9
Panduan identifikasi dokumentasi DAN asesmen SK KEBIJAKAN 1. Kebijakan informasi yang diberikan rawat inap. 2. Kebijakan informasi yang diberikan rawat inap. 3. Kebijakan identifikasi informasi yang harus diidokumentasikan untuk asesmen SOP 1. Asesmen informasi dirawat inap 2. Asesmen informasi dirawat inap 3. Identifikasi dokumentasi untuk asesmen

AP 1

  • Upload
    hd1putr

  • View
    20

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

assesment

Citation preview

Page 1: AP 1

Panduan identifikasi dokumentasi DAN asesmen

SK KEBIJAKAN

1. Kebijakan informasi yang diberikan rawat inap.2. Kebijakan informasi yang diberikan rawat inap.3. Kebijakan identifikasi informasi yang harus diidokumentasikan untuk asesmen

SOP

1. Asesmen informasi dirawat inap

2. Asesmen informasi dirawat inap

3. Identifikasi dokumentasi untuk asesmen

Page 2: AP 1

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT METHODIST MEDAN

NOMOR: 024/SK/DIR/IGD/RSMM/2011TENTANG

KEBIJAKAN PEMBERIAN INFORMASI UNTUK PASIEN RAWAT INAP

DIREKTUR RUMAH SAKIT METHODIST MEDAN,

Menimbang :

a. Bahwa dalam melakukan Visi, Misi dan Tujuan Pelayanan Medis di Rumah Sakit Methodist Medan, maka perlu adanya informasi jenis pelayanan yang jelas kepada pasien rawat inap.

b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas serta dalam rangka menyusun dan menata pola pelayanan di Rumah Sakit Methodist Medan maka perlu di terbitkan surat keputusan Direktur tentang Kebijakan Pemberian Informasi Untuk Pasien Rawat Inap.

Mengingat:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit.2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 thn 2009 tentang Kesehatan.3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/Per/II/1998 tentang Rumah

Sakit.4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan N0. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam

Medis5. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Methodist Medan Nomor:

07/SK/YRSM/2011 tentang Tarip Pelayanan Rumah Sakit Methodist Medan6. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Methodist Medan Nomor:

09/SK/YRSM/2011 tentang Pemberlakuan Pelayanan Rumah Sakit Methodist Medan

MEMUTUSKAN:

Setiap pasien yang akan rawat inap di Rumah Sakit Methodist Medan harus diberikan informasi yang lengkap mengenai jenis-jenis pelayanan yang ada yaitu :

1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat2. Pelayanan Rawat Inap3. Pelayanan Rawat Jalan4. Pelayanan Dokter Spesialis5. Pelayanan Haemodialisis6. Pelayanan Radiologi7. Pelayanan Laboratorium8. Pelayanan Farmasi9. Pelayanan Gizi

Page 3: AP 1

Ditetapkan di : MedanPada Tanggal : 28 Juni 2012

Direktur Rumah Sakit Methodist Medan

( dr.S.Tanizar )

Page 4: AP 1

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT METHODIST MEDAN

NOMOR: 024/SK/DIR/IGD/RSMM/2011TENTANG

KEBIJAKAN IDENTIFIKASI UNTUK PASIEN RAWAT INAP

DIREKTUR RUMAH SAKIT METHODIST MEDAN,

Menimbang :

a. Bahwa dalam melakukan Visi, Misi dan Tujuan Pelayanan Medis di Rumah Sakit Methodist Medan, maka perlu adanya identifikasi informasi yang jelas mengenai pasien yang akan rawat inap.

b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas serta dalam rangka menyusun dan menata pola pelayanan di Rumah Sakit Methodist Medan maka perlu di terbitkan surat keputusan Direktur tentang Kebijakan Identifikasi Untuk Pasien Rawat Inap.

