apendisitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

modul bedah

Citation preview

1. apendisitis A. defenisi Apendisitis adalahperadangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

B. klasifikasi a) Apendisitis akut Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsang peritonieum lokal. Gejala apendisitis akut talah nyeri samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium disekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai mual dan kadang muntah. Umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ketitik mcBurney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan nyeri somatik setempat b) Apendisitis kronik Diagnosis apendisitiskronis baru dapat ditegakkan jika ditemukan adanya : riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang kronik apendiks secara makroskopik dan mikroskopik. Kriteria mikroskopik apendisitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks, ada nyajaringan parut dan ulkus lama dimukosa , dan adanya sel inflamasi kronik. Insiden apendisitis kronik antara 1-5%.

C. etiologi Obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks akibat a. Timbunan tinja yang keras (fekalit) (paling sering)b. Hiperplasia jaringan limfoid (paling sering)c. tumor apendiks d. Striktur e. Benda asing dalam tubuh f. cacingaskaris Ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. histolytica

D. patofisiologi Obstruksi menyebabkan pengaliran mukus dari lumen apendiks kesekum menjadi terhambat. Makin lama mukus makin bertambah banyak dan kemudian terbentuklah bendungan mukus didalam lumen. Karena keter batasan elastisitas dinding apendiks menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan terhambatnya aliran limfe, sehingga mengakibatkan timbulnya edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukosa. Keadaan yang berlanjut menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding apendiks. Kemudian aliran arteri terganggu, maka akan terjadi infark dinding apendiks yang disusul dengan terjadinya gangren.

E. GK Nyeri samar (nyeri tumpul) didaerah epigastrium disekitar umbilikus atau periumbilikus. Biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam, nyeri akan beralih kekuadran kanan bawah, ketitik Mc Burney. Terkadang disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 -38,5 derajat celcius F. diagnosa a) pemeriksaan fisik Palpasi Pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari apendisitis. Pada penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut tanda Rovsing (Rovsing Sign) dan apabila tekanan diperut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan bawah. Ini disebut tanda Blumberg (Blumberg Sign) Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui letak apendiks yang meradang. Uji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas lewat hiperektensisen dipanggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. Bila appendiks yang meradang menempel di m. psoas mayor, maka tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri. Sedangkan pada uji obturator dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. Bila apendiks yang meradang kontak dengan m.obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil, maka tindakan ini akan menimbulkan nyeri. Pemeriksaan colok dubur Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk menentukan letak apendiks, apabila letaknya sulit diketahui. Jika saat dilakukan pemeriksaan ini dan terasanyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang terletak didaerah pelvis. b) pemeriksaan penunjang Laboratorium : terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif (CRP). Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara 10.000-20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil di atas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan jumlah serum yang meningkat. FotoPolos AbdomenPemeriksaan radiologi dengan kontras barium enema hanya digunakan pada apendisitis kronis. USGBanyak digunakan untuk mendiagnosa apendisitis akut dan apendisitis dengan abses. CT-ScanGambaran penebalan dinding apendiks dengan jaringan lunak sekitar yang melekat, mendukung keadaan apendiks yang meradang.

G. penatalaksanan 1) Apendiktomi adalah terapi utama 2) Antibiotic pada apendisitis digunakan sebagai:a. Preoperative, antibiotik broad spectrum intravena diindikasikan untuk mengurangi kejadian infeksi pasca pembedahan.b. Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada pasien tanpa komplikasi apendisitis Antibiotic diteruskan sampai 5-7 hari post operatif untuk kasus apendisitis ruptur atau dengan abses. Antibiotic diteruskan sampai hari 7-10 hari pada kasus apendisitis rupture dengan peritonitis diffuse.

Skor >8 : Berkemungkinan besar menderita apendisitis. Pasien ini dapat langsung diambil tindakan pembedahan tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan patologi anatomi. Skor 2-8 : Tingkat kemungkinan sedang untuk terjadinya apendisitis. Pasien ini sbaiknya dikerjakan pemeriksaan penunjang seperti foto polos abdomen ataupun CT scan. Skor