92
1 | Page Ahmad [email protected]

Apotik Hidup

Embed Size (px)

Citation preview

1 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

2 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Apotik Hidup 1. Daun Pegagan

Pegagan (Centella asiatica L. Urban)

Pegagan termasuk suku atau familia Apiaceae. Tumbuh menjalar di atas tanah terutama di tempat yang banyak terkena sinar matahari langsung tetapi cukup lembab. Nama lain : pegaga, daun kaki kuda, daun penggaga, pegago (Sumatera); antana, cowet gompeng, gagan-gagan, penigowang, calingan rambat (Jawa); bebele, paiduh (Nusa Tenggara); wisu-wisu, kisu-kisu (Sulawesi); dogauke (Irian); ji xue cao (Cina).

Kandungan : senyawa asiaticosida, senyawa antilepra, garam kalium, magnesiu, kalsium, besi, tanin.

Kegunaan :

Lepra. Segenggam pegagan segar, cuci, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 3/4 gelas. Minum 3 kali @ 3/4 gelas per hari. (4)

Hipertensi. 20 helai daun pegagan segar rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 3/4 gelas, saring, minum 3 kali @ 3/4 gelas. (4)

Ambeien. 4-5 batang pegagan dan akarnya dicuci, rebus dengan 2 gelas air selama 5 menit, saring, minum rebusan ini 2 kali sehari @ 1 gelas selama beberapa hari. (4)

Demam. Segenggam pegagan dicuci, lumatkan, beri 3/4 gelas air dan garam, aduk, saring. Minum pagi hari sebelum sarapan.(4)

Demam yang tidak diketahui penyebabnya. Segenggam penuh daun pegagan dicuci, lumatkan, beri 1/2 gelas, saring, beri garam. Minum pagi hari sebelum sarapan. Hari berikutnya segenggam penuh daun pare dibuat sama seperti di atas. Lakukan selang-selang selama 10 hari. (4)

Melancarkan air seni. Segenggam daun pegagan dicuci, lumatkan, tempelkan pada pusar. (4)

Campak. 2 gengam daun pegagan dicuci, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal 1 gelas, minum setiap hari sekali sampai sembuh. (4)

Batuk. Segenggam pegagan segar, cuci, lumatkan, beri air 3/4 gelas dan gula batu, aduk, saring. Minum sekali sehari sampai sembuh. (4)

Mimisan. Segenggam daun pegagan dicuci, rebus dengan 3/4 gelas air, saring, minum. Ulangi 3 kali sehari. (4)

Sakit kepala. Segenggam daun pegagan, 1/4 sendok jintan dicuci, rebus dengan segelas air sampai tinggal setengah, saring, beri 1 sendok madu sebelum diminum. (4)

Mata merah, bengkak. Segenggam daun pegagan dicuci, lumatkan, peras, saring, teteskan ke mata yang sakit 3-4 kali sehari. (4)

Menambah nafsu maka. Segenggam daun pegagan segar dicuci, rebus dengan 2 gelas air sampai airnya tinggal segelas. Minum sehari segelas. (4)

3 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

2. Daun Binahong

Daun Binahong adalah jenis tanaman yang amat berkhasiat untuk menyembuhkan beberapa penyakit. Beberapa lembar daun ini dikunyah hingga halus atau dimasak dengan segelas air dan diminum beserta ampasnya atau lebih mudah di jus atau diblender. Adapun khasiat dari daun tersebut sebagai berikut :

A. Kategori Penyakit berat :

Batuk/muntah darah : 10 lembar daun diminum setiap hari Paru-paru/bolong : 10 lembar daun diminum setiap hari Kencing manis : 11 lembar daun diminum setiap hari Sesak nafas : 7 lembar daun diminum setiap hari Borok akut(menahun) : 12 lembar daun diminum setiap hari Patah tulang : 10-20 lb daun diminum setiap hari Darah rendah : 8 lembar daun diminum setiap hari Radang ginjal : 7 lembar daun diminum setiap hari Gatal-gatal /eksim kulit : 10-15 lb daun diminum setiap hari Gegar otak ringan/berat : 10 lembar daun diminum setiap hari.

B. Kategori Penyakit Ringan

Disentri/buang air besar : 10 lembar daun diminum setiap hari Ambeyen berdarah : 16 lembar daun diminum setiap hari Hidung mimisan : 4 lembar daun diminum setiap hari Habis bedah/operasi : 20 lembar daun diminum setiap hari Luka bakar : 10 lembar daun diminum setiap hari Kecelakaan/benda tajam : 10 lembar daun diminum setiap hari Jerawat : 8 lembar daun diminum setiap hari Usus bengkak : 3 lembar daun diminum setiap hari Gusi berdarah : 4 lembar daun diminum setiap hari Kurang nafsu makan : 5 lembar daun diminum setiap hari Kelancaran haid : 3 lembar daun diminum setiap hari Habis bersalin/melahirkan : 7 lembar daun diminum setiap hari Menjaga stamina tubuh : 1 lembar daun diminum setiap hari Penghangat badan : 5 lembar daun diminum setiap hari

4 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Lemah syahwat : 3-10 lb daun diminum setiap hari.

3. Daun Encok

DAUN ENCOK

Nama latin: Plumbago zeylanica L.

Nama daerah: Ki encok; Poksor; Bawa; Kareka

Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak berbatang lunak, dan tumbuh berumpun. Bentuk daun bulat telur,

bunga berwarna putih dalam tandan. Buah memanjang kecil dengan bulu kasar yang berperekat,

berwarna hijau waktu muda.

Habitat:

Tumbuh liar di tepi-tepi sungai dan di pagar-pagar rumah di pegunungan. Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar Kandungan kimia: Plumbagin; Zat samak Khasiat: Analgesik; Antibengkak; Antimikroba Nama simplesia: Plumbaginis Folium Resep tradisional: Sakit pegal linu: Daun Encok 5 lembar; Daun seligi 1 genggam; Tikel balung 3 ruas; Daun kecubung 3 lembar, Semua bahan ditumbuk halus lalu direndam dalam alkohol 70 persen minyak gondopuro dan minyak serai (dengan perbandingan 3:2:1)atau alkohol 150 cc; gondopuro 110 cc; minyak serai 50 cc, Direndam lalu dioleskan pada tempat yang sakit.

5 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

DAUN DUDUK

Nama latin: Desmodium triquitrum

Nama daerah: Genteng cangkeng; Ki congcorang; Cencer; Potong kujang; Gerji; Gulu walang

Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi lebih kurang 3 meter. Batang berkayu, bulat beruas,

permukaan kasar, diameter lebih kurang 2 cm berwarna cokelat. Daun tunggal, berseling,

berbentuk lanset, panjang 10-20 cm, lebar 1-2 cm, bertulang menyirip, daun muda berwarna

cokelat setelah tua berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk mulai tumbuh di ujung batang,

mahkota putih keunguan berbentuk kupu-kupu. Buah polong, masing-masing 4-8 biji, buah

muda berwarna hijau, setelah tua berwarna cokelat

Habitat: Tumbuh ditempat terbuka dengan cahaya matahari cukup, sedikit naungan serta tidak

begitu kering pada dataran rendah sampai 1500 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Alkoloid hepaforina; Trigonelina; Tanin

Khasiat: Anti inflamasi; Antipiretik; Diuretik; Stomakik; Paratisid

6 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Nama simplesia: Desmodii triquetri Folium

Resep tradisional:

Batu ginjal:

Daun duduk segar 6 g; Daun keji beling segar 3 g; Herba kumis kucing segar 6 g; Air 115 ml,

Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Radang amandel:

Daun duduk segar 7 helai; Daun sirih segar 2 helai; Herba pegagan segar 1 genggam; Rimpang

kunci pepet 5 rimpang; Air 1 gelas, Dipipis, Untuk berkumur 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap

kali 1/2 gelas.

Wasir:

Daun duduk segar 6 g; Air mendidih 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

DAUN DEWA

Nama latin: Gynura procumbens (Lour.)Merr.

Nama daerah: Beluntas cina

Deskripsi tanaman: Tanaman semak semusim, tinggi 10-25 cm, berbatang lunak, berambut halus, warna

ungu kehijauan. Daun tunggal, bentuk bulat telur, berbulu lebat, permukaan atas hijau, bawah ungu.

Bunga majemuk berbentuk tongkat, berbulu, kelopak hijau, mahkota berwarna kuning. Buah kecil

berwarna coklat.

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dengan rincian - DAUN berguna untuk luka terpukul,

melancarkan sirkulasi, menghentikan perdarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan),

pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, haid tidak teratur dan digigit binatang berbisa. UMBI -

untuk menghilangkan pembekuan darah, pembengkakan tulang patah, pendarahan nifas.

Cara budidaya : Perbanyak tanaman dengan menggunakan stek batang atau stump. Stek dari batang

yang keras 5-10 cm. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman cukup, menjaga

kelembaban dan pemupukan dasar.

Kandungan kimia: Saponin; Flavonoid

Efek Farmakologis : Tumbuhan ini bersifat anti coagulant (mencairkan bekuan darah), stimulasi sirkulasi,

menghentikan pendarahan, menghilangkan panas, membersihkan racun. Dalam farmakologi cina

disebutkan tumbuhan ini memiliki rasa khas dan sifat netral.

7 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Khasiat: Antipiretik; Anti inflamasi

Nama simplesia: Gynurae Folium

Resep tradisional:

Kanker:

Daun dewa segar 4 g; Akar daruju 7 g; Herba benalu 3 g; air 120 ml, Ditumbuk; ditambah air mendidih;

disaring, Diminum 1 hari sekali 100 ml; selama 30 hari.

Tekanan darah tinggi:

Daun dewa segar 3-7 helai; buah mengkudu muda 1 buah; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1-2 kali sehari

100 ml; selama 1 bulan.

Kencing manis:

Daun dewa 5 helai; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Pembersih luka:

Daun dewa secukupnya; Air secukupnya, Daun dewa ditumbuk halus lalu dimasukkan ke dalam air, Luka

yang kotor dimasukkan ke dalam air yang dicampur daun dewa

8 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

DARUJU

Nama latin: Acanthus ilicifolium L.

Nama daerah: Druju; Jruju; Jaruju; Jeruju

Deskripsi tanaman: Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang bulat lunak,

bercabang, warna hijau keputihan. Daun tunggal, bertulang menyirip, bentuk bulat telur, tepi

berduri, berwarna hijau. Bunga tunggal di ketiak daun dan di ujung batang, bermahkota enam

membulat berwarna kuning. Buah kotak, bentuk tabung, beruang enam dan berwarna hijau.

Habitat: Tumbuh liar di daerah pantai, tepi sungai tanah berlumpur dan berair payau.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Asam fenolat; Asam p-kumarat; Asam p-hidroksi benjoat

Khasiat: Ekspektoran; Antifogistik

Nama simplesia: Acanthi Radix

Resep tradisional:

9 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Kanker:

Akar daruju 7 g; Daun dewa segar 4 g; Herba benalu 3 g; air 120 ml, Dibuat infus, Diminum 1

kali sehari 100 ml

Hepatitis:

Akar daruju 7 g; Rimpang temu lawak segar 7 g; Herba meniran 7 g; Air 130 ml, Dibuat infus,

Diminum 1 kali sehari 100 ml

DANDANG GENDIS

Nama latin: Clinacanthus nutans

Nama daerah: Kitajan; Gendis

Deskripsi tanaman: Tanaman perdu tahunan, tinggi lebih kurang 2,5 meter. Batang berkayu,

tegak, beruas, dan berwarna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset, panjang 8-12 mm,

10 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

lebar 4-6 mm, bertulang menyirip, berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, di ketiak daun

dan di ujung batang, mahkota bunga berbentuk tabung, panjang 2-3 cm berwarna merah muda.

Buah kotak, bulat memanjang berwarna cokelat.

Habitat: Tumbuh liar di pekarangan dan sebagai tanaman pagar pada ketinggian 1-900 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Alkaloid; Saponin; Minyak atsiri

Khasiat: Antidiabetik; Diuretik

Nama simplesia: Clinacanthai nutans Folium

Resep tradisional:

Kencing manis:

Daun dandang gendis segar 7 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau seduhan, Diminum 1 kali sehari

100 ml.

EKOR KUCING

Acalypha hispida Burm. F

Famili : Euphorbiaceae

Daerah : Jawa : Ekor Kucing, Sunda : Talianjing, Ternate : Lofiti

Asing : Cat’s tail, Gou Wei Hong (Cina)

Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia antara lain acalyphin, flavonoid, saponin, tanin. Penutup

luka dan Peluruh air seni.

Efek Farmakologis : Dalam farmakologi Cina, tanaman ini bersifat Rasa manis, Sejuk, Kelat dan

menghentikan pendarahan.

Bagian tanaman yang digunakan : Untai bunga dan daun.

Cara budidaya : Perbanyakan tanam-an dg menggunakan stek batang. Pemeliharaan mudah,

perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama

pupuk dasar

Resep tradisional:

1. MUNTAH DARAH : Bunga di kunyah mentah bersama pinang putih, kalau perlu tambah jahe

sedikit, kencur, daun pule yang masih muda. Lakukan sepanjang hari. Atau bunga dilumatkan

bersama gula sama banyak, makan.

2. DISENTRI : Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.

3. RADANG USUS : Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.

4. CACINGAN : Untai bunga 10-30 gram, direbus, minum.

11 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

5. KUSTA : Daun secukupnya di cuci bersih, tambahkan kencur secukupnya, ditumbuk halus

sampai jadi seperti bubur. Di pakai untuk mengoles bagian badan yang luka.

GENDOLA

(Basella rubra Linn )

Famili : Basellaceae

Daerah : Jawa Tengah : Ganjerot, Sunda : Gandola, Madura : Kandula, Melayu : Gendola, Bali :

Gendola, Sulut : Tatabuwe, Gorontalo : Pailoo, Minangkabau : lembayung.

Asing : Malabar Night Shade, Lo kuei (Cina)

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia antara lain daun : organic acid,

glucan,c-carotene, mucopolysacharida seperti è L-arabinose, D-galaktose, L*rhamnose, aldonic

acid saponin, Vitamin A,B dan C

Efek Farmakologis : Tumbuhan ini bersifat anti toxin, antipiretik yaitu penurun panas,

mengeluarkan organisme penyebab sakit dari darah

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang. Pemeliharaan

mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan

terutama pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1 RADANG USUS BUNTU : Seluruh tanaman gendola sebanvak 60-70 gram dicuci bersih, di

potong-2, di rebus dengan air secukupnya sampai bahan terendam seluruhnva. Setelah tinggal

setengah, dinginkan dan minum.

2 INFLUENZA : Daun segar 15 gram di cuci lalu di rebus dengan 2 gelas air bersih sampai

tersisa 1gelas. Setelah dingin di saring tambahkan sedikit gararn dan di aduk sampai larut,

diminum

3 BERAK DARAH : Tanaman gendola 25 gram, kapulogo 35 gram dan seekor ayam betina tua

yang telah di buang kepala, kaki dan jeroannya, di masak dengan air secukupnya. Minum airnya.

4 DADA TERASA PANAS DAN SESAK : Gendola segar 70 gram di rebus dengan air

secukupnya sampai kental. Campur dengan arak, lalu diminum.

5 SEMBELIT : Daun segar dimasak makan.

6 KENCING SEDIKIT (RADANG KANDUNG KENCING), ANYANG-ANYANGEN : Daun

segar 70 gram di cuci bersih, rebus dengan air secukupnva. Setelah dingin, minum seperti air teh.

7 CAMPAK (MEASLES), CACAR AIR, PUTTING SUSU PECAH-2 : Bunga 15 - 30 gram di

rebus, minum.

12 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

8 PEGAL LINU, REMATIK : Akar I5 - 30 gram, di rebus, minum.

9 RADANG SELAPUT MATA (CONJUNGTIVITIS) : Buah 15 - 30 gram di rebus, lalu

diminum

GINJE

Nama latin: Thevetia peruviana (pers)K.Schum

Nama daerah: Ginji; Ghinje

Deskripsi tanaman: Tanaman semak, semusim, tinggi lebih kurang 1,7 meter. Batang berkayu,

beralur, beruas, bercabang, warna hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi bergerigi, pangkal

dan ujung runcing, panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai,

mahkota bentuk ginjal, warna kuning kemerahan. Buah kotak, beruang dua sampai empat,

diameter lebih kurang 7,5 mm, warna cokelat kehitaman.

Habitat: Tumbuh liar di ladang dan sebagai tanaman hias pada daerah kering di dataran rendah

sampai 900 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Tevetiana (alkaloid gigitalis); Nerifolin; Perufosida; Rufosida; Minyak lemak.

Khasiat: Tonika; Diuretik; Anti bengkak.

Nama simplesia: Thevetiae nerifoliae Semen

Resep tradisional:

Infeksi kulit:

Daun ginje 17 lembar; Cabe jamu 7 biji, Ditumbuk halus dan diberi air; diremas dan disaring,

Air saringan dioleskan pada bagian kulit yang infeksi 2-3 kali sehari.

13 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Genje

(Clerodendron indicum [L.] O. Ktje.)

Sinonim :

C. fortunatum L., C. siphonanthus R. Br., C. lividum Lindl.

Familia :

Verbenaceae

Uraian :

Genje tumbuh liar di hutan dan ladang. Kadang ditanam di halaman dekat pagar. Tumbuhan ini

bisa ditemukan pada tempat-tempat yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung pada

dataran rendah sampai ketinggian 1.200 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1-3 m ini batangnya

bulat berwarna hijau, retak-retak membujur, tengahnya berongga, percabangan simpodial. Daun

tunggal, bertangkai pendek, letak berkarang. Helaian daun bentuk lanset, ujung runcing, pangkal

menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua mengilap, panjang 7--15 cm,

lebar 3-4 cm. Bunga majemuk, bentuk payung, keluar dari ketiak daun dan ujung tangkai,

mahkota bentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, warnanya putih. Buah batu, bulat telur, warnanya

cokelat. Biji bulat berwarna hitam.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Indonesia: biduyuk, ganja, memadatan (Jakarta). Sumatera: Ronggo dipo

(Palembang). )awa: genje (Sunda), daun apiun, sekar petak (Jawa). NAMA ASING Chang guan

jia mo li (C), glorybower (I). NAMA SIMPLISIA Clerodendri indici Folium (daun genje),

Clerodendri indici Radix (akar genje).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, pereda demam (antipiretik), pereda nyeri

(analgesik), dan antibatuk (antitusif).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, dan

akarnya. Setelah dicuci, potong akar tipis-tipis, lalu jemur. INDIKASI Daun dan akar genje

digunakan untuk pengobatan: -radang saluran kencing, radang kandung kencing, -radang saluran

napas (bronkhitis), radang tenggorok, -nyeri rongga mulut, nyeri hernia, nyeri lambung, -terkilir,

memar, rematik, -demam, influenzae, -tuberkulosis paru, dan -sesak napas (asma). CARA

PEMAKAIAN: Untuk obat yang diminum, rebus 15--30 g daun atau akar genje kering, lalu

minum airnya. Untuk pemakaian luar, cuci daun segar secukupnya, lalu giling sampai halus.

Tempelkan pada tempat yang sakit, seperti keseleo, memar, reumatik, bisul, radang kulit

bernanah, lalu balut. CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT Radang saluran kencing dan

radang kandung kencing Sediakan daun genje dan rumput lidah ular (Hedyotis diffusa Willd.)

dalam bentuk bahan kering (masingmasing 30 g). Cuci, lalu rebus dengan tiga gelas air sampai

tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus.Rebus ampasnya sekali lagi

untuk diminum pada sore hari. Sesak napas Gulung daun genje kering (secukupnya), seperti

cerutu. Bakar ujungnya, lalu isap. Demam pada anak Rebus akar genje kering (10-15 g) dengan

tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan 3-4

kali sehari sampai sembuh. Catatan: Clerodendron sama dengan Clerodendrum.

Komposisi :

Daun mengandung alkaloid, saponin, dan polifenol. Akar dan kulit batang mengandung saponin

dan flavonoid. Akarnya juga mengandung polifenol.

14 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Ginjean

(Leonurus sibiricus L.)

Sinonim :

= L. artemisia (Lour.) S.YHU. = L. heterophyllus, Sweet.

Familia :

Labiatae .

