Upload
vuongbao
View
260
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Alia Damayanti
AQC, Larutan Standar, Sumber
Kesalahan Bahan, dan Sumber
Kesalahan Analis
Alia Damayanti
Analitical Quality Control
(AQC)
Quality Control dibagi menjadi internal dan eksternal. Quality eksternal dikenal sebagai Quality Assesment tidak dipelajari dalam MAPL, Quality Control terdiri dari (Standar Methods 19th edition,1995) :
1. Sertifikasi dari kompetensi operator
Sebelum seorang analis diperbolehkan melakukan analisis, kompetensi diperlukan melalui tes khusus. Membuat minimum 4 replikat analisis dari persiapan terpisah sangat diperlukan.
2. Menggunakan zat additif yang dikenal
Menggunakan zat additif diperlukan untuk mengetahui efek yang diperlukan dari suatu penambahan zat.
Alia Damayanti
- Bila digunakan duplicates (duplo) maka hasil
penambahan dari duplikat dan zat penambahnya harus
lebih kecil dari 10% dari total volume sampel.
3. Analisis dari Standar Suplay External
Bila mungkin, gunakan material yang sudah
tersertifikasi sebagai standar kontrol laboratorium.
National Institute of Standart and Technology (NIST)
Standard Reference Materials baik sebagai standar.
4. Analisis dari Reagen Blanko
Analisis dari reagen blanko diperlukan ketika reagen
baru digunakan dan biasanya memerlukan metode
yang spesifik.
Alia Damayanti
5. Kalibrasi dengan menggunakan standar
Sebagai standar minimal, perlu diukur 3 standar pengenceran berbeda ketika analisis dilakukan.
6. Analisis Duplikat
Ketika kebanyakan sampel dapat diukur dengan konstituen yang sudah diturunkan maka analisis dari duplikat efektif untuk menuju presisi. Dari total sampel keseluruhan perlu dianalisis 5% atau lebih dalam bentuk duplikat.
7. Grafik Kontrol
3 tipe grafik/charts yang digunakan dalam laboratorium adalah :
1. Laboratory Control Standards (LCS) atau
Calibration Check Standards (CCS)
2. Grafik untuk hasil blanko reagen
3. Grafik range untuk analisis replikat.
Alia Damayanti
Figur 1020:1, Control charts for means
Alia Damayanti
Figur 1020:1, Control charts for means
Alia Damayanti
Grafik adalah instruments esensial untuk quality control. Tipe-tipe grafik dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Grafik rata-rata Grafik ini dibuat dari rata-rata dan standar deviasi
dari standar. Hal itu termasuk pada lower warning level (LWL) dan upper and lower control level (CL). Grafik ini dapat dibuat dengan menggunakan baik dari nilai kalkulasi yang didapatkan maupun dengan menggunakan persentasi.
Alia Damayanti
Alia Damayanti
b. Grafik range
Standar deviasi dikonversi kepada range sehingga analis perlu mengurangi dari 2 hasil kemudian diplot dalam grafik kontrol.
Alia Damayanti
c. Grafik analisis Sebagaimana pada figur 1020:4:
-Control Limit—bila salah satu pengukuran berada
dalam range CL, hentikan analisis, cari dan benarkan
masalahnya.
-Bila 2 atau 3 hasil analisis point menunjukkan pada
WL, hentikan analisis, cari dan benarkan
masalahnya.
-Standard deviation—bila lebih dari 5 point keluar dari
1s maka hentikan analisis, cari dan benarkan
masalahnya.
Alia Damayanti
Range chart for variable ranges
Alia Damayanti
Central Line—bila 6 sampel berada di atas
central line, maka perlu menganalisis sampel
lain. Bila sampel selanjutnya yang sudah
dianalisis berada di bawah central line,
lanjutkan analisis, tapi bila hasilnya di atas
central line sama dengan 6 sampel
berikutnya maka hentikan analisis dan
benarkan masalahnya.
Alia Damayanti
Alia Damayanti
Quality Assurance
Prinsip dari program asuransi kualitas (Quality
Assurance) untuk laboratorium adalah tindakan-
tindakan yang disiapkan sebagai berikut:
1. Persiapan cover dan lembar tanda tangan.
2. Persiapan organisasi staff dan
tugas/tanggungjawab masing-masing secara jelas.
3. Sampel kontrol dan prosedur dokumentasi yang
baik.
4. Standart Operation Procedure (SOP) dari masing-
masing metode analisis telah jelas.
Alia Damayanti
5. Rekruitmen Analis yang sudah ditraining
6. Prosedur pemeliharaan alat
7. Prosedur kalibrasi alat
8. Aktivitas kualiti kontrol internal
9. Prosedur bagi data yang bias maupun presisi
10. Reduksi data
11. Reporting/laporan
Alia Damayanti
Akurasi dan Presisi Hasil Analisis
Secara kualitatif, perbedaan antara akurasi
dan presisi hasil analisis digambarkan
sebagai berikut:
High acuracy, high precision (presisi dan
akurasi tinggi) ....
