19
Dessy Ariyanti (11) Didik Aminuddin (12) Erwan Cris (13) Fahrur rosi (14) Fajar DC (15) SMAN 1 Bangkalan XI-IS 1

Apbn dan apbd

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Apbn dan apbd

Dessy Ariyanti (11)Didik Aminuddin (12)

Erwan Cris (13)Fahrur rosi (14)

Fajar DC (15)

SMAN 1 Bangkalan XI-IS 1

Page 2: Apbn dan apbd

PengertianPengertian

Pembiayaan NegaraPembiayaan Negara

Penerimaan dan PengeluaranPenerimaan dan Pengeluaran

Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban

Penyusunan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban

Pembelanjaan Pemerintah PusatPembelanjaan Pemerintah Pusat

Fungsi APBNFungsi APBN

Azas Penyusunan APBNAzas Penyusunan APBN

Siklus dan Mekanisme APBNSiklus dan Mekanisme APBN

Asumsi APBNAsumsi APBN

Prinsip Penyusunan APBNPrinsip Penyusunan APBN

Page 3: Apbn dan apbd
Page 4: Apbn dan apbd

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh DPR. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawabkan APBN setiap tahunnya ditetapkan oleh Undang-Undang.

Page 5: Apbn dan apbd

Fungsi Stabilisasi, anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

Fungsi Pengawasan, anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.

Otorisasi, anggaran negara menjadi dasar unutk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun bersangkutan, pembelanjaan atau pendapatan dipertanggungjawabkan kepada rakyat.

Fungsi Perencanaan, anggaran negara menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.

Fungsi Alokasi, anggaran negara diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.

Fungsi Distribusi, kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

Page 6: Apbn dan apbd

Berdasarkan aspek pandapatan: Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan

kecepatan penyetoran. Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara. Penuntutan ganti rugi atas kerugian diderita oleh negara dan

penuntut denda.

Berdasarkan aspek pengeluaran: Hemat, efesien, dan sesuai kebutuhan. terarah, terkendali, sesuai rencana program atau kegiatan. semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam

negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

Page 7: Apbn dan apbd

APBN disusun berdasarkan azas-azas: Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber

penerimaan dalam negeri. Penghematan atau peningkatan efesiensi dan

produktivitas. Penajaman prioritas pembangunan Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-

undang negara

Page 8: Apbn dan apbd

Penyusunan APBN Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada DPR.

Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan[1] sebelum tahun anggaran dilaksanakan.

Pelaksanaan APBN Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih

lanjut dengan Peraturan presiden. Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat

mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR.

Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU

tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan pemeriksa keuangan.

Page 9: Apbn dan apbd

Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7 indikator perekonomian makro, yaitu:

o Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiaho Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (%)o Inflasi (%)o Nilai tukar rupiah per USDo Suku bunga SBI 3 bulan (%)o Harga minyak indonesia (USD/barel)o Produksi minyak Indonesia (barel/hari)

Page 10: Apbn dan apbd

Siklus dan Mekanisme APBN meliputi beberapa tahap,yaitu :

Tahap penyusunan RAPBN oleh pemerintah. Tahap pembahasan dan penetapan RAPBN menjadi

APBN dengan DPR. Tahap pelaksanaan APBN. Tahap pengawasan pelaksanaan APBN oleh instansi

yang berwenang antara lain BPK. Tahap pertanggung jawaban pelaksanaan APBN.

Page 11: Apbn dan apbd

I. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat 1.Pengeluaran Rutin Belanja Pegawai Belanja Barang Pembayaran Bunga Hutang i. Hutang Dalam Negeri ii. Hutang Luar Negeri Subsidi i. Subsidi BBM ii. Subsidi Non BBM 2.Pengeluaran Bangunan Pembiayaan Pembangunan Rupiah Pembiayaan ProyekII. Anggaran Belanja Daerah Dana Perimbangan 1.Dana Bagi Hasil 2.Dana Alokasi Umum 3.Dana Alokasi KhususIII.Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbangan

Page 12: Apbn dan apbd

I. Dalam Negeri 1.Perbankan Dalam Negeri 2.Non Perbankan Dalam Negeri Privatisasi Penjualan Aset Program Restrukturisasi Perbankan Obligasi Negara (Netto) i. Penerbitan Obligasi Pemerintah ii. Pembayaran Cicilan Pokok Hutang/Obligasi DNII. Luar Negeri 1.Pinjaman Proyek 2.Pembayaran Cicilan Pokok Hutang CN 3.Pinjaman Program dan Penundaan Cicilan Hutang

Page 13: Apbn dan apbd

Sumber - Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Negara

1. Penerimaan Dalam Negeri I. Penerimaan Perpajakan Pajak Dalam Negeri i. Pajak Penghasilan (PPh) 1. Minyak dan gas 2. Non minyak dan gas ii. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) iii. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) iv. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangun (BPHTB) v. Pajak Lainnya Pajak Perdagangan Internasional i. Bea Masuk ii. Pajak/Pengutan Ekspor 2.Penerimaan Bukan Pajak Penerimaan Sumber Daya Alam i. Minyak Bumi ii. Gas Alam iii. Pertambangan Umum iv. Kehutanan v. Perikanan Bagian Laba BUMN PNPB LainnyaII. Hibah

Page 14: Apbn dan apbd

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah di Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. APBD ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Tahun anggaran APBD meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.

Page 15: Apbn dan apbd

Jenis APBD

APBD terdiri atas: Anggaran pendapatan, terdiri atas

Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi pajak daerah. retribusi daerah., hasil pengelolaan kekayaan daerah, dan penerimaan lain-lain

Bagian dana perimbangan yang meliputi Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus.

Lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah atau dana darurat. Anggaran belanja, yang digunakan untuk keperluan

penyelenggaraan tugas pemerintahan di daerah. Pembiayaan, yaitu setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali

dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Page 16: Apbn dan apbd

Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari :

a. Pendapatan Daerah;b. Belanja Daerah;c. Pembiayaan Daerah

Page 17: Apbn dan apbd

Sumber Penerimaan DaerahSumber Penerimaan Daerah

Sumber penerimaan daeraha. PADSumber-sumber PAD :- Pajak daerah- Retribusi daerah- Laba BUMD dan kekayaan daerah lain yang dipisahkan- Lain-lain pendapatan daerah yang sahb. Dana Perimbanganc. Pinjaman Daerahd. Pendapatan Lain-lain dari penerimaan yang sah

Page 18: Apbn dan apbd

Penyusunan dan Penetapan APBD

Mekanisme penyusunan dan penetapan APBD (Pasal 20):(1) Pemerintah Daerah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD,

disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD pada minggu pertama bulan Oktober tahun sebelumnya.

(2) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPRD.

(3) DPRD dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD.Perubahan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dapat diusulkan oleh DPRD sepanjang tidak mengakibatkan peningkatan defisit anggaran.

(4) Pengambilan keputusan oleh DPRD mengenai Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.

(5) APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.

(6) Apabila DPRD tidak menyetujui Rancangan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), untuk membiayai keperluan setiap bulan Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya.

Page 19: Apbn dan apbd

Pengeluaran / Belanja Pemerintah daeraha. Belanja Administrasi Umumb. Belanja Operasional dan Pemeliharaanc. Belanja Modald. Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangane. Belanja Tidak Disangkaf. Belanja Bagi Hasil Pendapatan