu mendoakan yang terbaik untuk putrinya. Dan yang selalu memberi
dukungan serta kasih sayangnya, serta memberikan segala hal yang terbaik untuk
anaknya. Semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
8. Kaka tercinta Ali Usman yang telah memberikan inspirasi, motivasi dan dukungan
selama ini, serta ka Hikmah yang telah ikut serta membantu dan mendukung penulis.
Dan juga dua jagoan kecil ku Dewa dan Alisha yang selalu aku sayangi semoga
kebahagiaan selalu menyertai keluarga besar kami.
9. Teman-teman seperjuangan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2013 dan terkhusus
keluarga besar TH F ( Lukman, Mak Rusnul, Uci, Maya, Bu Rimah, Fahmi, Fildzah
Nida, Joni Perindra, Reza Syaokani, Hasan, Fatah, Bang jali, Nia, Ulan ) dan semua
anggota TH F 2013. Semoga kesuksesan menyertai kita semua dan silaturahmi kita
tetap berjalan, serta semoga Allah memberikan kemudahan dan keberkahan dalam
setiap langkah kita dimana pun kita berada.
10. Teman-teman KKN Gema Merdeka ( Desy, Alia, Hamid, Andri, Dodi, Manda,
Ummu, Muti ) terimakasih untuk segala kenangan dan kebersamaan yang telah
terjalin. Semoga kita selalu diberikan kemudahan dalam segala urusan dimanapun
saat ini kalian berada.
iii
11. Teman-teman kosan Abu ( Mba ayati, Aisyah, Luluk, Janah, Nida, Umi, Cika, Lala,
Diyah, Febi, Titin, Nurul ) terimakasih sudah menjalin kebersamaan selama berada di
kosan.
12. Teman-teman KPU 2016 Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajaran Dema dan
Sema Uin tahun 2016. Terimaksih atas kerja sama pengalaman dalam berorganisasi.
13. Kelurag besar PMII serta oraganisai (KMSGD dan Permai Ayu Jabodetabek)
terimakasih atasa pengalaman dalam berorganisasi.
Ciputat 2018
iv
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
HURUF ARAB HURUF LATIN KETERANGAN
tidakdilambangkan ا
b Be ب
t Te ت
ts Te dan es ث
j Je ج
h H dengan garis bawah ح
kh Ka dan ha خ
d De د
dz de danzet ذ
r Er ر
z Zet ز
s Es س
sy es dan ye ش
s es dengan garis bawah ص
ḏ de dengan garis bawah ض
ṯ te dengan garis bawah ط
ẕ zet dengan garis bawah ظ
koma terbalik diatas hadap kanan ´ ع
gh ge dan ha غ
f Ef ؼ
q Ki ؽ
k Ka ؾ
l El ؿ
m Em ـ
n En ف
w We و
h Ha هػ
Apostrof ` ء
y Ye ي
v
2. Vokal
Vokal dalam bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau
menoftong dan vokal rangkasp atau diftong. Untuk vokal tunggal, ketentuan alih aksaranya
adalah sebagian berikut:
TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan
A Fathah ـ
I Kasrah ـ
U ḏammah ـ
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan
يـ
Ai a dan i
وـ
Au a dan u
3. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (mad), yang dalam bahasa Arab dilambangkan
dengan harakat dan huruf, yaitu:
TandaVokal Arab TandaVokal Latin Keterangan
 a dengan topi di atas ػػػػػػػػػػػػػػا
Î i dengan topi di atas ـــي
Û u dengan topi di atas ـــو
vi
4. Kata Sandang
Kata sandang yang dalam system aksara Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu
dialihaksarakan menjadi huruf /I/, baik diikuti huruf syamsiyyah maupun qamariyyah.
Contoh: al-Rijâl, al-Diwân bukan ad-Diwân
5. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau Tasydîd yang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah
tanda ( dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan ( ـ
menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang
diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya, kata الضرورة tidak ditulis ad –darûrah
melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.
6. Ta Marbûṯah
Berkaitan dengan alih aksaraini, jika huruf tamar bûṯah terdapat pada kata yang
berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf /h/ (lihat
contoh1dibawah). Hal yang sama juga berlaku jika ta marbûṯah tersebut di ikutioleh kata
sifat (na´t) (lihatcontoh 2). Namun, jika huruf ta marbûṯah tersebut di ikuti kata benda
(isim), makahuruftersebutdialihaksarakanmenjadihuruf /t/ (lihatcontoh 3).
No. Kata Arab AlihAksara
Ṯarîqah طريػقة 1
ميةالجاملة اإلسل 2 Al-Jâmilah al-Islâmiyyah
Wahdat al-Wujûd وحدة الوجود 3
vii
7. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam
alihaksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku dalam Ejaan Bahasa Indonesia (EBI), antara lain untuk menuliskan35
permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Jika
nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf capital tetap huruf
awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh:Abû Hâmid al-
Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi. Beberapa ketentuan
lain dalam EBI sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alihaksara ini, misalnya ketentuan
mengenai huruf cetak miring (italic) atau cetak tebal(bold). Jika menurut EBI, judul buku
itu ditulis dengan cetak miring, maka demikianhalnya dalam alih aksaranya, demikian
seterusnya. Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal
daridunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar
katanya berasal dari bahasa Arab. Misalnya ditulis Abdussamad al-Palimbani, tidak ‘Abd
al-Samad al-Palimbânî; Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
8. Cara Penulisan Kata
Setiap kata, baik kata kerja (fi‘l), kata benda (ism), maupun huruf (harf) ditulis secara
terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam
bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:
viii
Kata Arab
Ahli Aksara
ذهباالستاد
dzahaba al-ustâdzu
ثبتاالجر
tsabata al-ajru
الحركةالعصرية
al-harakah al-‘asriyyah
أشهد آنالإلهإالهللا
asyhadu an lâ ilâha illâ Allâh
الح موالناملكالص
Maulânâ Malik al-Sâlih
ك م هللا ي ؤثر
yu’atstsirukum Allâh
المظاهرالعقلية
al-mazâhir al-‘aqliyyah36
Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri mereka. Nama
orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab tidak perlu dialihaksarakan.
Contoh: Nurcholish Madjid, bukan Nûr Khâlis Majîd; Mohamad Roem, bukan
Muhammad Rûm; Fazlur Rahman, bukan Fadl al-Rahmân.
ix
ABSTRAK
Puput Fauziah
Sihir Dalam Prespektif Hadis (Studi Tematis Makna Sihir)
Sampai saat ini ilmu sihir masih menjadi pembahasan yang tetap ada di kalangan
masyarakat, al-Quran dan Hadis sendiri membenarkan adanya ilmu sihir, oleh karenanya Allah
SWT melarang menggunakan sihir. Bahkan Rosulullah SAW berwasiat mengajarkan kita untuk
selalu berdoa agar di jauhkan dari segala hal yang berkaitan dengan sihir. Hadis sebagai sumber
kedua milik umat islam, tentu memiliki kedudukan yang sangat penting sebagai petunjuk hidup
umat manusia dalam menentukan arah yang benar, dengan tidak menyimpang dan larut dalam
kesesatan dan kemaksiatan oleh karenanya, perlu ada pengkajian terhadap sesuatu yang terdapat
di dalam hadis, termasuk makna yang terkandung di dalamnya, serta menghubungkanya dengan
ilmu yang bersifat umum yang ada kaitanya dengan kehidupan saat ini. Salah satu contoh adalah
sebuah kajian hadis tematik seputar sihir yang berkaitan dengan banyaknya penggunaan sihir
dikalangan masyarakat.
Dalam skripsi ini, metode penulisan yang digunakan dalam metode Library Research
yaitu penelitian melalui riset kepustakaan,teknik pengumpulan, dengan melalui pencarian hadis-
hadis yang bertema menegenai sihir, serta mengetahui fenomena apa saja yang terjadi saat ini mengenai sihir. Dalam hal ini penulis hanya membahas hadis-hadis yang terdapat di dalam kitab
kutub al-sittah, kemudian metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif.
Dari hasil penelitian ditemukan makna sihir yang terdapat dalam hadis mengandung
beberapa makna seperti, sihir yang bermakna hayalan, ilusi, yang bisa menyebabkan perpisahan
dan membuat manusia saling membenci hingga berujung kematian, serta ilmu perbintangan
termasuk sihir dan ilmu perdukunan termasuk sihir. Serta beberapa makna lain yang terkandung
di dalam syarah hadis mengenai sihir,kemudian jenis-jenis sihir yang terjadi pada diri manusia
ketika terkena sihir , pengobatan yang dilakukan Nabi terhadap orang yang terkena sihir dan
pendapat para ulama mengenai arti sihir, hingga gambaran sihir yang terjadi dimasa para Nabi
dan dimasa sekarang.
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
PEDOMAN TRANSLITASI ............................................................................................ iv
ABSTRAK ....................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... .x
BAB 1 : PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalahan.................................................. 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
D. Metodologi Penelitian .................................................................................................. 9
E. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 11
F. Sistematika Penulisan.................................................................................................. 12
BAB II : TINJAUAN TENTANG SIHIR .................................................................... 14
A. Pengertian Sihir ........................................................................................................... 14
1. Menurut Etimologi ................................................................................................ 14
2. Menurut Terminologi ............................................................................................ 14
B. Sihir Pada Zaman Nabi ............................................................................................... 16
1. Sihir Pada Masa Nabi Sulaiman ............................................................................ 16
2. PengobatanTerkena Sihir Di Zaman Nabi Muhammad ........................................ 23
C. Fenomena Yang Termasuk Sihir ................................................................................. 29
1. Jampi-jampi, Ahli Nujum,dan Santet .................................................................... 29
2. Ramalan Dan Perdukunan ..................................................................................... 31
D. Jenis-jenis Sihir ........................................................................................................... 34
BAB III : PENGUMPULAN HADIS PERMAKNA DAN TERJEMAHAN ............. 41
A. Teks-teks Hadis Dan Terjemahanya ........................................................................... 41
B. Asbabul Wurud ........................................................................................................... 60
C. Syarah Hadis ............................................................................................................... 63
BAB 1V : ANALISIS DAN PENDAPAT PARA ULAMA MENGENAI SIHIR ...... 73
A. Analisis Mengenai Hadis Sihir.................................................................................... 73
B. Upaya-Upaya Sihir Dalam Menyesatkan Manusia ..................................................... 75
C. Cara PencegahanTerhadap Sihir ................................................................................. 79
D. Pendapat Para Ulama MengenaiSihir.......................................................................... 80
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................. 83
B. Saran-saran .................................................................................................................. 84
Daftar pustaka ................................................................................................................. 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perjalanan waktu, umat manusia seringkali dihadapi dengan
adanya permasalahan yang harus disikapi dan dihadapi dengan baik. Bagi umat
Islam, permasalahan yang timbul kapan dan dimanapun harus dikembalikan kepada
pegangan hidup yang telah ditetapkan yaitu al-Qur‟an dan Hadis Nabi.1 Masalah
yang terjadi di dunia ini begitu banyak, dan apabila kita amati, banyak kehidupan
yang tidak luput dari masalah duniawi diantaranya masalah yang sering terjadi seperti
rejeki, jodoh, maut, mengenai nasib yang terkadang manusia mengambil langkah-
langkah keputusan yang praktis tanpa melihat larangan mengenai diperbolehkanya
atau tidak dalam hukum agama.2 Dan kita menyadari bahwa umat Islam sendiri,
banyak yang mempercayai hal-hal mistik yang membawa masyarakat muslim goyah
akan keimanannya. Tanpa mengacu pada sumber Islam yaitu al-Qur‟an dan Hadis
Nabi.3 Banyak uraian mnegenai akar-akar keberhalaan dan asal mula peyimpangan
akidah yang berkembang di kalangan masyarakat. Dan salah satu fenomena yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah maraknya menggunakan ilmu sihir dengan
maksud dan tujuan tertentu. Membebaskan diri dari kemusyrikan merupakan sebab
1Abdul Wahid, Hadis&Problematika Masa Kini, Cet. I (Ar-Raniru Press, IAIN Ar-Raniry
Darussalam Banda Aceh bekerjasama dengan AK Group Yogyakartra),h.5. 2Salim Sanjaya,Agama,Hukum dan Pandangan Mistik Manusia,
(Bandung:CV.Diponegoro,1987) cet.II,h.34. 3 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur‟an (Bandung: Mizan,1994), cet IV, h.121.
2
terbesar yang dapat mendatangkan ampunan terhadap dosa-dosa. Adapun perbuatan
syirik seperti sihir merupakan hal yang menghalangi turunya ampunan Allah SWT.4
Fenomena sihir di dalam sejumlah kehidupan lainnya, sejak lama dikenal luas
diberbagai belahan dunia. Ilmu Sihir menurut sebagian para ulama mengatakan ilmu
yang merugikan dan sangat membahayakan, sehingga mengamalkan dikaitkan
sebagai sikap menolak kebenaran atau kekafiran. Akan tetapi, ada yang berpandangan
lain. Dan berpendapat, bahwa sihir itu netral, seperti halnya ilmu kedokteran, ilmu
hukum dan lain-lain. Ia bisa positif dan bisa negatif, tergantung pada pelaku yang
menggunakan bisa dan menyalahgunakannya.5Sihir memang bukan sesuatu yang
asing lagi bagi kebanyakan orang baik dari zaman dulu hingga sekarang
ini.Walaupun dengan adanya teknologi yang kini semakin maju, namun tetap saja
sihir memang masih ada di kalangan masyarakat pada umumnya, bukan hanya bereda
di pedesaanhal-hal tersebut ada, tapi di perkotaan tidak jauh berbeda mengenai
adanya sihir. Menurut Ibnu Qudamah, sihir terjadi akibat pengaruh roh jahat (setan,
jin dan manusia) yang jalankan penyihir melalui angin, dengan sarana yang
bermacam-macam. Dibuat sesuai perjanjian yang diinginkan.Sihir juga dapat
berakibat sakit, cerai, dan bisa mengarah kepada kematian.Kisah tentang sihir
dituturkan dalam al-Qur‟an, terutama dalam kisah Musa dan Firaun.Dalam kisah ini
dituturkan sifat-sifat sihir, bahwa sihir itu adalah sulapan yang menipu pandangan
4Yusuf Qardhawi,Kitab Petunjuk Taubat, (Bandung: Mizan Pustaka,2000) Cet.I, h.283
5Permadi, “Diperlukan pengetahuan tentang santet; (Majalah Panji Masyarakat, VI, 1989),
h.31 Ibn Qodamah, Al-Mughmi, Juz X, h.104
3
mata, sehingga orang yang melihat mengira, bahwa yang terlihat seolah-olah keadaan
yang sebenarnya. Ini sesuai dengan firman Allah SWT. Mereka menyulap mata orang
danmenjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar .
Allah SWT Berfirman :
ا ألقوا سحروا أعي الناس واست رىبو (١١١ىم وجاءوا بسحر عظيم )قال ألقوا ف لم
“Musa menjawab: "Lemparkanlah (lebih dahulu)!" Maka tatkala mereka
melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu takut,
serta mereka mendatangkan sihir yang besar (mena'jubkan)”
Di masa Nabi Muhammad SAW, sihir dipraktekkan sehari-hari oleh orang-
orangkafir Quraisy. Mereka disegani dan ditakuti oleh masyarakat di lingkungannya.
Bahkan Nabi pernah terkena sihir dari salah seorang Yahudi “Lâbid bin Al-‟Asam”
Dimana ketika itu beliau menghafalkan melakukan sesuatu padahal beliau
sesungguhnya tidak melakukannya”. Namun tidak mempengaruhi kemaksuman
beliau dalam menyampaikan risalah mengatakan bahwa sesungguhnya sihir hanya
menguasai jasad dan jasmaninya, tidak berefek kepada Iktiqadnya.6
Sebagaimana dikatakan dari Άisyah RA, katanya :
ث نا عبد اللو بن ني عن ىشام عن أبيو عن عائشة ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد قالت سحر النب حدصم حت كان النب صلى اللو عليو صلى اللو عليو وسلم ي هودي من ي هود بن زريق ي قال لو لبيد بن الع
يء ول ي فعلو قالت حت إذا كان ذات ي وم أو كان ذ لة دعا رسول وسلم ييل إليو أنو ي فعل الش ات لي عا ث دعا ث قال يا عائشة أشعرت أن اللو قد أف تان فيما است فت يتو فيو اللو صلى اللو عليو وسلم ث د
د رجلي أو جاءن رجلن فجلس أحدنا عند رأسي والخر عند رجلي ف قال الذي عند رأسي للذي عن
6 M. Quraisy Shihab, Tafsir Qur;an Al-Karim, Pustaka Bandung, hlm. 42
4
صم قال ذي عند رجلي للذي عند رأسي ما وجع الرجل قال مطبوب قال من طبو قال لبيد بن الع ال ن قالت فأتاىا ف أي شيء قال ف مشط ومشاطة وجف طلعة ذكر قال وأين ىو قال ف بئر ذي أروا
ماءىا ن قاعة احناء النب صلى اللو عليو وسلم ف أناس من أصحابو ث جاء ف قال واللو يا عائشة لكأن ياطي قالت ق لت يا رسول الل ا أنا ف قد عافان اللو ولكأن نلها رءوس الش و أفل أحرق تو قال ل أم
7وكرىت أن أثي على الناس منو شرا فأمر با فدفنت
“ Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Numair dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah dia
berkata, "Seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al A'sham telah
mensihir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pun di buat seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau
tidak kerjakan." Aisyah melanjutkan, "Sampai di suatu hari -atau suatu malam-,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a, berdo'a dan berdo'a, kemudian
beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah
memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)?
Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk
di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku. Kemudian orang yang berada di
kepalaku berkata kepada orang yang berada di kakiku, atau orang yang berada di
kakiku berkata kepada orang yang berada di kepalaku; "Menderita sakit apakah laki-
laki ini?" dia (salah seorang malaikat yang berada di kaki beliau atau kepala beliau)
berkata, 'Terkena sihir.' Lalu salah satunya bertanya, 'Siapakah yang menyihirnya? '
dia menjawab, 'Labid bin Al A'sham.' Dia bertanya lagi, 'Dengan benda apakah dia
menyishir? ' dia menjawab, 'Dengan rambut yang terjatuh ketika di sisir dan
sebatang mayang kurma." Dia bertanya lagi, "Di manakah benda itu diletakkan?"
dia menjawab, "Di dalam sumur milik Dzu Arwan.' Aisyah berkata, "Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya bersama beberapa orang sahabatnya,
lantas bersabda: "Demi Allah, wahai Aisyah seakan-akan airnya berubah bagaikan
rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala setan."
Aisyah berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah anda membakarnya?"
beliau menjawab: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku
hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu."
Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang di pakai
untuk menyihir) lalu menguburnya."
7 Muhammad BinYazid Al-Qazwînî, Sunan Ibnu Majah , (Beirut:Dâr al Ihyal al-kitab al
„Arabî,t.th), juz 2, h. 1173
5
Sihir merupakan suatu masalah penting yang harus ditentang oleh para ulama,
dengan cara meneliti sebab sihir merupakan masalah yang terjadi dalam realitas
kehidupan masyarakat. Siḥir merupakan bagian dari ilmu gaib, secara sadar atau tidak
Siḥir berada disekeliling manusia, bahkan kehadiran Siḥir sudah ada sejak masa
Fir„aun yang mana Siḥir ini, dapat dilakukan melalui benda-benda yang ada disekitar
kita seperti sisir bagian dari anggota badan kita. Siḥir termasuk perbuatan yang sangat
disukai oleh setan, karena merupakan perbuatannya yang dapat mematikan manusia.
Siḥir merupakan pekerjaan yang disepakati dan dijanjikan antara tukang siḥir dan
setan, dengan adanya syarat dari si tukang siḥir sehingga setan mau membantunya.
Siḥir merupakan ilmu yang dapat dipelajari seperti halnya ilmu-ilmu lain, yang
mempunyai dasar pijakan sebagaimana yang telah diceritakan oleh Rasulullah saw.
Diriwayatkan pula dari „Abdullah Ibnu „Umar ra.bahwa Rasulullah saw.
pernah bersabda:
ث نا عبد اللو بن يوسف، أخب هما: حد رنا مالك، عن زيد بن أسلم، عن عبد اللو بن عمر، رضي اللو عن شرق فخطبا، ف عجب الناس لب يانما، ف قال رسول اللو صلى اهلل ع
ليو وسلم: إن أنو قدم رجلن من امل
رواه إبن ماجو((لب يان لسحرا، أو إن ب عض الب يان لسحر من اArtinya:“Telah menceritakan kepada kami „Abdullah bin Yūsuf telah
mengabarkan kepada kami Mālik dari Zaid bin Aslam dari „Abdullah bin „Umar
radliallahu „anhuma bahwa dua orang dari penduduk Masyriq datang kepadanya,
lalu keduanya berkhutbah hingga orang-orang heran dengan penjelasannya, lantas
Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya dalam penjelasan
(bayan) itu mengandung Siḥir, atau sesungguhnya sebagian bayan (penjelasan) itu
mengandung Siḥir.”8
8Abu Abdullah Muhammad ibn Yazîd ibn Mâjah al-Qazwinî, Sunan Ibnu Mâjah: Bab
Ta„allama Nujuma no. 3726 dan Hadis ini dianggap hadis ḥasan oleh al-Bani dalam Ṣaḥîḥ Sunan Ibnu
Mâjah, II/305, No. 3002.
6
Berdasarkan hadis di atas bahwasanya secara tidak langsung menjelaskan
tentang bentuk siḥir. Disisi lain secara tegas bahwa Nabi melalui sabdanya
menjelaskan Siḥir itu merupakan ilmu yang mengajarkan pada kesesatan serta
senantiasa mengajak manusia pada jurang kenistaan. Siḥir dapat menyebabkan orang
yang terkenanya menjadi sakit yang tak kunjung sembuh, seperti gila atau membuat
orang lain jatuh cinta, saling membenci, perceraian, dan akibat lainnya yang
diinginkan oleh tukang Siḥir. Yang mana kesemua itu merupakan perbuatan syaiṭan.
Oleh karena itu dalam hal ini penulis akan mengangkat tema bagaimanakah
sebenarnya gambaran siḥir itu sendiri di dalam hadis? Yang mana dalam beribadah
tidak lepas dari hadis nabi yang menjelaskan apa yang ada maupun yang tidak ada
dalam Al-Qur‟an terlebih lagi mengenai Siḥir yang mitosnya sudah ada sejak zaman
nabi. Sihir juga termasuk sebuah penyakit yang bisa masuk kepada manusia, karena
di dalam diri manusia terdapat banyak titik kelemahan, sebenarnya ini merupakan
penyakit. Setan ataupun jin menyusup dalam diri seseorang bahkan ia masuk dalam
jiwa manusia. Setan bisa sampai kepikiran dan hati manusia dengan cara yang tidak
kita ketahui, hal ini ditunjang oleh tabiat yang telah tercipta bagi manusia itu sendiri.
Jin termasuk diantara salah satu dari ilmu dharuri (Sesuatu yang
keberadaanya diketahui secara pasti). Sihir bisa masuk ke dalam diri manusia karena
antara jin dan setan terdapat hubungan yang erat bahkan keduanya merupakan faktor
paling penting dalam sihir. Sebagai orang Islam tentunya kita mempercayai akan
keberadaan jin sebagai makhluk halus yang tidak terlihat secara kasat mata, namun
iya nyata dan bisa member pengaruh terhadap tingkah laku manusia. Selain bisa
7
mempengaruhi secara langsung dan bisa dilihat orang banyak seperti kerasukan.
Kemudian Penyakit yang menimpa yang disebabkan oleh sihir seperti (santet,
tenung, guna-guna dan sejenisnya) dalam dunia medis saat ini masih diragukan
kebenaranya karena menurut dunia medis sendiri, gejala yang di timbulkan itu bisa
dianggap sebagai virus atau bakteri tertentu bahkan bisa dikarenakan sebagai tekanan
jiwa pada diri pasien.
