12
IMPLEMENTASI METODE CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TKJ SISWA KELAS XI TKJ 4 DI SMK ISLAM 1 DURENAN TRENGGALEK ARTIKEL ILMIAH OLEH : MALIKUS SHOFA MUHAMMAD NIM 100533405404 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JULI 2014

artikel ilmiahku

Embed Size (px)

DESCRIPTION

merupakan ringkasan skripsi yang saya buat

Citation preview

Page 1: artikel ilmiahku

IMPLEMENTASI METODE CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN

PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TKJ

SISWA KELAS XI TKJ 4 DI SMK ISLAM 1 DURENAN TRENGGALEK

ARTIKEL ILMIAH

OLEH :

MALIKUS SHOFA MUHAMMAD

NIM 100533405404

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

JULI 2014

Page 2: artikel ilmiahku

IMPLEMENTASI METODE CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN

PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TKJ

SISWA KELAS XI TKJ 4 DI SMK ISLAM 1 DURENAN

TRENGGALEKNEGERI 6 MALANG

Malikus Shofa Muhammad

Puger Honggowiyono

Ahmad Fahmi

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang

Artikel ini telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi

Malang, Juli 2014

Pembimbing I

Drs. Puger Honggowiyono, M.T.

NIP 19501225 198203 1 001

Pembimbing II

Ahmad Fahmi S.T., M.T.

NIP. 19710227 199702 1 001

Page 3: artikel ilmiahku

IMPLEMENTASI METODE CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN

PARTISIPASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF TKJ

SISWA KELAS XI TKJ 4 DI SMK ISLAM 1 DURENAN

TRENGGALEKNEGERI 6 MALANG

Malikus Shofa Muhammad

Puger Honggowiyono

Ahmad Fahmi

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang No.5 Malang

Abstract: The problem that arises is often insensitive teachers understand classroom situation, in

addition to the conventional learning methods that have been applied are not going well, and does

not support the activities of the students to explore. This certainly is the bottleneck of the creation

of conditions conducive to classroom learning. This is where learning the Contextual Teaching

and Learning methods can be presented to improve the ability to learn based at real-life

experience in the subject TKJ productive. The purpose of this action research is to improve

students learning results and participation of particularly grade XI TKJ 4 in

SMK Islam 1 Durenan Trenggalek through Contextual Teaching and Learning methods, so that

learning becomes more fun, challenging, and give rise to creativity. The design of research is

conducted through 3 cycles, begins from planning, action, evaluation, reflection, and continued

with the next planning cycle. Action research subjects is subject teachers TKJ productive, and

students grade XI TKJ 4, SMK Islam 1st Durenan Trenggalek totaled 38 students.

Research results obtained of this research covers (1) the percentage of students' cognitive

learning results, at the 1st cycle with a percentage of 60.5%, at the 2nd cycle of 78.9%, and at the

3rd cycle reaches a percentage of 100%; (2) the percentage of the affective domain of student

learning results, at the 1st cycle, with a percentage of 80.6%, at the 2nd cycle of 82.4%, and at the

3rd cycle reaches a percentage of 84.3%; (3) the percentage of student learning outcomes

psychomotor domain, at the 1st cycle with a percentage of 83.5%, at the 2nd cycles with the

percentage of 85%, and at 3 cycles reaching a percentage of 87%; (4) the percentage of

participation of students results, with the percentage of the 1st cycle of 78.3%, at the 2nd cycles

with a percentage of 80.8%, and at the 3rd cycle reaches a percentage of 82.8%.

With these results, it can be concluded that the implementation of the method CTL

(Contextual Teaching and Learning) to improve learning outcomes and participation of students

at productive subjects TKJ class XI TKJ 4, at SMK Islam 1 Durenan Trenggalek

Keywords: Participation of student, Contextual Teaching and Learning, Learning result

Page 4: artikel ilmiahku

Abstrak: Masalah yang timbul adalah sering kali guru tidak peka memahami situasi kelas, selain

itu metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan tidak berjalan dengan baik dan

tidak mendukung aktivitas siswa untuk melakukan eksplorasi. Hal ini tentu menjadi penghambat

terciptanya kondisi kelas yang kondusif untuk belajar. Disinilah pembelajaran dengan model

Contextual Teaching and Learning dapat dihadirkan untuk meningkatkan kemampuan untuk

belajar berdasarkan pengalaman pada kehidupan nyata pada mata pelajaran produktif TKJ. Tujuan

penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar dan partisipasi siswa khususnya

kelas XI TKJ 4 SMK Islam 1 Durenan Trenggalek melalui model Contextual Teaching and

Learning, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, penuh tantangan, dan

menimbulkan kreatifitas. Desain penelitian dilakukan melalui 3 siklus, dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan tindakan, evaluasi, refleksi, dan dilanjutkan dengan perencanaan siklus berikutnya.

