View
184
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
disampaikan oleh Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal- Kedeputian Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah- Bappenas. pada Focus Group Discussion Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET). Lombok, 26 Nopember 2013
Citation preview
Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal
Kedeputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi DaerahKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional
Disampaikan pada:FGD Kebijakan Dan Arah Pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu (KAPET) Dalam Mendukung Implementasi
Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 26 November 2013
Outline
• Arah Kebijakan Revitalisasi KAPET• Kelembagaan KAPET• Perencanaan KAPET• Tindak Lanjut Revitalisasi KAPET
2
ISU STRATEGIS
3
KONSENTRASI AKTIVITAS EKONOMI
Indonesia Bukanlah Pengecualian
4
• Aktivitas ekonomi terkonsentrasi di kawasan perkotaan khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera, Kalimantan bagian timur, Sulawesi bagian selatan.
• Keterbatasan prasarana transportasi menyebabkan kegiatan industri tidak menyebar ke wilayah-wilayah terbelakang dan terisolir.
• Meningkatkan konektivitas antar wilayah melalui penyediaan transportasi dapat memperbaiki akses industri dari pusat-pusat pengolahan ke wilayah pemasaran (mengurangi biaya angkutan komoditas dan barang konsumsi dan meningkatkan daya saing).
Sumber gambar: Danang Parikesit
Kesenjangan Wilayah & Konektivitas
5
Kesenjangan ekonomi antar daerah maju lebih tinggi dari pada daerah tertinggal. Hal ini karena
tingkat daya saing daerah maju dengan infrastruktur yang sudah memadai akan lebih tinggi di banding daya saing daerah tertinggal
Rata-rata PDRB Perkapita daerah maju lebih tinggi dari pada daerah tertinggal
POLA INTERAKSI ANTAR PULAU BESAR (Data OD 2011)
6
Pergerakan Aliran Barang Keluar Pulau Tahun 2011
TUJUAN
SUMATERAP.
JAWA+BALIP.
KALIMANTANP. SULAWESI
P. NUSA TENGGARA
P. MALUKU P. PAPUA
ASAL
P. SUMATER 56,20 37,26 2,74 2,22 1,16 0,23 0,19P. JAWA+BALI 8,21 87,06 1,73 1,55 1,23 0,13 0,10P. KALIMANTAN 18,52 37,02 26,20 12,12 4,84 0,77 0,53P. SULAWESI 6,99 15,69 4,97 64,94 4,23 2,05 1,12P. NUSATENGGARA 10,42 42,55 6,26 12,28 26,85 0,96 0,67P. MALUKU 13,60 23,60 6,19 41,39 6,20 7,08 1,95P. PAPUA 15,56 24,97 5,86 29,15 5,90 2,58 15,98
Pergerakan aliran barang keluar pulau lebih banyak terkonsentrasi menuju Jawa+Bali, Sumatera, Sulawesi menunjukkan masih rendahnya industri pengolahan di pulau Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, dan Papua.
POLA INTERAKSI ANTAR PULAU BESAR (Data OD 2011)
7
TUJUAN
P. SUMATERAP.
JAWA+BALI
P. KALIMANTA
NP. SULAWESI
P. NUSATENGGA
RAP. MALUKU P. PAPUA
ASAL
P. SUMATER 51,01 6,43 16,21 8,27 10,22 14,43 15,96P. JAWA+BALI 45,64 92,06 62,44 35,43 66,16 48,76 50,26P. KALIMANTAN 1,43 0,54 13,14 3,83 3,62 4,04 3,74P. SULAWESI 1,27 0,54 5,87 48,37 7,45 25,49 18,45P. NUSATENGGARA 0,47 0,37 1,85 2,29 11,82 2,97 2,77P. MALUKU 0,10 0,03 0,28 1,19 0,42 3,39 1,24P. PAPUA 0,08 0,02 0,20 0,63 0,30 0,92 7,59
Pergerakan Aliran Barang Kedalam Pulau Tahun 2011
Pergerakan aliran barang kedalam pulau lebih besar berasal dari Jawa+Bali menunjukkan: (i) masih tingginya ketergantungan wilayah non Jawa-Bali terhadap barang jadi dari Jawa+Bali, (ii) terjadinya kebocoran wilayah non Jawa+Bali terhadap akumulasi dari nilai tambah sumber daya.