Namun jika memang penyakit tersebut tidak dapat disembuhkan secara medis,
maka akan dilakukan secar alternative yang sesuai dengan syara‟ yang memang
penyakit yang masuk kedalam tubuh manusia berasal dari kekuatan sihir.
Seperti yang dikisahkan Allah SWT dalam Al-Quran: (QS. Thaha:66) :
(١١إليو من سحرىم أن ها تسعى )قال بل ألقوا فإذا حبالم وعصي هم ييل
Berkata Musa: "Silahkan kamu sekalian melemparkan". Maka tiba-tiba tali-tali
dan tongkat-tongkat mereka, terbayang kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat,
lantaran sihir mereka.
Dan disini penulis akan membahas mengenai sihir dan bagaimana makna kata
sihir, semua itu harus memerlukan kajian secara komprehensif yang dikaji melalui
pencarian hadis-hadis yang menjelaskan tentang siḥir, mengenai makna kata sihir
dalam hadis, sihir yang ada di zaman Nabi hingga sekarang, kemudia jenis-jenis ilmu
siḥir dan tukang siḥir pengaruhnya terhadap manusia, dan hakekat keberadaanya.
Harus di ingat bahwa Siḥir merupakan tipu daya setan yang bisa menyebabkan
kematian pada manusia. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik
8
melakukan penelitian yang membahas tentang “ Sihir Dalam Perspektif Hadis (Studi
Tematis Makna Sihir)”.
B. Identifikasi Masalah
Dari pembahasan latar belakang masalah di atas, penulis mengemukakan
beberapa dasar permasalahan yang harus dibahas lebih lanjut dengan merumuskan
beberapa pokok rumusan permasalahan yakni :
a. Bagaimana gambaran Sihir dimasa Nabi
b. Apa saja makna sihir dalam hadis
c. Pandangan para ulama mengenai sihir
d. Rasulullah terkena Sihir
e. Apa saja jenis-jenis sihir
C. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan mengenai judul di atas, maka dengan
demikian penulis membatasi permasalahan di atas hanya membahas seputarkajian
tematik hadis-hadis tentang sihir yang mana pada penelitian ini penulis hanya
membatasi pada kitab-kitab yang terdapat dalam Al-kutub al-Sittah (Sahih al-
Bukhârî, sahih Muslim, Sunan Abu Dâud, Sunan Tirmidzî, Sunan Nasâ‟i, Sunan Ibnu
Mâjah.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana Gambaran Sihir Dimasa Nabi dan apa saja makna dari kata
sihir dalam hadis
2. Pandangan para ulama mengenai sihir dalam hadis
9
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui makna dari kata sihir yang terkait dalam hadis
2. Untuk mengetahui berbagai pendapat ulama mengenai sihir
3. Untuk melengkapi dan memperkaya khazanah intelektual Islam
4. Guna melengkapi salah satu persyaratan pada akhir program S.1
Jurusan Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas
Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
Dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini penulis menggunakan penelitian
kualitatif atau jenis penelitian studi kepustakaan (library research), dengan
menggunakan sumber-sumber data dari bahan-bahan tertulis dalam bentuk buku,
kitab dan lain-lain yang relevan dengan topik pembahasan.
2. Sumber Data
Data yang penulis gunakan bersumber dari hasil kepustakaan, yaitu
menggunakan berupa enam kitab hadis seperti (Sahih al-Bukhârî, sahih Muslim,
Sunan Abu Dâud, Sunan Tirmidzî, Sunan Nasâ‟i, Sunan Ibnu Mâjah. Dan buku buku
ilmiah, ataupun tulisan ilmiah yang dapat mendukung dalam penelitian skripsi ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam teknik pengumpulan data penulis menggunakan penelitian studi kepustakaan
(Library Research) dan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kajian
10
hadis tematik, atau juga dikenal dengan metode maudū‟ î. Secara umum metode ini
membahas menyangkut satu surat al-Qur‟an secara utuh dan mengkoleksi sejumlah
ayat dari berbagai surat yang membahas satu persoalan tertentu yang sama dalam satu
topik pembahasan, kemudian ulama kontemporer cenderung mempopulerkan istilah
“tafsîr maudū‟ î”dengan mendefinisikannya sebagai metode yang menghimpun ayat-
ayat al-Qur‟an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membahas
satu topic masalah dan menyusunya berdasarkan kronologi serta turunya ayat-ayat
tersebut.9Pendekatan tematik pada hadis tidak jauh berbeda dengan pendekatan
tematik pada al-Qur‟an, yakni dengan menghimpun hadis-hadis yang berkaitan
dengan sihir yang terdapat dalam kutub al-sittah, dengan menarik kesimpulan dan
member penjelasan terhadap hadis-hadis tersebut.
Adapun langkah-langkah pengkajian hadis dengan metode tematik antara lain :
A. Menentukan tema atau masalah yang akan dibahas
B. Menghimpun atau mengumpulkan hadis-hadis yang terkait dengan
menggunakan metode takhrîj al-hadîs (menggunakan matan hadis)
C. Menjelaskan sebab-sebab turunya hadis (asbâb al-Wurūd al-hadîs) jika
ada
D. Mempelajari term-term yang mengandung arti serupa
E. Melengkapi pembahasan dengan ayat atau hadis pendukung10
.
9Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir al-Qur‟an Kontemporer Dalam Pandangan Fazlur
Rahman, Cet . 2, (Jakarta: Persada Press, 2007), h.52. 10
Hani Hilyati Ubaidah, “Kajian Hadis Tematik Seputar Bersin: Prespektif Ilmu Medis,”
(Skripsi s1 Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014), h. 9.
11
F. Tinjauan Pustaka
Pembahasan judul skripsi yang akan di angkat memang bukan judul baru,
setidaknya ada beberapa skrispsi yang juga tidak jauh berbeda yang membahas
mengenai sihir yaitu :
Skripsi yang ditulis oleh Taufik Hidayat yang berjudul “Eksistensi sihir
dalam mendekonstruksikan akidah muslim” . Dalam skripsinya penulis
menjelaskan bagaimana pengaruh terhadap akidah muslim, serta cara sihir
dalam merusak akidah terhadap diri seseorang.
Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Syukri yang berjudul “Sihir dalam Hadis”.
Dalam skripsinya penulis menjelaskan kajian tematis yang terdapat dalam
hadis Nabi, yang membahas secara luas mengenai makna sihir dalam tradisi
bahasa arab dan membandingkan dengan kehidupan saat ini.
Artikel yang ditulis oleh Am Thabrani- Al-ihkam, Korban Santet Dalam
Prespektif Antropologi Kesehatan dan Hukum Islam di Kabupaten
Pamekasan,Jurnalhukumpranata2014,darihttps://ejournal.stainpamekasan.ac.i
d.h.45. Dalam jurnalnya penulis memaparkan mengenai korban santet yang
menimbulkan penyakit disebabkan oleh, ilmu sihir yang terjadi di jaman
sekarang serta cara pencegahan terhadap ilmu santet.
Artikel yang ditulis oleh Hurmain, Sihir Dalam Pandangan al-Qur‟an dari
situs http://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/ushuluddin vol 21 2014. Dalam
12
jurnalnya penulis memaparkan gambaran sihir dalam pandangan ayat al-
Qur‟an dan mengumpulkan ayat apa saja yang membahas mengenai sihir.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tersebut dimaksudkan sebagai gambaran yang akan
menjadi pokok bahasan dalam penulisan skripsi, sehingga dapat memudahkan dalam
memahami dan mencerna masalah-masalah yang akan dibahas. Adapun sistematika
penulisan tersebut adalah sebagai berikut :
Bab I, merupakan pendahuluan yang berisi uraian secara global, kemudian
dirinci ke dalam bab yang terdiri dari latar belakang, identifikasi masalah, batasan
dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, serta sistematika penulisan.
Bab II, dalam bab ini memaparkan penjelasan mengenai makna sihir
(menurut etimologi dan terminologi), kemudian gambaran sihir dimasa Nabi,
pengobatan terkena sihir hingga gambaran sihir dikalangan masyarakat sekarang,
mengetahui jenis-jenis sihir serta pengertian mengenai seorang para normal dan
dukun.
Bab III, merupakan inti dari penelitian yaitu mencari hadis-hadis yang
mempunyai tema mengenai sihir , dengan dibatasi hanya mencari dari enam kitab
hadis, kemudian mencari makna sihir yang terdapat dalam kandungan hadis
tersebut, mengetahui Asbabul wurud yang terdapat dalam hadis serta mengetahui
syarah hadis tersebut.
13
Bab IV, merupakan analisis dari hadis mengenai sihir, upaya sihir dalam
menyesatkan manusia, serta cara pencegahan terhadap sihir, jenis-jenis sihir dan
pendapat para ulama.
Bab V, merupakan akhir dari pembahasan berupa penutup terdiri dari
kesimpulan dan saran.
14
BAB II
A. Sihir Menurut Etimologi dan Terminologi
Menurut bahasa (etimologi) sihir adalah suatu pekerjaan untuk mendekati
setan dan meminta pertolongan.1 Dan dikatakan sesuatu yang halus dan lembut
sebabnya, ia termasuk perkara yang tersembunyi yang tidak terjangkau oleh
pengelihatan manusia. Sihir menurut (terminologi) yaitu dikhususkan bagi sesuatu
yang penyebabnya tidak terlihat (samar) terbayang dalam wujud yang bukan
sebenarnya dan berlangsung melalui pemutarbalikan dan tipuan. Arti kata sihir
dalam kamus Al-Munawwir yaitu menipu, menurut seorang pakar bahasa (سحر_ سحرا)
(Al Azhari) mengatakan, “Akar kata sihir maknanya adalah memalingkan sesuatu
dari hakikatnya. Maka ketika ada seorang menampakkan keburukan dengan tampilan
kebaikan dan menampilkan sesuatu dalam tampilan yang tidak senyatanya maka
dikatakan dia telah menyihir sesuatu”.2 al-Qur’an menjelaskan bahwa sihir diajarkan
oleh Harut Marut terhadap setan kemudia di ajarkan kembali, kepada manusia dalam
rangka mencapai tujuan-tujuanya. Sedangkan menurut syariat sihir adalah azimah3,
buhulan (tali), ucapan, obat-obatan dan asap kemenyan. Sihir memiliki hakikat,
diantaranya ada yang mempengaruhi jiwa dan badan, sehingga membuat orang sakit,
membunuh, memisahkan antara suami dan istri itu adalah perbuatan setan, menurut
1Munawwir, Kamus Al-Munawir Arab Indonesia Terlegkap, (Yogyakarta: Unit PBIK PP al-
Munawwir,1984), h.615 2Ibnu Utsaimin, Al Qoul al- Mufîd „ala Kitab al- Tauhîd, Cet. Dar Ibnul Jauzy,jilid1,h. 489
3azimah adalah sesuatu yang hampir sama, maksudnya disini adalah mantra-mantra syirik
untuk mengobati suatu penyakit.
15
kamus al-kitab, sihir adalah suatu upaya manusia untuk mencapai suatu keuntungan.
Dalam hal ini mantra yang tepat dan lengkap yang benar sangat penting untuk
diperhatikan, bila tidak dapat terjadi malapetaka.4Kemudian arti kata sihir menurut
kamus istilah fiqih ialah “ hal-hal yang luar biasa (super natural) yang dilakukan oleh
orang-orang tertentu dan dengan cara-cara tertentu misalnya dengan menggunakan
jampi-jampi, mantra-mantra dan sihir dapat dilakukan oleh siapapun dengan
mempelajari cara-caranya, biasanya dilakukan karena mengikuti kejahatan hawa
nafsunya. Mereka yang mempelajari atau mengetahui tentang sihir, maka tidak asing
lagi baginya.Sihir telah dilakukan dan dilakukan sejak dahulu”.5
pengertian sihir secara umum adalah mengalihkan sesuatu dari wujud yang
sebenarnya kepada wujud lain. Ketika tukang sihir melihat yang batil dalam bentuk
hak dan membayangkan sesuatu dalam wujud yang bukan sebenarnya, berarti ia telah
menyihirnya dari wajahnya, yakni mengalihkanya. Kemudian dalam arti lain sihir
yaitu akhir waktu dan awal terbitnya fajar. Saat itu bercampur antara gelap dan terang
, ia tidak sepenuhnya jelas dan tidak juga sepenuhnya gelap demikianlah itu sihir.
Terbayang oleh seseorang sesuatu, padahal sesungguhnya ia tidak demikian. Ia
menduga terjadi sesuatu tetapi dugaan itu keliru, matanya melihat sesuatu, tetapi
sebenarnya hanya matanya yang melihat demikian, kenyataanya tidak demikian.
Allah berfirman menyangkut sihir yang dilakukan oleh penyihir-penyihir fir’aun :
“Mereka menyihir atau menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak itu
4Bambang Subandrijo, Kamus Al-kitab, (Jakarta: Gunung Mulia,2010) Cet 5, h.408
5 M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1995) Cet 2, h.329
16
takut, serta mereka mendatangkan sihir yang besar (menajubkan)” (QS. al-A‟raf
(7);116).6
Sihir termasuk dalam unsur syirik pertama karena di dalamnya terdapat
permintaan pelayanan (istikdham) dari setan-setan serta ketergantungan dan
kedekatan dengan mereka melalui sesuatu yang mereka cintai agar setan-setan itu
memberikan pelayanan kepada tukang sihir. Kedua, di dalamnya terdapat pengakuan
mengetahui ilmu ghaib dan pengakuan berserikat dengan Allah, dalam hal itu ini
adalah kesesatan. Ironisnya, pada saat ini banyak yang meremehkan masalah sihir dan
para pelakunya, bahkan mungkin ada yang menganggapnya sebagai salah satu jenis
ilmu yang mereka banggakan. Mereka memberikan motivasi bahkan juga hadiah
untuk para tukan sihir, ini adalah suatu kebodohan dalam beragama serta
menganggap remeh urusan akidah.7
B. Sihir Pada Zaman Nabi
1. Sihir Di Masa Nabi Sulaiman
Imam ath-Thabari mencari tahu kepentingan dua malaikat Harut dan Marut di
kota Babil, dengan membawa misi apakah Allah menurunkan keduanya di kota Babil,
sehingga keduanya mengerjakan sihir kepada manusia disana. Sesungguhnya Allah
telah menurunkan kebaikan dan kejahatan dan menjelaskan semua itu kepada hamba-
6Quraisy Shihab, Setan dalam al- Qur‟an,( Pustaka Lentera hati, h. 139
7Ainul Haris Arifin, Kitab Tauhid , (Jakarta: Darul Haq,1999) Cet 1, h.40
17
hamba-Nya kemudian mewahyukan kepada Rasul-rasul-Nya dan memerintahkan
mereka agar mengajarkan makhluknya mengenalkan mereka, apa yang dihalalkan
bagi mereka dan apa yang dihalalkan. Bahwasanya sihir itu adalah salah satu bentuk
kemaksiatan yang dikabarkan kepada mereka serta melarang mereka mengerjakanya.
Seperti dalam kisah Nabi Sulaiman AS.8
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang malaikat dinegri Babilonia yaitu Harut dan Ma’rut sedang keduanya tidak
mnegerjakan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan: “sesungguhnya
kami hanya cobaan (bagimu) sebab itu janganlah kamu kafir” maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan anatara seorang suami dan istrinya. Dan mereka itu ahli sihir tidak
memberi mudharat dengan sihirnya, kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah,
dan mereka mempelajari sesuatu yang member mudarat kepadanya dan tidak member
manfaat. Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya
(kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat dan amat
jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui,”
Dalam firmanya :
لممون الاس وات ب عوا ما ت ت لو الشياطني على ملك سليمان وما كفر سليمان ولكن الشياطني كفروا ي ع ا السمحر وما أنزل على الملكني ببابل هاروت وماروت وما ي علممان من أحد حت ن ت ا و ا ي
ا بإذن الله تكفر يت علمون م هما ما ي فرمقون به ب ني المرء وزوجه وما هم بضارمين به من أحد
8 Umar Sulaiman Al-Asyqar, Alam Makhluk Supernatural, (Jakarta: CV Firdaus, 1992), h. 35
18
د علموا فعهم ول لمن اشت راه ما له ف اآلخرة من خاق ولبئس ما شروا به وي ت علمون ما يضرهم و ا ي (أن فسهم لو كانوا ي علمون )
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir
(mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang
diturunkan kepada dua orang malaikatdi negeri Babil Yaitu Harut dan Marut,
sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum
mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah
kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan
mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun,
kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi
mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah
meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. ( Q,S Al-baqarah:102)
Ayat di atas berbicara tentang sihir, yang pada mulanya ia diajarkan oleh dua
malaikat Harut dan Marut sebagai ujian kepadanya dan kepada yang mereka ajari.
Setan ikut menimba ilmu itu. Tetapi jauh setelah itu, ketika Nabi Sulaiman berkuasa,
beliau melarang sihir. Semua buku-buku sihir pada masanya konon beliau tanam di
bawah singgasana beliau. Seperti diketahui bahwa kekuasaan yang di anugrahkan
Allah kepada beliau sangat besar. Manusia, jin, setan, binatang dan angin ditundukan
Allah untuk beliau.Asal usul sihir dipahami dari Harut dan Marut.9Keduanya tahu
tentang sihir dan mengajarkannya kepada manusia, tetapi mereka tidak
mengajarkanya kecuali setelah memberi tahu sisi positif dan sisi negatifnya.
Perhatikan bagaimana mereka berkata :“ Sesungguhnya, kami hanya cobaan (bagimu)
9Abdul Latif Fakih, Deklarasi Tauhid Sebuah Akidah Pembebasan, (Pamulang: Inbox, 2011),
Cet 1 h. 20
19
sebab itu janganlah kamu kafir. Ini berarti ia tidak menganjurkan mempelajarinya
berbeda-beda dengan setan karena itu pula sangat diragukan kebenaran siapa yang
berkata “ siapa yang mempelajari sihir untuk menggunakanya dalam kebaikan” boleh
jadi ia tulus saat mengucapkan, tetapi setan menguasainya, setan akan datang dan
menggoda. Sesorang yang memiliki senjata lebih mudah menganiaya daripada yang
tidak memilikinya.Begitulah keadaan manusia yang mengetahui sihir dan, adapun
setan sejak mula ia mengajarkan sihir untuk tujuan-tujuan buruk anatara lain untuk
menciptakan hubungan tidak harmonis anatara manusia termasuk memisahkan
hubungan suami istri.10
Ketika Nabi Musa AS wafat setan membisikan pengikut
beliau untuk mempersebar luaskan ajararan-ajaran tentang ilmu sihir dan
disebarluaskan untuk dipelajari oleh orang banyak, hingga turun temurun sampai
kemasa Nabi Muhammad.11
Orang-orang yahudi, demikian pula masyarakat Arab dan
orang-orang sebelumnya, yakni orang-orang Yunani Kuno, sangat percaya kepada
ilmu sihir. al-Qur’an menjelaskan sihir itu dikerjakan oleh setan kepada manusia
dalam rangka mencapai tujuan-tujuanya. Dahulu dapat ditemukan sesorang yang
disamping berfungsi sebagai pemuka agama, namun sebagai penyihir yang
membedakan kedua fungsi tersebut adalah cara dan tujuanya. Seseorang yang
berkunjung kepada seseorang yang mengharapkan sesuatu yang sangat pribadi,
sehingga harus dirahasiakan baik tujuan maupun kedatanganya, maka itu berarti ia
10
M. Quraisy Shihab, Setan dalam Qur;an,( Pustaka Lentera hati,) h. 135 11
Firmansyah Maulana H, Merambah Dunia Ghaib Menurut Pandangan Agama Islam,
(Surabaya: Putra Pelajar,2003), h. 104
20
berkunjung kepadanya sebagai penyihir. Tetapi, jika kedatanganya tidak disertai
dengan kerahasiaan dan kedudukanya adalah sebagai pemuka agama.
Ketika Nabi Sulaiman wafat, setan yang lepas kendali menemukan dan
mengajarkan kembali sihir-sihir tersebut. Disinilah sebagian orang Yahudi mengikuti
setan-setan , dan percaya apa yang dibisikan setan kepada mereka, bahwa sebenarnya
kekuasaan Nabi Sulaiman as. Itu adalah karena sihir. Allah membantah kebohongan
itu dan menyatakan bahwa Nabi Sulaiman tidak mengajarkan dan tidak pula
menggunakan sihir.Tetapi, setan lah yang kafir yang mengajar dan menggunakanya,
orang-orang yahudi yang meninggalkan tuntunan kitab suci mereka dan mengikuti
tuntunan setan itu hingga kini masih ada sampai di zaman Nabi Muhammad SAW.
Dalam masa Nabi Muhammad, selama kurang lebih tiga belas tahun beliau
melakukan pembinaan terhadap umatnya di makkah untuk mengajak mereka agar
meninggalkan perbuatan syirik, tetapi sebagian besar dari mereka tetap pada
pendirian dan akidah mereka, yaitu menyembah selain Allah SWT. Bahkan Nabi
Muhammad SAW ketika itu pernah mengalami sihir, penjelasan sebuah hadis, ketika
itu orang-orang Yahudi bekerjasama dengan Lubaid ibn al-A’sham, salah seorang
tukang sihir yahudi yang terkenal untuk menyihir Rasulullah SAW. Mereka
memberikan Lubaid tiga dinar. Kemudian Lubaid mengerjakan melalui beberapa
helai rambut Nabi SAW, yang menurut riwayat rambut itu diperoleh dari seorang
budak perempuan kecil yang pergi ke rumah Nabi SAW, dan membuat simpul
(buhul) pada rambut tersebut sebagai sihir, lalu diletakan di sumur Dzirwan. Terdapat
perbedaan pendapat tentang lamanya sihir pada diri Nabi, kemudian Nabi SAW
21
berdo’a kepada Allah SWT dan Allah mengabulkan doa’nya, lalu mengutus dua
malaikat. Nabi disihir dan yang melakukanya adalah Lubaid Ibn al-A’sham kemudian
dijelaskan, bahwa Lubaid melakukan sihirnya melalui sisir dan rambut Nabi, sihir
tersebut diletakan diatas mayang pohon kurma agar pengaruhnya lebih kuat, lalu
dikubur di bawah batu dalam sumur Dzirwam.12
Terdapat perbedaan yang sangat tipis
antara sihir dan Mukjizat yang ada di zaman Nabi. Mukjizat mengubah suatu hakikat
(realitas) dengan perubahan yang betul-betul terjadi, dan Mukjizat inilah yang terjadi,
ketika Nabi Musa a.s melemparkan tongkatnya, maka orang-orang yang ada di tempat
itu betul-betul melihat tongkat tersebut berubah menjadi ular, yang memakan habis
tongakat-tongkat dan tali-tali yang diubah para penyihir Fir’aun menjadi ular. Mereka
melihat ular Nabi Musa a.s menelan tongkat-tongkat dan tali-tali mereka.13
Lain halnya sihir mukjizat yaitu perkara atau kejadian luar biasa yang disertai
dengan pertentangan selamat dari perlawanan yang Allah tunjukan melalui tangan
para rasul.14
Berdasarkan definisi di atas, mukjizat adalah perkara yang terjadi diluar
sunatullah sebagaimana yang biasa terjadi dialam semesta, tidak tunduk pada hukum
sebab akibat, serta tidak mungkin didapatkan oleh seorangpun meski dengan
mengarahkan segenap daya dan upaya. Sebab mukjizat merupakan anugrah dari Allah
SWT, jenis berbeda dan waktu kemunculanya telah Allah pilih untuk membuktikan
12
Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu ,
1995 ), Cet 1, h.16
13
Muhammad Isa Dawud , Dialog Dengan Jin Muslim, (Bandung: Pustaka Hidayah,1995),
Cet 1 h.114 14
Musthafa Muslim, Mabahits fi‟I‟jazil Qur‟an, h. 14, Al-Itqan, As-Suyuthi (4/3)
22
kebenaran seorang rasul Allah yang di muliakan dengan risalah. Dan ilmu sihir serta
perbuatan lain yang termasuk sebagai kejadian luar biasa sebab, setiap perkara
tersebut memiliki trik dan media yang memungkinkan bagi siapapun untuk
mempelajarinya, menjadikanya terampil, dan terbiasa melakukanya. Jika seseorang
mengikuti berbagai sebab dan cara yang dapat menyampaikanya kepada hasil
tertentu, maka sangat mungkin baginya untuk mencapai hasil yang dimaksud dengan
mengarahkan segenap kemampuan diri dan sering melakukan latihan. Adapun
kejadian luar biasa dalam pengertian mukjizat ia berada diluar kemampuanh manusia
dan tidak ada metode yang dapat mengantarkan seseorang untuk mencapainya.15
Dengan demikian mukjizat adalah anugrah dari Allah Swt yang waktu dan jenisnya
tidak dapat ditentukan oleh siapa pun, “Ktakanlah, Mukjizat-mukjizat itu hanya ada
pada sisi Allah.” (Al-an’am).
