april lbm 5 SKN

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    1/30

    LBM 5 SKN

    Step 1

    Hiperkes : kepanjangannya higiene perusahaan dan kesehatan kerja.

    Hygiene perusahaan : Upaya pemeliharaan lingkungan kerja baik secara fisik, kimia, maupunradiasi dari lingkungan perusahaan.

    Ergonomi K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) : kegiatan yang dilakukan untuk mencegah

    semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan kerja.

    Kesehatan kerja : upaya perusahaan untuk mempersiapkan, memelihara, serta tindakan

    lainnya dalam rangka pengadaan serta penggunaan tenaga kerja.

    Step 2

    1. Apa latar belakang, definisi , dan tujuan dari HIPERKES?

    a. Latar Belakang HIPERKES

    Dengan berkembang pesatnya industri di Indonesia ditambah dengan era globalisasi

    membawa berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja dan

    keluarganya

    Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal

    mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stress lingkungan

    ditempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteran,

    kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat

    b. Definisi

    pengertian dan batasanHygiene perusahaan merupakan spesialisasi dalam ilmu hygiene beserta prakteknya

    yang dengan mengadakanpenilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif

    dan kuantitatif dalarn lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran yang

    hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada lingkungan

    tersebut,serta bila perlu pencegahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar

    perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta dimungkinkan mengecap

    kesehatan setinggi-tingginya.

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    c. Sifat

    Sasarannya adalah l ingkung an ker jayaitu sebagai upaya pencegahan timbulnya

    penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan akibat produksi perusahaan.

    Bersifat teknik

    Notoatmodjo, S, Prof. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.Jakarta :

    Rineka Cipta

    d. Hakikat

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    2/30

    Pertama sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tinginya baik fisik,

    mental, sosial, bagi tenaga kerja(buruh/karyawan, petani, nelayan, pegawai negeri,

    pekerja sektor non-formal, dsb)

    Kedua untuk meningkatkan produksi dengan berlandaskan pada meningkatnya

    efisiensi dan produktivitas.

    (Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo)

    e. Tujuan

    o Tujuan :

    Agar masyarakat pekerja (karyawan perusahaan, pegawai negeri, petani, nelayan,

    pekerja2 bebas dsb) dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik

    fisik, mental dan sosialnya.

    Agar masyarakat sekitar perusahaan terlindung dari bahaya2 pengotoran oleh

    bahan2 yang berasal dari perusahaan.

    Agar hasil produksi perusahaan tidak membahayakan kesehatan masyarakat

    konsumennya.

    Agar efisiensi kerja dan daya produktivitas para karyawan meningkat dan dengan

    demikian akan meningkatkan pula produksi perusahaan.

    Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2000

    2. Apa saja program-program pada hygienitas perusahaan dan kesehatan perusahaan

    (HIPERKES)?

    1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit2 dan kecelakaan2 akibat kerja.

    2. Pemeliharan dan peningkatan kesehatan kerja.

    3. Pemeliharaan dan peningkatan efisiensi dan daya produktivitas tenaga manusia.

    4. Pemberantasan kelelahan kerja dan peningkatan kegairahan kerja.

    5. Pemeliharaan dan peningkatan higiene dan sanitasi perusahaan pada umumnya

    seperti kebersihan ruangan2, cara pembuangan sampah/ sisa2 pengolahan dsb.

    6. Perlindungan bagi masyarakat sekitar suatu perusahaan agar terhindar dari

    pengotoran oleh bahan2 dari perusahaan yang bersangkutan.

    7. Perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya2 yang mungkin ditimbulkan

    oleh hasil2 produksi perusahaan.

    Entjang, Indan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, 2000

    3. Macam-macam lingkungan kerja?

    4. Definisi ergonomi, tujuan, dan aplikasi dari ergonomi?

    a. Definisi ERGONOMI

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    3/30

    Ergonomi berasal dari bahasa yunani, ergonartinya kerja dan nomos artinya peraturan atau

    hukum. Secara harviah ergonomi adalah hukum atau peraturan yang mengatur tentang

    bagaiamana melakukan pekerjaan termasuk dalam menggunakan peralatan kerja.

    Ergonomi adalah ilmu yang mengatur tentang penyesuaian antara peralatan atau

    perlengkapan dalam bekerja dengan kondisi atau kemampaun manusia, sehingga mencapai

    kesehatan tenaga kerja dan produktivitas yang optimal.

    b. Tujuan ERGONOMI

    Tujuan utama Ergonomi

    Memaksimalkan efisiensi karyawan.

    Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.

    Menganjurkan agar bekerja aman, nyaman, dan bersemangat.

    Memaksimalkan bentuk (performance) kerja yang meyakinkan.

    (ERGONOMI MANUSIA, PERALATAN DAN LINGKUNGAN, Dr. Gempur Santoso, Drs., M.Kes)Bagaimana mengatur kerja agar tenaga kerja dapat melakukan pekerjaannya dengan rasa

    aman, selamat, efisien , efektif dan produktif , disamping juga rasa nyaman serta terhindar

    dari bahaya yang mungkin timbul ditempat kerja.

    Bunga Rampai, hiperkes & kk, edisi kedua (revisi), undip, th 2005

    c. Metode ERGONOMI

    Metode - metode1. Diagnosis dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian

    fisik pekerjaan, uji pencahayaan, checklist dan penngukuran lingkungan kerja lainnya.

    Variasinya akan sangat luas dari yang sederhana sampai kompleks.2. Treatment, pemecahan masalah, tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangatsederhana seperti merubah posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai.Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja atau pengobatan fisik daan psikiatrik.

    Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau objektif setelah treatmen, subjektif misalnya

    dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan,

    sa\kit kepala dan lain-lain. Secara objektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak,

    absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

    d. Prinsip dan penerapan ergonomic

    Prinsip ergonomi dalam perancangan tempat kerja agar efisiena. Sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran,

    dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk,cara-cara harus melayanimesin (macam gerak, arah, kekuatan,dsb.)

    b. Untuk normalisasi ukuran mesin atau peralatan kerja harus diambil ukuran terbesar sebagaidasar, serta diatur denagn cara tertentu, shg ukuran tersebut dapat dikecilkan ataudibesarkan/ dilebarkan. Misalnya: tempat duduk yang dapat dinaikturunkan dan dimajukan /diundurkan.

    c. Ukuran-ukuran antropometri yang dapat dijadikan dasar untuk penempatan alat-alat kerja al :a. Berdiri : tinggi badan ,tinggi bahu, tinggi saku, tinggi pinggul,panjang lengan.b. Duduk : tinggi duduk, panjang lengan atas , panjang lengan bawah, jarak lekuk lutut.

    d. Pada pekerjaan tangan yang dilakukan dengan berdiri , tinggi kerja sebaiknya 5-10 cmdibawah tinggi siku.

    e. Dari segi otot , sikap duduk ayng paling baikadalah sedikit membungkuk. Sedangkan darisudut tulang dianjurkan duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan otot perut tidak

    lemas.f. Tempat duduk yang baik :

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    4/30

    i. Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki yang sesuai dengan tinggi lutut,sedangkan paha dalam keadaan datar.

    ii. Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cmiii. Papan tolak punggung tingginya dapat diatur dan menekan pada punggung.

    g. Arah pengliahtan untuk pekerjaan berdiri adalah 23-37 derajat kebawah, sedangkan untukpekerjaan duduk arag penglihatan antara 32-44 derajat kebawah.Arah penglihatan ini sesuai

    dengan sikap kepala istirahat.h. Kemampuan beban fisik maksimal oleh ILO ditentukan sebesar 50 kg.i. Kemampuan seseorang bekerja adalah 8-10 jam per hari. Lebih dari itu efisiensi dan kualitas

    kerja menurun.(IKM, Soekidjo Notoatmodjo)

    Hal mendasar dalam ergonomi

    Hal mendasar dalam ergonomi adalah mengupayakan agar sikap badan selalu dalam posisi atau

    mudah kembali dalam posisi netral. Yang dimaksud posisi netral adalah posisi dimana otot dalam

    posisi yang cenderung relax.

