52
ARTI SUKSES MENURUT ISLAM Semua orang ingin sukses, tapi tidak semua orang berhasil sukses. Kenapa? Masalahnya cuma satu: gagal menemukan arti sukses sebenarnya. Ada orang yang merumuskan arti sukses dengan pengertian yang sederhana. Akhirnya, ia pun merasa sudah mencapai sukses meski tanpa berbuat apa-apa. Mengalir seperti air apa adanya, begitu katanya. Ada juga orang yang merumuskan arti sukses dengan pengertian yang rumit. Akhirnya, ia pun merasa sulit mencapai sukses, ya sudah mau bilang apa? pasrah aja, barangkali sudah takdir, begitu katanya. Jadi, apa arti sukses sebenarnya? Sukses adalah sebuah pencapaian. Apa yang hendak dicapai? Sukses adalah bergerak maju mencapai tujuan. Kemana hendak dituju? Sukses adalah mendapatkan sesuatu yang dikehendaki. Apakah itu? Sukses adalah sebuah proses perjalanan. Tanpa mendapatkan sesuatu? Sukses adalah memperoleh penghargaan. Dari siapa? Jadi, apa arti sukses sebenarnya? Mari kita bertanya kepada Yang Maha mengetahui dan Maha Bijaksana. Dia berfirman: َ ونُ لِ قْ عَ ت اَ لَ فَ ْ مُ كُ رْ كِ ذِ ه يِ ف اً ابَ تِ كْ مُ كْ تَ لِ اَ تْ لَ ( زْ نَ ْ دَ قَ لSesungguhnya telah kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? (QS. 21:10)

Arti Sukses Menurut Islam

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Arti Sukses Menurut Islam

ARTI SUKSES MENURUT ISLAM

Semua orang ingin sukses, tapi tidak semua orang berhasil sukses. Kenapa? Masalahnya cuma satu: gagal menemukan arti sukses sebenarnya.

Ada orang yang merumuskan arti sukses dengan pengertian yang sederhana. Akhirnya, ia pun merasa sudah mencapai sukses meski tanpa berbuat apa-apa. Mengalir seperti air apa adanya, begitu katanya.

Ada juga orang yang merumuskan arti sukses dengan pengertian yang rumit. Akhirnya, ia pun merasa sulit mencapai sukses, ya sudah mau bilang apa? pasrah aja, barangkali sudah takdir, begitu katanya.

Jadi, apa arti sukses sebenarnya?

Sukses adalah sebuah pencapaian. Apa yang hendak dicapai?Sukses adalah bergerak maju mencapai tujuan. Kemana hendak dituju?Sukses adalah mendapatkan sesuatu yang dikehendaki. Apakah itu?Sukses adalah sebuah proses perjalanan. Tanpa mendapatkan sesuatu?Sukses adalah memperoleh penghargaan. Dari siapa?

Jadi, apa arti sukses sebenarnya?

Mari kita bertanya kepada Yang Maha mengetahui dan Maha Bijaksana.

Dia berfirman:ن� ل�و ق� ع� ن ن�ا ن ن�� � ع� ل� ل� ع� ق� ق� ق ي ب�ا ن�ا ق� ع� �ل عي �ن ��ق ن�ا �ع ن ع! ن�� ع" ن� �ن  

Sesungguhnya telah kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat sebab-sebab kemuliaan bagimu. Maka apakah kamu tiada memahaminya? (QS. 21:10)

Kemuliaan = Kesuksesan, setuju kan?

Kalau begitu, mari kita membaca Alquran untuk memahami:

Apakah arti sukses?Bagaimanakah mencapai sukses?Siapakah orang sukses itu?Apakah arti sukses?

ن# ق$ ع% ل�� ن& ق' )�ا ن �� ق( ن* ن+ ق ع, ل- ع( ن. ن � ق/ ن0 نيا ق� �ع � ن1 عو ن2 ع� ل� ن' ل3و ل�� ن� عو ( ن نو ل ن.ا !( ن ��ق ن& � ق5 عو ن. �ع � ل/ ن� ق6 ن�� س7 ع9 ن! ل)# ل�  ق' ل�& ل: �ع � ل; ن�ا ن0 )=ا ن ��ق نيا ع! ل)" �� ل< نيا ن? �ع � ن0ا ن& � ن- ن ا ع" ن� ن ن/ �( ن ن@ �ع �

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga

Page 2: Arti Sukses Menurut Islam

maka sungguh ia telah sukses. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. 3:185)

Jadi, sukses adalah masuk surga. Terserah apa profesi kita hari ini, yang penting kita bisa masuk surga. Setuju?

Bagaimanakah cara mencapai sukses? Bagaimanakah cara masuk surga?

Aل نBا ع�ا Cن �ع � ل� Dل ع� E(ن ن0 � ع� �ل ق� Cع Fن ع( ق0 عو� ن� ن$ ن( 2Gق �( ن � ل# Hن ن0 ع� �ل ق ع�ا ن2 ن).ا �ن ن& ن/ �( ن ن@ �ع � ل�و� ل$ ع" ن ع� ن�� ع� ل� Cع Eق ن, ع1 ن��  ق� �( ن �� ن� Iع ن! ن)� ��ق ن=ا ن�� � ق� �( ن �� ل� Iع ن! Jى ن� ن0 ل� ن� ن0 ل�و� ن0 آ� ن( 2Gق �( ن ن&� Mل لBو �( ن �� Mن ل�و ن2 Jى �( ن ن, ل�و� ق �ع ل- ن& Aل ��( ن N(ن �ن&�  

Oب 2 ق� FنApakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: Bilakah datangnya pertolongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. 2:214)

Sukses bukan khayalan. Sukses hanya dicapai dengan perjuangan dan pengorbanan. Berat ya? jangan khawatir, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Allah akan menolong kita sebagaimana Allah menolong hamba-hamba-Nya yang beriman sebelum kita.

ل% نDا Qع ن�ا ع= � ل1 ل�و ن2 ن1 عو ن2 ن& نيا ع! ل)" �� ق< نيا ن? �ع � ق ي ل�و� ن0 آ� ن( 2Gق �( ن ن&� ن�ا ن� Bل ل' ل� Iل ع� ن� �ن )!ا ن ��ق

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman pada kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (QS. 40:51) 

Pantaskah kita mendapatkan pertolongan Allah? Bukan soal pantas tidak pantas, yang  jadi soal, apakah kita sedang berjuang mencapai sukses hingga Allah berkenan memberikan pertolongan-Nya? Siapa yang berjuang, dialah yang ditolong.

ع� �ل ن0 ن"� Fع ن�� Sع Cب Hن ل2 ن& ع� ل� ع� Iل ع� ن2 ن� �( ن �� ل�&� Iل ع� ن ع� ��ق ل�و� ن0 آ� ن( 2Gق �( ن � نDا ل)2 ن�� ن2ا

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. 47:7)

Nah, jika Allah sudah memberikan pertolongan, apakah masih terasa berat perjuangan menuju sukses sejati?

Page 3: Arti Sukses Menurut Islam

ق� �( ن �� Jن� ن* ن& � Uق ق" ع� ن� ع( ق0 ع� ل� ل� Iل ع� ن2 قGي �( ن � ن�� ع( ن. ن ع� �ل �ع Gل Wع ن2 ع� ��ق ن& � ع� �ل �ن Oن �ق نXا ن�ا ن ل� �( ن �� ل� ل� ع� Iل ع� ن2 ع� ��ق  ن� ل�و ق0 Yع ل. �ع � ق# ن)� نو ن� ني ع� ن

Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaknya kepada Allah saja orang-orang mumin bertawakkal. (QS. 3:160)

Bertawakkal kepada Allah = menyerahkan segala urusan kepada Allah = menyelesaikan segala urusan dengan cara-cara Allah = caranya pakai cara Allah, ya hasilnya terserah Allah. Habis perkara.

Kalau mau pakai cara-cara sendiri, ya sudah selesaikan sendiri. Rugi ga ditanggung ya.. :-)

Jadi, bagaimana soal urusan mencapai sukses sejati, yaitu mencapai surga? Jawabnya cuma satu: pakai cara Allah, jangan pakai cara sendiri! Bagaimanakah cara Allah yang harus kita terapkan untuk mencapai sukses sejati?

Sukses Menurut Alquran

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat nama tuhannya, lalu dia sembahyang. Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat lebih baik dan kekal.” (QS. A'Alaa, 87: 14 - 17)

Siapakah orang yang tak ingin meraih kesuksesan? Tentunya, setiap orang mengidam-idamkan kesuksesan. Pada umumnya, masyarakat memahami arti kesuksesan identik dengan pencapaian cita-cita, harapan, serta keinginan. Simpelnya - Kata sukses berarti pencapaian keberhasilan atau keberuntungan atas wujud nyata dari apa-apa yang dicita-citakan.

Lantas bagaimana makna, “Sukses Menurut Alquran?” Dalam Alquran kata sukses terbagi menjadi 3 (tiga); al-falaah, an-najaat, dan al-fauz. Menurut tata bahasa, al-falaah berarti kemenangan, kelestarian, kekekalan, keberuntungan, dan kebertahanan hidup. An-najaat berarti keselamatan atau keterhindarandari bencana serta kegagalan, dan terhalaunya hambatan. Adapun al-fauz berarti keberhasilan atau keberuntungan yang baik.

Dari ketiga kata yang bermakna sukses tersebut di atas, yang mendominasi disebut dalam Alquran adalah Al-falaah. Ini membuktikan pengertian secara bahasa dari kata Al-falaah sudah mencakup makna an-najaat dan al-fauz. Lebih dari 15 kali, kata Al-falaah disebutkan dalam Alquran, baik variasi ataupun derivasinya.

Page 4: Arti Sukses Menurut Islam

Beragam ayat dalam Alquran yang berkaitan dengan al-falaah, hampir rata-rata berisikan implementasi dan merefleksikan 5 hal tersebut di bawah ini.

1. Bebas dari hal-hal yang membuat rugi, sakit, dan memperburuk keadaan diri (An-najaat),2. Mendapatkan dan meraih keadaan dan kondisi yang layak, baik dan sentosa (Al-falaah),3. Tercapainya harapan serta cita-cita (Al-fauz),4. Menang dan berhasil menaklukkan berbagai rintangan (Al-fauz wa an-najaat),5. Menggapai 'keabadian' hidup (al-falaah), keberadaannya dikenang secara positif

sepanjang sejarah, mendapatkan kehidupan damai (kekal) di dunia dan kehidupan akhirat.

Kesimpulannya, di dalam tafsir Alquran, kata Al-falaah dimaknai dengan keberhasilan, kemenangan dan kondisi kehidupan seorang hamba yang baik dan layak, baik dunia maupun akhirat. Itulah sekila tentang, “Sukses Menurut Alquran”.

Sumber:http://www.alquran-syaamil.com/2013/07/sukses-menurut-alquran.html#sthash.wfhNmtBn.dpuf

MERAIH SUKSES DENGAN KONSEP 7BDigg Digg

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut

Allah”.(QS al-Ahzâb [33]: 21)

Sukses adalah satu kata yang menjadi tujuan semua orang. Tiada satupun manusia di dunia ini yang tidak menginginkan sebuah kesusksesan, namun demikian banyak yang disayangkan dari fenomena pada abad modern ini manusia memandang sebuah sukses itu terkadang bukan sukses secara lebih dalam, bahkan mereka sebenarnya mendefinisikan sukses dengan sangat dangkal. Akibat dari pendefinisian yang sangat dangkal maka manusia untuk meuju kesuksesan tersebut dilakukan dengan cara yang dangkal dan tidak memperhitungkan etika sehingga timbullah berbagai permasalahan yang kini melanda bangsa kita. Seluruh lapisan masyarakat dan kelas atas sampai rakyat jelata mencari jalan keluar dan kemelut yang berkepanjangan ini. Semuanya sibuk mempermasalahkan berbagai bidang kehidupan bangsa, bukanlah mencari solusi untuk mengatasinya. Diantara penyebab yang paling potensial adalah krisis akhlak yang telah merasuk dan menjiwai hampir semua masyarakat Indonesia siapapun orangnya jika telah memiliki krisis akhlak, maka dirinya tidak akan membawa manfaat bagi orang lain.

Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” Hal ini senada dengan ayat diatas (QS al-Ahzâb [33]: 21). Demikian Nabi Muhammad menyeru seluruh umat dengan membawa akidah yang benar, tetapi pada hadits di atas dikatakan bahwa Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak, seakan-akan tidak ada tugas lain dari Allah untuk Nabi

Page 5: Arti Sukses Menurut Islam

selain menyempurnakan akhlak dalam arti menjadikan umat di bumi berakhlak sempurna (baik), tentu hal demikian perlu difahami lebih dalam. Akhlak dan akidah memiliki korelasi pada keduanya. Akidah dalam ajaran Islam merupakan dasar dari segala tindakan orang muslim agar tidak terjerumus dalam prilaku syirik dan menyesatkan.

Orang yang memiliki akidah yang baik ia akan mampu mengimplementasikan tauhid itu dalam akhlak yang mulia. Seseorang yang telah menempati kedudukan mulia tidak hanya pahala yang dijanjikan Allah yang akan ia raih namun efek samping dalam kehidupan di dunia pun akan dirasakan karena kita tahu bahwa manusia pada fitrahnya adalah suka diperlakukan dengan baik, sehingga dengan akhlak yang baik kehidupan dunia yang damai dan tentram jauh dari sengketa akan didapat. Oleh karena itu, akhlak merupakan parameter kesusksesan baik didunia ataupun di akhirat kelak.

