Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
2015-2019 DIREKTORAT
PENDIDIKAN
TINGGI
ISLAM
RENCANA
PENGEMBANGAN
STRATEGIS.
[“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas Pendidikan Tinggi
Islam dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing”] Kondisi Objektif Analisis SWOT Visi Misi Kebijakan Strategis Sasaran dan Keluaran Pengukuran Kinerja
ii | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m
RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS
DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
TAHUN 2015-2019
“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas
Pendidikan Tinggi Islam
dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing”
i | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................1
1. Latar Belakang ..................................................................................................................1
2. Kondisi Objektif .................................................................................................................2
3. Analisis Strategis ............................................................................................................ 15
BAB II ............................................................................................................................................. 19
VISI, MISI, DAN TUJUAN .......................................................................................................... 19
RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS ........................................................................... 19
PENDIDIKAN TINGGI ISLAM.................................................................................................... 19
1. Landasan Historis .......................................................................................................... 19
2. Kerangka Pengembangan Jangka Panjang Pendidikan Tinggi Islam ................ 19
3. Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019 ......... 23
BAB III ............................................................................................................................................ 29
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ............................................................ 29
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................................ 39
ii | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, berkat Rahmat dan Pertolongan Allah SWT, Tim Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam telah menyusun Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan
Tinggi Islam 2015-2019. Renstra Pengembangan ini sebagai turunan dari Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Dalam penyusunan Renstra Pengembangan ini,
beberapa langkah telah ditempuh yakni: a) telaah terhadap dokumen Renstra Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam tahun 2015-2019, b) mencermati laporan monitoring dan
evaluasi program-program pendidikan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, c) melaksanakan
diskusi dan workshop-workshop.
Penyusunan renstra pengembangan ini mengacu kepada ketentuan yang
ditetapkan melalui Peraturan Menteri (Permen) BAPPENAS No 5/2014 berikut dengan
matriks kinerja yang telah ditetapkan BAPPENAS. Renstra pengembangan ini menjadi
panduan bagi seluruh jajaran Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Kementerian Agama RI
dalam membuat dan mamantapkan serta memberi arahan penyusunan rencana kerja.
Banyak pihak yang terlibat dalam mewujudkan Renstra pengembangan ini. Untuk
itu, ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Tim Renstra
Pengembangan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam yang terdiri dari para Kasubdit,
Kasubbag TU dan jajaran JFU atas kerja kerasnya. Secara khusus kami ingin
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim Renstra Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Kementerian Agama yang telah memberikan kontribusi. Ucapan serupa
kami juga sampaikan kepada Tim Konsultan SMS (Sistem Manajemen Strategis) yang telah
membantu menyusun dan menfinalkan Renstra ini melalui pendampingan dan reviu
teknis.
Akhirnya, semoga dokumen Renstra pengembangan ini bermanfaat bagi
peningkatan dan pencapaian mutu Pendidikan Tinggi Islam serta perluasan kesempatan
pendidikan tinggi bermutu bagi warga bangsa mendatang. Semoga usaha keras ini menjadi
kebaikan bagi semua. Amin.
Jakarta, Juni 2016
Prof. Dr. Amsal Bakhtiar., MA
Direktur Pendidikan Tinggi Islam
1 | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan Tinggi Islam merupakan perwujudan Sistem Pendidikan Islam yang
diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar.
Pendidikan Tinggi Islam berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak, serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Selanjutnya juga diharapkan mengembangkan sivitas akademika
yang islami. inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui
pelaksanaan Tridharma, dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam
kaitan integrasi dengan keislaman dengan memperhatikan dan menerapkan nilai
humaniora.
Sebagaimana diatur dalam UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi, yakni sebagai jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup
program diploma, program sarjana, program magister program doktor, program profesi,
serta program spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Dalam konteks
Pendidikan Tinggi Islam unsur keislaman dalam konteks Pendidikan Islam dalam
pendidikan tinggi serta kolaborasi dan integrasi antara Islam, Pengetahuan dan
Teknologi menjadi basis kekuatan pengelolaan Pendidikan Tinggi Islam.
Pada awal tahun 2015, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam telah menyusun
dan melaksanakan renstra Pendidikan Islam tahun 2015-2019. Pada periode tersebut,
Penyusunan Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Islam tahun 2015-2019
merupakan upaya tindak lanjut yang lebih komprehensif dari pembangunan Pendidikan
Islam periode 2005-2014. Dalam operasionalnya perlu adanya dokumen langkah
strategis pada masing-masing direktorat di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam, termasuk Direktorat Pendidikan Tinggi Islam. Rencana pengembangan strategis
ini memuat kondisi umum, potensi dan permasalahan ke depan, visi, misi dan tujuan
Pendidikan Tinggi Islam, arah kebijakan, strategi, serta target kinerja dan kerangka
pendanaan untuk implementasi program.
Penyusunan Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-
2019 diselaraskan dengan Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Islam yang secara
teknisnya bersumber dari Rencana Strategis (Renstra) Pendidikan Nasional yang
tercantum dalam RPJMN 2015-2019 dan disinergikan dengan Rencana Strategis
Kementerian Agama 2015-2019 dalam aspek visi dan misi, tujuan, kebijakan umum
dan sasaran strategis, serta program kegiatan dan indikator kinerja Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Selanjutnya
Rencan Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam Tahun 2015-2019 ini menjadi
pedoman dalam perencanaan operasional dan pengendalian teknis tahunan
2 | R e n c a n a S t r a t e g i s P e n g e m b a n g a n P e n d i d i k a n T i n g g i I s l a m
pembangunan Pendidikan Tinggi Islam. Rencana Pengembangan Strategis Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam disusun dengan pendekatan dan tahapan sebagai berikut:
2. Kondisi Objektif
Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019
merupakan bagian dari rencana jangka panjang pembangunan Pendidikan Tinggi Islam.
Dengan demikian penyusunan rencana pengembangan ini tidak dapat dilepaskan dari
capaian pengembangan dan pembangunan Pendidikan Tinggi Islam pada periode
sebelumnya. Berikut dijelaskan capaian-capaian pembangunan Pendidikan Islam pada
periode 2010-2014.
Capaian pembangunan Pendidikan Tinggi Islam dapat dilihat berdasarkan arah
kebijakan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang mengacu kepada 3 (tiga) kebijakan
pembangunan Pendidikan Tinggi Islam 2010-2014 yaitu: (1) Peningkatan Pemerataan
dan Perluasan Akses Pendidikan (2) Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan serta
Daya Saing, dan (3) Peningkatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik.
Secara umum berbagai objek strategis pengembangan Pendidikan Tinggi Islam
disajikan dengan pendekatan bidang sebagai berikut: (1) Bidang Pengembangan
Akademik, (2) Bidang Ketenagaan, (3) Bidang Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan,
(4) Bidang Kelembagaan, dan (5) Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dan 6)
Tata Usaha yang diturunkan dalam 5 (lima) fungsi Direktorat Pendidikan Tinggi Islam,
yakni:
1) Perumusan kebijakan di bidang pengembangan mutu akademik, ketenagaan,
sarana prasarana dan kemahasiswaan, kelembagaan, serta penelitian dan
pengabdian pada masyarakat
2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan mutu akademik,
ketenagaan,
sarana prasarana dan kemahasiswaan, kelembagaan, serta penelitian dan
pengabdian pada masyarakat
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengembangan
mutu akademik, ketenagaan, sarana prasarana dan kemahasiswaan,
kelembagaan, serta penelitian dan pengabdian pada masyarakat
4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan mutu
akademik, ketenagaan, sarana prasarana dan kemahasiswaan, kelembagaan,
serta penelitian dan pengabdian pada masyarakat, dan
5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
3 | P a g e
Dalam pemaparan kondisi objektif Pendidikan Tinggi Islam untuk periode
2014 dan 2015 disajikan berdasarkan pemenuhan 7 (tujuh) tujuan strategis
Pendidikan Tinggi Islam, yakni:
1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-
luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan dengan
kebutuhan pembangunan nasional
3) Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non akademik
bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang
efektif dan efisien
5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan
stake holders
6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom dalam
kerangka transparansi dan akuntabel
7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan
menjadi destinasi kajian Islam dunia
Berikut akan digambarkan pemaparan tentang kondisi objektif berdasarkan
7 (tujuh) tujuan strategis yang disarikan dari 4 (empat) kebijakan utama
Pendidikan Tinggi Islam yakni: 1) Perluasan Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam; 2) Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam; 3) Penguatan Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI, dan 4)
Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi Ilmu dan
Moderasi Islam
1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-
luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
Lembaga Pendidikan Tinggi Islam yang dikelola oleh Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam terdiri dari Pendidikan Tinggi Agama Islam pada
Satuan Pendidikan Tinggi Umum Formal. Pendidikan Tinggi Umum Berciri
Khas Islam dalam bentuk kelembagaan Universitas, Institut dan Sekolah
Tinggi; dan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Formal Ma’had Aly dan
Ma’had Al-Jamiáh Al-Takmiliyah sebagai Pendidikan Tinggi Keagamaaan Islam
Non/Informal Berjenjang.
Lembaga Pendidikan Tinggi Islam di atas memiliki peranan penting
dalam mendorong peningkatan kualitas hidup dan diri pada jenjang pendidikan
tinggi. Selama periode 2010-2014 pemerintah melalui Kementerian Agama
berhasil meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan tinggi. Hal ini
ditandai dengan peningkatan lembaga PTKI yang jumlahnya mengalami
4 | P a g e
peningkatan menjadi 574 pada tahun 2010 dan menjadi 679 pada tahun 2014
atau naik dalam kurun waktu lima tahun sebesar 18,29% dari semula 574
pada tahun 2010, 609 PTKI pada tahun 2011, 645 PTKI di tahun 2012, 665
PTKI tahun 2013 , dan 679 PTKI tahun 2014.
