44
2015-2019 DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS. [“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas Pendidikan Tinggi Islam dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing”] Kondisi Objektif Analisis SWOT Visi Misi Kebijakan Strategis Sasaran dan Keluaran Pengukuran Kinerja

“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

2015-2019 DIREKTORAT

PENDIDIKAN

TINGGI

ISLAM

RENCANA

PENGEMBANGAN

STRATEGIS.

[“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas Pendidikan Tinggi

Islam dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing”] Kondisi Objektif Analisis SWOT Visi Misi Kebijakan Strategis Sasaran dan Keluaran Pengukuran Kinerja

Page 2: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

ii | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m

RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

TAHUN 2015-2019

“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas

Pendidikan Tinggi Islam

dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing”

Page 3: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

i | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................1

1. Latar Belakang ..................................................................................................................1

2. Kondisi Objektif .................................................................................................................2

3. Analisis Strategis ............................................................................................................ 15

BAB II ............................................................................................................................................. 19

VISI, MISI, DAN TUJUAN .......................................................................................................... 19

RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS ........................................................................... 19

PENDIDIKAN TINGGI ISLAM.................................................................................................... 19

1. Landasan Historis .......................................................................................................... 19

2. Kerangka Pengembangan Jangka Panjang Pendidikan Tinggi Islam ................ 19

3. Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019 ......... 23

BAB III ............................................................................................................................................ 29

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................................................ 29

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 39

Page 4: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

ii | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, berkat Rahmat dan Pertolongan Allah SWT, Tim Direktorat

Pendidikan Tinggi Islam telah menyusun Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan

Tinggi Islam 2015-2019. Renstra Pengembangan ini sebagai turunan dari Rencana Strategis

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Dalam penyusunan Renstra Pengembangan ini,

beberapa langkah telah ditempuh yakni: a) telaah terhadap dokumen Renstra Direktorat

Jenderal Pendidikan Islam tahun 2015-2019, b) mencermati laporan monitoring dan

evaluasi program-program pendidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, c) melaksanakan

diskusi dan workshop-workshop.

Penyusunan renstra pengembangan ini mengacu kepada ketentuan yang

ditetapkan melalui Peraturan Menteri (Permen) BAPPENAS No 5/2014 berikut dengan

matriks kinerja yang telah ditetapkan BAPPENAS. Renstra pengembangan ini menjadi

panduan bagi seluruh jajaran Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI

dalam membuat dan mamantapkan serta memberi arahan penyusunan rencana kerja.

Banyak pihak yang terlibat dalam mewujudkan Renstra pengembangan ini. Untuk

itu, ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Renstra

Pengembangan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam yang terdiri dari para Kasubdit,

Kasubbag TU dan jajaran JFU atas kerja kerasnya. Secara khusus kami ingin

menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Renstra Direktorat Jenderal

Pendidikan Islam Kementerian Agama yang telah memberikan kontribusi. Ucapan serupa

kami juga sampaikan kepada Tim Konsultan SMS (Sistem Manajemen Strategis) yang telah

membantu menyusun dan menfinalkan Renstra ini melalui pendampingan dan reviu

teknis.

Akhirnya, semoga dokumen Renstra pengembangan ini bermanfaat bagi

peningkatan dan pencapaian mutu Pendidikan Tinggi Islam serta perluasan kesempatan

pendidikan tinggi bermutu bagi warga bangsa mendatang. Semoga usaha keras ini menjadi

kebaikan bagi semua. Amin.

Jakarta, Juni 2016

Prof. Dr. Amsal Bakhtiar., MA

Direktur Pendidikan Tinggi Islam

Page 5: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

1 | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan Tinggi Islam merupakan perwujudan Sistem Pendidikan Islam yang

diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar.

Pendidikan Tinggi Islam berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa. Selanjutnya juga diharapkan mengembangkan sivitas akademika

yang islami. inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui

pelaksanaan Tridharma, dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam

kaitan integrasi dengan keislaman dengan memperhatikan dan menerapkan nilai

humaniora.

Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan

Tinggi, yakni sebagai jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup

program diploma, program sarjana, program magister program doktor, program profesi,

serta program spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Dalam konteks

Pendidikan Tinggi Islam unsur keislaman dalam konteks Pendidikan Islam dalam

pendidikan tinggi serta kolaborasi dan integrasi antara Islam, Pengetahuan dan

Teknologi menjadi basis kekuatan pengelolaan Pendidikan Tinggi Islam.

Pada awal tahun 2015, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menyusun

dan melaksanakan renstra Pendidikan Islam tahun 2015-2019. Pada periode tersebut,

Penyusunan Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Islam tahun 2015-2019

merupakan upaya tindak lanjut yang lebih komprehensif dari pembangunan Pendidikan

Islam periode 2005-2014. Dalam operasionalnya perlu adanya dokumen langkah

strategis pada masing-masing direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan

Islam, termasuk Direktorat Pendidikan Tinggi Islam. Rencana pengembangan strategis

ini memuat kondisi umum, potensi dan permasalahan ke depan, visi, misi dan tujuan

Pendidikan Tinggi Islam, arah kebijakan, strategi, serta target kinerja dan kerangka

pendanaan untuk implementasi program.

Penyusunan Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-

2019 diselaraskan dengan Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Islam yang secara

teknisnya bersumber dari Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Nasional yang

tercantum dalam RPJMN 2015-2019 dan disinergikan dengan Rencana Strategis

Kementerian Agama 2015-2019 dalam aspek visi dan misi, tujuan, kebijakan umum

dan sasaran strategis, serta program kegiatan dan indikator kinerja Direktorat

Pendidikan Tinggi Islam dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Selanjutnya

Rencan Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam Tahun 2015-2019 ini menjadi

pedoman dalam perencanaan operasional dan pengendalian teknis tahunan

Page 6: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

2 | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m

pembangunan Pendidikan Tinggi Islam. Rencana Pengembangan Strategis Direktorat

Pendidikan Tinggi Islam disusun dengan pendekatan dan tahapan sebagai berikut:

2. Kondisi Objektif

Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019

merupakan bagian dari rencana jangka panjang pembangunan Pendidikan Tinggi Islam.

Dengan demikian penyusunan rencana pengembangan ini tidak dapat dilepaskan dari

capaian pengembangan dan pembangunan Pendidikan Tinggi Islam pada periode

sebelumnya. Berikut dijelaskan capaian-capaian pembangunan Pendidikan Islam pada

periode 2010-2014.

Capaian pembangunan Pendidikan Tinggi Islam dapat dilihat berdasarkan arah

kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang mengacu kepada 3 (tiga) kebijakan

pembangunan Pendidikan Tinggi Islam 2010-2014 yaitu: (1) Peningkatan Pemerataan

dan Perluasan Akses Pendidikan (2) Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan serta

Daya Saing, dan (3) Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik.

Secara umum berbagai objek strategis pengembangan Pendidikan Tinggi Islam

disajikan dengan pendekatan bidang sebagai berikut: (1) Bidang Pengembangan

Akademik, (2) Bidang Ketenagaan, (3) Bidang Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan,

(4) Bidang Kelembagaan, dan (5) Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan 6)

Tata Usaha yang diturunkan dalam 5 (lima) fungsi Direktorat Pendidikan Tinggi Islam,

yakni:

1) Perumusan kebijakan di bidang pengembangan mutu akademik, ketenagaan,

sarana prasarana dan kemahasiswaan, kelembagaan, serta penelitian dan

pengabdian pada masyarakat

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan mutu akademik,

ketenagaan,

sarana prasarana dan kemahasiswaan, kelembagaan, serta penelitian dan

pengabdian pada masyarakat

3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan

mutu akademik, ketenagaan, sarana prasarana dan kemahasiswaan,

kelembagaan, serta penelitian dan pengabdian pada masyarakat

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan mutu

akademik, ketenagaan, sarana prasarana dan kemahasiswaan, kelembagaan,

serta penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan

5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Page 7: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

3 | P a g e

Dalam pemaparan kondisi objektif Pendidikan Tinggi Islam untuk periode

2014 dan 2015 disajikan berdasarkan pemenuhan 7 (tujuh) tujuan strategis

Pendidikan Tinggi Islam, yakni:

1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-

luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan dengan

kebutuhan pembangunan nasional

3) Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non akademik

bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang

efektif dan efisien

5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan

stake holders

6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom dalam

kerangka transparansi dan akuntabel

7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan

menjadi destinasi kajian Islam dunia

Berikut akan digambarkan pemaparan tentang kondisi objektif berdasarkan

7 (tujuh) tujuan strategis yang disarikan dari 4 (empat) kebijakan utama

Pendidikan Tinggi Islam yakni: 1) Perluasan Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan

Islam; 2) Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi

Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI, dan 4)

Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi Ilmu dan

Moderasi Islam

1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-

luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

Lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang dikelola oleh Direktorat

Pendidikan Tinggi Islam terdiri dari Pendidikan Tinggi Agama Islam pada

Satuan Pendidikan Tinggi Umum Formal. Pendidikan Tinggi Umum Berciri

Khas Islam dalam bentuk kelembagaan Universitas, Institut dan Sekolah

Tinggi; dan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Formal Ma’had Aly dan

Ma’had Al-Jamiáh Al-Takmiliyah sebagai Pendidikan Tinggi Keagamaaan Islam

Non/Informal Berjenjang.

Lembaga Pendidikan Tinggi Islam di atas memiliki peranan penting

dalam mendorong peningkatan kualitas hidup dan diri pada jenjang pendidikan

tinggi. Selama periode 2010-2014 pemerintah melalui Kementerian Agama

berhasil meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan tinggi. Hal ini

ditandai dengan peningkatan lembaga PTKI yang jumlahnya mengalami

Page 8: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

4 | P a g e

peningkatan menjadi 574 pada tahun 2010 dan menjadi 679 pada tahun 2014

atau naik dalam kurun waktu lima tahun sebesar 18,29% dari semula 574

pada tahun 2010, 609 PTKI pada tahun 2011, 645 PTKI di tahun 2012, 665

PTKI tahun 2013 , dan 679 PTKI tahun 2014.