Uraian :

Herba ini tumbuh liar di pinggiran kota, sepanjang aliran air, di semak-semak, kadang ditanam di

kebun. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 2.000 m dpi. Terna semusim,

tumbuh tegak, berambut, tinggi 60-100 cm. Batang berongga, beralur, beruas, bercabang,

warnanya hijau. Daun tunggal, bentuk menjari, tepi bergerigi, ujung dan pangkalnya runcing,

panjang 4-12 cm, lebar 5-14 cm, letak berhadapan bersilang, warnanya hijau. Bunga tersusun

dalam karangan semu yang terdapat pada ketiak daun. Kelopak bergigi tajam, warnanya putih

atau lembayung. Buahnya buah kotak, beruang 2- 4, coklat kehitaman. Biji berbentuk segitiga,

kecil, warnanya hitam. Akarnya akar tunggang. Yang dimaksud dengan herba leonuri atau I mu

cao dan dikenal juga dengan nama chongwei adalah tanaman yang berkhasiat sama dari tanaman

yang bernama L.sibiricus, L.heterophyllus, L.artemisia atau L. turkestanicus V.Krecz.et Kuprian.

Nama Lokal :

Padang derman, dendereman (Sunda), seranting (Sumatera). ; Ginjean, ginjeran (Jawa). gofu

hairan roriha (Ternate), ; Laranga kohori (Tidore).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Haid tidak teratur, radang ginjal, bengkak, kencing berdarah; Rabun senja, radang mata,

hipertensi, keputihan, terlambat haid;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman atau buah, pemakaian segar atau yang telah

dikeringkan. KEGUNAAN: Seluruh herba: - Haid tidak teratur (Menstrual irregularities). - Tidak

datang haid (amenorrhea). - Nyeri sewaktu haid (dysmenorrhea), Haid terlalu banyak. -

Menghilangkan gumpalan darah setelah melahirkan (Post-parturn haematoma) - Radang ginjal

(nephritis). - Bengkak (edema). - Kencing sedikit (oliguria), kencing berdarah (hematuria). -

15 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Badan terasa lemah (General weakness). - Tidak subur (infertility) pada wanita. - Rabun senja,

radang mata (conjunctivitis). - Darah tinggi. Pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis). Biji: -

Tekanan darah tinggi. - Keputihan. - Terlambat haid. PEMAKAIAN: Untuk minum: Seluruh

tanaman: 1-30 g, biji: 5-15 g, rebus. Pemakaian luar: Herba segar setelah dicuci bersih 1alu

digiling halus, atau yang telah dijadikan bubuk, dibubuhkan pada borok dan radang kulit

bernanah. CARA PEMAKAIAN: 1. Haid tidak teratur, nyeri sewaktu haid, Peranakan (uterus)

tidak mengecil sempurna setelah malahirkan atau setelah dikuret (currattage): Ginjean dan

Millettia reticulata masing-masing 60 g, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Tambahkan

gula merah secukupnya lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin

disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas. 2. Haid tidak teratur, darah haid berlebihan, perdarahan

setelah melahirkan, Peranakan tidak mengecil sempurna setelah melahirkan: 15-20 g ginjean

dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin disaring,

lalu diminum. Sehari 2 x 3/4 gelas. 3. Nyeri haid: 20 g ginlean kering dan 10 g Corydalis

ambigua (yen hu so) kering direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas.Setelah

dingin disaring, minum. Sehari 2 x 3/4 gelas. Minum selama haid. 4. Radang ginjal akut

(Glomerulonephritis akut) dan bengkak: 180-240 g ginjean segar setelah dicuci bersih lalu

direbus dengan 700 cc air bersih sampai tersisa 300 cc. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2

x 1 1/2 gelas. 5. Badan terasa lemah dan tidak subur pada wanita: 30-60 g ginjean segar dicuci

bersih, rebus dengan telur atau ayam. Setelah dingin dimakan. 6. Peluruh haid: 10 g serbuk biji

ginjean diseduh dengan 1 cangkir air panas, tambahkan 1 sendok makan madu lalu diaduk

sampai merata. Setelah dingin diminum sekaligus. CATATAN : - Herba leonuri tidak beracun,

pemakaian lama lidak menimbulkan efek samping. - Buah beracun. Pemakaian sebanyak 30

gram dapat menyebabkan keracunan dalam 4-6 jam. Tanda-tanda keracunan akan timbul dalam

12-48 jam setelah total pemakaian sebanyak 60-140 gram. - Gejala keracunan buah: Rasa lemah

seluruh badan, kaki sukar digerakkan, rasa kering dan rasa sesak di dada. Pada kasus yang sangat

berat tampak keringat sangat banyak dan lemah tak berdaya. - Wanita hamil dilarang memakai

tanaman obat ini.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Herba: Pahit, pedas, sejuk. Melancarkan

sirkulasi, membuat haid menjadi teratur, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan

pembengkakan dan menciutkan rahim. Buah : Manis, sejuk, beracun. Biji: Manis, pedas.

Memperbaiki penglihatan, peluruh haid (emenagog), peluruh kencing (diuretik), melebarkan

pembuluh darah (vasodilator). KANDUNGAN KIMIA: 1. L.sibiricus: Leonurine, stachydrine,

leonuridine, leonurinine, rutin, benzoic acid, lauric acid, linolenic acid, oleic acid, arginine, 4-

guanidino-1-butanol, 4-guanidinobutytic acid, sterol, stachyose, vitamin A dan potassium

chloride. 2. L.heterophyllus: Leonurine A, leonurine B, stachydrine, lauric acid, oleic acid. Buah

(Leonuri fructus): Mengandung leonurinine C10 HI4 O3 N2, alkaloid I,II dan Ill, oleic acid,

linoleic acid dan vitamin A.

16 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

GEMPUR BATU

Nama latin: Borreria hispida Schum.

Nama daerah: Gempur watu; Kertas watu; Hancur batu; Bulu lutung; Remuk sela.

Deskripsi tanaman: Tumbuhan liar di hutan-hutan. Daun berbentuk tombak dan berakar, daun

agak kasar. Bunga kecil-kecil warnanya putih.

Habitat: Tumbuh liar di hutan, di ladang pada tanah agak lembab pada dataran rendah sampai

ketinggian 500 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan

Kandungan kimia: Zat kalium

Khasiat: Astringen

Nama simplesia: Borreriae hispidae Herba

Resep tradisional:

Batu empedu:

Herba gempur batu segar 2 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus atau pipisan, Diminum 2 kali

sehari tiap kali minum 100 ml; Apabila dibuat pipisan diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 1/4

cangkir.

Batu ginjal:

Herba gempur batu segar 2 genggam; Herba meniran segar 7 pohon; Air 110 ml, Dibuat infus,

Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml.

17 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

GARUT

Nama latin: Marantha arundinacea L.

Nama daerah: Larut; Rarut; Jelarut; Salarut; Waerut; Nggarut; Irut; Angkrik; Arus

Deskripsi tanaman: Tanaman semak semusim, tinggi 75-90 cm. Berbatang semu, bulat,

membentuk rimpang, berwarna hijau. Daun tunggal, bulat memanjang, ujung runcing, bertulang

menyirip, panjang 10-27 cm, lebar 4-5 cm, berpelepah, berbulu, berwarna hijau. Bunga majemuk

bentuk tandan, kelopak bunga hijau muda, mahkota bunga berwarna putih. Buah kotak, bulat

berwarna hijau.

Habitat: Dapat dibudidayakan pada tanah gembur dan cukup air pada ketinggian 1500 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang

Kandungan kimia: Zat pati

Khasiat: Anti diare

Nama simplesia: Marantae Rhizoma

18 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Resep tradisional:

Mencret:

Tepung garut 1 sendok; Gula 1 sendok makan; Garam 1/4 sendok teh; Daun jambu biji 7 lembar;

Air 100 ml, Dibuat infus, Diminum 3 kali sehari; tiap kali minum 100 ml

GANYONG

Nama latin: Canna edulis

Nama daerah: Ganyol; Laos jambe; Lembong nyindra; Ganyu; Banyur

Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak berbatang basah yang bersifat merumpun dan menahun,

berbatang lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 0,9-1,8 meter, bentuk batang bulat sampai agak

pipih dan merupakan kumpulan pelepah daun yang secara teratur dan saling tumpang tindih

hingga disebut batang semu atau batang palsu. Daun tumbuhan ini lebar hijau atau kemerah-

merahan, bentuk daun elips, memanjang. Bunga ganyong berbentuk terompet. Buah berbentuk

19 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

bulat kecil, kulit berbintil-bintil halus, didalam buah terdapat rongga-rongga tempat

menempelnya biji. Umbi tumbuhan ini umumnya berukuran panjang 60 cm dan diameternya 10

cm, berdaging tebal dan berwarna putih atau keungu-unguan.

Habitat: Tumbuh liar di tegalan atau di ladang pada tanah lembab ternaungi pada dataran rendah

hingga ketinggian 2500 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Umbi

Kandungan kimia: Pati; Besi; Kalsium; Garam fosfat

Khasiat: Antifiretik; Diuretik

Nama simplesia: Cannia Rhizoma

Resep tradisional:

Panas dalam:

Umbi ganyong 30 g; Rimpang temu lawak 30 g; Air 700 ml, Direbus sampai mendidih selama

15 menit, Diminum hangat-hangat 2 kali sehari

Radang saluran kencing

Umbi ganyong 40 g; Daun kumis kucing 30 g; Akar alang-alang 20 g; Air 600 ml, Direbus

sampai mendidih selama 15 menit, Diminum hangat-hangat pagi dan sore

GANDA RUSA

Nama latin: Justica gendarrusa L.

Nama daerah: Besi-besi; Handarusa; Gondarusa; Ghandarusa; Gandarisa; Tatok

Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tegak, tinggi lebih kurang 1,8 meter. Batang berkayu, segi

empat, bercabang, beruas, berwarna cokelat. Daun tunggal, bentuk lanset, panjang 3-6 cm, lebar

1,5-3,5 cm, bertulang menyirip, warna hijau tua. Bunga majemuk, bentuk malai, panjang 3-12

cm, mahkota bentuk tabung, berbibir dua, berwarna ungu. Buah bentuk gada, berbiji empat, licin,

masih muda berwarna hijau setelah tua hitam.

Habitat: Tanaman ini tumbuh liar di hutan dan sering dijumpai sebagai tanaman pagar.

20 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan

Kandungan kimia: Alkaloid; Saponin; Flavonoid; Polifenol; Alkaloid yustisina; Minyak atsiri.

Khasiat: Analgesik; Antipiretik; Diaforetik; Diuretik; Sedatif

Nama simplesia: Gendarussae Folium

Resep tradisional:

Memar:

Daun gandarusa segar beberapa helai; Minyak kelapa secukupnya, Dilayukan di atas api kecil,

Ditempelkan pada kulit yang memar.

Sakit kepala:

Daun gandarusa segar beberapa helai; Lada beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga

berbentuk pasta, Diborehkan pada pelipis dan dahi, bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang

setiap 3 jam.

Rematik:

Daun gandarusa segar beberapa helai; Daun kecubung segar beberapa helai; Lada hitam

beberapa butir; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diborehkan pada bagian yang

nyeri; bila perlu dibalut dengan kain basah; diulang setiap 3 jam; tidak dianjurkan bagi ibu hamil.

INGGU

Nama latin: Ruta angustifolia (L.)Pers.

Nama daerah: Daun minggu; Aruda; Anrudabosu; Rue.

Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tinggi 1,5 meter. Batang berkayu, bulat, percabangan

simpodial, warna hijau muda. Daun majemuk, anak daun berbentuk lanset atau bulat telur,

pangkal runcing, ujung tumpul, tepi rata, panjang 8-20 mm, lebar 2-6 mm, warna hijau. Bunga

majemuk, mahkota bentuk mangkok, warna kuning. Buah kecil, lonjong, terbagi atas 4 kotak,

warna cokelat.

Habitat: Dapat tumbuh pada dataran rendah 100-1000 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan

Kandungan kimia: Minyak atsiri; Rutin; Kuersetin; Bergapten; Alkaloid rutamina; Skimianina;

Kokusagenina; Gula.

21 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Khasiat: Anti inflamasi; Analgesik; Antipiretik; Diuretik; Emenagog; Antispasmodik.

Nama simplesia: Rutae Herba

Resep tradisional:

Kejang:

Daun inggu secukupnya; Cuka encer secukupnya, Diremas-remas, Untuk kompres di kepala;

diperbaharui bila kepala sudah kering.

Demam, Daun inggu 3-5 helai; Bunga sruni 1 buah; Air hangat secukupnya, Diremas-remas,

Dipakai untuk mengusap badan dengan handuk kecil.

Ketombe:

Daun inggu 3-5 helai; Rimpang kunyit 1 ruas jari; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta,

Rambut dibasahi dengan air; kemudian dilumuri dengan pasta dan garuklah ketombe dengan

bantuan ujung jari tangan; atau dengan sisir; jika sudah terkelupas; rambut dikeramasi dengan

sampo biasa; ulangi selama 4 hari.

ILER

Nama latin: Coleus atropurpureus Benth.

Nama daerah: Miana; Jawer kotok; Kentangan.

Deskripsi tanaman: Tumbuhan secara liar diladang atau dikebun-kebun bisa digunakan sebagai

tanaman hias. Berbatang basah yang tingginya mencapai 1 meter. Daunnya berbentuk segitiga

atau bentuk bulat telur dengan warna yang sangat bervariasi dari hijau hingga merah ungu

berbulu, dan tepinya beringgit. Bunganya berwarna merah atau putih, ungu atau kuning.

Habitat: Dapat tumbuh liar di ladang-ladang, di kebun-kebun sebagai tanaman hias.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Lendir; Minyak atsiri; Alkaloid; Flavonoid; Saponin.

Khasiat: Emenagog; Anti bengkak

22 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Nama simplesia: Plectranthi scutellaroidi Folia

Resep tradisional:

Habis bersalin: Daun iler segar 12 helai; Herba jung Rahab (abunya)1 sendok teh; Asam kawak

secukupnya; Air secukupnya, Herba jung rahab secukupnya dibakar dan diambil abunya.

Ramuan dipipis hingga berbentuk pasta, Ditapalkan di perut.

Radang usus:daun iler segar 12 helai; Bawang merah (disangrai)1 umbi; Rimpang kunyit 2 g;

Herb apatikan cina segar 7 g; Menyan madu 1/2 g; Air 110 ml, Dibuat infus atau dipipis,

Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml (infus)atau 1/4 cangkir (pipisan).

Wasir aun iler segar 12 helai; Daun wungu segar 7 helai; Herba pegagan segar 1 genggam

secukupnya; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir.

JOMBANG

Nama latin: Taraxacum officinale

Nama daerah: Taraksakum; Tarsakum

Deskripsi tanaman: Terna menahun, tinggi 10-25 cm, seluruh bagian tumbuhan mengandung

cairan, seperti susu. Daun berkumpul membentuk roset akar, bagian pangkal rebah menutup

tanah. Daun tunggal, berbentuk lanset, sungsang, ujung runcing, pangkal menyempit menyerupai

tangkai daun, tepi bergerigi tidak teratur, kadang berbagi sangat dalam, panjang 6-15 cm, lebar

2-3,5 cm, berwarna hijau dilapisi rambut halus berwarna putih. Bunga tunggal bertangkai

panjang yang dilapisi rambut halus berwarna putih, berkelamin dua. Mahkota bunga berwarna

kuning, diameteer 2,5-3,5 cm. Buahnya berbentuk tabung, berwarna putih. Akarnya panjang,

tunggal dan bercabang.

Habitat: Tumbuh liar di lereng gunung, tanggul, dan sisi jalan daerah berhawa sejuk pada dataran

sampai 900 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Herba

23 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Kandungan kimia: Taraxasterol; Taraxacerin; Taraxarol; Kholine; Inulin; Peklin; Asparagin;

Lutein Violaxanthin; Tanin; Kalsium; Silikon; Sulfur; Vitamin; Karotenoid

Khasiat: Diuretik; Stomakik; Hipoglikemik; Antitoksik

Nama simplesia: Taraxaci Herba

Resep tradisional:

Kanker:

Herba jombang 50 g; Air 300 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum pagi dan

sore

Kaki bengkak:

Herba jombang 100 g; Minyak kelapa 50 ml, Ditumbuk sampai halus , Dibalur pada bagian yang

bengkak 3-4 kali sehari

JERUK NIPIS

Nama latin: Citrus aurantifolia (christm)suringle

Nama daerah: Kalangsa; Jeruk nipis; Jeruk pecel; Jeruk alit; Kuputangan; Limo

Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu yang bercabang banyak, tingginya 6 m, daunnya berbentuk

bulat-telur, bunganya berbentuk bintang, warnanya putih. Buahnya bulat rata dan berkulit tipis,

warnanya hijau kekuning-kuningan kalau sudah tua.

Habitat: Banyak ditanam di pekarangan dan di kebun.

Bagian tanaman yang digunakan: Buah

Kandungan kimia: Asam sitral; Minyak atsiri; Linna; Lisasetat; d-limonen; L-linaliol;

Dihidrokumarinalkohol; Terpenool; Pinen; Kamfen

Khasiat: Ekspektoran

Nama simplesia: Citri aurantifoliae Fructus

Resep tradisional:

Batuk:

Jeruk nipis(peras)1 buah; Kecap/madu sama banyak dengan perasan jeruk nipis, Dicampur

hingga rata, Diminum sehari 2 kali; pagi dan sore; tiap kali minum 1 ramuan.

Demam:

Daun jeruk nipis segar 5 helai; daun sembung segar 3 helai; Daun prasman segar 5 helai; Air 115

ml, Diseduh atau dipipis, Diminum 1 hari sekali 100 ml; apabila dipipis diminum 1 hari sekali

1/4 cangkir; diulang selama 4 hari.

Nyeri tenggorokan:

Jeruk nipis 1 iris; Kapur sirih sedikit, Jeruk nipis diolesi kapur sirih kemudian dipanaskan di atas

24 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

api kecil lalu peras, Diminum 2 kali sehari 1 ramuan; diulangi selama 3 hari.

Nyeri haid:

Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari; minyak kayu putih secukupnya, Peras buah jeruk nipis;

kemudian tambahkan kapur sirih dan minyak kayu putih kemudian diaduk sampai tercampur,

Dioleskan pada perut.

JERUK KIKIT

Nama latin: Triphasia trifolia p.Wills

Nama daerah: Jeruk kingkit; Liman kiah; Liman kunci; Kalijage; Jheruk rante

Deskripsi tanaman: Perdu tegak, lemah, tinggi 1,5-2,5 m ranting pada ujung membengkok

kesana-kemari, duri dua dua terkumpul dalam ketiak daun. Daun menjari berbilangan 3, anak

daun oval dengan ujung melekuk ke dalam, ukuran 1,5-4,5 kali 1-3 meter. Bunga terkumpul 1-4

dalam ketiak daun bermahkota 3 lembar berwarna putih, panjang 12-16 mm, berwarna merah,

daging buah berupa cairan yang lekat.

25 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Habitat: Tumbuh di pekarangan rumah dan di ladang pada ketinggian 1-500 m dpl.

Bagian tanaman: Daun ; Buah

Kandungan kimia: Coumarins; Isomeranzin; Umbelliferone; Tripasiol atau 7 - (3-methyl-2,3

dihyroxybutyloxy)-8-(3-methyl-2-oxobuthyl); Coumarin

Khasiat: Antidiare; Ekspektoran

Nama simplesia: Citri Folia

Resep tradisional:

Diare:

Daun jeruk kikit 7 lembar; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4

kali sehari.

Obat Batuk:

Buah jeruk kikit matang 10 buah, bijinya dibuang; Gula jawa 200 g; Air 300 ml, Ramuan direbus

sampai mendidih, Diminum 3 kali sehari.

JATI BELANDA

Nama latin: Guazuma ulmifolia Namk Famili : Sterculiaceae

Nama daerah: Jati londo; Jati sabrang

Deskripsi tanaman: Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat,

permukaan kasar, banyak alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal,

bulat telur, permukaan kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan

menyirip, panjang 10-16 cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun,

warna hijau muda. Buah kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam.

Habitat: Tumbuh liar di hutan pada ketinggian 700-1200 dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Kulit kayu ; Buah

26 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Kandungan kimia: Tanin; Lendir; Zat pahit; Damar

Khasiat: Diaforetik; Tonik; Astringen

Nama simplesia: Guazumae Folium

Resep tradisional:

Kegemukan:

Daun jati belanda 7 helai; Daun tempuyung 7 helai; Serbuk majakan sedikit; Air 115 ml, Direbus

atau diseduh, Diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 30 hari.