Grafik1. Perkembangan Lembaga Pendidikan Tinggi Islam Tahun 2010 s.d.2014
Dilihat dari populasi muslim yang ada di Indonesia yakni berkisar 85 persen
dengan jumlah PTKI yang tersedia masih belum memadai. Pada data berikut
disampaikan bahwa jumlah PTKI yang tersedia dibandingkan dengan sebaran
jumlah populasi muslim yang tersedia masih sangat bervariasi jumlahnya
sebagaimana berikut:
Tabel 1
Sebaran Umat Muslim dan jumlah PTKI di Indonesia
500
550
600
650
700
574
609
645 665
679
2010
2011
2012
Jumlah
ACEH 3,3% 1,9%
SUMATERA UTARA 5,9% 5,5%
SUMATERA BARAT 3,8% 2,0%
RIAU 3,4% 2,3%
JAMBI 2,8% 1,3%
SUMATERA SELATAN 2,1% 3,1%
BENGKULU 0,8% 0,7%
LAMPUNG 2,3% 3,2%
KEP. BANGKA BELITUNG 0,2% 0,5%
KEP. RIAU 0,7% 0,6%
DKI JAKARTA 5,3% 4,1%
JAWA BARAT 15,3% 18,2%
JAWA TENGAH 6,6% 13,7%
DI YOGYAKARTA 2,3% 1,5%
JAWA TIMUR 20,9% 15,8%
BANTEN 4,8% 4,5%
BALI 0,3% 1,6%
NUSA TENGGARA BARAT 3,1% 1,9%
NUSA TENGGARA TIMUR 0,2% 2,0%
KALIMANTAN BARAT 1,3% 1,9%
KALIMANTAN TENGAH 0,8% 0,9%
KALIMANTAN SELATAN 1,8% 1,5%
KALIMANTAN TIMUR 1,8% 1,5%
KALIMANTAN UTARA 0,0% 0,0%
SULAWESI UTARA 0,2% 0,9%
SULAWESI TENGAH 1,0% 1,1%
SULAWESI SELATAN 4,6% 3,4%
SULAWESI TENGGARA 1,3% 0,9%
GORONTALO 0,2% 0,4%
SULAWESI BARAT 1,0% 0,4%
MALUKU 0,8% 0,6%
MALUKU UTARA 0,3% 0,4%
PAPUA BARAT 0,7% 0,3%
PAPUA 0,3% 1,2%
INDONESIA 100% 100%
% sebaran PTKI% sebaran
Penduduk MuslimProvinsi
5 | P a g e
Sejalan dengan pertumbuhan jumlah lembaga, jumlah mahasiswa PTKI
yang mengalami peningkatan 13,25% dari 550,693 orang pada tahun 2010
menjadi 623.712 orang pada tahun 2014. Terdapat kecenderungan peningkatan
mahasiswa PTKIN dari tahun ke tahun. Meskipun jumlah ini apabila dikaitkan
dengan pertambahan populasi jumlah muslim dan pertambahan jumlah PTKI
masih belum ideal dan pola nya disajikan belum standar.
Grafik2. Perkembangan Jumlah Mahasiswa PTKI Tahun 2010 s.d.2014
Pada tingkat pendidikan tinggi upaya yang telah dilakukan lainnya
dalam rangka peningkatan akses adalah pemberian beasiswa Bidikmisi. Hingga
tahun 2015, sebanyak 15.676 mahasiswa PTKIN yang telah menerima Beasiswa
Bidikmisi.
Tabel 2. Sasaran dan Anggaran Bidik Misi Tahun 2010 s.d. 2015
Tahun Anggaran
Penerima Bidik Misi PTKIN
Jumlah Mahasiswa
(Orang)
Jumlah Anggaran
(Ribuan Rp)
2010 1.460 8.760
2011 2.020 24.240
2012 2.100 25.200
2013 2.876 34.512
2014 2.220 26.640
2015 5.000 60.000
TOTAL 15.676 179.352
500.000
520.000
540.000
560.000
580.000
600.000
620.000
640.000
Jumlah Mahasiswa
550.693
576.516
617.200
601.312
623.712
2010
2011
2012
2013
2014
6 | P a g e
Selain Beasiswa Bidikmisi, mulai tahun 2013 PTKIN telah mendapatkan
Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Yang diberikan kepada
55 PTKIN di seluruh Indonesia.
Tabel 2. Program BOPTN pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Tahun Anggaran
BOPTN pada 55 PTKIN
Jumlah Mahasiswa
(Orang)
Jumlah Anggaran
(Jutaan Rp)
2013 391.720 533.531
2014 345.500 587.350
2015 391.644 622.300
TOTAL 1.128.864 1.743.081
Dari data perkembangan PTKI, komposisi PTKI negeri dan swasta tahun
2014, sebanyak 91,8% PTKI berstatus Swasta dan 8,2% jumlah PTKI Negeri,
sebagai berikut:
Grafik 2. Status Lembaga Pendidikan Tinggi Islam Tahun 2014
Jika mendata status PTKIN pada tahun 2014, maka terdapat 3 status
kelembagaan yang disandang PTKIN, yakni 1) STAIN (Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri), 2) IAIN (Institut Agama Islam Negeri) dan 3) UIN (Universitas
Islam Negeri). Saat ini jumlah PTKIN sebanyak 55 Perguruan Tinggi, status UIN
berjumlah 11 PT, IAIN berjumlah 26 PT dan STAIN berjumlah 18 PT, dengan
statistik digambarkan sebagai berikut:
Grafik 4. Statistik status kelembagaan PTKIN
8,2%
91,8%
PTKI
Negeri
Swasta
STAIN; 18
IAIN; 26
UIN; 11
7 | P a g e
Dalam rangka perluasan dan pemerataan akses Pendidikan Tinggi Islam
diwujudkan dalam kegiatan lain yakni penyediaan beasiswa santri berprestasi
(PBSB). Beasiswa ini berfungsi sebagai perlindungan sosial bagi santri melalui
perluasan akses bagi santri berprestasi yang memiliki kematangan pribadi,
kemampuan penalaran, dan prestasi untuk memperoleh pendidikan tinggi,
melalui tindakan afirmatif dalam seleksi masuk perguruan tinggi, serta
pembiayaan selama menjalani studi pada perguruan tinggi.
Pada tingkat Pendidikan Tinggi Islam, upaya yang telah dilakukan
lainnya dalam rangka peningkatan akses adalah pemberian beasiswa Bidikmisi.
Hingga tahun 2014, sebanyak 10.676 mahasiswa PTKIN dengan anggaran
Rp.106.032.000.000,- telah menerima Beasiswa Bidikmisi.
Tabel 1. Sasaran dan Anggaran Bidik Misi Tahun 2010-2014
Tahun Anggaran
Penerima Bidik Misi PTKIN
Jumlah Mahasiswa
(Orang)
Jumlah Anggaran
(Jutaan Rp)
2010 1.460 8.760
2011 2.020 24.240
2012 2.100 25.200
2013 2.876 34.512
2014 2.220 13.320
TOTAL 10.676 106.032
Selain Beasiswa Bidikmisi, mulai tahun 2013 PTKIN telah mendapatkan
Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Yang diberikan kepada
55 PTKIN di seluruh Indonesia.
Tabel 2. Program BOPTN pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Tahun Anggaran
BOPTN pada 55 PTKIN
Jumlah Mahasiswa
(Orang)
Jumlah Anggaran
(Jutaan Rp)
2013 391.720 533.531
2014 345.500 587.350
TOTAL 737.220 1.120.881
Perluasan akses juga meliputi berbagai kegiatan peningkatan
kesempatan yang sama bagi calon mahasiswa dari berbagai golongan, lokasi
tempat tinggal dan gender melalui program beasiswa, yakni beasiswa
Mahasiswa Miskin Berprestasi sebanyak 4.500 peserta di tahun 2014.
Selanjutnya, terdapat 2 (dua) hal penting yang tidak kalah objektif
berkaitan dengan akses, yakni 1). Pengembangan Perguruan Tinggi/ Fakultas/
Jurusan/ Program Studi baru oleh masyarakat terutama pada wilayah-wilayah
8 | P a g e
yang masih sulit dan tidak terjangkau oleh layanan PTKI yang sudah ada serta
2). Peningkatan dan perluasan sarana dan prasana dalam rangka menambah
daya tampung. Keduanya menjadi pilar yang utama dan kuat, serta secara
langsung memberi dampak bagi terbukanya akses masyarakat ke Perguruan
Tinggi, misalnya program pembangunan 3.000 ruang kuliah. Didapatkan data
jumlah ruang kuliah PTKIN yang existing adalah 4.112 ruang dan jumlah
mahasiswa sebanyak 362.152 orang. Dengan jumlah mahasiswa sebanyak itu,
idealnya PTKIN memiliki 9.063 buah ruang kuliah. Maka didapat data PTKIN
memiliki kekurangan ruang kuliah sebanyak 4.951 buah.
Upaya pemenuhan kekurangan ruang kuliah itu dilakukan secara
bertahap. Tahap awal tahun 2015 akan dibangun 3.000 ruang kuliah dengan 2
skema pembiayaan. Pertama, pembiayan melalui rupiah murni (RM) dan yang
kedua dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang dimasukkan ke dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) masing-masing PTKIN. Dalam posisi
kondisi sebagian besar sarana masih dalam kondisi baik dan dapat
dimanfaatkan secara optimal. Berikut statistik ketersediaan sarana dan
prasarana pada PTKIN berdasarkan kondisi bangunan:
Tabel 3. Ketersediaan Sarana dan Prasarana PTKIN
Kondisi Ruang
Administrasi
Ruang
Kuliah
Ruang
Dosen
Perpustakaan Micro Teaching
Baik 908 3.915 604 219 125
Rusak Ringan 31 184 42 19 11
Rusak Berat 5 13 1 - 30
Total 944 4.112 647 238 166
2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan dengan
kebutuhan pembangunan nasional
Pada tingkat pendidikan tinggi, peningkatan peningkatan mutu dan
relevansi Pendidikan Tinggi Islam terlihat antara lain dari peningkatan
akreditasi program studi. Sampai dengan 2014, persentase jumlah program
studi yang terakreditasi minimal B sebesar 41% dengan rincian dari total 2.526
program studi, belum terakreditasi sebanyak 481 atau sebanyak 19% program
studi, berakreditasi C sebanyak 1.014 atau sebanyak 40,1% program studi.