Subjek penelitian tindakan adalah guru mata pelajaran produktif TKJ dan siswa kelas XI TKJ 4

SMK Islam 1 Durenan Trenggalek berjumlah 38 orang siswa.

Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini meliputi (1) persentase hasil belajar

siswa ranah kognitif pada siklus 1 dengan persentase sebesar 60,5%, pada siklus 2 sebesar 78,9%,

dan pada siklus 3 mencapai persentase sebesar 100%; (2) persentase hasil belajar siswa ranah

afektif pada siklus 1 dengan persentase 80,6%, pada siklus 2 sebesar 82,4%, dan pada siklus 3

mencapai persentase sebesar 84,3%; (3) persentase hasil belajar siswa ranah psikomotorik pada

siklus 1 dengan persentase 83,5%, pada siklus 2 dengan persentase 85%, dan pada siklus 3

mencapai persentase sebesar 87%; (4) persentase hasil partisipasi siswa dari siklus 1 dengan

persentase 78,3% ke siklus 2 dengan persentase 80,8%, dan pada siklus 3 mencapai persentase

sebesar 82,8%.

Dengan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi metode CTL

(Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar serta partisipasi siswa

pada mata pelajaran produktif TKJ kelas XI TKJ 4 di SMK Islam 1 Durenan Trenggalek.

Kata Kunci: Partisipasi siswa, Contextual Teaching and Learning, Hasil belajar

LATAR BELAKANG

Diera globalisasi seperti

sekarang ini, kemajuan

perkembangan teknologi sangat

pesat. Perkembangan teknologi ini

menuntut dunia pendidikan

melakukan pembaharuan dan

perbaikan di bidang pendidikan.

Tidak dilakukannya pembaharuan

dan perbaikan di bidang pendidikan

guna mengikuti perkembangan

teknologi, mengakibatkan

tertinggalnya dunia pendidikan

khususnya sekolah. Oleh karena itu,

berbagai upaya-upaya pembaruan

dan perbaikan pendidikan diperlukan

guna mengimbangi perkembangan

tekonologi yang pesat. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan yaitu

dengan melakukan penelitian di

bidang pendidikan khususnya

sekolah.

Pada bidang pendidikan,

terdapat banyak permasalahan yang

dapat digunakan sebagai objek

penilitian yang bertujuan untuk

pembaharuan dan perbaikan di

bidang pendidikan khususnya

sekolah. Salah satu penelitian yang

dapat dilakukan adalah penelitian

tindakan.

Penelitian yang dilakukan

oleh guru, bekerja sama dengan

peneliti atau dilakukan oleh guru

sendiri di kelas disebuat dengan

Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research).

Dengan tujuan memperbaiki

memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelas.

Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) melalui paparan gabungan

definisi dari tiga kata, Penelitian +

Tindakan + Kelas sebagai berikut:

(1) Penelitian adalah kegiatan

mencermati suatu objek,

menggunakan aturan metodelogi

tertentu untuk memperoleh data atau

informasi yang bermanfaat untuk

Page 5: artikel ilmiahku

meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi

peneliti; (2) Tindakan adalah sesuatu

gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu,

yang dalam penelitian berbentuk

rangkaian siklus kegiatan; (3) Kelas

adalah sekelompok siswa yang dalam

waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang

guru (dalam Arikunto, dkk, 2009 : 58

). Dapat diambil kesimpulan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas

merupakan proses mencermati

sesuatu kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu

pada sekelompok siswa.