Grafik1. Perkembangan Lembaga Pendidikan Tinggi Islam Tahun 2010 s.d.2014

Dilihat dari populasi muslim yang ada di Indonesia yakni berkisar 85 persen

dengan jumlah PTKI yang tersedia masih belum memadai. Pada data berikut

disampaikan bahwa jumlah PTKI yang tersedia dibandingkan dengan sebaran

jumlah populasi muslim yang tersedia masih sangat bervariasi jumlahnya

sebagaimana berikut:

Tabel 1

Sebaran Umat Muslim dan jumlah PTKI di Indonesia

500

550

600

650

700

574

609

645 665

679

2010

2011

2012

Jumlah

ACEH 3,3% 1,9%

SUMATERA UTARA 5,9% 5,5%

SUMATERA BARAT 3,8% 2,0%

RIAU 3,4% 2,3%

JAMBI 2,8% 1,3%

SUMATERA SELATAN 2,1% 3,1%

BENGKULU 0,8% 0,7%

LAMPUNG 2,3% 3,2%

KEP. BANGKA BELITUNG 0,2% 0,5%

KEP. RIAU 0,7% 0,6%

DKI JAKARTA 5,3% 4,1%

JAWA BARAT 15,3% 18,2%

JAWA TENGAH 6,6% 13,7%

DI YOGYAKARTA 2,3% 1,5%

JAWA TIMUR 20,9% 15,8%

BANTEN 4,8% 4,5%

BALI 0,3% 1,6%

NUSA TENGGARA BARAT 3,1% 1,9%

NUSA TENGGARA TIMUR 0,2% 2,0%

KALIMANTAN BARAT 1,3% 1,9%

KALIMANTAN TENGAH 0,8% 0,9%

KALIMANTAN SELATAN 1,8% 1,5%

KALIMANTAN TIMUR 1,8% 1,5%

KALIMANTAN UTARA 0,0% 0,0%

SULAWESI UTARA 0,2% 0,9%

SULAWESI TENGAH 1,0% 1,1%

SULAWESI SELATAN 4,6% 3,4%

SULAWESI TENGGARA 1,3% 0,9%

GORONTALO 0,2% 0,4%

SULAWESI BARAT 1,0% 0,4%

MALUKU 0,8% 0,6%

MALUKU UTARA 0,3% 0,4%

PAPUA BARAT 0,7% 0,3%

PAPUA 0,3% 1,2%

INDONESIA 100% 100%

% sebaran PTKI% sebaran

Penduduk MuslimProvinsi

Page 9: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

5 | P a g e

Sejalan dengan pertumbuhan jumlah lembaga, jumlah mahasiswa PTKI

yang mengalami peningkatan 13,25% dari 550,693 orang pada tahun 2010

menjadi 623.712 orang pada tahun 2014. Terdapat kecenderungan peningkatan

mahasiswa PTKIN dari tahun ke tahun. Meskipun jumlah ini apabila dikaitkan

dengan pertambahan populasi jumlah muslim dan pertambahan jumlah PTKI

masih belum ideal dan pola nya disajikan belum standar.

Grafik2. Perkembangan Jumlah Mahasiswa PTKI Tahun 2010 s.d.2014

Pada tingkat pendidikan tinggi upaya yang telah dilakukan lainnya

dalam rangka peningkatan akses adalah pemberian beasiswa Bidikmisi. Hingga

tahun 2015, sebanyak 15.676 mahasiswa PTKIN yang telah menerima Beasiswa

Bidikmisi.

Tabel 2. Sasaran dan Anggaran Bidik Misi Tahun 2010 s.d. 2015

Tahun Anggaran

Penerima Bidik Misi PTKIN

Jumlah Mahasiswa

(Orang)

Jumlah Anggaran

(Ribuan Rp)

2010 1.460 8.760

2011 2.020 24.240

2012 2.100 25.200

2013 2.876 34.512

2014 2.220 26.640

2015 5.000 60.000

TOTAL 15.676 179.352

500.000

520.000

540.000

560.000

580.000

600.000

620.000

640.000

Jumlah Mahasiswa

550.693

576.516

617.200

601.312

623.712

2010

2011

2012

2013

2014

Page 10: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

6 | P a g e

Selain Beasiswa Bidikmisi, mulai tahun 2013 PTKIN telah mendapatkan

Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Yang diberikan kepada

55 PTKIN di seluruh Indonesia.

Tabel 2. Program BOPTN pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Tahun Anggaran

BOPTN pada 55 PTKIN

Jumlah Mahasiswa

(Orang)

Jumlah Anggaran

(Jutaan Rp)

2013 391.720 533.531

2014 345.500 587.350

2015 391.644 622.300

TOTAL 1.128.864 1.743.081

Dari data perkembangan PTKI, komposisi PTKI negeri dan swasta tahun

2014, sebanyak 91,8% PTKI berstatus Swasta dan 8,2% jumlah PTKI Negeri,

sebagai berikut:

Grafik 2. Status Lembaga Pendidikan Tinggi Islam Tahun 2014

Jika mendata status PTKIN pada tahun 2014, maka terdapat 3 status

kelembagaan yang disandang PTKIN, yakni 1) STAIN (Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri), 2) IAIN (Institut Agama Islam Negeri) dan 3) UIN (Universitas

Islam Negeri). Saat ini jumlah PTKIN sebanyak 55 Perguruan Tinggi, status UIN

berjumlah 11 PT, IAIN berjumlah 26 PT dan STAIN berjumlah 18 PT, dengan

statistik digambarkan sebagai berikut:

Grafik 4. Statistik status kelembagaan PTKIN

8,2%

91,8%

PTKI

Negeri

Swasta

STAIN; 18

IAIN; 26

UIN; 11

Page 11: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

7 | P a g e

Dalam rangka perluasan dan pemerataan akses Pendidikan Tinggi Islam

diwujudkan dalam kegiatan lain yakni penyediaan beasiswa santri berprestasi

(PBSB). Beasiswa ini berfungsi sebagai perlindungan sosial bagi santri melalui

perluasan akses bagi santri berprestasi yang memiliki kematangan pribadi,

kemampuan penalaran, dan prestasi untuk memperoleh pendidikan tinggi,

melalui tindakan afirmatif dalam seleksi masuk perguruan tinggi, serta

pembiayaan selama menjalani studi pada perguruan tinggi.

Pada tingkat Pendidikan Tinggi Islam, upaya yang telah dilakukan

lainnya dalam rangka peningkatan akses adalah pemberian beasiswa Bidikmisi.

Hingga tahun 2014, sebanyak 10.676 mahasiswa PTKIN dengan anggaran

Rp.106.032.000.000,- telah menerima Beasiswa Bidikmisi.

Tabel 1. Sasaran dan Anggaran Bidik Misi Tahun 2010-2014

Tahun Anggaran

Penerima Bidik Misi PTKIN

Jumlah Mahasiswa

(Orang)

Jumlah Anggaran

(Jutaan Rp)

2010 1.460 8.760

2011 2.020 24.240

2012 2.100 25.200

2013 2.876 34.512

2014 2.220 13.320

TOTAL 10.676 106.032

Selain Beasiswa Bidikmisi, mulai tahun 2013 PTKIN telah mendapatkan

Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Yang diberikan kepada

55 PTKIN di seluruh Indonesia.

Tabel 2. Program BOPTN pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Tahun Anggaran

BOPTN pada 55 PTKIN

Jumlah Mahasiswa

(Orang)

Jumlah Anggaran

(Jutaan Rp)

2013 391.720 533.531

2014 345.500 587.350

TOTAL 737.220 1.120.881

Perluasan akses juga meliputi berbagai kegiatan peningkatan

kesempatan yang sama bagi calon mahasiswa dari berbagai golongan, lokasi

tempat tinggal dan gender melalui program beasiswa, yakni beasiswa

Mahasiswa Miskin Berprestasi sebanyak 4.500 peserta di tahun 2014.

Selanjutnya, terdapat 2 (dua) hal penting yang tidak kalah objektif

berkaitan dengan akses, yakni 1). Pengembangan Perguruan Tinggi/ Fakultas/

Jurusan/ Program Studi baru oleh masyarakat terutama pada wilayah-wilayah

Page 12: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

8 | P a g e

yang masih sulit dan tidak terjangkau oleh layanan PTKI yang sudah ada serta

2). Peningkatan dan perluasan sarana dan prasana dalam rangka menambah

daya tampung. Keduanya menjadi pilar yang utama dan kuat, serta secara

langsung memberi dampak bagi terbukanya akses masyarakat ke Perguruan

Tinggi, misalnya program pembangunan 3.000 ruang kuliah. Didapatkan data

jumlah ruang kuliah PTKIN yang existing adalah 4.112 ruang dan jumlah

mahasiswa sebanyak 362.152 orang. Dengan jumlah mahasiswa sebanyak itu,

idealnya PTKIN memiliki 9.063 buah ruang kuliah. Maka didapat data PTKIN

memiliki kekurangan ruang kuliah sebanyak 4.951 buah.

Upaya pemenuhan kekurangan ruang kuliah itu dilakukan secara

bertahap. Tahap awal tahun 2015 akan dibangun 3.000 ruang kuliah dengan 2

skema pembiayaan. Pertama, pembiayan melalui rupiah murni (RM) dan yang

kedua dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dimasukkan ke dalam

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) masing-masing PTKIN. Dalam posisi

kondisi sebagian besar sarana masih dalam kondisi baik dan dapat

dimanfaatkan secara optimal. Berikut statistik ketersediaan sarana dan

prasarana pada PTKIN berdasarkan kondisi bangunan:

Tabel 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana PTKIN

Kondisi Ruang

Administrasi

Ruang

Kuliah

Ruang

Dosen

Perpustakaan Micro Teaching

Baik 908 3.915 604 219 125

Rusak Ringan 31 184 42 19 11

Rusak Berat 5 13 1 - 30

Total 944 4.112 647 238 166

2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan dengan

kebutuhan pembangunan nasional

Pada tingkat pendidikan tinggi, peningkatan peningkatan mutu dan

relevansi Pendidikan Tinggi Islam terlihat antara lain dari peningkatan

akreditasi program studi. Sampai dengan 2014, persentase jumlah program

studi yang terakreditasi minimal B sebesar 41% dengan rincian dari total 2.526

program studi, belum terakreditasi sebanyak 481 atau sebanyak 19% program

studi, berakreditasi C sebanyak 1.014 atau sebanyak 40,1% program studi.