Mukjizat suatu perkara yang luar biasa, baik berupa perkataan, seperti
tasbihnya batu kerikil, ratapan batang kurma, dan al-Qur’an . Atau berupa perbuatan,
seperti memancarnya air dari sela-sela jari Rasulullah Saw dan menjadi banyaknya
makanan yang sedikit sehingga dapat mencukupi kebutuhan orang banyak. Maupun
berupa pemberian, seperti tidak membakarnya api terhadap Nabi Ibrahim AS dan
tidak menenggelamkan air terhadap Musa AS dan kaumnya tidak menghanyutkan
mereka.Mukjizat harus sesuai dengan apa yang dikatakan oleh orang yang
mengklaimnya dan tidak bertentangan denganya , baik perkara tersebut sesuai dengan
15
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Iman Kepada Rasul (Jakarta:Ummul Qura, 2014), Cet 1, h.
444.
23
permintaan orang-orang yang menentang ataupun berbeda. Sebab seorang Rosul itu
hanya menyampaikan perintah-Nya dalam menetukan jenis mukjizat maupun
waktunya, dia tidak dapat melakukan campur tangan sedikitpun dalam menentukan
hal ini.16
Oleh karenanya ketika suatu mukjizat datang dan tidak sesuai dengan apa
yang diakatakan oleh seorang Rosul maka hal itu tidak dapat dijadikan dalil atas
kebenarannya, bahkan akan berdampak timbulnya keraguan terhadap apa yang
didakwahkanya itu. Mukjizat muncul setelah klaim kerasulan, karena kedudukan
mukjizat sebagai saksi (bukti) dan bukti itu ditegakan setelah adanya
dakwaan.Adapun perkara yang muncul sebelum adanya klaim kerasulan. Maka itu
disebut irhas, yaitu berbagai kejadian luar yang biasa yang datang sebelum seseorang
diutus menjadi rasul sebagai persiapan untuk mengahadapinya, seperti awan yang
menaungi Rasulullah SAW dalam perjalananya menuju Syam sebelum beliau diutus.
Mukjizat bukanlah suatu perbuatan yang mustahil dan tanpa alasan atau sebab.
Sebenarnya mukjizat adalah sesuatu yang sama sederhananya dengan penafsiran
tentang sesuatu perbuatan yang luar biasa, yang pelaksanaanya diluar kemampuan
manusia biasa dan yang hanya dapat dilakukan dengan pertolongan dari sesuatu yang
di balik alam fana.17
2. Pengobatan Terkena Sihir Di Zaman Nabi Muhammad SAW
Seluruh fenomena alamiah yang terjadi di bumi ini, di dalamnya bersumber
pada sebab-sebab dan dikarenakan semuanya ciptaan Allah dan diakibatkan oleh-
16
Ali Muhammad Ash-Shallabi, Iman Kepada Rasul (Jakarta:Ummul Qura, 2014), Cet 1,h.44 17
Nasir Makarim Syirazi, Kenabian (Lampung: Yapi, 1991), h. 24.
24
Nya. Begitu pula dengan masalah sehat dan sakit. Dan dapat dinyatakan bahwa
kesembuhan adakalanya dinisbahkan oleh Allah SWT dan adakalanya sebab-sebab
yang dekat dan berpengaruh terhadapnya, dengan izin Allah.18
Seperti dalam ayat Al-
Qur’an yang mengkhususkan penyembuhan pada Allah dalam firmanya :Artinya:
«Dan apabila aku sakit, dialah yang menyembuhkan aku » (QS 26 ;80)
Dalam Islam Ruqyah adalah adalah praktik yang dilakukan oleh Nabi SAW.
Dan diizinkan olehnya bagi orang lain untuk melakukanya berdasarkan beberapa
hadis sahih, singkatnya ruqyah adalah pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an atau berdoa
kepada Allah SWT dalam memohon untuk tujuan penyembuhan penyakit seseorang
atau penyakit sendiri.19
Berdoa harus dilakukan oleh seorang muslim yang telah
berwudhu dengan meletakan tangan kananya dilokasi penyakit jika memungkinkan
atau pada dahi subjek jika tidak memungkinkan, doa yang dibacakan tidak boleh
berisi kata-kata yang tidak dapat dipahami, tidak boleh di tunjukan kepada selain
Allah SWT, atau meminta pada (yang di duga sebagai) kekuatan penyembuh lain
selain-Nya. Setiap pelanggaran tersebut akan menyebabkan permintaan itu
dikatagorikan sebagai suatu tidakan sihir atau syirik, yang mana keduanya merupakan
dosa besar dalam Islam. Orang yang melakukan ruqyah dan subjeknya harus sama-
sama percaya dengan pasti bahwa penyembuh berasal dari Allah bukan dari orang
yang berdoa dan tidak pula dari doa itu sendri. Ada beberapa kondisi penting yang
harus dipenuhi untuk dapat melakukan ruqyah yaitu dengan kata-kata Allah atau
18
Syaikh Ja’far Subhani, Tauhid Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1991), Cet II, h.168 19
Mahrus Ali, Sesat Tanpa Sadar, (Surabaya: Laa Tasyuki, 2010), Cet I, h.396
25
nama dan atributnya kemudian dengan bahasa arab atau kalimat-kalimat yang
bermakna dan percaya bahwa mereka tidak menimbulkan dampak apapun tetapi
Allah SWT.20
Tubuh manusia sangat rentan penyakit, kendari demikian Allah SWT
tidak akan menurunkan penyakit kecuali dia turunkan obatnya dan Rosulullah SAW
menegaskan larangan untuk berobat dengan segala sesuatu yang diharamkan oleh
syariat.21
Abu Sâ’id Al-Khudri r.a. memberitahu bahwa jibril datang kepada Nabi
SAW dan berkata, “ Hai Muhammad, apakah engkau sakit?” Nabi menjawab, “Ya”
Jibril berkata :
بسم اهلل أرقيك بسم اهلل أرقيك من كلم شيء ي ؤذيك من شرم كلم ن فس أو عني أو حاسد اهلل يشفيك
Artinya: “ Dengan Nama Allah aku melindungimu (memberimu ruqyah), dari
segala sesuatu yang menyakitimu, dari kejahatan setiap jiwa, atau dari mata yang
iri. Semoga Allah menyembuhkan engkau, dengan nama Allah dan kulindungi
engkau. “( Sâhih Muslim ).
Kemudian diriwayatkan bahwa Ubay bin Ka’ab berkata: ketika aku berada di
dekat Rasulullah SAW, datanglah seorang Arab badui menemui beliau seraya
berkata, “ Wahai nabi Allah! Sungguh saudaraku sekarang sedang sakit.”“sakit apa
dia”? balas beliau. Ia menjawab. “Ia kerasukan jin, wahai nabi Allah.” “Bawa
sodaramu itu ke sini !”Kata Rasulullah lagi.Maka orang itu pun membawakan
20
Jerry D.Gray, Rasulullah is My Doctor (Jakarta: Sinergi, 2010), Cet-1, h. 55. 21
Zaghlul Raghib Al-Najjar, Buku Induk Ilmiah Hadis Nabi, (Jakarta: Zaman, 2010), Cet I,
h.307
26
saudaranya itu kehadapan beliau. Maka Rasulullah SAW meminta perlindungan
kepada Allah untuk diri saudaranya itu dengan membacakan surat Al-fatihah, empat
ayat pertama dari surat Al-Baqarah, dua ayat pertengahan darinya, yaitu ayat yang ke
163 dan ke 164, ayat kursi, dan tiga ayat terakhir dari surat Al-Baqarah. Kemudian
ayat yang ke 18 dari surat Al-imran, ayat yang ke 54 dari surat Al-A’raf, ayat yang ke
116 dari surat Al-Mu’minun, ayat yang ke ketiga dari surat Al-jin, sepuluh ayat
pertama dari surat Ash-Shaffat, ayat yang ke 18 dari surat Ali Imran, tiga ayat
terakhir dari surat Al-Hasyr, surat Al-Ikhlas, dan mu’awwidzatain (surat Al-Falaq dan
An-Nas).22
Banyak penyakit yang disebabkan oleh sihir atau sentuhan jin, kepanikan
dan ketakutan atas hal-hal yang gaib, membuat manusia tidak lagi mampu berfpikir
secara jelas serta logis.
Istri Ibnu Mas’ud, Zainab r.a. meriwayatkan bahwa suaminya melihat tali
dilehernya dan bertanya, “Apa ini?” Dia menjawab “ini adalah tali ruqyah yang
dibuat untuk saya.”Suaminya memotongnya dan berkata, “Kamu, keluarga Ibnu
Mas’ud, sama sekali tidak berlaku syirik. Sungguh, aku mendengar Rasulullah saw.
Berkata, ruqyah (yang melibatkan syirik), jimat, dan tiwala, semua tindakan syirik.
”Dia berkata “Mengapa kamu berkata seperti ini? Saya sedang sakit mata maka saya
akan akan pergi ke seorang yahudi yang begini begitu dan setiap kali ia mengobati
saya melalui ruqyah, saya meraa lebih nyaman. Dia menjawab “ itu adalah perbuatan
setan”. Dia (setan) berbicara melalui tanganyadan ketika ruqyah (syirik)
22
Perdana Ahmad, pro dan kontra tidak mungkin orang kerasukan setan (Boyolali: Az-Zahra
Mediatama, 2007), Cet-1, h. 124.
27
Hal-hal yang harus dihindari dalam meruqyah antara lain:
a. Mencari ruqyah dari penyihir atau peramal (paranormal)
Ketika manusia pernah mendatangi dukun untuk meminta pertolongan, baik
dukun benar maupun palsu. Dukun palsu atau tukang bohong yang berpura-pura
untuk mendapatkan kekaguman orang, atau uang keduanya. Dukun bergantung pada
jin dan setan, merekamelakukanritual-ritual yang mengandung kekufuran untuk
menghasilkan mantra.23
Semua mantra mereka, termasuk ruqyah, dilarang, dan setiap
muslim yang berusaha mencari pertolongan mereka telah mendustakan keyakinanya
terhadap Nabi SAW. Ruqyah harus dalam kata-kata yang dapat dimengerti dan
dipahami dengan baik, jika tidak hal tersebut bisa mengandung syirik , sihir atau
kejahatan lain yang tercakup dalam bentuk-bentuk yang samar dan kata-kata tidak
dimengerti.
b. Menerapkan Ruqyah pada situasi yang dilarang atau aneh
Beberpa orang akan meruqyah disertai dengan tindakan-tindakan atau
kondisi-kondisi yang aneh, seperti misalnya melakukannya di area perkebunan atau
kamar mandi atau menerapkanya pada seseorang yang najis atau ditutupi dengan
najasah. (kotoran atau najis harus dibersihkan sebelum kita melakukan doa). Hal
seperti ini selain bertentangan dengan apa yang telah diajarkan dalam sunnah, juga
menunjukan kecenderungan jahat atau kejahatan yang harus benar-benar dihindari.
Adapun menulis ruqyah di selembar kertas dan menempelkan ke tubuh pasien atau
23
Jerry D.Gray, Rasulullah is My Doctor (Jakarta: Sinergi, 2010), Cet-1, h. 61.
28
merendam kertas dalam air serta meminta pasien untuk meminumnya atau meniup
dan meludah di atas wadah wadah air saat membaca dan kemudian meminumnya,
semua ini tidak memiliki dasar dalam sunnah.24
c. Menggunakan kata-kata yang dilarang
Ruqyah tidak boleh menggunakan kata-kata jahat, seperti memaki atau
menyinggung ataupun tidak senonoh, semua ini dilarang. Allah SWT tidak
mengizinkan untuk menggunakan obat dari sesuatu yang dilarang.
d. Mengandalkan pada kekuatan Ruqyah
Baik orang yang menerapkan ruqyah maupun orang-orang yang sedang
diterapi ruqyah dapat menganggap bahwa ruqyah memiliki kekuatan independen
dalam menyembuhkan atau perlindungan. Hal ini tidak benar, mereka harus menaruh
kepercayaan penuh kepada Allah.Bergantung sepenuhnya kepada-Nya dan percaya
bahwa ruqyah hanyalah alat yang diberikan oleh Allah SWT agar mereka dapat
sembuh kembali.Seperti Ibnu Qayyim menunjukan (Al-jawab Al-kâfi), orang harus
melihat ruqyah seperti pedang.Ruqyah dapat menjadi tidak berguna tanpa tiga kondisi
yaitu harus kuat dan tajam, orang yang menggunakanya harus handal dan
berpengalaman dan tidak boleh ad hambatan yang menghalang-halangi agar efektif.25
24
Jerry D.Gray, Rasulullah is My Doctor (Jakarta: Sinergi, 2010), Cet-1, h. 65. 25
Jerry D.Gray, Rasulullah is My Doctor (Jakarta: Sinergi, 2010), Cet-1, h. .
29
C. Fenomena Yang Termasuk Sihir
1. Jampi-jampi, Ahli Nujum Dan Santet
A. Jampi termasuk hal yang dipebolehkan dengan syarat menggunakan kalimat-
kalimat berbahasa Arab, baik yang berasal dari Al-Qur’an maupun As-sunnah,
disertai dengan tidak adanya keyakinan bahwa hal itu memberikan pengaruh secara
penuh dan hanyabisa terjadi atas izin dan perintah Allah SWT sedangkan dengan
selain hal itu maka tidak diperbolehkan. 26
Jampi, guna-guna atau mantra yang
digunakan untuk tujuan tertentu seperti untuk mencelakakan orang lain. Karena itu
sihir dapat menimbulkan dampak seperti sakit, kematian, kebencian gairah syahwat
bahkan hingga perceraian serta perselingkuhan.27
B. Ahli nujum yaitu membuat ramalan yang isinya hukum-hukum dan pengaruh
adalah diharamkan dalam Al-Qur’an dan As-sunnah, bahkan diharamkan lewat lisan
seluruh para utusan. Kadang-kadang ada orang mengatakan bahwa tukang ramal,
dukun dan ahli nujum terkadang benar, dan jawaban kebenaran mereka kerapkali
sebagai kepalsuan terhadap manusia. Mereka mengatakan dengan kata-kata yang
bersifat umum kepada manusia, memerlukan segi-segi penafsiran. Bila perkaranya
sudah terjadi mereka menafsirkan dengan penafsiran yang cocok dengan kata-
katanya. Dan yang diakui ahli-ahli nujum dan tukang-tukang ramal serta tukang sihir
adalah kesesatan besar dan kemunkaran yang tidak boleh diabaikan kepada orang-
orang yang diberi agama oleh Allah dan diajarkan kitab-Nya dan sunnah Nabi-Nya,
26
Musthafa Murad, Minhajul al-Mukmin , cet. 1(T.tp.: Pustaka Arafah,2011), h. 38. 27
Hurmain, Sihir Dalam Pandangan al-Qur’an, Vol,21 No 1 2014 http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/ushuluddin
30
hendaklah mereka mengingkari kesesatan ini dengan perkataan, lalu menjelaskan
kebatilan ini dengan dalil serta pandangan akal. Kemudian kepada para penguasa,
hendaklah menindak orang-orang yang mengaku ngaku tahu akan yang ghaib, baik
tukang ramal para dukun maupun pengundi nasib. Oleh karena itu, tidak dibenarkan
seorang muslim pergi kepada ahli nujum dan menanyakan terhadap mereka hal-hal
yang berhubungan dengan masa depan seperti jodoh, kemudian mengenai
menyangkut hubungan suami istri dan keluarga tentang kecintaan, kesetiaan,
perselisihan yang akan datang. Dan diantara peristiwa-peristiwa yang terjadi pada ahli
nujum ialah mengundi dengan kerikil, biji gandum dan sebagainya padahal Allah
telah berfirman kepada Nabi-Nya :
عث ون قل اي علم من ف السموات واألرض الغيب ااهلل وما يشعرن أيان ي ب Katakanlah : “ Tak ada seorang pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara
ghaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan
dibangkitkan”. (an-Naml :65)28
2. Santet
Santet sebagai salah satu perbuatan kufur yang diharamkan oleh Allah SWT . Orang
yang mempelajari ilmu santet, sesungguhnya mereka mempelajari hal-hal yang hanya
mendatangkan mudarat bagi diri mereka sendiri, dan tidak pula mendapatkan
kebaikan di sisi Allah. Praktik- praktik santet sudah banyak dipraktikan sejak lama
dan hingga sekarang masih ada bahkan di jaman moderen sekarang ini, seperti
28
Musthafa Asyur, Amalan Baru Dalam Pandangan As-Shuyuthi, ( Darul Hikmah, 1995), Cet
I, h.168
31
pemasukan benda terhadap perut korban dan hal-hal aneh lainya sehingga sakit yang
mereka rasakan tidak kunjung sembuh diakibatkan oleh dukun sihir yang mempunyai
kekuatan besar.29
3. Ramalan Dan Perdukunan
Perdukunan dan peramalan adalah pengakuan mengetahui ilmu ghaib dan perkara-
perkara yang ghaib, seperti mengabarkan apa yang akan terjadi di muka bumi dan apa
akibatnya, menunjukan di manatempat sesuatu yang hilang. Semuanya itu melalui
permohonan bantuan setan-setan yang mencuri dengar dari langit. Hal itu karena
setan mencuri kalimat dari ucapan malaikat kemudian disampaikan ke telinga dukun,
dan dukun tersebut berbohong dengan ratusan kali kebohongan, lalu orang-orang
mempercayainya disebabkan oleh suatu kalimat (yang benar tersebut) yang di dengar
oleh setan dari langit. Padahal Allah sendirilah yang mengetahui ilmu ghaib,
barangsiapa yang mengaku berserikat dengan-Nya dalam sesuatu dari ilmu ghaib,
baik dengan perdukunan atau lainya atau dia yang membenarkan orang yang
mengetahui ilmu ghaib, maka berarti ia telah menjadikan sekutu bagi Allah SWT
dalam sesuatu yang merupakan kekhususan bagin-Nya. 30
Perdukunan tidak terlepas
dari kemusyrikan, sebab ia mendekatkan diri kepada syetan-syetan dengan apa yang
mereka cintai. Diantara hal yang perlu diperhatikan dan diwaspadai adalah bahwa
tukang sihir, dukun dan peramal itu mempermainkan akidah umat islam dimana
29 Am Thabrani- Al-ihkam, Korban Santet Dalam Prespektif Antropologi Kesehatan dan
Hukum Islam di Kabupaten Pamekasan, Jurnal hukum dan pranata 2014, dari https://-
ejournal.stainpamekasan.ac.id. h.54 30
Ainul Haris Arifin, Kitab Tauhid, ( Jakarta: Darul Haq, 2009), Cet I, h.41
32
mereka menampakan diri seakan-akan sebagai tabib (dokter).Ibnu al-Qayyim dalam
bukunya al-Ighatsah: 1/271, mengatakan « Dukun-dukun adalah utusan-utusan setan,
karena orang-orang musyrik bergegas kepada mereka, minta tolong kepada mereka
dalam urusan urusan besar, percaya kepada mereka Tersebar dikalangan orang
banyak bahwa jin yang mengetahui yang ghaib « di antara hal yang perlu diwaspadai
adalah bahwa para dukun dan peramal itu mempermainkan akidah umat islam.31
Dan
dapat diketahui bahwa kesalahan terbesar itu terjadi kepada orang-orang yang awam,
karena mereka meyakini bahwa sebagian manusia seperti tukang ramal dan dukun
mengertahui yang ghaib. Dan kita bisa melihat banyak dari kalangan orang-orang
pergi ke tukang ramal dan dukun itu, mereka selain menanyakan mengenai masalah
tentang pencurian dan kriminal yang terjadi, mereka juga meminta agar tukang ramal
itu memberitahu tentang perkara-perkara yang belum dan yang akan terjadi pada
mereka serta anak-anaknya. Penanya dan yang ditanya benar-benar telah hampa
tangan karena yang ghaib itu hanya dapat diketahui di sisi Allah.Allah tidak
menampakanya kecuali kepada orang yang dikehendaki dari hamba-hanbanya yang
shaleh.I’tikad bahwa si pulan yang mengetahui yang ghaib adalah I’tikad berdosa,
menyesatkan dan bertentangan dengan akidah Islam yang benar yang menjadikan
pengetahuan tentang yang ghaib hanyalah bagi Allah semata.Adapun bila perkaranya
melampaui batas sampai meminta fatwa kepada orang-orang yang mengakui yang
ghaib, maka dosanya menjadi besar.
31
Ainul Haris Arifin, Kitab Tauhid, h.42
33
Dalam Shahih Muslim dan Musnad Ahmad disebutkan sebuah hadis dari sebagian
istri-istri Nabi saw, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda :“Barangsiapa yang
datang kepada tukang ramal lalu menanyakan tentang sesuatu, maka shalatnya tidak
dikabulkan empat puluh malam” (H.R. Muslim dan Ahmad)
Ibnu Tamiyah berpendapat bahwa bertanya kepada dukun dengan maksud
menguji keadaan mereka dan mengetes batinya supaya dapat membedakan kebenaran
mereka dari kebohonganya itu maka boleh hukumnya. dimaksud untuk mengungkap
urusan orang tersebut, dan menerangkan tentang keadaanya kepada manusia.
Ketahuilah bahwa hakekatnya dukun-dukun itu utusan-utusan setan, mereka diutus ke
golongan yaitu orang-orang musyrik, dan mereka dijadikan serupa dengan utusan-
utusan yang benar oleh setan. Sehingga diterima, setan di samping mempersamakan
mereka dengan utusan-utusan Allah, supaya utusan-utusan ini dijauhi, juga
menjadikan utusan-utusanya sebagai yang benar, mengetahui yang gaib.
Sesungguhnya manusia itu ada dua bagian, pengikut-pengikun dukun dan pengikut-
pengikut rasul.
Maka tidaklah terkumpul dalam diri seorang hamba untuk menjadi pengikut
dukun dan Rasul kedua-duanya, bahkan dia menjauhi Rasul SAW karena saking
dekatnya kepada dukun, dan mendustkan Rasul karena terlalu percaya terhadap
dukun. Akibat dari kepercayaan masyarakat tentang orang yang mengetahui perkara
gaib seperti para normal, membuat mata hati manusia hatinya menjadi gelap,dengan
mudah mencampuradukan ajaran islam dengan kemusyrikan, dan tidak sama sekali
takut akan larangan dari Allah SWT, akibatnya kita sering menemukan para normal
34
yang berkedok islam.32
asal-usul seseorang menjadi paranormal yaitu bersumber dari
warisan nenek moyang secara turun temurun, kemudian bersumber dari apa yang
mereka sebut kasyaf ilham, wahyu, wangsit atau renungan dan juga bersumber dari
benda-benda yang dikeramatkan Seolah-olah apa yang mereka miliki bersumber dari
ajaran Islam, padahal mereka menyelewengkan ayat-ayat al-Qur’an ataupun
mencampurkanya dengan persyaratan berbobot syirik yang sama sekali dilarang oleh
Allah SWT, namun mereka yakini akan hal tersebut .