Mengingat:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 thn 2009 tentang Rumah Sakit.2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 thn 2009 tentang Kesehatan.3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159b/Menkes/Per/II/1998 tentang Rumah

Sakit.4. Surat Keputusan Menteri Kesehatan N0. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam

Medis5. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Methodist Medan Nomor:

07/SK/YRSM/2011 tentang Tarip Pelayanan Rumah Sakit Methodist Medan6. Surat Keputusan Yayasan Rumah Sakit Methodist Medan Nomor:

09/SK/YRSM/2011 tentang Pemberlakuan Pelayanan Rumah Sakit Methodist Medan

MEMUTUSKAN:

Setiap pasien yang akan rawat inap di Rumah Sakit Methodist Medan harus dilakukan pengidentifikasian informasi identitas pasien yang harus sesuai dengan KTP / SIM diberikan yang meliputi:

1. Nama2. Tempat Lahir3. Tanggal Lahir4. Umur5. Alamat

Page 5: AP 1

Ditetapkan di : MedanPada Tanggal : 28 Juni 2012

Direktur Rumah Sakit Methodist Medan

( dr.S.Tanizar )

Page 6: AP 1

Rumah Sakit Methodist Medan

PENGKAJIAN PASIEN RAWAT INAP

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL

No Dokumen

01

No. Revisi

2

Halaman

1/2

Tanggal terbit

20 Januari 2011

Ditetapkan oleh,Direktur Rumah Sakit Methodist Medan

dr. S. Tanizar

Pengertian Pengkajian Pasien Rawat Inap

TujuanMemberi pelayanan medis kepada pasien melalui penerimaan pasien di IGD

Kebijakan Kebijakan direktur tentang prosedur penerimaan pasien di IGD

Prosedur PENGKAJIAN MEDIK RAWAT INAP

Pengkajian awal pasien rawat inap dilakukan oleh dokter IGD sesaat setelah pasien masuk ke ruang IGD. Hasil pengkajian didokumentasikan di Form ANAMNESA / PEMERIKSAAN FISIK , dan dilaporkan ke DPJP. Pengkajian medik rawat inap dilakukan oleh dokter penanggung jawab pasien (DPJP) pada saat admission (saat pasien masuk ruang perawatan) sekaligus melakukan review hasil pengkajian dokter IGD.

Jika sebelum masuk rawat inap pasien telah mendapatkan pengkajian dokter yang akan merawat, maka jika pasien dilakukan pengkajian kurang dari 24 jam, pasien dalam keadaan tanpa kegawat daruratan medik dapat langsung menjalani proses admission, sedangkan jika pasien dengan pengkajian lebih dari 24 jam sebelum pasien tiba di RSMM, maka pasien harus menjalani pengkajian ulang di IGD RSMM guna memastikan bahwa diagnosis masih tetap dan tidak ada kegawatan lain sebelum pasien masuk ke ruang rawat inap.

Pengkajian medik rawat inap didokumentasikan di rekam medik sesuai ketentuan / kebijakan rekam medik, dan minimal terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan fisik (dan penunjang jika ada) yang relevan untuk justifikasi diagnosis dan terapi.

Page 7: AP 1

Pengkajian spesialistik dilakukan sesuai format sebagai berikut :

a. Pengkajian penyakit dalam dan bedah tidak memiliki standar khusus, dilakukan sesuai keluhan pasien dan standar profesi.

b. Pengkajian dental, mata, THT, obstetri & ginekologi, anak dan psikiatrik dilakukan sesuai format yang ada di form pengkajian khusus seperti yang terdapat di kebijakan ini.

c. Pengkajian pasien saraf sedikitnya meliputi : kesadaran, saraf kranial, motorik, sensorik, otonom dan keseimbangan.

d. Pengkajian pasien dengan kelainan jantung, paru dan penyakit dalam lainnya harus meliputi sedikitnya inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi dari jantung, paru dan organ lainnya.

Pengkajian medik rawat inap oleh DPJP maksimal dilakukan 24 jam sejak admission atau lebih cepat sesuai dengan kondisi pasien.

Unit Terkait Komite Medis