Upload
malikus-shofa-m
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
merupakan ringkasan skripsi yang saya buat
Citation preview
IMPLEMENTASI METODE CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TKJ
SISWA KELAS XI TKJ 4 DI SMK ISLAM 1 DURENAN TRENGGALEK
ARTIKEL ILMIAH
OLEH :
MALIKUS SHOFA MUHAMMAD
NIM 100533405404
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
JULI 2014
IMPLEMENTASI METODE CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TKJ
SISWA KELAS XI TKJ 4 DI SMK ISLAM 1 DURENAN
TRENGGALEKNEGERI 6 MALANG
Malikus Shofa Muhammad
Puger Honggowiyono
Ahmad Fahmi
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang
Artikel ini telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi
Malang, Juli 2014
Pembimbing I
Drs. Puger Honggowiyono, M.T.
NIP 19501225 198203 1 001
Pembimbing II
Ahmad Fahmi S.T., M.T.
NIP. 19710227 199702 1 001
IMPLEMENTASI METODE CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN
PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TKJ
SISWA KELAS XI TKJ 4 DI SMK ISLAM 1 DURENAN
TRENGGALEKNEGERI 6 MALANG
Malikus Shofa Muhammad
Puger Honggowiyono
Ahmad Fahmi
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang
Jalan Semarang No.5 Malang
Abstract: The problem that arises is often insensitive teachers understand classroom situation, in
addition to the conventional learning methods that have been applied are not going well, and does
not support the activities of the students to explore. This certainly is the bottleneck of the creation
of conditions conducive to classroom learning. This is where learning the Contextual Teaching
and Learning methods can be presented to improve the ability to learn based at real-life
experience in the subject TKJ productive. The purpose of this action research is to improve
students learning results and participation of particularly grade XI TKJ 4 in
SMK Islam 1 Durenan Trenggalek through Contextual Teaching and Learning methods, so that
learning becomes more fun, challenging, and give rise to creativity. The design of research is
conducted through 3 cycles, begins from planning, action, evaluation, reflection, and continued
with the next planning cycle. Action research subjects is subject teachers TKJ productive, and
students grade XI TKJ 4, SMK Islam 1st Durenan Trenggalek totaled 38 students.
Research results obtained of this research covers (1) the percentage of students' cognitive
learning results, at the 1st cycle with a percentage of 60.5%, at the 2nd cycle of 78.9%, and at the
3rd cycle reaches a percentage of 100%; (2) the percentage of the affective domain of student
learning results, at the 1st cycle, with a percentage of 80.6%, at the 2nd cycle of 82.4%, and at the
3rd cycle reaches a percentage of 84.3%; (3) the percentage of student learning outcomes
psychomotor domain, at the 1st cycle with a percentage of 83.5%, at the 2nd cycles with the
percentage of 85%, and at 3 cycles reaching a percentage of 87%; (4) the percentage of
participation of students results, with the percentage of the 1st cycle of 78.3%, at the 2nd cycles
with a percentage of 80.8%, and at the 3rd cycle reaches a percentage of 82.8%.
With these results, it can be concluded that the implementation of the method CTL
(Contextual Teaching and Learning) to improve learning outcomes and participation of students
at productive subjects TKJ class XI TKJ 4, at SMK Islam 1 Durenan Trenggalek
Keywords: Participation of student, Contextual Teaching and Learning, Learning result
Abstrak: Masalah yang timbul adalah sering kali guru tidak peka memahami situasi kelas, selain
itu metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan tidak berjalan dengan baik dan
tidak mendukung aktivitas siswa untuk melakukan eksplorasi. Hal ini tentu menjadi penghambat
terciptanya kondisi kelas yang kondusif untuk belajar. Disinilah pembelajaran dengan model
Contextual Teaching and Learning dapat dihadirkan untuk meningkatkan kemampuan untuk
belajar berdasarkan pengalaman pada kehidupan nyata pada mata pelajaran produktif TKJ. Tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar dan partisipasi siswa khususnya
kelas XI TKJ 4 SMK Islam 1 Durenan Trenggalek melalui model Contextual Teaching and
Learning, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, penuh tantangan, dan
menimbulkan kreatifitas. Desain penelitian dilakukan melalui 3 siklus, dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan tindakan, evaluasi, refleksi, dan dilanjutkan dengan perencanaan siklus berikutnya.
