14
PENDAHULUAN Kemajuan pelayanan di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi masyarakat, perbaikan gizi, sanitasi pada peningkatan 1 ABSTRAK Masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut ialah gangguan fungsi kognitif. Diketahui bahwa dukungan sosial yang positif akan berpengaruh terhadap fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap fungsi kognitif pada lansia di Kelurahan Cacaban Kota Magelang. Penelitian merupakan studi deskripsi korelasi dengan metode potong lintang, dilaksanakan pada bulan Maret 2015 dengan sampel berjumlah 76 orang lansia. Instrumen yang digunakan adalah Social Support Questionare 6 Number (SSQ6) dan Mini Mental State Examination (MMSE). Lansia sebagian besar mendapat dukungan sosial yang baik HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI KELURAHAN CACABAN KOTA MAGELANG Hanna Kristin Kurniastuti

Artikel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DUKUNGAN SOSIAL

Citation preview

Page 1: Artikel

PENDAHULUAN

Kemajuan pelayanan di bidang

kesehatan, meningkatnya sosial

ekonomi masyarakat, perbaikan gizi,

sanitasi dan semakin meningkatnya

pengetahuan masyarakat berdampak

sangat positif pada peningkatan

kesejahteraan lansia. Hal yang lebih

perlu diperhatikan yaitu antisipasi

terhadap

ledakan penduduk lansia di masa

yang akan datang. Berbagai masalah

fisik, psikologis daan sosial akan

muncul akibat proses degeneratif.

Pengaruh proses menua dapat

menimbulkan berbagai masalah

kemunduran terutama di bidang

kemampuan fisik, yang juga

berpengaruh pada kondisi mental

1

ABSTRAK

Masalah kesehatan yang sering terjadi pada usia lanjut ialah gangguan fungsi kognitif. Diketahui bahwa dukungan sosial yang positif akan berpengaruh terhadap fungsi kognitif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan sosial terhadap fungsi kognitif pada lansia di Kelurahan Cacaban Kota Magelang.

Penelitian merupakan studi deskripsi korelasi dengan metode potong lintang, dilaksanakan pada bulan Maret 2015 dengan sampel berjumlah 76 orang lansia. Instrumen yang digunakan adalah Social Support Questionare 6 Number (SSQ6) dan Mini Mental State Examination (MMSE).

Lansia sebagian besar mendapat dukungan sosial yang baik yaitu 72,4% dan memiliki fungsi kognitif yang normal 63,2%. Pengujian terhadap hasil penelitian ini menggunakan chi-square dan didapatkan bahwa nilai χ² hitung 11,298 dengan nilai p-value 0,004 (α0,05), maka disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan fungsi kognitif pada lansia di Kelurahan Cacaban Kota Magelang.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP FUNGSI KOGNITIF

PADA LANSIA DI KELURAHAN CACABAN KOTA MAGELANG

Hanna Kristin Kurniastuti

Page 2: Artikel

lansia tersebut. Semakin lanjut usia

seseorang, kesibukan sosialnya akan

semakin berkurang sehingga

mengakibatkan berkurangnya

integrasi dengan lingkungannya

(Nugroho, 2008).

Distorsi kognitif atau

penurunan fungsi kognitif yang

terjadi meliputi fungsi psikomotor,

proses belajar, persepsi, pemahaman,

pengertian, perhatian dan lain-lain.

Fungsi kognitif tersebut merupakan

hasil interaksi dengan lingkungan

yang di dapat secara formal dari

pendidikan maupun non formal dari

kehidupan sehari-hari. Gangguan

satu atau lebih fungsi tersebut dapat

menyebabkan gangguan fungsi

sosial, pekerjaan, dan aktivitas harian

(Nugroho, 2008).

Penyebab penurunan fungsi

kognitif multifaktor seperti stidak

bergaul/menarik diri, dan mekanisme

koping serta sistem tata nilai yang

dianut oleh individu tersebut

(Lumbantobing, 2008).

