136
APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA PADA PENYUSUNAN JARINGAN LISTRIK SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Matematika Oleh: Nuryadin 99434204 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA 1

Aplikasi Logika Matematika pada Penyusunan Jaringan Listrik-99434204-Nuryadin.doc

  • Upload
    varidha

  • View
    52

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

PAGE

APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA

PADA PENYUSUNAN JARINGAN LISTRIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu dalam Ilmu Pendidikan Matematika

Oleh:

Nuryadin

99434204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAJURUSAN TADRIS MIPA FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2004

Drs. Murtono, M.Si.

Dosen Fakultas Tarbiyah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kepada Yang Terhormat,

Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Di Yogyakarta

NOTA DINAS

Hal: Skripsi Saudara Nuryadin

Lamp.: 4 (empat) eksemplar

Setelah membaca dan meneliti, menimbang dan memperbaiki seperlunya maka kami selaku pembimbing, berpendapat bahwa skripsi saudara;

Nama

: Nuryadin

Nim

: 99434204

Jurusan: Tadris Pendidikan Matematika

yang berjudul APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA PADA PENYUSUNAN JARINGAN LISTRIK sudah layak diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam ilmu tarbiyah. Maka bersama ini kami sampaikan kepada Bapak Pimpinan Fakultas, dengan harapan semoga dalam waktu dekat saudara tersebut dapat dipanggil dalam sidang munaqosyah untuk mempertanggung jawabkan skripsinya.

Yogyakarta, 22 Juni 2004

Hormat kami,

Pembimbing

Drs. Murtono, M.Si.

Nip. 150 299 966

Drs. Warsono, M.Si.

Konsultan Fakultas Tarbiyah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Kepada Yang Terhormat,

Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Di Yogyakarta

NOTA DINAS

Hal: Skripsi Saudara Nuryadin

Lamp.: 7 (tujuh) eksemplar

Setelah membaca dan meneliti, menimbang dan memperbaiki seperlunya maka kami selaku konsultan, berpendapat bahwa skripsi saudara;

Nama

: Nuryadin

Nim

: 99434204

Jurusan: Tadris Pendidikan Matematika

yang berjudul APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA PADA PENYUSUNAN JARINGAN LISTRIK, sudah layak diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam ilmu pendidikan Matematika di Fakultas Tarbiyah.

Demikian nota dinas ini dibuat dan semoga bermanfaat dan dapat digunakan seperlunya.

Yogyakarta, 23 Juli 2004

Hormat kami,

Konsultan

Drs. Warsono, M.Si.

Nip. 132240453

MOTTO

Ilmu itu merupakan tempat persemaian setiap kemuliaan, maka taburkan aneka kemuliaan dan anda harus prihatin bila tempat persemaian itu tidak membuahkan suatu kebanggaan.

Ketahuilah bahwa ilmu itu tidak akan didapat oleh seseorang yang cita-cita hidupnya hanya demi makanan dan minuman.

Bukanlah dinamakan seorang ilmuan manakala ia mengalami dua kondisi yaitu saat sengsara atau saat berkecukupan harta lalu menjadi gelisah dan lupa diri.

(Maqolah Imam Syafi'i)

Belajarlah Ilmu Pengetahuan, sebab :

Belajarnya itu dengan karena Allah merupakan taqwa kepada-Nya

Mencarinya merupakan ibadah

Menelaahnya sebagai bertasbih

Menyelidikinya sebagai jihad

Mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahui sebagai sedekah

Menyampaikan kepada ahlinya adalah kebaktian

(Mu'adz bin Jabal)

Penulis persembahkan karya tulis ini untuk:

Almamater, bapak dan ibu, kakak dan adik, kekasih, dan orang-orang yang menyayangi penulis.

KATA PENGANTAR

, , . .

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah yang telah memberikan petunjuk, kemudahankemudahan dan jalan keluar dari segala kesulitan sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan sebagai mana mestinya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan pada junjungan nabi besar Muhammad saw beserta para sahabatnya yang setia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan, baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan Jazakumullah Ahsanul Jaza` kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Ibu Ketua Jurusan Tadris MIPA yang telah mengarahkan dalam pembuatan proposal skripsi.

3. Ibu Ketua Program Studi Pendidikan Matematika yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak Drs. Murtono, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya dalam membimbing, mengarahkan dan memotivasi penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Drs. DS.Mulyono, M.Hum selaku dosen penasehat akademik yang telah mengarahkan pembuatan judul skripsi ini.

6. Bapak/Ibu dosen fakultas Tarbiyah yang telah wawasan guna menjadi bahan dasar timbulnya pemikiran penulis.dan seluruh staf karyawan.

7. Segala pihak yang telah bersedia membantu dan memberi semangat dalam proses pembuatan skripsi ini.

Semoga semua bantuan dan bimbingan, do'a, dan pengarahan yang diberikan kepada penulis dapat dinilai ibadah oleh Allah dan mendapatkan ridho-Nya. Harapan penulis semoga karya ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan bagi kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang Matematika. Namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan senang hati penulis mengharapkan dan menerima kritik dan saran yang sipatnya membangun demi menambah kesempurnaan tulisan ini.

Akhirnya penulis kembalikan seluruhnya kepada Allah swt semoga Allah berkenan meridhoi usaha ini. Amin.

Yogyakarta, 13 Mei 2004

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Juduli

Halaman Nota Dinasii

Halaman Pengesahaniii

Halaman Mottoiv

Halaman persembahanv

Kata Pengantarvi

Daftar Isivii

Daftar Gambar dan Tabelix

Intisarixi

Abstractxii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang1

B. Pembatasan Masalah5

C. Perumusan Masalah5

D. Tujuan Penelitian6

E. Kegunaan Penelitian6

F. Tinjauan Pustaka6

BAB II. DASAR TEORI

A. Konsep Logika8

B. Aljabar Boole11

a. Definisi Aljabar Boole12

b. Teorema dalam Aljabar Boole14

C. Jaringan Listrik22

a. Arus Listrik22

b. Hukum Ohm24

c. Hukum Kirchhoff25

d. Rangkaian Listrik28

D. Sistem Digital29

BAB III. METODOLOGI PENELITIANA. Sifat Penelitian33

B. Sumber Penelitian33

C. Metode Penelitian34

BAB IV. PEMBAHASAN A. Rangkaian Saklar37

B. Rangkaian Logika (Gerbang Logika)45

C. Penyederhanaan Rangkaian70

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan76

B. Saran77

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

1. Gambar 1.26

2. Gambar 2.28

3. Gambar 3.29

4. Gambar 4.37

5. Gambar 5.39

6. Gambar 6.40

7. Gambar 7.41

8. Gambar 8.41

9. Gambar 9.41

10. Gambar 10...42

11. Gambar 11...42

12. Gambar 12...43

13. Gambar 13...43

14. Gambar 14...44

15. Gambar 15...45

16. Gambar 16...48

17. Gambar 17...51

18. Gambar 18...55

19. Gambar 19...57

20. Gambar 20...57

21. Gambar 21...59

22. Gambar 22...61

23. Gambar 23...61

24. Gambar 24...62

25. Gambar 25...63

26. Gambar 26...65

27. Gambar 27...67

28. Gambar 28...69

29. Gambar 29...70

30. Gambar 30.......70

31. Gambar 31.......71

32. Gambar 32.......72

33. Gambar 33.......74

34. Gambar 34...75

35. Tabel 1.....38

36. Tabel 2.........38

37. Tabel 3.........39

38. Tabel 4.....40

39. Tabel 5.....47

40. Tabel 6 ........49

41. Tabel 7.........51

42. Tabel 8.........53

43. Tabel 9.....55

44. Tabel 10.......58

45. Tabel 11.......60

46. Tabel 12.......62

47. Tabel 13.......66

48. Tabel 14.......67

49. Tabel 15...69

50. Tabel 16...72

INTISARI

APLIKASI LOGIKA MATEMATIKA

PADA PENYUSUNAN JARINGAN LISTRIK

Oleh :

Nuryadin

99434204

Pada skripsi ini dibicarakan mengenai aplikasi logika matematika, khususnya logika aljabar Boolean dalam penyusunan jaringan listrik, yakni dalam sirkuit saklar dan digital.

Aljabar Boolean merupakan suatu cara baru untuk berpikir, suatu cara baru untuk menjelaskan berbagai hal dengan menggunakan lambang-lambang sebagai pengganti kata-kata dalam mencapai kesimpulan logika.

Aplikasi aljabar Boolean dalam sirkuit saklar digunakan untuk menentukan ada tidaknya suatu arus yang mengalir melalui sirkuit tersebut, dan mengubah sirkuit saklar dalam bentuk simbolik serta menyusun sirkuit sedemikian rupa sehingga menjadi lebih sederhana. Aplikasi dalam sirkuit digital adalah mengubah sirkuit dalam bentuk persamaan Boolean dan menentukan cara kerja suatu sirkuit.

Kata kunci: Logika, Jaringan listrik, dan Rangkaian digital

ABSTRACT

APPLICATION OF MATHEMATICS LOGIC

IN COMPILATION OF ELECTRICS NETWORKBy :

Nuryadin

99434204

At this skripsi is conversed to hit the application of mathematics logic specially logic of algebra Boolean in compilation of electrics network, namely in the switching circuits and digital circuits.

Algebra Boolean represent a way of newly to think, a way of newly to explain the matters by using notations in the place of words in reaching logic conclusion.

Application of Algebra Boolean in the switching circuits is used to determine a current emiting stream of through/ passing the circuit, and alter the switching circuits in the form of symbolic and also compile the circuit in such a way that become more simple. Application in digital circuit is alter the circuit in the form of equation Boolean and determine the way of job a circuit.Key words: Logic, Electrics network, and Circuit digital

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Plato sebagai seorang filsuf besar Yunani, sangat menghargai matematika karena daya kreasi yang terdapat di dalam ide-ide matematika dapat menformulasikan pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam filsafat.

Matematika, sebagaimana ilmu-ilmu lain juga memiliki aspek teoritik dan aspek terapan atau praktik, meskipun tidak demikian mudah membedakan mana yang tergolong matematika murni dan mana yang tergolong matematika terapan. Ini lebih disebabkan oleh keabstrakan dari objek-objek kajian matematika, walaupun tidak sedikit teori-teori dalam matematika yang dibangun dari realitas lingkungan manusia.

Pada abad ke-21 ini matematika telah berkembang dengan pesat. Prosedur matematika dan materi matematika lebih banyak digunakan dalam berbagai cabang ilmu, seperti fisika, kimia, biologi, kedokteran, ekonomi dan teknik. Penggunaan matematika yang makin meningkat menunjukkan bahwa peran matematika didalam kehidupan manusia pada abad teknologi ini sangat mutlak.

Meskipun pada awal perkembangan matematika bertujuan untuk memenuhi kebutuhan praktis atau mencirikan keadaan yang dapat diamati seperti mengukur dan membilang. Matematika sekarang ini tidak perlu bergantung pada dunia nyata. Namun asumsi dasarnya sekaligus diambil dan dipakai di dunia nyata. Matematika berkembang dari hal-hal konkrit menuju ke yang lebih umum dan abstrak, karena pemikiran kita berdasarkan realitas. Hubungan antara konkrit dan abstrak tidak tampak jelas dan sekarang ini matematika menjadi lebih abstrak lagi.

Bagaimanapun juga matematika mempunyai hukum-hukum tertentu yang membatasi matematikawan dalam menciptakan ide-ide baru. Hukum-hukum ini adalah hukum tentang cara menalar yang benar, yaitu hukum-hukum logika, yang menjadi asas proses berpikir, karena tanpa hukum-hukum logika kita tidak dapat menalar dengan benar.