Seseorang dikatakan dukun (Islam) oleh banyak kalangan umat, khususnya
umat muslim, ketika dukun itu terlihat seolah-olah tidak meminta pertolongan kepada
setan (dari kalangan jin) dan tidak mengucapkan mantra-mantra dengan bahasa yang
tidak dikenal. Sebaliknya ia terlihat menggunakan ayat-ayat al-Qur’an, hadis
Rasulullah SAW, huruf-huruf dan tulisan arab atau segala hal yang bernuansa arab.33
Paranormal atau peramal mengakui mengetahui peristiwa yang akan terjadi, seperti
melihat nasib baik atau buruk seseorang, namun semua itu tidak luput dari bantuan jin
dan setan. Pengetahuan mereka berasal dari jin yang disambarnya dari langit
kemudian ditambah seratus lebih kebohongan. Bisa juga hal itu hanya terkaan dari jin
atau dukun itu sendiri yang tidak ada dasar ilmiah dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan.34
4. Jenis-jenis Sihir
32
Endra K Pribadi, Mahluk Halus Dalam Fenomena Kemusyrikan(Jakarta:Selemba Diniyah,
2004), Cet 1, h.161 33
Endra K Pribadi, Mahluk Halus Dalam Fenomena Kemusyrikan h.157 34
Endra K Pribadi, Mahluk Halus Dalam Fenomena Kemusyrikanh.166
35
1. Sihir Penyakit
Seperti telah diketahui, otak adalah pengendali utama bagi anggota tubuh secara
keseluruhan. Artinya bahwa, semua indra manusia berpusat pada otak, dimana ia
memberikan isyarat-isyarat kepada semua anggota tubuh.Bentuk sihir penyakit
biasanya berupa sakit atau tidak berfungsinya salah satu anggota tubuh tertentu, tanpa
ada sebab yang jelas dan tidak dapat terdeteksi ilmu kedokteran seperti lumpuh pada
salah satu anggota tubuh tertentu, sakit yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, tiba-tiba
timbul luka atau benjolan pada tubuh, kulit bernanah, gatal-gatal selama bertahun-
tahun, sakit pada tubuh yang berpindah-pindah. Apabila manusia terkena sihir sakit,
jin bersarang diotak, yaitu dipusat salah satu indra, sesuai dengan permintaan tukang
sihir baik di pusat pendengaran, pengelihatan, tangan maupun kaki.35
2. Sihir Hayalan (Sihr Al-Takhyil)
Sihir pandangan mata, dalam sejarah sihir semacam ini pernah dilakukan oleh para
tukang sihir pendukung Fir’aun dihadapan masyrakatnya.Tali-tali yang mereka
lemparkan mantra-mantra sihir terlihat seperti ular-ular yang bergerak.
Adapun ciri-ciri sihir khayalan yaitu
a. Sesuatu yang diam (tak bergerak) terlihat bergerak, dan yang bergerak terlihat
diam.
b. Yang kecil terlihat besar dan yang besar terlihat kecil.
35
Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu ,
1995 ), Cet 1, h.114
36
c. Apa yang dilihat bukan yang sebenarnya. Seperti orang melihat tali atau
tongkat bagaikan ular yang bergerak (merayap)
3. Sihir Gangguan Jiwa ( Sihr Al-Junun)
Kharijah ibn al-Shalah meriwayatkan dari pamanya, bahwa ia datang kepada
Rosulullah SAW, lalu masuk islam. Dalam perjalanan pulang ia melewati satu kaum
yang di antara mereka itu, ada seorang laki-laki gila diikat dengan besi. Mereka
berkata, “Kami mendengar, bahwa anda membawa kabar baik.Apakah anda
mempunyai sesuatu yang dapat mengobati orang ini (orang gila) “( pamanya ia pun
sembuh. Lalu mereka memberi saya seratus ekor kambing. Setelah itu saya datang
kepada Rosulullah SAW dan menceritakan apa yang telah saya lakukan itu. Beliau
bertanya, « Apakah kamuu mengucapkan yang lain, selain surat Al-Fatihah ? » Saya
menjawab, «Tidak»”36
Terjadinya sihir gila itu karena jin yang ditugaskan
menjalankan sihir, masuk ke tubuh orang yang dituju dan bersarang di otaknya,
sesuai perintah tukang sihir. Kemudian ia menekankan dan menyempitkan sel-sel
otak yang berfungsi untuk berfikir mengingat, atau melakukan pekerjaan lain yang
hanya diketahui oleh Allah SWT. Dalam keadaan demikian, cirri-ciri tersebut akan
tampak pada orang yang disihir.37
Ciri-ciri sihir gila yaitu:
a. Mengamuk tanpa sebab yang jelas.
b. Sering berbicara sendiri.
36
HR. Abu Daud.Dalam al-Thibb no 19.Menurut al-Nawawiy dalam al-Adzkar h.87. 37
Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu ,
1995 ), Cet 1, h.107
37
c. Tanpa sebeb yang jelas tertawa dan menangis sendiri.
d. Melakukan gerakan-gerakan tubuh yang aneh.
4. Sihir Permusuhan Atau Pemisah
Perbuatan sihir dengan tujuan menceraikan atau memisahkan antara suami dan
istrinya, atau untuk menimbulkan kebencian anatara dua orang teman. Terjadinya
sihir pemisah itu, ketika orang yang akan melakukan perbuatan sihir pergi menemui
tukang sihir dan meminta agar tukang sihir menceraikan antara “si fulan” dengan
istrinya. Kemudian tukang sihir meminta nama orang yang dimaksud dan nama
ibunya, lalu meminta “bekas” (atsar)38
seperti: rambut, pakaian, atau peci. Bila tidak
bisa, maka sihirnya dilakukan melalui air, lalu tukang sihir memerintahkan agar air
tersebut dijalan yang biasa dilalui orang yang akan disihir. Apabila air tersebut
dilangkahi, maka orang itu akan terkena oleh sihir, atau air tersebut dicampurkan
dengan makanan atau minuman.
Ciri-ciri sihir pemisah :
a. Keadaan berbalik secara tiba-tiba, dari rasa cinta menjadi benci.
b. Banyak keraguan (prasangka) di anatara keduanya.
c. Tidak ada upaya saling memaafkan
d. Membesar-besarkan penyebab timbulnya perselisihan, meskipun spele
38
Bekas (atsar) yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang biasa menempel di tubuh atau
dipakai seseorang, sehingga mengandung bau keringatnya, seperti rambut, pakaian, peci, saputangan,
dan sebagainya.Lihat buku Wiqayah al-insan Min al-Jin wa al-Syaithan h.79
38
e. Perubahan wajah suami di mata istrinya, dan wajah istri di mata suaminya.
Sehingga, suami melihat istrinya bagaikan wanita yang buruk, meskipun
kenyataanya ia termasuk wanita cantik. Dan yang terlihat di wajah istrinya itu
adalah setan dalam bentuk yang buruk, sementara istri melihat suaminya
bagaikan orang yang menakutkan.
f. Orang yang terkena sihir (istri atau suami) selalu tidak senang terhadap
apapun yang dikerjakan pasanganya.
5. Sihir Mahabbah
Nabi Muhammad SAW bersabda :
شرك ان الرقي والتماعم والت مولMantra-mantra, jimat dan jampi adalah syirik. Arti ولة -menurut Ibn al ,(jampi)الت
Atsir adalah sihir yang termasuk syirik, karena orang yang melakukany meyakini
bahwa sihir tersebut memberikan pengaruh, bukan atas kekuasaan Allah SWT.
Ciri-ciri sihir cinta :
a. Senang dan cinta berlebihan.
b. Keinginan besar untuk sering melakukan hubungan seksual.
c. Tidak dapat menahan keinginan untuk melakukan hubungan seksual.
d. Kepatuhan yang membabibuta.39
39
Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu ,
1995 ), Cet 1, h.97
39
Sering kali terjadinya perselisihan antara suami dan istri, tetapi denga cepat pula
perselisihan itu hilang, dan kehidupan mereka kembali rukun, namun di antara kaum
wanita ada yang tidak sabar akan hal itu. Mereka segera pergi ke tukang sihir untuk
meminta bantuan agar suaminya mencintainya, semuanya ini diakibatkan lemahnya
keimanan wanita tersebut bahwa yang ia lakukan itu haram, dan dilarang agama.
Kemudian tukang sihir meminta meminta kepada wanita itu salah satu bekas (atsar)
suaminya, seperti: sapu tangan, peci, baju atau lainya, dengan syarat benda “bekas”
itu mengandung bau keringat suaminya bukan yang masih baru atau bekas dicuci.
Kemudian tukang sihir mengambil beberapa helai benang dari barang tersebut dan
menghembusinya serta membuat bundelan (buhul). Setelah itu ia memerintahkan
wanita tersebut untuk menguburkanya di suatu tempat yang tidak berpenghuni, atau
ia membuat sihirnya pada air atau makanan.
6. Sihir Suara (Sihir Al-Hawatif)
Terjadinya sihir tersebut ketika tukang sihir mengutus jin menugaskannya untuk
menganggu manusia, baik pada waktu tidur maupun pada waktu jaga. Pada waktu
tidur jin tersebut di dalam mimpi menjelma menjadi binatang buas yang siap
menerkam. Sementara pada waktu jaga, ia memanggil orang yang dituju dengan
suara-suara orang yang dikenal oleh pasien, ataupun suara-suara yang tidak dikenal.
Kemudian ia menanamkan keraguan kepadanya, cirri-ciri sihir ini berbeda-beda
sesuai dengan kuat dan lemahnya pengaruh sihir. Kalau pengaruhnya kuat bisa
40
membuat orang tersebut gila, tatapi kalau pengaruhnya lemah, hanya membuat orang
selalu ragu atau was-was.40
Cirri-ciri Sihir Hawatif
a. Mimpi yang menakutkan.
b. Mimpi seolah-olah ada yang memanggil.
c. Mendengar suara yang mengajak berbicara
d. Mimpi seolah-seolah akan jatuh dari tempat yang tinggi
e. Mimpi dikejar-kejar binatang
40
Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu ,
1995 ), Cet 1, h.112
41
BAB III
HADIS-HADIS MENGENAI SIHIR
A. Teks Hadis dan Terjemahanya
Pada pembahasan ini, penulis akan melakukan penelusuran hadis-hadis yang
terkait dengan tema mengenai sihir. Dalam penelusuran tersebut, penulis
menggunakan metode Takhrij melalui kamus Mu‟jam al- Fahras li Alfāẕ al-Hadîs al-
Nabawî, dengan menggunakan kata kunci سحر1 Adapun hasil dari penelusuran yaitu :
1. Sahîh Al Bukhârî di dalam kitab: Sihir, bab Pengobatan
2. Sahĩh Muslim di dalam kitab: Sihir, bab Sihir
3. Sunan al-Tirmidzĩ di dalam kitab: Sihir, bab Sihir
4. Sunan Ibnu Mājah di dalam kitab: Sihir, bab Sihir
5. Sunan al-Nasā‟ĩ di dalam kitab: Sihir, bab Sihir dari ahli kitab
6. Sunan Abū Dāwud di dalam kitab: Sihir, bab Pengobatan
Disini penulis hanya akan memuat hadis-hadis yang terdapat dalam al-Kutub al-
Sittah seperti Sahih al-Bukhāri, Sahĩh Muslim, Sunan al-Tirmidzĩ, Sunan Abū
Dāwud, Sunan Ibnu Mājah, dan Sunan al-Nasā‟ĩ.. Maka akan di dapatatkan hasil
yang bisa dikumpulkan kepada beberapa tema seperti : a. Hadis orang yahudi
menyihir Nabi, b. Hukum tukang sihir, c. Perkara sihir termasuk dosa besar, d.
Pengobatan pencegah sihir, e. Larangan terhadap sihir.
1Wensinck, Mu´jam Al-Mufahras li Alfâẕil Hadîts(Belanda: Breil, 1962 M), Juz 1, h.464.
42
1. Hadis Orang Yahudi Menyihir Nabi Muhammad SAW
Sahĩh Muslim ث نا ابن ني عن ىشام عن أبيو عن عائشة قالت سحر ث نا أبو كريب حد رسول اللو صلى اللو عليو حد
لى اللو عليو وسلم ي هودي من ي هود بن زريق ي قال لو لبيد بن العصم قالت حت كان رسول اللو ص يء وما ي فع لة دعا رسول اللو صلى وسلم ييل إليو أنو ي فعل الش لو حت إذا كان ذات ي وم أو ذات لي
فت يتو فيو جاءن رجلن اللو عليو وسلم ث دعا ث دعا ث قال يا عائشة أشعرت أن اللو أف تان فيما است عند أحدنا عند رأسي والخر عند رجلي ف قال الذي عند رأسي للذي عند رجلي أو الذي ف قعد
ل ف أي شيء رجلي للذي عند رأسي ما وجع الرجل قال مطبوب قال من طبو قال لبيد بن العصم قاىا رسول اللو قال ف مشط ومشاطة قال وجف طلعة ذكر قال فأين ىو قال ف بئر ذي أروان قالت فأتا
اللو لكأن ماءىا ن قاعة الناء ولكأن نلها صلى اللو عليو وسلم ف أناس من أصحابو ث قال يا عائشة و ا أنا ف قد عافان الل ياطني قالت ف قلت يا رسول اللو أفل أحرق تو قال ل أم و وكرىت أن أثي رءوس الش
ث نا ىشام عن أبيو عن عائشة على الناس شرا فأمرت ث نا أبو أسامة حد ث نا أبو كريب حد با فدفنت حدتو نو حديث وقال ابن ني قالت سحر رسول اللو صلى اللو عليو وسلم وساق أبو كريب الديث بقص
ها نل وقال ها وعلي ت ق لت يا رسول اللو فيو فذىب رسول اللو صلى اللو عليو وسلم إل البئر ف نظر إلي 2)رواه مسلم(فأخرجو ول ي قل أفل أحرق تو ول يذكر فأمرت با فدفنت
“Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib; Telah menceritakan kepada kami
Ibnu Numair dari Hisyam dari Bapaknya dari 'Aisyah ia berkata; "Seorang Yahudi
dari Bani Zuraiq, bernama Labid bin A'sham, menyihir Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam sehingga beliau mengigau karenanya. Beliau rasanya melakukan sesuatu
yang sesungguhnya tidak dilakukannya.Karena itu pada suatu hari atau suatu malam
beliau berdo'a, kemudian berdo'a dan berdo'a. Sesudah itu beliau bertanya kepada
'Aisyah: 'Ya, 'Aisyah! Ingatkah engkau bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala pernah
memberitakan kepadaku tentang kedatangan dua orang laki-laki, yang satu duduk
dekat kepalaku dan yang satu lagi dekat kedua kakiku. Lalu orang yang dekat
kepalaku bertanya kepada orang yang dekat kakiku, atau sebaliknya; 'Apakah sakit
orang ini?' Jawabnya; 'Kena sihir! ' dia bertanya; 'Siapa yang menyihirnya? ' yang
satunya menjawab; 'Labid bin A'sham! ' dia bertanya lagi; 'Dengan apa disihirnya? '
dia menjawab; 'Pakai sisir serta mayang kurma kering.' Dia bertanya lagi; Di mana
2Abî al-Husain Muslim ibn al-Hajjâj al-Qusyairî al-Naisâbûrî, SahîhMuslim (Riyaḏ: Dâr
Ṯaybah Lil Nasyri wa Tauzî´, 1426 H, h. 1719.
43
sekarang?' dia jawab; 'Di sumur Dzi Arwan.' Kata 'Aisyah; 'Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam pergi mencari barang-barang itu ditemani beberapa orang sahabat.
Kemudian beliau bersabda: 'Ya, 'Aisyah. Kulihat air sumur itu kemerah-merahan
warnanya, sedang pohan kurmanya kelihatan bagaikan kepala setan.' Lalu aku
bertanya; 'Apakah Anda tidak membakarnya?' Jawab Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam: 'Tidak! Karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah menyembuhkanku, dan
aku tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, oleh sebab itu kusuruh
kuburkan saja!'Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib; Telah menceritakan
kepada kami Abu Usamah; Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Bapaknya
dari 'Aisyah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di sihir(lalu Abu
Kuraib menyebutkan seluruh kisah Hadis seperti Hadis Ibnu Numair dan di
dalamnya dia menyebutkan; 'lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke
sumur dan melihat ke dalamnya yang di atasnya ada lebah. Aisyah berkata; 'Ya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluarkanlah.(Aisyah tidak menyebutkan,
kenapa tidak anda bakar saja).Di dalam Hadis tersebut beliau juga tidak
menyebutkan kalimat; 'Aku suruh kuburkan saja.' (H.R. Muslim)”
Sahîh Al Bukhârî
ث نا ها قالت سحر الحد نب إب راىيم بن موسى أخب رنا عيسى عن ىشام عن أبيو عن عائشة رضي اللو عن عو ووعاه عن أبيو عن ع ائشة قالت سحر النب صلى اللو عليو وسلم وقال الليث كتب إل ىشام أنو س
يء وما ي فعلو حت كان ذ ات ي وم دعا ودعا ث صلى اللو عليو وسلم حت كان ييل إليو أنو ي فعل الشتان رجلن ف قعد أحدنا عند رأسي والخر عند رجلي قال أشعرت أن اللو أف تان فيما فيو شفائي أ
فيما ذا قال ف ف قال أحدنا للخر ما وجع الرجل قال مطبوب قال ومن طبو قال لبيد بن العصم قال ها النب صلى اللو عليو وسلم مشط ومشاقة وجف ط لعة ذكر قال فأين ىو قال ف بئر ذروان فخرج إلي
ياطني ف قلت استخرجتو ف قال ل اث رجع ف قال لعائشة حني رجع نلها كأنو رءوس الش أنا ف قد أمر 3شفان اللو وخشيت أن يثي ذلك على الناس شرا ث دفنت البئ
Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami 'Isa
dari Hisyam dari bapaknya dari 'Aisyah Radliallahu 'anha berkata; "Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam telah disihir". Dan berkata Al Laits; " Hisyam menulis
surat kepadaku bahwa dia mendengarnya, dia anggap dari bapaknya dari 'Aisyah
radliallahu 'anhuma berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah disihir hingga
terbayang oleh beliau seolah-olah berbuat sesuatu padahal tidak. Hingga pada suatu
hari Beliau memanggil-manggil kemudian berkata: "Apakah kamu menyadari bahwa
Allah telah memutuskan tentang kesembuhanku?. Telah datang kepadaku dua orang,
3Abû ´Abdullâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn Katsîr,
t.t), Juz 18, h.6
44
satu diantaranya duduk dekat kepalaku dan yang satu lagi duduk di dekat kakiku.
Yang satu bertanya kepada yang lainnya; "Sakit apa orang ini?".Yang lain
menjawab; "Kena sihir". Yang satu bertanya lagi; "Siapa yang menyihirnya?". Yang
lain menjawab; "Labid bin Al A'sham". Yang satu bertanya lagi; "Dengan cara
apa?". DIjawab; "Dengan cara melalui sisir, rambut yang rontok saat disisir dan
putik kembang kurma jantan". Yang satu bertanya lagi; "Sekarang sihir itu
diletakkan dimana?".Yang lain menjawab; "Di sumur Dzarwan".Maka Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam pergi mendatangi tempat tersebut kemudian kembali dan
berkata kepada 'Aisyah setelah kembali; "Putik kurmanya bagaikan kepala-kepala
syetan". Aku bertanya; "Apakah telah baginda keluarkan?". Beliau berkata: "Tidak,
karena Allah telah menyembuhkan aku. Namun aku khawatir bekasnya itu dapat
mempengaruhi manusia maka sumur itu aku urug (timbun) ".
Sahîh Al Bukhârî
ث نا أبو أسامة عن ىشام عن أبيو عن عائشة قالت سحر ث نا عب يد بن إساعيل حد النب صلى اللو حديء وما ف علو حت إذا كان ذات ي و م وىو عندي دعا اللو عليو وسلم حت إنو ليخيل إليو أنو ي فعل الش
تان فيما است فت يتو فيو ق لت وما ذاك يا رسول اللو قال ودعاه ث قال أشعرت يا عائشة أن اللو قد أف جع الرجل قال جاءن رجلن فجلس أحدنا عند رأسي والخر عند رجلي ث قال أحدنا لصاحبو ما و
قال لبيد بن العصم الي هودي من بن زريق قال فيما ذا قال ف مشط ومشاطة مطبوب قال ومن طبو اس وسلم ف أن وجف طلعة ذكر قال فأين ىو قال ف بئر ذي أروان قال فذىب النب صلى اللو عليو
ها نل ث رجع إل عائشة ف قال واللو لكأن ها وعلي ماءىا ن قاعة الناء من أصحابو إل البئر ف نظر إلي ياطني ق لت يا رسول اللو أفأخرجتو قال ا أنا ف قد عافان اللو وشفان ولكأن نلها رءوس الش ل أم
4وخشيت أن أث ور على الناس منو شرا وأمر با فدفنت “Telah menceritakan kepada kami 'Ubaid bin Isma'il telah menceritakan kepada
kami Abu Usamah dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah dia berkata; Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam disihir hingga seakan-akan beliau mengangan-angan
telah berbuat sesuatu, padahal beliau tidak melakukannya, hingga ketika beliau
berada di sampingku, beliau berdo'a kepada Allah dan selalu berdo'a, kemudian
beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah
memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)?
Jawabku; "Apa itu wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Dua orang laki-laki telah
datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk di atas kepalaku dan
satunya lagi di kakiku. Kemudian salah seorang berkata kepada yang satunya;
4Abû ´Abdullâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn Katsîr,
t.t), Juz 18, h.57
45
"Menderita sakit apakah laki-laki ini?" temannya menjawab; "Terkena sihir.' salah
seorang darinya bertanya; "Siapakah yang menyihirnya?" temannya menjawab;
"Lubid bin Al A'sham seorang Yahudi dari Bani Zuraiq." Salah satunya bertanya;
"Dengan benda apakah dia menyihir?" temannya menjawab; "Dengan rambut yang
terjatuh ketika disisir dan seludang mayang kurma."Salah seorang darinya bertanya;
"Di manakah benda itu di letakkan?" temannya menjawab; "Di dalam sumur Dzi
Arwan." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi sumur
tersebut bersama beberapa orang sahabatnya, beliau pun melihat ke dalam ternyata
di dalamnya terdapat pohon kurma, lalu beliau kembali menemui 'Aisyah bersabda:
"Wahai Aisyah! seakan-akan airnya berubah bagaikan rendaman pohon inai atau
seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepala syetan." Aku bertanya; "Wahai
Rasulullah, tidakkah anda mengeluarkannya?" beliau menjawab: "Tidak,
sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku hanya tidak suka memberikan
kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu." Kemudian beliau memerintahkan
seseorang membawanya (barang yang dipakai untuk menyihir) lalu menguburnya."
Sahîh Al Bukhârî
ثن أب عن عائشة أن الن ث نا ىشام قال حد ث نا يي حد د بن المث ن حد ثن مم ب صلى اللو عليو حد 5اري(خ)رواه الب شيئا ول يصن عو وسلم سحر حت كان ييل إليو أنو صنع
“Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Al Mutsannaa telah bercerita kepada
kami Yahya telah bercerita kepada kami Hisyam berkata telah bercerita kepadaku
bapakku dari 'Aisyah radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
pernah disihir sehingga terbayang oleh beliau melakukan sesuatu padahal tidak."