Faktor lain diketahui bahwa

jaringan sosial, keterikatan sosial

usia lanjut dengan masyarakat

sekitarnya dan dukungan sosial yang

positif akan menurunkan resiko

penurunan fungsi kognitif. Hal ini

disebabkan karena dukungan kepada

lansia terhadap kegiatan sosial

memberikan tantangan komunikasi

dan partisipasi dalam pertukaran

informasi secara interpersonal yang

kompleks dan efektif (Zunzunegui et

al., 2003).

METODOLOGI

Jenis penelitian ini adalah

sebuah penelitian diskripsi korelasi

yang bersifat kuantitatif dengan

rancangan cross sectional (potong

lintang). Dilakukan di Kelurahan

Cacaban, Kota Magelang 1minggu

2

Page 3: Artikel

pada tanggal 5 sampai 12 Maret

2015. Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh lansia berumur 60-74

tahun denga sampel 26 orang lansia

laki-laki dan 50 lansia perempuan,

dengan tingkat pendidikan tidak

sekolah sebanyak 27 orang,

pendidikan dasar 49 orang. Instrumen

yang digunakan adalah Social Support

Questionare 6 Number (SSQ6) dan Mini

Mental State Examination (MMSE).

ANALISIS

Diagram Distribusi Frekuensi

Berdasarkan Dukungan Sosial pada

Lansia di Kelurahan Cacaban Kota

Magelang, 2015

Buruk Baik

Dukungan Sosial

0

20

40

60

80

Per

cen

t

27.6

72.4

Dukungan Sosial

Berdasarkan diagram diatas,

dapat diketahui bahwa sebagian

besar lansia yang tinggal di

Kelurahan Cacaban Kota Magelang,

mendapat dukungan sosial yang baik,

yaitu sejumlah 55 lansia (72,4%) dan

sejumlah 21 orang lansia mendapat

dukungan sosial yang buruk.

Diagram Distribusi Frekuensi

Berdasarkan Fungsi Kognitif pada

Lansia di Kelurahan Cacaban Kota

Magelang, 2015

Berdasarkan diagram diatas,

dapat diketahui bahwa sebagian

lansia yang tinggal di Kelurahan

Cacaban Kota Magelang, memiliki

3

Terganggu Mungkin Gangguan Normal

Fungsi Kognitif

0

10

20

30

40

50

60

70

Pe

rce

nt

11.8

25

63.2

Fungsi Kognitif

Page 4: Artikel

fungsi kognitif yang normal, yaitu

sejumlah 48 lansia (63,2%).

Tabel Hubungan Dukungan Sosial

dengan Fungsi Kognitif Lansia di

Kelurahan Cacaban Kota

Magelang, 2015

Berdasarkan tabel diatas dapat

diketahui bahwa lansia dengan

dukungan sosial buruk yang memiliki

fungsi kognitif terganggu sejumlah

23,8%, sedangkan lansia dengan

dukungan sosial baik

yang memiliki fungsi kognitif terganggu

hanya sejumlah 7,3%.

Berdasarkan uji Chi Square

diperoleh nilai ² hitung 11,298 dengan

p-value 0,004 (α=0,05), maka

disimpulkan bahwa ada hubungan yang

signifikan antara dukungan sosial

dengan fungsi kognitif pada lansia di

Kelurahan Cacaban Kota Magelang.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa lansia dengan gangguan /

definite fungsi kognitif berasal dari

dukungan sosial buruk sejumlah

23,8% dan lansia yang mendapat

dukungan sosial baik hanya sejumlah

7,3%. Responden dominan berjenis

kelamin perempuan, pendidikan

rendah /tidak sekolah dan status

perkawinan janda.

Hal ini senada dengan

penelitian yang dilakukan oleh

Zunzunegui, et. al, (2003) di Spanyol

4

Duk.