Logika Matematika yang merupakan terjemahan dari symbolic logic yang dapat diartikan sebagai tata cara berpikir atau pola berpikir matematika. Pendidik matematika perlu mengetahui sebenarnya untuk apa matematika diajarkan kepada siswa. Tentu bukan untuk mengetahui semua matematika yang ada atau sebanyak mungkin mengetahui matematika. Matematika diajarkan kepada siswa adalah untuk membantu siswa agar tertata nalarnya, terbentuk kepribadiannya serta terampil menggunakan matematika dan penalarannya dalam kehidupan kelak.

Logika matematika merupakan satu bagian dalam matematika yang penting, dengan maksud diajarkannya antara lain agar kita lebih cermat, lebih teliti dalam membahas dan memecahkan soal-soal matematika, dan diharapkan lebih disiplin dalam pemakaian bahasa matematika, agar lebih kritis dalam membuat pernyataan-pernyataan matematika (ST. Negoro: 1998; 193). Maksud dan tujuan tersebut merupakan suatu upaya untuk mencetak manusia yang berpengetahuan berkualitas. Dalam hal ini Islam pun mendukung terbentuknya manusia yang berkualitas. Segala bentuk pengetahuan merupakan sebuah misi suci sejauh pengetahuan tersebut sejalan dengan prinsip-prinsip pewahyuan (Mohaeni Mohamed: 2001; 7). Ayat pertama yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW, menegaskan keunggulan pengetahuan:

Nyatakan (Bacalah !) dengan nama Tuhan, yang menciptakan manusia Dari gumpalan darah yang membekuNyatakan Tuhan yang paling berlimpahDia mengajar menggunakan penaMengajar manusia yang tidak tahu apa-apa. (A.Yusuf Ali: 1983; 1761-1762) Ada yang merasa heran mengapa kata pertama dari ayat tersebut adalah Iqra atau perintah membaca. Padahal Nabi tidak pernah membaca suatu kitab sebelum turunnya Al-Quran. Keheranan ini akan sirna jika disadari arti iqra dan perintah ini tidak hanya ditujukan kepada Nabi semata, tetapi juga kepada setiap manusia sepanjang sejarah kemanusiaan. Realisasi perintah tersebut merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kata iqra dapat memiliki beraneka ragam arti. Antara lain menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui ciri-ciri sesuatu, dan sebagainya yang kesemuanya bermuara pada arti menghimpun. Demikian Quraish Shihab menjelaskan di dalam tafsirnya. Sedangkan Tony Buzan mendefinisikan membaca adalah hubungan timbal balik individu secara total dengan informasi simbolik (Agus Nggermanto: 2001; 135)Banyak ayat al-Quran yang mengungkapkan berulang kali tentang pengetahuan yang suci. Hal ini mencerminkan adanya alasan intelektual yang digunakan untuk mencari yang paling baik. Al-Quran sebagai simbol wahyu Islam menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak dapat dipisahkan. Demikian juga matematika dan agama merupakan kesatuan. Hal ini terangkum dalam ayat sebagai berikut:

Dia yang membuat matahariKemuliaan yang berkilauDan sebagai cahayaBahwa Dia mengetahui jumlah tahunDan hitungan waktuSekali-kali tidak Tuhan ciptakan iniTetapi dalam kebenaran dan keadilanDan menjelaskan tanda-tandanya-NyaSecara jelas pada orang-orang yang mengerti(A.Yusuf Ali:1983; 484-485)Ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang berhitung atau pengetahuan tentang matematika perlu dikuasai oleh semua orang. Begitu juga logika matematika sangat perlu dan penting untuk dipelajari dan dikuasai. Logika akan dapat membantu mengatur pemikiran kita untuk memisahkan hal yang benar dari yang salah. Seringkali kita membuat asumsi (anggapan) yang salah terhadap sesuatu hal atau terhadap orang lain, hanya karena kita salah menginterpretasikan (menafsirkan pernyataan). Seringkali pembaca mempunyai pengertian yang tidak sama dengan apa yang ditulis oleh penulis dan pendengar memiliki pengertian yang berbeda dengan apa yang dikatakan oleh pembicara. Pengertian tentang bagaimana menggunakan logika, dapat membantu kita menghindari salah penafsiran dan meningkatkan keahlian dalam berpikir analitis (Theresia M.H. Tirta Seputro: 1992; 6). Pemakaian logika matematika dalam kehidupan sangat dibutuhkan. Logika matematika yang dibahas di sini adalah logika aljabar Boole.

Aljabar Boole merupakan suatu cara baru untuk berpikir, suatu cara baru untuk menjelaskan berbagai hal. Sejauh ini penilaian masyarakat terhadap matematika sangat bergantung pada kegunaannya untuk memecahkan problem-problem nyata. Oleh karena itu, hubungan antara matematika dengan dunia nyata menjadi cukup penting. Maka dalam hal ini, aljabar Boole pun dapat diterapkan dalam kehidupan nyata, yakni dalam bidang fisika. Pertama, aljabar Boole bisa diterapkan dalam listrik, yaitu dalam sirkuit saklar atau rangkaian alat pemindah aliran listrik. Dan kedua, aljabar Boole diterapkan dalam rangkaian digital. Berdasarkan pemikiran ini, penulis berusaha mengangkat judul tentang aplikasi logika matematika pada penyusunan jaringan listrik.

B. Pembatasan Masalah

Logika Matematika merupakan cabang ilmu yang sangat penting yang perlu dipelajari, dikembangkan, dan diterapkan dalam kehidupan. Logika matematika dapat diterapkan dalam berbagai bidang, baik dalam bidang agama, sosial, ekonami, biologi, fisika, dan pengetahuan lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada aplikasi logika aljabar Boole pada sirkuit saklar dan digital.

C. Perumusan Masalah

Apabila kita melihat latar belakang diatas, maka dapat diuraikan dengan singkat apa yang sebenarnya menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Adapun rumusan permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana wujud atau bentuk aplikasi logika aljabar Boole dalam surkuit saklar dan digital.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami aplikasi logika aljabar Boole pada sirkuit saklar

2. Untuk mengetahui dan memahami aplikasi logika aljabar Boole pada digital.

E. Kegunaan Penelitian

a. Memberikan sumbangan ilmiah berupa informasi tentang aplikasi logika matematika pada penyusunan jaringan listrik dan rangkaian digital sehingga diharapkan bisa dijadikan kerangka acuan bagi guru untuk mencerdasakan siswa.

b. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan khususnya pendidikan matematika dalam pengaplikasian logika matematika.

F. Tinjauan Pustaka

Pengantar Dasar Matematika Logika dan Teori Himpunan, karya Theresia M.H.Tirta Seputro, 1992, menjelaskan bahwa sistem logika dan teori himpunan banyak mempunyai aplikasi praktis. Salah satu dari aplikasi tersebut adalah dalam switching networks yang dapat juga ditafsirkan sebagai saklar/ jaringan listrik. Logika yang dimaksud di sini adalah logika proposisi.

Dasar-dasar Matematika Modern untuk Guru, karya E.T. Ruseffendi, 1982, menjelaskan suatu saklar yang dihubungkan seri dan paralel dalam susunan jaringan listrik. Kemudian buku Elektronika Terpadu: Rangkaian dan Sistem Analog dan Digital, karya Jacob Millman, Christos C, dan Halkias yang diterjemahkan oleh M.Barmawi dan M.O.Tjia, 1993, menjelaskan bahwa suatu sistem digital berfungsi secara biner. Alat yang digunakan sistem ini hanya mengenai dua keadaan yang mungkin.

Kemudian teori dan permasalahan tentang aljabar Boolean banyak dibicarakan oleh Elliot Mendelson, dalam bukunya yang berjudul Theory and Problems of Boolean Algebra and Switching Circuits. Masalah rangkaian listrik juga dibicarakan oleh orang Indonesia yaitu Mismail Budiono, dalam bukunya yang berjudul Rangkaian Listrik. Rangkaian digital banyak dibicarakan oleh Albert Paul Malvino, yang berjudul Digitals Principlesand Aplications dan diterjemahkan oleh Irawan Wijaya.

Berdasarkan pemikiran-pemikiran itulah yang menjadikan penulis untuk mengangkat skripsi yang berjudul Aplikasi Logika Matematika Pada Penyusunan Jaringan Listrik. Maksud dari penulisan ini adalah untuk memahami dan mengetahui aplikasi logika aljabar Boole pada sirkuit saklar dan digital.

BAB II

DASAR TEORI

A.Konsep LogikaKonsep adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa latin conseptus yang dibentuk dari kata conseptum yang berasal dari kata kerja concipio. Kata concipio berarti mengambil ke dalam dirinya, menerima, mengisap, menampung, menyerap, atau menangkap. Conceptum berarti mengambil, menyerap, membayangkandalam pikiran, mengerti dan menangkap. Conceptus berarti cerapan, bayangan dalam pikiran, pengertian, dan tangkapan (Jan Hendrik Raper: 1996; 27). Mengerti sesuatu hal atau barang berarti menangkap adanya barang itu. Di sini akal budi manusia membentuk suatu gambaran tentang yang dipahami itu. Dengan demikian konsep merupakan rupa atau gambar atau bayangan dalam pikiran yang merupakan hasil tangkapan akan budi terhadap suatu objek pikiran.

Sesudah akal membentuk pengertiannya itu misalnya pengertian burung maka dengan pengertian itu dapatlah kita berpikir dan atau berbicara tentang burung tanpa menghadirkan seekor burung lagi, karena pengertian itu seolah-olah berada dalam akal budi dengan perantaraan pengertian atau konsep burung itu (Burhanuddin salam: 1998; 40) Manusia mampu mengembangkan pengatahun karena mempunyai bahasa dan kemampuan menalar. Kemampuan menalar adalah kemampuan untuk menarik konklusi yang tepat dari bukti-bukti yang ada, dan menurut aturan tertentu. Kemampuan menalar ini sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena merupakan sumber dari sebagian besar pengetahuan.

Menarik konklusi merupakan suatu proses untuk dapat sampai pada sesuatu yang sebelumnya kita belum tahu (konklusi) dari hal-hal yang kita ketahui menurut aturan tertentu. Aturan-aturan untuk dapat melakukan penalaran dengan tepat dapat dipelajari dalam logika.Seringkali logika diartikan sebagai ilmu untuk berpikir dan menalar dengan benar sehingga diperoleh kesimpulan yang absah. Logika berasal dari bahasa Yunani. Secara etimologis logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos yang berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (pikiran), kata, percakapan, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan, atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut episteme atau dalam bahasa latin disebut logika scientia yang berarti ilmu logika, namun sekarang ini lazim disebut logika saja.Ditinjau dari sejarah perkembangannya, logika merupakan salah satu cabang filsafat yang mempelajari aturan-aturan cara menalar yang benar. Jan Hendrik Rapar (1996;10) menandaskan bahwa logika adalah ilmu dalam lingkungan filsafat yang membahas prinsip-prinsip dan hukum-hukum penalaran yang tepat. Logika adalah ilmu pengetahuan (sains), tetapi sekaligus merupakan kecakapan atau keterampilan untuk berpikir secara lurus, tepat dan teratur. Dalam hal ini, ilmu mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui. Sedangkan kecakapan/keterampilan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Logika adalah teknik atau metode untuk meneliti ketepatan berpikir. Logika adalah ilmu yang mempersoalkan prinsip-prinsip dan aturan-aturan penalaran yang sohih/valid.Dari sekian banyak definisi yang pernah dibuat oleh para ahli itu, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa logika adalah teori berpikir atau ilmu yang mempelajari, menyusun, mengembangkan dan membahas prinsip-prinsip penalaran yang benar dan peanarikan kesimpulan yang absah baik yang bersifat deduktif maupun induktif, demi mencapai kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional.Logika menuntun seseorang tentang bagaimana pemikiran seharusnya berjalan bukan bagaimana keadaan sebenarnya pemikiran manusia berjalan. Juga tidak berarti belajar logika dapat merangsang terjadinya pemikiran yang produktif dan memperbaiki cara berpikir seluruhnya. Dalam batas-batas tertentu, cara berpikir seseorang dapat diperbaiki dengan mempelajari logika.Apakah suatu tindakan itu benar atau salah? Suatu motif itu baik atau buruk ? Suatu keputusan benar atau salah ? Suatu jawaban ya atau tidak? Seringkali jalan pikiran dan logika kita berkenaan dengan upaya untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dua nilai semacam itu. Hakikat logika dua nilai itu sangat mempengarui pemikiran Aristoteles, yang menyusun metode-metode secara tepat untuk memperoleh kebenaran, dengan diberikannya seperangkat asumsi-asumsi yang benar. Logika semacam itu juga menarik perhatian para matematikawan, yang secara intuitif merasakan adanya hubungan antara logika itu dengan suatu proses aljabar.