Sedangkan untuk akreditasi B dan A masing-masing sebanyak 864 dan 167

program studi atau sebesar 34,2% dan 6,6%

Page 13: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

9 | P a g e

Grafik 5. Akreditasi Program Studi PTKI per 2014

Sedangkan data untuk PTKIN yang telah mendapatkan Akreditasi

Institusi sampai dengan awal tahun 2015 yakni 3 PTKIN terakreditasi A, 24

PTKIN mendapatkan akreditasi B, 14 berakreditasi C dan 14 sisanya belum

terakreditasi institusi sebagaimana grafik di bawah ini:

Grafik 6. Akreditasi Institusi PTKIN

Selanjutnya, dalam hal sertifikasi dosen, untuk jumlah dosen PTKI yang

sudah bersertifikat, terdapat 8.116 dosen PTKIN dan 1.184 dosen PTKIS yang

telah bersertifikat. Jumlah tersebut hanya sekitar 33% dari total jumlah dosen

PTKI yaitu 27.581 orang. Tabel berikut akan menggambarkan jumlah dosen

berdasarkan kualifikasi pendidikan.

Tabel 4 Jumlah Dosen PTKI berdasarkan Kualifikasi Pendidikan tahun 2014

Lembaga < S-1 S-1 S-2 S-3 Jumlah

PTKIN - 1.187 9.357 1.886 12.430

PTKIS 145 3.338

10,806

862

15.151

Jumlah 145 4.525 20.163

2.748 27.581

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

A B C Belum Jumlah Prodi

167

864 1.014

481

2.526

3

24

14

14

Akreditasi Institusi PTKIN

A

B

C

Non Akreditasi

Page 14: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

10 | P a g e

Salah satu upaya yang telah ditempuh pemerintah untuk meningkatkan

mutu Pendidikan Islam PTKI adalah menyelenggarakan program sertifikasi

dosen. Sertifikasi dosen adalah bagian dari upaya strategis untuk

meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi Islam melalui standarisasi kompetensi

pendidik. Selain itu, Kementerian Agama juga telah mencanangkan program

sertifikasi untuk dosen swasta (Non-PNS) PTKI. Sampai dengan tahun 2014

jumlah dosen yang mendapatkan sertifikasi sebanyak 9.300 orang.

Terkait dengan Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam,

beberapa PTKIN mengalami peningkatan status kelembagaan dari Institut

menjadi Universitas atau dari Sekolah Tinggi menjadi Institut. Sejak 2012

terdapat 5 PTKIN yang beralih status dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) menambah 6 UIN yang telah berdiri

sebelumnya, dan 16 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) berubah

menjadi IAIN.

Lain halnya dengan peningkatan jumlah prodi yang terakreditasi,

berhubungan dengan program peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Agama

Islam yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam seperti

pemberian beasiswa peningkatan kualifikasi dosen baik S-2 maupun S-3 untuk

studi di luar dan dalam negeri dalam bentuk Program 5000 Doktor, bantuan

penelitian dan pengabdian masyarakat, termasuk kegiatan peningkatan mutu

dosen melalui kegiatan ajang internasional seperti Academic Recharging for

Islamic Higher Education, Post Doctoral (POSFI), Sandwich Program dan

International Conference.

Dalam bidang penelitian dan publikasi ilmiah, sampai 2014 sudah

banyak hasil penelitian yang dipublikasikan dalam berbagai disiplin keilmuan

dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Kendati demikian, sampai saat

ini belum ada karya penelitian dari PTKI yang mendapatkan hak paten atau

mendapatkan pengakuan internasional. Dalam bidang terbitan ilmiah, terdapat

peningkatan jumlah jurnal yang mendapatkan akreditasi nasional dan

beberapa jurnal yang dipromosikan untuk jurnal internasional.

Data jurnal yang dikelola PTKIN sampai dengan awal 2015

menunjukkan data sebagai berikut:

Kategori Jumlah

1. Jurnal Terakreditasi Nasional A

4

2. Jurnal Terakreditasi Nasional B 36

3. Jurnal Terindeks Scopus 3

4. Jurnal Terindeks Moraref 326

Page 15: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

11 | P a g e

Sebuah proses yang membuahkan hasil telah masuknya terindeks

dalam Scopus 3 (tiga) Jurnal PTKIN, yakni Jurnal Studia Islamika UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Jurnal Al-Jamiáh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan

Journal of Indonesian Islam (JIIS) UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kementerian Agama juga telah mengeluarkan PMA No. 55 tahun 2014

yang memberi landasan hukum untuk mengembangkan kegiatan penelitian dan

kegiatan yang mengefektifkan konsorsium keilmuan dan menumbuhkan

budaya riset, sekaligus juga kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam

perspektif pengamalan ilmu dan teknologi untuk pembangunan masyarakat

dan daerah. Penerapan PMA ini diharapkan dapat mensinergikan Tridharma

perguruan tinggi dan dapat mendorong dosen PTKI untuk mengembangkan

karya keilmuan dan inovasi bagi pembangunan masyarakat.

Dalam konteks persaingan pendidikan tinggi dunia, PTKI mengalami

kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini berdasarkan beberapa indikator,

antara lain, beberapa PTKIN mendapatkan pengakuan dan termasuk dalam

daftar ranking perguruan tinggi internasional versi Webometrics. Kelompok riset

milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC) dalam peluncuran

Webometrics Ranking of World Universities pada 2013 telah memasukkan 10

PTKIN dalam daftar ranking perguruan tinggi dunia walaupun urutan yang

diraih masih di atas 2000-an, yaitu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN

Sunan Ampel Surabaya, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Alauddin Makassar, UIN Sunan

Gunung Djati Bandung, IAIN Purwokerto, IAIN Antasari Banjarmasin, dan

STAIN Pare-Pare.

3) Meningkatnya mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non akademik

bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Islam

Kegiatan menyiapkan lulusan Sarjana sesuai dengan bidang keahlian

dan spesialisasinya yang berwawasan luas, memiliki kemampuan teknis yang

memadai merupakan sasaran yang dituju Pendidikan Tinggi sebagai institusi

pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan dan lapangan kerja merupakan suatu

komponen yang terintegrasi dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang

lainnya (link and match). Pangsa pasar kerja mengharapkan para Sarjana yang

siap pakai dan siap dididik kembali yang benar-benar sesuai dengan

keahliannya. Tahun 2014 telah diselenggarakan kegiatan magang mahasiswa

pada dunia industri sebanyak 500 orang. Magang bagi mahasiswa memberikan

kesempatan menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan terkait dunia

kerja dan masyarakat.

Page 16: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

12 | P a g e

Selain itu dalam kegiatan penguatan keahlian mahasiswa dalam aspek

non akademik, Pendidikan Tinggi Islam melaksanakan 3 (tiga) program yang

utama dalam rangka mendorong dan menumbuhkan kemandirian, minat bakat

serta aktualisasi mahasiswa yang memiliki pola pikir yang maju dengan

mengedepankan moral dan akhlaq yang islami. Kegiatan yang dimaksud yakni

kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional, kegiatan PIONIR (Pekan Ilmiah, Olah

Raga, Seni dan Riset serta kegiatan Student Mobility Program dalam bentuk

Student Camp dan Leadership Training serta Cultural Benchmark. .

4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang

efektif dan efisien

Sejak tahun 2014 Direktorat Pendidikan Tinggi Islam merancang

pembangunan e-office guna memberikan layanan one stop services bagi

pemangku kepentingan yang berkaitan dengan layanan langsung kebutuhan

data, administrasi dan konsutansi, oleh karenanya pada rancangan ini

diharapkan fungsi layanan publik dapat terfasilitasi dengan baik, efisien dan

efektif.

Selain sistem e-office, budaya dan nilai kerja yang dicanangkan oleh

Kementerian yakni 1) Integritas; 2) Profesionalitas; 3) Inovasi; 4) Tanggung

Jawab; dan 5) Keteladanan, maka Pendidikan Tinggi Islam mendorong

instansinya dan seluruh pemangku kepentingan khususnya PTKI untuk dapat

ikut mencanangkan dan melaksanakan nilai-nilai tersebut, yang kesemuanya

dapat meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan dari kebutuhan pengguna

dan pemangku kepentingan.

Dari kesemuanya diharapkan terjadi sebuah sinergi antara Direktorat

Pendidikan Tinggi Islam dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama PTKI

yang akhirnya dapat membawa visi dan misi Pendidikan Tinggi Islam ke jenjang

yang selalu berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan stake

holders

Perguruan Tinggi menjadi sebuah keharusan bermitra dengan

masyarakat, salah satu kegiatan yang dilakukan yakni membuka jalan untuk

beasiswa dengan pemerintahan di luar negeri, salah satu jaringan kerjasama

yang meliputi program beasiswa yakni Negara Canada lewat kegiatan Supporting

Islamic Leadership Development, Negara Australia dengan kegiatan Partnership

in Islamic Education, Negara Leiden Belanda dengan program Indonesia Young

Leaders), dan sejumlah Negara dan Perguruan Tinggi di Timur Tengah (Al-Azhar

Cairo, Maroko, Aljazair, dan Sudan).

Page 17: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

13 | P a g e

Pada kemitraan organisasi Islam Internasional, Direktorat Pendidikan

Islam pula telah menjadi anggota ISESCO dan UNESCO, sebagai jalan pembuka

kerjasama PTKI dengan kedua lembaga tersebut. ISESCO dan UNESCO adalah

2 lembaga internasional yang fokus pada pengembangan kebudayaan,

pendididikan dan keilmuan. UNESCO sendiri adalah lembaga bentukan PBB

yang bertujuan meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan

kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki.

Sedangkan untuk ISESCO sebagai salah satu Federasi Dunia Islam

dalam kerangka organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan Islam untuk

mendukung Universitas dan Institusi Pendidikan Tinggi di Negara-Negara Islam.

Disamping beasiswa dan keangggotaan pada Lembaga Internasional,

kondisi Pendidikan Tinggi Islam banyak melakukan mitra dengan lembaga lokal

dan internasional, baik Perguruan Tinggi maupun Industri dan Lembaga

lainnya dalam rangka mengembangkan Keilmuan dan Teknologi.

