39
APPENDICITIS PERFORASI disusun oleh Yulianti Arina Pembimbing dr. Anthony Simangunsong, Sp.B Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik Pada Laboratorium/ SMF Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman 2011 Lab./SMF Bedah Laporan Kasus Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman / RSUD AW. Syahranie

Appendicitis Perforasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Appendicitis Perforasi

Citation preview

APPENDICITIS PERFORASI

APPENDICITIS PERFORASI

disusun olehYuliantiArina

Pembimbingdr. Anthony Simangunsong, Sp.B

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan KlinikPada Laboratorium/ SMF Ilmu BedahFakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman2011Lab./SMF Bedah Laporan KasusFakultas Kedokteran UmumUniversitas Mulawarman / RSUD AW. SyahranieBAB IPENDAHULUANLatar BelakangTujuanBAB IILAPORAN KASUSANAMNESIS (Autoanamnesa pada tanggal 9 September 2011)

Identitas :Nama: Tn. DUmur : 16 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAlamat: Jalan Sungai Kunjang SamarindaPekerjaan : PelajarAgama: IslamPendidikan terakhir: SMPStatus Kawin : Belum KawinMasuk Rumah Sakit: 9 September 2011 pukul 19.45 WITA

ANAMNESAPEMERIKSAAN FISIK ( 9 September 2011) Keadaan Umum Kesadaran : Compos mentis, GCS E4V5M6Keadaan sakit : Sakit sedang Tanda Vital :Frekuensi Nadi: 102 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukupTekanan darah: 120/80 mmPernafasan: 24 x/menit,.Suhu : 38,00C, aksilerKepala leher : dbnThorax : dbn

Ekstremitas : dbnRectal Toucher : Tonus spinchter ani menjepit kuat, mukosa licin, sulkus mediana teraba, massa (-), Nyeri tekan arah jam 9-12.Handscoen : feces (+), warna kuning, lendir (-), darah (-)Skor alvarado :

Migratory right iliac fossa pain: 1Nausea/vomiting : 1Anorexia: 1Tenderness in right iliac fossa: 2Rebound tenderness in right iliac fossa : 1Elevated temperature(380C): 1 Leukositosis (15.000/mm3): 2Shift to the left of neutophils : 0

Jumlah skor alvarado : 9

Pemeriksaan penunjangPEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan Laboratorium Tanggal 09-09-2011Darah lengkapHb10,9 gr/dlHct31,4 %Leukosit15.000/mm3Trombosit148.000/mm3Kimia darahGDS63 mg/dlUreum29,4 mg/dlKreatinin0,8 mg/dlUrine WarnaKuningKekeruhanJernihBerat Jenis1,020pH6,0Ketone-Protein-Urobilinogen-Epitel-Leukosit1-2Eritrosit-DIAGNOSIS KERJA SEMENTARA Appendisitis Akut

DIFFERENTIAL DIAGNOSISDivertikulitisBatu Saluran Kemih

penatalaksanaanFarmakologi IVFD RL 20 tpmCefotaxime injeksi 3 x 1 gram IVNatrium metanizol injeksi 3 x 1 gramRanitidine injeksi 2 x 50 mgSurgicalAppendektomi terbukaDIAGNOSIS POST-OPERASIAppendisitis Perforasi

LAPORAN OPERASIOperasi dilakukan tanggal 10 September 2011.Ditemukan appendicitis yang perforasi, didapatkan pusDilakukan appendektomi

PENATALAKSANAAN POST OPERASI Cefotaxim injeksi 3x1 gramNatrium metanizol injeksi 3 x 1 gramRL : D5 2:1Infus Metronidazole 3 x500 mg