SMK 1 Islam Durenan

sebagai salah satu lembaga

pendidikan yang berada pada jenjang

pendidikan atas yang perlu

melakukan penelitian tindakan untuk

melakukan pembaharuan atau

perbaikan dan menyelesaikan

permasalahan yang yang belum

terselesaikan terutama di mata

pelajaran produktif Teknik Komputer

dan Jaringan. Berdasarkan hasil

observasi dan wawancara peneliti

dengan guru terhadap proses belajar

mengajar di kelas XI 4 TKJ SMK

Islam Durenan, ternyata proses

belajar mengajar belum bias

membuat siswa aktif dan hasil

belajarnya rendah. Dalam proses

pembelajaran Guru Produktif Teknik

Komputer dan Jaringan kelas XI TKJ

4 yang bernama Bapak Pamol Lades

Rizal menggunakan metode ceramah

dan demonstrasi. Guru menjelaskan

materi pembelajaran kemudian

memberikan demonstrasi. Metode

pembelajaran yang selama ini

diterapkan menyalahi yang rpp yang

dijadikan sebagai acuan proses

belajar mengajar. Dalam rpp yang

dibuat menggunakan metode CTL

(Contextual Teaching and Learning),

namun dalam langkah-langkah

pembelajarannya tidak dilaksanakan

sesuai dengan rpp. Selama observasi,

ketika guru menjelaskan materi

terlihat siswa kurang memperhatikan

penjelasan guru. Hal ini menunjukan

pengkondisian kelas kurang baik.

Setelah menyampaikan materi, guru

memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan pertanyaan

mengenai materi yang belum

dipahami, namun tidak tidak ada

siswa yang antusias untuk menjawab

pertanyaan guru.

Pelajaran di kelas cenderung

di domninasi oleh guru, sehingga

suasana kelas terkesan menoton dan

membosankan yang mengakibatkan

siswa menjadi tidak antusias

mengikuti pembelajaran dan ramai,

terlihat dari siswa di bagian belakang

seperti, Bachtiar, Fajar dan Erwin

yang bergerombol mengobrol

sendiri, sementara di bagian tengah

terdapat Teguh dan Yunawan yang

bermain sendiri. Guru juga tidak

memberi kesempatan untuk diskusi

kelompok, sehingga siswa menjadi

pasif dan keterlibatan berfikir secara

kelompok rendah. Untuk menangani

permasalahan tersebut, guru memberi

tugas kepada setiap siswa untuk

menghafalkan materi kemudian maju

ke depan kelas untuk dihafalkan,

tetapi belum efektif, karena kelas

menjadi tidak terkontrol dan dan

kondusif.

Dari hasil observasi, peneliti

mengidentifikasi beberapa

permasalahan yang terjadi di kelas

tersebut, yaitu: (1) keaktiftan belajar

siswa rendah, karena pembelajaran

masih didominasi oleh ceramah guru,

(2) keterlibatan kerjasama secara

kelompok rendah, disebabkan guru

tidak memberi arahan berupa tugas

diskusi kelompok, (3) tidak ada

refleksi di akhir pembelajaran, hal ini

Page 6: artikel ilmiahku

mengakibatkan siswa tidak mampu

berfikir secara analitik, kritis dan

kreatif, (4) hasil belajar siswa

rendah, dari 38 siswa terdapat 11

siswa yang belum mencapai SKM

pada semester ganjil, diantaranya,

Aris Diputra, Erwin Ferianto, Fahrul

Afrizal Nuryanto, Fajar Anjas, Iwan

Arif Riyadi, Kiki Dewantoro, Rory

Daniswara, Teguh Choiru Rozaki,

Yunawan Adistya Pradana, dan Beni

Nanda Eka P, meski guru sudah

memberi bantuan pengangkatan nilai

Berkenaan dengan

permasalahan di atas,

diidentifikasikan bahwa guru perlu

menerapkan metode pembelajaran

pembelajaran yang benar sesuai

dengan yag tercantum rpp yang telah

direncanakan yaitu, menggunakan

metode pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning).

Selain itu dalam penyusunan rpp

mengalami kesalahan dan tidak

sesuai aturan.

Untuk mencapai tujuan

pembelajaran agar siswa dapat

menerima dan menyerap materi

secara individu maupun materi

dengan baik, maka ditawarkan

perbaikan terhadap metode

pembelejaran yang telah diterapkan

yaitu, metode pembelajaran CTL

yang benar dengan memperhatikan

komponen-komponen dalam

pembelajaran kontekstual. Terdapat

tujuh komponen yang perlu

diperhatikan, antara lain; (1)

Konstrukivisme, (2) Questioning, (3)

Inquiry, (4) Learning community, (5)

Modeling, (6) Reflection, (7)

Assessement.