Alia Damayanti
. . . . . .
….
Low accuracy, high precision
. . .
.. . . . High Accuracy, low precision
. Low Accuracy, low precision
Alia Damayanti
Akurasi
Diukur dalam bentuk bias, yaitu perbedaan antara hasil analisis dengan nilai benar.
• Presisi
Diukur dalam bentuk deviasi standar (SD) dari uji:
- Replicability
- Repeatability
- Reproducibility (tergantung sumber
variasinya)
Alia Damayanti
Sumber Kesalahan Bahan yang
digunakan
1. Bahan Kimia
Dibagi menjadi beberapa grade (tingkat
kualitas) dari yang tertinggi s/d terendah:
i. Standar Primer Lab. Kimia
Memiliki nilai kemurnian (purity) yang
diketahui dari analisis, dalam bentuk
Certificate of analysis yang khusus per
botol. Misalnya: purity: >99.9 %;
99.999%.
Alia Damayanti
ii. Analyzed reagens Lab. Kimia
Mengetahui nilai kadar pengotor (impurities)
yang diketahui dari analisis. Contoh:
- Pro analisis (p.a.)
- Analytical reagent, analytical grade.
Kadar pengotor dinyatakan dalam:
- Kadar maksimum (%, ppm)
- % atau ppm.
Alia Damayanti
iii) USP Reference Standards Obat-obatan
- Memiliki nilai purity
- Biasanya bahan obat-obatan
iv) Pure, CP (Chemical Pure), Highest Purity
v) Purified, practical grade untuk sintesa
vi) Teknis (technical grade, commercial
grade) kemurnian bervariasi.
Alia Damayanti
Untuk analis:
a. Biasanya bisa dipakai langsung tanpa dicek.
b. Dalam hal-hal tertentu perlu dicek, sbb.:
- Bandingkan dengan yang sebelumnya
dipakai.
- Dilakukan “special treatment”, misalnya:
* Pengeringan pada 105oC
* Pengukuran/analisis (untuk
cromatography/spectrocopic)
* pengukuran blanko
Alia Damayanti
Mencegah kesalahan:
- Mencatat tanggal pertama kali dibuka
- Lihat expiration date
- Tutup rapat-rapat untuk mencegah pengaruh dari
luar dalam penyimpanan.
- Bahan yang sudah dikeluarkan jangan dimasukkan
kembali (dibuang atau dipakai saja)
- Ingat status kestabilannya.
- Pengaruh suhu, sinar, kelembaban, bakteri, lama
penyimpanan (hidrolisis, dekomposisi)
Alia Damayanti
2. Air Murni i) Aquadest
Kualitas ditentukan oleh:
a. Desain alat destilasi
b. Bahan konstruksi alat destilasi
c. Kualitas air yang didistilasi
d. Kecepatan distilasi
e. Kebersihan alat distilasi
Air yang didistilasi:
- Hardness tinggi? water softening
- Mengandung bahan organik? penyaring karbon aktif.
Alia Damayanti
ii) Untuk trace metal analysis?
- Gunakan double distilled water (aquabidest) dari all pyrex distillation apparatus”.
- Atau pakai ultrapure water dari Millipore – Milli Q system/water purification unit.
iii) Untuk air “bebas zat organik?”
- Destilasi murni dengan dibubuhi sedikit KMnO4 – KOH
(Pemurnian dengan ion exchanger hanya membersihkan/menghilangkan zat anorganik)
iv) Air bebas mikroba:
- Gunakan membran berpori (ukuran pori 0.2 mikron (um) plus penyinaran dengan sinar uv
Alia Damayanti
3. Larutan Baku (Standar Solution)
Sumber-sumber kesalahan: i) Menggunakan bahan standar yang
tidak sesuai. - Gunakan kualitas/grade tertinggi
ii) Dari tahap/ proses menstandarkan larutan:
- Kesalahan hitung - Kesalahan analisis, misalnya: * Kesalahan titrasi: = penentuan titik akhir titrasi (indikator) * Suhu yang berbeda antara standarisasi larutan
dengan waktu. i)
Alia Damayanti
iii) Perubahan konsentrasi dengan waktu: - Penguapan pelarut - Pengaruh udara (CO2, O2) - Pengaruh bakteri dan fungus, mold.
(misalnya standar NH4+, nitrat, Na-tiosulfat). Maka perlu standarisasi ulang.
Mencegah kesalahan: a. Tugaskan pembuatan larutan standar ke
orang yang ditentukan. b. Orang tersebut menyimpan rekaman/catatan
pembuatan larutan standar. - Agar “traceable” (mudah ditelusuri)
Alia Damayanti
- Berisi cara pembuatan, bahan yang dipakai,
tanggal kalkulasi, prosedur standarisasi.
c. Menstandarkan ulang (cek) oleh orang
kedua.
d. Beri/pasang LABEL
e. Gunakan alat volumetri, timbangan yang
terkalibrasi.