    Sikap netral dasar: Kepala tegak dan menghadap ke depan.

    Punggung dalam posisi tegak

    Lengan atas terjuntai dengan siku mendekat samping badan dengan nyaman.

    Lengan bawah paralel dengan lantai

    Tangan membentuk satu garis lurus dengan lengan bawah

    Kaki terbuka selebar bahu bila bekerja sambil berdiri

    Paha sejajar lantai, lutut membentuk 90 derajat dan kaki menapak lantai bila bekerja sambil

    duduk.

    Bekerja sambil berdiri:

    Bekerja sambil berdiri dalam waktu beberapa jam, walaupun dalam poisisi yang baik tetap

    akan menimbulkan kelelahan lebih cepat daripada duduk. Pada lantai yang keras, berjalan

    sama dengan memukul palu di telapak kaki di setiap langkah. Beberapa hal yang dapat

    mengurangi kelelahan dan menjaga agar pekerja dalam kondisi yang baik pada saat bekerja

    sambil berdiri dalam waktu yang lama:

    Pemakaian sepatu yang baik: Sepatu yang baik adalah sepatu yang pas dengan gesekan

    minimal dan sol yang baik.

    Menggunakan anti fatigue mat: Anti fatigue mat bisa karpet, karet, kayu atau bentuk lain yang

    dapat memberikan sedikit elastisitas pada lantai. Perlu diperhatikan bahwa pemasangan anti

    fatique mat dapat menimbulkan bahaya baru seperti tersandung bila tidak dipasang dengan

    baik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah anti fatique mat berbeda dengan anti slip mat.Anti slip mat membuat sepatu selalu berhati dengan tiba tiba saat melangkah dan

    menyebabkan gesekan lebih besar antara kaki dan sepatu yang dapat menimbulkan masalah

    baru.

    Perancangan kerja yang memungkinkan pekerja dapat merubah posisi berdirinya dengan

    bebas.

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    5/30

    Bekerja dengan komputer:

    Bekerja dengan komputer harus dirancang sesuai dengan 7 sikap netral dasar diatas:

    Tinggi keyboard dan kursi, dan lengan kursi diatur agar siku dapat membentuk kurang lebih

    90 derajat dengan lengan pekerja didukung oleh lengan kursi.

    Paha sejajar dengan lantai.

    Telapak kaki menyentui lantai dengan nyaman. Bila diperlukan, footrest disediakan sulit untuk

    mengatur ketinggian meja.

    Sandaran kursi harus memungkinkan agar badan dalam posisi yang tegak.

    Tinggi monitor diatur agar kepala tetap tegak.

    Hal lain yang perlu diperhatikan dalam bekerja dengan komputer:

    Jarak monitor dengan mata kurang lebih sama dengan jarak jangkauan tangan.

    Tidak ada lampu yang langsung mengarah mata atau terpantul ke mata lewat layar monitor.

    Ergonomi dalam sistem manajemen keselamatan kerja:

    Dalam standar OHSAS-18001, salah satu persyaratan adalah organisasi harus mengidentifikasi

    bahaya, menilai resiko dari bahaya dan menerapkan kontrol yang diperlukan. Secara umum, bahayaterkait dengan ergonomi adalah sikap kerja. Akibat yang mungkin muncul adalah gangguan

    http://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/ergonomics.jpghttp://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/posisi-kerja-berdiri.jpghttp://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/ergonomics.jpghttp://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/posisi-kerja-berdiri.jpg
  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    6/30

    muscoskeletal (musculoskeletal disorders MSDs) yang mencakup gangguan pada otot, sendi,

    tendon, ligamen dan saraf). Besarnya resiko bahaya tentu harus memperhatikan berapa sering

    pekerjaan dilakukan dan tingkat keparahan dari muscoloskeletal disorders.

    Cara Angkat-Angkut yang baik :

    Set Up Your Workstation:

    5. Ruang lingkup ergonomi?

    Ergonomi fisik; berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik

    fisiologi dan biomekanika yang berhubungan dengan aktivitas fisik

    Ergonomi kognitif berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk didalamnya persepsi,

    ingatan, dan reaksi sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem

    Ergonomi orrganisasi ; berkaitan dengan optimasi sistem sosioteknik, termasuk struktur

    organisasi, kebijakan, dan proses

    http://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/work-station1.jpghttp://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/angkat-angkut.jpghttp://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/work-station1.jpghttp://qhseconbloc.files.wordpress.com/2012/05/angkat-angkut.jpg
  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    7/30

    Ergonomi lingkungan; berkaitan dengan pencahahayaan, temperatur , kebisingan, dan

    getaran.

    Buku skill

    6. Apa saja penyebab PAK (penyakit akibat kerja)?

    Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di Tempat Kerja Kesehatan

    Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang

    kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab

    akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat

    berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh

    antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya

    akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO).

    Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas ruang

    lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah penyakitdengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan

    kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat, mempercepat terjadinya serta

    menyebabkan kekambuhan penyakit.

    Penyakit akibat kerja di Tempat Kerja Kesehatan umumnya berkaitan dengan faktor biologis (kuman

    patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus

    menerus seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati; faktor

    ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik dalam dosis kecil yang terus

    menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di kamar

    penerimaan pasien, gawat darurat, karantina dll.)

    HSE Gathering 14

    Definisi-definisi

    Penyakit yang berhubungan dengan

    pekerjaan Work Related Disease:

    Penyakit yang mempunyai beberapa agenpenyebab, dimana faktor pada pekerjaan

    memegang peranan bersama dengan faktor

    risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit

    yang mempunyai etiologi yang kompleks

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    8/30

    HSE Gathering 15

    Definisi-definisi

    Penyakit yang mengenai populasipekerja Diseases affect ing work ing

    populat ions

    Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja

    tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja,

    namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan

    yang buruk bagi kesehatan

    HSE Gathering 16

    Definisi-definisi

    Keppres RI no 22/1993

    Penyakit yang timbul karena hubungankerja :

    Penyakit yang timbul karena hubungan kerja

    adalah penyakit yang disebabkan oleh

    pekerjaan atau lingkungan kerja

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    9/30

    HSE Gathering 18

    Definisi-definisi

    ILO (1983): Pengertian Occupational Disease & Work

    Related Disease masih dipisah

    Gagasan WHO & ILO (1987)- adopsi(1989): Work related disease dapat digunakan

    untuk peny. Akibat kerja yg sudah diakui &gangg. Kesehatan dimana lingkungan kerjadan proses kerja merupakan salah satu

    faktor penyebab yang bermakna

    o Faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja dan penyakit yang ditimbulkana. Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral.

    b. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu logam keras.c. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep, dan

    sisal.d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitasi dan zat perangsang yang

    dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.e. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu

    organik.f. Penyakit yang disebabkan oleh berilium.g. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium.h. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor.i. Penyakit yang disebabkan oleh krom.

    j. Penyakit yang disebabkan oleh mangan.k. Penyakit yang disebabkan oleh arsen.

    l. Penyakit yang disebabkan oleh raksa.m. Penyakit yang disebabkan oleh timbal.