Sunan An-nasî`î ري عن أب معاوية عن العمش عن ابن حيان ي عن يزيد عن زيد أرقم قال سحر بن أخب رنا ىناد بن الس
لم ف قال إن رجل النب صلى اللو عليو وسلم رجل من الي هود فاشتكى لذلك أياما فأتاه جبيل عليو السسل رسول اللو صلى اللو عليو وسلم فاستخرجوىا من الي هود سحرك عقد لك عقدا ف بئر كذا وكذا فأر
ا نشط من عقال فما ذكر ذلك ل ذلك الي هودي ول فجيء با ف قام رسول اللو صلى اللو عليو وسلم كأن رآه ف وجهو قط
“Telah mengabarkan kepada kami Hannad bin As Sari dari Abu Mu'awiyah dari Al
A'masy dari Ibnu Hayyan yaitu Yazid dari Zaid bin Arqam, ia berkata; terdapat
seorang laki-laki dari kalangan Yahudi yang menyihir Nabi shallallahu 'alaihi
5Abû ´Abdullâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn Katsîr,
t.t), Juz 18, h.53
46
wasallam, sehingga beliau beberapa hari sakit Karena hal tersebut. Kemudian beliau
di datangi Jibril 'alaihissalam dan berkata; sesungguhnya terdapat seorang laki-laki
dari kalangan Yahudi Yang menyihimu. Ia mengikat buhul di sebuah sumur ini, dan
ini. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengirimkan orang dan
mereka mengeluarkannya dan didatangkan kepada beliau. Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berdiri seolah-olah beliau terbebas dari ikatan. Dan
beliau tidak menyebutkan hal tersebut kepada orang Yahudi itu dan beliau tidak
melihatnya di wajahnya sama sekali”.6
Sunan Ibnu Mâjah ث نا عبد اللو بن ني عن ىشام عن أبيو عن عائشة ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد قالت سحر النب حد
عليو وسلم ي هودي من ي هود بن زريق ي قال لو لبيد بن العصم حت كان النب صلى اللو صلى اللو عليو يء ول ي فعلو قالت حت إذا كان ذات ي وم أو كا لة دعا رسول وسلم ييل إليو أنو ي فعل الش ن ذات لي
تان فيما است فت يتو فيو اللو صلى اللو عليو وسلم ث دعا ث دعا ث قال يا عائشة أشعرت أن اللو قد أف ر عند رجلي ف قال الذي عند رأسي للذي عند رجلي أو جاءن رجلن فجلس أحدنا عند رأسي والخ
عصم قال الذي عند رجلي للذي عند رأسي ما وجع الرجل قال مطبوب قال من طبو قال لبيد بن ال شاطة وجف طلعة ذكر قال وأين ىو قال ف بئر ذي أروان قالت فأتاىا ف أي شيء قال ف مشط وم
اء ماءىا ن قاعة الن النب صلى اللو عليو وسلم ف أناس من أصحابو ث جاء ف قال واللو يا عائشة لكأن ا أنا ف ياطني قالت ق لت يا رسول اللو أفل أحرق تو قال ل أم قد عافان اللو ولكأن نلها رءوس الش
وكرىت أن أثي على الناس منو شرا فأمر با فدفنت
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Numair dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah dia
berkata, "Seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al A'sham telah
menyishir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pun di buat seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau
tidak kerjakan." Aisyah melanjutkan, "Sampai di suatu hari -atau suatu malam-,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a, berdo'a dan berdo'a, kemudian
beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah
memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)?
Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk
di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku.Kemudian orang yang berada di
kepalaku berkata kepada orang yang berada di kakiku, atau orang yang berada di
6Abî ʻAbdul Rahmân Ahmad Bin Syuʻaib ʻAlî Al-nasâ`î, Sunan An-nasâ`î, Juz 12,h.446
47
kakiku berkata kepada orang yang berada di kepalaku; "Menderita sakit apakah laki-
laki ini?" dia (salah seorang malaikat yang berada di kaki beliau atau kepala beliau)
berkata, 'Terkena sihir.'Lalu salah satunya bertanya, 'Siapakah yang menyihirnya?'
dia menjawab, 'Labid bin Al A'sham.' Dia bertanya lagi, 'Dengan benda apakah dia
menyishir?' dia menjawab, 'Dengan rambut yang terjatuh ketika di sisir dan sebatang
mayang kurma." Dia bertanya lagi, "Di manakah benda itu diletakkan?" dia
menjawab, "Di dalam sumur milik Dzu Arwan.' Aisyah berkata, "Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya bersama beberapa orang sahabatnya,
lantas bersabda: "Demi Allah, wahai Aisyah seakan-akan airnya berubah bagaikan
rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepada setan."
Aisyah berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah anda membakarnya?"
beliau menjawab: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku
hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu."
Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang di pakai
untuk menyihir) lalu menguburnya."
Sunan Ibnu Mâjah ث نا عبد اللو بن ني عن ىشام عن أبيو عن عائشة ث نا أبو بكر بن أب شيبة حد قالت سحر النب حد
لو لبيد بن العصم حت كان النب صلى اللو عليو صلى اللو عليو وسلم ي هودي من ي هود بن زريق ي قال يء ول ي فعلو قالت حت إذا كان ذات ي وم أو كان ذ لة دعا رسول وسلم ييل إليو أنو ي فعل الش ات لي
تو فيو ليو وسلم ث دعا ث دعا ث قال يا عائشة أشعرت أن اللو قد أف تان فيما است فت ي اللو صلى اللو ع ي عند رجلي أو جاءن رجلن فجلس أحدنا عند رأسي والخر عند رجلي ف قال الذي عند رأسي للذ
عصم قال الذي عند رجلي للذي عند رأسي ما وجع الرجل قال مطبوب قال من طبو قال لبيد بن ال ف بئر ذي أروان قالت فأتاىا ف أي شيء قال ف مشط ومشاطة وجف طلعة ذكر قال وأين ىو قال
ماءىا ن قاعة الناء النب صلى اللو عليو وسلم ف أناس من أصحابو ث جاء ف قال واللو يا عائشة لكأن ياطني قالت ا أنا ف قد عافان اللو ولكأن نلها رءوس الش ق لت يا رسول اللو أفل أحرق تو قال ل أم
7وكرىت أن أثي على الناس منو شرا فأمر با فدفنت )رواه إبن ماجو("Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Abdullah bin Numair dari Hisyam dari Ayahnya dari Aisyah dia
berkata, "Seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al A'sham telah
menyishir Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, sehingga Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam pun di buat seakan-akan telah melakukan sesuatu pekerjaan yang beliau
7 Muhammad BinYazid Al-Qazwînî, Sunan Ibnu Majah ,(Beirut:Dâr al Ihyal al-kitab al
„Arabî,t.th), juz 2, h. 1173
48
tidak kerjakan." Aisyah melanjutkan, "Sampai di suatu hari -atau suatu malam-,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berdo'a, berdo'a dan berdo'a, kemudian
beliau bersabda: "Wahai Aisyah, apakah kamu telah merasakan bahwa Allah telah
memberikan fatwa (menghukumi) dengan apa yang telah aku fatwakan (hukumi)?
Dua orang laki-laki telah datang kepadaku, lalu salah seorang dari keduanya duduk
di atas kepalaku dan satunya lagi di kakiku.Kemudian orang yang berada di
kepalaku berkata kepada orang yang berada di kakiku, atau orang yang berada di
kakiku berkata kepada orang yang berada di kepalaku; "Menderita sakit apakah laki-
laki ini?" dia (salah seorang malaikat yang berada di kaki beliau atau kepala beliau)
berkata, 'Terkena sihir.'Lalu salah satunya bertanya, 'Siapakah yang menyihirnya?'
dia menjawab, 'Labid bin Al A'sham.' Dia bertanya lagi, 'Dengan benda apakah dia
menyishir?' dia menjawab, 'Dengan rambut yang terjatuh ketika di sisir dan sebatang
mayang kurma." Dia bertanya lagi, "Di manakah benda itu diletakkan?" dia
menjawab, "Di dalam sumur milik Dzu Arwan.' Aisyah berkata, "Kemudian Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya bersama beberapa orang sahabatnya,
lantas bersabda: "Demi Allah, wahai Aisyah seakan-akan airnya berubah bagaikan
rendaman pohon inai dan seakan-akan pohon kurmanya bagaikan kepada setan."
Aisyah berkata, "Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah anda membakarnya?"
beliau menjawab: "Tidak, sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku dan aku
hanya tidak suka memberikan kesan buruk kepada orang lain dari peristiwa itu."
Kemudian beliau memerintahkan seseorang membawanya (barang yang di pakai
untuk menyihir) lalu menguburnya."
Sunan An-nasî`î د ن بن العلء عن ابن إدريس قال أن بأنا شعبة عن عمرو بن مرة عن عبد اللو بن سلمة ع أخب رنا مم
ال قال قال ي هودي لصاحبو اذىب بنا إل ىذا النب قال لو صاحبو ل ت ق نب لو ل صفوان بن عسعك كان لو أرب عة أعني فأت يا رسول اللو صلى اللو عليو وسلم وسأله عن تسع آ نات ف قال لم س يات ب ي
فس الت حرم اللو إل بالق ول تشوا ببيء إل ل تشركوا باللو شيئا ول تسرقوا ول ت زنوا ول ت قت لوا ال ن ليكم خاصة ي هود ذي سلطان ول تسحروا ول تأكلوا الربا ول ت قذفوا المحصنة ول ت ولوا ي وم الزحف وع
بت ف قب لوا يديو ورجليو وقالوا نشهد أنك نب قال فما ين عكم أن ت تبعون قاأن ل ت عدوا ف ا لوا إن لس 8داود دعا بأن ل ي زال من ذريتو نب وإنا ناف إن ات ب عناك أن ت قت لنا ي هود
“Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` dari Ibnu Idris, ia
berkata; telah memberitakan kepada kami Syu'bah dari 'Amr bin Murrah dari
Abdullah bin Salamah dari Shafwan bin 'Assal ia berkata; seorang Yahudi berkata
8„Abdul Rahman Ahmad Bin Syu‟aib „Alî Al-nasâ‟î, Sunan An-nasâ‟î, (Bairut: baitul Ifkar
Al-dauliyyah, t.th), Juz 24 h.204
49
kepada temannya; pergilah bersama kami kepada Nabi ini. Lalu temannya berkata
kepadanya; jangan engkau katakan Nabi, jika ia mendengarmu ia memiliki empat
mata. Lalu mereka berdua mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
bertanya mengenai sembilan ayat yang jelas, lalu beliau bersabda kepada mereka:
"Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatupun, janganlah kalian
mencuri, janganlah kalian berzina, janganlah kalian membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali dengan haq, janganlah kalian berjalan membawa orang
yang tidak bersalah kepada yang penguasa, janganlah kalian berbuat sihir,
janganlah kalian makan harta riba, janganlah kalian menuduh seorang yang suci
berbuat zina, janganlah kalian berpaling dihari bertemu dengan musuh, dan wajib
khusus bagi kalian hai orang yahudi agar tidak melampaui batas pada hari sabtu.
Lalu mereka mencium tangan dan kaki beliau dan berkata; kami bersaksi bahwa
engkau adalah Nabi, kemudian beliau bersabda: " Lalu apa yang menghalangi
kalian untuk mengikutiku, " mereka menjawab karena Dawud menyeru bahwa masih
ada Nabi dari keturunannya, dan kami khawatir jika kami mengikutimu maka orang-
orang yahudi akan membunuh kami”.9
2. Hukum Pelaku Sihir
Sunan An-nasî`î ث نا ث نا أبو داود قال حد قري عن السن عن أب ىري رة أخب رنا عمرو بن علي قال حد عباد بن ميسرة المن
حر ف قد أشرك قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم من عقد عقدة ث ن فث فيها ف قد سحر ومن س 10إليو ومن ت علق شيئا وكل
“Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin Ali, ia berkata; telah menceritakan
kepada kami Abu Daud, ia berkata; telah menceritakan kepada kami 'Abbad bin
Maisarah Al Manqari dari Al Hasan dari Abu Hurairah, ia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Barang siapa yang mengikat buhul
kemudian meniupnya sungguh ia telah berbuat sihir, dan barang siapa yang
melakukan sihir maka sungguh ia telah berbuat syirik dan barang siapa yang
menggantungkan sesuatu maka ia akan diserahkan kepadanya”.11
Sunan At-Tirmidzî
9Abû ´Abd al-Rahmân Ahmad ibn ´Alî Syu´aib ibn ´Alî ibn Sînân al-Nasâ`î, Sunan al-Nasâ`î
(Beirut: Dâr al-Ma´rifah, t.th), Juz 24,h.380 10
„Abdul Rahman Ahmad Bin Syu‟aib „Alî Al-nasâ‟î, Sunan An-nasâ‟î, (Bairut: baitul Ifkar
Al-dauliyyah, t.th), Juz 12 h.443 11
Abû ´Abd al-Rahmân Ahmad ibn ´Alî Syu´aib ibn ´Alî ibn Sînân al-Nasâ`î, Sunan al-Nasâ`î
(Beirut: Dâr al-Ma´rifah, t.th), Jilid 1, Huz 12,h.443
50
ث نا أبو معاوية عن إسعيل بن مسلم عن السن عن جندب قا ث نا أحد بن منيع حد ل قال رسول حديف قال احر ضربة بالس أبو عيسى ىذا حديث ل ن عرفو مرفوعا إل اللو صلى اللو عليو وسلم حد الس
ي يضعف ف الديث من قبل حفظو وإسعيل بن مسلم العبدي من ىذا الوجو وإسعيل بن مسلم المكعن السن أيضا والصحيح عن جندب موقوف والعمل على ىذا عند البصري قال وكيع ىو ثقة وي روى
نس و قال ب عض أىل العلم من أصحاب النب صلى اللو عليو وسلم وغيىم وىو ق ول مالك بن أ ا ي افعي إن لغ بو الكفر فإذا عمل عمل دون الكفر ف لم الش احر إذا كان ي عمل ف سحره ما ي ب قتل الس
ن ر عليو ق تل “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani', telah menceritakan kepada
kami Abu Mu'awiyah dari Isma'il bin Muslim dari Al Hasan dari Jundub iaberkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hukuman bagi penyihir adalah
dipenggal dengan pedang." Abu Isa berkata; Hadits ini tidak kami ketahui
diriwayatkan secara marfu' kecuali dari jalur ini dan Isma'il bin Muslim Al Makki
didla'ifkan dalam periwayatan hadits dari segi hafalannya, sedangkan Isma'il bin
Muslim Al Abdi Al Bashri, Waki' berkata tentangnya; Ia seorang yang tsiqah dan
hadits ini diriwayatkan juga dari Al Hasan. Dan yang shahih dari Jundub adalah
riwayat mauquf. Hadits ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama dari
kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, ini menjadi
pendapat Malik bin Anas. Asy Syafi'i berkata; Sesungguhnya seorang penyihir
dibunuh jika ia melakukan perbuatan sihir yang mencapai kekufuran namun jika ia
melakukan perbuatan selain kekufuran maka kami tidak berpendapat ia harus
dibunuh”
3. Perkara sihir termasuk dosa besar
Sahîh Al Bukhârî
ث نا عبد العزيز بن عبد اللو قال ثن سليمان بن بلل عن ث ور بن زيد المدن عن أب الغيث عن حد حدبع الموب و قات قالوا يا رسول الل أب ىري رة رضي اللو عنو عن النب صلى اللو عليو وسلم قال اجتنبوا الس
فس الت حرم اللو إل بالق وأكل الر حر وق تل الن رك باللو والس با وأكل مال اليتيم وما ىن قال الش 12والت ول ي وم الزحف وقذف المحصنات المؤمنات الغافلت
12
Abî ´Abdillâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn Katsîr,
t.t), h.226.
51
“Telah bercerita kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah berkata telah bercerita
kepadaku Sulaiman bin Bilal dari Tsaur bin Zaid Al Madaniy dari Abu 'Al Ghoits
dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan". Para sahabat bertanya:
"Wahai Rasulullah, apakah itu? Beliau bersabda: "Syirik kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan haq, memakan riba,
makan harta anak yatim, kabur dari medan peperangan dan menuduh seorang
wanita mu'min yang suci berbuat zina"
Sahĩh Muslim ثن سليمان بن بلل عن ث ور ب ث نا ابن وىب قال حد ثن ىارون بن سعيد اليلي حد ن زيد عن أب حد
بع الموبقات قيل يا رسول اللو الغيث عن أب ىري رة أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال اجتنبوا السفس الت حرم اللو إل بالق وأكل مال حر وق تل الن رك باللو والس الربا اليتيم وأكل وما ىن قال الش
والت ول ي وم الزحف وقذف المحصنات الغافلت المؤمنات “Telah menceritakan kepadaku Harun bin Sa'id al-Aili telah menceritakan kepada
kami Ibnu Wahab dia berkata, telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal
dari Tsaur bin Zaid dari Abu al-Ghaits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaklah kalian menghindari tujuh dosa
yang dapat menyebabkan kebinasaan." Dikatakan kepada beliau, "Apakah ketujuh
dosa itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab: "Dosa menyekutukan Allah, sihir,
membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk dibunuh kecuali dengan haq,
memakan harta anak yatim, memakan riba, lari dari medan pertempuran, dan
menuduh wanita mukminah baik-baik berbuat zina”.
Sunan An-nasî`î قري عن اا ث نا عباد بن ميسرة المن ث نا أبو داود قال حد لسن عن أب ىري رة خب رنا عمرو بن علي قال حد
ن فث فيها ف قد سحر ومن سحر ف قد أشرك قال قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم من عقد عقدة ث 13)رواه النسائي( ومن ت علق شيئا وكل إليو
“Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin Ali, ia berkata; telah
menceritakan kepada kami Abu Daud, ia berkata; telah menceritakan kepada kami
'Abbad bin Maisarah Al Manqari dari Al Hasan dari Abu Hurairah, ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Barang siapa yang mengikat
buhul kemudian meniupnya sungguh ia telah berbuat sihir, dan barang siapa yang
13
„Abdul Rahman Ahmad Bin Syu‟aib „Alî Al-nasâ‟î, Sunan An-nasâ‟î, (Bairut: baitul Ifkar
Al-dauliyyah, t.th), Juz 12 h.446
52
melakukan sihir maka sungguh ia telah berbuat syirik dan barang siapa yang
menggantungkan sesuatu maka ia akan diserahkan kepadanya.
Sunan An-nasî`î د بن العلء عن ابن إدريس قال أن بأنا شعبة عن عمرو بن مرة عن عبد اللو بن سلمة عن أخب رنا مم
ال قال قال ي هودي لصاحبو اذىب بنا إل ىذا النب قال لو صاحبو ل ت ق ل نب لو صفوان بن عسعك كان لو أرب عة أعني فأت يا رسول اللو صلى اللو عليو نات ف قال لم س وسلم وسأله عن تسع آيات ب ي
فس الت حرم اللو إل ب الق ول تشوا ببيء إل ل تشركوا باللو شيئا ول تسرقوا ول ت زنوا ول ت قت لوا الن ود سحروا ول تأكلوا الربا ول ت قذفوا المحصنة ول ت ولوا ي وم الزحف وعليكم خاصة ي ه ذي سلطان ول ت
بت ف قب لوا يديو ورجليو وقالوا نشهد أنك نب قال فما ين عكم أن ت تبعون قالوا إن أن ل ت عدوا ف الس 14)رواه النسائي( داود دعا بأن ل ي زال من ذريتو نب وإنا ناف إن ات ب عناك أن ت قت لنا ي هود
“Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` dari Ibnu Idris, ia
berkata; telah memberitakan kepada kami Syu'bah dari 'Amr bin Murrah dari
Abdullah bin Salamah dari Shafwan bin 'Assal ia berkata; seorang Yahudi berkata
kepada temannya; pergilah bersama kami kepada Nabi ini. Lalu temannya berkata
kepadanya; jangan engkau katakan Nabi, jika ia mendengarmu ia memiliki empat
mata. Lalu mereka berdua mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
bertanya mengenai sembilan ayat yang jelas, lalu beliau bersabda kepada mereka:
"Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatupun, janganlah kalian
mencuri, janganlah kalian berzina, janganlah kalian membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali dengan haq, janganlah kalian berjalan membawa orang
yang tidak bersalah kepada yang penguasa, janganlah kalian berbuat sihir,
janganlah kalian makan harta riba, janganlah kalian menuduh seorang yang suci
berbuat zina, janganlah kalian berpaling dihari bertemu dengan musuh, dan wajib
khusus bagi kalian hai orang yahudi agar tidak melampaui batas pada hari sabtu.
Lalu mereka mencium tangan dan kaki beliau dan berkata; kami bersaksi bahwa
engkau adalah Nabi, kemudian beliau bersabda: " Lalu apa yang menghalangi
kalian untuk mengikutiku, " mereka menjawab karena Dawud menyeru bahwa masih
ada Nabi dari keturunannya, dan kami khawatir jika kami mengikutimu maka orang-
orang yahudi akan membunuh kami.”15
14
„Abdul Rahman Ahmad Bin Syu‟aib „Alî Al-nasâ‟î, Sunan An-nasâ‟î, (Bairut: baitul Ifkar
Al-dauliyyah, t.th), Juz 12 h.444 15
„Abdul Rahman Ahmad Bin Syu‟aib „Alî Al-nasâ‟î, Sunan An-nasâ‟î, (Bairut: baitul Ifkar
Al-dauliyyah, t.th), h.444
53
Sunan At-Tirmidzî ث نا أبو معاوية عن إسعيل بن مسلم عن السن عن جندب قا ث نا أحد بن منيع حد ل قال رسول حد
يف قال أبو عيسى ىذا حديث ل ن عرفو مرفوعا إل اللو صلى اللو عليو وسلم احر ضربة بالس حد السي يضعف ف الديث من قبل حفظو وإسعيل بن مسلم العبدي من ىذا الوجو وإسعيل بن مسلم المك
ا عند صري قال وكيع ىو ثقة وي روى عن السن أيضا والصحيح عن جندب موقوف والعمل على ىذ الب ن أنس و قال ب عض أىل العلم من أصحاب النب صلى اللو عليو وسلم وغيىم وىو ق ول مالك ب
لغ بو الكفر فإذا عمل عمل احر إذا كان ي عمل ف سحره ما ي ب ا ي قتل الس افعي إن دون الكفر ف لم الش )ن ر عليو ق تل )رواه الرتمذي
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani', telah menceritakan kepada
kami Abu Mu'awiyah dari Isma'il bin Muslim dari Al Hasan dari Jundub ia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hukuman bagi penyihir adalah
dipenggal dengan pedang." Abu Isa berkata; Hadis ini tidak kami ketahui
diriwayatkan secara marfu' kecuali dari jalur ini dan Isma'il bin Muslim Al Makki
didla'ifkan dalam periwayatan hadis dari segi hafalannya, sedangkan Isma'il bin
Muslim Al Abdi Al Bashri, Waki' berkata tentangnya; Ia seorang yang tsiqah dan
hadis ini diriwayatkan juga dari Al Hasan. Dan yang shahih dari Jundub adalah
riwayat mauquf.Hadis ini menjadi pedoman amal menurut sebagian ulama dari
kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selain mereka, ini menjadi
pendapat Malik bin Anas. Asy Syafi'i berkata; Sesungguhnya seorang penyihir
dibunuh jika ia melakukan perbuatan sihir yang mencapai kekufuran namun jika ia
melakukan perbuatan selain kekufuran maka kami tidak berpendapat ia harus
dibunuh.”
