12
LAPORAN KEMAJUAN TRIWULAN KEDUA APP SUSTAINABILITY ROADMAP VISI 2020 5 FEBRUARI 2013

APP SUSTAINABILITY ROADMAP

  • Upload
    vudan

  • View
    244

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

LAPORAN KEMAJUAN TRIWULAN KEDUA

APP SUSTAINABILITYROADMAP

VISI20205 FEBRUARI 2013

Page 2: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Pada tanggal 5 Juni 2012, Asia Pulp & Paper Grup (APP) mengumumkan target-target keberlanjutannya untuk dekade berikutnya dan seterusnya. Target tersebut dituangkan dalam Sustainability Roadmap Visi 2020. Tujuan roadmap APP ini adalah untuk melindungi hutan alam dan menggunakan serat dari hutan tanaman industri sebagai bahan baku APP.

1. 2.

1. LATAR BELAKANGPada tahun 2015, APP akan memiliki kemampuan untuk mendapatkan bahan baku yang berasal sepenuhnya dari Hutan Tanaman Industri (HTI).Pada tahun 2015, seluruh pemasok kayu pulp APP yang ada saat ini akan beroperasi sesuai standar-standar untuk Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF), yang akan memberikan perlindungan yang lebih ketat lagi terhadap keanekaragaman hayati, ekosistem langka, dan hak-hak masyarakat lokal.

Pokok-pokok penting di dalam roadmap tersebut adalah:

Salah satu aspek terpenting dari Sustainability Roadmap ini adalah proses penilaian Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF) terhadap keseluruhan operasi APP. Penilaian HCVF dimulai dengan penilaian awal HCV yang dipimpin oleh ahli independen HCV Loy Jones dari Asia Pacific Certification Services. Saat peluncuran roadmap, 6 pemasok APP telah berkomitmen untuk melakukan penilaian HCVF.

Kemajuan yang baik dalam mengurangi penggunaan Kayu Campuran (MTH) Dua pemasok kayu pulp berkomitmen untuk mengadopsi penilaian HCVF 3 bulan lebih awal dari targetnyaPembaharuan Responsible and Sustainable Business Declaration APP

Dalam laporan kemajuan roadmap pertama yang diselenggarakan pada tanggal 5 September 2012, APP mengumumkan tiga pencapaian utama:

Sejak laporan kemajuan roadmap terakhir, APP telah mengintensifikasi usahanya untuk bekerja sama dengan semua pemasok kayu pulpnya dalam mempercepat pencapaian target-target roadmap.

Pada laporan triwulan kedua di 5 Februari 2013, APP menyampaikan laporan kemajuan roadmapnya yang terakhir dan mengumumkan sebuah perkembangan baru di dalam Sustainability Roadmap APP.

1. 2.

3.

Page 3: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

2. LAPORAN KEMAJUAN

2.1. APP GRUP 1

TRIWULAN KEDUA

KEBIJAKAN KONSERVASI HUTAN YANG BARU INI ADALAH KEBIJAKAN YANG DIRANCANG UNTUK MELINDUNGI SEMUA HUTAN ALAM DALAM RANTAI PASOKAN APP.

Berdasarkan kebijakan tersebut, hutan alam didefinisikan sebagai hutan dengan Nilai Konservasi Tinggi, termasuk hutan gambut, dan atau hutan Stok Karbon Tinggi.

APP memajukan batas akhir bagi pemasoknya untuk mengadopsi prinsip HCVF sebanyak 2 tahun. APP dan seluruh pemasoknya hanya akan mengembangkan area yang bukan merupakan lahan hutan, sesuai dengan hasil identifikasi dalam penilaian HCVF dan HCS secara independen.

Sejak 1 Februari 2013, seluruh pembukaan hutan alam telah dihentikan sementara hingga selesainya penilaian HCVF dan HCS. APP telah melakukan penilaian awal terhadap keseluruhan rantai pasokannya. APP telah memprioritaskan penilaian HCV/HCS pada daerah-daerah konsesi yang hingga sekarang masih memasok kayu alam kepada perusahaan.