De Morgan membuka jalan yang menghubungkan logika dengan matematika. Namun Boole pada tahun 1854 yang berhasil merangkum segala sesuatunya. Boole menemukan suatu aljabar baru yang menggantikan metode Aristoteles. Boole membuktikan bahwa logika biner atau logika dua nilai berlaku untuk huruf-huruf dan lambang-lambang sebagai pengganti kata-kata yang dipakai oleh Aristoteles. Metode aljabar Boole digunakan untuk menguraikan, memanipulasi, dan menyederhanakan pernyataan logika dengan cara yang sistematik. Keunggulan aljabar Boole ini terletak pada kesederhanaan, ketelitian, dan ketepatannya.

Aljabar Boole tidak mempunyai dampak terhadap elektronika digital sampai hampir satu abad berikutnya pada tahun 1938, ketika Shannon menerapkan aljabar baru tersebut pada rangkaian pengalihan telepon (telephone switching circuit). Karena suatu saklar pengalih adalah suatu peralatan biner (terhubung atau terputus), Shannon mampu menganalisis dan merancang rangkaian pengalih yang rumit itu dengan menggunakan aljabar Boole (Budiono Mismail: 1998; 60).

B.Aljabar Boole

Matematika merupakan sarana yang berguna dalam analisis rangkaian listrik dan digital. Semua operasi logika dalam rangkaian listrik tergantung pada ada atau tidaknya arus, dan pada rangkaian digital tergantung pada ada atau tiadanya sinyal. Suatu variabel logika hanya dapat mempunyai salah satu dari dua nilai yang mungkin terjadi. Matematika dengan logika dua nilai itu disebut aljabar Boole.

Aljabar Boole sebagaimana halnya dengan sistem matematika deduktif yang lain, merupakan suatu himpunan unsur, himpunan operasi dan sejumlah aksioma. Suatu himpunan unsur adalah setiap kumpulan besaran yang memiliki sifat sama. Jika S adalah suatu himpunan, dan x dan y adalah besaran tertentu, maka x di S menyatakan bahwa x unsur dalam S, sedangkan y tidak di S menunjukkan bahwa y bukan unsur dalam S. Suatu himpunan dengan sejumlah unsur yang dapat dihitung dinyatakan dengan tanda kurawal A = {1, 2, 3, 4}; yang artinya unsur-unsur dalam himpunan A adalah bilangan 1, 2, 3, dan 4. Suatu operasi biner pada suatu himpunan S yang mempunyai anggota didefinisikan sebagai suatu aturan yang menetapkan bahwa untuk setiap pasangan dalam unsur S ada suatu unsur yang unik dalam S itu (Mismail Budiono: 1998; 61).

Himpunan dan proposisi, keduanya kelihatan memiliki sifat-sifat yang sama, yakni memenuhi hukum-hukum yang identik. Hukum-hukum ini adalah hukum-hukum yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah struktur matematika yang abstrak yang dinamakan sebuah aljabar Boole, yang dinamai menurut sarjana matematika George Boole yang hidup pada tahun 1813 M dan wafat pada tahun 1864 M (Seymour Lipschuts: 1985; 232).

a.Definisi Aljabar Boole

Menurut Elliot Mendelson definisi aljabar Boole adalah sebagai berikut:

By a Boolean algebra we mean a set B together with two binary operations ( and ( on B, a singulary operations ( on B, and two specific elements 0 and 1 of B such that the following axioms hold

(1) For any x and y in B, x ( y = y ( x

(2) For any x and y in B, x ( y = y ( x

(3) For any x, y, z in B, x ( (y ( z) = (x ( y) ( (x ( z)

(4) For any x, y, z in B, x ( (y ( z) = (x ( y) ( (x ( z)

(5) For any x in B, x ( 0 = x

(6) For any x in B, x ( 1 = x

(7) For any x in B, x ( x( = 1

(8) For any x in B, x ( x( =0

(9) 0 (1 (Elliot Mendelson: 1987; 52).

Jadi Aljabar Boole adalah suatu susunan aljabar yang terdefinisi pada suatu himpunan B bersama-sama dengan dua buah operasi biner ( dan (, satu operasi singular (, dan dua buah unsur identitas yang unik 0 dan 1, yang harus memenuhi aksioma-aksioma berikut ini:

(1) untuk sebarang x dan y(B, x ( y = y ( x

hukum komutatif(2) untuk sebarang x dan y(B, x ( y = y ( x

(3) untuk sebarang x, y, z (B, x ( (y ( z) = (x ( y) ( (x ( z)

hukum distributif(4) untuk sebarang x, y, z (B, x ( (y ( z) = (x ( y) ( (x ( z)(5) untuk sebarang x(B, x ( 0 = x

(6) untuk sebarang x(B, x ( 1 = x

(7) untuk sebarang x(B, x ( x( = 1

(8) untuk sebarang x(B, x ( x( = 0

(9) 0 ( 1. (Elliot Mendelson: 1987; 53).

Theresia ( 1992; 219) menambahkan bahwa untuk setiap x di B ada x( di B yang disebut komplemen x sehingga aksioma (7) dan (8) terpenuhi.

Istilah : x ( y dinamakan pertemuan (meet) x dan y

x ( y dinamakan gabungan (join) x dan y

x( dinamakan komplemen dari x

0 dinamakan elemen nol

1 dinamakan elemen unit.

Operasi biner adalah pengerjaan terhadap dua elemen suatu himpunan sehingga menghasilkan elemen tunggal yang juga merupakan elemen himpunan itu. Hukum komutatif menunjukkan bahwa urutan penambahan dan perkalian tidaklah penting. Dengan perkataan lain, diperoleh jawaban yang sama bila menambahkan x terhadap y maupun y terhadap x. Demikian pula, jawaban yang sama diperoleh bila mengalikan x dengan y maupun y dengan x. Hukum distributif menunjukkan bahwa suatu ekspresi Boole dapat diperluas dengan mengalikan term demi term seperti dalam aljabar biasa. Hukum ini juga mengandung pengertian bahwa suatu ekspresi Boole dapat difaktorkan. Dengan perkataan lain, jika diberikan jumlah dua buah term, yang masing-masing mengandung variabel yang sama, maka variabel yang sama ini dapat difaktorkan. Ini adalah (x ( y) ( (x ( z). Masing-masing term mengandung x, sehingga x dapat difaktorkan untuk mendapatkan x ( (y ( z).

b.Teorema dalam Aljabar Boole

Dari aksioma-aksioma yang telah disebutkan pada bagian sebelum ini, dapat disusun sejumlah teorema untuk aljabar Boole.

Teorema 1: Keunikan menyangkut komplemen: jika x ( y =1 dan x ( y =0, maka y = x(Bukti:

(i)y = y ( 0, menurut aksioma (5)

= y ( (x ( x(), menurut aksioma (8)

= (y ( x) ( (y ( x(), menurut aksioma (4)

= (x ( y) ( (y ( x(), menurut aksioma (1)

= 1 ( ( y ( x(), hipotesis

= (y ( x() ( 1, menurut aksioma (2)

= y ( x( , menurut aksioma (6)(ii)x( = x( ( 0 , menurut aksioma (5)

= x( ( (x ( y) , hipotesis

= ( x( ( x) ( (x( ( y) , menurut aksioma (4)

= (x ( x() ( (x( ( y), menurut aksioma (1)

= 1 ( (x( ( y), menurut aksioma (7)

= (x( ( y) ( 1 , menurut aksioma (2)

= x( ( y , menurut aksioma (6)

= y ( x( , menurut aksioma (1)

= y , menurut (i)Hubungan di atas mendefinisikan komplemen x. Untuk suatu z di B, (z()(= z ( notasi: kita artikan (z()( dengan z(( , ((z()()( dengan z((( dan seterusnya).

Bukti:

(i) z( ( z = z ( z( , karena menurut aksioma (1) diketahui bahwa x ( y = y ( x.

= 1, menurut aksioma (7)Menurut aksioma (1) diketehui bahwa x ( y = y ( x, dan menurut aksioma (7) diketahui bahwa x ( x( =1, diperoleh z( ( z = 1(ii) z( ( z = z ( z( menurut aksioma (2) = 0 menurut aksioma (8)Oleh karena itu dengan menggunakan teorema 1, misalkan x = z( dan y = z diperoleh z = z((Teorema 2: Idempoten; untuk setiap unsur x (B, maka

(i) x ( x = x,

(ii) x ( x = x.

Bukti: (i)x = x ( 1, menurut aksioma (6)

= x ( (x ( x(), menurut aksioma (7) = (x ( x) ( (x ( x(), menurut aksioma (3)

= (x ( x) ( 0, menurut aksioma (8)

= x ( x, menurut aksioma (5)

(ii)x = x ( 0, menurut aksioma (5)

= x ( (x ( x(), menurut aksioma (8)

= (x ( x) ( (x ( x(), menurut aksioma (4)

= (x ( x) ( 1, menurut aksioma (7)

= x ( x, menurut aksioma (6)

Teorema ini menjelaskan bahwa jika setiap unsur x dilakukan operasi perkalian atau operasi penjumlahan terhadap dirinya sendiri maka diperoleh x itu sendiri.

Definisi: Dual dari sebarang pernyataan dalam sebuah aljabar Boolean adalah pernyataan yang diperoleh dengan menukar operasi ( dan (, dan elemen-elemen satuannya 0 dan 1, dalam pernyataan semula (Elliot Mendelson: 1987; 54).

Contoh:

1). Dual dari x ( (y ( z) = (x ( y) ( (x ( z) adalah x((y(z) = (x ( y) ( (x ( z), dan sebaliknya.

2). Dual dari x ( x( =1 adalah x ( x( = 0, dan sebaliknya.

Perlu diperhatikan bahwa dual dari setiap aksioma aljabar Boolean adalah juga sebuah aksioma. Sesuai dengan itu maka berlaku prinsip dualitas, yakni:

Teorema 3: Prinsip dualitas: Jika pernyataan A diturunkan dari aksioma (1)-(9), maka dual dari A juga diturunkan dari aksioma (1)-(9). Jadi dual dari sebarang teorema dalam sebuah aljabar Boolean adalah juga sebuah teorema. Dengan kata lain, jika sebarang pernyataan adalah sebuah konsekuensi dari aksioma sebuah aljabar Boolean, maka dual dari pernyataan tersebut adalah juga sebuah konsekuensi dari aksioma tersebut. Karena pernyataan hal itu dapat dibuktikan dengan menggunakan dual dari setiap langkah pembuktian pernyataan semula.

Bukti:

Dual dari setiap aksioma (1)-(9) adalah aksioma semula. Aksioma (1) dan (2), keduanya merupakan dual dari yang satu dengan yang lainnya. Pasangan-pasangan dari aksioma (3) dan (4), aksioma (5) dan (6), dan aksioma (7) dan (8) merupakan dual dari yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan aksioma (9) adalah dual dari dirinya sendiri. Kemudian jika pada pembuktian himpunan A, masing-masing pernyataan diganti dengan masing-masing dualnya, hasilnya adalah pembuktian pernyataan semula (ketika aksioma diganti dengan aksioma).