Subjek penelitian tindakan adalah guru mata pelajaran produktif TKJ dan siswa kelas XI TKJ 4
SMK Islam 1 Durenan Trenggalek berjumlah 38 orang siswa.
Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini meliputi (1) persentase hasil belajar
siswa ranah kognitif pada siklus 1 dengan persentase sebesar 60,5%, pada siklus 2 sebesar 78,9%,
dan pada siklus 3 mencapai persentase sebesar 100%; (2) persentase hasil belajar siswa ranah
afektif pada siklus 1 dengan persentase 80,6%, pada siklus 2 sebesar 82,4%, dan pada siklus 3
mencapai persentase sebesar 84,3%; (3) persentase hasil belajar siswa ranah psikomotorik pada
siklus 1 dengan persentase 83,5%, pada siklus 2 dengan persentase 85%, dan pada siklus 3
mencapai persentase sebesar 87%; (4) persentase hasil partisipasi siswa dari siklus 1 dengan
persentase 78,3% ke siklus 2 dengan persentase 80,8%, dan pada siklus 3 mencapai persentase
sebesar 82,8%.
Dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi metode CTL
(Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar serta partisipasi siswa
pada mata pelajaran produktif TKJ kelas XI TKJ 4 di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.
Kata Kunci: Partisipasi siswa, Contextual Teaching and Learning, Hasil belajar
LATAR BELAKANG
Diera globalisasi seperti
sekarang ini, kemajuan
perkembangan teknologi sangat
pesat. Perkembangan teknologi ini
menuntut dunia pendidikan
melakukan pembaharuan dan
perbaikan di bidang pendidikan.
Tidak dilakukannya pembaharuan
dan perbaikan di bidang pendidikan
guna mengikuti perkembangan
teknologi, mengakibatkan
tertinggalnya dunia pendidikan
khususnya sekolah. Oleh karena itu,
berbagai upaya-upaya pembaruan
dan perbaikan pendidikan diperlukan
guna mengimbangi perkembangan
tekonologi yang pesat. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu
dengan melakukan penelitian di
bidang pendidikan khususnya
sekolah.
Pada bidang pendidikan,
terdapat banyak permasalahan yang
dapat digunakan sebagai objek
penilitian yang bertujuan untuk
pembaharuan dan perbaikan di
bidang pendidikan khususnya
sekolah. Salah satu penelitian yang
dapat dilakukan adalah penelitian
tindakan.
Penelitian yang dilakukan
oleh guru, bekerja sama dengan
peneliti atau dilakukan oleh guru
sendiri di kelas disebuat dengan
Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research).
Dengan tujuan memperbaiki
memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelas.
Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata, Penelitian +
Tindakan + Kelas sebagai berikut:
(1) Penelitian adalah kegiatan
mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodelogi
tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yang bermanfaat untuk
meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat dan penting bagi
peneliti; (2) Tindakan adalah sesuatu
gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu,
yang dalam penelitian berbentuk
rangkaian siklus kegiatan; (3) Kelas
adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang
guru (dalam Arikunto, dkk, 2009 : 58
). Dapat diambil kesimpulan bahwa
Penelitian Tindakan Kelas
merupakan proses mencermati
sesuatu kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu
pada sekelompok siswa.