Akhlak bisa dijadikan sebagai alat ukur kesuksesan seseorang, Sayangnya masyarakat Indonesia sering mengakui kesuksesan seseorang dari harta kekayaan, gelar, pangkat, jabatan, kedudukan dan popularitas serta penampilannya. Akibatnya banyak anak bangsa ini berusaha dengan segala cara untuk memperoleh hal-hal tersebut demi untuk kesuksesannya tanpa mengindahkan syari’at agama. Banyak orang yang bangga dan terhormat dengan gelar-gelar pada dirinya walaupun mungkin dengan cara membeli. Hal ini akan memberikannya sebuah kepercayaan diri untuk tampil di muka umum, padahal sebenarnya ia hanyalah sosok yang hidup dalam kepalsuan, sandiwara dan sama sekali tidak terhormat. Ada yang merasa bangga ketika mendapat jabatan, padahal pribadinya tidak bisa menjadi suri tauladan. Keputusannya tidak menjadikan sebuah solusi dan tidak mencerminkan kearifan, karena jabatannya digunakan untuk kepentingan pribadi, bukan untuk bangsanya. Ada yang merasa bangga dengan popularitas, karena dengan itu akan banyak di kenal orang dan dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan. Kesemuanya itu dikarenakan niat yang jelek, bukan niat untuk membangun bangsanya.

Kini semua harus sepakat bahwa alat ukur kesuksesan bukanlah topeng dunia yang sudah disebutkan tadi. Islam memandang bahwa sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa dan paling berhasil membaca, menggali, dan memompa potensi dirinya, sehingga bisa berkarier yang terbaik dijalan Allah. Orang yang sukses adalah orang yang mampu menyukseskan dirinya dan orana lain. Orang lain merasa sukses karena mendapat sesuatu yang bermanfaat dari orang yang sukses, bukannya orang sukses di dunia ini, karena ia banyak harta tapi banyak pula orang lain teraniaya karena harta kekayaannya dikarenakan didapatkan dengan cara korupsi, menindas bawahan dan segudang keburukan lainnya. Memang tidak ada orang yang menolak sukses, tapi tidak sedikit orang yang tidak tahu cara mencapai kesuksesan yang hakiki yaitu memperoleh akhlak yang mulia.

Untuk meraih suatu solusi dalam rangka keluar dan krisis multi dimensi yang berkepanjangan ini dengan suatu konsep yaitu 7B (Beribadah dengan benar, Bertaqwa dengan baik, Belajar tiada henti, Bekerja keras dan ikhlas, Bersahaja dalam hidup, Bantu sesame, Bersihkan hati selalu). Kalau tahapan-tahapan tersebut dilaksanakan dengan baik jangan kaget jika bangsa ini bisa terlepas dari krisis yang sedang melanda dan akan menjadi bangsa yang terhormat dan bermartabat.

Konsep 7B

Page 6: Arti Sukses Menurut Islam

Pertama, Beribadah dengan benar. Awali setiap pekerjaan dengan suatu niat yang baik yaitu hanya untuk memperoleh keridhoan Allah Ta’ala semata. Hal itu merupakan suatu ibadah dengan benar. Beribadah dengan benar akan membuat seseorang semakin tawadhu, hati rnenjadi tentram dan kehidupan akan seimbang. Hidup tanpa ibadah bagaikan bangunan tanpa fondasi. Maka segala sesuatu yang akan dilakukan hendaknya berdasarkan pada ibadah yang tujuannya untuk memperoleh keridhoan dan kasih sayang Allah SWT.

Kedua, Bertaqwa dengan baik. Selaku manusia yang beragama haruslah menjalankan syariatnya dengan baik. Untuk dapat menjalankan syariat dengan baik tentu harus dibarengi dengan iman. Iman seseorang dapat dikatakan berkualitas, jika ia dapat bertaqwa dengan baik. Dengan iman dan taqwa yang baik segala perbuatannya akan senantiasa berdasarkan kepada syariat agama dan tidak akan merugikan mahluk ciptaan Allah yang lain.

Ketiga, Belajar tiada henti. Ibadah benar dan akhlak baik belumlah cukup jika tidak didukung upaya belajar dari kita. Belajar merupakan suatu kebutuhan bahkan kewajiban. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an “Aku senantiasa meningkatkan derajat beberapa tingkat bagi mereka yang berilmu” (QS al-Hujurât []: ). Demikian pula sabda Nabi Muhammad s.a.w, “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahat” (HR ).  Dari hari ke hari masalah, potensi konflik, dan kebutuhan kita akan terus bertambah. Bagaimana mungkin kita mampu menyikapi masalah tersebut dengan ilmu seadanya tanpa ada peningkatan kualitas dan kuantitas? Ciri orang yang sungguh-sungguh dalam mencapai kesuksesan adalah mau belajar tiada henti dan memperoleh ilmu.

Keempat, Bekerja keras dengan cerdas dan ikhlas. Kita harus menanamkan standar pada diri kita, yaitu bekerja optimal dengan pemikiran yang cerdas. Ada orang yang bekerja dengan keras tapi kurang menggunakan akalnya, akibatnya dia hanya menjadi pekerja keras saja tanpa ada kemajuan

Kelima, Bersahaja dalam hidup. Seorang pekerja keras seringkali terpuruk karena ketidak bersahajaannya dalam hidup. Dia boros, senang bermegah-megah, sehingga mudah terpedaya dan tertipu orang lain. Lain halnya jika dia bersahaja, kemampuan keuangannya lebih tinggi dibandingkan kebutuhannya. Jadi orang yang gemar menabung, bersedekah, dan investasi untuk masa mendatang yang bermanfaat bagi dirinya maupun generasi mendatang. Inilah budaya yang harus ajarkan ke masyarakat kita saat ini. Budaya kita bukanlah budaya yang banyak memiliki banyak barang, tetapi budaya yang selalu memiliki nilai tambah dari segala yang kita miliki.

Keenam, Bantu sesama. Salah satu alat ukur kesuksesan adalah dilihat dari kemampuan kita membangun diri dan orang lain, misalnya dengan membuka lapangan kerja sebanyak mungkin. Kelebihan yang kita miliki digunakan untuk memajukan sanak saudara, tetangga, teman, pembantu, dan siapa saja yang mau maju dan membutuhkan. Jika antara orang yang membantu dan orang yang dibantu memiliki kesamaan tata nilai, ibadah benar; taqwa baik, belajar tiada henti, serta kerja keras dengan cerdas dan ikhlas, maka apa yang telah dihasilkan oleh keduanya akan digunakan untuk menolong saudaranya. Dengan demikian terjadilah sebuah sinergi yang harmonis dalam kehidupan bernegara.

Page 7: Arti Sukses Menurut Islam

Ketujuh, Bersihkan hati selalu. Untuk apa kita harus selalu membersihkan hati? Apa yang kita lakukan, dari B yang pertama hingga B yang keenam jika tidak diiringi dengan selalu membersihkan hati, maka dikhawatirkan akan timbul ujub atau bahkan yang lebih besar lagi yaitu takabur. Jika semuanya menjadikan kita ujub, maka sia-sialah apa yang telah dilakukan. Allah tidak akan menerima amal seseorang kecuali ada keihkhlasan didalamnya. Kita tidak perlu merasa paling bisa, berjasa, dan paling mulia karena semuanya adalah karunia Allah semata. Kita harus bersyukur diberikan jalan kesuksesan atau kemudahan bagi orang lain oleh Allah. Inilah orang yang akan sukses karena tidak ada dalam dirinya rasa ujub dan sikap takabur dengan segala prestasi yang diraihnya. Apalah artinya kita mendapat banyak hal bila kita tidak mendapat ridha dari Allah karena kesombongan kita.

Jika kita laksanakan tujuh langkah dan rumus ini maka akan menjadi mantap upaya pencapaian tujuan dalam membangun bangsa ini. Bagaimana bisa keluar dari krisis, jika akhlak kita kurang baik? Maukah kita melihat para pemimpin kita yang buruk akhlaknya? Maukah kita mendapat pasangan hidup yang cantik atau tampan tapi akhlaknya jelek? Pastinya kita tidak menginginkan semua itu. Berarti ada celah kegagalan dalam diri kita. Bagaimana jika kita tidak suka belajar? Suatu saat nanti kita akan dihadapkan pada suatu masalah mentok, maksudnya adalah tidak memiliki jalan keluar karena ilmu kita kurang. Bagaimana jika kita tidak suka kerja keras dengan cerdas dan ikhlas? Kita pun tahu bahwa segala sesuatu yang dilakukan tanpa kesungguhan maka hasilnya pun kurang maksimal. Untuk itulah rumus 7B ini didesain menjadi satu kesatuan untuk meminimalisasi keterpurukan.

Kita harus sama-sama belajar menetapkan kiat ini dalam diri kita dan keluarga. Jika sedikit demi sedikit upaya yang kita lakukan telah membuahkan hasil, maka kita jangan sampai hanya jadi jago kandang saja. Kita harus berani menerapkannya diluar lingkungan keluarga kita. Jangan takut dengan lingkungan kita, jika pondasi kita sudah kuat. Sebetulnya kita tidak boleh gentar dengan situasi di luar. Yang merusak kita itu sebetulnya bukan luar, tapi memang apa yang ada di dalam diri kita. Kalau kita sudah mendesain diri dan terus melakukan penguatan diri, maka kita tidak bisa memaksa lingkungan agar sesuai dengan keinginan kita. Mudah-mudahan semua kita ini dapat menjadi solusi bagi setiap permasalahan dalam diri, keluarga dan lingkungan sekitar, atau bahkan bangsa Indonesia.

Indikator Kesuksesan Hidup

Oleh KH Didin Hafidhuddin***

    Sebagaimana telah sama sama kita yakini bahwa orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang didorong untuk selalu sukses di dalam kehidupannya (kesuksesan yang hakiki), baik di dunia maupun di akhirat nanti, apa pun posisi, kedudukan, dan profesinya. Seruan untuk menggapai kemenangan dan kesuksesan ini dikumandangkan pada setiap azan maupun ikamah ketika hendak melaksanakan shalat, yaitu kalimat hayya 'alal-falaah (mari kita raih kesuksesan dan keberhasilan).

Page 8: Arti Sukses Menurut Islam

Yang perlu kita sadari bersama bahwa indikator kesukesan dalam pandangan ajaran Islam bukan semata-mata pada aspek materi dan bukan pula sebaliknya hanya pada aspek rohani. Bukan pula pada aspek hablumminallah saja dengan mengabaikan hablumminannas atau sebaliknya, tetapi keseimbangan antara keduanya (tawazun) saling melengkapi dan saling mengisi.

Indikator kesuksesan yang bersifat tawazun ini, antara lain, seperti diungkapkan dalam QS Al-Mukminun (23): 1-11 (yang sering dijadikan contoh pribadi Rasulullah SAW yang sukses), yaitu: pertama, selalu berusaha untuk menegakkan shalat dengan penuh kekhusyukan dengan cara menjadikan shalat sebagai sebuah kebutuhan utama di samping kewajiban. Shalat dijadikan sebagai medium utama untuk meraih pertolongan dan ridha Allah SWT. Apalagi jika ditambah dengan shalat berjamaah yang dijadikannya untuk membangun silaturahim dan menguatkan ukhuwah Islamiyah di antara sesama orang yang rukuk dan sujud.

Kedua, mampu menghindarkan diri dari ucapan dan tindakan yang tidak ada manfaatnya. Artinya, berusaha memiliki etos kerja dan produktivitas yang tinggi serta mempersembahkan yang terbaik dalam bidang dan keahliannya sehingga betul-betul menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.

Ketiga, selalu berusaha mengeluarkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada yang membutuhkan, terutama kaum dhuafa dalam bentuk zakat, infak, dan bentukbentuk kedermawanan lainnya. Sikap ini akan melahirkan kekuatan etika dan moral di dalam mencari rezeki. Hanya rezeki yang halal-lah yang ingin ia dapatkan.

Keempat, mampu menjaga akhlak dan kehormatannya dalam pergaulan dengan lawan jenis sehingga selalu terjaga kejernihan hati, pikiran, dan juga raganya. Dalam situasi apa pun tidak pernah melakukan kegiatan hura-hura yang penuh dengan kebebasan dan permisif.

Kelima, selalu ber usaha menjaga amanah dan janjinya. Disadari betul bahwa segala potensi yang ada pada dirinya se-perti ilmu pengetahuan dan harta meru pakan amanah dan titipan dari Allah SWT yang kemudian akan dipertangungjawabkan di hadapanNya. Persepsi dan pandangan seperti ini akan menyebabkan seseorang tidak akan pernah menghalalkan segala macam cara untuk meraih kenikmatan dunia yang sifatnya sesaat dan sementara.

Inilah beberapa indikator kesuksesan hidup seorang Muslim kapan dan di mana pun, yang mudah-mudahan menjadi guideline dalam mengaplikasikan dan mengimplementasikan.