Hal-hal penting dalam komitmen kebijakan pertama meliputi:

HUTAN BERNILAI KONSERVASI TINGGI (HCVF) DAN HUTAN STOK KARBON TINGGI (HCS)

I.

2.1.1. Kebijakan Konservasi Hutan APPDalam implementasi roadmap APP di triwulan kedua, APP menerbitkan kebijakan baru yang sekarang menjadi bagian dari Sustainability Roadmap Visi 2020.

1. APP Grup mengacu pada APP Indonesia and APP China

Kebijakan Konservasi Hutan ini mempunyai 4 komitmen yang mencakup:

Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF) dan hutan Stok Karbon Tinggi (HCS)Praktek terbaik manajemen gambutKeterlibatan Sosial dan Masyarakat Pemasok kayu lainnya

1. 2.3.4.

3 4.

Page 4: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Berdasarkan pengumuman ini, semua hutan alam, yang akan diidentifikasikan melalui penilaian HCV dan HCS, di seluruh rantai pasokan APP akan disisihkan. APP bekerja sama dengan TFT dalam melakukan komitmen ini. Untuk mengidentifikasi kawasan hutan, APP akan menggunakan kombinasi data dari analisa pemetaan satelit dan kunjungan lapangan.

APP berkomitmen untuk melindungi hutan gambut diseluruh rantai pasokannya. APP akan mendukung strategi dan target Pemerintah Indonesia untuk pengembangan rendah emisi dan penurunan gas rumah kaca.

PRAKTEK TERBAIK MANAJEMEN GAMBUT

II.

Memastikan bahwa hutan lahan gambut dilindungi sebagai bagian dari komitmennya untuk melindungi hutan bernilai konservasi tinggi dan hutan dengan stok karbon tinggi.

Melakukan praktek manajemen terbaik untuk mengurangi dan menghindari emisi gas rumah kaca dalam lanskap lahan gambut.

Sebagai bagian dalam usaha mencapai hal ini, tidak akan ada aktifitas pembangunan kanal atau infrastruktur di area konsesi lahan gambut tidak berhutan yang belum dikembangkan, hingga proses penilaian HCVF, termasuk masukan dari ahli gambut, telah selesai dilakukan.

Hal ini akan dicapai dengan cara:

Penilaian HCS telah dimulai dengan mengidentifikasi area dan kualitas dari tutupan hutan. Analisa satelit, didukung dengan pekerjaan di lapangan, akan mengidentifikasi area yang akan dilindungi dan juga area dengan stok karbon rendah yang dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman industri.

Setiap pengembangan hutan tanaman industri hanya akan dilakukan setelah penilaian HCV/HCS diselesaikan, dan hanya di daerah yang diidentifikasi sebagai bukan hutan.

5. 6.

Page 5: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

APP akan berkonsultasi dengan LSM dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa protocol dan prosedur FPIC dan pemecahan konflik sesuai dengan praktek terbaik internasional.

KETERLIBATAN SOSIAL DAN MASYARAKAT

III.

Dalam pemecahan konflik sosial pada seluruh rantai pasokan, APP akan secara aktif meminta dan mengikut sertakan saran dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat sipil, untuk menerapkan prinsip-prinsip berikut:

Free, Prior and Informed Consent (FPIC) dari masyarakat asli dan komunitas lokalPenanganan keluhan yang bertanggung jawab Pemecahan konflik yang bertanggung jawab Dialog yang terbuka dan konstruktif dengan para pemangku kepentingan lokal, nasional dan internasional Pemberdayaan masyarakatPenghormatan terhadap hak asasi manusia

Mengakui dan menghormati hak-hak karyawannya Kepatuhan terhadap hukum, prinsip dan criteria sertifikasi bertaraf internasional yang relevan.

• •

Dimana ada pengajuan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang baru, APP akan menghormati hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal, termasuk juga pengakuan terhadap hak atas tanah adat.