Alia Damayanti
Sumber Kesalahan dari Analis
1. Memperkecil kesalahan dari analis:
- training yang cukup memadai
- Supervisi oleh yang lebih berpengalaman
- Alat terpelihara dan terkalibrasi
- Beban kerja tidak berlebih
- Mengetahui metose yang bersangkutan:
* Kelemahan/keterbatasannya
* Interferensi/gangguan/jenis matriks
* Mengatasi gangguan
Alia Damayanti
* Masalah kontaminasi
* Kestabilan contoh
* Recovery analit
- Mengikuti uji profisiensi/uji banding antar lab.
- Melakukan uji intra-lab (korelasi)
(control sample, analysis, repeatability test)
Alia Damayanti
Sumber Kesalahan dari Instrument
1. Pembuatan kurva kalibrasi
Metode pembuatan kurva kalibrasi harus
tepat:
- metode biasa?
- metode adisi standar?
- metode standar internal?
Kurva kalibrasi harus mencakup daerah kerja
(working concentration range), daerah linier,
dan sebagainya.
Alia Damayanti
2. Kalibrasi instrumen Instrumen harus dikalibrasi ke Lab. Kalibrasi yang
kompeten/berwenang. Jadual kalibrasi disesuaikan
dengan beban kerja instrumen. Contoh: balance,
oven, furnace, autoklaf, rerfraktometer, viksiometer,
termometer, timer, pengukur kuat-tarik.
3. Pemeliharaan dan Pengecekan
Instrumen Sebagai upaya untuk menjaga kerusakan dan agar
tetap baik kinerjanya.
Alia Damayanti
Contoh-contoh Sumber Kesalahan
pada Instrumen
a. Pada penggunaan neraca:
Titik nol, kondisi keseimbangan sampel
dengan suhu dan kelembaban dalam neraca.
b. Pemanasan instrumen sebelum dipakai
(untuk mencapai stabilitas).
c. mengukur dfi luar daerah kerjanya.
d. mengukur sampel dan standar terlalu jauh
jarak waktunya.
e. Baseline belum/tidak stabil.
Alia Damayanti
f. Kegagalan salah satu/lebih komponen/bagian instrumen yang tidak diketahui.
g. Instrumen tidak bekerja sesuai dengan kinerja yang seharusnya. Misal:
- kepekaan berubah.
- Repeatibility/presisi yang buruk.
h. Beban kerja berlebihan
i. Sesudah selesai bekerja tidak diperlakukan seperti yang seharusnya.
Alia Damayanti
Sumber kesalahan dari Sarana dan
lingkungan Laboratorium
1. Pengaruh suhu di Lab.
- Waktu retensi pada analisis HPLC bisa berubah.
- Terhadap pengukuran volume larutan organik.
- Terhadap validitas kurvba baku yang diukur pada
suhu berbeda dengan pengukuran sampel.
- Terhadap base line pada HPLC.
2. Pengaruh Kelembaban
- Terhadap larutan (kehilangan air), bahan kimia
(menyerap uap air).
Alia Damayanti
3. Pengaruh tegangan listrik - pengaruh suhu open, inkubator, furnace (tegangan
turun suhu turun)
Hasil analisis kadar air, pengukuran viskositas akan
salah.
4. Pengujian yang tidak kompatibel harus
dipisahkan ruangannya. Misalnya analisis
residu pestisida dengan analisis bahan
makanan, analisis logam dalam air dengan
dalam mineral.
Alia Damayanti
Contoh Kesalahan di Laboratorium
a. Sampling tidak representatif.
b. Salah identifikasi contoh
c. Metode tidak diikuti dengan benar.
d. Laporan salah.
e. Membaca data salah.
f. Salah pengenceran/pemipetan.
g. Salah hitung
h. Salah membaca grafik
i. Reagen terkontaminasi
Alia Damayanti
j. Kemurnian bahan kimia kurang sesuai.
k. Kesalahan menstandarkan larutan baku.
l. Kesalahan mengukur: - peak area, peak
height
m. Memakai kuvet gelas (bukan silika/quartz)
pada pengukuran daerah UV.
n. Kuvet yang dipakai kurang seragam/iden
tidak identik.
o. Alat gelas belum bersih/terkontaminasi.
Alia Damayanti
p. Pipet dan sebagainya dikeringkan pada 100oC .
q. Salah interprestasi data.
s. Salah menerapkan metode analisis.
Alia Damayanti
Pustaka
1. Standard Methods for the examination
water and waste water, 19th edition, Eaton.
ED, Clesceri. LS., Greenberg. AE. 1995.
2. Sumardi. Kesalahan analisis kimia di
laboratorium dan penanggulangannya.
RCChem Learning Centre. Pusat penelitian Kimia.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2005
3. Metode Penelitian Air. Alaerts G., Santika.
SS. Usaha Nasional. 1987
Alia Damayanti
Terimakasih
Tugas untuk besok:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan
AQC!
2. Jelaskan sumber-sumber kesalahan
analis!
3. Buat bagan alir sumber kesalahan bahan
yang digunakan!