Perut kembung:

Buah jati belanda (serbuk)2 sendok teh; Air mendidih 100 ml; Minyak adas (bila perlu)1 tetes,

Diseduh, Diminum 2 kali sehari; pagi; sore; tiap kali diminum 100 ml; diulang selama 7 hari

JARONG

Nama latin: Stachytarpheta mutabilis L.

27 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Nama daerah: Jarongan; Pecut Kuda; Ngadi rengo; Jarong lalaki; Daun Sangketan; Nyarang

Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tegak, tinggi 20-90 cm. Batang berkayu, bulat, bercabang,

warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, ujung runcing, tepi beringgit, pangkal

meruncing, panjang 4-9 cm, lebar 2,5-5 cm, pertulangan menyirip, berbulu, warna hijau. Bunga

majemuk bentuk bulir, tangkai pendek, mahkota bentuk tabung, bagian dalam berambut putih,

warna ungu. Buah bentuk bulir, buah muda berwarna hijau setelah tua berwarna hitam.

Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah yang teduh di dataran rendah sampai 900 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Glikosida; Skakitarfen; Alkaloid

Khasiat: Pembersih darah; Antiradang; Diuretik

Nama simplesia: Stachytarphetae Folium

Resep tradisional:

Nifas daun Jarong 7 helai; Air 110 ml, Dibuat infus atau diseduh, Diminum 2 kali sehaari pagi

dan sore; tiap kali minum 100 ml.

Haid tidak teratur daun Jarong 4 g; Sambang Colok 4 g; Air 110 ml, Direbus atau diseduh, 1 kali

sehari pagi hari sekali minum 100 ml.

JARAK PAGAR

Nama latin: Jatropha curcas L.

Nama daerah: Jarak kosta; Balacai; Jirak; Kaleke; Bintalo; Kanjoli; Pakukase; Kadoto

Deskripsi tanaman: Berupa perdu besar yang cabang-cabangnya tidak teratur, tingginya dapat

mencapai 3 m. Batangnya bergetah yang agak kental. Daunnya lebar-lebar, berbentuk jantung,

tepinya rata atau agak berlekuk dan tangkainya panjang. Bunganya berwarna hijau kekuningan,

28 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

berkelamin tunggal, berumah satu. Baik bunga jantan maupun bunga betina masing-masing

tersusun dalam rangkaian berupa cawan. Buah berbentuk bulat telur, terbagi dalam tiga ruang,

tidak merekah. Pada masing-masing ruang terdapat 1 biji yang bentuknya bulat loncong,

warnanya hitam

Habitat: Dapat tumbuh di dataran rendah sampai 300 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Biji

Kandungan kimia: Kaemfesterol; Sitosterol; Stigmasterol; Amirin; Tarakserol; Minyak lemak;

Kursin; Toksalbumin

Khasiat: Hemostatik; Antipruritik; Antibengkak

Nama simplesia: Jatrophae Semen

Resep tradisional:

Cacing keremi:

Daun jarak pagar segar 4 helai; Minyak kelapa 2 sendok makan, Dipipis kemudian dipanaskan

sebentar, Ramuan dioleskan pada dubur menjelang tidur malam; pagi harinya cacing keremi

diambil dengan kapas.

Luka:

Minyak jarak pagar 1 sendok teh; Belerang 1/4 sendok teh; Serutan kayu secang 1 jari tangan;

Vaselin 2 sendok makan, Dipanaskan hingga meleleh kemudian diaduk; selagi hangat serutan

kayu secang diambil dan ramuan diaduk terus sampai dingin, Dioleskan pada luka; diperbaharui

setiap 3 jam.

Pencahar ringan:

Daun jarak pagar segar, Dikukus, Dimakan sebagai lalap.

Jarak

(Ricinus communis Linn.)

Sinonim :

R. inermis et lividus, Jacq. R. speciosus, Burm. R. viridis, Willd. Croton spinosa, Linn.

Familia :

Euphorbiaceae

Uraian :

Tumbuh liar di hutan, tanah kosong, sepanjang pantai, atau ditanam sebagai komoditi

29 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

perkebunan. Dapat tumbuh di areal yang kurang subur asalkan pH tanahnya 6 - 7 dan drainase

airnya baik, sebab akar jarak tidak tahan terhadap genangan air. jarak merupakan perdu tegak

yang tumbuh pada ketinggian antara 0 - 800 m di atas permukaan laut, tinggi 2 - 3 m, mudah

dikembang-biakkan dengan biji-bijian yang telah tua. Jarak adalah tumbuhan setahun (anual)

dengan batang bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan tanda bekas tangkai daun yang

lepas, warna hijau bersemburat merah tengguli. Daun tunggal, tumbuh berseling, bangun daun

bulat dengan diameter 10 - 40 cm, bercangap menjari 7 - 9, ujung daun runcing, tepi bergigi,

warna daun di permukaan atas hijau tua permukaan bawah hijau muda (Ada varietas yang

berwarna merah). Tangkai daun panjang, berwarna merah tengguli, daun bertulang menjari.

Bunga majemuk, berwarna kuning oranye, berkelamin satu. Buahnya bulat berkumpul dalam

tandan, berupa buah kendaga, dengan 3 ruangan, setiap ruang berisi satu biji. Buahnya

mempunyai duri-duri yang lunak, berwarna hijau muda dengan rambut merah.

Nama Lokal :

Jarak, jarak jitun, kaliki (Sunda), Jarak (jawa), Kaleke (Madura),; Gloah, lulang, dulang, jarak,

kalikih alang, jarag (Sumatra),; Malasai, kalalei, alale, tangang jara, peleng kaliki jera

(Sulawesi); Jarak (Bali), luluk (Roti), paku penuai (Timor), Balacai (Ternate), ; Balacai tamekot

(Halmahera), tetanga (Bima), luluk (Roti),; Bi ma (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Kanker rahim, Kank. kulit, Sulit buang air besar, Sulit. Melahirkan, ; TBC, Bisul, Koreng,

Scabies, Infeksi jamur, Jerawat, lumpuh otot muka; Gatal, Batuk, Hernia, Bengkak, Reumatik,

Tetanus, Bronkhitis;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, akar, daun dan minyak dari bijinya. KEGUNAAN: Biji:

Kesulitan buang air besar (Constipation), kanker mulut rahim dan kulit (Carsinoma of cervix and

skin), visceroptosis/ gastroptosis, kesulitan melahirkan dan retensi placenta/ari-ari (difficult labor

and retention of placenta), kelumpuhan otot muka (facial nerve paralysis), TBC kelenjar, bisul,

koreng, scabies dan infeksi jamur. Juga dipakai pada bengkak (edema). Daun: Koreng, eczema,

gatal (pruritus), batuk sesak, hernia. akar: Rheumatik sendi, tetanus, epilepsi, bronchitis pada

anak-anak, luka terpukul, TBC kelenjar, schizophrenia (gangguan jiwa). Minyak : Constipasi,

koreng, luka bakar. CARA PEMAKAIAN: Biji : 1. Koreng: 20 biji dibuang kulitnya, dilumatkan

menjadi berbentuk bubur, ditambah sedikit garam dan diaduk rata. Tempel di tempat sakit sehari

2x. 2. Prolapsus uterus dan rectum: Lumatkan biji jarak dan dipakai/ditempelkan pada titik Pai

hui yang terletak di kepala. 3. Kesulitan melahirkan dan retensi placenta: Lumatkan biji jarak dan

tempelkan ketitik akupunktur Yungchuan (VIII/1 = K-1) yang terletak di tengah-tengah telapak

kaki. 4. Kelumpuhan otot wajah: Lumatkan biji jarak, tempelkan pada sendi mandibular dan

lengkungan mulut, 1 x hari, selama 10 hari. 5. Kanker cervix: Salep/cream berisi 3-50/o ricin &

3% dimethyl sulfoxide, dioleskan pada kanker cervix 1 x / hari, 5 - 6x / minggu untuk 1 - 2

bulan. Dilakukan bersama-sama dengan penyinaran extracorporal. Efek samping: nyeri perut,

gatal pada liang kemaluan, gatal seluruh tubuh, eczema, biduran (Urticaria), serak,

pembengkakan larynx, gatal pada tenggorokan, pengelupasan kulit telapak tangan dan kaki,

menggigil, demam, yang hilang dengan obat-obat symptomatik. Daun: Pemakaian luar: Direbus,

airnya untuk cuci atau dilumatkan, tempel. - Bengkak: Daun dikukus matang, dibungkus

ditempat yang sakit. - Hernia: Daun + sedikit garam dilumatkan, tempelkan dititik tengah telapak

kaki. - Koreng: Daun segar direndam air panas sampai lemas, tempelkan ke tempat sakit.

Minyak: - Constipasi: Anak-anak 4 ml dan Dewasa 5 - 20 ml, minum pagi hari sewaktu perut

kosong. Wanita hamil dan sedang haid dilarang minum (Sebabkan kongesti ringan pada organ

panggul). Akar: 15 - 30 gr, rebus atau ditim, minum. Pemakaian luar: Dilumatkan, tempel. -

Rheumatik persendian, epilepsi (Ayan): 15 - 30 gr akar direbus, minum. - Pegal-pegal, luka

terpukul: 9 - 12 gr akar kering, rebus. GEJALA KERACUNAN: Sakit kepala, muntah berak,

panas, leukositosis, gambaran darah putih bergeser kekiri, produksi kencing terhenti, keringat

dingin, kejang-kejang, prostration, meninggal. Kematian dapat terjadi dengan menelan 20 biji

jarak pada orang dewasa dan 2 - 7 biji pada anak-anak. Menghilangkan racunnya dilakukan

dengan cara memanaskan 100' C atau lebih selama 20 menit atau direbus selama 2 jam. Tetapi

khasiat anti kanker hilang dengan pemanasan.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji : Rasa manis, pedas, netral. Biji segar

sangat beracun, yang hilang dengan cara direbus selama 2 jam atau dengan pemanasan 100'C

30 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

selama 20 menit. Anti radang, pencahar (purgative actions), koreksi prolaps, anti-neoplastik

(anti-kanker), menghilangkan racun (eliminates toxin). Akar: Bersifat penenang, anti-rheumatik.

KANDUNGAN KIMIA: Biji : Minyak ricinic 40- 50 % dengan kandungan glyceride dari

ricinoleic acid, isoricinoleic acid, oleic acid, linolenic acid, dan stearic acid. Juga mengandung

ricinine, sejumlah kecil cytochrome C, Lipase dan beberapa enzym. Disamping ricin D, dengan

cara pemurnian bertingkat didapat acidic ricin dan basic ricin. Daun: Kaemferol-3-rutinoside,

nicotiflorin, isoquercitrin, rutin, kaempferol, quercetin, astragalin, reynoutrin, ricinine, vit.C 275

mg %. Minyak: Ricinoleic acid 80%, palmitic acid, stearic acid, linoleic acid, linolenic acid,

dihydroxystearic acid, triricinolein 68,2%, diricinolein 28%, monoricinolein 2,9%, nonricinolein

0,9%. Akar: Methyltrans-2-decene-4,6,8-triynoate, 1-tridecene-3,5,7,9,11-pentyne, Beta-

sitosterol.

Jarak Bali

(Jatropha podagrica Hook.)

Sinonim :

Familia :

Euphorbiaceae

Uraian :

Tanaman ini dapat ditemukan sebagai tanaman hias, yang ditanam di pekarangan atau tempat

rekreasi. Asalnya, dari Amerika tropis. Perdu tegak, tinggi 0,5- 1,5 m, bergetah warna putih,

batang tunggal atau sedikit bercabang, dengan pangkal batang yang membesar dan melembung

seperti umbi. Daun bertangkai yang panjangnya 20-30 cm, helai daun bangun perisai, bentuknya

bulat telur melebar dengan ukuran penampang 20-40 cm, bercangap 3 atau 5, taju runcing atau

membulat. Bunga dalam malai rata yang bertangkai panjang, dengan bunga betina dan bunga

jantan dalam satu tangkai, warnanya merah oranye. Buah bentuk elips melebar, berkendaga tiga,

panjang 1,5 cm. Biji lonjong atau bulat panjang.

Nama Lokal :

Jarak batang gajah.;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Demam, bengkak terpukul, digigit ular biasa.;

Pemanfaatan :

31 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

BAGIAN YANG DIPAKAI: Seluruh tanaman KEGUNAAN: - Demam - Bengkak terpukul -

Digigit ular berbisa PEMAKAIAN: Untuk minum: 10-15 g direbus. Ampasnya digunakan untuk

ditempelkan pada tempat yang sakit.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, pahit, dingin. Menghilangkan sakit

(analgetik), menghilangkan pembengkakan, menghilangkan racun dan membersihkan panas.

Jarak Ulung

(Jatropha gossypifolia L.)

Sinonim :

Familia :

Euphorbiaceae

Uraian :

Tanaman ini umumnya tumbuh liar di tepi jalan, lapangan rumput atau di semak, pada tempat-

tempat terbuka yang terkena sinar matahari di dataran rendah. Asalnya, dari Amerika Selatan.

Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1-2 m, dengan rambut kelenjar yang kebanyakan berbentuk

bintang yang bercabang, getahnya bersabun. Batang berkayu, bulat, warnanya cokelat, banyak

bercabang. Daun tunggal, bertangkai panjang, helaian daun bulat telur sungsang sampai bulat,

berbagi 3-5, taju runcing, panjang 7-22 cm, lebar 6-20 cm, daun muda berwarna keunguan, daun

tua warnanya ungu kecokelatan. Bunga majemuk dalam maiai rata bertangkai, berbentuk corong,

kecil, warnanya keunguan, keluar dari ujung batang. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan

dan bunga betina. Buah berkendaga tiga, bulat telur, sedikit berlekuk tiga dengan 6 alur

memanjang, warnanya hijau, bila masak menjadi hitam. Bijinya bulat, coklat kehitaman. Bijinya

mengandung minyak. Bila diperas, minyak tersebut dapat digunakan untuk lampu.

Nama Lokal :

Jarak kosta merah, jarak landi, jarak cina (Jawa), ; Kaleke bacu, kaleke jharak, kaleke jharat

(Madura).; Jarak ulung (Lampung).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang anak telinga, pembengkakan dan penyakit kulit, demam; Sembelit, lepra (morbus

hansen), perangsang muntah;

32 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, biji. KEGUNAAN: Daun: - Susah buang air besar. - Radang

anak telinga. - Pembengkakan dan penyakit kulit. - Demam. Minyak dari biji: - Sembelit. -

Perangsang muntah. - Lepra (Morbus Hansen). PEMAKAIAN: Untuk minum: Pemakaian luar:

Daun segar setelah dibersihkan lalu dilumatkan, dipakai untuk pemakaian setempat pada

bengkak akibat terpukul, sakit kulit atau daun digodok, airnya dipakai untuk mandi pada

penderita demam. CARA PEMAKAIAN: 1. Susah buang air besar : a. Daun segar sebanyak 3-4

lembar dicuci bersih, oleskan minyak kelapa lalu dilayukan di atas api. Hangat-hangat

ditempelkan pada perut. b. Biji yang telah masak sebanyak 20 butir, dibakar. Tumbuk sampai

halus, lalu dimakan.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pencahar, meningkatkan napsu makan.

KANDUNGAN KIMIA: Akar: Alkaloid. Daun: Tanin, calcium oksalat, slifur, pectip-substans.

Batang: Tanin, sulfur.

JAMBU BIJI

Nama latin: Psidium guajava

Nama daerah: Galiman; Masiambu; Jambu klutuk; Bayawas; Lutu hatu; Kayawase; Dambu

Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 5-10 meter. batang berkayu, bulat, kulit kayu licin,

mengelupas, bercabang, warna cokelat kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, ujung tumpul,

pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau

kekuningan. Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih

kekuningan. Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.

Habitat: Tumbuh pada tempat terbuka, tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1-1.200

m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Buah

Kandungan kimia: Zat samak; Minyak atsiri; Tri terpinoid; Leukosianidin; Kuersetin; Asam

arjunalot; Resin; Minyak lemak

Khasiat: Antiinflamasi; hemostatik; astringen

Nama simplesia: Psidii Folium

Resep tradisional:

Disentri:

Daun jambu biji 6 g; Kayu secang 1 g; Rasuk angin 1 g; Daun patikan cina 5 g; daun pegagan 7

33 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

g; Kayu ules 2 buah; Bawang merah 1 umbi; Air 120 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari;

pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml; diulang selama 4 hari

Mencret:

Daun jambu biji muda 9 helai; Kunyit 1 jari; Biji kedawung (disangrai)4 butir; Rasuk angin 4 g;

Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml; diulang

selama 4 hari

KUNYIT

Nama latin: Curcuma domestica

Nama daerah: Kunir; Kunyir; Koneng; Kunyet; Kuning; Kuneh

Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk

lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini

menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga terang.

Perbanyakannya dengan anakan

Habitat: Tumbuh di ladang dan di hutan, terutama di hutan jati. Banyak juga ditanam di

perkarangan. dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2000 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang

Kandungan kimia: Tumeron; Zingiberon; Seskuiterpena alkohol; Kurkumin; Zat pahit; Lemak

hars; Vitamin C

34 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Khasiat: Kholagog; Stomakik; Antispasmodik; Anti inflamasi; Anti bakteria; Kholeretik

Nama simplesia: Curcumae domesticae Rhizoma

Resep tradisional:

Luka dan kurap

Rimpang kunyit 1 jari; Daun asam 1 genggam; Air sedikit, Dipipis, Tempelkan pada luka dan

diganti setiap 3 jam

Mencret

Rimpang kunyit 1/2 jari; Rasuk angin 1/2 sendok teh; Ketumbar 3 biji; Buah kayu ules 1 biji;

daun trawas 1 helai, Campuran ditumbuk; ditambah air 115 ml dan dididihkan; kemudian

disaring, Diminum pagi dan sore; tiap kali minum 100 ml

Nyeri haid

Rimpang kunyit 1 jari; Ketumbar 7 butir; Cengkih 1 butir; Asam kawak; Biji pala, Campuran

ditumbuk; ditambah air 110 ml; dan dididihkan; kemudian disaring, Diminum 1 kali sehari 100

ml

Sakit perut

Kunyit dibakar 1 jari; Kulit batang pulosari 1 jari; Ketumbar 7 biji; Seluruh tanaman patikan cina

1 genggam; Air 1 cangkir, Campuran ditumbuk; ditambah air dan dididihkan sampai diperoleh

secangkir; disaring, Bayi umur 5-7 bulan; 1 sendok teh/jam; Anak umur 1-2 tahun; diminum 2

kali sehari; 2 sendok makan; Dewasa; sehari minum 3 kali; 1/2 cangkir

Kunci Pepet

(Kaemferia rotunda L.)

Sinonim :

--

Familia :

Zingiberaceae

Uraian :

Kunci pepet atau kunir putih sering disebut "kunyit putih" atau "Curcuma alba", sebutan nama

latin yang salah. Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya

menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot. Kunci pepet

juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa sampai ketinggian

kurang dari 750 m dpl. Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional, kunci pepet juga

sering digunakan untuk kosmetika tradisional. Ada dua fase tumbuh kunci pepet. Yang pertama

disebut fase vegetatif, yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu.

Yang kedua, yaitu fase generatif. Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja.

Tanaman ini terdapat pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Banyak

ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia.

Terna tahunan dengan tinggi 30-70 cm ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh

dari rimpangnya. Daun tunggal, helaian daun berbentuk lanset, panjang 20-30 cm, lebar 7,5-10

cm, ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah

bercorak warna cokelat. Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek.

Bunga bisa tumbuh menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu

35 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

muda kemerahan. Akarnya berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu

seukuran telur puyuh. Dari rimpang induk keluar akar-akar kasar yang ujungnya terdapat anakan

rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang induk. Jika rimpang

dibelah terlihat warnanya putih pucat, berserat halus, dan rasanya pahit. Jika telah keluar bunga,

menandakan rimpang siap di panen. Umbi muda bisa dijadikan lalap. Perbanyakan dengan

rimpang.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jawa: kunci pepet, temu rapet, ardong (Jawa), kunir putih (Sunda). Madura:

konce pet. Melayu: temu putri, t. rapet. NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Kaempferiae

rotundae Rhizoma (kunci pepet).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rimpang rasanya pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat antiradang, peluruh kentut (karminatif), dan

mempercepat penyembuhan luka.