Sunan Abû Dâwud
ث نا ابن وىب عن سليمان بن بلل عن ث ور بن زيد ح ث نا أحد بن سعيد المدان حد عن أب الغيث دبع الم وبقات قيل يا رسول اللو وما عن أب ىري رة أن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم قال اجتنبوا الس
فس الت حرم اللو إل بالق وأكل الربا و حر وق تل الن رك باللو والس أكل مال اليتيم والت ول ىن قال الشت المؤمنات قال أبو داود أبو الغيث سال مول ابن مطيع ي وم الزحف وقذف المحصنات الغافل
اد حد ث نا حرب بن شد ث نا معاذ بن ىانئ حد ث نا إب راىيم بن ي عقوب الوزجان حد ث نا يي بن أب حدثو وكانت لو صحبة أن رجل سأل كثي عن عبد ا و لميد بن سنان عن عب يد بن عمي عن أبيو أنو حد
54
ني واستحلل م ف قال يا رسول اللو ما الكبائر ف قال ىن تسع فذكر معناه زاد وعقوق الوالدين المسل لتكم أحياء وأموات الب يت الرام قب
“Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Sa'id Al Hamdani, telah menceritakan
kepada kami Ibnu Wahb dari Sulaiman bin Bilal dari Tsaur bin Zaid dari Abu Al
Ghaits dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Jauhilah tujuh perkara yang membinasakan!" Beliau ditanya; wahai Rasulullah,
apakah perkara tersebut? Beliau berkata: ""Mensekutukan Allah, sihir, membunuh
jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak
yatim, lari dari peperangan, menuduh seorang wanita mukmin yang suci dan baik
berbuat zina." Abu Daud berkata; Abu Al Ghaits Salim adalah mantan budak Ibnu
Muthi'. Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ya'qub Al Juzajani, telah
menceritakan kepada kami Mu'adz bin Hani`, telah menceritakan kepada kami Harb
bin Syaddad, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir, dari Abdul
Hamid bin Sinan dari 'Ubaid bin 'Umair, dari ayahnya, bahwa ia telah menceritakan
kepadanya, dan ia pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Bahwa
seorang laki-laki pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia
berkata; wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa besar itu? Kemudian beliau berkata:
"Dosa-dosa besar tersebut ada sembilan." Kemudian ia menyebutkan maknanya, dan
ia tambahkan; dan durhaka kepada kedua orang tua muslim, dan menghalalkan hal-
hal yang haram dilakukan di Baitul Haram kiblat kalian (seperti berburu, memotoh
pepohonan), baik yang hidup maupun yang mati”.
4. Pengobatan pencegah sihir
Sahîh Al Bukhârî
د ث نا مم اد عن ع حد عت عبد اللو بن شد ثن معبد بن خالد قال س ائشة بن كثي أخب رنا سفيان قال حدها قالت أمرن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أو أمر أن يست رقى من 16العني رضي اللو عن
„‟Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada
kami Sufyan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ma'bad bin Khalid dia
berkata; saya mendengar Abdullah bin Syaddad dari Aisyah radliallahu 'anha dia
berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami supaya
meruqyah orang yang terkena penyakit 'ain (gangguan sihir)."
16
Abû ´Abdullâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn
Katsîr, t.t), Juz 8, h.332
55
Sahîh Al Bukhârî
ث نا مروان أخب رنا ىاشم بن ىاشم أخب رنا ث نا جعة بن عبد اللو حد عامر بن سعد عن أبيو قال قال حدلك الي وم سم ول رسول اللو صلى اللو عليو وسلم من تصبح كل ي وم سبع ترات عجوة ل يضره ف ذ
17سحر „‟Telah menceritakan kepada kami Jum'ah bin Abdullah berkata, telah menceritakan
kepada kami Marwan berkata, telah mengabarkan kepada kami Hasyim bin Hasyim
berkata, telah mengabarkan kepada kami Amir bin Sa'd dari Bapaknya ia berkata;
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa setiap pagi
mengkonsumsi tujuh butir kurma 'Ajwah, maka pada hari itu ia akan terhindar dari
racun dan sihir."
Sahîh Al Bukhârî
ث نا أحد بن بشي أبو بكر أخب رنا ىاشم بن ىاشم قال أخب د بن سلم حد ث نا مم عامر بن سعد رن حدعت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول من اصطبح بسبع تر عت أب ي قول س ات عجوة ل قال س
18يضره ذلك الي وم سم ول سحر Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam telah menceritakan kepada
kami Ahmad bin Basyir Abu Bakar telah mengabarkan kepada kami Hasyim bin
Hasyim dia berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Amir bin Sa'd dia berkata; saya
mendengar Ayahku berkata; saya mendengar Rasulullah Shallallahu 'alai wasallam
bersabda: "Barangsiapa di pagi hari makan tujuh buah kurma 'ajwah, maka pada
hari itu racun dan sihir tidak akan membahayakan dirinya."
Sahĩh Muslim ث نا معاو ث نا أبو ت وبة وىو الربيع بن نافع حد ثن السن بن علي اللوان حد م عن حد ية ي عن ابن سل
ع ثن أبو أمامة الباىلي قال س م ي قول حد ع أبا سل ت رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ي قول زيد أنو سورة آل عمران فإن هما تأتيان اق رءوا القرآن فإنو يأت ي وم القيامة شفيعا لصحابو اق رءوا الزىراوين الب قرة وس
ان عن أصحاب ي وم القيامة كأن ما هما غمامتان أو كأن هما غياي تان أو كأن هما فرقان من طي صواف تاجية ب لغن أن البطلة اق رءوا سورة الب قرة فإن أخذىا ب ركة وت ركها حسرة ول تستطيعها البطلة قال معاو
17
Abî ´Abdillâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn Katsîr,
t.t), h. 63. 18
Abî ´Abdillâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn Katsîr,
t.t), h. 48.
56
ان حد ارمي أخب رنا يي ي عن ابن حس ث نا عبد اللو بن عبد الرحن الد حرة و حد ث نا معاوية بذا السر أنو قال وكأن هما ف كليه سناد مث لو غي 19ما ول يذكر ق ول معاوية ب لغن ال
Telah menceritakan kepadaku Al Hasan bin Ali Al Hulwani telah menceritakan
kepada kami Abu Taubah ia adalah Ar Rabi' bin Nafi', telah menceritakan kepada
kami Mu'awiyah yakni Ibnu Sallam, dari Zaid bahwa ia mendengar Abu Sallam
berkata, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah Al Bahili ia berkata; Saya
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al Qur`an,
karena ia akan datang memberi syafa'at kepada para pembacanya pada hari kiamat
nanti. Bacalah Zahrawain, yakni surat Al Baqarah dan Ali Imran, karena keduanya
akan datang pada hari kiamat nanti, seperti dua tumpuk awan menaungi
pembacanya, atau seperti dua kelompok burung yang sedang terbang dalam formasi
hendak membela pembacanya. Bacalah Al Baqarah, karena dengan membacanya
akan memperoleh barokah, dan dengan tidak membacanya akan menyebabkan
penyesalan, dan pembacanya tidak dapat dikuasai (dikalahkan) oleh tukang-tukang
sihir." Mu'awiyah berkata; "Telah sampai (khabar) kepadaku bahwa, Al Bathalah
adalah tukang-tukang sihir." Dan telah menceritakan kepada kami Abdullah bin
Abdurrahman Ad Darimi telah mengabarkan kepada kami Yahya yakni Ibnu Hassan,
Telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah dengan isnad ini, hanya saja ia
mentatakan; "Wa Ka`annahumaa fii Kilaihimaa." dan ia tidak menyebutkan
ungkapan Mu'awiyah, "Telah sampai (khabar) padaku.
Sunan Abû Dâwud
ث نا ىاشم بن ىاشم عن عامر بن سعد ث نا أبو أسامة حد ث نا عثمان بن أب شيبة حد أب وقاص بن حدذلك الي وم سم ول عن أبيو عن النب صلى اللو عليو وسلم قال من تصبح سبع ترات عجوة ل يضره
20سحر “Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Abu Usamah telah menceritakan kepada kami Hasyim bin Hasyim dari
'Amir bin Sa'd bin Abu Waqqash dari Ayahnya dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam, beliau bersabda: "Barangsiapa pada pagi hari makan tujuh butir kurma
'ajwah, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun dan sihir”.
19
Abî al-Husain Muslim ibn al-Hajjâj al-Qusyairî al-Naisâbûrî, SahîhMuslim (Riyadh: Dâr
Ṯaybah Lil Nasyri wa Tauzî´, 1426 H), Juz 13,h. 149. 20
Abî Dâwud Sulaimân ibn al-Asy´ats al-Sijistânî, Sunan Abû Dâwud (Riyadh: Maktabah al-
Ma´ârif Lil Nasyri wa Tauzî, t.t), Juz7 , h.110.
57
Sunan Abû Dâwud
ث نا أبو عوانة عن ساك عن عكرمة عن ابن عباس قال جاء أعراب إل د حد ث نا مسد النب صلى اللو حدلم ف قال رسول اللو صلى اللو عليو وسلم إن من الب يان سحرا وإن من عليو وسلم فجعل ي تكلم بك
عر حكما 21الش“Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada
kami Abu Awanah dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Seorang
Arab dusun datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata dengan
suatu perkataan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Sesungguhnya dalam kefasihan itu terdapat sihir, dan dalam sihir terdapat hukum."
Sunan Abû Dâwud
ث نا يي عن عب يد اللو بن ال د المعن قال حد ث نا أبو بكر بن أب شيبة ومسد خنس عن الوليد بن حداللو صلى اللو عليو وسلم من اق تبس عبد اللو عن يوسف بن ماىك عن ابن عباس قال قال رسول
حر زاد ما زا د علما من النجوم اق تبس شعبة من الس
“Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Musaddad secara
makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah bin
Al Akhnas dari Al Walid bin Abdullah dari Yusuf bin Mahik dari Ibnu Abbas ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa
mempelajari ilmu nujum, maka ia telah mempelajari bagian dari sihir." Beliau
menambah celaannya dengan apa yang beliau tambahkan”.22
5. Larangan Terhadap Sihir
Sunan An-nasî`î د بن العلء عن ابن إدريس قال أن بأنا شعبة عن عمرو بن مرة عن عبد ا للو بن سلمة عن أخب رنا مم
ال قال قال ي هودي لصاحبو اذىب بنا إل ىذا النب قال لو صاحبو ل ت قل نب لو صفوان بن عسعك كان لو أرب عة أعني فأت يا رسول اللو صلى اللو عليو وسلم وسأله عن تسع آ نات ف قال لم س يات ب ي
فس الت حرم اللو إل بالق ول تشوا ببيء إل ل تشركوا باللو شيئا ول تسرقوا ول ت زنو ا ول ت قت لوا الن ليكم خاصة ي هود ذي سلطان ول تسحروا ول تأكلوا الربا ول ت قذفوا المحصنة ول ت ولوا ي وم الزحف وع
21
Abî Dâwud Sulaimân ibn al-Asy´ats al-Sijistânî, Sunan Abû Dâwud (Riyadh: Maktabah al-
Ma´ârif Lil Nasyri wa Tauzî, t.t), Juz7 , h.115. 22
Abî Dâwud sulaîmân Bin Asy‟âs, Sunan Abî Dâwud, (Bairut: Dâr al-Risâlah
al‟ilmiyyah,1998), juz 4 h.578
58
بت ف قب لوا يديو ورجليو وقالوا نشهد أنك نب قال فما ين عكم أ أ ن ت تبعون قالوا إن ن ل ت عدوا ف الس ت قت لنا ي هود داود دعا بأن ل ي زال من ذريتو نب وإنا ناف إن ات ب عناك أن
"Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al 'Ala` dari Ibnu Idris, ia
berkata; telah memberitakan kepada kami Syu'bah dari 'Amr bin Murrah dari
Abdullah bin Salamah dari Shafwan bin 'Assal ia berkata; seorang Yahudi berkata
kepada temannya; pergilah bersama kami kepada Nabi ini. Lalu temannya berkata
kepadanya; jangan engkau katakan Nabi, jika ia mendengarmu ia memiliki empat
mata. Lalu mereka berdua mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan
bertanya mengenai sembilan ayat yang jelas, lalu beliau bersabda kepada mereka:
"Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatupun, janganlah kalian
mencuri, janganlah kalian berzina, janganlah kalian membunuh jiwa yang
diharamkan Allah kecuali dengan haq, janganlah kalian berjalan membawa orang
yang tidak bersalah kepada yang penguasa, janganlah kalian berbuat sihir,
janganlah kalian makan harta riba, janganlah kalian menuduh seorang yang suci
berbuat zina, janganlah kalian berpaling dihari bertemu dengan musuh, dan wajib
khusus bagi kalian hai orang yahudi agar tidak melampaui batas pada hari sabtu.
Lalu mereka mencium tangan dan kaki beliau dan berkata; kami bersaksi bahwa
engkau adalah Nabi, kemudian beliau bersabda: " Lalu apa yang menghalangi
kalian untuk mengikutiku, " mereka menjawab karena Dawud menyeru bahwa masih
ada Nabi dari keturunannya, dan kami khawatir jika kami mengikutimu maka orang-
orang yahudi akan membunuh kami”.23
Sunan At-Tirmidzî ث نا عبد اللو بن إدريس وأبو أسامة عن شعبة عن عمرو بن مرة ث نا أبو كريب حد عن عبد اللو بن حد
ال قال قال ي هودي لصاحبو اذىب بنا إل ىذا النب ف قال صاحبو ل ت قل نب سلمة عن صفوان بن عسعك كان لو أرب عة أعني فأت يا رسول اللو صلى اللو عليو وسلم فسأله نات إنو لو س عن تسع آيات ب ي
فس الت حرم اللو إل بالق ول تشوا ف قال لم ل تشركوا باللو شيئا ول تسر قوا ول ت زنوا ول ت قت لوا الن حف وا الفرار ي وم الز ببيء إل ذي سلطان لي قت لو ول تسحروا ول تأكلوا الربا ول ت قذفوا مصنة ول ت ول
بت قال ف قب لوا يده ورجلو ف قال نشهد أن ك نب قال فما وعليكم خاصة الي هود أن ل ت عتدوا ف الس
23
Abî ʻAbdul Rahmân Ahmad Bin Syuʻaib ʻAlî Al-nasâ`î, Sunan An-nasâ`î, Juz 12, h.444
59
نب وإنا ناف إن تبعناك أن ت قت لنا الي هود ين عكم أن ت تبعون قالوا إن داود دعا ربو أن ل ي زال ف ذريتو 24يح وف الباب عن يزيد بن السود وابن عمر وكعب بن مالك قال أبو عيسى ىذا حديث حسن صح
“Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Idris dan Abu Usamah dari Syu'bah dari 'Amr bin Murrah dari
Abdullah bin Salamah dari Shafwan bin 'Assal ia berkata; "Seorang Yahudi berkata
kepada sahabatnya; "Marilah kita berangkat bersama menemui Nabi ini!"
sahabatnya menjawab: "Jangan katakan Nabi, sungguh apabila dia mendengar
perkataanmu, maka dia akan memiliki empat mata (bahasa kiasan dari senang), "
lalu keduanya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya
kepada beliau tentang sembilan ayat bayyinat, beliau bersabda kepada mereka:
"Janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, jangan mencuri,
jangan berzina, jangan membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan
benar, jangan menjelek-jelekkan orang yang tidak bersalah kepada penguasa agar
penguasa membunuhnya, jangan melakukan sihir, jangan memakan riba, jangan
menuduh (berbuat zina) wanita-wanita suci, jangan berpaling lari dari medan
pertempuran, dan kepada kalian khususnya wahai orang-orang Yahudi, janganlah
kalian melampaui batas pada hari sabtu." Shafwan berkata; Mereka langsung
mencium kedua tangan dan kaki beliau, lalu keduanya mengatakan; "Kami bersaksi
bahwa engkau adalah Nabi." Beliau bertanya: "Lalu apa yang menghalangi kalian
tidak mengikutiku?" Shafwan berkata; Mereka mengatakan: "Sesungguhnya Nabi
Daud berdo'a kepada Rabbnya agar senantiasa ada dari keturunannya seorang nabi,
sesungguhnya kami takut jika mengikutimu orang-orang Yahudi akan membunuh
kami." Dan dalam bab ini, ada hadits dari Yazid bin Al Aswad, Ibnu Umar dan Ka'ab
bin Malik. Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih.”
Sunan At-Tirmidzî ث نا أبو داود ويزيد بن ىارون وأبو الوليد واللفظ لفظ ي ث نا ممود بن غيلن حد زيد والمعن واحد عن حد
ال أ ن ي هودي ني قال أحدنا لصاحبو شعبة عن عمرو بن مرة عن عبد اللو بن سلمة عن صفوان بن عسعها ت قول نب كانت ل و أرب عة أعني فأت يا النب اذىب بنا إل ىذا النب نسألو ف قال ل ت قل نب فإنو إن س
نات { ف قال صلى اللو عليو وسلم ف نا موسى تسع آيات ب ي سأله عن ق ول اللو عز وجل } ولقد آت ي فس ل بالق الت حرم اللو إ رسول اللو صلى اللو عليو وسلم ل تشركوا باللو شيئا ول ت زنوا ول ت قت لوا الن فوا مصنة ول تفروا من ول تسرقوا ول تسحروا ول تشوا ببيء إل سلطان ف ي قت لو ول تأكلوا الربا ول ت قذ
24
Abî ´Îsâ Muhammad ibn ´Îsâ al-Tirmidzî, al-Jâmi´ al-Kabîr (Beirut: Dâr al-Garb al-Islâmî,
1996), Juz 7, h.161
60
ة ل ت بت ف قبل يديو ورجليو وقال نشهد الزحف شك شعبة وعليكم يا معشر الي هود خاص عدوا ف السنب وإنا ناف إن أسلمنا أنك نب قال فما ين عكما أن تسلما قال إن داود دعا اللو أن ل ي زال ف ذريتو
25ا الي هود قال أبو عيسى ىذا حديث حسن صحيح أن ت قت لن “Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailan telah menceritakan kepada
kami Abu Dawud, Yazid bin Harun dan Abu Al Walid, teksnya milik Yazid dan
artinya sama, dari Syu'bah dari Amru bin Murrah dari Abdullah bin Salamah dari
Shafwan bin Assal, ada dua orang Yahudi, salah satunya berkata kepada temannya:
Ikutlah bersamaku menghadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam ini, lalu kita
tanyakan (sesuatu) padanya! ia menyahut: Jangan katakan Nabi, karena ia memiliki
empat mata dan ia mendengar saat engkau mengatakan Nabi. Keduanya datang
kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam dan menanyakan fiman Allah subhanahu
wata'ala: "Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah
mu'jizat yang nyata." (Al Israa`: 101) Rasululah menjawab: "Janganlah kalian
mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, janganlah kalian berzina, membunuh
jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan hak, mencuri, mempelajari sihir, dan
janganlah kamu membawa orang tak mempunyai kesalahan kepada penguasa
dengan maksud agar si penguasa membunuhnya, mamakan riba, menuduh wanita
baik-baik melakukan perzinahan, dan janganlah kalian lari dari peperangan -
Syu'bah ragu- dan wajib atasmu untukmu wahai orang yahudi, janganlah melanggar
hari sabtu." lalu keduanya mencium kedua tangan dan kakinya dan berikrar: Kami
bersaksi bahwa engkau adalah seorang Nabi. Beliau bertanya: "Apa yang
menghalangi kalian untuk masuk Islam?" mereka menjawab: Sesungguhnya Dawud
pernah berdo'a keada Allah agar Allah senantiasa mengutus seorang Nabi dari
keturunannya, dan kami takut jika kami masuk Islam kami akan dibunuh orang
Yahudi. Abu Isa mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih”
A. Asbabul wurud
Perlu diketahui bahwa tidak semua hadis memiliki Asbabul al-wurud, maka disini
penulis hanya menjelaskan hadis-hadis mengenai sihir yang memiliki Asbabul wurud
diantaranya :
1. Hadis Pengobatan Sihir
25
Abî ´Îsâ Muhammad ibn ´Îsâ al-Tirmidzî, al-Jâmi´ al-Kabîr (Beirut: Dâr al-Garb al-Islâmî,
1996), Juz 7, h.167
61
د بن كثي أخب رنا سفيان قا ث نا مم اد عن عائشة حد عت عبد اللو بن شد ثن معبد بن خالد قال س ل حدها قالت أمرن رسول اللو صلى اللو عليو وسلم أو أمر أن يست رقى من 26العني رضي اللو عن
„‟Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan
kepada kami Sufyan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Ma'bad bin Khalid
dia berkata; saya mendengar Abdullah bin Syaddad dari Aisyah radliallahu 'anha
dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami supaya
meruqyah orang yang terkena penyakit 'ain (gangguan sihir)."
Pengobatan dengan dzikir
ث ال ارقيك برق ية رقان با جبيل ت قول بسم اهلل أرقيك واهلل يشفيك من كل داء ف ت يأ تيك من شر الن ف العقد ومن شرحا سداذاحسد ت رقى با ثلث مرات
“Apakah tidak aku menolong mengobatimu dengan pengobatan yang dilakukan oleh
Jibril terhadap dirimu ? (yaitu) engkau bacalah : “Bismillahi urqika wallahu
yasyfiika min kulli dain ya‟tiika min syarrinnaffatsaati fil „uqadi wa min syarri
haasidin idza hasad (Dengan nama Allah aku menolong mengobatimu dan Allah lah
yang menyembuhkanmu dari segala penyakit yang datang kepadamu dari tukang
sihir yang suka menghembus-hembus pada seutas tali. Dan dari kejahatan orang
dengki apabila dia iri hati), engkau berobat dengan bacaan tersebut tiga kali”
Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah SAW ketika mengunjungi
sahabatnya (ketika sakit), lalu beliau mengajarkan doa tersebut dalam hadis di atas.
Keterangan :“Urqika” berarti “u‟awwidzuka” (aku memperlindungi engkau dengan
bacaan dari kejahatan).“ Bismillahi urqiika wallahu yasyfiika” (dengan nama Allah
aku menolong mengobatimu dan Allah-lah menyembuhkanmu), yaitu dari penyakit
dan kejahatan tukang sihir yang bermaksud jahat dengan cara menghembus-hembus
pada seutas tali.
Menurut pengarang Tafsir Al-kasysyaf yaitu (Al-Zamakhsyari), bacaan doa di
atas menyebabkan sihir tidak mampan menyakiti sasaranya, kecuali melalui makanan,
26
Abû ´Abdullâh Muhammad ibn Ismâ´îl al-Bukhârî, Sahîh al-Bukhârî (Beirut: Dâr Ibn
Katsîr, t.t), Juz 8, h.332
62
minuman atau penciuman. Jadi maksud doa atau dzikir di atas adalah mohon
perlindungan dari perbuatan tukang sihir atau fitnah yang ditimbulkanya terhadap
masyarakat. Demikian pula mohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan orang
iri hati,berarti dosa yang ditimbulkan karena niat busuk. Hasad (iri hati) disebabkan
karena putus asa mencapai kebaikan, atau mengharapkan hilangnya nikmat yang
diperoleh oleh orang lain. Dosa iri hati merupakan kedurhakaan pertama yang
dilakukan iblis terhadap Allah, kemudian diikuti pula oleh Qabil terhadap saudaranya
Habil.Maka kita berlindung dengan Allah dari kejahatan orang yang iri hati.27
Cara pengobatan dzikir atau doa
من جسدك وقل بسم اهلل ثل ثا وقل سبع مرات اعوذ بااهلل وقد رتو من شرما أل ت ضع يدك على الذى اجد واحاذ ر
“ Letakan tanganmu diatas badanmu yang sakit kemudian bacalah: “Bismillah” tiga
kali, dan bacalah tujuh kali: “A‟udzu billahi wa qudra tihi min syarri maa ajidi wa
uhaadziru”. Artinya “aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari
kejahatan yang kujumpai dan kutakuti”
Bahwa Utsman bin Abul Ash mengeluh kepada Rasulullah : “Ya Rasulullah, badanku
sakit sejak aku masuk Islam”. Jawab beliau “Letakan tangan di atas badanmu dan
seterusnya”.
Keterangan : Berobat dengan cara menggunakan ayat Al-Qur‟an, dzikir atau doa
yang diajarkan Nabi, tidak terlarang; juga dengan menggunakian obat-obatan hasil
ilmu kedokteran dan sebagainya (asalkan tidak mengandung syirik).28
27
Ibn Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi, Asbâbul Wurûd Latar Belakang Historis
Timbulnya Hadīts-Hadīts Rasūl (Cet. 2; Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 222. 28
Ibn Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi, Asbâbul Wurûd Latar Belakang Historis
Timbulnya Hadīts-Hadīts Rasūl (Cet. 2; Jakarta: Kalam Mulia, 2011), h. 431.