8
13,88%
36,01%
6,68%
1,06%
16,55%
1,56%
7,73% 15,74%
13,49%
62,46%
3,63%
0,45%
9,42%
0,65%
3,43%
PERGERAKAN ALIRAN BARANG KELUAR DAN PERGERAKAN ALIRAN BARANG KELUAR DAN MASUK NTT TAHUN 2011MASUK NTT TAHUN 2011
PERGERAKAN ALIRAN BARANG KELUAR DAN PERGERAKAN ALIRAN BARANG KELUAR DAN MASUK SULAWESI TENGAH TAHUN 2011MASUK SULAWESI TENGAH TAHUN 2011
9
16,07%
30,42%
11,67%
0,38%
6,66%
10,66%4,30%
19,85%
15,63%
60,22%
7,51%
0,18%
3,09%
0,33%
2,08%
10,96%
Aliran Keluar
Aliran Masuk
ARAH KEBIJAKAN REVITALISASI KAPET
10
ARAH REVITALISASI KAPET
1. Mengaktifkan sebagai penggerak pertumbuhan pada wilayah yang tingkat kesenjangannya tinggi
2. Menjadi hinterland bagi Koridor Ekonomi/MP3EI dalam hubungan hulu-hilir
11
RPJM 4(2020-2024)
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.
RPJM 2(2010-2014)
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
RPJM 3(2015-2019)
Memantapkan pem-bangunan secara menyeluruh denganmenekankan pem-bangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Memantapkan pem-bangunan secara menyeluruh denganmenekankan pem-bangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
Mewujudkan masya-rakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.
12
TAHAPAN SASARAN RPJMN DALAM RPJPN 2005-2025
Agar Indonesia tidak impor lagi beras, buah-buahan, garam, ikan.
RPJM 1(2005-2009)
• Dalam RPJM ke depan diarahkan untuk mencapai daya saing perekonomian dan keunggulan kompetitif.
• Bagaimana peran tiap KAPET dengan potensi andalannya masing-masing
AMANAT RPJPN 2005-2025
13
Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah
1. Pengembangan wilayah : memperhatikan potensi dan peluang keunggulan sumber daya darat dan/atau laut di setiap wilayah; memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan dan daya dukung lingkungan
Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan” :
2. Percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis dan cepat tumbuh didorong sehingga dapat mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal di sekitarnya dalam suatu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih ditekankan pada pertimbangan keterkaitan mata-rantai proses industri dan distribusi.
POTENSI SUMBER DAYA ALAM YANG KURANG BERKEMBANG
• Potensi sumber daya alam di Kawasan Timur Indonesia dan Daerah Tertinggal lainnya melimpah, namun pengelolaannya belum memberikan nilai tambah,
• Pengelolaan oleh daerah maupun dukungan K/L saat ini lebih dominan dengan pendekatan sektoral, dari pada kawasan,
• Menghadapi sasaran RPJMN III mencapai “daya saing perekonomian dan keunggulan kompetitif” diperlukan kesiapan instrumen kelembagaan yang mampu mengelola sumber daya alam berbicara di pasar global dan internasional,
• KAPET menjadi instrumen pendorong keterpaduan pengelolaan di tingkat lokal
• KAPET menjadi penunjang KEK/MP3EI
14
LANDASAN EKSISTENSI KAPET
15
ASPEK LANDASAN KEBIJAKAN ASPEK DUKUNGAN POLITIK
• UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang • KAPET sebagai Kawasan
Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
• PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN • 13 KAPET ditetapkan
sebagai Kawasan Strategis Nasional, dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
• UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang • KAPET sebagai Kawasan
Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
• PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN • 13 KAPET ditetapkan
sebagai Kawasan Strategis Nasional, dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Rekomendasi Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Pemerintah dan Seluruh Gubernur dengan Komisi V DPR RI pada tanggal 3 Juli 2008 tentang Pengelolaan KAPET, yang akhirnya memberikan kesimpulan untuk melanjutkan Program Pengembangan KAPET dan sekaligus melakukan revitalisasi dan reformulasi KAPET
Rekomendasi Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Pemerintah dan para gubernur dengan Komisi V I DPR RI pada tanggal 23 Februari 2011 tentang Pengelolaan KAPET, yang akhirnya memberikan rekomendasi pentingnya pembenahan kelembagaan KAPET berdasarkan fakta kinerja 13 KAPET di Indonesia
Rekomendasi Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Pemerintah dan Seluruh Gubernur dengan Komisi V DPR RI pada tanggal 3 Juli 2008 tentang Pengelolaan KAPET, yang akhirnya memberikan kesimpulan untuk melanjutkan Program Pengembangan KAPET dan sekaligus melakukan revitalisasi dan reformulasi KAPET
Rekomendasi Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Pemerintah dan para gubernur dengan Komisi V I DPR RI pada tanggal 23 Februari 2011 tentang Pengelolaan KAPET, yang akhirnya memberikan rekomendasi pentingnya pembenahan kelembagaan KAPET berdasarkan fakta kinerja 13 KAPET di Indonesia
KONEKTIVITAS KAPET – MP3EI
KAPETKHATULISTIWA
KAPETKHATULISTIWA
KAPETSASAMBA
KAPETSASAMBA
KAPETPALAPAS
KAPETPALAPAS
KAPETMANADO -
BITUNG
KAPETMANADO -
BITUNG
KAPETSERAMKAPETSERAM
KAPETBIAK
KAPETBIAK
KAPETBANDAR ACEH DARUSSALAM
KAPETBANDAR ACEH DARUSSALAM
KAPETDAS KAKAP
KAPETDAS KAKAP
KAPETBATU LICIN
KAPETBATU LICIN
KAPETBIMA
KAPETBIMA
KAPETMBAYKAPETMBAY
KAPETPARE-PARE
KAPETPARE-PARE
KAPETBANK
SEJAHTERA
KAPETBANK
SEJAHTERA
KPBPB SABANGKPBPB
SABANG
KEKSEI
MANGKEI
KEKSEI
MANGKEI
KPBPBBATAM, BINTAN,
KARIMUN
KPBPBBATAM, BINTAN,
KARIMUN
KEKTANJUNG LESUNG
KEKTANJUNG LESUNG
: KEK
: KPBPB
: KAPET
• KAPET mejadi penggerak pertumbuhan di daerah tertinggal.daerah yang kesenjangannya masih tinggi KAPET di mainstream ke Koridor Ekonomi (KEK)
PUSAT PUSAT KAPETKAPETKab. A
Kab. B
Kab. D
Kab. C
PERIKANAN
KARET
Agropolitan Daerah Tertinggal
KAKAO
Daerah Tertinggal-Perbatasan didisain menjadi hinterland KAPET / pusat pertumbuhan sekitar dengan orientasi ke Koridor Ekonomi /dan atau ke Negara Tetangga :
1.Kondisi konektivitas kabupaten tertinggal/perbatasan baik intra maupun antar wilayah?
2.Kondisi produktivitas sumber daya unggulan lokal,
3.Konektivitas mata rantai industri hulu-hilir produk unggulan daerah?
KO
RID
OR
EKO
NO
MI
KEK
KAPET
RM/Daerah Tertinggal
Minapolitan/Daerah tertinggal
KSCT
KAPET
MP3EI
KSCT diPerbatasan
MEMBANGUN KONEKTIVITAS DAERAH TERTINGGAL/PERBATASAN-KAPET-KORIDOR EKONOMI
KAPET Menjadi Hinterland Koridor Ekonomi/MP3EI
Pembangunan Koridor Ekonomi dilakukan melalui pendekatan peningkatan konektivitas yang terintegrasi dalam rangka percepatan transformasi ekonomi.Konektivitas di dalam koridor terdiri dari konektivitas utama dan konektivitas pendukung. •Konektivitas utama adalah yang meng-hubungkan pusat-pusat kegiatan ekonomi. •Konektivitas pendukung adalah yang menghubungkan klaster industri dengan pusat kegiatan ekonomi dan infrastruktur pendukung pelabuhan, listrik, dan se-bagainya.