PROGNOSISAd vitam : bonamAd functionam : bonam

FOLLOW UP9 September 2011S : nyeri perut kanan bawah (+), mual (-), muntah (-), demam menurunO : GCS : E4V5M6, CM, TD : 120/80, N:84x/i, RR:20x/i, T: 38,00C, nyeri tekan titik Mc Burney (+)A : Appendisitis akut P : IVFD RL 20 tpm Inj Cefotaksim 3 x 1 gramInj antrain 3 x 1 gramRencana operasi besok10 September 2011S : nyeri perut kanan bawah (+) berkurang, mual (-), muntah (-), demam (-)O : GCS : E4V5M6, CM, TD : 120/80, N:88x/i, RR:20x/i, T: 37,10C, nyeri tekan titik Mc Burney (+)A : Appendisitis akutP : IVFD RL 20 tpm Inj Cefotaksim 3 x 1 gramInj antrain 3 x 1 gramRencana operasi hari ini11 September 2011S : nyeri bekas operasi (+)O : GCS : E4V5M6, CM, TD : 110/80, N:88x/i, RR:20x/i, T:36,80C, A : Post appendectomy hari ke I a/i apendicitis perforasiP : Cefotaxim injeksi 3x1 gramAntrain injeksi 3 x 1 gramRL : D5 2:112 September 2011S : nyeri bekas operasi (+)O : GCS : E4V5M6, CM, TD : 110/80, N:88x/i, RR:20x/i, T:36,80C, A : Post appendectomy hari ke II a/i appendicitis perforasiP : Cefotaxim injeksi 3x1 gramAntrain injeksi 3 x 1 gramRL : D5 2:113 September 2011Produksi NGT : 10 cc/3 jamProduksi NGT : 120 cc/4 jam.S : mual (+), mntah (-), perut kembungO : CM, TD : 110/70, N: 80x/i, RR: 20x/i, T: 36,80C, abdomen distensi (+), Bising usus (+) kesan normalA : Post appendektomi hari ke III a/i appendicitis perforasiP : Cefotaxim injeksi 3x1 gramAntrain injeksi 3 x 1 gramRL : D5 2:1PuasakanPasang NGT terbukaInfus Metronidazole 3x500 mgInj ranitidine 2x1 ampul14 September 2011Produksi NGT : 130cc/10 jamS : nyeri bekas luka operasi (+), kembung (+) , mual (-), muntah (-), O : CM, TD: 110/70, N:88x/i, RR: 18x/i, T: 36,80CA : Post appendektomi hari ke IV a/i appendicitis perforasiP : Cefotaxim injeksi 3x1 gramAntrain injeksi 3 x 1 gramRL : D5 2:1Diet susu : 6 x 50 ccPasang NGT tertutupInfus Metronidazole 3x500 mgInj ranitidine 2x1 ampul15 September 2011S : nyeri bekas luka operasi (+), kembung (+) , mual (-), muntah (-), O : CM, TD: 110/70, N:78x/i, RR: 18x/i, T: 36,80CA : Post appendektomi hari ke V a/i appendicitis perforasiP : Cefotaxim injeksi 3x1 gramAntrain injeksi 3 x 1 gramRL : D5 2:1Diet susu 6 x 150 ccPasang NGT tertutupInfus Metronidazole 3x500 mgInj ranitidine 2x1 ampul16 September 2011S : nyeri bekas luka operasi (-), kembung (-), mual (-), muntah (-)O : CM, TD : 110/70, N: 80x/i, RR: 20x/i, T: 36,70CA : Post appendektomi hari ke VI a/i appendicitis perforasiP : Cefotaxim injeksi 3x1 gramAntrain injeksi 3 x 1 gramRL : D5 2:1Diet susu 6 x 150 ccPasang NGT tertutupInfus Metronidazole 3x500 mgInj ranitidine 2x1 ampulAff NGTDiet lunak17 September 2011S : keluhan (-)O : CM, TD : 120/80, N: 80x/i, RR: 20x/i, T: 36,80c, A : Post appendectomy hari ke VII a/i Appendicitis perforasiP : Pasien dipulangkanBab IVPembahasan FaktaTeoriGejala:Nyeri perut kanan bawah sejak 7 hari sebelum MRS, dirasakan hilang timbul, namun sejak 1 hari SMRS nyeri dirasakan terus menerus

Nyeri diawali dengan nyeri ulu hati kemudian berpindah ke perut kanan bawahGejala:Nyeri abdomen, pada mulanya terjadi nyeri visceral yaitu nyeri kolik ringan sampai berat dirasakan mula-mula di daerah epigastrium dan periumbilikal, kadang-kadang disertai dengan kram intermiten fase obstruksi

Nyeri akan beralih dan menetap di kuadran kanan bawah setelah 6 jam, berupa nyeri somatik yang berarti sudah terjadi rangsangan pada peritoneum parietal, dengan sifat nyeri yang lebih tajam, terlokalisir, dan bertambah bila batuk ataupun berjalan fase inflamasi.FaktaTeoriGejala:Anoreksia (+)mual (+) , muntah (-)

Buang air besar normalBuang air kecil normal

Demam (+) sumer-sumer.

Gejala:Anoreksia, nausea dan vomitus merupakan rangsangan viseral akibat aktivasi n.vagus.Obstipasi atau DiareGejala yang timbul bervariasi tergantung variasi lokasi anatomi appendiks, usia pasien, derajat inflamasi appendiks, dan komplikasi yang menyertai.Demam tidak terlalu tinggiTanda Vital Frekuensi Nadi: 102 x/menit, reguler, kuat angkat, isi cukupTekanan darah: 120/80 mmHg Pernafasan: 24x/menit, Suhu : 38,00C, aksilerTanda VitalTanda vital tidak berubah banyak. Peninggian temperatur jarang lebih dari 1oC, yaitu antara 37,50 - 38.50C. Frekuensi nadi normal atau sedikit meninggi. Abdomen:Inspeksi:Bentuk : flat