Teorema 4: Untuk semua x, y, z (B, maka:

(i)x ( 0 = 0

(ii)x ( 1 = 1

(iii)x ( (x ( y) = x

(iv)x ( (x ( y) = x

(v)Jika [y ( x = z ( x & y ( x( = z ( x(], maka y = z

(vi)x ( (y ( z) =(x ( y) ( z

Hukum asosiatif

(vii)x ( (y ( z) =(x ( y) ( z

(viii)(x ( y)( = x( ( y( Hukum De Morgan

(ix)(x ( y)( = x( ( y(

(x)x ( y = (x( ( y()(

(xi)x ( y = (x( ( y()(

(xii)x ( y( = 0 ( x ( y = x

(xiii)0( = 1

(xiv)1( = 0

(xv)x ( (x( ( y) = x ( y

(xvi)x ( (x( ( y) = x ( y

Bukti:

(i)x ( 0 = (x ( 0) ( 0= (x ( 0) ( (x ( x()

= (x ( x() ( (x ( 0) = x ( (x( ( 0) = x ( x( = 0

(ii)Adalah dual dari (i)

(iii)x ( (x ( y) = (x ( 0) ( (x ( y) = x ( (0 ( y) = x ( 0 = x.

(iv)Adalah dual dari (iii)

(v)Diasumsikan y ( x = z ( x & y ( x( = z ( x( , maka

y = y (1 = y ( (x ( x( ) =(y ( x) ( (y ( x()

= (z ( x) ( (z ( x() = z ( (x ( x() = z ( 1 = z

(vi)Dengan menggunakan (v), misalkan y = x ( (y ( z) dan z = (x ( y) ( z, maka harus ditunjukkan:

(a)(x ( (y ( z)) ( x = ((x ( y) ( z) ( x, dan

(b)(x ( (y ( z)) ( x( = ((x ( y) (z) ( x(.

Bukti:

(a)(x ( (y ( z)) ( x = x ( (x ( (y ( z)) = x menurut (iii), sehingga

((x ( y) ( z) ( x = x ( ((x ( y) ( z)

= [x ( (x ( y)] ( [x ( z]

= x ( (x ( z) menurut (iii)

= x menurut (iv)

Jadi (x ( (y ( z)) ( x = x = ((x ( y) ( z) ( x.

(b)(x ( (y ( z)) ( x( = x( ( (x ( (y ( z))

= (x( ( x) ( (x( ( (y ( z))

= 0 ( (x( ( (y ( z)) = x( ( (y ( z), maka

((x ( y) ( z) ( x( = x( ( ((x ( y) ( z)

= (x( ( (x ( y)) ((x( (z)

= [(x( ( x) ( (x( ( y)] ( (x( ( z)

= [0( (x( ( y)] ( [x( ( z]

= (x( ( y) ( (x( ( z)

= x( ( (y ( z)

Jadi (x ( (y ( z) ( x( = x( ( (y ( z) = ((x ( y) ( z) ( x(

(vii)Adalah dual dari (vi)

(viii)Untuk membuktikan (x ( y)( = x( ( y(, adalah dengan menggunakan teorema keunikan komplemen, maka harus ditunjukkan:

(c)(x ( y) ( (x( ( y() = 0, dan

(d)(x ( y) ( (x( ( y() =1.

Bukti:

(c)(x ( y) ( (x( ( y() = (x( ( y() ( (x ( y)

= [(x( ( y() ( x] ( [(x( ( y() ( y]

= [x ( (x( ( y()] ( [x( ( (y( ( y)]

= [(x ( x() ( y( ] ( [x( ( (y ( y()]

= [0 ( y(] ( [x( ( 0]

= 0 ( 0

= 0

(d)(x ( y) ( (x( ( y() = [(x ( y) ( x(] ( [(x ( y) ( y(]

= [x( ( (x ( y)] ( [x ( (y ( y()]

= [(x( ( x) ( y] ( [x ( 1]

= [(x ( x() ( y] (1 = (x ( x() ( y

=1 ( y

= y ( 1

= 1.

(ix)Adalah dual dari (viii)

(x)Menurut (viii), (x ( y)( = x( ( y( , maka (x ( y)(( = (x( ( y()( padahal (x ( y)(( = x ( y, maka diperoleh (x( ( y()( = x ( y

(xi)Adalah dual dari (x)

(xii)x = x (1 = x ( (y ( y() = (x ( y) ( (x ( y(). Diketahui x ( y( = 0,

maka x = x ( y.

Diasumsikan x = x ( y, maka

x ( y( = 0 ( (x ( y()

= (x ( x() ( (x ( y()

= x ( (x( ( y()

= x ( (x ( y)( = x ( x( = 0.

(xiii)Ketika 0 ( 1 = 1 dan 0 ( 1 = 0 maka diperoleh 0( = 1 menurut teorema 2.1.

(xiv)Adalah dual dari (xiii)

(xv)x ( (x( ( y) = (x ( x() ( (x ( y) = 0 ( (x ( y) = x ( y

(xvi)Adalah dual dari(xv).

Teorema 5: Misalkan x, y di B, dengan B adalah sebuah aljabar Boole, maka kondisi-kondisi berikut ekuivalen satu sama lain:

(i) x ( y( = 0

(ii) x ( y = y

(iii) x( ( y = 1

(iv) x ( y = x

Teorema 6: Aljabar rangkaian pengganti Boole adalah aljabar Boole.

Untuk mencari sifat sebuah rangkaian pengganti Boole, maka dibentuk sebuah tabel yang analog dengan tabel kebenaran untuk proposisi (Seymour Lipschuts: 1985; 235).

Pada sistem matematika logika biner yang lebih dikenal sebagai aljabar Boole, dengan mudah dapat digunakan untuk meguraikan operasi rangkaian/sirkuit saklar dan sirkuit logika yang rumit. Perancang sistem digital menggunakan aljabar Boole untuk mengubah suatu diagram rangkaian menjadi pernyataan aljabar dan sebaliknya. Akan tampak nanti dalam pembahasan bagaimana aljabar Boole itu dapat dipakai untuk menyatakan interkoneksi diantara sirkuit saklar dan sirkuit logika tersebut secara matematika.

C.Jaringan Listrik

a.Arus Listrik

Arus listrik adalah gerakan atau aliran muatan listrik. Arus (I) dikatakan ada dalam suatu ruang, bila di dalam ruang itu terjadi perpindahan muatan listrik dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jika muatan sebesar q dipindahkan melalui luas penampang kawat dalam waktu t, maka arus dalam kawat adalah jumlah muatan yang berpindah dibagi waktu yang diperlukan untuk mengadakan perpindahan itu (Frederic J.Bueche: 1994; 187)

Franklin pada tahun 1750 dengan teori aliran listriknya menggambarkan bahwa listrik sebagai suatu cairan yang tidak dapat dilihat. Jika sebuah benda mempunyai kelebihan cairan dibandingkan dengan keadaan normalnya, maka benda tersebut dikatakan bermuatan positif. Bila benda tersebut kekurangan cairan dibandingkan dengan keadaan normalnya, maka dikatakan benda tersebut bermuatan negatif. Berdasarkan teori ini Franklin menyimpulkan bahwa muatan listrik mengalir dari positif menuju ke negatif. Teori ini sampai sekarang dikenal dengan teori arus konvensional.Sedangkan teori arus elektron menyebutkan bahwa dalam sepotong kawat tembaga, hanya muatan yang berupa elektron bebaslah yang dapat mengalir. Dengan pengaruh dari suatu medan listrik elektron-elektron bebas ini mengalir dari terminal negatif sebuah baterei melalui kawat menuju terminal positif. Hal ini sangat bertentangan dengan teori arus konvensional yang menimbulkan sebuah masalah. Setiap orang sekarang setuju bahwa muatan-muatan listrik sebenarnya mengalir dari negatif ke positif didalam sepotong kawat tembaga, tetapi tidak semua orang ingin menghindari pemakaian arus konvensional (Jacob Millman: 1993; 2)

Tradisi yang sudah ada adalah bahwa para insinyur lebih suka menggunakan arus konvensional maupun arus elektron daripada memilih salah satu dari keduanya. Pada ruang lingkup atom mereka menggunakan arus elektron untuk menerangkan apa yang sebenarnya terjadi. Di luar ruang lingkup atom mereka menganggap bahwa yang mengalir adalah muatan-muatan positif, bukan elektron. Mungkin pada suatu hari nanti seseorang akan berpaling pada arus elektron pada waktu mereka menganalisa rangkaian-rangkaian secara matematis. Tetapi pada saat ini sudah disepakati bahwa perubahan yang demikian hanya akan menimbulkan pertentangan. Jika seseorang menganggap muatan-muatan mengalir dari positif menuju negatif, maka ia memakai arus konvensional atau dari negatif menuju positif, maka ia lebih menyukai arus elektron.

Aliran listrik dapat diibaratkan sebagai aliran air yang mengalir melalui sebuah pipa. Aliran ini bisa terjadi karena ada pompa yang memberikan energi atau tekanan terhadap air. Dengan pengertian yang sama, muatan listrik dapat mengalir didalam suatu rangkaian apabila sumber energi sebagaipompa muatan. Akibatnya muatan listrik dikenai suatu "gaya", yakni gaya gerak listrik (Bob Foster: 2000; 152). Sebuah sirkuit adalah suatu lintasan tertutup yang mengizinkan pergerakan muatan-muatan yang disebut arus. Terdapat tiga besaran dasar yang dikaitkan dengan rangkaian listrik yaitu;1. Potensial listrik/ sumber listrik (V), dalam volt (V)

2. Hambatan/ resistor (R), dalam ohm (()

3. Arus (I), dalam ampere (A)

Sumber listrik/ potensial listrik dikaitkan dengan dua titik dalam suatu jaringan listrik dan dalam prakteknya diukur dengan menghubungkan titik-titik tersebut dengan alat yang disebut voltmeter (pengukur tegangan). Dalam jaringan listrik, potensial listrik antara dua titik disebut penurunan tegangan (voltage drops) diantara titik-titik tersebut. Arus dan penurunan tegangan dalam suatu rangkaian listrik dapat positif atau negatif.

Aliran arus dalam jaringan listrik diatur oleh dua prinsip dasar yaitu: hukum Ohm dan hukum Kirchhoff.

b.Hukum Ohm

Hukum Ohm menjelaskan bahwa besar arus I dalam suatu rangkaian listrik bergantung pada hambatan R dan sumber listrik V. Hukum Ohm ini dijelaskan dengan eksperiman oleh Georgeo Simon Ohm pada tahun 1828. Jika diketahui dua dari V, I dan R maka yang ketiga dapat dihitung. Sebagai contoh, dengan 6 V tegangan dan hambatan 2 ( maka I = (6V) / (2() = 3A.

Hukum ohm juga menjelaskan besarnya daya listrik sirkuit/rangkaian. Besarnya daya yang dipakai dalam sebuah sirkuit sama dengan hasil kali dari tegangan dengan arus. Daya yang digunakan oleh R dalam contoh diatas adalah 6V x 3A = 18 watt. Hubungan ini berlaku untuk arus AC/DC dalam sirkuit. Dengan kata lain, hukum ohm dapat ditulis sebagai "Penurunan tegangan (Voltage drops) yang melintasi hambatan adalah hasil kali arus yang melewatinya dengan hambatannya, yaitu V = I R".

c.Hukum Kirchhoff

Terdapat berbagai tipe sirkuit/rangkaian yang komponenkomponennya tidak dalam rangkaian seri, paralel maupun seri paralel. Aturan dalam rangkaian seri paralel tidak mutlak digunakan, melainkan metode-metode umum dari analisis menjadi lebih diperlukan. Metode tersebut adalah hukum Kirchhoff yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam jaringan listrik.