CTL merupakan proses

pembelajaran yang mengaitkan

anatara materi yang diajarkan dengan

situasi kehidupan nyata. Siswa

didorong untuk memahami makna

materi pelajaran yang mereka

pelajari dengan cara

menghubungkannya dengan konteks

kehidupan mereka sendiri dalam

lingkungan sosial dan budaya

masyarakat.

Dalam penerapan CTL siswa

yang aktif dalam pembelajaran

merupakan hal utama dalam

penerapannya. Salah satu cara agar

siswa menjadi lebih aktif dengan

membentuk kelompok belajar diskusi

kelompok yang terdiri dari anggota

heterogen. Dengan diskusi kelompok

siswa dapat bekerja sama dengan

siswa lain untuk memecahkan

masalah bersama. Selain diskusi

kelompok, diperlukan pendekatan

guru terhadap siswa secara individu

untuk memberikan motivasi dan

semangat dalam belajar. Refleksi dan

menarik kesimpulan bersama diakhir

pembelajaran untuk menekankan

kembali pemahaman siswa terhadap

materi yang telah dipelajari.

METODE PENELITIAN

Pendekatan Penelitian

Metode Adapun dalam

pelaksanaanya bersifat kolaboratif

(partisipatoris), artinya PTK

dilaksanakan secara kolaborasi

melibatkan pihak lain sebagai mitra

kerja atau sebagai observer.

Tindakan yang akan dilakukan

adalah penerapan model

pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) untuk

meningkatkan hasil belajar

partisipasi siswa pada mata pelajaran

produktif TKJ kelas XI TKJ 4 SMK

Islam 1 Durenan Trenggalek.

Penelitian dilaksanakan

selama 3 siklus dengan

menggunakan model penelitian yang

dikembangkan oleh Kemmis & Mc

Taggart yang terdiri dari empat

komponen, yaitu perencanaan

(planning), tindakan (action),

Page 7: artikel ilmiahku

pengamatan (observing), dan refleksi

(reflection). Pada model ini tindakan

dan pengamatan dijadikan sebagai

satu kesatuan karena pada

penerapannya antara implementasi

tindakan dan pengamatan merupakan

dua kegiatan yang tak terpisahkan.

Kedua kegiatan tersebut dilakukan

pada waktu bersamaan.

PTK dilaksanakan dalam

bentuk siklus berkelanjutan terdiri

dari 3 tahap, yaitu: (1) perencanaan

(planning), (2) tindakan (action),

diikuti oleh pengamatan (observing),

(3) refleksi (reflection). Langkah

pada siklus berikutnya adalah

perencanaan yang sudah direvisi,

tindakan, pengamatan dan refleksi.

Tahap-tahap PTK model Kemmis &

Mc Taggart.

Kehadiran Peneliti

Penelitian yang digunakan di

kelas ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas yang mana penelti

berkolaborasi dengan guru bidang

studi di kelas XI TKJ 4 SMK 1 Islam

Durenan Trenggalek yaitu Bapak

Pamol Lades Rizal, M.P.d.I. Dalam

hal ini, peneliti berperan sebagai

perencana tindakan, penganalisis

data, pelapor hasil penelitian dan

pengamat. Sedangkan guru berperan

sebagai pengumpul data, dan

pengajar atau pelaksana tindakan.

Kancah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di

SMK Islam 1 Durenan, kecamatan

Durenan, kabupaten Trenggalek,

propinsi Jawa Timur.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa-siswi

Kelas XI TKJ 4 SMK Islam 1

Durenan Trenggalek yang berjumlah

38 siswa.

Data dan Sumber Data

Data yang mendeskripsikan

penerapan model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning)

oleh peneliti yang didapatkan dari

lembar pengamatan penerapan model

pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning).

Data yang mendeskripsikan

penerapan model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning)

dapat meningkatkan hasil belajar dan

partisipasi siswa. Adapun data siswa

hasil belajar pada ranah kogntif

melalui soal post test, data hasil

belajar ranah psikomotorik diperoleh

dari lembar pengamatan

psikomotorik, data hasil belajar pada

ranah afektif diperoleh dari lembar

pengamatan afektif, dan data

partisipasi siswa dari lembar

pengamatan partisipasi siswa

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian

ini didasarkan pada sumber dan jenis

data yaitu, Pengamatan, Tes, dan

Dokumentasi.