AbdomenInspeksi:Perut kembung bila terjadi perforasi, penonjolan perut kanan bawah terlihat pada appendikuler abses. Pasien tidur miring ke sisi yang sakit sambil melakukan fleksi pada sendi paha, karena setiap ekstensi meningkatkan nyeri.Abdomen:Palpasi : Soepel, defans muskuler lokal dititik Mc Burney (+),Massa (-)Nyeri tekan Mc. Burney (+), Psoas Sign (+), Rovsing sign (+), Blumberg sign (+), obturator sign (-),

AbdomenPalpasi: Nyeri tekan Mc. Burney atau nyeri tekan kuadran kanan bawah, Nyeri tekan kuadran kiri bawah pada pasien dengan situs inversus atau pasien dengan appendiks panjang yang meluas hingga ke kuadran kiri bawah, Rebound tenderness, Blumberg sign, Defans muskuler , Rovsing sign, Psoas sign, Obturator SignTanda-tanda tersebut tidak selalu ditemukan pada pasien dengan appendicitis akut, sehingga jika tidak ditemukan belum bisa menyingkirkan kecurigaan inflamasi appendiks. Tanda-tanda tersebut juga dipengaruhi oleh lokasi anatomi appendiks.Perkusi: timpaniAuskultasi: Bising usus (+) normalPerkusi timpaniAuskultasiPeristaltik biasanya normal, tetapi jika sudah terjadi peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata maka tidak terdengar bunyi peristaltik usus.Rectal Toucher : Tonus spinchter ani menjepit kuat, mukosa licin, sulkus mediana teraba, massa (-), Nyeri tekan arah jam 9 dan 12Handscoen : feces (+), warna kuning, lendir (-), darah (-)Rectal Toucher Nyeri tekan pada arah jam 9 sampai 12FaktaTeoriLaboratoriumLeukosit 15.000Pemeriksaan urinalisis dalam batas normal LaboratoriumLeukositosisShift to the leftUrinalisis untuk menyingkirkan adanya etiologi dari saluran kemihFaktaTeoriTatalaksana Kuratif:Appendektomi terbuka

Pre operasiIVFD RL 20 tpmCefotaxime injeksi 3 x 1 gram IVNatrium metanizol injeksi 3 x 1 gramRanitidine injeksi 2 x 50 mg

Tatalaksana Kuratif:Appendektomi secara terbuka atau dengan laparoskopi

Pre operasiPemberian cairan intravenaAnalgesikAntibiotik

FaktaTeoriPost operasi:IVFD RL : D5% = 2 : 1, 20 tpm (maintenance)Cefotaxim injeksi 3x1 gramNatrium metanizol injeksi 3 x 1 gramInfus Metronidazole 3 x500 mgPerawatan luka operasiPost operasi:Resusitasi / Maintenance cairan yang adekuat cairan , elektrolit Tatalaksana SimtomatisAntipiretikAnalgesikPada kasus dengan perforasi diberikan kombinasi terapi antibiotik yang efektif untuk bakteri gram negatif, positif dan bakteri anaerob sesuai dengan jenis bakteri komensal pada sekum dan appendiks. Perawatan luka operasi

Setelah dilakukan tindakan pembedahan didapatkan mikro-perforasi pada appendiks.

Appendiks yang mengalami gangren atau perforasi lebih sering terjadi dengan gejala dan tanda sebagai berikut: Gejala progresif dengan durasi lebih dari 36 jam. Rasa nyeri bertambah hebat dan mulai dirasakan menyebar, Demam tinggi > 38,50C, Leukositosis (leukosit > 14.000), Dehidrasi dan asidosis, Distensi, Menghilangnya bising usus, Nyeri tekan kuadran kanan bawah, Rebound tenderness sign, Rovsing sign.

Pada pasien ini, gambaran gejala dan tanda tersebut tidak begitu jelas. Hal ini kemungkinan diakibatkan perforasi yang terjadi berdiameter kecil dan letak appendiks yang retrosekal sehingga terlindungi oleh sekum, sehingga proses inflamasi terlokalisir dan tidak meluas.

Prognosis ad vitam ad functionam adalah bonam. Karena dengan diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat, pasien dapat sembuh serta tingkat mortalitas dan morbiditas penyakit ini sangat kecil.

Pada pasien ini dipulangkan setelah 7 hari perawatan dalam kondisi tidak ada keluhan.

BAB VKESIMPULANTelah dilaporkan seorang pria berusia 24 tahun dengan keluhan nyeri perut yang tajam di perut kanan bawah. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan laboratorium ditegakkan diagnosis kerja appendisitis akut. Pasien dirawat sejak tanggal 12 18 November 2010. Penatalaksanaan pada pasien ini berupa terapi bedah dengan appendektomi terbuka dan terapi suportif.Diagnosis post-operatif adalah appendisitis perforasi.

39