Apa Itu Psikoedukasi Keluarga

Embed Size (px)

DESCRIPTION

edukasi

Citation preview

Apa itu psikoedukasi keluarga?

Psikoedukasi keluarga adalah pendekatan untuk mengikutsertakan konsumen dan keluarganya untuk mengobati gangguan jiwa yang serius. Istilah psikoedukasi dapat disalah artikan. Jika psikoedukasi keluarga, termasuk banyak unsur, bukanlah terapi keluarga. Namun, sebaliknya. Pada terapi keluarga, keluarga itu sendiri merupakan objek pengobatan. Namun pada pendekatan FPE, penyakitnya yang merupakan objek pengobatan, bukan keluarganya. Tujuannya adalah praktisi, konsumen, dan keluarga bekerja sama untuk mendukung proses penyembuhan.Gangguan jiwa serius seperti skizoprenia, gangguan bipolar, dan depresi berat secara luas diterima di bidang kedokteran sebagai penyakit dengan gejala dan pengobatan. Seperti penyakit lainnya, misalnya diabetes dan hipertensi yang bermanfaat untuk memberikan orang lain informasi praktis tentang gangguan jiwa mereka, bagaimana biasanya, dan bagaimana mengelolanya.Banyak konsumen dan keluarganya melaporkan bahwa informasi ini berguna karena dapat memberitahu mereka bahwa mereka tidak sendiri dan memberi kekuatan kepada mereka untuk berpartisipasi penuh dalam proses penyembuhan. Hal yang sama ditunjukan pada penelitian yang menunjukan bahwa output konsumen akan meningkat jika keluarga menerima informasi dan dukungan (Dixon et al., 2001). Oleh karena itu, sejumlah keluarga diikutsertakan dalam program psikoedukasi selama dua dekade terakhir. Model dibedakan menjadi dua format (format multifamily atau single-family); durasi pengobatan/perlakuan; partisipasi konsumen; dan lokasi. Penelitian menunjukkan bahwa bahan yang paling efektif dalam FPE adalah sebagai berikut: Edukasi tentang gangguan jiwa serius Sumber informasi, khususnya selama periode krisis Keahlian dalam melatih dan memandu tentang mengelola gangguan jiwa Pemecahan masalah, dan Dukungan social dan emosional

Fase dalam psikoedukasi keluargaPelayanan FPE terdiri atas 3 fase: Bergabung dalam sesi psikoedukasi Seminar edukasi Sesi lanjutan FPE

Bergabung dalam sesi psikoedukasiPada awalnya, praktisi FPE bertemu dengan konsumen dan anggota keluarganya dalam pertemuan perkenalan yang disebut sesi bergabung. Tujuan dari sesi ini adalah untuk memperlajari tentang pengalaman mereka dengan gangguan jiwa, kekuatan dan sumberdaya mereka, dan tujuan pengobatan mereka.Praktisi FPE terlibat dengan konsumen dan keluarganya dalam membentuk aliansi dengan menunjukan rasa hormat, membangun kepercayaan, dan menawarkan bantuan. Aliansi adalah inti pelayanan FPE. Sesi bergabung merupakan fase pertama dalam program FPE.

Seminar edukasiFase kedua dalam program FPE adalah praktisi FPE menawarkan sebuah seminar edukasi. Seminar tersebut didasarkan pada standar kurikulum edukasi untuk mempertemukan kebutuhan edukasi yang berbeda pada anggota keluarga.Praktisi FPE juga merespon kepada kebutuhan individual konsumen dan keluarganya dalam melewati program FPE dengan menyediakan informasi dan sumberdaya. Untuk menjaga konsumen dan keluarganya tetap terlibat dalam program FPE, sangat penting untuk menyesuaikan edukasi untuk mempertemukan konsumen dan kebutuhan keluarga, khusunya pada saat krisis.