Sosial

Fungsi Kognitif

Terganggu

probable Normal

f % f % f %

Buruk

Baik

5

4

23,8

7,3

9

10

42,9

18,2

7

41

33.3

74.5

Total 9 52,7 19 25,0 48 63.2

² 11,29 p-value

0,004

Page 5: Artikel

dimana didapatkan hasil yaitu

hubungan sosial yang buruk,

partisipasi yang jarang dalam

kegiatan sosial, dan pelepasan diri

dari lingkungan dan kegiatan sosial

memprediksi risiko penurunan

kognitif pada orang lanjut usia.

Kemungkinan penurunan kognitif

lebih rendah bagi pria dan wanita

dengan frekuensi tinggi dari kontak

visual dengan kerabat dan integrasi

sosial masyarakat.

Hasi dari 7,3% responden

dengan dukungan sosial baik yang

fungsi kognitifnya terganggu

didominasi oleh usia lansia yang

berada di atas 70 tahun. Hasil ini

masih jauh lebih rendah apabila

dibandingkan dengan suatu

penelitian yang mengukur kognitif

pada lansia oleh Scanlan et al, (2007)

yang menunjukkan skor di bawah cut

off skrining adalah sebesar 21% pada

kelompok umur 70-74. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan

adanya hubungan positif antara usia

dan penurunan fungsi kognitif lansia.

Sarafino (2006), menyatakan

bahwa dukungan sosial mengacu

pada kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang

diberikan orang lain atau kelompok

kepada individu. Taylor (2003), juga

menambahkan dukungan sosial

sebagai informasi yang diterima dari

orang lain bahwa individu tersebut

dicintai, diperhatikan, dihargai dan

bernilai dan merupakan bagian dari

jaringan komunikasi dan saling

dibutuhkan yang didapat dari orang

tua, suami, atau orang yang dicintai,

sanak keluarga, teman, hubungan

sosial dan komunitas.

Hasil penelitian selanjutnya

adalah lansia dengan kemungkinan/

probable gangguan fungsi kognitif

5

Page 6: Artikel

yaitu sebanyak 42,9% berasal dari

lingkungan dengan dukungan sosial

buruk. Dengan dominan responden

berjenis kelamin perempuan,

pendidikan SD dan status

perkawinan janda. Hasil ini lebih

tnggi apabila dibandingkan dengan

penelitian Ramadian (2013) di

Manado, dimana pada penelitian

tersebut mengungkapkan lansia yang

berada di panti dengan dukungan

sosial yang buruk 24,6% lansianya

probable/kemungkinan gangguan

fungsi kognitif. Hal ini mungkin

disebabkan karena faktor nutrisi yang

sangat diperhatikan setiap lansia

menurut kebutuhan individunya.

Selain itu pengurus panti juga

memperhatikan dengan cermat

kesehatan lansia serta kebutuhan

olahraga semua lansia di panti

tersebut.

Lansia dengan kemungkinan

gangguan fungsi kognitif berasal dari

lingkungan sosial yang baik

sejumlah 18,2%. Dengan dominan

responden berjenis kelamin

perempuan, pendidikan dasar dan

status perkawinan janda. Hasil ini

sejalan dengan penelitian Yeh, Liu

et. al (2003) pada lansia yang tinggal

di masyarakat di negara Taiwan yang

menunjukkan hasil bahwa skor

penilaian fungsi kognitif lebih tinggi

di dapatkan pada lansia dengan

dukungan sosial yang kuat dan

menerima dengan positif dukungan

yang diberikan oleh teman dalam

satu kelompok. Jadi kemungkinan/

probable gangguan fungsi kognitif

bisa muncul pada responden dengan

dukungan sosial baik juga

bergantung dari penerimaan yang

positif terhadap dukungan itu sendiri.

6

Page 7: Artikel

Hasil penelitian lansia dengan

fungsi kognitif normal yaitu

memiliki dukungan sosial baik

sebanyak 74,5%. Dimana sebagian

besar karakteristik respondennya

adalah perempuan, dengan status

pendidikan dasar serta status

perkawinannya adalah menikah.

Selaras dengan penelitian Zhu,

Hu. J, dan Efird (2012) pada lansia di

central China yang menunjukkan

hasil bahwa dukungan sosial yang

baik mempunyai pengaruh sebesar

45,2% menurunkan risiko penurunan

fungsi kognitif pada lansia.