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    10/30

    n. Penyakit yang disebabkan oleh fluor.o. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.p. Penyakit yang disebabkan oleh deriva halogen.q. Penyakit yang disebabkan oleh benzena.r. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena.s. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin.

    t. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol / keton.u. Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap penyebab asfiksia.v. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.w. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik.x. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan tinggi.y. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan mengion.z. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi / biologik.aa. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral,

    antrasena.bb. Kanker paru yang disebabkan oleh asbes.cc. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri / parasit yang didapat dalam suatu

    pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.dd. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi / rendah / panas radiasi / kelembaban udara

    tinggi.ee. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.(UNDIP, HIPERKES & KK, 2005)

    7. Apa saja macam-macam PAK (penyakit akibat kerja)?

    o Faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja dan penyakit yang ditimbulkan

    a. Pneumokoniosis yang disebabkan debu mineral.

    b. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu logam keras.

    c. Penyakit paru dan saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu kapas, vlas,

    henep, dan sisal.

    d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitasi dan zat perangsang yang

    dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.

    e. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan

    debu organik.

    f. Penyakit yang disebabkan oleh berilium.

    g. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium.

    h. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor.

    i. Penyakit yang disebabkan oleh krom.

    j. Penyakit yang disebabkan oleh mangan.

    k. Penyakit yang disebabkan oleh arsen.

    l. Penyakit yang disebabkan oleh raksa.

    m. Penyakit yang disebabkan oleh timbal.

    n. Penyakit yang disebabkan oleh fluor.

    o. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

    p. Penyakit yang disebabkan oleh deriva halogen.

    q. Penyakit yang disebabkan oleh benzena.

    r. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena.

    s. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin.

    t. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol / keton.

    u. Penyakit yang disebabkan oleh gas / uap penyebab asfiksia.v. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    11/30

    w. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik.

    x. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan tinggi.

    y. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan mengion.

    z. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi / biologik.

    aa. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak

    mineral, antrasena.

    bb. Kanker paru yang disebabkan oleh asbes.

    cc. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri / parasit yang didapat dalam

    suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.

    dd. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi / rendah / panas radiasi / kelembaban

    udara tinggi.

    ee. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

    (UNDIP, HIPERKES & KK, 2005)

    8. Apa saja pencegahan PAK (penyakit akibat kerja)?

    Pencegahan primerhelath promotion1. perilaku kesehatan

    2. faktorbahaya ditempat kerja

    3. perilaku kerja yang baik

    4. olah raga

    5. gizi seimbang

    Pencegahan sekunderspecifict protection

    1. pengendalian melalui perundangundangan

    2. pengendalian adsministrative/organisasi; rotasi pembatasan jam kerja

    3 pengendalian teknis ; substitusi, isolasi, ventilasi, alat pelindung diri (APD)

    4. pengendalian jalur kesehatan; imunisasi

    Pencegahan tersier --- early diagnosis and prompt treatment

    1. pemeriksaan kesehatan pra kerja

    2 . pemeriksaan kesehatan berkala

    3 . surveilans

    4. pemeriksaan lingkungan secara berkala

    5. pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja

    6. pengendalian segera di tempat kerja

    Bk pengantar PAK

    9. Apa definisi dan klasifikasi kecelakaan kerja?

    e. Batasan

    f. Faktor penyebab

    o Penyebab kecelakaan kerja

    A. Penyebab langsung

    adalah suatu keadaan yang biasanya bisa dilihat dan dirasakan langsung, yang dibagi

    dalam 2 kelompok :

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    12/30

    a) Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts) yaitu tingkah laku, tindak tanduk atau

    perbuatan yang akan menyebabkan kecelakaan dalam konsep MSM (modern

    safety management) diganti substandard acts / substandard practices.

    b) Kondisi-kondisi yang tidak aman (unsafe conditions) yaitu keadaan yang akan

    menyebabkan kecelakaan dalam konsep MSM (modern safety management)diganti substandard conditions.

    Contoh-contoh dari substandard acts / substandard practices :

    Mengoperasikan alat / peralatan tanpa wewenang.

    Gagal untuk memberi peringatan.

    Gagal untuk mengamankan.

    Bekerja dengan kecepatan yang salah.

    Menyebabkan alat-alat keselamatan tidak berfungsi.

    Memindahkan alat-alat keselamatan.

    Menggunakan alat yang rusak.

    Menggunakan alat dengan cara yang salah.

    Kegagalan memakai alat pelindung / keselamatan diri secara benar.

    Membongkar secara salah.

    Menempatkan / menyusun secara salah.

    Mengangkat secara salah.

    Mengambil posisi yang salah.

    Memperbaiki alat/ peralatan yang sedang jalan / hidup / bergerak. Bersenda-gurau di tempat kerja.

    Mabuk karena minuman beralkohol dan atau minuman / obat keras lainnya.

    Contoh-contoh dari substandard conditions :

    Peralatan pengaman / pelindung / rintangan yang tidak memadai atau tidak

    memenuhi syarat.

    Bahan, alat-alat / peralatan rusak.

    Terlalu sesak / sempit.

    Sistem-sistem tanda peringatan yang kurang memadai.

    Bahaya-bahaya kebakaran dan ledakan.

    Kerapihan / tata letak (housekeeping) yang jelek.

    Lingkungan berbahaya / beracun : gas, debu, asap, uap, dan lain-lainnya.

    Bising.

    Paparan radiasi.

    Ventilasi dan penerangan yang kurang

    B. Penyebab dasar

    Terdiri dari 2 faktor yaitu faktor manusia / pribadi (personal factor) dan faktor kerja /

    lingkungan kerja (job / work environment factor).

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    13/30

    i. Faktor manusia / pribadi antara lain karena :

    Kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi.

    Kurangnya / lemahnya pengetahuan dan keterampilan / keahlian.

    Stres.

    Motivasi yang tidak cukup / salah.

    ii. Faktor kerja / lingkungan antara lain karena :

    Tidak cukup kepemimpinan dan atau pengawasan.

    Tidak cukup rekayasa (engineering).

    Tidak cukup pembelian / pengadaan barang.

    Tidak cukup perawatan (maintenance).

    Tidak cukup alat-alat, perlengkapan dan barang-barang / bahan-bahan.

    Tidak cukup standar-standar kerja.

    Penyalahgunaan.

    Ada 5 golongan :- Golongan fisik1. suara yang keras dapat menyebabkan tuli2. suara tinggi dapat menyebabkan heat stroke, heat cramps, atau hyperpyrexia3. suhu rendah mnyebabkan chilblains,trench foot, atau frotstbite4. penerangan yang kurang atau terlalu terang menyebabkan kelainan penglihatan dan

    memudahkan terjadinya kecelakaan5. penurunan tekanan udara (dekompressi ) yang mendadak dapat menyebabkan caisson

    disease6. radiasi dari sinar rontgenatau sinar radio aktif menyebabkan penyakit-penyakit darah,

    kemandulan, kanker kulit dan sebagainya

    7. sinar infra merah dapat menyebabkan catharact lensa mata8. sinar ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis photo electrica

    - Golongan kimia1. gas yang menyebabkan keracunan misalnya :CO,HCN.H2S,SO22. uap dari logam yang dapat menebabkan metal fume fever ataupun keracunan logam

    misalnya karena Hg,Pb3. larutan ataupun cairan mislnya H2SO4,HCL dapat menyebabkankeracunan atau

    dermatosis(penyakit kulit)4. debu-debu misalnya debu silica , kapas, asbest ataupn debu logam berat bila terhirup

    kedalam paru-paru menyebabkan pneumoconiosis5. awan atau kabut dari insectisida ataupun fungicida pada penyemprotan serangga dan hama

    tanaman dapat menyebabkan keracunan

    - Penyakit infeksiMisalnya penyakit anthrax yang disebabkan bakteri bacillus anthracis pada penyamak kulitatau pengumpul wool.penyakit-penyakit infeksi pada karyawan yang bekerja dalam bidangmikrobiologi ataupun dalam perawatan penderita penyakit menular

    - FisiologiPenyakit yang disebabkan karena sikap badan yang kurang baik : karena konstruksi mesinyang tidak cocok, ataupun karena tempat duduk yang tidak sesuai

    - Mental psikologiPenyakit yang timbul karena hubungan yang kurang baik antara sesame karyawan, antarakaryawan dengan pemipin, karena pekerjaan yang tidak sesuai dengan psikis karyawan,

    karena pekerjaan yang membosankan ataupun karena upah yang terlalu sedikit sehingga

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    14/30

    tenaga pikiranya tidak dicurahkan kepada pekerjaanya melainkan kepada usaha-usahapribadi untuk menambah penghasilan(ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, Indan Entjang)

    Ada 4 faktor :

    Alat dan bahan yang tidak amanPenggunaan alat yg kurang aman atau rusak dan penggunaan bahan kimia berbahaya.