Selanjutnya dalam pengelolaan kemitraan PTKI dengan masyarakat,

beberapa program telah dilaksanakan dan berlangsung cukup efektif, yakni

model kemitraan dengan beberapa pendekatan, yakni: 1) Pendekatan ABCD

(Assets Based Community Development) yakni kemitraan dengan cara

membangun aset lokal secara berkelanjutan, 2) Service Learning, yakni

kemitraan yang didasarkan atas keterikatan seluruh aspek yang bermitra

dalam keterlibatan masyarakat, 3) CBR (Community Based Research) yakni

kemitraan yang terjadi akibat adanya komitmen dari masyarakat untuk

memberikan dukungan kekuatan, sumber daya dan keterlibatan atas fenomena

social yang terjadi dan 4) Conflict Resolution, yakni melakukan pola kemitraan

yang akomodatif dan lebih baik dalam penyelesaian atas konflik lingkungan

antara masyarakat dengan entitas. 2 (dua) Universitas yang saat ini fokus

mengembangkan metode ini adalah UIN Alauddin Makassar dan UIN Sunan

Ampel Surabaya.

6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom dalam

kerangka transparansi dan akuntabel

Fokus pada pemenuhan akuntabilitas dan transparansi bagi Pendidikan

Tinggi Islam, selalu dilaksanakan penguatan sistem dan proses dari 1) Sistem

tata kelola, yakni tata kelola sistem anggaran, sistem sumber daya manusia

dan sistem pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan 2) Sistem akademik,

terkait dengan perangkat pengelolaan sistem akademik Pendidikan Tinggi

Islam. Sasaran yang telah dicapai pada kedua penguatan objek tata kelola ini

difokuskan pada pelaksanaan sistem perencanaan berbasis kinerja, penataan

pengelolaan anggaran mulai dari perencanaan sampai dengan monitoring,

Page 18: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

14 | P a g e

evaluasi dan pengawasan sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan, dapat

diukur dari berkurangnya temuan BPK dan Inspektorat Kementerian Agama,

opini laporan keuangan yang diberikan untuk tahun 2014 bagi Kementerian

Agama yakni WTP DPP (Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf

Penjelasan), serta adanya kenaikan nilai kinerja pada audit kinerja yang

dilaksanakan oleh APIP Kementerian Agama. Selain itu pada aspek sistem

akademik telah meningkatnya kapasitas para pengelolaan pendidikan dalam

rangka memfasilitasi dan meningkatkan layanan pendidikan yang efektif,

inovatif, efisien dan akuntabel.

Bagi Pendidikan Tinggi Islam sebagian besar PTKI yang berstatus Badan

Layanan Umum (BLU) telah mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa

Pengecualian) dari Auditor Independen pada laporan keuangan berbasis SAK

(Standar Akuntansi Keuangan).

Berikut statsitik PTKIN berdasarkan status otonominya, dari 55 PTKIN,

16 PTKIN berstatus BLU (Badan Layanan Umum), 39 Satker Biasa dan belum

ada yang mendapatkan predikat Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-

BH).

Grafik 5. Status Otonomi PTKIN

7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan

menjadi destinasi kajian Islam dunia

Salah satu keunggulan dari PTKI yang menjadi poin daya saing dengan

Perguruan Tinggi Umum yakni adanya Integrasi Keilmuan, yakni memadukan

dan mengintegrasikan Ilmu Pengetahuan, Agama dan Teknologi. Sampai saat

ini sudah sangat berprogres desain ini mulai dari konsep epistimologi sampai

ke kurikulum akademik. PTKI yang telah mengembangkan desain integrasi

keilmuan, seperti UIN Yogyakarta dengan konsep “Integrasi-Interkoneksi”

dengan metafora jaring laba-laba, UIN Jakarta dengan konsep “Reintegrasi

Ilmu-Ilmu dalam Islam”, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan konsep

“Ïntegrasi Ilmu dalam Islam” dengan metafora Pohon Ilmu. UIN Sunan Gunung

39

16

0

Status Otonomi PTKIN

Satker Biasa

BLU

PTN Badan Hukum

Page 19: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

15 | P a g e

Djati Bandung dengan konsep “Wahyu Memandu Ilmu” dengan metafora Roda,

UIN Alauddin Makassar dengan konsep “Integrasi dan Interkoneksi Sains dan

Ilmu Agama” dengan metafora Sel Cemara, serta UIN Sutan Syarif Kasim Pekan

Baru dengan konsep “Mengukuhkan Eksistensi Metafisika Ilmu dalam Islam”.

Walaupun antara satu PTKI dengan yang lainnya memiliki istilah atau metafora

yang berbeda-beda, pada hakikatnya memiliki dasar filosofis dan tujuan yang

sama, yaitu upaya PTKI di Indonesia untuk mewujudkan model integrasi Agama

dan Sains Teknologi.

3. Analisis Strategis

Dari pemaparan kondisi dan pencapaian Pendidikan Tinggi Islam di atas, di

bawah ini akan disajikan hasil analisis strategis dengan pendekatan analisis

SWOT yang akan memetakan Kekuatan (Strengths), Kelemahan (weaknesses),

Peluang (opportunities) dan Tantangan (threats) yang dihadapi Pendidikan Tinggi

Islam di Indonesia berikut

1. Analisa Kekuatan (Strengths)

Kekuatan yang dimiliki dalam pengembangan Pendidikan Tinggi Islam

adalah:

a) Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia merupakan lembaga pendidikan

yang mendasari kegiatannya dalam pengembangan studi-studi

keislaman, sains dan teknologi. Hal ini menjadi keunggulan dasar

kompetitif sebagai upaya untuk menjadikannya Pendidikan Tinggi

kelas dunia.

b) Pendidikan Tinggi berperan sebagai katalisator mobilitas sosial bagi

kaum santri. Kekuatan ini memungkinkan kaum santri untuk

meningkatkan peran dan kiprah mereka dalam kancah nasional dan

internasional.

c) Banyaknya program studi konvensional membuka peluang bagi

Pendidikan Tinggi Islam untuk membangun keunggulan komparatif

dari Pendidikan Tinggi Umum.

d) Pendidikan Tinggi Islam menunjukan komitmen untuk memberikan

kesempatan dan dukungan finansial (beasiswa) kepada mahasiswa

berprestasi yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi.

e) Peningkatan jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun

mengindikasikan tingginya minat masyarakat untuk menempuh studi

di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).

f) Tersedianya sumber daya yang dapat mendukung peningkatan mutu

Pendidikan Tinggi Islam, baik berupa ketersediaan beasiswa bagi

Page 20: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

16 | P a g e

mahasiswa dan dosen, program pertukaran, kerjasama riset, dan

sebagainya.

.

2. Analisa Kelemahan (Weaknesses)

Sedangkan kelemahan yang secara nyata dihadapi oleh Pendidikan Tinggi

Islam di Indonesia yakni:

a) Perkembangan program studi yang cukup pesat kurang diimbangi

dengan perencanaan pelaksanaan, koordinasi dan regulasi yang

matang. Selain itu pemantauan dan evaluasi terhadap program studi

yang ada belum terlaksana secara maksimal.

b) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk bidang

akademik belum optimal. Hal ini disebabkan masih terbatasnya

kompetensi penggunaan TIK dikalangan civitas akademika

Pendidikan Tinggi Islam.

c) Sistem monitoring dan evaluasi kinerja belum maksimal, menyeluruh

dan belum disertai rencana tindak lanjut.

d) Pemanfaatan peluang-peluang kerjasama dengan pihak industri

masih harus ditingkatkan.

e) Masih terbatasnya kemampuan Koordinatorat Perguruan Tinggi

Agama Islam Swasta (Kopertais) dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsinya dalam mendukung seluruh lembaga PTKI swasta atau

dalam melakukan monitoring agar lembaga PTKI memenuhi standar

nasional pendidikan tinggi, baik akibat minimnya dukungan

anggaran maupun tidak begitu jelasnya mandat dan struktur

kelembagaan Kopertais dalam peraturan perundangan yang ada.

f) Masih rendahnya sebagian besar kualitas hasil riset dan masih

rendahnya kuantitas publikasi internasional hasil riset dan karya

akademis lainnya.

g) Terdapat beberapa program studi yang jumlah mahasiswanya sedikit

namun program studi tersebut masih diperlukan dari sisi keilmuan

sehingga diperlukan beberapa stimulus untuk meningkatkan minat

terhadap program studi tersebut seperti pemberian beasiswa kepada

mahasiswa yang mengambil program studi tersebut.

3. Analisa Peluang (Opportunities)

Analisis peluang dari potensi yang dapat mendukung peningkatan mutu

Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam antara lain:

a) Dengan komitmen untuk membangun sebuah kultur akademik yang

mengedepankan kritisisme, objektivitas, dan integritas bagi segenap

Page 21: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

17 | P a g e

sivitas akademika, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)

memiliki peluang untuk menciptakan kehidupan politik bangsa yang

lebih sehat.

b) Mutu lembaga Pendidikan Tinggi Islam menunjukkan peningkatan

dan semakin diakui secara internasional.

c) Meningkatnya kesadaran akan bahaya radikalisme agama dan

pentingnya pengertian antar ummat beragama merupakan peluang

bagi peningkatan eksistensi Pendidikan Tinggi Islam.

d) Ekspektasi masyarakat terhadap institusi Pendidikan Tinggi Islam

dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas semakin

meningkat.

e) Sebagai institusi penyelenggara pendidikan dan penelitian, Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam dapat berkontribusi dengan

mengembangkan jaringan kerja sama yang menjunjung tinggi nilai

kualitas dan kepercayaan Pendidikan Tinggi Islam.

f) Lembaga Pendidikan Tinggi Islam telah menjadi salah satu wadah

jaringan internasional Pendidikan Tinggi Islam, dengan Universitas

dan Lembaga Pendidikan Tinggi yang lain di seluruh belahan dunia.

g) Adanya rencana pembangunan PTKIN baru, penegerian perguruan

tinggi swasta serta perubahan bentuk sehingga memberikan peluang

bagi peningkatan akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan

Islam khususnya Pendidikan Tinggi Islam.