Analisis Data, Evaluasi dan

Refleksi

Analisis Data

Untuk menganalisis tingkat

keberhasilan atau presentase

keberhasilan siswa setelah proses

pembelajaran setiap putarannya

dilakukan dengan cara memberikan

evaluasi berupa soal tes tertulis pada

setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung menggunakan

statistik sederhana yaitu:

Analisis Data Partisipasi Siswa

Presentase keberhasilan

partisipasi dihitung dengan

menggunakan rumus 3.1 sebagai

berikut:

Presentase Keberhasilan Partisipasi

=

x 100%

Page 8: artikel ilmiahku

Penentuan tingkat keberhasilan dapat

dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Tingkat keberhasilan partisipasi

siswa

No Rentang Kategori

1

2

3

4

5

81% – 100%

61% – 80%

41% – 60%

21% – 40%

0% – 20 %

Sangat

Tinggi (A)

Tinggi (B)

Sedang (C)

Rendah (D)

Sangat

Redah (E)

Sumber : Sukidin (2002)

Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa melalui

tes diamati dan diukur menggunakan

rumus 2 sebagai berikut.

x 100

Keterangan :

P : Presentase siswa yang tuntas

belajar

f : jumlah siswa yang tuntas

belajar

N : jumlah seluruh siswa

Tingkat ketuntasan hasil belajar

siswa dapat dilihat pada Tabel 2

berikut.

Table 2 Tingkat Ketuntasan Hasil

Belajar Siswa

No Rentang Kategori

1

2

3

4

5

90 – 100

80 – 90

70 – 79

60 – 69

0 – 59

Sangat Baik

(A)

Baik (B)

Cukup (C)

Kurang (D)

Sangat

Kurang (E)

Sumber : Pedoman Pendidikan UM(2013)

Evaluasi dan Refleksi

Dengan evaluasi, dapat

diketahui penyebab dan solusi jika

terdapat masalah. Jika tindakan yang

telah dilakukan tidak efektif dan

tidak sesuai dengan harapan, maka

peneliti mecari penyebabnya dan

selanjutnya memikirkan solusi yang

tepat untuk dijadikan dasar refleksi

pada perbaikan pelaksanaan tindakan

siklus selanjutnya.

Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan

dalam 3 siklus yang masing-masing

siklus terdiri atas beberapa tahapan,

yaitu perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sebelum pelaksanaan tindakan,

peneliti melakukan observasi dan

menemukan permasalahan. Dari

observasi tersebut, peneliti

menganalisis dan merumuskan

permasalahan tersebut.

HASIL

Hasil Belajar Siswa Ranah

Kognitif

Rekapitulasi hasil belajar

siswa ranah kognitif mulai dari siklus

1, 2, dan 3 dapat dilihat pada Tabel

3. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Ranah Kognitif

Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif

Rekapitulasi hasil belajar

siswa ranah afektif mulai dari siklus

1, 2, dan 3 dapat dilihat pada Tabel

4. Tabel 4 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah

Afektif

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Ketunta

san

Ketunta

san

Ketunta

san

Jumlah 23 siswa 30 siswa 38 siswa

Present

ase

60,5% 78,9% 100%

Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Jumlah 38

siswa

38

siswa

38

siswa

Persentase

Keseluruhan 80,6% 82,4% 84,3%

Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)

Page 9: artikel ilmiahku

Hasil Belajar Siswa Ranah

Psikomotorik

Rekapitulasi hasil belajar

siswa ranah psikomotorik mulai dari

siklus 1, 2, dan 3 dapat dilihat pada

Tabel 5. Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Belajar Ranah

Psikomotorik

Partisipasi Siswa

Rekapitulasi hasil partisipasi

siswa mulai dari siklus 1, 2, dan 3

dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 8 Pengamatan Partisipasi Siswa

Hal ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan tindakan guru dalam

menerapkan model pembelajaran

CTL(Contextual Teaching Learning)

mampu meningkatkan hasil belajar

dan partisipasi siswa dengan baik.

