16
PADANG ARAFAH, PADANG MAHSYAR, DAN MUNAJAT TAUBAT MUHAMMAD SOLEH Pengantar Hari Rabu, 23 September 2015, bertepatan dengan 9 Zul Hijjah sekitar pk 12.00 waktu Saudi Arabia, atau sekitar pk 16.00 waktu Indonesia Barat. Para jemaah hajji tahun 1436 H atau 2015 M mulai wukuf di Padang Arafah, ritual puncak dari ibadah hajji. Wukuf artinya beristirahat atau berdiam diri. Peristiwa ini adalah napak tilas peristiwa pertemuan Adam dan Hawa setelah diturunkan dari surga secara terpisah, dan dipertemukan kembali di Padang Arafah. Mereka berdua wukuf, bermunajat memohon ampunan Allah atas kedurhakaannya melanggar larangan Allah, akibat digoda setan di surga. Dan taubatnya diterima. Maka ritual hajji dalam wukuf ini, adalah shalat Zuhur berjamaah, khotbah wukuf, zikir dan doa, dituntaskan dengan penyerahan diri secara total berupa pengakuan atas dosa-dosa, disertai munajat taubat mohon ampunan atas segala dosa-dosa itu. Proyeksi ke depan, wukuf ini juga menggambarkan berkumpulnya seluruh manusia di hari kebangkitan, yang digiring memenuhi Padang Mahsyar, menanti panggilan Allah untuk mempertanggungjawabkan amalnya selama hidup di dunia. Tulisan ini hanya mengungkit kenanganku ketika wukuf di Padang Arafah 10 tahun yang lalu. Kemudian kuangkat sebuah tulisan sahabatku anonim tentang imajinasinya di Padang Mahsyar yang cukup menggetarkan kalbu, kemudian kunukilkan munajat taubat dari Imam Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib. Beliau adalah anak dari cucunya Nabi Muhammad saw, panutan kita.

ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

  • Upload
    lehanh

  • View
    218

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

PADANG ARAFAH, PADANG MAHSYAR, DAN MUNAJAT TAUBAT

MUHAMMAD SOLEH

Pengantar

Hari Rabu, 23 September 2015, bertepatan dengan 9 Zul Hijjah sekitar pk 12.00 waktu Saudi Arabia, atau sekitar pk 16.00 waktu Indonesia Barat. Para jemaah hajji tahun 1436 H atau 2015 M mulai wukuf di Padang Arafah, ritual puncak dari ibadah hajji.

Wukuf artinya beristirahat atau berdiam diri. Peristiwa ini adalah napak tilas peristiwa pertemuan Adam dan Hawa setelah diturunkan dari surga secara terpisah, dan dipertemukan kembali di Padang Arafah. Mereka berdua wukuf, bermunajat memohon ampunan Allah atas kedurhakaannya melanggar larangan Allah, akibat digoda setan di surga. Dan taubatnya diterima.

Maka ritual hajji dalam wukuf ini, adalah shalat Zuhur berjamaah, khotbah wukuf, zikir dan doa, dituntaskan dengan penyerahan diri secara total berupa pengakuan atas dosa-dosa, disertai munajat taubat mohon ampunan atas segala dosa-dosa itu.

Proyeksi ke depan, wukuf ini juga menggambarkan berkumpulnya seluruh manusia di hari kebangkitan, yang digiring memenuhi Padang Mahsyar, menanti panggilan Allah untuk mempertanggungjawabkan amalnya selama hidup di dunia.

Tulisan ini hanya mengungkit kenanganku ketika wukuf di Padang Arafah 10 tahun yang lalu. Kemudian kuangkat sebuah tulisan sahabatku anonim tentang imajinasinya di Padang Mahsyar yang cukup menggetarkan kalbu, kemudian kunukilkan munajat taubat dari Imam Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abu Thalib. Beliau adalah anak dari cucunya Nabi Muhammad saw, panutan kita.

A. WUKUF DI PADANG ARAFAH DALAM KENANGAN

ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005******************************************************************

Tibalah saatnya puncak ibadah. Ihram dikenakan lagi

Dua helai handuk putih membalut tubuh telanjang . Tinggalkan keduniaan. Talbiyah.