4. Analisa Tantangan (Threats)

Pembangunan Pendidikan Tinggi Islam yang dilaksanakan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat hingga 2014

menunjukkan keberhasilan nyata, seperti yang telah diuraikan pada

sebelumnya. Namun begitu, masih terdapat permasalahan dan tantangan

penting yang akan dihadapi pada periode pembangunan 2015-2019, antara lain

sebagai berikut:

a) Meningkatnya kekuatan pengaruh politik dalam perumusan

kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang pendidikan,

berpotensi mengarah pada politisasi yang mengancam obyektivitas

suatu kebijakan.

b) Persaingan global dan industrialisasi pendidikan yang semakin

menguat dapat menjebak Pendidikan Tinggi Islam untuk melakukan

internasionalisasi penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi

sempit.

Page 22: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

18 | P a g e

c) Meningkatnya gerakan keagamaan radikal yang intoleran dan

terkadang cenderung menyimpang dapat merugikan image

Pendidikan Tinggi Islam yang mengusung pemahaman keagamaan

yang kritis, progresif, moderat dan toleran.

d) Meningkatnya iklim kompetisi dan persaingan di kalangan Perguruan

Tinggi dengan Pendidikan Tinggi Islam yang memiliki sarana dan

prasarana serta yang kemampuan teknologi yang lebih baik.

e) Masih diperlukan berbagai perbaikan dalam hal penyediaan data dan

informasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.

f) Globalisasi dan Internasionalisasi yang dimulai dengan terbukanya

MEA (Masyarakat ekonomi ASEAN), dimana seluruh persaingan

dibuka bebas dan keunggulan individu akan menjadi modal untuk

dapat diterima pasar dan industri.

Page 23: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

19 | P a g e

BAB II

VISI, MISI, DAN TUJUAN

RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS

PENDIDIKAN TINGGI ISLAM

1. Landasan Historis

Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam adalah dokumen

resmi pemerintah di bidang perencanaan pembangunan Pendidikan Tinggi Islam

untuk periode lima tahun, 2015-2019. Pembangunan tersebut mencakup uraian

tentang visi, misi, kondisi yang diharapkan, formulasi kebijakan, program dan

kegiatan pokok yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun

mendatang. Dalam kaitan dengan rencana strategis Pendidikan Nasional, Rencana

Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam diharapkan mampu memberikan

ruang dan masukan bagi pengembangan kebijakan dan program Pendidikan Tinggi

Islam sehingga proses pembangunan Pendidikan Tinggi Islam dapat terwadahi

dalam rencana strategis pembangunan pendidikan islam nasional, dan menjadi

tuntunan dan arah bagi penyusunan rencana strategis pembangunan Pendidikan

Tinggi Islam di PTKI seluruh Indonesia.

2. Kerangka Pengembangan Jangka Panjang Pendidikan Tinggi

Islam

Kerangka pengembangan jangka panjang Pendidikan Tinggi Islam adalah

dokumen yang memuat serangkaian rencana pada periode tahun 2015 - 2034 atau

selama periode 20 tahun. Dokumen RPJP Pendidikan Tinggi Islam menjadi

panduan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pendidikan

Tinggi Islam, yang merupakan prioritas program dan kegiatan Direktorat

Pendidikan Tinggi Islam dalam Rencana Strategis 5 (lima) tahunan.

A. Visi, Misi dan Tujuan 2015 - 2034

Visi Pendidikan Tinggi Islam dirumuskan sebagai berikut:

“Mewujudkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

Sebagai Rujukan Dunia”

Page 24: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

20 | P a g e

Adapun interpretasi VISI, meliputi 3 (tiga) aspek, yakni:

1. Pendidikan Tinggi Islam yang kuat dan baik dalam hal tata kelola

manajemen, akuntabilitas dan pencitraan publik

2. Pendidikan Tinggi Islam memiliki distingtif dan moderasi keislaman

sebagai kekhasan yang terus dikembangkan

3. Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan, serta berdaya saing

Sebagai penjabaran dari VISI, dirumuskan MISI sebagai berikut:

1. Memperluas Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

2. Meningkatkan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi

Keagamaan Islam

3. Memperkuat Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI

4. Mengembangkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi

Ilmu dan Moderasi Islam

Kebijakan secara umum 4 (empat) pembangunan Pendidikan Tinggi

Islam yaitu: 1) Perluasan Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, 2)

Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi Keagamaan

Islam, 3) Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI dan 4) Pengembangan

Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Ilmu dan Moderasi Islam.

Untuk memudahkan pelaksanaan misi dan kebijakan pada tataran yang

lebih teknis dan operasional, ke empat poin misi dan 4 (empat) kebijakan

tersebut diuraikan dalam 7 (tujuh) butir tujuan strategis pengembangan yang

mencakup:

1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses

seluas-luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan

Islam

2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan

dengan kebutuhan pembangunan nasional

3) Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non

akademik bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

yang efektif dan efisien

5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

dengan stake holders

6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom

dalam kerangka transparansi dan akuntabel

7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif

dan menjadi destinasi kajian Islam dunia

Page 25: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

21 | P a g e

Tabel 5.Visi Misi dan Tujuan Pengembangan Pendidikan Tinggi Islam 2015 - 2034

VISI

MEWUJUDKAN PENDIDIKAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SEBAGAI RUJUKAN DUNIA

M

I

S

I

1 2 3 4

Memperluas

Akses

Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Islam

Meningkatkan Mutu, Relevansi

dan Daya Saing Pendidikan Tinggi

Keagamaan Islam

Memperkuat Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

PTKI

Mengembang

kan

Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Islam

berbasis

Integrasi

Ilmu dan

Moderasi

Islam

T

U

J

U

A

N

1 2 3 4 5 6 7

Perluasan

keterjangkaua

n, kesetaraan

dan

keterjaminan

akses seluas-

luasnya untuk

memperoleh

Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Islam

Peningkatan

Pendidikan

Tinggi Islam

yang bermutu

dan relevan

dengan

kebutuhan

pembangunan

nasional

Peningkatan

mutu dan

relevansi

kegiatan

akademik dan

non akademik

bagi

mahasiswa

Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Islam

Peningkatan

sistem

Direktorat

Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Islam yang

efektif dan

efisien

Pengembangan

kemitraan

Perguruan

Tinggi

Keagamaan

Islam dengan

stake holders

Peningkatan

Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Islam yang

otonom dalam

kerangka

transparansi

dan akuntabel

Pengembang

an

Pendidikan

Tinggi

Keagamaan

Islam yang

distingtif dan

menjadi

destinasi

kajian Islam

dunia

B. Kerangka pengembangan jangka panjang Direktorat Pendidikan Tinggi

Islam

Kerangka pengembangan disusun dalam 4 (empat) milestones sebagai

berikut:

1. Tahapan Strengthening Institutional Capacity and Governance

(Penguatan Kapasitas dan Tata Kelola) 2015 - 2019

Pada tahapan ini difokuskan pada pembenahan perangkat

internal kelembagaan dan pembangunan karakternya, pada aspek yang

substantive dalam kerangka tata kelola yang baik pada seluruh aspek

dan bidang kelembagaan, baik di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam

maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, sehingga tahap ini ditanda

idengan mampunya PTKI memenuhi kecukupan syarat dan menyiapkan

perangkat untuk menuju daya saing perguruan tinggi dengan

keunggulannya masing-masing.

2. Tahapan National Comparative Advantages (Unggulan di Tingkat

Nasional) 2020 - 2024

Kebijakan tahap ini ditandai dengan dorongan peningkatan

kualitas, kinerja, produktivitas dan daya saing, membawa Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam pada keunggulan komparatif dan unggul di

tingkat nasional. Keberhasilan tahap ini ditandai dengan masuknya

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam telah menduduki peringkat 10 besar

perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, serta seluruh PTKI telah

Page 26: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

22 | P a g e

mendapatkan akreditasi universitas dengan nilai A dan terpenuhinya

kriteria perguruan tinggi yang mandiri dan akuntabel.

3. Tahapan Regional Competitive Advantages (Berdaya Saing

Regional) 2025 - 2029

Tahap ini difokuskan pada penyiapan PTKI untuk penguatan

keunggulan kompetitif pada tingkat regional. Pada tahap ini dipastikan

masing-masing PTKI fokus pada penyelenggaraan jaminan mutu pada

seluruh aspek baik akademik dan non akademik dengan keleluasaan

dan otonomi perguruan tinggi, pergerakan PTKI menjadi Research

University yang ditandai dengan sebagian besar PTKI masuk dalam

peringkat 100 besar Perguruan Tinggi di tingkat Asia.

4. Tahapan World Center for Islamic Higher Education (Rujukan

Pendidikan Islam Dunia) 2030 - 2034

Fokus pada tahapan ini adalah menjadikan eksistensi PTKI yang

memiliki keunggulan komparasi pada tingkat internasional, adanya pengakuan

global dan terpenuhinya seluruh indikator World Class University Sebagian

besar PTKI telah masuk dalam jajaran 500 perguruan tinggi terkemuka di

dunia versi lembaga pemeringkat universitas yang kredibel. Disamping itu

indikator keberhasilan pada tahapan ini PTKI menjadi mitra aktif dan

terpercaya dengan perguruan tinggi dunia lainnya serta akademisi PTKI

menjadi rujukan keilmuan bagi akademisi Perguruan Tinggi Islam di dunia.

Gambar 1 .RPJM Pengembangan Pendidikan Tinggi Islam 2015-2034

Page 27: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

23 | P a g e

3. Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-

2019

A. Visi Pendidikan Tinggi Islam

Dalam Rencana Strategis Kementerian Agama tahun 2015-2019

dirumuskan visi Kementerian Agama Tahun 2015-2019 sebagai berikut:

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,

dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang

berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.