Sebarang sirkuit dapat diselesaikan dengan menggunakan hukum Kirchhoff karena hukum ini tidak bergantung pada hubungan seri maupun paralel dari suatu rangkaian listrik. Landasan teori jaringan ini diletakkan sekitar tahun 1847 oleh fisikawan Jerman, Gustav R. Kirchhoff, yang percobaan-percobaan cermatnya telah menghasilkan hukum-hukum yang disebut dengan namanya.

1) Hukum arus Kirchhoff

Jumlah aljabar dari arus masuk dan meninggalkan sebarang titik dalam sebuah rangkaian harus sama dengan nol. Dengan kata lain, hukum arus Kirchhoff sebagai jumlah aljabar dari arus yang masuk ke sebarang titik dari suatu rangkaian listrik harus sama dengan jumlah aljabar dari arus yang keluar meninggalkan titik tersebut (Budiono Mismail: 1995; 35). Jumlah aljabar disini maksudnya kombinasi dari nilai positif dan negatif. Dengan menggunakan hukum Kirchhoff untuk menyelesaikan permasalahan dalam jaringan listrik, perlu mengadakan perjanjian yang menjelaskan tanda-tanda aljabar untuk arus dan tegangan. Sistem yang mudah untuk arus adalah "andaikan semua arus yang menuju titik cabang bertanda positif dan semua arus yang meninggalkan titik tersebut bertanda negatif".Hukum arus Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak berbeda dengan hukum kekekalan muatan listrik seperti tampak dalam analogi pada Gambar 1 (Bob Foster: 1999; 160). Hukum arus Kirchhoff secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:

( I masuk = ( I keluar.. (i)

I2 I1 aliran keluar I3 aliran masuk

(a) (b)

Gambar (1). Skema diagram untuk hukum I Kirchhoff

serta analogi mekaniknya.

Bukti hukum arus Kirchhoff ini sudah jelas karena dalam hal ini tidak ada muatan yang tertimbun pada simpul dan tidak ada arus yang mengalir keluar simpul menuju ke ruang bebas. Jadi paling sedikit harus ada satu jalur yang membawa muatan keluar dari simpul itu. Dalam penggunaan hukum Kirchhoff, tampak arus di suatu simpul adalah nol. Pembatasan berlakunya hukum arus Kirchhoff tersebut adalah tidak boleh ada muatan yang tertimbun dalam simpul. Pengecualian penting untuk hukum ini terjadi jika simpul itu terletak di tengah kapasitor, karena muatan yang tersimpan dalam kapasitor tersebut menyebabkan hukum ini tidak berlaku (Budiono Mismail: 1995; 36).

2) Hukum tegangan Kirchhoff Hukum tegangan Kirchhoff menyebutkan bahwa jumlah aljabar sumber tegangan dan penurunan tegangan I R dalam sebarang lingkaran tertutup harus sama dengan nol. Secara matematis, hukum ini dapat didefinisikan sebagai berikut:

V1 + V2 + V3 + + Vn = 0 (ii)

= 0

Hukum tegangan Kirchhoff ini merupakan akibat dari prinsip kekekalan tenaga yang setara dengan kesetimbangan tenaga dimana tenaga yang diberikan sama dengan tenaga yang diserap oleh rangkaian. Jika kita mulai dari sebarang titik pada satu pontensial dan kembali ke titik dengan potensial yang sama, maka beda potensialnya harus sama dengan nol. Dalam mendefinisikan tanda aljabar untuk tegangan (Voltage) andaikan sebarang terminal positif dari tegangan yang dicapai terlebih dahulu sebagai positif dan sebaliknya jika terminal negatif dicapai terlebih dahulu maka tandanya negatif. Metode ini digunakan pada penurunan I R dan sumber tegangan. Arah lintasan ini dapat searah dengan putaran jarum jam (Clock Wise) atau berlawanan dengan arah putaran jarum jam (counter clock wise).

d.Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik biasanya terdiri dari banyak hubungan sehingga akan terdapat banyak cabang maupun titik simpul. Titik simpul adalah titik pertemuan tiga cabang atau lebih. Pada umumnya suatu rangkaian listrik terdiri dari banyak rangkaian tertutup yang mempunyai banyak simpul dengan satu atau lebih sumber. Ada dua bentuk rangkaian yang dapat membantu mempermudah penentuan variable rangkaian. Bentuk rangkaian listrik tersebut adalah :a). Rangkaian seri Arus yang mengalir dalam masing-masing unsur atau sumber yang dihubungkan secara berurutan sesuai dengan hukum Kirchhoff untuk arus, sehingga hanya ada arus tunggal I yang mengalir dalam rangkaian tersebut (Budiono Mismail: 1995; 39)

i1 i

v v Rs

i2

(a) (b)

Gambar 2. Rangkaian seri dengan rangkaian setaranya.

(a) Rangkaian seri dengan dua hambatan, dan

(b) Rangkaian seri secara umum.

b). Rangkaian paralelBentuk rangkaian yang kedua adalah bagian rangkaian paralel, seperti yang tampak pada Gambar 3. Dalam bentuk ini variabel tegangan tunggal terpasang untuk semua unsur dan sumbernya.i i

R1 R2 R3 v Rp

(a) (b)Gambar 3. Rangkaian paralel dengan rangkaian setaranya.

(a) Rangkaian paralel tiga hambatan, dan

(b) Rangkaian paralel secara umum.

D.Sistem Digital

Dalam sistem digital yang berukuran besar, seperti komputer, sistem-sistem pengolahan data, pengendalian, atau sistem komunikasi digital, operasi yang dijalankan hanya terdiri dari beberapa macam saja. Tentunya operasi ini dapat terjadi secara berulang-ulang dalam jumlah yang amat besar. Rangkaian yang paling lazim digunakan dalam sistem tersebut dikenal sebagai rangkaian logika atau gerbang logika (Jacob Millman: 1993; 148). Rangkaian logika adalah piranti dua kemungkinan, yakni mempunyai keluaran dua kemungkinan: keluaran dengan nol volt yang menyatakan logika 0 (rendah) dan keluaran dengan tegangan tetap yang menyatakan logika 1 (tinggi). Gerbang logika dapat mempunyai beberapa masukan yang masing-masing mempunyai salah satu dari dua keadaan logika, yaitu 0 dan 1 (KF.Ibrahim: 1996; 23). Gerbang logika ini dapat digunakan untuk melakukan fungsi-fungsi khusus, misalnya OR, AND, NOT, XOR, NAND, NOR, dan flip-flop.

a.Gerbang OR

Gerbang adalah suatu rangkaian dengan satu keluaran, dan satu atau beberapa masukan. Suatu gerbang OR mempunyai dua atau lebih dari dua masukan atau satu keluaran. Cara operasinya mengikuti definisi sebagai berikut: keluaran dari suatu gerbang OR menunjukkan keadaan 1 jika satu atau lebih dari satu masukannya berada pada keadaan 1. Ke-n masukan dari suatu rangkaian logika akan ditandai dengan huruf A, B, , N, dan keluarannya dengan huruf Y (Jacob Millman: 1993; 151). Masing-masing simbol tersebut dapat mengambil salah satu dari dua harga yang mungkin yaitu 0 atau 1. Dengan demikian gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari masukannya pada keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 0 maka semua masukan harus dalam keadaan 0 (KF.Ibrahim: 1996; 25)

b.Gerbang AND

Gerbang AND merupakan jenis rangkaian dasar yang lain. Suatu gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua masukan dan keluaran tunggal. Cara operasinya mengikuti definisi sebagai berikut: keluaran dari suatu gerbang AND menempati keadaan 1 bila dan hanya bila semua masukan menempati keadaan 1. Dengan kata lain, gerbang AND digunakan untuk menghasilkan logika 1 jika semua masukan mempunyai logika 1, jika tidak maka dihasilkan logika 0.

c.Gerbang NOTJenis rangkaian digital dasar yang lain adalah gerbang NOT yang juga disebut inverter (pembalik). Rangkaian ini mempunyai sebuah masukan dan sebuah keluaran serta melakukan operasi logika peniadaan (negation) sesuai dengan definisi berikut ini: keluaran dari rangkaian NOT akan mengambil keadaan 1 jika dan hanya jika masukannya tidak mengambil keadaan 1. Yang dilakukannya hanyalah membalik sinyal masukan. Jika masukan adalah tinggi, maka keluaran adalah rendah, dan sebaliknya. Ini berarti bila tegangan masukan cukup tinggi, transistor menjadi jenuh sehingga keluaran adalah rendah. Sebaliknya, bila tegangan masukan cukup rendah maka transistor terpancung dan tegangan keluaran adalah tinggi.

d.Gerbang XOR

Suatu gerbang XOR berasal dari kata Exclusive Or, akan memberikan keluaran 1 jika masukanmasukannya mempunyai keadaan yang berbeda. Maksudnya adalah suatu gerbang XOR memenuhi definisi berikut: Keluaran dari suatu Exclusive Or dengan dua masukan akan sama dengan keadaan 1, jika satu dan hanya satu masukan yang sama dengan keadaan 1. Exclusive Or digunakan dalam bagian proses perhitungan atau aritmetik dari suatu komputer.

e.Gerbang NAND

Kata NAND merupakan kependekan dari kata NOT-AND, yang merupakan ingkaran dari gerbang AND. Gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 jika semua masukan pada logika 1. Sebaliknya jika ada sebuah logika 0 pada sembarang masukan pada gerbang NAND maka keluarannya akan bernilai 1.

f.Gerbang NOR

Kata NOR merupakan kependekan dari kata NOT - OR, yang merupakan ingkaran dari gerbang OR. Jadi gerbang OR yang diikuti oleh suatu pembalik pada keluarannya disebut gerbang NOT-OR atau NOR. Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada keadaan 1 dan akan memberikan keluaran bernilai 1 jika semua masukan bernilai 0.

g.Rangkaian Flip-flop

Rangkaian tersebut merupakan sel biner yang dapat menyimpan satu bit informasi. Suatu rangkaian flip-flop mempunyai dua keluaran, satu dengan nilai normal dan yang lain adalah nilai komplemen bit yang tersimpan di dalamnya. Oleh karena itu rangkaian flip-flop juga disebut rangakaian bistabil, yakni rangkaian dengan dua keadaan stabil.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Sifat Penelitian

Dengan melihat sifat dan tempat penelitian, penyusunan dan pembahasan skripsi ini adalah bersifat penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mengkaji, meneliti dan menyelidiki serta mempelajari karya-karya ilmiah yang disajikan dalam bentuk buku, skripsi, ataupun makalah-makalah yang relevan dengan topik penelitian. Kemudian hasilnya dijabarkan dan disusun kembali secara rinci menjadi suatu karya tulis.

B.Sumber penelitianSumber penelitian yang dipakai menjadi bahan penelitian berasal dari berbagai sumber yang tertulis, baik berupa buku-buku, artikel, jurnal, dan tulisan lainnya yang ada kaitannya dengan masalah logika aljabar Boole, listrik dan digital. Adapun sumber penelitian yang digunakan ditinjau dari sifatnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Sumber primer.

Sumber primer adalah sumber-sumber yang memberi data langsung dari sumber pertama. Sumber ini sengaja dibuat untuk keperluan dimasa datang (John W. Best: 1982; 391). Diantara sumber primer dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a). Karya Elliot Mendelson yang berjudul Theory and problems of Boolean algebra and switching circuits, (Singapore: Mc Graw Hill, Inc, 1987).

b). Karya Mismail Budiono yang berjudul "Rangkaian Listrik", (Bandung: ITB, 1995).

c). Karya Albert Paul Malvino, Donald P. Leach yang berjudul Prinsip-prinsip dan Penerapan Digital, diterjemahkan oleh Irwan Wijaya, (Jakarta: Erlangga, 1992).2. Sumber sekunder.