APP telah berkomitmen terhadap penilaian HCVF yang independen sebagai bagian dari komitmen ini dan dengan konsultasi dengan para pemangku kepentingan, akan mengembangkan langkah-langkah lanjutan untuk menerapkan FPIC.

7. 8.

Page 6: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Sumber serat kayu APP datang dari seluruh penjuru dunia dan saat ini APP sedang mengembangkan prosedur untuk memastikan bahwa pasokan ini mendukung prinsip manajemen hutan yang bertanggung jawab.

PEMASOK KAYU LAINNYAIV.

Kebijakan Hutan Konservasi yang baru ini memberikan panduan menyeluruh terhadap praktek pemasok kayu APP di Indonesia. APP juga memasok serat dari seluruh dunia, dan para pemasok ini juga diwajibkan untuk mematuhi kebijakan APP untuk memasok bahan baku dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab.

KEBIJAKAN YANG DIUMUMKAN APP HARI INI JUGA AKAN DITERAPKAN PADA SELURUH EKSPANSI DI MASA DATANG.

Gambar 1. Target APP Grup untuk menurunkan konsumsi serat hutan alam

Kayu campuran (MTH) hanya dapat diterima dari:Area yang dikonversi sebelum tanggal 1 Februari 2013 Kayu yang sudah diverifikasi sebagai non-HCVF dan non-HCS Kayu impor yang bersertifikasi Serat daur ulang

• • ••

APP Indonesia & China - Penggunaan Kayu Campuran (MTH)

20110%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

2012 2013 2014 2015

Realisasi (per Des 2012)Target

9. 10.

Page 7: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Bisnis Jangka Panjang yang Berkelanjutan

2.1.2.

Untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dari operasi APP, penilaian independen telah dilakukan untuk memastikan ketersediaan bahan baku untuk proyeksi kebutuhan jangka panjang pabrik-pabrik APP.

Penilaian difokuskan pada pertumbuhan dan hasil tanaman pemasok kayu APP. Selain penilaian internal perusahaan, dua penilaian tambahan dilakukan. Penilaian pertama telah dilakukan oleh The Forest Trust (TFT), dan penilaian kedua telah dilakukan oleh ahli independen yang mempunyai spesialisasi dalam inventarisasi hutan, modelling pertumbuhan dan hasil tanaman, serta proyeksi pasokan kayu. Semua proyeksi menunjukkan bahwa APP akan mempunyai akses yang cukup kepada serat hutan tanaman untuk memenuhi komitmen konservasi hutannya, bahkan dengan kapasitas rencana ekspansi. APP menggunakan proyeksi pertumbuhan dan hasil tanaman yang paling konservatif dalam perencanaannya.

APP terbuka untuk berdiskusi lebih lanjut dengan para pemangku kepentingan yang ingin mendengar lebih lanjut mengenai metodologi yang digunakan untuk menilai pertumbuhan dan hasil tanaman tersebut.

11. 12.

Page 8: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

2.1.3.Forest Conservation Policy Monitoring and Verification

Moratorium and ImplementationGrievance Independent observer Social and community engagement New area development

Penilaian preliminary HCVF di 4 propinsi telah diselesaikan di kuartal keempat 2012, lebih cepat dari target yang ditetapkan di Roadmap. Laporan penilaian preliminary tersebut memberikan peta indikasi HCVF di seluruh area konsesi dan akan digunakan sebagai panduan penilaian penuh HCVF yang akan dilakukan sebagai langkah berikut. Penilaian penuh HCVF akan difokuskan pada area yang berpotensi memiliki satu atau lebih nilai konservasi tinggi. Tim penilai HCV telah memulai penilaian penuh HCV pada 6 pemasok yang dimiliki APP dan 2 pemasok lainnya di Jambi (TMA dan RHM Jambi).

Details of the protocols will be made available on APP’s corporate website www.asiapulppaper.com

To provide guidance for APP’s suppliers who have committed to implement moratorium on clearing natural forests in their concession areas, APP has a series of key protocols on:

Seperti yang telah dilaporkan di bulan September 2012, 6 pemasok APP di 4 propinsi sedang melakukan penilaian preliminary HCVF, sementara 2 pemasok lainnya telah berkomitmen untuk mengadopsi dan telah dijadwalkan untuk segera memulai penilaian HCVF.