Untuk mendukung visi pembangunan nasional dan sejalan dengan

Renstra Kementerian Agama, maka visi Pendidikan Islam tahun 2015-2019

adalah:

“Terwujudnya Pendidikan Islam yang unggul, moderat, dan menjadi rujukan

dunia dalam integrasi ilmu agama, pengetahuan dan teknologi”

Selanjutnya dalam mewujudkan visi Pendidikan Islam, maka visi

Pendidikan Tinggi Islam tahun 2015 - 2019 adalah:

“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas Pendidikan Tinggi Islam

Dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing”

Terwujudnya Pendidikan Tinggi Islam yang unggul (kompetitif) dengan

tata kelola yang baik dapat dimaknai dengan penyelenggaraan model

Pendidikan Tinggi Islam yang berkualitas dan berdaya saing, responsif terhadap

perkembangan tradisi keilmuan Islam dan integrasinya dengan pengetahuan

dan teknologi dalam dinamika peradaban dunia modern dan membangun sikap

inklusif dalam beragama. Di samping itu semua perangkat untuk menjadikan

pondasi tata kelola Pendidikan Tinggi Islam telah terpenuhi sebagai pijakan

yang kuat untuk menopang cita-cita dan langkah pengembangan selanjutnya.

Pada tata kelola yang baik diharapkan tercipta dan terimplementasi sistem dan

sub sistem yang mendorong kinerja dan daya saing perguruan tinggi.

B. Misi Pendidikan Tinggi Islam

Misi Pendidikan Tinggi Islam tahun 2015-2019 adalah:

1) Memperluas Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

2) Meningkatkan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi

Keagamaan Islam

3) Memperkuat Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI

4) Mengembangkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi Ilmu

dan Moderasi Islam

Page 28: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

24 | P a g e

Misi Pendidikan Tinggi Islam di atas memiliki makna adanya peningkatan

dan pemerataan akses Pendidikan Tinggi Islam diarahkan pada upaya

memperluas daya tampung satuan pendidikan tinggi serta memberikan

kesempatan yang sama bagi semua calon mahasiswa dari berbagai golongan

masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat

tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik.

Peningkatan Mutu, Relevansi, Daya Saing dan Citra Publik menuju pada

peningkatan relevansi dan daya saing Pendidikan Tinggi Islam dalam sistem

integrasi ilmu agama, pengetahuan dan teknologi diarahkan untuk

menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat, memiliki karakter

khusus dan memiliki keunggulan dibanding lulusan Perguruan Tinggi Umum

serta mampu berkompetisi baik di tingkat nasional dan internasional.

Disamping itu pencitraan publik yang didapat termasuk tata kelola Pendidikan

Tinggi Islam yang baik diarahkan pada pengelolaan Pendidikan Tinggi Islam

yang transparan dan akuntabel. Tata kelola Perguruan Tinggi yang bersih dan

baik ditandai dengan telah terpenuhimya seluruh unsur dan perangkat

kebutuhan kelembagaan dalam siklus kegiatan yang selalu dimulai dengan

penetapan visi, misi, tujuan strategis, perencanaan program secara integrated,

cara pengelolaan program dan evaluasi.

Mengembangkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi

Ilmu dan Moderasi Islam bermakna kekhasan yang dimiliki PTKI akan menjadi

magnet rujukan dunia dalam mempelajari Islam. Kehadiran PTKI juga

mempunyai peran signifikan dalam mengedepankan pemahaman yang rasional,

pembelajaran yang dialogis dan dinamis, mampu meminimalkan pemahaman,

tindakan dan penyebaran radikalisme di kalangan masyarakat

C. Tujuan Strategis Pendidikan Tinggi Islam

Sebagai penjabaran dari visi dan misi Direktorat Pendidikan Tinggi

Islam, maka Tujuan Strategis Pendidikan Tinggi Islam yang ingin dicapai

adalah:

1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses

seluas-luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan

Islam

2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan

dengan kebutuhan pembangunan nasional

3) Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non

akademik bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

Page 29: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

25 | P a g e

4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

yang efektif dan efisien

5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

dengan stake holders

6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom

dalam kerangka transparansi dan akuntabel

7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif

dan menjadi destinasi kajian Islam dunia

D. Sasaran Pendidikan Tinggi Islam

Sasaran Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019 yang merupakan turunan dari

tujuan strategis yang dicanangkan adalah:

1. Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-

luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses

pendidikan tinggi keagamaan diarahkan pada sasaran strategis:

a) Meningkatnya kegiatan beasiswa miskin, berprestasi dan afirmasi

bagi perluasan akses Pendidikan Tinggi Islam

b) Afirmasi action pada prodi dasar agama Islam, seperti tafsir,

hadits, fiqih, ushuludin, dibandingkan prodi-prodi umum

c) Meningkatnya dana operasional Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam berupa BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi

Negeri)

d) Berkembangnya layanan pendidikan Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam baru

e) Meningkatnya status kelembagaan Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam

f) Meningkatnya perluasan keilmuan lewat perkembangan Jurusan

dan Prodi baru

g) Meningkatnya fasilitas penunjang dan gedung, sarana dan

prasarana pendidikan

h) Pemanfaatan sumber dana Pinjaman/Hibah Luar dan Dalam

Negeri serta Dana Pendamping bagi pengembangan Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam

2. Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan dengan

kebutuhan pembangunan nasional

Peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Tinggi Islam diarahkan

pada sasaran strategis:

Page 30: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

26 | P a g e

a) Meningkatnya sistem jaminan mutu akademik PTKI

b) Meningkatnya akreditasi minimal B bagi prodi dan institusi

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

c) Berkembangnya program standar manajemen Nasional dan

Internasional bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

d) Berkembangnya atmosfir enterpreuneurship pada Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam

e) Menguatnya pembinaan perguruan tinggi keagamaan swasta

melalui lembaga koordinasi perguruan tinggi keagamaan swasta

f) Menguatnya kelembagaan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga

Keguruan)

g) Peningkatan riset/penelitian dan publikasi oleh pendidik, peserta

didik dan lembaga penelitian pada PTKI

h) Meningkatnya kualifikasi dosen menjadi S-3 baik dalam negeri

maupun luar negeri

i) Meningkatnya kompetensi bagi dosen

j) Sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui LPTK.

3. Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non akademik

bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam

Meningkatkan mutu dosen dan tenaga kependidikan perguruan tinggi

keagamaan diarahkan pada sasaran strategis:

a) Meningkatnya akses dan partisipasi terhadap kompetisi, lomba,

olimpiade, seminar dan pengembangan bakat mahasiswa tingkat

Nasional maupun Internasional

b) Meningkatmya mutu Lembaga Kemahasiswaan PTKI

c) Meningkatnya prestasi mahasiswa PTKI

d) Meningkatnya kompetensi, skill dan wawasan mahasiswa

4. Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang

efektif dan efisien

Peningkatan layanan dan sistem direktorat Pendidikan Tinggi Islam

diarahkan pada sasaran strategis:

a) Meningkatnya layanan manajemen Pendidikan Tinggi Islam yang

bermutu

b) Terimplementasinya e-Office berbasis data dan sistem teknologi

informasi Pendidikan Islam

Page 31: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

27 | P a g e

Meningkatnya budaya kerja yang harus dilaksanakan oleh segenap pegawai,

yang terdiri dari integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan

keteladanan.

5. Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan

stake holders

Meningkatkan kemitraan dan timbal balik dengan masyarakat dengan

sasaran strategis:

a) Meningkatnya kerjasama luar negeri untuk penguatan Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam

b) Meningkatnya pengabdian masyarakat dan dampak sosial ekonomi

oleh Perguruan Tinggi keagamaan Islam

c) Meningkatnya kerjasama dengan dunia industri untuk program

pemagangan bagi mahasiswa di dunia usaha/industri

d) Meningkatnya partisipasi dalam forum ilmiah dan keanggotaan

tingkat Internasional

6. Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom dalam

kerangka transparansi dan akuntabel

Penguatan otonomi Perguruan Tinggi Islam dalam kerangka tata kelola

yang baik menuju pada sasaran strategis:

a) Meningkatnya status otonomi kelembagaan Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam

b) Meningkatnya sistem, metode dan pengelolaan sistem akademik

dan non akademik berbasis ICT (Information and Communication

Technology)

c) Meningkatnya kerjasama yang dibangun pada tingkat lokal,

nasional dan internasional

d) Menguatnya sistem manajemen strategis (SMS) pengelolaaan PTKI

e) Terimplementasinya sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif

pada semua lini

7. Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan

menjadi destinasi kajian Islam dunia

Menyediakan desain integrasi ilmu pengetahuan, agama dan

teknologi diarahkan pada sasaran strategis:

a) Menguatnya kekhasan PTKI

b) Meningkatnya peminat asing terhadap PTKI

Page 32: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

28 | P a g e

c) Berkembangnya desain integrasi Ilmu Agama dan Sains bagi

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

d) Meningkatnya pemahaman moderasi di kalangan civitas

akademika PTKI

e) Meningkatnya perilaku toleransi di kalangan sivitas akademika

PTKI

E. Kerangka Regulasi

Pembangunan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mencakup dimensi

yang cukup luas dan kompleks, yang tergambar darii & (tujuh) tujuan strategis

yang meliputi 1) Akses seluas-luasnya, 2) Mutu PTKI, 3) Prestasi mahasiswa, 4)

Sistem Direktorat Pendidikan Islam, 5) Kemitraan, 6) Tata Kelola dan 7)

Integrasi Ilmu agama dan Sains. Oleh karenanya membutuhkan sejumlah

kerangka regulasi dalam pelaksanaannya dengan maksud untuk mengatasi

berbagai tantangan agar dapat dilakukan secara lebih sistematis, terarah,

efektif dan akuntabel. Perbaikan maupun penyusunan kerangka regulasi yang

dibutuhkan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dalam menjalankan kebijakan

dan strategi yang sudah direncanakan untuk tahun 2015-2019 adalah

Penyusunan regulasi terkait dengan pemanfaatan hasil riset sebagai basis

pengembangan kebijakan. Penyusunan regulasi dilakukan degan tujuan untuk

a) memberikan arah tahapan penyusunan substansi kebijakan; b)

meningkatkan sinkronisasi riset-riset kebijakan dengan kebutuhan

pengembangan kebijakan; c) menekankan pada PTKI untuk memanfaatkan

hasil-hasil riset dalam perumusan dan penerapan kebijakan; d) meningkatkan

perhatian dan pertimbangan dampak suatu kebijakan; e) meningkatkan

komitmen unit di lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dan PTKI atas

peran dan fungsinya sebagai perpanjangan tangan regulator pembangunan

bidang pendidikan tinggi islam.