Sumber sekunder adalah sumber yang menguraikan dan membicarakan sumber primer. Diantaranya adalah: Pengantar Dasar Matematika Logika dan Teori Himpunan karya Theresia M.H. Tirta Seputro, Teori dan Soal-soal Teori Himpunan karya Seymour Lipschuts yang diterjemahkan oleh Pantur Silaban, Dasar-dasar Teori Rangkaian karya AR. Margunadi, Dasar-dasar rangkaian logika digital karya Mismail Budiono, kemudian Teknik Digital karya KF. Ibrahim diterjemahkan oleh P. Insap Santosa, dan karya-karya yang lain.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai adalah:

1.Interpretasi

Peneliti berusaha menangkap data-data yang tersembunyi didalam hasil penelitian ilmu tertentu dengan dilatarbelakangi struktur hakiki dan norma-norma dasar kemudian memberikan evaluasi kritis dan kemudian menyajikan data-data alternatif.

2.Komparasi

Perbandingan dilakukan menurut beberapa segi yaitu data lain, teori lain, dan konsep teori lain.

3.Deskripsi

Penelitian dideskripsikan secara kongkrit sehingga terlihat membuka cakrawala baru bagi penelitian.

4.Metode Analisis

1) Analisis isi (content analysis)

Metode content analysis yaitu suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru dan shahih data dengan memperhatikan konteksnya (Klaus Krippendarft: 1993; 15). Dari pengelompokan masing-masing data berdasarkan atas analisa terhadap isi tersebut dan dapat mengemukakan uraian yang berdasarkan atas sumber data primer dan penyelesaian-penyelesaian serta pendapat para ahli yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

2) Metode deduktif

Berpikir deduktif adalah berpikir yang berangkat dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu data atau peristiwa (Saifuddin Azwar: 1998; 40). Dengan demikian Metode deduktif yaitu suatu pola pemikiran yang berangkat dari peristiwa yang bersifat umum, kemudian ditarik generalisasi yang bersifat khusus.

3) Metode induktif

Berpikir induktif adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah-pisah menjadi suatu rangkaian hubungan atau suatu generalisasi (Saifuddin Azwar: 1998; 40). Dengan demikian Metode induktif adalah suatu pola pemikiran yang berangkat dari suatu peristiwa yang bersifat khusus, kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.

BAB IV

PEMBAHASAN

A.Rangkaian Saklar

Penerapan aljabar Boole dalam rangkaian listrik dapat ditunjukkan oleh rangkaian saklar sederhana. Saklar adalah suatu alat yang dihubungkan dengan suatu titik simpul di dalam suatu sirkuit elektris dan boleh diasumsikan sebagai status tersambung atau terputus (Seymour Lipschuts: 1987; 71). Contoh saklar yang sederhana adalah pada bel listrik. Jika tombol bel ditekan maka saklar tertutup, listrik mengalir dan bel berbunyi.

Dua saklar A dan B dapat dihubungkan oleh kawat tembaga dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel sebagai berikut:

A

A B

B

(a) (b)

Gambar 4. (a) Rangkaian seri, A ( B. (b) Rangkaian paralel, A ( BSebuah desain rangkaian pengganti Boole berarti sebuah susunan kawat tembaga dan saklar yang dapat dibentuk dengan menggunakan berulang dari rangkaian seri dan rangkaian paralel, maka desain tersebut dapat dijelaskan dengan menggunakan kata sambung ( dan ( (Seymour Lipschuts: 1985; 234).

Untuk saklar dalam hubungan seri, lampu akan menyala jika A dan B tersambung. Untuk rangkaian dalam hubungan paralel, lampu akan menyala jika A atau B tersambung. Kedua rangkaian itu dapat dinyatakan dengan pertolongan aljabar Boole sebagai berikut:

L = A ( B untuk hubungan seri, dan

L = A ( B untuk hubungan paralel. (Mismail Budiono: 1998; 66).

Kedua tabel berikut menjelaskan sifat sebuah rangkaian seri A ( B dan sebuah rangkaian paralel A ( B. Tabel 1. Tabel kebenaran logika untuk rangkaian seri

ABA ( B

111

100

010

000

Tabel 2. Tabel kebenaran logika untuk rangkaian paralel

ABA ( B

111

101

011

000

Pada jaringan-jaringan tertentu, ada saklar yang posisinya terbuka-tertutup/ditentukan oleh saklar yang lain. Yakni jika saklar yang satu terbuka maka saklar yang lain tertutup. Dua saklar yang selalu mempunyai posisi berlawanan ini disebut saklar yang saling berkomplemen. Tabel berikut ini memperlihatkan hubungan diantara sebuah saklar A dan sebuah saklar A(.

Tabel 3. Tabel kebenaran untuk rangkaian yang saling berkomplemen

AA(

10

01

Jika kedua saklar yang saling berkomplemen ini mempunyai hubungan seri maka listrik tidak akan mengalir. Sedangkan jika kedua saklar yang saling berkomplemen mempunyai hubungan paralel, arus listrik akan selalu mengalir melalui rangkaian itu. Salah satu saklar akan selalu tersambung jika yang lainnya terputus.

Ketiga tabel di atas identik dengan tabel konjungsi, disjungsi dan peniadaan (negasi) untuk pernyataan (proposisi). Satu-satunya perbedaan adalah bahwa 0 dan 1 digunakan di sini sebagai ganti dari T dan F pada proposisi. Sirkuit saklar memenuhi aturan-aturan yang sama dengan proposisi sehingga mereka membentuk sebuah aljabar Boolean, sebagaimana teorema bahwa aljabar rangkaian pengganti Boole adalah sebuah aljabar Boole (Seymour Lipschutz: 1985; 235). Untuk mencari sifat sebuah rangkaian pengganti Boole maka perlu dibentuk sebuah tabel yang analog dengan tabel kebenaran untuk proposisi.

B A B(

A A(

A( B C

(a) (b)

Gambar 5. (a). A ( ( B ( A(), (b). (A ( B()( [(A( ( C) ( B]

Rangkaian (a) dapat dijelaskan oleh A ( (B ( A() dan rangkaian (b) dapat dijelaskan oleh (A ( B() ( [(A( ( C) ( B]. Tinjaulah rangkaian Gambar 5(a) rangkaian di atas. Bagaimana sifat rangkaian tersebut, yakni bilakah rangkaian tersebut akan tersambung (yakni bilakah arus akan mengalir) dan bilakah rangkaian tersebut akan terputus? Sebuah tabel kebenaran dibentuk untuk A ( (B ( A() sebagai berikut:

Tabel 4. Tabel kebenaran logika

ABA(B ( A(A ( (B(A()

11011

10000

01110

00110

Jadi dari tabel kebenaran di atas tampak bahwa pada rangkaian itu arus akan mengalir hanya jika A dan B kedua-duanya tersambung.

Seringkali rangkaian saklar itu dibuat sedemikian rupa sehingga bila saklar tertentu tersambung, secara otomatis hubungan tertentu yang lain juga menyambung atau sebaliknya jika saklar tertentu terputus maka otomatis hubungan yang lain lepas. Untuk rangkaian semacam ini harus dipakai saklar yang sama. Misalnya saklar B pada rangkaian saklar sebagai berikut, dimana bentuk aljabar Boolenya adalah

(A ( B ) ( (B ( C)

A B

BC

Gambar 6. Rangkaian saklarRangkaian saklar juga dapat dibuat sedemikian rupa sehingga jika saklar yang satu tersambung maka secara otomatis saklar tertentu yang lain terputus dan sebaliknya. Untuk keperluan semacam ini haruslah saklar yang kedua merupakan lawan dari saklar yang pertama, yaitu misalnya saklar yang pertama B maka saklar yang kedua B(. Contohnya rangkaian saklar berikut ini yang dalam logika aljabar Boole adalah (A ( B) ( (B( (C)

A B

B(C

Gambar 7. Rangkaian saklar

Secara umum, kondisi untuk arus listrik yang mengalir melalui sirkuit terhubung seri adalah A1 ( A2 ( A3 ... ( An sebagaimana tampak pada gambar berikut:

A1 A2 A3 AnGambar 8. Rangkaian seri

Sedangkan kondisi untuk arus listrik yang mengalir melalui sirkuit saklar yang terhubung secara paralel seperti ditunjukkan pada gambar berikut, adalah A1 ( A2 ( A3 ( An

A1

A2

.

.

.

An Gambar 9. Rangkaian paralel

Pada sirkuit saklar berikut, arus listrik mengalir jika dan hanya jika (A ( B) ( (A( ( B) adalah benar.

A B

A( B

Gambar 10. Rangkaian saklar

Gambar tersebut menunjukkan bahwa kita boleh mengkombinasi saklar dalam bentuk seri dan paralel dalam satu rangkaian. Dengan demikian sirkuit ini disebut sirkuit saklar seri-paralel. Secara lebih tepat, jika A suatu pernyataan, maka A adalah sirkuit seri-paralel. Jika S, S1, S2, , Sn merupakan sirkuit seri-paralel, kita bisa membentuk sirkuit saklar seri-paralel baru dengan mengganti suatu saklar dalam S dengan yang lain.

S1

S2

S1 S2 Sn . . .

. . .

. . .

Sn

Gambar 11. Rangkaian saklar seri-paralel

Kondisi untuk arus listrik yang mengalir melalui sirkuit seri-paralel dapat ditulis dalam bentuk konjungsi dan disjungsi pada logika proposisi. Pada contoh tersebut kondisi yang sesuai adalah (A ( B) ( (A( ( B) (Elliott mendelson: 1987; 72).

Contoh 1:

Tentukan pernyataan simbolik untuk jaringan listrik berikut ini.

A A( B CGambar 12. Rangkaian saklar

Pemecahan:

Perhatikan bahwa A dan B berhubungan paralel, juga A( dan C. Sedang antara A, B dan A(, C terdapat hubungan seri. Jadi pernyataan simbolik untuk jaringan listrik di atas adalah (A( B) ( (A( ( C).Contoh 2:

Tentukan ekspresi Boolean untuk setiap sirkuit saklar pada Gambar 13.

B C

A

A C

A( B( B C( (a) (b)

Gambar 13. Rangkaian saklar seri-paralel

Pemecahan:

Kita menggunakan ( (penjumlahan) untuk menyatakan sirkuit paralel, dan ( (product) untuk menyatakan sirkuit seri. Sehingga,

(a) A ( (B ( A() ( C(b) A ( (C ( B() ( (B ( C().

Contoh 3:

Tentukan ekspresi Boolean yang berhubungan dengan setiap sirkuit penyaklaran pada Gambar 14.

B C( B(

A

A C D D(

(a) (b)

Gambar 14. Rangkaian seri-paralel

Pemecahan:

Dengan menggunakan operasi ( untuk menyatakan sirkuit paralel, dan operasi ( untuk menyatakan sirkuit seri. Sehingga

(a) A ( [D ( (B ( C()],

(b) [A ( (B( ( C)] ( D(B.Rangkaian Logika (Gerbang Logika)

Logika sirkuit adalah kerangka yang dibangun dari sirkuit-sirkuit dasar tertentu yang disebut logic gate (gerbang logika). Gerbang (gate) adalah suatu rangkaian logika yang mungkin digambarkan sebagai mesin yang memuat satu masukan atau lebih dan tepat satu keluaran. Masukan diberikan dalam barisan n-bit yang diproses dengan satu bit sirkuit sekaligus untuk menghasilkan sebuah barisan n-bit keluaran.

a. Gerbang OR

Jenis rangkaian digital dasar pertama yang dibahas adalah gerbang OR. Suatu gerbang OR mempunyai dua atau lebih dari dua masukan dan satu keluaran. Gambar 15 memperlihatkan lambang bagi sebuah gerbang OR N masukan untuk segala jenis rancangan dengan A, B, ... , N merupakan masukan-masukannya dan Y adalah keluarannya.