•••••

2.2. APP INDONESIA2.2.1. Kemajuan Pencapaian Komitmen HCVF

Gambar 2. Jadwal Penilaian HCVF untuk 8 Pemasok APP

With The Forest Trust, APP will conduct aerial surveillance and ground checks regularly to verify the implementation of the moratorium. APP is committed to transparency and has asked for third party NGOs to participate in this process as observers.

2012 2013

1. Preliminary HCVF Assessment completed2. Full HCVF Assessment

Process design & developmentPublic consultation on national, provincial, and district level

Data collectionand ground verificationon environmental and social aspect

Data analysis andHCV report developmentPublic stakeholder consultationHCV report peer review by expert panelFinal HCV report received by APP

COMPLETED ON PROGRESS TARGET SCHEDULE

HCVF assessment timeline for 8 suppliers DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP

13. 14.

Page 9: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Dengan diumumkannya Kebijakan Perlindungan Hutan, APP telah mempercepat target komitmen HCVF di seluruh pemasoknya sebanyak hampir 2 tahun. Untuk mendukung penilaian HCVF di seluruh rantai pasokannya, APP akan bekerja sama dengan tim penilai tambahan yang dipimpin oleh Neville Kemp dari Ekologika. Penilaian rantai pasokan keseluruhan ini dijadwalkan akan dimulai pada kuartal pertama 2013, dengan memprioritaskan area yang masih memiliki hutan alam.

1. Pemetaan dan Pemecahan Konflik

2. Perbaikan Kebijakan dan Prosedur

3. Pembangunan Kapasitas

Proyek percobaan pada 6 distrik yang diidentifikasi memiliki isu social dengan skala prioritas tinggi Selesainya pemetaan konflik

Memperbarui kebijakan social APP dan Sinar Mas ForestrySelesainya peninjauan kembali prosedur social dari semua pemasok (lebih dari 645 prosedur ditinjau)

Finalisasi panduan dan modul untuk pemetaan konflik Pelatihan akan dimulai pada Februari 2013

••

••

Dalam aspek keterlibatan sosial dan masyarakat, APP dapat melaporkan kemajuan pada 3 aktivitas utama:

2.2.2. Keterlibatan Sosial dan Masyarakat

15. 16.

Page 10: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Di bulan Juni 2012, APP mengumumkan sebuah inisiatif untuk memulai keterlibatan multi pihak yang independen dalam hal Stok Karbon Tinggi (HCS) dan penerapannya pada hutan tanaman industri. Dengan bekerja sama dengan The Forest Trust, APP menggunakan gambar satelit untuk menganalisa tutupan hutan di seluruh daerah konsesi para pemasoknya. Diharapkan studi ini akan selesai pada kuartal ketiga 2013.

2.2.3. Penilaian Stok Karbon Tinggi

TFT telah memulai peninjauan pendahuluan atas kebijakan perusahaan, prosedur standar operasional (SOP) dan instruksi kerja. Tinjauan ini meliputi operasi dari APP China dan APP China Forestry. Hasil dari proses peninjauan ini telah memungkinkan dimulainya pekerjaan untuk merevisi dan memperbaiki dokumentasi yang ada, terutama dalam aspek sosial dan lingkungan. Di kantor pusat APP China Forestry di Hainan, penyesuaian struktur organisasi telah dilakukan untuk memfasilitasi pengkategorian aktivitas sesuai dengan tujuan sosial dan lingkungan, dan menangani isu yang ada dalam perjalanan menuju pengelolaan hutan lestari. Kunjungan penilaian yang dilakukan tim TFT dan APP telah selesai dilakukan di propinsi Hainan, yang difokuskan pada aspek sosial. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan mencatat resiko potensial yang berhubungan dengan kepemilikan lahan dan legalitas, dan untuk memulai pemetaan area konflik sosial.

