Upload
fanny-florence
View
26
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mata
Citation preview
AGE-RELATED MACULAR DEGENERATION (ARMD)
A. Definisi
Age-Related Macular Degeneration (ARMD) adalah suatu istilah yang
menunjukkan sebuah perubahan akibat penuaan tanpa penyebab yang jelas dan
terjadi pada makula orang yang berusia 50 tahun atau lebih,1 kemudian dapat
menyebabkan penurunan kemampuan penglihatan yang progresif.2 ARMD
merupakan penyebab tersering kehilangan penglihatan ireversibel di negara-
negara maju.3
B. Epidemiologi
ARMD bertanggung jawab terhadap 8,7% dari semua kasus kebutaan di
seluruh dunia pada tahun 2007, dan diperkirakan akan berlipat ganda pada tahun
2020.4 ARMD adalah penyebab utama dari kebutaan menetap di Amerika Serikat,
dengan prevelansi lebih dari 10% pada populasi yang berumur 65-74 tahun, dan
25% pada populasi yang berumur lebih dari 74 tahun. Berdasarkan jenis kelamin,
ARMD lebih banyak mengenai perempuan daripada laki-laki.5
C. Klasifikasi
ARMD dapat dibagi secara klinis ke dalam 2 (dua) bentuk, yaitu ARMD
non-eksudatif dan ARMD eksudatif.
1. ARMD non-eksudatif6
Bentuk ini merupakan bentuk tersering dari ARMD (sekitar 85%).
Bentuk ini dicirikan dengan perubahan atrofi yang menyebar pada daerah
makula, bilateral6, dan tidak ada pertumbuhan pembuluh darah baru
(neovaskular).7 ARMD non-eksudatif ini biasanya muncul perlahan dan
dapat mengakibatkan gangguan penglihatan berat selama 5-10 tahun pada
beberapa pasien.
Gambar 1. ARMD non-eksudatif
2. ARMD eksudatif6
ARMD eksudatif merupakan bentuk yang lebih agresif. Meskipun
bentuk ini bukan merupakan yang tersering (hanya 15%), tetapi bentuk ini
bertanggung jawab terhadap 90% kehilangan penglihatan berat dalam kasus
ARMD. Gejala klinis ARMD eksudatif jauh lebih cepat daripada ARMD
non-eksudatif dan 75% pasien akan mengalami penurunan penglihatan
selama 3 tahun. Kemungkinan menyebar ke mata yang lainnya sangat tinggi
pada ARMD tipe ini.
Dalam ARMD tipe ini, gangguan berasal dari pertumbuhan yang tidak
normal dari pembuluh darah koroid. Pembuluh darah abnormal ini memiliki
cairan yang bocor dan bersamaan dengan perdarahan pada daerah makula.
Gambar 2. ARMD eksudatif
D. Etiologi dan Faktor Resiko
Etiologi ARMD adalah multifaktorial dan tidak jelas. Faktor resiko utama
adalah kondisi degeneratif yang diakibatkan bertambahnya usia, sering pada usia
lebih dari 55 tahun.6,7 Dicurigai ada hubungan juga dengan merokok, hipertensi,
kadar kolesterol tinggi, penyakit kardiovaskular7, hipermetropia, dan operasi
katarak.6
E. Patogenesis
Produk lipid terdapat pada membran Bruch. Lipid ini diperkirakan timbul
dari bagian fotoreseptor karena kegagalan epitel pigmen retina (EPR) untuk
mengeluarkan bahan ini. Bentuk deposit yang dapat dilihat dengan oftalmoskop
sebagai lesi kuning diskret subretina disebut drusen. Pada bentuk eksudatif,
pembuluh darah dari koroid berkembang melalui membrane Bruch dan lapisan
epitel retina ke dalam ruang subretina di mana pembuluh darah ini membentuk
membran neovaskular subretina. Perdarahan lanjutan ke dalam ruang subretina
atau bahkan melalui retina ke dalam vitreous berhubungan dengan hilangnya
penglihatan bermakna.3
Gambar 3. Drusen
F. Gejala Klinis3,6
Kebanyakan pasien dengan ARMD non-eksudatif mengalami penurunan
penglihatan bertahap pada bagian sentral di kedua mata, yang berpengaruh pada
kemampuan mereka untuk membaca, mengenal wajah, dan untuk melihat jauh
secara jelas. Pasien juga mengalami distorsi penglihatan (metamorfopsia) yang
disebabkan oleh gangguan susunan fotoreseptor. Pengecilan (mikropsia) atau
pembesaran (makropsia) ukuran objek juga dapat terjadi bila fotoreseptor menjadi
teregang atau terkompresi.
Pada pasien dengan ARMD eksudatif, gejalanya timbul secara akut dengan
perubahan mendadak pada penglihatan sentral mereka (biasanya dimulai pada satu
mata). Mereka sering mengalami distorsi penglihatan.
Pasien ARMD dapat menyadari daerah hilangnya lapang pandang sentral
(skotoma) jika sebagian lapisan fotoreseptor tertutup, misalnya oleh darah, atau
bila fotoreseptor rusak.
G. Diagnosis
Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis ARMD sangat baik jika
dilakukan oleh dokter ahli mata. Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan
adalah:
1. Pemeriksaan visus untuk mengetahui ketajaman penglihatan.
2. Pemeriksaan dengan Amsler grid.
Pemeriksaan ini untuk menentukan apakah pasien mengalami distorsi
penglihatan atau tidak.
3. Pemeriksaan slit-lamp
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan drusen atau daerah lain dari retina
yang mengalami gangguan. Pemeriksaan ini tidak dapat secara jelas melihat
neovaskular pada ARMD eksudatif karena pembuluh darah tersebut berada
di bawah retina. Tetapi pemeriksaan ini dapat memberikan petunjuk akan
adanya pertumbuhan neovaskular tersebut, seperti perdarahan,
pengangkatan retina atau adanya cairan di balik retina.