    Keadaan tidak amanRuang kerja terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, gudang penyimpanan tidak teratur dsb.

    Tingkah laku pekerja, apabila : Lalai atau ceroboh dalam bekerja Meremehkan kemungkinan setiap bahaya Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan standar kerja yang diberikan. Tidak disiplin dalam menaati peraturan keselamatan kerja, termasuk pemakaian alat

    pelindung diri.

    Pengawasan, apabila : Memberikan prosedur yang tidak benar atau bahaya

    Kurang mengetahui atau tidak dapat mengantisipasi akan kemungkinan adanya bahaya Terlalu lemah dalam menegakkan disiplin kerja bagi para pekerja untuk menaati peraturan

    keselamatan kerja(A.M.Sugeng Budioro.2005.Bunga Rampai, Hiperkes & KK, Edisi Kedua (Revisi).Semarang :Undip)

    g. Klasifikasi

    o Klasifikasi kecelakaan kerja

    Diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan yakni :a. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan :

    Terjatuh

    Tertimpa benda

    Tertumbuk atau terkena benda2

    Terjepit oleh benda

    Gerakan2 melebihi kemampuan

    Pengaruh suhu tinggi

    Terkena arus listrik

    Kontak bahan2 berbahaya atau radiasib. Klasifikasi menurut penyebab :

    Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergaji kayu,dsb

    Alat angkut, alat angkut darat, udara, dan alat angkut air

    Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alat2 listrik,

    dsb Bahan2, zat2, dan radiasi misalnya bahan peledak, gas, zat2 kimia,dsb

    Lingkungan kerja (diluar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah)

    Penyebab lain yg belum masuk tsb diatasc. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan :

    Patah tulang

    Dislokasi (keseleo)

    Regang otot (urat)

    Memar dan luka dalam yg lain

    Amputasi

    Luka di permukaan

    Gegar dan remuk

    Luka bakar Keracunan2 mendadak

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    15/30

    Pengaruh radiasi

    Lain2d. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh :

    Kepala

    Leher

    Badan

    Anggota atas Anggota bawah

    Banyak tempat

    Letak lain yg tdk termasuk dlm klasifikasi tsb(SOEKIDJO, IKM)

    h. Upaya dan Pencegahan

    upaya dan pencegahan

    o SubstitusiYaitu dengan mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan bahan-bahan yang kurang

    atau tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya

    o IsolasiYaitu dengan mengisolir (menyendirikan) proses-proses yang berbahaya dalam

    perusahaan.Misalnya menyendirikan mesin-mesin yang sangat gemuruh, atau proses-proses

    yang menghasilkan gas atau uap yang berbahaya.

    o Ventilasi umumYaitu dengan mengalirkan udara sebanyak perhitungan ruangan kerja, agar kadar bahan-

    bahan yang berbahaya oleh pemasukan udara ini akan lebih rendah dari nilai ambang

    batasnya

    o Ventilasi keluar setempatYaitu dengan menghisap udara dari suatu ruang kerja agar bahan-bahan yang berbahaya

    dihisap dan dialirkan keluar. Sebelum dibuang ke udara bebas agar tidak membahayakan

    masyarakat, udara yang akan dibuang ini harus diolah terlebih dahulu.

    o Mempergunakan alat pelindung perseoranganPara karyawan dilengkapi dengan alat pelindung sesuai dengan jenis pekerjaannya.

    Misalnya: masker, kacamata, sarung tangan, sepatu, topi, dll

    o Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja

    Para karyawan atau calon karyawan diperiksa kesehatannya (fisik dan psikis) agar

    penempatannya sesuai dengan jenis pekerjaan yang dipegangnya secara optimal

    o Penerangan atau penjelasan sebelum kerjaKepada para karyawan diberikan penerangan/penjelasan sebelum kerja agar mereka

    mengetahui, mengerti dan mematuhi peraturan-peraturan serta agar lebih berhati-hati

    o Pemeriksaan kesehatan ulangan pada para karyawan secara berkalaPada waktu-waktu tertentu secara berkala dilakukan pemeriksaan ulangan untuk mengetahui

    adanya penyakit-penyakit akibat kerja pada tingkat awal agar pengobatan dapat segera

    o Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerjaPara karyawan diberikan pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja secara kontinyu dan

    teratur agar tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung Jakarta

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    16/30

    o Pencegahan kecelakaan akibat kerja Perlu dibina keakhlian higiene perusahaan dan kesehtan kerja dengan Lembaga Nasional

    Higienen Perusahaan dan Kesehatan Kerja sebagai nukleus keakhlian Perlu dibina keakhlian tenaga kesehatan pada tingkat perusahaan dan perlu ditingkatkan

    pengerahan tenaga-tenaga kesehatan ke dalam sektor produksi. Serta perlu dibina pula paratekhnisi yang bersangkutan dengan proses produksi dengan diberikan skill tambahan tentang

    human engineering Perlu diusahakan pendidikan dan training kepada pengusaha dan buruh tentang pentingnya

    kesehatan produksi dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sebagai sarana kearahkenikmatan dan kesejahtaraan bangsa.

    Perlu dikembangkannya applied research yang dapat memenukan karakteristika -karakteristika manusia Indonesia, misal saja tentang waktu kerjadan istirahat, gizi, danproduktivitas, daerah-daerah nikmat kerja dan produktivitas kerja optimal, dll.

    Keakhlian keakhlian dalam hiperkes harus selalu dapat dimanfaatkan oleh setiap sektorproduksi manakala sewaktu-waktu diperlukan nasehat-nasehat sesuai kebutuhan

    Pembinaan lapangan kesehatan dalam produksi nin memerlukan kerja sama yang sebaik-baiknya diantara Depertemen Kesehatan, Departemen Tenaga Kerja, DepartemanPerindustrian, Departemen Pertaian, Departemen Pertambangan agar diperoleh manfaatyang sebesar-besarnya.

    Dr. Sumamur P.K., M.Sc. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung. Jakarta.1986.

    10.Apa faktor yang mempengaruhi KECELAKAAN KERJA?

    Ada 4 faktor :

    Alat dan bahan yang tidak amanPenggunaan alat yg kurang aman atau rusak dan penggunaan bahan kimia berbahaya.

    Keadaan tidak amanRuang kerja terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, gudang penyimpanan tidak teratur dsb.

    Tingkah laku pekerja, apabila : Lalai atau ceroboh dalam bekerja

    Meremehkan kemungkinan setiap bahaya Tidak melaksanakan prosedur kerja sesuai dengan standar kerja yang diberikan. Tidak disiplin dalam menaati peraturan keselamatan kerja, termasuk pemakaian alat

    pelindung diri.

    Pengawasan, apabila : Memberikan prosedur yang tidak benar atau bahaya Kurang mengetahui atau tidak dapat mengantisipasi akan kemungkinan adanya bahaya Terlalu lemah dalam menegakkan disiplin kerja bagi para pekerja untuk menaati peraturan

    keselamatan kerja(A.M.Sugeng Budioro.2005.Bunga Rampai, Hiperkes & KK, Edisi Kedua (Revisi).Semarang :Undip)

    11.Bagaimana cara mengevaluasi kecelakaan kerja karyawan?12.Apa kebijakan pemerintah yang mengatur tentang ketenagakerjaan, termasuk UU tentang

    K3?

    UU No. 14 Tahun 1969 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Petugas kesehatan dan non

    kesehatan

    UU No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

    UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

    Peraturan Menteri Kesehatan tentang higene dan sanitasi lingkungan.

    Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahayaPeraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    17/30

    PERATURAN KETENAGAKERJAAN

    Kebijakan pemerintah ttg HIPERKES

    Undang- Undang Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga

    Kerja, yang memuat ketentuan2 pokok tentang tenaga kerja, mengatur higiene higiene

    perusahaan dan kesehatan kerja sbb :

    a) Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan,

    kesusilaan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat

    manusia dan moral agama (pasal 9)

    b) Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup :

    Norma kesehatan kerja dan higiene perusahaan

    Norma keselamatan kerja

    Norma kerja

    Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi dalam hal

    kecelakaan kerja.