Sedangkan untuk akreditasi B dan A masing-masing sebanyak 864 dan 167
program studi atau sebesar 34,2% dan 6,6%
9 | P a g e
Grafik 5. Akreditasi Program Studi PTKI per 2014
Sedangkan data untuk PTKIN yang telah mendapatkan Akreditasi
Institusi sampai dengan awal tahun 2015 yakni 3 PTKIN terakreditasi A, 24
PTKIN mendapatkan akreditasi B, 14 berakreditasi C dan 14 sisanya belum
terakreditasi institusi sebagaimana grafik di bawah ini:
Grafik 6. Akreditasi Institusi PTKIN
Selanjutnya, dalam hal sertifikasi dosen, untuk jumlah dosen PTKI yang
sudah bersertifikat, terdapat 8.116 dosen PTKIN dan 1.184 dosen PTKIS yang
telah bersertifikat. Jumlah tersebut hanya sekitar 33% dari total jumlah dosen
PTKI yaitu 27.581 orang. Tabel berikut akan menggambarkan jumlah dosen
berdasarkan kualifikasi pendidikan.
Tabel 4 Jumlah Dosen PTKI berdasarkan Kualifikasi Pendidikan tahun 2014
Lembaga < S-1 S-1 S-2 S-3 Jumlah
PTKIN - 1.187 9.357 1.886 12.430
PTKIS 145 3.338
10,806
862
15.151
Jumlah 145 4.525 20.163
2.748 27.581
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
A B C Belum Jumlah Prodi
167
864 1.014
481
2.526
3
24
14
14
Akreditasi Institusi PTKIN
A
B
C
Non Akreditasi
10 | P a g e
Salah satu upaya yang telah ditempuh pemerintah untuk meningkatkan
mutu Pendidikan Islam PTKI adalah menyelenggarakan program sertifikasi
dosen. Sertifikasi dosen adalah bagian dari upaya strategis untuk
meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi Islam melalui standarisasi kompetensi
pendidik. Selain itu, Kementerian Agama juga telah mencanangkan program
sertifikasi untuk dosen swasta (Non-PNS) PTKI. Sampai dengan tahun 2014
jumlah dosen yang mendapatkan sertifikasi sebanyak 9.300 orang.
Terkait dengan Peningkatan Mutu Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam,
beberapa PTKIN mengalami peningkatan status kelembagaan dari Institut
menjadi Universitas atau dari Sekolah Tinggi menjadi Institut. Sejak 2012
terdapat 5 PTKIN yang beralih status dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) menambah 6 UIN yang telah berdiri
sebelumnya, dan 16 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) berubah
menjadi IAIN.
Lain halnya dengan peningkatan jumlah prodi yang terakreditasi,
berhubungan dengan program peningkatan Mutu Perguruan Tinggi Agama
Islam yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam seperti
pemberian beasiswa peningkatan kualifikasi dosen baik S-2 maupun S-3 untuk
studi di luar dan dalam negeri dalam bentuk Program 5000 Doktor, bantuan
penelitian dan pengabdian masyarakat, termasuk kegiatan peningkatan mutu
dosen melalui kegiatan ajang internasional seperti Academic Recharging for
Islamic Higher Education, Post Doctoral (POSFI), Sandwich Program dan
International Conference.
Dalam bidang penelitian dan publikasi ilmiah, sampai 2014 sudah
banyak hasil penelitian yang dipublikasikan dalam berbagai disiplin keilmuan
dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Kendati demikian, sampai saat
ini belum ada karya penelitian dari PTKI yang mendapatkan hak paten atau
mendapatkan pengakuan internasional. Dalam bidang terbitan ilmiah, terdapat
peningkatan jumlah jurnal yang mendapatkan akreditasi nasional dan
beberapa jurnal yang dipromosikan untuk jurnal internasional.
Data jurnal yang dikelola PTKIN sampai dengan awal 2015
menunjukkan data sebagai berikut:
Kategori Jumlah
1. Jurnal Terakreditasi Nasional A
4
2. Jurnal Terakreditasi Nasional B 36
3. Jurnal Terindeks Scopus 3
4. Jurnal Terindeks Moraref 326
11 | P a g e
Sebuah proses yang membuahkan hasil telah masuknya terindeks
dalam Scopus 3 (tiga) Jurnal PTKIN, yakni Jurnal Studia Islamika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Jurnal Al-Jamiáh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan
Journal of Indonesian Islam (JIIS) UIN Sunan Ampel Surabaya.
Kementerian Agama juga telah mengeluarkan PMA No. 55 tahun 2014
yang memberi landasan hukum untuk mengembangkan kegiatan penelitian dan
kegiatan yang mengefektifkan konsorsium keilmuan dan menumbuhkan
budaya riset, sekaligus juga kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam
perspektif pengamalan ilmu dan teknologi untuk pembangunan masyarakat
dan daerah. Penerapan PMA ini diharapkan dapat mensinergikan Tridharma
perguruan tinggi dan dapat mendorong dosen PTKI untuk mengembangkan
karya keilmuan dan inovasi bagi pembangunan masyarakat.
Dalam konteks persaingan pendidikan tinggi dunia, PTKI mengalami
kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini berdasarkan beberapa indikator,
antara lain, beberapa PTKIN mendapatkan pengakuan dan termasuk dalam
daftar ranking perguruan tinggi internasional versi Webometrics. Kelompok riset
milik Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC) dalam peluncuran
Webometrics Ranking of World Universities pada 2013 telah memasukkan 10
PTKIN dalam daftar ranking perguruan tinggi dunia walaupun urutan yang
diraih masih di atas 2000-an, yaitu UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN
Sunan Ampel Surabaya, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Alauddin Makassar, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung, IAIN Purwokerto, IAIN Antasari Banjarmasin, dan
STAIN Pare-Pare.
3) Meningkatnya mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non akademik
bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Islam
Kegiatan menyiapkan lulusan Sarjana sesuai dengan bidang keahlian
dan spesialisasinya yang berwawasan luas, memiliki kemampuan teknis yang
memadai merupakan sasaran yang dituju Pendidikan Tinggi sebagai institusi
pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan dan lapangan kerja merupakan suatu
komponen yang terintegrasi dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya (link and match). Pangsa pasar kerja mengharapkan para Sarjana yang
siap pakai dan siap dididik kembali yang benar-benar sesuai dengan
keahliannya. Tahun 2014 telah diselenggarakan kegiatan magang mahasiswa
pada dunia industri sebanyak 500 orang. Magang bagi mahasiswa memberikan
kesempatan menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan terkait dunia
kerja dan masyarakat.
12 | P a g e
Selain itu dalam kegiatan penguatan keahlian mahasiswa dalam aspek
non akademik, Pendidikan Tinggi Islam melaksanakan 3 (tiga) program yang
utama dalam rangka mendorong dan menumbuhkan kemandirian, minat bakat
serta aktualisasi mahasiswa yang memiliki pola pikir yang maju dengan
mengedepankan moral dan akhlaq yang islami. Kegiatan yang dimaksud yakni
kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional, kegiatan PIONIR (Pekan Ilmiah, Olah
Raga, Seni dan Riset serta kegiatan Student Mobility Program dalam bentuk
Student Camp dan Leadership Training serta Cultural Benchmark. .
4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang
efektif dan efisien
Sejak tahun 2014 Direktorat Pendidikan Tinggi Islam merancang
pembangunan e-office guna memberikan layanan one stop services bagi
pemangku kepentingan yang berkaitan dengan layanan langsung kebutuhan
data, administrasi dan konsutansi, oleh karenanya pada rancangan ini
diharapkan fungsi layanan publik dapat terfasilitasi dengan baik, efisien dan
efektif.
Selain sistem e-office, budaya dan nilai kerja yang dicanangkan oleh
Kementerian yakni 1) Integritas; 2) Profesionalitas; 3) Inovasi; 4) Tanggung
Jawab; dan 5) Keteladanan, maka Pendidikan Tinggi Islam mendorong
instansinya dan seluruh pemangku kepentingan khususnya PTKI untuk dapat
ikut mencanangkan dan melaksanakan nilai-nilai tersebut, yang kesemuanya
dapat meningkatkan akuntabilitas dan kepercayaan dari kebutuhan pengguna
dan pemangku kepentingan.
Dari kesemuanya diharapkan terjadi sebuah sinergi antara Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam dengan seluruh pemangku kepentingan, terutama PTKI
yang akhirnya dapat membawa visi dan misi Pendidikan Tinggi Islam ke jenjang
yang selalu berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan stake
holders
Perguruan Tinggi menjadi sebuah keharusan bermitra dengan
masyarakat, salah satu kegiatan yang dilakukan yakni membuka jalan untuk
beasiswa dengan pemerintahan di luar negeri, salah satu jaringan kerjasama
yang meliputi program beasiswa yakni Negara Canada lewat kegiatan Supporting
Islamic Leadership Development, Negara Australia dengan kegiatan Partnership
in Islamic Education, Negara Leiden Belanda dengan program Indonesia Young
Leaders), dan sejumlah Negara dan Perguruan Tinggi di Timur Tengah (Al-Azhar
Cairo, Maroko, Aljazair, dan Sudan).
13 | P a g e
Pada kemitraan organisasi Islam Internasional, Direktorat Pendidikan
Islam pula telah menjadi anggota ISESCO dan UNESCO, sebagai jalan pembuka
kerjasama PTKI dengan kedua lembaga tersebut. ISESCO dan UNESCO adalah
2 lembaga internasional yang fokus pada pengembangan kebudayaan,
pendididikan dan keilmuan. UNESCO sendiri adalah lembaga bentukan PBB
yang bertujuan meningkatkan rasa saling menghormati yang berlandaskan
kepada keadilan, peraturan hukum, HAM, dan kebebasan hakiki.
Sedangkan untuk ISESCO sebagai salah satu Federasi Dunia Islam
dalam kerangka organisasi Pendidikan, Sains dan Kebudayaan Islam untuk
mendukung Universitas dan Institusi Pendidikan Tinggi di Negara-Negara Islam.
Disamping beasiswa dan keangggotaan pada Lembaga Internasional,
kondisi Pendidikan Tinggi Islam banyak melakukan mitra dengan lembaga lokal
dan internasional, baik Perguruan Tinggi maupun Industri dan Lembaga
lainnya dalam rangka mengembangkan Keilmuan dan Teknologi.