HINTERLANDKAPET
Dalam Koridor Ekonomi, KAPET diorientasikan menjadi klaster industri hulu yang mendukung KEK dan/atau pusat ekonomi MP3EI
KORIDOR EKONOMI
18
KSCT/RM
SASARAN PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)
19
Diarahkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu yang ditujukan untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi nasional, serta memberikan dampak yang besar pada peningkatan lapangan kerja dalam negeri Pertumbuhan Tinggi
Diarahkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu yang ditujukan untuk melipatgandakan pertumbuhan ekonomi nasional, serta memberikan dampak yang besar pada peningkatan lapangan kerja dalam negeri Pertumbuhan Tinggi
Diarahkan untuk meningkatkan kemampuan suatu wilayah dalam mengembangkan daya saing produk unggulan sesuai dengan kompetensi sumber daya lokal dan diharapkan dapat berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah-wilayah yang kesenjangannya masih tinggi Pemerataan Pertumbuhan
Diarahkan untuk meningkatkan kemampuan suatu wilayah dalam mengembangkan daya saing produk unggulan sesuai dengan kompetensi sumber daya lokal dan diharapkan dapat berperan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah-wilayah yang kesenjangannya masih tinggi Pemerataan Pertumbuhan
KAPET
KEK
KPBPB/FTZ
Diarahkan untuk memperluas dan memodernisasikan perekonomian melalui pengembangan industri manufaktur dan industri logistik sebagai respon terhadap pertumbuhan perdagangan dunia yang cepat dan peningkatan efisiensi pemanfaatan transportasi terutama kepelabuhanan baik laut maupun udara Pertumbuhan Tinggi
Diarahkan untuk memperluas dan memodernisasikan perekonomian melalui pengembangan industri manufaktur dan industri logistik sebagai respon terhadap pertumbuhan perdagangan dunia yang cepat dan peningkatan efisiensi pemanfaatan transportasi terutama kepelabuhanan baik laut maupun udara Pertumbuhan Tinggi
Peran Pemerintah dan Swasta
Kaw StrategisProvinsi
Kaw. Industri
PotensiKEK
Kaw. Berikat
Kaw. Wisata
Kaw. Hortikultura
Kaw. Strategis Cepat Tumbuh
Kawasan
Ekonomi Khusus
Zona Logistik
TechnoPark
Zona Pengolahan Ekspor
Zona Industri
FTZ/KEK/MP3EIKAPET
Daerah Tertinggal
Peran Pemerintah semakin besar
Peran Swasta semakin besar
20
Regional managemen
Daerah Tertinggal
PRINSIP DASAR: PEMBANGUNAN KAWASAN BERKELANJUTAN
Economically Feasible
Socially Acceptable
Environmentally Sustainable
• Dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan masih dalam batas yang dapat ditoleransi (carrying capacity)
• Memperbaiki kualitas lingkungan
• Program yang dikembangkan menghasilkan manfaat tidak hanya bagi generasi saat ini, namun juga bagi generasi mendatang (sustainable)
• Membuka/menyerap lapangan kerja• Mengurangi kemiskinan• Mengurangi kesenjangan antar kelompok masyarakat dan antar wilayah
• Program-program strategis yang dikembangkan harus dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang optimal
• Mempunyai nilai tambah yang tinggi
• Berdampak luas terhadap investasi nasional
• Menunjang sinergi dan optimalisasi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
Pengambangan KAPET harus mengacu pada prinsip pembangunan berkelanjutan
STRATEGI PENGEMBANGAN KETERKAITAN
22
LINKAGES
A. Kebutuhan dasar dari industri pengolahan adalah membawa bahan baku untuk diolah dan dijual kepasar. Untuk itu, dibutuhkan layanan logistik dengan harga yang reasonable
A. Kebutuhan dasar dari industri pengolahan adalah membawa bahan baku untuk diolah dan dijual kepasar. Untuk itu, dibutuhkan layanan logistik dengan harga yang reasonable
C. Sumberdaya wilayah terkait dengan natural resources, human resources, infrastructure resources. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan pendekatan bottom-up yang merupakan kolaborasi antara market driven initiative dan pemerintah lokal serta kebijakan yang harmonis dari K/L.