    Sumamur. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja. 1994

    o Undang2 keselamatan kerja

    Undang-Undang No. 1 tahun 1970 yang ruang lingkupnya berhubungan dengan mesin, landasan

    tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit

    akibat kerja, memberikan perlindungan kepada sumber2 produksi sehingga dapat meningkatkan

    efisiensi dan produktivitas.

    Budiono S., Jusuf S., Pusparini A. BUNGA RAMPAI HIPERKES DAN KK . 2005

    13.Apa perbedaan dokter klinik perusahaan dengan dokter perusahaan?

    14.Apa peran dan kewajiban dokter perusahaan?

    15.Jelaskan mengenai Toksikologi industri (mencakup definisi, penggolongan zat)?

    o Definisi

    Ilmu yang mempelajari tentang racun yang diolah, dihasilkan dan diproduksi oleh perusahaan

    o Sumber toksik

    o Apa saja macam2 toksik industri?

    Chemical toxicant ( bahan2 kimia)

    Biological Toxicant (makhluk hidup)

    Bacterial Toxicant (bakteri)

    Botanical toxicant (tumbuh-tumbuhan)

    Sumber: Kerjasama Program Magister Ilmu Kesehatan Lingkungan UNDIP &

    PT. Pupuk Kalimantan Timur.

    FAKTOR YANG MENENTUKAN TINGKAT KERACUNAN

    1. Sifat Fisik bahan kimia

    Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah

    terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin

    terdeposit dalam paru-paru

    2. Dosis (konsentrasi) *

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    18/30

    a. Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin

    besar efek bahan racunnya

    E = T x C

    E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)

    T = time

    C = concentrationb. Pajanan bisa akut dan kronis

    3. Lamanya pemajanan *

    - gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis

    4. Interaksi bahan kimia

    a. Aditif : efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia

    ex. Organophosphat dengan enzim cholinesterase

    b. Sinergistik : efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika

    diberikan sendiri2 ex. Pajanan asbes dengan merokok

    c. Antagonistik : bila efek menjadi lebih ringan

    5. Distribusi

    a. Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui

    aliran darah sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh

    6. Pengeluaran

    Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati

    dan paru-paru

    7. Faktor tuan rumah (host)

    - Faktor genetic

    - Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada

    hati

    - Factor umur

    - Status kesehatan

    - Hygiene perorangan dan perilaku hidup

    http://hiperkes.wordpress.com/2008/03/29/toksikologi-industri/

    KLASIFIKASI BAHAN BERACUN

    Antara lain :

    1. Berdasarkan penggunaan bahan: solvent, aditif makanan dll

    2. Berdasarkan target organ: hati, ginjal, paru, system haemopoetik

    3. Berdasarkan fisiknya: gas, debu, cair, fume, uap dsb

    4. Berdasarkan kandungan kimia: aromatic amine, hidrokarbon dll

    5. Berdasarkan toksisitasnya: Ringan, sedang dan berat

    6. Berdasarkan fisiologinya: iritan, asfiksan, karsinogenik dll

    http://hiperkes.wordpress.com/2008/03/29/toksikologi-industri/

    http://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=hiperkes.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fhiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F&sref=http%3A%2F%2Fwebcache.googleusercontent.com%2Fsearch%3Fq%3Dcache%3AqulRbZONy0YJ%3Ahiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F%2B%2522toksikologi%2Bindustri%2522%26cd%3D1%26hl%3Did%26ct%3Dclnk%26gl%3Didhttp://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=hiperkes.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fhiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F&sref=http%3A%2F%2Fwebcache.googleusercontent.com%2Fsearch%3Fq%3Dcache%3AqulRbZONy0YJ%3Ahiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F%2B%2522toksikologi%2Bindustri%2522%26cd%3D1%26hl%3Did%26ct%3Dclnk%26gl%3Didhttp://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=hiperkes.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fhiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F&sref=http%3A%2F%2Fwebcache.googleusercontent.com%2Fsearch%3Fq%3Dcache%3AqulRbZONy0YJ%3Ahiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F%2B%2522toksikologi%2Bindustri%2522%26cd%3D1%26hl%3Did%26ct%3Dclnk%26gl%3Didhttp://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=hiperkes.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fhiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F&sref=http%3A%2F%2Fwebcache.googleusercontent.com%2Fsearch%3Fq%3Dcache%3AqulRbZONy0YJ%3Ahiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F%2B%2522toksikologi%2Bindustri%2522%26cd%3D1%26hl%3Did%26ct%3Dclnk%26gl%3Didhttp://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=hiperkes.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fhiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F&sref=http%3A%2F%2Fwebcache.googleusercontent.com%2Fsearch%3Fq%3Dcache%3AqulRbZONy0YJ%3Ahiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F%2B%2522toksikologi%2Bindustri%2522%26cd%3D1%26hl%3Did%26ct%3Dclnk%26gl%3Didhttp://go2.wordpress.com/?id=725X1342&site=hiperkes.wordpress.com&url=http%3A%2F%2Fhiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F&sref=http%3A%2F%2Fwebcache.googleusercontent.com%2Fsearch%3Fq%3Dcache%3AqulRbZONy0YJ%3Ahiperkes.wordpress.com%2F2008%2F03%2F29%2Ftoksikologi-industri%2F%2B%2522toksikologi%2Bindustri%2522%26cd%3D1%26hl%3Did%26ct%3Dclnk%26gl%3Did
  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    19/30

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    20/30

    o Apa saja dampak toksik industri terhadap kesehatan?

    Dari hasil penelitian diketahui bahwa limbah industri dapat menghasilkan bahan toksik

    terhadap lingkungannya yang berdampak negatif terhadap manusia dan komponen

    lingkungan lainnya. Limbah cair industri paling sering menimbulkan masalah lingkungan

    seperti kematian ikan, keracunan pada manusia dan ternak, kematian plankton,

    akumulasi dalam daging ikan dan moluska, terutama bila limbah cair tersebut

    mengandung racun seperti: As, CN, Cr, Cd, Cu, F, Hg, Pb, atau Zn.

    PNEUMOKONIOSIS

    1. pengertianPneumokoniosis adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh debu-debu dalam paru-paru.

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    2. macamo Silicosis disebabkan oleh SiO2bebas.

    o Anthracosis disebabkan oleh debu-debu arang batu.o Asbesitosis disebabkan.oleh debu asbes.

    o Byssinosis disebabkan oleh debu kapas.

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    21/30

    o Berryliosis disebabkan oleh debu Be.o Stannosis disebabkan oleh debu biji timah putih (SnO2)

    o Siderosis disebabkan oleh debu mengandung Fe2O3o Talkosis disebabkan oleh debu talk.

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    A. SILICOSISSilicosis adalh penyakit yang paling penting dari golongan pneumokoniasis. Penyebabnya

    adalah silica hebas (SiO2) yang terdapat pada debu yang dihirup waktu bernafas dan ditimbun

    dalam paru-paru. Tidaklah boleh dilupakan, bahwa silica bebas berlainan dengan garam-garam

    silicat yang tidak rnenyebabkan silicosis. Penyakit ini biasanya terdpat pada pekerja-pekerja di

    perusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan, di perusahaan granit, di perusahaan

    keramik, di tambang timah putih, di tambang besi, di tambang batu bara, di perusahaan tempat

    menggerinda besi, di pabrik besi dan baja, dalam proses sandblasting, dan lain-lain. Singkatnya,

    penyakit tersebut selalu mungkin terdapat pada pekerja yang menghirup debu dengan silica

    bebas di dalamnya.

    Masa inkubasi silicosis adalah 2-4 tahun. Sebagaimana umumnya berlaku untuk penyakit-

    penyakit, masa inkubasi ini sangat tergantung dari banyaknya debu dan kadar silica bebas di

    dalam debu tesebut. Makin banyak silica bebas yang dihirup ke dalam paru-paru, makin pendek

    masa inkubasi penyakit silicosis. Silicosis digolongkan menurut tingkat sakit penyakit tersebut,

    yaitu tingkat pertama, kedua, dan ketiga, atau masing-masing disebut pula tingkat ringan,

    sedang, dan berat.