A

B Y = A + B + ... + N

N

Gambar 15. Simbol logika OR dengan N masukan

Untuk saat ini, akan dianalisa suatu gerbang OR dua masukan dengan membatasi tegangan-tegangan masukan pada 0 V atau 1 V. Hanya terdapat empat hal kemugkinan untuk dianalisa:

i).A = 0 dan B = 0. Dengan kedua tegangan masukan pada nol tegangan keluaran pastilah nol karena tidak terdapat tegangan di manapun dalam rangkaian, oleh karenanya Y = 0

ii).A = 0 dan B = 1. Batere B memberikan prategangan maju pada dioda bawah, mengakibatkan keluaran secara ideal menjadi 1V. Karena batere A adalah 0V, maka terlihat sebagai suatu hubung singkat. Dioda atas mati, dioda bawah hidup, dan keluaran Y = 1V

iii).A = 1 dan B = 0. akibat simetri rangkaian, argumen dalam hal ini adalah sama dengan arguman pada hal (ii), dioda atas hidup, dioda bawah mati, dan Y = 1V.

iv).A = 1 dan B = 1. dengan kedua masukan pada 1V kedua dioda berprategangan maju. Karena kedua tegangan adalah paralel, tegangan keluaran secara ideal adalah 1V, oleh karenanya Y = 1V.

Berdasarkan analisa diatas, dapat dibuat suatu cara operasi gerbang OR sebagaimana definisi berikut: keluaran dari gerbang OR menunjukkan keadaan 1 jika satu atau lebih dari satu masukannya berada pada keadaan 1.(Jacob Millman: 1993; 151). Ke N masukan dari suatu rangkaian logika akan ditandai dengan huruf A, B, ..., N dan keluarannya dengan huruf Y. Jelas bahwa masing-masing simbol tersebut dapat mengambil salah satu dari dua harga yang mungkin, yakni 0 atau 1. Simbol baku untuk rangkaian OR diberikan dalam Gambar 15 bersama dengan hubungan aljabar boole untuk gerbang yang bersangkutan. Persamaannya harus dibaca "Y sama dengan A atau B atau ... atau N". Sebagai bentuk lain dari definisi logika dalam kata-kata dapat digunakan suatu tabel logika atau tabel kebenaran (truth table) yang mengandung daftar dari semua harga masukan yang mungkin serta keluaran yang berkaitan.

Kebanyakan rangkaian digital menggunakan dioda dan transistor sebagai saklar untuk mengubah dari satu peringkat tegangan ke peringkat yang lain. Bila kita menganalisa rangkaian digital, kita menentukan apakah suatu tegangan rendah atau tinggi. Harga besar atau nilai tepatnya adalah tidak penting, sepanjang tegangan tersebut dapat dibedakan sebagai rendah atau tinggi.

Dalam rangkaian digital tegangan rendah atau tinggi seringkali dinyatakan masing-masing sebagai 0 dan 1. Sebagai contoh, dalam gerbang OR peringkat masukanya adalah salah satu 2 V atau 10 V, rendah atau tinggi. Jika kita anggap 0 menyatakan 2 V dan 1 menyatakan 10 V, dapat dibuat sebuah tabel kebenaran yang ekuivalen dengan 0 dan 1. Masalahnya adalah kita dapat menggunakan tegangan-tegangan sebenarnya, atau kita dapat menggunakan 0 atau 1 untuk menyatakan rendah atau tinggi; dalam kedua hal tersebut gerbang OR memberikan keluaran tinggi pada saat salah satu atau semua masukannya tinggi.

Tabel 5. Tabel kebenaran

ABY

2V2V2V

2V10V10V

10V2V10V

10V10V10V

Dalam pada itu, banyaknya baris horisontal dalam sebuah tabel kebenaran sama dengan 2n dengan n adalah banyaknya masukan. Bagi sebuah gerbang dua masukan, tabel kebenarannya mempunyai 22 atau 4 baris. Sebuah gerbang tiga masukan akan memiliki tabel kebenaran dengan 23 atau 8 baris, sedang gerbang empat masukan akan menghasilkan 24 atau 16 baris, dan seterusnya. Sebuah gerbang OR dapat mempunyai berapapun banyaknya masukan yang diinginkan. Enam buah dioda menghasilkan sebuah gerbang OR enam masukan, sembilan buah dioda menghasilkan sebuah gerbang OR sembilan masukan. Berapapun banyaknya masukan, operasi suatu gerbang OR dapat diringkas menjadi: satu atau beberapa masukan tinggi menghasilkan keluaran tinggi.

Dalam aljabar biasa, bila kita memcahkan suatu persamaan untuk mencari akar-akarnya, kita dapat memperoleh bilangan nyata positif, negatif, pecahan, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, himpunan bilangan dalam aljabar biasa adalah tak berhingga. Dalam aljabar Boole, bila kita memecahkan suatu persamaan, kita memperoleh 0 atau 1 tidak mungkin diperoleh jawaban lain karena himpunan bilangannya hanya mencakup angka biner 0 dan 1.

Perbedaan lain yang sangat mengherankan dalam aljabar Boole adalah makna tanda ( (dalam beberapa buku yang lain tanda +). Untuk menjelaskan makna ini, tinjaulah Gambar 16 yang memperlihatkan sebuah gerbang OR dua masukan dengan masukan A dan B dan keluaran Y.

A Y

B

Gambar 16. Lambang logika gerbang OR dua masukan

Dalam aljabar Boole tanda ( melambangkan kerja suatu gerbang OR dengan perkataan lain, suatu gerbang OR dapat dipandang sebagai suatu piranti yang menggabungkan A dengan B untuk memberikan hasil Y. Dalam aljabar Boole bila kita menuliskan Y = A ( B, dimaksudkan bahwa A dan B akan digabungkan dengan cara yang sama seperti gerbang OR menggabungkan A dan B. Ekspresi Y = A ( B dibaca sebagai Y sama dengan A atau B. Sekali lagi tanda ( tidak menyatakan penambahan biasa. Tanda ini menyatakan penambahan OR yang kaidah-kaidahnya diberikan oleh tabel kebenaran OR pada Tabel 6.

Tabel 6. Tabel kebenaran untuk gerbang OR

ABY = A ( B

000

011

101

111

Untuk membiasakan diri dengan penambahan OR, maka perlu dicari nilai Y = A ( B bagi keempat kondisi masukan.

i).A = 0, B = 0, diperoleh

Y = A ( B = 0 ( 0 = 0

ii).A = 0 dan B = 1, ini memberikan

Y = A ( B = 0 ( 1 = 1

iii).A = 1 dan B = 0, hal ini seperti (ii)

Y = A ( B = 1 ( 0 = 1

iv).A = 1 dan B = 1, diperoleh

Y = A ( B = 1 ( 1 = 1

Dalam aljabar Boole tanda ( menyatakan penambahan OR, jenis penambahan yang dilakukan oleh gerbang OR.

Jika diingat bahwa A, B dan C hanya dapat mengambil harga 0 atau 1, maka dengan mudah dapat dibuktikan persamaaan-persamaan dalam aljabar Boole berikut ini yang berkaitan dengan operasi OR (():

A ( B ( C = (A ( B) ( C = A ( (B ( C)(3)

A ( B = B ( A(4)

A ( A = A(5)

A ( 1 = 1(6)

A ( 0 = A(7)Persamaan-persamaan ini dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi dari operasi OR, tabel logikanya, atau urutan cara kerja rangkaian OR seperti diberikan di atas.

b. Gerbang AND

Gerbang AND merupakan jenis rangkaian digital dasar yang lain. Gerbang ini memberikan keluaran hanya bila semua masukan hadir. Dengan menggunakan dioda ideal dan membatasi semua tegangan pada salah satu 0 V atau 1 V, terdapat empat hal kemungkinan untuk dianalisa:

(i).A = 0 dan B = 0, karena kedua batere masukan pada 0 V, maka dapat dipandang sebagai hubung singkat. Batere 1 V mengalirkan arus konvensional dalam arah ke masing-masing segitiga dioda; oleh karena itu, kedua dioda hidup dan terhubung singkat. Dengan demikian Y = 0

(ii).A = 0 dan B = 1, dioda atas berprategangan maju, keluaran masih terhubung singkat ke tanah melalui dioda atas dan batere. Oleh karenanya Y = 0

(iii).A = 1 dan B = 0, akibat simetri, argumennya sama dengan argumen untuk hal (ii), dan Y = 0

(iv).A = 1 dan B = 1, arus tidak mengalir dalam rangkaian. Dengan tiadanya arus pada R, tidak terdapat jatuhan tegangan pada R, sehingga Y pastilah sama dengan 1 V.

Seperti biasanya kita dapat meringkaskan kerja sebuah rangkaian dengan sebuah tabel kebenaran. Penggunaan 0 V dan 1 V hanyalah untuk memudahkan analisa. Kita dapat menggunakan dua nilai tegangan yang berlainan yang manapun.

Tabel 7. Tabel kebenaran untuk gerbang AND

ABY = A ( B

000

010

100

111

Dengan demikian suatu gerbang AND mempunyai dua atau lebih dari dua masukan dan keluaran tunggal dan cara operasinya mengikuti definisi sebagai berikut: keluaran dari suatu gerbang AND menempati keadaan 1 jika dan hanya jika semua masukan menempati keadaan 1 (Jacob Millman: 1993; 153). Simbol untuk gerbang AND diberikan pada Gambar 17 bersama dengan hubungan aljabar Boole untuk gerbang tersebut. Persamaannya harus dibaca "Y sama dengan A dan B dan ... dan N.

A

B Y

N

Gambar 17. Simbol logika untuk gerbang AND n masukan

Tanda ( (perkalian) mempunyai makna baru dalam aljabar Boole. Untuk memahami makna ini, tinjaulah gerbang AND pada Gambar 17, gerbang AND dipandang sebagai suatu piranti yang menggabungkan A dan B untuk memberikan hasil Y. Maka dalam aljabar Boole dapat ditulis

Y = A ( B

dengan maksud bahwa A dan B akan digabungkan dengan cara yang sama seperti gerbang AND menggabungkan A dan B untuk menghasilkan Y. Untuk mempraktekkannya, maka harus diselesaikan Y = A ( B bagi keempat kemungkinan hal yang ada:

(i).Bila A = 0 dan B = 0, ini memberikan

Y = A ( B = 0 ( 0 = 0

Hal ini karena gerbang AND menggabungkan 0 dengan 0 untuk memberikan 0.

(ii).Bila A = 0 dan B = 1, diperoleh

Y = A ( B = 0 ( 1 = 0

Hal ini karena gerbang AND menggabungkan 0 dengan 1 untuk memberikan 0

(iii).Bila A = 1 dan B = 0, hal ini seperti hal (ii)

Y = A ( B = 1 ( 0 = 0

(iv).Bila A = 1 dan B = 1, ini memberikan

Y = A ( B = 1 ( 1 = 1

Keempat hasil ini mudah untuk diingat. Walaupun tanda ( tidak menyatakan perkalian dalam pengertian biasa, namun hasil perkalian AND sama seperti pada perkalian biasa.

Misalkan sebuah gerbang AND mempunyai tiga masukan. Dan misalkan bahwa kedua peringkat tegangan berlainan 0 V dan 10 V. Jika suatu masukan berada pada 0 V (diketanahkan), dioda yang terhubung ke masukan tersebut berprategangan maju atau terhubung singkat, oleh karena itu keluaran akan terhubung singkat ke tanah. Dengan demikian, Y = 0, bila salah satu masukannya adalah 0. Satu-satunya cara untuk memperoleh Y = 10 V adalah dengan membuat semua masukan secara serentak sama dengan 10 V. Dalam hal ini tidak ada arus melalui R, dan keluaran meningkat ke nilai tegangan penyedia. Jika 0 dianggap menyatakan tegangan rendah dan 1 menyatakan tegangan tinggi, diperoleh tabel kebenaran pada Tabel 8.