Keberlanjutan sesi psikoedukasi keluargaSetelah menyelesaikan sesi bergabung dan sesi seminar, praktisi FPE meminta konsumen dan keluarganya untuk mengunjungi sesi keberlanjutan. Jika dimungkinkan, mereka mengunjungi sesi keberlanjutan FPE dalam format multifamily grup. Konsumen dan keluarga yang datang dalam multifamily grup memiliki keuntungan yaitu hubungan keterikatan dengan konsumen lainnya yang memiliki pengalaman yang sama. Dukungan dari sesama dan bantuan yang disediakan dalam grup dapat membangun jaringan dukungan social untuk konsumen dan keluarga yang seringkali terisolasi secara social.Sesi FPE tingkat lanjut fokus pada isu terkini yaitu konsumen dan keluarganya untuk pendekatan pemecahan masalah terstruktur. Pendekatan ini menolong konsumen dan keluarganya untuk meningkatkan kerjasama menuju tujuan penyembuhan personal konsumen.FPE bukanlah intervensi jangka pendek. Penelitian menunjukan bahwa menyediakan kurang dari 10 sesi tidak menghasilkan output positif yang sama (Cuijpers, 1999). Saat ini kami merekomendasikan untuk menyediakan FPE selama 9 bulan atau lebih. Kesimpulannya, praktisi FPE menyediakan informasi tentang gangguan jiwa, dan menolong konsumen dan keluarganya dalam meningkatkan pemecahan masalah, komunikasi, dan kemampuan mengatasi masalah. Ketika disediakan dalam format multifamily grup, sesi FPE tingkat lanjut juga menolong konsumen dan keluarganya dalam mengembangkan dukungan social.

Prinsip PraktisFPE didasarkan pada pusat pengaturan prinsip praktis. Prinsip ini membentuk dasar bukti praktis dan petunjuk praktisi dalam menyampaikan pelayanan FPE secara efektif.Prinsip Praktis

Prinsip 1:konsumen mendefinisikan apa itu keluargaDalam FPE, istilah keluarga termasuk siapapun yang diidentifikasi sebagai konsumen sebagai pendukung dalam proses penyembuhan. Untuk FPE dalam bekerja, konsumen harus diidentifikasi sebagai orang yang mendukung untuk terlibat dalam program FPE. Beberapa konsumen mungkin dapat memelih secara relative. Mungkin yang lain mengidentifikasi teman, pekerja, mahasiswa, konsulen atau dukungan orang lain.

Prinsip 2:Aliansi praktisi-konsumen-keluarga adalah hal pentingKonsumen dan keluarganya sering kali merespon gangguan jiwa dengan penyelesain dan ketahan yang baik. FPE mengenal kekuatan, pengalaman dan keahlian konsumen dan keluarganya dalam kehidupan dengan gangguan jiwa yang serius.FPE didasarkan pada kerjasama antara konsumen, keluarga dan praktisi. Ketika membentuk kerjasama antara konsumen dan keluarga, Praktisi FPE menekankan bahwa konsumen dan keluarga tidak menyalahkan kepada pasien dengan jiwa yang berat.menyalahkan konsumen dan keluarga tidak membuat atau menolong dan seharusnya dicegah. Praktisi FPE dengan konsumen dan keluarga harus mengerti konsumen dan mendukung dalam tujuan pengobatannya secara personal.

Prinsip 3:Edukasi dan sumberdaya keluarga dalam mendukung tujuan penyembuhan personal konsumen.Keuntungan konsumen ketika anggota keluarga diedukasi tentang penyakit mental. Keluarga yang telah teredukasi lebih baik dalam mengidentifikasi gejala, mengenali tanda-tanda kambuh, mendukung tujuan pengobatan, dan mendukung penyembuhan. Menyediakan sumber informasi untuk konsumen dan keluarga, khususnya ketika terjadi episode psikiatrik akut.

Prinsip 4:Konsumen dan keluarga yang menerima petunjuk lanjutan dan keahlian lebih baik dalam mengelola penyakit kejiwaan.Konsumen dan keluaga mengalami stress dalam berbagai bentuk dalam menghadapi penyakit mental. Isu-isu praktis seperti mendapatkan layanan dan mengelola gejala harian dapat membuat stress. Mempelajari teknik untuk mengurangi stress dan meningkatkan komunikasi serta keterampilan dalam menyikapi masalah dapat menguatkan hubungan keluarga dan mempercepat pemulihan. Belajar bagaimana mengenali faktor pencetus dan gejala prodromal dapat membantu mencegah kambuh. Untuk informasi lebih lanjut, lihat Training Frontline Staffin dalam KIT ini.

Prinsip 5:Pemecahan masalah menolong konsumen dan keluarganya dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi isu.Menggunakan pendekatan pemecahan masalah terstruktur dapat menolong konsumen dan keluarganya untuk memecahkan masalah yang rumit, serta mengelola langkah yang tepat untuk diambil. Pendekatan ini menolong konsumen untuk mengambil langkah ke depan dalam menggapai tujuan penyembuhan personalnya.