    1. Tingkat pertama atau silicosis ringanDitandai dengan sesak nafas (dyspnea) ketika bekerja, mula-mula ringan. kemudian

    bertambah berat. Sepanjang tingkat sakit demikian, dyspnea merupakan tanda terpenting.

    Batuk-batuk mungkin sudah terdapat pada fase pertama ini, tetapi biasanya kering, tidak

    berdahak. Keadaan umum penderita masih baik. Gejala-gejala klinis paru-paru sangat sedikit.

    Pengembangan paru-paru sedikit terganggu, atau t.idak sama sekali. Suara pernafasan

    dlam batas normal. Biasanya gangguan kemampuan bekerja sedikit sekali atau tidak ada.

    Mungkin pada pekerja berusia lanjut didapati hyperesonansi oleh karena emphysema.

    Gambaran rontgen menunjukkan bayangan noduli yang terpisah, bundar dan paling besar

    diameternya 2 mm. Noduli mungkin terlihat pada sebagian lapangan paru-paru atau pada

    seluruhnya, tapi yang penting adalah terpisahnya noduli satu dengan yang lainnya. Kadang-

    kadang noduli tertutup oleh bayangan gelap yang mengesankan adanya emphysema.

    2. Tingkat kedua atau silicosis sedangSesak dan batuk menjadi sangat kentara. Tanda-tanda kelainan paru-paru pada pemeriksaan

    klinis juga tampak. Dada kurang berkembang. Suara nafas tidak jarang bronchial. Ronchiterutama terdapat di basis paru. Selalu ditemui gangguan kemampuan untuk bekerja.

    Gambaran rontgen menunjukan bahwa pada seluruh lapangan paru-paru terlihat noduli, dan

    terdapat penyatuan dari beberapa noduli membentuk bayangan yang lebih besar.

    3. Tingkat ketiga atau silicosis beratSesak mengakibatkan keadaan cacat total. Dapat terlihat hypertrofi jantung kanan, dan

    kemudian tanda-tanda kegagalan jantung kanan. Gambaran paru-paru memperlihatkan

    daerah-daerah dengan konsolidasi massif. Sampai kini belumlah jelas bagaimana

    mekanisme silica bebas menimbulkan silicosis. Terdapat ernpat buah teori tentang

    mekanisme tersebut yaitu:

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    22/30

    1) Teori mekanis, yang menganggap permukaan runcing debu-debu merangsang terjadinyapenyakit.

    2) Teori elektromagnetis, yang menduga bahwa gelombang-gelombang elektromagnetislahpenyebab silicosis dalam paru-paru

    3) Teori silikat, yang menjelaskan bahwa SiO2bereaksi dengan air dan jaringan paru-paru,sehingga terbentuk silikat yang menyebabkan kelainan paru-paru.

    4) Teori immunologis, yaitu tubuh mengadakan zat anti yang bereaksi di paru-paru denganantigen berasal dari debu.

    Pencegahan silicosis dapat dilakukan dengan cara:

    a. Substitusi misalnya mengganti kieslguhr dengan batu kapur untuk pendinginan lambatpenghancuran logam, dan zircoicum sebagai pengganti tepung silica dalam pabrikpenuangan besi atau baja. Untuk gurinda digunakan carborundum, emery, atau alumina,bukan lagi dari bahan silica. Demikian pula sandblasting, yaitu proses meratakanpermukaan logam dengan debu pasir yang disemprotkan dengan tekanan tinggi, pasirdiganti dengan bubuk alumina.

    b. Penurunan kadar debu di udara tempat kerja

    c. Perlindungan diri pada pekerja, antara lain berupa tutup hidung, yang paling sederhanaterbuat dari kain kasa.

    d. Ventilasi umum, dengan mengalirkan udara ke ruang kerja melalui pintu dan jendela, tapicara ini biasanya mahal harganya.

    e. Ventilasi lokal, yang disebut pompa ke luar setempat, biayanya lebih murahf. Pompa keluar setempat dimaksudkan untuk menghisap debu dari tempat sumber debu

    dihasilkan, dan mengurangi sedapat mungkin debu di daerah kerja.Di samping usaha-usaha seperti tersebut di atas, pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan

    berkala adalah penting, Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja berguna misalnya untuk tidak

    menerima penderita-penderita sakit paru, dan untuk tidak menempatkan seorang calon

    pekerja yang pernah sakit demikian di tempat kerja yang banyak debu. Terutama penyakit-

    penyakit seperti TBC paru, bronchitis kronik, asthma bronchiale, dan lain-lain merupakan

    alasan kuat menolak para calon untuk bekerja yang menghadapi silica bebas. Pemeriksaanberkala dimaksudkan untuk menemukan penderita-penderita silicosis sedini mungkin; yang

    kemudian dapat segera dipindahkan pekerjaan agar cacat dapat dicegah.

    B. ANTHRACOSIS

    Anthracosis adalah pneumokosis oleh karena debu-debu arang batu. Masa inkubasi penyakit ini

    adalah 2-4 tahun. Anthracosis terlihat dalam tiga gambaran klinis, yaitu anthracosis murni,

    silicoanthracosis dan tuberculosilicoanthracosis. Anthracosis murni biasanya lambat menjadi

    berat dan tidak begitu berbahaya, kecuali jika terjadi emphysema yang rnungkin menyebabkan

    kematian. Pada silicoanthracosis jarang terjadi mphysema. Pada tuberculosilicanthracosis,

    selain terdapat ke!ainan paru-paru oleh debu yang mengandung silica dan arang batu juga olehbasil-basil tubeculosa yang menyerang paru-paru. Dalam hal ini gambaran klinis tidaklah begitu

    berbeda dengan silicosis murni. Riwayat penyakit secara klinis dari anthracosis mungkin

    bertahun-tahun. Kadang-kadang penderita tidak memperlihatkan gejala, walaupun rontgen paru

    nenunjukkan kelainan-kelainan. Untuk waktu yang lama gejala yang menonjol hanyalah sesak

    nafas. Sering kali penderita batuk dengan dahak kehitaman, gejala tersebut disebut

    melanoptysis, yang terjadi bertahun-tahun. Dada penderita menjadi bundar dan ujung-ujung

    jarinya membesar (clubbing fingers). Perkusi hyperresonant terdapat di dasar paru, sedangkan

    pada auskultasi adalah lemah. Krepitasi terdengar, apabila penderita dihinggapi bronchitis juga.

    Pemeriksaan laju endapan darah secara berkala memperlihatkan hasil-hasil trus meninggi.

    Gambaran klinis berakhir dengan kegagalan jantung kanan atau silicotuberculosis yang

    menyebabkan kematian.

    Cara-cara pencegahan anthracosis dan komplikasi-komplikasinya adalah sebagai berikut :

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    23/30

    1. Ventilasi penting untuk mengurangi kadar debu di udara.2. Pemotongan (cutting) arang batu dilakukan secara basah dengan jalan menyemprotkan air

    ke rantai alat pemotong pada tempat-tempat rantai bersentuhan dengan permukaan.3. Pengeboran basah dengan aliran air bertekanan tinggi ke tempat-tempat mengebor,

    pengeboran kering harus dilarang.4. Membasahi permukaan arang batu dengan air.

    5. Memercikkan air ke arang batu yang diangkat, dimuat dan diangkut.6. Masker debu untuk dipakai pada waktu memasuki tambang sesudah peledakan. Perlu

    diingatkan, bahwa umumnya masker-masker ini terbatas umurnya sesuai dengan effisiensimasker tersebut.

    7. Pengukuran kadar debu arang batu di udara tempat kerja8. Perneriksaan paru-paru berkala untuk diagnosa sedini mungkin.