Labbaik allahumma labbaik. Labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata

laka wal mulk. La syarika lak. Tiba di Arafah. Berkemah. Persoalan antri di kamar kecil.

Sabar. Tidur berhimpitan. Dingin, ditemani nyamuk. Tibalah waktu wukuf.

Khutbah, zikir, taubat, dan doá .

Page 2: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

Maha suci Engkau. Segala puji hanya untuk-Mu. Tidak ada tuhan yang wajib disembah

hanyalah Engkau. Allah maha besar. Kami telah bersaksi, Engkau Tuhan kami.

Tetapi kami lemah, mudah terbujuk setan. Melanggar larangan-Mu.

Kami lalai, melupakan perintah-Mu, kami malas, menunda-nunda ibadah kepada-Mu.

Kami sering mengeluh hanya karena tidak sesuai dengan keinginan kami.

Kami tidak sabar dengan cobaan. Kami tidak pandai bersyukur di kala mendapat nikmat.

Kami sombong membanggakan diri. Kami berlumuran dosa. Kami rakus merampas

nikmat dari-Mu. Kami berebutan, bersinggungan dengan sesama kami. Hasad, iri dan

dengki menjadi jubah kami. Mata kami liar, telinga kami suka sekali dengan gosip, bicara

kami menyengat, langkah kami menyepak, tangan kami menyikut. Semua kerusakan di

bumi-Mu adalah ulah kami. Kini, kami datang pada-Mu. Bersimpuh sambil menjerit

dalam hati, mohon ampunan-Mu. Jika Engkau tidak menerima kami, tiada tempat lain

untuk mengadu, Hanya pada-Mu. Hanya pada-Mu. Hanya pada-Mu.

Illallahu, illallahu, illallahu, allahu, allahu, allahu, lahu, lahu, lahu, hu, hu, hu.

(munajat ini adalah narasi dalam kondisi kesadaran otak (gelombang betha), setelah tiba di rumah. Munajat realnya adalah lebih banyak suara hati (berupa lintasan-lintasan segala dosa yang telah diperbuat) dan derai air mata (berupa penyesalan-penyesalan) dalam kondisi setengah sadar (gelombang alpha dan theta). Sukar diungkapkan dengan kata, tetapi terasa semakin lama semakin tentram di hati, dan sangat nikmat).

B. BERKUMPUL DI PADANG MAHSYAR DALAM IMAJINASI

(Tulisan ini adalah imajinasi seorang sahabatku yang tidak menyebutkan namanya. Imajinasinya sangat relevan dengan kenyataan hidup kita dan membuat diri kita tergetar atas situasi yang digambarkannya)

Aku dan Surga.pps• Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku,

namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.

• Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. "Inilah yang disebut Padang Mahsyar," suaranya begitu menggetarkan jiwaku. "Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku," batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.

Page 3: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

• Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.

• Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan .........

• Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang Menguasai hari pembalasan. Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah. Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. "Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku," pikirku mantap.

• Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.

• Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.

• Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga Kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Ya Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu

Page 4: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

menangis kelaparan di malam hari sementara sering kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.

• "Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku," aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kirimkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, "Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain." Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.

• Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata "maaf" dari bibirku dibalik pagar tinggi rumahku. Orang di sampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, "Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak."

• Masya Allah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jamaah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. "Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara," jelasnya lagi.

• Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, "Ya Allah, di dunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu

• Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. "Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, di balik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu," bergetar tubuhku mendengarnya.

• Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih

Page 5: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka

• Termasuk Manakah Aku ?

• Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan, astaghfirullah  ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini.

• Buat teman2ku semua, maafkan aku kalau kalian pernah tersakiti olehku, bye my love

Subhanallah, Alahamdulillah, La ilaha illa Allah.Allahu Akbar, la haula wa la quwwata, illa billahil ‘aliyyil ‘azhim.