Karakteristik penelitian yang sangat spesifik dan berorientasi pada

problem solver ini harus mampu membantu pimpinan dalam menyusun

rencana kebijakan dan diarahkan pada riset-riset permintaan pengguna, riset-

riset pengukuran kinerja atau outcomes program dan penguatan pada aspek

pengembangan pasca riset yang menghasilkan berbagai konsep dan rancangan

kebijakan.

Page 33: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

29 | P a g e

BAB III

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

Dengan memperhatikan visi dan misi, tujuan, strategi dan sasaran strategis

sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah target kinerja

dan kerangka pendanaan program-program 2015-2019. Program Pendidikan Tinggi

Islam dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan prioritas yang dibedakan atas dua jenis

kegiatan yaitu kegiatan umum dan kegiatan khusus. Kegiatan umum merupakan

kegiatan yang bersifat pelayanan internal dan mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi Direktorat Pendidikan Tinggi lslam. Adapun kegiatan khusus adalah kegiatan-

kegiatan dengan output spesifik dalam rangka pencapaian Sasaran Pengembangan

Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.

A. Target Kinerja

Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian program dan kegiatan yang

diukur secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019. Sasaran kinerja dihitung

secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019. Program

Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019 berfungsi untuk memberikan ruang bagi kegiatan

(prioritas dan non-prioritas) pada tingkat Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, dalam

artian setiap kegiatan (prioritas dan non-prioritas) selain akan mendukung pencapaian

target output tertentu juga sekaligus akan mendukung pencapaian sasaran strategis.

1. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Perluasan keterjangkauan,

kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-luasnya untuk memperoleh

Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dengan sasaran strategis:

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1.

Meningkatnya kegiatan beasiswa miskin, berprestasi, afirmasi bagi perluasan akses Pendidikan Tinggi Islam Berkembangnya layanan pendidikan

Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (baru)

5.000 5.500 6.000 6.500 7.000

Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (on-going 2 Semester)

7.196 13.000 17.000 17.000 21.000

Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (on-going 1 Semester)

2.020 2.500 3.000 4.000 5.000

Jumlah mahasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Islam (Adiktis) UP4B

150 250 300 350 400

Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik

1.000 2.500 3.500 4.000 5.000

Page 34: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

30 | P a g e

Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Tahfidz Qur'an

- - - - 4.000

Jumlah mahasiswa berprestasi lulusan S-1 (fresh graduate) melanjutkan pendidikan S-2

- - - - 400

Persentase mahasiswa penerima beasiswa

4% 5% 6% 7% 8%

2.

Afirmasi action pada prodi dasar agama Islam, seperti tafsir, hadits, fiqih, ushuludin,

Jumlah mahasiswa penerima beasiswa pada prodi dasar agama

-

-

-

-

20.000

3.

Meningkatnya dana operasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam berupa BOPTN

Jumlah PTKIN penerima BOPTN

55

57

58

59

60

4.

Berkembangnya Layanan Pendidikan PTKI baru

Bertambahnya PTKIN baru

0

2

1

1

1

5.

Meningkatnya status kelembagaan PTKI

Kenaikan jumlah STAIN berubah bentuk ke IAIN

1 5 8 3 2

Kenaikan jumlah IAIN berubah bentuk ke UIN

0 6 0 0 0

Penambahan PTKIS berubah status ke negeri

0 0 3 1 2

6.

Meningkatnya perluasan keilmuan lewat perkembangan Jurusan dan Prodi baru

Jumlah Prodi/ Jurusan baru

50 100 120 150 180

7.

Meningkatnya fasilitas penunjang dan gedung, sarana dan prasarana pendidikan

Terpenuhinya sarana prasarana yang PTKIN standard

40%

50%

80%

85%

100%

Jumlah PTKIN yang mendapatkan peningkatan mutu sarana dan prasarana

55 55 55 55 55

Jumlah perpustakaan yang ditingkatkan koleksi dan prasarananya

55 57 58 59 60

8.

Pemanfaatan sumber dana Pinjaman/Hibah dalam dan luar negeri serta dana pendamping Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Alokasi dana RM PTKIN tiap tahun (milyar rupiah)

280 500 700 1.000 1.200

Jumlah PTKIN yang mendapat PHLN

5 4

4

4 4

Jumlah PTKIN penerima PHLN yang diberikan dana pendamping

5 4 4 4 4

Page 35: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

31 | P a g e

Jumlah PTKIN yang ditingkatkan sarprasnya melalui SBSN

7 10 13 18 20

Persentase kenaikan dana PHLN PTKIN tiap tahun

5% 6% 7% 8% 10%

Persentase kenaikan dana SBSN PTKIN tiap tahun

5% 6% 7% 8% 10%

2. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan Pendidikan Tinggi

Islam yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan

nasional dengan sasaran strategis:

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1.

Meningkatnya sistem jaminan mutu akademik PTKI

Jumlah PTKIN yang ditingkatkan mutu Akademik

55 57 58 59 60

Jumlah PTKIS yang mendapatkan peningkatan mutu akademik

100 100 100 100 100

2.

Meningkatnya akreditasi minimal B bagi prodi dan institusi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Jumlah Prodi yang ditingkatkan Akreditasinya menjadi minimal B

250 350 550 700 800

Persentase PTKIN Prodi berakreditasi A

11% 12% 25% 40% 50%

Jumlah PTKI yang terakreditasi A

6 10 15 20 25

3.

Berkembangnya program standar manajemen Nasional dan Internasional bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Jumlah PTKI yang mendapatkan program Standar manajemen Nasional dan Internasional

10 11 11 12 13

4.

Berkembangnya atmosfir enterpreuneurship pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Jumlah lembaga yang menyelenggarakan enterpreuneurship

10 20 30 40 50

5.

Menguatnya pembinaan perguruan tinggi keagamaan swasta melalui lembaga koordinasi perguruan tinggi keagamaan swasta

Jumlah kopertais yang terbina

13 13 13 13 13

Page 36: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

32 | P a g e

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

6.

Menguatnya kelembagaan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan)

Jumlah LPTK yang mendapatkan penguatan kelembagaan

5 10 15 20 25

7.

Peningkatan riset/penelitian dan publikasi oleh pendidik, peserta didik dan lembaga penelitian pada PTKI

Jumlah riset/penelitian yang dilaksanakan oleh PTKI

55 100 150 225 275

Jumlah jurnal terakreditasi nasional

33 45 55 65 75

Jumlah jurnal terakreditasi internasional (terindex scopus)

2 3 5 5 6

Jumlah karya ilmiah yang mendapatkan hak paten

25 50 75 100 125

Persentase dosen dengan publikasi nasional

5% 7% 9% 10% 15%

Persentase dosen dengan publikasi internasional

2% 3% 4% 5% 10%

8.

Meningkatnya kualifikasi dosen menjadi S-3 baik dalam negeri maupun luar negeri

Jumlah dosen yang ditingkatkan kualifikasinya menjadi S-3 (DN)

850 2.500 5.000 7.000 10,200

Jumlah dosen yang ditingkatkan kualifikasinya menjadi S-3 (LN)

150 500 900 1.400 1,800

Rasio jumlah dosen dibanding jumlah mahasiswa

1:120

1:100

1:90

1:80

1:50

9. Meningkatnya kompetensi bagi dosen

Jumlah dosen yang mengikuti program peningkatan kemampuan bahasa asing

200 500 700 900 1.150

Jumlah beasiswa dosen S-3 dalam Program 5.000 Doktor

1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Jumlah Guru Besar PTKIN

418 433 463 518 535

10.

Sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui LPTK

Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang tersertifikasi melalui LPTK

40.961 40,961 40.961 40,961 40.961

3. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan mutu dan relevansi

kegiatan akademik dan non akademik bagi mahasiswa Pendidikan

Tinggi Keagamaan Islam dengan sasaran strategis:

Page 37: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

33 | P a g e

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1. Meningkatnya akses dan partisipasi terhadap kompetisi, lomba, olimpiade, seminar dan pengembangan bakat mahasiswa tingkat Nasional maupun Internasional

Jumlah mahasiswa yang mengikuti kompetisi, lomba, olimpiade, seminar dan pengembangan bakat mahasiswa tingkat Nasional maupun Internasional

500 1.000 2.000 2.500 3.350

2. Meningkatmya mutu Lembaga Kemahasiswaan PTKI

Jumlah Lembaga Kemahasiswaan yang mendapatkan peningkatan mutu

100 125 150 200 250

3. Meningkatnya prestasi mahasiswa PTKI

Jumlah mahasiswa berprestasi dan berinovasi

21.000 28.000 32.000 40.000 50.000

4. Meningkatnya kompetensi, skill dan wawasan mahasiswa

Jumlah kegiatan untuk meningkatkan kompetensi, skill dan wawasan mahasiswa

10 15 20 25 30

4. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan sistem Direktorat

Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang efektif dan efisien dengan

sasaran strategis:

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1.

Meningkatnya layanan manajemen Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu

Indeks kepuasan pengguna dan pemangku kepentingan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam

3

3,5

4

4,5

5

Jumlah Regulasi yang diterbitkan

30

40

40

50

60

2.

Terimplementasinya e-Office berbasis data dan sistem teknologi informasi Pendidikan Islam

Persentase Implementasi Layanan Prima berbasis e-Office

90%

95%

100%

100% 100%

3.

Meningkatnya budaya kerja yang harus dilaksanakan oleh segenap pegawai, yang terdiri dari integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan

Internalisasi 5 budaya kerja Kementerian Agama

70% 75% 80% 90% 100%

Page 38: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

34 | P a g e

5. Indikator Kinerja Pada Tujuan Strategis Pengembangan kemitraan

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan stake holders dengan

sasaran strategis:

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1.

Meningkatnya kerjasama luar negeri untuk penguatan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Jumlah kerjasama luar negeri untuk penguatan PTKI

5 10 15 15 15

2.

Meningkatnya pengabdian masyarakat dan dampak sosial ekonomi oleh Perguruan Tinggi keagamaan Islam

Jumlah pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh PTKIN

55 100 150 200 275

3

Meningkatnya kerjasama dengan dunia industri untuk program pemagangan bagi mahasiswa di dunia usaha/industri

Jumlah mahasiswa yang mengikuti program pemagangan ke dunia industry

500 1.000 1.500 2.000 2.500

4.