    C. ASBESITOSISAsbesitosis adalah salah satu jenis pneumokoniasis yang penyebabnya adalah asbes. Asbes

    adalah campuran berbagai silikat, tapi yang terpenting adalah magnesium silikat. Pekerjaan-

    pekerjaan dengan bahaya penyakit tersebut adalah bahan asbes, penenunan dn pemintalan

    asbes, reparasi tekstil yang terbuat dari asbes dan lain-lain. penggunaan asbes untuk keperluan

    pembangunan. Kelainan dalam paru-paru tidak berbentuk noduli yang terpisah satu dengan yang

    lainnya, melainkan kelainan fibrous yang diffuse dan disertai penebalan pleura dan juga

    emphysema. Debu asbes yang dihirup masuk dalam paru-paru mengalami perubahan menjadi

    badan-badan asbestos oleh pengendapan-pengendapan fibrin di sekitar serat-serat asbes

    tersebut, badan-badan ini pada pemeriksaan mikrskopis berupa batang dengan panjang sampai

    200 mikrn. Gejala-gejala asbesitosis adalah sesak nafas, batuk, dan banyak mengeluarkan

    dahak. Tanda-tanda fisis adalah cyanosis, pelebaran ujung-ujung jari, dan krepitasi halus di dasar

    paru pada auskultasi. Ludah mengandung badan-badan asbestos yang Baru mempunyai arti

    untuk diagnosa apabila terdapat dalam kelompok-kelornpok. Kelainan radiologis lambat terlihat,

    sedangkan gejala-gejala telah lebih dahulu tampak. Gambaran rontgen pada permulaan sakit

    menunjukkan gambaran ground glass appearance atau dengan titik-titik halus di basis paru,

    sedangkan batas-batas jantung dan diafragma tidaklah jelas. Cara pencegahan asbesitosis

    antara lain dengan usaha-usaha :

    1. Menurunkan kadar debu di udara.2. Pada pertambangan asbes, pengeboran harus secara basah.3. Di perindustrian tekstil dengan menggunakan asbes, harus diadakan ventilasi setempat atau

    pompa keluar setempat.4. Di saat mesin karding dibersihkan, pekerja-pekerja yang tidak bertugas tidak boleh berada di

    tempat tersebut, sedangkan petugas memakai alat-alat perlindungan diri secukupnya.5. Jika seorang pekerja harus memasuki ruang yang penuh oleh debu asbes, ia harus memakai

    alat pernafasan yang memungkinkannya bernafas udara segar.6. Sebaiknya pembersihan mesin karding dilakukan secara penghisapan hampa udara.7. pendidikan tentang kesehatan dan penerangan tentang bahaya penyakit kepada pekerja.

    D. BYSSINOSISByssinosis adalah pneumokniosis yang penyebabnya terutama oleh debu kapas kepada

    pekerja-pekerja dalam industri tekstil. Penyakit itu terutama erat dengan pekerjaan kirding dan

    blowing, tapi terdapat pula pada pekerjaan-pekerjaan lainya, bahkan dari prmulaan proses, yaitu

    pembuangan biji kapas, sampai pada proses terakhir yaitu penenunan, Masa inkubasi rata-rata

    terpendek adalah 5 tahun, yaitu bagi para pekerja pada karding dan blowing. Bagi para pekerja

    lainya mas inkubasi ini lebih dari 5 tahun.

    E. BERRYLIOSIS

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    24/30

    Berryliosis adalah pneumokoniosis yang penyebabnya adalah debu berrylium. Menghirup udara

    yang mengandung berrylium berupa logam oksida fluorida menyebabkan bronchitis dan

    pneumonitis. Apabila yang dihirup itu adalah debu silikat dari seng brrytium, dan mangan, pada

    banyak peristiwa terjadi pneumonitis terlambat atau kemudian, yang dikenal sebagai berryliosis

    chronica. Gejala-gejalanya adalah berat badan menurun sangat cepat dan disertai keluhan sesak

    nafas. Batuk dan banyak dahak bukan rnerupakan gejala terpenting pada riwayat penyakitberryliosis. Pernriksaan klinik biasanya tidak menunjukkan kelainan-kelainan yang luar biasa,

    tetapi mungkin terdengar suara-suara tambahan pada auskultasi. Pada keadaan sakit dini

    gambaran rontgen memperlihatkan bayangan kabur, tapi kemudian retikuler, dan akhirnya nodul

    yang terpisah-pisah serta tersebar.

    F. STANNOSISStannosis adalah pneumokoniosis yang tidak begitu berbahaya, yang penyebabnya adalab debu

    biji timah putih. Penyakit ini terdapat pada pekerja yang berhubungan dengan pengolahan biji

    timah atau industri-industri yang menggunakan timah putih. Pada stannosis biasanya tidak

    terdapat fibrosis yang massif tidak ada tanda-tanda cacat paru-paru, dan jarang terjadikomplikasi. Pada keadaan sakit tingkat permulaan, gambaran rontgen paru-paru menunjukkan

    penambahan corakan dan penyebaran hilus. Kemudian nampak noduli di daerah antar iga ketiga,

    rnula-mula di paru kanan, lalu di paru kiri. Lebih lanjut, penambahan corakan hilang, sedangkan

    noduli semakin jelas dan opak.

    G. SIDEROSISDebu yang mengandung prsenyawaan besi dapat menyebabkan siderosis. Penyakit ini tidak

    begitu berbahaya dan tidak progresif. Sidarosis terdapat pada pekerja-pekerja yang menghirup

    debu dan pengolahan bijih besi. Biasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau

    emphysema, sehingga tidak ada pula cacat paru.

    H. TALKOSISTalkosis adalah pneurnokoniasis yang disebabkan oleh debu talk yang masuk ke dalam paru-

    paru. Biasanya talk merupakan campuran mineral-mineral, jadi bukan hanya Mg-silikat saja.

    Menghirup talk bisa menyebabkan fibrosis peribronchial dan perivaskuler. Gambaran rontgen

    paru menunjukkan bulla emphysema dan fibrosis.

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    3. gejala dan tandaGejala-gejalanya antara lain batuk-batuk kering, sesak nafas, kelelahan umum, berat badan

    menurun, banyak dahak, dan lain-lain. Gambaran rontgen paru-paru menunjukkan kelainan-

    kelainan dalam paru-paru baik noduler, ataupun lain-lainnya.

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    25/30

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    26/30

    o Dermatosis solaris akuto Lesi-lesi mikrotraumatik

    Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. FKUI

    3. penyebabo Faktor fisik, yaitu tekanan, kelembaban, panas suhu dingin, sinar matahari, sinar X dan sinar-

    sinar lainnya.o Bahan-bahan berasal dari tanaman, yaitu daun-daunan, ranting-ranting getah, akar-akaran,

    umbi-umbian, bunga-bungaan, buah-buahan, sayur-sayuran, debu kayu dan lain-laino Makhluk hidup, yaitu bakteri-bakteri, virus-virus, jamur-jamur, cacing, serangga, kutu-kutuo Bahan-bahan kimia, yaitu asam-asam dan garam anorganik, persenyawaan hidrokarbon, oli,

    ter, bahan-bahan warna dan lain-lainSumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    4. gejala dan tanda

    5. diagnosisMenegakkan suatu diagnosis penyakit akibat kerja tidaklah mudah. Lebih-lebih untuk keadaan di

    hegara kita, dimana dermatosis umum sangatlah banyak. Untuk itu haruslah diikuti cara diagnosa

    penyakit akibat kerja pada umumnya haruslah terang kapan tepatnya dermatosis itu mulai. Untuk

    tahu pasti kapan dermatosis itu mulai perlu adanya data pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

    dan pemeriksaan kesehatan berkala. Selanjutnya perlu pergetahuan tentang lingkungan kerja si

    penderta apakah benar penyebab penyakit itu berada dalam lingkungan. Bila ada bagaimana

    keterangannya tentang cara penyebab itu menimbulkan penyakit tersebut, apakah secara infeksi,

    perangsangan primer ataukah pemekaan.. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan memperhatikanpenyebab-penyebab yang ada dalam lingkungan kerja dan dengan uji laboratorium, ataupun

    klinis. Sangatlah penting diketahui adalah patch test yang dapat mernastikan adanya bahan

    yang bckcrja sebagal pemeka terhadap si pekerja. Satu cara uji sederhana apakah dermatosis itu

    akibat kerja atau tidak ialah memberikan cuti beberapa hari kepada penderita, apabila penyakit itu

    bersumber kepada pekerjaan biasanya dengan cuti yang diambil maka dermatosis tersebut akan

    berkurang bahkan menjadi baik.