Selanjutnya dalam pengelolaan kemitraan PTKI dengan masyarakat,
beberapa program telah dilaksanakan dan berlangsung cukup efektif, yakni
model kemitraan dengan beberapa pendekatan, yakni: 1) Pendekatan ABCD
(Assets Based Community Development) yakni kemitraan dengan cara
membangun aset lokal secara berkelanjutan, 2) Service Learning, yakni
kemitraan yang didasarkan atas keterikatan seluruh aspek yang bermitra
dalam keterlibatan masyarakat, 3) CBR (Community Based Research) yakni
kemitraan yang terjadi akibat adanya komitmen dari masyarakat untuk
memberikan dukungan kekuatan, sumber daya dan keterlibatan atas fenomena
social yang terjadi dan 4) Conflict Resolution, yakni melakukan pola kemitraan
yang akomodatif dan lebih baik dalam penyelesaian atas konflik lingkungan
antara masyarakat dengan entitas. 2 (dua) Universitas yang saat ini fokus
mengembangkan metode ini adalah UIN Alauddin Makassar dan UIN Sunan
Ampel Surabaya.
6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom dalam
kerangka transparansi dan akuntabel
Fokus pada pemenuhan akuntabilitas dan transparansi bagi Pendidikan
Tinggi Islam, selalu dilaksanakan penguatan sistem dan proses dari 1) Sistem
tata kelola, yakni tata kelola sistem anggaran, sistem sumber daya manusia
dan sistem pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) dan 2) Sistem akademik,
terkait dengan perangkat pengelolaan sistem akademik Pendidikan Tinggi
Islam. Sasaran yang telah dicapai pada kedua penguatan objek tata kelola ini
difokuskan pada pelaksanaan sistem perencanaan berbasis kinerja, penataan
pengelolaan anggaran mulai dari perencanaan sampai dengan monitoring,
14 | P a g e
evaluasi dan pengawasan sesuai dengan Sistem Akuntansi Pemerintahan, dapat
diukur dari berkurangnya temuan BPK dan Inspektorat Kementerian Agama,
opini laporan keuangan yang diberikan untuk tahun 2014 bagi Kementerian
Agama yakni WTP DPP (Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf
Penjelasan), serta adanya kenaikan nilai kinerja pada audit kinerja yang
dilaksanakan oleh APIP Kementerian Agama. Selain itu pada aspek sistem
akademik telah meningkatnya kapasitas para pengelolaan pendidikan dalam
rangka memfasilitasi dan meningkatkan layanan pendidikan yang efektif,
inovatif, efisien dan akuntabel.
Bagi Pendidikan Tinggi Islam sebagian besar PTKI yang berstatus Badan
Layanan Umum (BLU) telah mendapatkan opini WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian) dari Auditor Independen pada laporan keuangan berbasis SAK
(Standar Akuntansi Keuangan).
Berikut statsitik PTKIN berdasarkan status otonominya, dari 55 PTKIN,
16 PTKIN berstatus BLU (Badan Layanan Umum), 39 Satker Biasa dan belum
ada yang mendapatkan predikat Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-
BH).
Grafik 5. Status Otonomi PTKIN
7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan
menjadi destinasi kajian Islam dunia
Salah satu keunggulan dari PTKI yang menjadi poin daya saing dengan
Perguruan Tinggi Umum yakni adanya Integrasi Keilmuan, yakni memadukan
dan mengintegrasikan Ilmu Pengetahuan, Agama dan Teknologi. Sampai saat
ini sudah sangat berprogres desain ini mulai dari konsep epistimologi sampai
ke kurikulum akademik. PTKI yang telah mengembangkan desain integrasi
keilmuan, seperti UIN Yogyakarta dengan konsep “Integrasi-Interkoneksi”
dengan metafora jaring laba-laba, UIN Jakarta dengan konsep “Reintegrasi
Ilmu-Ilmu dalam Islam”, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan konsep
“Ïntegrasi Ilmu dalam Islam” dengan metafora Pohon Ilmu. UIN Sunan Gunung
39
16
0
Status Otonomi PTKIN
Satker Biasa
BLU
PTN Badan Hukum
15 | P a g e
Djati Bandung dengan konsep “Wahyu Memandu Ilmu” dengan metafora Roda,
UIN Alauddin Makassar dengan konsep “Integrasi dan Interkoneksi Sains dan
Ilmu Agama” dengan metafora Sel Cemara, serta UIN Sutan Syarif Kasim Pekan
Baru dengan konsep “Mengukuhkan Eksistensi Metafisika Ilmu dalam Islam”.
Walaupun antara satu PTKI dengan yang lainnya memiliki istilah atau metafora
yang berbeda-beda, pada hakikatnya memiliki dasar filosofis dan tujuan yang
sama, yaitu upaya PTKI di Indonesia untuk mewujudkan model integrasi Agama
dan Sains Teknologi.
3. Analisis Strategis
Dari pemaparan kondisi dan pencapaian Pendidikan Tinggi Islam di atas, di
bawah ini akan disajikan hasil analisis strategis dengan pendekatan analisis
SWOT yang akan memetakan Kekuatan (Strengths), Kelemahan (weaknesses),
Peluang (opportunities) dan Tantangan (threats) yang dihadapi Pendidikan Tinggi
Islam di Indonesia berikut
1. Analisa Kekuatan (Strengths)
Kekuatan yang dimiliki dalam pengembangan Pendidikan Tinggi Islam
adalah:
a) Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia merupakan lembaga pendidikan
yang mendasari kegiatannya dalam pengembangan studi-studi
keislaman, sains dan teknologi. Hal ini menjadi keunggulan dasar
kompetitif sebagai upaya untuk menjadikannya Pendidikan Tinggi
kelas dunia.
b) Pendidikan Tinggi berperan sebagai katalisator mobilitas sosial bagi
kaum santri. Kekuatan ini memungkinkan kaum santri untuk
meningkatkan peran dan kiprah mereka dalam kancah nasional dan
internasional.
c) Banyaknya program studi konvensional membuka peluang bagi
Pendidikan Tinggi Islam untuk membangun keunggulan komparatif
dari Pendidikan Tinggi Umum.
d) Pendidikan Tinggi Islam menunjukan komitmen untuk memberikan
kesempatan dan dukungan finansial (beasiswa) kepada mahasiswa
berprestasi yang memiliki keterbatasan kemampuan ekonomi.
e) Peningkatan jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun
mengindikasikan tingginya minat masyarakat untuk menempuh studi
di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
f) Tersedianya sumber daya yang dapat mendukung peningkatan mutu
Pendidikan Tinggi Islam, baik berupa ketersediaan beasiswa bagi
16 | P a g e
mahasiswa dan dosen, program pertukaran, kerjasama riset, dan
sebagainya.
.
2. Analisa Kelemahan (Weaknesses)
Sedangkan kelemahan yang secara nyata dihadapi oleh Pendidikan Tinggi
Islam di Indonesia yakni:
a) Perkembangan program studi yang cukup pesat kurang diimbangi
dengan perencanaan pelaksanaan, koordinasi dan regulasi yang
matang. Selain itu pemantauan dan evaluasi terhadap program studi
yang ada belum terlaksana secara maksimal.
b) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk bidang
akademik belum optimal. Hal ini disebabkan masih terbatasnya
kompetensi penggunaan TIK dikalangan civitas akademika
Pendidikan Tinggi Islam.
c) Sistem monitoring dan evaluasi kinerja belum maksimal, menyeluruh
dan belum disertai rencana tindak lanjut.
d) Pemanfaatan peluang-peluang kerjasama dengan pihak industri
masih harus ditingkatkan.
e) Masih terbatasnya kemampuan Koordinatorat Perguruan Tinggi
Agama Islam Swasta (Kopertais) dalam menjalankan tugas pokok dan
fungsinya dalam mendukung seluruh lembaga PTKI swasta atau
dalam melakukan monitoring agar lembaga PTKI memenuhi standar
nasional pendidikan tinggi, baik akibat minimnya dukungan
anggaran maupun tidak begitu jelasnya mandat dan struktur
kelembagaan Kopertais dalam peraturan perundangan yang ada.
f) Masih rendahnya sebagian besar kualitas hasil riset dan masih
rendahnya kuantitas publikasi internasional hasil riset dan karya
akademis lainnya.
g) Terdapat beberapa program studi yang jumlah mahasiswanya sedikit
namun program studi tersebut masih diperlukan dari sisi keilmuan
sehingga diperlukan beberapa stimulus untuk meningkatkan minat
terhadap program studi tersebut seperti pemberian beasiswa kepada
mahasiswa yang mengambil program studi tersebut.
3. Analisa Peluang (Opportunities)
Analisis peluang dari potensi yang dapat mendukung peningkatan mutu
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam antara lain:
a) Dengan komitmen untuk membangun sebuah kultur akademik yang
mengedepankan kritisisme, objektivitas, dan integritas bagi segenap
17 | P a g e
sivitas akademika, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN)
memiliki peluang untuk menciptakan kehidupan politik bangsa yang
lebih sehat.
b) Mutu lembaga Pendidikan Tinggi Islam menunjukkan peningkatan
dan semakin diakui secara internasional.
c) Meningkatnya kesadaran akan bahaya radikalisme agama dan
pentingnya pengertian antar ummat beragama merupakan peluang
bagi peningkatan eksistensi Pendidikan Tinggi Islam.
d) Ekspektasi masyarakat terhadap institusi Pendidikan Tinggi Islam
dalam menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas semakin
meningkat.
e) Sebagai institusi penyelenggara pendidikan dan penelitian, Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam dapat berkontribusi dengan
mengembangkan jaringan kerja sama yang menjunjung tinggi nilai
kualitas dan kepercayaan Pendidikan Tinggi Islam.
f) Lembaga Pendidikan Tinggi Islam telah menjadi salah satu wadah
jaringan internasional Pendidikan Tinggi Islam, dengan Universitas
dan Lembaga Pendidikan Tinggi yang lain di seluruh belahan dunia.
g) Adanya rencana pembangunan PTKIN baru, penegerian perguruan
tinggi swasta serta perubahan bentuk sehingga memberikan peluang
bagi peningkatan akses, mutu, relevansi dan daya saing Pendidikan
Islam khususnya Pendidikan Tinggi Islam.
4. Analisa Tantangan (Threats)
Pembangunan Pendidikan Tinggi Islam yang dilaksanakan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat hingga 2014
menunjukkan keberhasilan nyata, seperti yang telah diuraikan pada
sebelumnya. Namun begitu, masih terdapat permasalahan dan tantangan
penting yang akan dihadapi pada periode pembangunan 2015-2019, antara lain
sebagai berikut:
a) Meningkatnya kekuatan pengaruh politik dalam perumusan
kebijakan pemerintah, khususnya dalam bidang pendidikan,
berpotensi mengarah pada politisasi yang mengancam obyektivitas
suatu kebijakan.
b) Persaingan global dan industrialisasi pendidikan yang semakin
menguat dapat menjebak Pendidikan Tinggi Islam untuk melakukan
internasionalisasi penyelenggaraan pendidikan yang berorientasi
sempit.