Penilaian pasokan dari pihak ketiga telah dilakukan bersama oleh APP dan TFT melalui kunjungan penilaian awal pada pemasok independen di Vietnam. Laporan gap assessment telah difinalisasikan dan diterbitkan. Rencana aksi lokal sedang dalam tahap penyusunan. Untuk pemetaan rantai pasokan di China, pabrik Jinhai dan Jingui telah diberikan penjelasan untuk memulai pemetaan dan membangun database untuk memungkinkan transparansi terhadap barang barang yang dibeli.

AKHIR LAPORAN KEMAJUAN

2.3. APP CHINA

17. 18.

Page 11: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Kayu alam (MTH) yang saat ini telah berada di dalam rantai pasokan APP dan dipotong sebelum 1 Februari 2013, contohnya kayu di dalam tumpukan kayu pabrik, akan tetap dipakai oleh pabrik dalam proses produksi. Kayu-kayu yang berasal dari daerah yang bukan hutan, seperti daerah belukar, juga akan digunakan oleh pabrik pulp.

APP akan mengakhiri perjanjian pembelian maupun perjanjian lainnya dengan pemasok yang tidak memenuhi komitmen APP.

Komitmen APP ini akan dipantau oleh The Forest Trust. APP menyambut pengamat pihak ketiga yang independen untuk melakukan verifikasi implementasi komitmen tersebut.

KEBIJAKAN KONSERVASI HUTAN APP

Hutan Bernilai Konservasi Tinggi (HCVF) dan hutan Stok Karbon Tinggi (HCS):

APPENDIX A

1. APP dan seluruh pemasok kayunya di Indonesia2. Seluruh serat kayu yang berasal dari Indonesia dan dipergunakan oleh pabrik APP di Indonesia dan China 3. Ekspansi di masa depan.

Kebijakan ini berlaku dimulai dari tanggal 1 Februari 2013, dan akan diberlakukan kepada:

Sejak 1 Februari 2013, seluruh pembukaan hutan alam telah dihentikan sementara hingga selesainya penilaian HCVF dan HCS. Tidak ada pembukaan lahan yang teridentifikasi sebagai hutan alam.

APP telah melakukan penilaian awal terhadap keseluruhan rantai pasokannya. APP telah memprioritaskan penilaian HCV dan HCS di daerah-daerah konsesi yang hingga sekarang masih memasok kayu alam. Area dengan HCV dan HCS akan dilindungi.

Penilaian HCS telah dimulai dengan mengidentifikasi area dan kualitas dari tutupan hutan. Analisa satelit, didukung dengan pekerjaan di lapangan, akan mengidentifikasi area yang akan dilindungi dan juga area dengan stok karbon rendah yang dapat dikembangkan menjadi hutan tanaman industri.

Penilaian HCS akan membedakan hutan alam dari daerah terdegradasi, yaitu daerah yang hanya memiliki pohon kecil, semak belukar dan rerumputan. Pendekatan ini akan mengkategorikan tumbuhan ke dalam enam kelas (stratifikasi) melalui kombinasi antara analisa gambar satelit dan petak di lapangan. Di Indonesia, keenam kelas ini dikenal sebagai: Hutan Kerapatan Tinggi (HK3), Hutan Kerapatan Rendah (HK2), Hutan Kerapatan Sangat Rendah (HK1), Belukar Tua (BT), Belukar Muda (BM) dan Lahan Terbuka (LT). Ambang batas APP untuk HCS akan didefinisikan, menyusul analisa lapangan, di dalam kategori Belukar Tua (BT).

Komitmen manajemen gambut:

Memastikan bahwa hutan lahan gambut dilindungi sebagai bagian dari komitmennya untuk melindungi hutan bernilai konservasi tinggi dan hutan dengan stok karbon tinggi.