Prinsip 6:Dukungan social dan emosional mengesahkan pengalaman dan memfasilitasi pemecahan masalah.FPE memungkinkan konsumen dan keluarganya untuk saling berbagi pengalaman dan perasaan. Dukungan sosial dan emosional membuat konsumen dan keluarganya menyadari bahwa mereka tidak sendiri. Peserta FPE sering menemukan bantuan ketika mereka secara terbuka mendiskusikan dan memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Pengalaman keluargaPenyakit jiwa membawa perubahan signifikan pada kehidupan orang-orang dimana banyak keluarga yang berpikir tentang kehidupan mereka saat sebelum dan sesudah adanya penyakit jiwa. Keluarga sering kali memberikan dukungan emosional dan instrumental, pengelolaan masalah, bantuan finansial, pembelaan, dan rumah. Hal ini dapat mendatangkan manfaat, namun juga dapat membuat stress. Anggota keluarga seringkali menemukan kondisi bahwa mereka tidak memiliki akses untuk mendapatkan sumber informasi. Hal yang dapat membuat stress diantaranya ketika keluarga harus mengeluarkan dana untuk pengobatan.Anggota keluarga juga harus dapat mengatasi respon emosional mereka sendiri yang berhubungan dengan penyakit mental. Respon emosional bervariasi dari optimisme dan harapan hingga penolakan, rasa bersalah, dan kesedihan (Tessler & Gamache, 2000; Hatfield & Lefley, 1987). Perasaan ini dapat mengganggu mereka dalam mendukung dan membantu anggota keluarga yang sedang mengalami proses penyembuhan.Konsumen dan keluarga mungkin menghadapi stigma ketika menghadapi penyakit mental yang serius. Mereka mungkin menemukan bahwa teman-teman mereka mulai menjauhi mereka. Mereka mengisolasi diri mereka sendiri dari lingkungan sosial jika mereka merasa orang lain tidak merasakan apa yang mereka alami. Stigmatisasi dan isolasi dapat membuat orang merasa jengkel, ditinggalkan, dan kehilangan semangat.

Stress, isolasi, dan stigma dapat menyebabkan ketegangan dan perselisihan antara konsumen dan keluarganya. Perselisihan dalam keluarga dapat mencegah rehabilitasi apabila tidak diselesaikan. Oleh karena itu, menangani isu-isu ini tidak hanya membantu untuk meningkatkan fungsi keseluruhan keluarga tapi juga mendorong pemulihan.FPE menangani isu ini dengan memfokuskan pada kekuatan konsumen dan keluarganya. Konsumen dan keluarga sering kali memperlihatkan hasil yang bagus dan ketahanan ketika menghadapi krisis yang berhubungan dengan penyakit kejiwaan. Mereka lebih mudah beradaptasi ketika mereka merasa ditegaskan, dihormati, dan berharga atas informasi dan keahlian yang mereka punya. Oleh karena itu, FPE melihat keluarga sebagai partner dan meminta mereka untuk berbagi sumberdaya dan keahliannya untuk menolong konsumen menggapai tujuan penyembuhan.

Nilai-nilai utama dalam psikoedukasi keluarga

FPE didasarkan pada beberapa nilai dasar yang dapat menembus hubungan antara konsumen, keluarga, dan praktisi. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Membangun harapan Mengenalkan konsumen dan kelurganya sebagai orang yang ahli dalam pengalaman penyakit kejiwaan mereka sendiri. Menegaskan pilihan personal Menetapkan kolaborasi dan kerjasama, dan Mengenalkan rasa hormatMembangun harapanPembelajaran penyakit kejiwaan jangka panjang tidak dapat diprediksi, dan tidak ada seorang pun yang dapat memprediksi masa depan orang lain. Namun, penelitian menganjurkan konsumen dan keluarga yang aktif berpartisipasi dalam penyembuhan mereka dan mengembangkan kemampuan mengatasi masalah memiliki output yang paling baik, termasuk didalamnya adalah kehidupan yang lebih berkualitas (Mueser et al., 2002). Kemampuan untuk mempengaruhi nasib sendiri merupakan dasar harapan dan optimisme masa depan.

Praktisi FPE menyampaikan harapan dan optimisme kepada konsumen dan keluarganya. Dalam FPE, praktisi menyediakan informasi dan kemampuan yang bermanfaat sehingga konsumen dapat menggunakannya untuk mencapai tujuan mereka. Keluarga yang telah terinformasi dan terlibat di dalamnya, akan merasa lebih semangat dalam mendukung kerabat mereka dalam mencapai tujuannya. Praktisi FPE menjaga sikap harapan dan optimisme tersebut, meskipun ketika konsumen dan keluarganya merasa pesimis.