18 | P a g e
c) Meningkatnya gerakan keagamaan radikal yang intoleran dan
terkadang cenderung menyimpang dapat merugikan image
Pendidikan Tinggi Islam yang mengusung pemahaman keagamaan
yang kritis, progresif, moderat dan toleran.
d) Meningkatnya iklim kompetisi dan persaingan di kalangan Perguruan
Tinggi dengan Pendidikan Tinggi Islam yang memiliki sarana dan
prasarana serta yang kemampuan teknologi yang lebih baik.
e) Masih diperlukan berbagai perbaikan dalam hal penyediaan data dan
informasi Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.
f) Globalisasi dan Internasionalisasi yang dimulai dengan terbukanya
MEA (Masyarakat ekonomi ASEAN), dimana seluruh persaingan
dibuka bebas dan keunggulan individu akan menjadi modal untuk
dapat diterima pasar dan industri.
19 | P a g e
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
RENCANA PENGEMBANGAN STRATEGIS
PENDIDIKAN TINGGI ISLAM
1. Landasan Historis
Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam adalah dokumen
resmi pemerintah di bidang perencanaan pembangunan Pendidikan Tinggi Islam
untuk periode lima tahun, 2015-2019. Pembangunan tersebut mencakup uraian
tentang visi, misi, kondisi yang diharapkan, formulasi kebijakan, program dan
kegiatan pokok yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun
mendatang. Dalam kaitan dengan rencana strategis Pendidikan Nasional, Rencana
Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam diharapkan mampu memberikan
ruang dan masukan bagi pengembangan kebijakan dan program Pendidikan Tinggi
Islam sehingga proses pembangunan Pendidikan Tinggi Islam dapat terwadahi
dalam rencana strategis pembangunan pendidikan islam nasional, dan menjadi
tuntunan dan arah bagi penyusunan rencana strategis pembangunan Pendidikan
Tinggi Islam di PTKI seluruh Indonesia.
2. Kerangka Pengembangan Jangka Panjang Pendidikan Tinggi
Islam
Kerangka pengembangan jangka panjang Pendidikan Tinggi Islam adalah
dokumen yang memuat serangkaian rencana pada periode tahun 2015 - 2034 atau
selama periode 20 tahun. Dokumen RPJP Pendidikan Tinggi Islam menjadi
panduan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pendidikan
Tinggi Islam, yang merupakan prioritas program dan kegiatan Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam dalam Rencana Strategis 5 (lima) tahunan.
A. Visi, Misi dan Tujuan 2015 - 2034
Visi Pendidikan Tinggi Islam dirumuskan sebagai berikut:
“Mewujudkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
Sebagai Rujukan Dunia”
20 | P a g e
Adapun interpretasi VISI, meliputi 3 (tiga) aspek, yakni:
1. Pendidikan Tinggi Islam yang kuat dan baik dalam hal tata kelola
manajemen, akuntabilitas dan pencitraan publik
2. Pendidikan Tinggi Islam memiliki distingtif dan moderasi keislaman
sebagai kekhasan yang terus dikembangkan
3. Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan, serta berdaya saing
Sebagai penjabaran dari VISI, dirumuskan MISI sebagai berikut:
1. Memperluas Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
2. Meningkatkan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam
3. Memperkuat Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI
4. Mengembangkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi
Ilmu dan Moderasi Islam
Kebijakan secara umum 4 (empat) pembangunan Pendidikan Tinggi
Islam yaitu: 1) Perluasan Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, 2)
Peningkatan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam, 3) Penguatan Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI dan 4) Pengembangan
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Ilmu dan Moderasi Islam.
Untuk memudahkan pelaksanaan misi dan kebijakan pada tataran yang
lebih teknis dan operasional, ke empat poin misi dan 4 (empat) kebijakan
tersebut diuraikan dalam 7 (tujuh) butir tujuan strategis pengembangan yang
mencakup:
1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses
seluas-luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam
2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan
dengan kebutuhan pembangunan nasional
3) Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non
akademik bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
yang efektif dan efisien
5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
dengan stake holders
6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom
dalam kerangka transparansi dan akuntabel
7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif
dan menjadi destinasi kajian Islam dunia
21 | P a g e
Tabel 5.Visi Misi dan Tujuan Pengembangan Pendidikan Tinggi Islam 2015 - 2034
VISI
MEWUJUDKAN PENDIDIKAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SEBAGAI RUJUKAN DUNIA
M
I
S
I
1 2 3 4
Memperluas
Akses
Pendidikan
Tinggi
Keagamaan
Islam
Meningkatkan Mutu, Relevansi
dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam
Memperkuat Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas
PTKI
Mengembang
kan
Pendidikan
Tinggi
Keagamaan
Islam
berbasis
Integrasi
Ilmu dan
Moderasi
Islam
T
U
J
U
A
N
1 2 3 4 5 6 7
Perluasan
keterjangkaua
n, kesetaraan
dan
keterjaminan
akses seluas-
luasnya untuk
memperoleh
Pendidikan
Tinggi
Keagamaan
Islam
Peningkatan
Pendidikan
Tinggi Islam
yang bermutu
dan relevan
dengan
kebutuhan
pembangunan
nasional
Peningkatan
mutu dan
relevansi
kegiatan
akademik dan
non akademik
bagi
mahasiswa
Pendidikan
Tinggi
Keagamaan
Islam
Peningkatan
sistem
Direktorat
Pendidikan
Tinggi
Keagamaan
Islam yang
efektif dan
efisien
Pengembangan
kemitraan
Perguruan
Tinggi
Keagamaan
Islam dengan
stake holders
Peningkatan
Pendidikan
Tinggi
Keagamaan
Islam yang
otonom dalam
kerangka
transparansi
dan akuntabel
Pengembang
an
Pendidikan
Tinggi
Keagamaan
Islam yang
distingtif dan
menjadi
destinasi
kajian Islam
dunia
B. Kerangka pengembangan jangka panjang Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam
Kerangka pengembangan disusun dalam 4 (empat) milestones sebagai
berikut:
1. Tahapan Strengthening Institutional Capacity and Governance
(Penguatan Kapasitas dan Tata Kelola) 2015 - 2019
Pada tahapan ini difokuskan pada pembenahan perangkat
internal kelembagaan dan pembangunan karakternya, pada aspek yang
substantive dalam kerangka tata kelola yang baik pada seluruh aspek
dan bidang kelembagaan, baik di Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
maupun Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, sehingga tahap ini ditanda
idengan mampunya PTKI memenuhi kecukupan syarat dan menyiapkan
perangkat untuk menuju daya saing perguruan tinggi dengan
keunggulannya masing-masing.
2. Tahapan National Comparative Advantages (Unggulan di Tingkat
Nasional) 2020 - 2024
Kebijakan tahap ini ditandai dengan dorongan peningkatan
kualitas, kinerja, produktivitas dan daya saing, membawa Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam pada keunggulan komparatif dan unggul di
tingkat nasional. Keberhasilan tahap ini ditandai dengan masuknya
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam telah menduduki peringkat 10 besar
perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, serta seluruh PTKI telah
22 | P a g e
mendapatkan akreditasi universitas dengan nilai A dan terpenuhinya
kriteria perguruan tinggi yang mandiri dan akuntabel.
3. Tahapan Regional Competitive Advantages (Berdaya Saing
Regional) 2025 - 2029
Tahap ini difokuskan pada penyiapan PTKI untuk penguatan
keunggulan kompetitif pada tingkat regional. Pada tahap ini dipastikan
masing-masing PTKI fokus pada penyelenggaraan jaminan mutu pada
seluruh aspek baik akademik dan non akademik dengan keleluasaan
dan otonomi perguruan tinggi, pergerakan PTKI menjadi Research
University yang ditandai dengan sebagian besar PTKI masuk dalam
peringkat 100 besar Perguruan Tinggi di tingkat Asia.
4. Tahapan World Center for Islamic Higher Education (Rujukan
Pendidikan Islam Dunia) 2030 - 2034
Fokus pada tahapan ini adalah menjadikan eksistensi PTKI yang
memiliki keunggulan komparasi pada tingkat internasional, adanya pengakuan
global dan terpenuhinya seluruh indikator World Class University Sebagian
besar PTKI telah masuk dalam jajaran 500 perguruan tinggi terkemuka di
dunia versi lembaga pemeringkat universitas yang kredibel. Disamping itu
indikator keberhasilan pada tahapan ini PTKI menjadi mitra aktif dan
terpercaya dengan perguruan tinggi dunia lainnya serta akademisi PTKI
menjadi rujukan keilmuan bagi akademisi Perguruan Tinggi Islam di dunia.
Gambar 1 .RPJM Pengembangan Pendidikan Tinggi Islam 2015-2034
23 | P a g e
3. Rencana Pengembangan Strategis Pendidikan Tinggi Islam 2015-
2019
A. Visi Pendidikan Tinggi Islam
Dalam Rencana Strategis Kementerian Agama tahun 2015-2019
dirumuskan visi Kementerian Agama Tahun 2015-2019 sebagai berikut:
“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang taat beragama, rukun, cerdas,
dan sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong”.
Untuk mendukung visi pembangunan nasional dan sejalan dengan
Renstra Kementerian Agama, maka visi Pendidikan Islam tahun 2015-2019
adalah:
“Terwujudnya Pendidikan Islam yang unggul, moderat, dan menjadi rujukan
dunia dalam integrasi ilmu agama, pengetahuan dan teknologi”
Selanjutnya dalam mewujudkan visi Pendidikan Islam, maka visi
Pendidikan Tinggi Islam tahun 2015 - 2019 adalah:
“Terwujudnya Keunggulan, Tata Kelola dan Kapasitas Pendidikan Tinggi Islam
Dalam meningkatkan Kinerja dan Daya Saing”
Terwujudnya Pendidikan Tinggi Islam yang unggul (kompetitif) dengan
tata kelola yang baik dapat dimaknai dengan penyelenggaraan model
Pendidikan Tinggi Islam yang berkualitas dan berdaya saing, responsif terhadap
perkembangan tradisi keilmuan Islam dan integrasinya dengan pengetahuan
dan teknologi dalam dinamika peradaban dunia modern dan membangun sikap
inklusif dalam beragama. Di samping itu semua perangkat untuk menjadikan
pondasi tata kelola Pendidikan Tinggi Islam telah terpenuhi sebagai pijakan
yang kuat untuk menopang cita-cita dan langkah pengembangan selanjutnya.