SMK 1 Islam Durenan
sebagai salah satu lembaga
pendidikan yang berada pada jenjang
pendidikan atas yang perlu
melakukan penelitian tindakan untuk
melakukan pembaharuan atau
perbaikan dan menyelesaikan
permasalahan yang yang belum
terselesaikan terutama di mata
pelajaran produktif Teknik Komputer
dan Jaringan. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara peneliti
dengan guru terhadap proses belajar
mengajar di kelas XI 4 TKJ SMK
Islam Durenan, ternyata proses
belajar mengajar belum bias
membuat siswa aktif dan hasil
belajarnya rendah. Dalam proses
pembelajaran Guru Produktif Teknik
Komputer dan Jaringan kelas XI TKJ
4 yang bernama Bapak Pamol Lades
Rizal menggunakan metode ceramah
dan demonstrasi. Guru menjelaskan
materi pembelajaran kemudian
memberikan demonstrasi. Metode
pembelajaran yang selama ini
diterapkan menyalahi yang rpp yang
dijadikan sebagai acuan proses
belajar mengajar. Dalam rpp yang
dibuat menggunakan metode CTL
(Contextual Teaching and Learning),
namun dalam langkah-langkah
pembelajarannya tidak dilaksanakan
sesuai dengan rpp. Selama observasi,
ketika guru menjelaskan materi
terlihat siswa kurang memperhatikan
penjelasan guru. Hal ini menunjukan
pengkondisian kelas kurang baik.
Setelah menyampaikan materi, guru
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang belum
dipahami, namun tidak tidak ada
siswa yang antusias untuk menjawab
pertanyaan guru.
Pelajaran di kelas cenderung
di domninasi oleh guru, sehingga
suasana kelas terkesan menoton dan
membosankan yang mengakibatkan
siswa menjadi tidak antusias
mengikuti pembelajaran dan ramai,
terlihat dari siswa di bagian belakang
seperti, Bachtiar, Fajar dan Erwin
yang bergerombol mengobrol
sendiri, sementara di bagian tengah
terdapat Teguh dan Yunawan yang
bermain sendiri. Guru juga tidak
memberi kesempatan untuk diskusi
kelompok, sehingga siswa menjadi
pasif dan keterlibatan berfikir secara
kelompok rendah. Untuk menangani
permasalahan tersebut, guru memberi
tugas kepada setiap siswa untuk
menghafalkan materi kemudian maju
ke depan kelas untuk dihafalkan,
tetapi belum efektif, karena kelas
menjadi tidak terkontrol dan dan
kondusif.
Dari hasil observasi, peneliti
mengidentifikasi beberapa
permasalahan yang terjadi di kelas
tersebut, yaitu: (1) keaktiftan belajar
siswa rendah, karena pembelajaran
masih didominasi oleh ceramah guru,
(2) keterlibatan kerjasama secara
kelompok rendah, disebabkan guru
tidak memberi arahan berupa tugas
diskusi kelompok, (3) tidak ada
refleksi di akhir pembelajaran, hal ini
mengakibatkan siswa tidak mampu
berfikir secara analitik, kritis dan
kreatif, (4) hasil belajar siswa
rendah, dari 38 siswa terdapat 11
siswa yang belum mencapai SKM
pada semester ganjil, diantaranya,
Aris Diputra, Erwin Ferianto, Fahrul
Afrizal Nuryanto, Fajar Anjas, Iwan
Arif Riyadi, Kiki Dewantoro, Rory
Daniswara, Teguh Choiru Rozaki,
Yunawan Adistya Pradana, dan Beni
Nanda Eka P, meski guru sudah
memberi bantuan pengangkatan nilai
Berkenaan dengan
permasalahan di atas,
diidentifikasikan bahwa guru perlu
menerapkan metode pembelajaran
pembelajaran yang benar sesuai
dengan yag tercantum rpp yang telah
direncanakan yaitu, menggunakan
metode pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning).
Selain itu dalam penyusunan rpp
mengalami kesalahan dan tidak
sesuai aturan.
Untuk mencapai tujuan
pembelajaran agar siswa dapat
menerima dan menyerap materi
secara individu maupun materi
dengan baik, maka ditawarkan
perbaikan terhadap metode
pembelejaran yang telah diterapkan
yaitu, metode pembelajaran CTL
yang benar dengan memperhatikan
komponen-komponen dalam
pembelajaran kontekstual. Terdapat
tujuh komponen yang perlu
diperhatikan, antara lain; (1)
Konstrukivisme, (2) Questioning, (3)
Inquiry, (4) Learning community, (5)
Modeling, (6) Reflection, (7)
Assessement.