Melakukan praktek manajemen terbaik untuk mengurangi dan menghindari emisi gas rumah kaca dalam lanskap lahan gambut. Sebagai bagian dalam usaha mencapai hal ini, tidak akan ada aktivitas pembangunan kanal atau infrastruktur di area konsesi lahan gambut tidak berhutan yang belum dikembangkan, hingga proses penilaian HCVF, termasuk masukan dari ahli lahan gambut, telah selesai dilakukan.

Free, Prior and Informed Consent (FPIC) dari masyarakat asli dan komunitas lokal Penanganan keluhan yang bertanggung jawab Pemecahan konflik yang bertanggung jawab Dialog yang terbuka dan konstruktif dengan para pemangku kepentingan lokal, nasional dan internasional

Kebijakan Komitmen 3: Untuk menghindari maupun menyelesaikan konflik sosial di keseluruhan rantai pasokannya, APP akan secara aktif meminta dan mengikut sertakan saran dan masukan dari berbagai pemangku kepentingan termasuk masyarakat sipil, untuk menerapkan prinsip-prinsip berikut :

• ••

Kebijakan Komitmen 1: APP dan seluruh pemasoknya hanya akan mengembangkan area yang bukan merupakan lahan hutan, sesuai dengan hasil identifikasi dalam penilaian HCVF dan HCS secara independen:

Keterlibatan sosial dan masyarakat

Kebijakan Komitmen 2: APP akan mendukung strategi dan target Pemerintah Indonesia untuk pengembangan rendah emisi dan penurunan gas rumah kaca. Hal ini akan dicapai dengan cara:

19. 20.

Page 12: APP SUSTAINABILITY ROADMAP

Dimana ada pengajuan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang baru, APP akan menghormati hak-hak masyarakat adat dan komunitas lokal, termasuk juga pengakuan terhadap hak atas tanah adat. APP telah berkomitmen terhadap penilaian HCVF yang independen sebagai bagian dari komitmen ini dan dengan konsultasi dengan para pemangku kepentingan, akan mengembangkan langkah-langkah lanjutan untuk menerapkan FPIC. APP akan berkonsultasi dengan LSM dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan bahwa protokol dan prosedur FPIC dan resolusi konflik yang dimilikinya telah sesuai dengan praktik terbaik internasional.

Pemasok kayu lainnya

Kebijakan Komitmen 4: Sumber serat kayu APP datang dari seluruh penjuru dunia dan saat ini APP sedang mengembangkan prosedur untuk memastikan bahwa pasokan ini mendukung prinsip manajemen hutan yang bertanggung jawab.

Penilaian terbaru yang dilakukan secara independen terhadap pertumbuhan dan area HTI yang dikelola para pemasok APP memastikan bahwa APP memiliki sumber daya HTI yang cukup untuk memenuhi perkiraan kebutuhan pabrik pulpnya hingga masa depan.

Pertumbuhan dan hasil dari HTI yang telah ada saat ini

Asia Pulp & Paper Group adalah nama dagang dari sejumlah perusahaan manufaktur pulp dan kertas di Indonesia dan di China. APP Group merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terdepan di dunia dan tercatat sebagai salah satu produsen pulp dan kertas yang terintegrasi secara vertikal terbesar di dunia.

Berkaitan dengan pelaksanaan komitmen APP yang baru tentang Kebijakan Konservasi Hutan dan untuk menjamin transparansi dan juga untuk mengatasi isu yang muncul, APP mengundang para pengamat independen dan para pemangku kepentingan untuk menyampaikan keluhan dan pemantauan pada alamat dibawah ini:

Telepon: +6288 0814 7896 (Sementara) Nomor Bebas Pulsa: 0800 1 401471 Fax: +6221-316 2.617 PO Box-: 6604/JKPWK, Jakarta 10350c Email: [email protected]

•• •••

Alamat Penyampaian Keluhan dan Pemantauan APP

APPENDIX B

21. 22.

Program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Penghormatan terhadap hak asasi manusia Mengakui dan menghormati hak-hak karyawannya Kepatuhan terhadap hukum, prinsip dan kriteria sertifikasi bertaraf internasional yang relevan

• ••