C. MUNAJAT TAUBAT ALI ZAINAL ABIDIN R.A.

(Tulisan ini adalah petikan dari buku Kumpulan do’a dan munajat Ali Zainal Abidin r.a. Beliau adalah anak dari Husein bin Ali bin Abu Thalib. Atau anak dari cucu Rasulullah saw. Ali bin Husein masih anak-anak dan satu-satunya yang hidup, ketika seluruh keluarga Husein dibantai dengan kejam oleh pasukan Muawiyyah, dalam peristiwa Karbala, 10 Muharram. Ali bin Husein telah mendapat bimbingan agama yang autentik dari ayahnya, Husein; pamannya, Hasan; kakeknya, Ali a.s dan neneknya, Fatimah a.s. Ali diberi tambahan nama Zainal Abidin karena banyak ibadahnya. Ali Zainal Abidin merangkai banyak doa dan diajarkannya kepada ummat karena 2 hal: Pertama, bahaya yang muncul dari keterbukaan umat Islam atas berbagai macam budaya dan tradisi luar sebagai hasil interaksi mereka dengan bangsa-bangsa yang baru saja masuk Islam. Kedua, yaitu gelombang kemakmuran dan kesejahtreraan yang melanda masyarakat Islam sebagai hasil dari ekspansi mereka ke negara-negara lain. Gelombang kemakmuran ini menggoda dan menjerumuskan bangsa manapun ke dalam kenikmatan duniawi)

Page 6: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang
Page 7: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang
Page 8: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang
Page 9: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang
Page 10: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang
Page 11: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

Aku ingin menghayati, rintihan Rabiah Al Adawiyyah, dalam kesunyian malam,

Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-MuHingga tak ada satupun yang menggangguku dalam jumpa-Mu

Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelipManusia terlena dalam buai tidur lelap

Pintu pintu istana pun telah rapat

Aku mengabdi kepada Tuhanbukan karena takut neraka

Bukan pula karena mengharap masuk surgaTetapi aku mengabdi,

Karena cintaku pada-NyaYa Allah, jika aku menyembah-Mu

karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnyaDan jika aku menyembah-Mu

karena mengharap surga, campakkanlah aku darinyaTetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata,

Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Muyang abadi padaku

Tuhan, semua yang aku dengardi alam raya ini, dari ciptaan-Mu

Kicauan burung, desiran dedaunanGemericik air pancuran

Senandung burung tekukurSepoian angin, gelegar guruh

Dan kilat yang berkejaranKini

Aku pahami sebagai pertandaatas keagungan-Mu

Sebagai saksi abadi, atas keesaan-Mudan

Sebagai kabar berita bagi manusiaBahwa tak satu pun ada

Yang menandingi dan menyekutui-Mu

Tuhanku, demikian malam pun berlaluDan inilah siang datang menjelang

Aku menjadi resah gelisahApakah persembahan malamku, Engkau terima

Hingga aku berhak mereguk bahagiaAtaukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka,

Demi kemahakuasaan-MuInilah yang akan selalu ku lakukan

Selama Kau beri aku kehidupanDemi kemanusian-Mu,

Andai Kau usir aku dari pintu-Mu

Page 12: ARMINA, 18 JANUARI – 22 JANUARI 2005 - fadjarp3g Web viewAnak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang

Aku tak akan pergi berlaluKarena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu

TuhankuTenggelamkan diriku ke dalam lautan

keikhlasan mencintai-MuHingga tak ada sesuatu yang menyibukkanku

Selain berdzikir kepada-Mu*****

Aku ingin menghayati keresahan Abu Nawas,

Ya Allah ... aku bukanlah penghuni surga-Mutetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu

Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosakusesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa....

Dosa-dosaku seperti bilangan pasir di pantai,maka anugerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan

Dan umur hamba berkurang setiap hari,sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku menanggungnya

Ya Allah... hamba-Mu yang penuh maksiat,datang kepada-Mu bersimpuh memohon ampunan,

Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,Tetapi jika Engkau menolak taubatku, maka kepada siapa lagi aku berharap?

=============arafahmahsyar arafahmahsyararafahmahsyararafahmahsyar==========