Dukungan keluarga terutama yang

memegang posisi sebagai faktor

yang kuat dalam mencegah

penurunan fungsi kognitif. Intervensi

yang meliputi dukungan keluarga

diperlukan untuk meningkatkan

fungsi kognitif selain dari tingkat

pendidikan lansia di level lebih

tinggi juga turut mempengaruhi.

Terakhir adalah hasil penelitian

dimana lansia dengan fungsi kognitif

baik memiliki dukungan sosial buruk

sebanyak 33,3%. Dengan sebagian

besar karakteristik respondennya

adalah perempuan, dengan status

pendidikan dasar serta status

perkawinannya adalah menikah.

Hasil ini dimungkinkan dari

dominasi reponden yang menikah

dan mempunyai keluarga dari

pernikahannya. Lansia yang tidak

menikah cenderung mengalami

penurunan kognitif dibandingkan

dengan lansia yang menikah, dan

lansia dengan dukungan sosial yang

rendah memiliki risiko yang lebih

besar untuk mengalami penurunan

kognitif.

7

Page 8: Artikel

KESIPULAN

Pada penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara dukungan

sosial dengan fungsi kognitif pada

lansia di Kelurahan Cacaban Kota

Magelang.

SARAN

1. Kepada pembaca untuk.

memberikan dukungan yang baik

dan adekuat berupa kedekatan secara

emsional, memberikan rasa aman

dan nyaman kepada lansia,

melibatkan lansia pada kelompok -

kelompok sosial masyarakat,

menghargai dan mengkui

kemampuan yang dimiliki lansia, ada

dan bisa diandalkan saat lansia

membutuhkan pertolongan serta

kesediaan mengasuh lansia.

2. Para praktisi kesehatan di

bidang geriatrik dan komunitas agar

lebih memfasilitasi kegiatan-kegiatan

kelompok lansia dengan kegiatan

yang dapat melatih dan terus

mengasah kemampuan kognitif

misalnya latihan senam otak/ brain

gym, mengisi puzzle/teka teki,

memonitor kesehatan lansia dan

melakukan olahraga ringan secara

teratur, terapi tertawa, yoga dan role

play.

3. Kepada peneliti selanjutnya

perlu dikembangkan desain

longitudinal dan pada populasi yang

lebih luas

DAFTAR PUSTAKA

Lumbantobing. (2006). Kecerdasan

pada usia lanjut dan demensia.

Jakarta : Balai Penerbit Fakultas

Kedokeran Universitas Indonesia.

____________ (2008).

Neurogeriatri. Jakarta : Balai

8

Page 9: Artikel

Penerbit Fakultas Kedokeran

Universitas Indonesia.

Nugroho, W. (2008). Keperawatan

Gerontik & Geriatrik. Edisi-3.

Jakarta : EGC.

Ramadian, D. A., et al. (2012).

"Gambaran Fungsi Kognitif Pada

Lansia Di Tiga Yayasan Manula

Di Kecamatan Kawangkoan." 1

Sarafino, E. P. (2006). Health

Psychology : Biopsychosocial

Interactions. Fifth Edition. USA :

John Wiley & Sons.

Scanlan, J. M. (2007). Cognitive

Impairment, Chronic Disease

Burden, and Fucntional

Disability: A Population Study of

Older Italians, The American

Journal of Geriatric Psychiatric.

Taylor, S. E. (2003). Health

Psychology. Upper `Saddle River,

New Jersey : Prentice Hall

International Inc.

Yeh, SC & Liu, YY. (2003).

Influence of social support on

cognitive function in the elderly.

BMC Health Services Research,

Elderly Journal. vol. 3 no. 1, pp.

9.

Zunzunegui, M. V. et al. (2003).

Development of simple cognitive

function measures in a community

dwelling population of elderly in

Spain. International Journal of

Geriatric Psychiatry, 15, 130–

140.

9