Page 9: Arti Sukses Menurut Islam

Niat yang ikhlas dan kerja keras yang dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT merupakan bingkai utamanya.

10 Rahasia Sukses Orang Jepang (Sudah Ada Dalam Ajaran Islam Tetapi Ditinggalkan)Posted on 14/03/13 | Adab Bimbingan Islam Muamalah

Telah kita ketahui dan saksikan Negara Jepang adalah negara maju yang sangat hebat dan berjaya. Namun gempa dan tsunami yang melanda negeri matahari itu menghancurkan sebagian besar wilayah jepang yang berdampak pada perekonomiannya. Akan tetapi sepertinya tidak perlu lama bagi jepang agar bisa kembali menguasai perekonomian dunia, karena Jepang dikenal memiliki rakyat yang sangat luar biasa ulet. Banyak orang-orang sukses berasal dari Jepang.Akan tetapi ternyata penyebab majunya mereka sudah diajarkan dalam agama Islam jauh sebelum negara Jepang ada. Kita bisa berkaca kepada sejarah, di mana belum ada dalam sejarah dunia, yang bisa menguasai sepertiga dunia hanya dalam waktu 30 tahun. Itulah masa para Khalifah Rasyidin. Kaum muslimin sendiri yang meninggalkan ajaran agama mereka sehingga inilah yang diberitakan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

ع� �ل ق� ق2% J�ن ��ق ل�و� ق3 ع� ن J�(ن ن, ل� ل* ق ع� ن2 ن=ا )=ا ب ل� ع� �ل عي ن� ن* ل� �( ن �� Zن �( ن Bن ن% نDا ق@ �ع � ع� ل� ع� ن� ن ن& ق; ع' ( ن �ق�ا ع� ل� ق]ي ن' ن& ق� ن� Cن �ع � ن\ ن!ا ع� ن�� ع� ل Gع ن$ ن�� ن& ق/ ن� ق�ي �ع ق�ا ع� ل� ع� ن2 نCا ن ن�� ��ق

“Jika kalian berjual beli dengan cara ‘inah, memegangi ekor-ekor sapi [sibuk berternak, pent], dan menyenangi pertanian dan meninggalkan jihad, niscaya Allah akan menimpakan pada kalian kehinaan, tidak akan mencabutnya dari kalian sampai kalian kembali kepada agama kalian”.[1]

Berikut kita bahas, bahwa apa yang menjadi penyebab majunya mereka ternyata ada dalam ajaran Islam sejak dahulu.[2] 1.Malu#“Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pemimpin yang terlibat korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.”#Malu yang terpuji jelas adalah ajaran Islam. Bahkan jelas dan tegas dari sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

. Aل نيا ن? ع�ـ � ق1 نا �Bع ق�ا ع�= ل ل� ن$ ن& ب�ا ل� ل$ س( ع2 ق% ب# �ل �ق ن)� ��ق“Sesungguhnya setiap agama memiliki akhlak, dan akhlak Islam adalah malu.”[3]Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

. س� عيـ Wن ق� ن)ا =��ق عي ق ع�ا ن2 نا = Aل نيا ن? ع�ـ ن�“Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata.”[4]Dalam riwayat Muslim disebutkan,

. ل� ل)� ل� ب� عي ن$ Aل نيا ن? ع�ـ ن�

Page 10: Arti Sukses Menurut Islam

“Malu itu kebaikan seluruhnya.”[5]]Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling pemalu. Abu Sa’id Al-Khudri Radhiallahu anhu berkata,

. ن_ا ق' ع" ق$ عي ق ـ Aق ن'� Gع ن� �ع � ن( ق0 Aب نيا ن, ن)" Qن ن�� ن� �( ن Bن ن& ق� عي ن� ن* ل� ��� J�(ن ن ل)ي Cق �( ن �� ن� ن�ا“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih pemalu daripada gadis yang dipingit di kamarnya.”[6] 2.Mandiri#“Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Bahkan seorang anak TK sudah harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Biasanya mereka mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang nantinya akan mereka kembalikan di bulan berikutnya.”#Anjuran untuk berusaha sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain adalah ajaran agama Islam.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

. Uل عو ل� ن� ن0 ع& ن� Uل عو aن ع* ن� bن )�ا ن �� Mن ن�ا Eع ن2 ع� ن� ع( ق0 ل� �ن ب� عي ن$ ل� Dن ع3 ن& نDا ق� ل� ��� c(ن �ل ني ن نDا ن� عي Cق ني ن dق ق� Dع eن Jن� ن* Oس aن ن, ع( ق0 س/ ن0 ع ل? ق� Jن ق عا ني ن ن# Cن ن@ �ع � Jق عا ن2 �( ن fل ل� ن� Cل ع, ن� ع� ل� ل" ن, نن� Gن ل$ ع�ا ن2 ع� ن�ا =“Sesungguhnya, seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak”.[7] Demikian juga nabi Dawud, seorang Raja besar, tetapi ia tetap makan dari hasil kerjanya yaitu mengolah besi.Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

. , Uق ق" ع ن2 ق# ن. ن* ع( ق0 ل# ل� ع�ا ن2 ن� ن�ا ل1 ن)E�ا �� ق� عي ن� ن* ل% ل& ن%� ق� ��� ))ي ن Cق ن! ن)� ق� ن& Uق ق" ع ن2 ق# ن. ن* ع( ق0 ن# ل� ع�ا ن2 ع� ن� ع( ق0 ب�� عي ن$ Z(ل Fن ب0ا ن�ا gن ب" ن, ن� ن# ن� ن� ن0ا“Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri, sedang Nabi Daud Alaihissalam juga makan dari hasil usahanya sendiri”.[8] 3. Pantang menyerah#“Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo, ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen).Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).”#Semangat dan pantang menyerah!! Ini adalah ajaran Islam.Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

: �9ح �و �ا� ،#� AاQ &0ا ���� '"F #F )��& &��G؛ �G� �ا�� S�� ��!ي �و #� �ا AيQ ��`ا�ك ��� & ،� @� &=ا ����ا )��B�& 2��9ك، 0ا J�* �,�ص�شيaا� � #.*

“Bersemangatlah kamu terhadap apa-apa yang bermanfaat bagi kamu, dan mohonlah pertolongan pada Allah dan jangan merasa lemah (pantang menyerah). Dan jika meminpamu

Page 11: Arti Sukses Menurut Islam

sesuatu maka jangan katakan andaikata dulu saya melakukan begini pasti akan begini dan begini, tetapi katakanlah semua adalah takdir dari Allah dan apa yang dikehendakiNya pasti terjadi.”[9]Ada tawakkal dalam ajaran Islam, lihat bagaimana motivasi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar kita mencontoh burung dalam berusaha, burung tidak tahu pasti di mana ia akan mendapat makanan, akan tetapi yang terpenting bagi burung adalah ia berusaha keluar dan terbang mencari.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

با نaا! ق� ل+ ل�& ن ن& با ن.ا` ق$ ل"& ع: ن ن� عي a(ن �� nل ل- ع� ن2 ن.ا ن� ع� �ل Fن ن- ن� �ن ق� ق� ل)� نو ن ( ن ن, ق� �( ن �� Jن� ن* ن� ل�و ن)� نو ن� ن ع� �ل !( ن ن�� عو �ن”Seandainya kalian betul-betul bertawakkal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rizki sebagaimana burung mendapatkan rizki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang.”[10]“selalu ada Jalan”. ya, ini juga adalah ajaran Islam. Jika kita berusaha dan tawakkal, maka kita akan medapat jalan keluar dari arah yang tidak kita sangka-sangka.Allah Ta’ala berfirman,

ل� Cل Eع ن, نو Dل ن ق� �( ن �� Jن� ن* ع# ن)� نو ن� ن2 ن0( ن& Oل Eق ن� ع? ن2 ن=ا oل عي ن, ع( ق0 ل� Fع ل- ع� ن2 ن&“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (At-Thalaq: 3) 4.Loyalitas#”Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan.”#Dalam ajaran Islam seorang muslim diajarkan agar mematuhi persyaratan yang telah mereka sepakati. Jika dalam suatu perusahan mereka bekerja, maka mereka harus mematuhi persyaratan perusahaan yaitu harus mencurahkan yang terbaik serta loyal dengan perusahaan teresebut selama tidak melanggar batas syariat.Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ع� Dق gق ل�& Qل Jن� ن* ن� عو ل. ق� Eع ل. �� “Umat Islam berkewajiban untuk senantiasa memenuhi persyaratan mereka.“[11] 5.Inovasi#”Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat.’#Islam juga mengajarkan agar kita mengembangkan Ilmu dan belajar (bukan inovasi dalam urusan agama = bid’ah). Bahkan kedudukan orang yang berilmu tinggi baik. Baik Ilmu dunia maupun akhirat.Allah Ta’ala berfirman,

ج�ات� د�ر� م� ع�ل ال �وا وت� أ �ذ�ين� و�ال �م م�نك �وا آم�ن �ذ�ين� ال �ه� الل ف�ع� �ر ي

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (Al-Mujadilah: 11) 6. Kerja keras#“Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680

Page 12: Arti Sukses Menurut Islam

jam/tahun).Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.”#Kerja keras juga Ajaran Islam. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam mengajarkan kita berlindung kepada Allah dari sifat malas,

ق5 ن.ا ن. �ع ن&� نيا ع? ن. �ع � ق/ ن� ع� ق ع( ق0 ن& ق� Cع ن� �ع � ق\ �Gن ن* ع( ق0 نك ق� ل� ل*و ن�� ن& ق# Wع Cل �ع ن&� ق1 ن� Dن �ع ن&� ق( Cع ل@ �ع ن&� ق# Eن �ن �ع ن&� ق ع@ ن� �ع � ن( ق0 نك ق� ل� ل*و ن�� J!ب ��ق �( ن Dل �( ن ��Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, rasa malas, rasa takut, kejelekan di waktu tua, dan sifat kikir. Dan aku juga berlindung kepada-Mu dari siksa kubur serta bencana kehidupan dan kematian).”[12]Bahkan kita harus bersegera dalam kebaikan untuk diri kita.Allah Ta’ala berfirman,

ق5 ن�� عي Wن �ع � ع� ل�و Cق ن� Bع ن ا“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan”. (Al-Baqarah: 148)

 ن( ق�ي �( ن ل. ع� �ق ع5 ن)" ق* ل�� pل ع' ن�ا ن&�= ل5 ن&� ن.ا E(ن �� نDا ل] ع� ن* س/ �( ن ن3 ن& ع� �ل ب� ن)' ب0( س< ن� ق9 ع: ن0 J�ن ��ق ع� ل*و ق' نBا ن&

 “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (Al-Imran:133)  7.Jaga tradisi, menghormati orang tua dan Ibu Rumah Tangga#“Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari Anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki, maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan.”#Tentu saja tradisi yang baik yang dilestarikan. Tradisi yang sesuai dengan nilai luhur dan ajaran Islam. Ajaran Islam juga melertarikan tradisi yang baik. Sebagaimana tradisi orang Arab Jahiliyah yang memuliakan tamu, menepati janji dan sumpah walaupun sumpah itu berat sekali. Bahkan adat/tradisi bisa dijadikan patokan hukum dalam ajaran Islam. Sebagaimana kaidah fiqhiyah.

/.�@0 ��ا%<�“Adat/tradisi dapat dijadikan patokan hukum”

Syaikh Doktor Muhammad Al-Burnu Hafizahullah menjelaskan makna kaidah ini, “Bahwasanya adat manusia jika tidak menyelisihi syari’at adalah hujjah dan dalil, wajib beramal dengan konsekuensinya karena adat dapat dijadikan hukum”.[13]Mengenai perempuan yang sudah menikah dan tidak bekerja (IRT), ini juga ajaran utama agama Islam (Ibu rumah tangga bukan pekerjaan yang sepele dan hina, akan tetapi adalah sebuah kehormatan dan butuh pengorbanan yang akan melahirkan dan mendidik generasi terbaik).