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah

rimpangnya. INDIKASI Rimpang digunakan untuk mengatasi: gangguan pencernaan, sakit

perut, perut mulas, dan bengkak karena memar, keseleo. CARA PEMAKAIAN Untuk

pemakaian luar, gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar, keseleo,

dan bisul yang sulit pecah. Setelah digiling halus menjadi serbuk, rimpang induk yang telah

dikeringkan bisa digunakan sebagai bedak. CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT

Bengkak, memar, bisul Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar, lalu tumbuk sampai

halus. Jika menggunakan rimpang kering, tambahkan sedikit air. Tempelkan hasilnya pada

bagian tubuh yang memar atau bengkak, lalu balut. Mengeluarkan angin dari perut Seduh serbuk

kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas, lalu tutup. Setelah dingin,

minum beningannya.

Komposisi :

Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol,

sineol, metil khavikol, dan saponin.

36 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KUMIS KUCING

Nama latin: Orthosiphon stamineus Benth

Nama daerah: Kumis ucing; Brengos kucing; Songot koceng; Remujung; Sesaseyan

Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 1,5 m, daunnya berbentuk bulat

telur, bunganya berwarna putih seperti kumis kucing, batangnya berbentuk empat persegi dan

mudah di patahkan

Habitat: Tumbuh liar diladang, di tepi sungai dan di tempat-tempat yang tanahnya agak lembab

sampai ketinggian 700 m dpl, ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias

Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan

Kandungan kimia: Genkosid orthosifonin; Zat lemak; Minyak atsiri; Minyak lemak; Saponin;

Sapofonin; Garam kalium

Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik

37 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Nama simplesia: Orthosiphonis Herba

Resep tradisional:

Susah kencing

Daun kumis kucing segar 1/4 genggam; Air 1 gelas, Direbus hingga memperoleh cairan 1/2

gelas, Diminum setiap hari 2 kali dan tiap kali minum 1/2 gelas

Batu ginjal

Herba kumis kucing 6 g; Herba meniran 7 pohon; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali

sehari; tiap kali minum 100 ml

Kencing manis,

Daun kumis kucing 20 helai; Daun sambiloto 20 helai; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali

sehari; 100 ml

Sakit pinggang

Daun kumis kucing segar 1 genggam; Kulit batang pepaya seluas 4 cm2; Air 110 ml, Dibuat

infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

Kucing Kucingan

(Acalypha indica L.)

Sinonim :

A. australis L.

Familia :

euphorbiaceae.

Uraian :

Kucing-kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan,

lapangan rumput, maupun di lereng gunung. Herba semusim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang

dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daun tunggal, bertangkai panjang, letak

tersebar. Helaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tipis, ujung dan pangkal runcing, tepi

bergerigi, panjang 2,5-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm, berwarna hijau. Bunga majemuk, berkelamin satu,

keluar dari ketiak daun, kecil-kecil, dalam rangkaian berbentuk bulir. Buahnya buah kotak, bulat,

hitam. Biji bulat panjang, berwarna cokelat. Akarnya akar tunggang, berwarna putih kotor. Akar

tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing, yang dikonsumsi dengan cara dikunyah.

Kucing-kucingan dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Sumatera: ceka mas (Melayu). Jawa: lelatang, kucing-kucingan, rumput

kokosongan (Sunda), rumput bolong-bolong (Jawa). NAMA ASING Tie xian (C), copperleaf

herb (I). NAMA SIMPLISIA Acalyphae Herba (herba kucing-kucingan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rasa pahit, sifatnya sejuk, astringen. Herba ini berkhasiat antiradang, antibiotik, peluruh kencing

38 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

(diuretik), pencahar, dan penghenti perdarahan (hemostatis).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN Seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat.

dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan. INDIKASI Herba ini digunakan untuk

pengobatan : - disentri basiler, disentri amuba, diare, - anak dengan berat badan rendah

(malnutrisi), - gangguan pencernaan makanan (dispepsi), - perdarahan, seperti mimisan

(epistaksis), muntah darah (hematemesis), berak darah (melena), kencing darah (hematur-ia), -

malaria, dan - susah buang air besar (sembelit). CARA PEMAKAIAN Untuk obat yang

diminum, rebus 9-15 g herba kering atau 30-60 g herba segar. Setelah dingin, saring dan air

saringannya diminum. Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke

tempat yang sakit, seperti bisul, koreng, luka berdarah, eksim, radang kulit (dermatitis), atau

gigitan ular. Cara lain, rebus satu tumbuhan kucing-kucingan seutuhnya. Selanjutnya, gunakan

air rebusannya untuk mencuci luka ataupun koreng. CONTOH PEMAKAIAN DI

MASYARAKAT Disentri amuba, disentri basiler, diare, dan penyakit dengan perdarahan Rebus

seluruh bagian tumbuhan kucing-kucingan yang sudah kering sebanyak 30-60 g dalam 3 gelas

air sampai aimya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring clan air saringannya dibagi dua (sama

banyak). Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas. Lakukan selama 5-10

hari. Disentri basiler Cuci 30-60 g herba kucing-kucingan kering, 30 g krokot (Portulaca oleracea

L.), dan 30 g &jla merah, lalu potong-potong seperlunya. Tambahkan 3 gelas air, lalu rebus

sampai airnya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari 2 kali, masing-masing 1/2

gelas. Lakukan setiap hari sampai sembuh. Luka berdarah, koreng, bisul, radang kulit, gigitan

ular Cuci 1 tanaman herba segar. Tambahkan 1 sendok teh gula pasir, lalu giling sampai halus.

Bubuhkan ramuan ini ke bagian tubuh yang sakit. Dermatitis, eksim, koreng Cuci 1 tanaman

herba segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air sampai mendidih (selama

15 menit). Gunakan ramuan tersebut untuk mencuci bagian tubuh yang sakit selagi hangat.

Sembelit Cuci 1 tumbuhan segar (berikut akarnya), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam

1 gelas air sampai mendidih (selama 15 merit). Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.

Lakukan pada malam hari

Komposisi :

Daun, batang, dan akar mengandung saponin dan tanin. Batangnya juga mengandung flavonoida

dan daunnya mengandung minyak asiri.

KREMAH

Nama latin: Alternanthera sessilis (L)

Nama daerah: Daun rusa; Kremak; Sayur udang; Jukuk demah; Kremek; Kremi; Matean

Deskripsi tanaman: Semak, merambat, batang masif, beruas-ruas, warna hijau kekuningan. Daun

majemuk berhadapn, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, warna hijau. Perbungaan

bentuk bulir, diketiak daun dan diujung batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan. Buah

kotak, warna cokelat, biji bulat, hitam

Habitat: Tumbuh baik pada tempat terbuka dan cukup air pada ketinggian 1-1000 m dpl

39 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan

Kandungan kimia: Zat lendir; Kalium oksalat

Khasiat: Anti inflamasi; Diuretik; Galaktagog; Kholagog; Antipruritik

Nama simplesia: Alternantherae sessilidis Herba

Resep tradisional:

Peradangan perut :

Herba kremah 3 pucuk; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 3 kali sehari; tiap minum 100 ml

Mencegah uban

Herba kremah beberapa pucuk; Air secukupnya, Diseduh, Setelah dingin digosokkan pada kulit

kepala

KOMFREY

(Symphytum officinale L. )

Famili : Boroginaceae

Daerah :

Asing : Comfrey, knit bone, K’ang fu li (Cina)

Sifat Kimiawi :

Kandungan kimia tumbuhan ini yaitu symphytine, echimidine, anadoline, alkaloid pyrrolizidine

(Pas), tanin, minyak atsiri, allatonin dan vitamin B1, B2, C dan E.

Efek Farmakologis : Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisio-nal lain disebutkan,

bahwa tanaman ini memiliki sifat dingin, agak sedikit pahit.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun dengan tanpa tangkai atau akar.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu

cukup air dengan cara penyiraman yang cukup menjaga kelembaban dan pemupukan terutama

pupuk dasar. Tanaman herba, membentuk rumpun, tinggi 20-50 cm. Batang semu, tidak berkayu,

40 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

bertangkai. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan kasar,

panjang 27-50 cm, lebar 4-14 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk

corong, bertaju lima, warna putih kekuningan. Buah bulat, tiap buah terdiri atas 4 biji.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

TEKANAN DARAH TINGGI : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan garam

dan dicuci. untuk 2 kali atau daun segar 4 lembar di juice, sarinva diminum. untuk 2 kali. atau.

Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari.

DIABETES / KENCING MANIS : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan

garam dan dicuci. untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali.

atau,

Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari

TEKANAN DARAH RENDAH : Daun segar 4 lembar dilalap. setelah dilemaskan dengan

garam dan dicuci. untuk 2 kali. Atau Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2

kali, atau Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa : gelas, minum airnya 2 kali

sehari.

KOLESTEROL TINGGI : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan gamin dan

dicuci. untuk 2 kali, Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau, Daun 4

lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas. minum airnya 2 kali sehari.

LEUKEMIA (RENDAH HB) : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskandengan garam

dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali, atau, Daun

4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari

PNEUMONIA, ASTHMA, GANGGUAN PENCERNAKAN BATU GINJAL / KENCING

DARAH, GANGGUAN EMPEDU. TUMOR DAN KANKER, AMBEIEN DAN PRURITUS

ANI DIARE , ANEMI, PATAH TULANG, LUKA / ALERGI KULIT KEMANDULAN PADA

WANITA, REMATIK, PEGAL LINU. : Daun segar 4 lembar dilalap, setelah dilemaskan dengan

garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice, sarinya diminum, untuk 2 kali,

atau,Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas, minum airnya 2 kali sehari.

41 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KOLA

Nama latin: Cola Sp

Nama daerah: Kola; Khole; Kolaan

Deskripsi tanaman: tanaman berupa pohon, tinggi lebih kurang 20 meter. Batang bulat, berkayu,

keras, permukaan kasar, warna hijau kecokletan. Daun tunggal, tersebar, bertangkai, bulat telur,

ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 7-19 cm, lebar 2-6 cm, pertulangan menyirip,

warna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai, mahkota bentuk bintang, bertaju lima, warna kuning

keputihan. Buah kotak, bulat memanjang, panjang 8-15 cm, diameter 5-9 cm, warna hijau

Habitat: Tumbuh liar di perkebunan yang cukup lembab pada dataran tinggi 700-1100 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Biji

Kandungan kimia: Alkaloid kafenia; Teobromina; Teofilina; Kolanina; Kolatanin; Kola;

Katekol; Kolatin; Kolatein; Merah kola; Minyak lemak; Zat pati; Gula

Khasiat: Stimulan; Antidepresif; Diuretik; Kardiotonik

Nama simplesia: Colae Semen

Resep tradisional:

Penyegar badan dan Migrain :

Biji kola 5 g; Buah cabai jawa 3 g; Rimpang lempuyang 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum

1 kali sehari 100 ml

42 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KI SAAT

( Valeriana officinalis L.)

Famili : Valerianaceae.

Daerah : Jawa : valerian , Sunda : kisaat

Asing :

Sifat Ki miawi : Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain è

Minyak atsiri yang berisi ester borneol (campuran asam valerianat, butirat, asetat dan formiat),

terpen, dipenten, terpineol dan bonilalkohol. Alkaloida-alkaloida katinina dan valerianina, Zat

penvamak, lemak dan abu.

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat è Rasa agak pedas, agak pahit dan hangat. Akar

bersifat penenang.

Bagian tanaman yang digunakan : Akar dan daun

Budi daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu

cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk

dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

KEPUTIHAN Daun setengah genggam di rebus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas, saring,

minum 2 kali sehari.

GELISAH :Akar sedikit di tumbuk, tambahkan air minum saring, minum

43 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KI TAJAM

(Clinacanthus nutans Lindau )

Famili : Acanthaceae

Daerah : Sunda : Ki Tajam, Jawa : Dandang Gendis, Jawa Tengah : Gendis

Asing :

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui a. l. saponin, polifenol

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Mengefektifkan fungsi kelenjar tubuh, Meningkatkan

sirkulasi Diuretic, anti demam, anti diare

Bagian tanaman yang digunakan : Daun Segar

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan stek batang. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air

dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Perlu cukup

matahari.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

SUSAH KENCING : Daun segar 15 gram, direbus dengan air 1 gelas selama 15 menit, dinginkan kemudian

disaring. minum sekaligus.

DISENTRI : Daun segar segenggam direbus dengan 5 gelas air jadi 3 gelas, minum 3 x 1 gelas

KENCING MANIS : Daun segar 7 lembar ( sakit ringan / gejala awal) atau 21 lembar (sakit berat ) di rebus

dengan air 2 gelas sampai tinggal satu gelas, dinginkan, minum dua kali sehari.

Catatan : Resep untuk Kencing manis tidak tercatat dalam literatur tetapi biasa digunakan di Jawa. Efek

abortivurn tanaman ini belum diketahui oleh karena itu wanita hamil sebaiknya tidak menggunakan

obat ini.

44 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KI TOLOD

(Isotoma longiflora (L.)Presl )

Famili : Campanulaceae.

Daerah : Ki tolod, daun tolod (Sunda), Kendali, sangkobak (Jawa);

Asing : Ster van Bethlehem karena mahkota bunganya berbentuk bintang.

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui a.l. Senyawa alkaloid

yaitu lobelin, lobelamin dan isotomin. Daunnya mengandung alkoloid, saponin, flavonoid dan

poliferol.

PERHATIAN - tanaman ini beracun, untuk setiap kali minum tidak boleh lebih dari 3 lembar

daun.

Efek Farmakologis : Getahnya beracun, anti radang, anti neoplastik, anti inflamasi (anti

peradangan), analgesik (penghilang nyeri) dan hemostatik (menghentikan perdarahan).

Tanaman yang berasal dari Hindia Barat ini tumbuh liar di pinggir saluran air atau sungai,

pematang sawah, sekitar pagar dan tempat-tempat lainnya yang lembab dan terbuka. Ki tolod

dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 1.100 m dpl. Terna tegak, tinggi mencapai 60 cm,

bercabang dari pangkalnya, bergetah putih yang rasanya tajam dan mengandung racun. Daun

tunggal, duduk, bentuknya lanset, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal menyempit, tepi

melekuk ke dalam, bergigi sampai melekuk menyirip. Panjang daun 5-17 cm, lebar 2-3 cm,

warnanya hijau. Bunganya tegak, tunggal, keluar dari ketiak daun, bertangkai panjang, mahkota

berbentuk bintang berwarna putih. Buahnya berupa buah kotak berbentuk lonceng, merunduk,

merekah menjadi dua ruang, berbiji banyak. Perbanyakan dengan biji, stek batang atau anakan.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun, bunga dan seluruh tanaman.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu

cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama

pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1. SAKIT GIGI : Dua lembar daun dicuci bersih lalu ditumbuk halus, taruh pada lubang gigi

yang sakit.

2. ASMA, BRONCHITIS, RADANG TENGGOROKAN : Tiga lembar daun dicuci bersih lalu

direbus dengan 2 gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin di saring lalu di

minum. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan sore

3. LUKA : Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus, tempelkan pada luka lalu

di balut dengan kain bersih. Ganti 2 - 3 kali sehari.

4. OBAT KANKER : Daun 3 lembar berikut batangnya, di rebus dengan 5 gelas air hingga

45 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

menjadi 1 – 2 gelas dengan api kecil. Air rebusan di minum beberapa kali hingga habis dalam

sehari

5. KATARAK : 1 lembar daun yang sudah bersih ditambah 5 sendok makan air bersihkemudian

tulang daun ditekan tekan dengan sendok. Daunnya dibuang, airnya 3-5 tetes diteteskan kemata,

didiamkan sejenak, kototan mata dibuang kemudian mata dicuci dengan air rebusan daun sirih.

46 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KETEPENG

Nama latin: Cassia alata L.

Nama daerah: Ketepeng China; Ketepeng badak; Daun kupang; Daun kurapa; Kupang-kupang;

47 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Ki manita

Deskripsi tanaman: Tanaman perdu, tinggi 1-5 meter. Daun menyirip genap, poros daun tanpa

kelenjar, daun penumpu lama tetap tinggal dengan pangkal lebar dan ujung meruncing seperti

kulit merah cokelat, panjang 6-9 mm. anak daun 8-24 pasang, sepasang yang terbawah langsung

terletak diatas pangkal tangkai daun hampir memeluk ranting. Ukuran anak daun 3,5-15 cm kali

2,5-9 cm. Tandan bunga tidak bercabang, tangkai bunga 10-20 cm. Daun pelindung pendek dan

rontok sebelum mekar, warna jingga ukuran 3×2 cm. Kelopak berbagi 5. Daun mahkota kuning

cerah. Buah polong yang gepeng, bersayap pada kedua sisinya, memecah bila telah masak dan

bijinya dapat 50-70 butir.

Habitat: 1-1400 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia: Glikosida anthrakinon; Resin; Asam krisofanat; Zat samak; Aloe emodin

Khasiat: Laksatif; Parasitisida

Nama simplesia: Cassiae alatae Folium

Resep tradisional:

Kapalan dan Herpes

Daun ketepeng China muda 7 helai; Akar kelembak 1 jari tangan; Buah asam sedikit; Air 110

ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kurap dan Panu :

Daun ketepeng Cina secukupnya; Kapur sirih atau Tawas sedikit; Air sedikit, Dipipis hingga

berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian kulit yang sakit.

Ketepeng Kecil

(Cassia tora Linn.)

Sinonim :

Cassia foetida, Salisb. Cassia obtusifolia, Linn. Cassia tagera, Lamk.

Familia :

Caesalpiniaceae (Leguminosae)

Uraian :

Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m. Tumbuh liar di

48 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

pinggir kota, daerah tepi sungai, semak belukar dan kadang-kadang ditanam sebagai tanaman

hias. Batangnya lurus, pangkal batang berkayu, banyak bercabang, daerah ujung batang

berambut jarang. Daun letak berseling, berupa daun majemuk menyirip ganda terdiri dari 3

pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang, panjang 2-3 cm, lebar 1 1/2 - 3 cm ujung

agak membulat dan pangkal daun melancip, warna hijau, permukaan bawah daun berambut

halus. Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada

ketiak daun. Buahnya buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung

berwarna coklat kuning mengkilat. Tanaman perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai

tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan

laut.

Nama Lokal :

Ketepeng sapi, ketepeng cilik (jawa), pepo (Timor) ; Ketepeng lentik (Sunda); Jue ming zi

(China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Radang mata, luka cornea, rabun senja, glaucoma, Hipertensi; Hepatitis, cirrhosis, Perut busung

air (ascites), sulit buang air besar;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, dikeringkan. KEGUNAAN: , 1. Radang mata merah, luka

kornea (ulcus cornea), rabun senja, glaucoma. 2. Tekanan darah tinggi. 3. Hepatitis, cirrhosis,

ascites (Perut busung air). 4. Sulit buang air besar (habitual constipation). PEMAKAIAN: 5 - 15

gram direbus, minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar. CARA PEMAKAIAN: 1.

Tekanan darah tinggi: 15 gram biji digongseng (goreng tanpa minyak) sampai kuning, kemudian

digiling sampai terasa kesat, ditambah gula secukupnya, seduh dengan air panas atau direbus,

minum sebagai pengganti teh. 2. Radang mata: Bubuk/serbuk ditambah teh secukupnya,

tempelkan pada kedua pelipis (Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa). 3. Cacingan

pada anak: 9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam, dilumatkan dan ditambah sedikit arak putih,

diaduk menjadi lempengan, kukus, makan.

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Terasa manit pahit dan asin, agak dingin.

Pengobatan radang mata, peluruh air seni, melancarkan buang air besar. Herba ini masuk

meridian liver (Purifies = membersihkan) dan meridian ginjal (Supports = menguatkan).

KANDUNGAN KIMIA: Biji segar mengandung chryzophanol, emodin, aloe-emodin, rhein,

physcion, obtusin, aurantio-obtusin, rubrobusarin, torachryson, toralactone, vit.A.