Pada tata kelola yang baik diharapkan tercipta dan terimplementasi sistem dan
sub sistem yang mendorong kinerja dan daya saing perguruan tinggi.
B. Misi Pendidikan Tinggi Islam
Misi Pendidikan Tinggi Islam tahun 2015-2019 adalah:
1) Memperluas Akses Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
2) Meningkatkan Mutu, Relevansi dan Daya Saing Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam
3) Memperkuat Sistem Tata Kelola dan Akuntabilitas PTKI
4) Mengembangkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi Ilmu
dan Moderasi Islam
24 | P a g e
Misi Pendidikan Tinggi Islam di atas memiliki makna adanya peningkatan
dan pemerataan akses Pendidikan Tinggi Islam diarahkan pada upaya
memperluas daya tampung satuan pendidikan tinggi serta memberikan
kesempatan yang sama bagi semua calon mahasiswa dari berbagai golongan
masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi tempat
tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik.
Peningkatan Mutu, Relevansi, Daya Saing dan Citra Publik menuju pada
peningkatan relevansi dan daya saing Pendidikan Tinggi Islam dalam sistem
integrasi ilmu agama, pengetahuan dan teknologi diarahkan untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat, memiliki karakter
khusus dan memiliki keunggulan dibanding lulusan Perguruan Tinggi Umum
serta mampu berkompetisi baik di tingkat nasional dan internasional.
Disamping itu pencitraan publik yang didapat termasuk tata kelola Pendidikan
Tinggi Islam yang baik diarahkan pada pengelolaan Pendidikan Tinggi Islam
yang transparan dan akuntabel. Tata kelola Perguruan Tinggi yang bersih dan
baik ditandai dengan telah terpenuhimya seluruh unsur dan perangkat
kebutuhan kelembagaan dalam siklus kegiatan yang selalu dimulai dengan
penetapan visi, misi, tujuan strategis, perencanaan program secara integrated,
cara pengelolaan program dan evaluasi.
Mengembangkan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam berbasis Integrasi
Ilmu dan Moderasi Islam bermakna kekhasan yang dimiliki PTKI akan menjadi
magnet rujukan dunia dalam mempelajari Islam. Kehadiran PTKI juga
mempunyai peran signifikan dalam mengedepankan pemahaman yang rasional,
pembelajaran yang dialogis dan dinamis, mampu meminimalkan pemahaman,
tindakan dan penyebaran radikalisme di kalangan masyarakat
C. Tujuan Strategis Pendidikan Tinggi Islam
Sebagai penjabaran dari visi dan misi Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam, maka Tujuan Strategis Pendidikan Tinggi Islam yang ingin dicapai
adalah:
1) Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses
seluas-luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan
Islam
2) Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan
dengan kebutuhan pembangunan nasional
3) Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non
akademik bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
25 | P a g e
4) Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
yang efektif dan efisien
5) Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
dengan stake holders
6) Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom
dalam kerangka transparansi dan akuntabel
7) Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif
dan menjadi destinasi kajian Islam dunia
D. Sasaran Pendidikan Tinggi Islam
Sasaran Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019 yang merupakan turunan dari
tujuan strategis yang dicanangkan adalah:
1. Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-
luasnya untuk memperoleh Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
Perluasan keterjangkauan, kesetaraan dan keterjaminan akses
pendidikan tinggi keagamaan diarahkan pada sasaran strategis:
a) Meningkatnya kegiatan beasiswa miskin, berprestasi dan afirmasi
bagi perluasan akses Pendidikan Tinggi Islam
b) Afirmasi action pada prodi dasar agama Islam, seperti tafsir,
hadits, fiqih, ushuludin, dibandingkan prodi-prodi umum
c) Meningkatnya dana operasional Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam berupa BOPTN (Bantuan Operasional Perguruan Tinggi
Negeri)
d) Berkembangnya layanan pendidikan Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam baru
e) Meningkatnya status kelembagaan Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam
f) Meningkatnya perluasan keilmuan lewat perkembangan Jurusan
dan Prodi baru
g) Meningkatnya fasilitas penunjang dan gedung, sarana dan
prasarana pendidikan
h) Pemanfaatan sumber dana Pinjaman/Hibah Luar dan Dalam
Negeri serta Dana Pendamping bagi pengembangan Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam
2. Peningkatan Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu dan relevan dengan
kebutuhan pembangunan nasional
Peningkatan mutu dan relevansi Pendidikan Tinggi Islam diarahkan
pada sasaran strategis:
26 | P a g e
a) Meningkatnya sistem jaminan mutu akademik PTKI
b) Meningkatnya akreditasi minimal B bagi prodi dan institusi
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
c) Berkembangnya program standar manajemen Nasional dan
Internasional bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
d) Berkembangnya atmosfir enterpreuneurship pada Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam
e) Menguatnya pembinaan perguruan tinggi keagamaan swasta
melalui lembaga koordinasi perguruan tinggi keagamaan swasta
f) Menguatnya kelembagaan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga
Keguruan)
g) Peningkatan riset/penelitian dan publikasi oleh pendidik, peserta
didik dan lembaga penelitian pada PTKI
h) Meningkatnya kualifikasi dosen menjadi S-3 baik dalam negeri
maupun luar negeri
i) Meningkatnya kompetensi bagi dosen
j) Sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui LPTK.
3. Peningkatan mutu dan relevansi kegiatan akademik dan non akademik
bagi mahasiswa Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam
Meningkatkan mutu dosen dan tenaga kependidikan perguruan tinggi
keagamaan diarahkan pada sasaran strategis:
a) Meningkatnya akses dan partisipasi terhadap kompetisi, lomba,
olimpiade, seminar dan pengembangan bakat mahasiswa tingkat
Nasional maupun Internasional
b) Meningkatmya mutu Lembaga Kemahasiswaan PTKI
c) Meningkatnya prestasi mahasiswa PTKI
d) Meningkatnya kompetensi, skill dan wawasan mahasiswa
4. Peningkatan sistem Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang
efektif dan efisien
Peningkatan layanan dan sistem direktorat Pendidikan Tinggi Islam
diarahkan pada sasaran strategis:
a) Meningkatnya layanan manajemen Pendidikan Tinggi Islam yang
bermutu
b) Terimplementasinya e-Office berbasis data dan sistem teknologi
informasi Pendidikan Islam
27 | P a g e
Meningkatnya budaya kerja yang harus dilaksanakan oleh segenap pegawai,
yang terdiri dari integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan
keteladanan.
5. Pengembangan kemitraan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan
stake holders
Meningkatkan kemitraan dan timbal balik dengan masyarakat dengan
sasaran strategis:
a) Meningkatnya kerjasama luar negeri untuk penguatan Perguruan
Tinggi Keagamaan Islam
b) Meningkatnya pengabdian masyarakat dan dampak sosial ekonomi
oleh Perguruan Tinggi keagamaan Islam
c) Meningkatnya kerjasama dengan dunia industri untuk program
pemagangan bagi mahasiswa di dunia usaha/industri
d) Meningkatnya partisipasi dalam forum ilmiah dan keanggotaan
tingkat Internasional
6. Peningkatan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang otonom dalam
kerangka transparansi dan akuntabel
Penguatan otonomi Perguruan Tinggi Islam dalam kerangka tata kelola
yang baik menuju pada sasaran strategis:
a) Meningkatnya status otonomi kelembagaan Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam
b) Meningkatnya sistem, metode dan pengelolaan sistem akademik
dan non akademik berbasis ICT (Information and Communication
Technology)
c) Meningkatnya kerjasama yang dibangun pada tingkat lokal,
nasional dan internasional
d) Menguatnya sistem manajemen strategis (SMS) pengelolaaan PTKI
e) Terimplementasinya sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif
pada semua lini
7. Pengembangan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan
menjadi destinasi kajian Islam dunia
Menyediakan desain integrasi ilmu pengetahuan, agama dan
teknologi diarahkan pada sasaran strategis:
a) Menguatnya kekhasan PTKI
b) Meningkatnya peminat asing terhadap PTKI
28 | P a g e
c) Berkembangnya desain integrasi Ilmu Agama dan Sains bagi
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
d) Meningkatnya pemahaman moderasi di kalangan civitas
akademika PTKI
e) Meningkatnya perilaku toleransi di kalangan sivitas akademika
PTKI
E. Kerangka Regulasi
Pembangunan Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam mencakup dimensi
yang cukup luas dan kompleks, yang tergambar darii & (tujuh) tujuan strategis
yang meliputi 1) Akses seluas-luasnya, 2) Mutu PTKI, 3) Prestasi mahasiswa, 4)
Sistem Direktorat Pendidikan Islam, 5) Kemitraan, 6) Tata Kelola dan 7)
Integrasi Ilmu agama dan Sains. Oleh karenanya membutuhkan sejumlah
kerangka regulasi dalam pelaksanaannya dengan maksud untuk mengatasi
berbagai tantangan agar dapat dilakukan secara lebih sistematis, terarah,
efektif dan akuntabel. Perbaikan maupun penyusunan kerangka regulasi yang
dibutuhkan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dalam menjalankan kebijakan
dan strategi yang sudah direncanakan untuk tahun 2015-2019 adalah
Penyusunan regulasi terkait dengan pemanfaatan hasil riset sebagai basis
pengembangan kebijakan. Penyusunan regulasi dilakukan degan tujuan untuk
a) memberikan arah tahapan penyusunan substansi kebijakan; b)
meningkatkan sinkronisasi riset-riset kebijakan dengan kebutuhan
pengembangan kebijakan; c) menekankan pada PTKI untuk memanfaatkan
hasil-hasil riset dalam perumusan dan penerapan kebijakan; d) meningkatkan
perhatian dan pertimbangan dampak suatu kebijakan; e) meningkatkan
komitmen unit di lingkungan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam dan PTKI atas
peran dan fungsinya sebagai perpanjangan tangan regulator pembangunan
bidang pendidikan tinggi islam.
Karakteristik penelitian yang sangat spesifik dan berorientasi pada
problem solver ini harus mampu membantu pimpinan dalam menyusun
rencana kebijakan dan diarahkan pada riset-riset permintaan pengguna, riset-
riset pengukuran kinerja atau outcomes program dan penguatan pada aspek
pengembangan pasca riset yang menghasilkan berbagai konsep dan rancangan
kebijakan.