Meningkatnya partisipasi dalam forum ilmiah dan keanggotaan tingkat Internasional

Jumlah dosen yang mengikuti forum ilmiah tingkat internasional

100 150 200 250 300

Jumlah Dosen presentasi makalah di AICIS

150 300 400 700 800

6. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan Pendidikan Tinggi

Keagamaan Islam yang otonom dalam kerangka transparansi dan

akuntabel dengan sasaran strategis:

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1.

Meningkatnya status otonomi kelembagaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Kenaikan jumlah PTKIN berstatus PK-BLU

0 0 2 2 2

Jumlah PTKIN berstatus PTN Badan Hukum

0 1 1 2 5

2.

Meningkatnya sistem, metode dan pengelolaan sistem akademik dan non akademik berbasis ICT (Information and Communication Technology)

Persentase keandalan penerapan ICT akademik dan non akademik pada PTKI

50% 65% 75% 85% 100%

Page 39: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

35 | P a g e

3.

Meningkatnya kerjasama yang dibangun pada tingkat lokal, nasional dan internasional

Jumlah Institusi yang menandatangani Kerjasama Pendidikan Tinggi Islam

40 50 55 60 170

4.

Menguatnya sistem manajemen strategis (SMS) pengelolaaan PTKI

Jumlah PTKIN Implementasi Sistem Manajemen Strategis (SMS) Pendidikan Tinggi Islam pada tahapan GUG (Good University Governance)

0 0 6 12 18

5. Terimplementasinya sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif pada semua lini

Jumlah PTKIN peringkat terbaik ZI (Zona Integritas) dan WBK (Wilayah Bebas Korupsi)

- 10 20 40 55

7. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategus Pengembangan Pendidikan

Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan menjadi destinasi kajian

Islam dunia dengan sasaran:

NO

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1. Menguatnya kekhasan PTKI

Jumlah PTKI yang memilki kekhasan

15 20 25 30 35

Jumlah PTKI yang mendapatkan penghargaan integrasi ilmu Islam dan sains

0 5 10 15 20

2. Meningkatnya peminat asing terhadap PTKI

Jumlah mahasiswa asing

1.500 2.000 2.500 3.500 5.000

Jumlah dosen yang mengajar atau memberikan training di perguruan tinggi luar negeri

50 60 75 100 125

3.

Berkembangnya desain integrasi ilmu agama dan sains bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam

Jumlah PTKI yang mendapatkan penguatan mandat integrasi ilmu Islam dan sains

2 4 7 9 11

Persentase desain integrasi keilmuan, keagamaan dan teknologi

20% 75% 100% 100% 100%

4. Meningkatnya pemahaman moderasi di kalangan civitas akademika PTKI

Indeks pemahaman moderasi

1,5 1,7 2 2,25 2,5

5. Meningkatnya perilaku toleransi di kalangan civitas akademika PTKI

Indeks perilaku toleran 1,5 1,7 2 2,25 2,5

Page 40: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

36 | P a g e

B. Kerangka Pendanaan Pendidikan Islam

Kerangka pendanaan Pendidikan Islam meliputi sumber pendanaan,

peningkatan pendanaan, dan efektifitas pendanaan. Pendanaan Pendidikan Tinggi

Islam menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah

daerah dan masyarakat. Peningkatan pendanaan Pendidikan Tinggi Islam dilakukan

melalui peningkatan proporsi anggaran secara signifikan sehingga mencapai 25,12

% dari APBN pada tahun 2019. Peningkatan pendanaan Pendidikan Tinggi Islam

juga menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah,

swasta dan masyarakat. Guna meningkatkan efektivitas pendanaan Pendidikan

Tinggi Islam maka perlu adanya upaya konkrit guna mengefektifkan peran dan

kewenangan Pusat-Daerah, menjamin sinergitas pelaksanaan Pendidikan Tinggi

Islam Pusat-Daerah dan pengelolaan DAK yang lebih tepat sasaran, serta

mengupayakan kontribusi bantuan lembaga lainnya yang dikemas dalam skema

kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) yang tepat.

1. Pendanaan dari Pemerintah Pusat

Sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019,

kerangka pendanaan Pendidikan Islam 2015-2019 yang berasal dari sumber

pendanaan APBN adalah Rp 127 triliun. Alokasi tersebut bertujuan untuk

mendanai program dan kegiatan guna mencapai target kinerja yang telah

ditetapkan selama periode 2015-2019.

Dari alokasi tersebut untuk Direktorat Pendidikan Tinggi Islam

dialokasikan selama 5 tahun yakni sebesar Rp.23.253.266.000.000,- atau

18,2% dari total anggaran Direktorat jenderal Pendidikan Islam. Pada setiap

tahunnya dialokasikan dengan angka yang berbeda-beda yakni, untuk tahun

2015 sebesar Rp.4.141.551.000.000,-, sedangkan untuk tahun 2016, 2017,

2018 masing-masing sebesar Rp.4.381.761.000.000,-; Rp.4.635.903.000.000,-

dan Rp.4.904.786.000.000. Sedangkan untuk tahun 2019 yakni sebesar

Rp.5.189.263.000.000,-. Rata-rata proyeksi anggaran yang dialokasikan

mengalami kenaikan antara 5-6% per tahunnya, sebagaimana tercantum pada

tabel di bawah ini:

Page 41: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

37 | P a g e

Tabel 6 Alokasi Anggaran Program Pendidikan Tinggi Islam 2015 -2019

2. Pendanaan dari Pemerintah Daerah

Kontribusi pemerintah daerah yang telah berjalan dan diharapkan akan

terus berkelanjutan antara lain berupa alokasi dalam bentuk dana kerjasama

pemerintah daerah dengan Pendidikan Tinggi berupa kegiatan Tridharma

Perguruan Tinggi dan juga beasiswa pemerintah daerah. Besarnya

pengalokasian ini sangat tergantung pada kemampuan keuangan dan

komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan pemerataan pembangunan

di bidang Pendidikan Tinggi.

3. Pendanaan dari Masyarakat

Kontribusi masyarakat bagi Pendidikan Tinggi Islam sudah berlangsung

dengan baik. Hal ini terlihat dari perbandingan antara PTKI negeri dan swasta

yang memperlihatkan bahwa 91,8% PTKI adalah Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam swasta. Hal ini menunjukan bahwa adanya kesadaran masyarakat akan

pentingnya Pendidikan Tinggi Islam bagi generasi muda Islam sehingga

masyarakat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi penyelenggaraan

dan pendanaan Pendidikan Tinggi Islam. Disamping itu status PTKIN

seluruhnya memiliki PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak), baik satker biasa

ataupun BLU, bersumber dari sumbangan mahasiswa serta kerjasama

pengelolaan Tridharma Perguruan Tinggi dan Aset oleh PTKIN yang secara rata-

rata kontribusinya sekitar 5% sampai dengan 40% dari total anggaran yang

dikelola.

- 2.000.000 4.000.000 6.000.000

2015 2016 2017 2018 2019

Dala

m juta

an R

p

2015 2016 2017 2018 2019

Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan, dan Subsidi

Pendidikan Tinggi Islam 4.141.551 4.381.761 4.635.903 4.904.786 5.189.263

Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan, dan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam

Page 42: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

38 | P a g e

4. Pendanaan dari Lembaga Internasional

Prioritas pendanaan Pendidikan Tinggi Islam difokuskan kepada

preservasi yaitu pemeliharaan rutin dan berkala, selanjutnya peningkatan dan

pembangunan sarana dan prasarana Pendidikan Tinggi Islam. Dana pemerintah

terutama digunakan untuk preservasi, sedangkan untuk peningkatan dan

pembangunan sarana dan prasarana Pendidikan Islam baru dimungkinkan

adanya kontribusi dari lembaga internasional. Peluang untuk mengadakan

kerjasama yang mendatangkan pendanaan sangatlah besar terbuka,

pendidikan tinggi memiliki kemampuan untuk merealisasikan hal tersebut

mengingat sumber daya dan kapabilitas akademik perguruan tinggi cukup baik.

Page 43: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

39 | P a g e

BAB IV PENUTUP

Penyusunan Renstra Pengembangan merupakan tahap pertama dari siklus

kebijakan. Tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah melaksanakan, memantau,

dan mengevaluasi pelaksanaan Renstra Pengembangan 2015-2019. Oleh karena itu,

dukungan dari seluruh pemangku kepentingan Pendidikan Islam merupakan faktor utama

agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, misalnya dukungan pemerintah daerah,

dukungan masyarakat terhadap penyelenggaran Pendidikan Tinggi Islam, serta saran dan

kritik yang disampaikan secara langsung kepada Ditjen Pendidikan Islam dan Direktorat

Pendidikan Tinggi Islam melalui berbagai bentuk media.

Aspek lainnya yang perlu diingat adalah peningkatan sistem monitoring dan

evaluasi agar persoalan dalam implementasi Renstra pengembangan dapat diketahui dan

diintervensi dengan segera. Selain itu, laporan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan

Renstra Pengembangan 2015-2019 juga menjadi dasar penyusunan LAKIP dan

penyusunan Renstra Pengembangan periode berikutnya.

Kendati demikian, masih diperlukan upaya untuk melakukan inovasi dan terobosan

program yang secara eksplisit belum tertuang dalam matriks capaian program. Oleh

karena itu, potensi peluang-peluang tersebut kemudian diakomodasi dalam bab 3 dan 4 di

atas. Langkah ini ditempuh agar apa yang telah ditetapkan dalam matriks kinerja menjadi

tetap pegangan dalam implementasi program sekaligus dapat merespon tuntutan

perubahan dan inovasi kebijakan selama lima tahun ke depan.

Sebagai penutup, Renstra Pengembangan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam 2015-

2019 diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mewujudkan Pendidikan Tinggi

Islam yang lebih baik, khususnya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan Pendidikan

Tinggi Islam yang telah ditetapkan.

Page 44: “Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas ...iainpurwokerto.ac.id/wp-content/uploads/2018/03/Renstra...Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas

40 | P a g e

Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta Pusat Copyright®2015