49 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KETAPANG

Nama latin: Terminalia cattapa L

Nama daerah: Katapang; Ketapa; Gentapang; Hatapang; Lahafang; Katafa; Ketapas

Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang besar, tingginya sampai 20 m lebih, Daunnya selebar

tangan, berbentuk bulat telur, dan dua kali setahun, daunnya runtuh. Bunganya tidak berwarna

tetapi harum baunya

Habitat: Tumbuh di hutan dan di tepi pantai sampai ketinggian 800 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Biji ; Kulit kayu ; Daun

Kandungan kimia: Minyak lemak; Tanin; Saponin

Khasiat: Laksatif; Diuretik; Diaforetik

Nama simplesia: Terminaliae Semen

Resep tradisional:

Pelancar ASI dan Pencahar:

Biji ketapang (serbuk)3 biji; Tepung garut 2 sendok makan; Gula aren secukupnya; Air

secukupnya, Dibubur, Dimakan seperti makan bubur; di samping untuk melancarkan ASI; dapat

juga untuk pencahar ringan.

50 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KESUMBA

Nama latin: Bixa orellana L.

Nama daerah: Kasumbo; Kasumba; Kasumba keling; Kasombha; Kasupa

Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi 2-9 m, mempunyai daun tunggal bertangkai

panjang, bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rata kadang berbentuk jantung, tepi rata,

panjang 8-20 cm, lebar 5-12 cm, dan warna hijau berbintik merah. Bunga tumbuhan ini berwarna

merah muda atau putih, diameter 4-6 cm. Buahnya seperti buah rambutan, tertutup rambut sikat

berwarna merah tua atau hijau, pipih, panjang 2-4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna

merah tua

Habitat: Tumbuh liar di ladang dengan cahaya yang cukup pada dataran rendah hingga 1200 m

dpl

Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia: Tannin; Kalsium oksalat; Saponin; Lemak; Glukosida; Damar

Khasiat: Diuretik; Antipiretik

Nama simplesia: Bixi Folium

Resep tradisional:

Masuk angin :

Daun kesumba 15g; Gula jawa 30 g; Air 500 ml, Direbus selama mendidih selama 15 menit,

Diminum pagi dan sore

Demam :

Daun kesumba 10 g; Air 400 ml, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali

sehari

51 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KEMUNING

Nama latin: Murraya paniculata (L.)JACK

Nama daerah: Kamuning; Kamuri; Kamoni; Kamone; Kemuning; Kajeri

Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon, tinggi 3-7 m. Batang berkayu, beralur, warna

kecokelatan kotor. Daun majemuk, anak daun 4-7, permukaan licin, bentuk corong, ujung dan

pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk tandan,

panjang mahkota 6-27 mm, lebar 4-10 mm, warna putih. Buah buni, diameter lebih kurang 1 cm,

buah muda berwarna hijau setelah tua merah.

Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah lembab dengan cahaya cukup di dataran dari 950 m

dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Glukosida murayin; Minyak atsiri; Kadinena

Khasiat: Analgesik; Diuretik; Stomakik

Nama simplesia: Murrayae Folium

Resep tradisional:

Haid tidak teratur:

Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Rimpang temu lawak 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus,

Diminum 1 kali sehari 100 ml

Menguruskan badan:

Daun kemuning 1 genggam; Daun pace 1 genggam; Bangle 1/2 jari kelingking; Air secukupnya,

Dipipis, Diulang selama 7 hari; untuk pemeliharaan diminum 2 kali seminggu; tiap kali minum

1/4 cangkir

Keputihan:

Daun kemuning 3 g; Daun pacar kuku 3 g; Herba tapak liman 2 g; Rimpang temu kunci 2 g; Air

110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

Reumatik, Daun kemuning 3 g; Akar tembelekan 6g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali

sehari 100 ml

52 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KEMBANG TELENG

(Clitoria ternatea L.,)

KLASIFIKASI - Kembang Telang biasa disebut Clitoria ternatea L., termasuk famili tumbuhan

Papilionaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Bunga biru, Kembang teleng, bunga

talang atau bisi.

SIFAT KIMIAWI - Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l : Saponin,

flavonoid, alkoloid, ca-oksalat dan sulfur, khusus daunnya : kaemferol 3-glucoside serta

triterpenoid. bunganya mengandung delphinidin 3.3′.5′ serta triglucoside, fenol. Akarnya

beracun.

EFEK FARMAKOLOGIS

Akar : Toksik (beracun), laxative (pencahar), diuretik, perangsang muntah, pembersih darah.

Daun : Mempercepat pematangan bisul

Biji : Obat Cacing, pencahar ringan

BAGIAN TANAMAN YANG BERGUNA - Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan

seluruh tanaman.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1 Abses, bisul :

- Bunga berwarna biru ditumbuk halus, ditambahkan gula jawa secukupnya dipakai menutup

bisul/abses.

- Minum air godokan kembang telang putih untuk pencuci darah.

- Setengah genggam daun kembang telang dicuci bersih lalu digiling halus dan tambahkan garam

secukupnya untuk ditaruh di bisul.

2 Radang mata merah : Rendam bungaberwarna biru sampai airnya biru dan gunakan sebagai

pencuci mata.

3 Busung perut, pembesaran organ perut : Ekstrak akar 5 - 10 gram dalam alkohol.

4 Sakit Telinga : Daun dicuci bersih lalu dilumatkan, air perasannya ditambah garam, hangat-

hangat dioleskan kesekitar telinga yang sakit

5 Menghilangkan dahak pada bronchitis kronis : minum godokan akar.

6 Demam: akar kering 0.3 gram, direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas, dinginkan

lalu saring dan minum 2 x 1 gelas.

7 Iritasi kandung kemih dan saluran kencing : aturannya sama dengan no 6.

53 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

BUDI DAYA - Perbanyak tanaman dengan biji. Biji disemai kemudian tanaman muda

dipindahkan ketempat penanaman. Pemeliharaan tanaman ini mudah, seperti tanaman lain

dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah. Disamping itu

juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar.

KEMBANG COKLAT

( Zephyranthes candida Herb.)

Famili : Amaryllidaceae.

Daerah :

Asing : Zhong Lan (Cina)

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain Lycorine,

Tazettin, Haemanthidne, Nerinine

Efek Farmakologis :

Tanaman ini memiliki sifat: Rasa agak manis, penurun panas.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun, biji, batang dan akar.

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan umbi atau anakan (bisa juga biji).

Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban

dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

GANGGUAN FUNGSI HATI TERUTAMA UNTUK GEJALA HEPATITIS TAHAP AWAL :

10 gram tanaman di rebus, minum.

AYAN / EPILEPSY : 10 gram herba tambah gula batu, di rebus, minum.

KEJANG PADA ANAK : Daun segar 10 - 15 gr. tambah gula batu, di rebus, minum dan atau

Herba 10 - 15 gram tambah garam, di lumatkan, untuk ditempelkan pada pelipis.

54 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KEMBANG BUGANG

(Clerodendrum calamitosum L. )

Famili : Verbenaceae

Daerah : Melayu : kayu gambir , Sunda : kembang bugang

Asing :

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain saponin,

flavonoida, polifenol, alkaloid dan kalium.

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat: menghentikan pendarahan, penghancur batu

ginjal.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun dan akar.

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang. Pemeliharaan mudah,

perlu cukup air dgn cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama

pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

DEMAM : Daun segar 10 g di cuci lalu di rebus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah

dingin di saring, minum sekaligus.

WASIR : Daun 9 lembar dicuci bersih dan di potong-potong seperlunya, rebus dengan 3 gelas air

bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunva.

DIGIGIT ULAR. : Sepotong akar sebesar ibu jari di cuci bersih dan di bilas dengan air matang,

lalu di kunyah, airnva di telan, ampasnya di letakkan pada luka gigitan.

KENCING BATU : Daun 8 lembar dicuci lalu di potong-potong seperlunva, rebus dengan 3

gelas air sampai tersisa 2 1/4gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunya.

Sehari 3 kali 3/4 gelas.

KENCING NANAH : Daun kembang bugang 6 lembar , daun pegagan 10 lembar, daun picisan

20 lembar, daun jintan 25 lembar, daun meniran 12 sirip, daun murbei 9 lembardaun sendok 8

lembar, daun kumis kucing 50 lembar, daun bengang 8 lembar, gula enau 3 jari, dicuci dan di

potong - potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas.

Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

55 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KEMANGI

Nama latin: Ocimum basilicum L

Nama daerah: Kemangi; Kemangen; Surawung

Deskripsi tanaman: Tanaman semak yang tegak dengan bau khas, tinggi mencapai 1,5 meter.

Bunganya berbibir berbentuk bulir warna putih dan merah muda. Bijinya bila kena air

menggelembung seperti agar-agar.

Habitat: Tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 1300 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Eugenol; Sineol; Metilkhavikol; Protein; Kalsium

Khasiat: Diaforetikum

Nama simplesia: Ocimume Folium

Resep tradisional:

Perut kembung :

Daun kemangi secukupnya, Dicuci bersih, Dimakan sebagai lalapan

56 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KELOR

Nama latin: Moringa oliefera Lamk

Nama daerah: Kilor; Celor; Kerol; Kelo; Keloro

Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon yang tingginya lebih kurang 8 meter. Batang

berkayu, bulat, bercabang, berbintik hitam, warna putih kotor. Daun majemuk, panjang 20-60

cm, anak daun bulat telur, tepi rata, ujung berlekuk, tulang menyirip ganjil, warna hijau. Bunga

majemuk, bentuk malai, letak di ketiak daun, panjang 10-30 cm, mahkota warna putih. Buah

polong, panjang 20-45cm, berisi 15-25 biji, warna cokelat kehitaman.

Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah cukup air, dengan cahaya matahari penuh pada

ketinggian 300-900 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Akar

Kandungan kimia: Pterigospermin; minyak atsiri; Alkaloid moringin; Moringinin; Minyak lemak

Khasiat: Diuretik; Stimulan; Ekspektoran; Analgesik

Nama simplesia: Moringae Radix

Resep tradisional:

Bengkak dan Beri-beri :

Kulit akar kelor secukupnya; Masoyi secukupnya; Kuncup cengkih secukupnya; Akar pepaya;

Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada bagian yang bengkak

Sakit kepala dan Rematik:

Akar kelor secukupnya; Air sedikit, Dipipis hingga berbentuk pasta, Dioleskan pada pelipis dan

di belakang telinga. Pada penderita rematik, pasta tersebut dioleskan pada bagian yang terasa

nyeri; Diborehkan 3 kali sehari.

57 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KELADI TIKUS ( Coleus amboinicus Lour.)

Famili : Araceae

Daerah : bira kecil, daun panta susu, ki babi, trenggiling mentik, ileus, kalamoyang.

Asing : Rodent tuber

Sifat Kimiawi : Belum banyak diketahui atau tidak dipublikasikan.

Efek Farmakologis : Hasil penelitian menunjukkan Membunuh / menghambat pertumbuhan sel

kanker. Menghilangkan efek buruk chemoterapi Bersifat antivirus dan anti bakteri

Bagian tanaman yang digunakan : Umbi dan seluruh tanaman, daun sampai akar, yang terbaik

digunakan segar dalam bentuk juice (sari tanaman) dan langsung diminum sesudah diolah.

***LIHAT PERINGATAN ***

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan umbi. Pemeliharaan mudah, perlu cukup

air dg cara penyiraman yang cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

KORENG : Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit.

FRAMBUSIA : Umbi secukupnya di tumbuk halus, tempelkan ke tempat sakit,

MENETRALISIR RACUN NARKOBA : Umbi sebesar ujung jari di cuci bersih dengan air

matang, dikeprek dan di telan. Lakukan beberapa kali sehari. (Cara penggunaan ini berdasarkan

informasi lisan dari seorang pemakai)

KANKER: PAYUDARA, PARU-2, USUS BESAR, RECTUM, LIVER, PROSTAT, GINJAL,

LEHER RAHIM, TENGGOROKAN, TULANG, OTAK, LIMPA, LEUKEMIA, EMPEDU

DAN PANKREAS.

Tanaman lengkap 3 batang (50 gr.) di rendam setengah jam, di cuci, ditumbuk halus, peras

dengan kain, tambahkan 1/2 sendok madu, campur, minum. Lakukan 3 kali sehari. Air perasan

harus segera diminum, tidak boleh disimpan.

PERINGATAN

1. WANITA HAMIL DILARANG MINUM TANAMAN OBAT INI.

2. TANAMAN DIHALUSKAN DENGAN CARA DITUMBUK TIDAK BOLEH

DIBLENDER.

3. BILAMANA TANGAN GATAL TERKENA BUBUK INI, CUCILAH DENGAN AIR

GULA.

4. HINDARKAN MATA DARI TUMBUKAN BAHAN INI.

5. AIR SARI KELADI TIKUS, HARUS DIMINUM SEGERA, TIDAK BOLEH DISIMPAN.

6. TANAMAN KELADI TIKUS MUDAH BUSUK BILA BASAH, JADI HARUS DISIMPAN

DIKULKAS, DENGAN CARA, TANAMAN DIBUNGKUS DENGAN KERTAS DULU,

DIMASUKKAN KEDALAM PLASTIK, SIMPAN DI KULKAS.

7. MINUM RAMUAN KELADI TIKUS SAAT PERUT KOSONG, SEKURANG-

KURANGNYA SEJAM SEBELUMNYA.

8. PASIEN YANG BARU OPERASI, TUNGGU 2 MINGGU BARU BOLEH MINUM

58 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

RAMUAN INI.

9. PENGARUH MINUM RAMUAN INI, 2 HARI PERTAMA MUAL, SEDIKIT DIARE,

TINJA BERWARNA HITAM DAN BADAN LESU.

10. KADANG PASIEN MUAL DAN MUNTAH SETELAH LAMA MINUM RAMUAN INI,

HENTIKAN PEMAKAIAN SAMPAI GEJALA HILANG BARU MINUM LAGI ATAU

DOSIS DIKURANGI.

KEJI BELING

Nama latin: Reulla napifera Zoll Mor

Nama daerah: Daun picah beling; Keci beling; Enyoh kelo

Deskripsi tanaman: Tanaman semak, tinggi 1-2 meter. Batang beruas, bula, berbulu kasar,

percabangan monopodial, warna hijau. Daun tunggal, berhadapan, bentuk lanset atau lonjong,

tepi beringgit, ujung dan pangkal runcing, [anjang 9-18 cm, lebar 3-8 cm, bertangkai pendek,

pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, mahkotabentuk corong,

berambut, warna ungu. Buah bulat, warna coklat.

59 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Habitat: Tumbuh liar di ladang pada daerah ternaungi di ketinggian 1-750 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Garam alkali; Asam silikat; Karbonat; Triterpena

Khasiat: Diuretik

Nama simplesia: Reullaea Folium

Resep tradisional:

Kencing batu :

Daun Keji beling 1 gram; daun tembuyung 10 gram; Air 100 ml, Dibuat infus; diseduh; dipipis,

Diminum 1 kali sehari 100 ml; Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

KENCING KURANG LANCAR : Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas

air bersih selama 15 merit. Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus. Lakukan pada pagi atau

siang hari.

BATU KANDUNG KENCING : Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda

dicuci, lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter. Setelah dingin disaring, lalu

diminum. Lakukan pagi dan sore hari, masing*-masing I/2 gelas.

BATU KANDUNG EMPEDU : Daun keji beling segar 5 lembar, daun ungu segar 7 lembar,

dicuci bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh

KENCING MANIS : Daun segar 20 - 50 gram, direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas,

dinginkan, disaring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.

BATU GINJAL : Daun keji Beling 50 gram, meniran segar 7 batang, daun ungu 7 lembar.

Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan, saring, minum 3 kali

2/3 gelas per hari. ATAU Daun keji beling 5 lembar, daun tempuyung segar 5 lembar tongkol

jagung 6 buah, dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas. Setelah

dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum, habis dalam sehari. Lakukan setiap hari sampai rasa

sakit menghilang.

SEMBELIT : Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar, cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas

air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.

WASIR : Daun segar 20 - 50 gram, di rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas, dinginkan,

saring. Minum 3 kali 1 gelas per hari.

60 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KECUBUNG

Nama latin: Datura metel L

Nama daerah: Kecubung; Kacubung; Kacobhung cobung

Deskripsi tanaman: Tanaman perdu batang berkayu, bentuk batang bengkok tinggi dapat

mencapai 1,5 m. Percabangan membentang lebar dan biasanya ke arah satu sisi saja. Daun

berhadapan, bentuk bulat bercangap. Bunganya berwarna ungu atau putih berbentuk terompet.

Buahnya kotak bulat berduri, bijinya banyak berwarna coklat bulat pipih

Habitat: Tumbuh liar di hutan dan di pekarangan

Bagian tanaman yang digunakan: Bunga ; Daun ; Buah

Kandungan kimia: Alkaloid(skopolamina, hiosiamina, atropina); Flavonoid

Khasiat: Spasmolitik; Antitusif; Analgesik

Nama simplesia: Daturae albae Flos

Resep tradisional:

Bengkak:

Daun kecubung segar secukupnya; Minyak kelapa secukupnya, Daun dibasahi dengan minyak

kelap, kemudian dipanggang lalu diremas, Ditempelkan pada kulit yang bengkak

Kuping kopok:

Buah kecubung 1 buah; Minyak jaitun/kelapa secukupnya, Buah kecubung dikeluarkan isinya

lalu dipipis halus dan dicampur dengan minyak tadi lalu dimasukkan kembali pada

kelontongannya lalu dipanasi sebentar hingga minyaknya panas; lalu diperas dengan kain,

Minyak yang keluar kita gunakan untuk menetesi kuping yang sakit.

Sembelit:

Daun kecubung beberapa helai; Minyak kelapa sedikit, Diremas-remas, Letakkan remasan daun

tersebut di perut.

Ketombe,

Daun kecubung (kering)7 helai; Minyak kelapa 5 sendok makan, Masukkan dalam botol dan

tutup; kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari, Dioleskan pada kulit kepala

2 kali sehari; pagi; sore.

Reumatik:

Daun kecubung segar 14 helai; Minyak kelapa 10 sendok makan, Daun kecubung dirajang dan

dijemur kemudian ditambah minyak kelapa, simpan campuran tersebut selama 3 hari. Peras dan

61 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

pisahkan minyaknya kemudian dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri; bila perlu;

tambahkan sedikit minyak kayu putih.

Terkilir:

Daun kecubung 14 helai; Sereh (dicacah halus)2 buah; Minyak kelapa 2 gelas, Campuran

dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran dipisahkan; minyaknya

dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri

Kecubung Gunung

(Brugmansia suaveolens [H. et B.] B. et P)

Sinonim :

Pseudodatura suaveolens van Zijp., Datura suaveolens H. B.

Familia :

solanaceae.

Uraian :

Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun. Di Indonesia, umumnya

tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup

maupun perdu hias. Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl. Perdu kuat

atau pohon kecil, tegak, berkayu, bercabang-cabang, tinggi 2-4 m. Ujung ranting berambut

pendek yang sangat rapat. Helaian daun besar, bertangkai, bulat telur atau bulat telur

memanjang, pangkal tumpul atau runcing, umumnya tidak sama sisi, ujung runcing, tepi

berlekuk, pertulangan menyirip, permukaan daun berbulu jarang, permukaan bawah berambut

halus, panjang 9-35 cm, lebar 4-17 cm. Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai.

Kelopak bunga hijau, bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan

taju meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari. Buah buni

memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11 cm, tidak membuka. Biji

berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu. Kecubung gunung dapat diperbanyak

dengan cara setek dan biji.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH Jawa: kucubung (Sunda), kecubung, semprong (Bali). NAMA ASING

Datura, angel's trumpet (I). NAMA SIMPLISIA Brugmansiae suaveolensis Flos (bunga

kecubung gunung).

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik, dan

penghilang nyeri (analgesik). EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Ternyata,

pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat menyebabkan perilaku

abnormal berupa hiperaktivitas (Nurhayati Harun, Jurusan Farmasi FMIPA, Unair, 1990).

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN Bagian yang digunakan adalah bunga. INDIKASI Bunga

digunakan untuk mengatasi : - sesak napas, - nyeri haid, dan - sakit perut. CARA PEMAKAIAN

62 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus untuk diminum.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT Sesak napas Gulung bunga kering, lalu bakar

bagian ujung. Selanjutnya, isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok. Catatan: Jauhkan dari

jangkauan anak-anak.

Komposisi :

Alkaloid skopolamin, saponin, glikosida flavonoida, dan polifenol. Zat aktif ini bisa

menimbulkan halusinasi.