PEMBAHASAN

Implementasi Metode CTL

(Contextual Teaching Learning)

untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Serta Partisipasi Siswa

Hasil Belajar Siswa Ranah

Kognitif

Hasil belajar siswa ranah

kognitif mulai dari siklus 1, 2, dan 3

dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Pengamatan Hasil Belajar Siswa

Ranah Kognitif Siklus 1, 2, dan 3

Berdasarkan Tabel 7 hasil

belajar siswa ranah kognitif

mengalami peningkatan, dari siklus 1

dengan persentase 60,5% ke siklus 2

dengan persentase 78,9% meningkat

sebesar 18,4%, dan dari siklus 2

dengan persentase 78,9% ke siklus 3

dengan persentase 100% meningkat

kembali sebesar 21,1%.

Persentase ketuntasan hasil belajar

ranah kognitif telah mencapai 100%

dengan semua siswa telah mencapai

KKM. Hal ini membuktikan bahwa

model pembelajaran yaitu CTL

(Contextual Teaching And Learning)

dapat diterapkan secara efektif.

Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif

Hasil belajar siswa ranah

afektif mulai dari siklus 1, 2, dan 3

dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Pengamatan Hasil Belajar Ranah

Afektif Siklus 1, 2, dan 3

Berdasarkan Tabel 8

pengamatan hasil belajar siswa ranah

afektif, terjadi peningkatan dari

siklus 1 dengan persentase 80,6% ke

siklus 2 dengan persentase 82,4%

meningkat sebesar 1,8%, dan dari

siklus 2 dengan persentase 82,4% ke

siklus 3 dengan persentase 84,3%

meningkat kembali sebesar 1,9%.

Adanya peningkatan pada ranah

afektif ini membuktikan metode

pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Laerning) mengacu pada

model pembelajaran aktif dan

Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Jumlah 38

siswa

38

siswa

38

siswa

Persentase

Keseluruhan 83,5% 85% 87%

Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)

Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Jumlah 38

siswa

38

siswa

38

siswa

Persentase

Keseluruhan 78,3% 80,8% 82,8%

Kategori Tinggi

(B)

Tinggi

(B)

Tinggi

(B)

Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3

Ketunta

san

Ketunta

san

Ketunta

san

Jumlah 23 siswa 30 siswa 38 siswa

Present

ase

60,5% 78,9% 100%

Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Jumlah 38

siswa

38

siswa

38

siswa

Persentase

Keseluruhan 80,6% 82,4% 84,3%

Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)

Page 10: artikel ilmiahku

meningkatkan antusiasme siswa

dalam mengikuti pembelajaran.

Hasil Belajar Siswa Ranah

Psikomotorik

Hasil belajar siswa ranah

psikomotorik mulai dari siklus 1, 2,

dan 3 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Pengamatan Hasil Belajar Ranah

Psikomotorik Siklus 1, 2, dan 3

Berdasarkan Tabel 9

pengamatan hasil belajar siswa ranah

psikomotorik, terjadi peningkatan

dari siklus 1 dengan persentase

83,5% ke siklus 2 dengan persentase

85% meningkat sebesar 1,5%, dan

dari siklus 2 dengan persentase 85%

ke siklus 3 dengan persentase 87%

meningkat kembali sebesar 2%.

Adanya peningkatan pada ranah

afektif ini membuktikan metode

pembelajaran CTL (Contextual

Teaching Laerning) memacu siswa

agar berfikir secara konstruktif dan

aktif dalam pembelajaran, sehingga

teori yang diperoleh pada saat

pembelajaran dapat diterapkan

dengan baik pada saat praktikum.

Partisipasi Siswa

Hasil partisipasi siswa mulai

dari siklus 1, 2, dan 3 dapat dilihat

pada Tabel 10. Tabel 10 Pengamatan Partisipasi Siswa

Siklus 1, 2, dan 3

Berdasarkan Tabel 10 hasil

pengamatan partisipasi siswa, terjadi

peningkatan dari siklus 1 dengan

persentase 78,3% ke siklus 2 dengan

persentase 80,8% meningkat sebesar

2,5%, dan dari siklus 2 dengan

persentase 80,8% ke siklus 3 dengan

persentase 82,8% meningkat sebesar

2%. Adanya peningkatan pada

partisipasi sisiwa membuktikan

metode pembelajaran CTL

(Contextual Teaching Laerning)

mampu meningkatkan partisipasi

siswa dalam pembelajaran , sehingga

siswa mampu menyerap materi

pembelajaran secara efektif dan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan pembahasan yang telah diuraikan

dapat diambil beberapa kesimpulan,

antara lain:

Penerapan model

pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) mampu

meningkatkan hasil belajar ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah

psikomotorik pada mata pelajaran

produktif TKJ untuk siswa kelas XI

TKJ 4 di SMK Islam 1 Durenan

Trenggalek. Hal ini dilihat dari

persentase peningkatan hasil belajar

ranah kognitif dari siklus 1 dengan

persentase 60,5% ke siklus 2 dengan

persentase 78,9% meningkat sebesar

18,4%, dandari siklus 2 dengan

persentase 78,9% ke siklus 3 dengan

persentase 100% meningkat kembali

sebesar 21,1%. Pada ranah afektif,

dari siklus 1 dengan persentase

80,6% ke siklus 2 dengan persentase

82,4% meningkat sebesar 1,8%, dan

dari siklus 2 dengan persentase

82,4% ke siklus 3 dengan persentase

84,3% meningkat kembali sebesar

1,9%. Dan pada ranah psikomotorik,

dari siklus 1 dengan persentase

83,5% ke siklus 2 dengan persentase

Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Jumlah 38

siswa

38

siswa

38

siswa

Persentase

Keseluruhan 83,5% 85% 87%

Kategori Baik(B) Baik(B) Baik(B)

Siklus

1

Siklus

2

Siklus

3

Jumlah 38

siswa

38

siswa

38

siswa

Persentase

Keseluruhan 78,3% 80,8% 82,8%

Kategori Tinggi

(B)

Tinggi

(B)

Tinggi

(B)

Page 11: artikel ilmiahku

85% meningkat sebesar 1,5%, dan

dari siklus 2 dengan persentase 85%

ke siklus 3 dengan persentase 87%

meningkat kembali sebesar 2%..

Penerapan model

pembelajaran CTL mampu

meningkatkan partisipasi siswa pada

mata pelajaran produktif TKJ untuk

siswa kelas XI TKJ 4 di SMK Islam

1 Durenan Trenggalek. Hal ini dilihat

dari persentase peningkatan

partisipasi siswa dari siklus 1 dengan

persentase 78,3% ke siklus 2 dengan

persentase 80,8% meningkat sebesar

2,5%, dan dari siklus 2 dengan

persentase 80,8% ke siklus 3 dengan

persentase 82,8 meningkat kembali

sebesar 2%. Selain itu siswa menjadi

antusias mengikuti pembelajaran dan

menjadi lebih aktif.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

Guru dan sekolah, diharapkan model

pembelajaran CTL (Contextual

Teaching and Learning) dapat

diterapkan dengan baik dan untuk

kegiatan pembelajaran seterusnya.

Selain itu, dapat diterapkan pada

materi pembalajaran yang lainnya.

Siswa, model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning)

dapat meningkatkan pengetahuan

siswa mengenai materi karena

pembelajaran lebih kepada aktifitas

siswa bagaimana menghubungkan

materi dengan kehidupan sehari-hari

dan dari sumber yang tidak terbatas

disekolah.

Penerapan model pembelajaran CTL

(Contextual Teaching and Learning)

dapat terlakasana dengan baik, jika

pengelolaan kelas yang lebih baik

oleh guru saat sebelum dan waktu

pembelajaran supaya pembelajaran

siswa menjadi lebih efektif dan

meningkat.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S, dkk. 2010. Peneltian

Tindakan Kelas. Jakarta : PT.

Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-

dasar Evaluasi Pendidikan

(Edisi Revisi). Jakarta: Bumi

Aksara

Depdikbud, 2010, Membimbing

Guru Dalam Penelitian

Tindakan Kelas. Jakarta :

Depdikbud

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual

Teaching And Learning:

Menjadikan Kegiatan

Belajar-Mengajar

Mengasyikan dan Bermakna.

Bandung: Mizan Learning

Center

Sudjana. Nana. 2010. Penilaian

Hasil Proses Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen

Penelitian Tindakan Kelas.

Surabaya: Insan Cendekia.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian

Pendidikan (Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: Alfabeta

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative

Learning Teori dan Aplikasi

PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Yudhistira, Danang . 2013. Menulis

Ptk Yang Apik. Jakarta: PT.

Grasindo

Page 12: artikel ilmiahku