C. Sumberdaya wilayah terkait dengan natural resources, human resources, infrastructure resources. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan pendekatan bottom-up yang merupakan kolaborasi antara market driven initiative dan pemerintah lokal serta kebijakan yang harmonis dari K/L.
A
BC
Sumber: Final Report on SEZ Development Masterplan Survey, 2012
B. Industri pengolahan harus memperhatikan keterkaitan hulu (downstream) sebagai penyedia bahan baku dan hilir (upstream) yakni industri untuk mendistribusikan produk untuk pengolahan lebih lanjut atau packaging. Kuncinya pada sistem transportasi yang terkoneksi dengan baik
B. Industri pengolahan harus memperhatikan keterkaitan hulu (downstream) sebagai penyedia bahan baku dan hilir (upstream) yakni industri untuk mendistribusikan produk untuk pengolahan lebih lanjut atau packaging. Kuncinya pada sistem transportasi yang terkoneksi dengan baik
TUJUAN & HAKEKAT PENGEMBANGAN KAPET
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN telah menetapkan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) sebagai kawasan strategis nasional bidang ekonomi
Kawasan strategis nasional bidang ekonomi (KAPET salah satunya) diharapkan dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah sekitarnya, dan memiliki keterkaitan dengan daerah sekitarnya dalam suatu keterpaduan sistem ekonomi wilayah
KAPET dikembangkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan wilayah mengembangkan daya saing produk unggulan sesuai dengan kompetensi sumberdaya lokal.
““Memeratakan pertumbuhan ekonomi khususnya di luar Pulau Memeratakan pertumbuhan ekonomi khususnya di luar Pulau Jawa dan Bali, untuk mengurangi ketimpangan pembangunan Jawa dan Bali, untuk mengurangi ketimpangan pembangunan
antar wilayah”antar wilayah”
RANCANGANKELEMBAGAAN KAPET
24
Rancangan Susunan Dewan Nasional KAPET
25
K/L Terkait
SEKNAS
A B C D E GF
BADANPENGELOLA
KAPET
Kab/Kota Terkait
GUBERNUR
K K K
MEKANISME KERJAMEKANISME KERJA
PMU
GUBERNUR
A’
Kab/Kota Terkait
K K K
SEKNAS
BADAN PENGEMBANGAN
KAPET
BADAN PENGELOLA
KAPET
Ketua Menko PerekonomianWakil Menteri Pekerjaan UmumSekretaris Menteri PPN/Ka.BappenasAnggota 13 K/L
Ketua GubernurWakil Profesional
TUGAS
Membantu Pemerintah Daerah memberi pertimbangan teknis bagi permohonan perijinan kegiatan investasi pada KAPET.