KAYU ULES

Nama latin: Helicteres isora L

Nama daerah: Jelumpang; Dlumpang; Puteran; Kayu mules

Deskripsi tanaman: Tumbuhan perdu, tinggi sampai 4 m. Berbatang basah, kulit kayu berserat-

serat. Buah berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin. Tiap-tiap buah bertabung

dan mempunyai satu baris biji kecil-kecil warna coklat tua.

Habitat: Tumbuh di daerah kering pada semak belukar, di hutan-hutan pada dataran rendah

sampai 1200 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Buah ; Akar ; Kulit kayu

Kandungan kimia: Pigmen kloroplas; Pitosterol; Saponin; Gula; Flobatanin; Asam

hidroksikarboksilat

Khasiat: Stomakik; Antipiretik

Nama simplesia: Isorae Frustus, Isorae Cortex

Resep tradisional:

Obat cacing:

Buah kayu ules 11 biji; air 110 ml, Direbus mendidih 15 menit, Diminum pagi dan sore.

63 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Rematik:

Kulit kayu ules 10 g; Akar 10 g; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum pagi sore.

KAYU RAPAT

Nama latin: Parameria laevigata

Nama daerah: Kayu rapet; Megat sih; Pegat sih; Madak si

Deskripsi tanaman: Semak menjalar, batang membelit, berkayu, berambut, cokelat. Daun

tunggaal, lanset, berhadapan, pangkal dan daun meruncing, daun muda berwarna hijau

kemerahan setelah tua berwarna hijau. Perbungaan bentuk malai, mahkota bentuk corong, warna

putih. Buah polong. Biji bulat, warna cokelat kehitaman.

Habitat: Tumbuh liar di hutan pada dataran rendah samapai 1200 dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu

Kandungan kimia: Tanin; Asam protokatekol

64 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Khasiat: Stomakik; Antipiretik; Desinfektan

Nama simplesia: Parameriae Cortex

Resep tradisional:

Mengecilkan rahim:

Kayu rapat 2 jari tangan; Rimpang Kunci pepet 7 buah; Kayu Mesoyi 1 jari tangan; Air 100 ml ,

Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Keputihan:

Kayu rapat 1 jari tangan; Kayu Mesoyi 1 jari tangan; Majakan 1/2 butir; Rimpang kunci pepet 2

buah; Kemukus 6 butir; Cengkih 2 buah; Jahe Sukun 1 buah; Jintan Putih 5 butir; Air 110 ml.,

Direbus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

KAYU PUTIH

Nama latin: Melaleuca leucadendra L.

Nama daerah: Kayu gelam; Gelam; Ghelam; Waru gelang; Ilano

Deskripsi tanaman: tanaman berupa pohon tinggi lebih kurang 10 m. Batang berkayu, bulat, kulit

mudah mengelupas, bercabang, warna kuning kecokletan. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung

dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan berbulu, pertulangan sejajar, warna hijau. Bunga

majemuk, bentuk bulir, panjang 7-8 cm, mahkota 5 helai, warna putih. Buah kotak, beruang tiga,

tiap ruang terdapat banyak biji.

Habitat: Tumbuh di daerah berawa-rawa bahkan dalam air, dataran rendah ataupun di

pegunungan.

Bagian tanaman: Daun ; Minyak dari daun ; Buah

Kandungan kimia: Minyak atsiri (Kayuputol, terpineol); Tanin

Khasiat: Diaforetik; Analgesik; Desinfektan; Ekspektoran; Antispasmodik

65 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Nama simplesia: Melaleucae leucadendrae Folium, Oleum Malaleucae leucadendrae aethereum

Resep tradisional:

Batuk, Demam, Nyeri haid:

Minyak kayu putih secukupnya; Jeruk nipis 1 buah; Kapur sirih 2 jari tangan, Peras buah jeruk

nipis, kemudian tambahkan Kapur sirih dan Minyak kayu putih kemudian diaduk sampai

tercampur, Dioleskan pada punggung dan dada; Untuk nyeri haid dioleskan pada perut.

Nyeri sendi,

Akar pepaya 10 potong; Garam 1 sendok makan; Minyak kayu putih 2 sendok makan, Masukkan

ramuan tersebut dalam botol sirup, tambahkan arak atau alkohol, tutup rapat. Botol tersebut

dijemur di sinar matahari selama 10 hari.

KAYU MANIS CINA

( Cinnamomum cassia Presl.)

Famili : Lauraceae

Daerah :

Asing : Chinesse Cinnamomum, Rou gui (Cina)

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia, yang sudah diketahui antara lain

Kulit Kayu : Cinnamic aldehyde, cinnamyl acetate, cinnzcylanol cinnzcylanine. phenypropyl

acetate, tanin, saffrol. Buah mentah: Cinnamic aldehyde. cournarin, traps-cinnamic acids, beta

sitosterol, Choline, protoca-techuric acid, syringe acid.

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Kulit kayu : Pedas. manis. panas. Sedikit

beracun (toksik). Masuk meridian ginjal, limpa dan kandung kemih. Menguatkan “Yang”,

menghangatkan limpa dap ginjal, melancarkan peredaran darah, menghilangkan

sakit*menambah napsu makan (stomakik) peluruh kentut (karminatif). Ranting muda : Pedas.

manis. hangat. Masuk merindian kandung kemih. jantung dan paru-paru, Peluruh keringat

(diaforetik) mengendurkan otot (muscle relaxant), menghangatkan dan melancar-kan sirkulasi di

meridian, melancarkan pernapasan.

Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu dan ranting, dikeringkan untuk penyimpanan.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggu-nakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup

66 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama pupuk dasar.

Tanaman ini. menghendaki tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

SAKIT LAMBUNG, DIARE, GANGGUAN PENCERNAKAN : Bubuk kulit kayu 1,5 gram

diseduh dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.

SHOCK, DEMAM, KAKI TANGAN BERKERINGAT. BATUK KARENA PARU-PARU

DINGIN, SESAK NAPAS, REMATISM, NYERI HAID (DYSMENORRHEA), TIDAK

DATANG HAID (AMENORRHEA) TEKANAN DARAH TINGGI, NYERI PADA UJUNG

JARI (FROST-BITE), TUMOR DALAM PERUT (TUMOR ABDOMEN) : Bubuk kulit kayu

0,5 - 2,5 gram diseduh dengan air hangat, Minum, lakukan 2 kali sehari.

DEMAM, FLU KARENA ANGIN DINGIN, BATUK SESAK BENGKAK MENAHAN

CAIRAN, BENGKAK KARENA JANTUNG DAN GINJAL. SAKIT OTOT (RHEUMATISM),

NYERI HAID, TIDAK DATANG HAID. EPILEPSI : Bubuk ranting muda 1,5 - 6 g digodok

atau digiling menjadi bubuk, diseduh dengan air hangatMinum.

KONTRA INDIKASI : Sedikit beracun dan wanita hamil, penderita demam, Yin lemah, Yang

kuat, penyakit pendarahan, dilarang minum.

KAYU MANIS

Nama latin: Cynamomum aromaticum Nees

Nama daerah: Sinamon; Keningar

Deskripsi tanaman: Tinggi tanaman 6-12 m, akan tetapi pada tempat yang cocok bisa mencapai

18 m. Batang berwarna keabu-abuan dan berbau harum, percabangan dekat tanah, pada ranting

tua sering tidak tumbuh daun-daun baru (gundul), tajuk kekar, dan mahkotanya berbentuk

kerucut. Daun berbentuk bulat telur, agak memanjang dengan ujung bulat/tumpul, meruncing

dan lokos (licin dan mengkilap), dan berwarna merah pada waktu masih muda, dan berubah

menjadi hijau tua di permukaan atas dan pucat keabu-abuan di bagian bawah. Bunga kecil, tidak

menarik, berbentuk lonceng dengan bau yang tidak enak, dan tumbuh dalam ketiak daun dan

dipucuk-pucuk ranting, warnanya putih kekuning-kuningan, dan berbunga pada bulan Juli hingga

September. Buah buni memanjang berwarna merah coklat.

Habitat: Tumbuh liar di ladang dan hutan pada dataran 1-1200 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Kulit kayu

Kandungan kimia: Minyak atsiri; Tanin; Damar; lendir

Khasiat: Analgesik; Stomakik; Aromatik

67 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Nama simplesia: Cinnamomi aromatici Cortex

Resep tradisional:

Mencret

Kayu manis(Padang)3 g; Buah kayu ules 2 g; Rasuk angin 2 g; Rimpang kencur segar 8 g;

Ketumbar 3 g; Jintan hitam 2 g; Mungsi 2 g; Rimpang lempuyang 10 g; Pulosari 2 g; Buah adas

2 g; Biji kedaung 4 butir; Air sedikit, Dipipis hingga menjadi pasta, Ditapalkan di seluruh bagian

perut; dan pakailah gurita

KATU

Nama latin: Sauropus androgynus L. Merr

Nama daerah: Katuk; Daun katu; Katukan; Katuk manuk; Babing; Memata; Cekop manis;

Simani; Keratur

Deskripsi tanaman: Tanaman perdu tinggi sampai 3,5 m. Daun berbentuk bulat telur berwarna

hijau, menyirip ganda dan jumlahnya banyak. Buah berwarna putih, kecil dan melekat pada

cabang dan rantingnya.

Habitat: Tumbuh liar dihutan-hutan dan ladang-ladang yang terbaik di daerah dengan ketinggian

1300 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Akar

Kandungan kimia: Zat protein; Lemak; Kalsium; Posfor; Besi; Vitamin A; Vitamin B1; Vitamin

C

Khasiat: Antipiretik; Laktagog

Nama simplesia: Sauropi Folium

Resep tradisional:

Demam:

Akar katu 4 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 2 kali sehari; tiap kali minum 100 ml; diulang

selama 4 hari.

Pelancar ASI:

Daun katu segar beberapa helai; Daun bayam; Daun lembayung; Daun Sawi; Kacang panjang;

Kacang koro; Jantung pisang; Buah labu air; Buah labu merah, Dijadikan sayuran, Dimakan

secara bergantian

68 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KASINGSAT

(Cassia occidentalis Linn )

Famili : Caesalpiniaceae

Daerah : Sunda : kasingsat, Jawa : menting, Melayu : kopi andelan, Simalor : bulinggang alas

Asing :

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui. antara lain : Daun :

Demeric anthrone glikosida, suatu pencahar yang sangat poten. Akar : alfa-

hydroxy-anthraquinone 1,8-dihydroxy-anthraquinone , quercetin, emodin, heterodi-anthrone,

chrysophanol.

Efek Farmakologis : Rasa pahit, dingin, agak beracun. Pengobatan radang mata, perangsang

nafsu makan. pencahar (laxans), anti radang.

Bagian tanaman yang digunakan : Daun, biji, batang dan akar dikeringkan dibawah sinar

matahari.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji. Pemeliharaan mudah, perlu cukup

air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

SAKIT KEPALA BERULANG : Daun 30 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua

gelas, dinginkan. Saring, minum 2 kali 1 gelas.

DIGIGIT ULAR : Segenggam daun segar dilumatkan, kemudian diperas, airnya diminum dan

ampasnya dibubuhi pada luka gigitan.

SULIT BUANG AIR BESAR, DYSENTRI, DIARE KRONIS, NYERI ULU HATI : Tanaman

kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. dinginkan saring,

minum 2 kali 1 gelas.

BATUK, SESAK NAPAS, RADANG PARU-PARU : Tanaman kering 10 - 15 gram direbus

dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas. Dinginkan saring, minum 2 kali 1 gelas.

KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) : Daun muda yang dikukus sebagai lalap berkhasiat terhadap

keputihan.

HEPATITIS : Tanaman kering 10 - 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas

dinginkan, saring, minum 2 kali 1 gelas.

69 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

KAPULAGA

Nama latin: Amamum campactum soland

Famili : Zingiberaceae

Daerah : Bali : Kapolagha, Jawa : Kapulaga, Madura: Kapulaga, Sunda : Palago, Minangkabau :

Pelaga puwar

Asing : Ronde Kardemon

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l. minyak

terbang-sineol, terpineol dan alfaborneol, beta-kamper, protein, gula, lemak dan silikat.

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Rasa agak pahit, hangat. Penurun panas, anti

tusif, peluruh dahak dan anti muntah.

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dan buah.

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan rimpang. Pemeliharaan mudah, perlu

cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk

dasar.

70 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Wilayah :

Kapulaga berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Kapulaga

diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu. Tanaman ini juga tumbuh

dinegara Thailand, Kamboja, Malaysia Barat, dan Filipina, terutama di wilayah berbukit yang

dingin, didaerah lembah dan terlindung. Di Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan

ditanam di wilayah perbukitan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Ukuran :

Tumbuh-tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 - 3 m. Daunnya lonjong

berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Bunganya (simetris dua sisi,

berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi 3 bagian) dapat dibedakan menurut perbedaan

jenis varietas setempat. Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum

sehingga bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Kapulaga yang diperdagangkan terdiri

atas kapsul kering, bersisi tiga, lonjong atau bundar, berwarna abu-bu coklat, yang terbagi atas

tiga ruang, berisi padat dengan benih bersudut yang berwarna coklat. Biji-biji tersebut

mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah.

Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning

kelabu. Kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum L.) Maton yang berasal dari lran lebih harum

baunya.Jika terlalu banyak mengunakan kapulaga maka akan mengganggu kerja cairan lambung.

Kandungan & Manfaat :

Ekstrak (dimasak dengan air) dari seluruh tumbuh-tumbuhan dipakai sebagai obat terhadap

flatulensi atau meteorismus (penimbunan gas dalam usus), kolik dan kelemahan. Tumbuh-

tumbuhan yang ditumbuk halus bersama air dipakai sebagai obat gosok untuk penyakit encok.

Ekstrak dari umbi akar dipergunakan sebagai obat demam. Bijinya adalah bahan mamah, dipakai

juga sebagai bumbu (untuk kue) dan sebagai obat, contohnya untuk mengobati kesulitan

bernapas, mulut berbau (futor exore) dan untuk mengobati batuk dan gatal ditenggorokan dengan

memamahnya. Dalam bahan biji terdapat minyak kardamon yang mengandung terpineol,

terpinylasetat, sineol, borneol dan sabinen, zat putih telur, calcium-oksalat dan silisium. Selain

itu juga mengandung minyak atsiri (alfaborneol dan betakamfer) yang berkhasiat untuk

mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan,

membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

1. KEJANG PERUT, REMATIK : Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus selama

lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring, airnya diminum.

2. DEMAM, PANAS : Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian disaring.

airnya diminum.

3. Batuk : Buah dikunyah.

4. Mencegah Mual : buah direbus dan dimakan.

5. Bau Badan : rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya.

6. RADANG AMANDEL, GANGGUAN HAID, KEJANG PERUT, OBAT KUMUR,

INFLUENZA, RADANG LAMBUNG, SESAK NAPAS, BADAN LEMAH (SEBAGAI

TONIKUM) : Buah direbus, makan dan masih banyak yang lainnya.

71 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

LIDAH BUAYA

Nama latin: Aloe vera Linn.

Sinonim :

Aloe barbadensis, Mill. Aloe vulgaris, Lamk.

Familia :

Liliaceae

Nama daerah: Ilat boyo; Letah buaya; Jadam Lidah buaya (Indonesia), Crocodiles tongues

(Inggris); Jadam (Malaysia), Salvila (Spanyol), Lu hui (Cina);

Deskripsi tanaman: Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan

pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, getas,

tepinya bergerigi/ berduri kecil, permukaan berbintik-bintik, panjang 15-36 cm, lebar 2-6 cm,

bunga bertangkai yang panjangnya 60-90 cm, bunga berwarna kuning kemerahan (jingga),

Banyak di Afrika bagian Utara, Hindia Barat. a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek.

Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam

dalam tanah. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadikan anakan.

Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak

daun. Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan tanaman ini

dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa tunggul batang ini

akan muncul tunas-tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita

dengan helaian yang memanjang. Daunnya berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau

keabu-abuan, bersifaat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah atau

lendir (gel) sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di

dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air.

Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing, permukaan daun dilapisi lilin,

dengan duri lemas dipinggirnya. Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm, dengan berat 0,5 kg -

1 kg, daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf-saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna

kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran

kecil, tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter. Bunga

biasanya muncul bila ditanam di pegunungan. d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar

serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah. Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm.

Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya.

Habitat: Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas.

Bagian tanaman yang digunakan: Daging daun

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, dingin. Anti radang, pencahar

(Laxative), parasitiside. Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pancreas.

KANDUNGAN KIMIA: Aloin, barbaloin, isobarbaloin, aloe-emodin, aloenin, aloesin,

72 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Betabarboloin; Damar.

Khasiat: Anti inflamasi; Laksatif; Stomakik; Ekspektoran.

Nama simplesia: Succus Aloe inspissatus

Resep tradisional:

BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, akar, pemakaian segar,

KEGUNAAN:

1. Sakit kepala, pusing.

2. Sembelit (Constipation).

3. Kejang pada anak, kurang gizi (Malnutrition).

4. Batuk rejan (Pertussis), muntah darah.

5. Kencing manis (DM), wasir.

6. Peluruh. haid.

7. Penyubur rambut.

PEMAKAIAN:

Daun.. 10 - 15 gram, bila berbentuk pil: 1,5 - 3 gram.

Atau berupa bubuk (tepung) untuk pemakaian topikal.

PEMAKAIAN LUAR:

Daun dipakai untuk koreng, eczema, bisul, terbakar, tersiram air panas, sakit kepala (sebagai

pilis), caries dentis (gigi berlubang), penyubur rambut.

a. Penyubur rambut:

Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah, diambil bagian dalam

yang rupanya seperti agar-agar, digosokkan ke kulit kepala sesudah

mandi sore, kemudian dibungkus dengan kain, keesokan harinya

rambut dicuci. Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai

hasil yang memuaskan.

b. Luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan):

Daun dicuci bersih, ambil bagian dalamnya, tempelkan pada bagian

tubuh yang terkena api/air panas.

c. Bisul:

Daun dilumatkan ditambah sedikit garam, tempelkan pada bisulnya.

Lidah Ular

(Hedyotis corymbosa (L.) Lamk)

Sinonim :

--

Familia :

Uraian :

Herba, tegak atau condong, satu tahun (annual), sering bercabang mulal dari pangkal batangnya,

73 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat pendek, bercabang,

tebal 1 mm, warna hijau kecoklatan sampai hijau keabu-abuan. Akar: tunggang, kecoklatan, garis

tengah rata rata 1 mm, akar cabang berbentuk benang. Daun tunggal, berhadapan atau bersilang

berhadapan, helaian; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm, ujung dan pangkalnya runcing,

berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya, tangkal daun sangat

pendek. Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga, bertangkai, di ketiak. Kelopak 4, sama

panjang dengan bakal buahnya. Mahkota: 4, putih atau ungu pucat, panjang kira - kira 2 mm.

Benang sari 4, tersisip seakan - akan di atas tabung mahkota. Buah panjang 1,75 - 2 mm, lebar 2

- 2,5 mm, pada permukaan luar di dekat bagian ujung terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil

runcing. Biji bersudut-sudut. Waktu berbunga Januari - Desember. Di Jawa tumbuh pada daerah

dengan ketinggian 1 - 800 m dpl, dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl, di daerah

terbuka banyak mendapat sinar matahari, tidak terlampau basah, daerah berbatu, di tepi jalan,

halaman, parit, taman, secara lokal melimpah.

Nama Lokal :

NAMA DAERAH: -- NAMA ASING: -- NAMA SIMPLISIA: --

Penyakit Yang Dapat Diobati :

EFEK BIOLOGI DAN FARMAKOLOGI Ekstrak yang larut dalam, air dapat menurunkan

tekanan darah hewan percobaan. Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada

penghambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi dan Proteus vulgaris.'

Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat berfungsi sebagai

antispennatogenesis. Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang

disebabkan oleh asetilkolin. Rebusan herba yang telah dibebaskan. dari endapan (dengan

penambahan alkohol) dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan

(dengan Bungarus multiciizctus). Suatu ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa, herba

Prunellae dan Licorice (2:2:1) dapat memperbaiki gangguan fungsi hepar dan berefek koleretik

pada anjing teranestesi. Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis dapat menyebabkan

kontraksi uterus kelinci terisolasi.` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis, respons

seluler dan respon humoral pada mencit, diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun

Hedyotis menyebabkan stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis;

sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak berpengaruh pada respon imun seluler, dan

fraksi residu menyebabkan stimulasi. Efek yang tidak diinginkan Efek samping yang nyata atau

reaksi alergi pada penggunaan lazimnya (30?60 gram), tidak diketahui. Pada penggunaan jangka

panjang dengan dosis 30?45 gram/hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak

menunjukkan hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin. Pada sedikit kasus dapat

menyebabkan mulut kering setelah penggunaan selama 10 hari. Injeksi dosis tinggi dapat

menyebabkan leukopeni. Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat

menyebabkan diare pada beberapa pasien. Disamping itu. dapat menyebabkan gangguan syaraf

pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis. Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis

dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu.

Pemanfaatan :

KEGUNAAN DI MASYARAKAT Digunakan pada pengobatan tukak lambung, disentri, habis

bersalin, gangguan pencernaari, obat turun panas.

Komposisi :

KANDUNGAN KIMIA Seluruh bagian tumbuhan: senyawa iridoid antara lain asperulosid,

skandosidmetilester, benzoilskandosidinetilester; ?-sitosterol, asam ursolat, asam oleanolat, n-

benzoil-1-fenilalanil -1-fenilalaninol asetat. Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam

flavonoid golongan flavonol; salah satu senyawa tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom

C-3, C-5 dan C-4.

74 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

LEUNCA

Nama latin: Solanum nigrum L

Nama daerah: Rampi; Ranti; Piit; Boose; Bobase

Deskripsi tanaman: Tumbuhan semusim, tinggi 30-175 cm, bercabang bayak. Daunnya letaknya

berseling, berkelompok, bentuk bulat telur, ujung dan pangkal meruncing, tepi berombak sampai

rata. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung. Bunga

majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung. Buahnya buni, bulat,

diameter 0,8-1 cm, terdapat dalam tandan, warna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman atau

hitam, berkilap, berisi banyak biji. Rasanya renyah, sedikit, dan agak langu.

Habitat: Tumbuh liar di berbagai tempat pada dataran rendah sampai 3000 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Glikoalkaloid solanin; Solasonin; Solamargin; Solasodin; Solanidin;

Diosgenin; Tigogenin; Atropin; Saponin; Zat samak; Minyak lemak; Kalsium; Fosfor; Zat besi;

Vitamin A dan C

75 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Khasiat: Analgesik; Antiradang; Antibakteri

Nama simplesia: Solani Folium

Resep tradisional:

Demam

Daun leunca 70 g; Air 5 gelas, Direbus sampai mendidih selama 15 menit, Diminum 3-4 kali

sehari

LENG LENGAN

Nama latin: Leucas lavandulifolia.Smith

Nama daerah: Paci-paci (Sunda), sarap nornor (Madura). daun setan, ; Lenglengan, lingko-

lingkoan, nienglengan, plengan (Jawa); Gofu hairan (Ternate), laranga (Tidore).

Deskripsi tanaman: Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan, tanah terlantar dan kadang

ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah

sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi. Terna semusim, tegak, tinggi 20-60 cm. Batang

berkayu, berbuku-buku, bentuknya segi empat, bercabang, berambut halus, warnanya hijau.

Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai. Helaian daun bentuknya lanset, ujung dan

pangkainya runcing, tepi bergerigi, panjang 1,5-10 cm, lebar 2-10 mm, warnanya hijau muda.

Bunga kecil-kecil, warnanya putih berbentuk lidah, tumbuh tersusun dalam karangan semu yang

padat. Buahnya buah batu, warnanya coklat. Biji bulat, kecil, warnanya hitam. Herba ini

mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas zeylanica (L.) R.Br. Perbanyakan dengan biji.

Habitat: Tumbuh di tegalan, di pinggir jalan yang kering pada ketinggian 1500 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh bagian tumbuhan

Komposisi :

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, pedas, hangat. Penenang, antiseptik.

KANDUNGAN KIMIA: Daun dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga mengandung

minyak atsiri.

76 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Khasiat: Sedatif

Nama simplesia: Leucas lavanduli foliae Herba

Resep tradisional:

Batuk

Daun leng-lengan 3 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Kejang

Daun leng-lengan (serbuk)1 sendok teh; Air mendidih 1 gelas, Diseduh, Diminum seperti minum

teh; untuk anak-anak 3 kali sehari tiap kali minum 1 sendok teh.

Penenang

Daun leng-lengan 1 genggam; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml.

LEMPUYANG GAJAH

Nama latin: Zingiber zerumbet Val

Nama daerah: Lempuyang kebo; Lempuyang kapur; Lampojang paek

Deskripsi tanaman: Tumbuhan semak semusim, tinggi lebih kurang 1 meter. Batang tegak, semu,

membentuk rimpang. Daun tunggal, bentuk lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, permukaan

licin, panjang 24-40 cm, lebar 10-15 cm, warna hijau muda. Bunga majemuk, bentuk bongkol, tumbuh

dari pangkal rimpang, warna merah. Buah bulat panjang, diameter lebih kurang 4 mm, warna hitam.

Habitat: Banyak dijumpai di daerah teduh atau ternaungi pada ketinggian 1-1200 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang

Kandungan kimia: Minyak atsiri; Jinjerol; Resin; Zat pahit; Gula

Khasiat: Analgesik; Stimulan

Nama simplesia: Zingiberis zerumbeti Rhizoma

Resep tradisional:

Sakit perut

Rimpang lempuyang gajah 1 jari tangan; Air matang 2 sendok makan, Lempuyang gajah diparut;

ditambah air lalu diperas; beningannya disimpan semalam; kemudian endapan yang terjadoi dipisahkan

dengan menuangkan beningannya, Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

LEMPUYANG EMPRIT

Nama latin: Zingiber americans Bt

Nama daerah: Lempuyang pahit

Deskripsi tanaman: Tanaman herba berbatang semu, daun berbentuk lonjong. Bunga keluar dari batang

dibawah tanah berbentuk bonggol, waktu muda kuncup berwarna hijau, setelah tua berwarna merah,

mahkota bunga berwarna putih merah muda. Rimpang agak kecil, lebih berserat rasa pedas dengan bau

77 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

yang khas

Habitat: Tumbuh liar pada daerah ternaungi oleh pohon-pohon besar pada ketinggian 1-1200 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang

Kandungan kimia: Minyak atsiri (Zerumbon, Limonen)

Khasiat: Stomakik

Nama simplesia: Zingiberis americansis Rhizoma

Resep tradisional:

Mencret

Rimpang lempuyang emprit 1 jari tangan; Rimpang kunyit 2 jari tangan; Buah ketumbat 12 butir; Buah

kayu ules 1 butir; Rimpang temu kunci 1 rimpang; Daun trawas 1 helai; Rasuk angin (serbuk)1 sendok

teh; Air 125 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

Badan penat

Lempuyang emprit 3 rimpang; Buah sirih/cabai jawa 5 butir; Ragi sedikit; Air sedikit; Arak secukupnya,

Dipipis hingga berbentuk pasta; kemudian tambahkan arak secukupnya, Dioleskan pada bagian yang

terasa penat

LEGUNDI

Nama latin: Vitex trifolia L

Nama daerah: `Gendagari; Lagundi; Lagondi

Deskripsi tanaman: Tanaman berupa pohon, tinggi 5-8 meter. Batang berkayu, bulat, ranting berambut,

warna putih kotor. Daun majemuk, terdiri atas tiga anak daun, bulat telur, ujung dan pangkal utmpul,

tepi rata, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, diujung cabang, bentuk malai, mahkota

bentuk tabung, warna ungu. Buah batu, bentuk bola, diameter 2-5 mm, warna cokelat

Habitat: Tumbuhan liar hidup pada dataran tinggi sampai 1000 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Daun

Kandungan kimia: Minyak atsiri; L-pinen; Kamfen; Terpenil asetat; Diterpena alkohol; Mavonoid;

Aukubin; Agnusit; Kastisin orientin; Iso orientin; Luteolin 7-glukosida

Khasiat: Analgesik; Diuretik; Diaforetik; Antiperik; Karminatif; Insektisit; Antelmintik

Nama simplesia: Vitecis Folium

Resep tradisional:

Batuk

Daun legundi 5 g; Rimpang kencur 6 g; Rimpang kunyit 6 g; Air 115 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali

sehari 100 ml

78 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Rahim membesar

Daun legundi 1 genggam; Rimpang temu hitam 6 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 1

ramuan

Nyeri limpa

Daun legundi segar 1 genggam; Cuka sedikit, Dipipis, Ditempelkan pada bagian perut sebelah kiri

Cacing

Buah legundi 7 g; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml

LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum )

Famili : Zingiberaceae

Daerah :

Asing :

Sifat Kimiawi : Rimpang mengandung saponin, tanin, flavonoida, minyak atsiri, sedangkan batang

mengandung saponin, tanin dan flavonoida.

Efek Farmakologis : Bersifat anti jamur dan anti kembung

Bagian tanaman yang digunakan : Dari Rimpang.

Budi Daya : Perbanyak dengan anakan atau rimpang, pemeliharaan mudah, air cukup dan jaga

kelembaban serta cukup pemupukan dasar.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

Gangguan perut, kembung sebah

Panu, Kurap, Eksema

Bercak2 kulit dan tahi lalat (sproeten)

Demam diikuti pembesar an limpa, Masuk angin

Radang telinga

Bronchitis, Diare

Sakit gigi krn masuk angin

Obat kuat (aphrodisiak)

79 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

LANGKUAS

Nama latin: Alpinia galanga L. Eilld

Nama daerah: Laos; Lengkuas; Lawa; Langkueh; Laja; Lawas

Deskripsi tanaman: Tanaman herba, yang banyak tumbuh liar di hutan berbatang basah, tingginya dapat

mencapai 2,5 m. mempunyai 2 macam daun, daun sempit dan daun lebar. Bentuk daun bulat panjang

dengan pelepah menyelubungi seluruh berwarna ungu. Rimpangnya berserat kasar, berbau khas dan

rasanya pedas.

Habitat: Tumbuh pada dataran rendah sampai 1200 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Rimpang

Kandungan kimia: Minyak atsiri (Engenol, Sineol, Metil sinamat, Kalium, Leasorin, Galangin, Kaemferid,

Galang cl, Sesquiterpen); Damar; Kristal kuning

Khasiat: Stomakik; Diaforetik; Karminatif; Aromatik; Stimulan; Ekspektoran; Antifungi

Nama simplesia: Languatis Rhizoma

Resep tradisional:

Demam

Langkuas merah 1 rimpang; Air hangat sedikit; Madu 1 sendok makan, Diparut; disaring kemudian

ditambah madu, Diminum 1 kali sehari 1 ramuan.

Kolera

Langkuas merah 1 rimpang; Bawang putih 1 umbi; Garam sedikit; Air 110 ml, Dibuat infus, Diminum 1

kali sehari 100 ml.

Membersihkan darah

Langkuas merah, Dibuat sayur dan lalap, Dimakan sebagai sayur dan lalap.

Mengobati kurap

Langkuas 4 rimpang; Bawang putih 1 umbi; Cuka sedikit; Air 110 ml, Direbus, Dioleskan pada bagian

yang terserang kurap

LAMPES

Nama latin: Ocimum sanetum L

Nama daerah: Lampas; Klampas; Kemangi hutan; Kemangen; Ruruku; Ruku-ruku; Koroko; Balakama

Deskripsi tanaman: tanaman semak semusim, tinggi 30-150 cm. Batang berkayu, segi empat, beralur,

bercabang, berbulu, warna hijau. Daun tunggal

Habitat: Tumbuh di tempat yang cukup mendapat sinar matahari, sampai ketinggian 600 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan: Daun ; Biji

Kandungan kimia: Minyak atsiri(eugenol); Metilkavikol; Musilago

80 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Khasiat: Antipiretik; Ekspektoran; Diuretik; Diaforetik; Laksan

Nama simplesia: Ocimi sancti Folium

Kurang darah

Daun lampes 1/2 genggam; Daun plustru 2 lbr; Daun pepaya 1/2 lembar; Daun meniran 1/3 genggam;

Lempuyang 1 jari; Air 5 gelas, Semua bahan direbus dengan air 5 gelas tadi hingga tinggal 2 gelas;

sesudah dingin disaring, Diminum 2 kali sehari 1 gelas.

LADA

Famili : Piperaccae

NAMA SIMPLISIA Piperis nigri Fructus; Buah Lada hitam. Piperis albae Fructus; Buah Lada putih.

Daerah : Sahang, Merica,

Asing :

Sifat Kimiawi : Mengandung minyak lada (berbau phellandren), alkaloida (piperine), minyak lemak,

chavisin dan pati.

Efek Farmakologis : Dalam pengobatan China memiliki rasa pedas, hangat, sedikit pahit dan anti piretik.

Penyegar dan penghangat badan, merangsang semangat, merangsang keluarnya keringat dan obat

sesak napas.

Zat Aktif - Kamfeina : merangsang timbulnya kejang; Boron : merangsang keluarnya hormon, androgen

dan estrogen, mencegah keroposnya tulang; Calamene : Merangsang semangat; Carvacrol :

menghambat prostagladin, penyegar, relaksasi otot, menghilangkan kelelahan; Chavicine : merangsang

semangat.

Wilayah :

Tanaman ini biasa ditanam di halaman dan di kebun yang bertanah gambur dan subur. Biasanya sering

dijumpai di daerah Bangka, Lampung, Kalimantan dan Aceh. Tanaman ini merupakan tanaman untuk

bumbu ataupun obat-obatan.

Uraian tanaman :

Tanaman herba tahunan, memanjat. Batang bulat, beruas, bercabang, mempunyai akar pelekat, warna

hijau kotor. Daun tunggal, bulat telur, pangkal bentuk jantung, ujung runcing, tepi rata, panjang 5-8 cm,

lebar 2-5 cm, pertulangan menyirip, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, menggantung, panjang

3,5-22 cm, warna hijau. Buah buni, bulat, buah muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah.

Kandungan kimia :

Buah pada tanaman ini mengandung zat-zat : Piperin, piperidin, pati, protein, lemak, asam-piperat,

chavisin dan minyak terbang (felanden, kariofilen, terpen-terpen)

Bagian tanaman yang digunakan : Akar dan Biji.

Cara Budidaya : Menggunakan biji dan setek, cukup sinar matahari dan agak terlindung.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

SIFAT KHAS Pedas, menghangatkan, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Karminatif, diaforetik,

81 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

diuretik, dan analgesik. PENELITIAN Nurendah P. Subanu, Bambang Wahjoedi, Oswald T. Tampubolon,

dkk. Pusat Penelitian Farmasi, Badan LITBANGKES DEPKES. Telah melakukan penelitian pengaruh buah

Lada dan buah Cabai Jawa, terhadap kehamilan mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata buah

Lada dan buah Cabai Jawa pada takaran yang cukup besar, dapat menyebabkan resorpsi janin mencit.

Errasmus S., Sasmitadimedja, Adjad S., dkk. Bagian Farmakologi, FK UNPAD. Telah melakukan penelitian

infus buah Lada terhadap efek menghilangkan rasa nyeri pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut,

ternyata pemberian per oral infus dengan takaran 500 mg/kg bb, menyebabkan perpanjangan waktu

reaksi (PWR), sama dengan PWR untuk parasetamol den gan takaran 250 mg/kg bb, dan lebih pendek

dari PWR untuk metamizol dengan takaran 250 mg/kg bb. Sunaryo Sarwono,1988. Fakultas Farmasi,

UGM. Pembimbing: Drh. Daryono, M.Sc. Ph.D., dan Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. Telah melakukan penelitian

pengaruh pemberian seduhan serbuk buah Lada hitam terhadap hepatotoksisitas parasetamol pada

mencit jantan. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata seduhan serbuk Lada hitam pada dosis 305,76

mg/kg bb yang diberikan secara bersama-sama dengan pemberian parasetamol dosis 250 mg/kg bb

dapat menghambat proses hepatotoksis pada mencit.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

Asam urat : Digunakan bersama sambiloto, temulawak, komprey

Sakit kepala : Digunakan bersama Jahe dan bahan lain.

Sebagai karminatif : Dosis 300 - 600 mg, disedu dan diminum

Campuran Obat

Mengusir serangga dari ruang tertutup : Daun lada kering ditaruh dilemari

Aphrodisiak : digunakan bersama ramuan lain

MINDI KECIL

( Melia azedarach L )

Famili : Meliaceae

Daerah : Renceh, Gringging, Mindi, Cakra-cikri

Asing :

Sifat Kimiawi : Kaya kandungan kimia, kulit batang dan akar mengandung toosendanin C30H38O11 dan

komponen yang larut C30H140O12, margoside, kaemferol, resin, tanin, n-triacontane, beta-sitosterol

dan triterpen kulinone. Biji : resin yang sangat beracun.

Efek Farmakologis : Bersifat rasa pahit, dingin dan sedkit beracun, obat cacing, membersihkan panas dan

lembab, laxative, peluruh air kemih (diuretik)

Bagian tanaman yang digunakan : Kulit batang, Kulit akar dan daun, basah ataupun kering.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

Cacingan : Kulit batang/akar segar 90 - 120 gr digodok dan diminum

Kudis : Kulit batang/akar digosok dan airnya buat cuci bagian yang sakit/gatal.

82 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

MIMBA

Azadirachta indica Juss

Famili : Meliaceae

Daerah : Imbo, Alembha, Intaran, Margo Sier

Asing :

Sifat Kimiawi : Efek Farmakologis : Rasa pahit (kecuali daging buah - manis), netral, anti-diabetes, abti-

piretik, anti bilious, merangsang dan mengaktifkan kelenjar

Bagian tanaman yang digunakan : Daun, Biji, Kulit Kayu dan Kayu

Cara budidaya : Menggunakan biji, cukup matahari dan sekitar 0 - 200 dpl

Resep tradisional:

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya.

Kencing Manis : 7 lembar daun dimasak dengan 3 gelas menjadi 1 gelas, minum pagi dan sore

Disentri/Diare : Sama dengan diatas

Malaria/Masuk Angin : sama dengan pengobatan Kencing Manis.

MENIRAN

Nama latin: Phyllanthus niruri L.

Nama daerah: Memeniran; Gosau na dungi; Gosau madungi roriha; Daun gendong anak

Deskripsi tanaman: Semak, tanaman semusim, tinggi 20-60 cm. Batang masif, bulat licin, tidak

berambut, diameter 3 mm, berwarna hijau. Daun majemuk, berseling, anak daun 15-24, berwarna hijau,

bentuk bulat telur, panjang 1,5 cm,lebar 7 mm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat. Bunga

berwarna putih, tunggal, dekat tangkai anak daun. Buah kotak, bulat, diameter 2 mm, berwarna hijau

keunguan. Biji kecil, keras, berwarna coklat.

Habitat: Meniran tumbuh liar di tempat lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-

semak. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 dpl.

83 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman

Kandungan kimia: Filantina; Hipofilantina; Kalium; Damar; Tanin

Khasiat: Membersihkan hati; Anti radang; Anti demam; Peluruh dahak; Peluruh haid; Penambah nafsu

makan

Nama simplesia: Phyllanthi Herba

MENGKUDU

Nama latin: Morinda citrifolia L.

Sinonim : Bancudus latifolia, Rumph

Familia : Rubiaceae

Nama daerah: Mengkudu; Kudu; Kemudu; Cangkudu; Bengkudu; Keumudu; Lengkudu; Bakudu; Kodhuk;

Pace; Benthis; Makudu; Mekudu; Bingkudu; Wangkudu; Kungkudu; Manakudu; Bangkulu; Pamarae;

Neteu; Labannan; Tibah; Ai-kombo.

Deskripsi tanaman: Mengkudu (MORINDA CITRIFOLIA) termasuk jenis kopi-kopian. Mengkudu dapat

tumbuh di dataran rendah sampai pada ketinggian tanah 1500 meter diatas permukaan laut. Mengkudu

merupakan tumbuhan asli dari Indonesi. Tumbuhan ini mempunyai batang tidak terlalu besar dengan

tinggi pohon 3-8 m. Daunnya bersusun berhadapan, panjang daun 20-40 cm dan lebar 7-15 cm.