Tabel 8. Tabel kebenaran logika untuk gerbang AND tiga masukan

ABCY = (A(B(C)

0000

0010

0100

0110

1000

1010

1100

1111

Gerbang AND dapat memiliki berapapun masukan yang diinginkan. Sebagai contoh, 8 buah dioda menghasilkan sebuah gerbang AND delapan masukan, 16 dioda menghasilkan gerbang AND enam belas masukan. Berapapun banyaknya masukan yang dimiliki oleh sebuah gerbang AND, semua masukan harus tinggi untuk mendapatkan keluaran yang tinggi.

Dengan mengingat bahwa A, B dan C hanya dapat mengambil harga 0 atau 1, kita dapat membuktikan persamaan-persamaan berikut ini yang menyangkut operasi AND :

A ( B ( C = (A ( B) ( C = A ( (B ( C)(8)

A ( B = B ( A(9)

A ( A = A(10)

A ( 1 = A(11)

A ( 0 = 0(12)

A ( (B ( C) = (A ( B) ( (A ( C)(13)A ( (A ( B) = A(14)

A ( (B ( C) = (A ( B) ( (A ( C)(15)Persamaan-persamaan ini dapat dibuktikan dengan menggunakan definisi dari operasi AND, tabel logikanya, atau cara operasi rangkaian AND yang dibahas di atas.

c. Gerbang NOT

Jenis rangkaian digital yang lain adalah gerbang NOT, yang juga disebut inverter (pembalik). Yang dilakukan hanyalah membalik sinyal masukan. Jika masukan adalah tinggi, maka keluaran adalah rendah, dan sebaliknya. Rangkaian NOT mempunyai satu masukan dan satu keluaran dan melakukan operasi peniadaan (negation) sesuai dengan definisi berikut: keluaran dari rangkaian NOT akan mengambil keadaan 1 jika dan hanya jika masukannya tidak mengambil keadaan 1 (Jacob Millman: 1993; 153).

Jika tegangan masukan cukup tinggi, transistor menjadi jenuh, sehingga keluaran adalah rendah. Sebaliknya, jika tegangan masukan cukup rendah transistor terpancung, dan tegangan keluaran adalah tinggi. Simbol gerbang NOT dan persamaan Boole untuk operasi peniadaan diberikan pada Gambar 18(c). Persamaannya harus dibaca "Y sama dengan bukan A atau Y sama dengan komplemen dari A".

A Y = A( A Y = A( A Y Y = A( (a) (b) (c)

Gambar 18. Peniadaan (pembalikan) logika pada (a) masukan dan (b) keluaran, dari suatu blok (sistem) logika; (c) simbol yang sering digunakanuntuk suatu gerbang NOT dan persamaan Boolean yan bersangkutan.

Tanda negasi (negation) pada masukan dari suatu kotak logika ditunjukkan dalam Gambar 18(a) dan tanda serupa pada keluarannya ditunjukkan pada Gambar 18(b). Pada Gambar 18(c), masukan A ke gerbang NOT dibalik. Jika 0 masuk, 1 keluar, dan jika 1 masuk, maka 0 keluar. Dalam aljabar Boole ekspresi

Y = A(

berarti mengubah A dengan cara yang sama seperti sebuah gerbang NOT mengubah A. Tanda aksen di atas berarti mengubah atau mengkomplemenkan kuantitas yang bersangkutan ke dalam angka alternatif dengan perkataan lain,

Bila A = 0, maka Y = A( = 0( = 1, karena NOT 0 adalah 1

Bila A = 1, maka Y = A( = 1( = 0, karena NOT 1 adalah 0.

Tabel kebenaran bagi rangkaian NOT adalah:

Tabel 9. Tabel kebenaran logika untuk gerbang NOT

Masukan (A)Keluaran (Y)

01

10

Suatu rangkaian yang dapat melaksanakan operasi peniadaan logika disebut rangkaian NOT. Atau berhubung dengan tanda keluaran yang terbalik terhadap masukannya dalam operasi ini, rangkaian ini dikenal juga sebagai suatu pembalik atau inverter. Keluaran dari pembalik secara relatif berharga lebih positif jika dan hanya jika masukannya relatif kurang positif. Suatu sistem biner hanya mengenal dua tingkat tegangan, V(0) dan V(1). Keluaran serta masukan dari suatu pembalik (inverter) harus bekerja antara kedua harga tegangan tersebut. Bila masukannya berada pada V(0), maka keluarannya harus ada pada V(1), dan sebaliknya. Jadi secara idel, rangkaian NOT membalik tanda suatu sinyal, namun tetap mempertahankan bentuknya serta tingkat biner yang digunakan dalam operasi sinyal masukan.

Rangkaian ini disebut rangkaian NOT (tidak) karena keluaran tidak sesuai dengan masukannya. Kadang-kadang digunakan tanda bar sebagai pengganti prim/aksen untuk menyatakan operasi NOT, yakni:

Y = (A dapat digunakan sebagai pengganti dari Y = A(Namun dalam penelitian ini, penulis lebih akrab dengan menggunakan tanda prim/aksen (() untuk menyatakan suatu operasi NOT.

Operasi OR, AND, dan NOT pada aljabar Boole mungkin dirasakan aneh. Mengapa dibuat operasi-operasi baru seperti ini? Karena operasi-operasi ini menjelaskan gerbang OR, AND, dan NOT, suatu unsur pembangun sistem-sistem logika yang lebih rumit yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dengan aljabar Boole seseorang atau sebuah perusahaan dapat merancang sistem digital secara lebih mudah.

d. Gerbang XOR

Gerbang XOR berasal dari kata exclusive-or, dan sering dibaca sebagai OR eksklusif. Suatu gerbang OR eksklusif memenuhi definisi sebagai berikut: keluaran dari suatu OR eksklusif dengan dua masukan akan sama dengan keadaan 1 jika satu dan hanya satu masukan yang sama dengan keadaan 1 (Jacob Millman: 1993; 163).

A

Y = A ( B B

Gambar 19. Simbol logika untuk rangkaian XOR

Gambar 19 memperlihatkan simbol standar sebuah gerbang OR eksklusif. Gerbang ini mempunyai dua masukan dan satu keluaran. Masing-masing masukan menuju ke sebuah inverter. Keluaran-keluaran inverter ini adalah A( dan B(. Seperti terlihat pada Gambar 20, A( dan B menuju ke gerbang AND atas, sehingga keluarannya adalah (A( ( B). Demikian pula, (A ( B() keluar dari gerbang AND bawah. Gerbang OR eksklusif mempunyai masukan-masukan (A ( B() dan (A( ( B), sehingga keluaran akhir adalah Y = (A ( B() ( (A( ( B).

A A( B

Y = (A(B() ( (A((B)

A

B B(Gambar 20. Gerbang OR eksklusif

Akan dianalisa rangkaian pada Gambar 19 yang disebut sebagai gerbang OR eksklusif, yakni dengan mencari nilai Y bagi keempat kondisi yang mungkin

(i).Bila A = 0 dan B = 0,

Y = (0 ( 0() ( (0( ( 0) = (0 ( 1) ( (1 ( 0) = 0 ( 0 = 0

(ii).Bila A = 0 dan B = 1,

Y = (0 ( 1() ( (0( ( 1) = (0 ( 0) ( (1 ( 1) = 0 ( 1 = 1

(iii).Bila A = 1 dan B = 0,

Y =(1 ( 0() ( (1( ( 0) = (1 ( 1) ( ( 0 ( 0) = 1 ( 0 = 1

(iv).Bila A = 1 dan B = 1,

Y = (1 ( 1() ( (1( ( 1) = (1 ( 0) ( (0 ( 1) = 0 ( 0 = 0

Hasil ini diringkaskan dalam tabel kebenaran pada Tabel 10.

Tabel 10. Tabel kebenaran untuk gerbang XOR

MasukanKeluaran

ABY

000

011

101

110

Alasan bagi nama OR eksklusif adalah sebagai berikut: keluaran 1 terjadi bila A atau B adalah 1, namun tidak kedua-duanya. Dinyatakan secara lain, gerbang OR eksklusif mempunyai keluaran 1 hanya jika masukan-masukannya berbeda, keluarannya adalah 0 bila kedua masukannya sama.

Gerbang XOR memberikan kepada kita sebuah fungsi baru untuk dipergunakan. Akan digunakan lambang ( untuk menyatakan fungsi ini. Untuk menjelaskan cara kerja gerbang XOR, dapat dituliskan

Y = A ( BBilamana kita melihat Y = A ( B, kita ketahui bahwa keluaran diberikan oleh tabel kebenaran pada Tabel 10.

Lambang logika bagi gerbang XOR dua masukan diberikan pada Gambar 19 bersama hubungan aljabar Boole untuk rangkaian tersebut. Ketika melihat lambang ini, maka harus diingat bahwa masukan harus berbeda untuk mendapatkan keluaran yang tinggi.

e. Gerbang NAND

Kata NAND merupakan kependekan dari kata NOT-AND, yang merupakan ingkaran dari gerbang AND (K.F. Ibrahim: 1996; 25) Jadi rangkaian AND yang dibalik disebut suatu gerbang NOT-AND, atau NAND. Gerbang ini mempunyai beberapa masukan dan satu keluaran. Sistem logika biasanya melibatkan lebih dari satu gerbang yang membentuk suatu kombinasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu. Kombinasi sederhana dari sebuah gerbang AND dan sebuah gerbang NOT akan membentuk gerbang NAND yang disajikan pada Gambar 21. Misalkan A dan B adalah masukan-masukan yang menuju gerbang AND, maka keluarannya adalah A ( B, kemudian masuk menuju gerbang NOT sehingga keluaran akhirnya adalah (A ( B)(.

A

B (A(B) (A(B)(

Gambar 21. Contoh sederhana gerbang kombinasi AND dan NOT

Untuk menganalisa suatu gerbang NAND maka harus dicari nilai (A ( B)( bagi keempat kondisi masukan.

(i).Bila A = 0 dan B = 0, maka

Y = (A ( B)( = (0 ( 0)( = 0( = 1

(ii).Bila A = 0 dan B = 1, maka

Y = (A ( B)( = (0 ( 1)( = 0( = 1

(iii).Bila A = 1 dan B = 0, maka

Y = (A ( B)( = (1 ( 0)( = 0( = 1

(iv).Bila A = 1 dan B = 1, maka

Y = (A ( B)( = (1 ( 1)( = 1( = 0

Hasil-hasil ini diringkaskan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Tabel logika untuk gerbang NAND

MasukanKeluaran

ABY

001

011

101

110

Dengan demikian gerbang NAND akan mempunyai keluaran 0 bila semua masukan pada keadaan 1. Sebaliknya, jika ada sebuah logika 0 pada sebarang masukan maka keluarannya akan bernilai 1. Dinyatakan secara lain, gerbang NAND mempunyai keluaran 1 hanya bila salah satu atau semua masukan bernilai 0, dan keluarannya adalah 1 jika dan hanya jika semua masukan pada keadaan 1. Simbol logika NAND dengan persamaan Boolean untuk rangkaian tersebut diperlihatkan pada Gambar 22 dibawah ini:

A

Y = (A ( B)( B

Gambar 22. Simbol logika dan persamaan Boole untuk gerbang NAND

dua masukan

Bilamana kita melihat lambang ini, maka perlu diingat cara kerjanya, yaitu salah satu atau semua masukan harus rendah untuk mendapatkan keluaran yang tinggi.

f.Gerbang NOR

Suatu gerbang OR yang diikuti oleh suatu pembalik pada keluarannya disebut gerbang NOT-OR atau NOR (Jacob Millman: 1993; 170) Jadi gerbang NOR merupakan ingkaran dari gerbang OR. Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya bernilai 1, jika diinginkan keluaran bernilai 1 makasemua masukan harus dalam keadan 0. Simbol logika untuk gerbang NOR dan persamaan Boole untuk gerbang tersebut diperlihatkan pada Gambar 23 dan tabel logikanya pada Tabel 12.

A