DEWAN NASIONAL KAPET
PUSATPUSAT
DAERAHDAERAH
S T R U K T U R O R G A N I S A S IS T R U K T U R O R G A N I S A S I
KEPPRES 150/2000
SEKRETARIAT NASIONALSEKRETARIAT NASIONAL
STRUKTUR KELEMBAGAAN KAPET
27
SEKNASSEKNAS
KEMENTERIAN/LEMBAGA
KEMENTERIAN/LEMBAGA
KEM. PERTANI
AN
KEM. PERINDUST
RIAN
KEM. KKP
KEM. PU
KEM. PERDAG
KEM. DLM NEGERIKEM. ESDM
BKPM
PMU Infrastruktur PU
PMU Infrastruktur PU
BM CK SDA
BADAN PENGELOLA KAPET DAERAH
BADAN PENGELOLA KAPET DAERAH
KAWASAN EKONOMI TERPADUKAWASAN EKONOMI TERPADU
1.Menyiapkan detail RTR KSN KAPET
2.Akselerasi Program Infrastruktur KSN KAPET
Contoh Program PU untuk KAPET
KEM. PERHUB KPDT
PERAN SEKNAS KAPET
28
SEKRETARIAT NASIONALSEKRETARIAT NASIONAL
SEKNASSEKNAS
KEMENTERIAN/LEMBAGA
KEMENTERIAN/LEMBAGA
KEM. PERTANI
AN
KEM. KKP
KEM. PERINDUS
TRIAN
KEM. PU
KEM. PERDAG.
KEM. DLM NEGERIKEM. ESDM
BKPM
1. Penggerakan K/L dalam KSN KAPET
2. Memberikan masukan pada penyusunan Renstra dan Renja K/L (2015-2019) dalam mendukung program untuk KSN KAPET
3. Mengintegrasikan seluruh kebijakan sektor di Pusat-Daerah
4. Mengevaluasi dukungan K/L dalam pengembangan KSN
5. Menciptakan ruang kondusif bagi iklim investasi (pemerintah dan Swasta)
6. Mensinergikan KAPET dengan MP3EI dan KEK
Mandat:•RTRWN•RPJPN•RDP
KEM. PERHUB KPDT
PERAN BADAN PENGELOLA DAERAH
29
BADAN PENGELOLA KAPET DAERAH
BADAN PENGELOLA KAPET DAERAH
KABKAB KABKAB KABKAB
Gubernur
Mengelola KAWASAN
EKONOMI TERPADU
Membentuk
1. Menyelenggarakan forum untuk mengonsolidasikan di tingkat provinsi (antar SKPD dan integrasi antar kabupaten/kota)
2. Menetapkan lokasi kawasan-kawasan yang cocok untuk pengembangan bisnis kawasan.
3. Menyusun Roadmap/Masterplan KAPET
4. Bersama sektor terkait menciptakan kemudahan dan perijinan investasi
FUNGSI
1.Pengembang ekonomi kawasan;
2.Leader dalam meng-enterpreneur/mengusahakan kawasan
Minapolitan
Agropolitan
SEKTOR-SEKTOR BERBASIS KAWASAN
30
KAWASAN PENGEMBANGAN
EKONOMI TERPADU
RM
KSCT
KEM. PERTANIANKEM. PERTANIAN
KEM. KELAUTAN DAN PERIKANANKEM. KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEM. DALAM NEGERI
KEM. DALAM NEGERI
KEM. PERINDUSTRIAN
KEM. PERINDUSTRIAN
KEM. PERDAGANGAN
KEM. PERDAGANGAN
BKPMBKPM
KEM. PERHUBUNGAN
KEM. PERHUBUNGAN
KEM. PEKERJAAN UMUM
KEM. PEKERJAAN UMUM
DINAS PERTANIANDINAS PERTANIAN
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANANDINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
DINAS PERINDUSTRIANDINAS PERINDUSTRIAN
DINAS PERDAGANGANDINAS PERDAGANGAN
DINAS ESDMDINAS ESDM
BKPMDBKPMD
DINAS PERHUBUNGANDINAS PERHUBUNGAN
DINAS PEKERJAAN UMUMDINAS PEKERJAAN UMUM
KEM. PEMBANG DATING
KEM. PEMBANG DATING
KEM. ESDMKEM. ESDM
BAPPEDABAPPEDA
MEKANISME KERJAINTEGRASIPROGRAM KAWASAN
PMUKSN
GUBERNUR
A’
Kab/Kota Terkait
K K K
SEKNASPUSAT
DAERAH
KETERANGAN• Seknas mengkoordinasikan dan
mensinergiskan program K/L di wilayah KSN (KAPET) berbasis RTR KSN KAPET (RPERPRES RTR KSN)