)D� $ي� )D&�يو �.Eا3"� ��AاE! .��و� =ا“Janganlah kalian melarang istri-istri kalian pergi ke masjid-masjid, dan rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka”[14]Mengenai menghormati orang tua. Jelas ini ajaran Islam. Bahkan digandengkan dengan ridha Allah.Allah Ta’ala berfirman:

Page 13: Arti Sukses Menurut Islam

ن.ا Dل �ن qع ق9 ع$ ن&� ب.ا ق�2 ن� ب=ا عو Fن ن.ا Dل �ن ع# Fل ن& ن.ا ل_ ع� Dن ع� ن ن=ا ن& rف ل�� ن.ا Dل �ن ع# ل� ن ن�ا ن ن.ا ل_ ن�ا ق� ع& ن�� ن.ا ل_ ل" ن, ن�� ن� Cن �ق �ع � tن ن" ع� ق* ن)( ن: ل� Cع ن2 )0ا ن ��ق � ب!ا نEا ع, ��ق ق( ع2 ن" �ق نو� �ع ق�ا ن& Uل )2ا ن ��ق )=ا ن ��ق ل"&� Cل ع� ن )=ا ن ن�� نك ل)� ن' Jى Nن Fن ن&ب�� ق:ي ن ق!ي نيا �( ن ن' ن.ا ن� ن.ا Dل ع. ن, ع' � ب\ ن' ع# Fل ن& ق/ ن. ع, �( ن �� ن( ق0 Mب G(ل �� ن+ ن�ا ن3

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24) 8.Budaya baca#“Jangan kaget kalau Anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran.Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca”#Ayat yang pertama kali turun adalah perintah membaca. Ini adalah ajaran Islam.Alla Ta’ala berfirman,

ن ن� ن$ قGي �( ن � نك ب� ن' ق� Bع ق�ا ع�� ن� Fع �“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (Al-Alaq: 1)Begitupula jika kita membaca teladan para ulama, misalnya syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah yang membaca setiap hari 12 jam. Begitu juga ulama yang lain, ada yang membaca sambil berjalan, hingga ia terperosok dalam lubang. Ada yang membaca sampai ia tertidur dengan buku di atas wajahnya. 9 Hidup hemat#“Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, mungkin kita sedikit heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30, dan ternyata sebelum tutup itu pihak supermarket memotong harga hingga setengahnya.”#jelas ini ajaran islam, hemat dan berusaha qona’ah. Allah Ta’ala berfirman,

ب0ا نو� Fن نك �ق ن� ن( عي ن� ن� ن�ا ن& ل�&� ل� ع� ن2 ع� �ن ن& ل و� ق� Eع ل2 ع� �ن ل�و� ن9 ن��! ن�� ��ق ن( 2Gق �( ن ن&�“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Al-Furqan: 67) 10.Kerjasama kelompok#”Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut.Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”.”#Anjuran untuk bekerja sama adalah ajaran Islam. Saling membantu dalam kebaikan dan pahala.Allah Ta’ala berfirman,

: ] } المائدة} ع�دو�ان� و�ال � م �ث اإل ع�ل�ى �وا �ع�او�ن ت و�ال� �قو�ى و�الت �ر. ب ال ع�ل�ى �وا �ع�او�ن ]2و�ت

Page 14: Arti Sukses Menurut Islam

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (Qs. Al Maidah: 2.)

Keteguhan HatiBy Abu Ayyub ⋅ February 24, 2012 ⋅ Post a comment

Ya (Allah) Yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu          Banyak sekali kita menemukan pemuda yang merindukan saat-saat pertama yang terpancar padanya gairah hidup, memiliki semangat yang menggebu-gebu, sangat bersungguh-sungguh melaksanakan sunnah, sangat jauh dari lingkaran yang haram dan syubhat. Kemudian apa? Jiwa menjadi tumpul, semangat menjadi kendur, dan setiap pemuda sudah cukup sebagai salah satu individu di tengah-tengah kaum muslimin. Ini lebih baik kondisinya dari pada yang berbalik ke belakang memusuhi dakwah, mengolok-olok para du’at dan mengancam jalannya. Sesungguhnya ia adalah pertarungan akhir di antara mundur ke belakang dan tetap teguh.          Yang kami maksudkan tsabat (teguh) adalah tetap berada di jalur petunjuk, konsisten di atas jalan ini, istiqamah di atas kebaikan dan terus berusaha untuk menambah.   Setiap kali seseorang mulai melemah, di sana ada tingkatan penolong yang tidak menerima penurunan darinya atau kurang padanya. Dan jika tergelincir tumitnya maka dia langsung bertaubat. Bisa jadi setelah taubat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Itulah kondisi orang yang bersifat dengan akhlak tsabat.          Tsabat memiliki beberapa gambaran yang mencakup sisi-sisi kehidupan seorang muslim, di antaranya tsabat di dalam peperangan sebagaimana tsabatnya golongan yang banyak bersama para nabi mereka, dan ucapan mereka adalah:

ن�ا ن0 ن"� Fع ن�� Sع Cب fن ن& ن!ا ق� ع0 ن�� ق ي ن�ا ن ن�� Bع ��ق ن& ن�ا ن� ل!و ل� ن�ا �ن ع� ق9 Xع � ن�ا �( ن ن':”Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-berlebihan dalam urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami, …”. (QS. Ali Imran:147)Dan kelompok yang sabar dengan kepemimpinan Thaluth yang Allah I berfirman tentang mereka:

ن�ا ن0 ن"� Fع ن�� Sع Cب fن ن& ب�� Cع ن ن�ا عي ن� ن* vع ق� ع ن�� آا ن� �( ن ن' ل�و� نFا Uق ق% ل�و ل3 ن& ن5 ل�و ن@ا �ق ل-&� ن� ن� ن).ا �ن ن&Tatkala Jalut dan tentaranya telah tampak oleh mereka, merekapun berdo’a:”Ya Rabb kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami …”. (QS. al-Baqarah:250)Dalam hal itu merupakan bimbingan bagi setiap mukmin agar berlindung kepada Allah I seraya memohon keteguhan dari-Nya.          Dan Umat ini (kaum muslimin) diseru dengan firman Allah I:

ل�و� Cل fع ن ا ب/ wن ق ع� ل� ق�ي �ن ن�� ��ق ل�و� ن0 �Aن ن( 2Gق �( ن � نDا ل)2 ن�� ن2اHai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu …(QS. al-Anfal:45)

Page 15: Arti Sukses Menurut Islam

Dan termasuk dosa besar dalam agama kita adalah berlari (kabur) dari peperangan, karena itulah ia termasuk sepuluh wasiat yang diberikan Rasulullah r kepada Mu’adz bin Jabal t:

. …SCل fع ن ا ع� Dق عي ق Sن ع! ن�� ن& نا� عو ن0 bن ��ا� ن\ ا ن ن�� ن�� ��ق ن& bل )�ا ن �� نك ن� ن_ ع� ��ق ن& cق ع, ( ن �� ن( ق0 ن' ن�� ق9 �ع ن&� tن )2ا ن ��ق“Hindarilah berlari dari medan perang sekalipun manusia telah binasa, sekalipun kematian menimpa manusia dan engkau berada di tengah mereka maka berteguh hatilah.”[1]Karena teguh hati menambah kekuatan kepada orang-orang yang beriman dan memberikan rasa takut di hati musuh, serta membuat musuh kecewa. Rasulullah r telah menanamkan pengertian ini di hari perang Ahzab sambil mengangkat tanah, sedangkan tanah mengotori perutnya, dia bersabda:

, ن�ا عي ن� ن�� ب/ ن� ع� ق ع&� ل% ن'� ن�� ن�� ��ق ن�ا عي ن� ن* عو� ن: ن� ع" Fن J��ا =� ن)� ��ق ن�ا عي Fن نا = ع� ��ق ن1 ن"� Fع ن�ا ع�= Sق Cب fن ن& ن�ا عي ن� ن* ن/ ن� عي �ق E(ن �� Mق ق ع! ن�ا ن ن�ا عي �( ن ن نا ن&= ن�ا Fع "( ن Iن ن نا ن&= ن�ا ع2 ن" ن� ع_ ن0ا� Sن ع! ن�� نا عو= �ن“Jika bukan karena Engkau niscaya kami tidak mendapat petunjuk, kami tidak bersedakah dan tidak shalat, maka turunkanlah ketenangan kepada kami, teguhkanlah pendirian kami jika kami bertemu (musuh), sungguh mereka berbuat aniaya kepada kami, apabila mereka ingin berbuat fitnah (kekacauan) kami enggan.“[2]          Sesungguhnya tsabat di atas agama cukup menyibukkan seorang muslim, maka ia banyak berdoa dengannya. Rasulullah r memperbanyak do’anya:

نك ق� ع2 ق% Jن� ن* قCي ع� Fن Sع Cب fن ق\ عو ل� لب� �ع � Oن ب� ن� ل0 نا 2Ya (Allah) Yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu[3] Sungguh Rasulullah r merasa khawatir terhadap dirinya dalam menghadapi kaum jahiliyah bahwa dia bersikap mudahanah (menjilat/berpura-pura) atau lemah, karena itulah Rabb kita I berseru kepadanya r  dengan karunia-Nya kepadanya agar dia r memurnikan loyalitasnya kepada Allah I:

ق5 . … ن.ا ن. �ع � cن ع� ق] ن& ق< نيا ن? �ع � cن ع� ق] tن ن�ا Fع ن� ن�ا =�( ن ب�� ��ق با ق�ي� Fن بwا عي Qن ع� Dق عي �ن ��ق ل( ن� ع� ن ن)5 ق�" ع" ن� �ن tن ن�ا ع� C( ن fن ن��� آنا عو= �ن ن&Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.* kalau terjadi demikian, benar-benarlah, Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, (QS. al-Isra`:74-75)Hendaklah para du’at berhati-hati saat menghadapi orang-orang zhalim dari tergelincirnya pendirian dan goncangnya sikap loyal (kepada Allah I).          Huzaifah t mengingatkan para ulama karena mereka adalah panutan: ‘Wahai para qari (maksudnya: ulama), istiqamahlah, jika kamu mengambil jalan kanan dan kiri (menyimpang dari kebenaran), sungguh kamu telah berada dalam kesesatan yang jauh.’[4] Jika kesesatan orang yang berbolak-balik kanan dan kiri hanya terbatas pada dirinya niscaya perkaranya ringan, akan tetapi orang lain terpengaruh dengan kesesatannya.          Di antara sarana ahli kitab dalam mengacaukan barisan kaum muslimin bahwa mereka berpura-pura masuk Islam, kemudian mereka murtad agar orang lain menjadi murtad bersama mereka:

ن� ل�و ق3 ع� ن2 ع� Dل �( ن ن� �ن Uل ن� ق$ �Aن ل�&� ل9 ع� ن&� ق' نDا �( ن �� ن� ع3 ن& ل�و� ن0 �Aن ن( 2Gق �( ن � Jن� ن* Mن ق ل��! قGي �( ن ق�ا ل�و� ق0 �Aن ق\ ن�ا �ق �ع � ق# ع_ ن�� ع( ب0 لل/ ن9 ق6 آا gن Sع �ن نFا ن&Segolongan (lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya):”Perlihatkanlah (seolah-olah) kamu beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu’min) kembali (kepada kekafiran). (QS. Ali Imran :72)Maka orang yang beruntung adalah orang yang diberi Allah I taufik untuk tsabat, diakhiri dengan kebaikan dan wafat saat melakukan amal penghuni surga, hingga Allah I memberikan keteguhan padanya saat ditanya.

Page 16: Arti Sukses Menurut Islam

          Jika engkau merenungkan hadits-hadits haudh (telaga) dari shahih Muslim niscaya engkau mendapatkan bahwa segolongan manusia dihalangi darinya, sedangkan Rasulullah r bersabda: ‘Wahai Rabb-ku, para sahabatku.‘ Dikatakan kepadanya: ‘Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka perbuat sesudahmu.’ Maka Rasulullah r berdoa atas mereka: ‘Jauh, jauh, bagi orang yang merubah sesudahku.‘ Dalam riwayat yang lain dikatakan kepadanya: ‘Demi Allah I mereka senantiasa kembali di atas tumit mereka (murtad).’ Ibnu Abi Mulaikah –salah seorang perawi hadits ini- berkata: ‘Ya Allah, kami berlindung kepadamu bahwa kami kembali ke belakang kami (murtad) atau difitnah agama kami.”[5]Kalimat yang berbunyi: ‘mereka senantiasa kembali di atas tumit mereka (murtad)’ mengisyaratkan mundur perlahan serta terus menerus yang membawa kepada kejatuhan. Kemungkinan susah kembali setelah lama berlalu. Selamatlah bagi orang yang menemukan dirinya agar tidak tergelincir kakinya setelah teguhnya.          Kita banyak menemukan do’a-do’a yang mengfokuskan pengertian tsabat, di antaranya do’a Abdullah bin Mas’ud t:

ل" ن9 ع� ن2 نا = ب.ا عي ق� ن! ن& "( ن ع� ن2 نا = ب!ا ن.ا ع2 ��ق نك �ل ن�ا Bع ن�� ب!ي ��ق �( ن Dل �( ��“Ya Allah, aku aku memohon kepadamu iman yang tidak kembali (kepada keyakinan sebelumnya) dan nikmat yang tidak sirna…”[6]Syaddad bin Aus t berkata: ‘Rasulullah r mengajarkan kepada kami beberapa kalimat yang kami berdoa dengannya di dalam shalat kami: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu keteguhan hati dalam perkara, dan aku memohon petunjuk yang kuat.’[7]          Di antara gambaran tsabat di dalam fitnah: sabar di hari-hari yang pahit yang digambarkan oleh Rasulullah r dengan sabdanya:

ق< ن� ع. ن@ �ع � Jن� ن* qق Cع ن� �ع � #Hع ق0 ن)( Dق عي ق ل� Cع I(ن ��“Sabar padanya seperti menggenggam bara api.”Dalam riwayat yang lain: ‘Akan datang suatu masa, orang yang sabar padanya di atas agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api.‘ [8]Siapakah yang bisa teguh pendiriannya sambil memegang bara api? Karena itulah Rasulullah r memberikan kabar gembira bahwa orang yang teguh dari mereka sama dengan pahala lima puluh (50) orang sahabat:

, ع� �ل ع� ق0 ن( عي Eق ع. ن$ ل� ع3 ن�� ق� عي ن� ن* ع� ل� ع! ن�� ن.ا ق� Gس wق ن0 عو ن2 ن)( Dق عي ق قك Eب ن. ن� ل. ع� �ق ق� Cع I( �� ل1 )2ا ن ن�� ع� �ل ق6 ن'� ن& ع( ق0 ن)� ��ق“Sesungguhnya di belakangmu ada hari-hari yang pahit, bagi yang berpegang padanya di hari itu sama dengan pahala lima puluh (50) orang darimu.”[9]          Fitnah terberat yang dihadapi kaum muslimin adalah saat keluarnya Dajjal dan berbuat kerusakan di kanan dan kiri, maka wasiat utama Rasulullah r yang diberikan kepada umatnya saat itu adalah: ‘Wahai hamba-hamba Allah, teguhkanlah pendirianmu.‘[10] Dan di antara gambaran tsabat yang terpenting adalah kontinyu dalam taat ibadah, maka yang diminta dalam sebagiannya adalah terus menerus atasnya. At-Tirmidzi meriwayatkan:

ق/ �( ن ن@ �ع � J ق ب�ا عي ن� ل� �ن ل� ��� J�ن ن� ق/ �( ن E(ل �� ن( ق0 ب/ ن� ع� ن' ن< ن� ن*ش عي ن� ع� fق Jن� ن* ن� ن� نfا ع( ن0“Barangsiapa yang menekuni shalat sunnah dua belas (12) rekaat niscaya Allah I membangun rumah untuknya di surga.”[11]Dalam riwayat Muslim, Ummu Habibah (yang meriwayatkan hadits) berkata: Amr bin Aus dan Nu’man bin Tsabit (termasuk yang meriwayatkan hadits)  berkata: ‘Aku tidak pernah meninggalkannya sejak mendengarnya.’[12]          Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita tentang Rasulullah r: ‘Agama (ibadah) yang paling disukai beliau adalah yang ditekuni oleh pelakunya.‘[13]  Dan dalam riwayat Muslim juga: ‘Apabila Aisyah radhiyallahu ‘anha melakukan satu ibadah, ia menekuninya.‘[14]

Page 17: Arti Sukses Menurut Islam

          Ketika Rasulullah r ditanya: ‘Ibadah apakah yang paling disukai Allah I? Beliau menjawab, ‘Yang paling ditekuni, sekalipun sedikit.‘[15] Dan apabila keluarga Muhammad r melakukan satu ibadah, mereka menetapkannya.”[16] An-Nawawi berkata: ‘Maksudnya mereka menekuninya dan istiqamah atasnya.’[17]          Tsabat adalah bentuk nyata bagi istiqamah, karena orang yang bingung lagi berbolak-balik tidak mampu bersikap tsabat dan tidak kuat istiqamah.  Salah seorang sahabat berkata: ‘Ya Rasulullah r, ceritakanlah kepadaku satu amal ibadah yang aku istiqamah atasnya dan mengamalkannya. Maka beliau menjawab dengan yang paling wajib pada waktunya: ‘Kamu harus hijrah, maka ia tidak ada bandingnya.’[18]          Di antara perhatian serius sahabat terhadap fenomena tsabat dalam tingkah laku setiap orang, sesungguhnya Buraidah bin Hushaib t menemui Salamah bin Akwa’ yang datang dari desa, maka ia mengira bahwa ia memutuskan hijrahnya ke Madinah dan tinggal di luar kota Madinah, ia berkata kepadanya: ‘Kamu kembali dari hijrahmu wahai Salamah? Salamah berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah I, sesungguhnya aku mendapat ijin dari Rasulullah r.’[19]          Termasuk yang dikutuk lewat lisan Rasulullah r: (Orang yang kembali menjadi arab badawi setelah hijrahnya.)[20] Inilah gambaran generasi percontohan, sangat bersemangat di atas keteguhan hati dan saling berpesan dengannya serta khawatir kembali lagi (ke masa lalu). Di tahun haji wada` (perantunan), Rasulullah r mengajak sahabatnya untuk tetap teguh di atas hijrah mereka ke Madinah agar negara yang baru tumbuh menjadi kuat: ‘Ya Allah, teruskanlah hijrah para sahabatku dan janganlah Engkau mengembalikan mereka ke belakang (maksudnya; kembali tinggal di Makkah, pent.).’[21]          Dan ucapan jami’ Rasulullah r dalam menjelaskan hakikat Islam adalah: Iman dan tsabat: ‘Katakanlah kepadaku satu kata di dalam Islam yang aku tidak bertanya lagi kepada seseorang sesudahmu.’ Beliau bersabda: Katakanlah: Aku beriman kepada Allah I kemudian istiqamah.”[22]Ringkasan:-      Kebanyakan pemuda tidak bisa meneruskan semangatnya di permulaan.-      Di antara gambaran tsabat:

1. tsabat dalam menghadapi musuh.2. tsabat di atas agama Allah I.3. tsabat di atas istiqamah.4. tsabat di hari-hari fitnah.

-      orang yang tidak teguh bisa mengacaukan manusia karena tidak tsabatnya.-      Hakikat islam adalah iman dan tsabat.

[1]  Musnad Ahmad 5/238 dan permulannya (Rasulullah r memberikan wasiat kepadaku dengan sepuluh perkara, beliau bersabda: ‘Janganlah engkau menyekutukan Allah I…)[2]  Shahih al-Bukhari, kitab jihad, bab ke 34, hadits no. 2837 (al-Fath 6/46)[3]  Musnad Ahmad 3/112[4]  Shahih al-Bukhari, kitab I’tisham, bab ke 2, hadits no. 7282 (Fath 13/250).[5]  Shahih Muslim, kitab fadhail, bab ke 9, hadits no. 2289-2295 (Syarh an-Nawawi 8/58)[6]  Musnad Ahmad 1/400, dari doa Ibnu Mas’ud t.[7] Musnad Ahmad 4/125, dan awalnya (Tidak ada seorang laki-laki yang kembali ke tempat tidurnya…).

Page 18: Arti Sukses Menurut Islam

[8]  Riwayat pertama dari Abu Daud dan at-Tirmidzi, dan yang kedua dari at-Tirmidzi (syaikh al-Arna`uth mendha’ifkan isnad keduanya dan menguatkannya dengan syawahidnya) Jami’ul ushul 10/403, no. 7453 dan 7454)[9]  Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah 1/812, hadits no. 494.[10]  Shahih Sunan Ibnu Majah 2/386 hadits no. 3294/4075[11] Shahihul Jami’ hadits no. 6183 (Shahih).[12] Shahih Muslim, kitab musafirin, bab ke 15, hadits 728 (Syarh an-Nawawi 3/252)[13] Shahih Muslim, kitab musafirin, bab ke 31, hadits 221 (Syarh an-Nawawi 3/321)[14]  Shahih Muslim, kitab musafirin, bab ke 30, hadits 218 (Syarh an-Nawawi 3/319)[15]  Shahih Muslim, kitab musafirin, bab ke 30, hadits 216 (Syarh an-Nawawi 3/318)[16]  Referensi yang sama, hadits no. 215.[17]  Syarh an-Nawawi 3/ 319[18] Shahih Sunan an-Nasa`i, kitab bai’at, ba ke 14, hadits no. 3885.[19]  Musnad Ahmad 4/55.[20]  Shahih Jami’, hadits no. 5 (Shahih).[21]  Shahih al-Bukhari, kitab jana`iz, bab ke 36, hadits no. 1295 (Fath 3/164)[22] Shahih Muslim, kitab iman, bab jami’ sifat-sifat Islam

Do’a Meminta Keteguhan Hati Dalam Hidayah Allah

Kita sebagai Muslim belum tentu akhir hidup kita sebagai Muslim. Begitu juga orang kafir, siapa

tahu akhir hidupnya sebagai seorang muslim. Mengenai hal ini Rasulullah pernah bersabda yang tercatat dalam riwayat Imam Tirmidzi, sebagai berikut:

Nabi Muhammad Rosulullah bersabda, “lngatlah, sesungguhnya anak Adam (umat manusia) diciptakan dari berbagai macam lapisan. Di antara mereka ada yang dilahirkan sebagai orang mukmin, hidup sebagai orang mukmin, dan mati dalam keadaan beriman.Ada pula yang dilahirkan dalam keadaan kafir, hidup sebagai orang kafir, dan matipun dalam keadaan kafir. Juga ada yang dilahirkan sebagai orang mukmin, lalu hidup sebagai orang mukmin, tetapi mati dalam keadaan kafir.Sebaliknya ada yang lahir dalam keadaan kafir, dan hidup sebagai orang kafir, tetapi ia mati dalam keadaan beriman.”

(HR. Tirmidzi dari Abu Sa`id Al-Khudri dengan sanad sahih).Oleh karena itu, hendaknya kita sering-seringlah membaca doa yang tercantum dalam al Qur’an dan Hadits :

اب� ال�و�ه� أ�ن�ت� إ�ن�ك� ة� م� ح� ر� ل�د�ن�ك� م�ن� ل�ن�ا و�ه�ب� د�ي�ت�ن�ا ه� إ�ذ� ب�ع�د� ل�وب�ن�ا ق� ت�ز�غ� ال� ب�ن�ا ر�Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-WahhaabArtinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 7)

د�ي�ن�ك� ع�ل�ى ل�ب�ي ق� ث�ب,ت� ، ل�و�ب� ال�ق� ل,ب� م�ق� ي�اYaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbiy ‘Ala DiinikArtinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

ط�اع�ت�ك� ع�ل�ى ل�وب�ن�ا ق� ف� ر, ص� ل�وب� ال�ق� ف� ر, م�ص� م� الل�ه�Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Thaa’atik

Page 19: Arti Sukses Menurut Islam

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)

Rukun Iman Dalam Islam Dan Tingkatannya Rukun Iman Dalam Islam adalah pondasi dalam jiwa setiap muslim, dalam menguatkan keteguhan Imannya. Adapun pengertian Iman menurut Bahasa adalah atashdiq yang artinya membenarkan. dan menurut hukum syara ( Agama Islam ) yaitu membenarkan pada semua hukum - hukum yang di datangkan oleh ALLAH.S.W.T melalui Nabi MUHAMMAD.S.A.W.

Yang di maksud dengan atashdiq yaitu ucapan hati atau jiwa yang turut pada sebuah keteguhan yang bersumber dari dalil atau di sebut juga dengan ma'rifat. Sekira hati kita mengatakan : Ridho pada semua hukum -hukum ALLAH. S.W.T yang di datangkan melalui Nabi MUHAMMAD S.A.W.

Rukun Iman dalam Islam ada enam perkara di antanya :

1. Iman Kepada ALLAH.S.W.T

Yaitu mayakinkan hati kita bahwa sesungguhnya ALLAH.S.W.T Dzat yang ada, Abadi dan beda dengan  semua mahluk, tidak membutuhkan apapun, tunggal dan mempunyai sifat - sifat yang wajib di ALLAH.S.W.T.

2. Iman Kepada Malaikat ALLAH.S.W.T.

Yaitu meyakinkan hati kita bahwa malaikat itu adalah mahluk yang di ciptakan dari cahaya yang lembut, bukan laki - laki ataupun perempuan, tidak mempunyai ayah dan ibu dan  mahluk yang paling benar. Malaikat juga tidak suka makan, minum, tidak menikah, tidak beranak, tidak tidur. Dan Malaikat juaga amalannya tidak di tuliskan, di hisab, di timbang karena Malaikat adalah petugas yang ALLAH.SWT perintahkan mengurus bagian itu.

3. Iman Kepada Kitab - kitab ALLAH.S.W.T

Yaitu membenarkan bahwa sesungguhnya kitab - kitab ALLAH.S.W.T adalah kalam ALLAH.S.W.T yang di turunkan kepada para Rasul - Rasulnya, dan semua yang terdapat di dalam kitab itu. Dimana jumlah kitab yang di turunkan oleh ALLAHSWT semuanya ada 104 kitab namun yang wajib kita ketahui ada 4 kitab

Kitab Tauret di turunkan kepada Nabi Musa A.S. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud A.S Kitab Injil di turunkan kepada Nabi Isa A.S Kitab suci Al - Quran yang di turunkan kepada Nabi MUHAMMAD.S.A.W.