29 | P a g e
BAB III
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Dengan memperhatikan visi dan misi, tujuan, strategi dan sasaran strategis
sebagaimana diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka disusunlah target kinerja
dan kerangka pendanaan program-program 2015-2019. Program Pendidikan Tinggi
Islam dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan prioritas yang dibedakan atas dua jenis
kegiatan yaitu kegiatan umum dan kegiatan khusus. Kegiatan umum merupakan
kegiatan yang bersifat pelayanan internal dan mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi Direktorat Pendidikan Tinggi lslam. Adapun kegiatan khusus adalah kegiatan-
kegiatan dengan output spesifik dalam rangka pencapaian Sasaran Pengembangan
Direktorat Pendidikan Tinggi Islam.
A. Target Kinerja
Target kinerja merupakan penilaian dari pencapaian program dan kegiatan yang
diukur secara berkala dan dievaluasi pada akhir tahun 2019. Sasaran kinerja dihitung
secara kumulatif selama lima tahun dan berakhir pada tahun 2019. Program
Pendidikan Tinggi Islam 2015-2019 berfungsi untuk memberikan ruang bagi kegiatan
(prioritas dan non-prioritas) pada tingkat Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, dalam
artian setiap kegiatan (prioritas dan non-prioritas) selain akan mendukung pencapaian
target output tertentu juga sekaligus akan mendukung pencapaian sasaran strategis.
1. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Perluasan keterjangkauan,
kesetaraan dan keterjaminan akses seluas-luasnya untuk memperoleh
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dengan sasaran strategis:
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1.
Meningkatnya kegiatan beasiswa miskin, berprestasi, afirmasi bagi perluasan akses Pendidikan Tinggi Islam Berkembangnya layanan pendidikan
Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (baru)
5.000 5.500 6.000 6.500 7.000
Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (on-going 2 Semester)
7.196 13.000 17.000 17.000 21.000
Jumlah mahasiswa peserta BIDIKMISI (on-going 1 Semester)
2.020 2.500 3.000 4.000 5.000
Jumlah mahasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Islam (Adiktis) UP4B
150 250 300 350 400
Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik
1.000 2.500 3.500 4.000 5.000
30 | P a g e
Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Tahfidz Qur'an
- - - - 4.000
Jumlah mahasiswa berprestasi lulusan S-1 (fresh graduate) melanjutkan pendidikan S-2
- - - - 400
Persentase mahasiswa penerima beasiswa
4% 5% 6% 7% 8%
2.
Afirmasi action pada prodi dasar agama Islam, seperti tafsir, hadits, fiqih, ushuludin,
Jumlah mahasiswa penerima beasiswa pada prodi dasar agama
-
-
-
-
20.000
3.
Meningkatnya dana operasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam berupa BOPTN
Jumlah PTKIN penerima BOPTN
55
57
58
59
60
4.
Berkembangnya Layanan Pendidikan PTKI baru
Bertambahnya PTKIN baru
0
2
1
1
1
5.
Meningkatnya status kelembagaan PTKI
Kenaikan jumlah STAIN berubah bentuk ke IAIN
1 5 8 3 2
Kenaikan jumlah IAIN berubah bentuk ke UIN
0 6 0 0 0
Penambahan PTKIS berubah status ke negeri
0 0 3 1 2
6.
Meningkatnya perluasan keilmuan lewat perkembangan Jurusan dan Prodi baru
Jumlah Prodi/ Jurusan baru
50 100 120 150 180
7.
Meningkatnya fasilitas penunjang dan gedung, sarana dan prasarana pendidikan
Terpenuhinya sarana prasarana yang PTKIN standard
40%
50%
80%
85%
100%
Jumlah PTKIN yang mendapatkan peningkatan mutu sarana dan prasarana
55 55 55 55 55
Jumlah perpustakaan yang ditingkatkan koleksi dan prasarananya
55 57 58 59 60
8.
Pemanfaatan sumber dana Pinjaman/Hibah dalam dan luar negeri serta dana pendamping Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Alokasi dana RM PTKIN tiap tahun (milyar rupiah)
280 500 700 1.000 1.200
Jumlah PTKIN yang mendapat PHLN
5 4
4
4 4
Jumlah PTKIN penerima PHLN yang diberikan dana pendamping
5 4 4 4 4
31 | P a g e
Jumlah PTKIN yang ditingkatkan sarprasnya melalui SBSN
7 10 13 18 20
Persentase kenaikan dana PHLN PTKIN tiap tahun
5% 6% 7% 8% 10%
Persentase kenaikan dana SBSN PTKIN tiap tahun
5% 6% 7% 8% 10%
2. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan Pendidikan Tinggi
Islam yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembangunan
nasional dengan sasaran strategis:
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1.
Meningkatnya sistem jaminan mutu akademik PTKI
Jumlah PTKIN yang ditingkatkan mutu Akademik
55 57 58 59 60
Jumlah PTKIS yang mendapatkan peningkatan mutu akademik
100 100 100 100 100
2.
Meningkatnya akreditasi minimal B bagi prodi dan institusi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Jumlah Prodi yang ditingkatkan Akreditasinya menjadi minimal B
250 350 550 700 800
Persentase PTKIN Prodi berakreditasi A
11% 12% 25% 40% 50%
Jumlah PTKI yang terakreditasi A
6 10 15 20 25
3.
Berkembangnya program standar manajemen Nasional dan Internasional bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Jumlah PTKI yang mendapatkan program Standar manajemen Nasional dan Internasional
10 11 11 12 13
4.
Berkembangnya atmosfir enterpreuneurship pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Jumlah lembaga yang menyelenggarakan enterpreuneurship
10 20 30 40 50
5.
Menguatnya pembinaan perguruan tinggi keagamaan swasta melalui lembaga koordinasi perguruan tinggi keagamaan swasta
Jumlah kopertais yang terbina
13 13 13 13 13
32 | P a g e
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
6.
Menguatnya kelembagaan LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan)
Jumlah LPTK yang mendapatkan penguatan kelembagaan
5 10 15 20 25
7.
Peningkatan riset/penelitian dan publikasi oleh pendidik, peserta didik dan lembaga penelitian pada PTKI
Jumlah riset/penelitian yang dilaksanakan oleh PTKI
55 100 150 225 275
Jumlah jurnal terakreditasi nasional
33 45 55 65 75
Jumlah jurnal terakreditasi internasional (terindex scopus)
2 3 5 5 6
Jumlah karya ilmiah yang mendapatkan hak paten
25 50 75 100 125
Persentase dosen dengan publikasi nasional
5% 7% 9% 10% 15%
Persentase dosen dengan publikasi internasional
2% 3% 4% 5% 10%
8.
Meningkatnya kualifikasi dosen menjadi S-3 baik dalam negeri maupun luar negeri
Jumlah dosen yang ditingkatkan kualifikasinya menjadi S-3 (DN)
850 2.500 5.000 7.000 10,200
Jumlah dosen yang ditingkatkan kualifikasinya menjadi S-3 (LN)
150 500 900 1.400 1,800
Rasio jumlah dosen dibanding jumlah mahasiswa
1:120
1:100
1:90
1:80
1:50
9. Meningkatnya kompetensi bagi dosen
Jumlah dosen yang mengikuti program peningkatan kemampuan bahasa asing
200 500 700 900 1.150
Jumlah beasiswa dosen S-3 dalam Program 5.000 Doktor
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Jumlah Guru Besar PTKIN
418 433 463 518 535
10.
Sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan melalui LPTK
Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang tersertifikasi melalui LPTK
40.961 40,961 40.961 40,961 40.961
3. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan mutu dan relevansi
kegiatan akademik dan non akademik bagi mahasiswa Pendidikan
Tinggi Keagamaan Islam dengan sasaran strategis:
33 | P a g e
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1. Meningkatnya akses dan partisipasi terhadap kompetisi, lomba, olimpiade, seminar dan pengembangan bakat mahasiswa tingkat Nasional maupun Internasional
Jumlah mahasiswa yang mengikuti kompetisi, lomba, olimpiade, seminar dan pengembangan bakat mahasiswa tingkat Nasional maupun Internasional
500 1.000 2.000 2.500 3.350
2. Meningkatmya mutu Lembaga Kemahasiswaan PTKI
Jumlah Lembaga Kemahasiswaan yang mendapatkan peningkatan mutu
100 125 150 200 250
3. Meningkatnya prestasi mahasiswa PTKI
Jumlah mahasiswa berprestasi dan berinovasi
21.000 28.000 32.000 40.000 50.000
4. Meningkatnya kompetensi, skill dan wawasan mahasiswa
Jumlah kegiatan untuk meningkatkan kompetensi, skill dan wawasan mahasiswa
10 15 20 25 30
4. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan sistem Direktorat
Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam yang efektif dan efisien dengan
sasaran strategis:
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1.
Meningkatnya layanan manajemen Pendidikan Tinggi Islam yang bermutu
Indeks kepuasan pengguna dan pemangku kepentingan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
3
3,5
4
4,5
5
Jumlah Regulasi yang diterbitkan
30
40
40
50
60
2.
Terimplementasinya e-Office berbasis data dan sistem teknologi informasi Pendidikan Islam
Persentase Implementasi Layanan Prima berbasis e-Office
90%
95%
100%
100% 100%
3.
Meningkatnya budaya kerja yang harus dilaksanakan oleh segenap pegawai, yang terdiri dari integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan
Internalisasi 5 budaya kerja Kementerian Agama
70% 75% 80% 90% 100%
34 | P a g e
5. Indikator Kinerja Pada Tujuan Strategis Pengembangan kemitraan
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dengan stake holders dengan
sasaran strategis:
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1.
Meningkatnya kerjasama luar negeri untuk penguatan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Jumlah kerjasama luar negeri untuk penguatan PTKI
5 10 15 15 15
2.
Meningkatnya pengabdian masyarakat dan dampak sosial ekonomi oleh Perguruan Tinggi keagamaan Islam
Jumlah pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh PTKIN
55 100 150 200 275
3
Meningkatnya kerjasama dengan dunia industri untuk program pemagangan bagi mahasiswa di dunia usaha/industri
Jumlah mahasiswa yang mengikuti program pemagangan ke dunia industry
500 1.000 1.500 2.000 2.500
4.