CTL merupakan proses
pembelajaran yang mengaitkan
anatara materi yang diajarkan dengan
situasi kehidupan nyata. Siswa
didorong untuk memahami makna
materi pelajaran yang mereka
pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks
kehidupan mereka sendiri dalam
lingkungan sosial dan budaya
masyarakat.
Dalam penerapan CTL siswa
yang aktif dalam pembelajaran
merupakan hal utama dalam
penerapannya. Salah satu cara agar
siswa menjadi lebih aktif dengan
membentuk kelompok belajar diskusi
kelompok yang terdiri dari anggota
heterogen. Dengan diskusi kelompok
siswa dapat bekerja sama dengan
siswa lain untuk memecahkan
masalah bersama. Selain diskusi
kelompok, diperlukan pendekatan
guru terhadap siswa secara individu
untuk memberikan motivasi dan
semangat dalam belajar. Refleksi dan
menarik kesimpulan bersama diakhir
pembelajaran untuk menekankan
kembali pemahaman siswa terhadap
materi yang telah dipelajari.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Metode Adapun dalam
pelaksanaanya bersifat kolaboratif
(partisipatoris), artinya PTK
dilaksanakan secara kolaborasi
melibatkan pihak lain sebagai mitra
kerja atau sebagai observer.
Tindakan yang akan dilakukan
adalah penerapan model
pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) untuk
meningkatkan hasil belajar
partisipasi siswa pada mata pelajaran
produktif TKJ kelas XI TKJ 4 SMK
Islam 1 Durenan Trenggalek.
Penelitian dilaksanakan
selama 3 siklus dengan
menggunakan model penelitian yang
dikembangkan oleh Kemmis & Mc
Taggart yang terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (action),
pengamatan (observing), dan refleksi
(reflection). Pada model ini tindakan
dan pengamatan dijadikan sebagai
satu kesatuan karena pada
penerapannya antara implementasi
tindakan dan pengamatan merupakan
dua kegiatan yang tak terpisahkan.
Kedua kegiatan tersebut dilakukan
pada waktu bersamaan.
PTK dilaksanakan dalam
bentuk siklus berkelanjutan terdiri
dari 3 tahap, yaitu: (1) perencanaan
(planning), (2) tindakan (action),
diikuti oleh pengamatan (observing),
(3) refleksi (reflection). Langkah
pada siklus berikutnya adalah
perencanaan yang sudah direvisi,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Tahap-tahap PTK model Kemmis &
Mc Taggart.
Kehadiran Peneliti
Penelitian yang digunakan di
kelas ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas yang mana penelti
berkolaborasi dengan guru bidang
studi di kelas XI TKJ 4 SMK 1 Islam
Durenan Trenggalek yaitu Bapak
Pamol Lades Rizal, M.P.d.I. Dalam
hal ini, peneliti berperan sebagai
perencana tindakan, penganalisis
data, pelapor hasil penelitian dan
pengamat. Sedangkan guru berperan
sebagai pengumpul data, dan
pengajar atau pelaksana tindakan.
Kancah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
SMK Islam 1 Durenan, kecamatan
Durenan, kabupaten Trenggalek,
propinsi Jawa Timur.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi
Kelas XI TKJ 4 SMK Islam 1
Durenan Trenggalek yang berjumlah
38 siswa.
Data dan Sumber Data
Data yang mendeskripsikan
penerapan model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning)
oleh peneliti yang didapatkan dari
lembar pengamatan penerapan model
pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning).
Data yang mendeskripsikan
penerapan model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning)
dapat meningkatkan hasil belajar dan
partisipasi siswa. Adapun data siswa
hasil belajar pada ranah kogntif
melalui soal post test, data hasil
belajar ranah psikomotorik diperoleh
dari lembar pengamatan
psikomotorik, data hasil belajar pada
ranah afektif diperoleh dari lembar
pengamatan afektif, dan data
partisipasi siswa dari lembar
pengamatan partisipasi siswa
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian
ini didasarkan pada sumber dan jenis
data yaitu, Pengamatan, Tes, dan
Dokumentasi.