Bunganya berbentuk bungan bongkol yang kecil-kecil dan berwarna putih. Buahnya berwarna hijau

mengkilap dan berwujud buah buni berbentuk lonjong dengan variasi trotol-trotol. Bijinya banyak dan

kecil-kecil terdapat dalam daging buah. Pada umumnya tumbuhan mengkudu berkembang biak secara

liar di hutan-hutan atau dipelihara orang pinggiran-pinggiran kebun rumah.

Habitat: Tumbuh liar di tepi pantai dan ditanam di seluruh Nusantara. Tumbuhan ini dapat tumbuh pada

lahan dengan ketinggian 1-1500 m dpl.

Bagian tanaman yang digunakan: Buah ; Akar ; Daun

Komposisi :

Buah buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak sedap, namun

mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara

lain morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril, sorandiyiol, Alkalaoid;

Antrakuinon; Alzarin;

Khasiat: Hipotensif; Autelmintik; Emenagog.

Nama simplesia: Morindae citrifoliae Fructus

Resep tradisional:

Amandel

Buah mengkudu (parut)1 buah; Air matang 100 ml, Diseduh lalu beningannya ditambah madu satu

sendok teh, Untuk berkumur; ramuan tidak berbahaya bila tertelan.

Limpa membesar

Buah mengkudu (parut)2 buah; Cuka encer sedikit, Peras dan saring, Diminum 1 hari sekali 1 ramuan.

Sariawan

84 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Buah mengkudu (parut)1 buah; Buah pisang batu 2 buah; Air 110 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari 100

ml.

Tekanan darah tinggi, Buah mengkudu (parut)1 buah; Air matang 100 ml, Diseduh, Diminum 1 kali sehari

100 ml.

Hipertensi

Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 sendok

makan madu.

Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,

kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.

Cara menggunakan: diminum dan diulangi 2 hari sekali.

Sakit Kuning

Bahan: 2 buah Mengkudu yang telah masak di pohon dan 1 potong

gula batu.

Cara Membuat: buah mengkudu diperas untuk diambil airnya,

kemudian dicampur dengan madu sampai merata dan disaring.

Cara menggunakan : diminum dan diulangi 2 hari sekali.

Demam (masuk angin dan infuenza)

Bahan: 1 buah Mengkudu dan 1 rimpang kencur;

Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air

sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.

Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

Batuk

Bahan: 1 buah Mengkudu dan ½ genggam daun poo (bujanggut);

Cara Membuat: kedua bahan tersebut direbus dengan 2 gelas air

sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas, kemudian disaring.

Cara menggunakan : diminum 2 kali 1 hari, pagi dan sore.

Sakit Perut

Bahan: 2-3 daun Mengkudu

Cara Membuat: ditumbuk halus, ditambah garam dan diseduh air

panas.

Cara menggunakan: setelah dingin disaring dan diminum.

Menghilangkan sisik pada kaki

Bahan: buah Mengkudu yang sudah masak di pohon.

Cara menggunakan: bagian kaki yang bersiisik digosok dengan buah

mengkudu tersebut sampai merata, dan dibiarkan selama 5-10 menit,

kemudian dibersihkan dengan kain bersih yang dibasahi dengan air

hangat.

MAHKOTADEWA

Sebagian ahli botani menamai mahkota dewa berdasarkan tempat asalnya, yaitu Phaleria papuana

Warb. var. Wichannii (Val.) Back. Namun, sebagian yang lain menamainya berdasarkan ukuran buahnya

yang besar-besar (makro), yaitu Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl. Sebutan atau nama lain untuk

mahkota dewa cukup banyak. Ada yang menyebutnya pusaka dewa, derajat, mahkota ratu, mahkota

raja, trimahkota. Di Jawa Tengah, orang menyebutnya dengan nama makuto mewo, makuto rojo, atau

makuto ratu. Orang Banten menyebutnya raja obat. Nama ini diberikan karena pohon ini mampu

mengobati aneka penyakit. Sementara itu, orang Cina lebih suka menyebutnya pau yang berarti obat

pusaka. Tidaklah mengejutkan jika beberapa orang pun menginggriskan namanya menjadi the crown of

god.

85 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Depok, Jawa Barat, nama lain mahkota dewa adalah buah simalakama.

Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit

berat (seperti sakit lever, kanker, sakit jantung, kencing manis, asam urat, reumatik, sakit ginjal, tekanan

darah tinggi, lemah syahwat dan ketagihan narkoba) dan penyakit ringan (seperti eksim, jerawat, dan

luka gigitan serangga) bisa disembuhkan dengan pohon ini. Mahkota dewa bisa digunakan sebagai obat

dalam, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar, dengan cara dioleskan atau

dilulurkan. Melihat begitu banyak penyakit yang bisa disembuhkannya, sebutan pusaka para dewa

memang layak disematkan untuk pohon ini.

Dalam daun dan kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Selain itu, di dalam daunnya

juga terkandung polifenol.

Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan

bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan

begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang

disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga

membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat

memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar.

Bagian-bagian Pohon

Pohon mahkota dewa termasuk anggota famili Thymelaecae. Sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk

pohon bercabang-cabang. Ketinggiannya sekitar 1,5—2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai

lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun. Tingkat produktivitasnya mampu

dipertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun.

Pohon mahkota dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa akar tunggang.

Panjang akarnya bisa sampai 100 cm. Akar ini belum terbukti bisa digunakan untuk pengobatan.

Batangnya terdiri dari kulit dan kayu. Kulitnya berwarna cokelat kehijauan, sementara kayunya

berwarna putih. Batangnya ini bergetah. Diameternya mencapai 15 cm. Percabangan batang cukup

banyak. Batang ini secara empiris terbukti bisa mengobati penyakit kanker tulang.

Daun mahkota dewa merupakan daun tunggal. Bentuknya lonjong-langsing-memanjang berujung lancip.

Sekilas menyerupai bentuk daun jambu air, tetapi lebih langsing. Teksturnya pun lebih liat. Warnanya

hijau. Daun tua berwarna lebih gelap daripada daun muda. Permukaannya licin dan tidak berbulu.

Permukaan bagian atas berwarna lebih tua daripada permukaan bagian bawah. Pertumbuhannya lebat.

Panjangnya bisa mencapai 7—10 cm, dengan lebar 3—5 cm. Daun mahkota dewa termasuk bagian

pohon yang paling sering dipakai untuk pengobatan. Pemanfaatannya dilakukan dengan cara

merebusnya. Penyakit yang dapat disembuhkan antara lain lemah syahwat, disentri, alergi, dan tumor.

Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk yang tersusun dalam kelompok 2—4 bunga.

Pertumbuhannya menyebar di batang atau ketiak daun. Warnanya putih. Bentuknya seperti terompet

kecil. Baunya harum. Ukurannya kira-kira sebesar bunga pohon cengkeh. Bunga ini keluar sepanjang

tahun atau tak kenal musim, tetapi paling banyak muncul pada musim hujan. Bunga mahkota dewa

belum terbukti dapat digunakan untuk pengobatan.

Buah mahkota dewa merupakan ciri khas pohon mahkota dewa. Bentuknya bulat, seperti bola.

Ukurannya bervariasi, dari sebesar bola pingpong sampai sebesar apel merah. Penampilannya tampak

menawan, merah menyala. Pada malam hari, jika terkena sinar lampu, tampak seperti berkilau. Apalagi

jika sudah tua. Penampilan buah mahkota dewa memang tampak merangsang selera untuk

memakannya. Namun, hati-hati. Memakannya berarti harus bersiap-siap untuk setidaknya merasakan

mabuk atau pusing. Buah ini mampu tumbuh dengan cukup lebat. Buah mahkota dewa terdiri dari kulit,

daging, cangkang, dan biji.

Saat masih muda, kulitnya berwarna hijau. Namun, saat sudah tua, warnanya berubah menjadi merah

86 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

marun. Ketebalan kulit sekitar 0,5—1 mm. Daging buah berwarna putih. Ketebalan daging bervariasi,

tergantung pada ukuran buah. Dalam pengobatan, kulit dan daging buah tidak dipisahkan. Jadi kulit

tidak perlu dikupas dulu. Saat masih muda, rasa kulit dan daging ini sepet-sepet pahit. Namun, saat

sudah tua, rasanya berubah menjadi sepet-sepet agak manis. Jika dimakan langsung akan menimbulkan

bengkak di mulut, sariawan, mabuk, bahkan keracunan. Karenanya, tidak dianjurkan untuk memakannya

langsung. Dianjurkan pemanfaatan kulit dan daging buah dengan cara merebusnya terlebih dahulu. Kulit

dan daging buah ini antara lain mampu mengobati flu, rematik, sampai kanker rahim stadium akhir. Kulit

dan daging buah juga termasuk bagian pohon yang paling sering digunakan untuk pengobatan.

Cangkang buah adalah batok pada biji. Jadi, cangkang ini bagian buah yang paling dekat dengan biji.

Cangkang buah berwarna putih. Ketebalannya bisa mencapai 2 mm. Rasa cangkang buah juga sepet-

sepet pahit, tetapi lebih pahit daripada kulit dan daging. Juga tidak dianjurkan untuk memakannya

langsung. Soalnya, dapat menyebabkan mabuk, pusing, bahkan pingsan. Pemanfaatannya juga

dianjurkan dengan cara merebusnya. Cangkang ini terbukti dapat digunakan untuk pengobatan, antara

lain dapat menyembuhkan penyakit kanker payudara, kanker rahim, sakit paru-paru, dan sirosis hati.

Seperti daun dan kulit serta daging buah, cangkang juga termasuk bagian pohon yang paling sering

digunakan untuk pengobatan. Cangkang ini lebih mujarab dibandingkan dengan kulit dan daging buah.

Seperti bentuk buahnya, biji buah juga bulat. Warnanya putih. Diameternya mencapai 2 cm. Biji ini

sangat beracun. Jika tergigit akan menyebabkan lidah kaku, mati rasa, dan badan meriang. Karenanya,

biji ini hanya digunakan untuk obat luar sebagai obat oles. Biji ini terbukti dapat digunakan untuk

mengobati aneka penyakit kulit. Pemanfaatan biji dilakukan dengan cara mengeringkan dan

menyangrainya sampai gosong.

Untuk lebih jelasnya, perhatikan petunjuk umum berikut.

1. Daun yang dipanen adalah daun yang masih segar dan tidak terkena penyakit. Daun yang dipanen

sebaiknya yang sudah cukup tua. Cirinya, bentuknya paling besar dibandingkan dengan daun lain.

Warnanya pun lebih gelap.

2. Buah yang dipanen adalah buah yang sudah benar-benar matang dan sehat atau tidak terkena

penyakit. Cirinya, tampak segar, tidak memiliki cacat sekecil apa pun, dan berwarna merah marun.

3. Biji yang diambil untuk obat adalah biji dari buah yang sudah benar-benar matang tadi.

4. Khusus untuk tujuan pengobatan kanker dan lever petiklah buah yang masih berwarna hijau namun

cukup tua, tandanya warna buah hijau tua.

5. Batang. Batang yang diambil adalah batang yang sudah cukup umur. Cirinya, warna cokelatnya lebih

banyak daripada warna hijau.

87 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Manfaat Daun Sisik Naga

(Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.)

C.Chr., Lemmaphyllum microphyllum Presl.

Sinonim :

D. heterophyllum C.Chr., D. microphyllum (Pr.) C.Chr.,

Lemmaphyllum microphyllum Presl.

Familia : polypodiaceae.

Uraian : Sisik naga dapat ditemukan di seluruh daerah Asia tropik, merupakan tumbuhan epifit

(tumbuhan yang menumpang pada pohon lain), tetapi bukan parasit karena dapat membuat

makanan sendiri. Sisik naga dapat ditemukan tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat

lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.

Terna, tumbuh di batang dan dahan pohon, akar rimpang panjang, kecil, merayap, bersisik,

panjang 5-22 cm, akar melekat kuat. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan jarak

yang pendek. Daun bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong

memanjang, ujung tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua

gundul atau berambut jarang pada permukaan bawah, berwarna hijau sampai hijau kecokelatan.

Daunnya ada yang mandul dan ada yang membawa spora. Daun fertil bertangkai pendek atau

duduk, oval memanjang, panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm. Ukuran daun yang berbentuk bulat

sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga tanaman ini dinamakan picisan.

Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.

Nama Lokal : NAMA DAERAH Sumatera: picisan, sisik naga (Semenanjung Melayu), sakat riburibu (Pantai

Sumatera Barat). Jawa: paku duduwitan (Sunda), pakis duwitan (Jawa). NAMA ASING Bao shu

lian (C), dubbeltjesvaren, duiteblad, duitvaren (B). NAMA SIMPLISIA Drymoglossi Herba

(herba picisan).

Penyakit Yang Dapat Diobati : Rasanya manis, sedikit pahit, dingin. Antiradang, menghilangkan nyeri (analgesik), pembersih

darah, penghenti perdarahan (hemostatis), memperkuat paru-paru, dan obat batuk (antitusif).

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian Ekstrak alkohol daun sisik naga mempunyai aktivitas

menghambat pertumbuhan Escherichia coli, sedangkan ekstrak alkohol dan ekstrak airnya dapat

menghambat pertumbuhan Streptococcus aureus (L. Nuraini Susilowati, FF UGM, 1988).

Pemanfaatan :

Bagian yang digunakan adalah daun dan seluruh herba segar atau yang telah dikeringkan.

88 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

INDIKASI :

Daun digunakan untuk pengobatan :

gondongan (parotitis),

TBC kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma),

sakit kuning (jaundice), sukar buang air besar (sembelit), sakit perut, disentri,

kencing nanah (gonore), batuk, abses paru-paru, TB paru disertai batuk darah,

perdarahan, seperti luka berdarah, mimisan, berak darah,

muntah darah, perdarahan pada perempuan,

rematik, keputihan (leukore), dan kanker payudara.

CARA PEMAKAIAN :

Untuk obat yang diminum, rebus 15-60 g daun, lalu air rebusannya

diminum.

Untuk pemakaian luar, Gunakan air rebusan herba segar untuk mencuci

kudis, koreng, atau berkumur bagi penderita sariawan dan radang gusi.

Cara lain, giling herba segar sampai halus, lalu bubuhkan ke tempat

yang sakit pada penyakit-penyakit kulit, seperti kudis, kurap, radang

kulit bernanah, radang kuku, atau luka berdarah.

CONTOH PEMAKAIAN

Radang gusi (gingivitis)

Cuci daun sisik naga secukupnya sampai bersih, lalu kunyah. Biarkan

kunyahan tersebut cukup lama di bagian gusi yang meradang. Selanjutnya,

buang ampasnya. Lakukan 3-4 kali sehari, sampai sembuh.

Rematik jaringan lunak (nonartikuler)

Cuci 15-30 g daun sisik naga segar, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai

tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum,

sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Sakit kuning (jaundice)

Cuci 15-30 g daun sisik naga segar sampai bersih, lalu rebus dalam 3

gelas air sampai airnya tersisa separonya. Setelah dingin, saring dan

air saringannya siap untuk diminum, sehari 3 kali, masing-masing 1/2

gelas.

Sariawan

Cuci 1 genggam daun sisik naga sampai bersih, lalu rebus dalam 2 gelas

air sampai mendidih (selama 15 menit). Gunakan air saringannya untuk

berkumur selagi hangat.

Menghentikan perdarahan

Cuci 30 g daun sisik naga segar, lalu giling sampai halus. Selanjutnya,

peras dan saring, lalu air saringannya diminum. Lakukan 3 kali sehari

sampai sembuh.

Komposisi :

Sisik naga mengandung minyak asiri, sterol/triterpen, fenol, flavonoid, tanin, dan gula.

89 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Singkong-Cassava

Inilah Kekayaan Negeriku Indonesia.

Saat dunia terancam bencana kekurangan pangan, saatnya kita kreatif mencari bahan makanan

lain. Di Asia, beras masih menjadi bahan makanan pokok utama. Nenek moyang kita dulu sering

mengkonsumsi singkong, ubi, jagung, dan sagu sebagai makanan pokok selain nasi. Tak ada

salahnya, bukan, mencoba makanan pengganti lain yang ada di sekitar kita?

Jangan pernah meremekan singkong. Ubi kayu ini, selain mengandung karbohidrat tinggi dan

bisa menggantikan nasi, juga dapat mengobati berbagai penyakit.

1. Rematik

Ambil 5 lembar daun singkong dan 1/4 sendok kapur sirih. Kedua bahan tersebut ditumbuk

hingga halus, kemudian bubuhkan pada bagian yang sakit.

2. Demam

Ambil satu buah tangkai daun ubi kayu, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Saring,

dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 2 kali sehari, pagi dan sore.

Atau, ambil 3 lembar daun ubi kayu, ditumbuk halus, dan gunakan untuk mengompres.

3. Sakit Kepala

Ambil 3 lembar daun ubi kayu, ditumbuk halus, dan gunakan untuk mengompres.

4. Diare

Ambil 7 lembar daun ubi kayu, kemudian direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga

tinggal 2 gelas. Saring untuk diambil airnya. Air rebusan ini diminum 2 kali sehari, pagi dan

sore.

5. Mengusir cacing perut

Ambil kulit batang ubi kayu secukupnya, kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih

hingga tinggal 1 gelas. Saring untuk diambil airnya, minum menjelang tidur malam.

6. Mata kabur

Ambil daun ubi kayu secukupnya, kemudian direbus, dan diberi bumbu garam dan bawang putih.

Jadikan teman menyantap nasi setiap hari.

7. Luka melepuh seperti terkena knalpot

Ambil 1 potong singkong. Parut dan kemudian peras untuk diambil airnya, kemudian biarkan

beberapa saat sampai tepung tapiokanya mengendap. Oleskan pada bagian tubuh yang luka.

90 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Delima-Pomegranate

(Punica granatum L.)

PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI :

Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai

kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus herpes simpleks, clan virus HIV.

PEMANFAATAN :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

91 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah,

daun, biji, dan bunganya. Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit

buah dapat digunakan segar atau setelah dikeringkan.

INDIKASI

Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk: sakit perut karena cacing, buang air besar

mengandung darah dan lendir (disentri amuba), diare kronis, perdarahan seperti

wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum,

prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea) nyeri

lambung.

Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk: cacingan terutama cacing pita

(taeniasis), batuk, diare.

Bunga digunakan untuk: radang gusi, perdarahan, bronkhitis.

Daging buah digunakan untuk: menurunkan berat badan, cacingan, sariawan,

tenggorokan sakit, suara parau, tekanan darah tinggi (hipertensi), sering kencing,

rematik (artritis), perut kembung

Biji digunakan untuk: menurunkan demam, batuk, keracunan, cacingan.

CARA PEMAKAIAN :

Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7

g). Rebus kulit buah (10–15 g). Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa

dicampur dengan jus wortel.

Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah

dingin untuk kumur-kumur (gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram

air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang kemaluan (vagina) pada

keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi,

gigi berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT :

Cacingan : Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong

seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan

minum airnya sekaligus. Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-

masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan perlahan-lahan selama satu jam.

Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi. Campur jus buah

delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu

minum sekaligus Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam

segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk merata, minum sewaktu perut

kosong.

Radang gusi : Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan

segelas air bersih sampai mendidih. Setelah dingin, saring dan gunakan untuk

kumur-kumur.

Perdarahan : Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa

separuhnya. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

Luka : Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak

wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada bagian yang luka.

Sariawan : Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya,

lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu gelas air sambil diaduk merata, lalu

saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2–3 kali sehari, sampai

sembuh.

Sering kencing : Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan

segenggamkucai, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air bersih

sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali

sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

92 | P a g e A h m a d T a u f i k - a t 3 5 8 5 @ g m a i l . c o m

Keputihan : Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g)

dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air rebusannya tersisa separuhnya.

Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari.

Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah

menikah, gunakan dengan alat semprot yang masuk ke liang vagina.

Batuk sudah berlangsung lama : Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak.

Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang bijinya.

Suara serak, tenggorokan kering : Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil

isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2–3 kali sehari.

SUMBER:

http://ristantia.wordpress.com/2008/06/24/delima-punica-granatum-l/

IPTEKnet

http://www.kaskus.us/ Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran : Trubus Agriwidya, 1999. Muhlisah, Fauziah. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : Penebar Swadaya, 1999. Tampubolon, Oswald T. Tumbuhan Obat. Jakarta : Penerbit Bhratara, 1995. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta : PT. Intisari Mediatama, 1999.