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    6. terapiDiagnosa dini sangat perlu dalam usaha pemberantasan dermatoses akibat kerja, sebab dengan

    diagnosa sedini-dininyalah si penderita dapat segera dipindahakan kerjanya ke tempat lain yang

    tidak membahayakan kesehatannya

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    7. pencegahano Kebersihan diri atau perorangan

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    27/30

    Misal cuci tangan, mandi, pakaian bersih, memakai alat pelindung

    o Kebersihan lingkunganMisal pembuangan air limbah, pembersihan debu

    Sumamur. 1986. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Gunung Agung

    Jakarta

    Step 3

    1. Apa latar belakang, definisi , dan tujuan dari HIPERKES?

    Hiperkes adalah lapangan kesehatan yang meiputi pemeliharaan dan peningkatan derajat

    kesehatan tenaga kerja elalui pengobatan, perawatan, serta menciptakan hygienitas

    perusahaan yang memnuhi syarat.

    Tujuan :- Meningkatkan derajat kes karyawan setinggi-tingginya (gizi, dll)

    - Meningkatkan produktifitas karyawan dengan memberantas kelelahan kerja dan

    memberikan perlindungan kepada karyawan terhadap bahaya-bahaya (memberikan

    masker kepada karyawan yang tidak merokok sebagai pencegahan)

    - Menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif

    - Pekerja bisa mencapai dearajat kesehatan setinggi-tingginya

    - Agar masyarakat sekitar perusahaan terjaga kesehatannya (terhindar dari limbah)

    - Agar hasil produkai perusahaan aman untuk dikonsumsi.

    2. Apa saja program-program pada hygienitas perusahaan dan kesehatan perusahaan

    (HIPERKES)?

    Hygienitas perusahaan

    - Pengenalan, pengujian dan pengendalian potensi bahaya di tempat kerja

    - Program pemantauan ingkungan kerja

    - Program rekayasa alat deteksi

    - Program pelatihan dan informasi lingkungan kerja

    - Program koordinasi dan kerjasama dengan unit atau bagian lain di perusahaan dan

    instansi terkait

    Program kesehatan kerja

    - Program pemeriksaan kesehatan pendahuluan pada calon tenaga kerja

    - Program pemeriksaan kesehatan berkala (saat memulai melakukan kegiatan di

    bidangnya)

    - Program pengobatan jalan, prawatan, dan pertologngan gawat darurat di RS dan subunit

    lainnya

    - Program pengembangan keterampilan serta pengetahuan tenaga unit kesehaatan kerja

    - Program penyuluhan kesehatan

    3. Macam-macam lingkungan kerja?

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    28/30

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    29/30

    Golongan psikososial : stress psikis, tuntutan pekerjaan

    7. Apa saja macam-macam PAK (penyakit akibat kerja)?

    - Penyakit saluran nafas : furniture, pembuat asbes

    - Penyakit cancer : furniture (ca paru), kontraktor (ca kulit)

    - Kecelakaan kerja secara teknis : fraktur

    - Penyakit mata : terpapar radiasi layar

    - Penyakit tulang : proses dudukkelainan bentuk tulang belakang

    - CAD : pekerja yang sering terpapar CO2

    - Alergi, ggn kcemasan, sick building synd, multiple chemical sesnsitifitas

    8. Apa saja pencegahan PAK (penyakit akibat kerja)?

    - Primer : health promotion (olahraga, gizi seimbang, menjauhi faktor bahaya, perilaku

    kerja yang baik)

    - Sekunder : spesifik protection (peraturan UU, administrasi, pengendalian teknis (apd),pengenddalian kesehatan)

    - Tersier : prompt treatment, early diagnosis (pemeriksaan berkala, pengobatan segera)

    9. Apa definisi dan klasifikasi KECELAKAAN KERJA?

    Definisi : kecelakaan yang berhubungan dengan pekerjaan di perusahaan (terjadi akibat

    pekerjaan pada waktu melaksanakan pekerjaan). Insiden yang menimbulkan cedera pada

    karyawan yang bisa menyebabkan kematian.

    Klasfikasi :

    - Jenis kecelakaan : terjatuh, terjepit, terkena arus listrik, radiasi

    - Penyebab : mesin, alat angkut, bahan dan zat radiasi

    - Sifat luka : memar, luka bakar, keracunan

    - Letak luka : kepala, leher, badan, anggota atas, bawah

    10.Apa faktor yang mempengaruhi KECELAKAAN KERJA?

    - Alat dan bahan yang tidak aman : penggunaan bahan kimia, alat yang tidak aman

    - Keadaan tidak aman : ruang kerja yang terkontaminasi, suhu terlalu tinggi, dari

    lingkungan sekitar berupa ancaman dari pihak perusahaan

    - Tingkah laku pekerja : terlalu ceroboh, meremehkan, tidak menggunaan APD yang benar

    dan teratur

    - Pengawasan : pemberian prosedur yang tidak benar, kurang mengetahui dan

    mengantisipasi bahaya, tidak disiplin

    11.Bagaimana cara mengevaluasi KECELAKAAN KERJA karyawan?

    - Pengenalan lingkungan kerja(melihat kemungkinan yang bisa terjadi)

    - Evaluasi dari bahaya kerja yang mungkin timbul

    - Pengendalian lingkungan kerja (ergonomis)

    - Pembatasan waktu kerja (sistem shift)

    - Kebersihan perorangan dan pakaian

  • 8/10/2019 april lbm 5 SKN

    30/30

    12.Apa kebijakan pemerintah yang mengatur tentang ketenagakerjaan, termasuk UU tentang

    K3?

    - UU no 14 th 1969 ttg ketentuan pokok mengenai tenaga kerja (hygienitas perusahaan

    dan kesehatan kerja) : tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas

    keselamatan, kesehatan kesusilaan, pemeliharaan moral kerja, perlakuan yang sesuai,

    pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup norma keselamatan kerja,

    norma kerja dan pemberian ganti rugi peralatan dan rehabilitas

    - UU no 1 th 1970 ttg mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara

    mencegah penyakit dan kecelakaan akibat kerja (dasar hukum UU i945 pasal 27 ayat 2 :

    tiap WN berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan)

    - Peraturan menkes ttg sanitasi dan hygiene lingkungan

    - UU no 23 th 1992 ttg kesehatan

    - Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya

    13.Apa perbedaan dokter klinik perusahaan dengan dokter perusahaan?Dokter klinik perusahaan : dokter yang bekerja pada klinik yang diatur oleh perusahaan

    Dokter perusahaan : dokter yang ditunjuk untuk menangani permasalahan kesehatan pada

    pekerja di perusahaan tsb

    14.Apa peran dan kewajiban dokter perusahaan?

    Rules tergantung perusahaan terkait.

    Yang ditentukan adalah misal biaya berobat, jumlah karyawan, dll.

    Dicari lagi ya, apa ada undang-undangnya yang mengatur, atau benar2 murni hak perushaan

    untuk mengatur regulasi tsb.

    15.Jelaskan mengenai Toksikologi industri (mencakup definisi, penggolongan zat)?

    Definisi : bahan kimia yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja

    karena paparannya

    Penggolongan zat : gas (invisible mis CO), liquid (terkena badan bisa jadi ca kulit jika

    terpapar terus menerus), uap (sama sih kaya gas), kabut (kondensasi dari.............), debu

    (asbesitosis), fume, awan (kata ricky bisa bikin hujan asam), asap

    Port de entry : inhalan, kulit, pencernaan

    Faktor yang mempengaruhi toksikologi : usia, imunitas pekerja, kekuatan bahan kimia itu

    sendiri.