Mengenali konsumen dan keluarga sebagai pakarKetika praktisi FPE memiliki keahlian profesional tentang informasi dan kemampuan untuk mengelola dan menyembuhkan penyakit kejiwaan, konsumen dan keluarganya telah memiliki pengalaman tinggal dengan penyakit kejiwaan. Konsumen dan keluarga tahu yang mana strategi yang dapat digunakan mana yang tidak.Praktisi FPE mendorong konsumen dan keluarganya untuk membagi pengalaman unik mereka yang berkaitan dengan penyakit kejiwaan dan tanggapannya untuk pengobatan. Dengan memperhatikan secara seksama kepada konsumen dan keluarganya, kamu dapat lebih efektif dalam menolong konsumen dalam mencapai tujuannya.

Menegaskan pilihanTujuan utama FPE adalah untuk mendukung konsumen dalam proses penyembuhan mereka. Kemampuan dan hak konsumen untuk membuat keputusan mereka sendiri adalah hal yang terpenting, meskipun ketika keputusan konsumen berbeda dengan yang direkomendasikan oleh keluarga dan praktisi. Beberapa pengecualian pada prinsip/asas ini ada, contohnya, pemaksaan legal misalnya hospitalisasi untuk melindungi konsumen dari dirinya sendiri dan orang lain.Pada umumnya, hindari menekan konsumen untuk membuat perlakuan pengambilan keputusan dan mendorong keluarga untuk melakukan hal yang sama. Sebagai gantinya, terimalah keputusan konsumen dan bekerja sama lah dengan mereka untuk mengevaluasi konsekuensi dalam hal yang berhubungan dengan tujuan mereka.Menjaga pilihan personal konsumen adalah kunci untuk menetapkan dan memelihara aliansi yang kuat antara konsumen dan keluarganya. Praktisi FPE mencontohkan bagaimana menghargai pilihan konsumen, meskipun berbeda pendapat, membangun hubungan kepercayaan yang berimplikasi pada perubahan positif.

Menetapkan kolaborasi dan kerjasamaPraktisi FPE menjalankan berbagai peran, terutama sebagai kolabolator. Semangat kolaboratif FPE mencerminkan fakta bahwa konsumen, keluarga, dan praktisi bekerja dalam hubungan nonhierarki.Praktisi FPE menyusun kerjasama dengan konsumen dan keluarganya. Secara bersama-sama, mereka belajar bagaimana mengatasi karakteristik unik penyakit jiwa konsumen dan membuat progres menuju penyembuhan.

Mengenalkan rasa hormatRasa hormat merupakan kunci suksesnya kolaborasi dalam FPE. Praktisi FPE menghormati konsumen dan keluarganya sebagai manusia, seseorang yang mampu membuat keputusan, dan teman dalam proses penyembuhan. Praktisi FPE mungkin menerima konsumen dan keluarganya dalam cara dan opini yang berbeda. Mereka menghormati hak konsumen dan keluarganya ke dalam penilaian dan opini mereka sendiri. Contohnya, konsumen mungkin tidak setuju bahwa mereka memiliki tanda-tanda penyakit jiwa.Daripada secara aktif mencoba untuk memberitahu konsumen memiliki gangguan tertentu, praktisi FPE lebih baik menghormati kepercayaan mereka sambil mencari kesamaan sebagai dasar untuk membangun kolaborasi. Kesamaan tersebut dapat meliputi: Gejala dan penderitaan yang dialami konsumen (biasanya dikonsepkan sebagai stress, kekecewaan, atau gangguan syaraf); Keinginan untuk menghindari masuk rumah sakit; Kesulitan dengan kehidupan bebas; Tujuan tertentu yang ingin mereka capai.

Dengan mencari kesamaan, praktisi FPE mendemonstrasikan rasa hormat kepada kepercayaan konsumen dan hak mereka untuk memberitahu keputusan mereka berdasarkan nilai-nilai dan kepercayaan mereka.

Standar programSalah satu keistimewaan unik FPE adalah karakteristik penting model berbasis fakta yang diterjemahkan ke dalam standar program untuk menolong pelayanan efektif. Sebuah alat yang disebut FPE Fidelity Scale (Skala Kepercayaan FPE) merangkum karakteristik ini dan dapat menolong tim untuk menduga seberapa dekat program mereka mengikuti model berbasis fakta tersebut (Lihat bagian Evaluasi Programmu dalam KIT ini). Campur tangan keluarga sebagai koordinator akan memberikan skala ini kepada mu untuk ditinjau dan didiskusikan selama masa pelatihan.