63
B. Syarah Hadis Mengenai Sihir
Hadis Rasulullah terkena sihir
ث نا ابن ني عن ىشام عن أبيو عن عائشة قالت سحر رس ث نا أبو كريب حد ول اللو صلى اللو عليو حدلى اللو عليو وسلم ي هودي من ي هود بن زريق ي قال لو لبيد بن العصم قالت حت كان رسول اللو ص
يء وما ي فعلو لة دعا رسول اللو صلى وسلم ييل إليو أنو ي فعل الش حت إذا كان ذات ي وم أو ذات لي فت يتو فيو جاءن رجلن اللو عليو وسلم ث دعا ث دعا ث قال يا عائشة أشعرت أن اللو أف تان فيما است
د دنا عند رأسي والخر عند رجلي ف قال الذي عند رأسي للذي عند رجلي أو الذي عن ف قعد أح أي شيء ف رجلي للذي عند رأسي ما وجع الرجل قال مطبوب قال من طبو قال لبيد بن العصم قال ىا رسول اللو قال ف مشط ومشاطة قال وجف طلعة ذكر قال فأين ىو قال ف بئر ذي أروان قالت فأتا
و لكأن ماءىا ن قاعة الناء ولكأن نلها صلى اللو عليو وسلم ف أناس من أصحابو ث قال يا عائشة والل ا أنا ف قد عافان الل ياطني قالت ف قلت يا رسول اللو أفل أحرق تو قال ل أم و وكرىت أن أثي رءوس الش
ث نا ىشام عن أبيو عن عائشة على الناس شرا فأمرت ب ث نا أبو أسامة حد ث نا أبو كريب حد ا فدفنت حدتو نو حديث قال ابن ني و قالت سحر رسول اللو صلى اللو عليو وسلم وساق أبو كريب الديث بقص
ها نل وقال ها وعلي ت ق لت يا رسول اللو فيو فذىب رسول اللو صلى اللو عليو وسلم إل البئر ف نظر إلي فأخرجو ول ي قل أفل أحرق تو ول يذكر فأمرت با فدفنت
Sahîh Bukhârî Dalam Kitab (FATHUL BAARI)
Ar-Raghib dan selainya berkata “ Kata sihr (Sihir) digunakan untuk sejumlah
makna. Pertama, apa yang lembut dan halus. Contoh penggunaanya pada kalimat
„sahartu al-shabiy‟, artinya aku membujuk anak kecil. Segala sesuatu yang
mengandung bujukan bisa disebut sihir. Dari sini pula penggunaan para penya‟ir
„sihir mata‟ karena bisa membujuk jiwa. Begitu pula perkataan para ahli pengobat
64
„Tabi‟at penyihir‟.Di antaranya firman Allah نن ق وم مسحورون (Bahkan kita
kaum yang tersihir), yakni dipalingkan dari pengetahuan yang sebenarnya. Demikian
juga hadis, اإن من الب يان لسحر (Sesungguhnya sebagaian bayaan (kata-kata indah)
adalah sihir).29
Kedua,apa yang terjadi disertai tipuan dan khayalan tanpa ada
hakikat, seperti yang dilakukan tukang sulap yang memalingkan mata dari perbuatan
tanganya dengan cara cepat. Inilah yang di isyaratkan Firman-Nya :
ييل إليو من سحرىم أن ها تسعى (Terbayang Kepada Musa seakan-akan ia merayap cepat, lantaran sihir mereka),
Imam Bukhârî meriwayatkan hadis di bab ini dari Ibrahim bin Musa, dari Isa
bi Yūnus, darin Hîsym, dari bapaknya, dari ˊÂisyah RA. Ibrahim bin Musa adalah
Ar-Razi. Pada sanad ini disebutkan, “Ibrahim bin Musa menceritakan kepada kami”.
Sementara dalam riwayat Abu Dzar disebutkan, “Ibrahim bin Musamenceritakan
kepadaku”. Yakni dalam bentuk tunggal. Hisyam adalah Ibnu Urwah bin Az-Zubair.
Adapun kalimat, “Dari Bapaknya”, dalam riwayat Yahya Al Qathatda dari Hisyam
disebutkan dengan redaksi, “Bapakku menceritakan kepadaku”. Pada riwayat Ibnu
Uyainah dari Ibnu Juraij disebutkan, “Keluarga Urwah menceritakan kepada kami.”
Sementara dalam riwayat Al-Humaidi dari sufyan dari Ibnu juraij disebutkan ,
“Sebagian keluarga Urwah menceritakan kepadaku dari Urwah. Diriwayatkan oleh
selain Urwah dari Aisyah aeperti akan saya jelaskan. Senada denganya disebutkan
29
Ibnu Hajar Al-Asqalāni, Fathul Bāri (Penjelasan kitab Sahih Bukhari, peneliti Syaikh Abdul
AZIZ Abdullah bin Bazz), (Jakarta:Pustaka Azzam,2008). Vol 9. H.380
65
pula dari Hadis Ibnu Abbas dan Zaid bin Arqam serta selain keduanya. Dalam
riwayat Abdullah bin Numair, dari Hisyam bin Urwah yang dikutip Imam Muslim
disebutkan
Nabi SAW pernah disihir salah) حر النب صلى اهلل عليوس وسلم ي هدي من بن زريق
seorang Yahudi bani Zuraiq).
Sementara dalam riwayat Ibnu Uyainah disebutkan, “Seorang laki-laki dari
bani Zuraiq sekutu Yahudi dan tergolong munafiq” Riwayat yang menyebutkan
bahwa dia seorang yahudi adalah berdasarkan kenyataan yang ada. Sementara mereka
yang mengatakan dia seorang munafik, adalah berdasarkan zhahirnya. Ibnu Al Jauzi
berkata, “ Hal ini menunjukan dia berpura-pura masuk Islam.” Iyadh menyebutkan
dalam kitab Asy-Syifa bahwa orang tersebut masuk islam. Mungkin juga dia
dikatakan Yahudi disebabkan dirinya adalah sekutu mereka bukan berarti menganut
agama mereka. Bani Zuraiq adalah marga kaum anshar yang masyhur dari bani
Khazraj. Di kalangan Khajraz terdapat sejumlah besar warganya yang memiliki
persaudaraan persekutuan, dan hubungan dengan orang-orang Yahudi.30
Ketika Islam
datang dan orang-orang Anshar masuk Islam mereka berlepas diri darinya. Al waqidi
telah menjelaskan tahun terjadinya penyihiran ini. Ibnu Sa‟ad mengutip dari Al
Waqidi melalui sanadnya hingga Umar bin Al Hakam secara mursal, dia berkata,
“Ketika Rasulullah SAW kembali dari Hudaibiyah pada Bulan Djulhijjah, lalu masuk
30
Ibnu Hajar Al-Asqalāni, Fathul Bāri :Penjelasan kitab Sahih Bukhari, peneliti Syaikh Abdul
AZIZ Abdullah bin Bazz, (Jakarta:Pustaka Azzam,2008). Vol 9. H.394
66
bulan Muharam tahun ke-7 H, datanglah para pemuka Yahudi kepada Labib bin Al
A‟sham- dia sekutu pada bani Zuraiq serta dikenal sebagai tukang sihir dan berkata
kepadanya, “Wahai Abu Al‟sham, engkau orang yang paling mahir menyihir di
antara kita, kami telah telah menyihir Muhammad namun tidak berhasil, maka kami
akan memberikan pemberian tertentu kepadamu dengan syarat engkau menyihirnya
untuk kami, sihir yang dapat menghentikanya. Mereka pun memberikanya tiga
dinar.”Dalam riwayat Abu Dhamrah yang dikutip Ismail, “Dia pun menunggu selama
empat puluh hari.”Dalam riwayat Wuhaib dari Hisyam yang disebutkan Imam
Ahmad, “Selama enam bulan.” Tetapi mungkin dipadukan bahwa enam bulan adalah
masa keadaan (inkubasi) dan empat puluh hari adalah masa sempurnanya hal itu, As-
Suhaili berkata “ Saya belum menemukan pada satupun diantara hadis-hadis masyhur
yang disebutkan tentang lama waktu Nabi SAW menderita karena disihir, sampai aku
menemukan dalam kitab Jami Ma‟mar, dari Az-Zuhri, bahwa beliau dalam keadaan
demikian selama enam bulan. Demikian yang dikatakan beliau katakan. Namun, kami
telah menemukanya melalui sanad yang maushul dan shahih. Maka inilah yang
dijadikan pegangan.
يء وما ف علو حت كان رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ييل إليو أنو كان ي فعل الش(Hingga Rasulullah SAW terbayang bahwa dia melakukan sesuatu padahal
beliau tidak melakukanya).
Al Maziri berkata, “para ahli bid‟ah mengingkari hadis ini dan mengklaim
bisa menurunkan derajat kenabian dan meragukanya.Mereka berkata, „semua yang
bisa mengarah kepada hal tersebut, niscaya batil. Mereka mengklaim dibolehkanya
67
hal itu akan menghilangkan kepercayaan terhadap syariat yang beliau S AW tetapkan,
karena ada saja kemungkinan terbayang kepadanya melihat Jibril padahal tidak.
Begitu pula dikhayalkan telah diwahyukan kepadanya sesuatu padahal kenyataanya
tidak.” Al Maziri berkata lagi, “Semua anggapan ini tertolak , sebab dalil telah ada
tentang kebenaran Nabi SAW atas apa yang disampaikanya dari Allah, serta
terpeliharanya beliau SAW dalam menyampaikan wahyu. Berbagai mukjizat telah
mendukung kejujuran beliau SAW, maka membolehkan sesuatu yang telah ada dalil
yang menyelisihnya termasuk perkara batil. Mengenai perkara yang berkaitan dengan
sebagian urusan dunia yang beliau SAW tidak diutus untuk hal itu, dan risalah juga
tidak bertujuan untuk mengaturnya, maka dalam hal ini beliau SAW mengalami
seperti yang dialami manusia, seperti halnya mengalami sakit. 31
Bukan suatu yang
mustahil jika dikhayalkan kepadanya dalam suatu perkara dunia apa apa yang tidak
ada hakikatnya namun beliau SAW terpelihara dari apa yang seperti itu dalam urusan
agama. “Dia berkata, “Sebagian manusia berkata, “Sesungguhnya maksud hadis
adalah terbayang kepada beliau SAW telah menggauli istri-istrinya namun
sebenarnya beliau SAW tidak melakukanya”.Hal seperti ini banyak terjadi pada
seseorang saat tidurnya dan tidak mustahil pula terbayang kepadanya saat terjaga
(tidak tidur).”
Saya (Ibnu Hajar) katakan, dalam riwayat mursal Abdurahman bin Ka‟ab
yang dikutip Ibnu Sa‟ad disebutkan, “Saudara perempuan Labid biun Al A‟sham
31
Ibnu Hajar Al-Asqalāni, Fathul Bāri (Penjelasan kitab Sahih Bukhari, peneliti Syaikh Abdul
AZIZ Abdullah bin Bazz), (Jakarta:Pustaka Azzam,2008). Vol 9. H.396
68
berkata, “Jika benar seorang Nabi niscaya akan dikabarkan kepadanya. Jika tidak
maka sihir ini akan membuatnya pikun hingga akalnya hilang. “Saya (Ibnu Hajar)
katakana, bagian pertamanya terjadi seperti pada riwayat Shahih ini. Sebagian ulama
berkata, “Keberadaan beliau SAW mengira melakukan sesuatu tapi tidak
melakukanya tidaklah berkonsekuensi beliau SAW memastikan hal tersebut.Bahkan
ia sejenis bisikan hati. Dengan demikian tidak lain lagi Hujjah bagin orang-orang
yang ingkar.” Iyadh berkata : “Bisa saja yang dimaksud khayalan tersebut adalah
semangat yang tampak olehnya sebagaimana ketika melakukanhubungan suami istri
namun, ketika mendekati istrinya tiba-tiba semangat itu kendur seperti orang-orang
yang tersihir. 32
Oleh karena itu maksud kalimat pada riwayat lain hingga hamper-
hampir mengingakari pengelihatanya, dimana jika melihat sesuatu terbayang olehnya
bukan seperti sifatnya. Tetapi ketika mencermati maka akan mengetahui hakekatnya
untuk menguatkan semua keterangan terdahulu. Dijaganya Nabi SAW dari syetan
tidak menghalangi syetan untuk melakukan tipu dayanya. Telah disebutkan dalam
kitab Al-Sahih bahwa syetan ingin merusak shalat beliau SAW hingga Allah
memberinya kekuatan untuk menguasi syetan itu. Demikian pula sihir, mudharatnya
yang ditimbulkannya bagi beliau SAW tidak menjadi kekurangan atas apa yang
berkaitan dengan penyampaian risalah. Bahkan ia termasuk jenis mudharat yang
dialaminya seperti adanya khayalan yang bersifat sementara lalu hilang. Dan Allah
membatalkan tipu daya syetan. Ibnu Al-Qishar menagatakan apa yang dialami Nabi
32
Ibnu Hajar Al-Asqalāni, Fathul Bāri (Penjelasan kitab Sahih Bukhari, peneliti Syaikh Abdul
AZIZ Abdullah bin Bazz), (Jakarta:Pustaka Azzam,2008). Vol 9. H.396
69
SAW termasuk jenis penyakit berdasarkan sabdanya di akhir hadis (Adapun aku
sungguh Allah telah menyembuhkanya).33
Imam An-Nawawi (Sahih Muslim)
Perkataanya, من ي هود بن زريق“Yahudi dari Bani Zuraiq” kata يق begitulah (Zuraiq)زر
bacaan yang benar. Perkataanya “Ada seorang Yahudi dari Bani Zuraiqyang
bernama Labid bin Al-A‟sham, menyihir Rosulullah SAW membayangkan seolah-
olah melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukanya.”34
Imam Al-Maziri berkata, “Madzab Ahlu Sunnah dan Jumhur ulama adalah
menetapkan adanya sihir, dan sesungguhnya sihir memiliki hakikat seperti hakikat
segala sesuatu yang tetap lainya.Hal ini berbeda dengan orang-orang yang
mengingkari adanya sihir dan menafikan hakikatnya, bahkan menyandarkan hal-hal
yang terjadi dari sihir kepada khayalan-khayalan batil yang tidak ada
hakikatnya.Allah SWT telah menyebutkan sihir di dalam kitab-Nya, bahwa sihir
termasuk di antara hal-hal yang dapat di pelajari, termasuk di antaranya adalah hal-
hal yang dapat menyebabkan kekufuran, dan dapat memisahkan antara suami dan
istrinya. Hadis tersebut juga menyatakan penetapan adanya sihir, Al-Maziri
mengatakan “Sebagian ahli bid‟ah menginkari dimana mereka menganggap, bahwa
hal itu dapat menghapus gelar kenabian dan menimbulkan keraguan-keraguan
terhadapnya. Dan sesungguhnya membenarkan hal-hal itu dapat menghalangi
s
33Ibnu Hajar Al-Asqalāni, Fathul Bāri (Penjelasan kitab Sahih Bukhari, peneliti Syaikh
Abdul Aziz Abdullah bin Bazz), Vol 9. H.397 34
Imam Nawâwî, Syarh Sahîh Muslim, (Jakarta: Dâr al-Sunnah Press, 2014), terjemah Fathoni
Muhammad, Lc. Fatuhal Arifin, Lc, Cet1, Juz 10, h.410
70
terhadap kepercayaan terhadap syariat. “pendapat yang diklaim oleh ahli bid‟ah itu
adalah keliru. Karena dalil-dalil yang valid telah menunjukan kebenaran dan
penjagaanya dalam hal-hal yang berkaitan dengan dakwah, bahkan mukjizat telah
menguatkan beliau sebagai seorang Nabi. Adapun hal-hal tersebut berkaitan dengan
urusan dunia yang bukan tujuan pengutusan dari Nabi SAW, maka tidak mustahil jika
sesuatu itu terbayang oleh beliau ada yang mengatakan, “Sesungguhnya Nabi SAW
membayangkan seolah-olah menggauli istri-istrinya padahal beliau tidak
melakukanya. Terkadang seseorang melihat hal tersebut didalam mimpinya, namun
tidak mustahil hal itu juga terbayang olehnya pada saat sadar padahal tidak ada
hakikatnya.“Ada juga yang mengatakan, “Sesungguhnya Nabi SAW membayangkan
seolah-olah melakukan sesuatu padahal tidak.namun beliau tidak meyakini keabsahan
apa yang terbayang oleh beliau, sehingga keyakinan tetap pada kebenaran.”Al-Qadhi
Iyadh mengatakan “Riwayat-riwayat hadis itu menjelaskan bahwasanya sihir itu
hanya menguasai bagian luar anggota tubuh Nabi SAW, bukan akal, bukan hati, dan
keyakinan beliau.Al-Qadhi Iyadh berkata, “Ahmad bin Hanbal juga berpendapat,
seperti pendapat malik, dan itu diriwayatkan dari sekelompok orang dari kalangan
para sahabat dan para tabi‟in. “Sahabat-sahabat kami mengatakan, “Apabila tukang
sihir membunuh sesorang dengan sihirnya dan dia mengakui sihir itu sering
mematikan, maka dia harus di-qishash, namun dia wajib membayar diyat (untuk
keluarga terbunuh) pembunuh dengan sihir sangat sulit diungkap dengan pembuktian.
Dia hanya dapat diungkap dengan pengakuan dari penyihir sendiri.35
Perkataanya :
35
Imam Nawâwî, Syarh Sahîh Muslim, (Jakarta: Dâr al-Sunnah Press, 2014), terjemah Fathoni
71
لة دعا رسول اهلل صل اهلل عليو وسلم دعا ث دعا حت إذا كان ذات ي وم أو ذات لي « Sampai pada suatu hari aau suatu malam, Rosulullah SAW berdoa, lalu berdoa,
dan terus berdoa. »
Itu adalah dalil yang menujukan tentang anjuran berdoa dan mengulang-ulangnya,
ketika terjadi perkara-perkara yang tidak disukai, dan berlindung kepada Allah Ta‟ala
dengan sebaik-baiknya.
Perkataanya, ب وب Apa penyakit orang ini? Yang ditanya menjawab“ما وجع الرجل قال مط
“Tersihir”kata المطب وب artinya orang yang disihir. Dikatakan, طب الرجل artinya laki-laki
itu disihir. Orang-orang arab mengkiaskan لسحر ا (sihir) dengan الطب (pengobatan),
sebagaimana mereka mengkiaskan لديغ ال (orang yang tersengat) dengan ليم االس (orang
yang selamat). Ibnu Al-Anbari berkata, “kata الطب termasuk kalimat memiliki dua
makna yang berlawanan, pengobatan untuk penyakit diistilahkan dengan طبdan sihir
pun dinamakan طب sihir merupakan salah satu diantara penyakit yang paling
berbahaya.36
Sabda nabi SAW adapun hukum-hukum fikih yang berkaitan dengan
permasalahan tersebut adalah:
a. Melakukan hukum sihir hukumnya haram,dan termasuk diantara dosa-dosa
besar menurut kesepakatan para ulama. Telah disebutkan dalam kitab iman
bahwasanya Rosulullah SAW memasukan diantara tujuh perkara yang
Muhammad, Lc. Fatuhal Arifin, Lc, Cet1, Juz 10, h.414
36Imam Nawâwî, Syarh Sahîh Muslim, (Jakarta: Dâr al-Sunnah Press, 2014), terjemah Fathoni
Muhammad, Lc. Fatuhal Arifin, Lc, Cet1, Juz 10, h.415
72
membinasakan, dan pada kitab itu juga telah dipaparkan ringkasanya bahwa
sihir dapat menjadi sebab kekufuran dan terkadang tidak, namun merupqkan
kemaksiqatan yang besar. Jika didalam sihir ada perkataan atau perbuatan
yang menyebabkan kekufuran, maka pelakunya divonis kafir, namun jika
tidak ada, maka pelakunya tidak kafir.
b. Mempelajari dan mengajarkan sihir hukumnya haram, jika mengandung hal-
hal yang menyebabkan kekufuran
Syarah Hadis :
Adapun Nabi SAW yang memasukan sihir dalam dosa-dosa besar adalah
sebagai dalil bagi jumhur ulama dan ini merupakan pendapat yang masyhur bahwa
sihir adalah haram dan termasuk dosa besar, baik dengan melakukan ataupun
mempelajari serta mengerjakanya.Namun sebagian sahabat-sahabat kami dari
kalangan ulama mengatakan bahwa mempelajarinya tidak haram bahkan, boleh guna
mengetahui dan membungkam pelakunya.Sihir juga berbeda dengan karamah para
wali.37
37
Imam Nawâwî, Syarh Sahîh Muslim, (Jakarta: Dâr al-Sunnah Press, 2014), terjemah Fathoni
Muhammad, Lc. Fatuhal Arifin, Lc, Cet1, Juz 1, h.752
73
BAB IV
A. Analisis Tentang Hadis Sihir
Analisis hadis mengenai sihir disini, penulis telah meneliti dari beberapa hadis
mengenai makna dari kata sihir seperti dalam fathul Baari disebutkan bahwa makna
sihir yaitu lembut dan halus, kemudian tipuan atau khayalan dan arti lainya Sihir ialah
apa yang di dapat dengan bantuan-bantuan setan-setan. Kemudian dalam hadis Abu
Dâwud juga diartikan sihir adalah ilmu perbintangan atau ilmu nujum, dan dalam
Hadis Sunân Nasaî sihir adalah suatu buhul setan yang menyesatkan.
Disini penulis pun menyimpulkan bahwa arti dari kata sihir itu sangat luas dan
berbeda makna, seperti yang telah dikemukakan dalam hadis-hadis yang telah diteliti.
Selanjutnya penulis akan menjelaskan mengenai syarah hadis Fathul Baari dan
syarah sahih muslimImam An-Nawawi mengenai Rosulullah terkena sihir. Dan dari
dua syarah tersebut penulis mendapatkan penjelasan yang hampir sama mengenai
Nabi terkena sihir. Dalam hadis mengenai Nabi terkena sihir, bahwasanya telah
diceritakan pada saat itu terbayang oleh Nabi sesuatu yang disebabkan oleh sihir
bahwa beliau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan urusan dunia, padahal beliau
tidak melakukanya.
Kemudian penyakit itu hilang sama sekali karena Allah memberitahukan tempat
sihir itu, lalu beliau mengeluarkanya dari tempatnya serta menguburkanya. Namun
semua itu tidak akan mengurangi status kerasulan Nabi, karena apa yang menimpa
Nabi itu sama seperti penyakit-penyakit yang lain. Disamping itu, sihir tersebut tidak
74
akan mempengaruhi akal Nabi SAW. Itu hanya menimpa badan (jasad) bagian
luarnya, seperti pengelihatan, di mana kadang-kadang terbayang oleh Nabi beliau
menggauli istrinya, padahal tidak melakukanya. Disini penulis menyepakati pendapat
dari Abu al-Jukni yaitu, sungguh aneh apabila ada orang-orang yang mengirabahwa,
apa yang menimpa Nabi itu merupakan aib terhadap kedudukannya sebagai Rasul.
Padahal al-Qur‟an dengan jelas menceritakan kisah Nabi Musa as dengan tukang sihir
Fir‟aun.Ketika itu terbayang oleh Musa, lantaran sihir mereka, seakan-akan tongkat
mereka merayap dengan cepat.Kemudian Allah meneguhkan hati Musa as.