Meningkatnya partisipasi dalam forum ilmiah dan keanggotaan tingkat Internasional
Jumlah dosen yang mengikuti forum ilmiah tingkat internasional
100 150 200 250 300
Jumlah Dosen presentasi makalah di AICIS
150 300 400 700 800
6. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategis Peningkatan Pendidikan Tinggi
Keagamaan Islam yang otonom dalam kerangka transparansi dan
akuntabel dengan sasaran strategis:
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1.
Meningkatnya status otonomi kelembagaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Kenaikan jumlah PTKIN berstatus PK-BLU
0 0 2 2 2
Jumlah PTKIN berstatus PTN Badan Hukum
0 1 1 2 5
2.
Meningkatnya sistem, metode dan pengelolaan sistem akademik dan non akademik berbasis ICT (Information and Communication Technology)
Persentase keandalan penerapan ICT akademik dan non akademik pada PTKI
50% 65% 75% 85% 100%
35 | P a g e
3.
Meningkatnya kerjasama yang dibangun pada tingkat lokal, nasional dan internasional
Jumlah Institusi yang menandatangani Kerjasama Pendidikan Tinggi Islam
40 50 55 60 170
4.
Menguatnya sistem manajemen strategis (SMS) pengelolaaan PTKI
Jumlah PTKIN Implementasi Sistem Manajemen Strategis (SMS) Pendidikan Tinggi Islam pada tahapan GUG (Good University Governance)
0 0 6 12 18
5. Terimplementasinya sistem pengawasan dan evaluasi yang efektif pada semua lini
Jumlah PTKIN peringkat terbaik ZI (Zona Integritas) dan WBK (Wilayah Bebas Korupsi)
- 10 20 40 55
7. Indikator Kinerja pada Tujuan Strategus Pengembangan Pendidikan
Tinggi Keagamaan Islam yang distingtif dan menjadi destinasi kajian
Islam dunia dengan sasaran:
NO
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1. Menguatnya kekhasan PTKI
Jumlah PTKI yang memilki kekhasan
15 20 25 30 35
Jumlah PTKI yang mendapatkan penghargaan integrasi ilmu Islam dan sains
0 5 10 15 20
2. Meningkatnya peminat asing terhadap PTKI
Jumlah mahasiswa asing
1.500 2.000 2.500 3.500 5.000
Jumlah dosen yang mengajar atau memberikan training di perguruan tinggi luar negeri
50 60 75 100 125
3.
Berkembangnya desain integrasi ilmu agama dan sains bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Jumlah PTKI yang mendapatkan penguatan mandat integrasi ilmu Islam dan sains
2 4 7 9 11
Persentase desain integrasi keilmuan, keagamaan dan teknologi
20% 75% 100% 100% 100%
4. Meningkatnya pemahaman moderasi di kalangan civitas akademika PTKI
Indeks pemahaman moderasi
1,5 1,7 2 2,25 2,5
5. Meningkatnya perilaku toleransi di kalangan civitas akademika PTKI
Indeks perilaku toleran 1,5 1,7 2 2,25 2,5
36 | P a g e
B. Kerangka Pendanaan Pendidikan Islam
Kerangka pendanaan Pendidikan Islam meliputi sumber pendanaan,
peningkatan pendanaan, dan efektifitas pendanaan. Pendanaan Pendidikan Tinggi
Islam menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah
daerah dan masyarakat. Peningkatan pendanaan Pendidikan Tinggi Islam dilakukan
melalui peningkatan proporsi anggaran secara signifikan sehingga mencapai 25,12
% dari APBN pada tahun 2019. Peningkatan pendanaan Pendidikan Tinggi Islam
juga menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah,
swasta dan masyarakat. Guna meningkatkan efektivitas pendanaan Pendidikan
Tinggi Islam maka perlu adanya upaya konkrit guna mengefektifkan peran dan
kewenangan Pusat-Daerah, menjamin sinergitas pelaksanaan Pendidikan Tinggi
Islam Pusat-Daerah dan pengelolaan DAK yang lebih tepat sasaran, serta
mengupayakan kontribusi bantuan lembaga lainnya yang dikemas dalam skema
kerjasama pemerintah dan swasta (KPS) yang tepat.
1. Pendanaan dari Pemerintah Pusat
Sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan dalam RPJMN 2015-2019,
kerangka pendanaan Pendidikan Islam 2015-2019 yang berasal dari sumber
pendanaan APBN adalah Rp 127 triliun. Alokasi tersebut bertujuan untuk
mendanai program dan kegiatan guna mencapai target kinerja yang telah
ditetapkan selama periode 2015-2019.
Dari alokasi tersebut untuk Direktorat Pendidikan Tinggi Islam
dialokasikan selama 5 tahun yakni sebesar Rp.23.253.266.000.000,- atau
18,2% dari total anggaran Direktorat jenderal Pendidikan Islam. Pada setiap
tahunnya dialokasikan dengan angka yang berbeda-beda yakni, untuk tahun
2015 sebesar Rp.4.141.551.000.000,-, sedangkan untuk tahun 2016, 2017,
2018 masing-masing sebesar Rp.4.381.761.000.000,-; Rp.4.635.903.000.000,-
dan Rp.4.904.786.000.000. Sedangkan untuk tahun 2019 yakni sebesar
Rp.5.189.263.000.000,-. Rata-rata proyeksi anggaran yang dialokasikan
mengalami kenaikan antara 5-6% per tahunnya, sebagaimana tercantum pada
tabel di bawah ini:
37 | P a g e
Tabel 6 Alokasi Anggaran Program Pendidikan Tinggi Islam 2015 -2019
2. Pendanaan dari Pemerintah Daerah
Kontribusi pemerintah daerah yang telah berjalan dan diharapkan akan
terus berkelanjutan antara lain berupa alokasi dalam bentuk dana kerjasama
pemerintah daerah dengan Pendidikan Tinggi berupa kegiatan Tridharma
Perguruan Tinggi dan juga beasiswa pemerintah daerah. Besarnya
pengalokasian ini sangat tergantung pada kemampuan keuangan dan
komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan pemerataan pembangunan
di bidang Pendidikan Tinggi.
3. Pendanaan dari Masyarakat
Kontribusi masyarakat bagi Pendidikan Tinggi Islam sudah berlangsung
dengan baik. Hal ini terlihat dari perbandingan antara PTKI negeri dan swasta
yang memperlihatkan bahwa 91,8% PTKI adalah Perguruan Tinggi Keagamaan
Islam swasta. Hal ini menunjukan bahwa adanya kesadaran masyarakat akan
pentingnya Pendidikan Tinggi Islam bagi generasi muda Islam sehingga
masyarakat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi penyelenggaraan
dan pendanaan Pendidikan Tinggi Islam. Disamping itu status PTKIN
seluruhnya memiliki PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak), baik satker biasa
ataupun BLU, bersumber dari sumbangan mahasiswa serta kerjasama
pengelolaan Tridharma Perguruan Tinggi dan Aset oleh PTKIN yang secara rata-
rata kontribusinya sekitar 5% sampai dengan 40% dari total anggaran yang
dikelola.
- 2.000.000 4.000.000 6.000.000
2015 2016 2017 2018 2019
Dala
m juta
an R
p
2015 2016 2017 2018 2019
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan, dan Subsidi
Pendidikan Tinggi Islam 4.141.551 4.381.761 4.635.903 4.904.786 5.189.263
Peningkatan Akses, Mutu, Kesejahteraan, dan Subsidi Pendidikan Tinggi Islam
38 | P a g e
4. Pendanaan dari Lembaga Internasional
Prioritas pendanaan Pendidikan Tinggi Islam difokuskan kepada
preservasi yaitu pemeliharaan rutin dan berkala, selanjutnya peningkatan dan
pembangunan sarana dan prasarana Pendidikan Tinggi Islam. Dana pemerintah
terutama digunakan untuk preservasi, sedangkan untuk peningkatan dan
pembangunan sarana dan prasarana Pendidikan Islam baru dimungkinkan
adanya kontribusi dari lembaga internasional. Peluang untuk mengadakan
kerjasama yang mendatangkan pendanaan sangatlah besar terbuka,
pendidikan tinggi memiliki kemampuan untuk merealisasikan hal tersebut
mengingat sumber daya dan kapabilitas akademik perguruan tinggi cukup baik.
39 | P a g e
BAB IV PENUTUP
Penyusunan Renstra Pengembangan merupakan tahap pertama dari siklus
kebijakan. Tahap selanjutnya yang tidak kalah penting adalah melaksanakan, memantau,
dan mengevaluasi pelaksanaan Renstra Pengembangan 2015-2019. Oleh karena itu,
dukungan dari seluruh pemangku kepentingan Pendidikan Islam merupakan faktor utama
agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, misalnya dukungan pemerintah daerah,
dukungan masyarakat terhadap penyelenggaran Pendidikan Tinggi Islam, serta saran dan
kritik yang disampaikan secara langsung kepada Ditjen Pendidikan Islam dan Direktorat
Pendidikan Tinggi Islam melalui berbagai bentuk media.
Aspek lainnya yang perlu diingat adalah peningkatan sistem monitoring dan
evaluasi agar persoalan dalam implementasi Renstra pengembangan dapat diketahui dan
diintervensi dengan segera. Selain itu, laporan monitoring dan evaluasi penyelenggaraan
Renstra Pengembangan 2015-2019 juga menjadi dasar penyusunan LAKIP dan
penyusunan Renstra Pengembangan periode berikutnya.
Kendati demikian, masih diperlukan upaya untuk melakukan inovasi dan terobosan
program yang secara eksplisit belum tertuang dalam matriks capaian program. Oleh
karena itu, potensi peluang-peluang tersebut kemudian diakomodasi dalam bab 3 dan 4 di
atas. Langkah ini ditempuh agar apa yang telah ditetapkan dalam matriks kinerja menjadi
tetap pegangan dalam implementasi program sekaligus dapat merespon tuntutan
perubahan dan inovasi kebijakan selama lima tahun ke depan.
Sebagai penutup, Renstra Pengembangan Direktorat Pendidikan Tinggi Islam 2015-
2019 diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam mewujudkan Pendidikan Tinggi
Islam yang lebih baik, khususnya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan Pendidikan
Tinggi Islam yang telah ditetapkan.
40 | P a g e
Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4 Jakarta Pusat Copyright®2015