4. Iman Kepada Rasul Rasul ALLAH.S.W.T

Yaitu meyakinkan hati kita bahwa sesungguhnya ALLAH.S.W.T mengutus Rasul kepada para mahluk untuk menyampaikan hukum hukum ALAH S.W.T dan tidak ada yang mengetahui

Page 20: Arti Sukses Menurut Islam

jumlahan para Rasul kecuali ALLAH S.W.T

Adapun jumlah para Rasul yang wajib kita ketahui ada 25 yaitu: Nabi Adam A.S Nabi Idris AS Nabi Nuh A.S Nabi Hud A.S Nabi Shaleh A.S Nabi Ibrahim A.S Nabi Ismail A.S Nabi Ishaq A.S Nabi Ya'qub A.S Nabi Yusup A.S Nabi Ayub A.S Nabi Syueb A.S Nabi Musa A.S Nabi Harun A.S Nabi Dzulkifli A.S Nabi Daud A.S Nabi Sulaiman A.S Nabi Ilyas A.S Nabi Ilyas'a A.S Nabi Yunus A.S Nabi Zakaria A.S Nabi Yahya A.S Nabi Isa A.S Nabi MUHAMMAD S.A.W

Diantara Rasul yang 25 tersebut ada yang memperoleh gelar Rasul Ulul Azmi Yaitu yang kuat kepengkuhan hatinya dalam menjalankan perintah ALLAH S.W.T diantarnya:

Nabi MUHAMMAD SAW Nabi Ibrahim A.S Nabi Musa A.S Nabi Isa A.S Nabi Nuh A.S

5. Iman kepada Hari Kiamat

Yaitu Membenarkan akan adanya hari kiamat dan semua kejadian kejadian di hari kiamat seperti adanya hari pembalasan,di kumpulkanya semua mahluk,hari penghitunganya amalan,adanya surga,neraka dan semua yang ada kaitanya dengan hari kiamat. Disebut hari akhir atau hari kiamat karena tidak ada malam dan tidak ada siang sesudah hari itu dan di bangukanya orang yang mati dari alam kubur.Awal waktu kiamat yaitu tiupan kedua sangsakala malaikat isrofil sampai waktu yang tidak terbatas

6. Iman kepada Qadha dan Qhadar

Page 21: Arti Sukses Menurut Islam

Yaitu menekadkan hati kita bahwa sesungguhnya ALLAH S.W.T menakdirkan semua perkara yang baik dan yang buruk sebelum di ciptakanya para mahluk dan semua yang terlihat oleh diri kita itu sesuai dengan Qadho dan Qhadarnya ALLAH S.W.T

Adapun tingkatan iman terbagi dalam lima kategori , di antaranya sebagai beikut :

1. Iman Taqlid

Yaitu kepengkuhan hati yang datang dari orang lain, dan tidak mengetahui dalil yang menyatakan hukum itu. Maka hukum Iman Taqlid adalah sah namum tetap dosa, di karenakan tidak tahu dengan dalil - dalilnya.

2. Iman I'lmu

Yaitu kepengkuhan hati yang datang dari diri kita sendiri , dan tahu akan dalil - dalil yang menyatakan hukum itu. Maka hukumnya iman I'lmu adalah sah dan tidak dosa karena tahu akan dalil - dalilnya.

3. Iman A'inul Yaqin

yaitu ma'rifat kepada ALLAH.S.W.T dengan jalan rasa dekatnya hati pada ALLAH.S.W.T sehingga selamanya seperti melihat ALLAH.S.W.T dengan mata hatinya.

4. Iman Haqqul Yaqin

Yaitu melihat kepada ALLAH.S.W.T dengan mata hatinya seolah - olah, semua gerak - gerik tingkah lakunya di lihat dan di saksikan oleh ALLAH.S.W.T.

5. Iman Haqiqat

yaitu fananya atau ruksaknya hati kita di karenakan rasa cinta yang dalam kepada ALLAH.S.W.T sehingga tiada yang tersaksi terkecuali ALLAH.S.W.T.(

Rukun ImanDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasLangsung ke: navigasi, cari Rukun Iman (bahasa arab: ا2.ا�� =� ��'�ا� ) yaitu pilar keimanan dalam Islam yang harus dimiliki seorang muslim. Jumlahnya ada enam. Enam rukun iman ini didasarkan dari ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits Jibril yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim yang diriwayatkan dari Umar bin Khathab.Daftar isi

1 Pengertian istilah Iman 2 Rukun Iman 3 Dasar Hukum

Page 22: Arti Sukses Menurut Islam

4 Cabang-cabang keimanan 5 Menurut Syi'ah 6 Rujukan 7 Pranala luar

Pengertian istilah ImanIman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syar’i, iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.[1]

Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.“Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.”—QS. Al Fath [48] : 4Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.”[2] Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”[3]

Rukun Iman Iman kepada Allah

Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal: Mengimani adanya Allah. Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.

Iman kepada Malaikat-malaikat AllahMengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.

Iman kepada Kitab-kitab AllahMengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun sebelumnya.

Iman kepada Rasul-rasul AllahMengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan

Page 23: Arti Sukses Menurut Islam

bersumber dari Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang tidak kita ketahui namanya.[4]

Iman kepada Hari AkhirMengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.

Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan burukMengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka adalah ciptaan Allah. [5]

Dasar HukumDiantara dasar hukum yang disebut didalam Al-Qur'an.“Katakanlah (wahai orang-orang yang beriman): “Kami beriman kepada Allah dan kitab yang diturunkan kepada kami, dan kitab yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, dan kitab yang diberikan kepada Musa dan Isa serta kitab yang diberikan kepada nabi-nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”—QS. Al-Baqarah: 136“Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya.”— QS. Al-Anbiya`: 19-20Hadits Jibril, tentang seseorang yang bertanya kepada Nabi."“Beritahukan kepadaku tentang Iman”. Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.” ...Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.”"— HR Muslim, no. 8[6]

http://id.wikipedia.org/wiki/Rukun_Iman

KEUTAMAAN ISTIQOMAH (KH. Abdullah Gymnastiar)   

  Kajian kita kali ini adalah sama-sama ikhtiar meraih kemuliaan di sisi Allah dengan istiqomah.

Page 24: Arti Sukses Menurut Islam

Sebuah sunatullah bahwa istiqomah adalah kekuatan, istiqomah itu mengundang karomah, kemuliaan para kekasih Allah, ciri khasnya ada dua: 1. Yakin. Orang yang istiqomah itu haqqul yakiin, Allah akan menurunkan malaikat yang buahnya adalah derajat kekasih Allah dalam situasi apapun, sekalipun jiwa taruhannya, dia tenang. Tenang ini tidak bisa diminta dari orang, tidak bisa dibeli. Tenang itu milik Allah. “Huwalladzi andzala sakiinah fii qulubil mu’miniin,” Dialah Allah yang menurunkan sakinah di hati orang yang beriman. Orang yang dikaruniai ketenangan, jernih dalam segala kondisi itulah Rasulullah, para sahabat, para ulama yang benar-benar pecinta Allah. Orang yang istiqomah akan tidak ada takutnya dan tidak sedih dengan dunia berikut isinya. 2. Mendapat Keutamaan, seperti dalam QS Fusilat ayat 30:“Sesungguhnya orang- orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah’ dan mereka istiqomah pada pendirian mereka maka para malaikat akan turun kepada mereka dan mengatakan jangan merasa takut dan jangan kamu merasa sedih, bergembiralah kamu memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” “Sesungguhnya orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah', kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Merekalah orang-orang yang mewarisi surga, kekal didalamnya sebagai balasan apa yang sudah dilakukan.” (QS Al- Ahqof: 13-14)  Dalam salah satu hadits, salah satu sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya, Rasul ajarkan kepadaku agama Islam, ucapan yang mencakup seluruhnya sehingga aku tidak bertanya lagi kepadamu sesudah ini.” Beliau menjawab, “Yakinlah kepada Allah dan istiqomah.” (HR. Muslim) Kalau orang sudah dapat keyakinan kepada Allah kemudian dia istiqomah dalam keyakinannya, istiqomah dalam amalnya, istiqomah dalam keikhlasannya, dapatlah dunia berikut isinya. Insya Allah derajatnya bisa mencapai derajat kekasih Allah. Cara Agar Tetap Istiqomah1. Menjiwai syahadat, Ashadu an laa illaha illAllah wa ashadu anna Muhammadarrosululloh. Syahadat yang bagus adalah hatinya benar-benar tidak menuhankan apapun selain Allah. Kalau sudah bulat hati ke Allah, maka mahluk, harta, kedudukan duniawi, popularitas tidak jadi sandaran. Makanya, setiap orang yang hatinya masih menganggap ada selain Allah yang bisa memberi nikmat, memberi karunia, memberikan manfaat maka amalnya ditujukan untuk sesuatu, ini sulit untuk istiqomah, karena sesuatunya itu akan berhenti juga, bisa berhenti memperhatikan, bisa berhenti memberi, dan sebagainya. Berkahnya orang istiqomah itu dicintai Allah, selain dijaga malaikat dicintai Allah. Orang yang istiqomah itu kalaupun suatu saat Allah menahannya dari beramal, pahalanya insya Allah dapat. Misalnya kita istiqomah sholat jama’ah, lalu Allah menakdirkan sakit atau hujan lebat, itu

Page 25: Arti Sukses Menurut Islam

pahalanya tetap dapat. Atau kita istiqomah tiap malam tahajud, suatu saat Allah memberikan tidur yang pulas karena capek habis belajar, habis kerja, itu tetap dapat pahala tahajud. 2. Pelajari ibadah yang paling membuat kita nyaman dan memahami ilmunya dengan baik. Ada orang yang mampu menghapal Al Quran dengan baik, ada orang yang bagus tahajudnya, ada yang bagus shaum Senin-Kamis atau shaum Daud-nya kuat, ada yang bagus wiridnya, ada yang bagus sedekahnya. Lakukan ibadah secara bertahap saja karena Allah juga sudah tahu persis keterbatasan kita, yang penting kualitasnya terjaga. 3. Pelajari dalil (ibadahnya) dengan baik dan amalkan, mencontoh Rasulullah yang saat mau tidur membaca doa, baca ayat Kursi, surat Al- Fatihah, Al- Ikhlas, Al- Falaq, An- Nas, lalu usap ke wajah. Gunanya melakukan itupun untuk keselamatan diri. Atau menjaga wudhu. Ini amalan para kekasih Allah, selalu menjaga diri suci. Siapa tahu nanti waktu sholat masuk kita tidak dapat air, kalau dalam keadaan wudhu kan lebih mudah. 4. Sering membaca kisah orang-orang soleh yang inspiratif, kisah para sahabat, ulama atau orang- orang yang memang memiliki ketenangan. Seperti Sayid Qutub yang menjelang wafat, sikapnya tetap tenang, jernih, wajahnya jernih walaupun dipukul, dicabuk, hanya menyebut nama Allah ketika mau diseret ke tiang gantungan. 5. Tidak bosan bertaubat. Dengan taubat, nanti hati makin bening, makin adem, makin ajeg, makin banyak yang bisa kita lihat dalam hidup ini. Kalau taubatnya bagus, rezeki nanti kelihatan, jalan keluar juga kelihatan. Persoalan pasti banyak, tapi jangan takut. Tidak ada yang harus kita takuti dengan persoalan kita, orang yang gelisah tuh pasti sebanding dengan tingkat kecintaannya kepada duniawi

http://www.dtjakarta.or.id/index.php/kajian-dt/artikel-umum/423-keutamaan-istiqomah-kh-abdullah-gymnastiar

Bagaimana Cara Mewujudkan Istiqomah Posted by Radio Sunnah Kita 94.3 FMon August 22, 2013 1 Bismillah..Pecinta Radio Kita FM Rahimakumullah, Banyak dari kita kaum muslimin yang sangat mendambakan keistiqomahan di dalam menjalankan syari’at Islam yang mulia ini, dan juga Istiqomah dalam menjalankan sunnah-sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wassalam hingga akhir hayat kita. Tapi banyak dari kita yang mengeluh, bahwa Istiqomah itu sesuatu yang sangat sulit untuk diraih karena banyak sekali godaan yang selalu menghalangi jalan kita dalam mengarungi kehidupan ini. Lalu.. bagaimanakan cara mewujudkan Istiqomah itu? Yuk simak dalam artikel kita kali ini!

Pecinta Radio Kita FM, Istiqomah adalah berjalan di atas jalan yang lurus yang mencakup seluruh keta’atan kepada Allah baik bersifat lahiriyah maupun batin. Oleh karena itu, sebagai

Page 26: Arti Sukses Menurut Islam

seorang muslim kita dituntut untuk selalu istiqomah. Istiqomah ini tidak dapat diwujudkan kecuali dengan senantiasa berada di atas perintah Allah (Syari’at).Hakikat Istiqomah sebenarnya hanya dapat direalisasikan dengan mealisasikan ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, hal ini apabila berada di atas perintah Allah. Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan Rasul-Nya dan semua orang yang berjalan di atas jalannya dengan firman-Nya,

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Hud : 112)Dalam ayat yang mulia ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam dan kaum mukminin untuk Istiqomah di atas perintah Allah dan Syari’at-Nya. Demikian juga memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk Istiqomah seperti dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

AlIah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui”. (Q.S. Yunus 89)Oleh karena itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam ketika didatangi Sufyaan bin Abdillah Ats-Tsaqofi yang berkata:“Wahai Rasulullah katakan kepadaku ucapan dalam Islam yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun selain Engkau”Beliau Shalallahu ‘alaihi Wassalam menjawab:“Katakanlah! ” Aku beriman kepada Allah” kemudian Istiqomahlah!” (Riwayat Muslim)Untuk  menggapai Istiqomah di atas perintah Allah ini harus dengan memohon kepada Allah untuk diberikan keistiqomahan. Karenanya setiap muslim diperintahkan untuk berdo’a dan memohon dalam setiap rakaat shalat dengan membaca firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,

“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Al Fatihah : 6)Hal ini karena istiqomah adalah anugerah Allah subhanahu wa ta’ala kepada hamba-hamba-Nya. Kita diperintahkan untuk memintah pertolongan Allah dalam mewujudkan, menegakkan dan mengokohkan diri dalam keistiqomahan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Page 27: Arti Sukses Menurut Islam

“Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (Hud: 123)Juga dalam sabda Rasulullah dikatakan,“Bersemangatlah untuk menggapai semua yang bermanfaat bagimu dan memohonlah bantuan kepada Allah (Muttafaqun ‘alaihi)Mewujudkannya Harus IkhlasUntuk mewujudkan istiqomah ini harus dilakukan dengan keikhlasan kepada Allah semata, sebab tidak akan terwujud keistiqomahan yang diterima Allah tanpa keikhlasan dalam melaksanakannya. Oleh karena itu, seorang mukmin senantiasa istiqomah berada di atas jalan yang lurus dengan mengikhlaskan semuanya kepada Allah dengan memohon pahala dan keridhoan-Nya.Dengan demikian jelaslah bahwa keistiqomahan dalam agama yang lurus ini hanya dapat dicapai dengan memohon kepada Allah dan berada di atas syari’at-Nya dengan mengikhlasakan semuanya untuk mengharap pahala dan keridhoan Allah.Inilah pengertian yang disampaikan para ulama dengan ungkapan:Tidak ada keistiqomahan kecuali Lillah (ikhlas kepada Allah), Billahi (selalu memohon pertolongan kepada Allah) dan ‘Ala Amrillah (di atas perintah Allah).Semoga kita bisa mewujudkan istiqomah yang sempurna dalam kehidupan kita. Aamiin.Sumber: Tulisan Ustadz Kholid Syamhudi, Lc dari Majalah Elfata.http://www.radioassunnah.com/bagaimana-cara-mewujudkan-istiqomah/

Kiat Agar Tetap Istiqomah

Seorang sahabat kami tercinta, dulunya adalah orang yang menuntun kami untuk mengenal ajaran islam yang haq (yang benar). Awalnya, ia begitu gigih menjalankan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia pun selalu memberikan wejangan dan memberikan beberapa bacaan tentang Islam kepada kami. Namun beberapa tahun kemudian, kami melihatnya begitu berubah. Ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah suatu yang wajib bagi seorang pria, lambat laun menjadi pudar dari dirinya. Ajaran tersebut tertanggal satu demi satu. Dan setelah lepas dari dunia kampus, kabarnya pun sudah semakin tidak jelas. Kami hanya berdo’a semoga sahabat kami ini diberi petunjuk oleh Allah.

Berlatar belakang inilah, kami menyusun risalah ini. Dengan tujuan agar kaum muslimin yang telah mengenal agama Islam yang hanif ini dan telah mengenal lebih mendalam ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa mengetahui bagaimanakah kiat agar tetap istiqomah dalam beragama, mengikuti ajaran Nabi dan agar bisa tegar dalam beramal. Semoga bermanfaat.Keutamaan Orang yang Bisa Terus IstiqomahYang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya.[1] Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali.Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta’ala,

ن� ل"& ن* لو ع� ل� ع� ل� ق�ي �( ن � ق/ �( ن ن@ �ع ق�ا ل�&� قش ع� ن�� ن& ل!و� ن ع? ن ن&=ا ل و� نWا ن ن��=ا ل/ �ن ق6 ن.�ا �ع � ل� Dق عي ن� ن* Mل ( ن ن� ن� ن ل0و� ن�ا ن� Bع � ن)� fل ل� �( ن �� ن�ا ل)� ن' ل�و� نFا ن( 2Gق �( ن � ن)� ��ق“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan

Page 28: Arti Sukses Menurut Islam

mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” (QS. Fushilat: 30)Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir:

1. Istiqomah di atas tauhid , sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid,

2. Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu ‘Abbas, Al Hasan dan Qotadah,

3. Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul ‘Aliyah dan As Sudi.[2]

Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan.Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput[3] “Janganlah takut dan janganlah bersedih“. Mujahid, ‘Ikrimah, dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut: “Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.” Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan. [4]Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira di sini bukan hanya dikatakan ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit. Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah.Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat di atas, ia pun berdo’a, “Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah (Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami).”[5]Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala,

, ن� ل�و ن. ع� ن2 ل!و� ن�ا ن.ا ق� Aب ن � ن3 نDا ق ي ن( ق"2 �ق ن$ا ق/ �( ن ن@ �ع � ل\ ن?ا ع ن�� نك wق �ن ل��& ن� ل!و ن ع? ن2 ع� ل_ ن&=ا ع� Dق عي ن� ن* rب عو ن$ ن �ا ل0و� ن�ا ن� Bع � ن)� fل ل� �( ن �� ن�ا ل)� ن' ل�و� نFا ن( 2Gق �( ن � ن)� ��ق“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Ahqaf: 13-14)Dari Abu ‘Amr atau Abu ‘Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata,

ع� – – » ق� ن� Bع ن ا ق� �( ن �ق�ا Sل ع� ن0 آ� ع# Fل Mن نFا tن ن� عي Xن ن/ ن0 نBا ل�� Jق� ن�� oق ق"2 ن, J ق ن& tن ن" ع� ن� ب"� ن, ن�� ل� ع� ن* Mل ن�ا Bع ن�� نا = با عو= Fن ق1 نا �Bع ق�ا =� J ق J�ق ع# Fل ق� �( ن �� Mن لBو ن' ن2ا «.“Wahai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam (agama) islam ini ucapan (yang mencakup semua perkara islam sehingga) aku tidak (perlu lagi) bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, "selain engkau"]. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah: “Aku beriman kepada Allah “, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.”[6] Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”[7]Pasti Ada Kekurangan dalam IstiqomahKetika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabnnya adalah pada firman Allah Ta’ala,

Uل ل�& ق9 ع: ن� Bع ن&� ق� عي �ن ��ق ل.و� ق�ي ن� Bع ن ا ب" ق, ن&� ب� �ن ��ق ع� �ل Dل �ن ��ق ن.ا !( ن ن�� ن)ي �ن ��ق J,ن ل2و ع� �ل ل� Hع ق0 ب� نش ن� ن!ا ن�� ن.ا !( ن ��ق ع# Fل

Page 29: Arti Sukses Menurut Islam

“Katakanlah: “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” (QS. Fushilat: 6). Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar (memohon ampun pada Allah).Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Ayat di atas “Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya” merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar (memohon ampunan Allah). Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah (di jalan yang lurus).”[8]Kiat Agar Tetap IstiqomahAda beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan.Pertama: Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar.Allah Ta’ala berfirman,

Aل نشا ن2 ن0ا ل� �( ن �� ل# ن� ع9 ن2 ن& ن( ق.ي �ق ن)xا �� ل� �( ن �� ل)# Nق ل2 ن& ق< ن� ق$ آا =� ق ي ن& نيا ع! ل)" �� ق< نيا ن? �ع � ق ي Sق ق� )Hا ن �� Mق عو ن� �ع ق�ا ل�و� ن0 آ� ن( 2Gق �( ن � ل� �( ن �� Sل Cب Hن ل2“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)Tafsiran ayat “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut.

ق< : ن� ق$ آا =� J ق ن& نيا ع! ل)" �� ق< نيا ن? �ع � J ق Sق ق� )Hا ن �� Mق عو ن� �ع ق�ا ل�و� ن0 آ� ن( 2Gق �( ن � ل� �( ن �� Sل Cب Hن ل2 ل� �ل عو Fن نك �ق Gن ن ، ق� �( ن �� Mل لBو ن' ب"� ن). ن? ل0 ن)� ن�� ن& ل� �( ن �� ن)ا =��ق ن� �ن ��ق نا = ع� ن�� ل" Dن عش ن2 ق� Cع ن� �ع � J ق ن# wق Bل ن�� ��ق ل� ق� Eع ل. �ع � .“Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.“[9]Qotadah As Sadusi mengatakan, “Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur (ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, pen).” Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf lainnya.[10]Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat (alam kubur) dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”? Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. Dia tentu memahami makna dua kalimat syahadat dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik.Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah.Kedua: Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya.Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta’ala berfirman,

ن( ق.ي ق� Eع ل. ع� �ق ن�ى عش ل� ن& ب"ى ل_ ن& ل�و� ن0 آ� ن( 2Gق �( ن � Sن Cب Hن لي �ق ب ن? �ع ق�ا نك ب� ن' ع( ق0 bق ل" ل� �ع � ل+ ل'& ل� �ن ( ن ن! ع# Fل

Page 30: Arti Sukses Menurut Islam

“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril)[11] menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan (hati) orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.” (QS. An Nahl: 102)Oleh karena itu, Al Qur’an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam ayat,

قي�ا ع� ن Uل ن�ا ع� ( ن ن' ن& tن ن% �Yن ل ق� ق� Sن Cب Hن ل� �ق نك �ق Gن ن� ب< ن" ق, ن&� ب/ ن� ع. ل3 ل� آ� ع� ل� �ع � ق� عي ن� ن* Mن ب ل! عو=ا �ن ل�&� ن9 ن� ن( 2Gق �( ن � Mن نFا ن&“Berkatalah orang-orang yang kafir: “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar).” (QS. Al Furqon: 32)Al Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. [12] Alasannya, karena Al Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

ف�اء0 و�ش� ه�د4ى �وا آم�ن �ذ�ين� �ل ل ه�و�“Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Fushilat: 44). Qotadah mengatakan, “Allah telah menghiasi Al Qur’an sebagai cahaya dan keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang beriman.”[13] Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, “Katakanlah wahai Muhammad, Al Qur’an adalah petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai keraguan.”[14]Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar mengkaji Al Qur’an dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri dengan perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Qur’an dan memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita jalani agar kita bisa terus istiqomah.Ketiga: Iltizam (konsekuen) dalam menjalankan syari’at AllahMaksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ن)# Fن ع� ��ق ن& نDا ل0 ن& ع% ن�� J�ن ن�ا ن ق� �( ن �� J�ن ��ق Mق ن.ا ع* ن�ا =� O(ل ن, ن��“Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ‘Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. [15]An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta’ala . Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.”[16]Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan (kontinu). Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar.”[17] Yaitu Ibnu ‘Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam.

Page 31: Arti Sukses Menurut Islam

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata padanya,

ق# عي �( ن �� ن1 نيا Fق tن ن� ن� ن ن# عي �( ن �� ل1 ل�و ن2 ن� ن�ا ، س� نا � ل ن# Hع ق0 ع( �ل ن نا = ، ق� �( ن �� ن" Cع ن* ن2ا“Wahai ‘Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”[18]Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus “futur” (jenuh untuk beramal). Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg (terus menerus), maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit.Keempat: Membaca kisah-kisah orang sholih sehingga bisa dijadikan uswah (teladan) dalam istiqomah.Dalam Al Qur’an banyak diceritakan kisah-kisah para nabi, rasul, dan orang-orang yang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengambil teladan dari kisah-kisah tersebut ketika menghadapi permusuhan orang-orang kafir. Allah Ta’ala berfirman,

ن( ق�ي ق0 Yع ل. ع� �ق ن�ى ع� ق� ن& ب/ xن ق* عو ن0 ن& ل) ن? �ع � Uق Gق ن_ ق ي tن Aن ن3ا ن& tن ن% �Yن ل ق� ق� Sل Cب Hن ل! ن0ا ق# Bل ل)� �� Aق نCا ع! ن�� ع( ق0 نك عي ن� ن* z(ل ل� ن! )�ا ب ل� ن&“Dan semua kisah dari rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Hud: 11)Contohnya kita bisa mengambil kisah istiqomahnya Nabi Ibrahim.

ن( ( ق�ي ق* ن ا ع� ل� ع� ل� ع� ��ق ع� �ل ن� Dن �ق آن� ل�&� Iل ع! ن&� Uل لFو ب� ن, ل�و� ن�) (68نFا ق_ي ن�� ع� ��ق Jن� ن* ب0ا ن�ا Bن ن& ب%� ع� ن� ق!ي ل�و ل' ن!ا ن2ا ن�ا ع� Fن() (69ل ق�2 Eن ع$ ن�ا ع= � ل� ل_ ن�ا ع� ن� ن@ ن ب"� عي ن� ق� ق� ل%&� ن'� ن�� )70ن&“Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak”. Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”. mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.” (QS. Al Anbiya’: 68-70)Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata,

ق' )�ا ن �� J ق Jن ق� �ع ل�� ن( ق,ي ن� ق_ي ن�� ع� ��ق Mق عو Fن ن� ق$ ل# آ� ق�ي نو �ع � ن� ع� ق! ن& ل� �( ن �� Jن Cق Eع ن,“Akhir perkataan Ibrahim ketika dilemparkan dalam kobaran api adalah “hasbiyallahu wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah sebagai penolong dan sebaik-baik tempat bersandar).”[19] Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Ibrahim dalam menghadapi ujian tersebut? Beliau menyandarkan semua urusannya pada Allah, sehingga ia pun selamat. Begitu pula kita ketika hendak istiqomah, juga sudah seharusnya melakukan sebagaimana yang Nabi Ibrahim contohkan. Ini satu pelajaran penting dari kisah seorang Nabi.Begitu pula kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Nabi Musa ‘alaihis salam dalam firman Allah,

, ق( ق"2 Dع ني Bن ب�ي ن' ني ق� ن0 ن)� ��ق ن��ا Mن نFا ن� ل�و ن' ع" ل. �ن )!ا ن ��ق JBن ل0و ل\ ن?ا ع ن�� Mن نFا ق� ن�ا ع. ن@ �ع � نAى ن�� ن ن).ا ن� ن“Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”.” (QS. Asy Syu’aro: 61-62). Lihatlah bagaimana keteguhan Nabi Musa ‘alaihis salam ketika berada dalam kondisi sempit? Dia begitu yakin dengan pertolongan Allah yang begitu dekat. Inilah yang bisa kita contoh.Oleh karena itu, para salaf sangat senang sekali mempelajari kisah-kisah orang sholih agar bisa diambil teladan sebagaimana mereka katakan berikut ini.