Analisis Data, Evaluasi dan
Refleksi
Analisis Data
Untuk menganalisis tingkat
keberhasilan atau presentase
keberhasilan siswa setelah proses
pembelajaran setiap putarannya
dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada
setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung menggunakan
statistik sederhana yaitu:
Analisis Data Partisipasi Siswa
Presentase keberhasilan
partisipasi dihitung dengan
menggunakan rumus 3.1 sebagai
berikut:
Presentase Keberhasilan Partisipasi
=
x 100%
Penentuan tingkat keberhasilan dapat
dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Tingkat keberhasilan partisipasi
siswa
No Rentang Kategori
1
2
3
4
5
81% – 100%
61% – 80%
41% – 60%
21% – 40%
0% – 20 %
Sangat
Tinggi (A)
Tinggi (B)
Sedang (C)
Rendah (D)
Sangat
Redah (E)
Sumber : Sukidin (2002)
Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa melalui
tes diamati dan diukur menggunakan
rumus 2 sebagai berikut.
x 100
Keterangan :
P : Presentase siswa yang tuntas
belajar
f : jumlah siswa yang tuntas
belajar
N : jumlah seluruh siswa
Tingkat ketuntasan hasil belajar
siswa dapat dilihat pada Tabel 2
berikut.
Table 2 Tingkat Ketuntasan Hasil
Belajar Siswa
No Rentang Kategori
1
2
3
4
5
90 – 100
80 – 90
70 – 79
60 – 69
0 – 59
Sangat Baik
(A)
Baik (B)
Cukup (C)
Kurang (D)
Sangat
Kurang (E)
Sumber : Pedoman Pendidikan UM(2013)
Evaluasi dan Refleksi
Dengan evaluasi, dapat
diketahui penyebab dan solusi jika
terdapat masalah. Jika tindakan yang
telah dilakukan tidak efektif dan
tidak sesuai dengan harapan, maka
peneliti mecari penyebabnya dan
selanjutnya memikirkan solusi yang
tepat untuk dijadikan dasar refleksi
pada perbaikan pelaksanaan tindakan
siklus selanjutnya.
Prosedur Penelitian
Penelitian dilaksanakan
dalam 3 siklus yang masing-masing
siklus terdiri atas beberapa tahapan,
yaitu perencanaan, pelaksanaan
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sebelum pelaksanaan tindakan,
peneliti melakukan observasi dan
menemukan permasalahan. Dari
observasi tersebut, peneliti
menganalisis dan merumuskan
permasalahan tersebut.
HASIL
Hasil Belajar Siswa Ranah
Kognitif
Rekapitulasi hasil belajar
siswa ranah kognitif mulai dari siklus
1, 2, dan 3 dapat dilihat pada Tabel
3. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif
Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif
Rekapitulasi hasil belajar
siswa ranah afektif mulai dari siklus
1, 2, dan 3 dapat dilihat pada Tabel
4. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah
Afektif
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Ketunta
san
Ketunta
san
Ketunta
san
Jumlah 23 siswa 30 siswa 38 siswa
Present
ase
60,5% 78,9% 100%
Siklus
1
Siklus
2
Siklus
3
Jumlah 38
siswa
38
siswa
38
siswa
Persentase
Keseluruhan 80,6% 82,4% 84,3%
Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)
Hasil Belajar Siswa Ranah
Psikomotorik
Rekapitulasi hasil belajar
siswa ranah psikomotorik mulai dari
siklus 1, 2, dan 3 dapat dilihat pada
Tabel 5. Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah
Psikomotorik
Partisipasi Siswa
Rekapitulasi hasil partisipasi
siswa mulai dari siklus 1, 2, dan 3
dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 8 Pengamatan Partisipasi Siswa
Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan tindakan guru dalam
menerapkan model pembelajaran
CTL(Contextual Teaching Learning)
mampu meningkatkan hasil belajar
dan partisipasi siswa dengan baik.