• Seknas (sebagai head equator) dalam memonitor PMU di masing-masing K/L
c/ Dukungan Kemen.PU KSN:Di Inisiasi oleh DJPR melalui
Pembentukan PMU KSN (KAPET)
1.Menyusun Program Infrastruktur Bid.PU (Bid.SDA, Bid.Bina Marga, Bid.Cipta Karya)
2.Melakukan Monev terkait dukungan infrastruktur
• Gubernur melalui (c/ Badan Pengelolaa KAPET ) melakukan konsolidasi dengan SKPD dan Kepala Balai melakukan koordinasi lintas kabupaten/kota di wilayah terkait
• Gubernur menjamin pelaksanaan program didaerah sesuai dengan arahan pengembangan berbasis RTR KSN (KAPET
Bid.Sumber Daya Air
Bid.Bina Marga
Bid.Cipta Karya
Kepala Balai Besar Wil.Sungai
Kepala Balai Besar Jalan
Kepala SNVT
A
SKPD
Minapolitan
Agropolitan
KAWASAN PENGEMBANGAN
EKONOMI TERPADU
RM
KSCT
KK
K
KEMEN.PU
KEK/MP3EI
Konektivitas
Identifikasi Peran K/L (1)
No. Kementerian/Lembaga Peran
1. Kementerian PU 1. Menyiapkan detail RTR KSN KAPET2. Menyiapkan akselerasi program
infrastruktur KSN KAPET
2. Kementerian ESDM 1. Menyiapkan kebijakan dan program terkait pengembangan energi di wilayah KAPET
3. Kementerian Dalam Negeri 1. Menyiapkan program pembinaan kelembagaan Pemda kepada BP KAPET Ditjen PUM
2. Mensinkronkan pengembangan KSCT dengan pengembangan KAPET Ditjen Bangda
4. Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal
1. Mensinkronkan Regional Management dengan pengembangan KAPET
5. Kementerian Perhubungan 1. Memberikan arahan kebijakandan program terkait pengembangan perhubungan di wilayah KAPET
32
Identifikasi Peran K/L (2)
33
No. Kementerian/Lembaga Peran
6. Kementerian Perdagangan 1. Menyiapkan kebijakan dan program perdagangan terkait dengan pengembangan di wilayah KAPET
7. Kementerian Pertanian 1. Mensinkronkan pengembangan Agropolitan dengan pengembanga KAPET
2. Menyiapkan kebijakan terkait dengan pengembangan sektor-sektor pertanian di wilayah KAPET
8. Kementerian Kelautan dan Perikanan
1. Mensinkronkan pengembangan Minapolitan dengan pengembangan KAPET
2. Menyiapkan kebijakan pengembanan kelautan dan perikanan di wilayah KAPET
Identifikasi Peran K/L (3)
34
No. Kementerian/Lembaga Peran
9. Kementerian Perindustrian 1. Menyiapkan kebijakan pengembangan fasilitasi industri termasuk penyiapan penetapan peta panduan pengembangan industri unggulan diwilayah KAPET
10. Badan Koordinasi Penanaman Modal
1. Mengkoordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang penanaman modal di wilayah KAPET
2. Sosialisasi dan promosi potensi investasi di KAPET
11. Kemenko Perekonomian 1. Koordinasi penetapan kawasan-kawasan KSN2. Koordinasi kebijakan khusus investasi di KSN
12. BAPPENAS 1. Disain keterkaitan pengembangan ekonomi kawasan antara wilayah maju-wilayah belum berkembang (MP3EI – KEK – KPBPB – KAPET)
2. Koordinasi perencanaan program/kegiatan KAPET
PERENCANAAN KAPET
35
RKA K/L
PENYUSUNAN ROAD MAP KAPET 2015-2019