4. Angiografi
Sangat berguna untuk melihat adanya neovaskular. Teknik ini merupakan
suatu teknik kateterisasi menggunakan sebuah pewarna yang dimasukkan
melalui kateter IV pada vena besar di tangan. Ada 2 jenis pewarna yang
dipakai, yaitu yang berwarna oranye dan berwarna hijau. Yang berwarna
orange disebut fluoresen, dan berwarna hijau disebut indocyanine green
(ICG). Yang lebih sering dipakai adalah fluoresen karena aman, tetapi yang
lebih baik dalam memberikan gambaran adanya neovaskular adalah ICG.
Gambar 4. Tampilan pada pemeriksaan fluoresen angiografi
Gambar 5. Tampilan pada ICG. Daerah terang ygn ditunjuk merupakan
neovaskular
5. Optical Coherence Tomography (OCT)
Pemeriksaan ini bukan merupakan pemeriksaan invasif dan hanya
merupakan pemeriksaan tambahan. Pemeriksaan ini berguna untuk melihat
adanya cairan di retina dan memonitor apakah penatalaksanaan yang
diberikan bagi ARMD eksudatif berhasil atau tidak.
Gambar 6. Tampilan makula ARMD eksudatif pada OCT. Akibat adanya
cairan, jaringan tidak lagi halus dan rata
6. Pencitraan Autofluoresen
Pemeriksaan ini merupakan teknik baru yang melibatkan pengambilan
respon dari molekul di EPR. Gambaran dari pemeriksaan ini menunjukkan
daerah kerusakan pada retina.
Gambar 7. Pencitraan autofluoresen dari ARMD eksudatif. Daerah yang
hitam merupakan daerah atrofi. Titik-titik yang agak terang adalah daerah
yang sudah sakit, dimana akan menjadi atrofi di kemudian hari.
H. Diagnosis Banding
1. Idiopathic central serous chorioretinopathy (ICSC)
2. Degenerasi miopi
3. Distrofi makula
4. Trauma : ruptur koroid
I. Penatalaksanaan3,7,8
1. ARMD non-eksudatif
Tidak ada terapi untuk ARMD non-eksudatif. Penglihatan
dimaksimalkan dengan alat bantu penglihatan termasuk alat pembesar
dan teleskop. Pasien diyakinkan bahwa meski penglihatan sentral
menghilang, penyakit ini tidak menyebabkan hilangnya penglihatan
perifer. Ini penting karena banyak pasien takut mereka akan menjadi
buta total.
2. ARMD eksudatif
a. Terapi anti vascular endothelial growth factor (VEGF)
Terapi ini merupakan terapi utama karena mengingat VEGF
adalah kelompok protein yang memainkan peran dalam
pertumbuhan neovaskular. Obat anti VEGF adalah Ranibizumab
(Lucentis), merupakan obat injeksi intravitreal. Obat ini
mencegah pertumbuhan neovaskular yang lebih banyak.
b. Terapi fotodinamik
Terapi ini menggunakan intensitas yang rendah dengan obat
peka cahaya untuk menutup kebocoran pembuluh darah di
bawah retina.
3. Obat-obatan
Berdasarkan Age-Related Eye Disease Study I, penggunaan kombinasi
vitamin (500 mg vitamin C, 400 IU vitamin E, 15 mg beta karoten, 80
mg zinc, dan 2 mg cupric oxide untuk mencegah anemia defisiensi
besi) dapat mengurangi insiden progresi ARMD sebesar 25% dan
penurunan penglihatan moderat sebesar 19%.
J. Komplikasi
Kadang-kadang pertumbuhan neovaskular yang terjadi di bawah retina
dapat mengakibatkan ablasi retina. Jika hal ini terjadi, maka kemungkinan untuk
mempertahankan penglihatan sentral sangat kecil.9
K. Prognosis
ARMD yang berat akan menyebabkan kebutaan. Jika kebutaan yang dialami
masih parsial, maka masih besar kemungkinan untuk ditolong. Pertumbuhan
neovaskular dapat terjadi kembali walaupun sudah ditangani dengan laser.9
DAFTAR PUSTAKA
1. The Royal College of Ophthalmologist. Age-related macular degeneration
guidelines for management. London, 2009.
2. National Institute for Health and Clinical Excellence. Ranibizumab and
pegaptanib for the treatment of age-related macular degeneration. London,
2011.
3. James B, Chew C, Bron A. Lecture notes oftalmologi. Edisi Kesembilan.
Jakarta: Erlangga, 2006. hal. 111;113
4. Porte C. Pathogenesis and management of age-related macular
degeneration. Scottish Universities Medical Journal 1 (2). 2012. p. 141-153
5. Prall FR. Exudative ARMD. 2013
6. Khaw PT, Shah P, Elkington AR. ABC of eyes. 4th ed. BMJ books, 2008. p.
60-3
7. Chern KC, Saidel MA. Ophthalmology review manual. 2nd ed. Lippincott
Williams & Wilkins, 2012. p. 106-8
8. Freund KB, Klancnik JM, Yannuzzi LA, Rosenthal B. Age-related macular
degeneration. New York, 2008
9. Ehrlich S. Macular degeneration. University of Maryland, 2011
REFERAT
AGE-RELATED MACULAR DEGENERATION
(ARMD)
Oleh :
Stephanie F. Matulessy
2008-83-001
PEMBIMBING :
dr. Elna Anakotta, SpM
DIBAWAKAN DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK
DI BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
FK UNPATTI RS. DR. M. HAULUSSY AMBON
AGUSTUS 2013