PEMBAHASAN
Implementasi Metode CTL
(Contextual Teaching Learning)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Serta Partisipasi Siswa
Hasil Belajar Siswa Ranah
Kognitif
Hasil belajar siswa ranah
kognitif mulai dari siklus 1, 2, dan 3
dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Pengamatan Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif Siklus 1, 2, dan 3
Berdasarkan Tabel 7 hasil
belajar siswa ranah kognitif
mengalami peningkatan, dari siklus 1
dengan persentase 60,5% ke siklus 2
dengan persentase 78,9% meningkat
sebesar 18,4%, dan dari siklus 2
dengan persentase 78,9% ke siklus 3
dengan persentase 100% meningkat
kembali sebesar 21,1%.
Persentase ketuntasan hasil belajar
ranah kognitif telah mencapai 100%
dengan semua siswa telah mencapai
KKM. Hal ini membuktikan bahwa
model pembelajaran yaitu CTL
(Contextual Teaching And Learning)
dapat diterapkan secara efektif.
Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif
Hasil belajar siswa ranah
afektif mulai dari siklus 1, 2, dan 3
dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Pengamatan Hasil Belajar Ranah
Afektif Siklus 1, 2, dan 3
Berdasarkan Tabel 8
pengamatan hasil belajar siswa ranah
afektif, terjadi peningkatan dari
siklus 1 dengan persentase 80,6% ke
siklus 2 dengan persentase 82,4%
meningkat sebesar 1,8%, dan dari
siklus 2 dengan persentase 82,4% ke
siklus 3 dengan persentase 84,3%
meningkat kembali sebesar 1,9%.
Adanya peningkatan pada ranah
afektif ini membuktikan metode
pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Laerning) mengacu pada
model pembelajaran aktif dan
Siklus
1
Siklus
2
Siklus
3
Jumlah 38
siswa
38
siswa
38
siswa
Persentase
Keseluruhan 83,5% 85% 87%
Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)
Siklus
1
Siklus
2
Siklus
3
Jumlah 38
siswa
38
siswa
38
siswa
Persentase
Keseluruhan 78,3% 80,8% 82,8%
Kategori Tinggi
(B)
Tinggi
(B)
Tinggi
(B)
Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Ketunta
san
Ketunta
san
Ketunta
san
Jumlah 23 siswa 30 siswa 38 siswa
Present
ase
60,5% 78,9% 100%
Siklus
1
Siklus
2
Siklus
3
Jumlah 38
siswa
38
siswa
38
siswa
Persentase
Keseluruhan 80,6% 82,4% 84,3%
Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)
meningkatkan antusiasme siswa
dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil Belajar Siswa Ranah
Psikomotorik
Hasil belajar siswa ranah
psikomotorik mulai dari siklus 1, 2,
dan 3 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Pengamatan Hasil Belajar Ranah
Psikomotorik Siklus 1, 2, dan 3
Berdasarkan Tabel 9
pengamatan hasil belajar siswa ranah
psikomotorik, terjadi peningkatan
dari siklus 1 dengan persentase
83,5% ke siklus 2 dengan persentase
85% meningkat sebesar 1,5%, dan
dari siklus 2 dengan persentase 85%
ke siklus 3 dengan persentase 87%
meningkat kembali sebesar 2%.
Adanya peningkatan pada ranah
afektif ini membuktikan metode
pembelajaran CTL (Contextual
Teaching Laerning) memacu siswa
agar berfikir secara konstruktif dan
aktif dalam pembelajaran, sehingga
teori yang diperoleh pada saat
pembelajaran dapat diterapkan
dengan baik pada saat praktikum.