RENCANA AKSI TAHUNANKegiatan dan alokasi Anggaran olehK/L dan Pemerintah Daerah Setiap
Tahun
ROAD MAP KAPETKebijakan, Strategi, Sasaran, Target
Outcome, Agenda Program, Rencana Kebutuhan Anggaran
RPJMN 2015-2019
RKP TAHUNAN
RPJP 2005-2025
GRAND DESIGN PENGELOLAAN KAWASAN STRATEGIS
RTRWN
RTR KSN KAPET
Renstra K/L Teknis 2015-2019
Renja K/L
Jk panjang
Jk menengah
Tahunan
36Input Rencana
RegulerInput Rencana
Reguler
CATATAN: Road Map dan Masterplan sebagai instrumen keterpaduan secara menyeluruh
PENYUSUNAN RENCANA AKSI TAHUNAN MELALUI RAKORKAPET DAN MUSRENBANG
RakorKAPET Nasional IIBappeda Prov_K/L_ Bappenas
RakorKAPET Nasional I (K/L-Provinsi) - RATEK
RakorKAPET tingkat Kab/Kota
RakorKAPET tingkat Provinsi
Musrenbang Tingkat Nasional
Sidang Kabinet Membahas RKP 2014
Usulan kegiatan dan Pendanaan Pembangunan Daerah (UKPPD)
Prioritas Nasional 10Isu Strategis Nasional
Musrenbang reguler tingkat provinsi
Musrenbang reguler tingkat kab/kota
= Kegiatan
= Dokumen
= Proses
= Persandingan
Earmarking Prog/Keg
Rancangan Rencana Aksi
KAPET Kab/Kota 2014
Rancangan Rencana Aksi
KAPET Kab/Kota 2014
Rancangan Rencana Aksi
KAPET Provinsi 2014
Rancangan Rencana Aksi
KAPET Provinsi 2014
Rancangan Rencana Aksi
Nasional KAPET 2014
Rancangan Rencana Aksi
Nasional KAPET 2014
Rancangan Awal Renja K/L 2014
Rancangan Awal Renja K/L 2014
Rancangan Akhir RAN
KAPET 2014
Rancangan Akhir RAN
KAPET 2014
Rancangan RKPD Kab/Kota
2014
Rancangan RKPD Kab/Kota
2014
Rancangan RKPD Provinsi
2014
Rancangan RKPD Provinsi
2014
Rancangan RKP 2014
Rancangan RKP 2014
RKP 2014 (Perpres)RKP 2014 (Perpres)
Rakor KAPET Musrenbang Reguler
37
FEBRUARI-MARET
MARET-APRIL
APRIL
JANUARI-FEBRUARI
FEBRUAR-MARET
AWAL APRIL
AKHIR MARET
TINDAK LANJUT REVITALISASI KAPET
38
RENCANA TINDAK LANJUT TAHUN 2013-2014
1. Menyelesaikan 13 Rencana Tata Ruang KAPET dan sinkronisasinya dengan UU 27/2007 tentang “Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil” sebagai acuan penyusunan rencana program dan investasi,
2. Penyusunan Road Map Pengembangan KAPET tahun 2015-2019 beserta indikatornya, sebagai masukan penyusunan Renstra K/L RPJMN 2015-2019, dan Renstra SKPD,
3. Konsolidasi pusat-daerah terhadap program/kegiatan Road Map dan penyusunan indikasi Rencana Aksi tahunan, sebagai acuan penyusunan Renja K/L, RKP, Renja SKPD, dan RKPD,
39
5. Konsultasi Pusat-Daerah terkait tupoksi dan program kerja kelembagaan KAPET dan mekanisme koordinasinya dalam mengefektifkan pengelolaan sumber daya berbasis kewilayahan:
a. Kegiatan Koordinasi/Penggerakan
b. Kegiatan Teknis/Operasional
6. Finalisasi Raperpres Revitalisasi KAPET dan Raperpres Tata Ruang KAPET, dan pengajuan kepada Presiden melalui Setkab,
7. Penetapan mekanisme perencanaan tahuan KAPET untuk diintegrasikan dalam mekanisme Musrenbang dari tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, hingga Musrenbangnas.
40
RENCANA TINDAK LANJUT TAHUN 2013-2014
TERIMA KASIH
41