Karakteristik dasar Psikoedukasi Keluarga:Campur tangan keluarga sebagai koordinatorFrekuensi sesiFPE jangka panjangKualitas aliansi antara konsumen-keluarga-praktisiDetail reaksi keluargaFaktor ketergesaanGejala dan tanda prodromalStrategi penguasaanKurikulum edukasiEdukasi multimediaSesi grup terstrukturPemecahan masalah terstrukturPenyediaan layananKeterlibatan dan penyuluhan

Bagaimana kita tahu bahwa Psikoedukasi Keluarga telah efektifFPE didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa keluarga dan konsumen yang berpartisipasi dalam bagian model yang berpengalaman berbasis fakta, kurang dari 20% - 50% mengalami kambuh dan dikembalikan ke rumah sakit daripada yang menerima pelayanan individual standar selama 2 tahun (Penn & Mueser, 1996; Dixon & Lehman, 1995; Lam, Kneipers, & Leff, 1993; Falloon et al., 1999). Orang-orang di bagian akhir lebih tinggi dari kisaran ini berpartisipasi lebih dari 3 bulan.

Penelitian juga menunjukkan bahwa FPE meningkatkan kualitas keluarga (Dixon et al., 2001; McFarlane et al., 2003). Keluarga yang memiliki pengetahuan lebih tentang gangguan jiwa serius, mengalami penurunan jumlah dalam hal perasaan kebingungan, stress, dan terisolasi; dan menurunkan penyakit medis dan pemanfaatan perawatan medis (Dyck, Hendryx, Short, Voss, & McFarlane,,2002).FPE dapat menaikkan partisipasi konsumen dalam program rehabilitasi (Falloon et al., 1985). Penelitian telah menunjukkan tingkat pekerjaan naik dua sampai empat kali baseline, ketika dikombinasikan dengan praktek berbasis (McFarlane et al., 1996; McFarlane et al., 1995; McFarlane et al., 2000).Berdasarkan fakta signifikan ini, petunjuk penyembuhan direkomendasikan untuk melibatkan keluarga ke dalam proses penyembuhan dengan menawarkan uraian bahan-bahan kritis di dalam model berbasis fakta ini (Lehman & Steinwachs, 1998; American Psychiatric Association, 1997; Weiden, Scheifler, McEvoy, Allen, & Ross, 1999).

Mengadaptasi model berbasis faktaPenelitian menunjukkan jumlah manfaat terbesar dari FPE untuk keluarga dan konsumen dengan gangguan skizoprenik (Dixon et al., 2001). Oleh karena itu, kami merekomendasikan praktisi baru menyediakan pelayanan FPE kepada konsumen yang menderita gangguan tersebut.Sekali praktisi mempelajari pendekatan ini dengan bekerja dengan orang yang menderita schizophrenia, mereka menemukan kemudahan untuk memodifikasinya untuk gangguan lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa FPE mungkin secara efektif dapat diadaptasi dan digunakan untuk beberapa gangguan dibawah ini: Gangguan bipolar (Clarkin, Carpenter, Hull, Wilner, & Glick, 1998; Miklowitz & Goldstein, 1997; Moltz, 1993; Parikh et al., 1997; Miklowitz et al., 2000; Simoneau, Miklowitz, Richards, Saleem, & George, 1999); Major depression(Simoneau et al., 1999; Emanuels-Zuurveen & Emmelkamp, 1997; Leff et al., 2000); Obsessive-compulsive disorder (Van Noppen, 1999); Borderline personality disorder (Gunderson, Berkowitz, & Ruizsancho, 1997).

Model ini juga diadaptasi dan digunakan secara efektif pada berbagai negara dan budaya. Untuk informasi lanjut tentang diagnosis-spesifik atau adaptasi kultural dari model ini, lihat bagian The Evidence pada KIT ini.

KesimpulanModul ini meninjau elemen dasar dan nilai inti FPE. Praktik berbasis fakta ini didasarkan pada kumpulan inti prinsip praktis, yang mana telah diartikan ke dalam program standar yang mungkin ditiru para agen. Penelitian substansial telah mendemonstrasikan keefektifannya.Modul berikutnya memberikan praktisi informasi tentang proses inti untuk menyediakan pelayanan FPE.