Partisipasi Siswa
Hasil partisipasi siswa mulai
dari siklus 1, 2, dan 3 dapat dilihat
pada Tabel 10. Tabel 10 Pengamatan Partisipasi Siswa
Siklus 1, 2, dan 3
Berdasarkan Tabel 10 hasil
pengamatan partisipasi siswa, terjadi
peningkatan dari siklus 1 dengan
persentase 78,3% ke siklus 2 dengan
persentase 80,8% meningkat sebesar
2,5%, dan dari siklus 2 dengan
persentase 80,8% ke siklus 3 dengan
persentase 82,8% meningkat sebesar
2%. Adanya peningkatan pada
partisipasi sisiwa membuktikan
metode pembelajaran CTL
(Contextual Teaching Laerning)
mampu meningkatkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran , sehingga
siswa mampu menyerap materi
pembelajaran secara efektif dan baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah diuraikan
dapat diambil beberapa kesimpulan,
antara lain:
Penerapan model
pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) mampu
meningkatkan hasil belajar ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotorik pada mata pelajaran
produktif TKJ untuk siswa kelas XI
TKJ 4 di SMK Islam 1 Durenan
Trenggalek. Hal ini dilihat dari
persentase peningkatan hasil belajar
ranah kognitif dari siklus 1 dengan
persentase 60,5% ke siklus 2 dengan
persentase 78,9% meningkat sebesar
18,4%, dandari siklus 2 dengan
persentase 78,9% ke siklus 3 dengan
persentase 100% meningkat kembali
sebesar 21,1%. Pada ranah afektif,
dari siklus 1 dengan persentase
80,6% ke siklus 2 dengan persentase
82,4% meningkat sebesar 1,8%, dan
dari siklus 2 dengan persentase
82,4% ke siklus 3 dengan persentase
84,3% meningkat kembali sebesar
1,9%. Dan pada ranah psikomotorik,
dari siklus 1 dengan persentase
83,5% ke siklus 2 dengan persentase
Siklus
1
Siklus
2
Siklus
3
Jumlah 38
siswa
38
siswa
38
siswa
Persentase
Keseluruhan 83,5% 85% 87%
Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)
Siklus
1
Siklus
2
Siklus
3
Jumlah 38
siswa
38
siswa
38
siswa
Persentase
Keseluruhan 78,3% 80,8% 82,8%
Kategori Tinggi
(B)
Tinggi
(B)
Tinggi
(B)
85% meningkat sebesar 1,5%, dan
dari siklus 2 dengan persentase 85%
ke siklus 3 dengan persentase 87%
meningkat kembali sebesar 2%..
Penerapan model
pembelajaran CTL mampu
meningkatkan partisipasi siswa pada
mata pelajaran produktif TKJ untuk
siswa kelas XI TKJ 4 di SMK Islam
1 Durenan Trenggalek. Hal ini dilihat
dari persentase peningkatan
partisipasi siswa dari siklus 1 dengan
persentase 78,3% ke siklus 2 dengan
persentase 80,8% meningkat sebesar
2,5%, dan dari siklus 2 dengan
persentase 80,8% ke siklus 3 dengan
persentase 82,8 meningkat kembali
sebesar 2%. Selain itu siswa menjadi
antusias mengikuti pembelajaran dan
menjadi lebih aktif.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
Guru dan sekolah, diharapkan model
pembelajaran CTL (Contextual
Teaching and Learning) dapat
diterapkan dengan baik dan untuk
kegiatan pembelajaran seterusnya.
Selain itu, dapat diterapkan pada
materi pembalajaran yang lainnya.
Siswa, model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning)
dapat meningkatkan pengetahuan
siswa mengenai materi karena
pembelajaran lebih kepada aktifitas
siswa bagaimana menghubungkan
materi dengan kehidupan sehari-hari
dan dari sumber yang tidak terbatas
disekolah.
Penerapan model pembelajaran CTL
(Contextual Teaching and Learning)
dapat terlakasana dengan baik, jika
pengelolaan kelas yang lebih baik
oleh guru saat sebelum dan waktu
pembelajaran supaya pembelajaran
siswa menjadi lebih efektif dan
meningkat.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S, dkk. 2010. Peneltian
Tindakan Kelas. Jakarta : PT.
Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-
dasar Evaluasi Pendidikan
(Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara
Depdikbud, 2010, Membimbing
Guru Dalam Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta :
Depdikbud
Johnson, Elaine B. 2007. Contextual
Teaching And Learning:
Menjadikan Kegiatan
Belajar-Mengajar
Mengasyikan dan Bermakna.
Bandung: Mizan Learning
Center
Sudjana. Nana. 2010. Penilaian
Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen
Penelitian Tindakan Kelas.
Surabaya: Insan Cendekia.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Yudhistira, Danang . 2013. Menulis
Ptk Yang Apik. Jakarta: PT.
Grasindo