Page 32: Arti Sukses Menurut Islam

Basyr bin Al Harits Al Hafi mengatakan,ع� Dق عي �ن ��ق ق� xن �( ن �ق�ا ن' نIا ع� ن�ا =� J.ن ع� ن Aن نيا ع, ن�� ب0ا نو� Fع ن�� �( ن ن�� ن& ع� ق_ ق� ع� Gق ق� ن\ عو ل� ل� �� نيا ع? ن Jن عو ن0 ب0ا نو� Fع ن�� �( ن ن��

“Betapa banyak manusia yang telah mati (yaitu orang-orang yang sholih, pen) membuat hati menjadi hidup karena mengingat mereka. Namun sebaliknya, ada manusia yang masih hidup (yaitu orang-orang fasik, pen) membuat hati ini mati karena melihat mereka.“[20] Itulah orang-orang sholih yang jika dipelajari jalan hidupnya akan membuat hati semakin hidup, walaupun mereka sudah tidak ada lagi di tengah-tengah kita. Namun berbeda halnya jika yang dipelajari adalah kisah-kisah para artis, yang menjadi public figure. Walaupun mereka hidup, bukan malah membuat hati semakin hidup. Mengetahui kisah-kisah mereka mati membuat kita semakin tamak pada dunia dan gila harta. Wallahul muwaffiq.Imam Abu Hanifah juga lebih senang mempelajari kisah-kisah para ulama dibanding menguasai bab fiqih. Beliau rahimahullah mengatakan,

ع� Dل Fل ن�ا ع$ ن�� ن& ق1 عو ن� �ع � ل\ ن%� آ� نDا !( ن ن�ا ق= ق� ع� ق9 �ع � ع( ق0 س� قHي ن� ع( ق0 ن)ي �ن �� O(ل ن, ن�� ع� Dق ق� Eن �ن ن@ا ل0 ن& Aق ن.ا ن� ل� �ع � ع( ن* ل5 ن2ا ن�ا ق? �ع �“Kisah-kisah para ulama dan duduk bersama mereka lebih aku sukai daripada menguasai beberapa bab fiqih. Karena dalam kisah mereka diajarkan berbagai adab dan akhlaq luhur mereka.“[21]Begitu pula yang dilakukan oleh Ibnul Mubarok yang memiliki nasehat-nasehat yang menyentuh qolbu. Sampai-sampai ‘Abdurrahman bin Mahdi mengatakan mengenai Ibnul Mubarok, “Kedua mataku ini tidak pernah melihat pemberi nasehat yang paling bagus dari umat ini kecuali Ibnul Mubarok.“[22]Nu’aim bin Hammad mengatakan, “Ibnul Mubarok biasa duduk-duduk sendirian di rumahnya. Kemudian ada yang menanyakan pada beliau, “Apakah engkau tidak kesepian?” Ibnul Mubarok menjawab, “Bagaimana mungkin aku kesepian, sedangkan aku selalu bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam?” [23] Maksudnya, Ibnul Mubarok tidak pernah merasa kesepian karena sibuk mempelajari jalan hidup Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Itulah pentingnya merenungkan kisah-kisah orang sholih. Hati pun tidak pernah kesepian dan gundah gulana, serta hati akan terus kokoh.Kelima: Memperbanyak do’a pada Allah agar diberi keistiqomahan.Di antara sifat orang beriman adalah selalu memohon dan berdo’a kepada Allah agar diberi keteguhan di atas kebenaran. Dalam Al Qur’an Allah Ta’ala memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdo’a kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah Ta’ala berfirman,

ن( ( ق�2 ق� ن)Iا �� O(ل ق? ل2 ل� �( ن �ن&� ل!و� ن�ا ن� Bع � ن0ا ن& ل9و� ل� ن] ن0ا ن& ق� �( ن �� ق# قCي Bن ق ي ع� Dل ن� ا ن ن�� ن.ا �ق ل�و� ن_ ن& ن.ا ن ب� قHي ن� ن� ل)يو ب� ق' ل� ن� ن0 ن# ن نFا في Cق ن! ع( ق0 ع( ب2 ن�ا ن� ل�و�) 146ن& نFا ع� ن�� )=ا ن ��ق ع� Dل �ن عو Fن ن� ن�ا ن0ا ن�ا ن& �( ن ن'ن( ق�2 ق ن�ا �ع � ق1 عو ن� �ع � Jن� ن* ن!ا ع� Iل ع! ن&� ن�ا ن0 ن"� Fع ن�� Sع Cب fن ن& ن!ا ق� ع0 ن�� ق ي ن�ا ن ن�� Bع ��ق ن& ن�ا ن� ل!و ل� ن�ا �ن ع� ق9 Xع ن() (147 (� ق�ي Eق ع? ل. �ع � O(ل ق? ل2 ل� �( ن �ن&� ق< ن� ق$ آنا ع= � ق\ نو� fن ن( Eع ل, ن& نيا ع! ل)" �� ن\ نو� fن ل� �( ن �� ل� ل_ نا آنا 148ن

“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Rabb kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir‘. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Ali ‘Imran: 146-148).Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

ن( ق�2 ق ن�ا �ع � ق1 عو ن� �ع � Jن� ن* ن!ا ع� Iل ع! ن&� ن�ا ن0 ن"� Fع ن�� Sع Cب fن ن& ب�� Cع ن ن�ا عي ن� ن* vع ق� ع ن�� ن�ا �( ن ن'“Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250)

Page 33: Arti Sukses Menurut Islam

Do’a lain agar mendapatkan keteguhan dan ketegaran di atas jalan yang lurus adalah,ل\ ن)_ا نو �ع � Sن ع! ن�� نك !( ن ��ق ب/ ن. ع, ن' نك ع! ل" �ن ع( ق0 ن�ا �ن Oع ن_ ن& ن�ا ن� ع2 ن" ن_ ع� ��ق ن" ع� ن� ن�ا ن� ل�و Fل vع ق ل ن=ا ن�ا �( ن ن'

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imron: 8)Do’a yang paling sering Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panjatkan adalah,

نك ق� ق2% Jن� ن* JCق ع� Fن Sع Cب fن ق\ ل�و ل� �ع � Oن ب� ن� ل0 ن2ا“Ya muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘alaa diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).”Ummu Salamah pernah menanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, kenapa do’a tersebut yang sering beliau baca. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,

vن ن-� ن�� Aن نQا ع( ن0 ن& ن1 نFا ن�� Aن نQا ع( ن. ن ق� �( ن �� ق} ق� ا ن ن�� ع( ق0 ق( عي ن� Cل ع ل�� ن( عي ن� ل� Cل ع� Fن ن& ن)ا =��ق J(ب ق0 ن% آ� ن7 عي �ن ل� !( ن ��ق ن/ ن. ن� Bن 1( ن ل�� ن2ا“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.“[24]Dalam riwayat lain dikatakan,

نDا Cل ب� ن� ل2 ن)# ن3 ن& ( ن ن* ق� �( ن �� ق" ني ق� ن\ ل�و ل� �ع � ن)� ��ق“Sesungguhnya hati berada di tangan Allah ‘azza wa jalla, Allah yang membolak-balikkannya.“[25]Keenam: Bergaul dengan orang-orang sholih.Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Ta’ala berfirman,اط� ص�ر� �ل�ى إ ه�د�ي� ف�ق�د �ه� �الل ب �ص�م �عت ي و�م�ن �ه� ول س� ر� �م و�ف�يك �ه� الل �ات� �ي آ �م ك �ي ع�ل ل�ى �ت ت �م ت ن

� و�أ ون� ف�ر� �ك ت ف� �ي و�ك� �ق�يم ت م�س“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran: 101)Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,

ن( قFي ق% ن)Iا �� ن} ن0 ل!و� ل�و ن& ن� �( ن �� ل�و� ( ن � ل�و� ن0 آن� ن( 2Gق �( ن � نDا ل)2 ن�� ن2ا“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119)Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita.ق% ن)"� ن? �ع � ل� ق�ي ن& ، ل� ن? ق'2 ل" ق@ ن ع& ن�� ، ق� ق�2 ن� عش ن )0ا ن ��ق قك Eع ق. �ع � Oق ق, ا ن ع( ق0 نك ل0 ن" ع� ن2 نا = ، ق% ن)"� ن? �ع � ق� ق�ي ن& ، قك Eع ق. �ع � Oق ق, ا ن ق# Hن ن. ن� Aق عو E(ن �� ق7 ق�ي ن@ �ع ن&� قح �ق ن)Iا �� ق7 ق�ي ن@ �ع � ل# Hن ن0

ب/ Hن قCي ن$ ب?ا ق'2 ل� ع� ق0 ل" ق@ ن ع& ن�� نك ن� عو fن ع& ن�� نك ن! ن" ن� nل ق� ع? ل2“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” [26]Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”[27]

Page 34: Arti Sukses Menurut Islam

Para ulama pun memiliki nasehat agar kita selalu dekat dengan orang sholih.Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

Oن ع� ن� �� ل�و ع@ ن2 ق( ق0 Yع ل. �� J�ن ��ق ق( ق0 Yع ل. �� ل� xع ن!“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.“[28] Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”[29]Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”.[30]Itulah pentingnya bergaul dengan orang-orang yang sholih. Oleh karena itu, sangat penting sekali mencari lingkungan yang baik dan mencari sahabat atau teman dekat yang semangat dalam menjalankan agama sehingga kita pun bisa tertular aroma kebaikannya. Jika lingkungan atau teman kita adalah baik, maka ketika kita keliru, ada yang selalu menasehati dan menyemangati kepada kebaikan.Kalau dalam masalah persahabatan yang tidak bertemu setiap saat, kita dituntunkan untuk mencari teman yang baik, apalagi dengan mencari pendamping hidup yaitu suami atau istri. Pasangan suami istri tentu saja akan menjalani hubungan bukan hanya sesaat. Bahkan suami atau istri akan menjadi teman ketika tidur. Sudah sepantasnya, kita berusaha mencari pasangan yang sholih atau sholihah. Kiat ini juga akan membuat kita semakin teguh dalam menjalani agama.Demikian beberapa kiat mengenai istiqomah. Semoga Allah senantiasa meneguhkan kita di atas ajaran agama yang hanif (lurus) ini. Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu.***Diselesaikan di Panggang, Gunung Kidul, 20 Dzulhijah 1430 HPenulis: Muhammad Abduh TuasikalArtikel www.muslim.or.id

[1] Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 246, Darul Muayyid, cetakan pertama, tahun 1424 H.[2] Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, 5/304, Mawqi’ At Tafasir.[3] Ini pendapat Mujahid, As Sudi dan Zaid bin Aslam. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, 7/177, Dar Thoyyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H.[4] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/177.[5] Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 245.[6] HR. Muslim no. 38.[7] Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 246.[8] Idem[9] HR. Bukhari no. 4699 dan Muslim no. 2871, dari Al Barro’ bin ‘Azib.

Page 35: Arti Sukses Menurut Islam

[10] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 4/502.[11] Malaikat Jibril disebut ruhul qudus oleh Allah agar beliau tersucikan dari segala macam ‘aib, sifat khianat, dan kekeliruan (Lihat Taisir Al Karimir Rohman, ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 449, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H). Sehingga tidak boleh dikatakan bahwa Jibril memanipulasi ayat atau menyatakan bahwa Al Qur’an adalah perkataan Jibril dan bukan dari Allah. Ini sungguh telah menyatakan Jibril khianat dalam menyampaikan wahyu dari Allah. Wallahul muwaffiq.[12] Lihat Wasa-il Ats Tsabat, Syaikh Sholih Al Munajjid, hal. 2-3, Asy Syamilah.[13] Lihat Jaami’ul Bayan fii Ta’wilil Qur’an, Ibnu Jarir Ath Thobari, 21/438, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H.[14] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7/184.[15] HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya.[16] Syarh Muslim, An Nawawi, 6/71, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, tahun 1392 H.[17] Fathul Baari lii Ibni Rajab, 1/84, Asy Syamilah[18] HR. Bukhari no. 1152.[19] HR. Bukhari no. 4564.[20] Shifatush Shofwah, Ibnul Jauziy, 2/333, Darul Ma’rifah, Beirut, cetakan kedua, tahun 1399 H.[21] Al Madkhol, 1/164, Mawqi’ Al Islam[22] Shifatush Shofwah, 1/438.[23] Idem.[24] HR. Tirmidzi no. 3522. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.[25] HR. Ahmad (3/257). Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qowiy (kuat) sesuai syarat Muslim.[26] HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa.[27] Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 4/324, Darul Ma’rifah, Beirut, 1379[28] Siyar A’lam An Nubala’, 8/435, Mawqi’ Ya’sub.[29] Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al ‘Afani, hal. 466, Darul ‘Affani, cetakan pertama, tahun 1421 H[30] Lihat Shahih Al Wabilush Shoyyib, antara hal. 91-96, Dar Ibnul Jauziyhttp://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-agar-tetap-istiqomah.html