Penulis hanya mendapatkan syarah mengenaisihir dalamsyarah hadis Fathul
Baari dan syarah sahih muslim Imam An-Nawawi.Yaitu mengenai Nabi terkena sihir
dan syarahlainya ditemukan dalam kita Abu Daud namun pembahasanya adalah
mengenai ramalan perbintangan termasuk ilmu sihir.Para ulama sendiri memandang
arti sihir berbeda-beda seperti yang dikatakan oleh Ibnu Qudamah menurut
pendapatnya sihir itu mempunyai wujud yaitu ada diantaranya ada yang bisa
membunuh, membuat sakit dan lain sebagainyua. Kemudian menurut Abu
Muhammad al-maqdisi dalam “Al-Kafi” sihir adalah ajimat, mantra dan simpul
(buhul) yang dapat mempengaruhi hati dan badan.Kemudian menurut Al-Raghib kata
sihir mempunyai beberapa arti yakni sesuatu yang halus dan samar. Seperti dalam
ucapan “Sahartu al-shabiyya, Khadi‟tuhu,”(saya menipu anak itu dengan memikat
hatinya). Maka setiap orang memikat sesuatu berarti ia menyihirnya. Dan dari kata ini
75
pula para penyahir mempergunakan Sihr al-„uyun (sihir mata), karena jiwa tertarik
olehnya.1
Dalam pembahasan mengenai sihir , selain membahas masalah pengertian makna
sihir kemudian penjelasan sihir yang ada didalam syarah hadis dan pendapat para
ulama, disini juga penulis telah menemukan jenis-jenis sihir yang mungkin belum
semua orang mengetahuinya. Dan apakah sebenarnya hukum sihir dalam islam.
B. Upaya-upaya Sihir Dalam Menyesatkan Manusia
Sihir tergolong dalam kejahatan yang dikehendaki Allah SWT perwujudannya di
dunia ini adalah sebagai ujian dan cobaan, sekalipun tidak diridhai-Nya.Allah SWT
melarang manusia untuk melakukanya.Orang-orang yang mengaku wali pada
hakekatnya syaitan-syaitanlah yang melayani mereka namun dengan syarat harus
mendekatkan diri kepada syaitan dengan apa yang disukai syaitan yaitu kekufuran,
kemusyrikan.2Syetan telah berjanji pada dirinya bahwa dia pasti akan memusuhi
semua anak cucu Adam. Setan inilah yang menjadikan setiap individu memandang
baik apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya, bahkan setan yang mengobarkan
permusuhan dan kebencian antar sesama manusia, memisahkan antara saudaranya,
antar suami dan istrinya. 3Oleh sebeb itu dia telah melakukan serangan adapun
dengan menggunakan sihir, seperti ketika tukang sihir berupaya menyesatkan
manusia dengan menghadirkan jin. Diantaranya :
1 Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu
1995), Cet 1, h.31 2 Muhammad Isa Dawud , Dialog Dengan Jin Muslim (Bandung : Pustaka Hidayah 1995),
Cet 1, h.143 3Sayyid Sabiq , Akidah Islamiyah (Jakarta : Robbani Press 2008), Cet 2, h.32
76
1. Kerasukan Jin
Jin adalah satu nama dalam bahasa inggris disebut Ginie yang artinya tersembunyi,
yang tertutup atau yang gelap pekat. Jin ialah berasal dari alam lain, bukan alam
manusia bukan pula alam malaikat. Antara mereka dan manusia adalah potensi yang
serupa, yaitu sama-sama disifati dengan sifat berakal, mengetahui dan punya
kemampuan untuk memilih jalan kebaikan dan keburukan, namun mereka berbeda
dengan manusia dalam beberapa hal antara lain yang terpenting aialah asal jin yang
berbeda dengan asal manusia diciptakan. Mereka dinamai jin karena tertutup (ijtina)
atau tersembunyi dari pandangan manusia. Seorang mukmin yang menerima al-
Qur‟an sebagai kitab sucinya harus mempercayai adanya jin di dalam alam raya, jin
termasuk makhluk yang tidak dapat dilihat oleh manusia, sebagaimana dapat
diketahui didalam al-Qur‟an iblis termasuk golongan jin.4Secara sederhana,
kerasukan jin menurut kesimpulan ilmu pengetahuan sekarang berarti terserangnya
akal dan perasaan manusia oleh roh jahat yang mengakibatkan tidak berfugsinya
sebagian dari organ tubuh. Sudah tentu roh jahat yang dimaksud oleh pengertian
diatas adalah setan, bukan roh manusia, sebab manusia yang telah meninggal dunia,
rohnya tidak akan baerpindah ketubuh manusia lain, apalagi sampai berbuat jahat
tanpa alasan, melainkan akan berpindah kealam lain (alam barzakh) serta menjalani
kehidupanya disana. Sampai saat ini masih tetap ada orang yang kerasukan jin dari
semua kalangan, adanya hubungan manusia dan sekelompok jin bukanlah kisah
4Yahya Saleh Basalamah, Manusia Dan Alam Ghaib (Jakarta : Pustaka Firdaus, 1993), Cet-2,
h.198.
77
kosong yang di buat-buat tetapi kita wajib memahaminya sebagai suatu kejadian yang
luar biasa, karena manusia yang mempunyai pikiran yang sehat tetapi mereka
mempunyai hubungan dengan jin. 5Jin adalah makhluk halus yang diciptakan oleh
Allah dengan membawa potensi, kemampuan dan keanehan yang yang tidak dipunyai
oleh makhluk lain. Ia bisa bergerak cepat, pindah dari tempat nan jauh dalam waktu
yang tidak lebih lama dari kedipam mata, bisa membawa manusia terbang di udara
berjalan di atas air dan sebagainya. Bahkan ia bisa masuk dan menyusup kedalam
tubuh manusia, binatang bahkan pohon-pohon dan lainya. Jin bertempat tinggal di
bumi yang kita hidupi di atasnya ini, mereka banyak tinggal di tempat-tempat yang
kotor, tempat-tempat najis seperti pemandian, tempat untuk membuang kotoran,
sampah-sampah dan kuburan-kuburan.Allah memberi kemampuan kepada jin untuk
beriman dan kufur. Setelah ia berubah menjadi kufur dan merelekanya, maka ia
menjadi suka pada keburukan, mencari, bersenang-senang dengan mengerjakan
keburukan itu, mendorong kepadanya dan sangat tamak dalam mengerjakan
keburukan itu dengan kejahatan dirinya,sekalipun ia harus disiksa. Dan ini terjadi
terhadap manusia, bila jiwanya atau tabiatnya rusak, maka ia akan menyukai
kemudrharatan dan keenakan bahkan ia akan asik dengan keasikan yang merusak
akalnya, agamanya, akhlaknya, tubuhnya dan hartanya.6
Tidak dapat dipungkiri bahwa umat manusia telah menetapkan setan memiliki
kekuatan jahat, yang akan selalu merayu manusia untuk melakukan kejahatan atau
5Muhammad Fethullah Gulen, Cahaya Al-Qur‟an Bagi Seluruh Mahluk (Jakarta:Republika,
2011), Cet 1, h. 370 6Umar Sulaiman Al-ASyqar, Alam Makhluk Supernatural (Jakarta:Firdaus, 1992), h. 50
78
hal-hal yang bertolak belakang dengan norma-norma atau kaidah-kaidah yang terjadi
dalam masyarakat.7 Nama tersebut sudah maklum dikalangan mayoritas umat-umat di
atas bumi ini.Makhluk ini telah putus asa dari rahmat Allah. Setan yang banyak
dibicarakan Allah kepada kita di dalam al-Qur‟an itu berasal dari alam jin. Pada
mulanya setan itu menyembah Allah, Setan telah berjanji pada dirinya sendiri bahwa
dia pasti akan memusuhi semua anak cucu adam, oleh sebab itu dia telah melakukan
serangan pertama terhadap manusia pada saat kelahiranya. 8 Bila syetan tidak bisa
menjatuhkan hamba-hamba dalam kemusyrikan dan kekafiran, ia tidak putus asa dan
ia akan mencari cara lain, yaitu ia akan menjatuhkan mereka dalam dosa-dosa dan
kemaksiatyan, menanamkan permusuhan dan kebencian dalam barisan mereka.
Dalam sunan at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, ada sebuah hadis yang diriwayatkan
dengan isnad hasan: “ Ketahuilah, sesungguhnya setan telah putus asa untuk bisa
disembah dinegara kalian ini selama-lamanya. Namun aka ada baginya suatu
ketaatan dalam sebagian perbuatan kalian yang dihinakan, lalu ia menyukainya.”
(H.R at-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dan setan mengadu domba dengan menjadikan
permusuhan dan kebencian antara manusia, memperdayakan sebagian mereka dengan
sebagian yang lain. Setiap ibadah yang disukai Allah adalah suatu kebencian bagi
setan dan setiap kemaksiatan yang tidak disukai oleh Allah, Itu disukai oleh
setan.Selanjutnya Ibnu Tamiyah mengatakan bahwa golongan orang-orang Islam
7Hanu Lingga, Sejarah Setan (Yogyakarta:Navila Idea, 2010), Cet 1 , h. 21
8 Wahid Abdus Salam Bali,Kesurupan Jin dan cara Pengobatanya Secara Islami , cet. 3
(T.tp.: Robbani Pers, 1992), h. 163.
79
mengakui wujudnya jin. Demikian juga sebagian besar dari orang-orang kafir, seperti
ahlu kitab, orang-orang musyrik Arab dan lain-lainya.9
C. Cara Pencegahan Terhadap Sihir
1. Dengan Wudhu sebelum tidur.
2. Shalat witir sebelum tidur.
3. Himpunlah kedua telapak tangan dan bacalah surat al-ikhlas, al-falaq dan An-Nas
kemudian, tiupkanlah kepadanya dan usapkanlah ke jasad sedapatnya mulai dari
kepala.10
4. Bacalah dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, sebagaimana dijelaskan dalam
Shahihaini dari Hadits Abu Mas‟ud Al-anshari ia berkata telah bersabda
Rosulullah SAW :
لة كفتاه )رواه البخارى ومسلم(اآلي تان من آخرسورة الب قرة من ق رأها ف لي “ Dua ayat dari akhir surat Al Baqarah, barangsiapa membacanya pada suatu
malam maka kedua ayat itu telah cukup baginya „‟
Imam Nawawi berkata : Ada yang mengatakan yakni cukup baginya dari qiyamullail,
ada pula yang mengatakan yakni cukup baginya dari (gangguan) syetan, dan ada pula
yang mengatakanya yakni cukup baginya dari berbagai penyakit
5. Membaca ayat kursi setiap selesai shalat lima waktu sesudah membaca wirid,
demikian pula dibaca ketika akan tidur karena ayat kursi termasuk ayat yang
paling besar nilainya didalam al-Qur „an.
9Umar Sulaiman Al-Asyqar, Alam Makhluk Super Natural, (Jakarta:CV.Firdaus 1992), Cet 6,
h.5 10
Wahid Abdussalam Bali, Kesurupan Jin Dan Cara Pengobatanya Secara Islami
(Jakarta:ROBBANI PERS 1995), Cet 1, h.171
80
6. Membaca doa di bawah ini, masing-masing tiga kali pada pagi hari dan menjelang
malam :
ماء وهو! ه شيء ف األرض والف الس ميع العليم بسم الله الذي اليضر مع اس السArtinya : Dengan Nama Allah tidak ada yang membahayakan bersama nama-Nya
sesuatupun yang ada di bumi dan di langit, Dia Maha mendengar dan Maha
mengetahui. (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
D. Pendapat Para Ulama Mengenai Sihir
Disini beberapa pendapat dari ulama mengenai sihir
Menurut Syeikh Muhammad bin Abdul Wahhab menyebutkan bahwa sihir itu
adalah semacam jimat-jimat, mantera-mantera dan buhul-buhul yang dapat
berpengaruh pada jiwa dan fisik, ada yang dapat menyakitkan dan ada pula yang
mematikan atau yang dapat menceraikan suami istri. 11
Sihir termasuk salah satu
diantara tujuh dosa yang dapat mengelincirkan dan mencelakakan seseorang dari
jalan yang benar, bahkan seseorang yang terlibat dalam sihir, baik sebagai tukang
sihirnya atau mempergunakan jasa tukang sihir tersebut , maka ia kafir. Ketentuan ini
dapat dilihat ketika orang-orang yahudi melontarkan bahwa Nabi Sulaiman as sebagai
tukang sihir. Ketika itu Allah SWT langsung memberikan pembelaan.
Menurut Al-Khithobi orang yang tidak mengakui adanya sihir, padahal sihir
betul-betul ada. Sihir merupakan kenyataan yang tidak bisa dibantah. Mayoritas
bangsa didunia juga mengakui keberadaanya, seperti bangsa Arab, Persia, Hindia dan
Romawi mereka merupakan penduduk dunia yang paling utama dan paling banyak
11
Darwis Abu Ubaidah, Panduan Akidah Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Jakarta: Pustaka Kautsar
2008), Cet 1, h.83
81
ilmunya. Di samping itu banyak hadis yang memperkuat adanya sihir, yang tiada
seorang pun mengingkarinya. Kecuali orang-orang yang memang tidak mau meyakini
sesuatu yang nyata dan pasti. Bahkan para ahli-ahli fiqih telah membahas secara
khusus, sangsi yang akan ditimpakan kepada tukang sihir. 12
Menurut Ibnu Qudamah menurut pendapatnya, sihir itu mempunyai wujud (ada)
diantaranya ia bisa membunuh, membuat sakit, membuat seseorang tidak mampu
menggauli istrinya, dan ada yang menceritakan seorang suami dengan istrinya.
Menurut Abu Muhammad al-Maqdisi “Al-Kafi” sihir adalah jimat, mantra dan
simpul (buhul) yang dapat mempengaruhi hati dan badan. Karena itu ada yang dapat
membuat sakit, membunuh dan menceraikan seorang suami dengan istrinya
sebagaimana firman Allah dalam al-Qur‟an surat Al-Baqarah:102 : “ maka mereka
mempelajari dari kedua malaikat apa yang dengan sihir itu, mereka dapat
menceraikan anatara seorang suami dengan istrinya”
Menurut Abu al-izz al-Hanafi para ulama berbeda pendapat tentang hakika sihir
dan macam-macamnya. Tertapi dari mereka mengatakan bahwa terkadang sihir
berpengaruh terhadap kematian dan sakitnya orang yang disihir tanpa disentuh oleh
sesuatu yang lahir (yang dapat diliat oleh mata biasa”
Menurut Al-Marizy sihir adalah sesuatu yang benar-benar ada, sebagaimana
halnya yang lain. Ia berpengaruh terhadap orang yang terkena sihir. Ini berbeda
dengan orang-orang yang mengira, bahwa sihir itu tidak ada, menurut mereka apa
12
Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu
1995), Cet 1, h.23
82
yang disepakati itu hanyalah khayalan yang tidak ada kenyataanya. Pendapat tersebut
menurutnya adalah salah karena dalam Al-Qur‟an pun sihir disebutkan. Sihir itu
dipelajari; membuat orang jadi kufur; dan dapat memisahkan (menceraikan)
seseorang dari pasanganya (istrinya). Demikian pula hadits Nabi SAW yang
menyebutkan bahwa sihir itu adalah sesuatu yang dikubur dan dikeluarkan , semua
ini tidak mungkin berkaitan dengan yang tidak ada kenyataanya (wujudnya).13
Menurut Al-Raghib kata (sihir) mempunyai beberapa arti yang pertama sesuatu
yang halus dan samar.
13
Wahid Abdussalam Baly, Ilmu Sihir Dan Penangkalnya (Jakarta:PT Logos Wacana Ilmu
1995), Cet 1, h.26
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti yang telah kita ketahui bahwa ilmu sihir ada hingga saat ini. Dan
bermula ketika zaman Nabi Musa dan Sulaiman yang berawal dari ke dua
malaikat Harut dan Marut yang mengajarkan ilmu sihir kepada setan-setan hingga
turun temurun hingga di zaman sekarang.
Pembahasan mengenai sihir dalam hadis, berdasarkan hasil penelitian
menggunakan metode Takhrij yang bermakna sihir, penulis menemukan beberap
makna sihir yang bertema antara lain : a. Rosulullah terkena sihir, b. hukum
pelaku sihir, c. pengobatan pencegah sihir, d. larangan terhadap sihir. Dari
beberpa tema tersebut penulis juga menemukan makna dari kata sihir yang
terdapat dalam syarah Kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yaitu bermakna
tipuan dan khayalan serta lembut dan halus serta bisa membujuk jiwa.
Dalam hal ini para ulama berbeda pendapat mengenai makna sihir sendri
ada yang mengatakan bahwa sihir hanya sebuah khayalan yang tidak ada
hakikatnya, seperti apa yang telah dilakukan oleh pesulap dengan cara
mengelabui mata terhadap apa yang dilihatnya. Dan ada yang berpendapat bahwa
sihir mempunyai hakikat yaitu berwujud ataupun ada, hingga bisa menimbulkan
terhadap sakit hingga berujung kematian. Serta ada juga yang berpendapat bahwa
sihir adalah suatu pengaruh yang bisa mempengaruhi seseorang seperti terkena
mantra dan guna-guna. Dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa sihir itu
84
memang benar adanya bahkan dizaman moderen seperti sekarang ini. Dan sikap
yang perlu disikapi adalah memperkuat akidah kita sebagai seorang muslim,
sehingga tidak akan tergoyah oleh apapun yang berkaitan dengan sihir dan tetap
mematuhi perintah Allah dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya.
B. Saran-Saran
Berdasarkan dari apa yang penulis bahas dalam skripsi ini, maka penulis akan
menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Sebagai seorang muslim, kita wajib mengimani suatu perkara yang
bersifat ghaib sesuai dengan dalil-dalil baik dalam al-Qur’an maupun al-
Hadits.
2. Hadis-hadis mengenai sihir alangkah lebih baik apabila dijadikan sebagai
bahan untuk memperbaiki diri, dan untuk menjadikan sebuah nasihat
dalam kehidupan. Agar terhindar dari segala perbuatan yang dilarang oleh
Allah swt dan Rasul-Nya.
3. Dalam menulis skripsi ini, penulis masih banyak kekurangan sehingga
disini penulis berharap agar para pembaca lebih memperluas lagi
khazanah keilmuan mengenai pembahasan dari skripsi ini
85
DAFTAR PUSTAKA
Asqalani, Ibn Hajar, Fathul Bâri, Penerjemah Amiruddin. Jakarta: PustakaAzzam,
2008, juz 9
Asy’âs, Abî Dâwud sulaimân Bin, Sunan Abî Dâwud, Beirut: Dârul al Risâlah
al’ilmiyyah,1998, juz 4.
Bali, Wahid Abdussalam, Kesurupan Jin Dan Cara Pengobatan Secara Alami,
Jakarta: Robbani Press 1995.
------------------ Ilmu Sihir Dan Penangkalnya, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1995.
Basalamah, Yahya Saleh, Manusia Dan Alam Gaib, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1993.
Bukhârî, Muḥammad ibn Ismâ´îl ibn Ibrâhîm, Ṣaḥîḥ al-Bukhârî Kairo: Maṭbaʻah as-
Salafiyyah, 1400 H.
----------------Tarjamah Shahih Bukhari, Penerjemah: Achmad Sunarto, dkk
Semarang: CV Asy-Syifa’,1991.
Damsyiqi, Ibn Hamzah al-Husaini al-Hanafi, Asbâbul Wurûd 2, Jakarta: Kalam
Mulia, 2011.
-------------- Asbâbul Wurûd Latar Belakang Historis Timbulnya Hadîts-Hadîts Rasul,
Jakarta: Kalam Mulia, 2011.
Darwis, Abu Ubaidah, Panduan Akidah Ahlu Sunnah Wal Jamaah, Jakarta: Pustaka
Kautsar, 2008.
Dawud, Muhammad Isa, Dialog Dengan Jin Islam, Bandung: Pustaka Hidayah 1995.
Fakih, Abdul Latif, Deklarasi Tauhid Sebuah Pembebasan, Pamulang: Inbok, 2011.
Firmansyah, Maulana H, Merambah Dunia Ghaib Menurut Pandangan Agama
Islam, Surabaya: Putra Pelajar, 2003.
Gulen, Fethullah Muhammad, Cahaya Al-Qur’an Bagi Seluruh Makhluk, Jakarta:
Republika, 2011.
Haris, Arifin Ainul, Kitab Tauhid, Jakarta: Darul Haq, 2009.
86
Hurmain, Sihir Dalam Pandangan al-Qur’an dari situs http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/ushuluddin vol 21 2014
Khalidy, Shalah, Kisah-Kisah Al-Qur’an Pelajaran dari Orang-Orang Dahulu,
Jakarta: Gema Insani, 2000.
Lingga, Hanu, Sejarah Setan, Yogyakarta: Navila Idea 2010
Mahrus, Ali, Sesat Tanpa Sadar, Surabaya : Laa Tasyuki 2010
Musthafa, Asyur, Amalan Baru Dalam Pandangan Imam As-Syuthi, Darul Hikmah,
1995.
Naisaburiy, Al-Imam Abi Husain Muslim Ibn Hajjaj al-Qusyairiy, Kitab Ṣaḥîḥ
Muslim, Beirut : Dâr al-Hazm, 1955.
Najjar, Zaghlul Raghib, Buku Induk Mukzizat Ilmiah Hadis Nabi, Jakarta: Zaman,
2010.
Nasâ`î, Abû ´Abd al-Rahmân Ahmad ibn ´Alî Syu´aib ibn ´Alî ibn Sînân, Sunan al-
Nasâ`î Beirut: Dâr Ma´rifah, t.th.
------------ Tarjamah Sunan an-Nasa’iy, Penerjemah: Ustadz Bey Arifin danYunus
Ali Al-Muhdhor (Semarang: CV. Asy-Syifa, t.th.
Nawawi, Imam, Syarah Sahîh Muslim, Penerjemah Fathoni Muhammad, Lc. Fathul
Arifin. Jakarta: Darus Sunnah Press, 2014.
Permadi, “Diperlukan Pengetahuan Tentang Santet; Majalah Panji Masyarakat, 1989.
Qardhawi, Yusuf, Kitab Petunjuk Taubat, Bandung: Mizan Pustaka, 2000.
Qazwînî, Muhammad Bin Yazîd, Sunan Ibnu Mâjah, Dâr al Ihyal al Kitab
al’Arabî,t.th, Juz 2.
Sallâbi, Alî Muhammad, Iman Kepada Rosul, terjemah Jakarta: Ummul Qura, 2015.
Saleh Ahmad Syukri. Tafsir al-Qur’an kontemporer Dalam Pandangan Fazlur
Rahman.Jakarta : Persada Press. 2007
Shihab, Muhammad Quraish, Membumikan al-Qur’an Bandung, Mizan.1994
Sanjaya, Salim,1987Agama Hukum dan Pandangan Mistik Manusia, Bandung.
87
Subhani, Syaikh Ja’far, Tauhid Dan Syirik, Bandung: Mizan, 1991
Sulaiman, Al-Asyqar Umar, Alam Makhluk Supernatural, Jakarta: CV Firdaus 1992
Syirazi Makarim Nasir, Let’s Learn About The Prophet Of Islam, Bandar Lampung:
YAPI 1991
Sayyid, Sabiq, Akidah Islamiyah Jakarta : Robbani Press 2008
Subandrijo, Bambang , Kamus Al-kitab, Jakarta: Gunung Mulia, 2010
Thabrani, Al-Ihkam, Korban Santet Dalam Prespektif Antropologi Kesehatan dan
Hukum Islam di Kabupaten Pamekasan, Jurnal hukum pranata 2014, dari
https://ejournal.stainpamekasan.ac.id.
Tirmidzî, Abî ‘îsâ Muhammad Bin ‘îsâ, Jâmi’ul Kabîr, Dâr al al ‘Arabî al
Islamî,t.p, t.th Juz 4
------------- Tarjamah Sunan At-Tirmidzi, Penerjemah: Moh. Zuhri Dipl. TAFL, dkk,
Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1992.
--------------Sunan Al-Tirmidzî, Beirut: Dâr al-Fikr, 1994.
Wahid, Abdul, Hadits & Problematika Masa Kini, Ar-Raniru Press, IAIN Ar-Raniry
Darussalam Banda Aceh bekerjasama dengan AK Group Yogyakartra.
Wensinck, A.J,. Mu’jam Mufahras Li Alfadz Al-Hadis Al-Nabawi. Laiden : E.J Brill,
1995.
--------------Miftah al-Kunuz al-Sunnah. Kairo: Dar al-Hadis, 1411 H/ 1991.